ASKEP GASTROENTERITI1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

gg

Citation preview

  • 5/20/2018 ASKEP GASTROENTERITI1

    1/16

    ASKEP GASTROENTERITIS

    09.39 askep pencernaan No comments

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Definisi

    Gastroenteritis merupakan suatu peradangan yang biasanya disebabkan baik oleh virus maupunbakteri pada traktus intestinal (Guyton & Hall, 2006).

    Gastoenteritis adalah suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak sepertibiasanya, ditandai dengan peningkatan volume, keenceran, serta frekuensi lebih dari 3 kali dan

    pada neonatus leih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir darah (Hidayat,2006: 12).

    Gastroenteritis adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dam lebihdari 3 kali pada anak, konsistensi feces encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur

    lendir dan darah atau lendir saja (Ngastiyah, 2005: 224) Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa gastroenteritis adalah suatu

    keadaan dimana terjadi inflamasi pada lambung dan usus ditandai dengan frekuensi buang air

    besar pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dan anak lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensifeces encer, dengan atau tanpa lendir dan darah.Salah satu komplikasi dari gastroenteritis adalah dehidrasi.Klasifikasi dehidrasi menurut

    Hidayat(2006) adalah :

    a) Dehidrasi ringan

    Apabila kehilangan 2-5% dari berat badan atau rata-rata 25 ml/kg BB dengan gambaran klinik

    turgor kulit kurang elastis, suara serak, penderita belum jatuh ada keada syok.

    b) Dehidrasi sedang

    Apabila kehilangan cairan 5-8% dari berat badan atau rata-rata 75 ml/kg BB dengan gambaranklinik turgor kulit jelek, suara serak, penderita jatuh syok, nadi cepat dan dalam.

    c) Dehidrasi berat

    Apabila kehilangan cairan 8-10% dari berat badan atau rata-rata 125 ml/kg BB, pada dehidrasiberat volume darah berkurang sehingga terjadi renjatan hipovolemik dengan gejala denyut

    jantung menjadi cepat, nadi cepat dan kecil, tekanan darah menurun, pasien sangat lelah,

    kesadaran menurun (apatis, somnolen, kadang sampai soporokomateus)

    2.2 ETIOLOGI

    Menurut Ngastiyah (2005) :

    1. Faktor Infeksi

    a. Infeksi enteral : infeksi saluran cerna yang merupakan penyebab utama diare pada anak.- Infeksi bakteri, seperti vibrio, E. Coli, salmonela, shigella, campylobacter, yersinia, aeromonas,

    dan sebagainya.

    - Infeksi virus yaitu Enterovirus (Virus ECHO, Coxsackie, Poliomyelitis, Adeno-virus, Rotavirus,

    dan lain-lain).

    - Infeksi parasit : cacing (ascaris, trichuris, Oxyuris, Strongyloides), protozoa (Entamoeba

    histolytica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis) dan jamur (Candida albicans)

    b. Infeksi purenteral : infeksi di luar alat pencernaan makanan

    http://fandik-prasetiyawan.blogspot.com/2013/01/askep-gastroenteritis.htmlhttp://fandik-prasetiyawan.blogspot.com/2013/01/askep-gastroenteritis.htmlhttp://fandik-prasetiyawan.blogspot.com/search/label/askep%20pencernaanhttp://fandik-prasetiyawan.blogspot.com/search/label/askep%20pencernaanhttp://fandik-prasetiyawan.blogspot.com/2013/01/askep-gastroenteritis.html#comment-formhttp://fandik-prasetiyawan.blogspot.com/2013/01/askep-gastroenteritis.html#comment-formhttp://fandik-prasetiyawan.blogspot.com/2013/01/askep-gastroenteritis.html#comment-formhttp://fandik-prasetiyawan.blogspot.com/search/label/askep%20pencernaanhttp://fandik-prasetiyawan.blogspot.com/2013/01/askep-gastroenteritis.html
  • 5/20/2018 ASKEP GASTROENTERITI1

    2/16

    Contoh : otitis medis akut, tonsila faringitis, bronkitis, ensefalitis

    2. Faktor Malabsorpsi

    1. Malabsorbsi karbohidratDisakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa,

    fruktosa dan galaktosa).

