34
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional serta individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman: 1998). Keluarga sebagai pranata social terkecil dalam masyarakat dan Negara selalu mencuri perhatian baik kalangan pimpinan atau tokoh informasi maupun pemerintah. Banyak kejadian merisaukan sekarang ini, seperti kenakalan remaja, kasus gizi kurang, selalu dikaitkan dengan makin kurang berfungsinya pranata keluarga, antara lain dalam memfasilitsi tumbuh kembang anak dan menanamkan nilai-nilai luhur seperti saling menghormati, cinta kasih, toleransi, dan empati. Anak merupakan bagian dari keluarga, sering dikatakan sebagai potret atau gambaran dari orang tuanya saat masih kecil. Namun tidaklah demikian karena anak merupakan individu tersendiri yang tumbuh dan berkembang secara unik dan tidak dapat diulang setelah usia bertambah. Pada anak usia prasekolah, anak mengalami lompatan kemajuan yang menakjubkan. Tidak hanya kemajuan fisik tetapi juga secara sosial dan emosional. Anak usia prasekolah ini sedang dalamproses awal pencarian jati dirinya. Beberapa prilaku yang

askep anak pra sekolah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

anak pra sekolah yaitu anak yang berumur 3-5 tahun

Citation preview

Page 1: askep anak pra sekolah

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan

aturan dan emosional serta individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan

bagian dari keluarga (Friedman: 1998). Keluarga sebagai pranata social terkecil dalam

masyarakat dan Negara selalu mencuri perhatian baik kalangan pimpinan atau tokoh informasi

maupun pemerintah. Banyak kejadian merisaukan sekarang ini, seperti kenakalan remaja,

kasus gizi kurang, selalu dikaitkan dengan makin kurang berfungsinya pranata keluarga,

antara lain dalam memfasilitsi tumbuh kembang anak dan menanamkan nilai-nilai luhur

seperti saling menghormati, cinta kasih, toleransi, dan empati.

Anak merupakan bagian dari keluarga, sering dikatakan sebagai potret atau gambaran

dari orang tuanya saat masih kecil. Namun tidaklah demikian karena anak merupakan individu

tersendiri yang tumbuh dan berkembang secara unik dan tidak dapat diulang setelah usia

bertambah.

Pada anak usia prasekolah, anak mengalami lompatan kemajuan yang menakjubkan.

Tidak hanya kemajuan fisik tetapi juga secara sosial dan emosional. Anak usia prasekolah ini

sedang dalamproses awal pencarian jati dirinya. Beberapa prilaku yang tidak ada, sekarang

muncul. Secara fisik dan psikis usia ini adalah usia yag rentan berbagai penyakitbdan

menimbulkan masalah yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak jika kondisi

kesehatan anak tidak ditangani secara baik oleh praktisi kesehatan dan juga usaha-usaha

pencegahan adalah yang tetap paling baik dilakukan.

Keperawatan keluarga berkaitan erat dengan upaya keluarga mempunyai kemampuan

dalam menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan. Perawat dapat menbantu keluarga

dalam memecahkan masalah kesehatannya sehingga mencapai keadaan keluarga yang

optimal.

Page 2: askep anak pra sekolah

Suatu peran penting keluarga terkait dengan perawatan anak adalah peran pengasuhan

(parenting role), yang sama dalam menjalankan peran ini keluarga sangat dipengaruhi oleh

faktor usia orang tua, keterlibatan ayah atau suami dala pengasuhan anak, latar belakang

pendidikan orang tua, pengalaman sebelumnya dalam mengasuh anak, stress yang dialami

orang tua, dan hubungan suami istri. Berkaitan dengan perawatan anak di rumah sakit,

keluarga punya tugas adaptif, yaitu meneriama kondisi anak, mengelola kondisi anak,

memnuhi kebutuhan perkembangan anak, memenuhi kebutuhan perkembangan keluarga,

menghadapi stressor dengan positif, membatu keluarga untuk mengelola perasaanyang

ada,mendidik anggota keluarga yang lain tentang kondisi anak yang sedang sakit, dan

mengembangkan sisitem dukungan social keluarga dengan anak prasekolah.

B. TUJUAN

1. Tujuan Intruksional Umum :

Mahasiswa mampu menerapkan konsep asuhan keperawatan keluarga dengan anak

prasekolah.

