17
ASKEP PRURITUS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latar belakang penulisan makalah ini adalah supaya mahasiswa lebih tahu tentang penyakit pruritus bagaimna gejala, tanda-tandanya dan juga bagaimana cara penangannya. Karena pruritus termasuk salah satu jenis penyakit yang umum di masyarakat saat ini, B. Rumusan Masalah 1) Definisi 2) Etiologi 3) Patofisiologi 4) Manifestasi Klinik 5) Penatalaksanaan C. Tujuan 1. Tujuan Umum Setelah mempelajari makalah ini, mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada lansia dengan pruritu 2. Tujuan Khusus Setelah mempelajari makalah ini, mahasiswa mampu: a) Menjelaskan definisi pruritus b) Memahami etiologi dari pruritus c) Menyebutkan manifestasi klinis d) Menjelaskan patofisiologi pruritus

Askep Pruritus 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

askep pruritus

Citation preview

Page 1: Askep Pruritus 2

ASKEP PRURITUS

BAB I

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Latar belakang penulisan makalah ini adalah supaya mahasiswa lebih tahu tentang

penyakit pruritus bagaimna gejala, tanda-tandanya dan juga bagaimana cara

penangannya. Karena pruritus termasuk salah satu jenis penyakit yang umum di

masyarakat saat ini,

B.     Rumusan Masalah

1)    Definisi

2)    Etiologi

3)    Patofisiologi

4)    Manifestasi Klinik

5)    Penatalaksanaan

C.     Tujuan

1.      Tujuan Umum

Setelah mempelajari makalah ini, mahasiswa mampu memberikan asuhan

keperawatan pada lansia dengan pruritu

2.      Tujuan Khusus

Setelah mempelajari makalah ini, mahasiswa mampu:

a)      Menjelaskan definisi pruritus

b)      Memahami etiologi dari pruritus

c)      Menyebutkan manifestasi klinis

d)      Menjelaskan patofisiologi pruritus

e)      Menjelaskan kompikasi pruritus

f)        Menjelaskan cara penanganan pruritus

g)      Menjelaskan penatalaksanaan pruritus

D.    Manfaat

Adapun makalah ini dapat digunakan sebagai :

1)      Bahan untuk belajar tentang perawatan pruritus dalam keperawatan gerontik.

Page 2: Askep Pruritus 2

2)      Menambah bacaan tentang pruritus

3)      Salah satu acuan belajar tentang asuhan pasien pruritus

4)      Sebagai motivator dan sumber informasi bagi mahasiswa tentang pruritus

BAB II

KONSEP DASAR

A.     PENGERTIAN

Pruritus berasal dari kata Prurire: gatal; rasa gatal; berbagai macam keadaan yang

ditandai oleh rasa gatal (Kamus Kedokteran Dorland.1996). Djuanda A, dkk (1993),

mengemukakan pruritus adalah sensasi kulit yang iritatif dan menimbulkan rangsangan

untuk menggaruk. Berdasarkan dua pendapat di atas, Pruritus adalah sensasi kulit yang

iritatif dan ditandai oleh rasa gatal, serta menimbulkan rangsangan untuk menggaruk.

Reseptor rasa gatal tidak bermielin, mempunyai ujung saraf mirip sikat (penicillate) yang

hanya ditemukan pada kulit, membran mukosa dan kornea (Sher,1992). Pruritus

merupakan salah satu dari sejumlah keluhan yang paling sering dijumpai pada gangguan

dermatologic

B.     KLASIFIKASI GATEL

    Pruritoceptive itch : Akibat gangguan yang berasal dari kulit. Misalnya, inflamasi, kering,

dan kerusakan kulit.

    Neuropathic itch : Akibat gangguan pada jalur aferen saraf perifer atau sentral. Misalnya,

pada herpes dan tumor.

