26
BPJS Di Era JKN & DLP Sebagai Gatekeeper Penguatan Sektor Pelayanan Primer Untuk Menuju Pelayanan Yang Efektif Dan Efisien Dr. Donni Hendrawan, MPH Editor Gamma 12 Sistem Jaminan Sosial Nasional “Terpenuhinya kebutuhan hidup dasar yang layak” Definisi SJSN Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah sebuah system jaminan social yang ditetapkan di Indonesia dalam Undang-Undang nomor 40 tahun 2004. Jaminan sosial ini adalah salah satu bentuk perlindungan sosial yang diselenggarakan oleh negara Republik Indonesia guna menjamin warga negaranya untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar yang layak, sebagaimana dalam deklarasi PBB tentang HAM tahun 1948 dan konvensi ILO No.102 tahun 1952. Pemberlakukan SJSN merupakan implementasi tugas negara yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 pada alinea IV –terutama pada bagian perlunya “suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia” dan dalam rangka “mewujudkan kesejahteraan umum”. Dengan adanya program ini maka semua rakyat nantinya akan “terlindungi” dari beban biaya yang harus mereka keluarkan untuk pengobatan, terutama bagi kelompok masyarakat miskin yang sangat berat untuk menanggung biaya pengobatan. Dengan demikian, diharapkan masyarakat akan fokus untuk bekerja dalam menciptakan nilai tambah (value added) sehingga akan terwujud “kesejahteraan umum” yang berarti terkikisnya kesenjangan di masyarakat. Pemberlakukan SJSN –yang terdiri dari program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan pendirian Badan Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan (BPJS) bidang Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan- merupakan terobosan sejarah yang dapat disebut fenomenal. Presiden SBY sendiri menyebut bahwa upaya ini merupakan lompatan besar yang dilakukan oleh negara semenjak kemerdekaan tahun 1945.

BPJS Di Era JKN

Embed Size (px)

Citation preview

  • BPJS Di Era JKN & DLP Sebagai Gatekeeper

    Penguatan Sektor Pelayanan Primer Untuk Menuju Pelayanan Yang Efektif Dan Efisien

    Dr. Donni Hendrawan, MPH

    Editor Gamma 12

    Sistem Jaminan Sosial Nasional

    Terpenuhinya kebutuhan hidup dasar yang layak

    Definisi SJSN

    Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah sebuah system jaminan social yang

    ditetapkan di Indonesia dalam Undang-Undang nomor 40 tahun 2004. Jaminan sosial ini

    adalah salah satu bentuk perlindungan sosial yang diselenggarakan oleh negara Republik

    Indonesia guna menjamin warga negaranya untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar yang

    layak, sebagaimana dalam deklarasi PBB tentang HAM tahun 1948 dan konvensi ILO No.102

    tahun 1952.

    Pemberlakukan SJSN merupakan implementasi tugas negara yang terdapat dalam

    Pembukaan UUD 1945 pada alinea IV terutama pada bagian perlunya suatu pemerintah

    negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan dalam rangka

    mewujudkan kesejahteraan umum. Dengan adanya program ini maka semua rakyat

    nantinya akan terlindungi dari beban biaya yang harus mereka keluarkan untuk

    pengobatan, terutama bagi kelompok masyarakat miskin yang sangat berat untuk

    menanggung biaya pengobatan. Dengan demikian, diharapkan masyarakat akan fokus

    untuk bekerja dalam menciptakan nilai tambah (value added) sehingga akan terwujud

    kesejahteraan umum yang berarti terkikisnya kesenjangan di masyarakat.

    Pemberlakukan SJSN yang terdiri dari program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

    dan pendirian Badan Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan (BPJS) bidang Kesehatan dan

    BPJS Ketenagakerjaan- merupakan terobosan sejarah yang dapat disebut fenomenal.

    Presiden SBY sendiri menyebut bahwa upaya ini merupakan lompatan besar yang dilakukan

    oleh negara semenjak kemerdekaan tahun 1945.

  • Sejarah Jaminan Sosial di Indonesia

    Jaminan Sosial di Indonesia dilatarbelakangi oleh amanah UUD 1945. Sesuai

    Amanah UUD 45, terdapat Kewajiban Negara, Hak Warganegara, dan Komitmen

    Internasional.

