Asga Ny Diyang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Asuhan Keperawatan Keluarga Ny diang

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

I. Latar BelakangKeluarga berasal dari bahasa Sansekerta kulawarga. Kata kula berarti ras dan warga yang berarti anggota. Keluarga adalah lingkungan di mana terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah.Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut.Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan pada tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat setiap penduduk sehingga memiliki derajat kesehatan yang optimal. Salah satu cara untuk mencapainya adalah dengan memberikan asuhan keperawatan pada individu, keluarga, dan masyarakat.Pelayanan dan asuhan keperawatan keluarga merupakan salah satu upaya keperawatan yang berfokus pada keluarga di Indonesia sebagai klien. Untuk memehami asuhan keperawatan keluarga perlu mengetahui dan memahami tentang konsep keluarga sebagai klien, konsep keperawatan keluarga, dan proses keperawatan keluarga.Salah satu aspek terpenting dari keperawatan keluarga adalah pemberian asuhan keperawatan pada unit keluarga. Keluarga bersama dengan individu, kelompok, dan komunitas adalah klien atau resipien keperawatan. Keluarga sebagai unit asuhan keperawatan sangat besar pengaruhnya terhadap individu dan kelompok.Keluarga sebagai suatu kelompok individu dalam masyarakat dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan, atau memperbaiki masalah kesehatan dalam kelompoknya sendiri. Keluarga mempunyai peran utama dalam pemeliharaan kesehatan seluruh anggota keluarganya dan bukan individu itu sendiri yang mengusahakan tercapainya tingkat kesehatan yang diinginkan.Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan. Penyakit pada salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh keluarga tersebut. Peran anggota keluarga akan mengalami perubahan apabila salah satu anggotanya menderita sakit. Dalam perawatan pasien sebagai individu, keluarga berperan sebagai pengambil keputusan. Hal ini jelas sekali pada masyarakat timur. Bukan hanya anggota keluarga inti saja yang mengambil keputusan, anggota keluarga yang jauh juga ikut serta dalam pengambilan keputusan. Pada keluarga berpenghasilan rendah karena ketidakmampuannya, biasanya penyakit dalam keluarga ditangani sendiri oleh keluarga dengan membeli obat di warung.Keluarga merupakan perantara yang efektif dan efisien untuk berbagai usaha kesehatan masyarakat. Perawat dapat menjangkau masyarakat hanya melalui keluarga. Kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan terutama melalui peningkatan kesehatan keluarga.Penetapan keluarga sebagai klien atau sasaran asuhan keperawatan adalah hal yang tepat. Keluarga dalam hal ini tidak dipandang dari jumlah anggotanya, tetapi kesatuannya yang unik dalam menghadapi masalah. Keunikannya terlihat dari cara berkomunikasi, mengambil keputusan, sikap, nilai, cita-cita, hubungan dengan masyarakat luas dan gaya hidup yang tidak sama antara satu keluarga dan keluarga lainnya. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh lingkungan, zaman, dan geografis, keluarga di desa sangat berbeda dengan di kota dalam hal besarnya keluarga, struktur, nilai, dan juga gaya hidupnya.Keluarga mempunyai siklus perkembangan sebagaimana layaknya individu. Perkembangan itu terutama dalam hal besarnya keluarga dan kemampuannya, mulai dari pasangan yang baru menikah, baru memiliki anak, anak remaja, anak dewasa, sampai keluarga yang salah satu anggotanya meninggal dunia. Menurut Tapia, perkembangan keluarga juga mengikuti tahap-tahap seperti tahap bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, keluarga dewasa. Keluarga dewasa adalah keluarga mandiri yang sanggup memikul tanggung jawab dan enentukan perannya dengan baik.

II. TujuanA. Tujuan UmumSelama melaksanakan praktek keperawatan komunitas dan keluarga, mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada keluarga yang mempunyai masalah kesehatan sesuai konsep dan teori keperawatan keluarga.

B. Tujuan KhususSelama menyelesaikan praktek keperawatan keluarga, mahasiswa mampu :1. Mengidentifikasi data yang sesuai dengan masalah kesehatan keluarga1. Merumuskan diagnosa keperawatan keluarga sesuai dengan masalah kesehatan keluarga1. Merencanakan tindakan sesuai dengan diagnosa keperawatan keluarga1. Melaksanakan tindakan sesuai rencana yang telah ditentukan1. Mengevaluasi pelaksanaan tindakan keperawatan1. Mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Keluarga1. Pengartian KeluargaKeluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.Menurut Duval, 1997 (dalam Suprajitno.2004) mengemukakan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial setiap anggota.Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam peranannya masing- masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan. (Salvicion G Bailon dan Aracelis Maglaya 1989).1. Tahap dan Tugas Perkembangan KeluargaTahap dan siklus tumbuh kembang keluarga menurut Duval 1985 dan Friedman 1998, ada 8 tahap tumbuh kembang keluarga, yaitu :1. Tahap I : Keluarga PemulaKeluarga pemula merujuk pada pasangan menikah/tahap pernikahan. Tugas perkembangan keluarga saat ini adalah membangun perkawinan yang saling memuaskan, menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis, merencanakan keluarga berencana.1. Tahap II : Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai umur 30 bulan)Tugas perkembangan keluarga pada tahap II, yaitu membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit, mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran orang tua kakek dan nenek dan mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar masing-masing pasangan.1. Tahap III : Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berumur 2-6 tahun)Tugas perkembangan keluarga pada tahap III, yaitu memenuhi kebutuhan anggota keluarga, mensosialisasikan anak, mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak yang lainnya, mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan luar keluarga, menanamkan nilai dan norma kehidupan, mulai mengenalkan kultur keluarga, menanamkan keyakinan beragama, memenuhi kebutuhan bermain anak.1. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6-13 tahun)Tugas perkembangan keluarga tahap IV, yaitu mensosialisasikan anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya, mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga, membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak saat menyelesaikan tugas sekolah.1. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20 tahun)Tugas perkembangan keluarga pada tahap V, yaitu menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan mandiri, memfokuskan kembali hubungan perkawinan, berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak, memberikan perhatian, memberikan kebebasan dalam batasan tanggung jawab, mempertahankan komunikasi terbuka dua arah.1. Tahap VI : Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah)Tahap ini adalah tahap keluarga melepas anak dewasa muda dengan tugas perkembangan keluarga antara lain : memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang didapat dari hasil pernikahan anak-anaknya, melanjutkan untuk memperbaharui dan menyelesaikan kembali hubungan perkawinan, membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami dan istri.

