Bab III Tinjauan Pustaka,

Embed Size (px)

Citation preview

26

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Sejarah Semen Kata semen berasal dari bahasa latin cementum yang berarti bahan pengikat. Semen adalah suatu bahan anorganik yang bersifat adhesif dan kohesif,digunakan sebagai bahan pengikat sehingga mampu merekatkan berbagai jenis padatan menjadi sebuah material yang kompak dengan penambahan sejumlah air. Reaksi kimia antara semen dan air ini disebut hidrasi.(I Ketut Arsha Putra,1995) Menurut E. Jasjfi,1985, semen dikenal sejak jaman dahulu dengan ditemukannya semacam batuan alam yang dapat dikalsinasi menghasilkan suatu produk yang mengeras dengan penambahan air. Bangsa Mesir misalnya, sudah menggunakan bahan semacam semen untuk konstruksi bangunan piramidnya. Bangsa Yunani dan Romawi menggunakan abu vulkanik yang dicampur dengan kapur untuk dijadikan semen. Abad 18 dan 19 para ahli fisika dan kimia membuat semen yang bermutu lebih baik. Tahun 1824 seorang tukang batu Inggris bernama Joseph Aspidin, berhasil membuat semen dengan mengkalsinasi batu kapur argilaceo yang dicampur dengan tanah liat. Semen ini dinamakan Portland karena beton yang dibuat dengan semen ini sangat menyerupai batu bangunan yang terkenal yang terdapat di pulau Portlan, di Inggris. (E. Jasjfi,1985)

27

3.2 Bahan Baku dan Bahan Pembantu 3.2.1 Bahan Baku dalam Pembuatan Semen 1. Batu Kapur ( CaCO3 ) Batu kapur dalam keadaan murni berupa bahan CaCO3 yang mengandung calsite dan aragonite. Batu kapur tersusun atas struktur butiran kristal yang baik. Kekerasan batu kapur dipengaruhi oleh umur geologinya. Semakin tua umur batu kapur biasanya semakin keras. Berdasarkan kandungan CaCO3 nya batu kapur dibedakan menjadi :

Batu Kapur High Grade. Batu kapur ini mengandung CaCO3 lebih dari 93 persen dan MgO maksim/al 2 persen, bersifat rapuh.

Batu Kapur Medium Grade. Kadar CaCO3 88 92 persen, MgO maksimal 2 persen, bersifat rapuh dan kurang keras.

Batu Kapur Low Grade. Kadar CaCO3 85 87 persen dan mengandung MgO tinggi.

Tabel 7. Komposisi Batu Kapur pada Pembuatan Semen Portland % CaO % SiO2 % Al2O3 % Fe2O3 0,2 - 5 %MgO 0,2 - 4 %Alkali 0,2 - 4 % SO3 1-3 % Cl 0,2 - 1 % H2O 7 -10

40 - 55 1 -15 1-6 (H.N Banerjea, 1980)

28

Menurut Puja Hadi Purnomo,1994,sifat fisika batu kapur sebagai berikut: Fase Warna : Padat : Putih : 7 10 persen H2O : 1,3 ton/m3 : 2,49 : 825 oC

Kadar air Bulk density Spesific gravity Titik Leleh Kandungan CaO Kuat tekan Silika ratio Alumina ratio

: 47 56 persen : 31,6 N/mm2 : 2,6 : 2,57

Menurut R.H. Perry,1984,salah satu sifat kimia batu kapur yaitu dapat mengalami kalsinasi. Reaksi : CaCO3T= 600-800C

CaO + CO2

2. Tanah Liat ( Al2O3.2SiO2.xH2O ) Tanah liat terbentuk dari beberapa senyawa kimia antara lain; alkali silikat dan beberapa jenis mika. Pada dasarnya warna dari tanah

29

liat adalah putih, tetapi dengan adanya senyawa-senyawa kimia lain seperti Fe(OH)3, Fe2S3 dan CaCO3 menjadi hanya berwarna abu-abu sampai kuning.

