154
Efektivitas Penggunaan Instagram Stories Pada Akun @male.id Terhadap Pembentukan Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa Universitas Islam Indonesia SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Oleh PUTRA MUHAMMAD DAFA 17321081 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2021

Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

Efektivitas Penggunaan Instagram Stories Pada Akun @male.id Terhadap

Pembentukan Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

Universitas Islam Indonesia

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Ilmu Komunikasi pada Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya

Universitas Islam Indonesia

Oleh

PUTRA MUHAMMAD DAFA

17321081

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

2021

Page 2: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

Efektivitas Penggunaan Instagram Stories Pada Akun @male.id Terhadap

Pembentukan Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

Universitas Islam Indonesia

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Ilmu Komunikasi pada Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya

Universitas Islam Indonesia

Oleh

PUTRA MUHAMMAD DAFA

17321081

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

2021

Page 3: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

ii

Page 4: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

iii

Page 5: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

iv

Page 6: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

v

MOTTO

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”

(Q.S. Al-Baqarah: 286)

“Barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah

memudahkannya mendapat jalan ke surga”

(H.R. Muslim)

“Kesuksesan seseorang itu jangan kayak lari sprint, sebentar melesat terus hilang.

Tapi harus kayak lari marathon, terus menerus konstan baiknya dari awal sampai

akhir”

(Agnes Monica)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk kedua orang tua tercinta yang tak kenal

lelah dalam mendoakan, membimbing serta memotivasi penulis, kakak tersayang

Elisa Putri Kurniasih yang selalu memberikan bantuan dan dukungan, Mbah Kung

dan Mbah Putri yang telah memberikan motivasi dan banyak pelajaran, serta guru

dan dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat

bagi penulis.

Page 7: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat serta

karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Efektivitas Penggunaan Instagram Stories

Pada Akun @male.id Terhadap Pembentukan Brand Awareness dan Minat Beli di

Kalangan Mahasiswa Universitas Islam Indonesia” dapat diselesaikan oleh penulis.

Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat agar dapat meraih gelar sarjana pada

Program Studi Ilmu Komunikasi di Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas

Islam Indonesia.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,

dukungan, motivasi serta arahan yang diberikan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Fuad Nashori, S.Psi., M.Si., M.A.g., Psikologi selaku Dekan

Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia.

2. Ibu Puji Hariyanti, S.Sos., M.I.Kom selaku Ketua Prodi Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Indonesia sekaligus dosen pembimbing skripsi yang telah

memberikan waktu, ilmu yang bermanfaat, arahan serta masukan kepada penulis

dalam menyusun skripsi ini dari awal hingga akhir.

3. Bapak Holy Rafika Dhona, S.I.Kom., M.A selaku dosen pembimbing akademik.

4. Segenap dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia yang

telah memberikan bekal ilmu pengetahuan selama di perkuliahan.

5. Seluruh staff dan karyawan Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Islam

Indonesia yang telah memberikan banyak informasi dan bantuan kepada penulis

dalam proses penyelesaian skripsi.

6. Kedua orang tua yang penulis sayangi, Bapak Wartono dan Ibu Dra. Lestari

Budiningsih yang tak pernah putus dalam memberikan doa, dukungan serta

motivasi kepada penulis.

7. Mbah Kung dan Mbah Putri yang penulis sayangi, terima kasih atas doa, ilmu dan

motivasi yang selalu diberikan kepada penulis.

8. Kakak tersayang Elisa Putri Kurniasih yang telah mendoakan dan memberikan

semangat tanpa henti kepada penulis.

9. Maesaroh yang penulis sayangi, terima kasih sudah selalu mendoakan,

memberikan semangat serta bantuan kepada penulis dari awal hingga akhir

penyusunan skripsi ini.

Page 8: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

vii

10. Ibnu Hibban Ulul’ilmi selaku sahabat dari kecil yang selalu mendoakan dan

memberikan dukungan kepada penulis.

11. Muhammad Azmi, Johari Saputra, dan Pandu Bagus, selaku sahabat kontrakan

yang telah memberikan dukungan serta bantuan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

12. Rekan-rekan Ilmu Komunikasi angkatan 2017 Universitas Islam Indonesia, suatu

kebanggaan dan kebahagiaan bisa menjadi bagian dari kalian.

13. Seluruh responden yang telah bersedia memberikan bantuan dalam mengisi

kuesioner penelitian ini dan pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu.

Penulis berharap semoga doa dan kebaikan yang telah diberikan oleh berbagai pihak

akan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

terdapat kekurangan dan belum sepenuhnya sempurna. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak guna

melengkapi skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua dalam

menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.

Yogyakarta, 4 Maret 2021

Penulis

Putra Muhammad Dafa

Page 9: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .........................................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................ iii

HALAMAN PERNYATAAN ETIKA AKADEMIK ..................................................... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. v

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xiii

ABSTRAK ..................................................................................................................... xiv

ABSTRACT ..................................................................................................................... xv

BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 5

E. Tinjauan Pustaka ........................................................................................... 6

1. Penelitian Terdahulu ................................................................................. 6

2. Kerangka Teori ......................................................................................... 9

a. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)...................................................... 9

a) Internet Marketing ........................................................................ 10

b) Penggunaan Instagram Stories ...................................................... 11

b. Brand Awareness................................................................................ 12

c. Perilaku Konsumen ............................................................................ 14

1) Minat Beli ................................................................................... 16

F. Hipotesis ..................................................................................................... 22

G. Definisi Konseptual ..................................................................................... 22

H. Definisi Opersasional .................................................................................. 23

I. Metode Penelitian ........................................................................................ 25

BAB II GAMBARAN UMUM BRAND MALE.ID .................................................... 33

BAB III TEMUAN PENELITIAN ............................................................................... 38

A. Identitas Responden..................................................................................... 38

B. Variabel Penggunaan Instagram Stories (X) ................................................ 38

1. Kategori Variabel Penggunaan Instagram Stories .................................. 47

Page 10: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

ix

C. Variabel Brand Awareness (Y1) .................................................................. 48

1. Kategori Variabel Brand Awareness ...................................................... 56

D. Variabel Minat Beli (Y2) ............................................................................. 57

1. Kategori Variabel Minat Beli ................................................................. 68

E. Tabulasi Silang ............................................................................................ 69

BAB IV PEMBAHASAN .............................................................................................. 72

A. Uji Validitas dan Reliabilitas ....................................................................... 72

B. Uji Asumsi Klasik ....................................................................................... 76

1. Uji Normalitas ....................................................................................... 76

2. Uji Linearitas ......................................................................................... 79

3. Uji Heteroskedastisitas........................................................................... 80

C. Uji Korelasi ................................................................................................. 82

D. Analisis Regresi Linear Sederhana............................................................... 82

E. Analisis Koefisien Determinasi.................................................................... 84

F. Uji F ............................................................................................................ 85

G. Uji T ............................................................................................................ 87

H. Uji Hipotesis ............................................................................................... 88

I. Efektivitas Penggunaan Instagram Stories pada Akun @male.id terhadap

Pembentukan Brand Awareness di Kalangan Mahasiswa Universitas Islam

Indonesia ..................................................................................................... 90

J. Efektivitas Penggunaan Instagram Stories Pada Akun @male.id Terhadap

Minat Beli di Kalangan Mahasiswa Universitas Islam

Indonesia ..................................................................................................... 92

BAB V PENUTUP ........................................................................................................ 96

A. Kesimpulan ................................................................................................. 96

B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 97

C. Saran ........................................................................................................... 98

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 99

LAMPIRAN

Page 11: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

x

DAFTAR TABEL

1.1 Bobot Skala Likert ................................................................................................ 28

3.1 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ......................................................... 38

3.2 Persebaran Persentase Responden tentang Penyampaian Informasi Produk yang

Menarik oleh Male.id melalui Instagram Stories ................................................... 39

3.3 Persebaran Persentase Responden tentang Kejelasan Penyampaian Produk ........... 40

3.4 Persebaran Persentase Responden tentang Penyampaian Informasi Produk Secara

Detail oleh Male.id melalui Instagram Stories ...................................................... 41

3.5 Persebaran Persentase Responden tentang Keaktifan Male.id dalam Berinteraksi

dengan Followers melalui Instagram Stories ........................................................ 41

3.6 Persebaran Persentase Responden tentang Penggunaan Question Box di Instagram

Stories Male.id untuk Menerima Masukan dari Followers .................................... 42

3.7 Persebaran Persentase Responden tentang Penggunaan Question Box di Instagram

Stories Male.id untuk Tanya Jawab dengan Followers .......................................... 43

3.8 Persebaran Persentase Responden tentang Penggunaan Instagram Stories oleh

Male.id untuk Merespons Tanggapan/ Pertanyaan dari Followers ......................... 44

3.9 Persebaran Persentase Responden tentang Penggunaan Instagram Stories oleh

Male.id untuk Sharing terkait Bisnis kepada Followers ........................................ 44

3.10 Persebaran Persentase Responden tentang Penggunaan Instagram Stories oleh

Male.id untuk Menampilkan Screenshot-an Direct Message (DM) Berupa

Testimoni dari Followers ...................................................................................... 45

3.11 Persebaran Persentase Responden tentang Penggunaan Instagram Stories oleh

Male.id untuk Menanyakan kepada Followers terkait Produk yang Diinginkan

untuk Open Order................................................................................................. 46

3.12 Persentase Skor Jawaban Responden untuk Variabel Penggunaan Instagram Stories

(X) ........................................................................................................................ 48

3.13 Persebaran Persentase Responden yang Mengetahui Merek Male.id ..................... 49

3.14 Persebaran Persentase Responden yang Mengetahui Tagline Merek Male.id ........ 49

3.15 Persebaran Persentase Responden yang Mengetahui Nama Produk Legend atau

yang Menjadi Andalan di Male.id ......................................................................... 50

3.16 Persebaran Persentase Responden yang Mengenali Male.id dari Nama Produknya

............................................................................................................................. 51

3.17 Persebaran Persentase Responden yang Mengenali Male.id dari Tampilan Visual/

Desain produknya ................................................................................................. 51

3.18 Persebaran Persentase Responden tentang Male.id Adalah Merek yang mudah

Diingat Ketika Responden Akan Berbelanja Produk Fashion Pria ........................ 52

3.19 Persebaran Persentase Responden tentang Male.id Adalah Merek yang Mudah

Diingat Ketika Responden Akan Berbelanja Produk Fashion Pria Berwarna Basic

............................................................................................................................. 53

Page 12: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

xi

3.20 Persebaran Persentase Responden tentang Melekatnya Merek Male.id dalam Benak

Responden ............................................................................................................ 54

3.21 Persebaran Persentase Responden tentang Merek Fashion Pria yang Muncul

Pertama Kali di Benak Responden adalah Male.id ................................................ 54

3.22 Persebaran Persentase Responden tentang Preferensi Male.id Dibandingkan Produk

Fashion Pria dari Merek Lain ............................................................................... 55

