Anatomi Dan Fisiologi Rongga Pleura by Rizky Andriani v2_260214

5/20/2018 Anatomi Dan Fisiologi Rongga Pleura by Rizky Andriani v2_260214

1/86

Rizky Andriani

ANATOMI DAN FISIOLOGI PLEURA

TINJAUAN PUSTAKA I

Jumat, 28 Februari 2014

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PERSAHABATAN

JAKARTA


2/86

Halaman 4 baris pertama permukaanparietal toraks, mediastinum dan diafragma.

Halaman 15Gambar 6 adalah Gambar 7.

Halaman 18 baris 8 kadar LDH cairanpleura lebih dari 0,6dihapus.

Koreksi


3/86

Pendahuluan Anatomi Pleura

- Perkembangan embriologi pleura

- Struktur mikroskopik pleura Fisiologi Pleura

- Fisiologi tekanan pleura

- Fisiologi cairan pleura

Kesimpulan

Konsep


4/86

Pleura

Pleura adalah membran serosa berisi selapis

mesotelium yang melapisi parenkim paru,

mediastinum, diafragma dan tulang-tulang iga.

Pleura viseral melapisi seluruh permukaan luar paru

Pleura parietal membatasi rongga paru dan melapisidinding dada bagian dalam & mediastinum.

Sumber :

1. Light RW. Anatomy of the pleura. In: Light RW. Pleural diseases. 5 thed. Tenessee: Lippincott Williams & Wilkins; 2007. p. 2-7.2. Yalcon NG, Choong CKC, Eizenberg N. Anatomy and pathophysiology of the pleura and pleural space. Thorac Surg Clin 2013;23:1-10.


5/86

Fungsi Membran Pleura

Memungkinkan gerakan paru yang ekstensif

terhadap dinding dada dengan pleura viseral

sebagai penunjang mekanik terhadap paru:

Berperan dalam bentuk paru

Membatasi pengembangan paru

Berperan dalam pengempisan/deflasi paru.

Sumber :

1. Broaddus VC, Light RW. Pleural Effusion. In: Mason RJ, Broaddus VC, Martin TR, King TE, Schraufnagel DE, Murray JF, et al., editors.Murray and nadels textbook of respiratory medicine. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2010. p. 1719-63.


6/86

Cairan Pleura

Rongga pleura cairan pleura serosa yangmelubrikasi permukaan pleura, memisahkan kedua

lapisan pleura dan memungkinkan kedua lapisan

pleura dapat bergesekan tanpa hambatan selama

proses pernapasan.

Cairan pleura pembuluh kapiler pleura, ruang

interstitial paru, jaringan limfatik intratoraks,

pembuluh darah intratoraks dan atau ronggaperitoneum

Sumber :1 .Moore KL, Dalley AF, Agur AMR. Thorax. In: Moore KL, Dalley AF, Agur AMR, editors. Clinically oriented anatomy. 6th ed. Baltimore:

Lippincott Williams & Wilkins Baltimore; 2010. p. 108-13.

2. Mehran RJ, Deslauriers J. Anatomy and physiology of the pleural space. In: Patterson GA, Pearson FG, Cooper JD, Deslauriers J, Rice TW,

Luketich JD, et al., editors. Pearson's thoracic and esophageal surgery. 3rd ed. Philadelphia: Churchill Livingstone Elsevier; 2008. p. 1001-7.3. Light RW. Physiology of the pleural space. In: Light RW. Pleural diseases. 5th ed. Tenessee: Lippincott Williams & Wilkins; p. 8-16.


7/86

Anatomi Pleura

Bahasa latinpleuron = sisi

Pleura adalah selapis membran jaringan fibrosa yang

halus, basah dan semi-transparan serta terdiri dari

selapis epitel skuamosa yang disebut mesotelium,dengan total luas permukaan 2000 cm2

Pleura parietal terbagi atas : 1. Pleura parietal costae2. Pleura parietal mediastinum

3. Pleura parietal diafragmatika4. Pleura parietal servikal

Sumber :

1. Light RW. Anatomy of the pleura. In: Light RW. Pleural diseases. 5 thed. Tenessee: Lippincott Williams & Wilkins; 2007. p. 2-7.

