23
Ari Kurniawan, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK TEMAN SEBAYA DALAM MEREDUKSI PERILAKU AGRESIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian Bagian ini mendeskripsikan mengenai lokasi penelitian dilakukan, populasi penelitian dan sampel penelitian. Adapun deskripsinya adalah sebagai berikut. 1. Lokasi Penelitian Penelitian berlokasi di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Cimahi yang beralamat di Jl. Sukarasa No. 136 Citeureup Cimahi Utara 40512. Tlp./ Fax (022) 6628404. N S S : 34.1.02.08.03.003. NPSN : 20224135 SK Pendirian : No. 0207/ 0 / 1980 Tanggal 30 Juli 1980. SMK ini membuka 3 program keahlian yaitu: Perhotelan, Tata Boga, dan Tata Busana. 2. Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010: 108). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X SMK Negeri 3 Cimahi tahun ajaran 2012/2013, yaitu berjumlah 304 orang dengan rincian jumlah peserta didik setiap kelas sebagai berikut. Tabel 3.1 Populasi Penelitian No KELAS JUMLAH 1. X Busana 1 23 2. X Busana 2 24 3. X Busana 3 22 4. X Tata Boga 1 36 5. X Tata Boga 2 36 6. X Tata Boga 3 35 7. X Tata Boga 4 34 8. X Perhotelan 1 36 9. X Perhotelan 2 35

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ...repository.upi.edu/6277/6/S_PPB_0800872_Chapter3.pdf · 10. X Perhotelan 3 36 Jumlah 304 3. Sampel Penelitian Sugiyono

  • Upload
    lamtruc

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ...repository.upi.edu/6277/6/S_PPB_0800872_Chapter3.pdf · 10. X Perhotelan 3 36 Jumlah 304 3. Sampel Penelitian Sugiyono

Ari Kurniawan, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK TEMAN SEBAYA DALAM MEREDUKSI PERILAKU AGRESIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

Bagian ini mendeskripsikan mengenai lokasi penelitian dilakukan, populasi

penelitian dan sampel penelitian. Adapun deskripsinya adalah sebagai berikut.

1. Lokasi Penelitian

Penelitian berlokasi di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Cimahi yang

beralamat di Jl. Sukarasa No. 136 Citeureup – Cimahi Utara 40512. Tlp./ Fax (022)

6628404. N S S : 34.1.02.08.03.003. NPSN : 20224135 SK Pendirian : No. 0207/ 0 /

1980 Tanggal 30 Juli 1980. SMK ini membuka 3 program keahlian yaitu: Perhotelan,

Tata Boga, dan Tata Busana.

2. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010: 108). Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X SMK Negeri 3 Cimahi

tahun ajaran 2012/2013, yaitu berjumlah 304 orang dengan rincian jumlah peserta

didik setiap kelas sebagai berikut.

Tabel 3.1

Populasi Penelitian

No KELAS JUMLAH

1. X Busana 1 23

2. X Busana 2 24

3. X Busana 3 22

4. X Tata Boga 1 36

5. X Tata Boga 2 36

6. X Tata Boga 3 35

7. X Tata Boga 4 34

8. X Perhotelan 1 36

9. X Perhotelan 2 35

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ...repository.upi.edu/6277/6/S_PPB_0800872_Chapter3.pdf · 10. X Perhotelan 3 36 Jumlah 304 3. Sampel Penelitian Sugiyono

Ari Kurniawan, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK TEMAN SEBAYA DALAM MEREDUKSI PERILAKU AGRESIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

10. X Perhotelan 3 36

Jumlah 304

3. Sampel Penelitian

Sugiyono (2012:118), menjelaskan “sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”

Pengambilan sampel untuk menentukan kelas eksperimen dengan

menggunakan teknik Purposive Sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari

populasi dilakukan dengan pertimbangan tertentu yaitu siswa yang memiliki perilaku

agresif tinggi dan tinggi sekali. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive

sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata,

random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Dengan

menggunakan teknik sampel bertujuan ini, peneliti dapat menentukan sampel

berdasarkan tujuan tertentu, tetapi ada syarat-syarat yang harus dipenuhi (Arikunto,

2010: 139).

Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan konseling kelompok teman

sebaya yang telah dibuat dalam mereduksi perilaku agresif siswa, sehingga sampel

yang dibutuhkan adalah siswa yang berada pada kategori tinggi dan sangat tinggi

pada profil perilaku agresif siswa yang diidentifikasi menggunakan instrumen

perilaku agresif siswa. Maka siswa SMK Negeri 3 Cimahi yang berada pada kategori

tinggi dan tinggi sekali dijadikan sampel penelitian atau menjadi kelompok

eksperimen.

B. Pendekatan dan Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian tentang konseling kelompok

teman sebaya dalam mereduksi perilaku agresif siswa adalah pendekatan kuantitatif.

Sugiyono (2012 : 14) mengartikan pendekatan kuantitatif sebagai:

Pendekatan penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme yang

digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ...repository.upi.edu/6277/6/S_PPB_0800872_Chapter3.pdf · 10. X Perhotelan 3 36 Jumlah 304 3. Sampel Penelitian Sugiyono

Ari Kurniawan, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK TEMAN SEBAYA DALAM MEREDUKSI PERILAKU AGRESIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan

data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan.

Data yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah pengkajian secara empiris

dan sistematis terhadap perilaku agresif siswa kelas X Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri (SMKN) 3 Cimahi dengan menggunakan Instrumen Perilaku Agresif yang

selanjutnya dianalisis dengan menggunakan perhitungan statistik untuk menghasilkan

data yang teruji secara ilmiah. Data yang dihasilkan adalah profil perilaku agresif

siswa kelas X di SMKN 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013. Profil perilaku agresif

yang diperoleh dari hasil pengolahan instrumen kemudian dianalisis sebagai landasan

dalam penyusunan program konseling kelompok teman sebaya dalam mereduksi

perilaku agresif siswa kelas X SMKN 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013.

2. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan program konseling

kelompok teman sebaya yang telah dibuat dalam mereduksi perilaku agresif siswa,

sehingga metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Sugiyono

(2012: 107), mengartikan “metode penelitian eksperimen sebagai metode penelitian

yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam

kondisi terkendalikan.” Terdapat beberapa bentuk dalam metode penelitian

eksperimen, yaitu Pre-Experimental, True Experimental Design, Factorial Design

dan Quasi Experimental (Sugiyono, 2012: 109).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen.

Metode pra eksperimen seringkali dipandang sebagai ekperimen yang tidak

sebenarnya, dalam disain penelitian pra eksperimen tidak ada kelompok pengontrol

atau pembanding (Arikunto, 2010: 77). Disebut penelitian tidak sebenarnya karena

eksperimen jenis ini belum memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat

dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu (Arikunto, 2010: 84).

Penelitian ini menggunakan desain Pre-Test Post-Test Group yaitu ada pemberian tes

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ...repository.upi.edu/6277/6/S_PPB_0800872_Chapter3.pdf · 10. X Perhotelan 3 36 Jumlah 304 3. Sampel Penelitian Sugiyono

Ari Kurniawan, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK TEMAN SEBAYA DALAM MEREDUKSI PERILAKU AGRESIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

awal sebelum diberi perlakuan dan tes akhir setelah diberi perlakuan dalam kelompok

yang sama. Dengan alasan ingin melihat apakah terdapat perubahan yang signifikan

pada perilaku agresif siswa setelah diberikan treatment berupa konseling kelompok

teman sebaya yang diberikan setelah pemberian tes awal. Dalam disain pre-test post-

test group observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen/ sebelum

pemberian treatment dan sesudah eksperimen yang digambarkan dengan bagan

sebagai berikut.

O1 X O2

Keterangan dari bagan di atas adalah O1 yaitu pre-test dilakukan dengan

menggunakan instrumen perilaku agresif, O2 adalah posttest yang dilakukan dengan

menggunakan instrumen perilaku agresif, dan X adalah treatment yang dilakukan

dengan menggunakan konseling kelompok teman sebaya. Perbedaan antara O1 dan O2

yakni O2-O1 diasumsikan merupakan efek dari treatment atau eksperimen yang

dilakukan.

C. Definisi Operasional Variabel

Secara operasional terdapat dua konsep pokok dalam penelitian ini, yaitu

perilakau agresif dan konseling kelompok teman sebaya.

1. Perilaku Agresif

Secara operasional, yang dimaksud dengan perilaku agresif dalam penelitian

ini adalah tindakan menyakiti oleh siswa SMK Negeri 3 Cimahi Tahun ajaran

2012/2013 terhadap orang lain baik secara fisik maupun psikis dengan adanya unsur

kesengajaan, adanya sasaran, dan bertujuan untuk menyakiti atau menghancurkan

orang lain yang dibatasi pada aspek keagresifan, melawan perintah, merusak, dan

permusuhan.

a. Aspek keagresifan, yaitu perilaku yang memiliki sifat keagresifan ditunjukkan dengan

indikator; (1) Berkelahi dengan teman sebaya; (2) Secara fisik menyerang orang

lain; dan (3) Berlaku kasar terhadap orang lain.

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ...repository.upi.edu/6277/6/S_PPB_0800872_Chapter3.pdf · 10. X Perhotelan 3 36 Jumlah 304 3. Sampel Penelitian Sugiyono

Ari Kurniawan, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK TEMAN SEBAYA DALAM MEREDUKSI PERILAKU AGRESIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

b. Aspek melawan perintah, yaitu perilaku yang menunjukkan adanya keinginan

untuk menentang atau tidak mengikuti aturan ditunjukkan dengan indikator; (1)

Tidak mengikuti perintah/aturan; dan (2) Membangkang atas perintah guru dan

orang tua.

c. Aspek merusak, merupakan tindakan-tindakan yang bertujuan untuk merusak

ditunjukkan dengan indikator; (1) Membuat keonaran; (2) Merusak barang-barang

pribadi; (3) Merusak barang-barang milik orang lain.

d. Aspek permusuhan, yaitu tindakan-tindakan yang menunjukkan permusuhan

ditunjukkan dengan indikator; (1) Suka bertengkar; (2) Berlaku kejam terhadap

orang lain; dan (3) Menaruh rasa dendam.

2. Konseling Kelompok Teman Sebaya

Konseling kelompok teman sebaya merupakan layanan bantuan yang

diberikan oleh konselor ahli terhadap konseli secara tidak langsung tetapi melalui

teman sebaya konseli (konselor sebaya) yang mempunyai kriteria kualitas kondisi

humanistik seperti karakteristik hangat, memiliki minat pada kegiatan layanan

bantuan, dapat diterima orang lain, toleran terhadap perbedaan sistem nilai, dan

energik. Dan yang telah diberikan pelatihan-pelatihan kecakapan konselor oleh

konselor ahli dengan maksud agar dapat lebih diterima oleh konseli dengan

menggunakan kelompok atau dalam bentuk dinamika kelompok.

D. Instrumen Penelitian

Sebelum instrumen diberikan pada pada peserta didik, terlebih dahulu melalui

proses pengembangan instrumen yang dilakukan dengan langkah-langkah ,antara lain

sebagai berikut.

1. Jenis Instrumen Penelitian

Arikunto (2010:133), menjelaskan bahwa “instrumen penelitian merupakan

alat bantu yang digunakan dalam penelitian kuantitatif dalam mengumpulkan data.”

Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau kuesioner.

Sugiyono (2012: 194) menjelaskan bahwa “angket atau kuesioner adalah sejumlah

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ...repository.upi.edu/6277/6/S_PPB_0800872_Chapter3.pdf · 10. X Perhotelan 3 36 Jumlah 304 3. Sampel Penelitian Sugiyono

Ari Kurniawan, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK TEMAN SEBAYA DALAM MEREDUKSI PERILAKU AGRESIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

pertanyaan atau pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya.”

Tujuan penyebaran angket adalah mencari informasi yang lengkap mengenai

suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan

jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pernyataan

(Riduwan, 2002:26).

Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket tertutup.

Riduwan (2002:27) menjelaskan “angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam

bentuk sedemikian rupa (angket berstruktur) sehingga responden diminta untuk

memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan memberikan

tanda silang (X) atau checklist (√).”

