93
i ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA JASA AKUNTAN PUBLIK DENGAN AKUNTAN PUBLIK TERHADAP ADVERTENSI JASA AKUNTAN PUBLIK OLEH: ROCHMAWATI NIM: 206082004005 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/ 2010 M

ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

i

ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA

JASA AKUNTAN PUBLIK DENGAN AKUNTAN PUBLIK

TERHADAP ADVERTENSI JASA AKUNTAN PUBLIK

OLEH:

ROCHMAWATI NIM: 206082004005

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/ 2010 M

Page 2: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

ii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Rochmawati

Tempat / Tanggal Lahir : Lamongan, 19 Juni 1986

Agama : Islam

Warga Negara : Indonesia

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. Abadi No. 98 Pondok Karya

Pondok Aren-Tangerang

No. Tlp/Hp : 021-73880159 / 08561794135

Pendidikan : - MI Assafiiyah Lamongan (1993-1998)

- SMP N I Lamongan (1999-2001)

- MA. MAMBAST Gersik (2002-2005)

- UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2006-2010)

Demikian Daftar Riwayat Hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Page 3: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

iii

ABSTRACT

Rochmawati, the tittle of the skripsi the perception between the public accountant service users towards the public accountantes service advertisiment of accountancy investigation of the Faculty of Economics and Business Sciences Syarif Hidayatullah State Islanic University Jakarta 2010 M/ 1431 H.

The research is purpose to know the perception between the public accontant and the public accountant service users toward the public accountant service advertisement. This is a comparatif research using purposively sampling. The data is achieved by giving questionnaires to ninety respondent consist of thirty public acountants and sixty public accountant for service users in the first two is enterprice and bank.

The result of this research indicates that there isn’t significant of differencial perception between publicb chartered accountant with company to the advertising of public chartered accountant service besided that there is differensial perception between public charterd accontant service. So, the write finds the differensial perception between company and bank to the advertising of public chartered accountant service.

Keywords: perception, public accountant, public accountant service, advertisiment public accontant.

Page 4: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

iv

ABSTRAK

Rochmawati, judul skripsi Analisis Perbedaan Persepsi antara Pengguna Jasa Akuntan dengan Akuntan Publik terhadap Advertensi jasa Akuntan publik. Strata Satu (S-1). Jurusan Akuntansi Kosentrasi Audit pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2010 M/1431 H.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan persepsi antara Pengguna Jasa Akuntan Publik dengan Akuntan Publik terhadap Advertensi Jasa Akuntan Publik, dan bersifat Komparatif dengan menggunakan Purposif sampling. Data diperoleh dengan menyebarkan angket terhadap 90 responden yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik, dimana pengguna jasa akuntan publik di bagi menjadi dua yang pertama perusahaan dan yang kedua bank.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan persepsi yang signifikan antara akuntan publik dengan perusahaan terhadap advertensi jasa akuntan publik. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan persepsi antara akuntan publik dengan bank terhadap advertensi jasa akuntan publik. Terdapat perbedaan persepsi antara perusahaan dengan bank terhadap advertensi jasa akuntan publik.

Kata kunci: persepsi, pengguna jasa akuntan publik, akuntan publik, advertensi

jasa akuntan publik.

Page 5: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim………..

Alhamdulillahi rabbil’alamin, dengan segala kerendahan hati, puji dan

syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan karunia dan

hidayah-NYA penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam

semoga tetap tercurahkan kepada baginda besar Muhammad SAW keluarga dan

para sahabatnya yang telah menjadi jalan bagi para umatnya dalam menenpuh

keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai ilmu pengetahuan yang benar.

Skripsi ini berjudul “Analisis perbedaan persepsi antara pengguna jasa

akuntan publik dengan akuntan publik terhadap advertensi jasa akuntan publik”.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai

gelar sarjana ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh sempurna, baik penyusunan,

pengalaman, dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu saran menuju

perbaikan sangat penulis harapkan. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis juga

tidak luput dari berbagai masalah dan menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan

yang diperoleh bukanlah semata-mata hasil usaha penulis sendiri, melainkan

berkat bantuan, dorongan, bimbingan dan pengarahan yang tidak ternilai harganya

dari pihak lain. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tak

terhingga kepada:

1. Kedua orang tua Bapak Nurawi yang selalu bekerja keras guna kesuksesan

anak-anaknya dan Ibu Kasmonah sebagai pembimbing utama dan penasehat

Page 6: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

vi

yang telah membesarkan sehinga penulis menjadi anak yang berguana serta

tiada henti memberikan rasa cinta, perhatian, kasih sayang, dukungan moril,

spiritual dan material yang tulus dan tak terhingga “Rohma sayang kalian ”.

2. Adikku Muhajir makasih ya buat semangat yang kau berikan buat mbak.

Pesan mbak jangan malas belajar, teruslah meraih mimpi masa depanmu

masih panjang, jangan kecewain Ibu sama Bapak.

3. Adhabi yang selalu menemaniku dalam pembuatan skripsi ini, dan selalu

memberikan dukungan, semangat baik moril maupun spiritual, makasih buat

waktu yang selalu kau berikan untukku. Ukhibu ilika walau bai’dan minni…..

4. Paman serta tanteku yang dibintaro maupun ditegalrotan. Terima kasih atas

segala bantuan dan dukungan kalian semua.

5. Bapak Dr. Amilin, SE, Ak, M.Si. sebagai pembimbing I yang selalu memberi

arahan dan bimbingan setiap permasalahan dan kesulitan yang penulis hadapi

dalam menyelesaikan skripsi.

6. Bapak Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak, CPA dosen pembimbing II atas waktu

yang telah diluangkan untuk membimbing dan memotivasi penulis.

7. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid,MS. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis (FEB).

8. Bapak Afif Sulfa, SE., Ak., M.Si., selaku Ketua Jurusan Akuntansi.

9. Ibu Yessi Fitri SE, Ak., M.Si., selaku Sekertaris Jurusan Akuntansi.

10. Semua Dosen yang telah memberikan ilmunya yang tidak bisa disebutkan

namanya satu per satu, semoga Allah SWT membalas kebaikan Bapak dan Ibu

Page 7: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

vii

dan semoga ilmu yang telah diberikan dapat bermanfaat dan dapat kami

terapkan serta kami amalkan.

11. Seluruh jajaran Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah.

12. Segenap pihak yang telah bersedia mengisi kuesioner penulis dan memberikan

kemudahan kepada penulis dalam melakukan riset.

13. Sri, Ika, Asep, Misba, Nova, Iqbal teman-teman seperjuangan dalam

menyelesaikan skripsi, saling memotivasi dan membantu sehingga kita dapat

menyekesaikan sesuai rencana

14. Indah, ka Iwan, ka Edy makasih banget buat bantuanya dalam menyelesaikan

tugas akhir ini.

15. Cicih, Ratna, Rina, Fida, pa Harto dan teman-teman yang lain yang tidak

sisebutkan namanya tetap semangat terus untuk nyelesain skripsinya.

Semoga Allah SWT memberikan pahala di akhirat dan balasan didunia

dengan balasan yang lebih tinggi. Akhir kata, penulis mengharapkan semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

Jakarta, Juni 2010

Penulis

Page 8: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

viii

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan Skripsi............................................................................. i

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif...................................................... ii

Daftar Riwayat Hidup ...................................................................................... iii

Abstract .............................................................................................................. iv

Abstrak ............................................................................................................... v

Kata Pengantar ................................................................................................. vi

Daftar Isi ............................................................................................................ ix

Daftar Tabel....................................................................................................... xi

Daftar Gambar .................................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................................ 5

C. Tujuan dan Manfaat ............................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Persepsi ............................................................................................. 7

B. Kode etik akuntan ............................................................................. 10

C. Iklan................................................................................................... 19

D. Iklan dalam kode etik ........................................................................ 27

E. Akuntan publik.................................................................................. 32

F. Pengguna jasa akuntan publik........................................................... 34

G. Penelitian terdahulu........................................................................... 37

H. Kerangka pemikiran .......................................................................... 38

I. Hipotesis............................................................................................ 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A . Ruang lingkup penelitian ................................................................. 40

Page 9: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

ix

B. Metode penentuan sampel ................................................................ 40 C. Metode pengumpulan data ............................................................... 41 D. Metode analisis................................................................................. 41 E. Operasional variabel penelitian ........................................................ 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................. 50

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian.......................................................... 53

C. Interpretasi......................................................................................... 60

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................... 62

B. Implikasi............................................................................................ 63

C. Saran.................................................................................................. 65

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 66 Lampiran ........................................................................................................... 70

Page 10: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

x

DAFTAR TABEL

No Keterangan Halaman

3.1 Operasional Variabel Penelitian............................................................. 47

4.1 Data Sampel Penelitian .......................................................................... 50

4.2 Karakteristik Responden Akuntan Publik.............................................. 51

4.3 Karakteristik Responden Pengguna Jasa Akuntan Publik ..................... 52

4.4 Hasii Uji Validitas.................................................................................. 53

4.5 Hasil Uji Reabilitas ................................................................................ 54

4.6 Hasil Uji Asumsi Klasik ........................................................................ 55

4.7 Hasil Uji Statistik Non parametric Kolmogorov-Smirnow.................... 56

4.8 Hasil Ujiunivariate Analysis Of Variance.............................................. 57

4.9 Hasil Ujilevene’s Test Of Equality Of Error Variance .......................... 57

4.10 Hasil Uji Test Of Between-Subject Effects ........................................... 58

4.11 Hasil Uji Multiple Comparisons ............................................................ 59

4.12 Hasil Uji Homoggeneus ......................................................................... 60

Page 11: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

xi

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Halaman

2.1 Skeme Kode Etik dengan Kepercayaan Masyarakat .......................... 11

2.2 Kerangka Pemikiran............................................................................. 38

Page 12: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejalan dengan tuntutan perkembangan lingkungan bisnis, berbagai

perbaikan dan penyempurnaan Standar Akuntansi Keuangan, Standar

Profesional Akuntan Publik maupun Kode Etik Akuntan Indonesia terus

dilakukan. Salah satunya pernyataan Etika Profesi Nomor 4 tahun 1994

tentang pelarangan advertensi jasa akuntan publik, telah direvisi dengan aturan

Etika Profesi Nomor 250 Tahun 2008 yang memperbolehkan KAP melakukan

promosi dan kegiatan lainnya.

Kode etik profesi akuntan publik Tahun 2008 yang diberlakukan pada

tanggal 01 Januari Tahun 2011 di dalamnya dijelaskan tentang ancaman

terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi mendapatkan suatu

perikatan melalui iklan atau bentuk pemasaran lainnya, sebagai contoh

ancaman kepentingan pribadi terhadap kepatuhan profesional dapat terjadi

ketika jasa profesional hasil pekerjaan atau produk yang ditawarkan tidak

sesuai dengan prinsip perilaku profesional.

Setiap praktisi tidak boleh mendeskriditkan profesi dalam memasarkan

jasa profesionalnya, setiap praktisi harus bersikap jujur dan tidak boleh

melakukan tindakan–tindakan sebagai berikut: Pertama, membuat pernyataan

yang berlebihan mengenai jasa profesional yang dapat diberikan kualifikasi

yang dimiliki atau pengalaman yang telah diperoleh. Kedua membuat

Page 13: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

2

pernyataan yang merendahkan atau melakukan perbandingan yang tidak di

dukung bukti terhadap hasil pekerjaan praktisi lain. Jika praktisi memiliki

keraguan atas tepat tidaknya suatu iklan atau bentuk pemasaran lainya, maka

praktisi harus melakukan konsultasi dengan organisasi profesi.

Pelanggaran Kode Etik ini menimbulkan permasalahan apakah akuntan

publik harus beriklan atau tidak, informasi apa saja yang seharusnya dimuat

jika mereka beriklan dan media apa saja yang sebaiknya digunakan (Hite dan

Fraser, 1998). Apakah konsumen akan beranggapan bahwa advertensi oleh

akuntan publik tidak etis dan harus dihindari ataukah sebaliknya, konsumen

akan menghargai informasi dalam advertensi dan memilih akuntan publik

yang menawarkan keunggulannya.

Secara umum iklan merupakan cara penyampaian pesan melalui media

tertentu seperti: majalah, surat kabar, radio, televisi, dan surat yang bertujuan

untuk mempengaruhi orang untuk membeli produk atau jasa, atau untuk

menghasilkan reaksi tertentu (Kotler, 2000:31). Iklan bagi KAP bisa menjadi

media yang efektif untuk menyediakan informasi bagi calon klien mengenai

jasa yang tersedia (Payamta, 2002). Seiring dengan perkembangan bisnis

yang semakin kompleks, auditor dituntut untuk semakin meningkatkan

kompetensi dan profesionalitas dalam menjalankan perannya. Di Indonesia,

isu tentang iklan bagi akuntan publik telah menjadi suatu perdebatan pada

rapat sidang komisi kode etik kongres VI tahun 1990 di Jakarta yang

menghasilkan sebuah gagasan untuk memperbolehkan akuntan publik

Page 14: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

3

memasang iklan jasa akuntan publik dengan batasan-batasan tertentu, tetapi

gagasan ini ditolak oleh sidang pleto (Iskak, 2000:8).

Dalam kongres VII IAI di Bandung, diputuskan bahwa iklan bagi kantor

akuntan publik di Indonesia tetap dilarang, kecuali untuk hal yang bersifat

pemberitahuan yang jelas tercantum dalam aturan Etika Profesi No. 4

mengenai iklan bagi kantor akuntan publik (Iskak, 2000:8-11). Seperti dikutip

dalam (Rilis Pers, 2008:15-8) melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor:

481/KM.1/2008 terdapat beberapa kantor akuntan publik yang dibekukan

perizinannya karena melakukan pelanggaran terhadap Standar Auditing (SA)

Standar Professional Akuntan Publik (SPAP). Pelanggaran tersebut dikatakan

sebagai pelanggaran berat sebagaimana dalam ketentuan pasal 63 ayat (3)

tentang jasa akuntan publik, sehingga dikenakan sangsi pembekuan izin.

Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan para pengguna jasa

akuntan publik hanya tertarik untuk menggunakan jasa akuntan publik yang

sudah dikenal antara lain ( Payamta, 2002 ):

1. Para pengguna jasa sudah terbiasa menggunakan jasa akuntan publik yang

sudah dikenal, dan enggan berpindah pada kantor akuntan publik yang

lain.

2. Para pengguna jasa enggan berpindah kepada akuntan publik lainnya

karena yakin terhadap kemampuan kantor akuntan publik yang dipilihnya.

3. Para pengguna jasa tidak tahu tentang kantor akuntan publik selain yang

sudah dipilih.

