24

| Laporan Kinerja - DINAS PERKEBUNAN PROVINSI RIAU · Program Dinas Perkebunan yang harus dilaksanakan dalam tahun anggaran 2015 yaitu: a. Program APBD 1. ... sarana pertanian. Program

Embed Size (px)

Citation preview

Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja 2015

| Laporan Kinerja | 2015 1

PENDAHULUAN

A. Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2015 tentang

rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau, pada

pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa Kepala Dinas Perkebunan mempunyai

tugas memimpin penyelenggaraan urusan otonomi daerah di bidang

perkebunan sesuai dengan kewenangan provinsi serta tugas manajerial

dan teknis lingkup Dinas Perkebunan.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 2

peraturan Gubernur No. 28, maka sesuai dengan pasal 3 peraturan

tersebut Kepala Dinas Perkebunan menyelenggarakan fungsi:

1. Penyelenggaraan perumusan kebijakan dan pelaksanaan tugas pada

Sekretariat, Bidang Perlindungan Perkebunan, Bidang Pengembangan

Perkebunan, Bidang Sarana dan Prasarana dan Bidang Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Perkebunan;

2. Penyelenggaraan koordinasi dan fasilitasi pada Sekretariat, Bidang

Perlindungan Perkebunan, Bidang Pengembangan Perkebunan, Bidang

Sarana dan Prasarana dan Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Perkebunan;

3. Penyelenggaraan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pada

Sekretariat, Bidang Perlindungan Perkebunan, Bidang Pengembangan

Perkebunan, Bidang Sarana dan Prasarana dan Bidang Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Perkebunan;

4. Penyelenggaraan tugas dan fungsi lain sesuai dengan tugas dan

fungsinya berdasarkan peraturan perundang-undangan

Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja 2015

| Laporan Kinerja | 2015 2

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2014 tentang

Organisasi Dinas Daerah Provinsi Riau susunan organisasi Dinas

Perkebunan Provinsi Riau terdiri dari:

a. Kepala Dinas

b. Sekretariat, terdiri dari:

1). Sub Bagian Perencanaan Program

2). Sub Bagian Umum

3). Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan

c. Bidang Perlindungan, terdiri dari:

1). Seksi Pengamanan Kebun

2). Seksi Penanggulangan Kebakaran Kebun

3). Seksi Perlindungan Kebun

d. Bidang Pengembangan Perkebunan, terdiri dari:

1). Seksi Pembinaan Perkebunan Rakyat

2). Seksi Perkebunan Besar

3). Seksi Pengembangan Usaha Perkebunan

e. Bidang Sarana dan Prasarana, terdiri dari:

1). Seksi Pemanfaatan Lahan dan Air

2). Seksi Pupuk dan Pestisida

3). Seksi Peralatan Mesin

f. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil perkebunan, terdiri dari:

1). Seksi Pengembangan Pengelolaan Hasil Perkebunan

2). Seksi Pembinaan Mutu Pengelolaan Hasil Perkebunan

3). Seksi Promosi dan Pemasaran Hasil Perkebunan

g. UPT

- Benih Perkebunan

1). Sub Bagian Tata Usaha

2). Seksi Perbenihan

- Pelatihan Pengembangan Sumberdaya Perkebunan

1). Sub Bagian Tata Usaha

2). Seksi Pelatihan

Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja 2015

| Laporan Kinerja | 2015 3

- Pengujian dan Penerapan Teknologi Prkebunan

1). Sub Bagian Tata Usaha

2). Seksi Pelatihan Teknologi

- Pengawasan dan Sertifikasi Benih Perkebunan

1). Sub Bagian Tata Usaha

2). Seksi Sertifikasi Benis

- Mekanisasi Perkebunan

1). Sub Bagian Tata Usaha

2). Seksi Mekanisasi

- Laboratorium Hayati

1). Sub Bagian Tata Usaha

2). Seksi Laboratorium

Bagan Susunan Organisasi Dinas Perkebunan provinsi Riau dapat

dilihat pada Lampiran 1.

B. Sistematika Laporan

Sistematika penyusunan laporan ini mengacu pada Peraturan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No 29 Tahun 2010 sebagai

berikut:

Ikhtisar Eksekutif

Bab I Pendahuluan

Bab II Perencanaan dan Penetapan Kinerja

Bab III Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Bab IV Penutup

Lampiran-lampiran

Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja 2015

| Laporan Kinerja | 2015 4

PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

A. Perencanaan

1. Visi dan Misi

Dalam rangka mendukung visi Riau yaitu “Terwujudnya Provinsi

Riau yang maju, masyarakat sejahtera, berbudaya Melayu

dan berdaya saing tinggi, menurunnya kemiskinan,

tersedianya lapangan kerja serta pemantapan aparatur”,

maka Dinas Perkebunan Provinsi Riau menetapkan visi

“Terwujudnya Kebun untuk kesejahteraan masyarakat

Riau”.

Untuk merealisasikan Visi yang telah ditetapkan, maka Dinas

Perkebunan Provinsi Riau memiliki misi sebagai berikut:

1) Mewujudkan pembangunan perkebunan yang berkelanjutan

dan berwawasan lingkungan, serta optimalisasi pemanfaatan

sumberdaya perkebunan.