2. Yalcon NG, Choong CKC, Eizenberg N. Anatomy and pathophysiology of the pleura and pleural space. Thorac Surg Clin 2013;23:1-10.

3. Wang N, Rahman NM. Anatomy of the pleura. In: Light RW, Lee YCG. Textbook of Pleural Disease. 2nd ed. UK: Hodder & Stoughton Ltd;

2008. p. 1-25.4. Weinberger S, Cockrill BA, Mandel J. Principles of pulmonary medicine. 6th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2009. p. 201-15


8/86

Struktur Rongga Pleura dan Paru

Sumber :

1. Moore KL, Dalley AF, Agur AMR. Thorax. In: Moore KL, Dalley AF, Agur AMR, editors. Clinically oriented anatomy. 6th ed.Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins Baltimore; 2010. p. 108-13.


9/86

Cairan Pleura

Berfungsi sebagai pelicin

Rerata total pada manusia 0,26 0,1 ml/kg BB dan

pada hewan 0,040,2 ml/kg BB.

Volume cairan pleura 15-20 ml dengan jumlahsekitar 1700 sel/mm375% makrofag, 23% limfosit,

1% sel-sel mesotel.

Cairan pleura merupakan keadaan ekuilibrium produksi danpenyerapan cairan yang konstan di rongga pleura.

Sumber :

1. Light RW. Anatomy of the pleura. In: Light RW. Pleural diseases. 5 thed. Tenessee: Lippincott Williams & Wilkins; 2007. p. 2-7.

2. Yalcon NG, Choong CKC, Eizenberg N. Anatomy and pathophysiology of the pleura and pleural space. Thorac Surg Clin 2013;23:1-10.

3. Ochs M,Weibel ER. Functional design of the human lung for gas exchange. In: Fishman AP, Elias JA, Fishman JA, Grippi MA,

Senior RM, Pack AI, editors. Fishmans pulmonary diseases and disorders. 4th ed. US: The McGraw-Hill Companies, Inc; 2008. p. 23-4.


10/86

Pleura parietal costaearteri mamari interna & arteri interkosta.

Pleura parietal mediastinum arteri perikardiofrenikus, arteri

mediastinal, arteri mamari interna, arteri diafragmatika atas dan

arteri bronkial.

Pleura parietal servikalarteri subklavia dan percabangannya.

Pleura parietal diafragmatika arteri frenikus superior, arteri

mediastinum posterior dari aorta toraks, arteri frenikus inferior

dari aorta abdominalis dan arteri muskulofrenikus.

Sirkulasi vena dari pleura parietal akan masuk ke sirkulasi venasistemik.

Perdarahan Pleura

Sumber :

1. Light RW. Physiology of the pleural space. In: Light RW. Pleural diseases. 5th ed. Tenessee: Lippincott Williams & Wilkins; 2007. p. 8-16.


2008. p. 1-25.

3. Weinberger S, Cockrill BA, Mandel J. Principles of pulmonary medicine. 6th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2009. p. 201-15.


11/86

Pleura viseral diperdarahi oleh sirkulasi arteri sistemik, terutamaoleh percabangan sirkulasi arteri bronkial.

Berbeda dengan pleura parietal, pleura viseral memiliki

penyerapan atau drainase vena ke dalam sistem vena pulmoner.

Berdasarkan hasil penelitian pada hewan uji coba, perdarahan

pleura viseral tergantung dari ketebalan pleura :

Hewan dengan pleura tipisdari sirkulasi paru

Hewan dengan pleura tebal dari sirkulasi sistemik melalui

arteri bronkialis.

Perdarahan Pleura

Sumber :



2008. p. 1-25.



12/86

Pleura Parietal

Saraf interkosta mempersarafi pleura parietal costae dan bagian

perifer dari pleura parietal diafragmatikanyeri dada pleuritik

Saraf frenikus mempersarafi pleura parietal diafragmatika di

bagian sentralnyeri di bahu ipsilateral bila area ini terstimulasi.