    Neurogenic itch : Tidak ada gangguan pada saraf maupun kulit, namun terdapat

transmitter yang merangsang gatal. Misalnya, morphin dan penyakit sistemik (ginjal

kronis, jaundice)

    Psikogenic itch : Akibat gangguan psikologi. Misalnya, parasitophobia

C.     ETIOLOGI

Pruritus dapat disebabkan oleh berbagai macam gangguan. Secara umum,

penyebab pruritus dapat diklasifikasikan menjadi lima golongan, yaitu:

1.      Pruritus local

Page 3: Askep Pruritus 2

Pruritus lokal adalah pruritus yang terbatas pada area tertentu di tubuh. Penyebabnya

beragam, Beberapa Penyebab Pruritus Lokal:

    Kulit kepala      : Seborrhoeic dermatitis, kutu rambut

    Punggung          : Notalgia paraesthetica

    Lengan             : Brachioradial pruritus

    Tangan             : Dermatitis tangan

    dll

2.      Gangguan sistemik

Beberapa Gangguan Sistemik Penyebab Pruritus

    Gangguan ginjal seperti Gagal ginjal kronik.

    Gangguan hati seperti Obstruksi biliaris intrahepatika atau ekstrahepatika.

    Endokrin/Metabolik seperti Diabetes, hipertiroidisme, Hipoparatiroidisme, dan

Myxoedema.

    Gangguan pada Darah Defisiensi seng (anemia), Polycythaemia, Leukimia limfatik, dan

Hodgkin's disease.

3.      Gangguan pada kulit

Penyebab pruritus yang berasal dari gangguan kulit sangat beragam. Beberapa

diantaranya, yaitu dermatitis kontak, kulit kering, prurigo nodularis, urtikaria, psoriasis,

dermatitis atopic, folikulitis, kutu, scabies, miliaria, dan sunburn.

4.      Pajanan terhadap factor tertentu

Pajanan kulit terhadap beberapa factor, baik berasal dari luar maupun dalam dapat

menyebabkan pruritus. Faktor yang dimaksud adalah allergen atau bentuk iritan lainnya,

urtikaria fisikal, awuagenic pruritus, serangga, dan obat-obatan tertentu (topical maupun

sistemik; contoh: opioid, aspirin).

5.      Hormonal

2% dari wanita hamil menderita pruritus tanpa adanya gangguan dermatologic.

Pruritus gravidarum diinduksi oleh estrogen dan terkadang terdapat hubungan dengan

kolestasis. Pruritus terutama terjadi pada trimester ketiga kehamilan, dimulai pada

abdomen atau badan, kemudian menjadi generalisata. Ada kalanya pruritus disertai

dengan anoreksi, nausea, dan muntah. Pruritus akan menghilang setelah penderita

Page 4: Askep Pruritus 2

melahirkan. Ikterus kolestasis timbul setelah penderita mengalami pruritus 2-4 minggu.

Ikterus dan pruritus disebabkan oleh karena terdapat garam empedu di dalam kulit. Selain

itu, pruritus juga menjadi gejala umum terjadi menopause. Setidaknya 50% orang

berumur 70 tahun atau lebih mengalami pruritus. Kelainan kulit yang menyebabkan

pruritus, seperti scabies, pemphigoid nodularis, atau eczema grade rendah perlu

dipertimbangkan selain gangguan sistemik seperti kolestasis ataupun gagal ginjal. Pada

sebagian besar kasus pruritus spontan, penyebab pruritus pada lansia adalah kekeringan

kulit akibat penuaan kulit. Pruritus pada lansia berespon baik terhadap pengobatan

emollient.

D.    PATOFISIOLOGI

Pruritus merupakan salah satu dari sejumlah keluhan yang paling sering dijumpai

pada gangguan dermatologic yang menimbulkan gangguan dermatologic yang

menimbulkan gangguan rasa nyaman dan perubahan integritas kulit jika pasien

meresponnya dengan garukan.  Reseptor rasa gatal tidak bermielin, mempunyai ujung

saraf mirip sikat (peniciate) yang hanya ditemukan dalam kuit, membrane mukosa dan

kornea (Sher, 1992).

Garukan menyebabkan terjadinya inflamasi sel dan pelepasan histamine oleh

ujung saraf yang memperberat gejala pruritus yang selanjutnya menghasilkan lingkaran

setan rasa gatal dan menggaruk. Meskipun pruritus biasanya disebabkan oleh penyakit

kulit yang primer dengan terjadinya ruam atau lesi sebagai akibatnya, namun keadaan ini

bisa timbul tanpa manifestasi kulit apapun. Keadaan ini disebut sebagai esensial yang

umumnya memiliki awitan yang cepat, bias berat dan menganggu aktivitas hidup sehari-

hari yang normal.