2. Tujuan Instruksional Khusus :

a. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi keluarga.

b. Mahasiswa mampu menjelaskan tahap tumbuh kembang anak usia prasekolah.

c. Mahasiswa mampu menjelaskan tugas perkembangan keluarga dengan anak

prasekolah.

d. Mahasiswa mampu menjelaskan masalah-masalah pada anka usia prasekolah.

e. Mahasiswa mampu menjelaskan bimbingan selam fase prasekolah.

f. Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan keluarga dengan anak

prasekolah.

Page 3: askep anak pra sekolah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi keluarga

1. Friedman (1998)

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan

aturan dan emosional serta individual memepunyai peran masing-masing yang

merupakan bagian dari keluarga.

2. Sayekti (1994)

Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang

dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang

perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau

adopsi, dan tinggal dalamsebuah rumah tangga.

3. Kamus webster (1993)

a. A social unit consisting of parent and the children they rear.

b. A group of people related by ancestry of marriage.

4. Sumardjan (1993)

Keluarga adalah sekelompok manusia yang para warganya ter ikat dengan jalur

keturunan.

5. Peraturan Pemerintah no.21 tahun 1994 tentang penyelenggaraan pembangunan keluarga

sejahtera

Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-istri, atau suami,

istri dan anaknya, suami dan anaknya, atau istri dengan anaknya.

6. Burgess dan Locke (1992)

Page 4: askep anak pra sekolah

Keluarga adalah unit sosial terkecil dari individu-individu yang diikat oleh perkawinan

(suami-istri), darah atau adopsi (orang tua-anak), dan dalam kasus keluarga luas terlihat

adanya nenek atau kakek dengan cucu.

B. Tahap tumbuh kembang anak usia prasekolah

Definisi tumbuh kembang pada anak

1. Pertumbuhan (Growth)

Berkembangan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel,

organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (kg/gr) atau ukuran

panjang (meter/centimeter)(Soetjiningsih : 1998).

2. Perkembangan (Development)

Menurut Whaley dan Wong, perkembangan manitik beratkan pada perubahan yang terjadi

secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi dan

kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran ( Supartini, Yupi: 2004).

3. Pertumbuhan dan perkembangan anak prasekolah

a. Pertumbuhan

Beberapa aspek pertumbuhan fisik terus menjadi stabil dalam tahun prasekolah.

Waktu rata-rata denyut jantung dan pernapasan menurun hanya sedikit mendekati

90x/menit dan pernapasan 22-24x/menit. TD meningkat sedikit ke nilai rata-rata

95/58mmH. Berat badan anak meningkat kira-kira 2,5 kg per tahun, berat rata-rata

pada usia 5 tahun adalah kira-kira 21 kg, hampir 6 kali berat badan lahir. Prasekolah

bertumbuh 2-3 inci per tahun, panjang mereka menjadi dua kali lipat panjang lahir

pada usia 4 tahun,dan berada pada tinggi rata-rata 43 inci pada ulang tahun kelima

mereka. Perpanjangan tungkai kaki menghasilkan penampilan yang lebih kurus.

Kepala sudah mencapai 90% dari ukuran orang dewasa pada ulang tahun ke enam.

Perbedaan kecil terjadi antara jenis kelamin, walaupun anak laki-laki sedikit lebih

besar dengan lebih banyak otot dan kurang jaringan lemak. Kekurangan nutrisi

Page 5: askep anak pra sekolah

umunya terjadi pada anak-anak berusia dibawah 6 tahun adalah kekurangan vitamin

A dan C serta zat besi. Konsumsi karbohidrat dan lemak dalam jumlah yang sangat

besar dari makanan yang berlemak bisa menimbulkan kegemukan dan menjadikan

anak prasekolah dalm kondisi sangat lapar. Orang tua dan penberi pelayanan perlu

membuat asaha secara sadar untuk membantu anak prasekolah mengembangkan

kebiasaan makan yang sehat dan mencegah defisiensi dan kelebihan.

b. Perkembangan

1) Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan semakin besar dan

dapat mengembangkan pola sosialisasinya.

2) Anak sudah mulai mandiri dalam merawat diri sendiri, seperti mandi, makan,

minum, menggosok gigi, BAK, dan BAB.

3) Mulai memahami waktu.

4) Penggunaan tangan primer terbentuk.

Perkembangan psikoseksual ( Sigmund Freud )

Fase berkembangan psikoseksual untuk anak usia sekolah masuk pada fase falik.

Selama fase ini, genitalia menjadi area yang menarik dan area tubuh yang sensitif.

Anak mulai mengetahui perbedaan jenis kelamin dengan mengetahui adanya

perbedaan jenis kelamin.

