Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II

    1/31

    PEMELIHARAAN KESEHATAN BAGIAN II

    Oleh; Danusiri

    Pembekalan ke empat dan lima blok 2

    Standar Kompetensi

    Setelah membaca bab ini mahasiswa diharapkan mampu

    1. Memahami konsep rezeki menurut syariat Islam yang

    mencakup pengertian baik secara sempit, luas, dan umummaupun Islam.

    2. Memanfaatkan rezeki yang benar menurut syariat Islam.

    3. Meninggalkan diri untuk menghambur-hamburkan rezeki

    untuk kemaksiatan.

    4. Memahami, menghayati, menyikapi dan mau mengusahakan

    diri menuju kesehatan dalam kehidupan sehari-hari seperti

    tentang makan dan minum, bekerja mencari karunia Allah,istirahat, dan , dan tidur.

    5. Mahasiswa menyadari bahwa aparat kesehatan

    muslim/muslimah disamping berposisi sebagai profesi juga

    muballigh di bidang kesehatan.

    A. Konsep Rezeki

    1. Pengertian Rezeki

    Rezeki adalah segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara

    kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan Allah Swt); makanan,

    (sehari-hari), nafkah, kiasan penghidupan, pendapatan, (uang

    dan sebagainya untuk memelihara kehidupan), keuntungan,

    kesempatan mendapatkan makan (Kamus Besar, l990 : 747).

    Dari kutipan ini dapat dipahami bahwa pengertian rezeki

    amat luas. Hubungan relasional dan fungsional antar anggota

    dalam suatu keluarga termasuk dalam cakupan pengertian

    keluarga. Istri bagi suami adalah rezeki, demikian pula

  • 8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II

    2/31

    sebaliknya. Anak bagi orang tua adalah rezeki baginya, dan

    demikian pula sebaliknya. Adik bagi kakak adalah rezeki,

    demikian pula sebaliknya. Cucu bagi kakek-nenek adalah rezeki,

    demikian pula sebaliknya.

    Hubungan fungsional antara guru dan murid, antara

    pemimpin dan yang dipimpin, antara individu dan masyarakat,

    antara rakyat dan pemerintah, hubungan patron-klien, antara

    dokter/tabib dan pasien, antara perawat dan yang dirawat,

    antara kiyai/ustaz, antara pembimbing dan yang dibimbing,

    kawan sepelatihan dalam cabang olah raga, selama menopang

    kehidupan masing-masing pihak termasuk dalam cakupan

    pengertian rezeki. Dengan demikian rezeki tidak hanya dibatasi

    dalam pengertian sempit, menurut pengertian awam bahwa

    rezeki hanya uang, gaji, upah yang siap dibelanjakan untuk

    selanjutnya dimasak lalu dimakan atau diminum.

    Pengertian rezeki yang demikian luas itu lebih dipertajam dan

    diperjelas, termasuk juga diperluas lagi dengan pengertian:

    segala sesuatu yang diberikan oleh Allah swt. Baik mengenai

    urusan dunia maupun akhirat, lahiriah maupun batiniah. Itulah

    sebabnya ilmu pengetahuan yang dimiliki seseorang termasuk

    rezeki batiniah baginya (al-Asfaha>ni, l992: 351). Dalam Islam

    ada tuntunan doa supaya Allah senantiasa menambah ilmu dan

    penguasaan ilmu sebagai rezeki. Demikian doa yang dimaksud:

    Rabbi> zidni> ilma> warzuqni> fahma> (Ya Tuhan ku,

    tambahkan kepadaku ilmu pengetahuan dan berilah rezeki

    kepadaku pemahamannya, Q.S.20 :144). Di sisi lain, ilmu

    dikategorikan sebagai rezeki karena bisa menopang kehidupan

    pemilik ilmu itu, baik mengenai urusan dunia maupun urusan

    akhirat. Dalam hal ini Nabi Muhammad saw. Bersabda:

    Artinya:

  • 8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II

    3/31

    Barang siap menghendaki kebahagiaan dunia, maka ia harusmemiliki ilmu (tentang keduniaan); dan barang siapa

    menghendaki kebahagiaan akhirat, maka ia harus memiliki ilmu(tentang keakhiratan); dan barang siapa menghendakikebahagiaan dunia maupun akhirat, maka ia harus memiliki ilmu(baik tentang keduniaan maupun keakhiratan).

    Implikasi pengertian ilmu yang demikian luas itu membawa

    konsep kaya-miskin yang tidak terbatas pada kehidupan

    ekonomi, melainkan berlaku pada bidang kehidupan yang lain,

    seperti tentang agama. Seorang Kiyai atau Ustaz besar adalah

    seorang yang kaya tentang hal-ihwal keagamaan. Juragan besar,

    tetapi tidak bisa membaca Alquran dan dalam berbisnis kurang

    mempertimbangkan halal-haram adalah orang miskin dalam

    hal-ihwal keagamaan. Orang bisa kaya di bidang kehidupan

    sesuatu, tetapi miskin di bidang yang lain. Dengan demikian

    standard kaya-miskin yang hanya diukur melalui kehidupan

    ekonomi sebagaimana yang terjadi pada umumnya di

    masyarakat adalah salah.

    Rumah si Joko amat luas dan bagus terdiri atas tiga lantai,

    taman pekarangannya luas dan indah, ada kolam renangnya,

    mobilnya tiga buah dan tergolong mewah, pendapatan

    perbulannya 100 kali dari standard UMR [Upah minimum

    regional], jabatannya tinggi dan basah secara gampang

    dikatakan orang kaya atau wong gedhe . Sebaliknya orang yang

    tinggal di rumah tipe 21, lantai tegel abu-abu basah, tak ada

    kendaraan bermotor, tidak ada pesawat TV dan kalau ada hanya

    TV hitam putih 9 in, tidak ada pesawat telepon jaringan maupun

    HP, pendapatan bulanan secara maksimal tidak mencapai

    standard UMR akan begitu mudah dipahami bahwa orang itu

    miskin atau wong cilik, bahkan bisa ditambah ongklak angklik,

    menjadi wong cilik ongklak angklik (terlalu miskin-hina papa).

