69
GANGGUAN SOMATOFORM Silvia Erfan

Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

GANGGUAN SOMATOFORM

Silvia Erfan

Page 2: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

PENDAHULUAN

Somatoform dari bahasa Yunani “soma” yang artinya badan / tubuh.

Gangguan Somatoform kelompok luas penyakit yang ditandai oleh gejala pada tubuh sebagai komponen utamanya.

Merujuk pada interaksi pikiran – tubuh dan otak yang tidak sepenuhnya dimengerti; ada sinyal2 tertentu yang melewati kesadaran pasien sehingga menghasilkan masalah serius di badan.

Page 3: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

meliputi gangguan sensasi dan gangguan fungsi tubuh, yang dipengaruhi oleh adanya gangguan pada pikiran.

Pemeriksaan fisik & laboratorium tidak dapat menjelaskan keluhan pasien.

Pasien yakin bahwa penderitaan berasal dari gangguan pada tubuh yang belum terdeteksi dan tidak dapat diobati.

Page 4: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final
Page 5: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Etiologi

Page 6: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Penggolongan (DSM-IV)

Gangguan Somatisas

i

Gangguan Somatoform

Undifferentiated

Gangguan

KonversiGangguan Nyeri

Hipokondriasis

Gangguan Dismorfik

Tubuh

Gangguan Somatoform

NOS

Page 7: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Penggolongan (ICD-X)Gangguan Somatisasi

Gangguan Somatoform tak terinci

Gangguan Hipokondrik

Disfungsi Otonomik

Somatoform

Gangguan Nyeri

Somatoform Menetap

Gangguan Somatoform

Lainnya

Gangguan Somatoform

YTT

Page 8: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Perjalanan Penyakit & Prognosis

-Berlangsung kronis-Berhubungan dengan kepribadian dan kognitif-Gejala tidak konsisten-Perubahan gejala idiopatik-Gejala bertambah-Depresi/cemas=Prognosis buruk

Page 9: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Gangguan somatisasi

Page 10: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Gangguan somatisasi

banyak gejala fisik, bersifat

idiopatik

tdk dpt dijelaskan dg adekuat

melalui Pemeriksaan fisik dan laboratorium

penderitaan dan disabilitas.

Pendahuluan

Page 11: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Dibedakan dengan gangguan somatoform lain banyak keluhan melibatkan banyak sistem organ.

Kronis.

- Berhubungan dgn distress psikososial tertentu- gangguan dlm hub sosial dan fungsi pekerjaan- perilaku mencari pertolongan medis berlebihan.

Page 12: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Faktor Biologis

•Bbrp studi terakhir mengarah kpd dasar neurofisiologis gangguan somatisasi.•sering ditemukan distraktibilitas berlebihan, tidak mampu adaptasi thd stimulus yg berulang, serta berkurangnya selektivitas

Etiologi (1)

Page 13: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Studi genetik ada kecenderungan genetik dimana cenderung muncul pd 10 -20% keluarga wanita derajat pertama yg juga mengalami gangguan somatisasi.

Kel pria derajat I cenderung menderita penyalahgunaan zat dan gangguan kepribadian antisosial.

Studi kembar 29% monozigot dan 10% dizigot.

Page 14: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Sitokin molekul messenger pada sistem imun yg berguna untuk komunikasi antar sel dan dalam kesatuan tertentu seperti sistem saraf, termasuk otak.

Eksperimen awal sitokin menyebabkan gejala non spesifik dari penyakit seperti hipersomnia, anoreksia, kelelahan dan depresi.

Page 15: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Etiologi (2)

Faktor Psikososi

al

•Adanya gejala pada komunikasi sosial seperti menghindari kewajiban, ekspresi emosi atau simbolisasi perasaan.

•Perspektif perilaku dari ggn somatisasi berkaitan dgn pengajaran oleh orang tua

•Biasanya muncul pada keluarga yang tidak stabil dan memiliki riwayat kekerasan fisik.

Page 16: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Epidemiologi

Umumnya muncul < 30 thn, sering pada usia remaja.

Sering pada tingkat ekonomi rendah, dengan pendapatan yg minimal.

