21
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Pengertian batu ginjal menurut beberapa ahli adalah : 1. Nefrolithiasis adalah batu yang terdapat di kaliks ginjal renalis yang terbentuk dari kalsium, fosfat atau kombinasi asam urat yang biasanya larut di dalam urine (Soeparman, 2001) 2. Batu ginjal merupakan batu yang terbentuk pada tubuli ginjal kemudian berada di kaliks,pelvis ginjal bahkan mengisi pelvis serta seluruh kaliks ginjal (Harison, 1999) Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa: Batu ginjal (nefrolithiasis) adalah batu yang terdapat dalam pelvis dan kaliks ginjal yang terdiri atas kristal garam/asam yang sukar larut. B. Anatomi dan Fisiologi 1. Anatomi Sistem perkemihan melibatkan kerja beberapa organ yaitu : ginjal, ureter, vesika urinaria, ureter. Dalam hal ini penulis akan membahas tentang struktur makroskopik dan mikroskopik ginjal. Menurut Wilson (1995) dan Syaifuddin (1992) struktur makroskopik dan mikroskopik ginjal adalah:

BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-galihwulan... · Sistem perkemihan melibatkan kerja beberapa organ yaitu

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-galihwulan... · Sistem perkemihan melibatkan kerja beberapa organ yaitu

BAB II

KONSEP DASAR

A. Pengertian

Pengertian batu ginjal menurut beberapa ahli adalah :

1. Nefrolithiasis adalah batu yang terdapat di kaliks ginjal renalis yang terbentuk

dari kalsium, fosfat atau kombinasi asam urat yang biasanya larut di dalam

urine (Soeparman, 2001)

2. Batu ginjal merupakan batu yang terbentuk pada tubuli ginjal kemudian

berada di kaliks,pelvis ginjal bahkan mengisi pelvis serta seluruh kaliks

ginjal (Harison, 1999)

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa: Batu

ginjal (nefrolithiasis) adalah batu yang terdapat dalam pelvis dan kaliks ginjal

yang terdiri atas kristal garam/asam yang sukar larut.

B. Anatomi dan Fisiologi

1. Anatomi

Sistem perkemihan melibatkan kerja beberapa organ yaitu : ginjal,

ureter, vesika urinaria, ureter. Dalam hal ini penulis akan membahas tentang

struktur makroskopik dan mikroskopik ginjal. Menurut Wilson (1995) dan

Syaifuddin (1992) struktur makroskopik dan mikroskopik ginjal adalah:

Page 2: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-galihwulan... · Sistem perkemihan melibatkan kerja beberapa organ yaitu

a. Struktur Makroskopik

Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti karang, terletak di

ke-2 sisi kolumna vertebralis. Ginjal kanan sedikit lebih rendah

dibandingkan dengan ginjal kiri karena tertekan ke bawah oleh hati. Katup

atasnya terletak setinggi kista ke-12. sedangkan katup atas ginjal kiri

terletak setinggi kista.

Ginjal terletak dibagian belakang abdomen atas, dibelakang

peritoneum, didepan 2 koska terakhir dan 3 otot-otot besar-transverius

abdominis, kuadratus lumbirumdan psoas mayor. Ginjal dipertahankan

dalam posisi tersebut oleh bantalan lemak yang tebal. Kelenjar adrenal

terletak diatas katup masing-masing ginjal. Gambar struktur makroskopik

ginjal terlihat dalam gambar 1:

Gambar 1: Struktur makroskopik ginjal Sumber : Smeltzer (2001)

Page 3: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-galihwulan... · Sistem perkemihan melibatkan kerja beberapa organ yaitu

a. Struktur mikroskopik

Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula

renalis yang terdiri dari jaringan fibrus berwarna ungu tua. Lapisan luar

terdapat lapisan korteks (substansia kortekalis) dan lapisan luar terdapat

lapisan korteks (substansia kortekalis), dan lapisan sebelah dalam bagian

medulla (substansial medularis) berbentuk kerucut yang disebut renal

piramid. Puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-

lubang kecil disebut papilla renalis. Tiap-tiap piramid dilapisi dengan yang

lain oleh kolumna renalis, jumlah renalis ± 15-16 buah

Garis-garis yang terlihat pada piramid disebut tubulus. Pada setiap

ginjal diperkirakan ada 1.000.000 nefron. Nefron yang merupakan bagian

terkecil dari glomerulus, tubulus proksimal (tubulus kontorti saku), gelung

Henle, tubulus (tubulus kontorti dua) dan tubulus urinarius (papilla vateri).

