17
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Kraniofasial Setiap manusia akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan kraniofasial. Meskipun bervariasi antar individu, tetapi kecepatan pertumbuhannya mengikuti suatu pola. Pertumbuhan tulang fasial (maksila dan mandibula) pada bayi, berlangsung dengan kecepatan yang cukup tinggi, melambat secara progresif selama kanak-kanak, dan mencapai kecepatan minimal pada periode prapubertas. Laju pertumbuhan kemudian meningkat kembali selama pubertas dan menjadi lambat setelah maturitas. Penting untuk dapat membedakan standar variasi pertumbuhan normal dengan pertumbuhan ekstrem diluar batas pola normal yang disebut deviasi (abnormal). Waktu pertumbuhan setiap organ/ekstremitas fisik dari tubuh yang tidak selalu sama pada satuan waktu, hal ini dapat dipengaruhi genetik dan faktor lainnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan antara lain nutrisi, penyakit sistemik/non sistemik, sosial ekonomi, kebiasaan buruk, trauma, dan kelenjar/endokrin/hormon. Tulang kraniofasial dapat dibagi menjadi neokranium ( cranial vault dan basis kranium) dan viserokranium (maksila dan mandibula). Hubungan ukuran antara wajah dan kranium jelas terlihat berbeda pada saat lahir dan dewasa. Kranium (neurokranium) bertumbuh dengan cepat pada periode prenatal untuk tempat otak yang juga berkembang dengan cepat. Wajah (viserokranium) berkembang lebih lambat ke arah ukuran dewasa dibandingkan kranium, sehingga sewaktu lahir wajah akan terlihat lebih kecil pada dimensi vertikal dalam hubungannya dengan ukuran total dari kepala, bila dibandingkan dengan proporsi pada orang dewasa (Gambar 1). 14 Universitas Sumatera Utara

repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 51859 › Chapter II.pdf... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan ...Basis kranium merupakan dasar

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 51859 › Chapter II.pdf... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan ...Basis kranium merupakan dasar

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Kraniofasial

Setiap manusia akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan

kraniofasial. Meskipun bervariasi antar individu, tetapi kecepatan pertumbuhannya

mengikuti suatu pola. Pertumbuhan tulang fasial (maksila dan mandibula) pada bayi,

berlangsung dengan kecepatan yang cukup tinggi, melambat secara progresif selama

kanak-kanak, dan mencapai kecepatan minimal pada periode prapubertas. Laju

pertumbuhan kemudian meningkat kembali selama pubertas dan menjadi lambat

setelah maturitas. Penting untuk dapat membedakan standar variasi pertumbuhan

normal dengan pertumbuhan ekstrem diluar batas pola normal yang disebut deviasi

(abnormal). Waktu pertumbuhan setiap organ/ekstremitas fisik dari tubuh yang tidak

selalu sama pada satuan waktu, hal ini dapat dipengaruhi genetik dan faktor lainnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan antara lain

nutrisi, penyakit sistemik/non sistemik, sosial ekonomi, kebiasaan buruk, trauma, dan

kelenjar/endokrin/hormon.

Tulang kraniofasial dapat dibagi menjadi neokranium (cranial vault dan basis

kranium) dan viserokranium (maksila dan mandibula). Hubungan ukuran antara

wajah dan kranium jelas terlihat berbeda pada saat lahir dan dewasa. Kranium

(neurokranium) bertumbuh dengan cepat pada periode prenatal untuk tempat otak

yang juga berkembang dengan cepat. Wajah (viserokranium) berkembang lebih

lambat ke arah ukuran dewasa dibandingkan kranium, sehingga sewaktu lahir wajah

akan terlihat lebih kecil pada dimensi vertikal dalam hubungannya dengan ukuran

total dari kepala, bila dibandingkan dengan proporsi pada orang dewasa (Gambar

1).14

Universitas Sumatera Utara

Page 2: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 51859 › Chapter II.pdf... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan ...Basis kranium merupakan dasar

6

Gambar 1. Ukuran relatif dari wajah dan kranium sewaktu

bayi dan pada dewasa14

Proses pertumbuhan atau pembentukan tulang terbagi atas osifikasi

intramembranus dan osifikasi endokondral15

, yaitu:

1. Osifikasi endokondral adalah pembentukan tulang yang terjadi saat sel-sel

kartilago berproliferasi dan hipertropi, sehingga mengakibatkan matriks

kartilago disekitarnya terkalsifikasi. Sel tulang terus berdegenerasi dan tulang

terosifikasi. Kartilago yang tidak terosifikasi akan menjadi jembatan antara

beberapa tulang yang disebut sikondrosis.