Skala yang digunakan sebagai pedoman pemberian skor pada angket yang

digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Penggunaan Skala Likert

biasanya digunakan untuk pernyataan dan jumlah besar di mana skala nilai

psycological continuum tidak diketahui, maka di dalam memberi respons, subyek

diizinkan memberi dalam lima kategori: a) Sangat Sesuai, b) Sesuai, c) Kurang

Sesuai, d) Tidak Sesuai, dan e) Sangat Tidak Sesuai. Dalam mengkontrukskian Skala

Sikap. Azwar (2011: 144) menyatakan

Likert menemukan bahwa skor didasarkan pada hubungan integral korelasi

0,99 dengan sistem deviasi normal yang komplikasi pertimbangannya.” Jadi

statment favorable yang direspons Sangat Setuju diberi nilai pertimbangan= 5,

Setuju= 4, Bingung= 3, Tidak Setuju= 2, dan Sangat Tidak Setuju= 1. Demikian

juga untuk pernyataan yang tidak favorable diberi penilaiaan untuk Sangat Tidak

Setuju= 5, sampai ke yang Sangat Setuju= 1

Angka 0 atau angka 1 semua dapat dipilih sebagai titik awal asalkan semua

pernyataan dalam Skala Sikap yang bersangkutan diperlakukan sama sehingga

peneliti memiliki sebaran (range) nilai skala pada kontinum yang sama.

Azwar (2011: 107) menyatakan cara menyeleksi item dalam metoda ini yaitu

“dengan analisa item; misalnya 25% dari subjek mempunyai total skor rendah, kedua

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ...repository.upi.edu/6277/6/S_PPB_0800872_Chapter3.pdf · 10. X Perhotelan 3 36 Jumlah 304 3. Sampel Penelitian Sugiyono

Ari Kurniawan, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK TEMAN SEBAYA DALAM MEREDUKSI PERILAKU AGRESIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

kelompok ini kemudian dilengkapi dengan kelompok kriteria untuk mengevaluasi

respons kelompok tinggi sampai rendah yaitu rasio.”

Prosedur pengskalaan dengan metode rating yang dijumlahkan didasari oleh

dua asumsi, yaitu:

a. Setiap pernyataan sikap yang telah ditulis dapat disepakati sebagai termasuk

pernyataan yang favorable atau pernyataan yang tidak favorable.

b. Jawaban yang diberikan oleh individu yang mempunyai sikap positif harus diberi

bobot atau nilai yang lebih tinggi dari pada jawaban yang diberikan oleh

responden yang mempunyai sikap negatif (Azwar, 2011: 139)

Jawaban favorable adalah respon setuju terhadap pernyataan yang favorable

dan respon yang tidak setuju terhadap pernyataan yang tidak-favorabel. Jawaban

tidak favorable adalah respon setuju terhadap pernyataan yang tidak favorabel.

Azwar (2011: 141) menyatakan tujuan penentuan skala dengan deviasi normal

adalah “untuk memberikan bobot yang tertinggi bagi kategori jawaban yang paling

favorable dan memberikan bobot rendah bagi kategori jawaban yang tidak

favorable.”

Tujuan kategorisasi ini adalah menempatkan individu ke dalam kelompok-

kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasar atribut

yang diukur.

Adapun kriteria penyekoran untuk mendapatkan skor angket perilaku agresif

siswa dapat dilihat pada tabel 3.2

Tabel 3.2

Ketentuan Pemberian Skor Instrumen Perilaku Agresif Siswa

Pernyataan

Skor

Sangat

Sesuai Sesuai Bingung

Tidak

Sesuai

Sangat Tidak

Sesuai

Negatif 5 4 3 2 1

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ...repository.upi.edu/6277/6/S_PPB_0800872_Chapter3.pdf · 10. X Perhotelan 3 36 Jumlah 304 3. Sampel Penelitian Sugiyono

Ari Kurniawan, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK TEMAN SEBAYA DALAM MEREDUKSI PERILAKU AGRESIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

2. Pengembangan Kisi-kisi Instrumen

Instrumen yang disusun ditujukan untuk mengungkap perilaku agresif siswa.

Kisi-kisi instrumen dibuat berdasarkan definisi operasional yang kemudian

dijabarkan dalam bentuk pernyataan. Adapun pengembangan kisi-kisi instrumen

untuk mengungkapkan profil perilaku agresif siswa kelas X SMK Negeri 3 Cimahi

sebelum dan sesudah judgement dijabarkan dalam Tabel 3.3 dan Tabel 3.4 sebagai

berikut.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrument Perilaku Agresif Siswa

(Sebelum Judgement)

No. Aspek Indikator Item

Jumlah (+) (-)

1. Keagresifan

(Perilaku yang

memiliki sifat

keagresifan)

Remaja berkelahi dengan

teman sebaya 1, 2 3, 4, 5 5

Remaja secara fisik

menyerang orang dewasa

atau orang lain

6, 7, 8 9, 10,

11 6

Remaja berlaku kasar

terhadap orang lain 12, 13

14, 15,

16, 17 6

Remaja mudah tersulut

emosinya

18, 19,

20 21, 22 5

2. Melawan

perintah

(Perilaku yang

menunjukkan

adanya

keinginan untuk

menentang atau

tidak mengikuti

aturan)

Remaja tidak mengikuti

perintah/aturan

23, 24,

25 26 4

Remaja tidak disiplin 27, 28,

29

30, 31,

32 6

Remaja membangkang

terhadap orang tua, guru

dan orang dewasa

lainnya

35, 36,

37, 38

33, 34,

39, 40 8

3. Merusak

(Tindakan-

tindakan yang

bertujuan untuk

merusak)

Remaja membuat

keonaran

41, 42,

43

44, 45,

46 6

Remaja merusak barang-

barang yang ada dirumah

47, 48,

49

50, 51,

52 6

Remaja merusak barang- 53, 54, 56, 57, 6

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ...repository.upi.edu/6277/6/S_PPB_0800872_Chapter3.pdf · 10. X Perhotelan 3 36 Jumlah 304 3. Sampel Penelitian Sugiyono

Ari Kurniawan, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK TEMAN SEBAYA DALAM MEREDUKSI PERILAKU AGRESIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

barang milik orang lain. 55 58

4. Permusuhan

(Tindakan-

tindakan yang

menunjukkan

permusuhan)

Remaja suka bertengkar 59, 60,

61

62, 63,

64 6

Remaja berlaku kejam

terhadap orang lain

65, 66,

67

68, 69,

70 6

Remaja menaruh rasa

dendam

71, 72,

73, 74

75, 76,

77 7

Jumlah 39 38 77

Tabel di atas menunjukkan kisi-kisi instrumen perilaku agresif siswa yang

dibuat sebelum judgement dilakukan. Setelah uji coba, maka hasil kisi-kisi instrumen

setelah judgement adalah sebagai berikut.