Gambar struktur mikroskopik ginjal terlihat dalam gambar 2 :

Gambar 2: Struktur mikroskopik ginjal Sumber : Smeltzer (2001)

Page 4: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-galihwulan... · Sistem perkemihan melibatkan kerja beberapa organ yaitu

1. Fisiologi

Fisiologi ginjal meliputi fisiologi /fungsi organ ginjal dan fisiologi proses

berkemih

a. Fisiologi ginjal menurut Price (1995)yaitu :

1) Mempertahankan osmolalitas plasma sekitar 285m-osmolaritas dengan

mengubah-ubah ekskresi air.

2) Mempertahankan kadar masing-masing elektrolit plasma dalam rentang

normal.

3) Mempertahankan pH plasma sekitar 7.4 dengan mengeluarkan

kelebihan H+ dan membentuk kembali HCO3.

4) Megekskresikan produk akhir nitrogen dari metabolisme protein,

terutama urea, asam urat dan kreatinin.

5) Menghasilkan renin penting untuk pengaturan tekanan darah.

6) Menghasilkan eritopoietin faktor penting dalam stimulasi produksi sel

darah merah oleh sum-sum tulang..

7) Metabolisme vitamin D menjadi bentuk aktifnya.

8) Degradasi insulin.

9) Menghasilkan prostalglandin.

b. Fisiologi berkemih dimulai dari proses pembentukan urin (air kemih) yang

terdiri dari :

1) Proses filtrasi

Terjadi di glomerulus, proses ini terjadi karena permukaan

afferent lebih besar dari permukaan efferent maka terjadi penyerapan

Page 5: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-galihwulan... · Sistem perkemihan melibatkan kerja beberapa organ yaitu

darah. Sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian cairan

darah kecuali protein. Cairan yang disaring ditampung oleh kapsula

bowman yang terdiri dari glukosa, air, sodium, sulfat, bikarbonat, dan

diteruskan ke tubulus ginjal.

1) Proses reabsorbsi

Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian dari glukosa,

sodium, klorida, fosfat dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi

secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorbsi terjadi pada

tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi

kembali penyerapan dari sodium dan ion bikarbonat, bila diperlukan

akan diserap kembali ke dalam tubulus bagian bawah. Penyerapannya

terjadi secara aktif dikenal dengan reabsorbsi fakultatif dan sisanya

dialirkan pada papilla renalis.

2) Proses sekresi

Proses ini disebut proses penyerapan. Sisanya penyerapan

kembali yang terjadi pada tubulus dan diteruskan ke piala ginjal

selanjutnya diteruskan keluar.

A. Etiologi/predisposisi

1. Etiologi

Etiologi dari nefrolithiasis menurut Smeltzer (2001) adalah :

a. Hiperkalsuria (kalium urin tinggi) dan hiperkalsemia ( kalsium serum

tinggi) yang dapat disebabkan oleh :

Page 6: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-galihwulan... · Sistem perkemihan melibatkan kerja beberapa organ yaitu

1) Hiperparatiroidisme

2) Asidosis tubulus renal

3) Penyakit granulomatosa (tuberculosis) yang menyebabkan

peningkatan produksi vitamin D oleh jaringan granulomatosa.

