14
+ REFERAT ABSES PARAFARING Pembimbing : dr. H. Farid Wajdi, Sp. THT-KL dr. Rangga R. Syarief, Sp. THT-KL, M. Kes Disusun Oleh: VERA YULINA 10310397 KEPANITERAAN KLINIK SENIOR (KKS) SMF ILMU THT-KL RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI TAHUN 2015

ABSES PARAFARING (2)

  • Upload
    angga

  • View
    240

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

abses parafaring

Citation preview

Page 1: ABSES PARAFARING (2)

+ REFERAT ABSES PARAFARING

Pembimbing :dr. H. Farid Wajdi, Sp. THT-KL

dr. Rangga R. Syarief, Sp. THT-KL, M. Kes

Disusun Oleh:VERA YULINA 10310397

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR (KKS) SMF ILMU THT-KL RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATITAHUN 2015

Page 2: ABSES PARAFARING (2)

+RUANG PARAFARING

Page 3: ABSES PARAFARING (2)

+DEFINISI

Abses parafaring adalah kumpulan nanah yang terbentuk di dalam ruang parafaring.

 

Page 4: ABSES PARAFARING (2)

+ Batas superior dasar tengkorak (pars petrosus os

temporal dan os sphenoid) Batas inferior os hyoid Batas anterior rafe pterygomandibular Batas posterior fasia prevertebra Batas medial fasia bukofaringeal Batas lateral lapisan superfisial fasia servikal profunda Ruang parafaring dibagi menjadi 2 bagian yang tidak

sama besarnya oleh prosesus styloid Ruang prestyloid berisi lemak, otot, kelenjar limfe dan

jaringan konektif Ruang poststyloid berisi a. karotis interna, v. jugularis

interna, n. vagus dan saraf kranialis IX, X, XII

Page 5: ABSES PARAFARING (2)

+ETIOLOGI Sebelum ditemukan antibiotika, 70% dari kasus abses dalam

disebabkan oleh penyebaran infeksi yang berasal dari faring dan tonsil

Setelah ditemukan antibiotika, infeksi gigi merupakan sumber terbanyak yang menyebabkan abses leher dalam

Pada 20% kasus tidak ditemukan sumber infeksinya

Ruang parafaring dapat mengalami infeksi secara : langsung akibat tusukan jarum pada saat melakukan tonsilektomi

dengan anastesi lokal proses supurasi kelenjar limfe bagian dalam, gigi, tonsil, faring, hidung,

sinus paranasal, mastoid dan vertebra servikalis penjalaran infeksi dari ruang peritonsil, retrofaring atau submandibula

Page 6: ABSES PARAFARING (2)

+PATOGENESIS Infeksi yang bersumber dari gigi dapat menyebar ke jaringan

sekitar dan membentuk abses sublingual, submental, submandibula, mastikator atau parafaring. Dari gigi anterior sampai M1 bawah biasanya yang mula-mula terlibat adalah ruang sublingual dan submental. Bila infeksi dari M2 dan M3 bawah, ruang yang terlibat dulu adalah submandibula. Hal ini disebakan posisi akar gigi M2 dan M3 berada di bawah garis perlekatan m. milohiod pada mandibula sedang gigi anterior dan M1 berada diatas garis perlekatan tersebut.12-14

Page 7: ABSES PARAFARING (2)

+GEJALA DAN TANDA

Page 8: ABSES PARAFARING (2)

+DIAGNOSIS Diagnosis abses parafaring ditegakkan berdasarkan :

Anamnesis, Pemeriksaan fisik

Gejala klinis berupa demam, nyeri pembengkakan di sekitar angulus mandibula, pembengkakan dinding lateral faring hingga menonjol ke arah medial

Pemeriksaan penunjang Foto polos jaringan lunak leher

Dapat diperoleh gambaran deviasi trakea, udara di daerah subkutis, cairan di dalam jaringan lunak dan pembengkakan daerah jaringan lunak leher

Tomografi komputerDapat membantu menggambarkan lokasi dan perluasan abses. Dapat ditemukan adanya daerah densitas rendah, peningkatan gambaran kontras pada dinding abses dan edema jaringan lunak disekitar abses

Pemeriksaan kultur dan tes resistensiUntuk mengetahui jenis kuman dan pemberian anitbiotika yang sesuai

Page 9: ABSES PARAFARING (2)

+PENATALAKSANAANPemberian antibiotika

Antibiotika parenteral diberikan terhadap kuman aerob dan anaerob

Penentuan antibiotika apa yang digunakan tergantung hasil biakan kuman dan tes kepekaan terhadap bakteri penyebab infeksi

Penggantian antibiotika dilakukan bila tidak ada perbaikan klinis dalam waktu 2-3 hari dan antibiotika dihentikan sesudah 2-3 hari gejala dan tanda klinis reda

Page 10: ABSES PARAFARING (2)

+PENATALAKSANAANDrainase abses

Pada abses yang tidak terlalu besar dengan keadaan umum pasien masih baik tanpa komplikasi dan faktor resiko, tindakan drainase dapat ditunda 24-48 jam dalam perawatan dan observasi yang ketat

Tindakan drainase pada abses parafaring dilakukan dengan anestesi general Drainase eksterna dilakukan secara teknik Mosher Insisi intra oral dilakukan pada dinding lateral faring,

dilakukan bila perlu dan sebagai terapi tambahan dari insisi eksternal

Page 11: ABSES PARAFARING (2)

+Insisi Mosher’s

Page 12: ABSES PARAFARING (2)

+Algoritma penatalaksanaan abses leher dalam

Page 13: ABSES PARAFARING (2)

+KOMPLIKASI Berbagai komplikasi dapat terjadi sebagai akibat

keterlambatan diagnosis, penatalaksanan yang tidak tepat dan tidak adekuat

Proses infeksi menjalar secara hematogen, limfogen dan langsung (perkontinuitatum) ke daerah sekitarnya

Penjalaran ke superior bisa menyebabkan komplikasi intrakranial

Ke inferior menyebabkan nekrosis pembuluh karotis yang bisa menyebabkan ruptur sehingga terjadi perdarahan hebat

Mediastinis terjadi jika infeksi sampai ke mediastinum yang bisa berlanjut menjadi sepsis

Page 14: ABSES PARAFARING (2)

+TERIMAKASI..