22
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Terima kasih kami ucapkan pada teman- teman atas kerjasamanya dalam pembuatan makalah yang berjudul Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Pada cancer ovarium” yang bisa terselesaikan tepat sesuai waktu yang ditentukan. Kami menyadari makalah ini tidak lepas dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak sangat diharapkan untuk kesempurnaan makalah – makalah berikutnya. Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan masyarakat. Denpasar, April 2013 Tim Penyusun 1

Askep CA Ovarium Proses

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Askep CA Ovarium

Citation preview

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.Terima kasih kami ucapkan pada teman- teman atas kerjasamanya dalam pembuatan makalah yang berjudul Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Pada cancer ovarium yang bisa terselesaikan tepat sesuai waktu yang ditentukan.Kami menyadari makalah ini tidak lepas dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak sangat diharapkan untuk kesempurnaan makalah makalah berikutnya. Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan masyarakat.

Denpasar, April 2013

Tim Penyusun

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR1BAB I3PENDAHULUAN3A.LATAR BELAKANG3B.RUMUSAN MASALAH3C.TUJUAN3BAB II4PEMBAHASAN4A.KONSEP DASAR PENYAKIT41.PENGERTIAN42.ETIOLOGI43.FAKTOR RISIKO44.FAKTOR PREDISPOSISI55.PATOFISIOLOGI56.TANDA & GEJALA67.Klasifikasi Ca Ovarium68.DIAGNOSIS79.PENATALAKSANAAN810.Pencegahan8B.KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN91.PENGKAJIAN92.DIAGNOSA103. INTERVENSI104. Implememtasi145. Evaluasi15BAB III16Penutup16A. Kesimpulan16DAFTAR PUSTAKA17

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGSetiap tahun, sekitar 6600 wanita di Inggris yang didiagnosis dengan kanker ovarium. Penyebab belum sepenuhnya dipahami, tetapi beberapa faktor (yang dikenal sebagaifaktor risiko) yang diyakini dapat meningkatkan kesempatan wanita mengembangkan kanker ovarium epithelial, yang umum jenis yang paling.Seperti banyak kanker, faktor risiko utama untuk kanker ovarium adalah umur (yang di atas usia 50). Risiko mengembangkan kanker ovarium sangat rendah pada wanita muda dan meningkat sebagai perempuan semakin tua. Kanker ovarium terjadi pada wanita di atas usia 50. Sebagian besar kanker ovarium terjadi pada wanita yang telah menopause mereka.Faktor-faktor risiko yang mungkin terjadi adalah sejarah keluarga yang kuat kanker ovarium atau payudara, obesitas, penggunaan terapi hormon pengganti (Hormone Replacement Therapy), dan infertilitas dan perawatan kesuburan.Hanya sejumlah kecil (sekitar 5-10 dalam 100) dari kanker ovarium dianggap disebabkan olehgen yang rusak| yang berjalan di dalam keluarga itu. Wanita yang memilikikanker payudara| memiliki peningkatan risiko kanker ovarium. Hal ini karena payudara dan kanker ovarium dapat disebabkan oleh gen yang rusak sama.Jika Anda prihatin tentang riwayat keluarga kanker ovarium, mungkin juga akan bermanfaat untuk membaca makalah kami tentang kanker ovarium. Selain untu pembaca umum, makalah yang kami tulis ini juga di tujukan khususnya untuk memenuhi tugas kami pada mata kuliahSistem Reproduksi 1.Semoga makalah kami ini dapat berguna bagi pembaca pada umumnya dan bagi mahasiswa S1 Keperawatan Stikes Wira Medika PPNI Bali pada khususnya.

B. RUMUSAN MASALAH1. Bagaimana Konsep Dasar Penyakit Pada Ca Ovarium?2. Bagaimana Konsep Dasar Asuhan Keperawatan pada Ca Ovarium?

C. TUJUAN1. Mengetahui Konsep Dasar Penyakit Ca Ovarium.2. Mengetahui Konsep Dasar Penyakit pada Ca Ovarium.

BAB IIPEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR PENYAKIT1. PENGERTIANKanker Indung telur atau Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 70 tahun. Kanker ovarium bisa menyebar ke bagian lain, panggul, dan perut melalui sistem getah bening dan melalui sistem pembuluh darah menyebar ke hati dan paru-paru.Kanker ovarium sangat sulit didiagnosa dan kemungkinan kanker ovarium ini merupakan awal dari banyak kanker primer.

