2
Pikiran Rakyat OSimin o Selasa 0 Rabu o Kamis 0 Jrimat Sabtu o Minggu 2 3 17 18 19 14 15 29 30 31 456 7 20 21 22 8 23 9 10 11 @ 13 24 25 26 27 28 OJan OPeb ONov ODes o Mar 0Apr Me; OJun o Jul 0 Ags. 0 Sep OOkt "Awewe D,ulang Tinande" Oosendan Fakultasllmu BUdayaUnped SEJALANde- M ENYIMAK peran wanita dalam men- jalankan fungsinya sebagai istri bagi suaminya, se- bagian pelaku tidak lagi secara taat asas menjalankan peran- nya secara benar. Berdasarkan pewarisan nilai-nilai tradision- al, mereka sadar bahwa tugas pokok seorang istri adalah mengabdikan diri kepada sua- mi serta mengurus dan mem- besarkan anak. Dalam menja- lankan fungsinya, sebagai se- orang istri dan seorang ibu, wanita berperan penting dalam menunjang dan membantu su- ami. Mereka umumnya ber- tugas menyelesaikan beragam urusan keluarga dan rumah tangga. Seorang istri diharap- kan berperan aktif dalam mem- . bantu suami melakukan peker- jaannya dalam mencari natkah bagi keluarganya. Dengan me- mainkari peran tradisional, is- tri memungkinkan suami men- capai ambisinya serta men em- pati kedudukan yang cukup diperhitungkan dalam ling- kungan sosial yang lebih luas. Wanita yang berkedudukan sebagai "istri", kehidupannya dicurahkan bagi kepentingan suami dan anak. Keuntungan dan kerugian dalam men- jalankan kehidupan berumah tangga tetap dikaitkan dengan berhasil tidaknya menjalankan fungsinya sebagai istri dan ibu. Seorang wanita harus berpisah dengan suaminya, karena di- anggap sudah tidak cocok dan harmonis dalam membina ke- hidupan rumah tangga. Namun setelah bercerai, ada keberhasi- lan yang diraih oleh wanita, ketika ia berjuang mendidik dan 'membesarkan anak-anak- nya. Ada lagi peran wanita se- bagai istri tua yang mandul, ke- beradaannya tersisihkan oleh kepentingan suami yang ingin memiliki keturunan. la diang- ngan peran wam- ta dalam masya- rakat, yang bertin- dak sebagai ism, ibu, dan anak, diketahui bahwa fungsi dan peran yang mereka jalankan, cen- derung masih mencerminkan sosok wanita tra- disional, meskipun ada beberapa kasus tertentu yang menam- pilkan kemo- dernan. gap sebagai wanita yang belum memiliki kesempurnaan untuk menjalankan kehidupan rumah tangga secara utuh. Seorang istri berupaya men- capai kedudukannya melalui keberadaan atau kegiatan sua- minya. Dalam hal sistem patri- arki, kedudukan wanita mele- kat pada status suaminya. Le- bih jauhnya lagi, terdapat ciri ketergantungan wanita kepada pria dalam hal ekonomi, status sosial, dan mental. Oleh sebab itu, wajar jika ada seorang wanita yang rela berpisah dari suaminya demi mendapatkan seorang pria dari keturunan bangsawan. Demikian pula tin- dakan seorang ayah, yang me- maksa anak perempuannya un- tuk menikah dengan pria ketu- runan ningrat demi memperta- hankan keturunan kebangsa- wanannya. Identitas wanita da- lam masyarakat, dinyatakan lewat hal-hal yang telah dica- paifdihasilkan suaminya, baik