    2. Malabsorbsi lemak3. Malabsorbsi protein

    3. Faktor Makanan

    Misal : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.

    4. Faktor Psikologis

    Misal : rasa takut, cemas dan stres.

    2.3 KLASIFIKASI

    Diare dengan

    dehidrasi ringan

    Kehilangan cairan 5% berat badan.

    Kesadaran baik (somnolen).

    Mata agak cekung.

    Turgor kulit kurang dan kekenyalan kulitnormal.

    Berak cair 1-2 kali perhari.

    Lemah dan haus.

    Ubun-ubun besar agak cekung.

    Diare dengandehidrasi sedang

    Kehilangan cairan lebih dari 5-10% beratbadan.

    Keadaan umum gelisah.

    Rasa haus (++)

    Denyut nadi cepat dan pernapasan agak

    cepat.

    Mata cekung

    Turgor dan tonus otot agak berkurang.

    Ubun-ubun besar cekung.

    Kekenyalan kulit sedikit kurang dan

  • 5/20/2018 ASKEP GASTROENTERITI1

    3/16

    elastisitas kembali sekitar 1-2 detik.

    Selaput lendir agak kering.

    Diare dengan

    dehidrasi berat

    Kehilangan cairan lebih dari 10% berat

    badan.

    Keadaan umum dan kesadaran koma atau

    apatis.

    Denyut nadi cepat sekali.

    Pernapasan kusmaull (cepat dan dalam).

    Ubun-ubun besar cekung sekali.

    Mata cekung sekali.

    Turgor/tonus kurang sekali.

    Selaput lendir kurang/asidosis.

    2.4 MANIFESTASI KLINIS

    Manifestasi Klinis Menurut Ngastiyah, 1997a. Diare (BAB, lember, cair)

    1. Faktor osmotik disebabkan oleh penyilangan air ke rongga usus dalam perbandingan isotonic,

    ketidakmampuan larutan mengabsorbsi menyebabkan tekanan osmotik menghasilkan pergeserancairan dan Iodium ke rongga usus.

    2. Penurunan absorbsi atau peningkatan sekresi sekunder air dan elektrolit. Peningkatan ini

    disebabkan sekresi sekunder untuk inflamasi atau sekresi aktif sekunder untuk merangsangmukosa usus.

    3. Perubahan mobiliti, Hiperperistaltik atau hipoperistaltik mempengaruhi absorpsi zat dalam usus.

    b. Mual, muntah dan panas (suhu > 370C)

    Terjadi karena peningkatan asam lambung dan karena adnaya peradangan maka tubuh juga

    akan berespon terhadap peradangan tersebut sehingga suhu tubuh meningkat.c. Nyeri perut dan kram abdomen

    Karena adanya kuman-kuman dalam usus, menyebabkan peningkatan peristaltik usus dan

    efek yang timbul adanya nyeri pada perut atau tegangan atau kram abdomen.

    d. Peristaltik meningkat (> 35x/menit)

    Akibat masuknya patogen menyebabkan peradangan pada usus dan usus berusaha

    mengeluarkan ioxin dan meningkatkan kontraksinya sehingga peristaltik meningkat.

    e. Penurunan berat badan

  • 5/20/2018 ASKEP GASTROENTERITI1

    4/16

    Terjadi karena sering BAB encer, yang mana feses marah mengandung unsur-unsur

    penting untuk pertumbuhan dan perkembngan sehingga kebutuhan nutrisi kurang terpenuhi.

    f. Nafsu makan turunTerjadi karena peningkatan asam lambung untuk membunuh bakteri sehingga tumbuh

    mual dan rasa tidak enak.

    g. Turgor kulit menurun dan membran mukosa keringKarena banyak cairan yang hilang dan pemasukan yang tidak adekuat.