    Kewajiban Negara (Pasal 34 ayat 2)

    Menyiapkan konsep/model sistem

    Mempersiapkan perangkat pelaksanaan operasional : Kebijakan sistem, prosedur

    dan bentuk organisasi

    Monitoring dan evaluasi

    Menjamin keberlangsungan sistem

    Hak WNI (Pasal 28 H ayat 3)

    Memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan proteksi

    Memanfaatkan proteksi yang disediakan sesuai kebutuhan

    Mematuhi segala ketentuan

    Komitmen Internasional

    Politik Bebas Aktif : Mewujudkan perdamaian dunia

  • SJSN diselenggarakan berdasarkan pada 9 PRINSIP (UU No 40 Tahun 2004 Pasal 4)

    1. Kegotong-royongan

    adalah prinsip kebersamaan antar peserta dalam menanggung beban biaya

    jaminan sosial, yang diwujudkan dengan kewajiban setiap peserta membayar iuran

    sesuai dengan tingkat gaji, upah atau tingkat penghasilannya.

    2. Nirlaba

    adalah prinsip pengelolaan usaha yang mengutamakan penggunaan hasil

    pengembangan dana untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya dari seluruh

    peserta.

    3. Keterbukaan

    adalah prinsip mempermudah akses informasi yang lengkap, benar, dan jelas bagi

    setiap peserta.

  • 4. Kehati-hatian

    adalah prinsip pengelolaan dana secara cermat, teliti, aman, dan tertib.

    5. Akuntabilitas

    adalah prinsip pelaksanaan program dan pengelolaan keuangan yang akurat dan

    dapat dipertanggungjawabkan.

    6. Portabilitas

    Adalah prinsip memberikan jaminan yang berkelanjutan meskipun peserta

    berpindah pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayah Negara Kesatuan Republik

    Indonesia.

    7. Kepestaan Bersifat Wajib

    adalah prinsip yang mengharuskan seluruh penduduk menjadi peserta jaminan

    sosial, yang dilaksanakan secara bertahap.

    8. Dana Amanat

    adalah bahwa iuran dan hasil pengembangannya merupakan dana titipan dari

    peserta untuk digunakan sebesar-besarnya bagi kepentingan peserta jaminan

    sosial.

    9. Hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial dipergunakan seluruhnya untuk

    pengembangan program dan untuk sebesar besar kepentingan peserta

    adalah hasil berupa deviden dari pemegang saham yang dikembalikan untuk

    kepentingan peserta jaminan sosial.

    5 JENIS PROGRAM Jaminan sosial meliputi (UU No 40 Tahun 2004 Pasal 18):

    1. Jaminan Kesehatan

    adalah suatu program Pemerintah dan masyarakat/rakyat dengan tujuan

    memberikan kepastian jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi setiap rakyat

    Indonesia agar penduduk Indonesia dapat hidup sehat, produktif, dan sejahtera

    (Naskah Akademik UU SJSN).

    2. Jaminan Kecelakaan Kerja

  • adalah suatu program pemerintah dan instansi / tempat kerja dengan tujuan

    memberikan kepastian jaminan pelayanan dan santunan apabila tenaga kerja

    mengalami kecelakaan saat menuju, menunaikan dan selesai menunaikan tugas

    pekerjaan dan berbagai penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan (Naskah

    Akademik UU SJSN).

    3. Jaminan Hari Tua

    adalah program jangka panjang yang diberikan secara sekaligus sebelum peserta

    memasuki masa pensiun, bisa diterimakan kepada janda/duda, anak atau ahli waris

    peserta yang sah apabila peserta meninggal dunia ((Naskah Akademik UU SJSN).

    4. Jaminan Pensiun

    adalah pembayaran berkala jangka panjang sebagai substitusi dari

    penurunan/hilangnya penghasilan karena peserta mencapai usia tua (pensiun),

    mengalami cacat total permanen, atau meninggal dunia. (Naskah Akademik UU

    SJSN).

    5. Jaminan Kematian

    Definisi Jaminan Kematian (JK) tidak dijelaskan secara tegas baik dalam UU SJSN

    maupun dalam naskah akademik.

    Transformasi BPJS, awalnya ialah ASKES (PERSERO) yang bertransformasi menjadi BPJS

    Kesehatan dan mulai beroperasi tanggal 1 januari 2014.

  • Jadi yang ASKES BPJS Kesehatan

    JAMSOSTEK BPJS Ketenagakerjaan

    Jaminan Kesehatan Nasional

    Integrasi berbagai sistem pembiayaan yang ada dan perluasan cakupan kepesertaan

    Definisi JKN

    Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial

    Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi

    kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-Undang Nomor 40

    Tahun 2004 tentang SJSN dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

    masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau

    iurannya dibayar oleh Pemerintah

  • Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwasanya semua program baik ASKES,

    JAMKESDA, JAMSOSTEK, JAMKESMAS, program TNI-POLRI, dan program Sosial lain mulai

    1 Januari 2014 bertransformasi menjadi satu unifikasi dalam PROGRAM JAMINAN

    KESEHATAN NASIONAL.

