View
79
Download
7
Category
Preview:
DESCRIPTION
Makalah etika profesi
Citation preview
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah mem-
berikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan Makalah ini yang tepat pada waktunya yang berjudul
“ETIKA PROFESI DI BIDANG TEKNIK INFORMATIKA” yang merupakan
syarat mendapatkan nilai UAS pada mata kuliah Etika Profesi.
Makalah ini berisikan mengenai penjelasan akan etika dan profesi
Teknik Informatika, juga berisikan tentang Cybercrime dan Cyberlaw.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun se-
lalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sam-
pai akhir. Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyusun makalah
ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu pada ke-
sempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu kami, namun tidak bisa kami sebutkan satu
per satu.
Dalam penulisan makalah ini, tentunya masih jauh dari kesempur-
naa, karena masih banyak kesalahan. Oleh karena itu kami mengharap-
kan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa yang akan
datang.
Akhir kata kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada
kesalahan dan kekurangan yang kami lakukan dan kami mengharapkan
makalah ini dapat bermanfaat bagi kami pada khususnya dan pembaca
pada umumnya.
Makassar, 2 Februari 2014
Dengan hormat,
Penulis
Hal 1 dari 33
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam pergaulan hidup masyarakat, bernegara hingga pergaluan
hidup tingkat internasional, diperlukan suatu sistem yang mengatur
bagaimana seharusnya manusia bergaul. Sistem pengaturan pergaulan
tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan
santun, tata krama, protokoler dan lainnya. Maksud pedoman pergaulan
tidak lain untuk menjaga kepentingan masing=masing yang terlibat agar
mereka senang, tentram, terlindung tanpa merugikan kepentingannya
serta terjamin agar perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan
adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak
asasi umumnya. Hal itulah yang mendasari tumbuh kembangnya etika di
masyarakat kita.
Etika profesi sangat diperlukan dalam berbagai bidang, termasuk
bidang teknologi informasi, dipergunakan untuk membedakan baik dan
buruk atau apakah perilaku tokoh IT bertanggung jawab atau tidak. Saat
ini banyak sekali orang di bidang IT menyalahgunakan profesinya utnuk
merugikan orang lain, pada contohnya hacker yang sering mencuri pass-
word lewat komputer dengan keahlian mereka. Contoh seperti itu yang
harus dijatuhi hukuman yang berlaku sesuai dengan kode etik yang telah
disepakati.
Perkembangan zaman yang diiringi kemajuan teknologi, men-
dorong kita untuk senantiasa berypaya meningkatkan kemampuan dalam
hal pneguasaan teknologi informasi. Dalam hal ini kita juga harus mem-
perhatikan kode etik dalam IT. Namun pada kenyataan yang ada masih
banyak sekali orang yang tidak mengerti mengenai etika dalam menggu-
nakan komputer terlebih lagi ketika sudah masuk ke dalam dunia maya.
Hal 2 dari 33
Tujuan utama dari kode etik adalah memberi pelayanan khusus
dalam masyarakat tanpa mementingkan kepentingan pribadi atau kelom-
pok. Maka dari itu sangatlah penting dan relevan bila dalam makalah ini
penulis mengangkat judul tentang “Etika Profesi dalam Bidang Teknologi
Informasi”
1.2. Maksud Dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
- Untuk mengetahui Pengertian Etika, Profesi dan Kode Etik Profesi
- Untuk mengetahui betapa pentingnya Etika Profesi
- Untuk Mengetahui peranan Etika dalam Profesi
- Memahami dan mengetahui tentang pelanggaran hukum (cybercrime)
yang terjadi di dunia maya saat ini, dan Undang-Undang dunia maya
(cyberlaw)
- Memahami dan mengetahui tentang betapa bahayanya Phising dan se-
moga kita dapat mencegah dan menghindari Phising yang termasuk
salah satu pelanggaran hukum di dunia maya.
- Untuk mengetahui kasus data forgery, penyebab, factor dan penanggu-
langanna, serta untuk mengetahui undang-undang yang dikenakan
pada pelaku data forgery.
1.3. Metode Penulisan
Adapun metode penulisan yang penulis gunakan untuk membuat
makalah ini dengan menggunakan studi pustaka yaitu sebuah metode
dengan cara mencari, mengambil, dan menghimpun informasi melalui
sumber-sumber atau referensi-referensi yang penulis dapatkan di internet.
Hal 3 dari 33
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Etika
Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang
berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika
akan berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelom-
pok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu
salah atau benar, buruk atau baik.
Menurut para ahli, etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebi-
asaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan
mana yang benar dan mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga
disebut etik, berasal dari kata Yunani ethos yang berarti norma-norma, ni-
lai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang
baik, seperti yang dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini:
- Drs. O.P Simorangkir : etika atau etik sebagai pandangan manusia
dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
- Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang
tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, se-
jauh yang dapat ditentukan oleh akal.
- Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara
mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia
dalam hidupnya.
2.2 Pengertian Profesi
Hal 4 dari 33
Profesi merupakan kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa
Inggris “Profess” yang bermakna: “Janji untuk memenuhi kewajiban
melakukan suatu tugas khusus secara tahap/permanen”.
Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan pen-
guasaan terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya
memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi
yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Contoh profesi adalah pada
bidang hukum, kedokteran, keuangan, militer, teknik dan desainer.
2.2.1 Karakteristik Profesi
Profesi adalah pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan adalah
profesi. Profesi mempunyai karakteristik sendiri yang membedakannya
daripekerjaan lainnya. Daftar karakteristik ini tidak memuat semua karak-
teristik yang pernah diterapkan pada profesi, juga tidak semua ciri ini
berlaku dalam setiap profesi:
- Keterampilan yang berdasar pada pengetahuan teoritis
Profesional diasumsikan mempunyai pengetahuan teoritis yang eksten-
sif dan memiliki keterampilan yang berdasar pada pengetahuan tersebut
dan bisa diterapkan dalam praktik.
- Asosiasi Profesional
Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi oleh para
anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan status para
anggotanya. Organisasi profesi tersebut biasanya memiliki persyaratan
khusus untuk menjadi anggotanya.
- Pendidikan yang ekstensif
Profesi yang prestisius biasanya memerlukan pendidikan yang lama
dalam jenjang pendidikan tinggi.
Hal 5 dari 33
- Ujian Kompetensi
Sebelum memasuki organisasi professional, biasanya ada persyaratan
untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama pengetahuan teoritis.
