View
77
Download
7
Category
Preview:
DESCRIPTION
nothing
Citation preview
TEORI TEORI MOTIVASI
Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan
atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau
keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain
motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang
mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan
dalam kehidupan..
Motivasi dapat berupa motivasi intrinsic dan ekstrinsic. Motivasi yang bersifat
intinsik adalah manakala sifat pekerjaan itu sendiri yang membuat seorang termotivasi,
orang tersebut mendapat kepuasan dengan melakukan pekerjaan tersebut bukan karena
rangsangan lain seperti status ataupun uang atau bisa juga dikatakan seorang melakukan
hobbynya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah manakala elemen elemen diluar
pekerjaan yang melekat di pekerjaan tersebut menjadi faktor utama yang membuat
seorang termotivasi seperti status ataupun kompensasi.
Banyak teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli yang dimaksudkan untuk
memberikan uraian yang menuju pada apa sebenarnya manusia dan manusia akan dapat
menjadi seperti apa. Landy dan Becker membuat pengelompokan pendekatan teori
motivasi ini menjadi 5 kategori yaitu teori kebutuhan,teori penguatan,teori keadilan,teori
harapan,teori penetapan sasaran.
A. TEORI MOTIVASI ABRAHAM MASLOW (1943-1970)
Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia
memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk
piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu
dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis
dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah
kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi
sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang
penting.
• Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
• Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
• Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima,
memiliki)
• Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan
serta pengakuan)
• Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan
menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan
aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya)
Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut akan
mendominasi tindakan seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang
signifikan. Orang hanya akan mempunyai waktu dan energi untuk menekuni minat
estetika dan intelektual, jika kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah.
Karya seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam masyarakat yang anggotanya
masih harus bersusah payah mencari makan, perlindungan, dan rasa aman.
B. TEORI MOTIVASI HERZBERG (1966)
Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk
berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu
disebutnya faktorhigiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor
higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya
adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor
ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai
Aktualisasi diri
penghargaan
sosial
keamanan
Faali
kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat
kehidupan, dsb (faktor intrinsik).
C. TEORI MOTIVASI DOUGLAS McGREGOR
Mengemukakan dua pandangan manusia yaitu teori X (negative) dan teori y
(positif), Menurut teori x empat pengandaian yag dipegang manajer
a. karyawan secara inheren tertanam dalam dirinya tidak menyukai kerja
b. karyawan tidak menyukai kerja mereka harus diawasi atau diancam dengan
hukuman untuk mencapai tujuan.
c. Karyawan akan menghindari tanggung jawab.
d. Kebanyakan karyawan menaruh keamanan diatas semua factor yang dikaitkan
dengan kerja.
Kontras dengan pandangan negative ini mengenai kodrat manusia ada empat teori Y :
a. karyawan dapat memandang kerjasama dengan sewajarnya seperti istirahat dan
bermain.
b. Orang akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka komit
pada sasaran.
c. Rata rata orang akan menerima tanggung jawab.
d. Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif.
D. TEORI MOTIVASI VROOM (1964)
Teori dari Vroom (1964) tentang cognitive theory of motivation menjelaskan
mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat
melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut
Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu:
• Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas
• Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam
melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu).
• Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral, atau
negatif.Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapanMotivasi
rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan
E. Achievement TheoryTeori achievement Mc Clelland (1961),
yang dikemukakan oleh Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa ada tiga hal penting
yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:
• Need for achievement (kebutuhan akan prestasi)
• Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama dengan soscialneed-
nya Maslow)
• Need for Power (dorongan untuk mengatur)
F. Clayton Alderfer ERG
Clayton Alderfer mengetengahkan teori motivasi ERG yang didasarkan pada kebutuhan
manusia akan keberadaan (exsistence), hubungan (relatedness), dan pertumbuhan
(growth). Teori ini sedikit berbeda dengan teori maslow. Disini Alfeder mngemukakan
bahwa jika kebutuhan yang lebih tinggi tidak atau belum dapat dipenuhi maka manusia
akan kembali pada gerakk yang fleksibel dari pemenuhan kebutuhan dari waktu kewaktu
dan dari situasi ke situasi.
Pengertian Motivasi. Motif seringkali
diartikan dengan istilah dorongan.