2. Osifikasi intramembranus adalah pembentukan tulang yang terjadi secara

langsung dalam jaringan mesenkim. Jaringan mesenkim berdiferensiasi

menjadi osteoblas, lalu osteoblas mensekresi matriks organik membentuk

osteoid dan terkalsifikasi. Osteoid membentuk tulang spongeus dan

berkondensasi menjadi periosteum. Proses ini banyak terjadi pada tulang

pipih tengkorak.

Kraniofasial dibagi menjadi empat daerah pertumbuhan karena cara

pertumbuhan masing-masing daerah tersebut berbeda antara satu dengan lainnya.

Keempat daerah tersebut adalah ruang kranium (cranial vault), basis kranium,

maksila dan mandibula.16

Universitas Sumatera Utara

Page 3: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 51859 › Chapter II.pdf... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan ...Basis kranium merupakan dasar

7

2.2.1 Ruang Kranium

Ruang kranium (cranial vault) adalah tulang yang menutup bagian atas atau

permukaan luar otak. Ruang kranium merupakan tulang pipih yang dibentuk secara

langsung melalui pembentukan tulang (osifikasi) secara intramembran, tanpa

didahului pembentukan kartilago. Pertumbuhan tulang kranium sangat dipengaruhi

oleh pertumbuhan otak, karena terjadinya tekanan pada sutura yang merangsang

pembentukan tulang kranium melalui proses pertumbuhan sutura. Aposisi tulang baru

pada sutura adalah mekanisme utama untuk pertumbuhan ruang kranium.13,16

Gambar 2. Sistem sutura dari kepala

18

2.2.2 Basis Kranium

Basis kranium merupakan dasar tulang di bagian bawah otak yang juga

sebagai garis pembatas antara kranium dan wajah. Basis kranium tidak hanya

mendukung dan melindungi otak, akan tetapi juga berguna untuk menegakkan tubuh,

melindungi persendian tengkorak, kolumna vertebra, mandibula dan sebagian

maksila.13

Berbeda dengan ruang kranium, basis kranium awalnya berbentuk kartilago,

kemudian kartilago bertransformasi menjadi tulang melalui osifikasi endokondral.

Sisi pertumbuhan yang paling penting pada basis kranium adalah sinkondrosis.

Sinkondrosis terdiri atas sinkondrosis sphenoksipital, yaitu antara tulang

spehenoidalis dan oksipitalis, sinkondrosis intersphenoid, yaitu antara kedua bagian

Universitas Sumatera Utara

Page 4: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 51859 › Chapter II.pdf... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan ...Basis kranium merupakan dasar

8

tulang sphenoid, dan sikondrosis sphenoethmoidal, yaitu antara tulang sphenoid dan

ethmoidal 16

2.2.3 Maksila

Pada maksila tidak terdapat kartilago, oleh karena itu seluruh pertumbuhannya

terjadi dengan osifikasi intramembranus. Pertumbuhan maksila terjadi melalui dua

cara yaitu aposisi sutura-sutura yang menghubungkan maksila dengan kranium dan

remodeling di permukaan. Pada posterior dan superior maksila terdapat sutura-sutura

yang memungkinkan pertumbuhan maksila kebawah dan depan.13

(Gambar 3)

Bjork dan Skieller (1977) melakukan penelitian menggunakan implan dan

menyatakan bahwa pertumbuhan sutura sepanjang tulang-tulang zigomatik dan

frontal dan pertumbuhan aposisi dari prosesus alveolar akan menambah tinggi

maksila. Aposisi juga terdapat pada dasar orbita dengan resorbsi pada permukaan

yang lebih rendah. Secara bersamaan, dasar hidung menurun oleh resoprsi sedangkan

aposisi terjadi pada palatum durum.13

2.2.4 Mandibula

Mandibula merupakan tulang kraniofasial yang sangat penting karena terlibat

dalam fungsi-fungsi vital, antara lain pengunyahan, pemeliharaan jalan udara,

berbicara dan ekspresi wajah. Mandibula adalah tulang pipih berbentuk U dengan

mekanisme pertumbuhan melalui proses osifikasi endokondral dan osifikasi

intramembranus.