4) Masukan vitamin D yang berlebihan

5) Masukan susu dan alkali berlebihan

6) Penyakit mieloproliferatik (leukemia, polisetemia, mieloma multiple)

yang menyebabkan proliferasi abnormal sel darah merah dari sum-

sum tulang.

a. Hiperoksaluria yang disebabkan oleh :

1) Hiperoksaluria enterik

2) Hiperoksaluria idiopatik (dengan masukan tinggi oksalat)

b. Hiperurikosuria akibat masukan diit berlebih

c. Penyebab lain termasuk asidosis tubular ginjal, infeksi oleh bakteri yang

menghasilkan urease (Proteus sp)

1. Predisposisi

Predisposisi dari nefrolithiosis menurut Ovedaff (1995) adalah :

a. Immobilisasi yang lama merupakan faktor predisposisi

b. Riwayat adanya batu dalam keluarga

c. Sering menunda buang air kecil (BAK)

d. Kurang minum, diet tinggi kalium dan tinggi purin

Page 7: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-galihwulan... · Sistem perkemihan melibatkan kerja beberapa organ yaitu

D. Patofisiologis

Pembahasan tentang patofisiologis menurut Tessy (1999) diawali dengan

pembentukan batu yaitu :

1. Teori inti matriks

Terbentuknya batu saluran kencing memerlukan adanya substansial

organik sebagai inti. Substansial organik ini terutama terdiri dari mukopoli

sakarida dan mukoprotein yang akan mempermudah kristalisasi dan agregasi

substansi pembentuk batu.

2. Teori supernaturasi

Terjadinya kejenuhan substansi pembentuk batu dalam urin seperti

sistin,santin, asam urat, kalsium oksalat akan mempermudah terbentuknya

batu.

3. Teori presipitasi uriskalisasi

Perubahan pH urin akan mempengaruhi substansi dalam urin. Pada urin

yang bersifat asam akan mengendap sistin, asam dan garam urat. Sedangkan

pada urin yang bersifat alkali akan mengendap garam-garam fosfat.

4. Teori berkurangnya faktor penghambat

Berkurangnya faktor penghambat seperti peptid, fosfat, piroforfak,

polipospat, sitrat, magnesium, asam mukopolisakarida. Akan mempermudah

terbentuknya batu saluran kencing.

Pada akhirnya semua teori tersebut akan berakhir dengan timbulnya

batu dalam saluran kemih. Timbulnya batu dalam ginjal dan saluran kemih

akan menimbulkan berbagai masalah bagi klien.

Page 8: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-galihwulan... · Sistem perkemihan melibatkan kerja beberapa organ yaitu

Ketika batu menghambat aliran urin terjadi obstruksi, menyebabkan

peningkatan tekanan hidrostatik dan distensi piala ginjal serta ureter

proksimal infeksi (pielonefritis dan sistitis yang disertai menggigil, demam

dan disuria) dapat terjadi dari iritasi batu yang terus menerus. Beberapa batu,

jika ada, menyebabkan sedikit gejala namun secara perlahan merusak unit

fungsional (nefron) ginjal, sedangkan yang lain menyebabkan nyeri yang luar

biasa dan ketidaknyamanan.

Nyeri yang berasal dari area renal menyebar secara anterior dan pada

wanita ke bawah mendekati kandung kemih. Sedangkan pada pria mendekati

testis. Bila nyeri mendadak menjadi akut, disertai nyeri tekan di seluruh area

kostovertebral dan muncul mual dan muntah, maka pasien sedang mengalami

episode kolik renal. Diare dan ketidaknyamanan abdominal dapat terjadi.

Gejala gastrointestinal ini akibat dari refleks renointestinal dan proksimitas

anatomic ginjal ke lambung, pankreas dan usus besar.

E. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis adanya batu dalam traktus urinarius menurut Smeltzer

(2001) bergantung pada adanya obstruksi, infeksi, dan edema, antara lain :

1. Ketika batu menghambat aliran urin, terjadi obstruksi menyebabkan

peningkatan hidrostatik dan distensi piala ginjal serta ureter proksimal.

2. Infeksi (pielonetritis dan sistinis yang disertai menggigil, demam dan disuria)

3. Batu di piala ginjal mungkin berkaitan dengan sakit yang dalam dan terus

menerus di area koskovertebral.