- Pelatihan Institutional
Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan in-
stitutional dimana calon profesional mendapatkan pengalaman praktis
sebelum menjadi anggota penuh organisasi. Peningkatan keterampilan
melalui pengembangan profesional juga dipersyaratkan.
Nilai moral profesi (Franz Magnis Suseno, 1975):
- Berani berbuat untuk memenuhi tuntutan profesi
- Menyadari kewajiban yang harus dipenuhi selama menjalankan profesi
- Idealisme sebagai perwujudan makna misi organisasi profesi
2.3. Pengertian Profesional
Profesional adalah Pekerja yang menjalankan sebuah profesi. Se-
tiap profesional berpegang pada nilai moral yang mengarahkan dan men-
dasari perbuatan luhur. Dalam melakukan tugas profesi, para profesional
harus bertindak objektif, artinya bebas dari rasa malu, sentimen, benci,
sikap malas dan enggan bertindak.
Dengan demikian seorang profesional jelas harus memiliki profesi
tertentu yang diperoleh melalui sebuah proses pendidikan maupun pelati-
han yang khusus, dan disamping itu pula ada unsur semangat pengabdian
(panggilan profesi) di dalam melaksanakan suatu kegiatan kerja. Hal ini
perlu ditekankan benar untuk membedakannya dengan kerja biasa (occu-
pation) yang semata bertujuan untuk mencari nafkah dan/ atau kekayaan
materiil (duniawi).
Hal 6 dari 33
Kelompok profesional merupakan kelompok yang berkeahlian dan
berkemahiran yang diperoleh melalui proses pendidikan dan pelatihan
yang berkualitas dan berstandar tinggi yang dalam menerapkan semua
keahlian dan kemahirannya yang tinggi itu hanya dapat dikontrol dan dini-
lai dari dalam oleh rekan sejawat, sesama profesi sendiri
2.4. Pengertian Teknologi Informasi
Teknologi Informasi adalah seperangkat alat yang membantu kita
bekerja dengan informasi dan melaksanakan tugas-tugas yang berhubun-
gan dengan pemrosesan informasi (Haag & Keen, 1996)
2.5 Pengertian Cyberlaw
Cyberlaw adalah hukum yang digunakan di dunia maya (cy-
berspace) yang umumnya diasosiasikan dengan internet.
2.6 Pengertian Cybercrime
Cybercrime atau kejahatan dunia maya dapat didefinisikan sebagai
perbuatan melawan hukum yang dilakukan dengan menggunakan internet
yang berbasis pada kecanggihan teknologi komputer dan komunikasi.
Dalam beberapa literatur, cybercrime sering diidentikkan sebagai
computer crime. The U.S Department of Justice memberikan pengertian
Computer Crime sebagai : “… any illegal act requiring knowledge of Com-
puter Technology for its perpetration, investigation, or prosecution”.
Pengertian lainnya diberikan oleh Organisation of European Community
Development, yaitu: “any illegal, unethical or unauthorised behaviour re-
lating to the automatic processing and / or the transmission of data”. Andi
Hamzah dalam bukunya “Aspek-aspek pidana di bidang komputer”
(1989) mengartikan cybercrime sebagai kejahatan di bidang komputer se-
cara umum dapat diartikan sebagai penggunaan komputer secara ilegal.
Sedangkan menurut Eoghan Casey “Cybercrime is used throughout this
Hal 7 dari 33
text to refer to any crime that involves computer and networks, including
crimes that do not rely heavily on computer”.
2.7 Pengertian Bisnis Online
Bisnis online adalah bisnis yang dilakukan melalui internet sebagai
media pemasaran dengan menggunakan website sebagai katalog. Saat
ini bisnis online sedang menjamur di Indonesia baik untuk barang-barang
tertentu seperti tas, sepatu hingga jasa seperti konsultan pajak. Bisnis ini
dianggap sangat potensial karena kemudahan dalam pemesanan dan
harga yang cukup bersaing dengan bisnis biasa. Selain itu bisnis ini tidak
memerlukan toko melainkan dengan media jejaring sosial, blog, maupun
media lainnya yang dihubungkan ke internet.
Hal 8 dari 33
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 ETIKA PROFESI DIDALAM BIDANG TEKNIK INFORMATIKA
3.1.1 Pentingnya Etika Profesi
Etika dalam perkembangannya sangat pempengaruhi kehidupan
manusia. Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidup-
nya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu
manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam men-
jalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil
keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yang perlu
kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterpakan dalam segala as-
pek atau sisi kehidupan kita.
Dengan demikian, etika akan memberikan semacam batasan
maupun standar yang akan mengatur pergaulan manusia di dalam kelom-
pok sosialnya. Dalam pengertiannya yang secara khusus dikaitkan den-
gan seni pergaulan manusia, etika ini kemudian dirupakan dalam bentuk
aturan (code) tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan
prinsip-prinsip moral yang ada dan pada saat yang dibutuhkan akan bisa
difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang
secara logika-rasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari
kode etik. Dengan demikian etika adalah refleksi dari apa yang disebut
dengan “self control”, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan
dari dan untuk kepentingan kelompok sosial (profesi) itu sendiri.
Selanjutnya, karena kelompok profesional merupakan kelompok
yang berkeahlian dan berkemahiran yang diperoleh melalui proses pen-
didikan dan pelatihan yang berkualitas dan berstandar tinggi yang dalam
menerapkan semua keahlian dan kemahirannya yang tinggi itu hanya da-
pat dikontrol dan dinilai dari dalam oleh rekan sejawat, sesama profesi
sendiri.
Hal 9 dari 33
Oleh karena itu, dapatlah disimpulkan bahwa sebuah profesi hanya
dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri
para elit profesional tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan
etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi
kepada masyarakat yang memerlukannya. Tanpa etika profesi, apa yang
semua dikenal sebagai sebuah profesi yang terhormat akan segera jatuh
terdegradasi menjadi sebuah pekerjaan pencarian nafkah biasa (okupasi)
yang sedikitpun tidak diwarnai dengan nilai-nilai idealisme dan ujung-
ujungnya akan berakhir dengan tiak adanya lagi respek maupun keper-
cayaan yang pantas diberikan kepada para elit profesional ini.