Wanita lbh tinggi 5-20x, bisa dikarenakan keterlambatan diagnosis

pada pria.

Prevalensi wanita 0,2-2%; pria 0,2%.

Page 17: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Bisa bersamaan dgn:• Ggn mental lainnya.• GK menghindar.• GK paranoid.• GK Obsesif kompulsif.

Gangguan mental yang biasa ditemukan

bersamaan dengan ggn somatisasi

adalah ggn bipolar I dan

penyalahgunaan zat.

Page 18: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Diagnosis

Berdasarkan PPDGJ III

Berdasarkan DSM IV

Page 19: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Diagnosis PPDGJ III

Ciri utama gangguan ini adanya keluhan gejala

fisik yg berulang disertai dgn permintaan

pemeriksaan medik, meskipun sdh berkali2

terbukti hasilnya negatif dan sdh dijelaskan oleh

dokter bhw tdk ditemukan kelainan yg

mjd dasar keluhan.

Penderita juga menyangkal dan menolak

utk membahas kemungkinan kaitan

antara keluhan fisiknya dgn problem / konflik dlm kehidupan yg dialaminya,

bahkan meskipun didapatkan gejala

anxietas dan depresi.

Page 20: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Gangguan somatisasi (PPDGJ )

Adanya byk keluhan2 fisik yg bermacam2 yg tdk dpt dijelaskan atas dasar adanya kelainan fisik, yg

sdh berlanjut sedikitnya 2 tahun.

Tdk mau menerima nasehat / penjelasan dari bbrp dokter bhw tdk ada kelainan fisik yg dpt

menjelaskan keluhannya.

Terdapat disabilitas dlm fungsinya di masyarakat dan keluarga, yg berkaitan dgn sifat keluhan2nya

dan dampak dari perilakunya.

Page 21: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Diagnosis Banding (1)Kondisi medis :

Multiple sclerosis, miastenia gravis, SLE, AIDS, porfiria intermiten akut,

hiperparatiroid, hipertiroid dan inf. kronik sistemik.

Keluhan2 somatik pd ps > 40th hrs dipikirkan krn dasar kondisi medis non psikiatrik, bth follow-up menyeluruh.

Page 22: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Kondisi psikiatrik lainnya :

MDD, GAD, Skizofrenia.

Hipokondriasis ps yakin bhw

mereka menderita penyakit tertentu.

Ggn Konversi terbatas pd 1 atau 2 gejala neurologis.

Ggn Nyeri terbatas pada 1 atau 2 keluhan

nyeri.

Diagnosis banding (2)

Page 23: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Terapi

Visit reguler yg terjadwal,

biasa 1 bulan sekali.

Pemeriksaan lab. dan diagnostik

tambahan pertimbangkan (bisa gejala fisik

dan psikis).

Tujuan Meningkatkan

kesadaran pasien tentang adanya

kemungkinan faktor psikologis yg

menyebabkan gejala2 tersebut.

Page 24: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final
Page 25: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Hipokondriasis

Page 26: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

PendahuluanHipokondriasis = hipokondrium = di bawah iga = keluhan abdomen >>

Interpretasi pasien yg tdk realistik thdp gejala / sensasi fisik preokupasi dan ketakutan bahwa mrk menderita penyakit yg serius, tdk ditemukan penyebab medis yg diketahui.

Preokupasi bg pasien disfungsi dlm peran personal, sosial, pekerjaan.

Page 27: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Epidemiologi

4-6% pd populasi klinis medis umum.

Laki-laki = Wanita. Onset paling sering 20-30

thn. Kelompok kulit hitam >

kulit putih. Posisi sosial, tk.

pendidikan & status perkawinan tdk mempengaruhi.

Page 28: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

ETIOLOGI (1)

Page 29: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final
Page 30: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Diagnosis

Berdasarkan PPDGJ III

Berdasarkan DSM IV

Page 31: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Gangguan hipokondrik(a) Keyakinan yg menetap adanya sekurang2nya 1

penyakit fisik yg serius mendasari keluhan2nya, meskipun pemeriksaan yg berulang2 tdk menunjang, ataupun adanya preokupasi yg menetap kemungkinan deformitas atau perubahan bentuk penampakan fisiknya (tdk sampai waham).