Page 9: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-galihwulan... · Sistem perkemihan melibatkan kerja beberapa organ yaitu

1. Nyeri bertahap, biasanya pada pinggang

2. Nyeri yang berpindah ke bawah (panggul, testis/vulva)

3. Hematuria

4. Mual, dan muntah sebagai akibat dari adanya gejala gastrointestinal.

F. Penatalaksanaan

Menurut Smeltzer (2001) penatalaksanaan nefrolithiasis (batu ginjal)

melalui beberapa cara yaitu :

1. Medika mentosa

Ditujukan untuk batu yang ukurannya kurang dari 5 mm, karena

diharapkan batu dapat keluar spontan, terapi yang diberikan bertujuan untuk

mengurangi nyeri. Memperlancar aliran urine dengan pemberian diuretik dan

minum yang banyak supaya dapat mendorong batu keluar dari saluran kemih.

Terapi lain untuk mengeluarkan batu dan membantu menurunkan

pembentukan batu disesuaikan dari jenis batu yaitu :

a. Batu kalsium : pengurangan kandungan kalsium dan fosfor dalam diit.

b. Batu fosfat : diit rendah fosfor.

c. Batu urat : pasien diharuskan diit rendah purine untuk mengurangi

ekskresi asa urat dalam urine.

d. Batu oksalat : untuk batu oksalat, urine dipertahankan dengan

pembakaran masuk oksalat.

e. Batu sturvik : pemberian metenamin-mandelak, pemberian NH4Cl, anti

mikroba.

Page 10: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-galihwulan... · Sistem perkemihan melibatkan kerja beberapa organ yaitu

2. ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotrispy)

Alat ini dapat memecah batu ginjal, batu ureter proximal/batu buli-buli

tanpa melalui tindakan invasive dan tanpa pembiusan. Batu dipecah menjadi

fragment, sehingga mudah dikeluarkan melalui saluran kemih.

3. Endourologi.

Tindakan endaurologi adalah tindakan infasif minimal untuk

mengeluarkan batu saluran kemih yang terdiri dari alat pemecah batu dan

kemudian mengeluarkannya dari saluran kemih melalui alat yang dimasukkan

langsung kedalam saluran kemih. Beberapa tindakan endourologi adalah :

a. PNL (Percutaneus nefro Litholapaxy)

Yaitu mengeluarkan batu yang berada di dalam saluran ginjal dengan

cara memasukan alat endoskopi ke sistem kallises melalui insisi pada

kulit. Batu kemudian dikeluarkan / dipecah terlebih dahulu menjadi

fragmen-fragmen kecil.

b. Lithotrispy

Yaitu memecah batu buli-buli / batu uretra dengan memasukan alat

pemecah batu (lithotripur) ke dalam buli-buli. Pecahan batu dikeluarkan

dengan evaltor.

c. Uretroskopi/uretra-renoskopi

Yaitu memasukkan alat uretroskopi peruretram guna melihat keadaan

ureter sistem pielo-kaliks ginjal dengan memakai energi tertentu. Batu

yang berada di ureter maupun sistem pelvikalikus dapat dipecah melalui

tuntunan uretriarenoskopi.

Page 11: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-galihwulan... · Sistem perkemihan melibatkan kerja beberapa organ yaitu

d. Ekstraksi dormia

Yaitu mengeluarkan batu ureter dengan menjaringnya melalui alat

keranjang dormia.

5. Bedah laparoskopi

Pembedahan laparoskopi untuk mengambil batu saluran kemih saat ini

sedang berkembang. Cara ini banyak disukai untuk mengambil batu ureter.

6. Bedah terbuka

Di klinik-klinik yang belum mempunyai fasilitas yang memadai untuk

tindakan-tindakan endourologi. Laparoskopi merupakan ESWL. Pengambilan

batu masih dilakukan melalui pembedahan terbuka. Pembedahan terbuka itu

antara lain, prekokomi/nefrolitokomi untuk mengambil batu pada saluran

ginjal dan uteroliktomi untuk batu di ureter.

7. Penatalaksanaan diit dari semua jenis batu yaitu:rendah protein, rendah

oksalat, rendah garam, rendah purin.

G. Komplikasi

Komplikasi dari penyakit nefrolithiasis menurut Rahardjo (1998) antara

lain :infeksi saluran kemih, hidronefrosis, hipertensi dan gagal ginjal.

