Benign Prostat Hiperplasia

Preview:

Citation preview

Benign Prostat Hiperplasia

Nama: Jocliedian Lilihata

ANATOMI

Mc Neal (1976) membagi kelenjar prostat dalam beberapa zona: zona perifer, zona sentral,

zona transisional, zona fibromuskuler anterior dan zona periurethra.

Sebagian besar hiperplasia prostat terdapat pada zona transisional; sedangkan

pertumbuhan karsinoma prostat berasal dari zona perifer.

Epidemiologi

Hiperplasi prostat benigna merupakan penyakit pada pria tua dan jarang ditemukan pada usia yang kurang dari 40 tahun. Keadaan ini dialami

oleh 50% pria yang berusia 60 tahun dan kurang lebih 80% pria yang berusia 80 tahun.

ETIOLOGI

1. Teori Dihidrotestosteron 2. Ketidakseimbangan Antara Estrogen –

testosteron3. Interaksi Stroma – Epitel 4. Berkurangnya Kematian Sel Prostat5. Teori Sel Stem

PATOFISOLOGI

Normal urine flow Urine flow with BPH

Menegakan Diagnosis

• Pada anamnesis ditmukan adanya gejala iritatif dan gejala obstruktif.

• Pada pemeriksaan fisik prostat di temukan adanya pembesaran prostat dengan permukan rata dan konsistensi kenyal.

• Pada pemeriksaan penunjang lainnya di temukan adanya tanda-tanda pembesaran prostat.

Gejala obstruktif

pancaran kencing melemah, rasa tidak lampias setelah miksi, harus menunggu lama untuk miksi (hesitancy), harus mengedan (staining), kencing

terputus-putus (intermittency), waktu miksi memanjang yang akhirnya berlanjut menjadi retensio urin dan inkontinen karena overflow

(mengompol).

Gejala iritatif

sering miksi (frekuensi), pada malam hari terbangun untuk miksi (nokturnuria),

perasaan ingin miksi yang sangat mendesak.(urgensi), nyeri saat miksi (disuria).

Skor IPSS ( International Prostate Symptom Score )

Nilai 0-7 = gejala ringan, 8-19 = gejala sedang, 20-35= gejala berat

Rektal grading

• Stage 0 : prostat teraba < 1cm, berat < 10 gram• Stage 1 : prostat teraba 1 – 2 cm, berat 10 -25

gram• Stage 2 : prostat teraba 2 -3 cm, berat 25- 60 gram• Stage 3 : prostat teraba 3- 4 cm, berat 60 – 100

gram• Stage 4 : prostat teraba >4 cm, berat >100 gram

Clinical grading

• Pada pagi hari atau pasien setelah minum banyak disuruh miksi sampai habis, dengan kateter diukur sisa urin dalam buli – buli.

• Normal : sisa urin tidak ada• Grade 1 : sisa urin 0 -50 cc• Grade 2 : sisa urin 50 – 100 cc• Grade 3 : sisa urine >100 cc• Gade 4 : retensi urin total• Grade 1 – 2 : indikasi konsevatif• Grade 3 – 4 : indikasi operatif

• Laboratorium rutin• Khusus :

* PSA (Prostat Spesific Antigen) * Uroflowmetri * Imaging :

- IVP (intra vena pielografi) - USG :

- transrektal - abdominal

* Sistoskopi

• Laboratorium rutin• Khusus :

* PSA (Prostat Spesific Antigen) * Uroflowmetri * Imaging :

- IVP (intra vena pielografi) - USG :

- transrektal - abdominal

* Sistoskopi

KOMPLIKASI BPH

BPH yang tidak ditangani pada sebagian dari penderita lama kelamaan dapat timbul penyulit berupa :

1. Menurunnya kualitas hidup2. Infeksi saluran kencing3. Terbentuknya batu buli-buli4. Terbentuknya sakulasi dan divertikel pada dinding buli-buli5. Residual urin yang makin banyak sampai retensio urin akut

maupun kronis8. Gangguan fungsi ginjal9. Hidronefrosis10.Hematuria

DIVERTICULA OF THE URINARY BLADDERDIVERTICULA OF THE URINARY BLADDER

. . . Diverticula of The Urinary Bladder. . . Diverticula of The Urinary Bladder

PENANGANAN / PENGOBATAN BPHDulu : Mencegah / menurunkan angka kematian karena BPHSekarang : Meningkatkan kualitas hidup

BEBERAPA ALTERNATIF PENANGANAN BPH• Watchfull Waiting• Pemberian obat• Operatif :

Invasive Less Invasive

WATCHFUL WAITING• Sebagian besar tanpa keluhan• Tanpa penyulit / gejala• Kualitas hidup tetap baik

INDIKASI• BPH dengan IPSS ringan• Flowmetri : non obstruktif

FOLLOW-UP• Tiap 3-6 bulan• Ulangi :

• IPSS• PSA (6-12 bulan)

MEDIKAMENTOSA1. Penghambat adrenergic α• Prasozin, Doxazosin (Cardura ®), Terazosin (Hytrin ®),

Afluzosin (Uroxatral ®), dosis mulai 1 mg/ hari, yang lebih selektif pada α 1a (Tamsulozin/ Flomax ®) dosis 0,2-0,4 mg/ hari. Menghambat reseptor di urethra sehingga otot dinding urethra relaksasi dan tekanan urethra berkurang. Preparat golongan ini merupakan pilihan terbaik.