    Penilaian kaya-miskin demikian memang benar, tetapi hanya

  • 8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II

    4/31

    terbatas dari tolok ukur perekonomian. Jika diukur dengan

    standard-standard yang lain belum tentu benar. Si Joko yang

    dikatakan kaya tadi, belum tentu kaya iman, kaya akhlak yang

    mulia, dan kaya kesehatan. Di sinilah relefansinya bahwa sehat

    itu kaya dan amat mahal harganya. Sakit itu miskin dan amat

    mahal beaya untuk memulihkan kesehatannya. Sebaliknya,

    orang yang dikatakan hina-papa tadi ternyata kaya iman, kaya

    akhlak mulia, sehat, tenteram yang berarti kaya kehidupan non

    material. Hanya saja sangat merugi kalau orang itu miskin

    segalanya. Sudah melarat, tetapi suka mabuk-mabukan atau

    secara umum melaksanakan lima M [mendem/mabuk,

    madad/pengguna narkoba, medok/melacur, maling/mencuri,

    main/berjudi, tidak mau melaksanakan salat adalah miskin

    segalanya. Orang memang tidak bisa kaya segalanya, tetapi

    kalau bisa bidang ekonomi dan agama diusahakan jangan

    miskin karena kedua hal inilah yang secara umum

    menyelamatkan kita dari kehidupan dunia maupun akhirat.

    Pengertian rezeki yang demikian luas itu umpama

    ditunjukkan dalam firman Allah sebagai berikut:

    Artinya:Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan

    langit sebagai atap, dan membentuk kamu lalu membaguskanrupamu serta memberi kamu rezki dengan sebahagian yangbaik baik. Yang demikian itu adalah Allah. Tuhanmu, MahaAgung Allah, Tuhan semesta alam. (Q.S.al-Mumin /40/64)

    Dan:

    Artinya:

  • 8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II

    5/31

    Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Bani Israil al-Kitab (Taurat), kekuasaan dan kenabian dan Kami berikan

    kepada mereka rezeki-rezeki yang baik dan Kami lebihkanmereka atas bangsa-bangsa (pada masanya Q.S. al-Jasiyah/45 : 16)

    Sementara itu, pengertian eezeki secara sempit berarti

    makanan dan minuman, umpama dapat dirujuk dalam ayat

    berikut

    . . .

    Artinya:Sungguh-tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya(masing-masing), makanlah dan minumlah rezeki (yangdiberikan) Allah, dan janganlah kamberkeliaran di muka bumidengan berbuat kerusakan (Q.S. al-Baqarah/2 : 60

    2. Sumber Pemberi Rezeki

    Alquran menyebutkan tentang rezeki sebanyak 123 kali.

    Keseluruhannya menyebutkan bahwa Allah lah pemberi rezeki.

    Contoh ayatnya adalah sebagai berikut:

    ArtinyaSesungguhnya Allah, Dia lah Maha Pemberi rezeki yangmempunyai kekuatan lagi sangat kokoh (Q.S. az-Zariat/51 : 58).

    Selain Allah tidak ada yang memberi rezeki. Demikian firman

    Allah:

    Artinya:Dan mereka menmyembah selain Allah, sesuatu yang tidakdapat memberi rezeki kepada mereka sedikitpun dari langit danbumi, dan tidak berkuasa (sedikit jua pun Q.S. an-Nah}l/16 :73).

  • 8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II

    6/31

    Keseluruhan rezeki yang diberikan Allah secara langsung

    melalui jalan syariat agama merupakan kualitas rezeki yang

    bagus. Antara lain Allah berfirman demikian :

    Artinya:Dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, kemudian merekadi bunuh atau mati, benar-benar Alah akan memberi rezeki yangbaik (surga). Dan sesungguhnya Allah adalah sebaik-baik pemerirezeki (Q.S. al-H}ajj/22 : 58; perhatikan juga Q.S. al-Mukminun/23 : 72; Saba//34 : 39; dan al-Jumah/62 : 11).

    Selain dari Allah tidak ada yang memiliki rezeki, atau dengan

    kata lain tidak ada sumber rezeki sama sekali kecuali hanya dari

    Allah swt. Dalam hal ini Allah berfirman:

    Artinya:Dan mereka menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapatmemberi rezeki kepada mereka sedikitpun dari langit dan bumi,dan tidak berkuasa (sedikit jua pun Q.S. an-Nah}l/16 : 73).

    Hanya saja, cara mendapatkan rezeki ada yang tidak melalui

    prosedur syariat, umpama melalui jalan yang ditunjukkan atau

    diberikan oleh syetan atau jalan thaghut,. Di Jawa mencari

    rezeki dengan melalui syetan dikenal istilah pesugihan atau

    mek setan, mek thuyul , atau istilah-istilah lain yang semakna.

    Orang, dengan melalui ritus dan teknik pemujaan tertentu bisa

    memohon rezeki kepada makhluk-makhluk ghaib, umpama:thuyul, buto ijo, Nyi Blorong, Nyai Roro Kidul, Belang Jimbung,

    Mbah Jugo di gunung Kawi Jawa Timur, dan masih banyal lagi

    jenisnya).Namun harap diketahui bahwa mencari pesugihan

    dengan menghamba kepada Syetan tidak benar menurut

    ketentuan agama Islam, justru praktik ini termasuk syirik akbar,

    yang harus dihindari. Rezeki yang boleh dimanfaatkan untuk

    menopang hidup dan kehidupan hanyalah rezeki yang

  • 8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II

    7/31

    h}ala>lan thayyiban, bersumber dari Allah, cara mencarinya

    secara benar, dan demikian pula cara pembelanjaannya.

    3. Kewajiban Bersykur

    Perlu ditegaskan kembali bahwa rezeki adalh yang menopang

    kehidupan setiap makhluk hidup, termasuk manusia, baik rezeki

    itu bersifat lahiriyah maupun batiniah, duniawi maupun ukhrawi.

    Ketiadaan rezeki pada kita, tentu tidak ada yang menopang

    terhadap hidup kita. Karena rezeki hanya berasal dari Allah, dan

    selain-Nya tidak memilikinya (Q.S. an-Nah}l/16 : 73), maka

    sudah sepantasnya kita yang mereguk dan menikmati rezeki

    yang tak seorang pun atau kumpulan orang sebanyak-

    banyaknya tidak akan sanggup menolaknya, untuk itu sudah

    seharusnya bagi kita bersyukur kepada Allah swt. sebagai

    pemberi rezeki. Dalam hal ini Allah memerintahkan demikian:

    Artinya:Hai orang-orang yang beriman, makanlah diantara rezeki yangbaik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlahkepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamumenyembah (Q.S. al-Baqarah/2 : 172).

    Berbarengan dengan itu kita tidak boleh mendustakan rezeki

    sebagai pemberian Allah. Dia berfirman sebagai berikut:

    Artinya:Kamu (mengganti) rezeki (yang Allah berikan) denganmendustakan (Allah Q.S. al-Waqiah/56 : 82).

