46
1 1.1 Pengertian Ranah Kognitif Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama kali disoleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya. Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu: 1. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. 2. Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. 3. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin. Beberapa istilah lain yang juga menggambarkan hal yang sama dengan ketiga domain tersebut di antaranya seperti yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantoro, yaitu: cipta, rasa, dan karsa. Selain itu, juga dikenal istilah: penalaran, penghayatan, dan pengamalan. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah, seperti misalnya dalam ranah kognitif, untuk mencapai “pemahaman” yang berada di tingkatan kedua juga diperlukan “pengetahuan” yang ada pada tingkatan pertama.

ANALISIS SK, KD, TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR RANAH KOGNITIF

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Silahkan download secara Gratis, atau kunjung dadesire.blogspot.com

Citation preview

Page 1: ANALISIS SK, KD, TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR RANAH KOGNITIF

1

1.1 Pengertian Ranah Kognitif

Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan

pendidikan. Taksonomi ini pertama kali disoleh Benjamin S. Bloom pada tahun

1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah,

kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang

lebih rinci berdasarkan hirarkinya.

Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:

1. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang

menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan

keterampilan berpikir.

2. Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang

menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan

cara penyesuaian diri.

3. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang

menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik,

berenang, dan mengoperasikan mesin.

Beberapa istilah lain yang juga menggambarkan hal yang sama dengan ketiga

domain tersebut di antaranya seperti yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantoro,

yaitu: cipta, rasa, dan karsa. Selain itu, juga dikenal istilah: penalaran,

penghayatan, dan pengamalan.

Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan

subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku

yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam

setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih

rendah, seperti misalnya dalam ranah kognitif, untuk mencapai “pemahaman”

yang berada di tingkatan kedua juga diperlukan “pengetahuan” yang ada pada

tingkatan pertama.

Page 2: ANALISIS SK, KD, TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR RANAH KOGNITIF

2

Domain Kognitif

Bloom membagi domain kognisi ke dalam 6 tingkatan. Domain ini terdiri

dari dua bagian: Bagian pertama berupa Pengetahuan (kategori 1) dan bagian

kedua berupa Kemampuan dan Keterampilan Intelektual (kategori 2-6)

a. Pengetahuan (Knowledge)

Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan,

definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dsb.

Sebagai contoh, ketika diminta menjelaskan manajemen kualitas, orang yg berada

di level ini bisa menguraikan dengan baik definisi dari kualitas, karakteristik

produk yang berkualitas, standar kualitas minimum untuk produk.

b. Aplikasi (Application)

Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan

gagasan, prosedur, metode, rumus, teori, dsb di dalam kondisi kerja. Sebagai

contoh, ketika diberi informasi tentang penyebab meningkatnya reject di produksi,

seseorang yg berada di tingkat aplikasi akan mampu merangkum dan

menggambarkan penyebab turunnya kualitas dalam bentuk fish bone diagram.

c. Analisis (Analysis)

Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisis informasi yang

masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang

lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya, dan mampu mengenali serta

membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yg rumit. Sebagai

contoh, di level ini seseorang akan mampu memilah-milah penyebab

meningkatnya reject, membanding-bandingkan tingkat keparahan dari setiap

penyebab, dan menggolongkan setiap penyebab ke dalam tingkat keparahan yg

ditimbulkan.

Page 3: ANALISIS SK, KD, TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR RANAH KOGNITIF

3

d. Sintesis (Synthesis)

Satu tingkat di atas analisis, seseorang di tingkat sintesa akan mampu

menjelaskan struktur atau pola dari sebuah skenario yang sebelumnya tidak

terlihat, dan mampu mengenali data atau informasi yang harus didapat untuk

menghasilkan solusi yg dibutuhkan. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang

manajer kualitas mampu memberikan solusi untuk menurunkan tingkat reject di

produksi berdasarkan pengamatannya terhadap semua penyebab turunnya kualitas

produk.

e. Evaluasi (Evaluation)

Dikenali dari kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap solusi,

gagasan, metodologi, dsb dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar

yg ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya. Sebagai contoh, di

tingkat ini seorang manajer kualitas harus mampu menilai alternatif solusi yg

sesuai untuk dijalankan berdasarkan efektivitas, urgensi, nilai manfaat, nilai

ekonomis, dst

Adapun kata kerja operasional pada ranah kognitif terdapat pada tabel 1.1

di bawah ini.

Pengetahu

an (Cl)

Pemaham

an (C2)

Penerapan

(C3)

Analisis

(C4)

Sintesis

(C5)

Penilaian

(C6)

Mengutip Memperkir

a-kan

Menugaska

n

Menganali

sis

Mengabstra

ksi

Memban-

dingkan

Menyebut-

kan

Menjelask

an

Mengurutk

an

Mengaudit Mengatur Menyimp

ul-kan

Menjelask

an

Mengkateg

o-rikan

Menentuka

n

Memecahk

an

Menganima

si

Menilai

Menggam-

bar

Mencirika

n

Menerapka

n

Menegask

an

Mengumpul

-kan

Mengarah

-kan

Page 4: ANALISIS SK, KD, TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR RANAH KOGNITIF

4

Membilan

g

Merinci Menyesuai

-kan

Mendeteks

i

Mengkatego

ri-kan

Mengkriti

k

Mengident

iflkasi

Mengasosi

asi-kan

Mengkalku

la-si

Mendiagn

o-sis

Mengkode Menimba

ng

Mendaftar Membandi

ng-kan

Memodifik

a-si

Menyeleks

i

Mengkombi

na-sikan

Memutus

-kan

Menunjuk

-kan

Menghitun

g

Mengklasif

i-kasi

Memerinci Menyusun Memisah-

kan

Memberi

label

Mengkontr

a-sikan

Menghitun

g

Menomina

si-kan

Mengarang Mempred

ik-si

Memberi

indek

Mengubah Membangu

n

Mendiagra

m-kan

Membangun Memperj

e-las

Memasang

-kan

Memperta-

hankan

Mengurut-

kan

Mengkorel

a-sikan

Menanggula

-ngi

Menuga-

skan

Menamai Menguraik

an

Membiasa-

kan

Merasional

-kan

Menghubun

g-kan

Menafsir-

kan

Menandai Menjalin Mencegah Menguji Menciptaka

n

Mempert

a-hankan

Membaca Membedak

an

Menentuka

n

Mencerah-

kan

Mengkreasi

kan

Memerin

ci

Menyadap Mendiskus

i-kan

Menggamb

ar-kan

Menjelajah Mengoreksi Menguku

r

Menghafal Menggali Mengguna-

kan

Mengem-

bangkan

Merancang Merangk

um

Menim Mencontoh

-kan

Menilai Menyimpu

l-kan

Merencanak

an

Membukt

i-kan

Mencatat Menerangk

an

Melatih Menemuka

n

Mendikte Memvali

da-si

Mengulan

g

Mengemuk

a-kan

Menggali Menelaah Meningkatk

an

Mengetes

Page 5: ANALISIS SK, KD, TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR RANAH KOGNITIF

5

Mereprod

uksi

Mempolak

an

Mengemuk

a-kan

Memaksim

al-kan

Memperjela

s

Menduku

ng

Meninjau Memperlu

as

Mengadapt

a-si

Memerinta

h-kan

Memfasilita

si

Memilih

Memilih Menyimpu

l-kan

Menyelidik

i

Mengedit Membentuk Memproy

ek-sikan

Menyatak

an

Meramalka

n

Mengopera

si-kan

Mengaitka

n

Merumuska

n

Mempelaj

ari

Merangku

m

Memperso

al-kan

Memilih Menggenera

li-sasi

Mentabula

si

Menjabark

an

Mengkons

ep-kan

Mengukur Menggabun

g-kan

Memberi

kode

Melaksana

-kan

Melatih Memadukan

Menelusur

i

Meramalka

n

Mentransf

er

Membatasi

Menulis Memprodu

k-si

Mereparasi

Memprose

s

Mengaitka

n

Menampilka

n

Mensuimul

a-sikan

Menyiapkan

Memecahk

an

Memproduk

si

Melakukan Merangkum

Mentabula

si

Merekonstru

k-si

Menyusun

Page 6: ANALISIS SK, KD, TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR RANAH KOGNITIF

6

Memprose

s

Meramalka

n

1.2 ANALISIS STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR,

INDIKATOR, DAN TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Standar Kompetensi (SK)

1. Pengertian

Untuk memantau perkembangan mutu pendidikan diperlukan SK. SK

dapat didefinisikan sebagai “pernyataan tentang pengetahuan, keterampilan, dan

sikap yang harus dikuasai peserta didik serta tingkat penguasaan yang diharapkan

dicapai dalam mempelajari suatu mata pelajaran” (Center for Civ¬ics Education,

1997:2).