1. Tahap VII: Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan atau pensiunan)Tahap keluarga pertengahan dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini juga dimulai ketika orang tua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat pasangan pensiun. Tugas perkembangannya adalah menyediakan lingkungan yang sehat, mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arah dengan lansia dan anak-anak, memperoleh hubungna perkawinan yang kokoh.1. Tahap VIII: Keluarga dalam tahap pensiunan dan lansiaDimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun terutama hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lain meninggal. Tugas perkembangan keluarga adalah mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan, menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun, mempertahankan hubungan perkawinan, menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan dan mempertahankan ikatan keluarga antara generasi.1. Tipe KeluargaMenurut Maclin, 1988 (dalam Achjar, 2010) pembagian tipe keluarga, yaitu :1. Keluarga Tradisional1. Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak yang hidup dalam rumah tangga yang sama.1. Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu keluarga yang hanya dengan satu orang yang mengepalai akibat dari perceraian, pisah, atau ditinggalkan.1. Pasangan inti hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak atau tidak ada anak yang tinggal bersama mereka.1. Bujang dewasa yang tinggal sendiri1. Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari nafkah, istri tinggal di rumah dengan anak sudah kawin atau bekerja.1. Jaringan keluarga besar, terdiri dari dua keluarga inti atau lebih atau anggota yang tidak menikah hidup berdekatan dalam daerah geografis.1. Keluarga non tradisional1. Keluarga dengan orang tua yang mempunyai anak tetapi tidak menikah (biasanya terdiri dari ibu dan anaknya).1. Pasangan suami istri yang tidak menikah dan telah mempunyai anak1. Keluarga gay/ lesbian adalah pasangan yang berjenis kelamin sama hidup bersama sebagai pasangan yang menikah1. Keluarga kemuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih satu pasangan monogamy dengan anak-anak, secara bersama menggunakan fasilitas, sumber dan mempunyai pengalaman yang sama.

Menurut Allender dan Spradley (2001)1. Keluarga tradisional1. Keluarga Inti (Nuclear Family) yaitu keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan anak kandung atau anak angkat1. Keluarga besar (extended family) yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya kakek, nenek, paman, dan bibi1. Keluarga dyad yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak1. Single parent yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak kandung atau anak angkat, yang disebabkan karena perceraian atau kematian.1. Single adult yaitu rumah tangga yang hanya terdiri dariseorang dewasa saja1. Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri yang berusia lanjut.1. Keluarga non tradisional1. Commune family yaitu lebih dari satu keluarga tanpa pertalian darah hidup serumah1. Orang tua (ayah/ ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup bersama dalam satu rumah1. Homoseksual yaitu dua individu yang sejenis kelamin hidup bersama dalam satu rumah tanggaMenurut Carter dan Mc Goldrick (1988) dalam Setiawan dan Darmawan (2005)1. Keluarga berantai (sereal family) yaitu keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.1. Keluarga berkomposisi yaitu keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama-sama.1. Keluarga kabitas yaitu keluarga yang terbentuk tanpa pernikahan

Peranan KeluargaPeranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut: Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat lingkungannya. Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya , ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, social dan spiritual.

1. Tugas KeluargaPada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing.4. Sosialisasi antar anggota keluarga.5. Pengaturan jumlah anggota keluarga.6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarganya,7. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.8. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.Asuhan keperawatan keluarga mencantumkan lima tugas keluarga sebagai paparan etiologi/ penyebab masalah dan biasanya dikaji pada saat penjajagan tahap II bila ditemui data malaadapti pada keluarga. Lima tugas keluarga yang diaksud adalah:1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, termasuk bagaimana persepsi keluarga terhadap tingkat keparahan penyakit, pengertian, tanda dan gejala, factor penyebab dan persepsi keluarga terhadap masalah yang dialami keluarga.1. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, termasuk sejauh mana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, bagaimana masalah dirasakan keluarga, bagaimana keluarga menanggapi masalah yang dihadapi, adakah rasa takut terhadap akibat atau adakah sifat negative dari keluarga terhadap masalah kesehatan, bagaimana system pengambilan keputusan yag dilakukan keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit.1. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, seperti bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakitnya, sifat, dan perkembangan perawatan yang diperlukan, sumber-sumber yang ada dalam keluarga serta sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit.1. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan seperti pentingnya hygiene sanitasi bagi keluarga, upaya pencegahan penyakit yang dilakukan keluarga. Upaya pemeliharaan lingkungan yang dilakukan keluarga, kekompakan anggota keluarga dalam menata lingkungan dalam dan lingkungan luar rumah yang berdampak terhadap kesehatan keluarga.1. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan, seperti kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan, keberadaan fasilitas kesehatan yang ada, keuntungan keluarga terhadap penggunaan fasilitas kesehatan, apakah pelayanan kesehatan terjangkau oleh keluarga, adakah pengalaman yang kurang baik yang dipersepsikan keluarga.