Pleura viseral

Tidak memiliki saraf nyeri

Dapat dimanipulasi tanpa menyebabkan nyeri

Persarafan Pleura

Sumber :



2008. p. 1-25.



13/86

Perkembangan Embriologi Pleura

Seluruh rongga tubuhrongga tubuh primitif /ronggakoelom (coelom) yang berbentuk huruf U.

Rongga koelom akan terbagi 3 : rongga perikardium,

rongga pleura dan rongga peritoneum Rongga pleura, rongga perikardium dan rongga

peritoneum mulai terbentuk dari mesoderm pada usia

3 minggu gestasi dan akan terpisah dari masing-

masing rongga pada usia 9 minggu gestasi.

Sumber :

1. Broaddus VC, Light RW. Pleural Effusion. In: Mason RJ, Broaddus VC, Martin TR, King TE, Schraufnagel DE, Murray JF, et al., editors.

Murray and nadels textbook of respiratory medicine. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2010. p. 1719-63.



2008. p. 1-25.4. Ochs M,Weibel ER. Functional design of the human lung for gas exchange. In: Fishman AP, Elias JA, Fishman JA, Grippi MA, Senior RM,

Pack AI, editors. Fishmans pulmonary diseases and disorders. 4th ed. US: The McGraw-Hill Companies, Inc; 2008. p. 23-4.

k k k k l


14/86

Struktur Mikroskopik Pleura

Sumber :



2008. p. 1-25.

3. Corrin B, Nicholson AG. Pleura and chest wall. In: Corrin B, Nicholson AG, editors. Pathology of the lungs. 3rd ed. UK: Elsevier Limited;

2011. p. 707-38.


15/86

Satu lapisan tunggal sel-sel mesotel melapisipermukaan kedua pleura parietal dan pleura viseral.

Sel mesotel tampak rata dan kuboid serta memiliki

ukuran bervariasi dari diameter 16,46,8 m hingga

41,99,5 m dan ketebalan 1-4 m, dengansitoplasma dan nukleus berbentuk bundar atau oval

di dalamnya.

Setiap sel mesotel dilapisi oleh permukaan mikroviliyang tidak rata dengan diameter 0,1 m dan panjang

0,5-3 m.

Sel Mesotel

Sumber :





2008. p. 1-25.


16/86

Fungsi Sel-sel Mesotel

Sumber :

1. Corrin B, Nicholson AG. Pleura and chest wall. In: Corrin B, Nicholson AG, editors. Pathology of the lungs. 3rd ed. UK: Elsevier Limited;2011. p. 707-38.


17/86

Tekanan pleura adalah tekanan pada permukaan luarparu dan jantung serta pada permukaan dalam

rongga toraks.

Tekanan pleura berperan penting dalam

menentukan volume paru, jantung dan ronggatoraks.

Fisiologi Pleura

Fungsi utama pleura dan rongga pleura memfasilitasipengembangan dan pengempisan paru di dalam dada.

Sumber :


2. Broaddus VC. Physiology: fluid and solute exchange in normal physiological states. In: Light RW, Lee YCG, editors. Textbook of pleuraldisease. 2nd ed. UK: Hodder & Stoughton Ltd; 2008. p. 44-7.


18/86

Tekanan pleurakeseimbangan tarikan ke luar darirongga toraks dan tarikan ke dalam dari paru.

Tekanan pleura dalam keadaan normal adalah

bernilai 3 hingga 5 cm H2O pada KRF dan bernilai

30 cm H2O pada KPT.

Selama inspirasi normal, ekspansi rongga toraks akan

menarik keluar dengan gaya yang lebih besar dan

menciptakan tekanan yang lebih negatif yaitu 7,5cm H2O.

Fisiologi Tekanan Pleura

Sumber :



2. Akulian J, Yarmus L, Feller-Kopman D. The evaluation and clinical application of pleural physiology. Clin Chest Med 2013;34:11-9.

3. Guyton AC, Hall JE. Pulmonary ventilation. In: Guyton AC, Hall JE, editors. Textbook of medical physiology. 11th ed. Philadelphia: WBSauders Company; 2006. p. 471-82.