       Perkembangan psikososial ( Eric Ericson )

Fase perkembangan psikososial pada anak usia prasekolah adalah inisiatf vs rasa

bersalah. Perkembangan ini diperoleh dengan cara mengkaji lingkungan melalui

kemampuan bereksplorasi terhadap lingkungannya. Anak belajar mengendalikan diri

dan memanipulasi lingkungan. Inisiatif berkembang dengan teman sekelilingnya.

Kemampuan anak berbahasa meningkat. Anak mulai menuntut untuk melakukan

tugas. Hasil akhir yang diperoleh adalah menghasilkan suatu prestasinya. Perasaan

bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu berpretasi. Rasa bersalah

dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih marah, mengalami regresi,

Page 6: askep anak pra sekolah

yaitu kembali ke perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol dan menghisap

jempol.

Perkembangan kognitif ( Jean Piaget )

Fase berkembangan kognitif anak usia prasekolah adalah fase praoperasional.

Karakteristik utama perkembangan intelektual tahap ini didasari sifat egosentris.

Pemikiran di dominasi oleh apa yang dilihat, dirasakan dan dengan pengalaman

lainnya.

Fase ini dibagi menjadi 2 yaitu:

a) Prokonseptual ( 2- 4 tahun )

Anak mengembangkan kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan

bermasyarakat. Anak mulai mengembangkan sebab-akibat, trial dan error dan

menginterpretasikan benda/kejadian. Anak mulai menggunakan sinbulkata-kata,

mengingat masa lalu, sekarang dan yang akan datang.

b) Intuitive thuoght ( 4-7 tahun )

Anak mampu bermasyarakat namun masih belum mampu berpikir timbal balik.

Anak biasanya banyak meniru perilaku orangdewasa tetapi sudah bisa memberi

alasan pada tindakan yang dilakukan.

c) Perkembangan Moral ( Kahlberg )

Fase perkembangan moral pada anak usia prasekolah memasuki fase

prekonvensional. Anak belajar baik dan buruk, benar dan salah melalui budaya

sebagai dasra peletakan nilai moral.

Fase ini terdiri dari 3 tahapan yaitu:

1. Didasari adanya rasa egosentris pada anak, yaitu kebaikan

2. Orientasi hukuman dan ketaatan

Page 7: askep anak pra sekolah

Baik dan buruk sebagai konsekuensi dari tindakan. Jika anka berbuat salah,

orang tua memberikan hukuman dan jika anak berbuat benar maka orang tua

memberikan hukuman

C. Tugas perkembangan anak usia prasekolah

1. Personal / sosial

a. Upaya untuk menciptakan diri sendiri seperti orang tuanya, tetapi mandiri

b. Menggali lingkungan atas hasil prakarsanya

c. Membanggakan, mempunyai perasaan yang tidak dapat dirusak

d. Keluarga merupakan kelompok utama

e. Kelompok meningkat kepentingannya

f. Menerima peran sesuai jenis kelaminnya

g. agresif

h. Motorik

1) Meningkatnya kemampuan bergerak dan koordinasi jadi lebih mudah

2) Mengendarai sepeda dengan dua atau tiga

3) Melempar bola, tetapi silit uintuk menangkapnya

i. Bahasa dan kognitif

1) Egosentrik

2) Ketrampilan bahsa makin baik

3) Mengajukan banyak pertanyaan; bagaimana, apa, dan mengapa?

4) Pemecahan masalah sedarhana; menggunakan fantasi untuk memahami,

mengatasi masalah.

j. Ketakutan

1) Pengrusakan diri

2) Dikebiri

3) Gelap

4) Ketidaktahuan

5) Objek bayangan, tak dikenal.

D. Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia prasekolah

Page 8: askep anak pra sekolah

1. Membantu anak untuk bersosialisasi

2. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak yang lain (tua) juga

harus dipenuhi.

3. Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam atau luar keluarga (keluarga lain

dan lingkungan sekitar)

4. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak

5. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga

6. Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan

anak.

E. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang

Pola pertumbuhan dan perkembangan secara normal antara anak yang satu dengan yang

lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh interaksi banyak faktor.

Menurut Soetjiningsih (2002), faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang, yaitu:

Faktor dalam (internal):

1. Genetika

a. Perbedaan ras, etnis, atau bangsa

Tinggi badan orang Eropa akan berbeda dengan orang Indonesiaatau bangsa lainnya,

dengan demikian postur tubuh tiap bangsa berlainan.

b. Keluarga

Ada keluarga yang cenderung mempunyai tubuh gemuk atau perawakan pendek

2. Umur

Masa prenatal, masa bayi, dan masa remaja merupakan tahap yang mengalami

pertumbuhan cepat dibandingkan dengan masa lainnya.