    Pendusta terhadap Allah, termasuk rezeki sebagai pemberian

    Allah diancam siksaan yang amat menyakitkan. Demikian Allah

    berfirman:

    Artinya:

  • 8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II

    8/31

    Dan adapun jika ada termasuk golongan orang yangmendustakan lagi sesat. Maka dia mendapat hidangan air yang

    mendidih. Dan dibakar dalam neraka (Q.S. al-Waqiah/56 : 92-94).

    4. Kesimpulan

    Dari penjelasan konsep tentang rezeki ini dapat disimpulkan

    bahwa :

    a. Rezeki adalah segala hal yang menopang kehidupan

    makhluk hidup, termasuk manusia, baik yang bersifat lahir

    maupun batin, duniawi maupun ukhrawi, kesehatan jasmani

    maupun rohani.

    b. Sumber pemberi rezeki hanyalah Allah swt. tidak ada yang

    lain.

    c. Untuk memperoleh rezeki harus melalui prosedur yang

    benar, yaitu menurut tuntunan syariat.

    d. Tidak boleh mencari rezeki dengan cara yang salah, seperti

    mencaripesugihan dengan melakukan persembahan kepada

    makhluk-makhluk ghaib seperti syetan, thuyul, Nyi Blorong,

    Nyi Roro Kidul, Dewi Nawang sih untuk daerah Pati-Juwana

    dan sekitarnya, dan Dewi Lanjar untuk daerah Pekalongan

    dan sekitarnya adalah makhluk ghaib yang menjadi

    sesembahan orang-orang yang menghamba kepada mereka.

    Bisa saja orang kaya denganpesugihan, tetapi ini jelas tidak

    halal. Di akhirat para penghamba syetan akan menjadi satu

    dengan syetannya di neraka. Pernyataan ini atas dasar

    keimanan pada ajaran Islam.

    e. Wajib bersyukur atas rezeki pemberian dari Allah dan tidak

    boleh mendustakannya. Jika mendustakannya, maka siksa

    Allah akan menimpa mereka. Dalam hal ini Allah berfirman:

    Artinya:

  • 8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II

    9/31

    Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhamumemaklumkan,Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami

    akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamumengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku amatpedih (Q.S. Ibrahim/14 : 7).

    Pengertian syukur adalah membelanjakan rezeki secara

    benar menurut ketentuan syariat Islam, mengucapkan kata

    syukur umpama al-h}amdu li-lla>h atau al-h}amdu li-lla>hi

    Rabb al-alami>n atau al-h}amdu li-lla>hi Rabb al-alami>n

    ala kulli nimati-lla>h, dan tidak memakainya untuk

    kemaksiatan umpama untuk berjudi, mabuk-mabukan, atau

    berzina.

    B. Menuju Kesehatan Dalam Kehidupan Sehari-hari

    1. Makan dan Minum

    Hukum makan dan minum adalah wajib karena bersifat

    d}aruriyyah (sesuatu yang mesti harus ada, tidak boleh tidak

    ada, dan jika tidak ada sesuatu itu akan binasa), yaitu jika

    makhluk hidup itu tidak makan dan tidak minum pasti akan

    mati. Mati yang disengaja, seperti mogok makan dan minum

    dalam rangka memperjuangkan aspirasi politik tertentu dan

    sampai mati, sama dengan bunuh diri. Orang mati karena

    bunuh diri, dengan dilatarbelakangi apapun seperti depresi,

    stres berat, patah hati, diputus pacar, tidak naik kelas, sangat

    malu karena aibnya diketahui orang, putus asa, hasrat tak

    tercapai dengan cara apa pun : melompat dari ketinggian,

    meminum racun, membakar diri, menelan obat over dosisis,

    menabrakkan diri pada mobil atau kereta api, dan yang lainnya

    adalah dosa besar dan kekal di neraka. Dalam hal ini

    Rasulullah bersabda:

    ---

  • 8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II

    10/31

    ( (

    Artinya:Barang siapa menceburkan diri dari gunung (bukit) untukmembunuh dirinya, maka ia akan diceburkan ke dalam nerakadan kekal di dalamnya. Barang siapa meminum racun untukmembunuh dirinya, maka racun itu akan diminumnnya kembalidi neraka, dan ia kekal di dalamnya. Barang siapa membunuhdirinya dengan besi (benda tumpul), maka (besok) besi itu akandibawa di tanggannya kemudian dimasukkan ke perutnya, iaakan kekal di neraka (H.R. al-Bukhari dari Abi Hurairah).

    Meskipun makan dan minum bersifat d}aruriyyah (primer),

    banyak aturan yang harus diperhatikan dan dilaksanakan

    supaya yang kita konsumsi (atau kita manfaatkan) membawa

    kesehatan jasmani maupun rohani juga membawa keberkahan

    kepada kita. Diantara aturan makan dan minum itu antara lain

    a. Makan dan minum secukupnya saja dan tidak boleh

    berlebihan. Dalam hal ini

    Allah berfirman:

    Artinya :Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiapmemasuki masjid; makan dan minumlah, dan janganlahberlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan (Q.S. Araf/7 : 31).

    Pengertian tidak boleh berlebih-lebihan secara realistik

    mencakup dimensi kualitas maupun kuntitas. Dimensi

    kualitas menyangkut gizi yang ada adalam kandunganmakanan atau minuman yang kita konsumsi, dan dimensi

    kuantitas, berarti makan atau minum terlalu banyak sehingga

    kekenyangan. Secara diterminan ada hubungan antara

    makan dan minum berlebihan dengan pesakitan tertentu

    yang dimbulkan. Terlalu banyak mengkonsumsi gula, diabetis

    yang akan diderita. Terlalu banyak makan daging kambing

    (sate, tengkleng, tongseng, gulai, dan kambing guling),hipertensi atau darah tinggi yang harus ditanggung. Terlalu

  • 8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II

    11/31

    banyak memakan makan yang mengandung lemak,

    timbunan kolesterol dan gajih pasti akan menimpa dirinyas

    ehingga badan menjadi tambun (gendhud atau gembrot).

    Cukup beruntung kalau timbunan lemak berada di pantat

    karena akan tampak semok, tetapi kalau timbunan lemak itu

    berada di sluran pernafasan, asma akibatnya., Jika lemak

    membalut jantung, jantung koroner akan ia sandang. Jika

    lemak menimbuni syaraf-syaraf otak, pasti menimbulkan

    penyakit stroke (semper atau thekle, yaitu bagian tubuh

    sebelah kanan atau kiri sejak sepala hingga kaki lumpuh

    tidak bisa digerakkan secara normal atau tidak dapat

    digerakkan sama sekali).

