13
M – V SLUICE BOX 5.1 TUJUAN PERCOBAAN 1. Memisahkan mineral – mineral berharga dari pengotornya dengan Sluice Box berdasarkan perbedaan berat jenisnya. 2. Menentukan Recovery (perolehan) mineral berharga dengan Sluice Box. 3. Menentukan Ratio of Concentration mineral berharga dengan Sluice Box. 5.2 TEORI DASAR Sluice box merupakan suatu alat konsentrasi mineral bijih yang berdasarkan atas SG. Sluice Box termasuk alat pengolahan yang memanfaatkan perbedaan specific gravity. Sluice Box biasanya terbuat dari papan kayu berbentuk kotak yang bersekat-sekat. Sluice Box dapat berupa lounder dengan ukuran biasanya : » Panjang : 8 sampai dengaa 12 meter » Lebar : 1 meter Diharapkan dalam proses ini mineral mempunyai SG tinggi akan mengendap yang nantinya akan diambil sebagai konsentrat sedang mineral yang ringan akan ikut terbawa aliran air sebagai tailing. Alat Sluice box berupa lounder

Aip Pbg Sluice

  • Upload
    ariffin

  • View
    229

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

gg

Citation preview

Page 1: Aip Pbg Sluice

M – V

SLUICE BOX

5.1 TUJUAN PERCOBAAN

1. Memisahkan mineral – mineral berharga dari pengotornya dengan Sluice

Box berdasarkan perbedaan berat jenisnya.

2. Menentukan Recovery (perolehan) mineral berharga dengan Sluice Box.

3. Menentukan Ratio of Concentration mineral berharga dengan Sluice Box.

5.2 TEORI DASAR

Sluice box merupakan suatu alat konsentrasi mineral bijih yang

berdasarkan atas SG. Sluice Box termasuk alat pengolahan yang memanfaatkan

perbedaan specific gravity. Sluice Box biasanya terbuat dari papan kayu

berbentuk kotak yang bersekat-sekat.

Sluice Box dapat berupa lounder dengan ukuran biasanya :

» Panjang : 8 sampai dengaa 12 meter

» Lebar : 1 meter

Diharapkan dalam proses ini mineral mempunyai SG tinggi akan

mengendap yang nantinya akan diambil sebagai konsentrat sedang mineral yang

ringan akan ikut terbawa aliran air sebagai tailing. Alat Sluice box berupa lounder

dengan ukuran panjang 8-12 meter, lebar 1 meter dengan feed 10-20%.

Sumber : Blogspot.comGambar 5.1Sluice Box

Page 2: Aip Pbg Sluice

Mekanisme pemisahan yang terjadi di dalam sluice box sebagai berikut :

Feed yang sudah terliberasi sempurna seperti emas, timah, pasir besi

dimasukkan ke dalam sluice box. Partikel-partikel yang berukuran besar

dipisahkan terlebih dahulu. Bila pada ujung alat sudah terdapat mineral berat

berarti alat sudah jenuh maka pada alat lounder tersebut dibersihkan (cleaning)

yaitu dengan mengalirkan air pembersih (wash water) dan akan terjadi

pemisahan antara partikel berat dari partikel ringan. Partikel berat akan tertinggal

pada bagian belakang bawah riffle atau akan menempel pada karpet sebagai

konsentrat. Untuk mengambil mineral yang menempel pada karpet maka karpet

tersebut biasanya dibakar.

5.3 ALAT DAN BAHAN

5.3.1 Alat

Timbangan (Neraca)

Splitter

Alas plastik/karpet

Sendok

Nampan

Kantong plastik

Mikroskop/lup

Corong

Papan Grain Counting

Pan pemanas

Pemanas (Oven)

Ember

Gelas ukur

Stop Watch

Kantong konsentrat

Sluice box

Page 3: Aip Pbg Sluice

5.3.2 Bahan

a. Mineral kasiterit (SnO2) sebanyak 200 gr dengan ukuran -40 + 70# dan -

70#.

b. Mineral kuarsa (SiO2) sebanyak 300 gr dengan ukuran -40 + 70# dan -

70#.

