10
Saling Silang UU, PP dan Kebijakan tentang Desa Suryokoco Suryoputro Relawan Pemberdayaan Desa Nusantara ( www.rpdn.or.id ) Menaya Semangat UU Desa 1. Ketika UUD 1945 tidak ada amanat tentang pengaturan Desa, maka berdasarkan tata urutan perundangan ( UU 12 tahun 2011 ) maka kita perlu mencermati produk Tap MPR yang ada . Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR-RI/2000 tentang Rekomendasi Kebijakan Dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah, khususnya rekomendasi nomor 7 yang menekankan adanya otonomi bertingkat provinsi, kabupaten/kota serta desa atau dengan nama lain yang sejenis. Isi selengkapnya dari rekomendasi nomor 7 yaitu sebagai berikut : Sejalan dengan semangat desentralisasi, demokrasi, dan kesetaraan hubungan pusat dan daerah diperlukan upaya perintisan awal untuk melakukan revisi yang bersifat mendasar terhadap Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Revisi dimaksud dilakukan sebagai upaya penyesuaian terhadap Pasal 18 UUD 1945, termasuk pemberian otonomi bertingkat terhadap provinsi, kabupaten/kota, desa / nagari / marga, dan sebagainya. Ini berarti bahwa Desa seharusnya diatur dalam sistem pemerintaha daerah sebagai Daerah Tingkat III, ini tidak terjadi pada UU no 6 tahun 2014 tentang Desa bukan sekedar menjadikan desa sebagai local-self community, atau pelaksana tugas pelayanan birokrasi semata

Saling Silang UU dan PP Tentang DESA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Saling Silang UU dan PP Tentang DESA

Saling Silang UU, PP dan Kebijakan tentang Desa

Suryokoco Suryoputro

Relawan Pemberdayaan Desa Nusantara ( www.rpdn.or.id )

Menaya Semangat UU Desa

1. Ketika UUD 1945 t idak ada amanat tentang pengaturan Desa, maka

berdasarkan tata urutan perundangan ( UU 12 tahun 2011 ) maka kita

perlu mencermati produk Tap MPR yang ada .

Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR-RI/2000 tentang Rekomendasi Kebijakan Dalam

Penyelenggaraan Otonomi Daerah, khususnya rekomendasi nomor 7 yang

menekankan adanya otonomi bertingkat provinsi, kabupaten/kota serta desa atau

dengan nama lain yang sejenis.

Isi selengkapnya dari rekomendasi nomor 7 yaitu sebagai berikut : Sejalan dengan

semangat desentralisasi, demokrasi, dan kesetaraan hubungan pusat dan daerah

diperlukan upaya perintisan awal untuk melakukan revisi yang bersifat mendasar

terhadap Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan

UU Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah

Pusat dan Daerah. Revisi dimaksud dilakukan sebagai upaya penyesuaian terhadap

Pasal 18 UUD 1945, termasuk pemberian otonomi bertingkat terhadap provinsi,

kabupaten/kota, desa / nagari / marga, dan sebagainya.

Ini berarti bahwa Desa seharusnya diatur dalam sistem pemerintaha

daerah sebagai Daerah Tingkat II I , ini t idak terjadi pada UU no 6 tahun

2014 tentang Desa bukan sekedar menjadikan desa sebagai local-self

community, atau pelaksana tugas pelayanan birokrasi semata

Page 2: Saling Silang UU dan PP Tentang DESA

2. Ketika UU Desa disusun atas dasar semangat UUD 1945 Pasal 18B

ayat (2) yang berbunyi “Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan

masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan

sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik

Indonesia, yang diatur dalam undang-undang”, maka yang kemudian menjadi

pegangan bersama adlah penghormatan atau pembiaran berlakunya

hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya.

Disampaikan dalam penjelan UU Desa dan juga kepada publik bahwa UU Desa

adalah UU dengan konstruksi menggabungkan fungsi self-governing community

dengan local self government , dengan harapan kesatuan masyarakat hukum

adat yang selama ini merupakan bagian dari wilayah Desa, ditata sedemikian rupa

menjadi Desa dan Desa Adat, namumn kenyataannya UU Desa mengatur Desa dan

Desa Adat pada dasarnya melakukan tugas yang hampir sama.

Desa adat hanya memiliki hak untuk melaksanakan hak asal-usul, terutama

menyangkut pelestarian sosial Desa Adat, mengatur dan mengurus wilayah adat,

sidang perdamaian adat, pemeliharaan ketenteraman dan ketertiban bagi

masyarakat hukum adat, serta pengaturan pelaksanaan pemerintahan berdasarkan

susunan asli.

Ketika kemudian Desa Adat memiliki fungsi pemerintahan, keuangan

Desa, pembangunan Desa, maka dimana sebenarnya posisi Adat yang

terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan ?