Page 15: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

4

Alasan pengguna jasa akuntan publik memakai jasa kantor akuntan

publik karena alasan pertama dan kedua tidak menjadi masalah, karena

pemilihan terhadap kantor akuntan publik sepenuhnya hak klien. Berbeda jika

klien tidak memilih suatu kantor akuntan publik karena tidak tahu adanya

kantor akuntan publik yang lain beserta jasa-jasa yang dapat diberikan, dalam

hal ini perlu dipertanyakan: “Apakah suatu Kantor Akuntan Publik perlu

untuk memasang advertensi berkenaan dengan jasa yang diberikannya?”.

Kondisi tersebut mendorong akuntan publik mencari cara penyampaian pesan

yang efektif untuk menyediakan informasi bagi calon klien mengenai yang

tersedia Cooper et. al, (1999) dalam Payamta (2002)

Pelarangan memasang iklan bagi KAP sebelumnya telah ada bersamaan

dengan dirumuskannya konsep awal aturan kode etik IAPI yang pertama tahun

1972, menjelang kongres IAPI ke-2, bahkan jauh sebelum kongres IAPI yang

pertama. Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini, hasil kongres

mengalami beberapa perubahan dan penyempurnaan. Kelonggaran yang

terjadi pada kode etik IAPI menimbulkan permasalahan-permasalahan berikut

pertama, apakah KAP harus beriklan atau tidak. Kedua informasi apa yang

seharusnya dimuat jika mereka beriklan dan media apa yang sebaiknya

digunakan. Ketiga, apakah konsumen akan beranggapan bahwa advertensi

dan memilih akuntan yang menawarkan keunggulannya. Secara umum iklan

merupakan cara penyampaian pesan melalui media tertentu seperti: Majalah,

surat kabar, radio, televisi dan surat yang bertujuan untuk mempengaruhi

Page 16: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

5

orang untuk membeli suatu produk atau jasa, atau untuk menghasilkan reaksi

tertentu (Kotler, 2000:31).

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Payamta (2000).

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada populasi

penelitian. Populasi penelitian sebelumnya adalah di Jawa Tengah yang

berpendidikan S1 akuntansi, sedangkan penelitian ini menggunakan populasi

pengguna jasa akuntan publik dan akuntan publik yang berada di Jakarta.

Iklan bagi suatu KAP bisa menjadi media yang efektif untuk menyediakan

informasi bagi klien mengenai jasa yang tersedia. Berdasarkan latar belakang

tersebut, penulis tertarik untuk membuat penelitian ini yang berjudul

“Analisis Perbedaan Persepsi antara Pengguna Jasa Akuntan Publik

dengan Akuntan Publik terhadap Advertensi Jasa Akuntan Publik”.

B. Perumusan Masalah

Masalah penelitian ini adalah untuk mengukur perbedaan persepsi

pengguna jasa akuntan publik dan akuntan publik terhadap advertensi jasa

akuntan publik sehingga perumusan masalahnya adalah “Apakah terdapat

perbedaan persepsi antara pengguna jasa akuntan publik dengan akuntan

publik terhadap advertensi jasa akuntan publik?”

Page 17: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

6

C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan dari penelitian.

Berdasarkan perumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk

memperoleh bukti empiris tentang perbedaan persepsi antara pengguna

jasa akuntan publik dengan akuntan publik terhadap advertensi jasa

akuntan publik.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi kantor akuntan publik

Memberikan masukan bagi kantor akuntan publik mengenai persepsi

pengguna jasa akuntan publik terhadap advertensi jasa akuntan publik

yang dilakukan.

b. Bagi pengguna jasa akuntan publik

Membantu perusahaan untuk mengetahui manfaat dan peranan dari

advertensi jasa akuntan publik.

c. Bagi masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat khususnya mahasiswa UIN

dan bagi pembaca pada umumnya, dalam pengembangan pengetahuan

mengenai persepsi akuntan publik dan pengguna jasa akuntan publik

terhadap advertensi jasa akuntan publik. Penelitian ini dapat menjadi

bahan pelengkap atau informasi yang diperlukan untuk melakukan

penelitian sejenisnya.

Page 18: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Persepsi

Persepsi adalah suatu proses pengenalan atau identifikasi sesuatu

dengan menggunakan panca indera. Menurut Sasanti (2003) dalam Tour

Indonesia Cultur (2008). Kesan yang diterima individu sangat tergantung pada

seluruh pengalaman yang telah diperoleh melalui proses berfikir dan belajar,

serta di pengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri individu. Menurut

Sabri (1993) dalam Tour Indonesia Cultur (2008), persepsi didefinisikan

sebagai aktivitas yang memungkinkan manusia mengendalikan rangsangan-

rangsangan yang sampai kepadanya melalui alat inderanya, menjadikannya

kemampuan itulah dimungkinkan individu mengenali milleu (lingkungan

pergaulan) hidupnya.

Proses persepsi terdiri dari dua tahap. Pertama, terjadi pada

pengideraan diorganisir berdasarkan prinsip-prinsip tertentu. Tahapan kedua

yaitu stimulasi pada penginderaan diinterpresikan dan dievaluasi. Mar’at

(1981) dalam Tour Indonesia Cultur (2008) mengatakan bahwa persepsi

adalah suatu proses pengamatan seseorang yang berasal dari suatu kondisi

secara terus menerus dan dipengaruhi oleh informasi baru dari lingkungannya.

Riggio (1990) dalam Tour Indonesia Cultur (2008) juga mendefinisikan

persepsi sebagai proses kognitif baik lewat penginderaan, pandangan,

penciuman dan perasaan yang kemudian ditafsirkan.

Page 19: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

8

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi

merupakan proses pengenalan, identifikasi, pengamatan, baik melalui

penginderaan maupun pandangan yang berasal dari kondisi terus menerus dan

dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya.

1. Faktor-Faktor yang mempengaruhi persepsi

Aryant (1995) dalam Tour Indonesia Cultur (2008) mengemukakan

bahwa persepsi dipengaruhi oleh faktor pengalaman, proses belajar,

cakrawala, dan pengetahuan terhadap objek psikologis. Aryanti (1995)

mengemukakan bahwa persepsi ditentukan juga oleh faktor fungsional

dan struktural. Beberapa faktor fungsional atau faktor yang bersifat

personal antara lain kebutuhan individu, pengalaman, usia, masa lalu,

kepribadian, jenis kelamin, dan lain-lain yang bersifat subjektif. Faktor

struktural atau faktor dari luar individu antara lain: lingkungan keluarga,

hukum-hukum yang berlaku, dan nilai-nilai dalam masyarakat. Jadi,

faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi terdiri dari faktor personal dan

struktural. Faktor-faktor personal antara lain: pengalaman, proses belajar,

kebutuhan, motif dan pengetahuan terhadap objek psikologis. Faktor-

faktor struktural meliputi: lingkungan keadaan sosial, hukum yang berlaku,

dan nilai-nilai dalam masyarakat. Pelaku orang lain akan menarik

kesimpulan tentang penyebab perilaku tersebut. Atribusi dapat terjadi bila

suatu kejadian yang tidak biasa menarik perhatian seseorang. Suatu

kejadian memiliki konsekuensi yang bersifat personal. Seseorang ingin

Page 20: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

9

mengetahui motif yang melatar belakangi orang lain (Shaver, 1988, dalam

Tour Indonesia Cultur, 2008).

2. Elemen persepsi

Brems & Kassini (1999) dalam Tour Indonesia Cultur (2008),

mengatakan bahwa persepsi sosial memiliki beberapa elemen, yaitu:

a. Person, yaitu orang yang menilai orang lain.

b. Situasional, urutan kejadian yang terbentuk berdasarkan pengalaman

orang untuk menilai sesuatu.

c. Behavior, yaitu sesuatu yang dilakukan oleh orang lain.

3. Pandangan mengenai proses persepsi, yaitu:

Persepsi sosial, berlangsung cepat dan otomatis tanpa banyak

pertimbangan. Orang membuat kesimpulan tentang orang lain dengan

cepat berdasarkan penampilan fisik dan perhatian sekilas. Persepsi sosial

adalah sebuah proses yang kompleks. Orang mengamati perilaku orang

lain dengan teliti hingga diperoleh analisis secara lengkap terhadap person,

situasional, behavior.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi

dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor tersebut adalah: penggalaman, proses

belajar, fungsional dan struktural. Persepsi juga mempunyai beberapa elemen

yang dapat mempengaruhi persepsi tersebut.

Page 21: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

10

B. Kode Etik Akuntan

Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat.

Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas

dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen

perusahaan dalam laporan keuangan. Profesi akuntan publik bertanggung

jawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan

sehingga masyarakat memperoleh informasi keuangan yang andal sebagai

dasar pengambilan keputusan.

Guna menunjang profesionalismenya sebagai akuntan publik maka

auditor dalam melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman pada standar

audit yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI), yakni:

standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Standar

umum merupakan cerminan kualitas pribadi yang harus dimiliki oleh seorang

auditor yang mengharuskan auditor untuk memiliki keahlian dan pelatihan

teknis yang cukup dalam melaksanakan prosedur audit. Sedangkan standar

pekerjaan lapangan dan standar pelaporan mengatur auditor dalam hal

pengumpulan data dan kegiatan lainnya yang dilaksanakan selama melakukan

audit serta mewajibkan auditor untuk menyusun suatu laporan atas laporan

keuangan yang diauditnya secara keseluruhan. Namun selain standar audit,

akuntan publik juga harus mematuhi kode etik profesi yang mengatur perilaku

akuntan publik dalam menjalankan praktek profesinya baik dengan sesama

anggota maupun dengan masyarakat umum. Kode etik ini mengatur tentang

tanggung jawab profesi, kompetensi dan kehati-hatian profesional,

Page 22: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

11

kerahasiaan, perilaku profesional serta standar teknis bagi seorang auditor

dalam menjalankan profesinya (Hardi, 2010).

Kode etik akuntan merupakan seperangkat prinsip moral dan

pelaksanaan aturan yang memberikan pedoman kepada akuntan publik dalam

berhubungan dengan klien, masyarakat dan akuntan lain. Kode etik ini akan

berdampak pada kepercayaan publik terhadap kualitas jasa yang diberikan,

seperti yang dinyatakan dalam (Payamta, 2002), bahwa profesi yang diberikan

pelayanan jasa pada masyarakat harus memiliki kode etik yang merupakan

seperangkat prinsip moral dan mengatur tentang perilaku profesional.

Pengertian tersebut dapat digambarkan dalam bentuk skema sebagai berikut:

Gambar 2.1

Skema Hubungan Kode Etik dengan Kepercayaan Masyarakat

(Sumber: Agoes, 2004)

Internasional Federation of Accountants (IFAC 2000) menyatakan etika

sebaiknya berdasarkan prinsip yang mengatur seorang akuntan. Prinsip

tersebut adalah: integritas, obyektivitas, independensi, kepercayaan,

kemampuan professional dan prilaku etika.

a. Integritas.

Kode Etik

Prilaku Profesi

Mutu Jasa

Kepercayaan masyarakat

Page 23: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

12

Untuk mempertahankan dan memperluas kepercayaan masyarakat,

anggota KAP harus melaksanakan semua tanggung jawab profesional

dengan kepekaan integritas yang paling tinggi.

b. Objektivitas.

Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus mempertahankan

integritas dan objektivitas, harus jauh dari benturan kepentingan, dan tidak

boleh membiarkan terjadinya faktor salah saji material (material

misstatement) yang diketahuinya.

c. Independensi.

Independensi merupakan salah satu komponen etika yang harus dijaga

oleh akuntan publik. Independensi berarti bahwa auditor harus jujur, tidak

mudah dipengaruhi dan tidak memihak kepentingan siapapun, karena ia

melakukan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Auditor berkewajiban

untuk jujur tidak hanya pada manajemen dan pemilik perusahaan, namun

juga kepada kreditor dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan pada

pekerjaan auditor tersebut (Hardi, 2010). Dalam menjalankan tugasnya

anggota KAP harus selalu mempertahankan sikap mental independensi

dalam memberikan jasa profesi sebagaimana diatur dalam Standar

Profesional Akuntansi Publik yang ditetapkan oleh IAPI. Sikap

Independensi tersebut harus meliputi fakta (in facts) maupun dalam

penampilan (in appearance).

d. Kepercayaan.

Page 24: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

13

Anggota KAP harus menerima kewajiban untuk bertindak mendahulukan

kepentingan masyarakat, menghormati kepercayaan masyarakat, dan

bersikap profesional.

e. Standar-standar Teknis.

Dalam menjalankan praktek dalam masyarakat, Anggota KAP harus

mematuhi prilaku professional. (Code Of Professional Conduct)

f. Kemampuan Profesional.

Anggota harus mematuhi standar tehnis dan etika profesi, berusaha keras

untuk terus-menerus meningkatkan kompetisi dan mutu jasa, dan

melaksanakan tanggung jawab profesi sesuai dengan kemampuan.

g. Prilaku Etika.

Keberadaan kode etik menyatakan secara eksplisit beberapa kriteria

tingkah laku yang khusus terdapat pada profesi. Di samping itu dengan

adanya kode etik anggota profesi akuntan lebih terdapat anggotanya.

Dalam Bab VII pasal 10 Kode Etik Akuntan Indonesia disebutkan

bahwa “Kode Etik Akuntan berlaku bagi seluruh Anggota Ikatan Akuntan

Indonesia”. Dengan demikian kewajiban untuk mematuhi Kode Etik ini tidak

harus terbatas pada akuntan yang menjadi Anggota Ikatan Akuntan Publik

Indonesia saja, tetapi meliputi semua orang yang bergelar akuntan. Bagi

akuntan, kode etik merupakan prinsip moral yang mengatur hubungan antara

sesama rekan dengan masyarakat, kepercayaan masyarakat, pemerintah dan

dunia usaha terhadap cara pelaporan, nasehat yang diberikan serta jasa-jasa

Page 25: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

14

yang diberikan, ditentukan oleh keahlian kebebasan bertindak dan berpikir,

serta integritas moral akuntan. Etika profesi akuntan di Indonesia diatur dalam

Kode Etik Akuntan Indonesia. Kode etik ini mengikat para anggota IAPI

disatu sisi dan dapat dipergunakan oleh akuntan lainnya yang bukan dan

belum menjadi anggota IAPI di sisi lainnya. Di Indonesia, penegakkan kode

etik dilaksanakan oleh Institute Akuntan Publik Indonesia dan Dewan Standar

Profesi Akuntan Publik untuk menggembangkan dan menetapkan suatu

standar profesi dan kode etik profesi yang berkualitas yang berlaku bagi

profesi akuntan publik.

Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI, 2008:1) menyatakan etika

sebaiknya berdasarkan prinsip yang mengatur seorang akuntan. Prinsip

tersebut adalah:

a. Integritas.

Setiap praktisi harus tegas dan jujur dalam menjalin hubungan profesional

dan hubungan bisnis dalam melaksanakan pekerjaan.

b. Objektivitas.

Setiap praktisi tidak boleh membiarkan subjektivitas, benturan

kepentingan, atau pengaruh tidak layak (undue influence) dari pihak lain

untuk mempengaruhi pertimbangan profesional atau pertimbangan

bisnisnya.

c. Kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional

(professional competence and due care).