3.1.2 Pengertian Kode Etik Profesi
Kode etik profesi merupakan norma yang ditetapkan dan diterima
oleh sekelompok profesi yang mengarahkan atau memberi petunjuk
kepada anggotanya bagaimana seharusnya berbuat dan sekaligus men-
jamin mutu profesi itu dimata masyarakat. Apabila anggota kelompok pro-
fesi itu menyimpang dari kode etiknya, maka kelompok profesi itu akan
tercemar dimata masyarakat. Oleh karena itu, kelompok profesi harus
mencoba menyelesaikan berdasarkan kekuasaannya sendiri.
Kode etik dapat diartikan pola aturan, tata cara, tanda pedoman
etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik meru-
pakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman berperilaku.
Dalam kaitannya dengan profesi, bahwa kode etik merupakan tata
cara atau aturan yang menjadi standar kegiatan anggota suatu profesi.
Suatu kode etik menggambarkan nilai-nilai profesional suatu profesi yang
diterjemahkan ke dalam standar perilaku anggotanya. Nilai profesional
paling utama adalah keinginan untuk memberikan pengabdian kepada
masyarakat.
Hal 10 dari 33
3.1.3 Peranan Etika Dalam Profesi
Nilai-nilai etika itu tidak hanya milik satu atau dua orang, atau sego-
longan orang saja, tetapi milik setiap kelompok masyarakat, bahkan
kelompok yang paling kecil yaitu keluarga sampai pada suatu bangsa.
Dengan nilai-nilai etika tersebut, suatu kelompok diharapkan akan mem-
punyai tata nilai untuk mengatur kehidupan bersama. Salah satu golongan
masyarakat yang mempunyai nilai-nilai yang menjadi landasan dalam per-
gaulan baik dengan kelompok atau masyarakat umumnya maupun den-
gan sesama anggotanya, yaitu masyarakat profesional. Golongan ini ser-
ing menjadi pusat perhatian karena adanya tata nilai yang mengatur dan
tertuang secara tertulis (yaitu kode etik profesi) dan diharapkan menjadi
pegangan para anggotanya. Sorotan masyarakat menjadi semakin tajam
manakala perilaku-perilaku sebagian para anggota profesi yang tidak di-
dasarkan pada nilai-nilai pergaulan yang telah disepakati bersama (ter-
taung dalam kode etik profesi), sehingga terjadi kemerosotan etik pada
masyarakat profesi tersebut.
3.1.4 Fungsi Kode Etik
Kode etik profesi itu merupakan sarana untuk membantu para
pelaksana sebagai seseorang yang profesional supaya tidak merusak
etika profesi. Ada tiga hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik
profesi:
- Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi ten-
tang prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan
kode etik profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang
boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.
- Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosual bagi masyarakat
atas profesi yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat
Hal 11 dari 33
memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat
memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga memungkinkan pen-
gontrolan terhadap para pelaksana di lapangan kerja (kalangan sosial).
- Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak di luar organisasi pro-
fesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut
dapat dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau
perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi di
lain instansi atau perusahaan.
Dalam lingkup Teknik Informatika, kode etik profesinya memuat ka-
jian ilmiah mengenai prinsip atau norma-norma dalam kaitan dengan
hubungan antara profesional atau developer TI dengan klien, antara para
profesional sendiri, antara organisasi profesi serta organisasi profesi den-
gan pemerintah. Salah satu bentuk hubungan seorang profesional dengan
klien (pengguna jasa) misalnya pembuatan sebuah program aplikasi.
Seorang profesional tidak dapat membuat program semuanya, ada
beberapa hal yang harus ia perhatikan seperti untuk apa program tersebut
nantinya digunakan oleh kliennya atau user, ia dapat menjamin keamanan
(security) sistem kerja progarm aplikasi tersebut dari pihak-pihak yang da-
pat mengacaukan sistem kerjanya (misalnya : hacker, cracker, dll). Kode
etik profesi Informatikawan merupakan bagian dari etika profesi.
Jika para profesional TI melanggar kode etik, mereka dikenakan
sanksi moral, sanksi sosial, dijauhi, bahkan mungkin dicopot dari jabatan-
nya.
Tujuan Kode Etik Profesi:
- Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota
Hal 12 dari 33
- Untuk Meningkatkan pengabdian para anggota profesi
- Untuk meningkatkan mutu profesi
- Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi
- Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
- Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat
- Menentukan baku standarnya sendiri.
3.1.5 Aspek-Aspek tinjauan pelanggaran kode etik profesi TI:
1. Aspek Teknologi
• Semua teknologi adalah pedang bermata dua, ia dapat digunakan
untuk tujuan baik dan jahat. Contoh teknologi nuklir dapat mem-
berikan sumber energi tetapi nuklir juga dapat menghancurkan kota
hiroshima
• Seperti halnya juga teknologi komputer, orang yang sudah memiliki
keahlian dibidang komputer bisa membuat teknologi yang berman-
faat tetapi tidak jarang yang melakukan kejahatan.
2. Aspek Hukum
Hukum untuk mengatur aktifitas di internet terutama yang berhubun-
gan dengan kejahatan maya antara lain masih menjadi perdebatan.
Ada dua pandangan mengenai hal tersebut antara lain:
• Katakteristik aktifitas di internet yang bersifat lintas batas sehingga
tidak lagi tunduk pada batasan-batasan teritorial.
• Sistem hukum tradisional (The Existing Law) yang justru bertumpu
pada batasan teritorial dianggap tidak cukup memadai untuk men-
jawab persoalan-persoalan hukum yang muncul akibat aktifitas in-
ternet.
3. Aspek Pendidikan
Dalam kode etik hacker ada kepercayaan bahwa berbagi informasi
Hal 13 dari 33
adalah hal yang sangat baik dan berguna, dan sudah merupakan ke-
wajiban (kode etik) bagi seorang hacker untuk membagi hasil peneli-
tiannya dengan cara menulis kode yang open source dan memberikan
fasilitas untuk mengakses informasi tersebut dan menggunakan per-
alatan pendukung apabila memungkinkan. Disini kita bisa melihat
adanya proses pembelajaran.
4. Aspek Ekonomi
Untuk merespon perkembangan di Amerika Serikat sebagai pioneer
dalam pemanfaatan internet telah mengubah paradigma ekonominya
yaitu paradigma ekonomi berbasis jasa (From a manufacturing based
economy to service-based economy). Akan tetapi pemanfaatan
teknologi yang tidak baik (adanya kejahatan di dunia maya) bisa men-
gakibatkan kerugian ekonomi yang tidak sedikit. Di Indonesia seti-
daknya ada 109 kasus yang merupakan predikat FRAUD (Credit Card)
dimana korbannya adalah 80% Warga Amerika Serikat.