Pada saat dilahirkan, kedua ramus mandibula yang berasal dari processus

mandibularis belum bersatu dan masih terpisah oleh symphisis yang terdiri dari

jaringan fibrokartilago dan jaringan pengikat. Ramus mandibula ini pada waktu lahir

sangat pendek dan kondilus sama sekali belum berkembang. Pada usia 4-12 bulan

symphisis mengalami pengapuran dan menjadi tulang. Pada tahun pertama dari

kelahiran terjadi pertumbuhan aposisi aktif pada tepi bawah dan permukaan lateral

dari mandibula dan kondilus mandibula. Kondilus terdiri atas kartilago hyalin yang

ditutupi jaringan pengikat fibrous yang tebal dan padat. Mandibula pada kondilus

Universitas Sumatera Utara

Page 5: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 51859 › Chapter II.pdf... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan ...Basis kranium merupakan dasar

9

tumbuh dengan 2 cara, pertama kartilago mengadakan pertumbuhan interostium dan

diganti tulang selanjutnya pertumbuhan aposisi kartilago di bawah jaringan pengikat

yang menutupinya, dari kartilago kemudian terjadi penulangan.

Pertumbuhan mandibula pada kondilus dan aposisi tepi posterior ramus

menyebabkan mandibula bertambah panjang, sedangkan pertumbuhan kondilus

bersama dengan pertumbuhan alveolus menyebabkan mandibula bertambah tinggi.

Aposisi pada permukaan menyebabkan mandibula bertambah tebal. Kemudian

mandibula akan terdorong ke depan dan ke bawah karena terfiksir dari artikulasi

mandibularis (Gambar 3).17

Gambar 3. (A) Arah pertumbuhan maksila (B) Arah pertumbuhan

mandibula18

Pertumbuhan mandibula berlanjut pada tingkat yang relatif stabil sebelum

masa pubertas. Laju pertumbuhan kemudian meningkat mencapai puncaknya pada

masa pubertas, menurun lagi dan melambat sampai pertumbuhan selesai. Berdasarkan

penelitian Riolo et al (1974) pada usia 7-16 tahun rata-rata pertambahan tinggi ramus

sekitar 1-2 mm setiap tahunnya dan panjang mandibula bertambah sekitar 2-3 mm

pertahun. Pada mandibula pertama sekali pertumbuhan lebar diselesaikan terlebih

dahulu, kemudian pertumbuhan panjang, dan akhirnya pertumbuhan tinggi. Pada

akhir tahapan itu pertumbuhan dikatakan lengkap. Rata-rata pertumbuhan mandibula

Universitas Sumatera Utara

Page 6: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 51859 › Chapter II.pdf... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan ...Basis kranium merupakan dasar

10

selesai pada usia 17 tahun pada perempuan dan 2 tahun lebih lambat pada anak laki-

laki, tetapi proses tersebut bisa lebih lama.16,19

2.3 Vertebra Servikalis

Vertebra servikalis atau tulang leher adalah salah satu bagian dari tulang

vertebra yang terkecil dalam tubuh. Tulang ini berfungsi untuk menopang dan

memberi stabilitas pada kepala, pergerakan kepala, serta berfungsi untuk melindungi

struktur yang melewati spina terutama medula spinalis, akar saraf, dan arteri vertebra.