Page 26: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

15

Setiap praktisi wajib memelihara pengetahuan dan keahlian profesionalnya

pada suatu tingkatan yang dipersyaratkan secara berkesinambungan,

sehinga klien atau pemberi kerja dapat menerima jasa profesional yang

diberikan secara kompeten berdasarkan perkembangan terkini dalam

praktek, perundang-undangan, dan metode pelaksanaan pekerjaan. Setiap

praktisi harus bertindak secara profesional dan sesuai dengan standar

profesi dan kode etik yang berlaku dalam memberikan jasa profesionalnya.

d. Kerahasiaan.

Setiap praktisi wajib menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh

sebagai hasil hubungan profesional dan hubungan bisnisnya, serta tidak

boleh mengungkapkan informasi tersebut kepada pihak ketiga tanpa

persetujuan dari klien atau pemberi kerja, kecuali jika terdapat kewajiban

untuk mengungkapkan sesuai dengan ketentuan hukum atau peraturan

lainnya yang berlaku. Informasi rahasia yang diperoleh dari hubungan

profesional dan hubungan bisnis tidak boleh digunakan oleh praktisi

untuk keuntungan pribadinya atau pihak ketiga.

e. Prilaku profesional.

setiap praktisi wajib mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan

harus menghindari semua tindakan yang dapat mendiskriditkan profesi.

Pengawasan terhadap Kode Etik diharapkan dapat dilakukan sendiri

oleh para anggota dan pimpinan KAP. Hal ini tercermin dalam rumusan Kode

Etik Akuntan Indonesia pasal 1 ayat 2 yang berbunyi “Setiap anggota harus

mempertahankan integritas dan objektivitas dalam melaksanakan tugasnya, ia

Page 27: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

16

akan bertindak jujur, tegas, dan tanpa prestasi”. Dengan mempertahankan

objektivitas, ia akan bertindak adil, tanpa dipengaruhi tekanan atau permintaan

pihak tertentu atau kepentingan pribadinya. Pembaharuan Kode Etik Akuntan

Indonesia dilaksanakan pada tanggal 29 april Tahun 2009 dan diberlakukan

pada tanggal 1 Januari Tahun 2010. Kemudian, dengan pertimbangan bahwa

berhubung sosialisasi Kode Etik tersebut belum dilakukan secara maksimal

dan komprehensif kepada anggota IAPI serta pihak-pihak lain yang terkait,

maka pengurus IAPI memutuskan bahwa pemberlakuan Kode Etik ditunda

menjadi efektif sejak tanggal 1 Januari 2011 (Hardi, 2010).

Surat pemberitahuan IAPI perihal penundaan pemberlakuan Kode Etik

Profesi Akuntan Publik tanggal 31 Desember 2009 bahwa diharapkan di

Tahun 2010 Dewan Standar Profesi bekerjasama dengan Badan Pelaksana

Pendidikan IAPI akan melaksanakan sosialisasi Kode Etik secara gencar dan

menyeluruh sehingga implementasi Kode Etik tersebut dapat berlangsung

tepat waktu. Sehubungan dengan penundaan masa berlakunya Kode Etik

tersebut, maka dalam melakukan pekerjaannya, anggota IAPI tetap

berpedoman kepada Aturan Etika yang terdapat dalam buku Standar

Profesional Akuntan Publik (SPAP) tahun 2001 sampai dengan

diberlakukannya Kode Etik yang baru.

IAPI kembali menyempurnakan susunan Kode Etik Profesi Akuntan

Indonesia dengan memasukkan unsur-unsur tambahan dan menuai berbagai

peraturan-peraturan yang dianggap sudah tidak relevan dengan perkembangan

zaman. Dalam Internasional Federation Of Accounting (IFAC:2000),

Page 28: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

17

dikatakan bahwa dalam kode etik bagi akuntan professional, ungkapan-

ungkapan ini muncul dalam penekanan saat digunakan pertama kali dan

memiliki pengertian yang ditentukan bagi etika-etika tersebut, meliputi :

a. Pengiklanan: Ditujukan pada masyarakat mengenai informasi bagaimana

pelayanan dan keahlian yang disediakan oleh akuntan publik, dengan

sebuah pandangan untuk mendapatkan bisnis yang professional.

b. Klien Audit: Klien audit akan selalu mencakup bagian yang berkaitan

dengan entitas disuatu perusahaan.

c. Persetujuan Audit: Sebuah persetujuan audit untuk menyediakan sebuah

tingkat kepastian yang tinggi, dimana pernyataan keuangan terbebas dari

kesalahan. Seperti sebuah persetujuan berdasarkan Standar Auditing

International. Hal ini mencakup audit berdasarkan Undang-Undang

dimana sebuah pemeriksaan di syaratkan oleh peraturan nasional atau

peraturan lainnya.

d. Jaminan Kerja: Sebuah keterkaitan dalam memandang ketika sebuah

perusahaan melakukan sebuah persetujuan jaminan.

e. Persetujuan Penjamin: Sebuah perjanjian yang diadakan untuk

menyediakan.

1) Sebuah kepastian tingkat tinggi dimana masalah subjek dijelaskan

dalam setiap bahan yang terkait dengan kriteria yang sesuai atau

2) Sebuah tingkat menengah dari kepastian dimana masalah subjek

adalah masuk akal dalam kondisi tersebut.

Page 29: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

18

Setiap bidang profesi tentunya harus memiliki aturan-aturan khusus atau

lebih dikenal dengan istilah “Kode etik profesi”. Dalam bidang akuntansi

sendiri salah satu profesi yang ada yaitu akuntan publik. Sebenarnya selama

ini belum ada aturan baku yang membahas mengenai kode etik untuk profesi

akuntan publik. Namun demikian, baru-baru ini salah satu badan yang

memiliki fungsi untuk menyusun dan mengembangkan standar profesi dan

kode etik profesi akuntan publik yang berkualitas dengan mengacu pada

Standar Internasional yaitu Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) telah

mengembangkan dan menetapkan suatu standar profesi dan kode etik profesi

yang berkualitas yang berlaku bagi profesi akuntan publik di Indonesia. Kode

Etik Profesi Akuntan Publik (Kode Etik) ini terdiri dari dua bagian, yaitu

Bagian A dan Bagian B. Bagian A dari Kode Etik ini menetapkan prinsip

dasar etika profesi dan memberikan kerangka konseptual untuk penerapan

prinsip tersebut. Bagian B dari Kode Etik ini memberikan ilustrasi mengenai

penerapan kerangka konseptual tersebut pada situasi tertentu.

Kode Etik ini menetapkan prinsip dasar dan aturan etika profesi yang

harus diterapkan oleh setiap individu dalam kantor akuntan publik (KAP) atau

jaringan KAP, baik yang merupakan anggota IAPI maupun yang bukan

merupakan anggota IAPI, yang memberikan jasa profesional yang meliputi

jasa assurance dan jasa selain assurance seperti yang tercantum dalam standar

profesi dan kode etik profesi. Untuk tujuan Kode Etik ini, individu tersebut di

atas selanjutnya disebut ”Praktisi”. Anggota IAPI yang tidak berada dalam

KAP atau Jaringan KAP dan tidak memberikan jasa profesional seperti

Page 30: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

19

tersebut di atas tetap harus mematuhi dan menerapkan Bagian A dari Kode

Etik ini. Suatu KAP atau Jaringan KAP tidak boleh menetapkan kode etik

profesi dengan ketentuan yang lebih ringan dari pada ketentuan yang diatur

dalam Kode Etik ini.

Setiap Praktisi wajib mematuhi dan menerapkan seluruh prinsip dasar

dan aturan etika profesi yang diatur dalam Kode Etik ini, kecuali bila prinsip

dasar dan aturan etika profesi yang diatur oleh perundang-undangan,

ketentuan hukum, atau peraturan lainnya yang berlaku ternyata berbeda dari

Kode Etik ini. Dalam kondisi tersebut, seluruh prinsip dasar dan aturan etika

profesi yang diatur dalam perundang-undangan, ketentuan hukum, atau

peraturan lainnya yang berlaku tersebut wajib dipatuhi, selain tetap mematuhi

prinsip dasar dan aturan etika profesi lainnya yang diatur dalam Kode Etik ini.

C. Iklan

1. Pengertian iklan

Iklan merupakan suatu investasi ekonomis, dan bagi kebanyakan

perusahaan dan organisasi non profit, iklan merupakan sebuah investasi

yang dianggap sangat menguntungkan (Shimp, 2000). Iklan adalah alat

promosi yg tertua. Iklan sangat menyolok (menarik perhatian orang) dan

sangat kontroversial. Sebagai contoh sebuah bentuk dari promosi disebut

publisitas adalah bukan iklan karena tidak ada yang membayar. Contohnya

Dian Sastrowardoyo muncul untuk di wawancarai seputar film perdananya

di acara Showbis Metro TV bertujuan untuk mempromosikan film

Page 31: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

20

terbarunya. Apakah ini iklan? Tentu saja tidak karena produser atau studio

film tidak membayar acara show di Metro TV tersebut. Tetapi jika

produser studio film mengiklankan filmnya pada televisi dan surat kabar

dan bentuk komunikasi tersebut pihak studio film membayar pada media

tersebut itu sudah pasti adalah iklan.

2. Fungsi iklan

Menurut Shimp (2000), iklan sangat penting karena memiliki fungsi

komunikasi yang kritis, yaitu:

a. Menginformasikan.

Iklan membuat konsumen sadar akan adanya produk baru, memberikan

informasi mengenai merek tertentu, dan menginformasikan

karakteristik serta keunggulan suatu produk. Pada tahap awal dari

kategori produk, iklan sangat diperlukan untuk membangun

permintaan primer. Iklan merupakan bentuk komunikasi yang efisien

karena mampu meraih khalayak luas dengan biaya yang relatif rendah.

b. Membujuk.

Tujuan ini sangat penting pada tahap persaingan, dimana perusahaan

ingin membangun permintaan selektif untuk produk tertentu (Kotler,

2000:578). Beberapa iklan menggunakan comparative advertising yang

memberikan perbandingan atribut dari dua atau lebih merek/produk

secara eksplisit. Iklan yang efektif akan membujuk konsumen untuk

mencoba menggunakan/mengkonsumsi suatu produk. Kadang-kadang

iklan dapat mempengaruhi permintaan primer yang membentuk

Page 32: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

21

permintaan untuk seluruh kategori produk. Seringkali iklan ditujukan

untuk membangun permintaan sekunder yaitu permintaan untuk merek

perusahaan tertentu.

c. Mengingatkan.

Iklan dapat membuat konsumen tetap ingat pada merek/produk

perusahaan. Ketika timbul kebutuhan yang berkaitan dengan produk

tertentu, konsumen akan mengingat iklan tentang produk tertentu.

Maka konsumen tersebut akan menjadi kandidat pembeli. Iklan dengan

tujuan mengingatkan ini sangat penting untuk produk matang (Kotler,

2000:579).

d. Memberikan Nilai Tambah.

Iklan memberikan nilai tambah terhadap produk dan merek tertentu

dengan cara mempengaruhi persepsi konsumen. Iklan yang efektif

akan memberikan nilai tambah produk sehingga produk dipersepsikan

lebih mewah, lebih bergaya, lebih bergengsi, bahkan melebihi apa

yang ditawarkan oleh produk lain, dan secara keseluruhan memberikan

kualitas yang lebih baik dari produk lainnya.

e. Mendukung Usaha Promosi Lainnya.

Dapat digunakan sebagai alat pendukung usaha promosi lainnya

seperti sebagai alat untuk menyalurkan sales promotion, pendukung

sales representative, meningkatkan hasil dari komunikasi pemasaran

lainnya. Disamping itu, menurut (Tellis, 1998) periklanan memberikan

dampak terhadap produksi massal dibutuhkan kemampuan suatu

Page 33: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

22

perusahaan untuk melayani pasar yang luas. Perusahaan harus

memberi merek produknya dengan nama yang unik sehingga

konsumen melakukan permintaan terhadap suatu barang tertentu. Jadi,

produksi massal dan pemasaran dapat menguntungkan bila telah

memiliki merek. Produksi massal membutuhkan kemasan yang baik.

Sehingga perusahaan dapat memberi merek pada kemasan dengan

desain dan nama yang unik. Oleh karena itu iklan merupakan alat

komunikasi perusahaan terhadap konsumen untuk menyampaikan

kualitas produk yang unik yang dapat dilihat dari kemasan unik dan

merek produk yang dihasilkan.

3. Pengaruh iklan

Peranan periklanan dalam masyarakat banyak menimbulkan

beberapa kontrofersi. Namun uraian ini hanya dapat mengevaluasi

beberapa hal kritis dari iklan, antara lain (Shimp, 2000):

a. Iklan membujuk konsumen untuk membeli produk walaupun

berlawanan dengan keinginan mereka.

b. Iklan secara khusus dapat membedakan produk yang dihasilkan oleh

berbagai perusahaan dan dapat membangun loyalitas konsumen

terhadap suatu merek.

c. Iklan bertindak sebagai pencegah bagi perusahaan baru untuk

memasuki pasar tertentu.

d. Iklan memungkinkan pihak pengiklan (produsen) untuk menaikkan

harga relatif terhadap produk yang tidak diiklankan.

Page 34: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

23

4. Karakteristik iklan

Iklan memiliki tiga karakterisitik penting yang memungkinkan tidak

terlihat dari segi analisis statis yaitu (Shimp, 2000):

a. Iklan merupakan alat yang relatif murah dimana perusahaan dapat

menyampaikan kepada konsumen mengenai keberadaan suatu produk.

b. Iklan dengan skala besar memungkinkan perusahaan manufaktur untuk

menghasilkan produksi massal dengan biaya yang murah. Pasar yang

luas memungkinkan perusahaan untuk memahami skala ekonomis.

c. Iklan membangun identitas merek untuk produk perusahaan tertentu.

Semakin baik kualitas dan pemasaran produk tersebut maka semakin

tinggi permintaan konsumen dan semakin besar pemasukan perusahaan

dari iklan.

Iklan disebut juga advertensi. Ada tiga istilah yang umum dipakai di

Indonesia untuk menyebut advertising, yaitu: reklame, advertensi, dan iklan.

Reklame berasal dari bahasa Belanda yang dieja sebagai reclame. Kata iklan

juga berasal dari bahasa Perancis reclamare. Advertensi berasal dari bahasa

Belanda advertentie yang juga mengacu pada bahasa Inggris advertising.

Sedangkan iklan yang umum dipakai dalam bahasa Melayu berasal dari

bahasa Arab I'lan atau I'lanun yang secara harfiah berarti informasi.

Banyak definisi diberikan bagi kata periklanan, akan tetapi salah satu

yang paling sederhana dengan harapan agar tidak terjadi perdebatan soal ini.

