28
Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 60 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini dilakukan di wilayah Kecamatan Jatisari Kabupaten Karawang Provinsi Jawa Barat dengan objek penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri yang berada diwilayah KORCAMBIDIK Kecamatan Jatisari. 2. Populasi Penelitian Menurut Sugiono (2009, hal. 117) populasi adalah “ wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/sibjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Creswell (2017, hal. 142) menejelaskan “A population is a group of individuals who have the same characteristic”. Sedangkan Arikunto (2010, hal. 173) populasi adalah “keseluruhan subjek penelitian”. Tebel 3.1 Data Populasi Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Jatisari No Nama Unit Kerja Akreditasi Kepsek Guru JML 1 SDN JATISARI I A 1 27 28 2 SDNJATISARI II B 1 13 14 3 SDN JATISARI III B 1 8 9 4 SDN BALONGGANDU I A 1 19 20 5 SDN BALONGGANDU II A 1 31 32

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi, Populasi dan Sampel ...repository.upi.edu/38965/6/T_ADPEN_1602792_Chapter3.pdf · PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

60

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini dilakukan di wilayah Kecamatan

Jatisari Kabupaten Karawang Provinsi Jawa Barat dengan objek

penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri yang berada diwilayah

KORCAMBIDIK Kecamatan Jatisari.

2. Populasi Penelitian

Menurut Sugiono (2009, hal. 117) populasi adalah “ wilayah

generalisasi yang terdiri dari objek/sibjek yang memiliki kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya”. Creswell (2017, hal. 142)

menejelaskan “A population is a group of individuals who have the same

characteristic”. Sedangkan Arikunto (2010, hal. 173) populasi adalah

“keseluruhan subjek penelitian”.

Tebel 3.1

Data Populasi Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Jatisari

No Nama Unit Kerja Akreditasi Kepsek Guru JML

1 SDN JATISARI I A 1 27 28

2 SDNJATISARI II B 1 13 14

3 SDN JATISARI III B 1 8 9

4 SDN BALONGGANDU I A 1 19 20

5 SDN BALONGGANDU II A 1 31 32

61

Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Nama Unit Kerja Akreditasi Kepsek Guru JML

6 SDN BALONGGANDU III B 1 13 14

7 SDN BALONGGANDU IV B 1 10 11

8 SDN JATIRAGAS I B 1 11 12

9 SDN JATIRAGAS II A 1 12 13

10 SDN PACING I A 1 8 9

11 SDN PACING II B 1 8 9

12 SDN SITUDAM I A 1 10 11

13 SDN SITUDAM II B 1 7 8

14 SDN MEKARSARI B 1 10 11

15 SDN JATIBARU I B 1 8 9

16 SDN JATIBARU II B 1 9 10

17 SDN SUKAMEKAR I B 1 7 8

18 SDN SUKAMEKAR II B 1 8 9

19 SDN CIREJAG A 1 15 14

20 SDN JATIWANGI I A 1 14 15

21 SDN JATIWANGI II B 1 9 10

22 SDN JATIWANGI III B 1 7 8

23 SDN TELARSARI I B 1 7 8

24 SDN TELARSARI II B 1 9 10

25 SDN TELARSARI III B 1 9 10

26 SDN KALIJATI I A 1 9 10

27 SDN KALIJATI II B 1 5 6

28 SDN BARUGBUG I B 1 7 8

29 SDN BARUGBUG II B 1 7 8

30 SDN CIKALONGSARI A 1 8 9

62

Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Nama Unit Kerja Akreditasi Kepsek Guru JML

JUMLAH 30 336 366

Sumber : Kantor UPTD Pendidikan Kec. Jatisari

3. Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2016, hal. 118) menyebutkan bahwa “sampel

adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi”. Creswell (2017, hal. 142) menjelaskan “A sample is a

subgroup of the target population that the researcher plans to study for

generalizing about the target population”. Sedangkan menurut Arikunto

(2010, hal. 174) sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang

diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah bagian dari populasi yang

diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.

Menurut Nasution dalam (Riduwan, 2015, hal. 57) berpendapat bahwa

“mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh besarnya sampel, akan

tetapi oleh kokohnya dasar-sadar teorinya, oleh desain penelitiannya,

serta mutu pelaksanaan dan pengolahannya”.

Penentuan jumlah sampel menggunakan teknik Probability

Sampling. Menurut Sugiyono (2016, hal. 120) probability sampling

adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang

sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota

sampel. Salah satu jenis dari teknik ini adalah Simple Random Sampling.

Dalam hal ini Sugiyono (2016, hal. 120) menjelaskan, dikatakan simple

(sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan

secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.

Pada penelitian ini populasi adalah guru-guru SD Negeri di Kecamatan

Jatisari yang berjumlah 366 orang.

Besaran jumlah sampel yang diambil dari populasi dihitung

dengan menggunakan rumus Slovin dalam Riduwan (2013, hal. 65)

berikut:

N = N

N . d2 + 1

63

Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan

N = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

d2 = Presisi yang ditetapkan 90% atau sig = 0,1

Jadi perhitungan sampel yang dapat dilakukan sebagai berikut :

N =

366 = 78,5 (dibulatkan menjadi 79)

366 . 0,12 + 1

Jadi jumlah sampel sebesar 79 orang guru. Setelah

memperoleh jumlah sampel keseluruhan, maka tahapan selanjutnya

adalah menentukan jumlah sampel guru. Pada tahapan ini peneliti

menggunakan teknik proportional sampling.