    Demikian juga sebaliknaya, jika kekurangan unsur-

    unsur makanan tertentu akan menimbulkan kerusakan organ

    tertentu sehingga terjadi disfungsi organ tersebut.

    Kekurangan unsur pokok makanan akan menimbulkan

    penyakit busung lapar atau gizi buruk. Kekurangan vitamin A

    menimbulkan berbagai gangguan fungsi penglihatan.

    Keklurangan calcium dalam tubuh tulang cepat keropos

    akibatnya badan menjadi bungkuk. Kekurangan vitani8b C,

    sariawan segera diderita. Kekurangan zat besi, darah

    berkurang dan akibatnya pucat, lemas, dan tidak bergairah.

    Dengan demikian, makan dan minum yang bagus baik

    menurut tolok ukur syariat maupun ilmu kesehatan adalah

    kadar yang pas dengan kebutuhan tubuh, baik dari aspek

    kandungan yang dikonsumsi (gizi) maupun volume (jumlah

    takaran), tidak kurang dan tidak lebih. Dalam hal ini Nabi

    saw. Membenarkan ucapan para sahabatnya Nah}nu

    qaumun naqilu wa la> nasyba (kami adalah kaum yang

    makan tetapi tidak sampai kenyang an-Nawawi,[t,th.] :

    354). Memang berat rasanya makan tidak sampai kenyang,

  • 8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II

    12/31

    lebih-lebih kalau yang sedang dimakan itu kesukaannya.

    Tetapi harap dipahami bahwa makan dan minum yang tidak

    berlebihan tetapi juga tidak kekurangan itulah yang

    membawa berkah dan kesehatan jasmani maupun rohani.

    b. Yang dikonsumsi Harus H}ala>lan Thayyiba>

    Setiap suap dan tetesan air yang kita konsumsi harus

    benar-benar yang halal dan berkualitas bagus. Cukup banyak

    perintah Allah agar kita hanya mengkonsumsi makanan atau

    minuman yang h}ala>lan thayyiba>, atara lain firman Allah

    berikut:

    Artinya:Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apayang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikutilangkah-langkah syetan, karena seungguhnya syetan ituadalah musuh yang nyata (Q.S. al-Baqarah/2 : 168).

    Pengertian dasar h}alalan adalah tidak haram, baik

    materi yang dikonsumsi itu, umpama babi dan binatang non

    sembelihan atas nama Allah (tidak disebut nama Allah ketika

    disembelih), cara memperolehnya umpama dengan cara

    mencuri atau mengkorupsi, atau cara men-tasarruf-kannya

    secara umum umpama makan berlebihan, boros, untuk

    mabuk-mabukan, untuk berjudi, untuk main wanita bagi laki-

    laki atau untuk main laki-laki bagi wanita (selingkuh); dan

    pengertian thayyiba> yang secara literal berarti bagus

    sesuai dengan naturalisme materi yang dikonsumsi, umpama

    daging segar, ikan segar yang tidak dibumbui formalin,

    sayuran segar tidak terkontamionasi pestisida atau zat racun

    lainnya (umunya disebut sayuran organik) atau secara umum

    steril dari unsur-unsur tambahan yang membahayakan bagi

    kesehatan tubuh seperti penyedap, pewarna, pengharum,

  • 8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II

    13/31

    dan pengawet yang terdiri atas bahan-bahan radikal bebas

    atau zat adiktif.

    2. Etika Makan dan Minum

    a. Menyuapkan makanan atau minuman ke dalam mulut

    dengan tangan kanan. Rasululla saw bersabda:

    ) )

    Artinya:Seseorang makan di sisi Rasulullah saw. Dengan tangankirinya. Rasulullah menegur (kepadnya): Dengan tangankananmu ! Jawabnya: Aku tidak bisa ! Sabda Rasulullah:Kamu tidak bisa ? Tidak ada yang mencegahmu kecualikesombongan ! Tidak boleh menyuapkannya(makanandengan tangan kiri) ke dalam mulut (H.R. Muslim dariSalamah bin al-Akwa)

    b. Sebelum makan dan atau minum membaca Basmalah.

    Rasulullah bersabda: ) )

    Artinya:Sebutlah Allah, makanlah yang ada disamping kananmu,makanlah yang ekat darimu (H.R. Muttafaqun alaihi dariAmr bi Abi salamah).

    Atau doa demikian:

    Artinya:Ya Tuhan kami, berkatilah kepada kami terhadap rezeki yangtelah Kau anugerahkan kepada akami, dan Jagalah kami darisiksa neraka.

    c. Bersyukur sesudah makan dan atau minum, antara lain

    berdoa demikian:

    ) )Artinya:

  • 8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II

    14/31

    Sesunggunya Nabi saw. Ketika selesai makan berdoa: Segalapuji bagi Allah dengan keterpujian yang banyak, ada

    keberkahan di dalamnya yang tidak ada yang mencegah,tidak ada yang bisa menyaingi wahai Tuhan ku (H.R. Bukharidari Abi Umamah).

    Atau doa demikian:

    (

    )

    Artinya:Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan kepadakuini, dan telah memberi rezeki kepadaku dengan tidak adadaya dan kekuatan . . . (H.R. Abu Dawud dari Muaz bin Anis).

    d. Tidak boleh mencela makanan atau minuman,

    meskipun dirasa tidak enak sehingga tidak menimbulkan

    selera. Diceriterakan bahwa:

    --- )

    (

    Artinya;. . .Bahwa Rasulullah saw tidak pernah mencela makanansama sekali. Jika ia berselera, beliau memakannya. Jikabeliau tidak berselera tidak memakannya (H.R. muttafaqunalaihi dari Abi Hurairah).

    e. Mengambil makanan dari pinggiran

    Jika kita makan suatu makanan dan makanan ini berada

    dalam piring atau wadah lainnya hendaklah dimulai daribagian pinggir. Rasulullah bersabda:

    (

    ArtinyaBerkah itu turun di tengah-tengah makanan, maka mulailahmakan dari kanan-kirinya. Jangan kamu makan (langsung)dari tengahnya (H.R. at-Turmuzi dari Ibnu Abbas).

    f. Tidak duduk bersandar melainkan bersila

  • 8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II

    15/31

    Ketika makan sebaiknya tidak duduk sambil bersandar.

    Rasulullah bersabda: La> takulu> muttakian (Aku tidak

    makan sambil bersandar. H.R. Bukhari dari Wahab bin

    Abdullah). Tetapi beliau duduk bersila ketika makan.