3. Ketika Indonesia ada dalam masa reformasi, diamana salah satu

agenda reformasi adalah pemebatasan masa jabatan polit ik dengan

hanya dua periode.

Desa yang sejak uu No 5 tahun 1979 tentang pemerintahan desa telah membatasi

masa jabatan kepala desa hanya dua periode seperti halnya kepala daerah, dalam

uu no 5 tahun 1974 tentang Pokok Pokok Pemerintahan di Daerah.

Page 3: Saling Silang UU dan PP Tentang DESA

Yang dalam pembatasan periode masa jabatan kepala desa juga diatur dalam UU no

22 tahun 1999 dan 32 tahun 2004, ternyata dalalam UU no 6 tahun 2014, Kepala

Desa berhak menjabat untuk 3 periode masa jabatan.

Kemudian ada apa sebenarnya dalam penetapan masa jabatan kepala

desa bisa 3 periode dengan masa jabatan 6 tahun. Adakah dasar

f i losofis. Sosiologis yang dapat menjelasakan ?

4. Ketika Tujuan berbangsa dan bernegara Indonesia salah satunya

adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ketika pemerintah sejak

2013 sudah mencanangkan wajib belajar 12 tahun, maka pantaskan

seorang kepala hanya dipersyarakat berpendidikan t idak setara dengan

wajib belajar 12 tahun ?

Pasal 33 UU Desa menyebutkan bahwa Calon Kepala Desa wajib memenuhi

persyaratan antar alian adalah berpendidikan paling rendah tamat sekolah

menengah pertama atau sederajat.

Kemudian ada apa sebenarnya dalam penetapan standart rendah dari

calon kepala desa yang diharapkan menjadi penggerak pembangunan

desa ?

Inkonsistensi UU Desa

1. Dalam UU Desa disebutkan menimbang bahwa Desa perlu dil indungi

dan diberdayakan agar menjadi kuat, maju, mandiri, dan demokratis

sehingga dapat menciptakan landasan yang kuat dalam melaksanakan

pemerintahan dan pembangunan menuju masyarakat yang adil, makmur, dan

sejahtera; sementara itu terbaca dalam Batang Tubuh UU Desa :

Page 4: Saling Silang UU dan PP Tentang DESA

Pasal 1 ketentuan umum, pengertian Pemerintahan Desa dan Pemerintah Desa

tidak disebut dengan tegas peran BPD selayaknya pengertian Pemerintahan

Daerah dan Pemerintah Daerah dibedakan tentang adanya DPRD dan tidak

adanya DPRD, Konsepsi Demokratis yang berbeda antara Desa

dengan Daerah ?.

2. Dalam UU Desa pasal 1 disebutkan Desa adalah desa dan desa adat

atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah

kesatuan masyarakat hukum yang memil iki batas wilayah yang

berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,

kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat,

hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam

sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia; sementara itu

terbaca dalam Batang Tubuh UU Desa :

a. Kewenangan Mengatur urusan pemerintahan, tetapi UU Desa mengatur

dengan sangat rinci tentang pemerintah desa sampai pada pemilihan kepala

desa, dan persyaratan persyaratan

b. Disebutkan bahwa Yang dimaksud dengan “hak asal usul” adalah hak yang

merupakan warisan yang masih hidup dan prakarsa Desa atau prakarsa

masyarakat Desa sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat,

antara lain sistem organisasi masyarakat adat, kelembagaan, pranata dan

hukum adat, tanah kas Desa, serta kesepakatan dalam kehidupan

masyarakat Desa. (penjelasan pasal 19), tetapi pasal 72 menyebutkan hasil

usaha desa salah satunaya adlah tanah bengkok (ganjaran) yang jelas

merupakan hak asal usul (penjelasan pasal 72)

3. Dalam Pasal 1 disebutkan Badan Usaha Milik Desa, yang selanjutnya

disebut BUM Desa, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar

modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari

Page 5: Saling Silang UU dan PP Tentang DESA

kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha

lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa,

dimana makna badan usaha adalah Badan Hukum Usaha, ternyata dalam

penjelasan disebutkan :

BUM Desa secara spesifik tidak dapat disamakan dengan badan hukum

seperti perseroan terbatas, CV, atau koperasi. Oleh karena itu, BUM Desa

merupakan suatu badan usaha bercirikan Desa yang dalam pelaksanaan

kegiatannya di samping untuk membantu penyelenggaraan Pemerintahan

Desa, juga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Desa. BUM Desa juga

dapat melaksanakan fungsi pelayanan jasa, perdagangan, dan

pengembangan ekonomi lainnya.