Page 12: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-galihwulan... · Sistem perkemihan melibatkan kerja beberapa organ yaitu

H. Pengkajian Fokus

Pengkajian fokus klien dengan nefrolithiosis yang perlu diperhatikan

menurut Doengoes (1999) adalah :

1. Demografi

Fokus pengkajiannya meliputi:

a. Jenis kelamin : dapat terjadi pada pria dan wanita

b. Pekerjaan : pekerjaan yang monoton, pekerjaan dimana klien terpajan

c. Pada lingkungan bersuhu tinggi.

2. Riwayat kesehatan

a. Riwayat kesehatan dahulu

1) Adanya riwayat penyakit infeksi saluran kemih

2) Adanya infeksi bakteri yang mempunyai enzim urease

3) Adanya riwayat batu sebelumnya.

b. Riwayat kesehatan keluarga

Riwayat adanya batu dalam keluarga, kanker atau gangguan pada sum-

sum tulang

3. Perubahan pola fungsional

a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Kebiasaan minum yang kurang, minuman bersoda yang berlebih, diit

tinggi purin, kalsium oksalat dan fosfat, dan minum air dengan cukup.

b. Pola eliminasi

Penurunan keluaran urine.

Page 13: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-galihwulan... · Sistem perkemihan melibatkan kerja beberapa organ yaitu

c. Pola nutrisi dan metabolik

Mual/muntah, nyeri tekan, abdomen, ketidakcukupan pemasukan

cairan, demam.

d. Pola aktivitas

Keterbatasan aktivitas / immobilitas karena adanya nyeri.

e. Persepsi sensori

Episode akut nyeri berat, nyeri kolik. Lokasi tergantung pada lokasi

batu, contoh pada panggul di region sudut kostovertebral; dapat menyebar

ke punggung, abdomen, dan turun ke lipat paha/ genetalia. Nyeri dangkal

konstan menunjukkan kalkulus ada di pelvis atau kalkulus ginjal.

f. Persepsi diri dan konsep diri

Klien dapat melaporkan adanya keresahan gugup atau kecemasan

yang dirasakan sebagai akibat kurangnya pengetahuan tentang kondisi,

diagnosa dan tindakan operasi.

4. Pemeriksaan fisik

a. Peningkatan TD/nadi, suhu meningkat

b. Kulit hangat dan kemerahan, pucat

c. Nyeri tekan pada area ginjal bila dipalpasi.

d. Klien tampak kesakitan

5. Pemeriksaan penunjang

Diagnostik penunjang nefrolithiasis menurut Doengoes (1999) adalah :

a. Urinalisa : warna mungkin kuning, coklat gelap, berdarah. Secara umum

menunjukkan sel darah merah,sel darah putih,kristal (sistin, asam, kalsium

Page 14: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-galihwulan... · Sistem perkemihan melibatkan kerja beberapa organ yaitu

oksalat), serpihan mineral, bakteri, PVS : pH mungkin asam

(meningkatkan sistin dan batu asam urat) atau alkaline ( meningkatkan

magnesium, fosfat ammonium atau batu kalsium fosfat)

b. Urine (24 jam) : kreatinin, asam urat, kalsium, fosfat, oksalat atau sistn

mungkin meningkat.

c. Kultur urine mungkin menunjukkan infeksi saluran kemih (Stapilococus

aureus, proteus, klebsiela, pseudomonas)

d. Survei biokimia : peningkatan kadar magnesium, kalsium, asam urat,

fosfat, protein, elektrolit.

e. BUN (Blood Ureum Nitrogen)/ keratin, serum dan urine : abnormal

(tinggi pada serum/rendah pada urine) sekunder terhadap tingginya batu

obstruksi pada ginjal menyebabkan iskemia /nekrosis

f. Kadar klorida dan bikarbonat serum : peninggian kadar klorida dan

penurunan kadar bikarbonat menunjukkan terjadinya asidosis tubulus

ginjal.

g. Hitung darah lengkap : Sel darah putih mungkin meningkat menunjukkan

infeksi / septicemia.