kekuasaan,kekayaan,maupun kedudukan. Motif tingkah laku yang tam- pak pada wanita, masih mem- perIihatkan adanya bentukan yang lahir dari sosok wanita tradisional. Dikaitkan dengan latar, cara, dan tujuan, tin- dakan yang dilakukannya kare- na adanya keterikatan wanita akan lingkungannya. Peran wa- nita tersebut lebih menunjuk- kan sikap reaktif. Dengan kela- bilan hati serta potensinya yang emosional, mereka cenderung lebih mudah terpengaruh oleh lingkungannya. Keadaan terse- but tampak nyata pada saat harus mengambil suatu tin- dakan. Sikap diamnya lebih di- dorong oleh rasa takut atau ter- lalu mempertimbangkan segala sesuatu secara rapi agar tidak menyebabkan dirinya berada dalam kondisi yang dirugikan. Tokoh wanita dalam masya- rakat lebih bersifat introvert. Mereka lebih bereaksi lewat hatinya tanpa diwujudkan da- lam tindakannya. Tatkala di- hadapkan pada peran suami yang dominan, para istri lebih bersifat menerima, karena ke- terikatannya secara ekonomi dan sosial. Di kala mendapat perIakuan yang knrang menye- nangkan, mereka bersikap me- nerima demi keutuhan rumah tangganya. Namun, di sejum- lah kasus lain, ditemukan wani- ta yang dihadapkan pada kon- disi yang memicunya untuk berontak. Puncak-pundak kon- flik yang melahirkan suatu tin- dakan dari wanita terhadap suaminya lebih dilatarbela- kangi ketidakberterimaannya terhadap keadaan suami. Tin- dakan seorang wanita yang se- cara tegas berani lepas dari suaminya karena rasa solidari- tas terhadap sesamanya. Wa- laupun demikian, secara domi- nan mereka lebih dihadapkan pada keadaan yang harus ber- toleransi, atau kalaupun meno- lak, mereka harus mengambil sikap diam. Lewat struktur sosial, wanita menurut konsep tradisional ha- rus tunduk, patuh, serta setia kepada suaminya. Melalui struktur ini pula sistem patriar- ki diberIakukan, sehingga tam- pak nyata perbedaan keduduk- an antara wanita dan pria dalam hal pemerolehan status keturunan dan kekuasaan da- lam rumah tangga. Di samping itu, pelegitimasian kedudukan dan kekuasaan kaum pria se- makin mengarahkan persepsi dari wanita terhadap lingkup peran yang harus dijalaninya. Tanggapan yang muncul dari "tokoh" wanita tersebut, diper- oleh ragam persepsi yang ber- kaitan dengan masalah "harga diri", yang bermuara pada ma- salah penghormatan terhadap diri sendiri dan penghargaan dari dan kepada orang lain. Mungkin saat ini ada yang menganggapnya sebagai keti- dakadilan gender. Hal ini ten- tunya perIu ditelusuri masalah- masalah ketidakadilan gender dimaksud secara cermat dan menyeluruh. Pembeberan ada- nya bias-bias ketidakadilan gender dalam masyarakat, da- lam upaya memberi gambaran dan pemahaman mengenai ke- beradaan wanita sesuai dengan zaman yang ditempatinya, karena telah terjadi pergeseran, sehubungan dengan persepsi, sikap, dan tingkah laku wanita pada kurun waktu masa lalu, dikaitkan dengan keadaan per- Kllplng Humas Unpad 2012