    h. Mata cowong

    Adanya ketidakseimbangan cairan tubuh dan peningkatan tekanan osmotik mengakibatkan

    beberapa jaringan kekurangan cairan dan oksigen.

    i. Gelisah dan rewel

    Ini terjadi karena kompleksitas dari tanda klinis yang dirasakan penderita sehingga tubuh

    tidak merasa nyaman sebab adanya ketidak homeostasis dalam tubuh.

    j. Kesadaran menurun

    Gejala klinis terjadi karena penurunan cairan tubuh yang mengakibatkan kerja jantung

    ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan O2 dan nutrisi sistemik sehingga denyut jantung cepat,

    nadi cepat tapi lemah, disebabkan peningkatan denyut jantung dengan peningkatan kepekaan dantekanan osmotik plasma darah. Efeknya ginjal berusaha ineretensi air dengan mencegah eksresi

    Na sehingga urine pekat dan Na meningkat dengan cairan sirkulasi yang buruk dampaknya otak

    kekurangan O2 dan nutrisi sehingga pusat kesadaran hipotalamus terganggu.

    2.5 PATOFISIOLOGI

    Sebagai akibat diare baik akut maupun kronis akan terjadi:

    1. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi)

    Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output lebih banyak daripada input), merupakanpenyebab terjadinya kematian pada diare.

    2. Gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik).

    Asidosis metabolik terjadi karena:

    a. Kehilangan natrium bikarbonat bersama tinja.

    b. Adanya ketosis kelaparan. Metabolisme lemak tidak sempurna sehingga benda keton tertimbun

    di dalam tubuh.

    c. Terjadi penimbunan asam laktat karena adanya anoksia jaringan.

    d. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal

    (terjadi oliguria/anuria).

    e. Pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler.3. Hipoglikemia

    Hipoglikemia terjadi pada 2 3% pada anak-anak yang menderita diare. Pada orang dengan

    gizi cukup/baik, hipoglikemia jarang terjadi, lebih sering terjadi pada anak yang sebelumnya

    pernah menderita KKP.

    4. Gangguan gizi

    Ketika orang menderita diare, sering terjadi gangguan gizi dengan akibat terjadinya

    penurunan berat badan dalam waktu singkat. hal ini disebabkan karena makanan yang sering

    tidak dicerna dan diabsorbsi baik karena adanya hiperperistaltik.

    5. Gangguan sirkulasi darah

    Sebagai akibat diare dengan/tanpa disertai muntah, dapat terjadi gangguan sirkulasi darah

    berupa renjatan (syok) hipovolemik. Akibat perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia,

  • 5/20/2018 ASKEP GASTROENTERITI1

    5/16

    asidosis bertambah berat, dapat mengakibatkan perdarahan dalam otak, kesadaran menurun dan

    bila tidak segera ditolong penderita dapat meninggal.

    2.6 PATHWAY

    Infeksi saluran pencernaan

    hiperperistaltik

    Gangguan eliminasi BAB

    Pengeluaran eksotoksin bakteri

    Asidosis metabolik

    Feses encer

    Mual / muntah

    Reaksi hipotalamus

    hipertermi

    Gangguan integritas kulit

    Nutrisi kurang dari kebutuhan

  • 5/20/2018 ASKEP GASTROENTERITI1

    6/16

    Syok hipovolemik

    Berat badan menurun

    anoreksia

    dehidrasi

    Kehilangan cairan dan elektrolit

    2.7 PENATALAKSANAAN MEDIS

    Menurut Ngastiyah (2007) :

    1. Pengobatan Simtomatis

    a. Rehidrasi: oralit, cairan infus yaitu Ringer Laktat, Dextrose 5%, Dekstrose dalam Saline.

    b. Antispasmodik, anti kholinergik (antagonis stimulus kolinergik pada reseptor muskorinik).Misalnya: pepaverin, mebeverine, propantelin bromid.

    c. Obat antidiare

    - Obat anti motilitas dan sekresi usus (Loperamid, difenoksilat, kodeinfosfat.

    - Oktretoid (sanostatin).