2) Meningkatkan nilai tambah produk perkebunan dan akses

terhadap informasi pasar.

3) Memfasilitasi untuk peningkatan penerapan teknologi

pertanian/perkebunan.

4) Meningkatkan kesejahteraan petani melalui pengembangan

SDM dan kelembagaan perkebunan.

5) Memberikan dukungan untuk terwujudnya ketahanan pangan

melalui pengembangan tanaman perkebunan penghasil bahan

pangan.

2. Tujuan dan Sasaran

Tujuan pembangunan perkebunan dirumuskan sebagai berikut:

1) Meningkatkan produksi pertanian/perkebunan

2) Meningkatkan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan

Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja 2015

| Laporan Kinerja | 2015 5

3) Meningkatnya penerapan teknologi perkebunan pada kelompok

tani

4) Meningkatnya kesejahteraan petani melalui pengembangan

sumberdaya manusia dan kelembagaan perkebunan

5) Meningkatnya ketahanan pangan

Mengacu pada misi dan tujuan pembangunan dan usaha agribisnis

berbasis perkebunan, maka sasaran yang ingin dicapai pada akhir

tahun 2015:

1) Terwujudnya peningkatan produksi pertanian/perkebunan

2) Terwujudnya peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/

perkebunan

3) Terwujudnya peningkatan penerapan teknologi pertanian/

perkebunan

4) Terwujudnya peningkatan kesejahteraan petani melalui

pengembangan sumberdaya manusia dan kelembagaan petani

5) Terwujudnya ketahanan pangan dari produk perkebunan.

3. Program

Program adalah kumpulan kegiatan nyata, sistematis, dan terpadu

yang dilaksanakan untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah

ditetapkan. Program Dinas Perkebunan yang harus dilaksanakan

dalam tahun anggaran 2015 yaitu:

a. Program APBD

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran (17 kegiatan).

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur (5

kegiatan)

3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur (3 kegiatan)

4. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur (1

kegiatan)

Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja 2015

| Laporan Kinerja | 2015 6

5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan (2 kegiatan)

6. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani (4 kegiatan)

7. Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian/

Perkebunan (1 kegiatan)

8. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi

Pertanian/Perkebunan (4 kegiatan)

9. Program Peningkatan penerapan Teknologi (5 kegiatan)

10. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan (24

kegiatan)

b. Program APBN

1. Program peningkatan produksi dan produktivitas tanaman

perkebunan berkelanjutan.

2. Program peningkatan nilai tambah, daya saing, industri hilir,

pemasaran dan ekspor hasil pertanian

3. Program penyediaan dan pengembangan prasarana dan

sarana pertanian.

Program dimaksud dilaksanakan dengan didukung oleh Dokumen

Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-

SKPD) Tahun Anggaran 2015, yang jumlahnya sebesar Rp

87.469.473.086,-. Secara teknis Program tersebut dijabarkan ke

dalam 64 kegiatan, dan pada Dokumen Pelaksanaan Perubahan

Anggaran (DPPA) 2015 mendapatkan pengurangan anggaran

sehingga jumlah anggaran setelah perubahan menjadi Rp

37.676.506.086,- untuk 66 kegiatan. Sedangkan program APBN

didukung dengan 5 DIPA ( 3 DIPA Dekonsentrasi dan 2 DIPA

Tugas Pembantuan ) yang berasal dari 3 Eselon I Kementerian

Pertanian ( Ditjen Perkebunan, Ditjen P2HP dan Ditjen PSP )

dengan jumlah anggaran dekonsentrasi sebesar Rp

Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja 2015

| Laporan Kinerja | 2015 7

8.071.826.000,- dan anggaran tugas pembantuan sebesar Rp

31.715.438.000,-.

B. Penetapan Kinerja

Penetapan Kinerja disepakati antara pengemban tugas dengan atasannya.

Penetapan Kinerja merupakan ikhtisar Rencana Kinerja Tahunan, yang

telah disesuaikan dengan ketersediaan anggarannya, yaitu setelah proses

anggaran selesai. Penetapan kinerja Dinas Perkebunan secara rinci dapat

dilihat pada Lampiran 2.

Target kinerja Dinas Perkebunan tahun 2015 yang telah ditetapkan

sebagai berikut:

1. APBD

Sasaran strategis 1: Meningkatnya Ketahanan Pangan dengan indikator

kinerja:

- Jumlah Produksi Pangan dari Perkebunan (ton) melalui komoditi

Sagu capaian yang diharapkan sebesar 269.786 ton Tepung Sagu.

Sasaran strategis 2: Meningkatnya Produksi Pertanian/Perkebunan

dengan indikator kinerja:

- Jumlah produksi Pertanian/ Perkebunan (ton) untuk Komoditi :

Karet 354.298 ton K3

Kelapa sawit 7.573.546 ton CPO

Kelapa 404.108 ton Kopra

Sasaran strategis 3: Meningkatnya penerapan teknologi Pertanian/

perkebunan dengan indikator kinerja:

- Prosentase Peningkatan Teknologi Petanian/Perkebunan (%) dengan

target capaian sebesar 61%.