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrument Perilaku Agresif Siswa

(Setelah Judgement)

No. Aspek Indikator Item

Jumlah (-)

1. Keagresifan

Berkelahi dengan teman

sebaya 1, 2, 3, 4, 5, 6 6

Secara fisik menyerang

orang lain 7, 8, 9, 10, 11, 12 6

Berlaku kasar terhadap

orang lain

13, 14, 15, 16, 17,

18 6

2. Melawan

perintah

Tidak mengikuti

perintah/aturan

19, 20, 21, 22, 23,

24 6

Membangkang atas

perintah guru dan orang

tua

25, 26, 27, 28, 29,

30 6

3. Merusak

Membuat keonaran 31, 32, 33, 34, 35,

36 6

Merusak barang-barang

pribadi

37, 38, 39, 40, 41,

42 6

Merusak barang-barang

milik orang lain.

43, 44, 45, 46, 47,

48 6

4. Permusuhan Suka bertengkar 49, 50, 51, 52, 53, 6

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ...repository.upi.edu/6277/6/S_PPB_0800872_Chapter3.pdf · 10. X Perhotelan 3 36 Jumlah 304 3. Sampel Penelitian Sugiyono

Ari Kurniawan, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK TEMAN SEBAYA DALAM MEREDUKSI PERILAKU AGRESIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

54

Berlaku kejam terhadap

orang lain

55, 56, 57, 58, 59,

60 6

Menaruh rasa dendam 61, 62, 63, 64, 65,

66 6

Jumlah 66

3. Perumusan Butir Pernyataan Instrumen

Pernyataan instrumen mengacu pada kisi-kisi instrumen perilaku agresif.

Pernyataan-pernyataan yang terdapat pada instrumen perilaku agresif ditujukan untuk

mengukur gejala keagresifan, melawan perintah, merusak, dan permusuhan.

Pernyataan disesuaikan dengan tingkat berfikir responden, yaitu siswa kelas X SMK.

Setiap pernyataan disertai dengan alternatif respon yang disusun

menggunakan rating scale. Lima alternatif respon instrumen perilaku agresif siswa

yaitu, Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Kurang Sesuai (KS), Tidak Sesuai (TS), dan

Sangat Tidak Sesuai (STS)

Adapun kriteria alternatif respon instrument perilaku agresif adalah sebagai

berikut.

Tabel 3.5

Kriteria Alternatif Respon Instrumen

Alternatif Respon Deskripsi

SS Siswa merasa bahwa pernyataan sangat sesuai dengan

gambaran dirinya.

S Siswa merasa bahwa pernyataan sesuai dengan gambaran

dirinya.

KS Siswa merasa bahwa pernyataan kurang sesuai dengan

gambaran dirinya.

TS Siswa merasa bahwa pernyataan tidak sesuai dengan

gambaran dirinya.

STS Siswa merasa bahwa pernyataan sangat tidak sesuai dengan

gambaran dirinya.

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ...repository.upi.edu/6277/6/S_PPB_0800872_Chapter3.pdf · 10. X Perhotelan 3 36 Jumlah 304 3. Sampel Penelitian Sugiyono

Ari Kurniawan, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK TEMAN SEBAYA DALAM MEREDUKSI PERILAKU AGRESIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

4. Uji Kelayakan Instrumen

Instrumen perilaku agresif disusun melalui beberapa tahap uji kelayakan,

yaitu penimbangan instrumen oleh pakar dan praktisi, uji keterbacaan, uji validitas

dan uji reliabilitas instrumen.

a. Penimbangan Instrumen oleh Pakar dan Praktisi

Instrumen yang telah dibuat, terlebih dahulu diuji kelayakannya oleh para

pakar. Uji kelayakan tersebut dilakukan untuk mengetahui tingkat kelayakan

instrumen dari sisi bahasa, konstruk dan isi. Pertimbangan dilakukan oleh tiga ahli

bimbingan dan konseling yaitu tiga dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan

Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, yaitu Dr.

Tina Hayati Dahlan, S.Psi.,M.Pd., Dra. Hj. SW. Indrawati, M.Pd., dan Dr. Mubiar

Agustin, M.Pd.

Pertimbangan dilakukan untuk mendapatkan angket yang sesuai dengan

penelitian dan untuk mengetahui memadai atau tidaknya pernyataan dalam instrumen

dengan menilai dari sisi bahasa, konstruk dan isi. Pernyataan yang dinilai M

(memadai) bisa langsung digunakan namun pada pernyataan yang TM (tidak

memadai) perlu diubah dari segi bahasa, konstruk maupun isi atau dibuang sesuai

dengan pertimbangan para ahli.