5. Aspek Sosial Budaya
Akibat yang sangat nyata adanya cybercrime terhadap kehidupan
sosial budaya di Indonesia adalah ditolaknya setiap transaksi di inter-
net dengan menggunakan kartu kredit yang dikeluarkan (issued by)
oleh perbankan Indonesia. Masyarakat dunia telah percaya lagi dikare-
nakan banyak kasus kartu kredit PRAUD yang dilakukan oleh netter
asal Indonesia.
Hal 14 dari 33
3.2 CYBERCRIME
3.2.1 Karakteristik Cybercrime
Selama ini dalam kejahatan konvensional, dikenal dengan adanya
dua jenis kejahatan sebagai berikut:
1. Kejahatan Kerah Biru (Blue Collar Crime)
Kejahatan jenis ini merupakan jenis kejahatan atau tindak kriminal
yang dilakukan secara konvensional, misalnya perampokan, pencu-
rian, dan lain-lain. Para pelaku kejahatan jenis ini biasanya digam-
barkan memiliki stereotip tertentu misalnya, dari kelas sosial bawah,
kurang terdidik, dan lain-lain.
2. Kejahatan Kerah Putih (White Collar Crime)
Kejahatan jenis ini terbagi dalam 4 (empat) kelompok kejahatan yakni
kejahatan korporasi, kejahatan birokrat, malpraktek, dan kejahatan in-
dividu. Pelakunya biasanya berkebalikan dari blue collar, mereka
memiliki penghasilan tinggi, berpendidikan, memegang jabatan-ja-
batan terhormat di masyarakat.
Cybercrime sendiri sebagai kejahatan yang muncul sebagai akibat
adanya komunitas dunia maya di internet, memiliki karakteristik tersendiri
yang berbeda dengan kedua model di ayas. Karakteristik unik dari keja-
hatan di dunia maya tersebut antara lain menyangkut lima hal berikut:
• Ruang Lingkup Kejahatan
Sesuai sifat global internet, ruang lingkup kejahatan ini juga bersifat
global. Cybercrime seringkali dilakukan secara transnasional, melintasi
batas negara sehingga sulit dipastikan yuridikasi hukum negara yang
berlaku terhadap pelaku. Karakteristik internet dimana orang dapat
berlalu-lalang tanpa identitas (anonymous) memungkinkan terjadinya
berbagai aktivitas jahat yang tidak tersentuh oleh hukum.
Hal 15 dari 33
• Sifat Kejahatan
Bersifat non-violence, atau tidak menimbulkan kekacauan yang mudah
terlihat. Jika kejahatan konvensional sering kali menimbulkan keka-
cauan maka kejahatan di internet bersifat sebaliknya.
• Pelaku Kejahatan
Bersifat lebih universal, meski memiliki ciri khusus yaitu kejahatan di-
lakukan oleh orang-orang yang menguasai penggunaan internet be-
serta aplikasinya. Pelaku kejahatan tersebut tidak terbatas pada usia
dan stereotip tertentu, mereka yang sempat tertangkap merupakan re-
maja, bahkan beberapa diantaranya masih anak-anak.
• Modus Kejahatan
Keunikan kejahatan ini adalah penggunaan teknologi informasi dalam
modus operandi, itulah sebabnya mengapa modus operandi dalam
dunia cyber tersebut sulit dimengerti oleh orang-orang yang tidak men-
guasai pengetahuan tentang komputer, teknik pemrograman dan seluk
beluk dunia cyber.
• Jenis kerugian yang ditimbulkan
Dapat bersifat material maupun non-material. Seperti waktu, nilai, jasa,
uang, barang, harga diri, martabat bahkan kerahasiaan informasi.
Dari beberapa karakteristik diatas, untuk mempermudah penanganan-
nya maka cyber crime diklasifikasikan:
• Cyberpiracy: Penggunaan teknologi komputer untuk mencetak ulang
software atau informasi, lalu mendistribusikan informasi atau soft-
ware tersebut lewat teknologi komputer.
• Cybertrespass: Penggunaan teknologi komputer untuk meningkatkan
akses pada sistem komputer suatu organisasi atau individu.
• Cybervandalism : Penggunaan teknologi komputer untuk membuat
program yang mengganggu proses transmisi elektronik dan meng-
hancurkan data di komputer.
Hal 16 dari 33
3.2.2 Faktor yang mempengaruhi terjadinya cybercrime
Kejahatan dunia maya (cybercrime) adalah istilah yang mengacu
kepada aktivitas kejahatan dengan komputer atau jaringan komputer men-
jadi perantara, sasaran atau tempat terjadinya kejahatan. Seperti keja-
hatan dunia maya antara lain adalah penipuan lelang secara online, pe-
malsuan cek, penipuan kartu kredit / carding, confidence fraud, penipuan
identitas, pornografi anak, dll.
Adapun yang menjadi penyebab terjadinya cybercrime antara lain :
• Akses internet yang tidak terbatas
• Kelalaian pengguna komputer. Hal ini merupakan salah satu penyebab
utama kejahatan komputer
• Mudah dilakukan dengan alasan keamanan yang kecil dan tidak diper-
lukan perlatan yang super modern.
• Walaupun kejahatan komputer mudah unutk dilakukan tetapi akan sulit
untuk melacaknya, sehingga ini mendorong para pelaku kejahatan untuk
terus melakukan hal ini.
• Para pelaku perupakan orang yang pada umumnya cerdas, mempunyai
rasa ingin tahu yang besar dan fanatik akan teknologi komputer. Penge-
tahuan pelaku kejahatan komputer tentang cara sebuah komputer jauh
diatas operator komputer.
• Sistem keamanan jaringan yang lemah
• Kurangnya perhatian masyarakat. Masyarakat dan penegak hukum saat
ini masih memberi perhatian sangat besar terhadap kejahatan konven-
sional. Pada kenyataanya pelaku kejahatan komputer masih terus
melakukan aksi kejahatannya.