    Disebutkan bahwa Raitu Rasu>lu-lla>h s}alla-lla>hu alaihi

    wa sallama ja>lisan yakulu tamran (Aku melihat

    Rasulullah saw. Duduk bersila ketika makan kurma. H.R.

    Muslim dari Anas bin Malik).

    g. Tidak bersisa

    Ketika makan dan makanan itu telah ditaruh dalam

    wadahnya seperti piring atau mangkuk, hendaklah tidak

    bersisa atau habis sama sekali karena kita tidak tahu bagian

    makanan mana yang mengandung berkah (H.R. Muslim dari

    Kaab bin Mahalli). Jika kita memakannya secara bersih (habis

    sama sekali) otomatis keberkahan makanan telah masuk ke

    dalam tubuh kita.

    h. Tidak bernafas ketika meminum. Rasulullah,

    sebagaimana dikatakan oleh Abi Qatadah mengatakan:

    Naha Rasu>lu-lla>h ay-yatanaffasa fil ina>i ( Rasulullah

    melarang bernafas dalam bijana ketika minum - H.R.

    Muttafaqun alaih).

    i. Tidak boleh sekali habis dalam satu tabung (gelas,

    cangkir, botol atau sejenisnya), melainkan harus ada

    perantara., Artinya, katakanlah, satu gelas itu dihabiskan

    dalam, minimal dua kali (etape) meminumnya (H.R. at-

    Turmuzi dari Ibnu Abbas).

    j. Sesekali boleh minum atau makan sambil berdiri.

    Adegan makan dan minum sambil berdiri pernah diperagakan

    oleh Rasulullah, demikian antara lain acuan yang kita

    peroleh: Saqaitu an-Nabiyya saw. Min zamzam fasyariba wa

    HuwaQa>imun(H.R. muttafaqun alaih dari Ibnu Abbas).

  • 8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II

    16/31

    Bahkan pernah suatu saat Rasulullah makan sambil berjalan:

    Kunna> nakulu ala ahdi Rasu>li-lla>hi saw. wa nah}nu

    namsyi, wanasyrabu wa nah}nu qiya>mun (Kami, pada

    zaman Rasulullah saw pernah makan sambil berjalan, dan

    kami minum sambil berdiri H.R at-Turmuzi dari amr bin

    Saib dari ayahnya, dari kakeknya).

    Jika aturan-aturan ini dilaksanakan dalam makan atau minum

    pasti membawa keberkahan, kesehatan, dan bernilai ibadah.

    Jika aturan itu tidak diperehatikan, maka yang diperoleh

    ketidakberkahan, azab, dan tidak memiliki nilai ibadah.

    C. Bekerja Mencari Karunia Allah

    Menurut ajaran Islam, hidup ini tidak hanya untuk beribadah

    dalam arti ritus-ritus tertentu, melainkan juga untuk mencari

    penghidupan yang secara Qurani disebut fad}al (secara literal

    berarti karunia Allah). Dalam hal ini Allah berfirman:

    Artinya:Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu dimuka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingat lah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung (Q.S. al-Jumah/62 : 10).

    Dari ayat ini dapat dibahami bahwa dalam hidup keseharian

    itu ada siklus: sibuk dalam usaha diundang untuk iabadah

    beribadah mencari karunia/sibuk bekerja zikir bahwa pemberirezeki itu Allah yang berarti bersyukur yang berakibat orang yang

    beruntung. Siklus ini dapat diringkas lagi menjadi: ibadah (I) sibuk

    kerja (SK) syukur (SY) Beruntung (UNT) : I SK SY UNT I SK

    SY UNT - I SK SY UNT dst. . .

    DIAGRAM SIKLUS KEHIDUPAN

    Sibuk Kerja

    Bersyukur

    Beruntung

    Ibadah

  • 8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II

    17/31

    Jika perjalanan siklus kehidupan yang terdiri atas empat

    dimensi itu diubah maka kehidupan menjadi goyang dan pasti

    akan berakibat tidak baik atau merugi. Itulah sebabnya dalam

    mencari karunia Allah tidak boleh berbuat kerusakan di dalam bumi

    ini mencakup lingkungan fisik yaitu ekosistem dan lingkungan

    non fisik yaitu kebudayaan, mencakup agama, politik, sosial,

    ekonomi, bahasa, seni, dan keindahan. Demikian firman Allah:

    Artinya:Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu

    (kebahagiaan) negri akhirat, dan janganlah kamu melupakanbahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baikkepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan (di muka) bumi.Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuatkerusakan (Q.S. al-Qas}as}/23 : 77).

    Ayat ini mengandung pengertian bahwa Allah menciptakan

    segala sesuatu baik alam besar atau macro cosmos / ala>m al-

    kubro maupun alam kecil micro cosmos / ala>m as}-s}ughrayaitu manusia orang per orang dalam keadaan baik, yaitu serasi,

    selaras, seimbang dan harmonis. Nah di dalam mengeksplorasi

    alam untuk kemanfaaatan manusia ini jangan sampai merusak

    keseimbangan, keselarasan, keserasian dan keharmonisan alam

    tersebut.

    Contoh eksplorasi yang tidak mempertimbangkan

    keseimbangan, keselarasan, keserasian dan keharmonisan antara

    lain penebangan hutan secara liar. Akibatnya, hutan gundul. Ketika

  • 8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II

    18/31

    hujan, tanah ini tidak bisa menahan air, terjadilah tanah longsor

    dan sering menimbuni orang yang sedang tidur nyenyak di rumah,

    banjir bandang yang mengakibatkan antara lain aneka rumah,

    orang, binatang piaraan hanyut. Tanaman pangan beribu-ribu

    hektar siap panen menjadi puso. Ketika musim kemarau tidak ada

    simpanan air yang cukup di dalam tanah, sehingga manusia

    kesulitan memenuhi kebutuhan air bersih, termasuk air seadanya

    untuk menopang kehidupan. Ilusterasi ini begitu jelas, bahwa siklus

    kehidupan normal seperti yang ditunjukkan oleh Allah diubah oleh

    tangan jahil manusia menjadi : non ibadah/kufr (KF sibuk mencari

    fad}al/sibuk kerja (SK) non syukur (NSY) kerusakan (KR).