Sasaran strategis 4: Meningkatnya kesejahteraan petani perkebunan

dengan indikator kinerja:

- Nilai Tukar Pretani (NTP) dengan target capaian 97,47

Sasaran strategis 5: Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Perrtanian/

Perkebunan pangan dengan indikator kinerja:

Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja 2015

| Laporan Kinerja | 2015 8

- Jumlah Unit Usaha Pengolahan Hasil Perkebunan (Unit Usaha)

dengan target capaian 29 unit.

2. APBN

Sasaran strategis 1: Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu

tanaman berkelanjutan melalui upaya pengembangan tanaman semusim,

tanaman rempah penyegar, tanaman tahunan, dukungan penyediaan

benih unggul dengan indikator kinerja utama:

- Capaian produksi komoditi unggulan perkebunan

- Peningkatan produktivitas (kg/ha) tanaman unggulan perkebunan

- Peningkatan mutu (persentase populasi standar) tanaman unggulan

perkebunan

- Penggunaan benih unggul bermutu, sarana produksi serta sumber

benih bina perkebunan

- Penguatan kelembagaan pengawas dan kelembagaan usaha

perbenihan

- Jumlah kelembagaaan perlindungan tanaman

- Jumlah areal pengendalian OPT dan penurunan titik api (hotspot) serta

penanganan gangguan usaha

Sasaran strategis 2: Meningkatnya usaha pengolahan dan pemasaran

hasil pertanian berkelanjutan dengan indikator kinerja:

- Jumlah unit usaha pengolahan hasil perkebunan

- Jumlah fasilitasi promosi produk pertanian dalam negeri dan luar

negeri

- Jumlah kelembagaan pemasaran bagi petani di sentra produksi

Sasaran strategis 3: Terlaksananya pengembangan fasilitasi dalam

pengelolaan lahan dan air melalui upaya pemberdayaan lahan pertanian,

pengelolaan air irigasi pertanian dan perluasan areal pertanian dengan

indikator kinerja utama:

Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja 2015

| Laporan Kinerja | 2015 9

- Meningkatnya aksesibilitas dan luas lahan yang dioptimasi,

dikonservasi, direhabilitasi maupun direklamasi serta meningkatnya

luasan areal pertanian baru

- Meningkatnya efisiensi dan ketersediaan air irigasi pada lahan-lahan

pertanian

- Terfasilitasinya alat dan mesin pertanian dan tersedianya usaha

pelayanan jasa alat dan mesin

- Tersalurkannya pupuk dan pestisida

- Terfasilitasinya pola pembiayaan pertanian

Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja 2015

| Laporan Kinerja | 2015 10

AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2015

A. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)

Pada tahun 2015, Dinas Perkebunan telah menetapkan 5 sasaran strategis

yang berisi 5 indikator kinerja utama (IKU). Berdasarkan capaian IKU

tahun 2015 (terlampir), dari 5 IKU 3 IKU yang memiliki capaian 100 %

atau lebih dan 2 IKU yang memiliki capaian kurang dari 100 %.

Tabel 1. Ringkasan Capai IKU Kegiatan APBD

Tingkat capaian Jumlah IKU Persentase

< 100 % 2 40.00

≥ 100 % 3 60,00

Jumlah 5 100,00

Secara umum berdasarkan Indikator Kinerja Utama yang ditetapkan,

tingkat capaian <100% 2 IKU yaitu Peningkatan Produksi dan Nilai Tukar

Petani (NTP), dan 3 IKU tingkat capaikannya >100% yaitu Jumlah

produksi Pangan dari perkebunan, Peningkatan teknologi Pertaniann/

Perkebunan dan Jumlah Unit Usaha Pengolahan Hasil Perkebunan (Unit

Usaha).

B. Evaluasi dan Analisis Kinerja

1. APBD

a. Sasaran Strategis 1 : Peningkatan Ketahanan Pangan,

dengan indikator kinerja: Jumlah produksi pangan dari

perkebunan (ton) yaitu komoditi sagu. Target jumlah

produksi pangan komoditas perkebunan yang ditetapkan yaitu

sagu sebesar 269.786 ton. Sebagai sumber data untuk

melihat capaian dipergunakan data statistik perkebunan yang

Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja 2015

| Laporan Kinerja | 2015 11

tersedia, dan secara nasional data statistik perkebunan

dimaksud adalah data n-1. Oleh karena itu untuk mengukur

capaian tahun 2015 dipergunakan data statistik perkebunan

tahun 2014. Dari data tahun 2014 diperoleh angka realisasi

produksi sagu yaitu sebesar 340.197 ton (126,10 %) atau

lebih besar 26,10 % dari target yang ditetapkan. Dari 5

kabupaten sumber penghasil sagu, terdapat 2 kabupaten

penyumbang produksi sagu terbesar yaitu Kabupaten

Kepulauan Meranti dan Kabupaten Siak. Secara rinci produksi

sagu per kabupaten di Provinsi Riau dapat dilihat pada Tabel

2.