Menurut definisi tersebut, SK mencakup dua hal, yaitu standar isi (content

standards), dan standar penampilan (performance stan-dards).SK yang

menyangkut isi berupa pernyataan tentang pengetahuan, sikap dan keterampilan

yang harus dikuasai peserta didik dalam mempelajari mata pelajaran tertentu

seperti Kewarganegaraan, Matematika, Fisika, Biologi, Bahasa Indonesia, Bahasa

Inggris. SK yang menyangkut tingkat penampilan adalah pernyataan tentang

kriteria untuk menentukan tingkat penguasaan peserta didik terhadap SI.

Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa SK memiliki dua penafsiran,

yaitu:

pernyataan tujuan yang menjelaskan apa yang harus diketahui

peserta didik dan kemampuan melakukan sesuatu dalam

mempelajari suatu mata pelajaran.

Page 7: ANALISIS SK, KD, TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR RANAH KOGNITIF

7

spesifikasi skor atau peringkat kinerja yang berkaitan dengan

kategori pencapaian seperti lulus atau memiliki keahlian.

SK merupakan kerangka yang menjelaskan dasar pengembangan program

pembelajaran yang terstruktur. SK juga merupakan fokus dari penilaian, sehingga

proses pengembangan kurikulum adalah fokus dari penilaian, meskipun

kurikulum lebih banyak berisi tentang dokumen pengetahuan, keterampilan dan

sikap dari pada bukti-bukti untuk menunjukkan bahwa peserta didik yang akan

belajar telah memiliki pengetahuan dan keterampilan awal.

Dengan demikian SK diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam:

a. melakukan suatu tugas atau pekerjaan

b. mengorganisasikan agar pekerjaan dapat dilaksanakan.

c. melakukan respon dan reaksi yang tepat bila ada penyimpangan dari

rancangan semula.

d. melaksanakan tugas dan pekerjaan dalam situasi dan kondisi yang

berbeda

2. Penentuan Standar Kompetensi Mata Pelajaran

Perlu diingat kembali, bahwa kompetensi merupakan kebulatan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan, ditunjukkan,

atau ditampilkan oleh peserta didik sebagai hasil belajar. Sesuai dengan

pengertian tersebut, maka SK, adalah standar kemampuan yang harus dikuasai

peserta didik untuk menunjukkan bahwa hasil mempelajari mata pelajaran tertentu

berupa penguasaan atas pengetahuan, sikap, dan keterampilan tertentu telah

dicapai.

Langkah-langkah menganalisis dan mengurutkan SK adalah:

a. menganalisis SK menjadi beberapa KD;

Page 8: ANALISIS SK, KD, TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR RANAH KOGNITIF

8

b. mengurutkan KD sesuai dengan keterkaitan baik secara prosedur

maupun hierarkis.

B. Kompetensi Dasar (KD)

1. Pengertian

Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan nilai dan

sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Dalam hal ini

kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang

dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat

melakukan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.

Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi mencakup tugas, ketrampilan, sikap dan

apresiasi yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk dapat melaksanakan tugas-

tugas pembelajaran sesuai dengan jenis pekerjaan tertentu.

Dalam kurikulum kompetensi sebagai tujuan pembelajaran itu

dideskripsikan secara eksplisit, sehingga dijadikan standart dalam pencapaian

tujuan kurikulum. Baik guru maupun siswa perlu memahami kompetensi yang

harus dicapai dalam proses pembelajaran. Pemahaman ini diperlukan dalam

merencanakan strategi dan indicator keberhasilan. Ada beberapa aspek didalam

kompetensi sebagai tujuan, antara lain:

1. Pengetahuan (knowlegde) yaitu kemampuan dalam bidang kognitif

2. Pemahaman (understanding) yaitu kedalaman pengetahuan yang

dimiliki setiap individu

3. Kemahiran (skill)

4. Nilai (value) yaitu norma-norma untuk melaksanakan secara

praktik tentang tugas yang dibebankan kepadanya

5. Sikap (attitude) yaitu pandangan individu terhadap sesuatu

6. Minat (interest) yaitu kecenderungan individu untuk melakukan

suatu perbuatan

2. Langkah-langkah penyusunan Kompetensi Dasar

Page 9: ANALISIS SK, KD, TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR RANAH KOGNITIF

9

Adapun dalam mengkaji kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana

tercantum pada Standar Isi dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut ini:

a. Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat

kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di

Standar Isi.

b. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam

mata pelajaran.

c. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar

mata pelajaran.

d. Pada dasarnya rumusan kompetensi dasar itu ada yang operasional

maupun yang tidak operasional karena setiap kata kerja tindakan yang

berada pada kelompok pemahaman dan juga pengetahuan yang tidak

bisa digunakan untuk rumusan kompetensi dasar.

e. Sehingga langkah-langkah untuk menyusun kompetensi dasar adalah

sebagai berikut:

Menjabarkan Kompetensi Dasar yang dimaksud.

Tulislah rumusan Kompetensi Dasarnya.

Mengkaji KD tersebut untuk mengidentifikasi indikatornya dan

rumuskan indikatornya yang dianggap relevan tanpa memikirkan

urutannya lebih dahulu juga tentukan indikator-indikator yang

relevan dan tuliskan sesuai urutannya.

Kajilah apakah semua indikator tersebut telah mempresentasikan

KD nya, apabila belum lakukanlah analisis lanjut untuk

menemukan indikator-indikator lain yang kemungkinan belum

teridentifikasi.

Tambahkan indikator lain sebelum dan sesudah indikator yang

teridentifikasi sebelumnya dan rubahlah rumusan yang kurang

tepat dengan lebih akurat dan pertimbangkan urutannya.

Langkah-langkah Analisis Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar

sama yaitu :

Page 10: ANALISIS SK, KD, TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR RANAH KOGNITIF

10

a. Mengkaji/memetakan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara

menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan

indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang

dipilih. Kegiatan yang dilakukan adalah :

1. Penjabaran Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ke dalam

indikator

Melakukan kegiatan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi

dasar dari setiap mata pelajaran ke dalam indikator. Dalam

mengembangkan indikator perlu memperhatikan hal-hal sebagai

berikut:

Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta

didik

Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata

pelajaran

Dirumuskan dalam kata kerja oprasional yang terukur dan/atau

dapat diamat

2. Menentukan tema

a. Cara penentuan tema

Dalam menentukan tema dapat dilakukan dengan dua cara yakni:

Cara pertama, mempelajari standar kompetensi dan kompetensi

dasar yang terdapat dalam masing-masing mata pelajaran,

dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai.

Cara kedua, menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat

keterpaduan, untuk menentukan tema tersebut, guru dapat

bekerjasama dengan peserta didik sehingga sesuai dengan minat

dan kebutuhan anak.

a. Prinsip Penentuan tema

Page 11: ANALISIS SK, KD, TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR RANAH KOGNITIF

11

Dalam menetapkan tema perlu memperhatikan beberapa

prinsip yaitu:

Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan

siswa:

Dari yang termudah menuju yang sulit

Dari yang sederhana menuju yang kompleks

Dari yang konkret menuju ke yang abstrak.

Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya

proses berpikir pada diri siswa

Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan

perkembangan siswa, termasuk minat, kebutuhan, dan

kemampuannya

3. Identifikasi dan analisis Standar Kompetensi, Kompetensi dasar dan

Indikator

Lakukan identifikasi dan analisis untuk setiap Standar Kompetensi,

Kompetensi Dasar dan indikator yang cocok untuk setiap tema

sehingga semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator

terbagi habis.

a. Menetapkan Jaringan Tema

Buatlah jaringan tema yaitu menghubungkan kompetensi dasar

dan indikator dengan tema pemersatu. Dengan jaringan tema

tersebut akan terlihat kaitan antara tema, kompetensi dasar dan

indikator dari setiap mata pelajaran. Jaringan tema ini dapat

dikembangkan sesuai dengan alokasi waktu setiap tema.

b. Penyusunan Silabus

Hasil seluruh proses yang telah dilakukan pada tahap-tahap

sebelumnya dijadikan dasar dalam penyusunan silabus.

Komponen silabus terdiri dari standar kompetensi, kompetensi

dasar, indikator, pengalaman belajar, alat/sumber, dan penilaian.

Page 12: ANALISIS SK, KD, TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR RANAH KOGNITIF

12

c. Penyusunan Rencana Pembelajaran

Untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran guru perlu menyusun

rencana pelaksanaan pembelajaran. Rencana pembelajaran ini

merupakan realisasi dari pengalaman belajar siswa yang telah

ditetapkan dalam silabus pembelajaran. Komponen rencana

pembelajaran tematik meliputi:

Identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran yang akan

dipadukan, kelas, semester, dan waktu/banyaknya jam

pertemuan yang dialokasikan).

Kompetensi dasar dan indikator yang akan dilaksanakan.

Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa

dalam rangka mencapai kompetensi dasar dan indikator.

Strategi pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkret

yang harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi

pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai

kompetensi dasar dan indikator, kegiatan ini tertuang dalam

kegiatan pembukaan, inti dan penutup).

Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar

pencapaian kompetensi dasar, serta sumber bahan yang

digunakan dalam kegiatan pembelajaran tematik sesuai

dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.

Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrumen yang

akan digunakan untuk menilai pencapaian belajar peserta

didik serta tindak lanjut hasil penilaian

a) Merumuskan indikator pencapaian kompetensi

Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang

ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur mencakup

sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik,

mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan

Page 13: ANALISIS SK, KD, TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR RANAH KOGNITIF

13

dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat

diobservasi.

Kata kerja operasional (KKO) Indikator dimulai dari tingkatan

berpikir mudah ke sukar, sederhana ke kompleks, dekat ke jauh,

dan dari konkrit ke abstrak (bukan sebaliknya).

Kata kerja operasional pada KD benar-benar terwakili dan teruji

akurasinya pada deskripsi yang ada di kata kerja operasional

indikator.

Ranah: Kognitif : C1 s/d C6 (

Ranah: Afektif A1 s/d A5

Ranah: Psikomotorik P1 s/d P4

b) Mengidentifikasi materi pembelajaran

Materi pokok adalah pokok-pokok materi pembelajaran yang harus

dipelajari siswa sebagai sarana pencapaian kompetensi dan yang akan

dinilai dengan menggunakan instrument penilaian yang disusun

berdasarkan indicator pencapaian belajar. Tugas para pengembang

materi adalah menjabarkan materi pokok itu dalam materi

pembelajaran untuk memudahkan guru, sekaligus memberikan arah

serta cakupan materi pembelajarannya. Selanjutnya materi

pembelajaran atau pokok-pokok materi tersebut perlu dirinci atau

diuraikan kemudian diurutkan. Urutan penyajian materi pembelajaran

berguna untuk menentukan urutan mempelajari atau mengajarkannya.

c) Mengembangkan kegiatan pembelajaran

Sebagai tahapan strategis pencapaian kompetensi, kegiatan

pembelajaran perlu didesain dan dilaksanakan secara efektif dan

efisien sehingga memperoleh hasil maksimal. Berdasarkan panduan

penyusunan KTSP (KTSP), kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan

tatap muka, kegiatan tugas terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak

terstruktur. Sekolah standar yang menerapkan sistem paket, beban

Page 14: ANALISIS SK, KD, TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR RANAH KOGNITIF

14

belajarnya dinyatakan dalam jam pelajaran ditetapkan bahwa satu jam

pelajaran tingkat SMA terdiri dari 45 menit tatap muka untuk Tugas

Terstruktur dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur memanfaatkan

0% – 60% dari waktu kegiatan tatap muka.

Sementara itu bagi sekolah kategori mandiri yang menerapkan sistem

kredit semester, beban belajarnya dinyatakan dalam satuan kredit

semester (sks). 1 (satu) sks tingkat SMA terdiri dari 1 (satu) jam

pelajaran (@45 menit) tatap muka dan 25 menit tugas terstruktur dan

kegiatan mandiri tidak terstruktur. Dengan demikian, pada sistem

paket maupun SKS, guru perlu mendesain kegiatan pembelajaran tatap

muka, tugas terstruktur dan kegiatan mandiri.

d) Menentukan jenis penilaian

Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan

berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes

dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja,

pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau

produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,

menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar

peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan,

sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan

keputusan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian.

a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.

b. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang

bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran,

dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.

c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.

Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya

Page 15: ANALISIS SK, KD, TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR RANAH KOGNITIF

15

dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan

yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan siswa.

d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak

lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program

remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah

kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang

telah memenuhi kriteria ketuntasan.

e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang

ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran

menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi

harus diberikan baik pada proses misalnya teknik wawancara, maupun

produk berupa hasil melakukan observasi lapangan.

e) Menentukan alokasi waktu

Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan

pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per

minggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar,

keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan

kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus

merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar

yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam

Alokasi waktu setiap Standard Kompetensi (SK) pada struktur

kurikulum (Misalnya 100 jam) dibagi dengan jumlah komptensi dasar

dengan memperhatikan tingkat kesulitan materi dan luas cakupan

materi (per KD tidak harus memiliki alokasi waktu yang sama). Untuk

menentukan TM (Tatap Muka), PS (Praktek Sekolah) dan PI (Praktek

Industri) dapat dilihat dari kebutuhan masing-masing KD dengan

acuan (tetapi tidak harus sama seperti pola berikut) :

1 Jam TM diakui setara 1 jam PBM

1 Jam PS diakui setara 2 Jam PBM

Page 16: ANALISIS SK, KD, TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR RANAH KOGNITIF

16

1 Jam PI diakui setara 4 Jam PBM

f) Menentukan sumber belajar

Menurut F. Persifal dan H. Elington dalam Rahadi (2005), pusat

sumber belajar adalah tempat atau bangunan yang dirancang

secara khusus untuk tujuan menyimpan, merawat, mengembangkan

dan memanfaatkan berbagai sumber belajar, baik untuk kebutuhan

belajar secara individual maupun kelompok.

Terdapat beberapa jenis sumber belajar. Menurut AECT (dalam

Daryanto, 2009:81), ada enam jenis sumber belajar yaitu pesan, orang,

bahan, alat, teknik dan lingkungan.

1. Pesan yaitu informasi yang ditransmisikan atau ditruskan oleh

komponen lain dalam bentuk ide, ajaran, fakta, makna, nilai dan

data.

2. Orang yaitu manusia yang berperan sebagai pencari, penyimpan,

pengolah, dan penyaji pesan seperti guru dan dosen

3. Bahan yaitu sesuatu wujud tertentu yang mengandung pesan atau

saran untuk disajikan dengan menggunakan alat atau bahan itu

sendiri tanpa alat penunjang apapun.

4. Alat yaitu sesuatu perangkat yang digunakan untuk

menyampaikan pesan yang tersimpan dalam bahan.