19/86

Perubahan volume paru, tekanan alveolus, tekanan pleura

dan tekanan transpulmoner selama respirasi biasa

Sumber :

1. Guyton AC, Hall JE. Pulmonary ventilation. In: Guyton AC, Hall JE, editors. Textbook of medical physiology. 11th ed. Philadelphia:WB Sauders Company; 2006. p. 471-82.


20/86

Prinsip utama pembentukan & penyerapan cairan pleura :pembentukan cairan pleura terutama dari permukaan pleura

parietal dan penyerapan cairan pleura melalui stomata ke dalam

jaringan limfatik pleura parietal.

Pergerakan cairan di antara pembuluh kapiler pleura dan rongga

pleura diatur oleh hukum Starling :

Gaya hidrostatik yang menyaring air keluar pembuluh darah

Gaya onkotik yang menyerap air kembali ke dalam pembuluhdarah.

Fisiologi Cairan Pleura

Sumber :


2. Guyton AC, Hall JE. Pulmonary ventilation. In: Guyton AC, Hall JE, editors. Textbook of medical physiology. 11th ed. Philadelphia: WB

Sauders Company; 2006. p. 471-82.

3. Miserocchi G. Mechanisms controlling the volume of pleural fluid and extravascular lung water. Eur Respir Rev 2009;114(18):244-52.

4. Starling EH. On the absorption of fluids from the connective tissue spaces. J Physiol 1896;19:312.5. Staub NC. Pulmonary edema. Physiol Rev 1974;54:678.


21/86

Hukum Starling

Jf = Kf [(P kapilerP pleura) ( kapiler pleura)]

Kf = koefisien filtrasi; perkalian permeabilitas hidrolik air dengan totalluas permukaan membran untuk filtrasi (Lp x S)

Jf =aliran cairan transpleura

P = tekanan hidrostatik

= koefisien kemampuan restriksi membran thdp migrasi molekul besar

= tekanan onkotik

Sumber :


2. Guyton AC, Hall JE. Pulmonary ventilation. In: Guyton AC, Hall JE, editors. Textbook of medical physiology. 11th ed. Philadelphia: WB

Sauders Company; 2006. p. 471-82.

3. Miserocchi G. Mechanisms controlling the volume of pleural fluid and extravascular lung water. Eur Respir Rev 2009;114(18):244-52.

4. Starling EH. On the absorption of fluids from the connective tissue spaces. J Physiol 1896;19:312.5. Staub NC. Pulmonary edema. Physiol Rev 1974;54:678.


22/86

Berbagai tekanan yang mempengaruhi pergerakan

cairan ke dalam dan ke luar rongga pleura

Sumber :



23/86

Pembentukan dan penyerapan cairan pleura pada

keadaan normal

Sumber :

1. Corrin B, Nicholson AG. Pleura and chest wall. In: Corrin B, Nicholson AG, editors. Pathology of the lungs. 3rd ed. UK: Elsevier Limited;2011. p. 707-38.


24/86

Sumber :

1. Light RW. Physiology of the pleural space. In: Light RW. Pleural diseases. 5th ed. Tenessee: Lippincott Williams & Wilkins; 2007. p. 8-16.2. Miserocchi G. Mechanisms controlling the volume of pleural fluid and extravascular lung water. Eur Respir Rev 2009;114(18):244-52.

Cairan yang memasuki rongga pleura dari rongga

interstitial paru & berkaitan dengan tekanan vena

pulmoner.

Cairan masuk ke rongga pleura pada keadaan normal

produksi rerata 0,010,02 ml/kg BB/jam.

Jumlah cairan masuk ke rongga pleura >> pada :

Cairan interstitial >> akibat edema

Kebocoran diafragma yang menyebabkan cairan masuk

dari rongga peritoneal dan gangguan duktus torakikus.

Fisiologi Cairan Pleura


25/86

Sumber :


Akumulasi cairan pleura di rongga pleurahukum Starling

Pengeluaran cairan pleura di rongga pleura sistem limfatik

pleura parietal.

Protein, sel-sel dan partikulat lain dikeluarkan dari ruang

pleura melalui stoma-stoma kecil dan tidak rata yang terdapat

pada sistem limfatik pleura parietal.