2 3 9 10 oMar oJul Ags. Sep OOkt ODes Awewe …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/...sepsi, sikap, dan tingkah laku wanita pada masa kini. Kini zaman telah berubah, dengan

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 2 3 9 10 oMar oJul Ags. Sep OOkt ODes Awewe …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/...sepsi, sikap, dan tingkah laku wanita pada masa kini. Kini zaman telah berubah, dengan

Pikiran RakyatOSimin o Selasa 0 Rabu o Kamis 0 Jrimat • Sabtu o Minggu2 3

17 18 1914 15

29 30 31456 720 21 22

823

9 10 11 @ 1324 25 26 27 28

OJan OPeb ONov ODesoMar 0Apr • Me; OJun o Jul 0Ags. 0Sep OOkt

"Awewe D,ulang Tinande"

OosendanFakultasllmu BUdayaUnped

SEJALANde- MENYIMAK peranwanita dalam men-jalankan fungsinya

sebagai istri bagi suaminya, se-bagian pelaku tidak lagi secarataat as as menjalankan peran-nya secara benar. Berdasarkanpewarisan nilai-nilai tradision-al, mereka sadar bahwa tugaspokok seorang istri adalahmengabdikan diri kepada sua-mi serta mengurus dan mem-besarkan anak. Dalam menja-lankan fungsinya, sebagai se-orang istri dan seorang ibu,wanita berperan penting dalammenunjang dan membantu su-ami. Mereka umumnya ber-tugas menyelesaikan beragamurusan keluarga dan rumahtangga. Seorang istri diharap-kan berperan aktif dalam mem- .bantu suami melakukan peker-jaannya dalam mencari natkahbagi keluarganya. Dengan me-mainkari peran tradisional, is-tri memungkinkan suami men-capai ambisinya serta men em-pati kedudukan yang cukupdiperhitungkan dalam ling-kungan sosial yang lebih luas.

Wanita yang berkedudukansebagai "istri", kehidupannyadicurahkan bagi kepentingansuami dan anak. Keuntungandan kerugian dalam men-jalankan kehidupan berumahtangga tetap dikaitkan denganberhasil tidaknya menjalankanfungsinya sebagai istri dan ibu.Seorang wanita harus berpisahdengan suaminya, karena di-anggap sudah tidak cocok danharmonis dalam membina ke-hidupan rumah tangga. Namunsetelah bercerai, ada keberhasi-lan yang diraih oleh wanita,ketika ia berjuang mendidikdan 'membesarkan anak-anak-nya. Ada lagi peran wanita se-bagai istri tua yang mandul, ke-beradaannya tersisihkan olehkepentingan suami yang inginmemiliki keturunan. la diang-

ngan peran wam-ta dalam masya-

rakat, yang bertin-dak sebagai ism,

ibu, dan anak,diketahui bahwa

fungsi dan peranyang mereka

jalankan, cen-derung masih

mencerminkansosok wanita tra-

disional, meskipunada beberapakasus tertentuyang menam-pilkan kemo-

dernan.

gap sebagai wanita yang belummemiliki kesempurnaan untukmenjalankan kehidupan rumahtangga secara utuh.

Seorang istri berupaya men-capai kedudukannya melaluikeberadaan atau kegiatan sua-minya. Dalam hal sistem patri-arki, kedudukan wanita mele-kat pada status suaminya. Le-bih jauhnya lagi, terdapat ciriketergantungan wanita kepadapria dalam hal ekonomi, statussosial, dan mental. Oleh sebabitu, wajar jika ada seorangwanita yang rela berpisah darisuaminya demi mendapatkanseorang pria dari keturunanbangsawan. Demikian pula tin-dakan seorang ayah, yang me-maksa anak perempuannya un-tuk menikah dengan pria ketu-runan ningrat demi memperta-hankan keturunan kebangsa-wanannya. Identitas wanita da-lam masyarakat, dinyatakanlewat hal-hal yang telah dica-paifdihasilkan suaminya, baikkekuasaan,kekayaan,maupunkedudukan.

Motif tingkah laku yang tam-pak pada wanita, masih mem-perIihatkan adanya bentukanyang lahir dari sosok wanitatradisional. Dikaitkan denganlatar, cara, dan tujuan, tin-dakan yang dilakukannya kare-na adanya keterikatan wanitaakan lingkungannya. Peran wa-nita tersebut lebih menunjuk-kan sikap reaktif. Dengan kela-bilan hati serta potensinya yangemosional, mereka cenderunglebih mudah terpengaruh olehlingkungannya. Keadaan terse-but tampak nyata pada saatharus mengambil suatu tin-dakan. Sikap diamnya lebih di-dorong oleh rasa takut atau ter-lalu mempertimbangkan segalasesuatu secara rapi agar tidakmenyebabkan dirinya beradadalam kondisi yang dirugikan.