5. Teknik yaitu prosedur yang runtut atau acuan yang dipersiapkan

untuk menggunakan bahan, peralatan, orang dan lingkungan

belajar secara terkombinasi dan terkoordinasi untuk

menyampaikan ajaran atau materi pelajaran.

6. Lingkungan yaitu situasi di sekitar proses belajar mengajar terjadi

baik lingkungan fisik maupun non fisik

C. Indikator

1. Pengertian.

Page 17: ANALISIS SK, KD, TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR RANAH KOGNITIF

17

Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh

perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan

keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik,

mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata

kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.

Menurut Depag indikator adalah wujud dari kompetensi dasar yang lebih

spesifik. Sedangkan menurut E Mulyasa indicator merupakan penjabaran dari

kompetensi dasar yang menunjukkan tanda-tanda perbuatan dan respon yang

dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik. Indicator juga dikembangkan

sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan potensi daerah dan peserta didik

dan juga dirumuskan dalam rapat kerja operasional yang dapat diukur dan

diobservasi sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam penyusunan alat

penilaian.

Sedangkan menurut Darwin Syah indikator pembelajaran adalah

karakteristik, cirri-ciri, tanda-tanda perbuatan atau respon yang dilakuakan oleh

siswa, untuk menunjukkan bahwa siswa telah memiliki kompetensi dasar tertentu.

Jadi indikator adalah merupakan kompetensi dasar secara spesifik yang dapat

dijadikan untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran dan juga dijadikan tolak

ukur sejauh mana penguasaan siswa terhadap suatu pokok bahasan atau mata

pelajaran tertentu

Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan:

1. tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang

digunakan dalam KD;

2. karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah; dan

3. potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/

daerah.

Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua

rumusan indikator, yaitu:

Page 18: ANALISIS SK, KD, TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR RANAH KOGNITIF

18

1. indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai indikator;

2. indikator penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan

menulis soal yang di kenal sebagai indikator soal.

Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata

kerja operasional. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua hal

yaitu tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi.

Mekanisme Pengembangan Indikator

a. Menganalisis Tingkat Kompetensi dalam SK dan KD.

Langkah pertama pengembangan indikator adalah menganalisis tingkat

kompetensi dalam SK dan KD. Hal ini diperlukan untuk memenuhi

tuntutan minimal kompetensi yang dijadikan standar secara nasional.

Sekolah dapat mengembangkan indikator melebihi standar minimal

tersebut.

Tingkat kompetensi dapat dilihat melalui kata kerja operasional yang

digunakan dalam SK dan KD. Tingkat kompetensi dapat diklasifikasi

dalam tiga bagian, yaitu tingkat pengetahuan, tingkat proses, dan

tingkat penerapan. Kata kerja pada tingkat pengetahuan lebih rendah

dari pada tingkat proses maupun penerapan. Tingkat penerapan

merupakan tuntutan kompetensi paling tinggi yang diinginkan.

Selain tingkat kompetensi, penggunaan kata kerja menunjukan

penekanan aspek yang diinginkan, mencakup sikap, pengetahuan, serta

keterampilan. Pengembangan indikator harus mengakomodasi

kompetensi sesuai tendensi yang digunakan SK dan KD. Jika aspek

keterampilan lebih menonjol, maka indikator yang dirumuskan harus

mencapai kemampuan keterampilan yang diinginkan.

b. Menganalisis Karakteristik Mata Pelajaran, Peserta Didik, dan Sekolah

Pengembangan indikator mempertimbangkan karakteristik mata

pelajaran, peserta didik, dan sekolah karena indikator menjadi acuan

Page 19: ANALISIS SK, KD, TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR RANAH KOGNITIF

19

dalam penilaian. Sesuai Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005,

karakteristik penilaian kelompok mata pelajaran adalah sebagai

berikut:

KELOMPOK MATA

PELAJARAN

MATA PELAJARAN ASPEK YANG

DINILAI

Agama dan Ahlak Mulia Pendidikan Agama Afektif dan Kognitif

Kewarganegaraan dan

Kepribadian

Pendidikan

Kewarganegaraan

Afektif dan Kognitif

Jasmani, Olahraga, dan

Kesehatan

Penjas Orkes Psikomotorik, Afektif,

dan Kognitif

Estetika Seni Budaya Afektif dan

Psikomotorik

Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi

Matematika, IPA, IPS,

Bahasa, dan TIK

Afektif, Kognitif, dan

Psikomotorik (sesuai

dengan karakter mata

pelajaran)

Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tertentu yang membedakan

dari mata pelajaran lainnya. Perbedaan ini menjadi pertimbangan penting dalam

mengembangkan indikator. Karakteristik mata pelajaran bahasa yang terdiri dari

aspek mendengar, membaca, berbicara dan menulis sangat berbeda dengan mata

pelajaran matematika yang dominan pada aspek analisis logis. Guru harus

melakukan kajian mendalam mengenai karakteristik mata pelajaran sebagai acuan

mengembangkan indikator. Karakteristik mata pelajaran dapat dikaji pada

dokumen standar isi mengenai tujuan, ruang lingkup dan SK serta KD masing-

masing mata pelajaran.

Pengembangkan indikator memerlukan informasi karakteristik peserta

didik yang unik dan beragam. Peserta didik memiliki keragaman dalam

intelegensi dan gaya belajar. Oleh karena itu indikator selayaknya mampu

Page 20: ANALISIS SK, KD, TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR RANAH KOGNITIF

20

mengakomodir keragaman tersebut. Peserta didik dengan karakteristik unik

visual-verbal atau psiko-kinestetik selayaknya diakomodir dengan penilaian yang

sesuai sehingga kompetensi siswa dapat terukur secara proporsional.

Karakteristik sekolah dan daerah menjadi acuan dalam pengembangan

indikator karena target pencapaian sekolah tidak sama. Sekolah kategori tertentu

yang melebihi standar minimal dapat mengembangkan indikator lebih tinggi.

Termasuk sekolah bertaraf internasional dapat mengembangkan indikator dari SK

dan KD dengan mengkaji tuntutan kompetensi sesuai rujukan standar

internasional yang digunakan. Sekolah dengan keunggulan tertentu juga menjadi

pertimbangan dalam mengembangkan indikator.

2. Menganalisis Kebutuhan dan Potensi

Kebutuhan dan potensi peserta didik, sekolah dan daerah perlu dianalisis

untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam mengembangkan indikator.

Penyelenggaraan pendidikan seharusnya dapat melayani kebutuhan peserta didik,

lingkungan, serta mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. Peserta

didik mendapatkan pendidikan sesuai dengan potensi dan kecepatan belajarnya,

termasuk tingkat potensi yang diraihnya.

Indikator juga harus dikembangkan guna mendorong peningkatan mutu

sekolah di masa yang akan datang, sehingga diperlukan informasi hasil analisis

potensi sekolah yang berguna untuk mengembangkan kurikulum melalui

pengembangan indikator.

3. Merumuskan Indikator

Dalam merumuskan indikator perlu diperhatikan beberapa ketentuan

sebagai berikut:

a) Setiap KD dikembangkan sekurang-kurangnya menjadi tiga indikator

Page 21: ANALISIS SK, KD, TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR RANAH KOGNITIF

21

b) Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang

dalam kata kerja yang digunakan dalam SK dan KD. Indikator harus

mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat dikembangkan

melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan

peserta didik.

c) Indikator yang dikembangkan harus menggambarkan hirarki

kompetensi.

d) Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua aspek, yaitu

tingkat kompetensi dan materi pembelajaran.

e) Indikator harus dapat mengakomodir karakteristik mata pelajaran

sehingga menggunakan kata kerja operasional yang sesuai.

f) Rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator

penilaian yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan/atau

psikomotorik.