Pesan yang tertangkap dari penjelasan adalah ketidakseriusan

menjadikan Badan Usaha Milik Desa sebagai sebuah kekuatan

Lembaga Bisnis yang dikuasai Desa

4. Dalam Pasal 31 disebutkan Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan

secara serentak di seluruh wilayah Kabupaten/Kota, dimana makna kata

serentak seharusnya adalah bersamaan / dalam waktu satu kali ternyata dalam

penjelasan disebutkan :

Pemilihan Kepala Desa secara serentak mempertimbangkan jumlah Desa

dan kemampuan biaya pemilihan yang dibebankan pada Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota sehingga dimungkinkan

pelaksanaannya secara bergelombang sepanjang diatur dalam Peraturan

Daerah Kabupaten/Kota

Maka peluang t idak dilakukan pemil ihan kepala desa t idak serentak

semakin diperkuat oleh peraturan pemerintah No 43 tahun 2014 yang

membuka ruang untuk itu

Page 6: Saling Silang UU dan PP Tentang DESA

PP No 43 tahun 2014 Ingkari UU Desa

1. Ketika UU Desa mengamanatkan Pengaturan Desa berasaskan antara

lain demokrasi dan part isipasi (pasal 3) maka PP 43 pasal 41 telah

mengikari dengan menyebutkan penetapan calon kepala Desa

sebagaimana dimaksud pada huruf b paling sedikit 2 (dua) orang dan

paling banyak 5 (l ima) orang calon;

Dalam semangat menghidupkan demokrasi dan partisipasi, maka

pembatasan jumlah paling banyak 5 orang calon kepala desa apakah bisa

disebut demokratis dan meningkatkan partisipasi, dan atas dasar rujukan

filosofis, sosiologis dan yuridis apa pembatasan paling banyak 5 calon, bukan

3 atau 7 atau 10 ?

2. Dalam UU Desa pasal 66 menyebutkan Kepala Desa dan perangkat Desa

memperoleh penghasilan tetap setiap bulan dan Penghasilan tetap Kepala

Desa dan perangkat Desa bersumber dari dana perimbangan dalam

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diterima oleh

Kabupaten/Kota dan ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah Kabupaten/Kota. Dalam PP 43 Penghasilan tetap bersumber

dari ADD, sebagamana disebutkan

Pasal 81 PP 43 2014, mengingkari amanat UU Desa dengan

mengatur Penghasilan tetap kepala Desa dan perangkat Desa

dianggarkan dalam APB Desa yang bersumber dari ADD, bukan

bersumber dari dana perimbangan dalam Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara yang diterima oleh Kabupaten/Kota dan

ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Kabupaten/Kota.

Page 7: Saling Silang UU dan PP Tentang DESA

3. Dalam UU Desa pasal 72 menyebutkan pendapatan asli Desa terdiri atas

hasil usaha, hasil aset, swadaya dan partisipasi, gotong royong, dan

lain- lain pendapatan asli Desa yang dalam penjelasan disebutkan Yang

dimaksud dengan “pendapatan asli Desa” adalah pendapatan yang

berasal dari kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul dan

kewenangan skala lokal Desa. Dalam hal penghormatan hak asal usul dan adat

istiadat, maka birokratis administratif tidak boleh dipakasakan.

Pasal 91 PP 43 2014, menyebutkan seluruh pendapatan Desa

diterima dan disalurkan melalui rekening kas Desa dan

penggunaannya ditetapkan dalam APB Desa , dengan

menghasurskan semua pendapatan desa diterima dan disalurkan melalui

rekening, maka Pasal 91 PP 43 Ingkar terhadap penghormatan adat istiadat

karena swadaya masyarakat partisipasi dan gotong royong harus diuangkan

dan dimasukkan dalam kas desa terlebih dahulu.

4. Dalam UU Desa penjelan pasal 87 menyebutkan sangat dimungkinkan

pada saatnya BUM Desa mengikuti badan hukum yang telah ditetapkan

dalam ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam hal pengaturan

Badan Usaha Milik Desa PP 43 tahun 2014 dari pasal 132 – 142, t idak ada

satu pasal pun yang memberi ruang Badan Usaha Milik Desa memjadi

Badan Hukum Usaha berdasarakan UU yang berlaku

Tidak memberi ruang Badan Usaha Milik desa ber badan hukum usaha yang

diakui dalam dunia usaha, berarti memang tidak ada semangat

menjadikan Badan Usaha Milik Desa mampu berkembang,

bersaing dan bekerjasama dengan Badan Hukum Usaha lainnya

yang diakui UU yaitu Perseroan, Koperasi dan Komanditer

5. Pendapatan asli Desa terdiri atas hasil usaha, hasil aset, swadaya dan

partisipasi, gotong royong, dan lain- lain pendapatan asli Desa yang

Page 8: Saling Silang UU dan PP Tentang DESA

dalam penjelasan disebutkan Yang dimaksud dengan “pendapatan asli Desa”

adalah pendapatan yang berasal dari kewenangan Desa berdasarkan

hak asal usul dan kewenangan skala lokal Desa. Dalam hal penghormatan

hak asal usul dan adat istiadat, maka birokratis administratif tidak boleh dipaksakan.