Menurut Puja Hadi Purnomo,1994,sifat fisika tanah liat sebagai berikut: Fase Warna : Padat : Coklat kekuningan : 18 25 persen H2O : 1,7 ton/m3 : 1999 - 2032 oC : 2,36 : 2,9 : 2,7

Kadar air Bulk density Titik Leleh Spesific gravity Silika ratio Alumina ratio

Menurut R.H. Perry,1984,salah satu sifat kimia tanah liat yaitu dapat mengalami pelepasan air hidrat bila dipanaskan pada suhu 500C. Reaksinya : Al2Si2O7.xH2OT = 500 C

Al2O3 + 2SiO2 + xH2O % H2O 18-25

Tabel 8. Komposisi Tanah Liat pada Pembuatan Semen Portland % CaO % SiO2 % Al2O3 %Fe2O3 % MgO %Alkali % SO3 1 - 10 40 - 70 (H.N Banerjea, 1980) 15 - 30 3 - 10 1-5 1-4 2,3 menyebabkan :

59

Kuat tekan awal semakin tinggi Semen yang mempunyai kuat tekan awal tinggi berarti semen tersebut mempunyai kekuatan penyokong dalam waktu lama. Membutuhkan banyak panas dalam pembakaran di kiln Harga HM yang besar disebabkan karena prosentase CaO besar. Kelebihan jumlah CaO ini menyebabkan pembakaran umpan kiln membutuhkan waktu yang lama sehingga dibutuhkan panas yang banyak.

2. Lime Saturation Factor ( LSF )Yaitu perbandingan persen CaO yang ada dalam raw mill dengan CaO yang dibutuhkan untuk mengikat oksida-oksida lain. Apabila AR > 0,64LSF = 100 CaO 2,8 SiO 2 +1,18 Al 2 O3 + 0,65 Fe 2 O3

.

(2) Harga LSF biasanya 89 98 Jika LSF < 89 menyebabkan : Terak mudah dibakar

Kadar free lime rendah Panas hidrasi semen rendah

Liquid fase berlebihan sehingga cenderung membentuk ring dancoating ashing

Potensial C3S rendah, C2S tinggiJika LSF > 98 menyebabkan : Terak sulit dibakar

60

tinggi

Kadar free lime tinggi Temperature burning zone tinggi Potensial kadar C3S tinggi Panas hidrasi tinggi Dipakai apabila menggunakan batubara dengan kadar

3. Silika Ratio ( SR ) Yaitu bilangan yang menyatakan perbandingan antara oksida silika dengan alumina dan besi.

SR =

SiO 2 . Al 2 O3 + Fe 2 O3

(3) Harga SR biasanya : 1,9 3,2 Silika ratio ini merupakan indikator tingkat kesulitan pembakaran raw material. Semakin tinggi nilai SR menunjukkan semakin sulit material untuk dibakar. SR yang tinggi akan menurunkan liquid fase serta meningkatkan burnability dan temperatur pembakaran. Jika SR > 3,2 menyebabkan : Material makin sulit dibakar C2S banyak terbentuk dan sedikit C3S Cenderung menghasilkan semen yang mempunyai ekspansi tinggi karena kadar free lime tinggi

Lebih sulit membentuk coating sehingga panas hidrasi kalor tinggi yang menyebabkan umur bricks menjadi lebih pendek

Jika SR < 1,9 menyebabkan :

61

Material mudah dibakar karena panas yang dibutuhkan relatif kecil Temperatur klinkerisasi rendah Cenderung membentuk ring coating dalam kiln

4. Alumina Ratio ( AR ) Yaitu bilangan yang menyatakan perbandingan antara oksida alumina dengan oksida besi. Harga Alumina Ratio berkisar antara 1,5 2,5

AR =(4)

Al 2 O3 .. Fe 2 O3

Jika AR > 2,5 menyebabkan : Material sukar dibakar Menghasilkan semen dengan setting time pendek dan kekuatan tekan awal tinggi

Kadar C3A tinggi dan menurunkan kadar C4AF dalam semen

Jika AR < 1,5 menyebabkan:

Liquid fase berdensintas tinggi dengan viscositas rendah Temperatur klinkerisasi rendah Material sukar dibakar

Tabel 12. Batasan Senyawa yang Terkandung dalam Produk Semen Portland Pozzolan yang Sesuai dengan Standart Mutu

62

Sifat Kimia

Komposisi MgO SO3 LOI Free Lime

Standart Mutu Produksi < 2 persen 1,4 2,5 persen < 5 persen < 2 persen > 320 m2/kg 100 menit < 360 menit 3 hari 140 7 hari 210 28 hari 300

Standard Nasional Indonesia < 6 persen < 3 persen < 5 persen < 2 persen > 280 m2/kg > 45 menit < 375 menit 3 hari 85 7 hari 160 28 hari 210 < 0,8 persen > 50 persen

Fisika

Blaine Vicat Awal Vicat Akhir Kuat Tekan

Autoclave False Set

< 0,2 persen > 50 persen

(Laboratorium PT. Semen Gresik,2009)