D. Pengertian Tujuan Pembelajaran

Salah satu sumbangan terbesar dari aliran psikologi behaviorisme terhadap

pembelajaran bahwa pembelajaran seyogyanya memiliki tujuan. Gagasan

perlunya tujuan dalam pembelajaran pertama kali dikemukakan oleh B.F. Skinner

pada tahun 1950. Kemudian diikuti oleh Robert Mager pada tahun 1962 yang

dituangkan dalam bukunya yang berjudul Preparing Instruction Objective. Sejak

pada tahun 1970 hingga sekarang penerapannya semakin meluas hampir di

seluruh lembaga pendidikan di dunia, termasuk di Indonesia.

Merujuk pada tulisan Hamzah B. Uno (2008) berikut ini dikemukakan

beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli. Robert F. Mager (1962)

mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran adalah perilaku yang hendak dicapai

atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi

tertentu. Kemp (1977) dan David E. Kapel (1981) menyebutkan bahwa tujuan

pembelajaran suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau

Page 22: ANALISIS SK, KD, TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR RANAH KOGNITIF

22

penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil

belajar yang diharapkan. Henry Ellington (1984) bahwa tujuan pembelajaran

adalah pernyataan yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar. Sementara

itu, Oemar Hamalik (2005) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu

deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah

berlangsung pembelajaran .

Meski para ahli memberikan rumusan tujuan pembelajaran yang beragam,

tetapi semuanya menunjuk pada esensi yang sama, bahwa:

3. Tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau

kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran;

4. Tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang

spesifik. Yang menarik untuk digarisbawahi yaitu dari pemikiran

Kemp dan David E. Kapel bahwa perumusan tujuan pembelajaran

harus diwujudkan dalam bentuk tertulis. Hal ini mengandung

implikasi bahwa setiap perencanaan pembelajaran seyogyanya dibuat

secara tertulis (written plan).

Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat

tertentu, baik bagi guru maupun siswa. Nana Syaodih Sukmadinata

(2002) mengidentifikasi 4 (empat) manfaat dari tujuan pembelajaran,

yaitu:

1) memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan

belajar mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat

melakukan perbuatan belajarnya secara lebih mandiri;

2) memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar;

3) membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar

dan media pembelajaran;

4) memudahkan guru mengadakan penilaian.

Dalam Permendiknas RI No. 52 Tahun 2008 tentang Standar Proses

disebutkan bahwa tujuan pembelajaran memberikan petunjuk untuk memilih isi

Page 23: ANALISIS SK, KD, TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR RANAH KOGNITIF

23

mata pelajaran, menata urutan topik-topik, mengalokasikan waktu, petunjuk

dalam memilih alat-alat bantu pengajaran dan prosedur pengajaran, serta

menyediakan ukuran (standar) untuk mengukur prestasi belajar siswa.

Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Salah satu sumbangan terbesar dari aliran psikologi behaviorisme terhadap

pembelajaran bahwa pembelajaran seyogyanya memiliki tujuan. Gagasan

perlunya tujuan dalam pembelajaran pertama kali dikemukakan oleh B.F. Skinner

pada tahun 1950. Kemudian diikuti oleh Robert Mager pada tahun 1962 yang

dituangkan dalam bukunya yang berjudul Preparing Instruction Objective. Sejak

pada tahun 1970 hingga sekarang penerapannya semakin meluas hampir di

seluruh lembaga pendidikan di dunia, termasuk di Indonesia.

Merujuk pada tulisan Hamzah B. Uno (2008) berikut ini dikemukakan

beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli. Robert F. Mager (1962)

mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran adalah perilaku yang hendak dicapai

atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi

tertentu. Kemp (1977) dan David E. Kapel (1981) menyebutkan bahwa tujuan

pembelajaran suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau

penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil

belajar yang diharapkan. Henry Ellington (1984) bahwa tujuan pembelajaran

adalah pernyataan yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar. Sementara

itu, Oemar Hamalik (2005) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu

deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah

berlangsung pembelajaran .

Seiring dengan pergeseran teori dan cara pandang dalam pembelajaran,

saat ini telah terjadi pergeseran dalam perumusan tujuan pembelajaran. W. James

Popham dan Eva L. Baker (2005) mengemukakan pada masa lampau guru

diharuskan menuliskan tujuan pembelajarannya dalam bentuk bahan yang akan

dibahas dalam pelajaran, dengan menguraikan topik-topik atau konsep-konsep

yang akan dibahas selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran.

Page 24: ANALISIS SK, KD, TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR RANAH KOGNITIF

24

Menurut Oemar Hamalik (2005) bahwa komponen-komponen yang harus

terkandung dalam tujuan pembelajaran, yaitu

1) perilaku terminal,

2) kondisi-kondisi dan

3) standar ukuran.

Hal senada dikemukakan Mager (Hamzah B. Uno, 2008) bahwa tujuan

pembelajaran sebaiknya mencakup tiga komponen utama, yaitu:

1) menyatakan apa yang seharusnya dapat dikerjakan siswa selama

belajar dan kemampuan apa yang harus dikuasainya pada akhir

pelajaran;

2) perlu dinyatakan kondisi dan hambatan yang ada pada saat

mendemonstrasikan perilaku tersebut; dan

3) perlu ada petunjuk yang jelas tentang standar penampilan

minimum yang dapat diterima.

Berkenaan dengan perumusan tujuan performansi, Dick dan Carey

(Hamzah Uno, 2008) menyatakan bahwa tujuan pembelajaran terdiri atas:

1) tujuan harus menguraikan apa yang akan dapat dikerjakan atau

diperbuat oleh anak didik

2) menyebutkan tujuan, memberikan kondisi atau keadaan yang

menjadi syarat yang hadir pada waktu anak didik berbuat; dan

3) menyebutkan kriteria yang digunakan untuk menilai unjuk

perbuatan anak didik yang dimaksudkan pada tujuan

Telah dikemukakan di atas bahwa tujuan pembelajaran harus dirumuskan

secara jelas. Dalam hal ini Hamzah B. Uno (2008) menekankan pentingnya

penguasaan guru tentang tata bahasa, karena dari rumusan tujuan pembelajaran

itulah dapat tergambarkan konsep dan proses berfikir guru yang bersangkutan

dalam menuangkan idenya tentang pembelajaran.

Page 25: ANALISIS SK, KD, TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR RANAH KOGNITIF

25

Pada bagian lain, Hamzah B. Uno (2008) mengemukakan tentang teknis

penyusunan tujuan pembelajaran dalam format ABCD. A=Audience (petatar,

siswa, mahasiswa, murid dan sasaran didik lainnya), B=Behavior (perilaku yang

dapat diamati sebagai hasil belajar), C=Condition (persyaratan yang perlu

dipenuhi agar perilaku yang diharapkan dapat tercapai, dan D=Degree (tingkat

penampilan yang dapat diterima).

Page 26: ANALISIS SK, KD, TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR RANAH KOGNITIF

26

Contoh RPP ranah kognitif :

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)

Sekolah : SMK NEGERI 99 PALEMBANG

Mata Pelajaran : KIMIA Wajib

Kelas/Semester :XI / 1

Materi Pokok : Perubahan Entalpi Reaksi

Pertemuan Ke- : 13

Alokasi Waktu : 4 × 45 menit

A. Kompetensi Inti :

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan

pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkunagan sosial

dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia.

3. Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam

bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, bertidk secara efektif dan kreatif, dan mampu melaksanakan tugas

spesifik di bawah pengawasan langsung.

Page 27: ANALISIS SK, KD, TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR RANAH KOGNITIF

27

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

1.1 Menghayati dan mengamalkan agama yang dianutnya.

2.1 Memiliki motivasi internal, kemampuan bekerjasama, konsisten, sikap

disiplin, rasa percayadiri, dan sikap toleransi dalam perbedaan strategi

berpikir dalam memilih dan menerapkan strategi menyelesaikan masalah.

2.2 Mampu mentransformasi diri dalam berpilaku jujur, tangguh mengadapi

masalah, kritis dan disiplin dalam melakukan tugas belajar kimia.

2.3 Menunjukkan sikap bertanggungjawab, rasa ingin tahu, jujur dan perilaku

peduli lingkungan.

