20
Deteksi Dini ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders) Pemutakhiran Terakhir Sabtu, 09 Mei 2009 21:36 DETEKSI DINI ADHD (ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVE DISORDERS) Dr Widodo Judarwanto SpA, KORESPONDENSI DAN KOMUNIKASI : TERAPI BIOMEDIS GANGGUAN PERILAKU PICKY EATERS CLINIC (KLINIK KESULITAN MAKAN ANAK), CHILDREN FAMILY CLINIC, JL RAWASARI SELATAN 50 JAKARTA PUSAT telp : (021) 70081995 - 4264126 email : [email protected] 1 / 20

Deteksi Dini - ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Deteksi Dini - ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)

Deteksi Dini ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)Pemutakhiran Terakhir Sabtu, 09 Mei 2009 21:36

DETEKSI DINI ADHD (ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVE DISORDERS)

Dr Widodo Judarwanto SpA,

KORESPONDENSI DAN KOMUNIKASI :

TERAPI BIOMEDIS GANGGUAN PERILAKU

PICKY  EATERS CLINIC (KLINIK KESULITAN MAKAN ANAK),

CHILDREN FAMILY CLINIC, JL RAWASARI SELATAN 50  JAKARTA PUSAT

telp :  (021) 70081995 - 4264126 email : [email protected]

1 / 20

Page 2: Deteksi Dini - ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)

Deteksi Dini ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)Pemutakhiran Terakhir Sabtu, 09 Mei 2009 21:36

PENDAHULUAN

Sejak dua puluh tahun terakhir  Gangguan Pemusatan Perhatian ini sering disebut sebagaiADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders. Gangguan ini ditandai dengan adanyaketidakmampuan anak untuk memusatkan perhatiannya pada sesuatu yang dihadapi, sehinggarentang perhatiannya sangat singkat waktunya dibandingkan anak lain yang seusia, Biasanyadisertai dengan gejala hiperaktif dan tingkah laku yang impulsif. Kelainan ini dapat menggangguperkembangan anak dalam hal kognitif, perilaku, sosialisasi maupun komunikasi.

Gangguan hiperaktif merupakan salah satu kelainan yang sering dijumpai pada gangguanperilaku pada anak. Dalam tahun terakhir ini gangguan hiperaktif menjadi masalah yangmenjadi sorotan dan menjadi perhatian utama di kalangan medis ataupun di masyarakat umum..

Angka kejadian kelainan ini adalah sekitar 3 – 10%, di Ameriksa serikat sekitar 3-7%sedangkan di negara Jerman, Kanada dan Selandia Baru sekitar 5-10%. Diagnosis and Statistic Manual (DSM IV) menyebutkan prevalensi kejadian ADHD pada anakusia sekolah berkisar antara 3 hingga 5 persen. Di indonesia angka kejadiannya masih belumangka yang pasti, meskipujh tampaknya kelainan ini tampak cukup banyak terjadi. Terkadangseorang anak hanya dianggap 'nakal' atau 'bandel' dan 'bodoh', sehingga seringkali tidakditangani secara benar, seperti dengan kekerasan yang dilakukan oleh orang tua dan guruakibat dari kurangnya pengertian dan pemahaman tentang ADHD. Terdapat kecenderungan lebih sering pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan.Secara epidemiologis rasio kejadian dengan perbandingan 4 : 1. Namun tampaknya semakin lama tampaknya kejadiannya semakin meningkat saja. Seringdijumpai pada anak usia pra sekolah dan usia sekolah,  terdapat kecenderungan  keluhan iniakan berkurang setelah usia Sekolah Dasar. Meskipun tak jarang beberapa manifestasi klinistersebut dijumpai pada remaja atau orang dewasa.ADHD adalah gangguan perkembangan yang mempunyai onset gejala sebelum usia 7 tahun.Setelah usia anak, akan menetap saat remaja atau dewasa. Diperkirakan penderita ADHD akanmenetap sekitar 15-20% saat dewasa. Sekitar 65% akan mengalami gejala sisa saat usiadewasa atau kadang secara perlahan menghilang. Angka kejadian ADHD saat usia dewasa sekitar 2-7%. Predisposisi kelainan ini adalah 25 persen pada keluarga dengan orang tua yang membakat.

Deteksi dini gangguan ini sangat penting dilakukan untuk meminimalkan gejala dan akibat yangditimbulkannya dikemudian hari. Hal ini harus melibatkan beberapa lapisan masyarakat. Baikdikalangan medis maupun nonmedis. Dokter umum, dokter spesialis anak dan klinisi lainnya

2 / 20

Page 3: Deteksi Dini - ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)

Deteksi Dini ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)Pemutakhiran Terakhir Sabtu, 09 Mei 2009 21:36

yang berkaitan dengan kesehatn anak harus bisa mendeteksi sejak dini faktor resiko dan gejalayang terjadi. Manifestasi klinis yang terjadi dapat timbul padausia dini namun gejalanya akan tampak nyata pada saat mulai sekolah melakukan anamnesa terhadap orang tua dan guru, guna mengevaluasi perkembangan danmengarahkan pola pendidikan dan pengasuhan anak dengan hiperaktif bila dapat dilakukandeteksi dini dan penatalaksanaan pada tahap awal.

DEFINISI

Pada anak normal seringkali menunjukkan tanda-tanda: kurang perhatian, mudah teralihkanperhatiannya, emosi yang meledak-ledak bahkan aktifitas yang berlebihan. Hanya saja padaanak dengan kelainan ADHD, gejala-gejala ini lebih sering muncul dan lebih berat kualitasnyadibandingkan anak normal seusianya.