Tulang vertebra servikalis terdiri dari tujuh buah ruas tulang. Secara anatomi vertebra

servikalis dibagi menjadi dua bagian, yaitu daerah servikal atas (CV1 dan CV2) dan

daerah servikal bawah (CV3-CV7). Vertebra servikalis 1,2 dan 7 memiliki struktur

anatomi yang unik dan telah diberi nama khusus, antara lain CV1 disebut atlas, CV2

disebut axis dan CV7 disebut prominens vertebra. Sedangkan vertebra servikalis ke

3–6 memiliki bentuk yang mirip dan disebut vertebra servikalis tipikal.20

2.3.1 Tahap Maturasi Tulang Vertebra Servikalis (CVMS)

Maturasi skeletal telah lama dinilai dengan menggunakan bentuk dari vertebra

servikalis dan hal ini dapat digunakan untuk memperkirakan usia skeletal. Ada

berbagai pendapat mengenai penentuan tingkat maturasi dengan menggunakan

radiografi vertebra servikalis (Lamparski, 1972; O’Really et al, 1988; Hassel and

Farman, 1995; Franchi et al, 2000; Bacceti et al, 2002 dan 2005).21

Klasifikasi CVMS oleh Lamparski

Pada tahun 1972, Lamparski menjelaskan metode untuk menilai usia skeletal

menggunakan tahap maturasi dari tulang vertebra servikalis. Penelitian dilakukan

pada anak perempuan dan laki-laki usia 10 sampai 15 tahun di University of Pittsburg

School. Foto sefalometri disusun berdasarkan karakteristik perkembangan vertebra,

kecekungan inferior dan bentuk dari corpus dari C3 sampai C6. Hasil analisis standar

yang diperoleh untuk masing-masing umur dari usia 10-15 tahun, yaitu: 21

Universitas Sumatera Utara

Page 7: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 51859 › Chapter II.pdf... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan ...Basis kranium merupakan dasar

11

Tahap 1 (10 tahun): Tepi inferior semua corpus vertebra servikalis rata dan

tepi superior meruncing dari posterior ke anterior.

Tahap 2 (11 tahun): Tepi inferior vertebra servikalis kedua berubah menjadi

cekung dan tinggi vertikal bagian anterior corpus vertebra bertambah.

Tahap 3 (12 tahun): Semua corpus vertebra servikalis berbentuk persegi

panjang, tepi inferior vertebra servikalis ketiga berubah menjadi cekung.

Tahap 4 (13 tahun): Tepi inferior vertebra servikalis ketiga menjadi lebih

cekung dari tahapan sebelumnya.

Tahap 5 (14 tahun): Tepi inferior vertebra servikalis ketiga dan keempat

cekung, dan tepi inferior vertebra servikalis kelima dan keenam mulai cekung.

Semua corpus vertebra servikalis hampir berbentuk persegi, dan jarak antar

corpus vertebra berkurang.

Tahap 6 (15 tahun): Semua corpus vertebra servikalis lebih vertikal daripada

horizontal, dan tepi inferior seluruhnya sangat cekung.

Gambar 5. Tahap maturasi tulang vertebra servikalis

menurut Lamparski (1972)21

Klasifikasi CVMS oleh Bacceti

Bacceti dkk (2002) pada penelitiannya melaporkan bahwa penilaian maturasi

vertebra servikalis dengan 5 tahap maturasi (CVMS I-CVMS V) lebih konsisten

dibandingkan dengan membaginya menjadi 6 tahap maturasi (Cvs1-Cvs6). Pada

penelitian tersebut disimpulkan bahwa metode dengan 5 tahap maturasi lebih berguna

ketika maturasi skeletal dinilai menggunakan sefalogram tunggal dan hanya vertebra

Universitas Sumatera Utara

Page 8: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 51859 › Chapter II.pdf... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan ...Basis kranium merupakan dasar

12

servikalis kedua sampai keempat yang terlihat. Pada tahun 2005 penulis

memperkenalkan perbaikan yang lebih lanjut dengan metode yang menggunakan

enam tahapan untuk menilai maturasi vertebra servikalis. Metode ini langsung

menilai hubungan antara maturasi vertebra servikalis dengan maturasi skeletal dari

mandibula.22.23

Tahap 1 (CS1): Tepi inferior dari C2,C3 dan C4 adalah datar. Corpus C3 dan

C4 berbentuk trapesium. Puncak pertumbuhan mandibula rata-rata akan

terjadi 2 tahun setelah tahap ini.

Tahap 2 (CS2): Kecekungan mulai terlihat pada tepi inferior dari C2. Corpus

C3 dan C4 masi berbentuk trapesium. Puncak pertumbuhan mandibula rata-

rata akan terjadi 1 tahun setelah tahap ini.

Tahap 3 (CS3): Kecekungan pada tepi inferior C2 dan C3 sudah terlihat.