Pasal 91 PP 43 2014, menyebutkan seluruh pendapatan Desa

diterima dan disalurkan melalui rekening kas Desa dan

penggunaannya ditetapkan dalam APB Desa , haruskah swadaya

masyarakat partisipasi dan gotong royong diuangkan dan dimasukkan dalam

kas desa ?

PESAN UNTUK MENTERI DESA

Dalam PP 60 tahun 2014 tentang Dana Deas Bersumber dari APBN, maka

perlu memperhatikan :

1. Pasal 5 menyebutkan Dana Desa dialokasikan oleh Pemerintah untuk

Desa. Mengandung arti tidak boleh penggunaan dana desa digunakan untuk keperluan

diluar keperluan desa, misal :

a. Pelaksanaan Pasal 90 UU Desa dimana Pemerintah, Pemerintah Daerah

Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dan Pemerintah Desa mendorong

perkembangan BUM Desa dengan melakukan pendampingan teknis dan akses

ke pasar. (program dari Pemerintah dan pemerintah daerah tidak dapat

menggunakan Dana Desa Bersumber APBN)

b. Pelaksanaan Pasal 112 UU Desa dimana Pemerintah, Pemerintah Daerah

Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota memberdayakan masyarakat

Desa dengan salah satunya meningkatkan kualitas pemerintahan dan

masyarakat Desa melalui pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan dimana

Page 9: Saling Silang UU dan PP Tentang DESA

pelaksanaannya dilakukan dengan pendampingan dalam perencanaan,

pelaksanaan, dan pemantauan Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan.

2. Pasal 20 menyebutkan Penggunaan Dana Desa mengacu pada Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Desa dan Rencana Kerja Pemerintah

Desa. Mengandung maksud pemerintah dan pemerintah daerah tidak dapat

“memaksakan” agenda program dalam RPJM dan RKP, misal :

a. Pelaksanaan Pasal 86 UU Desa dimana Desa berhak mendapatkan akses

informasi melalui sistem informasi Desa yang dikembangkan oleh

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Dan Pemerintah dan Pemerintah

Daerah wajib mengembangkan sistem informasi Desa dan pembangunan

Kawasan Perdesaan. Dimana Sistem informasi Desa meliputi fasil itas

perangkat keras dan perangkat lunak, jaringan, serta sumber daya

manusia.

b. Kementerian Desa diharapkan t idak menggunakan / memaksakan

desa menggunakan Dana Desa bersumber APBN untuk memenuhi

janji Nawa Kerja Kemendesa

3. Pasal 19 menyebutkan Dana Desa digunakan untuk membiayai

penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan

masyarakat, dan kemasyarakatan dan Dana Desa diprior itaskan untuk

membiayai pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Oleh karenanya

Perlu adanya Peraturan menteri desa tentang proporsi penggunaan Dana

Desa maksimal untuk penyelenggaraan Pmerintahan Desa.

Page 10: Saling Silang UU dan PP Tentang DESA

pelaksanaannya dilakukan dengan pendampingan dalam perencanaan,

pelaksanaan, dan pemantauan Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan.

2. Pasal 20 menyebutkan Penggunaan Dana Desa mengacu pada Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Desa dan Rencana Kerja Pemerintah

Desa. Mengandung maksud pemerintah dan pemerintah daerah tidak dapat

“memaksakan” agenda program dalam RPJM dan RKP, misal :

a. Pelaksanaan Pasal 86 UU Desa dimana Desa berhak mendapatkan akses

informasi melalui sistem informasi Desa yang dikembangkan oleh

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Dan Pemerintah dan Pemerintah

Daerah wajib mengembangkan sistem informasi Desa dan pembangunan

Kawasan Perdesaan. Dimana Sistem informasi Desa meliputi fasil itas

perangkat keras dan perangkat lunak, jaringan, serta sumber daya

manusia.

b. Kementerian Desa diharapkan t idak menggunakan / memaksakan

desa menggunakan Dana Desa bersumber APBN untuk memenuhi

janji Nawa Kerja Kemendesa

3. Pasal 19 menyebutkan Dana Desa digunakan untuk membiayai

penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan

masyarakat, dan kemasyarakatan dan Dana Desa diprior itaskan untuk

membiayai pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Oleh karenanya

Perlu adanya Peraturan menteri desa tentang proporsi penggunaan Dana

Desa maksimal untuk penyelenggaraan Pmerintahan Desa.