Dorongan atau tenaga tersebut
merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk
berbuat. Jadi motif tersebut merupakan
suatu driving force yang menggerakkan
manusia untuk bertingkah-laku, dan di
dalam perbuatannya itu mempunyai
tujuan tertentu. Setiap tindakan yang
dilakukan oleh manusia selalu di mulai
dengan motivasi (niat). Menurut Wexley &
Yukl (dalam As’ad, 1987) motivasi adalah
pemberian atau penimbulan motif, dapat
pula diartikan hal atau keadaan menjadi
motif. Sedangkan menurut Mitchell
(dalam Winardi, 2002) motivasi mewakili
proses- proses psikologikal, yang
menyebabkan timbulnya, diarahkanya,
dan terjadinya persistensi kegiatan-
kegiatan sukarela (volunter) yang
diarahkan ke tujuan tertentu.
Sedangkan menurut Gray (dalam Winardi,
2002) motivasi merupakan sejumlah
proses, yang bersifat internal, atau
eksternal bagi seorang individu, yang
menyebabkan timbulnya sikap antusiasme
dan persistensi, dalam hal melaksanakan
kegiatan- kegiatan tertentu.
Morgan (dalam Soemanto, 1987)
mengemukakan bahwa motivasi bertalian
dengan tiga hal yang sekaligus merupakan
aspek- aspek dari motivasi. Ketiga hal
tersebut adalah: keadaan yang mendorong
tingkah laku (motivating states), tingkah
laku yang di dorong oleh keadaan tersebut
(motivated behavior), dan tujuan dari
pada tingkah laku tersebut (goals or ends
of such behavior). McDonald (dalam
Soemanto, 1987) mendefinisikan motivasi
sebagai perubahan tenaga di dalam diri
seseorang yang ditandai oleh dorongan
efektif dan reaksi- reaksi mencapai
tujuan. Motivasi merupakan masalah
kompleks dalam organisasi, karena
kebutuhan dan keinginan setiap anggota
organisasi berbeda satu dengan yang
lainnya. Hal ini berbeda karena setiap
anggota suatu organisasi adalah unik
secara biologis maupun psikologis, dan
berkembang atas dasar proses belajar
yang berbeda pula (Suprihanto dkk, 2003)
.
Soemanto (1987) secara umum
mendefinisikan motivasi sebagai
suatu perubahan tenaga yang ditandai
oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi
pencapaian tujuan. Karena kelakuan
manusia itu selalu bertujuan, kita dapat
menyimpulkan bahwa perubahan tenaga
yang memberi kekuatan bagi tingkahlaku
mencapai tujuan,telah terjadi di dalam
diri seseorang.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa motivasi adalah energi aktif yang
menyebabkan terjadinya suatu perubahan
pada diri sesorang yang nampak pada
gejala kejiwaan, perasaan, dan juga
emosi, sehingga mendorong individu
untuk bertindak atau melakukan sesuatu
dikarenakan adanya tujuan, kebutuhan,
atau keinginan yang harus terpuaskan.
‹ › Beranda
Lihat versi web
Jumat, 20 April 2012
Tugas Kampus di 20.33
Pengertian Motivasi dan Teori-Teori
Motivasi
Definisi
Robbins dan Judge (2007)
mendefinisikan motivasi sebagai proses
yang menjelaskan intensitas, arah dan
ketekunan usaha untuk mencapai suatu
tujuan.
Samsudin (2005) memberikan
pengertian motivasi sebagai proses
mempengaruhi atau mendorong dari luar
terhadap seseorang atau kelompok kerja
agar mereka mau melaksanakan sesuatu
yang telah ditetapkan. Motivasi juga
dapat diartikan sebagai dorongan (driving
force) dimaksudkan sebagai desakan yang
alami untuk memuaskan dan
memperahankan kehidupan.
Mangkunegara (2005,61) menyatakan :
“motivasi terbentuk dari sikap (attitude)
karyawan dalam menghadapi situasi
kerja di perusahaan (situation). Motivasi
merupakan kondisi atau energi yang
menggerakkan diri karyawan yang
terarah atau tertuju untuk mencapai
tujuan organisasi perusahaan. Sikap
mental karyawan yang pro dan positif
terhadap situasi kerja itulah yang
memperkuat motivasi kerjanya untuk
mencapai kinerja maksimal”.