    - Obat antidiare yagn mensekresikan tinja dan absorpsi zat toksik.d. Antiemetik (metoklopramid, proklorprazin, domperidon).

    e. Vitamin B12, asam folat, vitamin A dan K.

    f. Obat ekstrak enzim pankreas.

    g. Aluminium hidroksida.h. Fenotiazin dan asam nikotinat, menghambat sekresi anion usus.

    2. Pengobatan Kausal

    Diberikan pada infeksi maupun noninfeksi pada diare kronik dengan penyebab infeksinya

    obat diberikan berdasarkan etiologi.

    3. Diit

  • 5/20/2018 ASKEP GASTROENTERITI1

    7/16

    Dalam fase akut biasanya diberikan bubur saring atau lunak kepada pasien dianjurkan

    untuk minum gula, makan telur asin/ikan asin sebagai pengganti elektrolit yang hilang lewat

    diare. Biasanya penderita tidak boleh minum susu selama diare.

    ASUHAN KEPERAWATAN

    1.

    PENGKAJIAN

    a. Biodata : sering terjadi pada umur dibawah 2 tahun.

    b. KU : berak cair

    c. RPS

    Frekuensi BAB meningkat, bentuk dan konsistensi dapat cair dan berlendir/berdarah dan dapatpula disertai gejala panas, muntah, anoreksia, nausea, vomiting.

    d. RPD

    Ditemukan faktor pendukung diare antara lain penyakit infeksi enteral, saluran pencernaan,

    infeksi parenteral, saluran pernafasan, SSP, sistem pendengaran, malabsorbsi, faktor makanan,psikology dan imunodefisiensi, menyebabkan suhu meningkat juga dapat menyebabkan diare

    dan dehidrasi (AH. Markum, 1999 : 466).

    1. Antenatal :

    2. Natal : pada saat lahir karena infeksi oleh organisme yang terdapat pada tinja ibu atau infeksiyang terjadi setelah lahir akibat penyebaran organisme yang berasal dari bayi lain yang terinfeksi

    (DepKes RI, 1993 : 99)

    3. Post natal : Pemakaian antibiotik berspektrum luas yang efektif terhadap mikro flora ususmemberikan resiko yang utama (Buku Referensi Sindroma Diare, 1999 : 59). Didapatkan riwayat

    alergi makanan dan malabsorbsi (RSUD Dr. Soetomo, 1996 : 40).

    e. RPK

    Ditemukan pasien yang menderita penyakit menular seperti GE atau disentrik

    f. ADL

    (1) Nutrisi : anoreksia, mual, muntah

    (2) Eleminasi : BAB lebih dari 4x (bayi)/BAB lebih dari 3x (anak) dapat cair, lendir, berdarah danBAK frekuensi menurun

    (3) Pesonal hygiene : iritasi sekitar usus

    (4) Aktivitas : lemas dan mengantuk(5) Istirahat tidur : bisa terganggu bisa tidak

    2. PEMERIKSAAN FISIK

    a. Penampilan Umum

  • 5/20/2018 ASKEP GASTROENTERITI1

    8/16

    Hasil pengamatan indera perawat secara objektif terhadap klien sebelum dilakukan

    pemeriksaan fisik. Keadaan umum klien dengan Gastroenteritis biasanya mengalami kelemahan,

    pada tingkat dehidrasi berat dapat terjadi penurunan kesadaran.

    b. Pemeriksaan Sistem Tubuh

    1. Sistem Respirasi

    Dikaji dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi. Hal yang di inspeksi meliputi: frekuensipernafasan, bentuk hidung simetris atau tidak, septum nasi ditengah atau tidak, ada benda asing,kebersihan lubang hidung, secret hidung (jernih, purulen), peradangan mukosa hidung, bentuk

    dada, kesimetrisan pergerakan dada. Palpasi meliputi, vibrasi dada, ekspansi dada. Perkusi

    meliputi, suara paru sonor atau hipersonor. Auskultasi meliputi, bunyi nafas ada ronkhi atautidak, suara paru vesikuler, jenis pernafasan biasanya pernafasan dada karena nyeri daerah

    abdomen. Biasanya terjadi peningkatan frekuensi nafas karena akibat nyeri yang merangsang

    sumsum tulang belakang untuk dihantarkan ke spinal respiratory tractus yang kemudian

    disampaikan ke medulla oblongata sebagai pusat pernafasan (Price, 2000: 265)