2. Penghambat enzim 5α reduktase• Finasteride (Proscar ®) atau Dutasteride (Avodart ®) dosis

1x5 mg/ hari. Menghambat pembentukan dehidrotestoteron (DHT) sehingga prostate mengecil. Efektif untuk prostate yang sangat besar, menurunkan PSA (masking effect).

INDIKASI OPERASI

• retensio berulang

• hematuria

• ada penurunan fungsi ginjal

• ISK berulang

• tanda obstruksi berat, (divertikel, hidroureter, hidronefrosis)

• ada batu saluran kemih

• kelenjar yang terlalu besar

• bila prosedur trans urethral tidak dapat dikerjakan.

Intervensi bedah yang dapat dilakukan meliputi

• - Transuretrhal Resection of the Prostat (TURP)• - Transuretrhal Insision of the Prostat (TUIP)• - Prostatektomi terbuka• - Prostatektomi dengan laser dengan Nd-YAG

atau Ho-YAG• -Robotic surgery

TURP

TUIP

Prostatektomi terbuka

• - Retropubic infravesika (Terence millin)• - Suprapubic transvesica/TVP (Freyer)• - Transperineal

Laser prostatectomy

Robotic surgery

TERAPI INVASIVE MINIMAL

• Trans Urethral Microwave Thermotherepy (TUMT) / Prostatron

• Trans Urethral Needle Ablation (TUNA)• Dilatasi Baloon Tansuretrhal (TUBD)• Stent Prostat• High – Intensity focused Ultrasound/

Transurethral Ultrasound guided Laser Induced Prostatectomy (TULIP)

These small needles are deployed into the prostate and radio frequency energizes them producing heat that creates change in the prostate .

The heating process is done throughout the length of the prostate

TUNA

TUBD

Stent prostat

HIFU

• I. Keterangan Umum• Nama : Tn. M• Umur : 69 tahun• Jenis kelamin : Laki-laki• Alamat : Pajar bulan• Pekerjaan : -• Agama : Islam• Tanggal Masuk RS : 29 agustus 2012

• II. Anamnesis• Keluhan Utama : Nyeri perut bagian bawah• Anamnesis :• Pasien datang dengan keluhan utama sakit perut

pada bagian bawah, keluhan ini di rasakan pasien sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit, sakit yang dirasakan seperti tertekan dan perut bawah pasien terasa penuh, nyeri yang dirasakan tidak menjalar, terus menerus, dan nyeri yang dirasakan disertai dengan rasa ingin buang airkecil, namun pasien tidak dapat berkemih sejak 2 hari yang lalu.

• Sejak 1 tahun sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluh sulit buang air kecil. Pasien harus mengedan sebelum berkemih, buang air kecil dirasakan memancar dengan lemah, merasa buang air kecil tidak tuntas, ingin buang air kecil kembali setelah buang air kecil sebelumnnya, kadang saat bak tiba- tiba terhenti setelah beberapa saat air seni keluar kembali, pasien sering bangun pada malam hari untuk bak, dan terkadang pasien tidak dapat menahan rasa ingin berkemihnya. Air seni yang keluar berwarna kuning yang sedikit lebih pekat dari biasanya tanpa disertai darah. Keluhan tanpa disertai demam. Riwayat buang air kecil berpasir disangkal. Riwayat pernah trauma sebelumnya disangkal. Riwayat BAK merah disangkal. Riwayat sering nyeri pinggang disangkal. Riwayat operasi sebelumnya disangkal. Riwayat pemakaian obat-obat yang berlebihan atau lama disangkal. Riwayat penyakit gula, rematik, darah tinggi maupun jantung disangkal.

Skor IPSS ( International Prostate Symptom Score )

Nilai 0-7 = gejala ringan, 8-19 = gejala sedang, 20-35= gejala berat

• III. Pemeriksaan Fisik• • Keadaan Umum : Tampak sakit sedang• Kesadaran : Compos mentis• Status gizi : Kesan baik• Tanda Vital :Tekanan darah 120/80mmHg • Respirasi 20x/menit• Nadi 80x/menit• Suhu 36,4°C