Pengertian Motivasi
Motivasi adalah suatu perubahan energi
dalam diri (pribadi) seseorang yang
ditandai dengan timbulnya perasaan dan
reaksi untuk mencapai tujuan. (Mr.
Donald : 1950).
Motivasi adalah suatu proses untuk
menggiatkan motif-motif menjadi
perbuatan / tingkah laku untuk
memenuhi kebutuhan dan mencapai
tujuan / keadaan dan kesiapan dalam diri
individu yang mendorong tingkah lakunya
untuk berbuat sesuatu dalam mencapai
tujuan. (Drs. Moh. Uzer Usman : 2000)
Motivasi adalah kekuatan tersembunyi
di dalam diri kita yang mendorong kita
untuk berkelakuan dan bertindak dengan
cara yang khas (Davies, Ivor K : 1986)
Motivasi adalah usaha – usaha untuk
menyediakan kondisi – kondisi sehingga
anak itu mau melakukan sesuatu (Prof.
Drs. Nasution : 1995)
Berdasarkan pengertian di atas,
maka motivasi merupakan respon
pegawai terhadap sejumlah pernyataan
mengenai keseluruhan usaha yang timbul
dari dalam diri pegawai agar tumbuh
dorongan untuk bekerja dan tujuan yang
dikehendaki oleh pegawai tercapai.
Motivasi dalam Pembelajaran
Pentingnya peranan motivasi dalam
proses pembelajaran perlu dipahami oleh
pendidik agar dapat melakukan berbagai
bentuk tindakan atau bantuan kepada
siswa. Motivasi dirumuskan sebagai
dorongan, baik diakibatkan faktor dari
dalam maupun luar siswa, untuk
mencapai tujuan tertentu guna
memenuhi / memuaskan suatu
kebutuhan. Dalam konteks pembelajaran
maka kebutuhan tersebut berhubungan
dengan kebutuhan untuk pelajaran.
Peran motivasi dalam proses
pembelajaran, motivasi belajar siswa
dapat dianalogikan sebagai bahan bakar
untuk menggerakkan mesin motivasi
belajar yang memadai akan mendorong
siswa berperilaku aktif untuk berprestasi
dalam kelas, tetapi motivasi yang terlalu
kuat justru dapat berpengaruh negatif
terhadap kefektifan usaha belajar siswa.
Fungsi motivasi dalam pembelajaran
diantaranya :
1. Mendorong timbulnya tingkah
laku atau perbuatan, tanpa
motivasi tidak akan timbul
suatu perbuatan misalnya
belajar.
2. Motivasi berfungsi sebagai
pengarah, artinya mengarahkan
perbuatan untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
3. Motivasi berfungsi sebagai
penggerak, artinya
menggerakkan tingkah laku
seseorang. Besar kecilnya
motivasi akan menentukan
cepat atau lambatnya suatu
pekerjaan.
Pada garis besarnya motivasi
mengandung nilai-nilai dalam
pembelajaran sebagai
berikut :
1. Motivasi menentukan tingkat
berhasil atau gagalnya kegiatan
belajar siswa.
2. Pembelajaran yang
bermotivasi pada hakikatnya
adalah pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan,
dorongan, motif, minat yang ada
pada diri siswa.
3. Pembelajaran yang
bermotivasi menuntut
kreatifitas dan imajinitas guru
untuk berupaya secara sungguh-
sungguh mencari cara-cara yang
relevan dan serasi guna
membangkitkan dan
memeliharan motivasi belajar
siswa.
4. Berhasil atau gagalnya dalam
membangkitkan dan
mendayagunakn motivasi dalam
proses pembelajaran berkaitan
dengan upaya pembinaan
disiplin kelas.
5. Penggunaan asas motivasi
merupakan sesuatu yang
esensial dalam proses belajar
dan pembelajaran.
Motivasi dan Prestasi Belajar
Siswa
Dalam rumusan masalah diatas kami
mengamati apakah motivasi itu
berpengaruh dalam prestasti belajar
siswa, ternyata sangat berpengaruh
yaitu :
· Motivasi pada umumnya
mempertinggi prestasi dan
memperbaiki sikap
terhadap tugas dengan kata
lain, motivasi dapat
membangkitkan rasa puas
dan menaikkan prestasi
sehingga melebih prestasi
normal.