Berdasarkan hasil uji kelayakan instrumen, dari total keseluruhan butir

pernyataan yang berjumlah 77, setelah divalidasi oleh para ahli maka ada beberapa

butir pernyataan yang harus diubah sisi bahasanya, diganti, dan dihilangkan maka

tinggal berjumlah 66.

b. Uji Keterbacaan

Uji keterbacaan instrumen dilakukan kepada peserta didik kelas XI SMK

Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 yang tidak dijadikan anggota sampel

penelitian sebanyak tiga orang peserta didik. Tujuan uji keterbacaan instrumen yaitu

untuk mengukur sejauh mana peserta didik memahami isi dari instrumen yang

digunakan. Setelah melakukan uji keterbacaan, kemudian pernyataan-pernyataan

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ...repository.upi.edu/6277/6/S_PPB_0800872_Chapter3.pdf · 10. X Perhotelan 3 36 Jumlah 304 3. Sampel Penelitian Sugiyono

Ari Kurniawan, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK TEMAN SEBAYA DALAM MEREDUKSI PERILAKU AGRESIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

yang tidak dipahami oleh peserta didik direvisi tanpa mengubah maksud dari

pernyataan tersebut agar dapat dimengerti oleh peserta didik.

c. Uji Validitas Instrumen

Arikunto (2010: 168) memaparkan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Validitas

item adalah derajat kesesuaian antara satu item dengan item-item yang lainnya dalam

cakupan yang ingin diukur dalam suatu perangkat instrumen.

Suatu instumen dapat dikatakan valid berarti instrumen tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2012:121).

Pengujian validitas data menggunakan rumus Spearman Brown. Pengolahan

data dalam penelitian dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 for Windows.

Berdasarkan pengolahan data, hasil uji validitas menunjukkan dari 66 butir

pernyataam dari angket perilaku agresif siswa 66 butir pernyataan dinyatakan valid.

Indeks validitas instrumen bergerak diantara 0,099 – 0,507 pada p < 0.05. (hasil

penghitungan validitas pada lampiran halaman 19).

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Instrumen Perilaku AgresifSiswa Kelas X SMKN 3 Cimahi Kesimpulan Nomor Pernyataan Jumlah

Valid 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,24,2

5,26,27,28,29,30,31,32,33,34,35,36,37,38,39,40,41,42,43,44,45,

46,47,48,49,50,51,52,53,54,55,56,57,58,59,60,61,62,63,64,65,66

66

Tidak Valid 0

Hasil perhitungan terhadap 66 butir soal untuk instrumen perilaku agresif,

tidak diperoleh item yang tidak valid, sehingga total item yang valid 66 item. Item-

item yang valid dijadikan instrumen dengan nomor-nomor yang disusun secara

berurutan.

d. Uji Reliabilitas Instrumen

Menurut Sukardi (2008: 127), reliabilitas sama dengan konsistensi atau

keajegan. Suatu instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ...repository.upi.edu/6277/6/S_PPB_0800872_Chapter3.pdf · 10. X Perhotelan 3 36 Jumlah 304 3. Sampel Penelitian Sugiyono

Ari Kurniawan, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK TEMAN SEBAYA DALAM MEREDUKSI PERILAKU AGRESIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur

yang hendak diukur.

Menurut Arikunto (2010: 196) untuk uji reliabilitas yang skornya merupakan

rentangan antara beberapa nilai atau berbentuk skala digunakan rumus Alpha. Rumus

Alpha tersebut dapat dilihat sebagai berikut.

Keterangan:

r 11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir soal

∑Si = Jumlah varians butir

St = Varians total

(Arikunto, 2010: 196)

Titik tolak ukur koefisien reliabilitas yang digunakan adalah pedoman

interpretasi koefisien korelasi yang disajikan pada tabel 3.7 berikut:

Tabel 3.7

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199

0,20-0,399

0,40-0,599

0,60-0,799

0,80-1,000

Sangat Rendah

Rendah

Sedang

Tinggi

Sangat Tinggi

(Sugiyono, 2012: 257)

Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 dan

Microsoft Excel 2007, diperoleh hasil sebagai berikut.

(

) (

)

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ...repository.upi.edu/6277/6/S_PPB_0800872_Chapter3.pdf · 10. X Perhotelan 3 36 Jumlah 304 3. Sampel Penelitian Sugiyono

Ari Kurniawan, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK TEMAN SEBAYA DALAM MEREDUKSI PERILAKU AGRESIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.8

Tingkat Reliabilitas Instrumen Perilaku Agresif Siswa

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.952 66

Berdasarkan tabel 3.9 didapatkan koefisien Cronbach's Alpha adalah 0,952

yang berada pada tingkat reliabilitas sangat tinggi. Berdasarkan hasil tersebut, dapat

disimpulkan bahwa instrumen perilaku agresifr dapat digunakan dengan baik dan

dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data mengenai perilaku agresif siswa SMK.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang dipilih untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan angket atau kuesioner. Arikunto (2010:194), menjelaskan

“angket adalah sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-

hal yang diketahuinya.”

Riduwan (2002:26), mengemukakan “tujuan penyebaran angket adalah

mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa

merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan

kenyataan dalam pengisian daftar pernyataan.” Tujuan penyebaran angket dalam

penenlitian ini adalah untuk mengungkap profil perilaku agresif siswa kelas X SMK.

Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket tertutup.

Riduwan (2002:27) menjelaskan “angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam

bentuk sedemikian rupa (angket berstruktur) sehingga responden diminta untuk

memilih salah satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan

memberikan tanda silang (X) atau checklist (√).”

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ...repository.upi.edu/6277/6/S_PPB_0800872_Chapter3.pdf · 10. X Perhotelan 3 36 Jumlah 304 3. Sampel Penelitian Sugiyono

Ari Kurniawan, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK TEMAN SEBAYA DALAM MEREDUKSI PERILAKU AGRESIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

Dalam mengumpulkan data, angket yang disebarkan kepada responden

berbentuk pernyataan-pernyataan mengenai perilaku agresif siswa yang terdiri dari

keagresifan, melawan perintah, merusak, dan permusuhan. Angket yang berisi 66

pernyataan (sebelum uji coba) disebarkan untuk mencari tingkat validitas dan

reliabilitas. Setelah didapatkan hasil validitas dan reliabilitas, angket yang berisi 66

pernyataan (setelah uji coba) disebarkan dalam tahap penelitian pretest dan posttest.

F. Analisis Data

Data yang diungkap melalui instrument perilaku agresif yang telah disebarkan

adalah profil perilaku agresif siswa kelas X SMK. Adapun langkah-langkah yang

ditempuh dalam mengolah data tersebut adalah sebagai berikut.