Adapun rumus yang digunakan adalah dengan mengutip

pendapat Sugiyono (2013, hlm. 68) yaitu sebagai berikut:

Dari rumus di atas maka rincian perhitungan sampel dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.2 Data Penyebaran Sampel di Sekolah Dasar Negeri

Kecamatan Jatisari

No Nama Unit Kerja Akreditasi Populasi Sampel

1 SDN JATISARI I A 28 28

366 × 79 = 6,04 (6)

2 SDN BALONGGANDU I A 20 20

366 × 79 = 4,32 (4)

Ni = Ni

N N

Keterangan

Ni = Jumlah sampel menurut stratum

N = Jumlah sampel seluruhnya

Ni = Jumlah Populasi menurut Stratum

N = Jumlah Populasi seluruhnya

64

Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Nama Unit Kerja Akreditasi Populasi Sampel

3 SDN BALONGGANDU II A 32 32

366 × 79 = 6,91 (7)

4 SDN JATIRAGAS II A 13 13

366 × 79 = 2,81 (3)

5 SDN PACING I A 9 9

366 × 79 = 1,95 (2)

6 SDN SITUDAM I A 11 11

366 × 79 = 2,37 (3)

7 SDN CIREJAG A 14 14

366 × 79 = 3,02 (3)

8 SDN JATIWANGI I A 15 15

366 × 79 = 3,24 (3)

9 SDN JATISARI II B 14 14

366 × 79 = 3,02 (3)

10 SDN JATISARI III B 9 9

366 × 79 = 1,95 (2)

11 SDN BALONGGANDU III B 14 14

366 × 79 = 3,02 (3)

12 SDN BALONGGANDU IV B 11 11

366 × 79 = 2,37 (3)

13 SDN JATIRAGAS I B 12 12

366 × 79 = 2,59 (3)

14 SDN PACING II B 9 9

366 × 79 = 1,95 (2)

15 SDN SITUDAM II B 8 8

366 × 79 = 1,72 (2)

16 SDN MEKARSARI B 11 11

366 × 79 = 2,37 (3)

17 SDN JATIBARU I B 9 9

366 × 79 = 1,95 (2)

18 SDN JATIBARU II B 10 10

366 × 79 = 2,16 (2)

19 SDN SUKAMEKAR I B 8 8

366 × 79 = 1,72 (2)

20 SDN SUKAMEKAR II B 9 9

366 × 79 = 1,95 (2)

21 SDN JATIWANGI II B 10 10

366 × 79 = 2,16 (2)

22 SDN JATIWANGI III B 8 8

366 × 79 = 1,72 (2)

23 SDN TELARSARI I B 8 8

366 × 79 = 1,72 (2)

24 SDN TELARSARI II B 10 10

366 × 79 = 2,16 (2)

25 SDN TELARSARI III B 10 10

366 × 79 = 2,16 (2)

26 SDN KALIJATI I A 10 10

366 × 79 = 2,16 (2)

65

Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

β1

β2

No Nama Unit Kerja Akreditasi Populasi Sampel

27 SDN KALIJATI II B 6 6

366 × 79 = 1,29 (1)

28 SDN BARUGBUG I B 8 8

366 × 79 = 1,72 (2)

29 SDN BARUGBUG II B 8 8

366 × 79 = 1,72 (2)

30 SDN CIKALONGSARI A 9 9

366 × 79 = 1,95 (2)

Jumlah 366 79

B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan gambaran mengenai praduga

pengujian hipotesis serta untuk mengetahui apakah ada atau tidak

hubungan antara variabel Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah

dan Kinerja Mengajar Guru tehadap Mutu Proses Pembelajaran .

Variabel penelitian ini terdiri dari variabel terikat (Y) mutu proses

pembelajaran , variabel bebas (X1) kepemimpinan instruksional kepala

sekolah, dan (X2) kinerja mengajar guru. Hubungan antar variabel

tersebut dapat dijelaskan dengan gambar berikut ini :

Ryx1x2

Kepemimpinan

Instruksional

Kepala Sekolah

(X1)

Kinerja Mengajar

Guru

(X2)

Mutu Proses

Pembelajaran (Y)

66

Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1 Hubungan antar variabel

C. Metode Penelitian

Mencermati masalah yang diteliti, yakni kepemimpinan

instruksional kepala sekolah, kinerja mengajar guru dan mutu proses

pembelajaran. Maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Sugiyono (2016,

hal. 151) menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif berlandaskan filsafat

positivisme. Digunakan untuk meneliti populasi dan sampel tertentu

dengan tujuan untuk menguji hipotesis. Pemilihan pendekatan

kuantitatif didasarkan karena penekanan dalam penelitian ini pada

fenomena-fenomena objektif yang bertujuan untuk menguji hipotesis.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan survey.