3.23 Persentase Skor Jawaban Responden untuk Variabel Brand Awareness (Y1) ........ 57

3.24 Persebaran Persentase Responden yang Menaruh Perhatian Terhadap Pesan/ Iklan

Produk yang Disampaikan oleh Male.id Melalui Instagram Stories ...................... 58

3.25 Persebaran Persentase Responden tentang Keunikan Produk Male.id .................... 59

3.26 Persebaran Persentase Responden tentang Ketertarikan untuk Mengetahui Lebih

Lanjut Mengenai Produk-Produk Male.id ............................................................. 59

3.27 Persebaran Persentase Responden tentang Ketertarikan Terhadap produk-Produk

Male.id ................................................................................................................. 60

3.28 Persebaran Persentase Responden yang Melakukan Pencarian Informasi mengenai

Produk-Produk Male.id Melalui Media Sosial Instagram ...................................... 61

3.29 Persebaran Persentase Responden yang Melakukan Pencarian Informasi mengenai

Produk-Produk Male.id Melalui Website Male.id .................................................. 61

3.30 Persebaran Persentase Responden yang Menyalakan Countdown Reminders Ketika

Akan Diadakan Open Order oleh Male.id ............................................................. 62

3.31 Persebaran Persentase Responden yang Mengikuti Giveaway yang Diadakan oleh

Male.id ................................................................................................................. 63

3.32 Persebaran Persentase Responden yang Melakukan Pembelian Terhadap Produk

Male.id Setiap Open Order ................................................................................... 64

3.33 Persebaran Persentase Responden yang Membeli Lebih Dari Satu Produk Male.id

............................................................................................................................. 64

3.34 Persebaran Persentase Responden yang Merekomendasikan Produk-Produk Male.id

Kepada Teman/ Sahabat/ Keluarga ....................................................................... 65

3.35 Persebaran Persentase Responden yang Membagikan Testimoni Terkait Produk

Male.id Kepada Publik ......................................................................................... 66

3.36 Persebaran Persentase Responden yang Membagikan Foto di Media Sosial saat

Menggunakan Produk Male.id .............................................................................. 66

3.37 Persentase Skor Jawaban Responden untuk Variabel Minat Beli (Y2) .................. 69

3.38 Hubungan antara Penggunaan Instagram Stories (X) dengan Brand Awareness (Y1)

............................................................................................................................. 70

3.39 Hubungan antara Penggunaan Instagram Stories (X) dengan Minat Beli (Y2) ..... 71

4.1 Hasil Uji Validitas untuk Variabel Penggunaan Instagram Stories (X) ................. 73

4.2 Hasil Uji Validitas untuk Variabel Brand Awareness (Y1) ................................... 73

4.3 Hasil Uji Validitas untuk Variabel Minat Beli (Y2) .............................................. 74

Page 13: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

xii

4.4 Hasil Uji Reliabilitas untuk Variabel Penggunaan Instagram Stories (X) ............. 75

4.5 Hasil Uji Reliabilitas untuk Variabel Brand Awareness (Y1) ............................... 75

4.6 Hasil Uji Reliabilitas untuk Variabel Minat Beli (Y2) .......................................... 75

4.7 Uji Normalitas Variabel Penggunaan Instagram Stories (X) dengan Brand

Awareness (Y1) .................................................................................................... 76

4.8 Uji Normalitas Variabel Penggunaan Instagram Stories (X) dengan Minat Beli

(Y2) ..................................................................................................................... 78

4.9 Uji Linearitas Variabel Penggunaan Instagram Stories (X) dengan Brand

Awareness (Y1) .................................................................................................... 80

4.10 Uji Linearitas Variabel Penggunaan Instagram Stories (X) dengan Minat Beli (Y2)

............................................................................................................................. 80

4.11 Uji Heteroskedastisitas Variabel Penggunaan Instagram Stories (X) dan Brand

Awareness (Y1) .................................................................................................... 81

4.12 Uji Heteroskedastisitas Variabel Penggunaan Instagram Stories (X) dan Minat Beli

(Y2) ...................................................................................................................... 81

4.13 Uji Korelasi Variabel Penggunaan Instagram Stories (X) dengan Brand Awareness

(Y1) dan Minat Beli (Y2) .................................................................................... 82

4.14 Analisis Regresi Linear Sederhana Variabel Penggunaan Instagram Stories (X)

dengan Brand Awareness (Y1) ............................................................................. 83

4.15 Analisis Regresi Linear Sederhana Variabel Penggunaan Instagram Stories (X)

dengan Minat Beli (Y2) ....................................................................................... 84

4.16 Analisis Koefisien Determinasi Variabel Penggunaan Instagram Stories (X) dan

Brand Awareness (Y1) ......................................................................................... 84

4.17 Analisis Koefisien Determinasi Variabel Penggunaan Instagram Stories (X) dan

Minat Beli (Y2) .................................................................................................... 85

4.18 Uji F Variabel Penggunaan Instagram Stories (X) dengan Brand Awareness (Y1)

............................................................................................................................. 86

4.19 Uji F Variabel Penggunaan Instagram Stories (X) dengan Minat Beli (Y2) .......... 86

4.20 Uji T Variabel Penggunaan Instagram Stories (X) dan Brand Awareness (Y1) ..... 87

4.21 Uji T Variabel Penggunaan Instagram Stories (X) dan Minat Beli (Y2) ................ 88

Page 14: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

xiii

DAFTAR GAMBAR

1.1 Perilaku Penggunaan Internet Indonesia.................................................................. 1

1.2 Perilaku Penggunaan Internet Indonesia.................................................................. 2

1.3 Model Perilaku Konsumen ................................................................................... 15

1.4 AISAS Model ....................................................................................................... 18

1.5 Kerangka Berpikir ................................................................................................ 21

2.1 Logo Male.id ........................................................................................................ 33

2.2 Interaksi yang dilakukan oleh Male.id................................................................... 35

2.3 MYD Series Male.id ............................................................................................. 36

2.4 EID Series Male.id ............................................................................................... 37

4.1 Histogram dan Plot Uji Normalitas Variabel Penggunaan Instagram Stories (X)

dengan Brand Awareness (Y1) ............................................................................. 77

4.2 Histogram dan Plot Uji Normalitas Variabel Penggunaan Instagram Stories (X)

dengan Minat Beli (Y2) ........................................................................................ 79

Page 15: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

xiv

ABSTRAK

Dafa, Putra Muhammad. 17321081 (2021). Efektivitas Penggunaan Instagram Stories

pada Akun @male.id Terhadap Pembentukan Brand Awareness dan Minat Beli di

Kalangan Mahasiswa Universitas Islam Indonesia. (Skripsi Sarjana). Program Studi

Ilmu Komunikasi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam

Indonesia.

Male.id merupakan salah satu brand fashion lokal pria yang di-founder-i oleh Dimas

Mairyan pada tahun 2015. Dalam berseluncur di dunia fashion Indonesia, Male.id

mengusung konsep “basic club”, di mana produk-produk yang dibuat dapat dipastikan polos

atau serba basic tanpa tambahan desain lainnya atau identik dengan minimalis. Selama ini

Male.id menggunakan instagram stories sebagai media untuk mengenalkan atau

mempromosikan produknya kepada khalayak luas serta untuk melibatkan followers dalam

berinteraksi secara online. Sehingga hal tersebut membuat Male.id memiliki engagement

cukup baik dengan followers. Sehubungan dengan hal tersebut, maka penelitian ini

dilakukan untuk menganalisis seberapa besar efektivitas penggunaan instagram stories pada

akun @male.id terhadap pembentukan brand awareness dan minat beli di kalangan

Universitas Islam Indonesia.

Penelitian ini menggunakan konsep bauran pemasaran yang di dalamnya terdapat

elemen promosi (promotion). Seperti yang diketahui, dewasa ini aktifitas promosi tidak

hanya dilakukan secara offline, melainkan juga dapat dilakukan secara online atau yang

dikenal dengan internet marketing. Aktifitas internet marketing dapat dilakukan dengan

memanfaatkan fitur instagram stories yang dimiliki oleh instagram. Selain itu juga,

penelitian ini menggunakan teori brand awareness dan minat beli sebagai teori yang relevan.

Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 100 responden

yang ditentukan melalui teknik nonprobability sampling berupa snowball sampling.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa penggunaan instagram stories pada akun

Male.id efektif terhadap pembentukan brand awareness. Hal ini ditunjukkan melalui hasil

uji pengaruh, di mana nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 yang didapatkan sebesar 8,872 dan signifikansi sebesar

0,000 (< α = 0,05). Kemudian nilai R Square yang didapatkan adalah sebesar 0,445 atau

44,5%, artinya tingkat keefektivan penggunaan instagram stories terhadap pembentukan

brand awareness adalah sebesar 44,5%. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa

penggunaan instagram stories pada akun Male.id efektif terhadap minat beli. Hal ini

dibuktikan dari hasil uji pengaruh, di mana nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 yang didapatkan sebesar 5,939 dan

signifikansi sebesar 0,000 (< α = 0,05). Kemudian nilai R Square yang didapatkan yaitu

sebesar 0,265 atau 26,5%, artinya tingkat keefektivan penggunaan instagram stories

terhadap minat beli adalah sebesar 26,5%. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan,

maka hipotesis pertama yaitu terdapat efektivitas yang signifikan antara penggunaan

instagram stories (X) pada akun @male.id dengan brand awareness di kalangan mahasiswa

Universitas Islam Indonesia diterima, dan hipotesis kedua yaitu terdapat efektivitas yang

signifikan antara penggunaan instagram stories (X) pada akun @male.id dengan minat beli

(Y2) di kalangan mahasiswa Universitas Islam Indonesia juga diterima. Dengan demikian,

teori yang menyebutkan bahwa pengetahuan dan pemahaman yang didapatkan oleh

konsumen atas produk suatu perusahaan nantinya mampu membentuk kesadaran merek atau

brand awareness pada konsumen dan teori yang menyatakan bahwa persepsi individu atas

suatu produk nantinya akan berpengaruh terhadap minat beli yang terdapat dalam diri

individu sesuai dengan temuan yang didapatkan pada penelitian ini.

Kata Kunci: brand awareness, male.id, minat beli, penggunaan instagram stories

Page 16: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

xv

ABSTRACT

Dafa, Putra Muhammad. 17321081. (2021). The Effectiveness of Using Instagram Stories

on @male.id’s account for The Formation of Brand Awareness and Purchase Intention

Among The Students of Islamic University of Indonesia. (Undergraduate Thesis).

Communication Studies Program, Faculty of Psychology and Socio Cultural Science,

Islamic University of Indonesia.

Male.id is a local male fashion brand founded by Dimas Mairyan in 2015. In the

Indonesia’s fashion world, Male.id carries the concept of "basic club", in which products

made can be sure to be plain or completely basic without other designs or identical to

minimalism. All this time, Male.id has been using instagram stories feature as a medium to

introduce or to promote their products to public and to engage followers to interact by

online. So this makes Male.id had a pretty good engagement with the followers. In this

regard, this research is being done to analyze how effective the use of instagram stories on

@male.id’s account for the formation of brand awareness and purchase intention among

the students of Islamic University of Indonesia.