3. Jenis kelamin

Page 9: askep anak pra sekolah

Wanita akan mengalami pubertas lebih dahulu dibandingkan laki-laki

4. Kelainan kromosom

F. Masalah-masalah pada anak usia prasekolah

1. Masalah kesehatan

Masalah kesehatan yang sering muncul pada anak prasekolah seperti; diare, cacar air,

difteri, dan campak.

No Masalah/ PenyakitManajemen Teraupetik Dan

Komplikasi

Pertimbangan

Keperawatan

1. Diare (Gastroenterologi)

Agen pembuka: bakteri

dan virus. 

Sumber: makanan basi,

beracun, alergi terhadap

makanan.

Masa inkubasi: BAB > 3

x 24 jam

MK: anak menangis,

gelisah, suhu tubuh

meninggi, BAB cair

kadang disertai darah dan

lendir

Komplikasi: 

Dehidrasi

Renjatan hipovolemik

Hypocalanta

Intoleransi laktosa

sekunder

Kejang

Malnutrisi energi

protein

Obat:

Anti sekresi

Anti spasmolitik

Pengeras tinjs

Antibiotik

ó  Memberikan

cairan 

ó  Diatetik

(pemberian makanan)

2. Varicela (cacar air) 

Agen pembawa:

Kekhususan: biasanya tidak

ada agen anti viral (ecyclovir)

untuk resiko tinggi anak

ó  Lakukan isolasi

ketat di RS 

Page 10: askep anak pra sekolah

Variacell  Zooster

Sumber: sekresi primer

saluran pernafasan dan

organ terinfeksi, pada

tingkatan lesi kulit yang

lebih rendah

Transmisi:

terkontaminasi oleh objek

penularan.

Masa inkubasi: 2-3

minggu/ 13-17 hari

Masa penularan:

biasanya 1 hari setelah

erupsi lesi (masa awal)

sampai 5 hari setelah

banyak muncul vesikel

ketika kerak kulit

terbentuk.

MK:

Tahap awal: demam

ringan, malaise, anoreksia,

pertama kali ruam dan

gatal, muncul makula,

dengan cepat berkembang

menjadi papula dan

menjadi vesikel

terinfeksi, Varicella Zooster

imonoglobin (VZIG) setelah

pembukaan pada anak yang

beresiko tinggi. 

Obat: Diphenhidramin,

hydoklorida, atau anti

histamin untuk

menghilangkan gatal

Perawatan kulit untuk

pencegahan infeksi bakteri

kedua.

Komplikasi:

Infeksi pada tahap

kedua (bisu,  selulitis,

pnemoni, sepsis)

Encephalitis

Varicela pnemoni

Peredaran varicela

Kronik atau tranesien

trombositopenia

ó  Isolasi anak di

rumah sampai vasikel

mengering (biasanya

1 minggu setelah

terinfeksi) dan isolasi

anak yang beresiko

tinggi infeksi

ó  Beri perawatan

kulit: mandi dan

berganti pakaian

setisp hari, oleskan

lation .

ó  Mengurangi gatal-

gatal

ó  Hindari mengupas

kulit kerak yang

menggosok dan

membuat iritasi.

Page 11: askep anak pra sekolah

(dikelilingi oleh dasar

eritematosus menjadi

gelembung, mudah pecah

dan membentuk kerak).

Ketiga tahapan (papula,

vesikel, dan kerak kulit)

hadir dalam tingkatan

berbeda dalam waktu yang

sama.

Distribusi: sentrifetal,

menyebar ke wajah dan

tubuh, tapi jarang pada

tungkai dan lengan.

Gejala: elevasi suhu dari

limfade nopaty, iritasi dari

gatal-gatal.

3 Difhteria 

Manifestasi klinis:

Bervariasi menurut lokasi

anatomi Pseudomembran

Nasal :

Menyerupai flu, nasal

mengeluarkan serosan

guineous mukous purulent

tanpa gejala-gejala pokok:

Antitoksin (biasanya

melalui intravena

diawali dengan test

kulit dan konjungtiva

untuk mengetes

sensitifitas terhadap

serum)

Antibiotik (penisillin

atau erythromycin).