    Demikian diagramnya:

    DIAGRAM SIKLUS LIAR

    Peringatan Allah agar kita tidak berbuat kerusakan dan

    penjelasan akibat yang ditimbulkannya sebagaimana dijelaskan di

    dalam Alquran terulang sebanyak 50 kali (Abd al-Baqi, [t.th.] : 658-

    659). Sungguh amat bodoh dan bebal baik ditinjau dari segi

    pemikiran awam, teori ilmiah, maupun keagamaan jika kita tidak

    mendengarkan peringatan Allah ini. Tetapi justru inilah yang

    banyak terjadi. Ilmu pengetahuan dan teknologi dibangun hanya

    untuk kesejahteraan lahiriah yang justru hanya menyisakan

    ketakutan. Dengan demikian kesejahteraan lahiriah itu sebenarnya

    Sibuk Kerja

    Tidak Bersyukur

    Kerusakan

    Tidak Beribadah

  • 8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II

    19/31

    tidak kita dapati. Kalau kita sadar benar ketika tokoh dan pemimpin

    negara saling mementingkan kepentingannya sendiri (egoisme)

    maka terjadilah perang-perangan dengan senjata pemusnah

    massal. Inilah yang dimaksud menciptakan kesusahan, bukan

    kesejahteraan dan kalau ada kesejahteraan hanyalah

    kesejahteraan palsu atau kesejahteraan syaitaniah.

    Supaya kek\hawatiran ini berubah menjadi harapan kita

    harus sadar kembali bahwa hakikat manusia adalah khalifat} fi al-

    ard} (wakil Allah di muka bumi) yang berkewajiban

    memakmurkannya. Dalam hal ini Allah berfirma

    Artinya:Mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, danlenyap lah dari mereka apa yang mereka ada-adakan (Q.S.Hu>d/11 : 21).

    Pengertian bumi makmur secara fisik adalah ekosistem

    menampakkan keseimbangan, keserasian, keselarasan dan

    keharmonisan; secara non fisik ada kedamaian antar individu

    dengan individu lain, individu dengan masyarakat, antara

    masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain. Inilah yang

    dimaksud firman Allah:

    Artinya:Manusia itu adalah umat yang satu, (setelah timbul perselisihan),maka Allah mengutus para Nabi sebagai pemberi kabar gembiradan pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama merekakitab dengan benar, untuk memberi keputusan diantara manusiatentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisihtentang kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepadamereka kitab, yaitru setelah didatangkan kepada merekaketerangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara merekasendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang berimankepada kebenaran tantang hal yang mereka perselisihkan itu

  • 8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II

    20/31

    dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orangyang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Q.S. al-Baqarah/2 :

    213)

    Ayat ini menjelaskan bahwa manusia adalah umat yang satu.

    Dengan demikian ketika kita bekerja mencari karunia Allah, orang

    lain juga berbuat yang sama. Untuk itu tidak boleh saling

    merugikan, tidak boleh saling bermusuhan, tetapi justru harus

    bekerja sama sehingga yang diperoleh adalah kemakmuran

    bersama. Contoh kerjasama yang baik antar umat manusia untuk

    mencari karunia Allah adalah ilusterasi sebagai berikut :

    Pasangan suami isteri yang isterinya sedang hamil, ia datang

    kepada dokter spesialis kandungan. Dokter, dalam berpraktik

    bekerjasama dengan perawat kesehatan. Keduanya memiliki

    jaringan kerja dengan apoteker dan apotek/toko obat yang

    masing-masing terdiri atas sub-sub fungsional. Umpamanya di

    dalam apotek terdapat peracik obat, kasir dan pelayan pembeli

    obat yang kesemuanya ini dapat diringkas menjadi aparat

    kesehatan. Mereka menjual jasa atas dasar kompetensinya dan

    profeseinya melayani pasien dengan ramah, jujur, amanah, dan

    profesional. Pasien sehat dan puas. Dokter dan seluruh jaringannya

    (aparat kesehatan) memperoleh karunia Allah berupa uang, rezeqi

    yang h}ala>lan thayyiban. Pasien memperoleh karunia Allah

    berupa kesehatan ibu, kesehatan janin dalam kandungan, suami

    puas isteri juga puas. Pada akhirnya kedua belah pihak sama-sama

    memperoleh karunia Allah tanpa ada yang dirugikan.

    Jika ilustrasi ini diproyeksikan dalam dunia kebidanan, maka

    yang terlibat adalah : (1) Bidan dan para asisten kebidanan, (2)

    Dokter ahli kandungan dan tim ahlinya, (3) Perawat dan atau

    asistennya, (4) Ahli gizi dan nutrisi beserta unit kerjanya, dan (5)

    Apoteker dan aneka unit fungsional di dalamnnya.

  • 8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II

    21/31

    Semua sektor bekerja sesuai job dan keahliannya secara

    ramah, jujur, amanah dan profesional. Kemuadian ibu yang

    melahirkan merasa dilayani dengan baik tanpa dirugikan menjadi

    senang, puas dan sehat. Dengan demikian aparat kesehatan dan

    pasien sama-sama memperoleh karunia Allah.

    D. Tidur Sehat

    Inti agama adalah s}irat al-mustaqi>m, jalan yang lurus atau

    syari>ah, jalan raya menuju keselamatan. Beragama berarti

    berjalan menurut jalan lurus atau menuruti jalan raya menuju

    keselamatan. Keselamatan yang dimaksud oleh agama Islam

    adalah keselamatan dunia dan akhirat. Yang dimaksud

    keselamatan duniawi adalah keselamatan individu dan sosial. Yang

    dimaksud keselamatan individual mencakup keselamatan jiwa,

    akal, diri (tubuh), harta benda, dan keturunan. Keselamatan jiwa,

    akal dan tubuh identik dengan keselamatan mencakup kesehatan

    jasmani dan rohani. Jiwa dan akal sama dengan dimensi rohani dan

    tubuh sama dengan dimensi jasmani. Keduanya sama-sama harus

    diperhatikan dan harus dirawat agar memperoleh kesehatan yang

    utuh. Artinya untuk memperoleh kesehatan sempurna harus ada

    integralisme perawatan medis dan perawatan moral-spiritual yang

    berbasis agama (Miller, 1951 : 32). Tidur yang benar menurut

    syari>ah atau s}irat al-mustaqi>m adalah upaya untuk

    memperoleh kesehatan jasmani dan rohani sekaligus, bahkan

    sebenarnya juga merupakan usaha untuk memperoleh kesehatan

    dunia dan akhirat. Adapun norma tidur secara syari antara lain

    sebagai berikut :

    1. Tidur boleh menelentang dengan salah satu kaki ditumpangkan

    pada kaki yang

  • 8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II

    22/31

    lain asal tidak terlihat auratnya. Demikian penuturan Abdullah

    bin Yazid: ) )

    Artinya :Sesungguhnya dia melihat Rasulullah Saw menelentang dimasjid sambil meletakkan salah satu kedua kakinya pada kakiyang lain (H.R. Muttafaqun Alaih An- Nawawi [t.th.] : 3791.