    2. Sistem Kardiovaskuler

    Dikaji mengenai warna mukosa bibir, tidak adanya peningkatan tekanan vena jugularis,

    frekuensi dan irama denyut nadi, tekanan darah, bunyi jantung normal dan suara tambahan.Biasanya terjadi peningkatan denyut nadi (takhikardi), akral dingin serta penurunan tekanan

    darah (hipotensi) (Brenda and Jacob, 1997: 963).

    3. Sistem Pencernaan

    Dikaji kebersihan mulut, gigi serta lidah, adanya stomatitis, bau mulut, ada tidaknyapembesaran tonsil, kesimetrisan uvula, bentuk abdomen, ada tidaknya nyeri tekan atau lepas di

    daerah epigastrium, perkusi abdomen tiap kuadran, dikhawatirkan adanya massa di abdomen dan

    akumulasi udara di lambung dan usus, bising usus dan keadaaan anus. Klien denganGastroenteritis biasanya terdapat nyeri tekan epigastriun ataupun nyeri disekitar abdomen,

    penurunan berat badan, terjadi pula peningkatan peristaltic usus dan daerah sekitar anus

    kemerahan (Luckman & Sorrensen, 2000: 1560).

    4. Sistem PerkemihanAda tidaknya nyeri saat berkemih, ada tidaknya pembengkakan dan nyeri daerah pinggang,

    palpasi daerah kandung kencing teraba penuh atau tidak, adakah suara bruit dan friction rubs.

    Biasanya klien jarang BAK pada klien Gastroenteritis dengan dehidrasi.

    5. Sistem Integumen

    Pemeriksaan hanya meliputi inspeksi dan palpasi. Kaji hygiene kulit, kuku dan rambut,

    struktur dan warna rambut serta kulit, turgor kulit. Pada klien dengan Gatroenteritis. Biasanyaturgor kulit jelek akibat dehidrasi dan kulit sekitar anus dan perineum terdapat lesi atau eritema

    karena teriritasi oleh feses.

    6. Sistem Endokrin

    Kaji adanya pembesaran kelenjar tyroid dan pembesaran kelenjar getah bening, distribusi

    bulu rambut, hiperpigmentasi pada kulit, udema di wajah dan ekstremitas.

    7. Sistem Muskuloskeletal

    Periksa tingkat kekuatan otot dan ekstremitas bawah dan atas, rentang gerak sendi, biasanya

    pada klien Gastroenteritis akan terjadi kelemahan (Doenges, 2000: 471).

    8. Sistem Neurologis

    Pemeriksaan system saraf cranial secara khusus dilakukan pada klien dengan penyakit

    persarafan. Pada klien Gastroenteritis, pengkajian nervus I sampai XII diperlukan karena pada

  • 5/20/2018 ASKEP GASTROENTERITI1

    9/16

    klien dengan dehidrasi berat mengalami penurunan kesadaran sehingga diperlukan penilaian

    GCS untuk mengidentifikasi kelainan.

    3. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Menurut Luckman and Sorrensens, 2000: 1564), pemeriksaan diagnostik pada klien dengan

    Gastroenteritis meliputi:a. Laboratorium (darah, elektrolit, analisis feses, carsinoembrionik antigen)

    b. Radiology (Barium swallow, Barium enema)

    c. Colonoscopy, prosedur yang digunakan bagi klien yang mengalami riwayat konstipasi, diare dan

    perdarahan intestinal.

    d. Ultrasonography (USG), untuk mengidentifikasi proses patofisiologi dalam pancreas, hati, limfa.

    e. Analisis Gaster adalah suatu bentuk pemeriksaan sekresi asam lambung dan pepsin dalam

    gaster.

    f. Magnetic Resonance Imaging (MRI), untuk mempelajari aliran darah dan mengidentifikasi

    tumor, infeksi dan gambaran otot halus.