• Status Generalis• Kepala : Mata: Konjungtiva tidak anemis• Sklera tidak ikterik• THT : Dalam batas normal• Leher : Pembesaran KGB (-), JVP tidak meningkat• Thorax : Ins: Pergerakan simetris kanan=kiri,• Pal: Vocal fremitus kanan=kiri• Per: sonor kanan=kiri• Aus: Paru:BND Vesikuler, Rh:-/-, Wh:-/-• Jantung: BJ 1 dan 2 Normal, Mur-mur:-, Gallop: - • Abdomen :I: perut tampak datar, • Pal: Nyeri tekan abdomen + pada daerah suprapubik, bulgging Vesica

urinaria 2 jari di bawah umbilicus• Per: tympani• Aus: BU +• Ekstremitas : KGB inguinal tidak teraba membesar, edema -/-, CR <2’’

• Status Lokalis• a/r lumbalis dextra et sinistra : ballotement -/-, nyeri tekan

-/-, • nyeri ketok CVA -/-• a/r suprapubis : kesan kandung kemih penuh, nyeri • tekan (+)• a/r genitalia eksterna : terpasang catheter foley 18, testis dan

epididimis dalam batas normal.• Rectal Toucher : Tonus kuat, mukosa licin, ampula tidak kolaps,

prostat sekitar 45 gram, kenyal, nodul (-), simetris. feses (-), darah (-)

• IV. Pemeriksaan Penunjang• Darah• Hb 11,9• Ht 37• Leukosit 12.900• Eritrosit 3.9• Trombosit 260.000• • Foto Thorak • Tidak tampak kardiomegali• Tidak tampak TB paru aktif• Tidak ada kelainan• USG Hiperplasie buli buli • diameter prostat 4,7 cm

• V. Diagnosis Kerja• Retensio Urine e.c BPH • VI. Rencana Pengelolaan• Open Prostatectomie• IX. Prognosis Preoperasi• Ad vitam : Dubia Ad bonam• Ad fungsionam: Dubia ad Malam• Ad Sanatonium: Dubia ad Malam

• X. Instruksi Post Operasi• Bed rest total 24 jam• Inpus RL:20 tetes/mnt• Spooling hari 0: guyur sampai jernih, jernih turunkan80 tts/mnt • hari 1: 60 tts/mnt, kalau merah guyur• hari 2: 40 tts/mnt, kalau merah guyur• hari 3: 20 tts/mnt, kalau merah guyur• Injeksi ceftriaxone 1x1 gr, kalnex 3x1 amp, kaltrofen supp 2x1 /kp• Pemeriksaan PA untuk prostat • Transfusi bila Hb < 10 gr%• • Infus dilepas 3 hari setelah operasi dan dimulai terapi oral yaitu levofloxacin 2x1,

ranitidin 2x1, sohobion 1x1. Spooling lancar dan warna masih kemerahan sampai hari ke 3 dan di aff hari ke 4 saat spooling jernih. Penderita dipulangkan 6 hari post operasi.

• XI. Prognosis post operasi• Ad vitam : Dubia Ad bonam• Ad fungsionam : Bonam• Ad Sanatonium : Bonam

ANALISA KASUS

• Penegakan diagnosis dengan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

• Tatalaksana pada pasien.

Diagnosis

• Pada kasus ini di temukan adanya gejala2 obstruksi dan gejala iritatif pada anamnesis pasien ini.

• Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya bulging pada supra pubic yang merupakan vu yang terisi penuh dan pada RT ditemukan pembesaran prostat dengan kosnsistensi kenyal dan tidak berbenjol2

• Pada USG ditemukan adanya pembesaran prostat.

• Penegakan diagnosis kasus ini sudah sesuai teori

Tatalaksana preoperatif dan postoperatif

• Preoperasi diberikan antibiotik spektrum luas sebagai profilaksis.

• Pada post op, dierikan antibiotik sebagai profilaksis, dan pemberian analgetik.

• pemasangan 3way cateter degan irigasi sampai jernih, diakukan pemasangan drain pada pasien ini.

• Tatalaksana pre dan post operatif sudah sesuai teori

Tindakan bedah

• Pada kasus ini dengan pembesaran prostat sebesar 45gram dapat dilakukan TURP. Namun adanya keterbatasan pada RSUD Liwa, maka dilakukan prostatektomy terbuka.

DAFTAR PUSTAKA

• • Kozar Rosemary A, Moore Frederick A. Schwartz’s Principles of Surgery. 8 th

Edition. Singapore : The McGraw-Hill Companies,Inc;2005.• Mansjoer, Arif, Suprohaita, Wardhani, Wahyu Ika. Kapita Selekta Kedokteran.

Edisi Ketiga. Jilid Dua. Jakarta : Media Aesculapius; 2000.• Purnomo, Basuki B. Dasar – Dasar Urologi. Edisi Kedua. Jakarta : Sagung Seto.• Partin, Alan; Rodriguez, Ronald , campbell's urology, Elsevier ; 2002• Sabiston, David. Sabiston : Buku Ajar Bedah. Alih bahasa : Petrus. Timan.

EGC. 1994. • Samsuhidajat, Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC, 2003.• Sapardan Subroto. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta : Bagian Bedah

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. • http://www.davinciprostatectomy.com