Periklanan adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan pembuat barang, atau

Page 35: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

24

pemasok jasa dengan masyarakat banyak atau sekelompok orang tertentu yang

bertujuan untuk menunjang upaya pemasaran. Komunikasi dilakukan dengan

menggunakan: gambar, suara atau kata-kata, gerak atau bau yang disalurkan

melalui media atau secara langsung. Berdasarkan pengertian ini maka Biro

Iklan adalah lembaga usaha yang memberikan jasa periklanan bagi siapa yang

membutuhkan baik perorangan, perusahaan pembuat barang atau pemasok

jasa, bahkan pemerintah. Oleh karena bentuk pelayanan periklanan meliputi

berbagai jenis kegiatan maka dilihat dari skala usahanya ada berbagai ukuran

sebuah biro iklan.

Sebuah biro iklan yang mendukung predikat ini adalah biro yang

mempunyai kapasitas untuk memberi pelayanan di tiga bidang yaitu:

konsultasi komunikasi pemasaran, pelayanan perencanaan dan pemesanan

media, serta pelayanan kreatif. Pelayanan konsultasi pemasaran merupakan

barisan terdepan yang berhadapan langsung dengan pihak pemakai jasa

periklanan. Minat yang disampaikan oleh sebuah perusahaan atau perorangan

pada sebuah biro iklan akan diterima oleh para pakar pemasaran yang mampu

berdialog dengan manajer pemasaran dari perusahaan yang membutuhkan jasa

iklan.

Berkembangnya pendidikan ilmu ekonomi telah banyak memberi

dorongan bagi pertumbuhan kualitas perusahaan periklanan di Indonesia.

Kehadiran modal asing dan kegiatan memproduksi barang-barang yang

berasal dari luar negeri telah menghadirkan kegiatan pemasaran global yang

dampaknya sangat menentukan kemampuan para pakar pemasaran di sebuah

Page 36: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

25

biro iklan dalam berbicara pada tingkat pengetahuan pemasaran yang bersifat

internasional.

Sektor kedua yang menunjang predikat ‘full service’ adalah media.

Seperti hadirnya para pakar pemasaran maka perkembangan biro iklan di

Indonesia juga sangat ditentukan oleh meningkatnya kualitas pelayanan

perencanaan dan pemesanan media. Peningkatan ini tidak lepas dari

perkembangan industri media yang telah berlangsung sejak dua dekade ini.

Tumbuhnya pemancar komersial di segenap penjuru tanah air, masing-masing

dengan gaya dan cara pendekatan yang berbeda. Terbitnya puluhan majalah

baru mulai dari yang bersifat umum hingga majalah yang khusus bicara soal

rambut, mobil, konstruksi dan komputer. Terbitnya surat kabar yang

berdomisili di ibu kota negara, ibu kota propinsi atau ibu kota kabupaten,

masing-masing dengan garapan berita yang beda ruang lingkupnya. Adanya

pilihan yang diberikan oleh industri media dan tantangan untuk menemukan

rancangan media yang efektif dan terjangkau oleh biaya periklanan yang

disediakan oleh perusahaan pemakai jasa iklan, serta riset dan penelitian yang

dilakukan oleh perusahaan yang khusus bergerak dalam bidang jasa riset telah

ikut memberikan masukan yang sangat menunjang kualitas pelayanan jasa

perencanaan media. Fakta ini telah memberi warna khusus bagi kegiatan

periklanan sebagai kegiatan komunikasi yang dilakukan secara tepat arah dan

terukur.

Sektor ketiga yang juga ikut mendukung predikat Full Service adalah

pelayanan jasa kreatif. Pelayanan jasa kreatif merupakan bagian akhir dari

Page 37: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

26

mata rantai proses terciptanya sebuah iklan sebelum disalurkan ke media.

Karena kegiatan dan proses kreatif memberikan wujud bagi sebuah iklan atau

pesan maka sering orang mengira bahwa lahirnya iklan ada di tangan seniman.

Pandangan keliru ini telah banyak mendorong banyak seniman yang

mendirikan biro iklan dan dalam perkembangan selanjutnya lebih sering

mengalami kegagalan. Dibandingkan dengan peran sektor pemasaran dan

sektor media, maka peran sektor kreatif masih jauh tertinggal. Sikap dan

wawasan yang berkembang diantara para praktisi disektor kreatif bila kita

amati secara objektif masih terpaku pada kaidah-kaidah atau aturan-aturan

yang sederhana dan sempit. Sebagian besar dari iklan-iklan yang kita temui di

media masih berputar-putar di sekitar penonjolan benefit product/consumer

yang ditampilkan apa adanya. Cara lain yang paling mudah dilakukan adalah

dengan menciptakan iklan dengan memanfaatkan strategi Before-After,

Sebelum makan obat dan sesudah makan obat. Sikap bangsa Indonesia yang

paternalistik sering disalahartikan dengan menerapkan strategi testimonial

orang-orang yang terkenal. Kehadiran perusahaan periklanan internasional di

Indonesia sedikit banyak telah memperkenalkan praktek-praktek kreatif yang

sedikit lebih maju. Format-format pengembangan kreatif yang telah teruji

mulai diperkenalkan kepada para pakar bidang kreatif.

Advertensi menjadi bahan perdebatan dan diskusi menarik ketika

digunakan dalam dunia profesi. Sebagian besar kaum professional, dan dapat

menurunkan kualitas jasa profesi. Namun ada pula professional yang

berpendapat bahwa advertensi yang baik justru akan meningkatkan rasa

tanggung jawab sehingga kualitas jasa profesi tetap terjaga.

Page 38: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

27

D. Iklan dalam Kode Etik

Well, et.al (1996) dalam Masli (2000:36) mengungkapkan bahwa iklan

merupakan segala bentuk pesan tentang suatu produk jasa yang disampaikan

melalui media, dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal, yang bertujuan untuk

mengajak atau mempengaruhi masyarakat.

Menurut Masli (2000) iklan mempunyai empat elemen, yaitu:

1. Mengeluarkan biaya

2. Merupakan prestasi tidak langsung

3. Digunakan untuk mendukung suatu produk atau jasa

4. Dikeluarkan oleh pihak tertentu seperti: lembaga, perusahaan, termasuk

didalamnya perusahaan yang bergerak dibidang jasa seperti kantor akuntan

publik.

Semenjak disahkannya aturan etika profesi nomor 502 yang

mengizinkan kantor akuntan publik untuk memasang iklan dan melakukan

kegiatan pemasaran jasanya dan mencari klien sepanjang tidak merendahkan

citra profesi, para akuntan publik mulai memanfaatkan sebagai sarana untuk

mamasarkan jasa dan mencari klien.

Iklan yang diperbolehkan menurut etika profesi nomor 502 tahun 2000,

bagi sebuah kantor akuntan publik (KAP), adalah:

1. Iklan yang bersifat pemberitahuan seperti pindah alamat, telepon, fax, dan

telex.

Page 39: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

28

2. Merekrut pegawai dan staf, baik untuk kantornya sendiri maupun untuk

kliennya.

3. Memasang iklan untuk penjualan perusahaan atau asset klien akuntan

publik dalam kapasitasnya profesinya pada saat bertindak sebagai

likuiditor.

4. Memasang iklan untuk seminar dan perantaran bagi masyarakat umum,

kecuali yang diselenggarakan secara gratis.

Iklan yang tidak diperbolehkan menurut aturan etika profesi nomor 502 tahun

2010 bagi sebuah Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah:

1. Seorang akuntan publik memberikan janji yang muluk- muluk.

2. Menggambarkan seolah-olah dapat mempengaruhi keputusan penjabat

pengadilan, instansi pengatur, atau badan instansi lain yang serupa.

3. Memberikan pernyataan yang tidak didukung oleh fakta yang dapat

dibuktikan kebenarannya.

4. Membuat perbandingan dengan akuntan lainnya yang tidak didasarkan

pada fakta yang dapat diverifikasi.

5. Membuat pernyataan bahwa jasa profesional spesifik sedang atau akan

diberikan dengan upah tertentu, dan calon klien tidak diberitahu mengenai

kemungkinan ini.

6. Membuat pernyataan yang dapat mengakibatkan orang lain tertipu atau

salah menafsirkan.

7. Menawarkan jasa secara tertulis, kecuali atas permintaan calon klien yang

bersangkutan.

Page 40: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

29

8. Memiliki staf pemasaran yang khusus mencari klien secara door to door

Dalam melakukan advertensi jasa akuntan publik kantor akuntan publik

juga harus memperhatikan beberapa variabel yang perlu diperhatikan dalam

beriklan diantaranya adalah sebagai berikut (Payamta,2002):

1. Image profesi.

Merupakan kode etik akuntan publik, dalam melaksanakan tugas auditnya

setiap auditor harus berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh

Ikatan Akuntan Publik Indonesia, oleh karenaya dalam melakukan iklan

setiap kantor akuntan publik perlu mempertimbangkan image profesi

akuntan publik.

2. Kualitas jasa.

Kualitas audit adalah probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan

melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi

kliennya. Probabilitas penemuan suatu pelanggaran tergantung pada

kemampuan teknikal auditor dan independensi auditor tersebut. auditor

dengan kemampuannya akan dapat menemukan suatu pelanggaran dan

kuncinya adalah auditor tersebut harus independen. Tetapi tanpa informasi

tentang kemampuan teknik (seperti pengalaman audit, pendidikan,

profesionalisme, dan struktur audit perusahaan), kapabilitas dan

independensi akan sulit dipisahkan.

3. Harga jasa.

Page 41: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

30

Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena

harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh

perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa.

Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan

menurun, namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan

yang dapat diperoleh organisasi perusahaan. Harga jasa yang yang

ditanggung penggun jasa akuntan publik akan menyebabkan advertensi

jasa akuntan publik meningkat.

4. Kesadaran konsumen.

dengan adanya advertensi jasa akuntan publik, pengguna jaa akuntan

publik akan lebih mengetahui jasa-jasa yang ditawarkan olek KAP jika

KAP beriklan. Setelah mengetahui tingkat kesadaran konsumen akan

pentingnya advertensi maka pengguna jasa akuntan publik dapat dengan

mudah memperoleh informasi mengenai KAP.

5. Ukuran KAP.

Kualitas audit merupakan sesuatu yang abstrak sehingga sulit diukur dan

hanya dapat dirasakan oleh pengguna jasa audit. Ukuran KAP sebagai

proksi kualitas membedakan KAP menjadi KAP besar dan KAP kecil.

Pembedaan tersebut dilakukan berdasarkan jumlah klien yang dilayani

oleh suatu KAP, jumlah rekan atau anggota yang bergabung, serta total

pendapatan yang diperoleh dalam satu periode.

6. Persaingan antar KAP.

Page 42: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

31

Advertensi akan menimbulkan persaingan antar KAP, persaingan antar

KAP tidak menjada masalah asalkan persaingan itu bersifat sehat dan

bertanggung jawab antar KAP.

7. Intervensi pemerintah.

Dengan diperbolehkanya advertensi jasa akuntan publik memungkinkan

intervensi pemerintah dalam profesi akuntan.

8. Media advertensi.

Dalam periklanan, pesan yang disampaikan secara cepat kepada konsumen

atau khalayak yang luas dan tersebar, dimana pesan yang disampaikan

melalui media elektronik (radio, TV) dan media cetak (surat kabar,

majalah), karena media faktanya muncul untuk meyakinkan tingkah laku,

nilai dan maksud pengirim adalah kepentingan lebih besar dari pada

penerima. Dalam komunikasi massa, komunikasi yang terjadi adalah satu

arah, sedangkan media advertensi yang sesuai ialah melalui majalah

internasional.

9. Jenis jasa yang ditawarkan.

Dengan adanya advertensi jasa akuntan publik memberikan kemudahan

kepada pengguna jasa akuntan publik untuk mengetahui jasa yang

ditawarkan oleh kantor akuntan publik. Jasa konsultan manajemen,

kompilasi laporan keuangan, serta jasa konsultan perpajakan merupakan

jenis jasa yang ditawarkan oleh kantor akuntan publik dan diminati oleh

pengguna jasa akuntan publik.

Page 43: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

32

E. Akuntan Publik

1. Pengertian Akuntan Publik

Akuntan publik adalah profesi yang mempunyai posisi yang unik,

pada suatu posisi mendapatkan honor dari klien, tetapi jika ia

melaksanakan praktek publik (public practice) harus bersikap independent

(tidak memihak kepada salah satu pihak baik klien maupun pihak lain).

Charmichael (1996:39) dalam Dewi (2005) memberikan definisi

akuntan publik sebagai berikut: Akuntan adalah profesi yang terdiri atas

landasan kepercayaan masyarakat. Dengan demikian, dalam melaksanakan

tugasnya akuntan harus mengutamakan kepentingan masyarakat,

pemerintah dan dunia usaha. Keputusan Menteri Keuangan Republik

Indonesia No.470/KMK.017/1999 sebagaimana diubah dengan Keputusan

Menteri Keuangan Republik Indonesia N0.17/PMK.01/2008 memberikan

definisi akuntan publik adalah sebagai berikut: Akuntan publik adalah

akuntan yang telah memperoleh izin dari Menteri untuk memberikan jasa

sebagaimana diatur dalam keputusan Menteri Keuangan”.

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa akuntan

publik adalah profesi yang terdiri atas landasan kepercayaan masyarakat

yang dibayar oleh klien, tapi dalam pelaksanaan tugasnya harus

Page 44: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

33

professional, dan bertanggung jawab serta harus mengutamakan

kepentingan masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha.

2. Akuntan publik sebagai suatu profesi

Akuntan publik adalah suatu profesi, karena:

a. Memiliki spesialisasi pengetahuan dan pendidikan khusus

Untuk mendapatkan kualisifikasi sebagai seorang akuntan, harus

terlebih dahulu memiliki pendidikan resmi. Di Indonesia seseorang

disebut akuntan sesuai dengsn UU No. 34 tahun 1954 tentang gelar

dan sebutan lulusan perguruan tinggi diberikan kepada seseorang yang

telah memiliki gelar akademik (lulusan Fakultas Ekonomi Jurusan

Akuntansi), dan telah menempuh Pendidikan profesi akuntansi, dan

memiliki nomor registrasi akuntansi. Ketentuan tentang

penyelengaraan pendidikan profesi akuntansi akan diterapkan oleh

Direktur Jendral Pendidikan Tinggi.

b. Memiliki persyaratan tertentu untuk profesi tersebut dan diatur oleh

UU sebagai pihak Independent yang diemban oleh akuntan publik,

terus memiliki persyaratan yang ketat untuk menjadi akuntan publik

agar masyarakat tidak benar-benar dirugikan. Di Indonesia persyaratan

untuk menjalankan praktek sebagai akuntan publik yang sebelumnya

diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.

Page 45: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

34

359/KMK.06/2003 tentang akuntan publik tidak berlaku lagi dan

diganti dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.