Menurut Kerlinger (dalam Riduwan, 2015, hal. 49) penelitian survey

adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil,

tetapi data yang dipelajari dari data sampel yang diambil dari populasi

tersebut sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan

hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.

D. Definisi Operasional

Menurut Creswell (2017, hal. 151) “operational definition is the

specification of how tou will define and meansure the variable in your

study” maksudnya adalah unsur penelitian yang memberitahukan

bagaimana cara menggambarkan dan mengukur suatu variabel. Definisi

variabel harus bisa diukur, spesifik serta bisa dipahami oleh orang lain.

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis variabel bebas

(independent variable) yaitu kepemimpinan instruksional kepala sekolah

67

Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(X1), kinerja mengajar guru (X2) dan variabel terikat (dependent

variable) yaitu mutu proses pembelajaran (Y).

Masing-masing definisi operasional dari variabel-variabel

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Kepemimpinan Instruksional kepala sekolah adalah peran

kepemimpinan yang dilakukan kepala sekolah yang

memfokuskan pada peningkatan kualitas pengajaran dan

pembelajaran disekolah.

2. Kinerja mengajar guru adalah unjuk kerja yang ditampilkan guru

dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai seorang

pengajar dan pendidik disekolah mulai dari merencanakan

pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan menilai hasil

pembelajaran.

3. Mutu proses pembelajaran adalah kualitas pelayanan yang

dihasilkan dari terjadinya hubungan timbal balik antara guru dan

siswa pada saat proses nelajar mengajar yang dimulai dari guru

tersebut memahami SOP pembelajaran, perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi, sampai dengan tindak lanjut sehingga

menghasilkan perubahan tingkah laku siswa yang ditunjukkan

dalam berbagai bentuk pemahaman, keperampilan, dan

kecakapan.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2009, hlm. 132) instrumen dalam penelitian

kuantitatif dapat berupa tes, pedoman wawancara, pedoman obsevasi

dan kuesioner. Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan dengan

menggunakan instrumen penelitian berupa anget (kuesioner) untuk

memperoleh informasi tentang pengaruh kepemimpinan instruksional

kepala sekolah dan kinerja mengajar guru terhadap mutu proses

pembelajaran.

Menurut Sugiyono (2016, hal. 134) kuesioner merupakan teknik

pengurupulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila

peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang

bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok

digunakan jika jumlah responden cukup besar dan tersebar diwilayah

68

Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang cukup luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup

atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau

dikirim melalui pos, atau internet.

Untuk pengembangan instrumen, maka penelitian ini dilakukan

dengan beberapa cara yaitu :

1. Menetapkan variabel yang akan diteliti, yakni variabel terikat (Y)

mutu proses pembelajaran, variabel bebas (X1) kepemimpinan

instruksional kepala sekolah, dan (X2) kinerja mengajar guru.

2. Menetapkan dimensi dan indikator dari setiap variabel penelitian

3. Meyusun kisi-kisi kuesioner

4. Menetapkan setiap indikator ke dalam bentuk pertanyaan kuesioner

5. Menentukan bobot jumlah dalam kuesioner yaitu dengan

menggunakan skala likert dengan bobot jawaban sebagai berikut

Tabel 3.3 Bobot Jawaban Skala Likert

Alternatif Jawaban Bobot/skor

Selalu 5

Sering 4

Kadang-kadang 3

Jarang 2

Tidak pernah 1

6. Menyusun angket/kuesioner penelitian

Tabel 3.4 Kisi-kisi angket/kuesioner penelitian

69

Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel Dimensi Indikator No

Angket

Mutu Proses

Pembelajaran (Y)

1. SOP Pembelajaran 1. Menetapkan target dan tujuan

pembelajaran

2. Melaksanakan standar operasional pelaksanaan

pembelajaran

1

2,3

2. Merencanakan

Pembelajaran

1. Memilih materi pelajaran

2. Menentukan indikator yang

mengacu pada SK, KD

3. Menetapkan metode dan alat pembelajaran

4. Penentuan bahan ajar mengacu

kepada kurikulum yang berlaku

4

5

6

7,8

3. Melaksanakan

Pembelajaran

1. Memotivasi siswa dalam

pembelajaran

2. Melaksanakan pembelajaran aktif, menyenangkan,

komunikatif dan efektif

3. Mengelola kelas dengan baik 4. Menerapkan model

pembelajaranyang bervariasi

5. Mengadakan penguatan materi diakhir pembelajaran

6. Melakukan refleksi

9

10

11 12,13

14

16

70

Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel Dimensi Indikator No

Angket

4. Evaluasi

Pembelajaran

1. Pelaksanaan evaluasi

berdasarkan prinsip realistik

dan komprehensif 2. Melakukan evaluasi sesuai

dengan standar yang telah

ditetapkan 3. Mengkaji bahan ilmiah terbaru

17

18,19

20

5. Tindak Lanjut 1. Melakukan perbaikan melalui

remedial teaching

2. Melakukan tindakan kelas

3. Melaporkan hasil tindakan kelas

kepada kepala sekolah

21,22

23

24,25

Kepememimpinan

Instruksional

Kepala Sekolah

(X1)