1. Verifikasi Data

Verifikasi data yang dimaksud adalah pemeriksaan kelengkapan jumlah

instrumen yang terkumpul harus sesuai dengan jumlah instrumen yang telah

disebarkan. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan identitas peserta didik yang dijadikan

subjek penelitian, yaitu nama lengkap, nomor absen, dan kelas.

2. Skoring

Langkah selanjutnya adalah penskoran data hasil penelitian. Setiap pernyataan

disertai dengan alternatif respon yang disusun menggunakan rating scale. Lima

alternatif respon instrumen perilaku agresif siswa yaitu, Sangat Sesuai (SS), Sesuai

(S), Kurang Sesuai (KS), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS).

Penskoran dilakukan dengan mengacu pada pedoman penyekoran sebagai berikut.

Tabel 3.9

Pola Skor Pilihan Alternatif Respon

Pernyataan Skor Pilihan Alternatif Respon

SS S KS TS STS

Negatif (-) 5 4 3 2 1

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ...repository.upi.edu/6277/6/S_PPB_0800872_Chapter3.pdf · 10. X Perhotelan 3 36 Jumlah 304 3. Sampel Penelitian Sugiyono

Ari Kurniawan, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK TEMAN SEBAYA DALAM MEREDUKSI PERILAKU AGRESIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

3. Pengelompokkan dan Penafsiran Data

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil perilaku agresif siswa kelas X

SMK. Data hasil penelitian yang diperoleh dari angket yang telah disebarkan

kemudian diolah dan dianalisis untuk mengetahui makna skor yang dicapai peserta

didik dalam pendistribusian responnya terhadap instrument apakah prilaku agresifnya

sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Microsoft Office Excel

2007. Untuk mengetahui tingkat perilaku agresif siswa dilihat dari skor matang, skor

tersebut diperoleh dengan membagi nilai rata-rata jumlah skor actual dengan skor

ideal, kemudian dikalikan 100. Adapun penghitungan skor matang dan skor ideal,

sebagai berikut.

(Rahmat dan Solehuddin, 2006: 61)

Keterangan:

K = Jumlah Soal

N maks= Nilai maksimal jawaban pada setiap item pertanyaan

Selanjutnya, untuk menentukan kategori Sangat Tinggi (ST), Tinggi (T),

Sedang (S), Rendah (R), Sangat Rendah (SR), menggunakan nilai skala pengukuran

terbesar yaitu 5 dan skala pengukuran terkecil adalah 1. Skor maksimal idealnya

adalah 100, skor minimal idealnya 20, rentang skor 80, banyak kelasnya 5, dan

panjang kelasnya 16.

Berdasarkan perhitungan tersebut maka pengkategorian skor matang perilaku

agresif siswa SMK seperti dalam tabel 3.10 berikut.

Tabel 3.10

Kriteria Skor Matang Perilaku Agresif

KATEGORI KRITERIA

Rendah sekali 20-36

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ...repository.upi.edu/6277/6/S_PPB_0800872_Chapter3.pdf · 10. X Perhotelan 3 36 Jumlah 304 3. Sampel Penelitian Sugiyono

Ari Kurniawan, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK TEMAN SEBAYA DALAM MEREDUKSI PERILAKU AGRESIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

Rendah 37-52

Sedang 53-68

Tinggi 69-84

tinggi sekali 85-100

G. Pengembangan dan Pelaksanaan Program

1. Pengembangan Program

Dalam rangka menghasilkan program konseling kelompok teman sebaya

untuk mereduksi perilaku agresif siswa yang layak dilaksanakan, maka disusun

tahapan kegiatan sebagai berikut.

a. Tahap pemotretan tentang need assesment siswa terhadap layanan konseling

kelompok diungkap melalui angket perilaku agresif yang disebarkan kepada

seluruh siswa. (Angket dapat dilihat pada lampiran di halaman 27 )

b. Tahap pengkajian hasil need assesment yang diperoleh dari hasil angket dan

sosiometri untuk dijadikan bahan masukan pengembangan program, pemilihan

konseli, dan pemilihan konselor sebaya. (Perhitungan statistik dan hasil

sosiometri dapat dilihat pada lampiran di halaman 32 )

c. Tahap pengembangan program konseling kelompok teman sebaya untuk

mereduksi perilaku agresif siswa. Berdasarkan kajian terhadap data hasil angket

disertai analisis terhadap konsep konseling kelompok teman sebaya dan teori

mengenai perilaku agresif, maka dikembangkan sebuah program konseling

kelompok teman sebaya.

d. Tahap judgement program. Untuk mengkaji kelayakan sebuah program adalah

dilakukan judgement program kepada pakar atau ahli bimbingan dan konseling di

lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia yaitu bapak Dr. Mubiar Agustin,

M.Pd. dan Nandang Budiman, S.Pd.,M.Si.. Judgement program juga dilakukan

kepada praktisi bimbingan dan konseling di sekolah yaitu ibu Tri Windarwati S.Pd yang

merupakan guru bimbingan dan konseling di SMK Negeri 3 Cimahi. Judgement atau

validasi program tersebut bertujuan untuk memperoleh rumusan program

konseling kelompok teman sebaya yang layak untuk dilaksanakan terhadap

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ...repository.upi.edu/6277/6/S_PPB_0800872_Chapter3.pdf · 10. X Perhotelan 3 36 Jumlah 304 3. Sampel Penelitian Sugiyono

Ari Kurniawan, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK TEMAN SEBAYA DALAM MEREDUKSI PERILAKU AGRESIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

kelompok eksperimen di sekolah baik dari sisi bahasa, isi maupun konstruk.