This research uses marketing mix concept in which there are elements of promotion.

As it’s known, nowadays promotional activities not only do by offline, but they can also do

by online or what is known as internet marketing. Internet marketing activities can be done

by using instagram stories feature which is owned by instagram. In addition, this research

uses the theory of brand awareness and purchase intention as relevant theories. This

research is a survey research using a quantitative approach. The data collection technique

was carried out by distributing questionnaires to 100 respondents who were determined

through a nonprobability sampling technique in the form of snowball sampling.

The research results shows that the use of instagram stories on @male.id’s account is

effective for the formation of brand awareness. This is shown by the effect test, in which the

t value got 8,872 and significance value got 0,000 (< α = 0.05). Then the R Square value

got 0,445 or 44,5%, it means that the effectiveness level of using instagram stories for the

formation of brand awareness is 44,5%. The research results also shows that the use of

instagram stories on @male.id’s account is effective for purchase intention. It’s approved

by effect test results, in which the t value got 5,939 and significance value got 0,000 (< α =

0.05). Then the R Square value got 0,265 or 26,5%, it means that the effectiveness level of

using instagram stories for purchase intention is 26,5%. Based on the results, the first

hypothesis contains the significant effectiveness between the use of instagram stories (X) on

@male.id’s account and brand awareness (Y1) among the students of Islamic University of

Indonesia is accepted, and the second hypothesis contains the significant effectiveness

between the use of instagram stories (X) on @male.id’s account and purchase intention (Y2)

among the students of Islamic University of Indonesia is also accepted. So, the theory that

states the knowledge and understanding obtained by consumers of a company’s products

will be able to establish the brand awareness on consumers and also the theory that states

individual perceptions of a product will affect the purchase intention are accurate to the

findings in this research.

Keywords: the use of instagram stories, male.id, brand awareness, purchase intention

Page 17: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Internet sebagai sebuah produk dari teknologi mampu mendukung setiap individu

dalam hal mengakses informasi serta berkomunikasi yang bukan lagi harus face to face,

melainkan dapat dilakukan secara online antar individu maupun kelompok tanpa

batasan ruang dan waktu. Bahkan kini internet tidak hanya digunakan untuk mengakses

informasi serta berkomunikasi, tetapi juga dimanfaatkan sebagai ladang dalam berbisnis

atau alat dalam memasarkan sebuah produk atau merek dari para pelaku bisnis yang

dilakukan secara daring.

Merujuk pada hasil survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa

Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2016 menyebutkan bahwa online shop merupakan

konten komersial yang paling sering dikunjungi yaitu sebesar 62% atau sebanyak 82,2

juta pengguna. Selain itu, dalam hasil survei tersebut juga menunjukkan bahwa

pengguna yang mengetahui internet sebagai tempat jual beli barang maupun jasa yaitu

sebesar 98,6% atau sebanyak 130,8 juta pengguna, kemudian sebesar 63,5% atau 84,2

juta pengguna yang pernah melakukan transaksi secara online. Dengan begitu tidak

dapat dipungkiri bahwa penggunaan internet merupakan pilihan yang tepat bagi para

pelaku bisnis.

Sebagai gambaran perilaku pengguna internet di Indonesia yang diambil dari APJII

(Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) sebagai berikut:

Sumber: https://www.apjii.or.id/

Gambar 1.1

Perilaku Pengguna Internet Indonesia

Page 18: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

2

Sumber: https://www.apjii.or.id/

Gambar 1.2

Perilaku Pengguna Internet Indonesia

Dengan adanya internet juga telah menghadirkan media sosial yang kini telah

memberikan perubahan cukup besar pada aktivitas masyarakat dalam berkomunikasi

serta mencari informasi. Sejalan dengan penggunaan internet, media sosial pun kini

digunakan sebagai alat dalam memasarkan sebuah produk atau merek. Dengan media

sosial, kini setiap individu atau kelompok mampu menjangkau khalayak yang lebih luas.

Selain itu juga, para pelaku bisnis atau perusahaan dapat berkomunikasi dengan para

konsumen melalui media sosial, sehingga memungkinkan untuk membentuk kesadaran

terhadap sebuah merek.

Salah satu media sosial yang paling banyak digunakan dalam melakukan pemasaran

yaitu instagram. Instagram sendiri merupakan salah satu aplikasi media sosial yang

digunakan untuk mengunggah dan melihat foto pribadi yang dapat terhubung antar

sesama pengguna kapan pun dan dimana pun (Tanjaya, 2017: 505). Instagram sebagai

media sosial kini tidak hanya digunakan sebagai sarana untuk mengekspresikan diri dan

bersosialisasi di dunia maya saja, melainkan juga dapat dimanfaatkan oleh sebagian

orang dalam menjalankan aktivitas pemasaran serta transaksi jual beli produk, atau

istilah tersebut biasa dikenal dengan online shop (Miranda, 2017: 2).

Kehadiran instagram membuat para pemilik sebuah produk berlomba-lomba dalam

menarik konsumen melalui fitur-fitur yang ditawarkan oleh instagram mulai dari feeds

hingga instagram stories. Salah satu merek bisnis yang menggunakan instagram sebagai

sarana untuk mempromosikan bisnisnya yaitu akun @male.id.

Page 19: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

3

Male.id merupakan salah satu brand fashion lokal pria yang mengusung basic club,

dimana pakaian yang dijual pun hanya warna-warna basic. Sistem order yang

digunakan Male.id pun dapat dikatakan masih jarang ditemui di brand-brand lain yaitu

dengan menggunakan sistem open order, dimana konsumen hanya dapat memesan

produk yang diinginkan melalui website di waktu yang telah ditentukan. Male.id

berusaha untuk membangun hubungan dengan followers-nya melalui penggunaan fitur

instagram stories untuk berinteraksi dengan followers yang berjumlah sekitar 280 ribu

(Maret 2020). Instagram stories sendiri merupakan salah satu fitur yang dimiliki oleh

instagram, di mana melalui fitur tersebut seseorang dapat membagikan cerita berupa

foto ataupun video yang ditayangkan dan dapat dilihat oleh followers-nya, kemudian

akan hilang dalam waktu 24 jam (Anjani, 2019: 19).

Melalui instagram stories, Male.id tidak hanya memberikan informasi kapan dan

produk apa yang akan dikeluarkan pada saat open order, tetapi juga sangat aktif

berinteraksi dengan followers-nya seperti mengajak “ngobrol” melalui instagram

stories terutama ketika menjelang dan sesudah dilakukannya open order. Interaksi yang

dilakukan yaitu dengan memberikan feedback terhadap direct message (DM) yang

masuk terkait hal yang berhubungan dengan Male.id hingga hal lainnya, kemudian di-

share melalui instagram stories agar dapat dilihat oleh followers lainnya. Tentunya hal

tersebut dapat menjadi salah satu konten yang menarik bagi para pengikut dari Male.id

sendiri, dengan aktif berinteraksi melalui instagram stories memungkinkan untuk

membentuk brand awareness dan minat beli bagi pengikut Male.id di instagram

terutama dikalangan pria yang menyukai pakaian dengan warna basic.

Seringnya melibatkan followers untuk berinteraksi secara daring melalui instagram

stories merupakan salah satu hal yang dilakukan oleh Male.id untuk memberikan

pengetahuan dan pemahaman terhadap produk mereka kepada konsumen sehingga

nantinya akan menciptakan kesadaran merek atau brand awareness. Pengetahuan dan

pemahaman yang didapatkan oleh konsumen atas produk suatu perusahaan nantinya

mampu membentuk suatu kesadaran merek atau brand awareness pada konsumen

tersebut (Pranata dan Pramudana, 2018: 5234). Kesadaran merek atau brand awareness

adalah kemampuan seorang calon konsumen untuk dapat mengenali atau mengingat

kembali terhadap sebuah merek yang merupakan salah satu kategori produk tertentu

(Kertamukti, 2015: 95).

Semakin tinggi kesadaran konsumen terhadap suatu merek maka potensi produk

suatu perusahaan untuk di beli oleh konsumen juga akan semakin besar (Pranata dan

Page 20: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

4

Pramudana, 2018: 5234). Tentunya sangat penting untuk melakukan penanaman dan

penciptaan suatu ingatan tentang sebuah produk atau merek dalam benak konsumen

sehingga dapat meningkatkan upaya minat beli dari konsumen terhadap merek tersebut.

Schiffman dan Kanuk (dalam Nafisah, 2018: 31) menyebutkan bahwa persepsi individu

terkait produk dari sebuah perusahaan nantinya akan berpengaruh terhadap minat beli

yang muncul dalam diri individu tersebut. Kusumasari (2018: 18) dalam penetiliannya

menyebutkan bahwa minat beli adalah kecenderungan sikap konsumen untuk membeli

suatu produk namun belum sampai pada keputusan pembelian.

Sebagai kalangan yang “melek” terhadap teknologi dan hal yang berkaitan dengan

internet, membuat istilah online shop sangat lazim bagi mahasiswa. Selain itu,

mahasiswa juga merupakan salah satu kalangan yang berpotensi aktif di berbagai situs

jejaring sosial (Miranda, 2017: 4). Merujuk pada hasil riset yang dilakukan oleh APJII

(dalam Miranda, 2017: 4), menyatakan bahwa kalangan muda merupakan pengguna

internet terbesar di Indonesia dan menjadi mayoritas pelaku belanja online. Karakter

kaum muda yang bersifat komunal (senang berkumpul dan berkomunikasi maupun

bergaul) serta mudah beradaptasi terhadap perkembangan hal-hal baru menandakan

bahwa kaum muda berada pada dimensi efektif (Miranda, 2017: 4). Dengan begitu,

kalangan muda termasuk mahasiswa di dalamnya yang merupakan pengguna internet

terbesar, dapat memungkinkan untuk para pelaku bisnis termasuk Male.id untuk

membentuk brand awareness dan minat beli produk yang dimiliki dengan aktif

berinteraksi melalui instagram stories.

Peneliti memilih mahasiswa Universitas Islam Indonesia tentunya agar mampu

memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian. Selain itu, hal yang

melatarbelakangi selanjutnya adalah dengan merujuk penelitian yang dilakukan oleh

Anatasya (2018: 38), di mana temuan penelitian tersebut memperlihatkan bahwa

mahasiswa Universitas Islam Indonesia pengguna online shopping memiliki minat beli

produk secara online yang tinggi. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Ardiansyah

(2016: 52) juga menemukan bahwa mahasiswa Universitas Islam Indonesia memiliki

minat beli pada online shop yang tinggi. Dengan demikian, berdasarkan keseluruhan

latar belakang yang telah dipaparkan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

yang berjudul “Efektivitas Penggunaan Instagram Stories Pada Akun @male.id

Terhadap Pembentukan Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

Universitas Islam Indonesia”.