Pola perhatian anak terhadap suatu hal terbagi menjadi beberapa klasifikasi. Kelompok yangpaling berat adalah over exklusif dimana seorang anak hanya terfokus pada sesuatu yangmenarik perhatiannya tanpa mempedulikan hal lain secara ekstrem (misalnya pada bayi yangsedang memperhatikan kancing bajunya dan tidak mempedulikan rangsangan lain), pola inidisebut autisme. Kelompok dengan derajat sedang terjadi fokus perhatian anak mudahteralihkan. Perhatian hanya mampu bertahan beberapa saat saja oleh suatu rangsangan lainyang mungkin tidak adekuat. Hal ini dinamakan kesulitan perhatian (attention deficithyperactivity disorder). Kondisi normal adalah pola yang palingbaik karena anak mampu memperhatikan sesuatu dan mengalihkannya terhadap yang lainpada saat yang tepat tanpa kehilangan daya konsentrasi, pola ini merupakan pola normalperkembangan mental anak secara matang.

Definisi hiperaktifitas adalah suatu peningkatan aktifitas motorik hingga pada tingkatan tertentuyang menyebabkan gangguan perilaku yang terjadi, setidaknya pada dua tempat dan suasanayang berbeda. Aktifitas anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan yang ditandai dengangangguan perasaan gelisah, selalu menggerak-gerakkan jari-jari tangan, kaki, pensil, tidakdapat duduk dengan tenang dan selalu meninggalkan tempat duduknya meskipun pada saatdimana dia seharusnya duduk degan tenang..   Terminologi lain yang dipakai mencakupbeberapa kelainan perilaku meliputi : perasaan yang meletup-letup, aktifitas yang berlebihan,suka membuat keributan, membangkang dan destruktif yang menetap.

3 / 20

Page 4: Deteksi Dini - ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)

Deteksi Dini ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)Pemutakhiran Terakhir Sabtu, 09 Mei 2009 21:36

Temperamen seorang anak adalah suatu karakteristik yang hidup dan dinamis, meskiterkadang pada seorang anak lebih dinamis dibandingkan anak lain. Bila terjadi peningkatanaktifitas motorik yang berlebihan pada seorang anak dibandingkan anak lain sebayanya, makasering kali 'si-anak' dikeluhkan sebagai hiperaktif oleh orang tuanya. Penilaian semacam inisangat subyektif dan tergantung dari standar yang dipakai oleh orang tua dalam menilai tingkataktifitas normal seorang anak. Anggapan bahwa si-anak 'hiperaktif' mungkin tidak tepat jikahanya karena si-anak menunjukkan tanda-tanda 'nakal' dan 'bikin ribut' pada saat tertentu tetapisecara keseluruhan menunjukkan aktifitas yang normal. Dalam hal 'anak-ini' justru kepadaorang tuanya yang harus diberikan pengertian dan pengetahuan tentang bagaimanamembimbing dan mengarahkan secara benar seorang anak dengan pola perilaku yang'menurut orang tua' berlebihan

PENYEBAB

Penyebab pasti dan patologi ADHD masih belum terungkap secara jelas. Seperti halnyagangguan autism, ADHD merupakan statu kelainan yang bersifat multi faktorial. Banyak faktoryang dianggap sebagai peneyebab gangguan ini, diantaranya adalah faktor genetik,perkembangan otak saat kehamilan, perkembangan otak saat perinatal, tingkat kecerdasan(IQ), terjadinya disfungsi metabolisme, ketidak teraturan hormonal, lingkungan fisik, sosial danpola pengasuhan anak oleh orang tua, guru dan orang-orang yang berpengaruh di sekitarnya.

Banyak penelitian menunjukkan efektifitas pengobatan dengan psychostimulants, yangmemfasilitasi pengeluaran dopamine dan noradrenergic tricyclics. Kondisi ini mengungatkansepukalsi adanya gangguan area otak yang dikaitkan dengan kekuirangan neurotransmitter.Sehingga neurotransmitters dopamine and norepinephrine sering diokaitkan dengan ADHD..

Faktor genetik tampaknya memegang peranan terbesar terjadinya gangguan perilaku ADHD. Beberapa penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa hiperaktifitas yang terjadi pada seoranganak selalu disertai adanya riwayat gangguan yang sama dalam keluarga setidaknya satuorang dalam keluarga dekat. Didapatkan juga sepertiga ayah penderita hiperaktif jugamenderita gangguan yang sama pada masa kanak mereka. Orang tua dan saudara penderitaADHD mengalami resiko 2-8 kali lebih mudah terjadi ADHD, kembar monozygotic lebih mudahterjadi ADHD dibandingkan kembar dizygotic juga menunjukkan keterlibatan fator genetik didalam gangguan ADHD. Keterlibatan genetik dan kromosom memang masih belum diketahuisecara pasti. Beberapa gen yang berkaitan dengan kode reseptor dopamine dan produksi serotonin,termasuk

4 / 20

Page 5: Deteksi Dini - ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)

Deteksi Dini ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)Pemutakhiran Terakhir Sabtu, 09 Mei 2009 21:36

DRD4, DRD5, DAT, DBH, 5-HTT,dan 5-HTR1B,banyak dikaitkan dengan ADHD.

Penelitian neuropsikologi menunjukkkan kortek frontal dan sirkuit yang menghubungkan fungsieksekutif bangsal ganglia.  Katekolamin adalah fungsi neurotransmitter utama yang berkaitandengan  fungsi  otak lobus frontalis.  Sehingga dopaminergic dan noradrenergicneurotransmission tampaknya merupakan target utama dalam pengobatan ADHD.

Teori lain menyebutkan kemungkinan adanya disfungsi sirkuit neuron di otak yang dipengaruhioleh dopamin sebagai neurotransmitter pencetus gerakan dan sebagai kontrol aktifitas diri.Akibat gangguan otak yang minimal, yang menyebabkan terjadinya hambatan pada sistemkontrol perilaku anak. Dalam penelitian yang dilakukan dengan menggunakan pemeriksaanMRI didapatkan gambaran disfungsi otak di daerah mesial kanan prefrontal dan striaesubcorticalyang mengimplikasikan terjadinya hambatan terhadap respon-respon yang tidak relefan danfungsi-fungsi tertentu. Pada penderita ADHD terdapat kelemahan aktifitas otak bagian korteks prefrontal kanan bawahdan kaudatus kiri yang berkaitan dengan pengaruh keterlambatan waktu terhadap responmotorik  terhadap rangsangan sensoris. 