· Hasil baik dalam
pekerjaan yang disertai oleh
pujian merupakan dorongan
bagi seseorang untuk
bekerja dengan giat. Bila
hasil pekerjaan tidak
diindahkan orang lain,
mungkin kegiatan akan
berkurang. Pujian harus
selalu berhubungan erat
dengan prestasi yang baik.
Anak-anak harus diberi
kesempatan untuk
melakukan sesuatu dengan
hasil yang baik, sehingga
padanya timbul suatu “sense
of succes” atau perasaan
berhasil.
· Motivasi berprestasi
merupakan harapan untuk
memperoleh kepuasan
dalam penguasaan perilaku
yang menentang dan sulit
(Mr. Clelland, 1955).
Sumber-Sumber Motivasi Belajar
Siswa
Dalam rumusan tersebut juga diamati
dari mana saja sumber-sumber motivasi
belajar siswa itu, diantaranya :
· Motivasi Intrinsik
yaitu motivasi yang
bersumber pada faktor-
faktor dari dalam, tersirat
baik dalam tugas itu sendiri
maupun pada diri siswa
yang didorong oleh
keinginan untuk
mengetahui, tanpa ada
paksaan dorongan orang
lain, misalnya keinginan
untuk mendapat
ketrampilan tertentu,
memperoleh informasi dan
pemahaman,
mengembangkan sikap
untuk berhasil, menikmati
kehidupan, secara sadar
memberikan sumbangan
kepada kelompok, dan
sebagai berikut.
· Motivasi Ekstrinsik
yaitu motivasi yang
bersumber akibat pengaruh
dari luar individu, apakah
karena adanya ajakan,
suruhan atau paksaan dari
orang lain sehingga dengan
keadaan demikian siswa
mau melakukan sesuatu
atau belajar. Pelajar di
motivasi dengan adanya
angka, ijazah, tingkatan,
hadiah, medali,
pertentangan, persaingan.
Guru dan Motivasi Pembelajaran
Dalam rumusan tersebut juga
dipertanyakan bagaimana cara guru
memotivasi belajar siswa agar menarik
minat siswa untuk belajar, motivasi yang
diberikan guru diantaranya :
1. Memberi angka
2. Hadiah
3. Saingan
4. Hasrat untuk belajar
5. Ego envolvement
6. Sering memberi ulangan
7. Mengetahui hasil
8. Kerja sama
9. Tugas yang “challenging”
10. Pujian
11. Teguran dan kesamaan
12. Suasana yang
menyenangkan
13. Tujuan yang diakui dan
diterima baik oleh murid
14. Hargailah pekerjaan murid
Model Pengukuran Motivasi
Model-model pengukuran motivasi
kerja telah banyak dikembangkan,
diantaranya oleh McClelland
(Mangkunegara, 2005:68)
mengemukakan 6 (enam) karakteristik
orang yang mempunyai motivasi
berprestasi tinggi, yaitu :
Memiliki tingkat tanggung jawab
pribadi yang tinggi
Berani mengambil dan memikul resiko
Memiliki tujuan realistik
Memiliki rencana kerja yang
menyeluruh dan berjuang untuk
merealisasikan tujuan
Memanfaatkan umpan balik yang
konkrit dalam semua kegiatan yang
dilakukan
Mencari kesempatan untuk
merealisasikan rencana yang telah
diprogramkan.
Edward Murray (Mangkunegara,
2005,68-67) berpendapat bahwa
karakteristik orang yang mempunyai
motivasi berprestasi tinggi adalah sebagai
berikut :
Melakukan sesuatu dengan sebaik-
baiknya
Melakukan sesuatu dengan mencapai
kesuksesan
Menyelesaikan tugas-tugas yang
memerlukan usaha dan keterampilan
Berkeinginan menjadi orang terkenal
dan menguasai bidang tertentu
Melakukan hal yang sukar dengan hasil
yang memuaskan
Mengerjakan sesuatu yang sangat
berarti
Melakukan sesuatu yang lebih baik dari
orang lain.