Bedrest total

(pencegahan

miokarditis)

Tracheostomy untuk

ó  Lakukan isolasi

ketat di rumah sakit 

ó  Berpartisipasi pada

test sensitifitas; beri

epineprin jika ada

ó  Beri antibiotik,

amati sensitifitas

terhadap penisilin

ó  Gunakan suction

jika perlu

Page 12: askep anak pra sekolah

tampak seperti epitaksis.

Tonsilar pharingeal :

Malaise, anorexia,

tenggorokan sakit, sedikit

demam, pulse meningkat

dari yang diharapkan

selama 24 jam, membran

melembut, putih atau abu-

abu; timbulnya

limfadenitis jika

penyakitnya parah timbul

toximea, septik syok, dan

meninggal dalam 6-10

hari.

Lharyngeal :

Demam : serak, batuk,

tanpa ada tanda awal,

potensial penghambatan

jalan udara, gelisah,

cyanosis, retraksi

dyspniec.

penahambatan jalan

udara.

Perawatan carrier dan

kontak terhadap orang

yang terinfeksi.

Komplikasi :

Miokarditis (minggu ke 2)

Neuritis

ó  Beri perawatan

komplit untuk

memperoleh bedrest

ó  Atur kelembaban

untuk pencairan

optimum sekresi.

ó  Amati respirasi

untuk tanda-tanda

penghambatan

4. Rubeola (campak) 

Agen pembawa :

Virus

Sumber :

Tidak ada perawatan lain

yang perlu kecuali antipiretik

untuk demam dan analgesik

untuk nyeri. 

Komplikasi :

ó  Yakinkan orangtua

bahwa vesikel-

vesikel adalah suatu

proses panyakit yang

alami pada anak-anak

yang terinfeksi. 

Page 13: askep anak pra sekolah

Sekresi saluran nafas,

darah dan urine dari orang

yang terinfeksi.

Transisi :

Kontak langsung dengan

orang yang terinfeksi.

Masa inkubasi :

10-20 hari

Periode penularan :

Dari 4-5 hari setelah

ruam-ruam muncul tetapi

terutama selama tahapan

awal (catharal).

Manifestasi klinis :

Fase prodromal:

Tidak dijumpai pada anak-

anak, namun dijumpai

pada orang remaja dan

dewasa yang ditandai

dengan demam ringan,

sakit kepala, malaise,

anorexia, konjungtivitis

ringan, coryza, sakit

kerongkongan, batuk, dan

Jarang terjadi (arthritis,

enchepalitis, atau purpura);

penyakit-panyakit menular

yang sering dijumpai pada

masa anak-anak; bahaya

terbesar adalah efek

teratogenik pada janin.

ó  Gunakan sentuhan

lembut jika

diperlukan.

ó  Jauhkan anak dari

wanita hamil

Page 14: askep anak pra sekolah

limfadenofaty. Paling

sedikit 1-5 hari,

menghilang 1 hari setelah

terjadinya ruam.

Ruam :

Pertama kali muncul di

wajah dan dengan segera

menyebar ke leher, lengan

batang tubuh dan kaki.

diakhiri dari pertama

ditutupi dengan bercak-

bercak kemerahan makulo

pupalar, biasanya hilang

pada hari ketiga

Tanda dan gejala :

Demam ringan yang

muncul kadang-kadang,

sakit kepala, malaise dan

limfadenopaty.

2. Hubungan keluarga

Pada usia prasekolah biasanya anak merasa cemburu dengan kehadiran anggota keluarga

baru (adik). Anak merasa tidak diperhatikan lagi oleh orang tua sehingga anak sering

membuat olah untuk mendapatkan perhatian orang tua.

3. Bahaya fisik

a. Kecelakaan

Page 15: askep anak pra sekolah

Kecelakaan terjadi akibat keinginan anak untuk bermain yang menghasilkan

ketrampilan tertentu. Meskipun tidak meninggalkan bekas fisik namunkecelakaan

dianggap sebagai kegagalan dan anak lebih bersikap hati-hati akan berbahaya bagi

psikologisnya sehingga anak akan takut terhadap kegiatan fisik. Jika hal ini terjadi

bisa berkembang menjadi masa malu.

b. Keracunan

Pada dasarnya usia prasekolah suka mencoba segala sesuatu yang dia lihat tanpa

mengetahui apakah itu berbahaya atau tidak.

4. Bahaya Psikologis

Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu berprestasi. Rasa

bersalah dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih pemarah, mengalami

regresi, yaitu kembali ke perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol dan

menghisap jempol.