(b) Tdk mau menerima nasehat / dukungan penjelasan dari bbrp dokter bhw tdk ditemukan penyakit / abnormalitas fisik yg melandasi keluhan2nya.

Kriteria diagnostik PPDGJ

Page 32: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Diagnosis Banding

Kondisi medis nonpsikiatrik.

Gangguan somatisasi.

Gangguan somatoform lainnya.

Gejala hipokondriakal pada ggn depresi dan ggn cemas.

Factitious disorder (ggn buatan) dgn gejala fisik.

Page 33: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

TatalaksanaPsikoterapi kelompok → keuntungan bagi

pasien dukungan sosial dan interaksi sosial tampaknya menurunkan tingkat kecemasan.

Psikoterapi individual berorientasi tilikan, terapi perilaku, terapi kognitif dan hipnosis → berguna.

Jadwal pemeriksaan fisik teratur → menenangkan pasien bahwa keluhan mereka ditangani dengan serius.

Page 34: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Farmakoterapi → menghilangkan gejala hipokondriakal hanya jika pasien memilki suatu kondisi dasar yg responsif thd obat, misalnya ggn kecemasan atau ggn depresi mayor antidepresan

Hipokondriasis krn reaksi situasional yg sementara membantu mengatasi stres.

Edukasi agar TIDAK mendorong perilaku sakit pasien dan pemakaian peranan sakit sbg suatu pemecahan masalah.

Page 35: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Gangguan Konversi

Page 36: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

DefinisiSuatu ggn yg ditandai adanya satu atau lebih gejala neurologis namun tdk dpt dijelaskan oleh ggn neurologis atau medis yang diketahuiPaul Briquet & Jean-Martin Charcot pengembangan konsep ada pengaruh herediter pada gejala dan berhubungan dgn peristiwa traumatik.

Istilah konversi dikenalkan oleh Freud pada hipotesa riset Anna O, bahwa gejalanya mencerminkan konflik bawah sadar.

Page 37: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Epidemiologi

Populasi umum 11-300 / 100.000♀ > ♂ , 2: 1

Komorbid dengan gangguan depresi mayor, gangguan cemas dan skizofrenia

Page 38: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Diagnosis (DSM IV)

A. Satu atau lebih gejala atau defisit yang mengenai fungsi motorik volunter atau sensorik yang mengarahkan pada kondisi neurologis atau kondisi medis lain.

B. Faktor psikologis dipertimbangkan berhubungan dengan gejala atau defisit karena awal atau eksaserbasi gejala atau defisit adalah didahului oleh konflik atau stresor lain.

C. Gejala atau defisit tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat2 / berpura-pura

D. Gejala atau defisit tdk dpt dijelaskan sepenuhnya oleh KMU, efek langsung suatu zat, atau sebagai prilaku / pengalaman yang diterima secara kultural.

Page 39: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

E. Gejala atau defisit menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau ggn dalam fungsi sosial, pekerjaan / fungsi penting lainnya.

F. Gejala atau defisit tidak terbatas pada nyeri atau disfungsi seksual, tidak terjadi semata2 selama perjalanan gangguan somatisasi, tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mental lain.

Sebutkan tipe gejala atau defisit:Dengan gejala atau defisit motorik.Dengan gejala atau defisit sensorik.Dengan kejang atau konvulsi.Dengan gambaran campuran

Page 40: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Gambaran Klinis

•Paralisis, kebutaan dan mutisme , berhubungan dengan gangguan kepribadian pasif-agresif, dependen, antisosial dan histrioniik

Paling sering

•Anestesia terutama ekstrimitas (stocking & glove), midline•Parestesia•Kebutaan tidak ada self-injury, pupil bereaksi terhadap cahaya•Tunnel vision•Tuli

Defisit Sensori

k

Page 41: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Gambaran Klinis• Paralisis refleks normal• Kelemahan• Gerakan involunter • Kelainan pergerakan akan memburuk jika

diperhatikan, co: astasia abasia (ataksik dan sempoyongan, disertai gerakan yang menyentak, iregular, dan kasar.)