Beberapa peneliti lainnya mengungkapkan teori maturation lack atau suatu kelambanan dalamproses perkembangan anak-anak dengan ADHD.   Menurut teori ini, penderita akhirnya dapatmengejar keterlambatannya dan keadaan ini dipostulasikan akan terjadi sekitar usia pubertas.Sehingga gejala ini tidak menetap tetapi hanya sementara sebelum keterlambatan yang terjadidapat dikejar.

Banyak peneliti mengungkapkan penderita ADHD dengan gangguan saluran cerna seringberkaitan dengan penerimaan  reaksi makanan tertentu. Teori tentang alergi terhadapmakanan, teori feingold yang menduga bahwa salisilat mempunyai efek kurang baik terhadaptingkah laku anak, serta teori bahwa gula merupakan substansi yang merangsang hiperaktifitaspada anak. Disebutkan antara lain tentang teori megavitamin dan ortomolecular sebagaiterapinya

Kerusakan jaringan otak atau 'brain damage yang diakibatkan oleh trauma primer dan trauma

5 / 20

Page 6: Deteksi Dini - ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)

Deteksi Dini ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)Pemutakhiran Terakhir Sabtu, 09 Mei 2009 21:36

yang berulang pada tempat yang sama. Kedua teori ini layak dipertimbangkan sebagaipenyebab terjadinya syndrome hiperaktifitas yang oleh penulis dibagi dalam tiga kelompok.Dalam gangguan ini terjadinya penyimpangan struktural dari bentuk normal oleh karena sebabyang bermacam-macam selain oleh karena trauma.  Gangguan lain berupa kerusakan susunansaraf pusat (SSP) secara anatomis seperti halnya yang disebabkan oleh infeksi, perdarahandan hipoksia. 

Perubahan lainnya terjadi gangguan fungsi otak tanpa disertai perubahan struktur dan anatomisyang jelas. Penyimpangan ini menyebabkan terjadinya hambatan stimulus atau justru timbulnyastimulus yang berlebihan yang menyebabkan penyimpangan yang signifikan dalamperkembangan hubungan anak dengan orang tua dan lingkungan sekitarnya.

Penelitian dengan membandingkan gambaran MRI antara anak dengan ADHD dan anaknormal, ternyata menghasilkan gambaran yang berbeda, dimana pada anak dengan ADHDmemiliki gambaran otak yang lebih simetris dibandingkan anak normal yang pada umumnyaotak kanan lebih besar dibandingkan otak kiri.

Dengan pemeriksaan radiologis otak PET (positron emission tomography) didapatkangambaran bahwa pada anak penderita ADHD dengan gangguan hiperaktif yang lebih dominandidapatkan aktifitas otak yang berlebihan dibandingkan anak yang normal dengan mengukurkadar gula (sebagai sumber energi utama aktifitas otak) yang didapatkan perbedaan yangsignifikan antara penderita hiperaktif dan anak normal.

FAKTOR RESIKO

Dalam melakukan deteksi dini gangguan perilaku ini maka perlu diketahui faktor resiko yangbisa mengakibatkan gangguan ADHD. Banyak bukti penelitian yang menunjukkan peranandisfungsi Susunan saraf pusat (SSP). Sehingga beberapa kelainan dan gangguan yang terjadisejak kehamilan, persalinan dan masa kanak-kanak harus dicermati sebagai faktor resiko.

Selama periode kehamilan, disfungsi SSP disebabkan oleh gangguan metabolik, genetik,

6 / 20

Page 7: Deteksi Dini - ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)

Deteksi Dini ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)Pemutakhiran Terakhir Sabtu, 09 Mei 2009 21:36

infeksi, intoksikasi, obat-obatan terlarang, perokok, alkohol dan faktor psikogenik.  Penyakitdiabetes dan penyakit preeklamsia juga harus dicermati.

Pada masa persalinan, disebabkan oleh: prematuritas, post date, hambatan persalinan, induksipersalinan, kelainan letak (presentasi bayi), efek samping terapi, depresi sistem immun dantrauma saat kelahiran normal. Sedangkan periode kanak-kanak har5uisdicermati gangguansaluran cerna kronis, infeksi, trauma, terapi medikasi, keracunan, gangguan metabolik,gangguan vaskuler, faktor kejiwaan, keganasan dan terjadinya kejang. Riwayat kecelakaanhingga harus dirawat di rumah sakit,kekerasan secara fisik, verbal, emosi  atau merasaditerlantarkan. Trauma yang serius, menerima perlakuan kasar atau merasa kehilangansesuatu selama masa kanak-kanak,  tidak sadar diri  atau pingsan.

DETEKSI DINI GEJALA HIPERAKTIF

Untuk dapat disebut memiliki gangguan ADHD, harus ada tiga gejala utama yang nampakdalam perilaku seorang anak, yaitu inatensi, hiperaktif, dan impulsif. Inatensi atau pemusatanperhatian yang kurang dapat dilihat dari kegagalan seorang anak dalam memberikan perhatiansecara utuh terhadap sesuatu. Anak tidak mampu mempertahankan konsentrasinya terhadapsesuatu, sehingga mudah sekali beralih perhatian dari satu hal ke hal yang lain.

Gejala hiperaktif dapat dilihat dari perilaku anak yang tidak bisa diam. Duduk dengan tenangmerupakan sesuatu yang sulit dilakukan. Ia akan bangkit dan berlari-lari, berjalan ke sanakemari, bahkan memanjat-manjat. Di samping itu, ia cenderung banyak bicara danmenimbulkan suara berisik.