2. EpidemiologiPenyakit cacer ovarium mempunyai angka kejadiansekitar 13,8 wanita per 100.000. sayang sekali sekitar 75% kasus di deteksi pada tahap lanjut. Setiap tahun, sekitar 6600 wanita di Inggris yang didiagnosis dengan kanker ovarium. Penyebab belum sepenuhnya dipahami, tetapi beberapa faktor (yang dikenal sebagaifaktor risiko) yang diyakini dapat meningkatkan kesempatan wanita mengembangkan kanker ovarium epithelial, jenis yang paling yang umum.

3. ETIOLOGIPenyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:a. Hipotesis incessant ovulationTeori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium untuk penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan sel-sel epitel yang terganggu dapat menimbulkan proses transformasi menjadi sel-sel tumor.b. Hipotesis androgenAndrogen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker ovarium. Hal ini didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium mengandung reseptor androgen. Dalam percobaan in-vitro, androgen dapat menstimulasi pertumbuhan epitel ovarium normal dan sel-sel kanker ovarium

4. FAKTOR RISIKO Penyebab pasti kanker ovarium masih dipertanyakan, beberapa hal yangdi perkirakan sebagai faktor resiko kanker ovarium adalah sebagai berikut: Riwayat keluarga kanker ovarium dan kankerpayudara Riwayat keluarga kanker kolon dankanker endometrial Wanita diatas usia 50 - 75 tahun Wanita yang tidak memiliki anak (nullipara Wanita yang memiliki anak > 35 tahun Membawa mutasi gen BRCA1 atau BRCA2 Sindroma herediter kankerkolorektal nonpolipoid Ras kaucasia > Afrika-Amerika

5. FAKTOR PREDISPOSISI Diit tinggi lemak Merokok dan alcohol Infertilitas Riwayat Ca mamae, kolon, dan endometrium Nullipara

6. PATOFISIOLOGISetiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan.

Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih.

Pada neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan diabetes, HCg menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai dengan pemberian HCG.

Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini, keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan mesodermal. Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik.

7. Klasifikasi Ca OvariumStadium kanker ovarium primer menurut FIGO (Federation International of Ginecologies and Obstetricians ) adalah :a. STADIUM I > pertumbuhan terbatas pada ovarium Stadium 1a : pertumbuhan terbatas pada suatu ovarium, tidak ada asietas yang berisi sel ganas, tidak ada pertumbuhan di permukaan luar, kapsul utuh. Stadium 1b : pertumbuhan terbatas pada kedua ovarium, tidak asietas, berisi sel ganas, tidak ada tumor di permukaan luar, kapsul intak. Stadium 1c : tumor dengan stadium 1a dan 1b tetapi ada tumor dipermukaan luar atau kedua ovarium atau kapsul pecah atau dengan asietas berisi sel ganas atau dengan bilasan peritoneum positif.

b. STADIUM II > Pertumbuhan pada satu atau dua ovarium dengan perluasan ke panggul Stadium 2a : perluasan atau metastasis ke uterus dan atau tuba Stadium 2b : perluasan jaringan pelvis lainnya Stadium 2c : tumor stadium 2a dan 2b tetapi pada tumor dengan permukaan satu atau kedua ovarium, kapsul pecah atau dengan asitas yang mengandung sel ganas dengan bilasan peritoneum positif.

c. STADIUM III > tomor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant di peritoneum di luar pelvis dan atau retroperitoneal positif. Tumor terbatas dalam pelvis kecil tetapi sel histologi terbukti meluas ke usus besar atau omentum. Stadium 3a : tumor terbatas di pelvis kecil dengan kelenjar getah bening negatif tetapi secara histologi dan dikonfirmasi secara mikroskopis terdapat adanya pertumbuhan (seeding) dipermukaan peritoneum abdominal. Stadium 3b : tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant dipermukaan peritoneum dan terbukti secara mikroskopis, diameter melebihi 2 cm, dan kelenjar getah bening negativ. Stadium 3c : implant di abdoment dengan diameter > 2 cm dan atau kelenjar getah bening retroperitoneal atau inguinal positif.d. STADIUM IV > pertumbuhan mengenai satu atau kedua ovarium dengan metastasis jauh. Bila efusi pleura dan hasil sitologinya positif dalam stadium 4, begitu juga metastasis ke permukaan liver.