Page 21: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

5

B. Rumusan Masalah

Di era sekarang, instagram sebagai media sosial tidak hanya digunakan sebagai

sarana dalam mengekspresikan diri atau berinteraksi satu sama lain melalui dunia maya,

melainkan juga digunakan sebagai media dalam melakukan aktivitas pemasaran secara

online. Banyak dari pemilik brand melakukan berbagai cara melalui pemanfaatan fitur-

fitur yang ditawarkan oleh instagram untuk menarik para followers-nya terhadap produk

yang dimiliki. Untuk itu, berdasarkan latar belakang yang telah peneliti paparkan di atas,

maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Seberapa besar efektivitas penggunaan instagram stories pada akun @male.id

terhadap pembentukan brand awareness di kalangan mahasiswa Universitas Islam

Indonesia?

2. Seberapa besar efektivitas penggunaan instagram stories pada akun @male.id

terhadap minat beli di kalangan mahasiswa Universitas Islam Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menganalisis seberapa besar efektivitas penggunaan instagram stories pada akun

@male.id terhadap pembentukan brand awareness di kalangan mahasiswa

Universitas Islam Indonesia.

2. Menganalisis seberapa besar efektivitas penggunaan instagram stories pada akun

@male.id terhadap minat beli di kalangan mahasiswa Universitas Islam Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat, baik manfaat

teoritis maupun manfaat praktis yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam memperkaya

pengetahuan serta wawasan dalam bidang ilmu komunikasi. Selain itu, penelitian

ini diharapkan dapat menjadi acuan atau pedoman bagi mahasiswa yang akan

meneliti dengan bahasan yang berhubungan dengan brand awareness dan minat

beli.

2. Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pemilik brand yang

bergelut di instagram. Pemilik brand dapat mengetahui seberapa efektifnya

penggunaan fitur instagram stories terhadap pembentukan brand awareness dan

minat beli, sehingga hal tersebut dapat dijadikan pertimbangan sebagai salah satu

Page 22: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

6

cara dalam membentuk brand awareness dan minat beli pada konsumen terhadap

produk yang ditawarkan.

E. Tinjauan Pustaka

1. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang telah diambil oleh peneliti memiliki judul

yang bersinggungan dengan judul dalam penelitian ini, tentunya hal tersebut dipilih

oleh peneliti sebagai acuan serta perbandingan untuk mempermudah peneliti dalam

menyusun penelitian ini. Berikut beberapa hasil penelitian terdahulu yang telah

dipilih oleh peneliti:

a. Penelitian dengan judul “Pengaruh Pemasaran Melalui Media Sosial Terhadap

Kesadaran Konsumen Pada Produk Internasional (Studi pada Pengguna Produk

Uniqlo di Indonesia)” oleh Daniel, Zainul, dan M. Kholid (2015). Penelitian

tersebut bertujuan untuk menganalisa terkait pengaruh variabel brand

exposure, customer engagement, dan electronic word of mouth dalam

penggunaan media sosial Facebook dan Twitter terhadap kesadaran konsumen

pada produk Uniqlo. Penelitian tersebut menggunakan pendekatan kuantitatif

dengan metode survei, di mana data didapatkan dari responden melalui

penyebaran kuesioner. Penelitian tersebut memperlihatkan bahwa variabel

brand exposure berpengaruh namun tidak signifikan terhadap kesadaran

konsumen. Sementara itu variabel customer engagement dan electronic word

of mouth berpengaruh signifikan terhadap kesadaran konsumen mengenai

produk. Perbedaan pada penelitian tersebut dengan penelitian yang akan

dilakukan yaitu terletak pada fokus permasalahannya, di mana pada penelitan

tersebut meneliti terkait pemasaran melalui media sosial yang meliputi tiga

variabel yaitu brand exposure, customer engagement, dan electronic word of

mouth. Sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan lebih menekankan

penggunaan fitur instagram stories. Penelitian terdahulu tersebut dengan

penelitian yang akan dilakukan sama-sama membahas terkait kesadaran merek

(brand awareness), namun pada penelitian yang akan dilakukan nanti juga

ditambah dengan membahas terkait pembentukan minat beli.

b. Penelitian yang dilakukan oleh Nafisah (2018) dengan judul “Pengaruh

Strategi Promosi Melalui Social Media Terhadap Minat Beli Konsumen (Studi

Kasus pada Produk Pakaian Wanita Aris Grosir di Kabupaten Bantul)”.

Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi promosi

Page 23: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

7

social media terhadap minat beli konsumen produk pakaian wanita pada online

shop Aris Grosir di Kabupaten Bantul. Penelitian tersebut dilakukan dengan

menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam hal pengumpulan data, peneliti

menyebarkan kuesioner kepada responden yang telah memenuhi kriteria dalam

penelitian tersebut. Setelah dilakukan analisis regresi linier, hasil dari

penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara strategi

promosi melalui social media terhadap minat beli konsumen. Perbedaan

penelitian terdahulu tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu

terletak pada fokus permasalahan yang diteliti, di mana penelitian tersebut

hanya memiliki satu variabel terikat yaitu minat beli konsumen saja, sedangkan

penelitian ini memiliki dua variabel terikat yaitu brand awareness dan minat

beli. Selain itu juga pada penelitian yang akan dilakukan, lebih berfokus pada

penggunaan fitur dari instagram yaitu instagram stories.

c. Penelitian dengan judul “Strategi Pemasaran dan Minat Beli (Studi

Korelasional tentang Strategi Pemasaran Brodo Footwear Melalui Instagram

dan Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)” oleh Nugraha Arifin (2015).

Penelitian tersebut bertujuan mengetahui hubungan strategi komunikasi

pemasaran Brodo Footwear di Instagram dan minat beli mahasiswa Universitas

Sumatera Utara (USU). Penelitian tersebut dilakukan dengan menggunakan

pendekatan kuantitatif, dimana data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner

kepada responden. Kemudian hasil dari penelitian tersebut menunjukkan

bahwa terdapat hubungan yang rendah tetapi pasti antara strategi pemasaran

Brodo Footwear dan minat beli mahasiswa di FISIP Universitas Sumatera

Utara. Terdapat perbedaan pada penelitian terdahulu tersebut dengan penelitian

yang akan dilakukan, di mana dalam penelitian tersebut lebih fokus untuk

meneliti terkait dengan strategi pemasaran melalui instagram secara umum,

sedangkan penelitian yang akan dilakukan nanti lebih menekankan pada

penggunaan instagram stories. Kemudian juga, penelitian yang akan dilakukan

nanti tidak hanya meneliti terkait minat beli saja, tetapi juga terkait dengan

brand awareness.

d. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Poppy Riski Anjani (2019) dengan

judul “Pengaruh Efektivitas Konten Media Sosial Instagram @Blpbeauty

Terhadap Tingkat Minat Beli Produk”. Penelitian tersebut bertujuan untuk

mengetahui pengaruh efektivitas konten media sosial instagram @blpbeauty

Page 24: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

8

terhadap tingkat minat beli produk. Penelitian tersebut dilakukan dengan

menggunakan metode pendekatan kuantitatif, di mana data dalam penelitian

tersebut diperoleh melalui kuesioner online kemudian dianalisis menggunakan

regresi linier sederhana. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh efektivitas konten media sosial instagram @blpbeauty

terhadap tingkat minat beli produk. Perbedaan penelitian tersebut dengan

penelitian yang akan dilakukan yaitu, pada penelitian tersebut fokus pada

konten instagram secara umum, sedangkan penelitian yang akan dilakukan

lebih menekankan pada penggunaan dari fitur instagram stories. Kemudian

pada penelitian terdahulu tersebut lebih menekankan pada tingkat minat beli,

sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan berfokus pada pembentukan

brand awareness dan minat beli.

e. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Fandi Septiawan (2016) dengan

judul “Hubungan Antara Efektifitas Media Sosial Instagram Dengan Minat

Beli Sepatu Sneaker (Survei Pada Mahasiswa FISIP Pengguna Media Sosial

Instagram di Follower Account Official BEM FISIP Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa)”. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

hubungan antara efektifitas media sosial instagram dengan minat beli sepatu

sneaker. Dalam penelitian tersebut peneliti menggunakan pendekatan

kuantitaif dengan metode survei, dimana data diperoleh dari kuesioner yang

telah disebarkan kepada responden. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan

bahwa hubungan antara variabel efektifitas media sosial instagram dengan

minat beli cukup kuat. Perbedaan yang terdapat dalam penelitian tersebut

dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu pada fokus permasalahan, di mana

penelitian tersebut lebih menekankan pada minat beli saja, sedangkan

penelitian yang akan dilakukan nanti juga akan membahas terkait brand

awareness.

Page 25: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

9

2. Kerangka Teori

a. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Bauran pemasaran merupakan salah satu hal yang berperan penting dalam

melakukan pemasaran sebuah produk atau jasa, di mana hal tersebut dapat

memberikan informasi terkait produk atau jasa yang ditawarkan kepada target

sasaran. Kotler (dalam Nafisah, 2018: 16) menyatakan bahwa bauran

pemasaran merupakan seperangkat alat pemasaran yang dapat digunakan oleh

perusahaan untuk terus mencapai tujuan pemasarannya kepada pasar

sasarannya.

Menurut Morissan (2010: 5) pemasaran memfasilitasi proses pertukaran

dan pengembangan hubungan dengan konsumen melalui pengamatan secara

cermat mengenai kebutuhan dan keinginan konsumen, yang nantinya

dilanjutkan dengan mengembangkan sebuah produk (product) yang berpotensi

dapat memuaskan kebutuhan konsumen. Kemudian memberikan harga (price)

tertentu untuk produk yang ditawarkan, serta mendistribusikannya agar

tersedia di tempat-tempat (place) yang sekiranya menjadi pasar bagi produk

tersebut. Untuk itu perlu dilakukan suatu program promosi (promotion) atau

komunikasi yang bertujuan untuk menciptakan kesadaran dan ketertarikan

konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Proses tersebut merupakan

konsep dari bauran pemasaran atau marketing mix yang terdiri atas empat

elemen, yaitu product, price, place (distribution) dan promotion, yang

disingkat dengan ‘empat P’.

Adapun pengertian dari tiap-tiap elemen bauran pemasaran tersebut

menurut Kotler dan Keller (dalam Nafisah, 2018: 17), adalah sebagai berikut:

1) Product (Produk)

Sesuatu yang dapat ditawarkan kepada publik dengan tujuan untuk

mendapatkan perhatian, sehingga diharapkan produk tersebut mau dibeli

oleh konsumen dan menjadi pemenuhan kebutuhan atau keinginan dari

konsumen.

2) Price (Harga)

Nilai tertentu yang ditukarkan oleh konsumen untuk dapat memiliki atau

menggunakan produk maupun jasa yang ditawarkan. Nilai tersebut telah

ditetapkan oleh penjual dan pembeli melalui aktivitas tawar-menawar, atau

Page 26: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

10

juga dapat ditetapkan oleh sang penjual untuk satu harga yang sama

kepada semua konsumen.