Tabel 2. Produksi Sagu Provinsi Riau Tahun 2013-2014

No Kabupaten/Kota Produksi (ton)

(+/-) Persentase 2013 2014

1 Kampar - - - -

2 Rokan Hulu - - - -

3 Pelalawan 914 9915 1 0,11

4 Indragiri Hulu - - - -

5 Kuantan Singingi - - - -

6 Bengkalis 5.889 1.607 - 4.282 - 72,71

7 Rokan Hilir - - - -

8 Dumai - -- - -

9 Siak 19.904 46.764 26.860 134,,95

10 Indragiri Hilir 7.457 7.452 - 5 - 0,07

11 Pekanbaru - - -

12 Kep Meranti 91.981 283.459 191.478 208,17

TOTAL 126.145 340.197 214.052 169,69

Dilihat dari Tabel 2, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya

ada kenaikan produksi yang signifikan, yaitu sebesar 214.052 ton

(169,69 %). Kontribusi kenaikan produksi sagu ini berasal dari 3

kabupaten, yaitu Kabupaten Kepulauan Meranti, Pelalawan dan

Siak. Sedangkan 2 kabupaten lainnya yaitu Indragiri Hilir dan

Bengkalis mengalami penurunan produksi masing-masing sebesar

0,07 % dan 72,71 %.

Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja 2015

| Laporan Kinerja | 2015 12

b. Sasaran Strategis 2 : Peningkatan Produksi Pertanian/

Perkebunan dengan indikator kinerja : Jumlah produksi

pertanian/perkebunan produksi (ton) yaitu komoditi kelapa sawit,

karet dan kelapa

Target jumlah produksi yang ditetapkan dalam Rencana Strategis

perkebunan pada 3 komoditi utama perkebunan, yaitu kelapa sawit

7.573.546 ton, kelapa 404.108 ton dan karet 354.298 ton. Dari

data statistik perkebunan tahun 2014 diperoleh angka realisasi

capaian dari ketiga komoditas tersebut yang dapat dilihat pada

Tabel 3. Dari ketiga tanaman perkebunan tersebut, produksi

kelapa sawit dan kelapa tidak mencapai target, sementara produksi

karet dapat mencapai target yang ditetapkan.

Tabel 3. Target dan Realisasi Produksi Tanaman Perkebunan

No. Komoditi Produksi

% Target Realisasi

1 Kelapa sawit (ton CPO)

7.573.546 7.561.293 99,84

2 Kelapa (ton kopra) 404.108 421.654 104,34

3 Karet (ton KKK) 354.298 367.261 103,66

Komoditi kelapa sawit merupakan komoditi perkebunan yang paling

dominan diusahakan oleh petani di Riau, sehingga dijadikan salah

satu indikator dalam mengukur tingkat keberhasilan pembangunan

perkebunan. Dilihat dari Tabel 3, produksi kelapa sawit yang dapat

dicapai adalah 7.561.293 ton atau 99,84 % dari yang ditargetkan.

Permasalahan yang dihadapi petani kelapa sawit antara lain

produktivitas yang rendah karena penggunaan bibit palsu (bibit

yang tidak bermutu dan bersertifikat), harga yang cenderung turun

dan perubahan iklim. Selain pencapaian target, untuk mengetahui

ada tidaknya peningkatan produksi perlu dibandingkan dengan

Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja 2015

| Laporan Kinerja | 2015 13

produksi tahun sebelumnya. Secara rinci data produksi kelapa

sawit tahun 2013 dan 2014 dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Produksi Kelapa Sawit Provinsi Riau Tahun 2013-2014

No Kabupaten/Kota Produksi (ton)

(+/-) Persentase 2013 2014

1 Kampar 1.337.727 1.328.777 - 8.950 - 0,67

2 Rokan Hulu 1.172.003 1.173.743 1.740 0,15

3 Pelalawan 1.157.006 1.247.740 90.734 7,84

4 Indragiri Hulu 443.880 427.755 - 16.125 -3,63

5 Kuantan Singingi 405.732 410.195 4.463 1,10

6 Bengkalis 441.879 400.387 - 41.492 -9,39

7 Rokan Hilir 877.677 806.251 - 71.426 -8,14

8 Dumai 75.127 79.883 4.756 6,33

9 Siak 925.010 950.008 24.998 2,70

10 Indragiri Hilir 704.346 705.888 1.542 0,22

11 Pekanbaru 30.467 30.666 199 0,65

12 Kep Meranti - - - -

TOTAL 7.570.854 7.561.293 9.561 -0,13

Dari Tabel 4 dapat dilihat secara keseluruhan produksi kelapa sawit

mengalami penurunan sebesar 9.561 ton (0,13 %). Kabupaten

yang mempunyai kontribusi terhadap penurunan produksi kelapa

sawit adalah Rokan Hilir sebesar 71.426 ton (8,14 %), Bengkalis

sebesar 41.492 ton (9,39 %), Indragiri Hulu sebesar 16.125 ton

(3,63 %) dan Kampar sebesar 8.950 ton (0,67 %). Namun pada

beberapa kabupaten produksi kelapa sawit mengalami kenaikan

yaitu Rokan Hulu sebesar 1.740 ton (0,15 %), Pelalawan sebesar

90.734 ton (7,84 %), Kuantan Singingi sebesar 4.463 ton (1,10 %),

Siak sebesar 24.998 ton (2,70 %), Indragiri Hilir sebesar 1.542 ton

(0,22 %), Dumai sebesar 4.756 ton (6,33 %) dan Pekanbaru

sebesar 199 ton (0,65 %).