8. TANDA & GEJALAGejala umum bervariasi dan tidak spesifik. Pada stadium awal berupa :a. Haid tidak teraturb. Menoragiac. Nyeri tekan pada payudarad. Menopause dinie. Rasa tidak nyaman pada abdomenf. Infertilitasg. Nyeri pada bagian bawah abdomenh. Nyeri pinggul pada waktu menstruasii. Rasa begah setelah makan makanan kecilj. Lingkar abdomen yang terus meningkat

9. DIAGNOSISSebagian besar kanker ovarium bermula dari suatu kista. Oleh karena itu, apabila pada seorang wanita ditemukan suatu kista ovarium harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan apakah kista tersebut bersifat jinak atau ganas (kanker ovarium).Ciri2 kista yang bersifat ganas yaitu pada keadaan :1. Kista cepat membesar2. Kista pada usia remaja atau pascamenopause3. Kista dengan dinding yang tebal dan tidak berurutan4. Kista dengan bagian padat5. Tumor pada ovariumPemeriksaan lanjutan untuk memperkuat dugaan ke arah kanker ovarium seperti : USG dengan Doppler untuk menentukan arus darah Jika diperlukan, pemeriksaan CT-Scan/ MRI Anamnesis dan pemeriksaan fisik pelvik Radiologi: USG Transvaginal, CT scan, MRI Tes darah khusus : CA-125 (Penanda kanker ovarium epitelial), LDH,HCG, dan AFP(penanda tumor sel germinal) Laparoskopi: Untuk mengetahui apakah sebuah Tumor berasal dari uterus, dari ovarium atau tidak dan untuk menentukan sifat-sifat tumor tersebut Pemeriksaan untuk mengetahui perluasan kankerovarium Pielografi intravena (ginjal, ureter, dan vesika urinaria), sistoskopi dan sigmoidoskopi.

Foto rontgen dada dan tulang. Scan KGB (Kelenjar Getah Bening)

10. PENATALAKSANAAN

Pengobatan ovarium tergantung dari stadiumnya dan stadium kanker ovarium baru bisa ditentukan setelah dilakukan operasi ( Staging Laparotomy ). Sebagian besar kanker ovarium memerlukan pengobatan dengan kemoterapi. Hanya kanker ovarium stadium awal saja ( stadium 1-A dan I-B dengan derajat diferensiasi sel yang baik/ sedang ) yang tidak memerlukan lebih dari satu jenis kemoterapi (kombinasi) untuk mendapatkan hasil pengobatan yang baik. Kemoterapi umumnya diberikan sebanyak 6 seri dengan interval 3 4 minggu sekali dengan melakukan pemantauan terhadap efek samping kemoterapi secara berkala terhdap sumsum tulang, fungsi hati, fungsi ginjal, sistem saluran cerna, sistem saraf dan sistem kardiovaskuler. Kadang-kadang kemoterapi lini pertama tidak memberikan respon terhadap penyakit sehingga diganti dengan kemoterapi lini kedua dengan konsekwensi biaya yang lebih tinggi. Walaupun penanganan dan pengobatan kanker ovarium telah dilakukan dengan prosedur yang benar namun hasil pengobatanya sampai dengan saat ini belum mengembirakan termasuk pengobatan termasuk pengobatan yang dilakukan di pusat kanker terkemuka di dunia sekalipun. Angka kelangsungan hidup 5 tahun ( 5 Years survival rate ) penderita kanker ovarium stadium lanjut hanya kira-kira 20-30%, sedangkan sebagian besar penderita ( 60-70% ditemukan dalam keadaan stadium lanjut sehingga penyakit ini disebut juga dengan silent killer 11. PencegahanTidak ada upaya pencegahan khusus yang dapat dilakukan agar terhindar dari penyakit ini. Upaya yang bisa dilakukan adalah untuk mengetahui secara dini penyakit ini sehingga pengobatan yang dilakukan memberikan hasil yang baik dengan kompliukasi yang minimal. Upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan pemeriksaan secara berkala yang meliputi :a. Pemeriksaan klinis genekologik untuk mendeteksi adanya kista ataupembesaran ovarium lainnya.b. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) bila perlu dengan alat Doppler untuk mendeteksi aliran darah.c. Pemeriksaan petanda tumor ( tumor marker )d. Pemeriksaan CT-Scan / MRI bila dianggap perluPemeriksaan tersebut diatas sangat dinjurkan terutama terhadap wanita yang mempunyai resiko akan terjadi kanker ovarium, yaitu :a. Wanita yang haid pertama lebih awal dan menopause lebih lambat. b. Wanita yang tidak pernah atau sulit hamilc. Wanita dengan riwayat keluarga menderita kanker ovariumd. Wanita penderita kanker payudara dan kolon