3) Place (Tempat)

Tempat disalurkannya produk yang tawarkan oleh sebuah perusahaan

guna mencapai target sasaran serta berpotensi untuk mendatangkan

keuntungan.

4) Promotion (Promosi)

Promosi merupakan aktivitas berupa penyampaian manfaat produk serta

membujuk pelanggan untuk membeli produk tersebut. Seperti yang

diketahui, dewasa ini aktivitas promosi tidak sebatas secara offline saja,

melainkan juga dapat dilakukan secara online. Aktivitas promosi secara

online dilakukan melalui pemanfaatan internet dan teknologi digital

sehingga dapat menghubungkan antara penjual dengan pelanggan/

konsumen, dan merupakan salah satu bentuk dari promosi tersebut yaitu

internet marketing/ online marketing.

a) Internet Marketing/ Online Marketing

Internet marketing yang merupakan salah satu bentuk

pengaplikasian dari adanya internet dan teknologi digital, digunakan

oleh berbagai perusahaan atau brand untuk mencapai tujuan dari

pemasaran. Miranda (2017: 6) menyebutkan bahwa internet

marketing mencakup beberapa aspek seperti perencanaan, penetapan

harga, promosi dan distribusi. Selain itu, dalam melakukan internet

marketing juga perlu adanya penguasaan mengenai penggabungan

aspek-aspek teknik dan kreatifitas di internet, termasuk mengenai

desain, pengembangan, periklanan, hingga penjualan sebuah produk

(Miranda, 2017: 6). Dengan demikian, internet marketing merupakan

sebuah aktivitas berupa pemanfaatan internet sebagai sarana untuk

mempromosikan atau mengkomunikasikan sebuah produk kepada

konsumen ataupun calon konsumen sehingga dapat tercapai tujuan

dari pemasaran yang diinginkan.

Seorang pemasar atau sebuah perusahaan harus memiliki

kemampuan untuk menggunakan berbagai upaya pendekatan melalui

teknik-teknik pemasaran termasuk secara online agar dapat membuat

orang lain (calon pembeli) mengetahui produk-produk yang

Page 27: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

11

ditawarkan. Setiap para pelaku bisnis yang menggunakan internet

sebagai sarana dalam memasarkan produknya, perlu untuk memahami

dan mendalami karakteristik dari internet sendiri. Dengan adanya

internet tentunya akan membantu sebuah perusahaan dalam

memasarkan produk yang ditawarkan, karena internet memungkinkan

aktivitas pemasaran yang dilakukan dapat menjadi lebih efektif dan

efisien, serta biaya yang dikeluarkan pun jauh lebih sedikit.

Di sisi lain, Internet marketing juga dapat digunakan oleh sebuah

perusahaan atau brand untuk menciptakan serta menjaga hubungan

jangka panjang dengan konsumen melalui aktivitas online seperti

pemanfaatan fitur-fitur media sosial yang merupakan produk dari

internet untuk berinteraksi dengan para konsumen, salah satunya yaitu

dengan memanfaatkan fitur instagram stories pada media sosial

instagram.

b) Penggunaan Instagram Stories

Kamus Besar Bahasa Indonesia (https://kbbi.web.id/guna, 8 April

2020) menyebutkan bahwa “penggunaan” mengandung arti yaitu

proses, cara, perbuatan menggunakan sesuatu; pemakaian. Sedangkan

instagram stories merupakan salah satu fitur yang disediakan oleh

instagram untuk mendukung penggunanya dalam mengekspresikan

atau membagikan sesuatu berupa foto maupun video yang

ditayangkan dan dilihat oleh followers-nya kemudian akan berakhir

dalam waktu 24 jam.

Jika dikaitkan dengan masalah dalam penelitian ini, maka

penggunaan disini berarti menggunakan sesuatu yang berguna dan

dalam hal ini berarti menggunakan salah satu fitur media sosial

instagram yaitu instagram stories sebagai media dalam

menyampaikan informasi serta mempromosikan sebuah produk

kepada publik. Selain itu juga, di era saat ini instagram stories banyak

dimanfaatkan oleh para pelaku pemasaran untuk menjalin hubungan

dengan para pelanggan, dan mencoba untuk mempertahankan

hubungan tersebut selama mungkin. Hal tersebut merupakan suatu

bentuk dari relationship marketing, yaitu sebuah upaya yang

dilakukan agar dapat menciptakan atau mendorong terjadinya

Page 28: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

12

hubungan yang berkelanjutan dengan para konsumen maupun pihak-

pihak lain untuk keuntungan bersama, dan diharapkan mampu

melahirkan konsumen yang loyal (Leonard dalam Morissan, 2010: 4).

Kemudian dengan adanya relationship marketing tersebut,

diharapkan dapat menciptakan online engagement secara

berkelanjutan antara owner dengan konsumen/ followers di

instagram.

Dari penggunaan instagram stories sebagai sarana untuk

menyampaikan atau memperkenalkan produk serta berinteraksi

kepada konsumen/ followers melalui relationship marketing,

diharapkan dapat memberikan hasil berupa kesadaran maupun minat

beli terhadap sebuah merek, yang dalam hal ini yaitu kesadaran merek

serta minat beli pada akun @male.id di kalangan mahasiswa

Universitas Islam Indonesia.

b. Brand Awareness

Penting bagi sebuah perusahaan untuk dapat memberikan informasi atas

sebuah produk kepada khalayak, sehingga dapat menimbulkan pemahaman

atas produk tersebut yang nantinya dapat membentuk brand awareness pada

konsumen. Pranata dan Pramudana (2018: 5234) menyatakan bahwa

pengetahuan dan pemahaman yang didapatkan oleh konsumen atas produk

suatu perusahaan nantinya mampu membentuk suatu kesadaran merek atau

brand awareness pada konsumen tersebut. Kesadaran merek (brand

awareness) menurut Kertamukti (2015: 95) adalah kemampuan seorang calon

pembeli untuk dapat mengenali atau mengingat kembali terhadap suatu merek

yang merupakan bagian dari kategori produk tertentu. Sementara itu, brand

awareness menurut Keller (dalam Fauzi, 2016: 5) adalah bagaimana kekuatan

dari sebuah brand berada di dalam ingatan seseorang, apakah seseorang

tersebut dengan mudah untuk mengingat sebuah brand atau justru sebaliknya.

Dengan demikian, brand awareness adalah daya ingat yang dimiliki oleh

konsumen maupun calon konsumen terhadap suatu brand. Brand awareness

tentunya penting bagi sebuah merek karena berkaitan dengan kekuatan sebuah

merek tersebut bisa berada di dalam benak konsumen yang dapat diukur

melalui kemampuan konsumen tersebut dalam mengidentifikasi sebuah merek

dengan berbagai kondisi.

Page 29: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

13

Terdapat empat tingkatan brand awareness yang dikemukakan oleh Kotler

(dalam Fauzi, 2016: 6). Keempat tingkatan tersebut yaitu:

1) Unaware Of Brand

Unaware of brand atau tidak menyadari merek merupakan tingkatan

paling pertama atau yang paling rendah dalam tingkatan kesadaran merek.

Pada tingkatan ini konsumen sama sekali tidak mengenali atau menyadari

akan adanya suatu merek. Tingkatan ini terjadi apabila seorang konsumen

menjawab tidak mengenal sama sekali atau menjawab tidak tahu ketika

ditunjukkan sesuatu terkait dengan sebuah produk tertentu.

2) Brand Recognition

Brand recognition atau pengenalan merek merupakan tingkatan yang

terjadi apabila seorang konsumen menyadari akan merek tertentu dengan

diberikan bantuan terlebih dahulu berupa ciri-ciri dari sebuah produk

seperti nama maupun tampilan visual produk yang digunakan.

3) Brand Recall

Brand recall atau pengingatan kembali terhadap merek merupakan suatu

tingkatan yang terjadi apabila konsumen dapat menyebutkan sebuah

merek sebagai suatu kategori produk tertentu atau dapat juga dikatakan

sebagai pengingatan kembali terhadap merek tanpa diberikan bantuan

apapun karena hal ini berbeda dengan tugas pengenalan. Biasanya hal ini

dilakukan dengan meminta konsumen untuk menyebutkan merek tertentu

dalam suatu kategori produk tertentu tanpa bantuan, dan apabila suatu

merek telah berada pada tingkatan ini, berarti konsumen telah memiliki

ingatan mengenai merek tersebut.

4) Top Of Mind

Top of mind atau puncak pikiran adalah tingkatan dimana sebuah brand

menjadi yang pertama kali disebut atau diingat oleh seorang konsumen

ketika konsumen tersebut ditanya mengenai suatu kategori produk, dan

tentunya kategori suatu produk tersebut dapat disebutkan pertama kali atau

diingat kembali secara spontan tanpa bantuan.

Page 30: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

14

c. Perilaku Konsumen

Setiap perusahaan atau para pelaku bisnis harus mampu memahami

perilaku konsumennya, karena apabila perusahaan atau para pelaku bisnis tidak

mampu memahami tentang motivasi, kebutuhan, dan kesukaan/preferensi

konsumen, maka hal tersebut akan membuat pemasaran yang dilakukan akan

berpotensi untuk mengalami kegagalan (Morissan, 2010: 83). Engel,

Blackwell, dan Miniard (dalam Nafisah, 2018: 25) menyatakan bahwa perilaku

konsumen merupakan perbuatan yang dilakukan secara langsung oleh

konsumen untuk memperoleh, mengkonsumsi, serta menghabiskan produk

maupun jasa, termasuk juga proses keputusan yang mengawali tindakan

tersebut.

Menurut Morissan (2010: 84) perilaku konsumen dapat didefinisikan

sebagai proses atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam mencari,

memilih, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan membuang produk atau

jasa untuk memenuhi kebutuhan maupun keinginan mereka. Hal yang hampir

serupa juga diungkapkan oleh Schiffman dan Kanuk (dalam Nafisah, 2018: 26)

bahwa perilaku konsumen adalah perilaku yang ditunjukkan oleh konsumen

dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan

produk, yang kemudian diharapkan dapat memuaskan kebutuhan hidupnya.

Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2009: 166) perilaku konsumen adalah

studi mengenai bagaimana individu, kelompok, dan organisasi dalam memilih,

membeli, menggunakan produk atau jasa, serta bagaimana produk, jasa, ide

atau pengalaman tersebut agar dapat memuaskan kebutuhan maupun keinginan

mereka.

Page 31: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

15

Dalam memahami perilaku konsumen, Kotler dan Armstrong (dalam

Nafisah, 2018: 26) mengemukakan model perilaku konsumen yang dapat

digunakan sebagai acuan yang dapat ditujukan pada gambar berikut:

Sumber: Kotler dan Armstrong dalam Nafisah, 2018: 27

Gambar 1.3

Model Perilaku Konsumen

Berdasarkan gambar di atas memperlihatkan bahwa rangsangan dari luar

akan masuk ke dalam “kotak hitam” pembeli yang kemudian akan

menghasilkan respons tertentu pada konsumen atau pembeli. Rangsangan dari

luar tersebut ada dua yaitu rangsangan pemasaran dan rangsangan lainnya.