1. Peningkatan

secara berkelanjutan

1. Kepala sekolah mempunyai

visi, misi sekolah yang

menekankan pada kegiatan pembelajaran bagi seluruh

siswa, dan dipahami oleh

seluruh warga sekolah 2. Menciptakan struktur

organisasi yang kondusif untuk

mendukung pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah yang

pada kegiatan pembejaran bagi

seluruh siswa 3. Mengembangkan kerjasama

antar kepala sekolah, guru,

orang tua siswa dan masyarakat sekitar dalam

rangka peningkatan secara

berkelanjutan 4. Menggunakan data dan

aspirasi siswa untuk

merencanakan pengembangan sekolah secara berkelanjutan

1

2

3

4

2. Kultur

pembelajaran

1. Mengembangkan dan

memelihara lingkungan yang

tertib, disiplin belajar dengan aman, tentram dan nyaman

5

71

Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel Dimensi Indikator No

Angket

2. Memimpin seluruh staf dalam

mengembangkan disiplin diri

dan setia dalam menjalankan tugas dan fungsinya

3. Membangun dan memelihara

hubungan kekeluargaan yang kuat dan mendukung

4. Menjalin tali komunikasi yang

kuat dengan guru, orang tua, siswa dan pemangku

kepentingan

6

7

8

3. Penilaian Hasil Belajar

1. Memimpin proses penilaian siswa secara sistematis dan

evaluasi program yang

menggunakan data kualitatif dan kuantitatif

2. Memimpin komunitas belajar

profesional dalam menganalisis dan

meningkatkan mutu kurikulum

dan mutu pembelajaran 3. Menjamin aksibilitas terhadap

kurikulum dan dukungan yang

diperlukan oleh siswa untuk

mencapai hasil maksimum

yang diharapkan

9

10

11

4. Pengembangan

Profesinalisme Guru

1. Menyelia dan mengevaluasi

secara sistematis mata pelajaran dan guru

2. Mendorong, memvasilitasi dan

mengevaluasi pengembangan keprofesionalismean guru

3. Memfokuskan kegiatan sehari-

hari sekolah yang diarahkan

kepada pencapaian prestasi

akademik seluruh siswa

4. Mengalokasikan sumberdaya pendidikan dalam rangka

untuk mencapai visi, misi dan

tujuan sekolah yang telah ditetapkan

12

13,14

15

16

72

Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel Dimensi Indikator No

Angket

5. Manajemen

Sekolah

1. Menyelenggarakan proses

pendidikan yang efisien dan

menggunakan anggaran pendidikan yang dapat

dipertanggungjawabkan

2. Mengidentifikasi permasalahan potensial dan stategis dan

mennggapinya dengan

perencanaan yang proaktif

17

18

6. Etika 1. Melaksanakan

pertanggungjawaban secara

profesional dengan

menjunjung tinggi asas integrias dan keadilan

2. Menjadi contoh dalam menerapkan kode etik

profesional dan nilai-nilai yang

menjadi acuannya 3. Membuat keputusan dalam

konteks etika dan menghormati

harga diri semua pihak 4. Mempertimbangkan aspek

yuridis, moral, dan etika ketika

membuat keputusan

19,20

21

22,23

24

7. Diversity 1. Menghargai perbedaan latar

belakang setiap siswa dan

berkomitmen tinggi untuk meningkatkan prestasi

belajarnya berdasarkan atas

perbedaan kebutuhan setiap siswa

2. Merekrut, menyeleksi dan

mengangkat karyawan yang mampu melayani kebutuhan

siswa atas dasar

kebhinekaan/perbedaan

individu

3. Mengenal dan

mengidentifikasi perbedaan latar belakang siswa termasuk

kepribadian kemampuannya

sebagai dasar untuk membuat keputusan, terutama yang

25,26

27

28,30

30

73

Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel Dimensi Indikator No

Angket

bersifat akademis

Kinerja Mengajar

Guru (X2) 1. Merencanakan

proses

pembelajaran

1. Merumuskan indikator

pembelajaran

2. Merumuskan tujuan pembelajaran

3. Pemilihan dan perumusan

bahan/materi 4. Pemilihan strategi dan dan

metode pembelajaran

5. Pemilihan media pembelajaran

6. Rumusan evaluasi

1

2

3

4

5

6

2. Melaksanakan pembelajaran

1. Kemampuan membuka

pelajaran

2. Sikap guru dalam proses

pembelajaran 3. Penguasaan materi

pembelajaran dan bahan

belajar 4. Pelaksanaan proses

pembelajaran

5. Kemampuan menggunakan media pembelajaran

6. Evaluasi proses pembelajaran

7. Kemampuan menutup pembelajaran

8. Tindak lanjut pembelajaran

7,8,9

10,11,12,13

14,15,16,

17 18,19

20,21

22

23

24

25

3. Mengevaluasi hasil pembelajaran

1. Mampu membuat perangkat penilaian

2. Mampu memeriksa hasil

penilaian 3. Mampu mengolah hasil

penilaian

4. Mampu menyimpulkan hasil penilaian secara jelas dan logis

26

27

28

29,30

F. Proses Pengembangan Instrumen

Beberapa kegiatan proses pengembangan instrumen yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

74

Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Tahap uji coba Angket

Kegiatan uji coba angket bertujuan untuk menguji validitas

dan reliabilitas dari item-item kuesioner/angket penelitian, dengan

menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam mengupulkan

data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan

reliabel.