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN1. PENGKAJIAN Data diri klien Data biologis/fisiologiskeluhan utama Riwayat kesehatan masa lalu Riwayat kesehatan keluarga Riwayat reproduksi:siklus haid, durasi haid Riwayat obstetric:kehamilan, persalinan, nifas, hamil Data psikologis/sosiologis: eaksi emosional setelah penyakit diketahui Pemeriksaan fisik

Aktifitas istirahatGejala : Kelemahan / keletihan Perubahan pada pola tidur Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur seperti nyeri,ansietas,keringat malam Pekerjaan / profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan ,tingkat stress tinggi

Integritas egoGejala : Faktor stress,merokok,alcohol Menunda mencari pengobatan Masalah tentang lesi / cacat, pembedahan Menyangkal diagnosis, putus asa

ReproduksiGejala : Pada kanker Ovarium terdapat tanda haid tidak teratur ,sering berkemih,menopouse dini dan menorrhagia.

Makanan dan minumanGejala : dispepsia,rasa tidak nyaman pada abdomen, lingkar abdomen yang terus meningkat).

NeurosensoriGejala : Pusing, sinkope

Nyeri / ketidaknyamanan Gejala :Adanya nyeri pada abdomen bagian bawah, derajat bervariasi dari nyeri tingkat ringan s/d berat ( dihubungkan dengan proses penyakit ),Nyeri tekan pada payudara.

KeamananGejala: pemajanan pada zat kimia, toksik dan karsinogenTanda: demam ,ulserasi

SeksualitasGejala : Nulligravida lebih besar dari usia 30 tahun,mempunyai banyak pasangan seksual, aktifitas seksual dini.

Interaksi socialGejala : Ketidaknyamanan / kelemahan sistem pendukung Riwayat perkawinan,dukungan dan bantuan Masalah tentang fungsi dan tanggung jawab peran

2. DIAGNOSA

Nyeri akut b.d agen cidera biologi Gangguan harga diri b.d perubahan seksualitas, fertilitas dan hubungan dengan pasangan dan keluarga. Resiko tinggi terhadap disfungsi seksual b.d perubahan struktur atau fungsi tubuh, perubahan kadar hormone. Defisiensi penegtahuan b.d kurang terpajan informasi penyakit3. INTERVENSIDiagnosa KeperawatanTujuan dan Kriteria HasilRencana IntervensiRasional

1. Nyeri akut b.d agen cidera biologiSetelah diberikan tindakan keperawatan rasa nyeri dapat berkurang atau terkontrol, dengan Kriteria Hasil: Menyatakan nyeri berkurang atau terkontrol skala 0-3 Pasien tampak rileks

Observasi dengan PQRST karakteristik nyeri, mis tajam, konstan , ditusuk. Selidiki perubahan karakter /lokasi/intensitas nyeri. Pantau TTV

Berikan tindakan nyaman mis, pijatan punggung, perubahan posisi, musik tenang, relaksasi/latihan nafas

Kolaborasi dalam pemberian analgesik sesuai indikasi Nyeri merupakan respon subjekstif yang dapat diukur.

Perubahan frekuensi nadi meningkat menunjukan bahwa pasien mengalami nyeri, khususnya bila alasan untuk perubahan tanda vital telah terlihat. Tindakan non analgesik diberikan dengan sentuhan lembut dapat menghilangkan ketidaknyamanan dan memperbesar efek terapi analgesik. Obat ini dapat digunakan untuk mengurangi periode nyeri dan meningkatkan kenyamanan.

2.Gangguan harga diri b.d perubahan seksualitas, fertilitas dan hubungan dengan pasangan dan keluarga.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan citra tubuh klien meningkat dengan criteria hasil : Pasien mampu menyatakan atau mengkomunikasikan dengan orang terdekat tentang situasi dan perubahan yang sedang terjadi Pasien mampu menyatakan penerimaan diri terhadap situasi Pasien dapat mengakui dan menggabungkan perubahan ke dalam konsep diri dengan cara yang akurat tanpa harga diri negative

Kaji adanya gangguan pada citra diri pasien

Berikan kesempatan untuk pengungkapan, dengarkan dengan cara terbuka dan tidak menghakimi untuk mengekspresikan perasaan. Bantu pasien yang cemas dalam mengembangkan kemampuan untuk menilai diri dan mengenali diri serta mengatasi masalah Dorong pasien untuk bersosialisasi dengan orang lain dan Bantu pasien kea rah penerimaan diri. Gangguan citra diri akan menyertai setiap penyakit atau keadaan yang tampak nyata bagi pasien. Kesan seseorang terhadap dirinya sendiri akan berpengaruh pada konsep diri Pasien membutuhkan pengalaman didengarkan dan dipahami