Teori-Teori Motivasi
Secara garis besar, teori motivasi
dikelompokkan ke dalam tiga kelompok
yaitu teori motivasi dengan pendekatan
isi/kepuasan (content theory), teori
motivasi dengan pendekatan proses
(process theory) dan teori motivasi
dengan pendekatan penguat
(reinforcement theory).Motivasi dapat
diartikan sebagai kekuatan (energi)
seseorang yang dapat menimbulkan
tingkat persistensi dan entusiasmenya
dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik
yang bersumber dari dalam diri individu
itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun
dari luar individu (motivasi ekstrinsik).
Seberapa kuat motivasi yang
dimiliki individu akan banyak
menentukan terhadap kualitas perilaku
yang ditampilkannya, baik dalam konteks
belajar, bekerja maupun dalam
kehidupan lainnya.. Kajian tentang
motivasi telah sejak lama memiliki daya
tarik tersendiri bagi kalangan pendidik,
manajer, dan peneliti, terutama dikaitkan
dengan kepentingan upaya pencapaian
kinerja (prestasi) seseorang. Dalam
konteks studi psikologi, Abin
Syamsuddin Makmun (2003)
mengemukakan bahwa untuk memahami
motivasi individu dapat dilihat dari
beberapa indikator, diantaranya:
Durasi kegiatan
Frekuensi kegiatan
Persistensi pada kegiatan
Ketabahan, keuletan dan kemampuan
dalam mengahadapi rintangan dan
kesulitan;
Devosi dan pengorbanan untuk
mencapai tujuan
Tingkat aspirasi yang hendak dicapai
dengan kegiatan yang dilakukan
Tingkat kualifikasi prestasi atau produk
(out put) yang dicapai dari kegiatan yang
dilakukan
Arah sikap terhadap sasaran kegiatan
Untuk memahami tentang
motivasi, kita akan bertemu dengan
beberapa teori tentang motivasi, antara
lain :
· Teori Hierarki Kebutuhan
Maslow
Kebutuhan dapat didefinisikan
sebagai suatu kesenjangan atau
pertentangan yang dialami antara
satu kenyataan dengan dorongan
yang ada dalam diri. Apabila
pegawai kebutuhannya tidak
terpenuhi maka pegawai tersebut
akan menunjukkan perilaku
kecewa. Sebaliknya, jika
kebutuhannya terpenuhi amak
pegawai tersebut akan
memperlihatkan perilaku yang
gembira sebagai manifestasi dari
rasa puasnya.
Kebutuhan merupakan fundamen
yang mendasari perilaku pegawai.
Karena tidak mungkin memahami
perilaku tanpa mengerti
kebutuhannya.
Abraham Maslow (Mangkunegara,
2005) mengemukakan bahwa
hierarki kebutuhan manusia adalah
sebagai berikut :
1. Kebutuhan fisiologis, yaitu
kebutuhan untuk makan,
minum, perlindungan fisik,
bernapas, seksual. Kebutuhan
ini merupakan kebutuhan
tingkat terendah atau disebut
pula sebagai kebutuhan yang
paling dasar
2. Kebutuhan rasa aman, yaitu
kebutuhan akan perlindungan
diri dari ancaman, bahaya,
pertentangan, dan lingkungan
hidup
3. Kebutuhan untuk rasa
memiliki (sosial), yaitu
kebutuhan untuk diterima oleh
kelompok, berafiliasi,
berinteraksi, dan kebutuhan
untuk mencintai serta dicintai
4. Kebutuhan akan harga diri,
yaitu kebutuhan untuk
dihormati dan dihargai oleh
orang lain
5. Kebutuhan untuk
mengaktualisasikan diri, yaitu
kebutuhan untuk menggunakan
kemampuan, skill dan potensi.
Kebutuhan untuk berpendapat
dengan mengemukakan ide-ide,
gagasan dan kritik terhadap
sesuatu
· Teori Keadilan
Keadilan merupakan daya
penggerak yang memotivasi
semangat kerja seseorang, jadi
perusahaan harus bertindak adil
terhadap setiap karyawannya.
Penilaian dan pengakuan mengenai
perilaku karyawan harus dilakukan
secara obyektif. Teori ini melihat
perbandingan seseorang dengan
orang lain sebagai referensi
berdasarkan input dan juga hasil
atau kontribusi masing-masing
karyawan (Robbins, 2007).
