View
8
Download
2
Category
Preview:
DESCRIPTION
petunjuk teknis okulsi irisan
Citation preview
Volume: 05, Mei 2006
Setiono dan Arry Supriyanto
KEUNGGULAN TEKNIK PERBANYAKAN OKULASI IRISAN
PADA TANAMAN JERUK
PENDAHULUAN
Perbanyakan tanaman jeruk dapat dilakukan
secara generatif dan vegetatif. Cara generatif
dilakukan dengan menanam bijinya, sedang cara
vegetatif dapat dilakukan melalui cangkokan, setek,
penempelan (okulasi) atau penyambungan (grafting)
Perbanyakan dari biji jarang dilakukan karena dapat
mengakibatkan selain buahnya tidak sama dengan
induknya juga memiliki sifat juvenile atau masa
tunggu berbuah lebih lama.
Bibit jeruk komersial di Indonesia pada umumnya
diperbanyak dengan cara penempelan atau okulasi.
Cara perbanyakan ini telah biasa dilakukan oleh
penangkar karena dipahami mempunyai beberapa
kelebihan dibanding dengan cara perbanyakan
lainnya.
Ada beberapa mecam teknik okulasi yang dapat
diterapkan di pembibitan jeruk, yaitu : 1) okulasi biasa
(Forkert modification budding), 2) okulasi-T (T-
budding) dan 3) okulasi irisan (chip budding). Tiga
macam cara okulasi tersebut dapat dimodifikasikan
menjadi beberapa cara yang merupakan hasil
pengembangan atau kombinasi dari beberapa cara
okulasi yang ada, contohnya Okulasi-T menjadi
Okulasi-T terbalik dan lainnya.
Penempelan Pada Pembibitan Jeruk
3. Okulasi irisan berkayu (Chip budding)
2. Okulasi -T
1. Okulasi biasa
1
77
16
93
7
511
97
9
ISS
N 1
69
3-7
511
BALITJERUK
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEBERHASILAN OKULASI
Kondisi materi perbanyakan
Semaian batang bawah yang sedang mengalami
pertumbuhan aktif, yang biasanya ditandai
tumbuhnya tunas baru dan kulit batangnya mudah
dikelupas merupakan kondisi optimal untuk diokulasi.
Ukuran diameter batang masih menjadi patokan
sebagai dasar kesiapan batang bawah untuk
ditempel. Secara umum, semaian batang bawah yang
penampang batangnya pada ketinggian okulasi
sudah berbentuk bulat atau mempunyai tinggi sekitar
40 - 50 cm merupakan kondisi ideal untuk di okulasi.
Mata tempel untuk okulasi sebaiknya berasal
dari Blok Penggandaan Mata Tempel (BPMT), karena
selain dijamin kemurnian varietas, kesehatan dan
juga mutunya. Ranting mata tempel berpenampang
bulat-agak pipih dengan mata tempel aktif merupakan
kriteria mata tempel yang ideal. Tidak dianjurkan
untuk menggunakan mata tempel dari ranting yang
terlalu kecil dan pipih, karena akan menghasilkan
bibit yang tidak seragam dan biasanya berduri.
Ketrampilan pelaksana
Penguasaan teknik perbanyakan yang benar
mutlak harus dimiliki seorang penangkar atau
petugas okulasi sehingga dapat memilih teknik
perbanyakan yang sesuai, efisien waktu, tenaga dan
biaya. Pisau okulasi yang digunakan harus benar
benar tajam, sehingga sayatan mata tempel dan
batang bawah benar-benar menjadi rata dan dapat
menyatu sempurna. Untuk menghindari adanya
kontaminasi penyakit terutama yang ditularkan
melalui alat pertanian seperti pisau okulasi, gunting
pangkas) dan peralatan lainnya, maka alat-alat
tersebut sebelum dan sesudahnya harus disterilkan
dengan menggunakan larutan alkohol 70% atau
klorox.
Berdasarkan pengalaman, semaian batang
bawah yang batangnya berukuran relatif besar sesuai
ditempel dengan okulasi Forkert dan okulasi-T,
sedangkan jika berukuran relatif kecil dan muda bisa
ditempel okulasi-irisan. Demikian pula pada ranting
mata tempel yang berpenampang besar dan bulat
sesuai untuk okulasi forkert dan jika berpenampang
relatif kecil dan agak pipih sesuai untuk okulasi irisan
dan okulasi-T.
Kondisi lingkungan tumbuh
Lingkungan tumbuh yang optimal diperlukan
untuk proses penyembuhan luka jaringan mata
tempel dan semaian batang bawah. Oksigen,
temperatur dan kelembaban mempunyai peranan
penting dalam mengatur proses penyatuan jaringan.
Kebutuhan oksigen dapat dipenuhi dengan cara
pengikatan okulasi yang tidak terlalu kencang,
temperatur optimal berkisar antara 20-30C dan
kelembaban udara dipertahankan diatas 70%.
KEUNGGULAN OKULASI-IRISAN
OkulasI-irisan mempunyai beberapa kelebihan
dibanding cara okulasi lainnya, yaitu :
1. Secara teknis mudah dilaksanakan, cepat, persen
keberhasilan tinggi, dan pertumbuhan bibit relatif
cepat.Petugas okulasi terampil dalam waktu satu
jam mampu melakukan okulasi-irisan sebanyak
50-60 semaian batang bawah, sedangkan dengan
metode okulasi lain hanya 40-45 semaian batang
bawah.
2
2 .Dapat dilakukan pada kondisi semaian batang
bawah yang masih muda yaitu berumur 4-6 bulan
setelah transplanting karena okulasi irisan dapat
menggunakan sayatan mata tempel yang lebih
kecil.
2. Okulasi-irisan dapat dlaksanakan pada semaian
batang bawah yang kulitnya tipis dan sulit
dikelupas.
Akhir akhir ini, para penangkar bibit jeruk
terutama petugas okulasinya yang telah mengenal
teknik perbanyakan metode okulasi-irisan, tidak mau
kembali lagi pada cara okulasi lain yang dikenal
sebelumnya karena telah merasakan kelebihan yang
dimiliki okulasi-irisan.
3
Frekuensi Terbit : setiap bulan
Staf Redaksi : A. Supriyanto, M.E. Dwiastuti,
dan A. Sugiyatno.
Penerbit : Balai Penelitian Tanaman
Jeruk dan Buah Subtropika,
Pusat Penelitian dan
Pengembangan Hortikultura,
Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian,
Departemen Pertanian.
Alamat : Jl. Raya Tlekung no 1,
Tlekung-Junrejo, BATU.
Telp. : (0341) 592683
Facsimile : (0341) 593047
e-mail : balitjeruk@citrusindo.org
website : www.citrusindo.org
Page 1Page 2Page 3
Recommended