1. Fungsi KeluargaFungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarganya :

Fungsi keluarga menurut Friedman (1998) dalam Setiawati dan Darmawan (2005), yaitu:a. Fungsi afektif. Mengkaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, kehangatan pada keluarga dan keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.b. Fungsi sosialisasi. Bagaimanaa interaksi atau hubungan dalam keluarga dan sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin, norma atau budaya dan perilaku.c. Fungsi perawatan kesehatan. Sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaianan dan perlindungan terhadap anggota yang sakit. Pengetahuan keluarga mengenai sehat-sakit, kesanggupan keluarga melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga yaitu :1) Mengenal masalah kesehatan: sejauhmana keluarga mengenal fakta-fakta dari masalah kesehatan meliputi pengertian, tanda dan gejala, penyebab dan yang mempengaruhi serta persepsi keluarga terhadap masalah.2) Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat : sejauhmana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, apakah masalah dirasakan, menyerah terhadap masalah yang dialami, takut akan akibat dari tindakan penyakit, mempunyai sikap negative terhadap masalah kesehatan, dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada, kurang percaya terhadap tenaga kesehatan dan mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi masalah.3) Merawat anggota keluarga yang sakit: sejauhmana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya, mengetahui tentang sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan, mengetahui sumber-sumber yang ada dalamn keluarga (anggota keluarga yang bertanggung jawab, keuangan, fasilitas fisik, psikososial), mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan dan sikap keluarga terhadap yang sakit.4) Memelihara lingkungan rumah yang sehat: sejauhmana mengetahui sumber-sumber keluarga yang dimiliki, keuntungan/manfaat pemeliharaan lingkungan, mengetahui pentingnya hygiene sanitasi dan kekompakan antar anggota keluarga.5) Menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di masyarakat : apakah keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan, memahami keuntungan yang diperoleh dari fasilitas kesehatan, tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas kesehatan tersebut terjangkau oleh keluargad. Fungsi reproduksi. Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah anggota keluarga, metode apa yang digunakan keluarga dalam mengendalikan jumlah anggota keluarga.e. Fungsi ekonomi. Mengkaji sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan, dan memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya meningkatkan status kesehatan keluarga.f. Fungsi psikologisFungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih saying dan rasa aman/ memberikan perhatian diantara anggota keluarga, membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga dan memberikan identitas keluarga.g. Fungsi pendidikanFungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikan pengetahuan, keterampilan membentuk perilaku anak, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa mendidik anak sesuai dengan tingkatan perkembangannya.

1. Bentuk KeluargaAda dua macam bentuk keluarga dilihat dari bagaimana keputusan diambil, yaitu berdasarkan lokasi dan berdasarkan pola otoritas.a. Berdasarkan lokasi Adat utrokal, yaitu adat yang member kebebasan kepada sepasang suami istri untuk memilih tempat tinggal, baik itu di sekitar kediaman kaum kerabat suami ataupun di sekitar kediaman kaum kerabat istri. Adat verilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri diharuskan menetap di sekitar pusat kediaman kaum kerabat suami. Adat uxurilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri harus tinggal di sekitar kediaman kaum kerabat istri. Adat bilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat tinggal di sekitar pusat kediaman kerabat suami pada masa tertentu, dan di sekitar pusat kediaman kaum kerabat istri pada masa tertentu pola (bergantian). Adat nonlocal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat menempati tempat yang baru, dalam arti kata tidak berkelompok bersama kaum kerabat suami maupun istri. Adat avunkulokal, yaitu adat yang mengharuskan sepasang suami istri untuk menetap di sekitar tempat kediaman saudara laki-laki ibu (avunculus) dari pihak suami. Adat natalokal, yaitu adat yang menentukan bahwa suami dan istri masing-masing hidup terpisah dan masing-masing dari mereka juag tinggal di sekitar pusat kaum kerabatnya sendiri.b. Berdasarkan pola otoritas Patriarkal, yaitu otoritas di dalam keluarga dimiliki oleh laki-laki (laki-laki tertua, umumnya ayah). Matriarkal, yakni otoritas di dalam keluarga dimiliki oleh perempuan (perempuan tertua, umumnya ibu). Equalitarium, yakni suami dan istri berbagi otoritas secara seimbang.

1. Subsistem sosialTerdapat tiga jenis subsistem dalam keluarga, yakni subsistem suami-istri, subsistem orang tua-anak, dan subsistem sibling (kakak-adik). Subsistem suami-istri terdiri dari seorang laki-laki dan perempuan yang hidup bersama dengan tujuan eksplisit membangun keluarga. Pasangan ini menyediakan dukungan mutual satu dengan yang lain dan membangun sebuah ikatan yang melindungi subsistem tersebut dari yang ditimbulkan oleh kepentingan maupun kebutuhan dari subsistem-subsistem lain. Subsistem orang tua-anak terbentuk sejak kelahiran seorang anak dalam keluarga, subsistem ini meliputi transfer nilai dan pengetahuan dan pengenalan akan tanggung jawab terkait dengan relasi orang tua dan anak.

B. Konsep Dasar Masalah Kesehatan1. Pengertian GastritisGastritis adalah inflamasi pada dinding gaster terutama pada lapisan mukosa gaster (Hadi, 1999).Gastritis adalah suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal (Price 2005).Gastritis daalah peradangan lokal atau penyebaran pada mukosa lambung dan berkembang dipenuhi bakteri (Charlene, 2001). Gastritis akut adalah inflamasi mukosa lambung, sering diakibatkan dari pola diet yang sembrono. Sedangkan gastritis kronik adalah inflamasi mukosa lambung yang berkepanjangan yang disebabkan baik oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung, atau oleh bakterihelicobacter pylori(Brunner dan Suddart, 2002).