5.4 PROSEDUR PERCOBAAN

1. Lakukan mixing bijih kasiterit sebanyak 20 kali.

2. Lakukan coning dan quartering

3. Tentukan kadar feed dengan grain counting.

4. Ukur kemiringan dari sluice box.

5. Ukur debit air yang digunakan.

Sumber : Praktikum PBG 2015Foto 5.1

Pemberian Air Pada Sluice Box6. Campur kasiterit dan kuarsa diatas dengan air kemudian aduk.

Page 4: Aip Pbg Sluice

Sumber : Praktikum PBG 2015Foto 5.2

Pemberian Air Pada Sluice Box7. Masukkan feed diatas pada feeder sluice box, setiap 15 detik.

Sumber : Praktikum PBG 2015Foto 5.3

Memassukan Feed Pada Sluice Box8. Atur kecepatan air sampai feed habis semuanya.

9. Ambil konsentrat,kemudian saring.

10. Masukkan ke pan pemanas dan keringkan pada suhu 1000 C sampai

1050 C sampai airnya hilang.

Page 5: Aip Pbg Sluice

Sumber : Praktikum PBG 2015Foto 5.4

Pengeringan Konsentrat11. Timbang berat konsentrat.

Sumber : Praktikum PBG 2015Foto 5.5

Penimbangan Konsentrat12. Tentukan kadar konsentrat (kasiterit) dengan grain counting.

Page 6: Aip Pbg Sluice

Sumber : Praktikum PBG 2015Foto 5.6

Perhitungan Grain Conting13. Tentukan berat tailing (T) dan kadarnya (t), dengan rumus :

a. Material Balance

b. Metalurgical Balance

Dimana : F = Berat Feed (gr)

f = Kadar Feed (%)

C = Berat Konsentrat (gr)

c = Kadar Konsentrat (%)

T = Berat Tailing (gr)

t = Kadar Tailing (%)

5.5 HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN

5.5.1 Hasil Percobaan

Tabel 5.1Data Hasil Praktikum

No N SnO2 N SiO2

1 13 2

2 21 5

F = C + T

F.f = C.c +

Page 7: Aip Pbg Sluice

3 11 0

4 24 0

5 9 2

6 11 2

7 18 5

8 11 1

9 10 2

10 13 0

11 7 0

12 8 2

13 5 2

14 12 1

15 19 2

16 5 0

17 17 0

18 11 0

19 17 2

20 39 4

21 27 7

22 19 1

23 2 1

24 17 5

25 13 1

Jml 359 47

Sumber : Praktikum PBG 2015

5.5.2 Perhitungan

Tabel 5.2Data Hasil Perhitungan

Mineral Berat

Feed

Total

Feed Berat

Konsentrat

Total

Konsentrat Berat

Tailing

Total

Tailing

Berat Kadar Berat Kadar Berat Kadar

SnO2 200 40% 171,83 95,2 gr 28,43 8,9 %

Page 8: Aip Pbg Sluice

500

gr

gr 180,5 gr % 319,5

gr

9 gr

SiO2 300

gr

60 % 8,48

gr

4,7 % 291,0

7 gr

91,1

%

Sumber : Praktikum PBG 2015

1. BeratSempel

o BeratAwal = 500 gr

o BeratAkhir = 180,5 gr

2. Kadar konsentrat

KSnO2 = n SnO2 x ρSiO2 X 100%

(n SnO2 x ρSiO2) + (n SnO2 x ρSiO2)

KSnO2 = 359 x 7 X 100%

(359 x 7) + (47 x 2,65)

= 95,2 %

KSiO2 = 47x 2,65X 100%

(359 x 7) + (47 x 2,65)