5. Gangguan tidur

Mimpi buruk adalah mimpi menakutkan yang terjadi selama tidur REM (rapid

eye movement). Seorang anak yang mengalami mimpi buruk biasanya akan benar-benar

terbangun dan dapat mengingat kembalimimpinya secara terperinci. Mimpi buruk yang

terjadi sewaktu-waktu adalah hal yang normal, dan satu-satunya tindakan yang perlu

dilakukan orang tua adalah menenangkan anak. Tetapi mimpi buruk yang sering terjadi

adalah abnormal dan bisa menunjukkan masalah psikis. Pengalamam yang menakutkan

(termasuk cerita menakutkan atau film tentang kekerasan di televisi) bisa menyebabkan

terjadinya mimpi buruk. Hal ini terutama sering ditemukan pada anak-anak yang berumur

3-4 th, karena mereka belum bisa membedakan antara khayalan dan kenyataan. Teror

dimalam hari adalah suatu keadaan dimana sesaat setelah tertidur anak setengah

terbangun dengan kecemasan yang luar biasa. Anak tidak dapat mengingat kembali apa

yang atelah dialaminya.

Page 16: askep anak pra sekolah

Tidur sambil berjalan adalah suatu keadaan dimana dalam keadaan tertidur anak

bengkit dsari tempat tidurnya dan berjalan-jalan. Teror dimalam hari dan tidur sambil

berjalan biasanya berlangsung selama tidur dalam (Non REM) dan terjadi dalam 3 jam

pertama setelah anak tertidur. Tiap episode berlangsung dari beberapa detik sampai

beberapa menit. Teror dimalam hari sifatnya dramatis karena nak menjerit-jerit dan

panik, keadaan ini paling sering ditemukan pada anak yang berumur 3-8 th.

Untuk anak yang susah tidur bisa dilakukan beberapa tindakan berikut:

a. Ajak anak kembali ketempat tidurnya.

b. Berikan cerita yang pendek.

c. Tawari untuk ditemani oleh boneka atau selimut kesayangannya.

d. Gunakan lampu redup.

e. Masalah Pelatihan Buang Air (Toileting)

Pelatihan buang air besar biasanya mulai dilakukan pada saat anak berumur 2-3

tahun, sedangkan pelatihan buang air kecil dilakukan pada umur 3-4 tahun. Pada umur 5

tahun, kebanyakan anak sudah dapat melakukan buang air sendiri; melepas pakaian

dalamnya sendiri, membersihkan dan mengeringkan penis, vulva maupun anusnya sendiri

serta kembali memakai pakaian dalamnya sendiri. Tetapi sekitar 30% anak berusia 4 th

dan 10% anak berusia 6 th masih mengompol pada malam hari.

Cara terbaik untuk menghindari masalah pelatihan buang air (toilet training) adalah

dengan mengenali kesiapan anak. Adapun tanda dari kesiapan anak adalah:

a. Selama beberapa jam pakaian dalamnya masih kering.

b. Anak menginginkan pakaian dalamnya diganti jika basah.

c. Anak menunjukkan ketertarikannya untuk duduk di atas Potty Chair (pispot khusus

untuk anak-anak) atau diatas toilet (jamban, kakus).

d. Anak mampu mengikuti petunjuk atau aturan lesan yang sederhana.

Kesiapan anak biasanya terjadi pada usia 24-36 bln.

Page 17: askep anak pra sekolah

Metode toilet training yang banyak digunakan adalah metode timing. Anak yang

tampaknya sudah siap diperkenalkan kepada potty chair dan secara bertahap diminta

untuk duduk diatasnya sebentar saja dalam keadaan berpakaian lengkap. Kemudian anak

diminta untuk melepaskan pakaian dalamnya sendiri, lalu duduk di atas potty chair

selama tidak lebih dari 5-10 mnt. Hal itu dilakukan sambil ibu memberikan penjelasan

bahwa swkarang sudah saatnya anak untuk melakukan BAB/BAK ditempatnya

(maksudnya pada potty chair/kloset) buka di pakaian dalam atau popok. Jika Anak sudah

bisa melakukannya, ibu boleh memberikan pujian ataupu hadiah. Tetapi jika anak belum

bisa melakukannya, ibu sebaiknya tidak memarahi ataupun  menghukum anak. Metode

timing efektif untuk anak-anak yang memiliki jadwal BAB/BAK yang teratur.