    2.Seluruh badan, gigi, pakaian, dan tempat tidur diusahakan

    bersih karena Allah mencintai orang yang bersih dan suci,

    Inna-lla>ha yuhibbu at-tawwa>bi>na wa yuh}ibbu al-

    mutaththiri>n (sesungguhnya Allah mencintai orang-orang

    yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang bersih Q.S.

    al-Baqarah/2 : 222).

    3. Akan lebih utama bagian kepala ke arah kiblat. Tidur dibagi

    menjadi tiga bagian, menelentang, miring lambung kanan, dan

    miring lambung kiri.

    4.Ketika memulai tidur berdoa Bismika-lla>humma wa bismika

    ah}ya wa amu>tu (Dengan nama-Mu wahai Allah dan

    dengan nama-Mu pula aku hidup dan mati). Jika bangun

    (nglilir) berdoa: Al-h}amduli-lla>hi allzi> ah}ya>na bada

    ma> ama>tana> wa ilaihi an-nusyu>r( Segala puji bagi Allah

    menghidupkaan (kembali) setelah mematikanku dan kepada-

    Nya akan kembali an-Nawawi [t.th.] : 547). Secara prinsip

    doa tidur adalah ajaran tawakkal ala-lla>h. Jika tawakkal ini

    dilakukan dengan kesungguhan hati, niscaya hati menjadi

    tenang. Jika hati tenang, niscaya tidur bisa nyenyak, yaitu

    mencapai inti tidur, NREM [non rapid eye movement Miller,

    l951 : 350), khusus pada level 2,3,4 (Anette, l966 : 190) dari

    stage of total sleep oftime (Miller, l966 : 350).

    Ketika Rasulullah menasihati Aisyah (istri), dan Fathimah

    (putrinya) untuk tidur dipersilahkan takbir (Alla>hu Akbar) 34

  • 8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II

    23/31

    kali, tasbih (subh}a>na-lla>h) 33 kali, dan tah}mid (al-

    h}amduli-lla>h) 33 kali (Abd al-Baqi, 2007 : 968).

    5. Tidak bergadang hingga larut malam dan tidak tidur sebelum

    salat Isyak.

    Abi Barzah menuturkan demikian:

    (

    )

    Artinya:Sesungguhnya Rasulullah saw. tidak suka tidur sebelum salatIasyak dan ngomong-ngomong sesudahnya (H.muttafaqunalaihi dari Abi Barzah).

    6. Tidak boleh tidur terlalu banyak sehingga pada saat ada

    panggilan salat subuh dapat melaksanakannya dengan baik.

    Rata-rata tidur normal antara 6 jam 30 menit hingga 7 jam 30

    menit sehari semalam (Miller, 1951 : 348). Lebih dari itu berarti

    malas. Jika bermimpi yang tidak baik (menyusahkan,

    menakutkan), ketika bangun supaya meniup (ndamoni) ke arah

    kiri tiga kali kemudian membaca doa: Au>zu billa>hi as-

    smi>i al-al-Alini ar-raji>m (Aku mohon

    perlindungan kepada Allah Dzat yang maha mendengar dan

    maha mengetahui, dari syetan yang terkutuk)

    7. Jika sulit tidur, hendaklah segera berdoa sebagai berikut:

    ) )

    Artinya:Ya Allah, sunyilah semua bintang dan tenanglah semua mata,Engkau Tuhan yang Maha Hidup dan berdiri sendiri, tak terkenakantuk dan tidur, wahai Tuhan yang berdiri sendiri,tenangkanlah malamku ini dan pejamkanlah mataku (H.R. IbnuSini dari Zaid bin Sabit).

  • 8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II

    24/31

    Karena tidak boleh tidur sebelum salat Isyak, harus bangun

    jam 04.00 untuk salat subuh, dan rata-rata tidur antara 6 jam 30

    menit hingga 7 jam 30 menit, maka tidur normal antara jam 21.00

    jam 04.00. Jika dikurangi untuk tahajjud malam, katakanlah satu

    jam, kekurangan ini bisa diganti pada waktu siang hari. Tidur hanya

    sebentar yaitu qailulah sebagai istirahat.

    E. Istirahat

    Inti istirahat adalah relaxation (istirahat, santai, berhibur diri,

    pengendoran aktifitas, bisa pengendoran syaraf, otak, pengendoran

    kegiatan anggota badan). Wujud istirahat bisa tidur. Aktifitas

    ringan: membaca koran, mendengarkan musik kesukaan, nonton

    TV yang menayangkan acara-acara ringan atau komedi, dagelan,

    dan lelucon.

    Bagaimanapun, istirahat hanya sebentar. Terlalu lama

    beristirahat berarti mengannggur atau malas. Rasulullah menuntun

    kepada umatnya dengan formula doa; Alla>humma inni>

    au>zubika min al-jubni wa al-kasali, wa al-ajzi wa al-bukhli (Ya

    Allah, aku mohon perlindungan kepada-Mu dari sifat penakut,

    malas, lemah, dan kikir).

    Istirahat itu perlu supaya dalam melaksanakan kegiatan

    selanjutnya terasa segar (fresh) sehingga produktif dalam berkerja.

    Istirahat, bukan hanya sekedar istirahat, melainkan harus tetap

    dalam kerangka beragama. Ketika orang telah dengan sadar

    mengucapkan syahadad, yang berarti komitmen terhadap Islam

    sebagai agamanya, maka tidak ada bagian sekecil apa pun dalam

    hidup yang berada di luar agama. Total hidupnya tetap dalam

    bingkai agama, termasuk istirahat. Allah menghendaki seperti itu.

    Demikian firman Allah swt:

    Artinya:

  • 8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II

    25/31

    Hai Orang-orang beriman, Masuklah kamu ke dalam Islam secarakeseluruhannya, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah

    syetan. Sesungguhnya Syetan itu musuh yang nyata bagimu (Q.S.al-Baqarah/2 : 208).

    Dengan demikian, ketika melakukan istirahat tetap harus

    ingat atau menyebut nama Allah dan untuk memperoleh rida-Nya.

    F. Profil Aparat Kesehatan Muslim

    Dokter, bidan, perawat, analiser kesehatan, apoteker muslim-

    muslimah secara prinsip adalah dai atau mubaligh, atas dasar

    sabda Nabi saw. Ballighu> anni> walau a>yah (sampaikan

    olehmu apa saja yang datang dari ku meskipun hanya satu ayat).

    Yang didakwahkan adalah keseluruhan hidup dan kehidupan,

    termasuk masalah kesehatan. Dengan demikian ketika mereka

    menjalani profesi tidak hanya sekedar mencari penghasilan

    semata-mata, melinkan harus juga diniati sebagai muballigh di

    bidang kesehatan.