17/PMK.O1/2008 tentang jasa akuntan publik.

c. Memiliki Kode Etik. Agar akuntan publik dapat diterima di

masyarakat baik sebagai individu atau kelompok perlu aturan etika

yang mengatur bidang moral. IAPI telah menyusun kode etik akuntan

Indonesia dan telah beberapa kali disempurnakan, terakhir pada

kongres IAPI ketujuh tanggal 20 September 1994. Perubahan yang

paling terbaru adalah tahun 2009 yang diberlakukan pada tahun 2011.

d. Memiliki organisasi profesi. Untuk diakui sebagai profesi, akuntan

telah membentuk organisasi profesi yaitu Ikatan Akuntan Publik

Indonesia (IAPI) yang telah didirikan sejak tahun 1957. Fungsi

organisasi profesi tersebut adalah sebagai sentral operasi dalam

perumusan perbaikan, termasuk memperbaiki spesialisasi pengetahuan,

tanggung jawab pada masyarakat, kode etik dan lain sebagainya.

F. Pengguna Jasa Akuntan Publik

1. Pengertian pengguna jasa akuntan publik

Pengguna jasa akuntan publik adalah perusahaan, investor maupun

pihak-pihak yang berkepentingan dalam laporan keuangan. Sedangkan

laporan keuangan itu sendiri diperlukan oleh beberapa pihak diantaranya:

a. Bagi pemilik perusahaan dan pemegang saham, laporan keuangan

dapat digunakan untuk menilai keberhasilan pengelolah perusahaan di

Page 46: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

35

dalam mengelolah perusahaanya dan digunakan untuk melihat laba

yang diperoleh perusahan.

b. Bagi pengelolah perusahaan, laporan keuangan berguna untuk

mengambil keputusan dalam mengelola perusahaan.

c. Bagi kreditor, kreditor menggunakan laporan keuangan untuk

mengukur kemampuan perusahaan membayar utang atau beban bunga.

d. Bagi investor, laporan keuangan bagi investor berguna untuk melihat

kondisi keuangan perusahaan dimasa yang akan datang.

e. Bagi pemerintah, instasi pemerintah yang paling berkepentingan

terhadap laporan keuangan perusahaan adalah kantor Inspeksi Pajak,

untuk mengetahui laba pajak dan pajak perusahaan yang terutang

(Dewi, 2005).

Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, setiap

perusahaan harus mengambil keputusan dengan tepat sesuai dengan tujuan

perusahaan. Suatu perusahaan baik itu perusahaan perseroan maupun

berbentuk badan hukum tidak dapat menghindarkan diri dari pihak lain.

Pihak-pihak di luar perusahaan memerlukan informasi mengenai

perusahaan untuk mengambil keputusan tentang hubungan mereka dengan

perusahaan terkait. Umumnya mereka mendasarkan keputusan mereka

berdasarkan informasi yang disajikan oleh manajemen dalam laporan

keuangan perusahaan. Adanya kepentingan untuk memperoleh informasi

inilah yang menyebabkan timbul dan berkembangnya profesi akuntan

publik (Dewi, 2005).

Page 47: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

36

2. Faktor-faktor akuntan publik dalam menerima klien

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengguna jasa akuntan publik dalam

memilih kantor akuntan publik. Menurut agus (1989) dalam Dewi (2005)

faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan dalam memilih kantor

akuntan publik adalah sebagai berikut:

a. Reputasi kantor akuntan publik

Biasanya, para pemakai laporan keuangan akan segera mengenal

bahwa suatu kantor akuntan yang dipilih memang benar-benar

mempunyai kecakapan yang cukup dan integritas yang tinggi

memberikan jaminan kepada para banker dan ekskutif lembaga

keuangan lainnya, atau calon investor untuk bahan masukan kepada

mereka sebelum suatu keputusan dikeluarkan.

b. Kualitas personel yang ditugaskan

Kualitas personel yang ditugas untuk menyelesaikan pekerjaan di

suatu perusahaan merupakan faktor yang paling penting. Latar

belakang pendidikan dan pengalaman sebelumnya individu-individu

tersebut merupakan unsur penting dalam proses penilaian.

c. Macam jasa yang ditawarkan

Selain memberikan jasa audit yang berkaitan dengan pemeriksaan atas

kewajaran laporan keuangan yang telah disusun pihak manajemen

perusahaan, akuntan publik juga dapat memberikan jasa-jasa lainnya

kepada perusahaan. Macam jasa tersebut antara lain meliputi:

konsultasi manajemen, konsultasi pajak, pelayanan akuntansi dan

Page 48: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

37

pelayanan administrasi pembukuan. Oleh sebab itu, pemilihan suatu

kantor akuntan yang mampu memberikan pelayanan jasa untuk

keperluan sekarang dan di masa yang akan datang mungkin

merupakan salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan.

d. Keahlian dalam industri tertentu

Suatu kantor akuntan yang memiliki keahlian khusus dalam bidang

industri tertentu, akan lebih mampu memberikan jasa yang lebih baik

dibandingkan kantor lain yang belum pernah sama sekali menangani

bidang tersebut. Hal ini juga akan meningkatkan jaminan bahwa

perusahaan akan mendapatkan kualitas jasa yang lebih baik terutama

dalam kenaikan saran-saran perbaikan sistem pengendalian intern

perusahaan.

e. Sikap bebas tidak memihak

Sikap independent atau sering kita artikan sebagai suatu sikap bebas

tidak memihak merupakan salah satu faktor lain yang tidak boleh kita

tinggalkan dalam proses pemilihan ini. Adanya hubungan bisnis

antara kantor akuntan dengan pegawai, direktur, atau pemegang

saham utama dari perusahaan yang diperiksa kadang-kadang

menimbulkan kerugian pihak luar mengenai sikap bebas kantor

akuntan tersebut.

G. Penelitian Terdahulu

Page 49: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

38

Penelitian serupa telah dilakukan oleh Arndt dan Hanks (1976), Darling

(1977), Sellers dan Sollomont (1978), Heisemidt dan Elfrink (1991), Gamble,

et,al .(2000).

Sementara di Indonesia penelitian tentang advertensi telah dilakukan

oleh Ambarriani (1996), Prabowo (1998), Lay (1998), Munawer (2000),

Nasyiah Hp dan Payamta (2002), dalam Sutiani (2008). Hasil penelitian itu

menunjukan adanya perbedaan pendapat antara akuntan publik dan pengguna

jasa akuntan publik. Sutiani (2008) meneliti tentang perbedaan sikap antara

akuntan publik dan pengguna jasa akuntan publik terhadap advertensi. Hasil

penelitian Sutiani (2008) menunjukkan adanya perbedaan sikap antara akuntan

publik dengan pengguna jasa akuntan publik terhadap advertensi.

H. Kerangka Pemikiran

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah advertensi jasa akuntan

publik sedangkan variabel independenya adalah perusahaan, bank dan akuntan

publik. Dalam penelitian ini ingin membandingkan persepsi antara akuntan

publik, perusahaan dan bank terhadap advertensi jasa akuntan publik. Untuk

itu dalam penelitian ini akan dirumuskan dalam kerangka pemikiran berikut:

Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran

akuaaa Akuntan punlik

Page 50: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

39

ppp

I. Hipotesis

Penelitian ini berdasarkan suatu pemikiran bahwa advertensi dapat

mempengaruhi suatu perusahaan dalam memilih kantor akuntan publik. Oleh

sebab itu sejauh mana hubungan antara pengguna jasa akuntan publik dimana

pengguna jasa akuntan publik ini dibagi menjadi dua yang pertama adalah

perusahaan dan yang kedua adalah bank dengan akuntan publik tentang

advertensi jasa akuntan publik

Dalam perumusan hipotesis dapat dijabarkan sebagai berikut:

H10 : Tidak terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara perusahaan

dengan akuntan publik terhadap advertensi jasa akuntan publik.

H20 : Tidak terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara bank dengan

akuntan publik terhadap advertensi jasa akuntan publik.

H30 : Tidak terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara perusahaan

dengan bank terhadap advertensi jasa akuntan publik.

advertensi

Perusahaan

Bank

Page 51: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Populasi penelitian ini adalah akuntan publik dan pengguna jasa akuntan

publik, sebagai pihak pengambil keputusan perusahaan. Penelitian ini adalah

penelitian komparatif, yang bertujuan untuk menguji apakah terdapat

perbedaan persepsi antara pengguna jasa akuntan publik dengan akuntan

publik terhadap advertensi jasa akuntan publik.

B. Metode Penentuan Sampel

Prosedur penentuan sampel dalam penelitian ini adalah gabungan dari

metode probabilitas dan metode non-probabilitas. Metode probabilitas yaitu

dengan menggunakan metode pemilihan sampel area (area sampling) dengan

kriteria adalah akuntan publik dan pengguna jasa akuntan publik yang bekerja

pada kantor akuntan publik wilayah Jakarta. Sedangkan metode non-

probabilitas yaitu menggunakan purposif sampling dengan kriteria sampling,

responden yang mempunyai pengalaman kerja lebih dari 1 tahun. Penelitian

menggunakan purposif sampling berdasarkan pertimbangan yang merupakan

tipe pemilihan sampel secara acak yang informasinya diperoleh dengan

pertimbangan tertentu.

Page 52: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

41

C. Metode Pengumpulan Data

Penentuan metode pengumpulan data dipengaruhi oleh jenis dan sumber

data penelitian yang dibutuhkan. Cara yang dilakukan dalam mengumpulkan

data sebagai berikut:

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data primer yang

berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pengumpulan data dengan

menggunakan kuesioner, yaitu dengan cara memberikan kuesioner

tersebut kepada akuntan publik (KAP) dan pengguna jasa akuntan publik

yang berada di wilayah jakarta. Kuesioner disebarkan dengan cara

datang langsung ke kantor akuntan publik dan pengguna jasa akuntan

publik yang dituju dan melalui bantuan beberapa perantara (contact

person).

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data-data sekunder yang

dijadikan sebagai tinjauan pustaka. Hal ini dilakukan dengan cara

mempelajari dan mengumpulkan data-data baik yang berasal dari buku-

buku, catatan-catatan kuliah, maupun literatur-literatur yang terkait.

D. Metode Analisis

Page 53: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

42

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis

statistik, sehingga pengujian yang dilakukan adalah Uji kualitas data, Uji

asumsi klasik, Uji hipotesis sebagai berikut:

1. Uji Kualitas Data

Data yang akan digunakan dalam penelitian ini harus terlebih dahulu

dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Tujuannya adalah untuk

mengetahui sejauh mana penelitian ini dapat diteruskan dan layak untuk

dilakukan penelitian lebih lanjut.

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu untuk mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut (Ghozali, 2005:45). Pengujian ini memastikan

bahwa masing-masing item pertanyaan dalam kuesioner akan

terklasifikasi pada variabel-variabel yang telah ditentukan (Construct

Validity). Menurut Ghozali (2005:47), suatu variabel dikatakan valid

jika nilai korelasi pearson lebih besar dari pada 0,05 dan nilai

signifikasi lebih kecil dari pada nilai alpha (α) yang ditentukan.

Penelitian ini menggunakan nilai alpha sebesar 0,05 karena nilai alpha

0,05 cukup signifikan. Pengujian validitas ini menggunakan korelasi

yaitu dengan cara membandingkan nilai r hitung dengan r tabel .

b. Uji Reliabilitas

Page 54: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

43

Pengujian reliabilitas bertujuan untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban dari responden terhadap

pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,

2005:41). Pengujian reliabilitas yang digunakan adalah One Shot atau

pengukuran sekali saja, dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan

pertanyaan lain dan mengukur konstruk tertentu menunjukan tingkat

reliabilitas yang digunakan adalah teknik cronbach alpha yaitu

pengujian yang paling umum digunakan. Suatu variabel dikatakan

realibel jika menunjukkan nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,06

(Nunnally, 1967 dalam Ghozal, 2005:42).

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik yang digunakan penelitaian ini adalah uji

normalitas. Uji normalitas dalam penelitian dilakukan dengan tujuan untuk

menguji apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual

memiliki distribusi normal dan mengetahui apakah hasil penyebaran data

penelitian dengan menggunakan model penelitian yang ditetapkan

memenuhi asumsi normal atau tidak. Uji normalitas dapat diamati dari

nilai Zskewness dan Zkurtosis dan membandingkan dengan nilai kritis. Uji

normalitas juga dapat diamati dari nilai Kolmogroov-Smirno. Kuesioner

dapat dikatakan normal jika nilai Z hitung > dari nilai Z tabel dan pada

tingkat signifikan 0,05 nilai Z tabel sebesar 1,96.

3. Uji Hipotesis

Page 55: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

44

Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan persepsi antara akuntan publik dan pengguna jasa akuntan

publik terhadap advertensi jasa akuntan publik atau tidak ada perbedaan

persepsi yang signifikan antara akuntan publik dengan pengguna jasa

akuntan publik terhadap advertensi jasa akuntan publik. Ada beberapa

teknik pengujian yang dapat dilakukan untuk uji hipotesis. Adapun teknik

pengujian hipotesis yang diajukan menggunakan Analisis Of Variance

(ANOVA).

Analisis Of Variance merupakan metode untuk menguji hubungan

antara satu variabel dependen (skala metrik) dengan satu atau lebih

variabel independen (skala nonmetrik atau katagorikal dengan katagori

lebih dari dua). Hubungan antara satu variabel dependen dengan satu

variabel independen disebut One Way ANOVA.

ANOVA digunakan untuk mengetahui pengaruh utama (main effect)

dan pengaruh interaksi (interaction effect) dari variabel independen sering

disebut faktor terhadap variabel dependen metrik. Pengaruh utama atau

main effect adalah pengaruh langsung variabel independen terhadap

variabel dependen. Sedangkan pengaruh interaksi adalah pengaruh

bersama atau ( join effect ) dua atau lebih variabel independen terhadap

variabel dependen.

Untuk dapat menggunakan uji statistik ANOVA harus dipenuhi

beberapa asumsi dibawah ini:

Page 56: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

45

a. Homogenity of variance: variabel dependen harus memiliki variance

yang sama dalam setiap kategori variabel independen. Jika terdapat

lebih dari satu variabel, maka harus ada homogeneity of variance di

dalam cell yang dibentuk oleh variabel independen kategorikal. SPSS

memberikan tes ini dengan nama Levene’s Test Of Homogeneity Of

Variance. Jika nilai levenes test signifikan (probalitas < 0,05) maka

hipotesis nol akan ditolak bahwa group memiliki variance yang

berbeda dan hal ini menyalahi asumsi. Jadi yang dikehendaki adalah

tidak dapat menolak hipotesis nol atau hasil levene test tidak signifikan

(probabilitas > 0,05).

b. Random sampling: untuk tujuan uji signifikasi, maka subjek di dalam

setiap grup harus diambil secara random.

c. Multivariate normality: untuk tujuan uji signifikasi, maka variabel

harus mengikuti distribusi normal multivariate. Variabel dependen

terdistribusi secara normal dalam setiap kategori variabel independen.