Metode toilet training lainnya menggunakan boneka sebagai alat bantu. Kepada

anak yang sudah siap diajarkan cara-cara toilet training dengan menggunakan boneka

sebagai model. Ibu memberikan pujian kepada boneka karena pakaian dalamnya kering

dan telah berhasil melewati setiap proses toilet training. Kemudian ibu meminta anak

untuk menirukan proses toliet training dengan bonekanya secara berulang-ulang, anak

juga diajari untuk memuji bunekanya. Selanjutnya anak menirukan apa yang telah

dilakukan oleh bonekanya dan ibu memberikan pujian kepada anak. Jika anak tetap

bertahan duduk di toilet sebaiknya diangkat dan toilet training dicoba kembali setelah

anak makan. Tetepi jika hal ini berlangsung selama beberapa hari sebaiknya tolet traing

ditunda selama beberapa minggu.

Sangat penting untuk memberika pujian kepada anak yang telah berhasil

melakukan toilet training. Setelah pola BAB/BAK stabil secara perlahan pujian mulai

dikurangi. Memaksa anak untuk BAB/BAK di toilet dengan kekerasan tidak efektif dan

bisa menyebabkan ketegangan pada hubungan ibu-anak.

G. Bimbingan selama fase prasekolah

1. Usia 3 tahun

a. Persiapkan orang tua untuk peningkatan ketertarikan anak dalam hubungan yang

lebih luas.

Page 18: askep anak pra sekolah

b. Anjurkan orang tua untuk mendaftarkan anak ke play group atau TK.

c. Tekankan tentang pentingnya pengaturan waktu.

d. Anjurkan orang tua untuk menawarkan pilihan-pilihan ketika anak sedang

ragu/bimbang.

e. Perubahan pada anak usia 3.5 th : anak akan menjadi kurang koordinasi, gelisah dan

menunjukkan perubahan tingkah laku, seperti bicara gagap.

f. Orang tua harus memberikan perhatioan yang ekstra sebagai refleksi dari kegelisahan

emosi anak dan rasa takut anak kehilangan kasih sayang orang tua.

g. Ingatkan orang tua tentang keseimbangan yang telah dicapai pada usia 3 th akan

berubah menjadi tingkah laku yang agresif pada usia 4 th.

h. antisipasi tentang adanya perubahan nafsu makan, seleksi makanan anak.

i. Tekankan tentang perlunya perlindungan dan pendidikan untuk mencegah cedera.

j. Usia 4 tahun

1) Persiapkan pada tingkah laku anak yang lebih agresif, termasuk aktifitas motorik

dan penggunaan bahasa-bahasa yang mengejutkan.

2) Eksplorasi perasaan oreng tua berkenaan dengan tingkah laku anak.

3) Masukkan anak ke TK

4) Persiapkan untuk peningkatan keingintahuan anak tentang seks

5) Tekankan tentang pentingnya menanamkan disiplin pada anak

6) Anjurkan orang tua untuk melatih anak berenang jika belum dilakukan diusia

sebelumnya

k. Usia 5 tahun

1) Masa tenang pada anak

2) Siapkan anak untuk memasuki lingkungan sekolah

3) Pastikan kelengkapan imunisasi lingkungan sekolah

H. Stimulasi bermain untuk tumbuh kembang anak

1. Definisi bermain

Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarelauntuk memperoleh

kesenangan/ kepuasan. Bermain merupakan cermin kemampuan fisik, intelektual,

Page 19: askep anak pra sekolah

emosional, dan sosial. Bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena

bermain, anak akan berkata-kata (berkomunikasi), belajar menyesuaikan diri dengan

lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan mengenalwaktu, jarak, serta

suara. (Wong, 2000)

2. Fungsi permainan pada anak

Fungsi utama bermain adalah menstimulasi perkembangan anak, antara lain:

a. Perkembangan sensori-motorik

b. Perkembangan intelektual

c. Perkembangan sosial

d. Perkembangan kreativitas

e. Perkembangan kreasi diri

f. Perkembangan moral

g. Bermain sebagai terapi

h. Tujuan bermain

Melalui fungsi yang terurai diatas pada prinsipnya bermain mempunyai tujuan sebagai

berikut:

a. Untuk melanjutkan tumbang yang normal pada saat sakit anak mengalami gangguan

dalam tumbang.

b. Mengekspresikan perasaan, keinginan dan fantasi serta idenya.

c. Mengembangkan kreatrifitas dan kemampuan menyelesaikan masalah. Permainan

akan menstimulasi daya pikir, imajinasi, dan fantasinya untuk menciptakan sesuatu

seperti yang ada dalam pikirannya pada saat melakukan permainan anak akan

dihadapkan pada masalah dalam konteks permainannya, semakin lama ia bermain dan

semakin tertantang untuk dapat menyelesaikannya dengan baik.

d. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di RS. Stress

yang dialami anak di RS tidak dapat dihindarkan sebagai mana juga yang dialami

orang tuanya untuk itu yang penting adalah bagaimana menyiapkan anak dan orang

tua untuk dapat beradaptasi denga stresor yang dialaminya di RS secara efektif.