Bentuk corpus dari dari C3 dan C4 adalah antara trapesium dan persegi

panjang. Puncak pertumbuhan mandibula akan terjadi selama setahun setelah

tahap ini.

Tahap 4 (CS4): Kecekungan pada tepi inferior C2, C3 dan C4 sudah terlihat.

Corpus C3 dan C4 berbentuk persegi panjang horizontal. Puncak

pertumbuhan mandibula telah terjadi antara 1 atau 2 tahun sebelum tahap ini.

Tahap 5 (CS5): Kecekungan pada tepi inferior C2-C4 masih tampak. Bentuk

corpus dari salah satu C3 dan C4 sudah berbentuk persegi. Puncak

pertumbuhan mandibula telah berakhir paling kurang 1 tahun sebelum tahap

ini.

Tahap 6 (CS6): Kecekungan pada tepi inferior C2-C4 masih jelas. Bentuk

corpus dari salah satu C3 dan C4 adalah persegi panjang vertikal dan yang

lain berbentuk persegi. Puncak pertumbuhan mandibula telah berakhir paling

kurang 2 tahun sebelum tahap ini.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 51859 › Chapter II.pdf... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan ...Basis kranium merupakan dasar

13

Gambar 6. Tahap maturasi tulang vertebra servikalis

menurut Bacceti (2005)23

2.3.2 Usia Skeletal Vertebra Servikalis

Jika sebelumnya maturasi skeletal dianalisis berdasarkan bentuk anatomi dari

vertebra servikalis, Mito dkk (2003) pada penelitiannya melaporkan bahwa usia

skeletal vertebra servikalis dapat dihitung dari gambaran radiografi sefalometri.

Penelitian tersebut melakukan pengukuran pada tulang vertebra servikalis ketiga dan

keempat (CV3 dan CV4) sehingga hasilnya akan lebih objektif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia skeletal vertebra servikalis dapat

ditentukan dengan menggunakan rumus berikut:

Rumus matematika di atas dapat dijabarkan bahwa CVA adalah cervical

vertebral bone age atau usia skeletal vertebra servikalis. AH3 adalah tinggi anterior

dari CV3, AP3 adalah jarak anteroposterior dari CV3, AH4 adalah tinggi anterior dari

CV4, AP4 adalah jarak anteroposterior dari CV4, dan PH4 adalah tinggi posterior dari

C4 (Gambar 7).9

CVA (years) = -0.20 + 6.20 x AH3/AP3 + 5.90 x AH4/AP4 + 4.74 x AH4/PH4

Universitas Sumatera Utara

Page 10: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 51859 › Chapter II.pdf... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan ...Basis kranium merupakan dasar

14

Gambar 7. Pengukuran dimensi tulang vertebra servikalis

C3 dan C411

2.4 Metode Menilai Pertumbuhan Kraniofasial

Menilai pertumbuhan kraniofasial dapat dilakukan dengan pendekatan melalui

metode pengukuran dan eksperimental. Metode pengukuran dapat dilakukan dengan

studi kraniometri, antropometri, dan radiografi sefalometri.16

2.4.1 Kraniometri

Kraniometri merupakan tehnik pengukuran yang pertama kali dilakukan untuk

mempelajari pertumbuhan, berdasarkan pengukuran dari tengkorak pada manusia.

Kraniometri awalnya digunakan untuk mempelajari tengkorak manusia purba yang

ditemukan di gua-gua Eropa paba abad ke 18-19 M. Dari pengukuran terhadap

tengkorak tersebut, memungkinkan untuk mengumpulkan banyak informasi tentang

populasi yang telah punah dan mendapatkan beberapa gagasan tentang pola

pertumbuhannya dengan membandingkan satu tengkorak dengan yang lainnya.