E.     KLASIFIKASI PRURITUS PERIANAL

Pruritus di daerah anus dan genital dapat terjadi akibat partikel kecil feces yang

terjepit dalam lipatan perianal atau yang melekat pada rambut anus, atau akibat kerusakan

kulit perianal karena garukan, keadaan basah dan penurunan sesistensi kulit yang

disebabkan oleh terapi kortikosteroid atau antibiotic. Keadaan lain yang dapat

menyebabkan gatal-gatal di daerah sekitar anus (Pruritis Perianal) adalah iritan local

Page 5: Askep Pruritus 2

seperti scabies serta tuma, lesi local seperti hemoroid, infeksi jamur atau kandida, dan

infestasi cacing kerawit. Keadaan seperti DM, Anemia, Hipertiroidisme, dan kehamilan

dapat pula menyebabkan pruritus perianal.

F.      MANIFESTASI KLINIS

Pruritus secara khas akan menyebabkan pasien menngaruk yang biasanya

dilakukan semakin intensif pada malam hari. Pruritus tidak sering dilaporkan pada saat

terjaga karena perhatian pasien teralih pada aktifitas sehari-hari. Pada malam hari dimana

ha-hal yang bisa mengalihkan perhatian hanya sedikit, keadaan priritus yang ringan

sekalipun tidak mudah diabaikan. Efek sekunder mencakup ekskorisi, kemerahan bagian

kulit yang menonjol (bidur), infeksi dan perubahan pigmentasi. Rasa gatal yang hebat

akan menganggu penampilan pasien.

G.    KOMPLIKASI

Bila skabies tidak diobati selama beberapa minggu atau bulan, dapat timbul

dermatitis akibat garukan. Erupsi dapat berbentuk impetigo, ektima, sellulitis, limfangitis,

dan furunkel. Infeksi bakteri pada bayi dan anak kecil yang diserang scabies dapat

menimbulkan komplikasi pada ginjal. Dermatitis iritan dapat timbul karena penggunaan

preparat anti skabies yang berlebihan, baik pada terapi awal ataupun pemakaian yang

terlalu sering.

H.    PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan pruritus sangat bergantung pada penyebab rasa gatal itu sendiri.

Sementara pemeriksaan untuk mencari penyebab pruritus dilakukan, terdapat beberapa

cara untuk mengatasi rasa gatal sehingga menimbulkan perasaan lega pada penderita,

yaitu:

Pengobatan topical:

o       Dinginkan kulit dengan kain basah atau air hangat

Page 6: Askep Pruritus 2

o       Losion calamine. Losion ini tidak dapat digunakan pada kulit yang kering dan memiliki

batasan waktu dalam pemakaiannya karena mengandung phenols.

o       Losion menthol/camphor yang berfungsi untuk memberikan sensasi dingin.

o       Pemakaian emmolient yang teratur, terutama jika kulit kering.

o       Kortikosteroid topical sedang untuk periode waktu yang pendek.

Antihistamin topical sebaiknya tidak digunakan karena dapat mensensitisasi kulit dan

menimbulkan alergi dermatitis kontak.

Pengobatan dengan medikasi oral mungkin diperlukan, jika rasa gatal cukup parah dan

menyebabkan tidur terganggu:

o       Aspirin: efektif pada pruritus yang disebabkan oleh mediator kinin atau prostaglandin,

tapi dapat memperburuk rasa gatal pada beberapa pasien.

o       Doxepin atau amitriptyline: antidepresan trisiklik dengan antipruritus yang efektif.

Antidepresan tetrasiklik dapat membantu rasa gatal yang lebih parah.

o       Antihistamin: antihistamin yang tidak mengandung penenang memiliki antipruritus.

Antihistamin penenang dapat digunakan karena efek penenangnya tersebut.

o       Thalidomide terbukti ampuh mengatasi prurigo nodular dan beberapa jenis pruritus

kronik.