· Teori X dan Y
Douglas McGregor mengemukakan
pandangan nyata mengenai
manusia. Pandangan pertama pada
dasarnya negative disebut teori X,
dan yang kedua pada dasarnya
positif disebut teori Y (Robbins,
2007).
McGregor menyimpulkan bahwa
pandangan manajer mengenai sifat
manusia didasarkan atas beberapa
kelompok asumsi tertentu dan
bahwa mereka cenderung
membentuk perilaku mereka
terhadap karyawan berdasarkan
asumsi-asumsi tersebut.
· Teori dua Faktor Herzberg
Teori ini dikemukakan oleh
Frederick Herzberg dengan asumsi
bahwa hubungan seorang individu
dengan pekerjaan adalah mendasar
dan bahwa sikap individu terhadap
pekerjaan bias sangat baik
menentukan keberhasilan atau
kegagalan. (Robbins, 2007).
Herzberg memandang bahwa
kepuasan kerja berasal dari
keberadaan motivator intrinsik
dan bawa ketidakpuasan kerja
berasal dari ketidakberadaan
faktor-faktor ekstrinsik. Faktor-
faktor ekstrinsik (konteks
pekerjaan) meliputi :
1. Upah
2. Kondisi kerja
3. Keamanan kerja
4. Status
5. Prosedur perusahaan
6. Mutu penyeliaan
7. Mutu hubungan interpersonal
antar sesama rekan kerja,
atasan, dan bawahan
Keberadaan kondisi-kondisi ini
terhadap kepuasan karyawan tidak
selalu memotivasi mereka. Tetapi
ketidakberadaannya menyebabkan
ketidakpuasan bagi karyawan,
karena mereka perlu
mempertahankan setidaknya suatu
tingkat ”tidak ada kepuasan”,
kondisi ekstrinsik disebut
ketidakpuasan,atau faktor hygiene.
Faktor Intrinsik meliputi :
1. Pencapaian prestasi
2. Pengakuan
3. Tanggung Jawab
4. Kemajuan
5. Pekerjaan itu sendiri
6. Kemungkinan berkembang.
Tidak adanya kondisi-kondisi ini
bukan berarti membuktikan
kondisi sangat tidak puas. Tetapi
jika ada, akan membentuk
motivasi yang kuat yang
menghasilkan prestasi kerja yang
baik. Oleh karena itu, faktor
ekstrinsik tersebut disebut sebagai
pemuas atau motivator.
· Teori Kebutuhan McClelland
Teori kebutuhan McClelland
dikemukakan oleh David
McClelland dan kawan-kawannya.
Teori ini berfokus pada tiga
kebutuhan, yaitu (Robbins, 2007) :
a. Kebutuhan pencapaian (need
for achievement) : Dorongan
untuk berprestasi dan
mengungguli, mencapai standar-
standar, dan berusaha keras
untuk berhasil.
b. Kebutuhan akan kekuatan
(need for pewer) : kebutuhan
untuk membuat orang lain
berperilaku sedemikian rupa
sehingga mereka tidak akan
berperilaku sebaliknya.
c. Kebutuhan hubungan (need for
affiliation) : Hasrat untuk
hubungan antar pribadi yang
ramah dan akrab.
Apa yang tercakup dalam teori
yang mengaitkan imbalan dengan
prestasi seseorang individu .
Menurut model ini, motivasi
seorang individu sangat
dipengaruhi oleh berbagai faktor,
baik yang bersifat internal maupun
eksternal. Termasuk pada faktor
internal adalah :
a. Persepsi seseorang mengenai
diri sendiri
b. Harga diri
c. Harapan pribadi
d. Kebutuhaan
e. Keinginan
f. Kepuasan kerja
g. Prestasi kerja yang dihasilkan.
Sedangkan faktor eksternal
mempengaruhi motivasi seseorang,
antara lain ialah :
a. Jenis dan sifat pekerjaan
b. Kelompok kerja dimana
seseorang bergabung
c. Organisasi tempat bekerja
d. Situasi lingkungan pada
umumnya
e. Sistem imbalan yang berlaku
dan cara penerapannya.
Recommended