    Dampak JKN

    Perubahan cara membiayai pelayanan kesehatan : Masyarakat Bayar sendiri-

    sendiri (fee for service) Gotong royong

    Perubahan cara membayar tagihan pelayanan kesehatan : Setiap tindakan

    ditagihkan dan besarnya biaya tidak pasti (Retrospektif & pasif) Pembayaran di

    muka (Prospektif dan aktif).

    Perubahan Tata Kelola pelayanan: Masyarakat mencari tahu sendiri (Kurang

    terstruktur) Dibimbing oleh dokter praktik, klinik, puskesmas, rujukan berjenjang

    (Pelayanan kesehatan terstruktur)

  • Perubahan Kebijakan: Regulasi lemah Penguatan regulasi (Faskes harus berizin,

    RS harus punya penetapan kelas, Tidak boleh dipensing dll)

    Perubahan Prilaku: Paradigma Sehat itu hak Paradigma Sehat itu kewajiban

    NO. KETENTUAN PERIHAL KETERANGAN

    1 Peraturan Pemerintah

    No. 101 Tahun 2012

    Penerima Bantuan Iuran

    Jaminan Kesehatan

    Daftar peserta

    Kemensos

    Update per 6 bulan

    2 Peraturan Presiden

    Nomor 12 Tahun 2013

    Jaminan Kesehatan Tatakelola JKN

    3 KepMenkes

    Nomor 455/Menkes/ 2013

    Assosiasi Faskes Asossiasi faskes yang

    berwewenang

    melakukan nego tarif

    4 Permenkes

    No. 69/Menkes/2013

    Standar Tarif Pelayanan Kapitasi Pelayanan

    Tingkat Dasar

    INA-CBGs Pelayanan

    Tingkat Lanjutan

  • 5 Permenkes

    No. 71/Menkes/ 2013

    Pelayanan Kesehatan JKN Tatakelola JKN

    6 Peraturan Presiden

    Nomor 86Tahun 2013

    Pengenaan Sanksi

    Administratif

    Kewajiban BU untuk

    ikut JKN

    7 Surat Edaran Menkes

    No. HK/Menkes/31/I/2014

    Pelaksanaan standar tarif

    pelayanan kesehatan

    Petunjuk teknis

    lanjutan

    8 Surat Edaran Menkes

    No. HK/Menkes/32/I/2014

    Pelaksanaan pelayanan

    kesehatan JKN

    Petunjuk teknis

    lanjutan

    Apa itu BPJS KESEHATAN??

    Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk

    untuk menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan.

  • Pelaksana Tugas pada masyarakat langsung ialah Provider (Yayasan kesehatan)

    dan Badan Asuransi. Masyarakat membayar jaminan kesehatan kepada pihak asuransi,

    kemudian pihak asuransi akan membagi hasil dan resiko dengan yayasan penyedia

    kesehatan.

  • Jenis Kepesertaan JKN

    Sesuai Perpres Jaminan Kesehatan no 12/2013, Jenis kepesertaan JKN terdiri dari 2 JENIS :

    1. PBI (Penerima Bantuan Iuran) Jaminan Kesehatan

  • Fakir Miskin

    Masyarakat tidak mampu

    Penentuan peserta PBI Daftar nama ditetapkan Kemensos (Peraturan Pemerintah

    Nomor 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan

    2. Bukan PBI Jaminan Kesehatan

    Pekerja Penerima Upah dan Anggota Keluarganya

    Pekerja Bukan Penerima Upah dan Anggota Keluarganya

    Bukan Pekerja dan Anggota Keluarganya

    Ketentuan Kepesertaan JKN

    1. Jumlah peserta dan anggota keluarga yang ditanggung oleh Jaminan Kesehatan

    paling banyak 5 orang (Keluarga Inti)

  • 2. Peserta yang memiliki jumlah keluarga lebih dari 5 orang termasuk peserta, dapat

    mengikutsertakan anggota keluarga lain dengan membayar iuran tambahan

    Anggota keluarga sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1) huruf a meliputi:

    Istri atau suami yang sah dari peserta

    Anak kandung, anak tiri dan/atau anak angkat yang sah dari peserta, dengan

    kriteria:

    a. Tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai penghasilan sendiri

    b. Belum berusia 21 (Dua puluh satu) tahun atau belum berusia 25 (Dua puluh

    lima) tahun yang masih melanjutkan pendidikan formal

    Dasar Perhitungan PPU

    Berdasar Perpres no 111/2013 pasal 16G

    1. GAJI/UPAH bagi PNS

    Gaji pokok + Tunjangan keluarga

  • 2. PEGAWAI PEMERINTAH Non PNS

    Sesuai penghasilan tetap

    3. PENSIUNAN

    5% (lima persen) dari besaran pensiun pokok dan tunjangan keluarga yang diterima

    per bulan dengan komposisi 3 % (Pemerintah): 2 % (Penerima Pensiun)

    4. VETERAN, PERINTIS KEMERDEKAAN

    Termasuk Janda, Duda, anak yatim dari keduanya, sebanyak 5% (lima persen) dari

    45% (empat puluh lima persen) gaji pokok Pegawai Negeri Sipil golongan ruang III/a

    dengan masa kerja 14 (empat belas) tahun per bulan Dibayar penuh Pemerintah.