Upaya lain yang berguna untuk menghindari pruritus, diantaranya mencegah factor

pengendap, seperti pakaian yang kasar, terlalu panas, dan yang menyebabkan vasodilatasi

jika dapat menimbulkan rasa gatal (mis. Kafein, alcohol, makanan pedas). Jika kebutuhan

untuk menggaruk tidak tertahankan, maka gosok atau garuk area yang bersangkutan

dengan telapak tangan.

Untuk gatal ringan dengan penyebab yang tidak membahayakan seperti kulit kering,

dapat dilakukan penanganan sendiri berupa:

         Mengoleskan pelembab kulit berulang kali sepanjang hari dan segera setelah mandi.

         Tidak mandi terlalu sering dengan air berkadar kaporit tinggi..

Page 7: Askep Pruritus 2

         Memasang alat pelembab udara, terutama di ruangan ber-AC.

         Mengenakan pakaian yang tidak mengiritasi kulit seperti katun dan sutra, menghindari

bahan wol serta bahan sintesis yang tidak menyerap keringat.

         Menghindari konsumsi kafein, alkohol, rempah-rempah, air panas dan keringat

berlebihan.

         Menghindari hal-hal yang telah diketahui merupakan penyebab gatal.

         Menjaga higiene pribadi dan lingkungan.

         Mencegah komplikasi akibat garukan dengan jalan memotong kuku dan menggosok

kulit yang gatal menggunakan telapak tangan sebagai ganti menggaruk. Obat yang dapat

dipergunakan antara lain obat oles antigatal (dengan kandungan mentol, kampor, kalamin

dan doxepin HCl) serta obat minum, seperti doxepin dan antihistamin.

Page 8: Askep Pruritus 2

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN

1.      Biodata

Cantumkan biodata klien secara lengkap yang mencakup umur, jenis kelamin,

suku bangsa.

2.      Keluhan utama

Biasanya klien datang ke tempat pelayanan kesehatan dengan keluhan gatal pada

kulitnya, intensitas gatal lebih sering terasa pada malam hari.

3.      Riwayat penyakit sekarang

Factor pencetus timbulnya pruritus dapat disebabkan oleh adanya kelainan

sistemik internal seperti diabetes melitus, kelainan darah atau kanker, penggunaan

preperat oral seperti aspirin , terapi antibiotic, hormone. Adanya alergi, baru saja minum

obat yang baru, pergantian kosmetik dapat menjadi factor pencetus adanya pruritus.

Tanda-tanda infeksi dan bukti lingkungan seperti udara yang panas, kering, atau

seprei/selimut yang menyebabkan iritasi, harus dikenal.

Pruritus dapat terjadi pada orang yang berusia lanjut sebagai akibat dari kulit yang kering.

4.      Riwayat penyakit dahulu

Pruritus merupakan penyakit yang hilang/ timbul, sehingga pada riwayat penyakit

dahulu sebagian besar klien pernah menderita penyakit yang sama dengan kondisi yang

dirasa sekarang.

5.      Riwayat penyakit keluarga

Diduga factor genetic tidak mempengaruhi timbulnya pruritus. Kecuali dalam

keluarga ada kelainan sistemik internal yang bersifat herediter mungkin juga mengalami

pruritus.

6.      Riwayat psikososial

Rasa gatal dapat pula disebabkan oeh factor psikologik seperti stress yang

berlebihan dalam keluarga atau lingkunagn kerja. Pruritus menimbulkan gangguan rasa

nyaman dan perubahan integritas kulit. Rasa gatal yang hebat akan menganggu

penampilan pasien.

Page 9: Askep Pruritus 2

DIAGNOSA

1.      Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya lesi, erosi.

2.      Gangguan citra tubuh berhubungan dengan adanya kerusakan integritas kulit.

3.      Pola tidur tidak efektif berhubungan dengan adanya rasa gatal.

4.      Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan adanya lesi.

5.      Kurang pengetahuan kurang terpapar informasi.

INTERVENSI KEPERAWATAN

1.      Perawat harus menegaskan kembali alasan program terapi dan  masalah spesifik yang

dialami klien.