Analisis of variance yang digunakan untuk membandingkan nilai

rata-rata tiga atau lebih sampel yang tidak berhubungan adalah pada

dasarnya adalah menggunakan F test yaitu estimate between groups

variance atau (mensquares) dibandingkan dengan estimase within groups

variance atau secara rumus sebagai berikut:

F = esatau squar variance estimated groups Within

squaresmeanatau variance estimated groups Between

Page 57: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

46

Total variance dalam variabel dependen dapat di pandang memiliki 2

komponen yaitu variance yang berasal dari variabel independen dan

variance yang berasal dari faktor lainya. Variance dari faktor lain ini

sering disebut error atau residual variance. Jika between group

(explained) variance lebih besar dari pada within group (residual)

variance, maka nilai F rasio akan tinggi yang berarti perbedaan antara nilai

means terjadi secara acak. Dalam pengujian hipotesis akan menghasilkan

univariate analysis of variance, levene’s test of equality of error

variances, tests of between-subjects effects, multiple comparisons.

Sedangkan hasil multiple comparisons akan menghasilkan tukey HSD dan

Bonferroni, karena hasil tukey maupun bonferroni sama maka yang di

pakai dalam penelitian ini adalah hasil tukey.

E. Operasional Variabel Penelitian

Operasional variabel memberikan batasan dan penjelasan mengenai

variabel yang digunakan dalam penelitian. Operasional variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah advertensi jasa akuntan publik yaitu

jasa yang diberikan oleh akuntan publik melalui media iklan. Advertensi jasa

akuntan publik yang baik yaitu tidak palsu, tidak menyesatkan, dan dapat

diterima atau diperkenankan dalam profesi akuntan. Advertensi merupakan

suatu investasi yang dianggap sangat menguntungkan (Shimp, 2000).

Instrumen pengukuran variabel akuntan publik dikembangkan oleh

James H. Sellers dan Paul J. Solomon (1978), dan pernah digunakan oleh

Page 58: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

47

Sutiani (2008). Variabel yang diteliti adalah advertensi jasa akuntan publik.

Variabel ini akan diukur dengan menggunakan skala interval 5 poin, mulai

dengan skor terendah angka 1 (satu) dan tertinggi 5 (lima). Untuk jawabannya

yaitu sangat tidak setuju (STS) = skor 1, tidak setuju (TS) = skor 2, ragu-ragu

(N) = skor 3, setuju (S) = skor 4, dan sangat setuju (SS) = skor 5. variabel

yang digunakan untuk mengukur responden para akuntan publik dan

pengguna jasa akuntan publik terhadap advertensi jasa akuntan publik.

Variabel penelitian ini dijabarkan dalam tabel 3.1:

Table 3.1 Operasional Variabel Penelitian

Variabel Sub Variabel

No Indikator Skala

Image Profesi

1

Image profesi akuntan publik akan rusak oleh advertensi jasa akuntan publik yang bertanggungjawab

Interval

2 Advertensi jasa akuntan publik akan meningkatkan kualitas pelayanan jasa oleh akuntan di masyarakat

3 Advertensi jasa akuntan publik akan meningkatkan kualitas jasa akuntansi dan audit

4 Advertensi jasa akuntan publik akan meningkatkan kualitas jasa profesionalisme antar akuntan

Kualitas Jasa

5 Advertensi jasa akuntan publik dapat menurunkan kualitas pelayanan jasa oleh akuntan publik di masyarakat

Advertensi

Jasa Akuntan Publik

Harga Jasa 6 Harga jasa ditanggung oleh komsumen akan mengalami penurunan jika suatu KAP

Page 59: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

48

Variabel Sub Variabel

No Indikator Skala

melakukan advertensi 7 Advertensi jasa akuntan

publik menyebabkan harga jasa yang akan ditanggung pengguna jasa akuntan publik

8 Harga jasa ditanggung oleh konsumen akan mengalami peningkatan jika suatu KAP melakukan advertensi

Kesadaran Konsumen

9 Pengguna jasa akuntan publik akan lebih mengetahui ketersediaan jasa-jasa akuntan publik yang ditawarkan oleh KAP jika KAP beriklan

10 Advertensi jasa akuntan publik memberikan informasi KAP lebih transparan dan obyektif

Ukuran KAP

11 KAP kecil akan merasakan manfaat yang lebih besar dengan advertensi jasa akuntan publik dibandingkan dengan KAP besar

12 KAP besar akan merasakan manfaat yang lebih besar dengan advertensi jasa akuntan publik dibandingkan dengan KAP kecil

Persaingan antar KAP

13 Advertensi jasa akuntan publik akan menimbulkan persaingan yang tidak sehat

14 Advertensi jasa akuntan publik akan menimbulkan persaingan yang sehat dan bertanggung jawab

Intervensi Pemerintah

15 Dengan diizinkannya advertensi jasa akuntan publik, memungkinkan intervensi pemerintah dalam profesi akuntan dapat

Page 60: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

49

Variabel Sub Variabel

No Indikator Skala

meningkat

16 Intervensi pemerintah dalam profesi akuntan tidak akan meningkat meskipun advertensi diizinkan

Media Advertensi

17 Media advertensi yang sesuai dengan advertensi jasa akuntan publik ialah melalui majalah professional

18 Media advertensi yang sesuai dengan advertensi jasa akuntan publik ialah melalui surat kabar, TV, dan internet

Jenis Jasa yang Ditawarkan

19 Jasa konsultan manajemen banyak diminati oleh pengguna jasa akuntan publik dapat memberikan kebijakan mengenai suatu perusahaan

20 Pengguna jasa akuntan publik banyak menggunakan jasa akuntan publik untuk jasa kompilasi laporan keuangan

21 Jasa konsultan perpajakan banyak diminati oleh pengguna jasa akuntan publik karena dapat memberikan masukan mengenai perpajakan pada suatu perusahaan

22 Jasa audit banyak diminati oleh pengguna jasa akuntan publik karena dapat memberikan hasil laporan audit secara objektif dan bertanggung jawab

Page 61: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

50

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di empat Kantor Akuntan Publik dan lima

belas pengguna jasa akuntan publik. Pengguna jasa akuntan publik terdiri

dari dua kelompok. Kelompok pertama adalah perusahaan dan kelompok

kedua adalah bank yang terdiri dari 10 di perusahaan dan 4 di bank yang

ada di wilayah jakarta dan sekitarnya.

Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner

penelitian secara langsung maupun melalui perantara kepada responden.

Pernyebaran kuesioner dilaksanakan selama bulan April 2010 yang berada

di DKI Jakarta.

2. Karakteristik Responden

Berikut ini disajikan karakteristik responden sebagai berikut:

Tabel 4.1 Data Sampel Penelitian

No Keterangan Akuntan

Publik % Pengguna

jasa Akuntan Publik

%

1

2

Jumlah kuesioner

yang disebarkan

Kuesioner yang bisa

diolah

30

30

100

100

60

60

100

100

Sumber: data primer yang telah diolah.

Page 62: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

51

Kuesioner dibagikan berjumlah 90 buah dengan tingkat proporsi

pembagian sebagai berikut:

a. Akuntan Publik

Jumlah keseluruhan kuesioner yang disebarkan adalah sebanyak 30

kuesioner dan jumlah kuesioner yang kembali adalah 30 kuesioner atau

100% (lihat tabel 4.1).

b. Pengguna Jasa Akuntan Publik

Jumlah kuesioner yang disebarkan adalah 60 buah kuesioner dimana

30 buah ke perusahaan dan 30 buah ke bank dan yang kembali

berjumlah 60 buah atau 100%. (lihat tabel 4.1).

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Akuntan Publik

No Keterangan Jumlah %

1. Jenis Kelamin

a. Laki – laki

b. Perempuan

16

14

60

40

Sumber: data primer yang telah diolah.

Karakteristik responden akuntan publik dijelaskan dalam tabel 4.2.

Dalam tabel 4.2 terlihat bahwa jumlah kuesioner yang kembali sebanyak

30 buah, terdiri dari responden laki–laki sebanyak 16 orang dan responden

perempuan sebanyak 14 orang atau dalam prosentase 60% untuk

responden laki–laki dan 40% untuk responden perempuan.

Page 63: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

52

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Pengguna Jasa Akuntan Publik

No Keterangan Jumlah Persentase (%)

1 Perusahaan

a. Laki-laki

b. Perempuan

15

15

50

50

2 Bank

a. Laki-laki

b. Perempuan

13

17

30

70

Sumber: data primer yang telah diolah

Pada tabel 4.3 disajikan karakteristik responden pengguna jasa

akuntan publik yang terdiri dari responden yang bekerja diperusahaan dan

responden yang bekerja di bank. Responden diperusahaan terdiri dari 15

orang laki–laki dan 15 orang perempuan atau 50% perempuan dan 50%

laki-laki. Sedangkan responden dibank terdiri dari 13 orang laki-laki dan

17 orang perempuan atau 30% laki-laki dan 70% perempuan.

Page 64: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

53

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian

1. Hasil Uji Validitas

Berikut ini disajikan tabel hasil uji validitas dengan menggunakan

korelasi.

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas

Corrected Item-

Total Correlation Cronbach's

Alpha if Item Deleted

keterangan

Soal-1 .265 .895 Valid

Soal-2 .570 .886 Valid Soal-3 .577 .886 Valid Soal-4 .265 .888 Valid Soal-5 .349 .892 Valid Soal-6 .277 .893 Valid Soal-7 .530 .887 Valid Soal-8 .487 .888 Valid Soal-9 .360 .891 Valid Soal-10 .622 .885 Valid Soal-11 .438 .889 Valid Soal-12 .458 .889 Valid Soal-13 .476 .889 Valid Soal-14 .569 .886 Valid Soal-15 .636 .884 Valid Soal-16 .458 .890 Valid Soal-17 .600 .885 Valid Soal-18 .535 .887 Valid Soal-19 .587 .886 Valid Soal-19 .587 .886 Valid Soal-20 .542 .887 Valid Soal-21 .617 .885 Valid Soal-22 .499 .888 Valid

Sumber: data primer

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan korelasi yaitu

membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel dimana nilai r tabel

adalah 0,175. Suatu kuesioner dikatakan valid jika nilai Corrected Item-

Page 65: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

54

Total Correlation lebih besar dari 0,175. Tabel 4.4 menunjukkan semua

item pertanyaan kuesioner dikatakan valid karena nilai dari Corrected

Item-Total Correlation lebih besar dari 0,175.

2. Hasil Uji Reabilitas

Pada tabel 4.5 berikut ini disajikan hasil uji reabilitas data dengan

menggunakan One Shot.

Tabel 4.5 Hasil Uji Reabilitas

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based

on Standardized Items N of Items

.893 .893 22 Sumber: data primer

Tabel 4.5 menunjukkan nilai croanbach’s alpha atas variabel

advertensi sebesar 0,893 sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan

dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai croanbach’s alpha

lebih besar dari 0,6.

3. Hasil Uji Asumsi Klasik

Sebelum data yang diperoleh diolah untuk dianalisis lebih lanjut,

maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Pada tabel 4.6 berikut ini

disajikan hasil uji asumsi klasik dengan dengan menggunaka Zskewness

dan Zkurtosis.

Page 66: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

55

Tabel 4.6 Hasil Uji Asumsi Klasik

Descriptive Statistics

N Skewness Kurtosis

Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error

Unstandardized Residual

91 .056 .253 -1.242 .500

Valid N (listwise) 91

Sumber: Data primer

Dari nilai Zkewness dan kurtosis ini dapat dihitung nilai Zskewness

dan Zkurtosis sebagai berikut.

Zskewness = 91/6

056.0= 0.218089 Zkurtosis = =

91/24

242.12.418448

Berdasarkan hasil perhitungan Zskewness dan Zkurtosis pada tabel

4.6 dapat diketahui nilai Zskewness jauh dibawah nilai tabel sebesar 1,96

sedangkan nilai Zkurtosis diatas 1,96 jauh diatas nilai tabel. Karena nilai

Zskewnes data dibawah nilai tabel maka data tidak terdistribusi secara

normal. Oleh karena itu data akan diperbaiki dengan pengujian yang lain

dengan menggunakan uji statistik non-parametrik kolmogorov-smirnov

(K-S) pada tabel 4.7 sebagai berikut.

Page 67: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

56

Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik Non-Parametrik Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 91

Mean .0000000 Normal Parametersa

Std. Deviation 28.56604935

Absolute .119

Positive .074

Most Extreme Differences

Negative -.119

1.137

Asymp. Sig. (2-tailed) .151

a. Test distribution is Normal.

Berdasarkan hasil pengujian non parametrik kolmogrov-smirnov

pada tabel 4.7 dapat diketahui besarnya nilai kolmogrov-smirnov adalah

1.137 dan signifikan pada 0,151 (lebih dari 0,05), hal ini berarti data

terdistribusi secara normal.

4. Hasil Uji Hipotesis

Dalam pengujian hipotesis ini menggunakan anova. Uji hipotesis

dilakukan dengan menguji setiap butir pertanyaan yang telah dilakukan

dalam uji validitas, reabilitas, dan uji asumsi klasik. Untuk mengetahui

hasil dari penelitian ini maka setiap variabel dikelompokkan pada tabel

4.8.

Page 68: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

57

Tabel 4.8 Hasil Uji Anova

Univariate Analysis of Variance

Between-Subjects Factor

Responden N Akuntan Publik 30 Perusahaan 30

Bank 30

Dalam tabel 4.8 menjelaskan responden adalah variabel independen

sedangkan N adalah jumlah kuesioner yang di sebar. Adapun untuk

mengetahui tingkatan responden dari akuntan publik, perusahaan dan bank

dapat dilihat pada tabel 4.1. Setelah penggolongan dilakukan maka untuk

selanjutnya adalah pengujian levene’s test of equality of error variance

dimana hasil pengujiannya dapat dilihat seperti tabel 4.8 sebagai berikut:

Tabel 4.9 Hasil Uji Anova

Levene's Test of Equality of Error Variances

F df1 df2 Sig.

2.705 2 87 .073 Sumber: Data primer

Pada tabel 4.8 hasil uji levene test menunjukan bahwa nilai F test

sebesar 2.705 dan probabilitas sebesar 0,073 yang berarti tidak signifikan

pada 0,05. Oleh karena hasil pengujian levene test menunjukkan tidak

signifikan pada 0,05 berarti hipotesis nol yang menyatakan variance sama

tidak dapat ditolak. Apabila nilai signifikan kurang dari 0,05 maka

hipotesis nol dapat diterima. Oleh karena pengujian levene’s ini dapat

Page 69: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

58

diterima maka dapat dilanjutkan pada pengujian test of between seperti

tabel 4.10 di bawah ini.

Tabel 4.10 Hasil Uji Anova

Hasil Uji Tests of Between-Subjects Effects

Source Type III Sum

of Squares df Mean

Square F Sig.