Kraniometri memiliki kelebihan yaitu dapat dilakukan pada tengkorak kering. Namun

kekurangan untuk ilmu pertumbuhannya adalah hanya dapat diteliti dengan metode

cross-sectional. Cross-sectional berarti individu hanya bisa diukur pada satu titik

waktu, meskipun terdapat usia tengkorak yang berbeda dalam suatu populasi.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 51859 › Chapter II.pdf... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan ...Basis kranium merupakan dasar

15

2.4.2 Antropometri

Dimensi tulang tengkorang juga dapat diukur pada makhluk hidup. Dengan

metode yang disebut antropometri, berbagai titik yang digunakan pada pengukuran

tengkorak kering dapat juga diukur pada individu yang masih hidup dengan

menggunakan titik-titik (landmark) yang diperoleh dari studi tengkorak kering pada

jaringan lunak di atasnya. Misalnya, panjang tempurung kepala dapat diukur dari titik

di batang hidung ke titik yang tercembung di belakang tengkorak. Walaupun terdapat

kelemahan pengukuran akibat variasi ketebalan jaringan lunak yang melapisi tulang,

tetapi tehnik antropometri memungkinkan untuk mengevaluasi pertumbuhan pada

individu secara langsung, dengan cara membuat pengukuran yang sama berulang-

ulang pada waktu yang berbeda. Ini akan menghasilkan data longitudinal, yaitu data

dari individu yang sama dalam kurun waktu yang berbeda. Beberapa tahun terakhir

ini, Farkas telah mempelajari bahwa melalui tehnik antropometri dapat dihitung

proporsi wajah manusia dan perkembanganya.

2.4.3 Radiografi Sefalometri

Tehnik pengukuran yang ketiga adalah foto radiologi sefalometri. Foto

rontgen sefalometri sangat penting, tidak hanya dalam ilmu pertumbuhan, tetapi juga

dalam perawatan ortodontik. Tehnik ini dapat menggabungkan keunggulan dari

kraniometri dan antropometri. Memungkinkan pengukuran langsung dari dimensi

tulang tengkorak, dan tidak hanya dapat melihat tulang dan jaringan lunak yang

tercakup dalam foto radiograf, tetapi juga memungkinkan mengukur pertumbuhan

tulang tengkorak pada satu individu yang sama secara berulang.16

2.5 Pengukuran Panjang Mandibula

Pada peniliaian sefalometri, beberapa titik tertentu ditandai dengan hati-hati

pada radiograf, dan dilakukan pengukuran linear serta angulasi pada titik-titik ini.

Hasil pengukuran ini dalam berbagai cara akan menghasilkan analisis ukuran skeletal

dan bentuknya. Titik sefalometri pada mandibula24

(Gambar 8) :

Universitas Sumatera Utara

Page 12: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 51859 › Chapter II.pdf... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan ...Basis kranium merupakan dasar

16

Co : Condyle ( Titik paling superior pada kondilus mandibula)

Ar : Articulare ( Titik perpotongan antara batas dorsal kondilar dan

batas inferior dari basis kranial posterior)

Go : Gonion ( Titik tengah pada sudut mandibula)

M : Menton (Titik paling inferior pada simfisis mandibula)

Gn : Gnathion ( Titik paling anteroinferior pada simfisis mandibula)

P(Pog) : Pogonion (Titik paling anterior pada simfisis mandibula)

B : Supramentale (Titik paling dalam pada alveolus mandibula)

Id : Infradentale (Titik paling anterosuperior pada alveolus mandibula)

Gambar 8. Titik – titik sefalometri untuk pengukuran

Mandibula24

Pada gambaran sefalometri, mandibula dapat diukur dalam arah sagital secara

linier maupun anguler. Pengukuran linier meliputi panjang ramus, panjang korpus

dan panjang mandibula. Panjang ramus mandibula diukur dari titik Condyle ke titik

Gonion. Panjang korpus mandibula diukur dari titik Gonion ke titik Menton. Panjang

mandibula diukur dari titik Condyle ke titik Gnathion. Sedangkan pengukuran

anguler pada mandibula ditentukan dari sudut yang terbentuk oleh perpotongan

panjang korpus, yang disebut dengan sudut Gonial.25

Universitas Sumatera Utara

Page 13: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 51859 › Chapter II.pdf... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan ...Basis kranium merupakan dasar

17

2.6 Prediksi Panjang Mandibula Menggunakan Usia Skeletal Vertebra

Servikalis

Mito dkk (2003) mengembangkan metode untuk memprediksi panjang

mandibula dengan menggunakan usia skeletal vertebra servikalis. Salah satu cara

yang digunakan dalam memprediksi panjang mandibula adalah dengan melakukan

perhitungan menggunakan rumusan. Rumusan ini didapatkan melalui analisis regresi

yang memilki komponen usia skeletal sebagai veriabel bebas (sumbu X) dan

pertambahan panjang mandibula sebagai veriabel tergantung (sumbu Y).