2. Tahap Pengujian dan Reliabilitas Angket

a. Uji Validitas

Menurut Arikunto (2010, hal. 85) mengemukakan bahwa

“sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai

dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes

tersebut dengan kriterium.” Untuk menguji validitas, digunakan

rumus korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh

Pearson, adalah sebagai berikut:

𝑟𝑥𝑦 =𝑁∑𝑋𝑌 − (∑𝑋)(∑𝑌)

√{𝑁∑𝑋2 − (∑𝑋)2}{𝑁∑𝑌2 − (∑𝑌)2}

Keterangan:

𝑟𝑥𝑦

∑𝑋𝑌

∑𝑋

∑𝑌

N

= Koefisien korelasi

= Jumlah perkalian antara skor suatu butir dengan skor

Normal

= Jumlah skor total dari seluruh responden dalam menjawab

1 soal yang diperiksa validitasnya

= Jumlah total seluruh responden dalam menjawab seluruh

soal pada instrument tersebut

= Jumlah responden uji tersebut

Dari rumus di atas, kriteria korelasi validitas menurut

Arikunto (2010, hal. 89) adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 5 Korelasi Validitas

Koefisien Korelasi Kriteria Validitas

0.80 <𝑟𝑥𝑦 ≤ 1.00 Sangat tinggi

0.60 <𝑟𝑥𝑦 ≤ 0.80 Tinggi

0.40 <𝑟𝑥𝑦 ≤ 0.60 Sedang

75

Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

0.20 <𝑟𝑥𝑦 ≤ 0.40 Rendah

0.00 <𝑟𝑥𝑦 ≤ 0.20 Sangat rendah

b. Reliabilitas Instrumen

Menurut Arikunto (2010, hal. 104) mengemukakan bahwa

“reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada

subjek yang sama.” Uji reabilitas pada penelitian ini

menggunakan rumus yang ditemukan oleh Kuder dan Richardson

yaitu KR20, adalah sebagai berikut:

𝑟11 = (𝑘

𝑘 − 1) (

𝑉𝑡 − ∑𝑝𝑞

𝑉𝑡

)

Keterangan:

𝑟11

𝑘

𝑉𝑡

𝑝

𝑞

= Reliabilitas instrument

= banyaknya butir pertanyaan

= varians total

= proporsi subjek yang menjawab betul pada sesuatu

butir

proporsi subjek yang mendapat skor 1)

= proporsi subjek yang mendapat skor 0

𝑝 =𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑢𝑏𝑗𝑒𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑘𝑜𝑟 1

𝑁

𝑞 = 1 − 𝑝

Menurut Guliford, nilai reliabilitas tersebut

diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 3. 6 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas

Besarnya Reliabilitas Interpretasi

0.80 <𝑟11 ≤ 1.00 Sangat tinggi

0.60 <𝑟11 ≤ 0.80 Tinggi

0.40 <𝑟11 ≤ 0.60 Sedang

0.20 <𝑟11 ≤ 0.40 Rendah

0.00 <𝑟11 ≤ 0.20 Sangat rendah

76

Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Pengujian validitas dan reliabilitas kuisioner penelitian

yang berjumlah 85 pernyataan, yang terdiri dari empat variabel

penelitian yaitu 30 pernyataan pada variabel kepemimpinan

Instruksional kepala sekolah (X1), 30 pernyataan pada Kinerja

Mengajar Guru (X2), 25 pernyataan pada mutu proses

pembelajaran (Y), Pengujian instrumen dilakukan terhadap 20

orang guru. Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan dengan

membandingkan nilai korelasi (rhitung) setiap penyataan dengan

nilai kritik r (rtabel) dengan taraf kepercayaan 95% yaitu 0.4683.

a. Hasil Uji Validitas

Berikut merupakan hasil uji validitas untuk variabel

Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah (X1), Kinerja

Mengajar Guru (X2), dan Mutu Proses Pembelajaran (Y):

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Instrumen

Variabel Mutu Proses Pembelajaran (Y)

Item r hitung r tabel

α = 0.05; n = 20 Keputusan

1 0.807 0.4683 Valid

2 0.796 0.4683 Valid

3 0.786 0.4683 Valid

4 0.782 0.4683 Valid

5 0.783 0.4683 Valid

6 0.807 0.4683 Valid

7 0.786 0.4683 Valid

8 0.787 0.4683 Valid

77

Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9 0.810 0.4683 Valid

10 0.770 0.4683 Valid

11 0.796 0.4683 Valid

12 0.820 0.4683 Valid

13 0.813 0.4683 Valid

14 0.774 0.4683 Valid

15 0.805 0.4683 Valid

16 0.781 0.4683 Valid

17 0.804 0.4683 Valid

18 0.820 0.4683 Valid

19 0.794 0.4683 Valid

20 0.783 0.4683 Valid

21 0.805 0.4683 Valid

22 0.818 0.4683 Valid

23 0.806 0.4683 Valid

24 0.782 0.4683 Valid

25 0.822 0.4683 Valid

Berdasarkan hasil perhitungan SPSS, dari 25 item pertanyaan

angket, keseluruhan item dinyatakan valid sehingga dapat digunakan

dalam penelitian.

Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Instrumen

Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah (X1)

Item r hitung r tabel

α = 0.05; n = 20 Keputusan

1 0.663 0.4683 Valid

2 0.508 0.4683 Valid

3 0.549 0.4683 Valid

4 0.601 0.4683 Valid

5 0.727 0.4683 Valid

6 0.648 0.4683 Valid

7 0.535 0.4683 Valid

78

Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8 0.451 0.4683 Tidak Valid

9 0.536 0.4683 Valid

10 0.698 0.4683 Valid

11 0.634 0.4683 Valid

12 0.593 0.4683 Valid

13 0.791 0.4683 Valid

14 0.482 0.4683 Valid

15 0.567 0.4683 Valid

16 0.582 0.4683 Valid

17 0.606 0.4683 Valid

18 0.746 0.4683 Valid

19 0.791 0.4683 Valid

20 0.690 0.4683 Valid

21 0.780 0.4683 Valid

22 0.789 0.4683 Valid

23 0.682 0.4683 Valid

24 0.707 0.4683 Valid

25 0.806 0.4683 Valid

26 0.855 0.4683 Valid

27 0.574 0.4683 Valid

28 0.628 0.4683 Valid

29 0.484 0.4683 Valid

30 0.507 0.4683 Valid

Berdasarkan hasil perhitungan SPSS, dari 30 item pertanyaan

angket, pernyataan angket no 8 dinyatakan tidak valid. Akan tetapi

item no 8 yang tidak valid tetap dipertahankan dan diperbaiki

bahasanya sehingga dapat digunakan dalam penelitian.

Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Instrumen

Kinerja Mengajar Guru (X2)

Item r hitung r tabel

α = 0.05; n = 20 Keputusan

1 0.839 0.4683 Valid

2 0.833 0.4683 Valid

79

Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3 0.846 0.4683 Valid

4 0.827 0.4683 Valid

5 0.861 0.4683 Valid

6 0.848 0.4683 Valid

7 0.831 0.4683 Valid

8 0.850 0.4683 Valid

9 0.829 0.4683 Valid

10 0.838 0.4683 Valid

11 0.837 0.4683 Valid

12 0.840 0.4683 Valid

13 0.830 0.4683 Valid

14 0.848 0.4683 Valid

15 0.841 0.4683 Valid

16 0.831 0.4683 Valid

17 0.833 0.4683 Valid

18 0.837 0.4683 Valid

19 0.831 0.4683 Valid

20 0.837 0.4683 Valid

21 0.839 0.4683 Valid

22 0.845 0.4683 Valid

23 0.830 0.4683 Valid

24 0.858 0.4683 Valid

25 0.839 0.4683 Valid

26 0.841 0.4683 Valid

27 0.841 0.4683 Valid

28 0.837 0.4683 Valid

29 0.836 0.4683 Valid

30 0.842 0.4683 Valid

Berdasarkan hasil perhitungan SPSS, dari 30 item pertanyaan

angket, keseluruhan item dinyatakan valid sehingga dapat digunakan

dalam penelitian.

b. Hasil Uji Reliabilitas

80

Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.10 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Variabel Cronbach's

Alpha

r tabel

α = 0.05; n = 20 Keterangan

Mutu Proses Pembelajaran

(Y) 0.805 0.4683 Reliabel

Kepemimpinan Instruksional

Kepala Sekolah (X1) 0.537 0.4683 Reliabel

Kinerja Mengajar Guru (X2) 0.844 0.4683 Reliabel

G. Analisis Data

1. Analisis Data Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk melihat kecenderungan

distribusi frekuensi variabel dan menentukan tingkat ketercapaian

responden pada masing-masing variabel. Gambaran umum setiap

variabel digambarkan oleh skor rata-rata yang diperoleh dengan

menggunakan teknik Weghted Means Scored (WMS), dengan rumus :

�̅� =𝑋

𝑁

Keterangan

�̅� = Skor rata-rata yang dicari

X = Jumlah skor gabungan (hasil kali frekuensi dengan bobot nilai

untuk setiap alternatif jawaban)

N = Jumlah responden

Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan kriteria dan

penafsiran seperti biasa yang tertera pada tabel 3.10 berikut ini :

2. Uji Persayaratan Analisis

Persyaratan uji analisis data penelitian menggunakan uji

normalitas dan homogenitas. Hal ini dilakukan sebagai prasyarat

untuk menggunakan analisis korelasi product moment dan korelasi

berganda karena korelasi product moment merupakan statistik

parametrik.

81

Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas data adalah untuk mengetahui kondisi

data yang didapatkan berdistribusi normal atau sebaliknya. Pengujian

ini dilakukan terhadap data mutu proses pembelajaran,

kepemimpinan instruksional kepala sekolah dan kinerja mengajar

guru. Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan teknik

Kolmogrof Smirnov Test (Z). Kriteria pengujian ini adalah jika

signifikansi yang diperoleh >α , maka sampel berasal dari populasi

berdistribusi normal. Jika signifikansi yang < α, maka sampel bukan

berasal dari populasi berdistribusi normal. Taraf signifikansi uji

adalah α = 0,05.