Corrected Model

3968.689(a) 2 1984.344 24.527 .000

Intercept 542113.611 1 542113.611 6700.653 .000 VAR00002 3968.689 2 1984.344 24.527 .000 Error 7038.700 87 80.905

Total 553121.000 90

Corrected Total 11007.389 89

R Squared = .361 (Adjusted R Squared = .346)

Berdasarkan tabel 4.10 hasil output SPSS memberikan nilai F

hitung sebesar 6 700.653 untuk intercept dan signifikan pada 0.05 begitu

juga dengan variabel advertensi dengan nilai F sebesar 24.527 dan

signifikan pada 0.05. Oleh karena variabel advertensi signifikan pada 0,05

maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan persepsi antara

akuntan publik dengan pengguna jasa akuntan publik terhadap advertensi

jasa akuntan publik. Besarnya nilai adjusted R squared 0,346 yang

mempunyai arti bahwa variabilitas advertensi jasa akuntan publik yang

dapat dijelaskan oleh variabilitas persepsi akuntan publik dan pengguna

jasa sebesar 34.6 %. Dari hasil pengujian Tests of Between-Subjects

Effects dapat dilakukan pengujian Multiple Comparison yang hasilnya

dapat dilihat pada tabel 4.11 sebagai berikut.

Page 70: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

59

Tabel 4.11 Hasil Uji Anova

Hasil Uji Multiple Comparisons

(I) VAR00002

(J) VAR00002

Mean Difference

(I-J)

Std. Error

Sig. 95% Confidence Interval

Lower Bound

Upper Bound

Lower

Bound

Upper Bound

Lower Bound

Tukey HSD

1.00 2.00 -1.9667 2.32242 .675 -7.5044 3.5711

3.00 -14.9667(*) 2.32242 .000 -20.5044 -9.4289 2.00 1.00 1.9667 2.32242 .675 -3.5711 7.5044 3.00 -13.0000(*) 2.32242 .000 -18.5378 -7.4622 3.00 1.00 14.9667(*) 2.32242 .000 9.4289 20.5044 2.00 13.0000(*) 2.32242 .000 7.4622 18.5378 Sumber: Data primer

Berdasarkan tabel 4.11 dapat dijelaskan bahwa hasil uji

menjelaskan bahwa terdapat perbedaan persepsi antara akuntan publik

dengan pengguna jasa akuntan publik baik perusahaan maupun bank

terhadap advertensi jasa akuntan publik. Rata-rata perbedaan persepsi

terhadap advertensi jasa akuntan publik antara akuntan publik dengan

perusahaan sebesar 1,9967 dan secara statistik tidak signifikan dengan

p=0,675 (jauh diatas 0,05). Rata-rata perbedaan persepsi advertensi antara

akuntan publik dengan bank sebesar 14,9667 dan secara statistik signifikan

dengan p=0.000. Sedangkan rata-rata perbedaan persepsi advertensi antara

perusahaan dan bank sebesar 13.0000 dan secara statistik signifikan

dengan p=0.000. Dari hasil pengujian Multiple Comparisons dapat

dilakukan pengujian homogeneous yang hasilnya dapat dilihat pada tabel

4.12 yang ada di bawah ini.

Page 71: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

60

Tabel 4. 12 Hasil Uji Anova

Hasil Uji Homogeneous

N Subset

Responden 1 2 1

Tukey HSD(a,b)

Akuntan Publik 30 71.9667

Perusahaan 30 73.9333 Bank 30 86.9333 Sig. .675 1.000

The error term is Mean Square(Error) = 80.905.

a Uses Harmonic Mean Sample Size = 30.000.

b Alpha = 05.

Berdasarkan tabel 4.12 dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata

persepsi advertensi untuk kategori akuntan public (71,9667) dan

perusahaan (73.9333) dengan nilai signifikansi sebesar 0,675 dan berada

pada satu subset. Hal ini berarti bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi

antara akuntan publik dan perusahaan terhadap advertensi akuntan publik.

Subset dua dalam tabel 4.12 merupakan nilai rata-rata persepsi

untuk bank sebesar 86,9333 dengan signifikansi 1,000. Karena berada

dalam subset yang berbeda dengan persepsi akuntan publik dan

perusahaan, maka bisa disimpulkan bahwa terdapat perbedaan persepsi

antara bank dengan akuntan publik dan perusahaan.

C. Interpretasi

Hipotesis pertama menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan

persepsi yang signifikan antara perusahaan dengan akuntan publik terhadap

Page 72: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

61

advertensi jasa akuntan publik. Hasil penelitian ternyata mendukung hipotesis

tersebut. Hal ini bisa dilihat dalam tabel 4.12 yang menunjukkan bahwa

persepsi akuntan publik dengan persepsi perusahaan yang berada pada subset

yang sama. Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya oleh Sutiani

(2008). Dalam penelitian ini tidak ada perbedaan persepsi antara perusahaan

dengan akuntan publik karena antara perusahaan dengan akuntan publik

mempunyai pandangan yang sama mengenai advertensi jasa akuntan publik.

Hipotesis kedua menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi

yang signifikan antara bank dengan akuntan publik terhadap advertensi jasa

akuntan publik. Hasil penelitian ternyata tidak mendukung hipotesis yang

diajukan. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi

bank dan akuntan publik dikarenakan antara akuntan publik dengan bank tidak

mempunyai persamaan pandangan mengenai advertensi jasa akuntan publik.

Hipotesis ketiga menyatakan bahwa Tidak terdapat perbedaan persepsi

yang signifikan antara perusahaan dengan bank terhadap advertensi jasa

akuntan publik. Hasil penelitian ternyata tidak mendukung hipotesis yang

diajukan. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi

perusahaan dan bank dikarenakan antara perusahaan dengan bank tidak

mempunyai persamaan pandangan mengenai advertensi jasa akuntan publik.

Page 73: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

62

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada data yang diperoleh maupun hasil analisis yang telah

dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan mengenai analisis perbedaan

persepsi antara pengguna jasa akuntan publik dengan akuntan publik

terhadap advertensi jasa akuntan publik yaitu sebagai berikut:

1. Tidak terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara akuntan publik

dengan perusahaan terhadap advertensi jasa akuntan publik.

2. Terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara akuntan publik

dengan bank terhadap advertensi jasa akuntan publik.

3. Terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara perusahaan dengan

bank terhadap advertensi jasa akunta publik.

4. Advertensi dalam kantor akuntan publik diperbolehkan menurut aturan

etika profesi nomor 502 sepanjang tidak merendahkan etika profesi.

5. Iklan yang tidak diperbolehkan menurut aturan etika profesi nomor 502

bagi sebuah kantor akuntan publik adalah:

a. Seorang akuntan publik memberikan janji yang muluk- muluk

b. Menggambarkan seolah-olah dapat mempengaruhi keputusan

penjabat pengadilan, instansi pengatur, atau badan instansi lain yang

serupa.

Page 74: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

63

c. Memberikan pernyataan yang tidak didukung oleh fakta yang dapat

dibuktikan kebenarannya.

d. Membuat perbandingan dengan akuntan lainnya yang tidak

didasarkan pada fakta yang dapat diverifikasi.

e. Membuat pernyataan bahwa jasa profesional spesifik sedang atau

akan diberikan dengan upah tertentu, dan calon klien tidak di

beritahu mengenai kemungkinan ini.

f. Membuat pernyataan yang dapat mengakibatkan orang lain tertipu

atau salah menafsirkan.

g. Menawarkan jasa secara tertulis, kecuali atas permintaan calon klien

yang bersangkutan.

h. Memiliki staf pemasaran yang khusus mencari klien secara door to

door.

B. Implikasi

1. Hasil pengujian hipotesis menyatakan bahwa hipotesis nol diterima dan

ditolak, yang berarti tidak terdapat perbedaan persepsi yang signifikan

antara akuntan publik dengan pengguna jasa akuntan publik

(perusahaam) terhadap advertensi jasa akuntan publik dan terdapat

perbedaan persepsi yang signifikan antara akuntan publik dengan

pengguna jasa akuntan publik (bank) terhadap advertensi jasa akuntan

publik. Hal ini berarti persepsi antara akuntan publik dan pengguna jasa

akuntan publik terdapat dua jawaban yang pertama ditolak (bank), dan

Page 75: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

64

diterima (perusahaan). Persepsi ini terletak pada pandangan serta

penilaian mereka terhadap image profesi, kualitas jasa, harga jasa

kesadaran komsumen, ukuran KAP, persaingan antar KAP, intervensi

pemerintah, media advertensi dan jenis jasa yang ditawarkan.

2. Setiap akuntan publik berkewajiban untuk mematuhi kode etik dalam

setiap tindakan akuntan publik berdasarkan prinsip yang mengaturnya,

prinsip tersebut adalah Integritas, Objektivitas, Kompetensi serta sikap

kecermatan dan kehati-hatian profesional (professional competence and

due care), Kerahasiaan, Prilaku profesional.

3. Akuntan publik dan pengguna jasa akuntan publik berpendapat bahwa

jenis jasa yang ditawarkan akuntan yang pantas dalam melakukan

program periklanan, dan media yang pantas untuk advertensi ialah

majalah professional. Hal ini karena melihat dukungan yang positif

akuntan publik dan pengguna jasa akuntan publik sehingga akuntan

publik dapat segera melakukan advertensi dengan berpegang pada etika

bisnis, sehingga konsumen dan calon konsumen dapat mengetahui secara

lebih detail jenis jasa yang ditawarkan KAP dan menggunakan jasa

pemasaran untuk menjadi media yang menyediakan informasi bagi calon

klien sehingga advertensi akan menjadi efektif.

4. Tidak ada larangan bagi kantor akuntan publik dalam beriklan selama

iklan tersebut sesuai dengan aturan etika Ikatan Akuntan Publik

Indonesia.

Page 76: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

65

C. Saran

1. Bagi kantor akuntan publik sebelum melakukan periklanan sebaiknya

selalu berpedoman pada aturan etika No. 502 yang diberlakukan pada

tahun 2011 mendatang. Dengan melihat dukungan persepsi akuntan publik

sendiri dan pengguna jasa akuntan publik. Pelaksanaan advertensi perlu

pertimbangan kualitas jasa, jenis jasa dan media advertensi yang sesuai.

2. Dalam melakukan advertensi, sebaiknya akuntan publik selalu berpegang

pada etika profesi agar kekhawatiran akan segala dampak negatif

advertensi bisa dihindari.

3. Untuk mengurangi berbagai dampak negatif advertensi dalam melakukan

iklan sebaiknya KAP berpedoman pada aturan etika IAPI Nomor 502

Tahun 2008 yang diberlakukan Tahun 2011 mendatang. Aturan mengenai

periklanan bagi kantor akuntan publik yang terbaru belum dikeluarkan

oleh dewan standar Ikatan Akuntan Publik Indonesia. Hasil penelitian ini

dapat menjadi salah satu acuannya.

4. Dengan adanya pemberlakuan iklan bagi akuntan publik, pengguna jasa

akuntan publik dapat mencari kantor akuntan publik yang sesuai dengan

kriteria pengguna jasa akuntan publik selama kantor akuntan publik

tersebut tidak menyalahi kode etik akuntan publik.

Page 77: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

66

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hamid, “Panduan Penulisan Skripsi”, Cetakan I, Grafika Karya Utama, Jakarta, 2005.

Agoes, Sukirno, “Auditing (Pemeriksaan Akuntansi Oleh Kantor Akuntan Publk)”, Edisi Ketiga, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta,2004.

Allen, Paul W, dan Denny R. Arnold, “How To Developmen an Advertising

Program for Accounting Practece”, Dalam The Journal, April 1991 PP. 32-35.

Arens, Alvin dan James K. Loebbecke, “Auditing An Integral Approach”, New

Jersey, Prectice-Hall Inc 5th edition, 1995. Charmichel, Douglas R, John J, Wilindham dan Carol A, Schaller, “Auditing

Concering Advertising”, The CPA Journal, April 1990 PP.96-99. Darling, John L, “Attitude Toward Advertising By Accountants. The Journal of

Accountancy. February 1977:48-53. Sari, Dewi Purnama,” Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Dalam

Memilih Kantor Akuntan Publik,” Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama, 2005.

Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Badan

Penerbit Universitas Diponegoro”, Semarang, 2005. Gibson, James L, John M, Ivancevich dan James H. Donelly, Jr, “Organization

Behavior, Structure, Process” , Boston, Irwin, 9th edition, 2001. Hardi, 03-01-2010, ”Penundaan Berlakunya Kode Etik Akuntan Publik,” Melalui

http://.www html, diakses 05-02-2010.

Page 78: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

67

Hair, Joseph F Jr, Ralph E Anderson, Ronald L Tatham dan William C Black,

“Multivariate Data Analisis”, Prentice Hall International Inc, 5th ed, 1998. Heischmidt, Kenneth. A dan John Elfink. “The Changing Attitudes Toward

Advertising”. Jounal of Advertising, June 1991 :73-80. Hite, Robert. E. dan Cynthia Fraser. Meta-Analysis of Attitudes Toward

Advertising by Professionals. Jounal of Marketing. Vol-52 July 1998 : 95-105.

Husaini usman, ”Pengantar Statistik”, PT Bumi Aksara Jakarta, 2006. Internasional Federation Of Accounting (IFAC), “Code of Ethics For Professional

Accountants”, 2000. Indra Wijaya Kusuma, “Behevioral Reseach In Accounting (BRIA)”, Jurnal Bisnis

dan Akuntansi, Vol. 5, No. 2, Agustus 2003:147-166. Iskak, Jamaludin, ”Larangan Iklan dalam Aturan Etika Profesi”, Media

Akuntansi, No. 11 / Th.VII/Juli 2000:8-11 Institut Akuntan Publik Indonesia,” Kode Etik Akuntan Publik”, Salemba Empat,

Jakarta, 2008. Jaguar Eko Prasetio, “Persepsi Perusahaan Asing dan Perusahaan Dalam Negeri

yang tidak Go Publik”, JAAI, Vol 5/Juni 2001:39-54. Koko Nakula Djatikusumo, “Upaya Meningkatkan Kualitas Jasa Firma Akuntan

Publik”, Edisi No. 40, Media Akuntansi, 2002:2-13. Laudan, David L dan Albert J. Delle Bitta, “Consumer Behavior”, New York

Mcgraw Hill Inc, 1993.

Page 79: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

68

Marts, John A. “Honeycutt, Jr., Earl D, dan Kenan, Jane A, “How CPA Firm Market Their Servicer”. The Journal Of Accountancy. February 1989, PP. 111-113.

Masli, RTS, “Sudah Waktunya Larangan Iklan Dihilangkan”, Media Akuntansi,

No 9/T VII/ Mei 2000 : 36. Nur Indriantoro, “Metodologi Penelitian Bisnis”, Cetakan 2, BPFE Yogyakarta,

2002:97-107. Prabowo, Tommy, “Akuntan Beriklan, Efektifkah?”, Media Akuntansi, No.