Setelah dilakukan analisis regresi, maka akan didapatkan rumusan persamaan

linier y = ax + b. Potensi pertumbuhan mandibula dapat diprediksi melalui rumusan

seperti pada penelitian Mito, yaitu:

MGP (mm) = -2.76 x CVA + 38.68

MGP adalah mandibular growth potensial atau potensi pertumbuhan

mandibula atau pertambahan panjang mandibula. CVA adalah cervical vertebra age

atau usia skeletal vertebra servikalis. Hasil dari perhitungan tersebut dibandingkan

dengan panjang mandibula sebenarnya pada kelompok yang telah selesai tahap

tumbuh kembangnya atau dewasa. Kesederhanaan dan objektivitas dari usia tulang

vertebra servikalis ini telah terbukti dapat diterapkan dan akurat dalam memprediksi

pertumbuhan mandibula.11

Chen F. dkk (2005) juga melakukan penelitian untuk memprediksi potensi

pertumbuhan mandibula pada maloklusi klas III berdasarkan analisis tulang vertebra

servikalis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menggunakan pengukuran tulang

vertebra servikalis dapat memprediksi panjang mandibula pada maloklusi klas III.26

Universitas Sumatera Utara

Page 14: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 51859 › Chapter II.pdf... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan ...Basis kranium merupakan dasar

18

2.7 Landasan Teori

Setiap manusia akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan

kraniofasial. Meskipun bervariasi antar individu, tetapi kecepatan pertumbuhannya

mengikuti suatu pola. Pertumbuhan tulang fasial (maksila dan mandibula) pada bayi,

berlangsung dengan kecepatan yang cukup tinggi, melambat secara progresif selama

kanak-kanak, dan mencapai kecepatan minimal pada periode prapubertas. Laju

pertumbuhan kemudian meningkat kembali selama pubertas dan menjadi lambat

selama maturitas. Penting untuk dapat membedakan standar variasi pertumbuhan

normal dengan pertumbuhan ekstrem diluar batas pola normal yang disebut deviasi

(abnormal). Waktu pertumbuhan setiap organ/ekstremitas fisik dari tubuh yang tidak

selalu sama pada satuan waktu, hal ini dapat dipengaruhi genetik dan faktor lainnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan antara lain

nutrisi, penyakit sistemik/non sistemik, sosial ekonomi, kebiasaan buruk, trauma, dan

kelenjar/endokrin/hormon.14

Kraniofasial dibagi menjadi empat daerah pertumbuhan karena cara

pertumbuhan masing-masing daerah tersebut berbeda antara satu dengan lainnya.

Keempat daerah tersebut adalah ruang kranium (cranial vault), basis kranium,

maksila dan mandibula. Ruang kranium terbentuk langsung melalui osifikasi

intramembranus, tanpa didahului pembentukan kartilago. Berbeda dengan ruang

kranium, basis kranium awalnya berbentuk kartilago, kemudian kartilago

bertransformasi menjadi tulang melalui osifikasi endokondral. Pada maksila tidak

terdapat kartilago, oleh karena itu seluruh pertumbuhannya terjadi dengan osifikasi

intramembranus. Sedangkan pada mandibula mekanisme pertumbuhan melalui proses

osifikasi endokondral dan osifikasi intramembranus.16

Menilai pertumbuhan dapat dilakukan dengan kraniometri, anthropometri, dan

sefalometri. Pada peniliaian sefalometri, beberapa titik tertentu ditandai dengan hati-

hati pada radiograf, dan dilakukan pengukuran linear pada titik-titik ini. Hasil

pengukuran ini akan menghasilkan analisis ukuran skeletal dan bentuknya. Pada

gambaran sefalometri, mandibula dapat diukur dalam arah sagital secara linier

maupun anguler. Pengukuran linier meliputi panjang ramus, panjang korpus dan

Universitas Sumatera Utara

Page 15: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 51859 › Chapter II.pdf... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan ...Basis kranium merupakan dasar