Rangsangan pemasaran terdiri atas empat unsur yaitu produk (product), harga

(price), saluran pemasaran (place), dan promosi (promotion). Sedangkan

rangsangan lainnya yaitu ekonomi, teknologi, politik, dan budaya. Perlu

dipahami bahwa apa yang terjadi di dalam “kotak hitam” pembeli yang

merupakan penghubung antara rangsangan dan respons (Nafisah, 2018: 27).

“Kotak hitam” pembeli terdiri atas dua komponen, yang pertama adalah

ciri-ciri pembeli yang meliputi budaya, sosial, pribadi, dan psikologi yang

mempunyai pengaruh utama bagaimana seorang pembeli bereaksi terhadap

rangsangan yang diterima. Kemudian komponen kedua yaitu proses keputusan

pembeli yang meliputi pemahaman masalah, pencarian informasi, pemilihan

Page 32: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

16

alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian, selanjutnya

proses tersebut nantinya dapat mempengaruhi hasil keputusan.

Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan

dan nantinya akan menentukan respons dari konsumen, yaitu konsumen itu

sendiri dan pengaruh lingkungan. Faktor konsumen itu sendiri terdiri atas dua

unsur yang mampu mempengaruhi dalam hal pengambilan keputusan, pertama

yaitu pikiran konsumen yang terdiri atas kebutuhan atau motivasi, persepsi,

sikap. Kemudian kedua yaitu karakteristik konsumen yang mencakup

demografi, gaya hidup, dan kepribadian konsumen. Kemudian faktor yang

kedua yaitu faktor pengaruh lingkungan yang meliputi nilai budaya, pengaruh

sub dan lintas budaya, kelas sosial, face to face group, dan situasi lain yang

menentukan (Nafisah, 2018: 28).

1) Minat Beli

Bagi sebuah perusahaan tentunya sangat penting untuk melakukan

penanaman atau penciptaan suatu ingatan tentang sebuah produk atau

merek dalam benak konsumen, karena hal ini nantinya dapat

meningkatkan upaya minat beli dari konsumen terhadap produk yang

ditawarkan. Schiffman dan Kanuk (dalam Nafisah, 2018: 31)

menyebutkan bahwa persepsi individu terkait produk dari sebuah

perusahaan nantinya akan berpengaruh terhadap minat beli yang muncul

dalam diri individu tersebut.

Kotler dan Keller (dalam Nafisah, 2018: 30) menyebutkan minat beli

merupakan sebuah perilaku konsumen yang menunjukkan bahwa

konsumen memiliki keinginan untuk membeli atau memilih suatu produk.

Keinginan tersebut didasarkan pada pengalaman dalam memilih,

menggunakan (mengkonsumsi) atau bahkan menginginkan suatu produk.

Kebanyakan orang, pada perilaku pembelian terhadap sebuah produk

terkadang dipengaruhi oleh berbagai rangsangan termasuk dari luar diri

individu, baik itu berupa rangsangan pemasaran maupun rangsangan dari

lingkungan.

Minat beli konsumen terhadap sebuah produk juga tidak terlepas dari

keputusan pembelian konsumen, karena minat merupakan salah satu

proses dari pengambilan keputusan yang dilakukan oleh konsumen.

Page 33: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

17

Terdapat dua faktor antara minat beli dan keputusan pembelian konsumen

terhadap suatu produk (Kotler dalam Nafisah, 2018: 29), yaitu:

a) Sikap Orang Lain

Sikap orang lain dapat mengurangi minat seseorang terhadap produk

yang disukai, dimana hal tersebut bergantung pada dua hal, yaitu

intensitas sikap negatif orang lain terhadap suatu produk dan motivasi

seseorang untuk menuruti keinginan orang lain. Semakin sering sikap

negatif yang diberikan oleh orang lain terhadap suatu produk dan

semakin tinggi tingkat kedekatan orang tersebut dengan seorang

konsumen, maka akan membuka peluang konsumen untuk mengubah

minat pembeliannya, dan begitu juga sebaliknya.

b) Situasi yang Tidak Terinspirasi

Merupakan situasi yang dapat muncul dan mengubah minat

pembelian. Situasi-situasi tersebut secara tidak langsung dapat

mempengaruhi seseorang dalam minat beli terhadap suatu produk.

Situasi berupa pemberian informasi bersifat positif dan negatif yang

diterima oleh seseorang secara bersamaan dan dalam keadaan yang

tiba-tiba mampu mengubah minat pembelian orang tersebut.

Menurut Ferdinand (dalam Nafisah, 2018: 31), minat beli seseorang

dapat diidentifikasi melalui beberapa indikator di antaranya yaitu minat

transaksional yang merupakan kecenderungan seorang konsumen untuk

membeli produk. Kemudian minat referensial merupakan kecenderungan

seseorang untuk mereferensikan sebuah produk kepada orang terdekat

maupun orang lain. Selanjutnya minat preferensial adalah minat yang

menggambarkan perilaku seseorang untuk menjadikan sebuah produk

sebagai preferensi utama. Terakhir yaitu minat eksploratif yang

merupakan minat yang menggambarkan perilaku seseorang untuk selalu

mencari informasi terkait produk yang diminatinya kemudian mencari

informasi untuk mendukung hal yang bersifat positif dari produk tersebut.

Proses keputusan pembelian terhadap sebuah produk juga sangat

bergantung pada respons yang diberikan oleh konsumen yang berdasarkan

model AISAS mencakup lima dimensi, yaitu Attention (Perhatian),

Interest (Ketertarikan), Search (Pencarian), Action (Aksi), dan Share

(Berbagi). Model AISAS merupakan model perilaku konsumen online

Page 34: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

18

yang diciptakan oleh Dentsu, agen perikalanan di Jepang pada tahun 2005

(Sugiyama dan Andree dalam Karunia, 2017: 28). Model AISAS ini

mengemukakan bahwa telah terjadi perubahan yang signifikan pada pola

perilaku konsumen yang sebelumnya dijelaskan oleh model AIDMA

(Attention, Interest, Desire, Memory, and Action) (Karunia, 2017: 28).

Perubahan pola perilaku konsumen yang terjadi, tentunya dikarenakan

semakin pesatnya perkembangan teknologi digital dan internet sehingga

mampu menciptakan era berbasis online.

Melalui model AISAS, setiap perusahaan dapat melihat konsumen

sebagai orang yang aktif, yang dapat melakukan pencarian informasi

(search) akan sebuah produk kemudian membagikan (share) informasi

yang didapat berupa pengalaman baik atau buruk terhadap suatu produk

kepada orang lain, sehingga orang lain dapat mengetahui kualitas hingga

manfaat dari sebuah produk. Kemudian dari aktivitas membagikan

informasi terhadap sebuah produk nantinya akan menciptakan yang

namanya word of mouth baik di dunia nyata maupun online. Dalam prinsip

word of mouth (WOM) disebutkan bahwa sumber informasi yang berasal

dari orang-orang terdekat atau bersifat personal dan dikenal, seperti teman,

rekan kerja, hingga kolega memiliki kecenderungan untuk diterima secara

positif dibandingkan bersumber dari orang yang tidak dikenal (Karunia,

2017: 29). Sugiyama dan Andree (dalam Oktavia, 2019: 54) menjelaskan

model AISAS adalah sebagai berikut:

Gambar a.1

Sumber: Sugiyama dan Lee dalam Oktavia, 2019: 54

Gambar 1.4

AISAS Model

Page 35: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

19

a) Attention

Sebuah brand harus memiliki kemampuan untuk bisa membuat

brand-nya mendapatkan perhatian dari konsumen maupun calon

konsumen. Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan menyampaikan

pesan atau iklan mengenai produk yang ditawarkan, kemudian pesan

tersebut harus mampu menarik perhatian target sasarannya, maka dari

itu pesan-pesan atau iklan memerlukan bantuan lain yang dapat

memaksimalkan penyampaian pesan atau periklanan tersebut, seperti

media yang digunakan, penggunaan tata letak, huruf, warna dan

sebagainya. Hal yang paling penting adalah bahwa perhatian dari

target sasarannya tersebut atau calon konsumen harus bisa didapatkan.

b) Interest

Setelah konsumen atau calon konsumen menaruh perhatian terhadap

pesan atau iklan yang disampaikan, hal yang perlu diperhatikan

selanjutnya adalah apakah konsumen memiliki minat dan

keingintahuan lebih. Untuk itu konsumen harus dirangsang agar mau

memperhatikan pesan-pesan yang disampaikan sehingga akan

memicu ketertarikan terhadap sebuah produk yang kemudian akan

membuat konsumen ingin mencari tahu lebih dalam tentang produk

tersebut.

c) Search

Pesan-pesan yang mempunyai daya tarik akan membuat konsumen

maupun calon pembeli ingin mengetahui lebih jauh tentang sebuah

produk. Untuk itu search merupakan sebuah keuntungan bagi

konsumen, karena dengan adanya mesin pencari, maka konsumen

maupun calon pembeli dapat mencari informasi lebih dalam mengenai

sebuah produk melalui mesin pencari. Kemudian dari informasi yang

didapatkan tersebutlah yang nantinya akan membantu konsumen

untuk mengambil keputusan.

d) Action

Action merupakan tindakan yang dilakukan oleh konsumen setelah

mendapatkan informasi yang cukup mengenai produk yang

ditawarkan. Pada tahap ini pengalaman antara konsumen dengan

perusahaan tercipta. Tahapan-tahapan mulai dari interaksi langsung

Page 36: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

20

antara konsumen dengan pihak perusahaan (customer service),

kemudian melakukan transaksi, delivery, konsumsi/ menggunakan

produk yang telah dibeli, hingga after sales service merupakan satu

kesatuan pengalaman yang benar-benar harus dipertahankan dan

dijaga agar sesuai atau bahkan mampu melebihi apa yang

dibayangkan oleh konsumen.

e) Share

Share merupakan hasil setelah konsumen melakukan pembelian dan

merasa puas terhadap semua pengalaman interaksi yang dilakukan.

Kemudian akan mendorong konsumen untuk membagikan

pengalamannya kepada orang lain baik di dunia nyata maupun secara

online. Sehingga pengalaman baik atau buruk terhadap sebuah produk

akan mudah tersebar ke banyak orang.

Page 37: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

21

d. Kerangka Berpikir

Gambar 1.5

Kerangka Berpikir

Bauran Pemasaran

Internet Marketing

Penggunaan

Instagram Stories

(X)

Brand Awareness

(Y1) Perilaku Konsumen

Minat Beli (Y2)

Penggunaan Instagram Stories efektif terhadap pembentukan

brand awareness dan minat beli

Page 38: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

22

F. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban yang masih bersifat sementara atas rumusan masalah

yang dipaparkan dalam penelitian. Jawaban tersebut dikatakan sementara, karena masih

berdasarkan pada teori yang relevan dengan penelitian, belum berdasarkan pada fakta-

fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Dengan demikian, hipotesis

juga dapat disebut sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum

jawaban yang empirik (Sugiyono, 2016: 64). Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis

dalam penelitian ini adalah:

1. Terdapat efektivitas yang signifikan antara penggunaan instagram stories pada akun

@male.id dengan pembentukan brand awareness di kalangan mahasiswa

Universitas Islam Indonesia.