2. PatofisiologiGastritis terjadi akibat peradangan pada mukosa lambung yang menimbulkan rasa nyeri yang dialihkan ke epigastirum bagian atas. Reflek-reflek pada mukosa lambung menyebabkan kalenjer saliva mengeluarkan saliva dalam jumlah besar. Dan sering menelan saliva menyebabkan banyak udara yang berkumpul di lambung. Penggunaan aspirin, alkohol, memakan makanan yang berbumbu secara berlebihan atau dalam jumlah yang besar dapat mengurangi daya tahan mukosa, ditambah dengan keadaan stres yang dapat menyebabkan sekresi asam lambung berlebihan dan ini akan menimbulkan komplikasi yaitu tukak lambung. (Guyton, 1998)

3. Etiologia. Pola makan yang tidak teratur: tidak tepat waktu.b. Iritasi yang disebabkan oleh rangsangan makanan, mislanya makanan pedas, terlalu asam, dan alkohol.c. Perokok: kandungan dari rokok seperti fenol, metanol, kadmiun, aseton, an lain-lain yang dapat berdampak terhadap erosi dan mukosa lambung.d. Infeksi oleh bakteri (toksin) atau infeksi virus.e. Obat-obatan seperti aspirin, obat anti inflamasi non steroid yang dapat berdampak terhadap erosi pada mukosa lambung.f. Gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung: trauma, luka bakar, sepsis (Arif, 1999)4. Klasifikasi dan proses penyakita. Gastritis akutGastritis akut dapt disebabkan oleh karen astress, zat kimia misalnya obat-obatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada para yang mengalami stress akan terjadi perangsangan saraf simpatis NV (Nervus Vagus) yang akan meningkatkan produksi asam klorida (HCl) dalam lambung. Adanya HCl yang berada di dalam lambung akan menimbulkan rasa mual, muantah dan anoreksia.b. Gatriris kronikHelicobacter pylori merupakan bakteri gram negatif. Organisme ini menyerang sel permukaan gaster, memperberat timbulnya desquamasi sel dan muncullah respon radang kronis pada gaster yaitu: destruksi kelenjar dan metaplasia. Metaplasia adalah salah satu mekanisme pertahanan tubuh terhadap iritasi, metapalasia ini juga menyebabkan hilangnya sel mukosa pada lapisan lambung, sehingga akan menyebabkan kerusakan pembuluh darahb lapisan mukosa. Kerusakan pembuluh darah ini akan menimbulkan perdarahan (Price, 1999)5. Tanda dan Gejalaa. Nyeri ulu hatiHal ini dapat disebabkan karena adanya suatu proses peradangan yang terjadi akibat dari adanya iritasi pada mukosa lambung.b. Anoreksia, Nausea dan VomitusKetiga tanda ini sangat umum ditemukan. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan kadar asam lambung didalam tubuh khususnya pada organ lambung.c. Melena dan HematemesisHal ini dapat disebabkan karena adanya suatun proses perdarahan yang berawal dari adanya iritasi dan erosi pada mukosa lambung6. Komplikasia. Perdarah saluran cerna bagian atasb. Hematemesis dan melena (anemia)c. Ulkus peptikumd. Perforasi7. PenatalaksanaanTerapi :a. Berkonsultasi ke dokter, dokter akan memberi obat sesuai keluhan dan penyebab. Umumnya gastritisyang disebabkan oleh infeksi diberikan obat-obatan untuk mengatasi keluhan dan menghentikan proses infeksi sesuai dengan penyebabnya. Obat-obatan yang digunakan dalam mengatasi gastritis.b. Tindakan Medis yang bertujuan untuk Pengobatan:1) Pemeriksaan darah, tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibody H. Pyloridalam darah. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia, yang terjadi akibat pendarahan lambung akibat gastritis.2) Pemeriksaan feces, tes ini memeriksa apakah terdapat H. Pylori dalam feses atau tidak.3) Endoskopi saluran cerna bagian atas, dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar X.4) Rontgen saluran cerna bagian atas, tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya.

C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga1. PengkajianPengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk mengukur keadaan klien (keluarga) dengan menangani norma-norma kesehatan keluarga maupun sosial, yang merupakan system terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk mengatasinya. (Effendy, 1998)

Pengumpulan data dalam pengkajian dilakukan dengan wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi. Pengkajian asuhan keperawatan keluarga menurut teori/model Family Centre Nursing Friedman (1988), meliputi 7 komponen pengkajian yaitu :

1. Data Umum1. Identitas kepala keluarga1. Komposisi anggota keluarga1. Genogram1. Tipe keluarga1. Suku bangsa1. Agama1. Status sosial ekonomi keluarga

1. Aktifitas rekreasi keluarga1. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga1. Tahap perkembangan keluarga saat ini1. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi1. Riwayat keluarga inti1. Riwayat keluarga sebelumnya

1. Lingkungan1. Karakteristik rumah1. Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal1. Mobilitas geografis keluarga1. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat1. System pendukung keluarga

1. Struktur keluarga1. Pola komunikasi keluarga1. Struktur kekuatan keluarga1. Struktur peran (formal dan informal)1. Nilai dan norma keluarga

1. Fungsi keluarga1. Fungsi afektif1. Fungsi sosialisasi1. Fungsi perawatan kesehatan

1. Stress dan koping keluarga1. Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek serta kekuatan keluarga1. Respon keluarga terhadap stress1. Strategi koping yang digunakan1. Strategi adaptasi yang disfungsional

1. Pemeriksaan fisik1. Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan1. Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota keluarga1. Aspek pemeriksaan fisik mulai dari vital sign, rambut, kepala, mata, mulut, THT, leher, thoraks, abdomen, ekstremitas atas dan bawah, system genetalia1. Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik

1. Harapan keluarga1. Terhadap masalah kesehatan keluarga1. Terhadap petugas kesehatan yang ada1. Diagnosa KeperawatanDiagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggunakan dan menggambarkan respons manuasia. Dimana keadaan sehat atau perubahan polainteraksi potensial/actual dari individu atau kelompok dimana perawat dapat menyusun intervensi-intervensi definitive untuk mempertahankan status kesehatan atau untuk mencegah perubahan (Carpenito, 2000).