Menetralkan kecemasan yang tidak perlu terjadi dan memulihkan realitas situasi

Membantu dalam meningkatkan sosialisasi dan penerimaan diri

3. Resiko tinggi terhadap disfungsi seksual b.d perubahan struktur atau fungsi tubuh, perubahan kadar hormone

Setelah dilakukan tidakan keperawatan diharapkanTdak terjadi disfungsi seksual denganKriteria Hasil: Klien menyatakan paham tentang perubahan struktur dan fungsiseksual. Mengidentifikasi kepuasan/ praktik seksual yang diterima danbeberapa alternatif caramengekspresikan keinginan seksual

Mendengarkan pernyataan klien dan pasanganDiskusikan sensasi atau ketidaknyamanan fisik, perubahan pada respons individu Kaji informasi klien dan pasangan tentang anatomi/ fungsi seksual dan pengaruh prosedur pembedahan

Dorong klien untuk berbagi pikiran/masalah dengan orang terdekatnyaBerikan solusi masalah terhadap masalah potensial. ex : menunda koitus seksual saat kelelahan. Kolaborasi: rujuk ke konselor/ahli seksual sesuai kebutuhan

Masalah seksual sering tersembunyi sebagai pernyataan humor dan/ ungkapan yang gambling

Menunjukan kesalahan informasi/konsep yang mempengaruhi pengambilan keputusan.perubahan kadar hormone mempengaruhi libidodan/menurunkan kelunakan vagina sehingga saat koitus terasa tidaknyaman. Komunikasi terbuka dapat mengidentifikasi penyesuaian masalah dan meningkatkan diskusi dan resolusi.

Mungkin dibutuhkan bantuan tambahan untuk meningkatkan kepuasan hasil.

4. Defisiensi pengetahuan b.d kurangnya terpajan info penyakit

Setelah di berikan tindakan keperawatan di harapkan Kebutuhan pengetahuan terpenuhi secara adekuat.Kriteria hasil: Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan- Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar- Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya .

Pasien kooperatif terhadap tindakan pengobatan dan perawatan yang diberikan. Pasien taat terhadap program pengobatan dan perawatan yang diberikan.

Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat

Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit Diskusikan pilihan terapi atau penanganan Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien terhadap penyakit Memberikan informasi tentang proses terjadinya penyakit dan timbulnya gejala.

Untuk memberikan pemahaman tentang gejala yang di timbulkan Memberikan gambaran atau informasi terhadap penyakit. Informasi yang tepat tentang situasi menurunkan kecemasan, membantu pasien/keluarga menerima situasi secara nyata.

4. ImplememtasiImplememtasi dilakukan sesuai dengan Intervensi

5. Evaluasi DX1 Menyatakan nyeri berkurang atau terkontrol dengan skala 0-3 Pasien tampak rileks DX2 Pasien mampu menyatakan atau mengkomunikasikan dengan orang terdekat tentang situasi dan perubahan yang sedang terjadi Pasien mampu menyatakan penerimaan diri terhadap situasi Pasien dapat mengakui dan menggabungkan perubahan ke dalam konsep diri dengan cara yang akurat tanpa harga diri negative DX3 Klien menyatakan paham tentang perubahan struktur dan fungsiseksual. Mengidentifikasi kepuasan/ praktik seksual yang diterima danbeberapa alternatif caramengekspresikan keinginan seksual

DX4 Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya

BAB IIIPenutup

A. KesimpulanJadi Kanker Indung telur atau Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 70 tahun. Kanker ovarium bisa menyebar ke bagian lain, panggul, dan perut melalui sistem getah bening dan melalui sistem pembuluh darah menyebar ke hati dan paru-paru. Sudah sewajarnya kita harus mengenal dan mendeteksi dini penyakit CA Ovarium untuk menanggulangi,mencegah, merawat atau menjaga kesehatan diri kita atau orang yang kita sayangi

DAFTAR PUSTAKA

Brenda,G.Smeltzer,S. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol2.Jakarta:EGCNanda Internasional.2012.Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi.jakarta:EGCDonges, Marilynn E. 1999.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta: EGCManuaba. 1998.Ilmu Kebidanan. Penyakit Kandungan Dan KeluargaBerencanaUntuk PendidikanBidan. Jakarta: EGMochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Jakarta : EGC

17