= 4,7 %

3. BeratKonsentrat

» Beratkonsentrat SnO2

= 171,83 gr

» Beratkonsentrat SiO2

= 8,48 gr

4. Kadar tailing

CSnO2=(500 x 40%) - (180,5 x 95,2%)

319,5

= 8,9%

CSiO2 = 91,1 %

5. Berat Tailing

» Berat tailing SnO2

= 28,43gr

» Berat Tailing SiO2

= 291,07 gr

6. Recovery

R = C.c x 100 %

Page 9: Aip Pbg Sluice

F.f

= 180,5 . 0,95 = 85,918 %

500 . 0,4

7. Ratio of Concentration

K = F = 500 = 2,77 gr

C 180,5

5.6 PEMBAHASAN DAN ANALISA

5.6.1 Pembahasan

Pada praktikum kali ini yang pertama dilakukan adalah mencampurkan

kasiterit dan pasir kuarsa untuk menjadi feed, lalu feed tersebut dimasukan

kedalam alat sluice box untuk dipisahkan dengan cara memanfaatkan beda

massa jenisnya dengan menggunakan media air yang mengalir. Setelah

mendapatkan konsentrat, lalu konsentrat tersebut dikeringkan dan kemudian

ditimbang, konsetrat tersebut kemudian di hitung jumlah butirnya dalam papan

grain counting untuk selanjutnya mendapatkan perbandingan jumlah konsentrat

dan tailing untuk menentukan kadar.

Setelah data tersebut didapat, dilakukan perhitungan untuk mendapatkan

material balance, metallurgical balance, recoveri kasiterit, dan ratio of

concentration yang menjadi tujuan dalam praktikum kali ini.

5.6.2 Analisa

Pada praktikum ini setelah dilakukan Sluice box , maka kita dapat

memisahkan SnO2 dan SiO2 namun pada proses pemisahan ini kita

mengandalkan arus turbin air , yang di tentukan oleh kecepatan dan debit air,

yang akan memisahkan SnO2 dan SiO2 , maka yang memiliki masa tertinggi akan

tertahan, dan yang masanya rendah akan terbawa oleh air , namun pada alat ini

apabila kecepatan air nya terlalu tinggi maka kadar / mineral berharganya akan

terbawa juga, selain dari kecepatan sudut dari sluice box juga berpengaruh untuk

mendapatkan kadar yang lebih baik.

Kelemahan pada sluice box adalah kita harus mengatur debit dan

kecepatan air yang harus di lihat secara berkala di sesuaikan dengan masa dari

feed nya itu sendiri. Dan juga kadangkala mineral berharganya terbuang bisa

juga tailingnya yang malah susah untuk terbuang karna terlalu besar dimensi dari

penghalangnya.

Page 10: Aip Pbg Sluice

Jadi faktor-faktor yang harus di perhitungkan pada sluice box adalah

sudut dari sluice box, dimensi atau ukuran dari sekat-sekat penghalangnya,debit

dan kecepatan air. Dengan itu diharapkan kadar yang di dapat akan maksimal.

5.7 KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum ini adalah , dengan menggunakan alat sluice

box ini maka maka kita di dapat hasil beberapa hasil persen kadar dan tailing,

dari beberapa alat dulang maka kita dapat menyimpulkan mana yang lebih baik

untuk penentuan alat dulang dan mana yang kurang baik, beberapa hasil data

yang di dapat dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

BeratAkhir = 180,5 gr

Material Balance : 180,5 gr

Metalurgical Balance : 95,2 %

Recovery ( R ) : 85,918 %

Ratio of Concentration : 2,77 gr

Page 11: Aip Pbg Sluice

DAFTAR PUSTAKA

Laboratorium Tambang, Staff Assisten. 20015. Penuntun Praktikum

Pengolahan Bahan Galian. Bandung :Universitas Islam Bandung.

Putra nurmansyah , “Sluice Box” , 2009

http://nurmansyah-putra.blogspot.com/2009/05/sluice-box_08.html ( di

akses pada tanggal 30 Maret 2015)