Untuk menegakkan diagnosa dilakukan 2 hal, yaitu:1. Anallisa dataMengelompokkan data subjektif dan objektif, kemudian dibandingkan dengan standar normal sehingga didapatkan masalah keperawatan.1. Perumusan diagnosa keperawatanKomponen rumusan diagnosa keperawatan meliputi:1. Masalah (problem) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga.1. Penyebab (etiologi) adalah kumpulan data subjektif dan objektif.1. Tanda (sign) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak langsung atau tidak yang emndukung masalah dan penyebab.

Dalam penyusunan masalah kesehatan dalam perawatan keluarga mengacu pada tipologi diagnosis keperawatan keluarga yang dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu:1. Diagnosasehat/Wellness/potensialYaitu keadaan sejahtera dari keluarga ketika telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat digunakan. Perumusan diagnosa potensial ini hanya terdiri dari komponen Problem (P) dan sign /symptom (S) tanpa etiologi (E).

1. Diagnosa ancaman/risikoYaitu masalah keperawatan yang belum terjadi. Diagnosa ini dapat menjadi masalah actual bila tidak segera ditanggulangi. Perumusan diagnosa risiko ini terdiri dari komponen problem (P), etiologi (E), sign/symptom (S).

1. Diagnosa nyata/actual/gangguanYaitu masalah keperawatan yang sedang dijalani oleh keluarga dan memerlukn bantuan dengan cepat. Perumusan diagnosa actual terdiri dari problem (P), etiologi (E), dan sign/symptom (S).

Perumusan problem (P) merupakan respons terhadap gangguan pemenuhan kebutuhan dasar. Sedangkan etiologi mengacu pada 5 tugas keluarga.

Dalam Friedman (1998)diagnosa-diagnosa keperawatan pilihan NANDA yang cocok untuk praktek keperawatan keluarga seperti tabel dibawah ini:Kategori Diagnosa NANDADiagnosa Keperawatan

Persepsi kesehatan-pola manajemen kesehatanManajemen kesehatan yang dapat di ubahPerilaku mencari sehat

Kognitif-pola latihanKerusakan penatalaksanaan lingkungan rumah

Peran-pola persepsiKurang pengetahuanKonflik keputusan

Peran-pola hubunganBerduka antisipasiBerduka disfungsionalKonflik peran orang tua isolasi socialPerubahan dalam proses keluargaPerubahan penampilan peranRisiko perubahan dalam menjadi orang tuaPerubahan menjadi orang tuaRisiko terhadap kekerasan

Koping pola pola toleransi terhadap stressKoping keluarga potensial terhadap pertumbuhanKoping keluarga tidak efektif : menurunKoping keluarga tidak efektif : kecacatan

1. PerencanaanPerencanaan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk dilaporkan dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi (Efendy,1998).Penyusunan rencana perawatan dilakukan dalam 2 tahap yaitu pemenuhan skala prioritas dan rencana perawatan (Suprajitmo, 2004).1. Skala prioritasPrioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan yang mempunyai skor tinggi dan disusun berurutan sampai yang mempunyai skor terendah. Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga harus didasarkan beberapa criteria sebagai berikut :1. Sifat masalah (actual, risiko, potensial)1. Kemungkinan masalah dapat diubah1. Potensi masalah untuk dicegah1. Menonjolnya masalah

Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosa keperawatan telah dari satu proses skoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh Bailon dan Maglay (1978) dalam Effendy (1998).KriteriaBobotSkor

Sifat masalah1Aktual= 3Risiko= 2Potensial= 1

Kemungkinan masalah untuk dipecahkan2Mudah= 2Sebagian= 1Tidak dapat = 0

Potensi masalah untuk dicegah1Tinggi= 3Cukup= 2Rendah= 1

Menonjolnya masalah1Segera diatasi = 2Tidak segera diatasi = 1Tidak dirasakan adanya masalah = 0

Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnosa keperawatan :1. Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat1. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikaitkan dengan bobot1. Jumlahkan skor untuk semua criteria1. Skor tertinggi berarti prioritas (skor tertinggi 5)

1. RencanaLangkah pertama yang dilakukan adalah merumuskan tujuan keperawatan. Tujuan dirumuskan untuk mengetahui atau mengatasi serta meminimalkan stressor dan intervensi dirancang berdasarkan tiga tingkat pencegahan. Pencegahan primer untuk memperkuat garis pertahanan fleksibel, pencegahan sekunder untuk memperkuat garis pertahanan sekunder, dan pencegahan tersier untuk memperkuat garis pertahanan tersier (Anderson & Fallune, 2000).Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka panjang mengacu pada bagaimana mengatasi problem/masalah (P) di keluarga. Sedangkan penetapan tujuan jangka pendek mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi yang berorientasi pada lima tugas keluarga.Adapun bentuk tindakan yang akan dilakukan dalam intervensi nantinya adalah sebagai berikut :1. Menggali tingkat pengetahuan atau pemahaman keluarga mengenai masalah1. Mendiskusikan dengan keluarga mengenai hal-hal yang belum diketahui dan meluruskan mengenai intervensi/interpretasi yang salah.1. Memberikan penyuluhan atau menjelaskan dengan keluarga tentang faktor-faktor penyebab, tanda dan gejala, cara menangani, cara perawatan, cara mendapatkan pelayanan kesehatan dan pentingnya pengobatan secara teratur.1. Memotivasi keluarga untuk melakukan hal-hal positif untuk kesehatan.1. Memberikan pujian dan penguatan kepada keluarga atas apa yang telah diketahui dan apa yang telah dilaksanakan.