Page 20: askep anak pra sekolah

Alat dan jenis permainan yang cocok untuk anak usia prasekolah (>3-6 th)

Sejalan dengan tumbangnya anak prasekolah mempunyai kemampuan motorik

kasar dan halus yang lebih matang daripada anak usia toddler. Anak sudah lebih aktif,

kreatif dan imajinatif. Demikian juga kemampuan berbicara dan berhubungan sosial

dengan temannya semakin meningkat.

Oleh karena itu jenis permainan yang sesuai adalah asosiatif play, dramatik play

dan skill play. Anak melakukan permainan bersama-sama dengan temannya denga

komunikasi yang sesuai dengan kemampuan bahasanya. Anak juga sudah mampu

memainkan peran orang tertentu yang diidentifikasikannya seperti ayah, ibu dan bapak

atau ibu gurunya. Permainan yang menggunakan kemampuan motorik (skill play) banyak

dipilih anak prasekolah. Untuk itu jenis alat pewrmainan yang diberikan pada anak,

misal: sepeda, mobil-mobilan, alat olah raga, berenang dan permainan balok-balok besar,

dll.

Page 21: askep anak pra sekolah

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Identitas

1. Nama pasien

Dimaksudkan agar dapat mengenali klien sehingga mengurangi kekeliruan dengan pasien

lain.

2. Umur

Mengetahui umur pasien sehingga dapat mengklarifikasi adanya faktor resiko pada

epilepsi karena faktor umur dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam penatalaksanaan

untuk epilepsi.

3. Agama dan suku bangsa

Mengetahui kepercayaan dan adat istiadat pasien dan keluarga sehingga dapat

mempermudah dalam melaksanakan tindakan sesuai dengan agama dan kepercayaan dari

pasien dan keluarganya.

4. Pendidikan

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman dari anggota keluarga terutama

orang tua dalam memberi informasi perencanaan pulang bagi anak sekolah dengan

masalah kesehatan epilepsi.

5. Komposisi keluarga

Page 22: askep anak pra sekolah

Dimaksudkan untuk mengetahui silsilah dari beberapa generasi, apakah terdapat anggota

keluarga yang terkena penyakit yang serupa/penyakit turunan.

6. Tipe keluarga

Pengkajian tipe keluarga dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar perhatian dan

peraswatan yang diberikan pada anggota atau anak yang mengalami sakit.

7. Pekerjaan

Mengetahui tingkat ekonomi keluarga pasien. Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui

kesanggupan keluarga untuk memodifikasi proses penyembuhan penyakit pada anak dan

pemanfaatan sarana kesehatan bagi anak yang sakit.

8. Alamat

Untuk megetahui pasien tinggal dimana dan untuk menghindari kekeliruan bila ada dua

orang pasien dengan nama yang sama serta untuk keperluan kunjungan rumah bila

diperlukan.

9. Aktivitas rekreasi keluarga

Untuk mengetahui seberapa jauh keluarga memenfaatkan aktifitas rekreasi keluarga yang

digunakan untuk menghilangkan kepenatan dalam kehidupan sehari-harinya.

10. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini.

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.

c. Riwayat keluarga inti.

d. Riwayat keluarga sebelumnya.

Page 23: askep anak pra sekolah

11. Lingkungan

a. Karakteristik rumah.

b. Karakteristik lingkungan.

c. Mobilitas keluarga.

d. Hubungan keluarga dengan lingkungan.

e. Sistem sosisl yang mendukung.

12. Struktur keluarga

a. Pola komunikasi.

b. Pengambilan keputusan.

c. Peran anggota keluarga.

d. Nilai-nilai yang berlaku di keluarga.

e. Pengkajian yang berhubungan dengan anak usia sekolah

1) Identitas anak.

2) Riwayat kehamilan sampai kelahiran.

3) Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini.

4) Kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari-hari).

5) Tumbang saat ini (termasuk kemampuan yang dicapai).

6) Pemeriksaan fisik.