Selain kelapa sawit, komoditi karet juga menjadi salah satu

indikator dalam mengukur keberhasilan pembangunan. Dilihat dari

Tabel 2, produksi karet yang dapat dicapai adalah 367.261 ton atau

Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja 2015

| Laporan Kinerja | 2015 14

103,66 % dari yang ditargetkan. Dari angka tersebut dapat

diartikan bahwa produksi karet yang dicapai melebihi dari yang

ditargetkan sebesar 3,66 %. Untuk mengetahui secara rinci

produksi karet tahun 2013 dan 2014 dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Produksi Karet Provinsi Riau Tahun 2013-2014

No Kabupaten/Kota Produksi (ton)

(+/-) Persentase 2013 2014

1 Kampar 75.484 77.556 2.072 2,74

2 Rokan Hulu 54.718 55.703 985 1,80

3 Pelalawan 39.982 40.349 367 0,92

4 Indragiri Hulu 44.661 43.086 - 1.575 - 3,53

5 Kuantan Singingi 71.149 79.561 8.412 11,82

6 Bengkalis 21.408 21.258 - 150 - 0,70

7 Rokan Hilir 24.714 23.990 - 724 - 2,93

8 Dumai 1.524 1.716 192 12,60

9 Siak 7.039 10.495 3.456 49,10

10 Indragiri Hilir 3.552 3.931 379 10,67

11 Pekanbaru 588 388 -200 - 34,01

12 Kep Meranti 9.438 9.227 - 211 - 2,24

TOTAL 354.257 367.260 13.003 3,67

Dari Tabel 5 dapat dilihat secara keseluruhan produksi karet

mengalami kenaikan sebesar 13.003 ton (3,67 %). Kabupaten

yang mempunyai kontribusi terhadap kenaikan produksi karet

adalah Kampar sebesar 2.072 ton (2,74 %), Rokan Hulu sebesar

985 ton (1,80 %), Pelalawan sebesar 367 ton (0,92 %), Kuantan

Singingi sebesar 8.412 ton (11,82 %), Dumai sebesar 192 ton

(12,60 %), Siak sebesar 3.456 ton (49,10 %) dan Indragiri Hilir

sebesar 379 ton (10,67 %). Namun pada beberapa kabupaten

produksi karet mengalami penurunan yaitu Indragiri Hulu sebesar

1.575 ton (3,53 %), Bengkalis sebesar 150 ton (0,70 %), Rokan

Hilir sebesar 724 ton (2,93 %), Kepulauan Meranti sebesar 211 ton

(2,24 %), dan Pekanbaru sebesar 200 ton (34,01 %).

Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja 2015

| Laporan Kinerja | 2015 15

Komoditi yang juga cukup dominan di Provinsi Riau adalah kelapa,

sentra produksi kelapa terutama di daerah pesisir yaitu Kabupaten

Indragiri Hilir, Kepulauan Meranti, Pelalawan, Bengkalis dan Rokan

Hilir. Dilihat dari Tabel 6, produksi kelapa yang dapat dicapai

adalah 421.654 ton atau 104,34 % dari yang ditargetkan.

Permasalahan yang dihadapi petani kelapa terutama adalah intrusi

air laut yang menyebabkan banyaknya tanaman kelapa yang rusak

sehingga berpengaruh terhadap produksi secara keseluruhan.

Untuk mengetahui secara rinci produksi karet tahun 2013 dan 2014

dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Produksi Kelapa Provinsi Riau Tahun 2013-2014

No Kabupaten/Kota Produksi (ton)

(+/-) Persentase 2013 2014

1 Kampar 626 563 - 63 -10,06

2 Rokan Hulu 595 595 0 0

3 Pelalawan 17.226 17.312 86 0,50

4 Indragiri Hulu 584 296 - 288 - 49,32

5 Kuantan Singingi 2.093 1.800 - 293 - 14,00

6 Bengkalis 11.193 7.551 - 3.642 - 32,54

7 Rokan Hilir 4.645 4.632 -13 - 0,28

8 Dumai 907 908 1 0,11

9 Siak 894 1.238 344 38,48

10 Indragiri Hilir 360.959 359.372 - 1.587 - 0,44

11 Pekanbaru 9 9 0 0

12 Kep Meranti 27.349 27.379 30 0,11

TOTAL 427.079 421.655 - 5.425 - 1,27

Dari Tabel 6 dapat dilihat secara keseluruhan produksi kelapa

mengalami penurunan sebesar 5.425 ton (1,27 %). Kabupaten

yang mempunyai kontribusi terhadap penurunan produksi kelapa

adalah Indragiri Hilir sebesar 1.587 ton (0,44 %), Rokan Hilir

sebesar 13 ton (0,28 %), Indragiri Hulu sebesar 288 ton (49,32

%), Kuantan Singingi sebesar 293 ton (14 %)dan Kampar sebesar

63 ton (10,06 %). Namun pada beberapa kabupaten produksi

kelapa mengalami kenaikan yaitu Kepulauan Meranti sebesar 30 ton

Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja 2015

| Laporan Kinerja | 2015 16

(0,11 %), Pelalawan sebesar 86 ton (0,50 %), Siak sebesar 344

ton (38,48 %), dan Dumai sebesar 1 ton (0,11 %).