Dengan demikian diperoleh saran-saran yang dapat dijadikan pertimbangan

dalam pengembangan program, sehingga tersusunlah program konseling

kelompok teman sebaya untuk mereduksi perilaku agresif siswa. (Hasil dan

kesimpulan dari masukan pakar dan praktisi bimbingan dan konseling dapat

dilihat pada lampiran di halaman 86 )

e. Uji coba lapangan. Kegiatan uji coba yang berbentuk penelitian pra-eksperimen

(one group pre test-post test) melibatkan siswa yang menjadi konselor sebaya

yaitu siswa yang popular dan skor rata-rata agresifnya tidak tinggi yaitu dalam

rentang 20-68 dan melibatkan sampel penelitian dengan skor rata-rata perilaku

agresif tinggi yaitu dalam rentang 69-84. Pelatihan calon konselor sebaya

dilakukan selama 4 minggu dengan 10 materi pertemuan pada bulan April-Mei

dan intervensi terhadap konseli dilakukan selama 3 minggu yaitu pada bulan

Mei-Juni.

f. Analisis dan revisi program. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas

program konseling kelompok teman sebaya dalam upaya mereduksi perilaku

agresif siswa. Revisi program dilakukan atas hasil analisis pada uji coba yaitu

dampak dan reaksi siswa selama proses konseling kelompok, sehingga terwujud

program akhir konseling kelompok teman sebaya yang mampu mereduksi

perilaku agresif siswa. (Hasil Program dapat dilihat pada lampiran di halaman

86 )

2. Pelaksanaan Program

Untuk pelaksanaan program tersebut adalah sebagaimana standar konseling

kelompok seperti yang dikemukakan oleh Gladding dalam Rusmana (2009: 86-97),

ada empat langkah utama yang harus ditempuh dalam melaksanakan konseling

kelompok, yakni; (1) langkah awal (beginning a group); (2) langkah transisi (the

transition stage in a group); (3) langkah kerja (the working stage in a group); dan (4)

langkah terminasi (termination of a group). Empat langkah tersebut selaras dengan

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ...repository.upi.edu/6277/6/S_PPB_0800872_Chapter3.pdf · 10. X Perhotelan 3 36 Jumlah 304 3. Sampel Penelitian Sugiyono

Ari Kurniawan, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK TEMAN SEBAYA DALAM MEREDUKSI PERILAKU AGRESIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

langkah-langkah dinamika kelompok dari Tuckman, yakni forming, storming,

norming, performing, dan adjourning.

1. Tahap pertama adalah langkah awal (beginning a group). Menurut Gladding

dalam Rusmana (2009: 86) langkah awal konseling (beginning) paralel dengan

langkah pembentukan kelompok (forming) dari Tuckman. Pembentukan

kelompok terdiri dari perincian organisasional yang harus ditunjukkan sebelum

kelompok dimulai yaitu merumuskan tujuan, pemilihan anggota, dan pemilihan

calon konselor sebaya. Pada tahap pertama ini pula calon konselor sebaya dibina

atau dilatih oleh konselor agar dapat memberikan layanan sesuai harapan

konselor. Untuk pemilihan calon konselor sebaya ini maka dilakukan penyebaran

sosiometri kepada seluruh populasi untuk mengetahui siapakah siswa yang

dianggap mampu untuk menjadi pemimpin. Calon konselor sebaya yang dipilih

ialah siswa yang dipilih berdasarkan hasil sosiometrinya tinggi, hasil angket

perilaku agresifnya rendah. Setelah didapat siswa-siswa yang menjadi bakal calon

konselor sebaya tersebut, maka nama-nama bakal calon konselor sebaya tersebut

diajukan kepada konselor sebaya untuk didiskusikan lebih lanjut terutama

mengenai kriteria kualitas kondisi humanistik calon konselor sebaya seperti yang

disarankan oleh Tindall dan Gray (1985: 74) yaitu seperti karakteristik hangat,

memiliki minat pada kegiatan layanan bantuan, dapat diterima orang lain, toleran

terhadap perbedaan system nilai, dan energik. Setelah terpilih calon konselor

sebaya dari bakal calon konselor sebaya maka selanjutnya konselor sebaya dilatih

dengan delapan keterampilan dasar dalam konseling sebaya menurut Tindall dan

Gray yaitu Attending (member perhatian), emphatizing (melakukan empati),

summarizing (merangkum), questioning (bertanya), genuineness (keaslian),

assertiveness (asertif), confrontation (konfrontasi), dan problem solving

(pemecahan masalah). Dalam setiap akhir pemberian materi pelatihan tersebut,

calon konselor sebaya dievaluasi oleh peneliti yaitu dengan mempersilahkan

calon konselor sebaya mempraktekkan atau mensimulasikan kecakapan yang

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ...repository.upi.edu/6277/6/S_PPB_0800872_Chapter3.pdf · 10. X Perhotelan 3 36 Jumlah 304 3. Sampel Penelitian Sugiyono

Ari Kurniawan, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK TEMAN SEBAYA DALAM MEREDUKSI PERILAKU AGRESIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

telah dilatihkan tersebut secara bergantian kepada calon konselor sebaya lainnya.

Selain itu juga calon konselor sebaya diberi soal evaluasi untuk mereka isi.

Setelah seluruh materi pelatihan tersebut diberikan kepada calon konselor sebaya

maka selanjutnya calon konselor sebaya diangkat menjadi konselor sebaya.

Selanjutnya konselor sebaya diberi pembekalan atau pemantapan mengenai

materi yang akan mereka berikan kepada konseli sebayanya.

2. Tahap kedua adalah tahap transisi (transition stage). Tahap ini adalah periode

kedua pasca pembentukan kelompok dan merupakan tahap awal sebelum

memasuki tahap kerja. Masa transisi ditandai dengan adanya tahapan forming dan

norming. Dalam tahap transisi ini adalah masa terjadinya konflik dalam

kelompok. Konflik dalam kelompok terjadi karena adanya kekhawatiran anggota

kelompok dalam memasuki proses konseling (Rusmana, 2009: 90). Pada tahap

kedua ini dilakukan kontrak perilaku terhadap konseli, pembagian kelompok, dan

konselor sebaya mulai diperkenalkan kepada konseli sebagai rekan sebaya yang

akan membimbing dan juga membantu konseli.