2.      Jika mandi rendam, ingatkan gunakan air suam-suam kuku dan mengibaskan air yang

berlebihan, keringkan daerah lipatan menggunakan handuk dengan cara ditekan-tekan.

3.      Menggosok kulit kuat-kuat dengan handuk harus dihindari, karena overstimulasi kulit

yang akan menambah rasa gatal dan menghilangkan air dari stratum korneum.

4.      Segera lumasi dengan preparat emolien yang akan mempertahankan kelembaban kulit

setelah mandi.

5.      Beritahu klien untuk menghindari situasi penyebab vasodilatasi seperti kontak udara

lingkungan panas, pemakaian alkohol,makan-minum panas yang dapat memicu

peningkatan rasa gatal (Sher.1992).

6.      Lebih baik menggunakan pakaian dari katun daripada bahan sintetik. Jaga kamar tidur

tetap sejuk, hindari menggaruk kuat-kuat dan kuku selalu pendek untuk menghindari

infeksi.

7.      Bila perlu lakukan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan penyebab pruritus dan

jelaskan prosedur dan hasil yg diharapkan

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

1.      Lakukan pengkajian ulang atau validasi masalah klien

2.      Tentukan tindakan keperawatan yang akan di lakukan untuk mengatasi masalah klien

3.      Aplikasikan rencana tindakan tersebut ke dalam tindakan nyata

4.      Prioritaskan tindakan yang lebih penting dulu

Page 10: Askep Pruritus 2

5.      Catat semua perkembangan masalah klien

6.      Dokumentasikan tindakan tersebut

EVALUASI

1.      Tanyakan pada klien apakah status kesehatannya sudah membaik

2.      Lihat hasil perkembangan kesehatan terakhir

3.      Dokumentasikan hasil evaluasi tersebut

PENDIDIKAN KESEHATAN

1.      Higiene yang baik, hentikan konsumsi obat bebas.

2.      Bilas daerah perianal dengan air hangat kuku kemudian dikeringkan dengan kapas, atau

menggunakan tissu yang sudah dibasahi untuk membersihkan bekas defekasi.

3.      Hindari mandi rendam dalam air yang terlalu panas dan tidak memakai larutan busa

sabun, natrium biakrbonat,sabun deterjen, karena akan memperburuk kekeringan kulit.

4.      Hindari pakaian dalam dari bahan sintetik, supaya kulit tetap kering.

5.      Hindari anestesi lokal karena efek elergen.

Page 11: Askep Pruritus 2

KESIMPULAN

Pruritus adalah sensasi kulit yang iritatif dan ditandai oleh rasa gatal, serta

menimbulkan rangsangan untuk menggaruk. Pruritus dapat disebabkan oleh berbagai

macam gangguan. Secara umum, penyebab pruritus dapat diklasifikasikan menjadi lima

golongan: Pruritus local, Gangguan sistemik, Gangguan pada kulit, Pajanan terhadap

factor tertentu, Hormonal.

Penatalaksanaan pruritus sangat bergantung pada penyebab rasa gatal itu sendiri.

Sementara pemeriksaan untuk mencari penyebab pruritus dilakukan, terdapat beberapa

cara untuk mengatasi rasa gatal sehingga menimbulkan perasaan lega pada penderita,

yaitu: Pengobatan topical dan Pengobatan dengan medikasi oral

Page 12: Askep Pruritus 2

DAFTAR PUSTAKA

1.      Hinchliff, Sue. 1999. Kamus Keperawatan, Edisi 17. Jakarta : EGC

2.      Johnson, Marion, dkk. 2000. IOWA Intervention Project Nursing Outcomes

Classifcation (NOC), Second edition. USA : Mosby.

3.      McCloskey, Joanne C. dkk. 1996. IOWA Intervention Project Nursing Intervention

Classifcation (NIC), Second edition. USA : Mosby.

4.      Ramali, Ahmad. 2005. Kamus Kedokteran: Arti dan Keterangan Istilah., cetakan 26.

Jakarta : EGC.

5.      http://www.scribd.com/doc/41378481/ASKEP-PRURITUS-MSWord