3.4 Memahami H reaksi berdasarkan hukum Hess

3.4.1 Menjelaskan definisi H reaksi hukum Hess

4.5 Menggunakan Hukum Hess untuk mengitung H suatu reaksi

4.5.1 Menjelaskan definisi H reaksi hukum Hess

4.5.2 Menyelesaikan operasi hitung H reaksi berdasarkan hukum Hess.

C. Tujuan Pembelajaran

Saat pembelajaran berlagsung diharapkan siswa terlibat aktif, dan serta di

akhir pembelajaran peserta didik diharapkan dapat :

1. Menjelaskan kembali defenisi H reaksi berdasarkan hukum Hess dari

masalah-masalah atau objek dalam kehidupan kita sehari-hari.

2. Mengerjakan operasi hitung H reaksi berdasarkan hukum Hess.

3. Memecahkan masalah yang diberikan dalam menentukan hasil operasi

hitung pada H reaksi berdasarkan hukum Hess.

4. Menerapkan materi operasi hitung H reaksi berdasarkan hukum Hess.

D. Materi Kimia

Hukum Hess

Page 28: ANALISIS SK, KD, TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR RANAH KOGNITIF

Hukum Hess

Hess dalam siklus Hess

entalpi dari hukum kekekalan energi

Menurut hukum Hess, karena

entalpi dari suatu reaksi kimia

digunakan untuk memperoleh

awal dan akhir yang berpengaruh terhadap perubahan entalpi, bukan langkah

langkah yang dilakukan untuk mencapainya.

Hal ini menyebabkan perubahan entalpi suatu reaksi dapat dihitung

sekalipun tidak dapat diukur secara langsung. Caranya adalah dengan melakukan

operasi aritmatika pada beberapa

diketahui. Persamaan

penjumlahan semua persamaan akan menghasilkan reaksi yang kita inginkan. Jika

suatu persamaan reaksi dikalikan (atau dibagi) dengan suatu angka, perubahan

entalpinya juga harus dikali (dibagi). Jika persamaan itu

perubahan entalpi harus dibalik pula (yaitu menjadi

Selain itu, dengan menggunakan hukum Hess, nilai ΔH juga dapat

diketahui dengan pengurangan

entalpi pembentukan

Hukum Hess adalah sebuah hukum dalam kimia fisik

siklus Hess. Hukum ini digunakan untuk memprediksi perubahan

kekekalan energi (dinyatakan sebagai fungsi keadaan ΔH).

Menurut hukum Hess, karena entalpi adalah fungsi keadaan

reaksi kimia adalah sama, walaupun langkah

digunakan untuk memperoleh produk berbeda. Dengan kata lain, hanya keadaan

awal dan akhir yang berpengaruh terhadap perubahan entalpi, bukan langkah

dilakukan untuk mencapainya.

Hal ini menyebabkan perubahan entalpi suatu reaksi dapat dihitung

sekalipun tidak dapat diukur secara langsung. Caranya adalah dengan melakukan

pada beberapa persamaan reaksi yang perubahan entalpinya

diketahui. Persamaan-persamaan reaksi tersebut diatur sedemikian rupa sehingga

penjumlahan semua persamaan akan menghasilkan reaksi yang kita inginkan. Jika

suatu persamaan reaksi dikalikan (atau dibagi) dengan suatu angka, perubahan

entalpinya juga harus dikali (dibagi). Jika persamaan itu dibalik, maka tanda

perubahan entalpi harus dibalik pula (yaitu menjadi -ΔH).

Selain itu, dengan menggunakan hukum Hess, nilai ΔH juga dapat

diketahui dengan pengurangan entalpi pembentukan produk-produk dikurangi

entalpi pembentukan reaktan. Secara matematis

.

28

untuk ekspansi

. Hukum ini digunakan untuk memprediksi perubahan

(dinyatakan sebagai fungsi keadaan ΔH).

fungsi keadaan, perubahan

adalah sama, walaupun langkah-langkah yang

berbeda. Dengan kata lain, hanya keadaan

awal dan akhir yang berpengaruh terhadap perubahan entalpi, bukan langkah-

Hal ini menyebabkan perubahan entalpi suatu reaksi dapat dihitung

sekalipun tidak dapat diukur secara langsung. Caranya adalah dengan melakukan

yang perubahan entalpinya

si tersebut diatur sedemikian rupa sehingga

penjumlahan semua persamaan akan menghasilkan reaksi yang kita inginkan. Jika

suatu persamaan reaksi dikalikan (atau dibagi) dengan suatu angka, perubahan

dibalik, maka tanda

Selain itu, dengan menggunakan hukum Hess, nilai ΔH juga dapat

produk dikurangi

Page 29: ANALISIS SK, KD, TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR RANAH KOGNITIF

29

Untuk reaksi-reaksi lainnya secara umum

.

Hukum Hess menyatakan bahwa perubahan entalpi keseluruhan dari suatu

proses hanya tergantung pada keadaan awal dan akhir reaksi, dan tidak tergantung

kepada rute atau langkah-langkah diantaranya. Dengan mengetahui ΔHf

(perubahan entalpi pembentukan) dari reaktan dan produknya, dapat diramalkan

perubahan entalpi reaksi apapun, dengan rumus

ΔH=ΔHfP-ΔH fR

Perubahan entalpi suatu reaksi juga dapat diramalkan dari perubahan

entalpi pembakaran reaktan dan produk, dengan rumus

ΔH=-ΔHcP+ΔHcR

Contoh :

1. Contoh tabel yang digunakan untuk menerapkan hukum Hess

Zat ΔHfɵ /KJ.mol-1

CH4 (g) -75

O2 (g) 0

CO2 (g) -394

H2O (l) -286

Dengan menggunakan data entalpi pembentukan di atas dapat diketahui

perubahan entalpi untuk reaksi-reaksi dibawah ini:

CH4(g)+2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(l)

Page 30: ANALISIS SK, KD, TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR RANAH KOGNITIF

30

ΔHcɵ+-75+0=-394+2x-286

ΔHcɵ-75=-966

ΔHcɵ=-891KJ.mol-1

2. Jika diketahui:

B2O3(s) + 3H2O(g) → 3O2(g) + B2H6(g) ΔH = +2035 kJ

H2O(l) → H2O(g) ΔH = +44 kJ

H2(g) + (1/2)O2(g) → H2O(l) ΔH = -286 kJ

2B(s) + 3H*2B(s) + (3/2)O2(g) → B2O3(s)

Persamaan-persamaan reaksi di atas (berikut perubahan entalpinya) dikalikan

dan/atau dibalik sedemikian rupa:

B2H6(g) + 3O2(g) → B2O3(s) + 3H2O(g) ΔH = -2035 kJ

3H2O(g) → 3H2O(l) ΔH = -132 kJ

3H2O(l) → 3H2(g) + (3/2)O2(g) ΔH = +858 kJ

2B(s) + 3H2(g) → B2H6(g) ΔH = +36 kJ

Sehingga penjumlahan persamaan-persamaan di atas akan menghasilkan

2B(s) + (3/2)O2(g) → B2O3(s) ΔH = -1273 kJ

Konsep dari hukum Hess juga dapat diperluas untuk menghitung perubahan

fungsi keadaan lainnya, seperti entropi dan energi bebas. Kedua aplikasi ini amat

berguna karena besaran-besaran tersebut sulit atau tidak bisa diukur secara

langsung, sehingga perhitungan dengan hukum Hess digunakan sebagai salah satu

cara menentukannya.

Untuk perubahan entropi:

ΔSo = Σ(ΔSfoproduk) - Σ(ΔSf

oreaktan)

ΔS = Σ(ΔSoproduk) - Σ(ΔSo

reaktan).

Page 31: ANALISIS SK, KD, TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR RANAH KOGNITIF

31

Untuk perubahan energi bebas:

ΔGo = Σ(ΔGfoproduk) - Σ(ΔGf

oreaktan)

ΔG = Σ(ΔGoproduk) - Σ(ΔGo

reaktan).