19

panjang mandibula. Panjang mandibula sering didefinisikan sebagai jarak linier

antara Co (titik paling superior di kondilus) dan Gnathion (Gn).16,24

Pertumbuhan mandibula menunjukkan hubungan yang erat dengan tahap

pertumbuhan dan maturasi skeletal secara umum. Terdapat banyak metode uji coba

untuk mengukur maturasi skeletal. Berbagai indikator biologis telah digunakan untuk

mengevaluasi maturasi skeletal mandibula, yaitu peningkatan tinggi badan, maturasi

tulang di tangan dan pergelangan tangan, dan maturasi tulang vertebra servikalis.2,3,4

Penilaian maturasi skeletal dengan menggunakan cervical vertebrae

maturation stage (CVMS) dapat dilihat melalui radiografi sefalometri telah banyak

mendapat perhatian. CVMS adalah penilaian tingkat maturasi vertebra servikalis

berdasarkan bentuk dan ukuran dari tulang vertebra servikalis.3,6

Vertebra servikalis

atau tulang leher adalah salah satu bagian dari tulang vertebra yang terkecil dalam

tubuh. Tulang ini berfungsi untuk menopang dan memberi stabilitas pada kepala,

pergerakan kepala, serta berfungsi untuk melindungi struktur yang melewati spina

terutama medula spinalis, akar saraf dan arteri vertebra.20

Ada berbagai pendapat mengenai penentuan tingkat maturasi dengan

menggunakan radiografi vertebra servikalis (Lamparski, 1972; O’Really et al, 1988;

Hassel and Farman, 1995; Franchi et al, 2000; Bacceti et al, 2002 dan 2005) dan Mito

dkk (2002).21

Jika sebelumnya maturasi skeletal dianalisis berdasarkan bentuk

anatomi dari vertebra servikalis, Mito dkk (2003) pada penelitiannya melaporkan

bahwa usia skeletal vertebra servikalis dapat dihitung dari gambaran radiografi

sefalometri. Selanjutnya Mito dkk mengembangkan suatu metode untuk memprediksi

panjang mandibula dengan menggunakan usia skeletal vertebra servikalis. Salah satu

cara yang digunakan dalam memprediksi panjang mandibula adalah dengan

melakukan perhitungan menggunakan rumusan. Rumusan ini didapatkan melalui

analisis regresi yang memilki komponen usia skeletal sebagai (sumbu X) dan

pertambahan panjang mandibula sebagai sumbu Y. Setelah dilakukan analisis regresi,

maka akan didapatkan rumusan persamaan linier y = ax + b. Kesederhanaan dan

objektivitas dari usia tulang vertebra servikalis ini telah terbukti dapat diterapkan dan

akurat dalam memprediksi pertumbuhan mandibula.9,11

Universitas Sumatera Utara

Page 16: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 51859 › Chapter II.pdf... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan ...Basis kranium merupakan dasar

20

Kerangka Teori

Tumbuh Kembang

Kraniofasial

Kranium

Maksila

Wajah

Prediksi Panjang Mandibula

Menggunakan Usia Skeletal Vertebra

Servikalis

Ruang Kranium Basis Kranium Mandibula

Metode Penilaian

Kraniometri Anthropometri

Basis Kranium

Radiografi

sefalometri

si skeletal Pertumbuhan

mandibula Vertebra servikalis

Peningkatan tinggi badan

Maturasi tulang di tangan

Maturasi tulang vertebra

servikalis.

Hubungan antara tahap maturasi

tulang vertebra servikalis dengan

pertumbuhan mandibula

Universitas Sumatera Utara

Page 17: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 51859 › Chapter II.pdf... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan ...Basis kranium merupakan dasar

21

2.8 Kerangka Konsep

Pertumbuhan Mandibula

Faktor Eksternal

Gaya Hidup

Lingkungan

Faktor internal

Usia

Ras

Jenis Kelamin

Genetik

Panjang Mandibula

Anak (9-14 thn)

DataDitinjau dari

Radiografi Sefalometri

Usia Skeletal Vertebra

Servikalis

Panjang Mandibula

Panjang Korpus Panjang Ramus

Berapakah prediksi panjang mandibula dewasa

menggunakan usia skeletal vertebra servikalis?

Universitas Sumatera Utara