3.2.3 Penanggulangan Terhadap Kejahatan Internet
Hal 17 dari 33
Adapun penanggulangan untuk menangani terjadinya kejahatan in-
ternet atau cybercrime adalah sebagai berikut:
1. Melindungi Komputer
Sudah pasti hal ini mutlak dilakukan. Demi menjaga keamanan, paling
tidak anda sudah memiliki tiga program, yaitu antivirus, antispyware,
dan firewall. Fungsinya sudah jelas dari ketiga aplikasi tersebut. An-
tivirus sudah pasti menjaga perangkat komputer anda dari virus yang
kian hari beragam jenisnya.
2. Melindungi Identitas
Jangan sesekali memberitahukan identitas seperti nomor rekening,
nomor kartu penduduk, tanggal lahir dan lainnya. Karena hal tersebut
akan sangat mudah disalahgunakan oleh pelaku kejahatan internet
hacker.
3. Selalu Up to Date
Cara dari para pelaku kejahatan saat melakukan aksinya yaitu dengan
melihat adanya celah-celah pada sistem komputer anda. Karena itu,
lakukanlah update pada komputer. Saat ini beberapa aplikasi sudah
banyak menyediakan fitur update berkala secara otomatis. Mulai dari
aplikasi antivirus dan aplikasi-aplikasi penunjang lainnya.
4. Amankan E-mail
Salah satu jalan yang paling mudah dan sering digunakan untuk
menyerang adalah e-mail. Pastikan anda mengetahui identitas dari
sang pengirim e-mail. Jika anda sudah menerima e-mail dengan pe-
san yang aneh-aneh, sebaiknya jangan anda tanggapi.
5. Melindungi Account
Gunakan kombinasi angka, huruf, dan simbol setiap kali anda mem-
buat kata sandi.Ini bertujuan agar kata sandi anda tidak mudah dike-
tahui atau dibajak. Namun jangan sampai anda sendiri melupakan
kata sandi tersebut. Menggunakan password yang sulit merupakan tin-
dakan cerdas guna menghindari pencurian data.
Hal 18 dari 33
6. Membuat Salinan
Sebaiknya para pengguna komputer memiliki salinan dari dokumen
pribadinya, entah itu berupa foto, musik, atau yang lainnya. Ini bertu-
juan agar data anda masih tetap bisa terselamatkan bila sewaktu-
waktu terjadi pencurian data atau ada kesalahan pada sistem kom-
puter anda.
7. Cari Informasi
Meskipun sedikit membosankan, tapi ini penting buat anda. Dengan
memantau perkembangan informasi pada salah satu penyedia jasa
layanan keamanan internet juga diperlukan, salah satunya adalah
pada National Cyber Alert System yang berasal dari Amerika, Anda di-
harapkan dapat mengetahui jenis penyerangan yang sedang marak
terjadi. Dan disitu pula anda akan mendapatkan informasi bagaimana
menanggulangi penyerangan tersebut bila terjadi pada anda.
3.2.4 Pelanggaran Hukum Dalam Dunia Maya (cybercrime)
Munculnya revolusi teknologi informasi dewasa ini dan masa depan
tidak hanya membawa dampak pada perkembangan teknologi itu sendiri,
akan tetapi juga akan mempengaruhi aspek kehidupan lain seperti agama,
kebudayaan, sosial, politik, kehidupan pribadi, masyarakat bahkan bangsa
dan negara. Jaringan Informasi global atau internet saat ini telah menjadi
salah satu sarana untuk melakukan kejahatan baik domestik maupun in-
ternasional. Internet menjadi medium bagi pelaku kejahatan untuk
melakukan kejahatan dengan sifatnya yang mondial, internsional dan
melampaui batas ataupun kedaulatan suatu negara. Semua ini menjadi
motif dan modus yang amat menarik bagi para penjahat digital.
3.2.4.1 Jenis Cybercrime
Eoghan Casey mengkategorikan cybercrime dalam 4 kategori yaitu:
Hal 19 dari 33
- A computer can be the object of Crime
- A computer can be a subject of Crime
- The computer can be used as the tool for conducting or planning a
crime
- The symbol of the computer itself can be used to intimidate or deceive.
3.2.5. Undang-Undang Dunia Maya (cyberlaw)
Harus diakui bahwa Indonesia belum mengadakan langkah-
langkah yang cukup signifikan dibidang penegakan hukum (law enforce-
ment) dalam upaya mengantisipasi kejahatan dunia maya seperti di-
lakukan oleh negara-negara maju di Eropa dan Amerika Serikat. Kesulitan
yang dialami adalah pada perangkat hukum atau undang-undang
teknologi informasi dan telematika yang belum ada sehingga pihak ke-
polisian Indonesia masih ragu-ragu dalam bertindak untuk menangkap
para pelakunya, kecuali kejahatan dunia maya yang bermotif pada keja-
hatan ekonomi/perbankan.
Untuk itu diperlukan suatu perangkat UU yang dapat mengatasi
masalah ini seperti yang sekarang telah adanya perangkat hukum yang
satu ini berhasil digolkan, yaitu Undang-Undang Informasi dan Transaksi
Elektronik (UU ITE). UU yang terdiri dari 13 Bab dan 54 pasal serta penje-
lasan ini disahkan setelah melalui Rapat Paripurna DPR RI pada Selasa
25 Maret 2008.
- Pasal 31 (1): SEtiap orang dilarang menggunakan dan atau mengakses
komputer dan atau sistem elektronik secara tanpa hak atau melampaui
wewenangnya untuk memperoleh keuntungan atau memperoleh infor-
masi keuangan dari Bank Sentral, lembaga perbankan atau lembaga
Hal 20 dari 33
keuangan, penerbit kartu kredit, atau kartu pembayaran atau yang men-
gandung data laporan nasabahnya.
- Pasal 31 (2): Setiap orang dilarang menggunakan dan atau mengakses
dengan cara apapun, kartu kredit atau kartu pembayaran milik orang
lain secara tanpa hak dalam transaksi elektronik untuk memperoleh ke-
untungan.
- Pasal 33 (1): Setiap orang dilarang menyebarkan, memperdagangkan,
dan atau memanfaatkan kode akses (password) atau informasi yang
serupa dengan hal tersebut, yang dapat digunakan menerobos kom-
puter dan atau sistem elektronik dengan tujuan menyalahgunakan yang
akibatnya dapat mempengaruhi sistem elektronik Bank Sentral, lem-
baga perbankan dan atau lembaga keuangan, serta perniagaan di
dalam dan luar negri.