    4. ANALISA DATANo

    Dx

    Data Etiologi Masalah

    1 DS: klien mengatakanbadannya terasa lemas,fesesnya encer

    DO:

    Input lebih banyak dari

    output

    Pasien BAB 6x dalam 1

    hari

    Feses klien encer

    Terjadi hiperperistaltik

    Bising usus 40x/ mnt

    Inflamasi,malabsorbsiusus

    Gangguaneliminasi(BAB diare)

    2 DS: klien mengatakan

    merasa haus terus-terusan

    DO:

    Turgor kulit buruk

    Intake

    kurang daripada output

    Gangguan

    keseimbangancairan

    (dehidrasi)

  • 5/20/2018 ASKEP GASTROENTERITI1

    10/16

    Membran mukosa pucat

    Mata cowong

    3 DS : klien mengatakan

    kesulitan makan

    DO:

    - Keadaan umum lemah,

    - LILA 20 cm,

    - bising usus 45 x/mnt,

    - kembung saat diperkusi.

    - klien malas dan menolakmakan

    A: BB klien menurun

    B: HB < 12-15 gram/dl

    C: pasien terlihat letih,lelah

    dan pucat

    D: Nafsu makan pasien

    menurun

    Gangguan

    absorpsi

    nutrien dananoreksia

    Perubahan

    nutrisi kurang

    dari kebutuhantubuh

    4 DS : Klien mengatakan

    perih

    DO :

    Turgor kulit buruk

    Iritasi kulit daerah

    perianal

    Iritasi kulit

    perianal oleh

    feses

    Gangguan

    integritas

    kulit

  • 5/20/2018 ASKEP GASTROENTERITI1

    11/16

    Kulit kemerahan

    5. DIAGNOSA KEPERAWATAN

    a. Gangguan eliminasi (BAB lebih dari normal) berhubungan dengan inflamasi, malabsorbsi usus,

    ditandai dengan peningkatan peristaltik usus, defekasi sering dan berair, nyeri abdomen.b. Gangguan keseimbangan cairan (dehidrasi) berhubungan dengan intake kurang daripada output,

    kehilangan berlebih pada sistem GI melalui feses yang cair dan muntah ditandai dengan turgorkulit buruk, membran mukosa pucat, TTV tidak stabil (takikardi, hipotensi dan demam).

    c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan absorpsi nutriendan anoreksia, status hipermetabolik ditandai dengan penurunan berat badan, peningkatan bunyi

    usus, konjungtiva dan membran mukosa pucat, menolak untuk makan.

    d. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan defisit volume cairan ditandai dengan turgor kulit

    buruk, iritasi kulit daerah perianal, kulit kemerahan.

    6. INTERVENSI dan RASIONAL

    1. Diagnosa 1Tujuan :

    Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam BAB pasien normal.

    KH :

    - Bising usus dan peristaltik normal 535 kali per menit.

    - Defekasi normal 1 kali per hari atau 2 kali per hari.

    - Konsistensi feses padat dan lunak.

    Intervensi Rasional

    Observasi dan catat frekuensi

    defekasi, karakteristik, jumlah

    dan faktor pencetus

    Membantu membedakan penyakit

    individu dan mengkaji beratnya

    episode

    Tingkatkan tirah baring,

    berikan alat-alat disamping

    tempat tidur.

    Istirahat memutuskan motilitas

    usus juga menurunkan laju

    metabolisme.

    Buang feses dengan cepat,

    berikan pengharum ruangan.

    Menurunkan bau tidak sedap

    untuk menghindari malu pasien.

    Identifikasi makanan dan

    cairan yang mencetuskan

    diare, misalnya sayuran segardan buah, sereal, bumbu,

    minuman karbonat, produk

    susu.

    Menghindari iritan, meningkatkan

    istirahat usus

    Mulai lagi pemasukan cairan

    per oral secara bertahap.