  • Identias Peserta Tahun 2014

    1. Pemanfaatan pelayanan masih menggunakan Kartu Identitas yang ada (Kartu Peserta

    Askes Sosial, Jamkesmas, Kartu Anggota TNI, POLRI, Kartu JPK Jamsostek) hingga

    terbit ketentuan selanjutnya

    2. Peserta anak ke 3 serta peserta TNI-Polri aktif akan diterbitkan kartu baru

  • Sanksi Administratif

    1. Bagi Badan Usaha

    a. perizinan terkait usaha

    b. izin yang diperlukan dalam mengikuti tender proyek;

    c. izin memperkerjakan tenaga kerja asing;

    d. izin perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh; atau

    e. Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

    2. Bagi Perorangan

    a. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

    b. Surat Izin Mengemudi (SIM)

    c. Sertifikat tanah

    d. Paspor

    e. Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).

    Pelayanan Kesehatan JKN

    Proteksi komprehensif untuk mengembalikan, menjaga dan meningkatkan derajat

    kesehatan

  • Pelayanan JKN ini memiliki 2 tantangan, yaitu tantangan dipihak demand dan dipihak

    supply.

    TANTANGAN DIPIHAK DEMAND

    1. Transisi Demografi

    2. Transisi Epidemiologi

    3. Pemahaman masyarakat tentang pelayanan berjenjang

    4. Performa Public Health?

    5. Kesediaan masyarakat untuk mengiur secara teratur (Mampu + Mau)

    TANTANGAN DIPIHAK SUPPLY

    1. Ketersediaan regulasi / perundangan operasional

    2. Ketersediaan dan distribusi tenaga maupun sarana kesehatan

    3. Standarisasi kompetensi, sarana dan prasarana

    4. Pemahaman faskes serta koordinasi antar tingkat layanan

    5. Kecukupan pembayaran

    Jenis Fasilitas Kesehatan

    Menurut Permenkes no 71/2013, jenis fasilitas kesehatan tingkat pertama antara lain :

    1. Puskesmas atau yang setara

    2. Praktik dokter

    3. Praktik dokter gigi

    4. Klinik pratama atau yang setara

    5. Rumah Sakit Kelas D Pratama

    Kewenangan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

    1. Fasilitas Kesehatan tingkat pertama yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan harus

    menyelenggarakan pelayanan kesehatan komprehensif.

    2. Pelayanan kesehatan komprehensif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa

    pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, pelayanan

    kebidanan, dan Pelayanan Kesehatan Darurat Medis, termasuk pelayanan

    penunjang yang meliputi pemeriksaan laboratorium sederhana dan pelayanan

    kefarmasian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

  • 3. Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan komprehensif sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1), bagi Fasilitas Kesehatan yang tidak memiliki sarana penunjang wajib

    membangun jejaring dengan sarana penunjang.

    4. Dalam hal diperlukan pelayanan penunjang selain pelayanan penunjang

    sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dapat diperoleh melalui rujukan ke fasilitas

    penunjang lain.

    Cakupan Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

    Menurut Permenkes no 71/2013 pasal 16, Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

    merupakan pelayanan kesehatan non spesialistik yang meliputi:

    a. Administrasi pelayanan

    b. Pelayanan promotif dan preventif

    c. Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis

    d. Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif

    e. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai

    f. Transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis

    g. Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pratama

    h. Rawat Inap Tingkat Pertama sesuai dengan indikasi medis.

  • Syarat Kerjasama

    Menurut Permenkes 71/2013 pasal 6

    DOKTER PRAKTEK PUSKESMAS KLINIK PRATAMA

    SIP Surat ijin operasional Surat ijin operasional

    NPWP SIP Dokter, Apoteker, Tenaga

    Medis lainnya

    SIP Dokter, Apoteker, Tenaga

    Medis lainnya

    PKS dengan jejaring PKS dengan jejaring PKS dengan jejaring

    NPWP

  • Surat pernyataan kepatuhan Surat pernyataan kepatuhan Surat pernyataan kepatuhan

    *Khusus Bidan/Perawat: SIP, NPWP, PKS dengan Dokter atau Puskesmas pembina, Surat pernyataan

    kepatuhan