E. Model/Metode Pembelajaran

Pendekatan Pembelajaran : Pendekatan saintifik (scientific).

Strategi Pembelajaran : Kooperatif Learning

Model Pembelajaran : STAD

Metode Pembelajaran : Ceramah, diskusi, tanya jawab, pengamatan dan

penugasan

F. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan ke-13

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan

1. Melakukan pembukaan dengan salam

pembuka dan berdoa untuk memulai

pembelajaran.

2. Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai

sikap disiplin.

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang

akan dicapai.

4. Melakukan apersepsi dengan mengajukan

pertanyaan untuk mengarahkan siswa kemateri

yang akan dipelajari

15 menit

Kegiatan Inti a. Mengamati 150 menit

Page 32: ANALISIS SK, KD, TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR RANAH KOGNITIF

32

1. Siswa melakukan pengamatan untuk

mempelajari materi H suatu reaksi

berdasarkan Hukum Hess yang terdapat

pada buku pegangan siswa (hal 56-60).

2. Siswa diarahkan untuk mempelajari materi

tersebut.

b. Menanya

1. Siswa diberi kesempatan untuk mengajukan

pertanyaan yang terkait dengan materi H

suatu reaksi berdasarkan hukum Hess yang

telah dipelajari dari buku pegangan siswa

maupun dari sumber lain.

2. Siswa diarahkan untuk mengajukan

pertanyaan tentang hal-hal yang belum

diketahui dari materi yang dipelajari.

c. Menalar

1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok

dengan tiap kelompok terdiri dari 4 orang.

2. Siswa mendiskusikan masalah-masalah

yang diberikan tentang operasi hitung pada

matriks (hal 56 & 60).

3. Selama siswa bekerja di dalam kelompok,

guru memperhatikan dan mendorong siswa

semua untuk terlibat dalam diskusi.

4. Salah satu kelompok diminta untuk

menampilkan hasil diskusi didepan kelas

dan kelompok yang lain menanggapi.

5. Guru mengumpulkan semua hasil diskusi.

d. Mencoba

1. Siswa mencoba pada permasalahan lain atau

Page 33: ANALISIS SK, KD, TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR RANAH KOGNITIF

33

soal yang relevan yang terdapat dalam kelas

atau lingkungan sekitar untuk mendapatkan

pemahaman yang sama dalam menemukan

operasi hitung pada matriks.

e. Jejaring

1. Dengan tanya jawab guru mengarahkan

semua siswa pada kesimpulan mengenai

operasi hitung H pada suatu reaksi

berdasarkan hukum Hess.

2. Guru memberikan soal yang terkait dengan

operasi hitung pada matriks,siswa dan guru

menyelesaikan kedua soal menggunakan

strategi yang tepat

Penutup

1. Siswa diminta menyimpulkan tentang H

suatu reaksi berdasarkan hukum Hess.

2. Guru memberikan beberapa soal sebagai tugas

/ PR mengenai operasi hitung H suatu reaksi

berdasarkan hukum Hess.

3. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran

dengan memberikan pesan untuk tetap belajar.

15 menit

G. Alat/Media/Sumber Pembelajaran

a. White Board

b. Spidol

c. Lembar penilaian

Sumber Pembelajaran

a. Buku Kimia Siswa ( hal : 56-60)

b. Buku Kimia yang relevan

Page 34: ANALISIS SK, KD, TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR RANAH KOGNITIF

34

H. Penilaian Hasil Belajar

1. Teknik Penilaian : pengamatan, tes tertulis

2. Prosedur Penilaian :

No Aspek yang dinilai Teknik

Penilaian

Waktu

Penilai

an

1. Sikap

a. Terlibat aktif dalam pembelajaran

operasi hitung H suatu reaksi

berdasarkan Hukum Hess.

b. Bekerjasama dalam kegiatan

kelompok.

c. Toleran terhadap proses pemecahan

masalah yang berbeda dan kreatif.

Pengamatan Selama

pembel

ajaran

dan

saat

diskusi

2. Pengetahuan

a. Menjelaskan kembali definisi H

suatu reaksi berasarkan Hukum Hess.

b. Menentukan hasil operasi hitung H

suatu reaksi berdasarkan Hukum

Hess.

Pengamatan

dan tes

Penyele

saian

tugas

individ

u dan

kelomp

ok

3.

Keterampilan

a. Terampil menerapkan konsep/prinsip

dan strategi pemecahan masalah yang

relevan yang berkaitan dengan operasi

hitung H pada suatu reaksi

berdasarkan hukum Hess.

Pengamatan

Penyele

saian

tugas

(baik

individ

u

Page 35: ANALISIS SK, KD, TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR RANAH KOGNITIF

35

No Aspek yang dinilai Teknik

Penilaian

Waktu

Penilai

an

maupun

kelomp

ok) dan

saat

diskusi

I. Instrumen Penilaian Hasil belajar

Tes tertulis

1. Hitunglah Nilai ΔHcɵ pada data yang diberikan pada tabel

di bawah ini!

Zat ΔHfɵ /KJ.mol-1

CH4 (g) -90

O2 (g) 0

CO2 (g) -255

H2O (l) -190

2. Diketahui reaksi:

S + O2 → SO2 ΔH = − 71 kkal

2SO2 + O2 → 2SO3 (g) ΔH = − 47 kkal

Tentukan ΔH untuk reaksi S + 3/2O2 → SO3 !

3. Sebutkan dan Jelaskan bunyi dari Hukum Hess!

Page 36: ANALISIS SK, KD, TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR RANAH KOGNITIF

36

Kunci Jawaban :

1. Diketahui :

CH4 (g) = -90 KJ.mol-1

O2 (g) = 0 KJ.mol-1

CO2 (g) = -255 KJ.mol-1

H2O (l) = -190 KJ.mol-1

Ditanya :

ΔHcɵ = .................?

CH4(g)+2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(l)

ΔHcɵ+-90+0=-255+2x-190

ΔHcɵ-90=-445 + 2x

ΔHcɵ-90 + 445 = 2x

ΔHcɵ + 355 = 2x

ΔHcɵ = - 355/ 2x

ΔHcɵ= -177, 5 KJ.mol-1

2. Diketahui :

S + O2 → SO2 ΔH = − 71 kkal

2SO2 + O2 → 2SO3 (g) ΔH = − 47 kkal

Ditanya :

H pada reaksi S + 3/2O2 → SO3!

Penyelesaian :

Reaksi dibagi 2

Page 37: ANALISIS SK, KD, TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR RANAH KOGNITIF

37

3. Hukum Hess adalah sebuah hukum dalam kimia fisik

untuk ekspansi Hess dalam siklus Hess. Hukum ini

digunakan untuk memprediksi perubahan entalpi dari

hukum kekekalan energi (dinyatakan sebagai fungsi

keadaan H). Hukum Hess menyatakan bahwa

perubahan entalpi keseluruhan dari suatu proses hanya

tergantung pada keadaan awal dan akhir reaksi, dan

tidak tergantung kepada rute atau langkah-langkah

diantaranya.

ATURAN PENSKORAN TES TERTULIS

NO

SOAL

SKOR

MAKSIMAL KETERANGAN Skor

1. 40

* Jika jawaban lengkap dan

benar

* Jika jawaban kurang lengkap

* Jika menjawab dengan salah

40

20

10

2. 40

* Jika jawaban lengkap dan

benar

* Jika jawaban kurang lengkap

* Jika menjawab dengan salah

40

20

10

3. 20

* Jika jawaban lengkap dan

benar

* Jika jawaban kurang lengkap

* Jika menjawab dengan salah

20

10

5

Page 38: ANALISIS SK, KD, TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR RANAH KOGNITIF

38

Jumlah Skor 100

Mengetahui Palembang,

Juli 2013

Kepala Sekolah Guru mata

pelajaran

Drs. H. Ibrahim, M.T Ovita Laura,

S.Pd

Page 39: ANALISIS SK, KD, TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR RANAH KOGNITIF

39

LEMBAR KERJA KELOMPOK

MATA PELAJARAN : KIMIA

KELAS : XI ( ............................)