    Memberikan istirahat kolon

    dengan menghilangkan atau

  • 5/20/2018 ASKEP GASTROENTERITI1

    12/16

    Tawarkan minuman jernih

    tiap jam, hindari minuman

    dingin.

    menurunkan rangsang

    makanan/cairan

    Observasi demam, takikardi,

    letargi, leukosit, ansietas dankelesuan.

    Mengidentifikasi adanya proses

    infeksi/peradangan

    Kolaborasi pemberian obatantikolinergik

    Menurunkan motilitas/peristaltikGI dan menurunkan sekresi

    digestif untuk menghilangkan

    kram dan diare

    2. Diagnosa2

    Tujuan :

    Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam tidak terjadi ketidakseimbangan cairan.KH :

    - Masalah dehidrasi dapat teratasi/keseimbangan cairan pasien adekuat.

    - Turgor kulit baik.- Membran mukosa baik/lembab.

    - TTV stabil.

    Intervensi Rasional

    Awasi masukan dan

    haluaran, karakter dan

    jumlah feses, perkiraankehilangan yang tak terlihat,

    misalnya: berkeringat, ukur

    berat jenis urine, observasi

    oliguria.

    Memberikan informasi tentang

    keseimbangan cairan, fungsi ginjal

    dan kontrol penyakit usus jugamerupakan pedoman untuk

    penggantian cairan.

    Kaji TTV Hipotensi, takikardi, demam dapatmenimbulkan/menunjukkan respon

    terhadap kehilangan cairan.

    Observasi kulit kering

    berlebihan dan membranmukosa, penurunan turgor

    kulit, pengisian kapilerlambat.

    Menunjukkan kehilangan cairan

    berlebihan/dehidrasi.

    Ukur berat badan tiap hari. Indikator cairan dan status nutrisi

    Observasi perdarahan dan Diet tak adekuat dan penurunan

  • 5/20/2018 ASKEP GASTROENTERITI1

    13/16

    tes feses tiap hari untuk

    adanya darah samar

    absorbsi dapat menimbulkan

    defisiensi vitamin K dan merusak

    koagulasi, potensial resikoperdarahan

    Kolaborasi:

    Berikan cairan parenteral

    sesuai indikasi.

    Mempertahankan penggantiancairan untuk memperbaiki

    kehilangan.

    Awasi hasil laboratorium Menentukan kebutuhan penggantian

    dan keefektifan terapi

    Berikan obat sesuai indikasi. Menurunkan kehilangan cairan dari

    usus

    3. Diagnosa3

    Tujuan :

    Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam status nutrisi pasien terpenuhi.

    KH :

    - Nafsu makan baik

    - BB ideal sesuai dengan umur dan kondisi tubuh

    - Hasil pemeriksaan laborat protein dalam batas normal (3-5 mg/dalam)

    Intervensi Rasional

    Timbang berat badan tiap hari Memberikan informasi tentangkebutuhan diet

    Dorong tirah baring dan atau

    pembatasan aktifitas selama

    fase sakit akut

    Menurunkan kebutuhan metabolik

    Anjurkan istirahat sebelum

    makan.

    Menenangkan peristaltik dan

    meningkatkan energi untuk makan

    Berikan kebersihan mulut Mulut yang bersih dapatmenyenangkan rasa makanan

    Sediakan makanan dalam

    ventilasi yang baik,

    lingkungan yangmenyenangkan dengan situasi

    Lingkungan yang menyenangkan

    menurukan stres dan lebih

    kondusif untuk makan

  • 5/20/2018 ASKEP GASTROENTERITI1

    14/16

    tidak terburu-buru.

    Catat dan temukan perubahansimptomatologi

    Memberikan rasa kontrol padapasien dan kesempatan untuk

    memilih makanan yang

    diinginkan/dinikmati, dapatmeningkatkan masukan

    Kolaborasi:

    Pertahankan puasa sesuai

    indikasi.