Sel darah merah : biasanya normal

h. Hb/Ht : abnormal bila pasien dehidrasi berat atau polisistemia terjadi

(mendorong presitipasi pemadatan) atau anemia (perdarahan,

disfungsi/gagal ginjal)

Page 15: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-galihwulan... · Sistem perkemihan melibatkan kerja beberapa organ yaitu

i. Hormon paratiroid : mungkin meningkat bila ada gagal ginjal. (PTH

merangsang reabsorbsi kalsium dari tulang meningkatkan sirkulasi serum

dan kalsium urine)

j. Foto ronsen KUB : menunjukkan adanya kalkuli dan atau perubahan

anatomic pada area ginjal dan sepanjang ureter.

k. IVP : memberikan konfirmasi cepat urolitiasis seperti penyebab nyeri

abdominal atau panggul. Menunjukkan abnormalitas pada struktur

anatomic (distensi ureter) dan garis bentuk alkuli.

l. Sistoureterokopi : visualisasi langsung kandung kemih dan ureter dapat

menunjukkan batu dan atau efek obstruksi.

m. Scan CT : mengidentifikasi / menggambarkan kalkuli dan massa lain :

ginjal, ureter dan distensi kandung kemih.

n. Ultrasound ginjal : untuk menentukan perubahan obstruksi, lokasi batu.

Page 16: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-galihwulan... · Sistem perkemihan melibatkan kerja beberapa organ yaitu

Hiperkalsuria, hiperkalsemia, hiperparatiroidisme, asidosis tubulus

renal masukan Vit D >>, masaukan susu dan alkali

Immobilisasi yang lama, riwayat adanya batu, sering menunda buang air

kecil (BAK), kurang minum, diet tinggi kalium dan tinggi purin

Teori terbentuknya baku

Teori inti matriks Teori supernaturasi Teori presipitasi uriskalisasi

Teori berkurangnya faktor penghambat

Nefrolithiosis

Pembentukan batu

Kalkulus di ginjal / nefron

Intoleransi aktivitas

Spasme Pelvis Renalis

Mempengarui status psikologi

Krisis situasi

Cemas

Kerusakan mukosa

Pertahanan fisik

Resiko infeksi

Kerusakan nefron

Fungsi nefron

Fungsi ginjal

Kemampuan ekskresi urine

Oliguria

gg. eliminasi urine

Spasme pelvis renalis

Rangsangan pada gastrointestinal

Mual muntah

Demam

Ureum

Resiko < cairan

Stimulus reseptor nyeri

Nyeri Gangguan rasa nyaman

nyeri

Sumber : Smeltzer (2001), Wilson (1995)

I. PATHWAY KEPERAWATAN

Page 17: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-galihwulan... · Sistem perkemihan melibatkan kerja beberapa organ yaitu

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan secara teori menurut Doengoes (1999) adalah :

1. Perubahan eliminasi urin : oliguri berhubungan dengan penurunan fungsi

ginjal untuk mensekresi cairan

2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan denagn adanya batu ginjal,

spasme pelvis renalis.

3. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya pertahanan tubuh karena

trauma jaringan akibat obstruksi ginjal

4. Resiko kurang cairan berhubungan dengan mual muntah

5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri

6. Cemas berhubungan dengan tindakan pembedahan (insisi)

K. FOKUS INTERVENSI DAN RASIONAL

Fokus intervensi untuk mengatasi masalah yang terjadi pada klien

nefrolithiasis menurut Doengoes (1999) adalah:

1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d adanya batu di ginjal, spasme pelvis renalis

a. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri terkontrol /

hilang dan rasa nyaman terpenuhi.

b. Kriteria hasil : 1) Klien tidak gelisah

2) Skala nyeri menurun

3) Klien dapat beristirahat dan tidur nyenyak.

Page 18: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-galihwulan... · Sistem perkemihan melibatkan kerja beberapa organ yaitu

c. Intervensi :

1) Kaji tingkat nyeri klien.