Gejala impulsif ditandai dengan kesulitan anak untuk menunda respon. Ada semacamdorongan untuk mengatakan/melakukan sesuatu yang tidak terkendali. Dorongan tersebutmendesak untuk diekspresikan dengan segera dan tanpa pertimbangan. Contoh nyata darigejala impulsif adalah perilaku tidak sabar. Anak tidak akan sabar untuk menunggu orangmenyelesaikan pembicaraan. Anak akan menyela pembicaraan atau buru-buru menjawabsebelum pertanyaan selesai diajukan. Anak juga tidak bisa untuk menunggu giliran, seperti antri

7 / 20

Page 8: Deteksi Dini - ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)

Deteksi Dini ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)Pemutakhiran Terakhir Sabtu, 09 Mei 2009 21:36

misalnya. Sisi lain dari impulsivitas adalah anak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitasyang membahayakan, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain.

Selain ketiga gejala di atas, untuk dapat diberikan diagnosis hiperaktif masih ada beberapasyarat lain. Gangguan di atas sudah menetap minimal 6 bulan, dan terjadi sebelum anakberusia 7 tahun. Gejala-gejala tersebut muncul setidaknya dalam 2 situasi, misalnya di rumahdan di sekolah.

Manifestasi klinis yang terjadi sangat luas, mulai dari yang ringan hingga berat atau bisa terjadidengan jumlah gejala minimal hingga lebih banyak gejala. Tampilan klinis ADHD tampaknuyasudah bisa dideteksi sejak dini Sejas usia bayi. Gejala yang harus lebih dicermati pada usiabayi adalah bayi yang sangat sensitive terhadap suara dan cahaya, menangis, menjerit, sulituntuk diam, waktu tidur sangat kurang dan sering terbangun, kolik, sulit makan atau minumsusu baik ASI atau susu botol., tidak bisa ditenangkan atau digendong, menolak untukdisayang, berlebihan air liur, kadang seperti kehausan sering minta minum, Head banging(membenturkan kepala, memukul kepala, menjatuhkan kepala kebelakang) dan sering marahberlebihan.

Keluhan lain pada anak besar adalah anak tampak Clumsy (canggung), impulsif, seringmengalami kecelakaan atau jatuh,  perilaku aneh/berubah-ubah yang mengganggu, gerakankonstan atau monoton, lebih ribut dibandingkan anak lainnya. Agresif, Intelektual (IQ) normalatau tinggi tapi pretasi di sekolah buruk, Bila di sekolah kurang konsentrasi, aktifitas berlebihandan tidak bisa diam, mudah marah dan meledak kemarahannya,  nafsu makan buruk.Koordinasi mata dan tangan jelek., sulit bekerjasama, suka menentang dan tidak menurut, sukamenyakiti diri sendiri (menarik rambut, menyakiti kulit, membentur kepala dll) dan gangguantidur.

Tanda dan gejala pada anak yang lebih besar adalah tindakan yang hanya terfokus pada satuhal saja dan cenderung bertindak ceroboh, mudah bingung, lupa pelajaran sekolah dan tugas dirumah, kesulitan mengerjakan tugas di sekolah maupun di rumah, kesulitan dalam menyimak, kesulitan dalam menjalankan beberapa perintah, sering keceplosan bicara, tidak sabaran,gaduh dan bicara berbelit-belit, gelisah dan bertindak berlebihan, terburu-buru, banyak omongdan suka membuat keributan, dan suka memotong pembicaraan dan ikut campur pembicaraanorang lain

Gejala-gejala diatas biasanya timbul sebelum umur 7 tahun, dialami pada 2 atau lebih suasana

8 / 20

Page 9: Deteksi Dini - ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)

Deteksi Dini ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)Pemutakhiran Terakhir Sabtu, 09 Mei 2009 21:36

yang berbeda (di sekolah, di rumah atau di klinik dll), disertai adanya hambatan yang secarasignifikan dalam kehidupan sosial, prestasi akademik dan sering salah dalam menempatkansesuatu, serta dapat pula timbul bersamaan dengan terjadinya kelainan perkembangan,skizofrenia atau kelainan psikotik lainnya20).

Tampilan lainnya pada anak dengan hiperaktif terjadi disorganisasi afektif, penurunan kontroldiri dan aktifitas yang berlebihan secara nyata.   Mereka biasanya bertindak 'nekat' danimpulsif, kurang sopan, dan suka menyela pembicaraan serta mencampuri urusan orang lain.  Sering kurang memperhatikan, tidak mampu berkonsentrasi dan sering tidak tuntas dalammengerjakan sesuatu serta berusaha menghindari pekerjaan yang membutuhkan dayakonsentrasi tinggi, tidak menghiraukan mainan atau sesuatu miliknya, mudah marah, sulitbergaul dan sering tidak disukai teman sebayanya.   Tidak jarang mereka dengan kelainan inidisertai adanya gangguan pertumbuhan dan perkembangan, tetapi tidak didapatkan kelainanotak yang spesifik.   Pada umumnya prestasi akademik mereka tergolong rendah dan minder.  Mereka sering menunjukkan tidakan anti sosial dengan berbagai alasan sehingga orangtua,guru dan lingkungannya memperlakukan dengan tidak tepat dan tidak menyelesaikan masalah.

Sekitar 50-60% penderita ADHD didapatkan sedkitnya satu gangguan perilaku penyertalainnya. Gangguan perilaku tersebut adalah gangguan belajar, restless-legs syndrome,ophthalmic convergence insufficiency, depresi, gangguan kecemasan, kepribadian antisosia,substance abuse, gangguan konduksi dan perilaku obsesif-kompulsif.