Drainase limfe setiap rongga pleura 0,220,40 ml/kgBB/jam

dan mencapai 28 kali kecepatan pembentukan cairan pleura

dalam keadaan normal.

Pengaturan Cairan Pleura


26/86

Kecepatan produksi cairan > 30x kecepatan produksi normaljika kecepatan pembentukan cairan pleura meningkat untuk

melebihi kapasitas penyerapan atau absorpsi cairan pleura.

Sebaliknya, jika kecepatan pembentukan cairan pleura

berkurang, diperlukan waktu lebih dari satu bulan dengankecepatan 12 mL/hari untuk menghasilkan efusi pleura yang

dapat terlihat pada gambaran radiografi toraks.

Efusi Pleura

Akumulasi cairan pleura yang berlebihan di rongga pleuraterjadi saat pembentukan cairan pleura melebihi kecepatan

penyerapan cairan pleura.

Sumber :



27/86

Penyebab Umum Efusi Pleura

Sumber :



28/86

Transudat, termasuk cairan rendah protein yang berasal darijaringan kapiler yang intak kebocoran cairan melewati

lapisan pelindung pembuluh kapiler akibat peningkatan

tekanan hidrostatik atau penurunan tekanan osmotik.

Penyebab efusi pleura transudatif : gagal ventrikel kiri, asitespada sirosis hati dan hipoproteinemia

Efusi Pleura Transudatif

Efusi pleura transudatif terjadi ketika faktor sistemik berperanpada perubahan pembentukan atau absorpsi cairan pleura

sehingga terjadi akumulasi cairan pleura.

Sumber :

1. Light RW. Clinical manifestations and useful tests. In: Light RW. Pleural diseases. 5th ed. Tenessee: Lippincott Williams & Wilkins; 2007.p. 74-109.


29/86

Eksudat, termasuk berbagai cairan yang berasal dari jaringankapiler yang terluka di paru, pleura atau jaringan sekitarnya

dari kebocoran cairan & protein melewati lapisan

pelindung pembuluh kapiler dengan peningkatan

permeabilitas. Penyebab umum : keganasan pleura, efusi parapneumonia

dan emboli paru.

Efusi Pleura Eksudatif

Efusi pleura eksudatif terjadi ketika faktor permukaan pleura /pembuluh kapiler di pleura mengalami perubahan sehingga

menyebabkan penumpukan cairan pleura

Sumber :



30/86

Efusi Pleura Eksudatif : Kriteria Light

Perbandingan kadar protein cairan pleura dengan

kadar protein serum > 0,5

Perbandingan kadar LDH cairan pleura dengan kadarLDH serum > 0,6

Kadar LDH cairan pleura lebih tinggi 2/3 kali

dibandingkan nilai ambang batas kadar LDH serum.

Sumber :


l


31/86

Kesimpulan

1. Pleura adalah membran serosa berisi selapis mesotelium

yang melapisi parenkim paru, mediastinum, diafragma dan

tulang-tulang iga serta terdiri dari dua lapisan membran yaitu

pleura viseral dan pleura parietal.

2. Fungsi utama membran pleura adalah memungkinkan

gerakan paru yang ekstensif terhadap dinding dada dengan

pleura viseral sebagai penunjang mekanik terhadap paru,

berperan dalam bentuk paru, membatasi pengembanganparu dan berperan dalam pengempisan atau deflasi paru.

i l


32/86

Kesimpulan

3. Jumlah cairan pleura bergantung pada pergerakan cairan

pleura di antara pembuluh-pembuluh kapiler pleura dan

rongga pleura diatur oleh hukum pertukaran transkapiler

Starling dan eliminasi cairan melalui sistem limfatik di pleura

parietal.

4. Efusi pleura atau akumulasi cairan pleura di rongga pleura

terjadi saat pembentukan cairan pleura melebihi kecepatan

penyerapan atau absorpsi cairan pleura.


33/86

TERIMA KASIH


34/86


35/86

Sumber :1. Kushwaha R, Shashikala P, Hiremath S, Basavaraj HG. Cells in pleural fluid and their value in differential diagnosis. Journal of Cytology 2008;

25:138-43.