2. Terdapat efektivitas yang signifikan antara penggunaan instagram stories pada akun

@male.id dengan minat beli di kalangan mahasiswa Universitas Islam Indonesia.

G. Definisi Konseptual

Definisi konseptual merupakan definisi yang tersimpul dan disusun oleh peneliti

berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan sebelumnya terhadap variabel yang

diteliti. Sehingga dengan adanya definisi konseptual, diharapkan mampu memudahkan

dalam memahami konsep atau teori yang digunakan terkait variabel-variabel yang akan

diteliti dalam penelitian ini. Berikut definisi konseptual berdasarkan variabel-variabel

yang ada dalam penelitian ini:

1. Variabel Independen

Variabel intependen atau bebas merupakan variabel yang menjadi pengaruh

terjadinya perubahan pada variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2016: 39).

Variabel independen dalam penelitian ini adalah penggunaan instagram stories.

Penggunaan instagram stories berarti menggunakan fitur instagram stories sebagai

media dalam menyampaikan informasi atau mempromosikan terkait sebuah produk

kepada khalayak luas, sehingga nantinya mampu mencapai tujuan pemasaran dari

perusahaan tersebut.

Dewasa ini instagram stories tidak hanya digunakan sebagai sarana untuk

mempromosikan sebuah produk, melainkan juga untuk membangun serta

mempertahankan hubungan dengan para konsumen maupun calon konsumen, yang

nantinya diharapkan mampu memberikan hasil berupa kesadaran maupun minat

beli terhadap sebuah merek atau produk.

Page 39: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

23

2. Variabel Dependen

Variabel dependen atau terikat merupakan variabel yang mendapat pengaruh

atau yang menjadi akibat dari adanya variabel bebas (Sugiyono, 2016: 39). Variabel

terikat dalam penelitian ini yaitu:

a. Brand Awareness (Kesadaran Merek)

Brand awareness adalah daya ingat yang dimiliki oleh konsumen maupun

calon konsumen terhadap suatu brand. Brand awareness juga penting bagi

sebuah merek karena berkaitan dengan kekuatan sebuah merek tersebut untuk

bisa berada di dalam benak konsumen maupun calon konsumen yang dapat

diukur melalui kemampuan konsumen tersebut dalam mengidentifikasi sebuah

merek dengan berbagai kondisi yang dihadapi.

b. Minat Beli

Minat beli merupakan salah satu perilaku konsumen yang disebabkan oleh

adanya rangsangan internal atau maupun rangsangan dari luar diri seseorang.

Kemudian rangsangan tersebut membuat seorang konsumen termotivasi untuk

memiliki keinginan dalam membeli atau memilih sebuah produk.

H. Definisi Operasional

Definisi operasional disusun sebagai upaya dalam menerjemahkan konsep-konsep

dari variabel yang diteliti berdasarkan indikator-indikator yang telah dikemukakan,

sehingga konsep variabel tersebut memiliki batasan dan dapat diukur berdasarkan

instrumen yang digunakan. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Variabel Independen (X)

Variabel independen dalam penelitian ini adalah penggunaan instagram stories

dengan pendefinisian operasional sebagai berikut:

a. Penyampaian Informasi

Tolak ukur: Persepsi responden terhadap penyampaian informasi yang

dilakukan oleh Male.id melalui instagram stories.

b. Membangun Hubungan

Tolak ukur: Persepsi responden terhadap penggunaan instagram stories yang

dilakukan oleh Male.id sebagai media untuk berinteraksi dengan followers.

Page 40: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

24

c. Mempertahankan Hubungan

Tolak ukur: Persepsi responden terhadap penggunaan instagram stories yang

dilakukan oleh Male.id sebagai media untuk menjalin hubungan yang

berkelanjutan dengan followers.

2. Variabel Dependen (Y)

Pada penelitian ini, yang merupakan variabel dependen adalah brand

awareness (Y1) dan minat beli (Y2). Pendefinisian operasional untuk variabel

dependen yang pertama, yaitu brand awareness mengacu pada tingkatan dari brand

awareness itu sendiri (Kotler dalam Fauzi, 2016: 6), sebagai berikut:

a. Unaware of Brand

Tolak ukur: Responden tidak mengetahui merek Male.id.

b. Brand Recognition

Tolak ukur: Responden mengenali merek Male.id dari nama dan tampilan

visual produk.

c. Brand Recall

Tolak ukur: Responden mengingat merek Male.id yang merupakan produk

fashion pria.

d. Top of Mind

Tolak ukur: Merek Male.id sudah melekat di benak responden.

Selanjutnya yang menjadi variabel dependen kedua dalam penelitian ini adalah

minat beli. Pendefinisian operasional untuk variabel minat beli memiliki indikator

yang mengacu pada model AISAS (Sugiyama dan Andree dalam Oktavia, 2019:

54), yaitu sebagai berikut:

a. Attention

Tolak ukur: Responden menaruh perhatian pada pesan atau iklan produk yang

ditawarkan melalui instagram stories.

b. Interest

Tolak ukur: Responden memiliki minat/ keingintahuan/ ketertarikan yang lebih

terhadap produk yang ditawarkan.

c. Search

Tolak ukur: Responden mencari tahu lebih lanjut mengenai produk yang

ditawarkan melalui media sosial dan internet.

d. Action

Tolak ukur: Responden melakukan tindakan terhadap produk yang ditawarkan.

Page 41: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

25

e. Share

Tolak ukur: Responden membagikan pengalaman mengenai produk yang

dibeli kepada publik.

I. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan menggunakan pendekatan

kuantitatif. Menurut Kerlinger dalam (Veronika, 2016: 36) penelitian survei adalah

penelitian yang dilakukan pada populasi tertentu, namun data yang dipelajari berasal

dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga dapat ditemukan kejadian-

kejadian relatif, distributif, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis

maupun psikologis. Metode penelitian survei digunakan untuk memperoleh

informasi atau data dari responden, di mana infromasi atau data tersebut

dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner.

2. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini menjadikan Male.id sebagai objek penelitian. Kemudian peneliti

melakukan penyebaran kuesioner secara daring melalui google form kepada

responden yang telah dijadikan sampel. Waktu penyebaran kuesioner dilakukan dari

bulan September hingga Oktober 2020.

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan wilayah yang telah ditetapkan oleh peneliti, di

dalamnya terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas maupun

karakteristik tertentu, kemudian dipelajari untuk nantinya dapat ditarik suatu

kesimpulan (Sugiyono, 2016: 80). Populasi penelitian dapat dikatakan sebagai

keseluruhan dari objek yang akan diteliti, dimana objek-objek tersebut dapat

berupa manusia, hewan, nilai, peristiwa, dan sebagainya, sehingga objek-objek

tersebut dapat menjadi sumber data untuk penelitian (Burhan Bungin dalam

Septiawan, 2016: 36).

Melalui akun instagram Male.id, dapat diketahui bahwa Male.id memiliki

total followers berjumlah 624 ribu (20 Maret 2021). Jadi populasi penelitian ini

sejumlah 624 ribu orang.

b. Sampel

Sampel merupakan perwakilan dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tertentu (Sugiyono, 2016: 81). Penelitian ini mengambil sampel

Page 42: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

26

dengan jumlah 100 responden yang merupakan mahasiswa Universitas Islam

Indonesia dan mengikuti akun instagram @male.id. Pengambilan sampel

sejumlah 100 responden ditetapkan oleh peneliti melalui pengoperasian rumus

slovin sebagai berikut:

𝑛 = 𝑁

1 + 𝑁. 𝑒2

𝑛 = 624.000

1 + 624.000. 10%2

𝑛 = 624.000

1 + 6.240

𝑛 = 624.000

6.241

𝑛 = 99,98

Keterangan:

𝑛 = Jumlah Sampel

𝑁 = Jumlah Populasi

𝑒 = Margin of Error sebesar 10%

Berdasarkan pengoperasian rumus tersebut, diperoleh jumlah sampel

sebanyak 100 responden melalui pembulatan angka 99,98. Penentuan sampel

berjumlah 100 responden juga dikarenakan sampel minimum untuk penelitian

survei adalah sebanyak 100 responden (Veronika, 2016: 41). Hal ini juga

didukung oleh pernyataan Hair, dkk (dalam Aditi dan Hermansyur, 2018: 66)

bahwa untuk memberikan hasil yang lebih baik adalah dengan menggunakan

sampel minimal sebanyak 100 responden. Sehingga jumlah sampel 100

responden dirasa cukup untuk mewakili populasi pada penelitian ini.

Kemudian untuk mengambil 100 responden sebagai sampel pada penelitian

ini, peneliti menggunakan teknik non probability sampling. Menurut Sugiyono

(2016: 84) nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang

tidak dipilih secara acak, artinya pengambilan tersebut tidak memberi peluang

yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dijadikan sampel. Peneliti

menggunakan salah satu teknik pengambilan sampel nonprobability sampling

berupa snowball sampling. Menurut Sugiyono (2016: 85) Snowball sampling

adalah teknik penentuan sampel dengan jumlah yang awalnya sedikit, kemudian

menjadi banyak. Ibarat bola salju yang menggelinding kemudian lama-lama

menjadi besar. Dalam penentuan sampel, awalnya dipilih beberapa orang,

Page 43: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

27

namun beberapa orang tersebut dianggap belum mampu memberikan data secara

lengkap dan jumlah sampel juga belum terpenuhi, maka peneliti akan mencari

orang lain lagi yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang

diberikan oleh beberapa orang sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah

sampel akan semakin banyak dan mencapai jumlah yang diinginkan (Sugiyono,

2016: 85).

Merujuk pada hal tersebut, maka dalam penelitian ini peneliti akan mencari

beberapa orang yang diketahui oleh peneliti bahwa orang-orang tersebut

mengikuti/ follow akun @male.id. Kemudian dari orang tersebut, digali

informasi siapa teman atau teman-temannya yang juga mengikuti/ follow akun

@male.id. Begitu seterusnya hingga sampel dirasa cukup untuk mencapai

jumlah yang diinginkan yaitu sebanyak 100 responden.

4. Jenis Data

Data dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer

yaitu berupa informasi atau data yang diperoleh dari responden secara langsung

melalui kuesioner. Kemudian peneliti juga menggunakan data sekunder untuk

mendukung hasil penelitian yang diambil dari sumber-sumber informasi yang sudah

ada sebelumnya yakni data melalui website dan kanal youtube.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan salah satu teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2016: 142). Penelitian ini

menggunakan kuesioner berbentuk skala likert sebagai instrumen pengukuran yang

digunakan untuk mengukur efektivitas antara penggunaan instagram stories dengan

pembentukan brand awareness dan minat beli. Skala likert merupakan skala

pengukuran yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2016: 93).