Penderita ADHD terjadi disorganisasi afektif, penurunan kontrol diri dan aktifitas yangberlebihan secara nyata.   Mereka biasanya bertindak 'nekat' dan impulsif, kurang sopan, dansuka menyela pembicaraan serta mencampuri urusan orang lain.   Sering kurangmemperhatikan, tidak mampu berkonsentrasi dan sering tidak tuntas dalam mengerjakansesuatu serta berusaha menghindari pekerjaan yang membutuhkan daya konsentrasi tinggi,tidak menghiraukan mainan atau sesuatu miliknya, mudah marah, sulit bergaul dan sering tidakdisukai teman sebayanya.   Tidak jarang mereka dengan kelainan ini disertai adanya gangguanpertumbuhan dan perkembangan, tetapi tidak didapatkan kelainan otak yang spesifik.   Padaumumnya prestasi akademik mereka tergolong rendah dan minder.   Mereka seringmenunjukkan tidakan anti sosial dengan berbagai alasan sehingga orangtua, guru danlingkungannya memperlakukan dengan tidak tepat dan tidak menyelesaikan masalah.

Resiko terjadi ADHD semakina meningkat bila salah satu saudara atau orang tua mengalamiADHD atau gangguan psikologis lainnya. Gangguan posikologis dan perilaku tersebut meliputi gangguan bipolar, gangguan konduksi, depresi, gangguan disosiatif, gangguan kecemasan,

9 / 20

Page 10: Deteksi Dini - ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)

Deteksi Dini ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)Pemutakhiran Terakhir Sabtu, 09 Mei 2009 21:36

gangguan belajar, gangguan mood, gangguan panic, obsesif-kompulsif, gangguan panicdisertai goraphobia. Juga kelainan perilaku lainnnya seperti gangguan perkembangan perfasif termasuk gangguan Asperger, Posttraumatic stress disorder (PTSD), Psychotic, Social phobia,ganggguan tidur, sindrom Tourette dan ticks.

DIAGNOSIS ADHD         

Diagnosa hiperaktifitas tidak dapat dibuat hanya berdasarkan informasi sepihak dari orang tuapenderita saja tetapi setidaknya informasi dari sekolah, serta penderita harus dilakukanpemeriksaan meskipun saat pemeriksaan penderita tidak menunjukkan tanda-tanda hiperaktif,dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi saat pemeriksaan dan kemungkinan hal lainyang mungkin mejadi pemicu terjadinya hiperaktifitas. Pada beberapa kasus bahkanmembutuhkan pemeriksaan psikometrik dan evaluasi pendidikan. Hingga saat ini belum adasuatu standard pemeriksaan fisik dan psikologis untuk hiperaktifitas. Ini berarti pemeriksaanklinis haruslah dilakukan dengan sangat teliti meskipun belum ditemukan hubungan yang jelasantara jenis pemeriksaan yang dilakukan dengan proses terjadinya hiperaktifitas.   Beragamkuesioner dapat disusun untuk membantu mendiagnosa, namun yang terpenting adalahperhatian yang besar dan pemeriksaan yang terus-menerus, karena tidak mungkin diagnosaditegakkan hanya dalam satu kali pemeriksaan.

Bila didapatkan seorang anak dengan usia 6 hingga 12 tahun yang menunjukkan tanda-tandahiperaktif dengan prestasi akademik yang rendah dan kelainan perilaku, hendaknya dilakukanevaluasi awal kemungkinan

Untuk mendiagnosis  ADHD digunakan kriteria DSM IV yang juga digunakan, harus terdapat 3gejala : Hiperaktif, masalah perhatian dan masalah konduksi.

KRITERIA A –MASING-MASING (1) ATAU (2)

10 / 20

Page 11: Deteksi Dini - ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)

Deteksi Dini ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)Pemutakhiran Terakhir Sabtu, 09 Mei 2009 21:36

(1) Enam atau lebih dari gejala

(1)      Enam atau lebih gejala dari  kurang perhatian atau konsentrasi yang tampak paling sedikit 6 bulan terakhir pada tingkat  maladaptive dan tidak konsisten dalam perkembangan

INATTENTION

a.     Sering gagal dalam memberi perhatian secara erat  secara jelas atau membuat kesalahan yang  tidak terkontrol dalam :

1.        sekolah

2.        bekerja

3.        aktifitas lainnya

b.     Sering mengalami kesulitan menjaga perhatian/ konsentrasi dalam menerima tugas atau aktifitas bermain.

c.     Sering  kelihatan tidak mendengarkan ketika berbicara secara langsung 

1.      Menyelesaikan pekerjaan rumah

11 / 20

Page 12: Deteksi Dini - ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)

Deteksi Dini ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)Pemutakhiran Terakhir Sabtu, 09 Mei 2009 21:36

2.      Pekerjaan atau tugas

3.      Mengerjakan perkerjaan rumah  (bukan karena perilaku melawan)

4.      Gagal untuk mengerti perintah

d.     Sering kesulitan mengatur tugas dan kegiatan

e.     Sering menghindar, tidak senang atau enggan mengerjakan  tugas yang membutuhkan usaha (seperti pekerjaan sekolah atau perkerjaan rumah)

f.       Sering kehilangan suatu yang dibutuhkan untuk tugas atau kegiatan ( permainan, tugas sekolah, pensil, buku dan alat sekolah lainnya ))

g.     Sering mudah mengalihkan perhatian dari rangsangan dari luar yang tidak berkaitan

h.     Sering melupakan tugas atau kegiatan segari-hari

( 2 ) Enam atau lebih gejala dari  hiperaktivitas/impulsifitas yang menetap dalam 6 bulan terakhir  

HIPERAKTIFITAS

1. Sering merasa gelisah tampak pada  tangan, kaki dan menggeliat dalam tempat duduk 2. Sering meninggalkan tempat duduk dalam kelas atau situasi lain yang mengharuskan tetap duduk. 3. Sering berlari dari sesuatu atau memanjat secara berlebihan dalam situasi yang tidak seharusnya (pada  dewasa atau remaja biasanya terbatas dalam keadaan perasaan tertentu atau kelelahan )  4. Sering kesulitan bermain atau sulit mengisi waktu luangnya dengan tenang. 5. isering berperilaku seperti mengendarai motor

12 / 20

Page 13: Deteksi Dini - ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)

Deteksi Dini ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)Pemutakhiran Terakhir Sabtu, 09 Mei 2009 21:36

6. Sering berbicara berlebihan 

IMPULSIF

a.Sering mengeluarkan perkataan tanpa berpikir, menjawab pertanyaan sebelum pertanyaannya selesai.

b. Sering sulit menunggu giliran atau antrian 

c. Sering menyela atau memaksakan terhadap  orang lain (misalnya dalam percakapan atau permainan).