• Aphonia• Opistotonus• Kejang kejang semu, tidak terjadi gigit lidah,

inkontinensia urin, reflek pupil dpt dipertahankan, tidak terjadi peningkatan konsentrasi prolaktin paska kejang.

Gejala motori

k•Psikogenik vomiting•Pseudocyesis•Retensi urin•Syncope

Gejala viscer

al

Page 42: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Diagnosis banding Gangguan neurologis penyakit degeneratif Tumor otak, penyakit ganglia basalis. Kelemahan myastenia gravis, polimiositis dan multiple

sklerosis Kebutaan neuritis optik. Sindrom Guillain-Barre, Creutz Jacob, paralisis periodik. Somatisasi penyakit kronis, gejala meliputi beberapa

sistem organ lain Hipokondriasis tidak ada distorsi fungsi dan no actual loss

Malingering pasien sadar, riwayat gangguan inkonsisten

Page 43: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Prognosis• Baik onset tiba2, stresor

dapat dikenali, penyesuaian pramorbid baik, tidak ada gangguan medis.

• Buruk lama mendapat gejala gangguan konversi

Terapi• Amobarbital dan

lorazepam terutama bila baru mengalami peristiwa traumatik.

• Psikoanalisis menggali konflik intrapsikis dan simbolisme dari gejala gangguan konversi.

• Psikoterapi supportif berorientasi tilikan dan terapi prilaku.

Page 44: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Gangguan DISMORFIK TUBUH

Page 45: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final
Page 46: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Definisi

Suatu preokupasi dengan suatu “cacat tubuh” yang dibayangkan, secara klinis bermakna menimbulkan penderitaan atau hendaya dalam berbagai fungsi

100 tahun lalu dysmorphophobia oleh Emil Kraepelin sebagai neurosis kompulsi

Pierre Janet menamakan obsession de la honte du corps (obsesi pada anggota tubuh yang memalukan).

Page 47: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Epidemiologi

Komorbid dengan gangguan mental lain 90% dengan depresi berat, 70% dengan gangguan cemas, 30% dengan gangguan psikotik.

Data yang didapat sedikit dermatologist, internis, bedah plastikUsia 15-30 tahun, ♀ > ♂

Tidak menikah

Page 48: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Etiologi

•Etiologi pasti tidak diketahui

•Komorbid > ggn. Depresif.

•Riw keluarga dgn ggn mood dan OCD.

•Patofisiologi ini mgkn melibatkan serotonin dan bhub. dgn gangguan mental lainny

Model psikodinamik cerminan displacement dari seksual atau konflik emosional ke bagian tubuh yang tidak berhubungan berhubungan dengan mekanisme pertahanan: represi, disosiasi, distorsi, simbolisasi, dan proyeksi.

Page 49: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Diagnosis (DSM IV)

A. Preokupasi dgn bayangan cacat dalam penampilan. Jika ditemukan sedikit anomali fisik, kekawatiran tersebut jelas berlebihan.

B. Preokupasi menyebabkan penderitaan secara klinis bermakna; ggn fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lainnya.

C. Preokupasi ini tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan mental lain (misalnya, rasa tidak puas dengan bentuk dan ukuran tubuh pada Anoreksia Nervosa).

Page 50: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Gambaran Klinis Kebanyakan perhatian pd daerah muka biasanya daerah

yang spesifik seperti hidung, dagu Bagian lain yang biasanya menajdi perhatian rambut,

payudara, genitalia Gejala lain

ide/ waham rujukan orang lain memperhatikan kecacatan tubuhnya

Menghindari reflective objects Cek di kaca berkali-kali

1 dari 3 tdk meninggalkan rumah krn cemas tentang ejekan. 1 dari 5 mencoba bunuh diri. Komorbiditas: ggn depresi, cemas, GK Obsesi kompulsi,

skizoid, narsisistik.