c. Sasaran Strategis 3 : Peningkatan Penerapan Teknologi

Pertanian/Perkebunan dengan indikator kinerja : Persentase

peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan (%).

Target peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan

yang ditetapkan dalam Rencana Strategis perkebunan adalah 61

%. Realisasi penerapan teknologi pertanian/perkebunan pada

petani dihitung dengan cara jumlah petani yang menggunakan

teknologi (641.710 KK) dibagi dengan jumlah petani/pekebun yang

ada di Riau (1.046.900 KK), maka diperoleh angka 61,30 %. Untuk

mengetahui secara rinci peningkatan penerapan teknologi

pertanian/perkebunan dapat dilihat pada Tabel 7

Tabel 7. Jumlah Petani yang telah Menggunakan Teknologi

Pertanian/Perkebunan di Provinsi Riau Tahun 2014-2015

No Kabupaten/Kota

Jumlah Petani Terlatih (+/-) Persentase

2014 2015 1 Kampar 96.824 96.924 100 100.10

2 Rokan Hulu 92.814 99.914 100 100.11

3 Pelalawan 61.004 61.054 50 100.08

4 Indragiri Hulu 61.293 61.393 100 100.16

5 Kuantan Singingi 79.959 80.059 100 100.13

6 Bengkalis 41.342 41.492 150 100.36

7 Rokan Hilir 37.766 37.866 100 100.26

8 Dumai 10.638 10.638 100.00

9 Siak 45.975 46.025 50 100.11

10 Indragiri Hilir 88.043 98.093 50 100.06

11 Pekanbaru 1.204 1.204 100.00

12 Kep Meranti 13.959 14.009 50 100.36

TOTAL 640.820 641..670 850 100.13

Dari Tabel 7 dapat dilihat pertambahan jumlah petani yang terlatih

sebesar 0,13 % atau 850 KK. Jenis pelatihan yang diberikan antara

lain dinamika kelompok tani pada 7 kabupaten (Rokan Hilir 100

orang, Kampar, 100 orang, Bengkalis 100 orang, Kuantan Singingi

Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja 2015

| Laporan Kinerja | 2015 17

100 orang, Indragiri Hulu 100 orang, Rokan Hulu 100 orang dan

Pelalawan 50 orang), pelatihan budidaya tanaman sagu pada 2

kabupaten (Kepulauan Meranti 50 orang dan Indragiri Hilir 50

orang) dan pelatihan budidaya kelapa sawit pada 2 kabupaten (Siak

50 orang dan Bengkalis 50 orang). Selain itu petani/pekebun juga

mendapatkan bimbingan teknis dalam pengendalian organisme

pengganggu tanaman (OPT) melalui sekolah lapangan

pengendalian hama terpadu (SLPHT) sebanyak 40 KK petani di

Kampar.

d. Sasaran Strategis 4 : Peningkatan Kesejahteraan Petani dengan

indikator kinerja : Nilai Tukar Petani (NTP). Target nilai tukar

petani yang ditetapkan dalam Rencana Strategis perkebunan

adalah 97,47. Untuk mengetahui tingkat capaian NTP perkebunan

diperoleh dari data BPS Provinsi Riau tahun 2014 dan 2015 yang

disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Nilai Tukar Petani Perkebunan di Provinsi Riau Tahun

2014-2015

No Kabupaten/Kota Nilai Tukar Petani

(+/-) Persentase 2014 2015

1 Januari 97.38 93.43 -3.95 95.94

2 Pebruari 96.29 93.64 -2.65 97.25

3 Maret 98.17 95.60 -2.57 97.38

4 April 97.96 94.20 -3.76 96.16

5 Mei 95.90 92.08 -3.82 96.02

6 Juni 95.11 93.39 -1.72 98.19

7 Juli 95.56 90.43 -5.13 94.63

8 Agustus 93.37 87.15 -6.22 93.34

9 September 91.72 86.57 -5.15 94.39

10 Oktober 93.45 88.68 -4.77 94.90

11 Nopember 93.77 89.39 -4.38 95.33

12 Desember 91.64 89.92 -1.72 98.12

TOTAL 95.03 91.21 -3.82 95.98

Dilihat dari Tabel 8, nilai tukar petani yang dapat dicapai adalah

91,21 atau 95,98 % dari yang ditargetkan. Ditinjau dari target nilai

Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja 2015

| Laporan Kinerja | 2015 18

tukar petani, angka tersebut tidak sesuai dengan yang ditargetkan.