KRITERIA B:   Gejala  hiperaktif-impulsif yang disebabkan gangguan sebelum usia 7 tahun. 

KRITERIA C : Beberapa gangguan yang menimbulkan gejala tampak dalam sedikitnya  2 atau lebih situasi ( misalnya di kelas, di permainan atau di rumah ) 

KRITERIA D : Harus terdapat pengalaman manifestasi bermakna secara jelas  mengganggu kehidupan sosial, akademik, atau pekerjaan ) 

KRITERIA E : Gejala tidak terjadi sendiri selama perjalanan penyakit dari Pervasive Developmental Disorder, Schizophrenia, atau gangguan psikotik  dan dari gangguan mental lainnya (Gangguian Perasaan, Gangguan kecemasan, Gangguan Disosiatif  atau gangguan kepribadian)

Diagnosis ADHD, Tipe kombinasi jika terdapat pada  A1 dan A2  yang didaptkan dalam 6 bulanterakhir. ADHD tipe Inatentif redominan  jika dalam kriteria didapatkan A1, tetapi tidakdidapatkan gejala pada A2 dalam 6 bulan terakhir. ADHD Hiperaktif Predominan -TipeImpulsif):  jika kriteria didapatkan A2 tapi tidak dijumpai kriteria A1 dalam 6 bulan terakhir.

13 / 20

Page 14: Deteksi Dini - ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)

Deteksi Dini ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)Pemutakhiran Terakhir Sabtu, 09 Mei 2009 21:36

Kriteria diagnostik hiperaktifitas adalah ditemukannya 6 gejala atau lebih yang menetapsetidaknya selama 6 bulan. Gejala-gejala diatas biasanya timbul sebelum umur 7 tahun, dialamipada 2 atau lebih suasana yang berbeda (di sekolah, di rumah atau di klinik dll), disertai adanyahambatan yang secara signifikan dalam kehidupan sosial, prestasi akademik dan sering salahdalam menempatkan sesuatu, serta dapat pula timbul bersamaan dengan terjadinya kelainanperkembangan, skizofrenia atau kelainan psikotik lainnya.

PENANGANAN DINI HIPERAKTIFITAS

            Melihat penyebab ADHD yang belum pasti terungkap dan adanya beberapa teoripenyebabnya, maka tentunya terdapat banyak terapi atau cara dalam penanganannya sesuaidengan landasan teori penyebabnya.

Terapi medikasi atau farmakologi adalah penanganan dengan menggunakan obat-obatan. Terapi ini hendaknya hanya sebagai penunjang dan sebagai kontrol terhadap kemungkinantimbulnya impuls-impuls hiperaktif yang tidak terkendali.   Sebelum digunakannya obat-obat ini,diagnosa ADHD haruslah ditegakkan lebih dulu dan pendekatan terapi okupasi lainnya secarasimultan juga harus dilaksanakan, sebab bila penanganan hanya diutamakan obat maka tidakakan efektif secara jangka panjang.

Terapi nutrisi dan diet banyak dilakukan dalam penanganan penderita.  Diantaranya adalahkeseimbangan diet karbohidrat, penanganan gangguan  pencernaan (Intestinal Permeability or"Leaky Gut Syndrome"), penanganan  alergi makanan atau reaksi simpang makanan lainnya. Feingold Diet dapat dipakai sebagai terapi alternatif yang dilaporkan cukup efektif.  Suatusubstansi asam amino (protein), L-Tyrosine, telah diuji-cobakan dengan hasil yang cukupmemuaskan pada beberapa kasus, karena kemampuan L-Tyrosine mampu mensitesa(memproduksi) norepinephrin (neurotransmitter) yang juga dapat ditingkatkan produksinyadengan menggunakan golongan amphetamine.

14 / 20

Page 15: Deteksi Dini - ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)

Deteksi Dini ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)Pemutakhiran Terakhir Sabtu, 09 Mei 2009 21:36

Beberapa terapi biomedis dilakukan dengan pemberian suplemen nutrisi, defisiensi mineral, essential Fatty Acids, gangguan metabolisme asam amino  dan toksisitas Logam berat. Terapiinovatif yang pernah diberikan terhadap penderita ADHD adalah terapi EEG Biofeed back,terapi herbal, pengobatan homeopatik dan pengobatan tradisional  Cina seperti akupuntur.

Terapi yang diterapkan terhadap penderita ADHD haruslah bersifat holistik dan menyeluruh.Penanganan ini hendaknya melibatkan multi disiplin ilmu yang dilakukan antara dokter,orangtua, guru dan lingkungan yang berpengaruh terhadap penderita secara bersama-sama. Penanganan ideal harus dilakukan terapi stimulasi dan terapi perilaku secara terpadu gunamenjamin keberhasilan terapi.