    Istirahat usus menurunkanperistaltik dan diare dimana

    menyebabkan

    malabsorpsi/kehilangan nutrien

    Tambahkan diet sesuai

    indikasi

    Memungkinkan saluran usus untuk

    memaksimalkan kembali proses

    pencernaan

    Berikan obat sesuai indikasi. Untuk mempercepat prosespenyembuhan

    4. Diagnosa 4

    Tujuan :

    Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam Integritas kulit pasien adekuat.

    KH :

    - Turgor kulit baik.

    -

    Iritasi kulit daerah perianal teratasi.

    - Warna kulit daerah perianal sama dengan daerah sekitar.

    Intervensi Rasional

    Observasi kemerahan, pucat,

    ekskoriasi

    Area ini meningkat resikonya

    untuk kerusakan dan

    memerlukan pengobata lebihintensif

    Gunakan krim kulit 2 kalisehari setelah mandi

    Melicinkan kulit dan menurukangatal

    Diskusikan pentingnyaperubahan posisi sering, perlu

    untuk mempertahankan

    aktivitas.

    Meningkatkan sirkulasi danperfusi kulit dengan mencegah

    tekaan lama pada jaringan

    Tekankan pentingnya masukan Perbaikan nutrisi dan hidrasi

  • 5/20/2018 ASKEP GASTROENTERITI1

    15/16

    nutrisi/cairan adekuat akan memperbaiki kondisi

  • 5/20/2018 ASKEP GASTROENTERITI1

    16/16

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 KESIMPULAN

    Gastroenteritis akibat infeksi bakteri Escherichia coli adalah peradangan pada lambung danusus halus yang diakibatkan oleh masuknya mikroorganisme yang masuk bersama makanan

    yang menimbulkan gejala-gejala berupa hilangnya nafsu makan, mual, muntah, diare serta rasa

    tidak enak di perut.

    Etiologi gastroenteritis adalah :

    5. Faktor Infeksi

    6. Faktor Malabsorpsi

    7. Faktor Makanan

    8. Faktor Psikologis

    Askep dari gastroenteritis meliputi :

    1. Pengkajian

    2. Analisa data

    3. Diagnosa keperawatan

    4. Intervensi dan Rasional

    3.2 SARAN

    1. Bagi mahasiswa

    Meningkatkan kualitas belajar dan memperbanyak literature tentang pembuatan proses

    keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan gastroenteritis yang baik dan benar.

    2. Bagi pendidikan dan kesehatan

    Bagi dosen pembimbing agar dapat memberikan bimbingan yang lebih baik dalam

    pembuatan makalah selanjutnya. Dan membarikan pengetahuan kepada mahasiswa keperawatan

    agar lebih mengerti tentang proses keperawatan sehingga dapat memberikan rencana asuhan

    keperarawatan dengan baik dan benar pada pasien gastroenteritis.

    DAFTAR PUSTAKA

    Doenges, Marylin E. 2005. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. Jakarta ; EGC.

    Lynda Juall Carpenito-Moyet. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Edisi 10. Jakarta ; EGC

    http://amdkep.blogspot.com/2010/03/asuhan-keperawatan-dengan.html, diakses tanggal 24-10-

    2011.

    http://ignatiuspurwo1984.wordpress.com/2008/11/29/diare/,diakses tanggal 24-10-2011.

    http://www.peutuah.com/makalah-diare/,diakses tanggal 24-10-2011.

    http://amdkep.blogspot.com/2010/03/asuhan-keperawatan-dengan.htmlhttp://amdkep.blogspot.com/2010/03/asuhan-keperawatan-dengan.htmlhttp://ignatiuspurwo1984.wordpress.com/2008/11/29/diare/http://ignatiuspurwo1984.wordpress.com/2008/11/29/diare/http://www.peutuah.com/makalah-diare/http://www.peutuah.com/makalah-diare/http://www.peutuah.com/makalah-diare/http://ignatiuspurwo1984.wordpress.com/2008/11/29/diare/http://amdkep.blogspot.com/2010/03/asuhan-keperawatan-dengan.html