Hipotesis yang diuji adalah.

Ho : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

Ha : sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal

Hal ini bermakna Ho diterima jika data berdistribusi normal

dengan indikasi jika Asyimtotis Significance lebih besar dari taraf

nyata α = 0.05. tetapi sebaliknya Ho ditolak jika distirbusi data

tidak normal

b. Uji Homogenitas

Tujuan uji homogenitas sampel adalah untuk mengetahui

kondisi data sampel yang diperoleh merupakan sampel berasal dari

populasi bervarian homogen atau tidak homogen. Pengujian

homogenitas data dari sampel menggunakan SPSS 22. Pengambilan

keputusan dilakukan dengan melihat angka probabilitas. Jika

probabilitas Sig > 0,05, maka data homogen. Sedangkan jika

probabilitas Sig <0,05, maka data tidak homogen.

c. Uji Linearitas

Salah satu prasyarat unutk analisis dan regresi dalam

pengujian hipotesis adalah bahwa hubungan antara variabel bebas

dan variabel terikat linear. Untuk menguji linearitas dilakukan

dengan analisis regresi sederhana, dapat dilihat dari nilai

signifikansi dari devation of linearity X1 terhadap Y dan X2

terhadap Y. Apabila nilai signifikansi <0,05 dapat disimpulkan

bahwa hubungannya bersifat linear.

82

Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Menaikan Skala dari Ordinal ke Data Interval Dengan

Menggunakan Metode Suksesif Interval (MSI)

Metode suksesif interval merupakan proses mengubah data

ordinal menjadi data interval. Data ordinal sebenarnya adalah data

kualitatif atau bukan angka sebenarnya. Data ordinal menggunakan

angka sebagai simbol data kualitatif. Menurut Moh. Nazir, (2003)

pemberian angka kepada satu dari objek yang mempunyai sifat-sifat

ukuran ordinal dan ditambah dengan satu sifat lain, yakni jarak yang

sama pada pengukuran dinamakan data interval. Data ini

memperlihatkan jarak yang sama dari ciri atau sifat objek yang

diukur. Akan tetapi ukuran interval tidak memberikan jumlah absolut

dari objek yang diukur. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran

menggunakan skala interval dinamakan data interval.

Dalam contoh dibawah ini, misalnya:

Angka 1 mewakili “tidak pernah”

Angka 2 mewakili “ jarang”

Angka 3 mewakili “kadang-kadang”

Angka 4 mewakili “sering”

Angka 5 mewakili “selalu”

Dalam banyak prosedur statistik seperti regresi, korelasi

Pearson, uji t dan lain sebagainya mengharuskan data berskala

interval. Oleh karena itu, jika kita hanya mempunyai data berskala

ordinal; maka data tersebut harus diubah kedalam bentuk interval

untuk memenuhi persyaratan prosedur-prosedur tersebut. Kecuali

jika kita menggunakan prosedur, seperti korelasi Spearman yang

mengujinkan data berskala ordinal; maka kita tidak perlu mengubah

data yang sudah ada tersebut.

Berikut ini diberikan contoh penghitungan manual dan

menggunakan Excell. Dalam contoh ini kita mempunyai skala

ordinal 1 sampai dengan 5 dimana masing-masing mempunyai

jumlah frekuensi masing-masing sebagaimana tertera dalam tabel di

bawah ini:

83

Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.11

Contoh penghitungan manual dan menggunakan Excell

Skala Skor Ordinal Frekuensi

1 13

2 75

3 36

4 24

5 17

∑ 165

Tabel di atas mempunyai makna sebagai berikut:

Skala ordinal 1 mempunyai frekuensi sebanyak 13

Skala ordinal 2 mempunyai frekuensi sebanyak 75

Skala ordinal 3 mempunyai frekuensi sebanyak 36

Skala ordinal 4 mempunyai frekuensi sebanyak 24

Skala ordinal 5 mempunyai frekuensi sebanyak 17

Data ordinal di atas akan kita ubah menjadi data yang

berskala interval sehingga menghasilkan nilai interval sebagai

berikut:

Tabel 3.12 Contoh mengubah data ordinal

Skala Skor

Ordinal

Frekuensi Nilai Hasil Dalam Bentuk

Data Interval

1 13 1

2 75 2.3113

3 36 3.2615

4 24 3.8100

5 17 4.6027

Tabel di atas mempunyai maksud sebagai berikut:

84

Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Skala ordinal 1 dengan frekuensi sebanyak 13 mempunyai nilai

skala interval sebesar 1

Skala ordinal 2 dengan frekuensi sebanyak 75 mempunyai nilai

skala interval sebesar 2,3113

Skala ordinal 3 dengan frekuensi sebanyak 36 mempunyai nilai

skala interval sebesar 3,2615

Skala ordinal 4 dengan frekuensi sebanyak 24 mempunyai nilai

skala interval sebesar 3,8100

Skala ordinal 5 dengan frekuensi sebanyak 17 mempunyai nilai

skala interval sebesar 4,6027

Proses mengubah data berskala ordinal menjadi data berskala

interval, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan, yaitu:

Menghitung frekuensi

Menghitung proporsi

Menghitung proporsi kumulatif

Menghitung nilai z

Menghitung nilai densitas fungsi z

Menghitung scale value

Menghitung penskalaan

4. Uji Hipotesis

a. Analisis Korelasi

1) Analisis Korelasi Sederhana

Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat

hubungan antara variabel X dan variabel Y. Ukuran yang

digunakan untuk mengetahui derajat hubungan dalam

penelitian ini adalah koefisien korelasi (r) dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑟 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑋𝑌

𝑛− (∑𝑋)(∑𝑌)√[𝑛 . ∑𝑋2 − (∑𝑌2)][𝑛 . ∑𝑌2 − (∑𝑌2)]

Keterangan :

85

Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

n = Jumlah responden

∑ 𝑋𝑌 = Jumlah perkalian X dan Y ∑ 𝑋 = Jumlah skor tiap butir

∑ 𝑌 = Jumlah skor total

∑ 𝑋2 = Jumlah skor X dikuadratkan

∑ 𝑌2 = Jumlah skor Y dikuadratkan

Dari rumus di atas, dapat dijelaskan bahwa 𝑟𝑥𝑦

merupakan koefisien korelasi dari variabel X dan variabel Y,

dapat dilihat dengan membandingkan 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dengan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙pada

tingkat kepercayaan 95%. Bila 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔>𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan bernilai

positif, maka terdapat pengaruh yang positif.

2) Analisis Korelasi Ganda

Korelasi ganda merupakan angka yang menunjukkan arah

dan kuatnya hubungan antara dua variabel independen secara

bersama-sama atau lebih dengan satu variabel devenden.

Berikut ini merupakan rumus korelasi ganda (Sugiono, 2016,

hlm. 233):

𝑅𝑦𝑋1𝑋2 = √𝑟2

𝑦𝑥1+ 𝑟2𝑦𝑥2 − 2𝑟𝑦𝑥1 𝑟𝑦𝑥2 𝑟𝑥1𝑥2

1− 𝑟2𝑥1𝑥2

Keterangan :

𝑅𝑦𝑥1𝑥2 = Korelasi antara X1 dan X2 bersama-sama

dengan Y

𝑟𝑦𝑥1 = Korelasi Product Moment Y dengan X1

𝑟𝑦𝑥2 = Korelasi Product Moment Y dengan X2

𝑟𝑥1𝑥2 = Korelasi Product Moment X1 dengan X2

Untuk lebih memudahkan dalam menafsirkan harga

koefisien korelasi, menurut Sugiyono (2010, hlm. 231) sebagai

berikut:

Tabel 3.13 Tolak Ukur Koefisien Korelasi

Nilai Koefisien Kriteria

0,80 – 1,000 Sangat kuat

0,60 – 0,799 Kuat

86

Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

0,40 – 0,599 Sedang

0,20 – 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat rendah

1) Uji Signifikansi

Uji signifikansi ini adalah untuk menentukan apakah

variabel X tersebut signifikan terhadap variabel Y. Rumus uji

signifikansi adalah (Field, 2000, hlm. 46) :

Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima

Jika Signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

2) Uji Koefisien Determinasi

Mencari derajat hubungan berdasarkan Koefisien

Determinasi (KD) dengan maksud sejauh mana pengaruh yang

diberikan oleh variabel X terhadap variabel Y, dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

KD = 𝑟2 x 100%

Keterangan:

KD = Koefisien Determinasi yang dicari

𝑟2 = Koefisien korelasi

b. Analisis Regresi

1) Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi sederhana dimaksudkan untuk mengetahui

hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen

dengan satu variabel dependen. Berikut ini merupakan rumus

persamaan umum analisis regresi linier sederhana. (Sugiyono,

2016).

𝑌 ̂ = a + bX

Keterangan:

𝑌 ̂ = Nilai taksir Y (Variabel terikat) dari regresi

87

Kaniati Amalia, 2018 PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN JATISARI KABUPATEN KARAWANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a = Konstanta, apabila harga X = 0

b = Koefisien regresi, yaitu besarnya perubahan yang

terjadi pada Y jika satu unit perubahan yang

terjadi pada X

X = Harga variabel X

2) Analisis Regresi Ganda

Analisis regresi ganda adalah alat peramalan pengaruh dua

variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat untuk

membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi kausal antara

dua variabel bebas atau lebih dengan variabel terikat.

Untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas

terhadap variabel terikat yang dikontrol olehvariabel bebas

lainnya, atau secara bersama-sama digunakan rumus analisis

regresi ganda sebagai berikut:

�̂� = a + 𝑏1𝑋1 + 𝑏2𝑋2 + E

Keterangan:

�̂�= Nilai taksir Y (variabel terikat) dari persamaan regresi

a = Nilai konstanta

𝑏1 = Nilai koefisen regresi 𝑋1

𝑏2 = Nilai koefisien regresi 𝑋2

𝑋1 = Variabel bebas

𝑋2 = Variabel terikat