17/April-Mei, 2001:44. Payamta, “Sikap Akuntan Publik Terhadap Advertensi Akuntan Publik”, SNA 5,

September 2000 PP. 544-599. Rilis Perss 17-06-2009, “Delapan Auditor Terkena Sangsi Pembekuan”, Melalui

http://.www html, Diakses 07-01-2010. Scriffman, Leon G dan Leslie Lazar Kanuk, “Consumern Behavior”, New

Jwersey, Prentice – Hall Inc., 7 th edition, 2000. Sekaran, Uma “Research Methods for Businessi A Skill-Building Approach”

(edition, John Wiley dan Sons, Inc., New York, 1992),,2nd. James H dan Paul J. Solomon, “CPA Advertising, Opinion of the Profession”,

The Journal of Accountancy, February 1978 ,70-76. Shim, 22-04-2008, “Manajemen Promsi”, Melalui http://.www html diakses

07-01-2010. Stevwn, Robert E, David L, Loudon, C William McConkey dan Paul Dunn,

“Accountans dan Advertising”, The National Publik Accountant, September 1992, PP 46-51.

Page 80: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

69

Singgih Santoso, “Menguasai Statistik di Era Informasi dengan SPSS 14”, PT Gramedia, Jakarta, 2006.

Suliyanto, “Analisis Data Dalam Aplikasi Pemasaran”, Galia Indonesia, 2005. Sutiani, “Perbedaan sikap akuntan publik dan pengguna jasa akuntan publik

terhadap advertensi jasa akuntan publik”, Skripsi FEIS Uin Syarif Hhidayatullah, Jakarta, 2008.

Tour Indonesia Cultur, 01- 05-2008, ”Pengertian Persepsi”, Melalui http://.www

html, diakses 03-01-2010.

Page 81: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

70

DATA NAMA RESPONDEN

Nama Kantor Akuntan Publik Alamat

Drs. Rasin, Ichwan dan Rekan Gd. Jaya Lt 5. Jl. M. H. Thamrin No.

12 Jakpus 10340.

Riza Wahono dan Rekan Jl. Anggrek Raya No. 9 Jakarta Barat

Muhammad Sofyan dan Rekan Jl. Bintaro Utama 3A Rukan Viktorian

Blok BB9.

Usman dan Rekan Jl. Panjang Kebayoran Lama Jakarta

Selatan

DATA NAMA RESPONDEN

Nama Bank Alamat

Muamalat Indonesia Jl. Insinyur Juanda Masjid Fatullah

No. 95 Ciputat

Ekonmi Komplek Rukan Bintaro 3 Jl. Bintaro

Utama Sektor 3 Tangerang 15223

Bukopin Jl. Mandar Raya Sektor 3A No. 18

Rukan Bintaro Tangerang

Bni Rukan Bintaro Sektor III A. Blok D

No. 40

Page 82: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

71

DATA NAMA RESPONDEN

Nama Perusahaan Alamat

Rio dan Associates Advocated dan

Legal Consultants

Wisma Tamara 6 F1., Rm 603 Jl.

Jenderal Sudirman Kav. 24 Jakarta

12920

PT. Popy Darsono Jl. Mayestik Raya No. 478 Jakarta

Selatan

PT. BA-ABB Jl. Salemba Raya Gd. Kenari Baru

Jakarta Pusat

Pos dan Giro Jl. Pasar Baru No. 34 Jakarta Pusat

PT. Djamaludin dan Ass Jl. Kramat Pulo Dalam 1 Senen

Jakarta Pusat

PT. Multi Pulung dan Appolo Jl. Srengseng Raya No. 9A Jakarta

Barat

PT. Bintang Abadi Jaya Jl. Salemba Raya Gd. Kenari Lama

Blok Atas

PT. Maestro Jl. Salemba Raya Gd. Kenari Lama

Blok Atas

PT. Panel Abadi Jl. Salemba Raya Gd. Kenari Lama

Blok Atas

Badan Meteologi Klimatologi dan

Geofisika

Jl. H. Abdul Gani No. 05, Kampung

Bulak Cempaka Putih Ciputat

Page 83: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

72

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

JURUSAN AKUNTANSI

PENGANTAR

Dalam rangka penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswa Program Strata

Satu Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, saya:

Nama : Rochmawati

Nim : 206082004005

Fak/Jur : Ekonomi dan Ilmu Sosial/Akuntansi

Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk menyusun skripsi dengan

judul analisis perbedaan persepsi antara pengguna jasa akuntan publik dengan

akuntan publik terhadap advertensi jasa akuntan publik. Sehubungan dengan hal

tersebut saya sangat mengharapkan kesediaan bapak/ibu/saudara untuk meluangkan

waktunya sejenak untuk mengisi beberapa pertanyaan pada kuesioner ini.

Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian

dan tidak untuk digunakan sebagai penilaian kinerja ditempat bapak/ibu/saudara

bekerja, sehingga saya akan menjaga kerahasiaan sesuai dengan etika penelitian.

Peneliti sangat mengharapkan kepada semua pihak yang terpilih sebagai

responden dalam penelitian ini dapat bekerja sama dalam memberikan informasi

serta jawaban atas pertanyaan secara benar, jujur, dan objektif. Tidak ada jawaban

yang salah atau benar dalam pilihan anda, karena tujuan kuesioner ini adalah

untuk meminta persepsi/pendapat anda. Terima kasih atas kesediaan

bapak/ibu/saudara meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner guna membantu

kelancaran penelitian ini.

Jakarta, 30 Maret 2010

Pembimbing I Pembimbing II Peneliti

Dr. Amilin, SE, Ak.,Msi Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak, CPA Rochmawati

Page 84: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

73

CARA PENGISIAN KUESIONER

Saudara cukup memberikan tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang

tersedia (rentan angka 1 sampai 5) sesuai dengan pendapat saudara. Setiap

pertanyaan mengharapkan hanya satu jawaban dan bila memilih jawaban 'lain-

lain' maka diharapkan untuk memberikan keterangan lebih lanjut. Setiap jawaban

akan mewakili tingkat kesesuaian dengan pendapat saudara:

1 = sangat tidak setuju (STS)

2 = tidak setuju (TS)

3 = netral (N)

4 = setuju (S)

5 = sangat setuju (SS)

Untuk angka yang tidak ada pilihanya, Saudara diminta untuk menjawab

pertanyaan sesuai dengan kondisi yang dialami pada pekerjaan ini.

Page 85: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

74

IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama KAP :……………….

2. Nama Responden :……………….

3. Usia Responden : 20-30 Tahun

31-40 Tahun

> 40 tahun

4. Jenis Kelamin : Laki-Laki

Perempuan

5. Jenjang Pendidikan : D3

SI

S2

S3

6. Jabatan dalam KAP :…………………

7. Lama bekerja diKAP : < 5 Tahun

> 5 Tahun

Page 86: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

75

IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama Perusahaan : ……………………...

2. Nama Responden : ………………………

3. Usia Responden : 20-30 Tahun

31-40 Tahun

> 40 tahun

4. Jenis Kelamin : Laki-Laki

Perempuan

5. Jenjang Pendidikan : D3

SI

S2

S3

6. Jabatan dalam Perusahaan : ..................................

7. Lama kerja diperusahaan : < 5 Tahun

> 5 Tahun

Page 87: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

76

IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama Bank : ……………………...

2. Nama Responden : ………………………

3. Usia Responden : 20-30 Tahun

31-40 Tahun

> 40 tahun

4. Jenis Kelamin : Laki-Laki

Perempuan

5. Jenjang Pendidikan : D3

SI

S2

S3

6. Jabatan dalam Bank : ..................................

7. Lama kerja dalam Bank : < 5 Tahun

> 5 Tahun

Page 88: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

77

DATA KUESIONER

No Pertanyaan STS TS N S SS Image Profesi 1 Apakah image profesi akuntan publik akan

rusak oleh advertensi jasa akuntan publik yang bertanggung jawab

Kualitas Jasa

2 Apakah advertensi jasa akuntan publik akan meningkatkan kualitas pelayanan jasa oleh akuntan dimasyarakat

3 Apakah advertensi jasa akuntan publik akan meningkatkan kualitas jasa akuntansi dan audit

4 Apakah advertensi jasa akuntan publik akan meningkatkan kualitas jasa profesionalisme antar akuntan

5 Apakah advertensi jasa akuntan publik dapat menurunkan kualitas pelayanan jasa oleh akuntan publik dimasyarakat

Harga Jasa 6 Apakah harga jasa ditanggung oleh komsumen

akan mengalami penurunan jika suatu KAP melakukan advertensi

7 Apakah advertensi jasa akuntan publik menyebabkan harga jasa yang akan ditanggung pengguna jasa akuntan publik

8 Apakah harga jasa ditanggung oleh komsumen akan mengalami peningkatan jika suatu KAP melakukan Advertensi

Kesadaran Konsumen 9 Apakah pengguna jasa akuntan publik akan

lebih mengetahui ketersediaan jasa-jasa akuntan publik yang ditawarkan oleh KAP jika KAP beriklan

10 Apakah advertensi jasa akuntan publik memberikan informasi KAP lebih transparan dan obyektif

Ukuran KAP 11 Apakah KAP kecil akan merasakan manfaat

yang lebih besar dengan advertensi jasa akuntan publik dibandingkan dengan KAP besar

12 Apakah KAP besar akan merasakan manfaat yang lebih besar dengan advertensi jasa akuntan publik dibandingkan dengan KAP kecil

Page 89: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

78

No Pertanyaan STS TS N S SS Persaingan antar KAP 13 Apakah advertensi jasa akuntan publik akan

menimbulkan persaingan yang tidak sehat

14 Apakah advertensi jasa akuntan publik akan menimbulkan persaingan yang sehat dan bertanggung jawab

Intervensi Pemerintah 15 Apakah dengan diizinkannya advertensi jasa

akuntan publik, memungkinkan intervensi pemerintah dalam profesi akuntan dapat meningkat

16 Apakah intervensi pemerintah dalam profesi akuntan tidak akan meningkat meskipun advertensi diizinkan

Media Advertensi 17 Apakah media advertensi yang sesuai dengan

advertensi jasa akuntan publik ialah melalui majalah professional

18 Apakah media advertensi yang sesuai dengan advertensi jasa akuntan publik ialah melalui surat kabar, TV, dan internet

Jenis Jasa yang ditawarkan 19 Apakah jasa konsultan manajemen banyak

diminati oleh pengguna jasa akuntan publik dapat memberikan kebijakan mengenai suatu perusahaan

20 Apakah pengguna jasa akuntan publik banyak menggunakan jasa akuntan publik untuk jasa kompilasi laporan keuangan

21 Apakah jasa konsultan perpajakan banyak diminati oleh pengguna jasa akuntan publik karena dapat memberikan masukan mengenai perpajakan pada suatu perusahaan

22 Apakah jasa audit banyak diminati oleh pengguna jasa akuntan publik karena dapat memberikan hasil laporan audit secara obyektif dan bertanggung jawab

Page 90: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

79

Hasil Uji Validitas

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted VAR00001 74.7778 116.961 .265 .322 .895 VAR00002 74.0667 111.658 .570 .716 .886 VAR00003 74.0556 111.873 .577 .736 .886 VAR00004 73.9778 113.101 .477 .559 .888 VAR00005 74.6333 116.212 .349 .312 .892 VAR00006 74.6667 117.730 .277 .395 .893 VAR00007 74.2778 113.731 .530 .664 .887 VAR00008 74.1778 113.519 .487 .578 .888 VAR00009 73.5778 117.483 .360 .366 .891 VAR00010 73.8889 111.246 .622 .704 .885 VAR00011 74.0556 114.165 .438 .523 .889 VAR00012 74.1444 113.496 .458 .461 .889 VAR00013 74.6444 111.333 .476 .540 .889 VAR00014 73.9222 112.095 .569 .754 .886 VAR00015 74.2222 109.343 .636 .665 .884 VAR00016 74.1556 114.043 .437 .472 .890 VAR00017 73.8333 111.691 .600 .541 .885 VAR00018 73.8333 112.230 .535 .536 .887 VAR00019 73.7444 112.192 .587 .703 .886 VAR00020 73.7778 113.478 .542 .620 .887 VAR00021 73.7889 111.427 .617 .615 .885 VAR00022 73.6111 112.870 .499 .530 .888

Hasil Uji Reabilitas

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha

Based on Standardize

d Items

N of Items

.893 .893 22

Page 91: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

80

Hasil Uji Asumsi Klasik

Descriptive Statistics

N Skewness Kurtosis

Statistic Statistic Std.

Error Statistic Std. Error

Unstandardized Residual

91 .056 .253 -1.242 .500

Valid N (listwise) 91

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 91

Mean .0000000 Normal Parametersa

Std. Deviation 28.56604935

Absolute .119

Positive .074

Most Extreme Differences

Negative -.119

1.137

Asymp. Sig. (2-tailed) .151

a. Test distribution is Normal.

Hasil Uji Hipotesis

Between-Subjects Factors N VAR00002 1.00 30 2.00 30 3.00 30

Page 92: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

81

Levene's Test of Equality of Error Variances(a) F df1 df2 Sig.

2.705 2 87 .073

Tests of Between-Subjects Effects

Source Type III Sum of Squares

df Mean Square

F Sig.

Corrected Model

3968.689(a) 2 1984.344 24.527 .000

Intercept 542113.611 1 542113.611

6700.653

.000

VAR00002 3968.689 2 1984.344 24.527 .000 Error 7038.700 87 80.905 Total 553121.000 90 Corrected Total 11007.389 89

a R Squared = .361 (Adjusted R Squared = .346)

Multiple Comparisons

(I) VAR00002

(J) VAR00002

Mean Difference

(I-J) Std.

Error Sig. 95% Confidence

Interval

Lower Bound

Upper Bound

Lower Bound

Upper Bound

Lower Bound

Tukey HSD

1.00 2.00 -1.9667 2.32242 .675 -7.5044 3.5711

3.00 -14.9667(*) 2.32242 .000 -20.5044 -9.4289 2.00 1.00 1.9667 2.32242 .675 -3.5711 7.5044 3.00 -13.0000(*) 2.32242 .000 -18.5378 -7.4622 3.00 1.00 14.9667(*) 2.32242 .000 9.4289 20.5044 2.00 13.0000(*) 2.32242 .000 7.4622 18.5378 Bonferroni

1.00 2.00 -1.9667 2.32242 1.000 -7.6360 3.7027

3.00 -14.9667(*) 2.32242 .000 -20.6360 -9.2973 2.00 1.00 1.9667 2.32242 1.000 -3.7027 7.6360 3.00 -13.0000(*) 2.32242 .000 -18.6694 -7.3306 3.00 1.00 14.9667(*) 2.32242 .000 9.2973 20.6360 2.00 13.0000(*) 2.32242 .000 7.3306 18.6694

Page 93: ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA PENGGUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21198/1/...yang terdiri dari 60 pengguna jasa akuntan publik dan 30 akuntan publik,

82

Multiple Comparisons Homogeneous Subset

VAR00002 N Subset 1 2 1 Tukey HSD(a,b)

1.00 30 71.9667

2.00 30 73.9333 3.00 30 86.9333 Sig. .675 1.000