MATERI AJAR : Perubahan Entalpi Reaksi

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :

………………............................................................................................................

.......................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

..................................................................................................

Petunjuk :

- Sebelum kamu mengerjakan tugas kelompok, bacalah permasalahan tentang

Perubahan Entalpi Rekasi berdasarkan Hukum Hess di buku siswa halaman 56-

60.

-. Isilah titik-titik dibawah ini.

1. Sebutkan dan Jelaskan pengertian H berdasarkan Hukum Hess!

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

.........................................................................................................................

2. Gambarkan dan Jelaskan diagram Hess pada data berikut ini !

2C(s) + 2O2(g) -788 kJ

2CO2(g) - 566 kJ

Page 40: ANALISIS SK, KD, TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR RANAH KOGNITIF

40

2CO(g) + O2(g) - 222 kJ

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

.............

3. Jika diketahui:

B2O3(s) + 3H2O(g) → 3O2(g) + B2H6(g) ΔH = +2035 kJ

H2O(l) → H2O(g) ΔH = +44 kJ

H2(g) + (1/2)O2(g) → H2O(l) ΔH = -286 kJ

2B(s) + 3H*2B(s) + (3/2)O2(g) → B2O3(s)

Hitunglah penjumlahan persamaan reaksi-reaksi diatas!

..................................................................................................................

..................................................................................................................

..................................................................................................................

..................................................................................................................

..................................................................................................................

..................................................................................................................

..................................................................................................................

..................................................................................................................

..................................................................................................................

..................................................................................................................

..............................................................................

Page 41: ANALISIS SK, KD, TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR RANAH KOGNITIF

41

Pada dasarnya RPP kurikulum 2013 mengandung semua aspek, dari

kogntif, afektif, dan psikomotor. Tapi pada RPP ini pada indikator dan tujuan

pembelajaran sudah bisa terlihat kata Menjelaskan yang merupakan kata kerja

operasional ranah kognitif.

Page 42: ANALISIS SK, KD, TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR RANAH KOGNITIF

42

1.3 Kesimpulan

Setiap penyusunan RPP, untuk Analisis Standar Kompetensi, Kompetensi

Dasar, Tujuan Pembelajaran dan Indikator harus sesuai dengan Ranah Kognitif.

Karena dalam proses pembelajaran yang diajarkan adalah Ilmu Pengetahuan yang

sesuai dengan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Tujuan Pembelajaran dan

Indikator yang sudah ditentukan.

Page 43: ANALISIS SK, KD, TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR RANAH KOGNITIF

43

Daftar Pustaka

Anonim. http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom#Domain_Kognitif

diakses pada tanggal 20 November 2013

Anonim. 2012. Analisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

http://mgmpjawapemalang.wordpress.com/2012/09/30/analisis-standar

kompetensi-dan-kompetensi-dasar/ diakses pada 20 November 2013

Irawan, Donny. 2013. Pemetaan Kompetensi Dasar. http://sertifikasi-

inpasing.com/2013/09/pemetaan-kompetensi-dasar-

dasar_8724.html?m=1 diakses pada 20 November 2013

Sudrajat, Akhmad. 2009. Tujuan Pembelajaran Sebagai Komponen Penting

Dalam Pembelajaran.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/08/30/tujuan-pembelajaran-

sebagai-komponen-penting -dalam-pembelajaran/ diakses pada 20

November 2013

Sudrajat, Akhmad. 2009. Pengembangan Indikator.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/08/30/pengembangan-

indikator/ diakses pada 20 November 2013

Supeksa, Ketut. 2012. Daftar Kata Kerja Ranah Kognitif (C1-C6), Afektif (A1-

A5), dan Psikomotorik (P1-P4).

http://supeksa.wordpress.com/2012/12/10/daftar-kata-kerja-ranah-kognitif-

c1-c6-afektif-a1-a5-psikomotor-p1-p4/ diakses pada 20 November 2013

.

Page 44: ANALISIS SK, KD, TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR RANAH KOGNITIF

44

Tanya Jawab

1. Zoelistian (Kelompok 1)

Hal apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam mengembangkan

indikator?

Dijawab oleh Novan Dwinata :

Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan:

1. tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang

digunakan dalam KD;

2. karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah; dan

3. potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/

daerah.

2. Euis Wulan Novita (Kelompok 2)

Apa saja keuntungan dan kerugian yang diperoleh dalam penuangan

tujuan pembelajaran, dan apa hubungan ABCD dalam penganalisian SK,

KD, Indikator, dan Tujuan Pembelajaran?

Dijawab oleh Sisko Amirudin : Keuntungan dari penuangan tujuan

pembelajaran yaitu tercapainya proses pembelajaran sesuai dengan kurikulum,

dan kerugiannya adalah kurangnya sarana dan prasarana, serta kemampuan guru

untuk mengembangkan pembelajaran, dan ketidaksiapan guru dalam

melaksanakan proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran tidak sesuai

dengan kurikulum. Dan dalam Analisis SK, KD, Indikator, dan Tujuan

Pembelajaran tentu ABCD ( Audience, Behavior, Condition, Degree) ada

hubungannya. Hamzah B. Uno (2008) mengemukakan tentang teknis penyusunan

tujuan pembelajaran dalam format ABCD. A=Audience (petatar, siswa,

mahasiswa, murid dan sasaran didik lainnya), B=Behavior (perilaku yang dapat

diamati sebagai hasil belajar), C=Condition (persyaratan yang perlu dipenuhi agar

Page 45: ANALISIS SK, KD, TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR RANAH KOGNITIF

45

perilaku yang diharapkan dapat tercapai, dan D=Degree (tingkat penampilan yang

dapat diterima).

3. Tri Maryati (Kelompok 5)

Berikan contoh SK, KD, Indikator, dan Tujuan Pembelajaran Ranah

Kognitif!

Dijawab oleh Ovita Laura : Penganalisisan itu sebenarnya hanya dilakukan

pada indikator dan tujuan pembelajaran karena SK dan KD sudah ditentukan dari

pusat. Contoh

Indikator ranah kognitif itu :

Menjelaskan Konstruksi dan Cara kerja Motor Bakar 2 tak dan 4 tak.

Pada Indikator ini terdapat kata menjelaskan yang pada tabel kata

operasional termasuk kata kerja ranah kognitif.

Tujuan pembelajaran ranah kognitif :

Setelah mempelajari pelajaran ini siswa diharapkan mampu:

Menjelaskan siklus motor 2 dan 4 langkah

Dan bisa kita lihat juga terdapat kata menjelaskan yang termasuk kata

kerja operasional ranah kognitf.

4. Ardiansyah (Kelompok 2)

Tolong jelaskan proses analisis SK, KD, Indikator, dan Tujuan

Pembelajaran ranah kognitif!

Dijawab oleh Erik Hidayat :

Page 46: ANALISIS SK, KD, TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR RANAH KOGNITIF

46

Penganalisisan hanya pada indikator dan tujuan pembelajaran saja, karena

SK dan KD diturunkan dari pusat. Untuk proses penganalisisan tentu yang

pertama kita melihat silabus, apa isi dari cakupan indikator dan tujuan

pembelajaran, lalu dituangkan ke rpp, di rpp kita bisa melihat aspek apa yang

ditujukan, apakah itu aspek kognitif, afektif, ataupun psikomotor.

5. Juneri Sinambela (Kelompok 4)

Apakah kata kerja operasional ranah kognitif harus digunakan

pada SK, KD, Indikator, dan tujuan pembelajaran?

Dijawab oleh Maulana : Ya tentu, hal itu ditujukan agar guru maupun

siswa mengetahui apa yang harus dituju dan dicapai dalam suatu pembelajaran.