Rasional : mengetahui seberapa nyeri yang dirasakan klien

2) Kaji lokasi nyeri

Rasional : membantu mengevaluasi tempat obstruksi dan kemajuan

gerakan kalkulus

3) Ciptakan lingkungan yang kondusif

Rasional : meminimalkan rasa nyeri klien

4) Ajarkan tehnik relaksasi

Rasional : mengurangi nyeri

5) Kolaborasi pemberian obat analgetik

Rasional : menurunkan kolik uretral

2. Perubahan eliminasi urin : oliguria berhubungan dengan penurunan fungsi

ginjal untuk mensekresi carian.

a. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan jam pola

berkemih seperti biasanya.

b. Kriteria hasil : 1) Urine ± 250 cc/BAK 6-7 x/hari

2) Tak mengalami tanda inflamasi

3) Warna urine bening kekuningan

c. Intervensi :

1) Awasi pemasukan dan pengeluaran : karakteristik urine

Rasional : memberikan informasi tentang fungsi ginjal dan adanya

komplikasi, contoh infeksi dan perdarahan

Page 19: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-galihwulan... · Sistem perkemihan melibatkan kerja beberapa organ yaitu

2) Tentukan pola berkemih klien

Rasional : kalkulus dapat menyebabkan eksikabilitas saraf yang

menyebabkan sensai kebutuhan berkemih segera.

3) Dorong meningkatkan masukan cairan

Rasional :peningkatan hidrasi membilas bakteri,darah dan debris dan

dapat membantu lewatnya batu.

4) Awasi pemekrisaan laboratorium : elektrolit, BUN (Blood Ureum

Nitrogen), kreatinin.

Rasional : peninggian BUN (Blood Ureum Nitrogen) kreatinin dan

elektrolit mengindikasikan disfungsi ginjal.

3. Resti infeksi berhubungan dengan penurunan tubuh karena trauma jaringan

akibat obstruksi ginjal.

a. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24

infeksi tidak terjadi.

b. Kriteria hasil : Suhu normal dan warna urine tidak keruh (bening

kekuningan), urine tidak bau, leukosit menurun.

c. Intervensi :

1) Kaji intensitas dan warna urine

Rasional : seberapa klien terkena infeksi

2) Kaji tanda-tanda vital klien

Rasional : mengetahui penurunan / peningkatan suhu

3) Motivasi klien makan tinggi protein

Rasional : infeksi tidak bertambah

Page 20: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-galihwulan... · Sistem perkemihan melibatkan kerja beberapa organ yaitu

4) Kolaborasi pemberian antibiotik

Rasional : mengurangi infeksi menyebar

5) Berikan cukup cairan minimal 2500 cc

Rasional : dapat melarutkan batu

4. Resiko Kekurangan Volume Cairan Berhubungan Dengan Mual Muntah

a. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi kekurangan

volume cairan

b. Kriteria Hasil : 1) Keseimbangan cairan adekuat

2) Tanda-tanda vital stabil (Tekanan darah : 120/80-

140/90 mmHg, suhu : 36,5-37,5 0C )

3) Berat badan dalam batas normal

4) Nadi perifer normal

5) Membran mukosa lembab

6) Turgor kulit baik

c. Intervensi :

1) Awasi pemasukan dan pengeluaran

Rasional : Membandingkan keluaran aktual dan yang diantisipasi

membantu dalam evaluasi adanya atau derajat stasis atau kerusakan

ginjal.

2) Catat insiden muntah, diare.

Rasional : Mual-mual atau muntah dan diare secara umum

berhubungan dengan kolik ginjal karena syaraf gangleon seliaka

pada kedua ginjal dan lambung.

Page 21: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-galihwulan... · Sistem perkemihan melibatkan kerja beberapa organ yaitu

3) Tingkatkan pemasukan cairan 3-4 liter per hari dalam toleransi

jantung

Rasional : Mempertahankan keseimbangan cairan untuk homeostasis

juga tindakan mencuci yang dapat membilas batu keluar

4) Awasi tanda vital

Rasional : Indikator hidrasi atau volume sirkulasi dan kebutuhan

intervensi.

5) Awasi HB atau HT, elektrolit

Rasional : Mengkaji Hidrasi dan kefektivan atau kebutuhan intervensi

6) Berikan cairan IV

Rasional : mempertahankan volume sirkulasi ( bila pemasukan oral

tidak cukup ) meningkatkan fungsi ginjal.