1. PelaksanaanPelaksanaan dilaksanakan berdasarkan pada rencana yang telah disusun. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga yaitu :1. Sumber daya keluarga1. Tingkat pendidikan keluarga1. Adat istiadat yang berlaku1. Respon dan penerimaan keluarga1. Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga.

1. EvaluasiEvaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil implementasi dengan criteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Kerangka kerja valuasi sudah terkandung dalam rencana perawatan jika secara jelas telah digambarkan tujuan perilaku yang spesifik maka hal ini dapat berfungsi sebagai criteria evaluasi bagi tingkat aktivitas yang telah dicapai (Friedman,1998).DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K.A.2010.Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Sagung SetoAllender, JA & Spradley, B. W. 2001.Community as Partner, Theory and Practice Nursing.Philadelpia : LippincottAnderson.E.T & Mc.Farlane.J.M.2000.Community Health and Nursing, Concept and Practice.Lippincott : CaliforniaBrunner and Suddart. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8, Editor: Suzanne C. Smeltzer, Brenda G. Bare. Jakarta: EGC. 2001Effendy,N.1998.Dasar-dasar keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta :EGCFriedman,M.M.1998.Family Nursing Research Theory and Practice,4thEdition.Connecticut : AplentonIqbal,Wahit dkk.2005.Ilmu Keerawatan Komunitas 2 Teori dan Aplikasi dalam Praktek Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik, Keluarga.Jakarta : EGCSupartini,Yupi.2004.BukuAjarKonsepDasarKeperawatankeluarga. Jakarta:EGC

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA ny. DDENGAN hipertensi DI RT 01 desa tamba jaya KECAMATAN tabukan kabupaten barito kuala

I. Identitas KeluargaA. Data Umum1. Nama KK:Tn. A2. Umur:62 tahun3. Alamat:Desa Tamba Jaya RT. 01 Kec. Tabukan4. Pendidikan :SR5. Pekerjaan:Tani6. Agama:Islam

B. Klien1. Nama:Ny. D2. Umur:50 tahun3. Alamat:Desa Tamba Jaya RT. 01 Kec. Tabukan4. Pendidikan :-5. Pekerjaan:IRT/Tani6. Agama:Islam

C. Daftar Keluarga:NoNamaL/PUmurHubunganPendidikanAgamaPekerjaanStatus Kesehatan

1.Ny. DP50Istri-IslamIRT/TaniSakit Hipertensi

D. xxxxGenogram :

Ny. D NTn. AKeterangan:

x: Laki laki : Meninggal Laki - lakix: Perempuan : Meninggal Perempuan : Klien : Tinggal serumah

D. Tipe Keluarga: Pasangan inti, di mana hanya Tn A dan Ny D yang tinggal dalam satu rumah.E. Kewarganegaraan / Suku bangsa :Bakumpai dan Banjar.F. Agama: Islam.G. Pengambilan keputusan:Pengambilan keputusan berada di tangan kepala keluarga.H. Hubungan dalam keluarga: Keluarga memiliki hubungan yang harmonis.

II. Sosial Ekonomi A. Pendapatan dan pengeluaranTn. A berkerja sebagai petani, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya terkadang dibantu oleh Ny. D istrinya juga yang sebagai petani.

B. Sosial Aktivitas klien dan keluarga dalam berhubungan dengan orang lain di luar rumah selama ini sangat baik, Ny. D sebagai ibu rumah tangga biasanya melakukan aktivitas membersihkan di rumah, menyapu, dan kadang kadang berkumpul dengan tetangga dekatnya.

III. Pola Kebiasaan KeluargaA. NutrisiKlien dan keluarga biasanya makan makanan seadanya dengan lauk dan sayuran secukupnya, dan pola makan mereka biasanya 3 x sehari. Namun jika sedang bertani terkadang pola makan menjadi tidak teratur. B. Personal higieneKebersihan diri klien terjaga baik, klien dan keluarga mandi 2 x sehari teratur, ganti baju setiap habis mandi dan gosok gigi 2 kali sehari setiap mandi.C. Pola rekreasi dan hiburanAktivitas rekreasi di dalam rumah selama ini dilakukan dengan berkumpul bersama dan bersantai, kadang juga berjalan-jalan sore.

D. Kebutuhan istirahat dan tidur keluargaNamaTidur SiangTidur MalamIstirahat

Tn. A Jarang7 - 8 jam3 jam

Ny. D Jarang6 - 8 jam3 jam

IV. Data Keadaan LingkunganA. Karakteristik RumahLuas rumah kira kira 4 x 7 meter persegi. Terdiri atas 1 Ruang tamu bergabung dengan ruang keluarga, 1 Kamar tidur, 1 Ruang dapur, dan di depan rumah ada teras serta halaman rumah. Bangunan rumah berbentuk persegi panjang. Tipe rumah adalah tidak permanen dengan lantai dari kayu dan dinding rumah dari kayu dengan keadaan rumah bersih. Penerangan dan ventilasi sangat kurang. Jarak dengan tetangga kiri kanan kurang lebih 4-5 meter.B. Sanitasi LingkunganLingkungan sekitar rumah klien kurang bersih, sampah berseraka, ditumbuhi rumput liar dan tidak terawat, sekitar rumah dan halaman rumah tidak di manfaatkan, hanya untuk menjemur padi saat panen. Sumber air MCK adalah air sungai dan air minum/memasak menggunakan air sungai. WC menggunakan jamban di sungai yang terletak di sungai depan rumah.C. Denah Lingkungan4 mketerangan:

dapur: pintu

Kamar Tidur7 m

Kmklg

Halaman rumah

V. Sarana KesehatanPada saat klien sakit biasanya klien membeli obat sendiri di warung, baru setelah beberapa hari tidak sembuh klien berobat ke Puskesdes atau Puskesmas Tabukan yang ada di desa tetangga (Desa Teluk Tamba) Kec. Tabukan.VI. Riwayat dan Tahap Perkembangan KeluargaA. Tahap Perkembangan Keluarga saat iniPada saat ini keluarga Tn. A sedang berada pada tahap perkembangan keluarga tahap VIII, dimana keluarga telah memasuki masa pensiunan dan lansia. Tugas perkembangan keluarga pada tahap VIII, yaitu mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan, menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun, mempertahankan hubungan perkawinan, menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan dan mempertahankan ikatan keluarga antara generasi.B. Tahap Perkembangan Keluarga terpenuhiKeluarga memberikan keseimbangan kebebasan anak dengan tanggung jawab untuk menjadi dewasa mandiri dan sekarang keluarga berada dalam tahap pensiunan dan lansia.

C. Tahap Perkembangan Keluarga intiNy. D tidak mempunyai riwayat penyakit yang serius, selama ini penyakit yang diderita adalah hipertensi. Ny. D mengatakan kepalanya sering pusing dan susah tidur bila malam. Tn. A tidak ada menderita penyakit berat biasanya hanya batuk, pilek, panas tapi cepat sembuh. Saat ini Tn. A hidup serumah dengan istrinya.D. Tahap Perkembangan Keluarga sebelumnyaDari hasil pengkajian didapatkan data bahwa Ny. D memiliki riwayat penyakit hipertensi.VII. Fungsi KeluargaA. Fungsi AfektifKeluarga cukup rukun dan perhatian dalam membina hubungan rumah tangga. Keluarga tampak harmonis, saling memperhatikan satu dengan yang lain serta saling menghargai satu dengan yang lain, apabila ada anggota keluarga lain yang membutuhkan maka anggota keluarga akan membantu sesuai dengan kemampuan. B. Fungsi SosialisasiHubungan antar anggota keluarga baik, keluarga ini juga membina hubungan yang baik dengan tetangga sekitar rumahnya, karena Ny.D sering berkunjung ke rumah tetangga jika sore hari. Keluarga juga cukup aktif bermasyarakat dengan mengikuti kegiatan yang ada dalam masyarakat.C. Fungsi ReproduksiKeluarga Ny. D memiliki 2 orang anak, 1 orang anak laki-laki dan 1 perempuan, dan Ny. D tidak pernah ikut KB. Selama melahirkan mulai anak pertama sampai anak terakhir , tidak mengalami gangguan yang berarti. Pertolongan persalinan oleh bidan.D. Fungsi EkonomiNy. D hidup dibiayai oleh suaminya dari hasil pertaniannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya. Jika ada sisa keuangan, maka disimpan untuk keadaan yang mendadak bagi keluarga.

E. Fungsi Perawatan Kesehatan1. Mengenal MasalahSaat dilakukan pengkajian Ny. D mengatakan memiliki riwayat penyakit hipertensi, ketika banyak pikiran dan susah tidur kepala terasa pusing. 2. Mengambil KeputusanNy. D mengatakan ketika sakit hanya membeli obat di warung terdekat tetapi ketika sakitnya sudah parah atau tidak dapat ditangani dengan obat yang dibeli di warung maka keluarga memutuskan untuk berobat atau memeriksakan diri ke RS/Puskesmas.3. Merawat anggota keluarga yang sakitTn. A berusaha merawat dan mengobati anggota keluarga yang sakit dengan cara memberikan Ny. D obat yang dibeli di warung, Ny. D tidak tahu tentang pengobatan dan rencana tindak lanjut tentang cara mengatasi hipertensi. Di rumah klien tidak tersedia obat hipertensi.4. Kemampuan keluarga dalam memelihara lingkungan rumah yang sehatKeluarga sedikit mengetahui bagaimana cara memodifikasi lingkungan yang sehat dan bagaimana menjaga/memelihara lingkungan.

5. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatanNy. D hanya membawa anggota keluarganya ke pelayanan kesehatan jika sudah sakitnya tidak bisa disembuhkan dengan beli obat di warung.

VIII. Pemeriksaan FisikA. Pemeriksaan fisik umum (TTV) :Keadaan umum Ny. N nampak sehat, Penampilan terlihat cukup rapi, kebersihan diri baik.Tanda tanda vital:Tekanan darah : 260/100 mmHg.TB: 152 cmRespirasi: 24 x/menitBB: 38 kgNadi: 80 x/menitKadar GDS: 130 B. Pemeriksaan fisik khusus :a. Kepala dan LeherPada pemeriksaan kepala tidak ditemukan kelainan, bentuk kepala normal. Pada leher tidak nampak adanya peningkatan tekanan vena jugularis dan arteri carotis, tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid.b. Mata Konjungtiva tidak terlihat anemis, kelopak mata tidak terdapat edema. Tidak ada kelainan. Fungsi penglihatan baik, dibuktikan dengan klien dapat membaca buku dengan tepat tanpa menggunakan alat bantu penglihatan.c. TelingaTidak terdapat kelainan pada telinga, telinga tampak bersih tidak ada peradangan, fungsi pendengaran klien baik, klien dapat merespon dengan baik saat diajak bicara.d. Hidung Tidak ada kelainan yang ditemukan pada hidung, tidak ada peradangan dan obstruksi pada hidung, fungsi penciuman masih baik, klien bisa membedakan bau minyak angin dan minyak wangi e. Mulut Keadaan mulut tampak bersih, tidak ada kelainan yang ditemukan pada mulut, tidak ada peradangan, gigi tidak lengkap.f. Dada Pergerakan dada tampak simetris, suara jantung S1 dan S2 tunggal, suara mur mur () , ronchi (), wheezing (), nafas cuping hidung (). Tidak teraba adanya massa dan tidak ada nyeri tekan.g. Abdomen Pada pemeriksaan abdomen tidak teraba hepar/limpa/massa, tidak kembung, pergerakan peristaltik usus baik. Bentuk simetris, terdapat nyeri perut bagian kiri atas, dan terasa mual. Ny. D mengatakan sering terasa perih pada perutnya dan terkadang sampai mual dan muntah.h. Ekstremitas atas dan bawahPada ektrimitas atas dan bawah tidak terdapat udema, dari ke-4 ektrimitas mampu menggerakan persendian, mampu mengangkat dan melipat persendian secara sempurna kecuali tangan tangan kiri klien tidak dapat di gerakkan.C. Harapan KeluargaNy.D berharap agar sembuh dari penyakit hipertensinya. Sehingga dapat melakukan aktivitas sehari hari dengan nyaman dan tidak khawatir akan dampak dari hipertensinya.IX. Analisa Data dan Prioritas MasalahNoDataMasalah Etiologi