3.2.6 Tujuan Cyberlaw
Cyberlaw sangat dibutuhkan, kaitannya dengan upaya pencegahan
tindak pidana, ataupun penanganan tindak pidana. Cyberlaw akan men-
jadi dasar hukum dalam proses penegakan hukum terhadap kejahatan-ke-
jahatan dengan sarana elektronik dan komputer, termasuk kejahatan pen-
cucian uang dan kejahatan terorisme.
3.2.7 Peranan Cyberlaw
Cyberlaw adalah aspek hukum yang istilahnya berasal dari Cy-
berspace Law, yang ruang lingkupnya meliputi setiap aspek yang
berhubungan dengan orang perorangan atau subyek hukum yang meng-
gunakan dan memanfaatkan teknologi internet yang dimulai pada saat
mulai "online" dan memasuki dunia cyber atau maya. Pada Negara yang
telahmaju dalam penggunaan internet sebagai alat untuk memfasilitasi se-
tiap aspek kehidupan mereka, perkembangan hukum dunia maya sudah
Hal 21 dari 33
sangat maju. Sebagai kiblat dari perkembangan aspek hukum ini, Amerika
Serikat merupakan negara yang telah memiliki banyak perangkat hukum
yang mengatur dan menentukan perkembangan Cyberlaw. Untuk dapat
memahami sejauh mana perkembangan Cyberlaw di Indonesia maka kita
akan membahas secara ringkas tentang landasan fundamental yang ada
didalam aspek yuridis yang mengatur lalu lintas internet sebagai sebuah
rezim hukum khusus, dimana terdapat komponen utama yang meliputi
persoalan yang ada dalam dunia maya tersebut, yaitu:
- Tentang yurisdiksi hukum dan aspek-aspek terkait; komponen ini men-
ganalisa dan menentukan keberlakuan hukum yang berlaku dan dite-
tapkan di dalam dunia maya itu
- Tentang landasan penggunaan internet sebagai sarana untuk
melakukan kebebasan berpendapat yang berhubungan dengan tang-
gung jawab pihak yang menyampaikan, aspek accountability, tanggung
jawab dalam memberikan jasa online dan penyedia jasa internet (inter-
net provider), serta tanggung jawab hukum bagi penyedia jasa pen-
didikan melalui jaringan internet.
- Tentang aspek hak milik intelektual dimana adanya aspek tentang
patent, merek dagang rahasia yang diterapkan serta berlaku di dalam
dunia cyber.
- Tentang aspek kerahasiaan yang dijamin oleh ketentuan hukum yang
berlaku dimasing-masing yurisdiksi negara asal dari pihak yang mem-
pergunakan atau memanfaatkan dunia maya sebagai bagian dari sis-
tem atau mekanisme jasa yang mereka lakukan.
- Tentang aspek hukum yang menjamin keamanan dari setiap pengguna
internet
Hal 22 dari 33
- Tentang ketentuan hukum yang memformulasikan aspek kepemilikan
dalam internet sebagai bagian dari nilai investasi yang dapat dihitung
sesuai dengan prinsip-prinsip keuangan atau akuntansi
- Tentang aspek hukum yang memberikan legalisasi atas internet seba-
gai bagian dari perdagangan atau bisnis usaha.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut diatas maka kita akan dapat
melakukan penilaian untuk menjustifikasi sejauh mana perkembangan dari
hukum yang mengatur sistem dan mekanisme internet di Indonesia.
Perkembangan internet di Indonesia mengalami percepatan yang sangat
tinggi serta memiliki jumlah pelanggan atau pihak pengguna jaringan inter-
net yang terus meningkat sejak paruh tahun 90’an. Salah satu indikator
untuk melihat bagaimana aplikasi hukum tentang internet diperlukan di In-
donesia adalah dengan melihat banyaknya perusahaan yang menjadi
provider untuk pengguna jasa internet di Indonesia. Perusahaan-perusa-
haan yang memberikan jasa provider di Indonesia sadar atau tidak meru-
pakan pihak yang berperan sangat penting dalam memajukan perkemban-
gan cyberlaw di Indonesia dimana fungsi-fungsi yang mereka lakukan
seperti:
- Perjanjian aplikasi rekening pelanggan internet
- Perjanjian pembuatan desain home page komersial
- Perjanjian reseller penempatan data-data di internet server
- Penawaran-penawaran penjualan produk-produk komersial melalui in-
ternet.
- Pemberian informasi yang diupdate setiap hari oleh home page komer-
sial
- Pemberian pendapat atau polling online melalui internet.
Merupakan faktor dan tindakan yang dapat digolongkan sebagai
tindakan yang berhubungan dengan aplikasi hukum tentang cyber di In-
Hal 23 dari 33
donesia. Oleh sebab itu ada baiknya di dalam perkembangan selanjutnya
agar setiap pemberi jasa atau pengguna internet dapat terjamin maka
hukum tentang internet perlu dikembangkan serta dikaji sebagai sebuah
hukum yang memiliki disiplin tersendiri di Indonesia.
Hal 24 dari 33
3.3 PHISING
Di dalam dunia maya sangat banyak pihak-pihak yang mencari ke-
untungan tanpa mempedulikan segala sesuatunya entah itu merugikan
orang lain, masyarakat atau pihak yang tidak tersangkut secara langsung.
Phising merupakan suatu cara untuk mencoba mendapatkan informasi
seperti username, password, dan rincian kartu kredit dengan menyamar
sebagai entitas terpercaya di dalam sebuah komunikasi elektronik.
Komunikasi yang mengaku berasal dari situs web sosial yang pop-
uler, situs lelang, prosesor pembayaran online atau admininstrator TI bi-
asanya digunakan untuk membuat publik tidak curiga. Phising biasanya
dilakukan melalui e-mail spoofing, dan sering mengarahkan pengguna un-
tuk memasukkan rincian disebuah website palsu yang tampilan dan nu-
ansa yang hampir sama dengan aslinya.
3.3.1 Teknik Phising
Teknik Phising yang umumnya sering digunakan adalah:
1. Penggunaan alamat e-mail palsu dan grafik untuk menyesatkan user
sehingga user terpancing menerima keabsahan e-mail atau halaman
web. Agar tampak meyakinkan, pelaku juga sering kali menggunakan
logo atau merek dagang lembaga resmi seperti : Facebook, Yahoo,
Bank atau penerbit lainnya. Pemalsuan ini dilakukan untuk memancing
korban menyerahkan data pribadi seperti: Password, PIN (Personal
Identification Number) dan nomor kartu kredit.