36/86


25:138-43.


37/86


25:138-43.


38/86

Sumber :

1. Kushwaha R, Shashikala P, Hiremath S, Basavaraj HG. Cells in pleural fluid and their value

in differential diagnosis. Journal of Cytology 2008;25:138-43.


39/86

Sumber :

1. Sahn SA, Huggins JT, San Jose ME, Alvarez-Dobano JM, Valdes L. Can tuberculous pleural effusions be diagnosed by pleural fluid analsisalone? Int J Tuberc Lung Dis 2013;17(6):787-93.


40/86


41/86

Sumber :1. Feller-Kopman D, Parker MJ, Schwartzstein RM. Assessment of pleural pressure in the evaluation of pleural effusions. CHEST 2009;135:201-9.


42/86

Sumber :

1. Yetkin O, Tek I, Kaya A, Ciledag A, Numanoglu. A simple laboratory measurement for discrimination of transudative and exudative pleural

effusion: Pleural viscosity. Respiratory Med 2006;100:1286-90.


43/86

Sumber :1. Sahn SA. Getting the most from pleural fluid analysis. Respirology 2012;17:270-277.


44/86



45/86



46/86

Sumber :

1. Nagai H, Chew SH, Okazaki Y, Funahashi S, Namba T, Kato T et al.

Metamorphosis of mesothelial cells with active horizontal motility in tissue

culture. Scientific Reports 2013;3:1-7.


47/86

Sumber :





48/86

Sumber :





49/86

Sumber :

1. Kouritas VK, Hatzoglou C, Foroulis CN, Hevas A, Gourgoulianis KI, Molyvdas PA. Low glucose level and low PH alter the electrochemicalfunction of human parietal pleura. Eur Respir J 2007;30:354-357.


50/86

Sumber :

1. Spyratos D, Sichletidis L, Manika K, Kontaklotis T, Chloros D, Patakas D. Expiratory flow limitation in patients with pleural effusion.Respiration 2007;74:572-578..


51/86

Sumber :

1. Mehran RJ, Deslauriers J. Anatomy and physiology of the pleural space. In: Patterson GA, Pearson FG, Cooper JD, Deslauriers J, Rice TW,Luketich JD, et al., editors. Pearson's thoracic and esophageal surgery. 3rd ed. Philadelphia: Churchill Livingstone Elsevier; 2008. p. 1001-7.


52/86

1. Sebagai lapisan pelindung fisis terhadap abrasi dan patogen

invasif.

2. Mensekresi surfaktan, proteoglikan dan glikosaminoglikan yang

membentuk permukaan licin non-adhesif yang berperan dalam

pergerakan intrakoelomik dan mengurangi gesekan melalui

mikrovili yang membantu distribusi surfaktan.

3. Memfasilitasi transportasi dan perpindahan cairan, sel dan

partikulat tertentu melewati permukaan pleura serta proses

migrasi leukosit sebagai respons terhadap mediator inflamasi.

4. Mempresentasikan antigen ke sel T.

Fungsi Sel Mesotel

Sumber :


2. Wang N, Rahman NM. Anatomy of the pleura. In: Light RW, Lee YCG. Textbook of Pleural Disease. 2nd ed. UK: Hodder & Stoughton Ltd; 2008. p. 1-25.


4. Ochs M,Weibel ER. Functional design of the human lung for gas exchange. In: Fishman AP, Elias JA, Fishman JA, Grippi MA, Senior RM, Pack AI,editors. Fishmans pulmonary diseases and disorders. 4th ed. US: The McGraw-Hill Companies, Inc; 2008. p. 23-4.

l l


53/86

5. Berperan dalam induksi dan resolusi inflamasi dan perbaikan

jaringan dengan mensekresi sitokin, growth factors, ECM,

protease dan mediator biologis lain.

6. Melepas faktor-faktor pemicu deposisi dan pembersihan fibrin.

7. Memproduksi makromolekul jaringan ikat seperti kolagen tipe

I, tipe II dan tipe IV, elastin, fibronektin dan laminin serta dapat

mengekspresikan filamen intermediet sesuai sel epitel dan

fibroblas.