3. Tahap ketiga adalah tahap kerja (performing stage). Perhatian utama dalam

tahapan kerja adalah produktivitas kinerja. Masing-masing anggota kelompok

terfokus pada peningkatan kualitas kinerja untuk mencapai tujuan individu dan

kelompok (Rusmana, 2009: 96). Pada tahap kerja ini adalah tahap inti yaitu tahap

pemberian materi oleh konselor sebaya terhadap konseli. Tujuan tahap ini adalah

penciptaan harapan-harapan positif bagi anggota kelompok individu yang

mengharapkan keberhasilan, lebih mungkin untuk mencapai tujuan-tujuan

mereka. Pada bagian ini anggota kelompok mangkaji secara lebih spesifik upaya-

upaya yang mereka lakukan. Mereka mengidentifikasi dan menunjukkan perilaku

mereka yang ditargetkan untuk berubah, mengimplementasikan teknik-teknik

perubahan yang penting, dan mengukur tingkat kesuksesan mereka.

4. Tahap keempat adalah tahap terminasi (termination stage). Tahap terminasi

adalah tahap yang tidak kalah pentingnya dengan tahap pembentukan kelompok.

Pembubaran kelompok biasanya dipengaruhi oleh perpaduan kondisi emosi dan

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ...repository.upi.edu/6277/6/S_PPB_0800872_Chapter3.pdf · 10. X Perhotelan 3 36 Jumlah 304 3. Sampel Penelitian Sugiyono

Ari Kurniawan, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK TEMAN SEBAYA DALAM MEREDUKSI PERILAKU AGRESIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

perampungan tugas-tugas kelompok. Inilah saatnya ketika perilaku anggota

kelompok berubah. Secara umum konseling kelompok akan berakhir ketika

kelompok telah merampungkan misi-misinya (Rusmana, 2009: 100).

Keseluruhan intervensi dalam program ini dalam pelaksanaannya mencakup

keempat tahapan dalam konseling kelompok. Dari keempat tahapan tersebut

diaplikasikan dalam 8 sesi. Untuk lebih jelasnya gambaran setiap sesi intervensi

konseling kelompok teman sebaya untuk mereduksi perilaku agresif siswa sekolah

menengah kejuruan adalah sebagai berikut:

Sesi 1

Dalam sesi ini ialah pelatihan konselor sebaya terhadap calon konselor teman

sebaya. Tujuan dalam pelatihan ini adalah untuk melatih dan mengenalkan konselor

sebaya tentang konsep serta keterampilan dasar dalam memberikan layanan bantuan

yakni keterampilan seorang konselor sebaya. Dalam sesi ini konselor sebaya dilatih

agar memiliki keterampilan dalam berkomunikasi, keterampilan dasar mendengarkan

secara aktif, mampu menunjukkan empati kepada teman yang mengalami kesulitan-

kesulitan sosial atau emosional, serta memiliki keinginan untuk memberikan

dukungan kepada temannya, dan sebelumnya diberikan materi mengenai apa itu

konseling teman sebaya. Secara khususnya pelatihan konselor sebaya ini sesuai

dengan delapan keterampilan dasar dalam konseling sebaya menurut Tindall dan

Gray ialah Attending (member perhatian), emphatizing (melakukan empati),

summarizing (merangkum), questioning (bertanya), genuineness (keaslian),

assertiveness (asertif), confrontation (konfrontasi), dan problem solving (pemecahan

masalah).

Sesi 2

Sesi ini peneliti memberikan konselor sebaya pembekalan materi yang akan

konselor sebaya berikan kepada konseli. Pemahaman terhadap materi ini penting

dimiliki oleh konselor sebaya untuk disampaikan kepada konseli sebaya mereka.

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ...repository.upi.edu/6277/6/S_PPB_0800872_Chapter3.pdf · 10. X Perhotelan 3 36 Jumlah 304 3. Sampel Penelitian Sugiyono

Ari Kurniawan, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK TEMAN SEBAYA DALAM MEREDUKSI PERILAKU AGRESIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

Dengan kata lain materi ini merupakan materi yang akan dilaksanakan oleh konselor

sebaya terhadap konseli sebaya untuk mereduksi perilaku agresif mereka.

Sesi 3

Sesi ini bertujuan agar siswa memahami seputar perilaku agresif dan memiliki

komitmen untuk turut serta dalam gerakan anti perilaku aresif yang ditandai dengan

kesediaan untuk mengikuti seluruh sesi intervensi. Sesi ini berjudul “Apa itu Agresif”

dan dalam pelaksanaannya menggunakan teknik diskusi dan kontrak perilaku. Pada

sesi ini juga merupakan untuk pembentukan kelompok.

Sesi 4

Sesi ini bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mengurangi perilaku

keagresifannya. Dalam sesi ini layanan yang diberikan berjudul “Akibat Perilaku

Agresif” dan “Pengalaman Berlaku Kasar” layanan ini menggunakan media video

dan kertas kosong dan melalui teknik diskusi dan simulasi dan diakhiri dengan

konseling

Sesi 5

Sesi ini bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mengurangi perilaku

melawan perintah. Pada sesi ini layanan yang diberikan berjudul “Apakah Saya Suka

Melawan Perintah” dan “Patuhilah Perintah” dengan menggunakan media lembaran

kertas isian dan melalui teknik diskusi dan simulasi dan diakhiri dengan konseling.

Sesi 6

Sesi ini bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mengurangi perilaku

merusak. Pada sesi ini layanan yang diberikan berjudul “Hasil Dari Membuat

Keonaran” dan “Rapi Itu Nyaman” dengan menggunakan media video dan kertas

kosong dan melalui teknik diskusi dan simulasi dan diakhiri dengan konseling

Sesi 7

Sesi ini bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mengurangi perilaku

permusuhan. Dalam sesi ini layanan yang diberikan berjudul “Akibat Permusuhan”

dan “Saya Benci” dengan menggunakan media video dan potongan berita dan melalui

teknik diskusi dan simulasi dan diakhiri dengan konseling

Page 23: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ...repository.upi.edu/6277/6/S_PPB_0800872_Chapter3.pdf · 10. X Perhotelan 3 36 Jumlah 304 3. Sampel Penelitian Sugiyono

Ari Kurniawan, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK TEMAN SEBAYA DALAM MEREDUKSI PERILAKU AGRESIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

Sesi 8

Sebagai sesi penutup, kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh umpan balik

dari anggota kelompok mengenai keseluruhan intervensi konseling yang telah mereka

jalani. Dan pada sesi ini pula dilaksanakan pembubaran kelompok.