Dibandingkan dengan tahun 2014, nilai tukar petani pada tahun

2015 menurun sebesar 3,82 %. Permasalahan yang dihadapi

petani/pekebun pada akhir-akhir ini antara lain harga produk hasil

perkebunan yang cenderung menurun sedangkan harga sarana

produksi cenderung meningkat sehingga nilai tukar petani tidak

dapat mencapai angka yang ditargetkan.

e. Sasaran Strategis 5 : Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi

Pertanian/ Perkebunan dengan indikator kinerja : Jumlah unit

usaha pengolahan hasil perkebunan. Target peningkatan

pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan yang ditetapkan

dalam Rencana Strategis perkebunan adalah 29 unit usaha. Jumlah

unit usaha yang telah dibina sampai dengan tahun 2014 sebanyak

29 unit, sedangkan pada tahun 2015 terdapat 33 unit usaha

pengolahan hasil perkebunan. Secara rinci jumlah unit usaha

pengolahan hasil perkebunan tahun 2014 dan 2015 dapat dilihat

pada Tabel 9.

Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja 2015

| Laporan Kinerja | 2015 19

Tabel 9. Unit Usaha Pengolahan Hasil Perkebunan Tahun 2014-

2015

No Kabupaten/Kota Unit Usaha

(+/-) Persentase 2014 2015

1 Kampar 5 6 1 120,00

2 Rokan Hulu 8 9 1 112,50

3 Pelalawan 3 3 - 100,00

4 Indragiri Hulu 4 5 1 125,00

5 Kuantan Singingi 5 6 1 120,00

6 Bengkalis - - -

7 Rokan Hilir - - -

8 Dumai - - -

9 Siak - - -

10 Indragiri Hilir 3 3 - 100,00

11 Pekanbaru - - -

12 Kep Meranti 2 2 - 100,00

TOTAL 29 33 4 113,79

Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa jumlah unit usaha pengolahan

hasil perkebunan yang dibina mencapai target yang ditetapkan

sebanyak 33 unit atau 113,79 % dari yang ditargetkan. Ada

penambahan unit usaha pengolahan hasil yang dibina sebanyak 4

unit, yaitu Kabupaten Kampar, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten

Indragiri Hulu dan Kabupaten Kuntan Singingi. Pada ke-4 unit

usaha tersebut selain pembinaan, juga diberikan bantuan alat

pengolahan hasil perkebunan.

C. Akuntabilitas Keuangan

1. APBD

1.1 Pagu Anggaran

Berdasarkan DPA tahun 2015 No.2.01.2.01.02 tanggal 27

Februari 2015, Dinas Perkebunan mendapatkan alokasi

anggaran belanja sebesar Rp 87.469.473.086,- terdiri dari

belanja tidak langsung sebesar Rp 18.278.473.086 dan

Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja 2015

| Laporan Kinerja | 2015 20

belanja langsung sebesar Rp 69.191.000.000,- yang

digunakan untuk membiayai 10 program dan 64 kegiatan

Dinas Perkebunan. Melalui DPPA Dinas Perkebunan tahun

2015 No.2.01.2.01.02 tanggal 15 Desember 2015 jumlah

anggaran belanja Dinas Perkebunan menjadi Rp

37.676.506.086,- terdiri dari belanja tidak langsung sebesar

Rp 18.278.473.086,- dan belanja langsung sebesar Rp

19.398.033.000,- untuk membiayai 66 kegiatan dari 10

program.

1.2 Penyerapan Anggaran

Dari pagu anggaran yang ditetapkan, penyerapan anggaran

sampai dengan 31 Desember 2015 sebesar Rp

28.181.627.892,- (74,80 %) terdiri dari belanja tidak langsung

sebesar Rp 16.472.400.046,- (90,12 %) dan belanja langsung

sebesar Rp 11.709.227.846,- (60,36 %). Dengan demikian

anggaran yang telah dialokasikan terdapat sisa anggaran

sebesar Rp 9.494.878.194,- (25,20%) yang merupakan

anggaran yang tidak digunakan karena adanya kegiatan yang

tidak dilaksanakan, adanya efisiensi penggunaan anggaran

terutama pada kegiatan yang pekerjaannya dilaksanakan oleh

pihak ke-3 dan efisiensi dalam pelaksanaan perjalanan dinas.

Realisasi fisik dan keuangan per kegiatan dapat dilihat pada

Lampiran 1.