Tokoh wanita dalam masya-rakat lebih bersifat introvert.Mereka lebih bereaksi lewathatinya tanpa diwujudkan da-lam tindakannya. Tatkala di-hadapkan pada peran suamiyang dominan, para istri lebihbersifat menerima, karena ke-terikatannya secara ekonomidan sosial. Di kala mendapatperIakuan yang knrang menye-

nangkan, mereka bersikap me-nerima demi keutuhan rumahtangganya. Namun, di sejum-lah kasus lain, ditemukan wani-ta yang dihadapkan pada kon-disi yang memicunya untukberontak. Puncak-pundak kon-flik yang melahirkan suatu tin-dakan dari wanita terhadapsuaminya lebih dilatarbela-kangi ketidakberterimaannyaterhadap keadaan suami. Tin-dakan seorang wanita yang se-cara tegas berani lepas darisuaminya karena rasa solidari-tas terhadap sesamanya. Wa-laupun demikian, secara domi-nan mereka lebih dihadapkanpada keadaan yang harus ber-toleransi, atau kalaupun meno-lak, mereka harus mengambilsikap diam.

Lewat struktur sosial, wanitamenurut konsep tradisional ha-rus tunduk, patuh, serta setiakepada suaminya. Melaluistruktur ini pula sistem patriar-ki diberIakukan, sehingga tam-pak nyata perbedaan keduduk-an antara wanita dan priadalam hal pemerolehan statusketurunan dan kekuasaan da-lam rumah tangga. Di sampingitu, pelegitimasian kedudukandan kekuasaan kaum pria se-makin mengarahkan persepsidari wanita terhadap lingkupperan yang harus dijalaninya.Tanggapan yang muncul dari"tokoh" wanita tersebut, diper-oleh ragam persepsi yang ber-kaitan dengan masalah "hargadiri", yang bermuara pada ma-salah penghormatan terhadapdiri sendiri dan penghargaandari dan kepada orang lain.

Mungkin saat ini ada yangmenganggapnya sebagai keti-dakadilan gender. Hal ini ten-tunya perIu ditelusuri masalah-masalah ketidakadilan genderdimaksud secara cermat danmenyeluruh. Pembeberan ada-nya bias-bias ketidakadilangender dalam masyarakat, da-lam upaya memberi gambarandan pemahaman mengenai ke-beradaan wanita sesuai denganzaman yang ditempatinya,karena telah terjadi pergeseran,sehubungan dengan persepsi,sikap, dan tingkah laku wanitapada kurun waktu masa lalu,dikaitkan dengan keadaan per-

Kllplng Humas Unpad 2012

Page 2: 2 3 9 10 oMar oJul Ags. Sep OOkt ODes Awewe …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/...sepsi, sikap, dan tingkah laku wanita pada masa kini. Kini zaman telah berubah, dengan

sepsi, sikap, dan tingkah lakuwanita pada masa kini.

Kini zaman telah berubah,dengan begitu seiring perkem-bangan zaman, peran dan ke-dudukan wanita dalam masya-rakat p\ln telah berubah pula.Di era kesajagatan saat ini, per-an dan kedudukan kaum wani-ta dalam beberapa hal telah se-jajar dengan kaum pria. Seka-rang .ini, banyak kaum wanitayang memegang kendali danmenduduki jabatan yang se-taraf dengan kaum pria. De-ngan demikian, peran kaumwanita di masa kini, tentu sajasangat berbeda dan mungkinpula ada sebagian yang masihtetap sama.

Berkaitan dengan emansipasiwanita dalam masyarakat, kinikaum wanita tinggal memilih,peran apa yang mereka ingin-kan, mau menjadi wanita tradi-sional atau wanita modern.Meskipun pada hakikatnya, ki-ta tidak bisa mengubah bahwaadanya bias-bias ketidakadilangender yang digembor-gem-borkan saat ini, kenyataannyamasih tetap sama; awewe du-lang tinande. Itulah kodrat se-orang wanita, apakah kaumwanita mau mengubah kodrat-nya? Tanyalah hati nurani ma-sing-masin . ***