Page 51: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Diagnosis banding

Anorexia nervosa

Perasaan tidak nyaman takut gemuk

GK cemas menghindar

Cemas akan menjadi malu dengan cacat yg

ada/ dlm khalayan, tetapi tidak menonjol, persisten, penderitaan

atau hendaya

OCDtidak terbatas pada perhatiannya pada

penampilan dan suatu ego-distonik

Page 52: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Diagnosis banding

Gangguan waham tipe somatik

Preokupasi disertai dengan intensitas

waham

Taijin kyofu- shopercaya memiliki bau tidak menyenangkan atau bagian

tubuh yang tidak menyenangkan.

Page 53: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Perjalanan penyakit dan Prognosis

Onsetnya dapat perlahan atau tiba-tibaPerjalanan penyakit panjang dan ada

saat symptom freeBagian tubuh yang menjadi perhatian

bisa berubah atau menetap

Page 54: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Terapi Pemberian obat2 trisiklik MAOI dan Pimozide

dilaporkan berhasil dalam kasus individual. Pemberian obat2 spesifik serotonin-specific;

Clomipramine dan Fluoxetine menurunkan gejala sedikitnya 50 % kasus.

Harus diterapi dengan farmakoterapi dan psikoterapi yang sesuai

Page 55: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Gangguan Nyeri Menetap

Page 56: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Definisi

Adanya rasa nyeri dari satu atau lebih bagian tubuh yang cukup berat dan menjadi perhatian klinis.

Disebut gangguan nyeri somatoform,

psikogenik, idiopatik atau atipikal

Page 57: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Epidemiologi

Di Amerika 10-15% 10 dewasa mengalami back pain yangmenyebabkan diasbilitas pada pekerjaan

Berhubungan dengan gangguan mood depresi (kronis), cemas (akut)

Dapat terjadi pada berbagai usia

Kira-kira 3% pada praktik umum nyeri persisten min 1 hari/bulan timbul gangguan pada aktivitas

Page 58: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Etiologi•Korteks serebral dapat menginhibisi bangkitan dari serat nyeri aferen

•Serotonin mungkin merupakan neurotransmiter utama dalam jalur inhibisi desenden, dan endorfin juga memegang peranan dalam sistim saraf pusat dalam mengatur nyeri

•Beberapa pasien mempunyai gangguan nyeri karena abnormalitas sensorik, struktur limbik dan kimiawi predisposisikan pengalaman nyeri

Page 59: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Diagnosis (DSM IV)A. Nyeri satu atau lebih bagian tubuh yg mjd fokus

menonjol dari gejala klinis yang diperlihatkan adalah cukup berat untuk memerlukan perhatian klinis.

B. Nyeri menyebabkan penderitaan secara klinis berrmakna atau hendaya fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lainnya

C. Faktor psikologi dipertimbangkan mempunyai peranan penting dalam onset, keparahan, eksasebasi /bertahannya nyeri.

D. Gejala atau defisit tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat-buat (seperti pada gangguan buatan atau berpura-pura).

E. Nyeri tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan mood, gangguan cemas, atau gangguan Psikotik dan tidak memenuhi kriteria dispareunia.

Penulisan seperti berikut:Gangguan nyeri berhubungan dengan faktor psikologis ditentukan mempunyai peranan penting dalam onset, keparahan, ekserbasi atau bertahannya nyeri.

Page 60: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Diagnosis (DSM IV)

Gangguan nyeri yang berhubungan dengan faktor psikologi maupun KMU:

Baik faktor psikologis atau KMU dipertimbangkan mempunyai peranan penting dalam onset, keparahan, eksaserbasi atau bertahannya nyeri (lihat dibawah) yg bhub dituliskan pada aksis III.

Sebutkan jikaAkut: durasi kurang dari 6 bulan.Kronis: durasi 6 bulan atau lebih

Catatan: yang berikut ini tidak dipertimbangkan sebagai suatu gangguan mental dan dimasukkan disini untuk memudahkan diagnosis banding.

Page 61: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Diagnosis (DSM IV)

Gangguan nyeri yang berhubungan dengan kondisi medis umum: suatu kondisi medis umum mempunyai peranan penting dalam onset, keparahan, eksaserbasi atau bertahannya nyeri (jika terdapat faktor psikologis ia tidak dipertimbangkan memiliki peranan penting dalam onset, keparahan, eksaserbasi atau bertahannya nyeri).