2. APBN

1.1 Pagu Anggaran

Dinas Perkebunan Provinsi mendapatkan alokasi anggaran

program/kegiatan APBN tahun 2015 melalui 5 DIPA, yaitu:

DIPA- 018-05.3.099270/2015 tanggal 14 Nopember 2014 dari

Ditjen Perkebunan (Dekonsentrasi) dengan alokasi anggaran

Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja 2015

| Laporan Kinerja | 2015 21

belanja sebesar Rp 6.740.701.000, No. DIPA-018-

05.4.099316/2015 tanggal 14 Nopember 2014 dari Ditjen

Perkebunan (Tugas Pembantuan) dengan alokasi anggaran

belanja sebesar Rp 30.435.438.000, No. DIPA-

018.07.3.099030/2015 tanggal 14 Nopember 2014 dari Ditjen

P2HP (Dekonsentrasi) dengan alokasi anggaran belanja

sebesar Rp1.031.125.000, No. DIPA-018.07.4.099319/2015

tanggal 14 Nopember 2014 dari Ditjen P2HP (Tugas

Pembantuan) dengan alokasi anggaran belanja sebesar Rp

1.280.000.000, No. DIPA-018.08.3.099032/2015 tanggal 14

Nopember dari Ditjen PSP (Dekonsentrasi) dengan alokasi

anggaran belanja sebesar Rp 300.000.000, Total anggaran

dekonsentrasi sebesar Rp 8.071.826.000,- dan anggaran

tugas pembantuan sebesar Rp 31.715.438.000.

2.2 Penyerapan Anggaran

Dari pagu anggaran yang ditetapkan, realisasi penyerapan

anggaran dekonsentrasi sampai dengan 31 Desember 2015

sebesar Rp 7.526.491.220,- (93,24 %) dan anggaran tugas

pembantuan sebesar Rp 29.660.126.295,- (93,52 %).

Realisasi fisik dan keuangan per kegiatan baik dekonsentrasi

maupun tugas pembantuan dapat dilihat pada Lampiran 2.

Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja 2015

| Laporan Kinerja | 2015 22

PENUTUP

Laporan akuntabilitas kinerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau

Tahun 2015 yang disusun ini merupakan salah satu bentuk

pertanggungjawaban penyelenggaraan tugas dan fungsi yang diemban

oleh Dinas Perkebunan Provinsi Riau selama periode tahun 2015. Pada

tahun 2015 kegiatan dengan sumber dana APBD yang diselenggarakan

merupakan penjabaran dari kebijaksanaan yang ditetapkan meliputi 5

program, yaitu:1). Program Peningkatan Kesejahteraan Petani, 2).

Program Peningkatan Ketahanan Pangan, 3). Program Peningkatan

Pemasaran Hasil Produksi Perkebunan, 4). Program Peningkatan

Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan, 5). Program Peningkatan

Produksi Pertanian/Perkebunan. Sedangkan kegiatan dengan sumber

dana APBN merupakan penjabaran dari program peningkatan produksi,

produktivitas dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan, program

peningkatan nilai tambah, daya saing, industri hilir, pemasaran dan ekspor

hasil pertanian, program penyediaan dan pengembangan prasarana dan

sarana pertanian.

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2015 sebanyak 38

kegiatan utama dan 28 kegiatan pendukung dari pembiayaan APBD dan

13 kegiatan dekonsentrasi dan 7 kegiatan tugas pembantuan dari

pembiayaan APBN. Pencapaian pelaksanaan kegiatan APBD secara fisik

sebesar 85,43 % dan keuangan 74,80 %, sedangkan realisasi fisik

kegiatan APBN mencapai 98,46% (DK) dan 100,00% (TP) serta keuangan

93,24% (DK) dan 93,52% (TP)

Pencapaian fisik kegiatan APBD tahun 2015 yang dapat dicapai

sebesar 85,43%, sedangkan tahun 2014 tingkat capaian fisik sebesar

38,68 %. Sedangkan pencapaian fisik kegiatan APBN terjadi fluktuasi

Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja 2015

| Laporan Kinerja | 2015 23

terhadap capaian kinerja yaitu dari 99,25% pada tahun 2014 menjadi

98,46 % pada tahun 2015 (DK), sedangkan tugas pembantuan sebesar

93,85% pada tahun 2014 menjadi 100,00% pada tahun 2015. Dari hasil

yang telah dicapai Dinas Perkebunan pada tahun 2015 dapat dikatakan

kinerja Dinas Perkebunan harus lebih ditingkatkan dan memaksimalkan

potensi yang ada dari tahun sebelumnya. Masih belum dapat dicapainya

hasil yang maksimal pada capaian kegiatan APBD disebabkan adanya

kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan.

Sangat disadari bahwa pelaksanaan kegiatan belum optimal

dilakukan dan masih terdapat kendala-kendala yang dihadapi, baik

kegiatan APBD maupun kegiatan APBN antara lain keterbatasan SDM baik

kualitas maupun kuantitas, ketersediaan bahan tanaman dan lain-lain.

Agar tercapai kinerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau yang lebih baik pada

tahun-tahun yang akan datang, perlu adanya konsolidasi mulai dari

penyusunan rencana kegiatan sampai dengan pelaksanaan oleh semua

unsur dalam organisasi Dinas Perkebunan, memperkuat SDM, serta diikuti

dengan pengendalian kegiatan secara ketat dan intensif melalui

peningkatan monitoring, supervisi dan evaluasi pelaksanaan kegiatan.

Diharapkan laporan akuntabilitas kinerja Dinas Perkebunan

Provinsi Riau ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan

dan dapat disempurnakan penulisannya pada tahun-tahun berikutnya.

Pekanbaru, Februari 2016

DINAS PERKEBUNAN PROVINSI RIAU