8. Mengekspresikan aktivitas prokoagulan dan dapat memproduksi

nitrit oksida, TGF-dan sitokin lain.

Fungsi Sel Mesotel

Sumber :


2. Wang N, Rahman NM. Anatomy of the pleura. In: Light RW, Lee YCG. Textbook of Pleural Disease. 2nd ed. UK: Hodder & Stoughton Ltd; 2008. p. 1-25.


4. Ochs M,Weibel ER. Functional design of the human lung for gas exchange. In: Fishman AP, Elias JA, Fishman JA, Grippi MA, Senior RM, Pack AI,editors. Fishmans pulmonary diseases and disorders. 4th ed. US: The McGraw-Hill Companies, Inc; 2008. p. 23-4.

f i l k d if


54/86

Efusi pleura diklasifikasikan sebagai eksudat jika minimal

satu hal berikut terpenuhi yaitu:

Perbandingan kadar protein cairan pleura dengan kadar

protein serum lebih dari 0,5

Perbandingan kadar LDH cairan pleura dengan kadar LDHserum lebih dari 0,6

dan/atau

Kadar LDH cairan pleura lebih dari 0,6 atau lebih tinggi

2/3 kali dibandingkan nilai ambang batas kadar LDHserum.

Efusi Pleura Eksudatif

Sumber :





55/86

Sumber :1. Akulian J, Yarmus L, Feller-Kopman D. The evaluation and clinical application of pleural physiology. Clin Chest Med 2013;34:11-9.


56/86



57/86



58/86



59/86

Sumber :1. Toufektzian L, Sepsas E, Drossos V, Gkiozos, Syrrigos K. Lung Cancer 2013;10:1-9.

Tabel 1 (1)


60/86


Tabel 1 (1)

Tabel 1 (2)


61/86


Tabel 1 (2)

Tabel 2


62/86


Tabel 2

Tabel 3 (1)


63/86


Tabel 3 (1)

Tabel 3 (2)


64/86


Tabel 3 (2)

Tabel 3 (3)


65/86


Tabel 3 (3)

Tabel 4


66/86


Tabel 4


67/86

Sumber :1. Porcel JM. Pearls and myths in pleural fluid analysis. Respirology 2011;16:44-52.


68/86



69/86



70/86

Sumber :1. Nagai H, Chew SH, Okazaki Y, Funahashi S, Namba T, Kato T et al. Metamorphosis of mesothelial cells with active horizontal motility in

tissue culture. Scientific Reports 2013;3:1-7.


71/86

Sumber :

1. Nagai H, Chew SH, Okazaki Y, Funahashi S, Namba T, Kato T et al. Metamorphosis of mesothelial cells with active horizontal motility intissue culture. Scientific Reports 2013;3:1-7.


72/86

Sumber :

1. Kazmarek M, Sikora J. Macrophages in malignant pleural

effusionsalternatively activated tumor associated macrophages.

Wspolczes Onkol 2012;16(4):279-284.


73/86

Sumber :1. McGrath EE, Anderson PB. Diagnosis of pleural effusion: A systemic approach. Am J Crit Care 2011;20:119-28.


74/86

Sumber :1. McGrath EE, Anderson PB. Diagnosis of pleural effusion: A systemic

approach. Am J Crit Care 2011;20:119-28.


75/86

Sumber :1. McGrath EE, Anderson PB. Diagnosis of pleural effusion: A systemic

approach. Am J Crit Care 2011;20:119-28.


76/86


77/86


78/86

Sumber :

1. Porcel JM, Light RW. Diagnostic approach to pleural effusion in adults. Am Fam Physician 2006;73:1211-20.


79/86

Sumber :1. Porcel JM, Light RW. Diagnostic approach to pleural effusion in adults. Am Fam Physician 2006;73:1211-20.


80/86



81/86


Tabel 4 (1)


82/86


Tabel 4 (2)


83/86


Tabel 5 (1)


84/86


Tabel 5 (2)


85/86


Gambar 3 (1)

Gambar 3 (2)


86/86

Documents

Anatomi Dan Fisiologi Rongga Pleura by Rizky Andriani v2_260214