Penulisan diagnostik untuk nyeri dipilih berdasarkan pada kondisi medik umum yang berhubungan jika telah ditetapkan atau lokasi anatomis nyeri jika kondisi medis umum yang mendasari belum ditetapkan dengan jelas-sebagai contoh, pinggang , skiatik , pelvis, sakit kepala , wajah , dada , sendi, tulang , perut , payudara , ginjal, telinga, mata , tenggorokan, gigi dan saluran kemih

Page 62: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Gambaran klinis Tidak mempunyai gambaran klinis dengan

kelompok yang sama, tetapi bervariasi gambarannya, seperti LBP, headache, nyeri wajah atipikal, nyeri pelvis kronis, dll.

Nyeri pada pasien mungkin post-traumatik, neuropati, neurologi, iatrogenik atau muskuloskeletal disesuaikan dengan diagnosis gangguan nyeri.

Page 63: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Gambaran klinis Pasien dgn gangguan nyeri sering dengan

riwayat pengobatan dan perawatan bedah. Pasien sering menyangkal emosi diforiknya dan

mengungkapkan cara hidupnya dengan menimbulkan kesenangan dari nyerinya.

Pasien dapat memberikan gambaran klinis dengan komplikasi penyalahgunaan zat untuk mengurangi nyerinya seperti alkohol dan zat lainnya.

Page 64: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Diagnosis banding

Nyeri fisik berfluktuasi dalam intensitasnya dan sangat sensitif pada emosi, kognitif, atensi, dan pengaruh situasi.

Hipokondriasis preokupasi nyeri dan adanya aspek klinis pada hipokondriasis dan cenderung mempunyai banyak gejala daripada pasien dengan ggn nyeri

Gangguan konversi waktu yg singkat, sedangkan pd gangguan nyeri biasanya kronis

Malingering

Secara sadar memberikan laporan palsu, mengeluh untuk maksud tertentu

Page 65: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Perjalanan penyakit dan prognosis

Gangguan nyeri biasanya tiba2 dan meningkat derajat keparahannya dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan.

Prognosis bervariasi, sering kronis, sangat menderita, dan ketidakmampuannya menyeluruh.

Prognosis akut lebih baik daripada kronik. Pasien dengan gangguan nyeri biasanya datang

terlambat ke psikiater

Page 66: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Psikofarmaka• Analgesik tidak secara umum

bermanfaat.• Obat-obat sedatif dan anti-ansietas

tidak efektif pada penyalahgunaan zat.• Antidepresan seperti tricyclics dan

SSRIs cukup efektif (SSRIs memperkuat hipotesa bahwa serotonin penting pd patofisiologi gangguan ini)

• Amfetamin, bermanfaat pada beberapa pasien digunakan sebagai tambahan SSRIs, tetapi dosis harus dimonitor dengan ketat

Psikoterapi• Beberapa data menggunakan

psikodinamik psikoterapi bermanfaat.

• Pertama; mengembangkan hubungan yg kokoh dari terapis dengan memperlihatkan empati (terapis jgn mengkonfrontasi keluhan pasien).

• Bagi pasien nyeri adalah nyata terapis mengerti atas nyerinya dan mengerti terdapatnya konflik intrapsikis sebelumnya.

Page 67: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

KESIMPULAN

Page 68: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

Lima gangguan somatoform yang spesifik: Gangguan somatisasi ditandai oleh banyak keluhan fisik

yang mengenai banyak sistem organ. Gangguan konversi ditandai oleh satu atau dua keluhan

neurologis. Hipokondriasis ditandai oleh fokus gejala yang lebih

ringan dan pada kepercayaan pasien bahwa ia menderita penyakit tertentu.

Gangguan dismorfik tubuh ditandai oleh kepercayaan palsu atau persepsi yang berlebih-lebihan bahwa suatu bagian tubuh mengalami cacat.

Gangguan nyeri ditandai oleh gejala nyeri yang semata-mata berhubungan dengan faktor psikologis atau secara bermakna dieksaserbasi oleh faktor psikologis.

Page 69: Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final

TERIMA KASIH