1.DS : Ny.D mengatakan kadang kepala terasa pusing dan susah untuk tidur serta badan terasa sakit semua. Ny.D mengatakan tidak pernah sakit serius selama ini dan kurang menyadari dampak masalah kesehatan akibat penyakit hipertensi. Ny.D baru tahu kalau menderita hipertensi saat kunjungan pengkajian dari asuhan komunitas dan keluarga. Ny.D bertanya sakit apa bila sering pusing dan susah tidur ?. DO : Berdasarkan hasil pemeriksaan tanda tanda vital didapatkan :Tekanan darah : 260/100 mmHg.Respirasi: 24 x/menitNadi: 80 x/menitTB: 150 cmBB: 38 Kg.Ketidakmampuan keluarga mengenali masalah penyakit hipertensiKurangnya pengetahuan keluarga tentang pengertian, gejala, penyebab, dampak, pencegahan dan penatalaksanaan penyakit hipertensi

2.DS:

Ny. D mengatakan Selama ini jarang memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, karena lebih cenderung membeli obat bebas di toko bila ada keluarga yang sakit (pusing atau tengkuk terasa tegang) atau panas. DO : Pendidikan terakhir Ny. D adalah tidak sekolah Terakhir kunjungan ke Puskesmas kurang lebih 2 tahun yang lalu. Keluarga jarang memeriksakan diri ke Puskesmas.

Resiko terjadinya kesalahan dalam penatalaksanaan penyakit hipertensi.

Kurangnya motivasi keluarga menggunakan fasilitas kesehatan secara optimal

Menentukan Prioritas Masalaha. Ketidakmampuan keluarga mengenali masalah penyakit hipertensi b.d Kurangnya pengetahuan keluarga tentang pengertian, gejala, penyebab, dampak, pencegahan dan penatalaksanaan penyakit hipertensi

a. penyebab, pencegahan dan penatalaksanaan penyakit hipetensi.NoKriteriaSkalaBobotSkoringPembenaran

1.

Sifat masalah:Tidak/kurang sehat3

13/3 x 1 = 1Ketidaktahuan keluarga tentang masalah penyakit hipertensi merupakan bahaya terhadap kondisi klien.

2.Kemungkinan masalah dapat diubah:Hanya sebagian12 x 2 = 1

a. Kondisi klien pada usia 38 tahunb. Lama penyakit sudah lama dirasakanc. Berdasarkan prognosa masalah hipertensi hanya sebagian kecil bisa sembuh, dan hanya bisa dilakukan tindakan pencegahan.

3.Potensial masalah untuk dicegah:Tinggi212/3 x 1 = 2/3

a. Penyakit hipertensi memungkinkan untuk dicegah dengan menghindari faktor resiko.b. Keluarga mau diajak kerjasama (kooperatif).

4.Menonjolnya masalah:Masalah tidak dirasakan010/2 x 1 = 0Keluarga tidak tahu kalau menderita hipertensi

Total

Total 5

b. Resiko terjadi kesalahan dalam penatalaksanaan penyakit hipertensi b.d kurangnya motivasi keluarga dalam menggunakan fasilitas kesehatan secara optimal.NoKriteriaSkalaBobotSkoringPembenaran

1.

Sifat masalah:Ancaman kesehatan2

12/3 x 1 = 2/3Penyakit hipertensi, bila dalam melakukan tindakan pengobatan yang salah akan memperberat penyakit hipertensi

2.Kemungkinan masalah dapat diubah:Mudah222/2 x 2 = 2a. Respon keluarga mau menerima masukan berupa pendidikan kesehatanb. setelah dilakukan tindakan penyuluhan keluarga mau menggunakan fasilitas kesehatan

3.Potensial masalah untuk dicegah:Cukup212/3 x 1 = 2/3

Penyakit hipertensi dapat dilakukan tindakan pencegahan dengan menghindari faktor resiko.

4.Menonjolnya masalah:Masalah tidak dirasakan010/2 x 1 = 0

Keluarga terakhir ke fasilitas kesehatan kira-kira 2 tahun yang lalu

Total

Prioritas Masalah :Prioritas Masalah :1. Ketidakmampuan keluarga mengenali masalah penyakit gastritis b.d Kurangnya pengetahuan keluarga tentang pengertian, gejala, penyebab, dampak, pencegahan dan penatalaksanaan penyakit gastritis2. Ketidakmampuan keluarga mengatasi masalah Gastritis b.d Kurang pengetahuan keluarga tentang penatalaksanaan penyakit gastritis dan dalam menggunakan fasilitas kesehatan secara optimal