2. Membuat situs palsu yang sama persis dengan situs resmi atau pelaku
phising mengirimkan e-mail yang berisikan link ke situs palsu tersebut.
3. Membuat hyperlink ke halaman web palsu atau menyediakan form
isian yang ditempelkan pada e-mail yang dikirim.
Hal 25 dari 33
Contoh kasus yang kami berikan adalah website BCA (Bank Cen-
tral Asia) yang diubah dengan memanfaatkan salah ketik dari nasabahnya
misalnya www.klikbca.com atau www.klicbca.com dan berbagai variasi
lainnya, dimana link sebenarnya adalah www.klikbca.com shingga peng-
guna BCA internet banking yang tidak teliti dalam mengetikkan link asli
tersebut akan masuk ke situs yang sengaja dibuat untuk mendapatkan ac-
count dan password internet banking. Aksi ini sendiri sebenarnya sudah
bisa dikategorikan sebagai ‘Hacking’ dengan menggunakan cara ‘social
engineering’.
Umumnya yang terjadi pada tindakan phising adalah seseorang
menerima email yang mengiring si penerima untuk melakukan update in-
formasi yang sifatnya personal seperti password, user account, nomor
kartu kredit, tanggal lahir, nomor rekening bank dan sebagainya. Situs ini
sendiri sebenarnya adalah situs palsu yang dibuat dengan tujuan untuk
mengelabui pengunjungnya.
Berikut adalah contoh email dari CitiBank yang palsu:
-----Original Message----
From : CITI
[mailto:identdep_op26461529008752@citibank.com]
Sent : Wednesday, September 08, 2004 3:26 PM
To : harrylim@cbn.net.id
Subject : Citibank Reminder: Please Update Your Data
[Wed, 08 Sep 2004 01:25:12 -0700]
https://web.da-us.citibank.com/signin/scripts/login/
user_setup.jsp
Bagaimanakah cara kita menentukan alamat ini valid ataukah
Hal 26 dari 33
tidak? Kita dapat melacak asal dari email ini dengan men-view source dari
email ini. Maka kita dapatkan:
href=”http://%31%34%38%2E%32%34%34%2E%32%31%33%2E
%31%33%31:%8%38/%63%69%74/%69%6E%64%65%78%2E
%68%74%6D”>https://web.daus.citibank.com/Iogin.ref.999685633/
scripts/client_conf.jsp</a>
Dimana mereka melakukan spoofing. Di email tersebut tertulis
https://web.daus.citibank.com seakan-akan email tersebut benar-benar
berasal dari Citibank dan dibuat memberi kesan aman (secure) karena
menggunakan protocol https, yang memang biasanya digunakan oleh
bank pada umumnya, padahal hyperlink ini mengarah ke http://
%31%34%38%2E%32%34%34%2E%32%31%33%2E
%31%33%31:%38%3
Terlihat dari alamat yang dispoof menggunakan hex dan tidak
menggunakan https. Setelah dilakukan decode, didapatkan alamat IP
sebenarnya adalah 148.244.213.131:88 dimana angka 88 merupakan
nomor port yang digunakan.
Untuk menentukan asal dari alamat IP tersebut, kita dapat menggu-
nakan perintah traceroute pada command prompt:
C:\>tracert 148.244.213.131
Tracing route to host-148-244-213-131.block.alestra.net.mx
[148.244.213.131]
over a maximum of 30 hops:
1 200ms 191ms 190ms nas2-3.cbn.net.id [202.158.2.236]
2 191ms 180ms 190ms nas2-rtif.cbn.net.id [202.158.2.233]
3 190ms 180ms 180ms 202.158.31.33
4 180ms 190ms 191ms 202.158.31.241
5 180ms 181ms 180ms 202.158.31.226
6 190ms 190ms 190ms 202.93.46.137
7 190ms 190ms 190ms gw-en-kppti.palapanet.com [202.93.46.134]
Hal 27 dari 33
8 360ms 371ms 360ms 500.POS2-1.IG2.SAC1.ALTER.NET
[157.130.210.217]
9 361ms 370ms 371ms 0.so-0-0-0.XR1.SAC1.ALTER.NET
[152.63.54.114]
10 961ms 451ms 380ms 0.so-0-1-0.XL1.SAC1.ALTER.NET
[152.63.53.241]
11 361ms 370ms 361ms POS6-0.BR5.SAC1.ALTER.NET
[152.63.52.225]
12 360ms 361ms 421ms 204.255.174.174
13 541ms 1502ms 370ms tbr2-p013202.sffca.ip.att.net [12.123.13.70]
14 2323ms721ms 511ms tbr1-cl3.la2ca.ip.att.net [12.122.10.26]
15 441ms 1042ms 691ms tbr1-cl2.dlstx.ip.att.net [12.122.10.49]
16 1492ms2594ms 1882ms gbr2-p10.dlstx.ip.att.net [12.122.12.62]
17 1222ms1372ms 430ms gar1-p370.dlstx.ip.att.net [12.123.16.237]
18 3425ms1092ms 1251ms 12.119.124.90
19 451ms 451ms 440ms rcmex1.att.net.mx [200.94.59.33]
20 460ms 471ms 461ms rcgdl1.att.net.mx [148.244.145.190]
21 451ms 440ms 451ms ragdl2.att.net.mx [200.76.5.3]
22 460ms 471ms 461ms host-200-56-123-238.block.alestra.net.mx
[200.56.123.238]
23 471ms 460ms 471ms host-148-244-213-131.block.alestra.net.mx
[148.244.213.131]
Trace complete.
Ternyata alamat IP tersebut berasal dari negara mx atau Mexico.
Sedangkan kalau kita ping alamat aslinya
C:\>ping web.da-us.citibank.com
Pinging web.da-us.citibank.com [192.193.187.86] with 32 bytes
of data:
Hal 28 dari 33
Request timed out.
Request timed out.
Terlihat bahwa alamat IP dari situs sebenarnya adalah
192.193.187.8 dan kaklau kita masukkan IP ini ke URL, maka akan
dibawa ke situs asli dari Citibank.