    Bentuk tabligh dalam profesi kesehatan adalah

    mengupayakan para pasien sehat jasmani dan rohani, jadi tidak

    bekerja secara medis belaka. Karena itu masing-masing profesi

    kesehatan harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang

    kesehatan rohani, dan kesehatan jasmani seperti yang pernah

    dikonsepsikan oleh Rasulullah. Salah satu wujud pelayanan

    kesehatan adalah sebagai konsultan kesehatan yang ramah, jujur,

    amanah, dan profesional sehingga dalam mencari rezeqi, bekerja,

    makan dan minum, dan istirahat secara islami berakibat baik

    kepada pasien yang ditangani dan memiliki nilai ibadah.

  • 8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II

    26/31

    DAFTAR PUSTAKA

    Al-Qura>n al-Kari>m

    Ah}mad Fuad Abd al-Baqi, al-Lulu>u wa al-Marja>n (penterj.)

    Salim Bahreisy. Surabaya: Bina Ilmu, 2007.

    ----------, al-Mujam al-Mufahras li Alfa>z al-Quran, al-Kari>m,

    Indonesia: Maktabah Dahlan, [t.th.].

    Muhiyy ad-Din Abvi Zakaria Yahya bin Syaraf an-Nawawi, Riyad}

    as-S}a>lih}i>n. Surabaya: Syirkah wa Mathbaah Ahmad

    bin Saad bin Nabhan wa Aula>duh, [t.th.].

    Carol A. Miller, Nursing Care of Older Adults: Theory and Practice.

    Cleveland-Ohio : Case Western Reserve University, 1951.

    Annette G. Linechenotte, Gerontologi Nursing. St Louis-

    Philadelphia-London-Sedney-Toronto : Masby Inc., 1996.

    Abi Abdu-ll>a>h Muh}ammad bin Isma>i>l bin Ibra>hi>m Ibn al-

    Mughirah bin Bardizbah al-Bukhari al-Jufi, S>ah}i>h} al-

    Bukha>ri. Semarang : Thaha Putra, [t.th.].

    Abu Isa Muha}ammad bin Isa bin Saurah at-Taumuzi, Sunan at-

    Turmuzi. Semarang: Thaha Putra, [t.th.].

    Ar-Raghib al-As}faha>ni, Mufrada>t Alfa>zh al-Qura>n,

    Damaskus-Beirut: Dar al-Qalam-Dar asy-Sya>miyah,l992

    M/l424 H.

    Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi, S}ah}i>h} al-Muslim, Kairo: Dar al-

    Ih}ya> al-Arabiyya

  • 8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II

    27/31

    Latihan-latihan

    1. Apa yang dimaksud rezeqi baik menurut pengertian secara

    umum, secara sempit maupun menurut Islam ?

    2. Siapa pemberi rezeqi yang hakiki ? tunjukkan argumen (dalil) !

    Apa ada pemberi rezeqi secara palsu ? Jelaskan jawaban saudara

    !

    3. Apa kunci memperoleh rezeqi secara mudah, halal, dan

    barakah ? Berilah contoh dan penjelasan metodenya !

    4. Bagaimana sikap yang benar ketika memperoleh rezeqi dari

    Allah ?

    5. Bagaimana cara memanfaatkan rezeqi yang bebnar menurut

    syariat Islam ?

    6. Jelaskan dan lengkapi dengan argumen hukum makan dan

    minum menurut Islam?

    7. Sebut dan jelaskan masing-masingnya tentang tatacara makan

    dan minum !

    8. Buatlah bagan siklus kehidupan dari hari ke hari yang tidak

    ditunjukkan oleh Allah dan apa akibatnya jika rute siklus ini yang

    diikuti ?

    9. buatlah siklus kehidupan dari hari ke hari sebagaimana

    ditunjukkan oleh Allah !

  • 8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II

    28/31

    10.Tidur menurut syariat Islam adalah tidur yang sehat. Jelaskan

    argumennya! menurut hasil bacaan saudara pada modul bacaan

    bahan kuliah Agama Islam ini!

    11.Jelaskan bahwa istirahat yang benar merupakan pelaksanbaan

    ajaran Islam. !

    12. Profesi kesehatan (dokter, bidan, perawat, analiser ksesehatan,

    apoteker) muslim sekaligus mubaligh di bidang kesehatan.

    Bagaimana menjalani profesi kesehatan yang benar menurut

    Islam mencakup sebagai tenaga medfis maupun

    muslim/muslimah !.

    13. Ada teks sebagai berikut:

    ( )

    Perintah:

    a. Tulis kembali dan beri harakat yang benar

    b. Terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang baik danbenar.

    c.Jika dilihat dari segi hukum, hadis itu menunjukkan hukum apa

    tentang apa

    d.Jika dilihat dari segi akhlaq teks itu tuntunan tentang apa dan

    harus bagaimana ?

    e. Jika hukum tentang yang ditunjukkan oleh teks itu tidak kita

    ikuti bagaimana status keislaman kita ?14. Tulis doa tidur yang saudara hafal (boleh dengan tulisan huruf

    latin).

  • 8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II

    29/31

    ********************************************************************

    ----------------------------------------------------------------------------------------------

    -----

    ******************************************************************

    23. Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya

    sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya[1384] dan

    Allah Telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan

    atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah

    Allah (membiarkannya sesat). Maka Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?

    [1384] maksudnya Tuhan membiarkan orang itu sesat, Karena Allah Telah

    mengetahui bahwa dia tidak menerima petunjuk-petunjuk yang diberikan

    kepadanya.

    **********************************************************************************

  • 8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II

    30/31

    10. Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi;

    dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu

    beruntung.

    **********************************************************************************

    14. Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang

    diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas,

    perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak[186] dan sawah ladang. Itulah

    kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik

    (surga).

    [186] yang dimaksud dengan binatang ternak di sini ialah binatang-binatang

    yang termasuk jenis unta, lembu, kambing dan biri-biri.

    **********************************************************************************

  • 8/8/2019 Bab III Pandangan Islam Tentang Kesehatan II

    31/31

    222. Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah

    suatu kotoran". oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri[137] dari wanita

    di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka

    suci[138]. apabila mereka Telah suci, Maka campurilah mereka itu di tempat

    yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang

    yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.

    [137] maksudnya menyetubuhi wanita di waktu haidh.

    [138] ialah sesudah mandi. Adapula yang menafsirkan sesudah berhenti darah

    keluar.