Untuk mengatasi gejala gangguan perkembangan dan perilaku pada  penderita ADHD yangsudah ada dapat dilakukan dengan terapi okupasi. Ada beberapa terapi okupasi untukmemperbaiki gangguan perkembangan dan perilaku pada anak yang mulai dikenalkan olehbeberapa ahli  perkembangan dan perilaku anak di dunia, diantaranya adalah sensoryIntegration (AYRES), snoezelen, neurodevelopment Treatment (BOBATH), modifukasi Perilaku,terapi bermain dan terapi okupasi lainnya

STIMULASI DINI

Terapi modifikasi perilaku harus melalui pendekatan perilaku secara langsung, dengan lebihmemfokuskan pada perunahan secara spesifik. Pendekatan ini cukup berhasil dalammengajarkan perilaku yang diinginkan, berupa interaksi sosial, bahasa dan perawatan dirisendiri. Selain itu juga akan mengurangi perilaku yang tidak diinginkan, seperti agrsif, emosilabil, self injury dan sebagainya. Modifikasiperilaku, merupakan pola penanganan yang paling efektif dengan pendekatan positif dan dapatmenghindarkan anak dari perasaan frustrasi, marah, dan berkecil hati menjadi suatu perasaanyang penuh percaya diri.

Terapi bermain sangat penting untuk mengembangkan ketrampilan, kemampuan gerak, minat

15 / 20

Page 16: Deteksi Dini - ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)

Deteksi Dini ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)Pemutakhiran Terakhir Sabtu, 09 Mei 2009 21:36

dan terbiasa dalam suasana kompetitif dan kooperatif dalam melakukan kegiatan kelompok.Bermain juga dapat dipakai untuk sarana persiapan untuk beraktifitas dan bekerja saat usiadewasa. Terapi bermain digunakan sebagai sarana pengobatan atau terapitik dimana saranatersebut  dipakai untuk mencapai aktifitas baru dan ketrampilan sesuai dengan kebutuhanterapi.

Dengan bertambahnya umur pada seorang anak akan tumbuh rasa tanggung jawab dan kitaharus memberikan dorongan yang cukup untuk mereka agar mau belajar mengontrol diri danmengendalikan aktifitasnya serta kemampuan untuk memperhatikan segala sesuatu yang harusdikuasai, dengan menyuruh mereka untuk membuat daftar tugas dan perencanaan kegiatanyang akan dilakukan sangat membantu dalam upaya mendisiplinkan diri, termasuk didalamnyakegiatan yang cukup menguras tenaga (olah raga dll) agar dalam dirinya tidak tertimbunkelebihan tenaga yang dapat mengacaukan seluruh kegiatan yang harus dilakukan. Nasehatuntuk orangtua, sebaiknya orang tua selalu mendampingi dan mengarahkan kegiatan yangseharusnya dilakukan si-anak dengan melakukan modifikasi bentuk kegiatan yang menarikminat, sehingga lambat laun dapat mengubah perilaku anak yang menyimpang. Polapengasuhan di rumah, anak diajarkan dengan benar dan diberikan pengertian yang benartentang segala sesuatu yang harus ia kerjakan dan segala sesuatu yang tidak boleh dikerjakanserta memberi kesempatan mereka untuk secara psikis menerima petunjuk-petunjuk yangdiberikan.

Umpan balik, dorongan semangat, dan disiplin, hal ini merupakan pokok dari upaya perbaikanperilaku anak dengan memberikan umpan balik agar anak bersedia melakukan sesuatu denganbenar disertai dengan dorongan semangat dan keyakinan bahwa dia mampu mengerjakan,pada akhirnya bila ia mampu mengerjakannya dengan baik maka harus diberikan penghargaanyang tulus baik berupa pujian atupun hadiah tertentu yang bersifat konstruktif.   Bila hal ini tidakberhasil dan anak menunjukkan tanda-tanda emosi yang tidak terkendali harus segeradihentikan atau dialihkan pada kegiatan lainnya yang lebih ia sukai. Strategi di tempat umum,terkadang anak justru akan terpicu perlaku distruktifnya di tempat-tempat umum, dalam hal iniberbagai rangsangan yang diterima baik berupa suasana ataupun suatu benda tertantu yangdapat membangkitkan perilaku hiperaktif / destruktif haruslah dihindarkan dan dicegah, untuk ituorang tua dan guru harus mengetahui hal-hal apa yang yang dapat memicu perilaku tersebut.Modifikasi perilaku, merupakan pola penanganan yang paling efektif dengan pendekatan positifdan dapat menghindarkan anak dari perasaan frustrasi, marah, dan berkecil hati menjadi suatuperasaan yang penuh percaya diri.

PENUTUP

16 / 20

Page 17: Deteksi Dini - ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)

Deteksi Dini ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)Pemutakhiran Terakhir Sabtu, 09 Mei 2009 21:36

ADHD atau  Attention Deficite Hyperactivity Disorder pada anak yang merupakan gangguanperilaku yang semakin sering ditemukan. Seringkali karena kurang pemahaman dari orangtuadan guru serta orang-orang disekitarnya anak diperlakukan tidak tepat sehingga cenderungmemparah keadaan. Terdapat beberapa pegangan dalam mendiagnosa ADHD, gejalahiperaktifitas harus dapat dilihat pada setidaknya di dua tempat yang berbeda dengan kondisi(setting) yang berbeda pula.

Terapi yang diterapkan terhadap penderita ADHD haruslah bersifat holistik dan menyeluruh.Penanganan ini harus melibatkan multi disiplin ilmu yang dikoordinasikan antara dokter,orangtua, guru dan lingkungan yang berpengaruh terhadap penderita. 

DAFTAR PUSTAKA

1.        APA: Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders. 4th ed. Washington, DC:American Psychiatric Association Press; 1994: 78-85.

2.        Brown TE: Brown ADD Scales. San Antonio, TX: Psychological Corp; 1996: 5-6.

3.        Elia J, Ambrosini PJ, Rapoport JL: Treatment of attention-deficit-hyperactivity disorder. NEngl J Med 1999 Mar 11; 340(10): 780-8

4.        Hunt RD, Paguin A, Payton K: An update on assessment and treatment of complexattention-deficit hyperactivity disorder. Pediatr Ann 2001 Mar; 30(3): 162-72.

5.        Ramchandani P, Joughin C, Zwi M: Attention deficit hyperactivity disorder in children.Clin Evid 2002 Jun; 262-71.