3.3.2 Mencegah Phising
tindakan phising jumlahnya dari hari ke hari semakin meningkat
dan diyakini akan bertambah terus. Memang kenyataan bahwa situs on-
line banking maupun belanja online cukup aman, namun kita perlu berhati-
hati karena teknik yang digunakan dalam phising ini sebenarnya meru-
pakan teknik ‘social engineering’. Intinya, kita harus selalu berhati-hati
dalam memberikan informasi kita terutama yang menyangkut informasi
keuangan seperti user account, password online banking, nama ibu kan-
dung, tanggal lahir, nomor kartu kredit dan informasi lainnya. Berikut
adalah beberapa tips yang bisa dijadikan pedoman untuk menghindari
atau mencegah phising ini:
- Berhati-hati dan tidak sembarangan memberikan data pribadi di Inter-
net terutama data keuangan seperti nomor account di bank, nomor
kartu kredit, account internet banking dan password.
- Email dari phisher ini umumnya tidak di personalised sementara kalau
email yang legal (valid) umumnya lebih personal.
- Selalu curiga dengan email yang intinya berisi permintaan penting atau
urgent untuk informasi atau data keuangan pribadi. Para phisher
umumnya memasukkan unusur yang mengasyikan lewat kalimat-kali-
mat dalam emailnya sehingga menarik orang untuk bertindak atau
merespon secepatnya begitu dia membaca email tersebut.
Hal 29 dari 33
- Jika anda enerima email semacam ini yang meminta data pribadi
terutama data finansial, hubungi perusahaan yang bersangkutan untuk
konfirmasi atau masuk ke situs tersebut secara langsung tanpa melalui
link yang disediakan di email.
- Selalu menggunakan situs yang aman ketika memberikan informasi
atau data finansial melalui web browser. Situs yang secure biasanya
menggunakan enkripsi SSL (Secure Socket Layer) dan selalu mulai
dengan https://, bukan http://
- Log-in lah secara rutin ke situs online-account anda dan cek datanya
misalnya data transaksi kredit maupun debet untuk memastikan bahwa
data transaksi itu benar.
- Pastikan bahwa web browser yang anda gunakan adalah yang versi
terbaru.
- Pertimbangkan untuk menggunakan atau menginstall web browser tool
bar untuk membantu memproteksi terhadap situs-situs phishing. Na-
mun patut diperhatikan bahwa hanya menginstall toolbar dari provider
yang dapat anda percaya.
- Sebelum memasukkan informasi yang sifatnya personal seperti infor-
masi finansial kita, kartu kredit dan sebagainya. ADa baiknya kita
melakukan klarifikasi terlebih dahulu. Misalnya situs visa menyatakan
bahwa mereka tidak pernah mengirimkan email untuk meminta update
informasi atau klarifikasi.
- Gunakan atau implementasikan Anti-Spam , karena umumnya email
yang berisikan phising bersumber dari alamat IP yang termasuk dalam
kategori RBL (Real-Time Blackhole Lists) yang artinya alamat IP yang
terdaftar di RBL merupakan sumber spam.
Hal 30 dari 33
3.4 DATA FORGERY
3.4.1 Pengertian Data Forgery
Pengertian data adalah kumpulan kejadian yang diangkat dari su-
atu kenyataan dapat berupa angka-angka, huruf, simbol-simbol khusus,
atau gabungan dari ketiganya. Data masih belum dapat ‘bercerita’ banyak
sehingga perlu diolah lebih lanjut. Pengertian data juga bisa berarti
kumpulan file atau informasi dengan tipe tertentu, baik suara, gambar,
atau yang lainnya.
Menurut kamus oxford definisi data adalah “facts or information
used in deciding or discussing something”. Terjemahannya adalah “Fakta
atau informasi yang digunakan dal am menentukan atau mendiskusikan
sesuatu”. Data juga bisa berarti “Information prepared for or stored by a
computer”, dalam bahasa Indonesia berarti “Informasi yang disiapkan un-
tuk atau disimpan oleh komputer.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian data adalah
keterangan yang benar dan nyata, atau keterangan atau bahan nyata
yang dapat dijadikan bahan kajian analisis atau kesimpulan. Sedangkan
pengertian Forgery (Pemalsuan) adalah tindak pindana berupa memal-
sukan atau meniru secara tidak sah, dengan itikad buruk untuk merugikan
pihak lain dan sebaliknya menguntungkan diri sendiri.
Dengan kata lain pengertian data forgery adalah pemalsuan data
atau dalam dunia cybercrime Data forgery perupakan kejahatan dengan
memalsukan data pada dokumen-dokumen penting yang tersimpan seba-
gai scriptless document melalui internet. Kejahatan ini biasanya ditujukan
pada dokumen-dokumen e-commerce dengan membuat seolah-olah ter-
jadi “salah ketik” yang pada akhirnya akan menguntungkan pelaku karena
korban akan memasukkan data pribadi dan nomor kartu kredit yang dapat
saja disalahgunakan.
Kejahatan jenis ini dilakukan dengan tujuan memalsukan data pada
dokumen-dokumen penting yang ada di internet. Dokumen-dokumen ini
Hal 31 dari 33
biasanya dimiliki oleh institusi atau lembaga yang memiliki situs berbasis
web database.
Data forgery biasanya diawali dengan pencurian data-data penting,
baik itu disadari atau tidak oleh si pemilik data tersebut. Menurut pandan-
gan penulis, data forgery bisa digunakan dengan 2 cara yakni:
1. Server Side (Sisi Server)
Yang dimaksud dengan server side adalah pemalsuan dengan cara
memperoleh datanya adalah dengan si pelaku membuat sebuah fake
website yang sama persis dengan web yang sebenarnya. Cara ini
mengandalkan dengan kelengahan dan kesalahan pengguna karena
salah ketik.
2. Client Side (Sisi Pengguna)
Penggunaan cara ini sebenarnya bisa dibilang jauh lebih mudah
dibandingkan dengan server side, karena si pelaku tidak perlu mem-
buat sebuah fake website (Situs palsu). Si pelaku hanya meman-
faatkan sebuah aplikasi yang sebenarnya legal, hanya saja penggu-
naannya yang disalahgunakan. Ternyata data forgery tidak sesulit ke-
dengarannya, dan tentunya hal ini sangat merisaukan para pengguna
internet, karena pasti akan memikirkan mengenai keamanan data-
datanya di internet.
Hal 32 dari 33
DAFTAR PUSTAKA
http://mandarus.blogspot.com/2013/03/etika-profesi-di-bidang-
teknologi.html
Hal 33 dari 33
Recommended