17 / 20

Page 18: Deteksi Dini - ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)

Deteksi Dini ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)Pemutakhiran Terakhir Sabtu, 09 Mei 2009 21:36

6.        Reeves G, Schweitzer J: Pharmacological management of attention-deficit hyperactivitydisorder. Expert Opin Pharmacother 2004 Jun; 5(6): 1313-20

7.        Wilens TE: Straight Talk about Psychiatric Medications for Kids. New York, NY: GuilfordPress; 2002.

8.        American Psychiatric Association: Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders(DSM-IV-TR). 4th ed. Washington, DC: American Psychiatric Association; 2000. 78-85.

9.        Baving L, Laucht M, Schmidt MH: Atypical frontal brain activation in ADHD: preschooland elementary school boys and girls. J Am Acad Child Adolesc Psychiatry 1999 Nov; 38(11):1363-71

10.     Biederman J, Faraone SV, Milberger S: Is childhood oppositional defiant disorder aprecursor to adolescent conduct disorder? Findings from a four-year follow-up study of childrenwith ADHD. J Am Acad Child Adolesc Psychiatry 1996 Sep; 35(9): 1193-204

11.     Bush G, Frazier JA, Rauch SL: Anterior cingulate cortex dysfunction in attention-deficit/hyperactivity disorder revealed by fMRI and the Counting Stroop. Biol Psychiatry 1999Jun 15; 45(12): 1542-52

12.     Casey BJ, Castellanos FX, Giedd JN: Implication of right frontostriatal circuitry inresponse inhibition and attention-deficit/hyperactivity disorder. J Am Acad Child AdolescPsychiatry - Sarfatti SE; 36(3): 374-83

13.     Dulcan M: Practice parameters for the assessment and treatment of children,adolescents, and adults with attention-deficit/hyperactivity disorder. American Academy of Childand Adolescent Psychiatry. J Am Acad Child Adolesc Psychiatry 1997 Oct; 36(10 Suppl):85S-121S

18 / 20

Page 19: Deteksi Dini - ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)

Deteksi Dini ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)Pemutakhiran Terakhir Sabtu, 09 Mei 2009 21:36

14.     Faraone SV, Sergeant J, Gillberg C, Biederman J: The Worldwide Prevalence of ADHD:Is it an American Condition? World Psychiatry 2003;2:104-113.

15.     Faraone SV, Perlis RH, Doyle AE, et al: Molecular genetics ofattention-deficit/hyperactivity disorder. Biol Psychiatry 2005 Jun 1; 57(11): 1313-23

16.     Green WH: Child and Adolescent Clinical Psychopharmacology. Baltimore, Md: Williams& Wilkins; 1995: 56-77.

17.     Greenhill LL: Diagnosing attention-deficit/hyperactivity disorder in children. J ClinPsychiatry 1998; 59 Suppl 7: 31-41

18.     Jensen PS: Fact versus fancy concerning the multimodal treatment study forattention-deficit hyperactivity disorder. Can J Psychiatry 1999 Dec; 44(10): 975-80

19.     Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA: Kaplan and Sadock's Synposis of Psychiatry. 7th ed.Baltimore, Md: Williams & Wilkins; 1994: 1063-8.

20.     MTA Cooperative Group: A 14-month randomized clinical trial of treatment strategies forattention-deficit/hyperactivity disorder. The MTA Cooperative Group. Multimodal TreatmentStudy of Children with ADHD. Arch Gen Psychiatry 1999 Dec; 56(12): 1073-86

21.     Multimodal Treatment Study: Moderators and mediators of treatment response forchildren with attention-deficit/hyperactivity disorder: the Multimodal Treatment Study of childrenwith Attention-deficit/hyperactivity disorder. Arch Gen Psychiatry 1999 Dec; 56(12): 1088-96

22.     Rugino TA, Samsock TC: Modafinil in children with attention-deficit hyperactivity disorder.Pediatr Neurol 2003 Aug; 29(2): 136-42

19 / 20

Page 20: Deteksi Dini - ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)

Deteksi Dini ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)Pemutakhiran Terakhir Sabtu, 09 Mei 2009 21:36

23.     Rutter M, Taylor E, Hersov L: Child and Adolescent Psychiatry: Modern Approaches. 3rded. Oxford, UK: Blackwell Science; 1994: 285-307.

24.     Spencer T, Biederman J, Wilens T: Nonstimulant treatment of adultattention-deficit/hyperactivity disorder. Psychiatr Clin North Am 2004 Jun; 27(2): 373-83

25.     Vaidya CJ, Austin G, Kirkorian G: Selective effects of methylphenidate in attention deficithyperactivity disorder: a functional magnetic resonance study. Proc Natl Acad Sci U S A 1998Nov 24; 95(24): 14494-9

26.     Daruna JH, Dalton R, Forman MA. Attention deficit hyperactifity disorder. Behrman RE,Kliegman RM, Jenson HB. Nelson textbook of pediatrics. 16th

ed. WB Saunders Co. USA. 2000;29.2:100-3.

27.     Laufer MW. Brain disorder. Ed. Freedman AM, Kaplan HI. Dalam: Comprehensivetextbook of psychiatry. The Williams and Wilkins Co. Maryland, USA.1973;42:1142-52.

28.     Child development institute. About Attention Deficit Hyperactivity Disorder ADD/ADHD.Child Development Institute  2003: ttp://www.childdevelopmentinfo.com/disorders/adhd.shtml.

29.     IMH. Attention Deficit Hyperactivity Disorder. NIMH Public Inquiries Bethesda, U.S.A dapat dilihat di: http://www.nimh.nih.gov/publicat/ adhd.cfm diakses pada: 27 April 2003.

30.     American academy of pediatrics. Clinical Practice Guideline: Treatment of theSchool-Aged Child With Attention Deficit Hyperactivity Disorder. Pediatrics Vol. 108 No. 4. USA.2001;1033-44

20 / 20