Adapun penilaian pada skala yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 44: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

28

Tabel 1.1

Bobot Skala Likert

Pernyataan/ Jawaban Skor

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Ragu-ragu/Kadang-kadang/Netral 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Sumber: Sugiyono, 2016: 94

6. Teknik Pengujian Instrumen

a. Uji Validitas

Validitas adalah sejauh mana akurasi suatu tes atau skala dalam

menjalankan fungsi pengukurannya (Azwar, dalam Kurniasih, 2016: 35).

Menurut Sugiyono (2016: 121) instrumen yang valid berarti alat ukur yang

digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

diukur (Sugiyono, 2016: 121). Terdapat dua acuan untuk mengetahui intrumen

tersebut dikatakan valid atau tidak, yaitu dengan membandingkan antara r hitung

dengan r tabel, di mana:

1) Apabila r hitung lebih besar dari r tabel (rh > rt) maka butir instrumen tersebut

dapat dikatakan valid,

2) Jika r hitung lebih kecil dari r tabel (rh < rt) maka instrumen tersebut dikatakan

tidak valid.

b. Uji Reliabilitas

Instrumen dikatakan reliabel apabila digunakan beberapa kali untuk

mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama pula

(Sugiyono, 2016: 121). Pengujian reliabilitas dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui konsistensi dari hasil pengukuran variabel. Pengukuran yang

reliabel akan menunjukkan instrumen yang sudah dipercaya dan dapat

menghasilkan data yang dapat dipercaya pula (Septiawan, 2016: 42). Dasar

untuk mengetahui sebuah instrumen reliabel atau tidak, maka perlu dilihat nilai

Cronbach’s Alpha yang dimiliki, apabila Cronbach’s Alpha > 0,60 s.d. 0,80

maka dianggap reliabel, kemudian apabila dalam kisaran > 0,80 s.d. 1.00 maka

dianggap sangat baik atau sangat reliabel (Veronika, 2016: 44).

Page 45: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

29

7. Analisis Data

Analisis data merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui

sejauh mana variabel independen dapat mempengaruhi variabel dependen.

Kemudian agar data yang dikumpulkan tersebut nantinya dapat memberikan

manfaat maka harus dilakukan pengolahan serta analisis terlebih dahulu sehingga

nantinya peneliti dapat mengambil keputusan atau menyimpulkan dari hasil analisis

yang telah dilakukan. Pada penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan yaitu

menggunakan anlisis kuantitatif, di mana data-data yang didapat dinyatakan dengan

angka-angka. Kemudian perhitungan atau pengolahan dilakukan secara statistik

dengan bantuan program Statistical Package for Social Science atau SPSS.

Statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian ini yaitu statistik

deskriptif. Menurut Sugiyono (2016: 147) statistik deskriptif merupakan suatu

metode analisis data yang didasarkan pada pendeskripsian atau dengan

menggambarkan data yang sudah ada tanpa adanya penarikan kesimpulan yang

berlaku secara keseluruhan.

a. Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linier antara satu

variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) (Septiawan, 2016: 50). Analisis

ini dilakukan dengan tujuan untuk mengatahui arah hubungan antara variabel

bebas dengan variabel terikat tersebut, apakah bersifat positif atau negatif, serta

untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel

independen mengalami kenaikan atau penurunan (Septiawan, 2016: 50).

Analisis regresi linier sederhana dalam penelitian ini digunakan untuk

mengetahui arah hubungan antar variabel atau bagaimana hubungan

penggunaan instagram stories pada akun @male.id terhadap pembentukan

brand awareness dan minat beli di kalangan mahasiswa Universitas Islam

Indonesia. Karena variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel X, Y1, dan

Y2 maka persamaan regresi linier sederhana adalah sebagai berikut:

Page 46: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

30

Persamaan 1:

Persamaan 2:

Keterangan:

Y1 = Variabel brand awareness

Y2 = Variabel minat beli

a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)

b = Angka koefisien regresi variabel X, yaitu menunjukkan angka

peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada

variabel independen. Apabila b (+) maka terjadi kenaikan, dan apabila

b (-) terjadi penurunan.

b. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan pada penelitian ini guna mengetahui baik atau

tidaknya model regresi yang digunakan. Uji asumsi klasik yang digunakan

terdiri atas uji normalitas, uji linearitas, dan uji heteroskedastisitas.

1) Uji Normalitas

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan uji normalitas untuk

mengetahui sebaran data yang diperoleh apakah berdistribusi normal atau

tidak. Sebagai acuan untuk mengatahui hal tersebut, peneliti melihat nilai

signifikansi pada hasil Kolmogorov-Smirnov Test. Apabila nilai

signifikansi > α = 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal, dan

sebaliknya apabila nilai signifikansi < α = 0,05 maka data tersebut tidak

berdistribusi normal (Sugiyono dalam Damyati, 2019: 22).

2) Uji Linearitas

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui antar variabel X dan Y

mempunyai hubungan yang linear atau tidak. Dasar untuk mengetahui hal

tersebut, dapat dilihat melalui nilai signifikansi dari hasil pengujian yang

telah dilakukan, apabila nilai signifikansi yang diperoleh > α = 0,05 maka

kedua variabel tersebut berhubungan secara linear, begitu juga sebalikanya

jika nilai signifikansi yang diperoleh < α = 0.05 maka kedua variabel

tersebut tidak berhubungan secara linear (Damyati, 2019: 22).

Y1 = a + bX

Y2 = a + bX

Page 47: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

31

3) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah ada

ketidaksamaan varian dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan

lainnya di dalam model regresi yang digunakan (Ghozali, 2018: 137).

Model regresi yang baik adalah bersifat homoskedastisitas dan tidak

terjadi heteroskedastisitas. Dasar untuk mengetahui asumsi

heteroskedastisitas terpenuhi yaitu dengan melihat nilai signifikansi yang

dihasilkan, apabila nilai signifikansi < α = 0,05, maka asumsi

heteroskedastisitas terpenuhi, maka model regresi dinyatakan tidak valid.

c. Uji Korelasi

Uji korelasi merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui

hubungan antar dua variabel. Tujuan pengujian ini juga untuk mengukur pola

dan keeratan atau kekuatan hubungan antar variabel yang diteliti (Ghozali,

2018: 95). Sugiyono (dalam Septiawan, 2016: 112) menyatakan bahwa

variabel berkorelasi sangat kuat apabila memiliki nilai di antara 0,80 – 1,000,

berkorelasi kuat apabila berada di antara 0,60 – 0,799, berkorelasi sedang

apabila di antara 0,40 – 0,599, berkorelasi rendah apabila di antara 0,20 –

0,399, dan berkorelasi sangat rendah apabila berada di antara 0,00 – 0,199.

d. Analisis Koefisien Determinasi

Analisis koefisien determinasi (R2 atau R Square) digunakan untuk

mengetahui seberapa besar kemampuan variabel bebas dalam mempengaruhi

atau menjelaskan variasi yang terjadi pada variabel terikat (Al Ijie dan Santoso,

2015: 6).

e. Uji F

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas secara

serentak terhadap variabel terikat (Dimyati, 2019: 23). Selain itu juga, uji F

digunakan untuk menguji apakah model regresi yang dibuat bersifat baik/

signifikan/ layak digunakan atau tidak baik/ non signifikan/ tidak layak

digunakan. Apabila nilai signifikansi yang diperoleh < α = 0.05, maka model

regresi layak digunakan/ signifikan.

f. Uji T

Uji T dilakukan untuk menguji seberapa jauh pengaruh dari variabel

bebasnya secara individual terhadap variabel terikatnya (Ghozali, 2018: 98).

Uji ini dapat dilakukan dengan mambandingkan t hitung dengan t tabel atau

Page 48: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

32

dengan melihat kolom signifikansi pada masing-masing t hitung. Apabila nilai

signifikansi < α = 0.05, maka terdapat pengaruh signifikan antara variabel X

(independen) terhadap variabel Y (dependen), sebaliknya apabila nilai

signifikansi > α = 0.05 maka tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel

X (independen) terhadap variabel Y (dependen).

g. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan guna mengambil keputusan terhadap dugaan atau

asumsi yang telah dibuat sebelumnya, apakah dugaan atau asumsi tersebut

diterima atau ditolak berdasarkan bukti berupa data-data yang telah terkumpul.

Page 49: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

33

BAB II

GAMBARAN UMUM BRAND MALE.ID

Male.id merupakan salah satu brand fashion lokal pria yang di-founder-i oleh Dimas

Mairyan pada tahun 2015. Jika dilihat dari namanya, tentunya Male.id merupakan brand

fashion yang memproduksi produk fashion khusus untuk pria. Dalam berseluncur di dunia

fashion Indonesia, Male.id mengusung konsep “basic club”, di mana produk-produk yang

dibuat dapat dipastikan polos atau serba basic tanpa tambahan desain lainnya atau identik

dengan minimalis (kaskus.co.id, 2019). Walaupun yang dijual hanya produk-produk serba

basic, namun Male.id tetap mementingkan kualitas produk-produknya dan harga yang

ditawarkan cukup terjangkau, karena spirit dari Male.id sendiri yaitu agar mampu dihargai

oleh lebih banyak orang bukan harganya yang lebih tinggi (BRODO, 2020, 4:45).

Sumber: kaskus.co.id, 2020

Gambar 2.1

Logo Male.id

Dalam aktivitasnya, Male.id melakukan penjualan secara online melalui instagramnya

yaitu @male.id kemudian mengarahkan konsumen ke website-nya yaitu heymale.id ketika

akan diadakan yang namanya “open order” terjadwal. Sistem open order terjadwal di

Male.id merupakan adaptasi dari pola yang biasa dilakukan oleh brand-brand perempuan

(BRODO, 2020, 19:15), kemudian diterapkan oleh Male.id kepada konsumennya yang ingin

membeli produk dari Male.id dan hal tersebut hanya dapat dilakukan di waktu tertentu yang

telah ditetapkan. Walaupun sistem open order masih belum lazim diterapkan oleh brand-

brand pria, namun sistem tersebut terbilang cukup berhasil di Male.id. Salah satu faktor yang

membuat sistem open order terjadwal cukup berhasil karena kualitas produk yang

dikeluarkan oleh Male.id sangat dijamin, sehingga hal tersebut membuat tingkat repeat

order cukup tinggi juga (BRODO, 2020, 20:30). Repeat order oleh konsumen juga bermuara

dari kualitas produk atau rasa kepuasan. Male.id menggambarkan produknya kepada

konsumen yaitu “beyond expectation”, artinya jika konsumen ingin membeli produk yang

Page 50: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

34

dikeluarkan oleh Male.id, mereka menaruh ekspektasi yang tidak terlalu tinggi. Kemudian

ketika produk yang dibeli telah sampai ke tangan konsumen, maka konsumen melihat produk

tersebut melebihi apa yang dibayangkan sebelumnya, sehingga hal tersebut juga yang

membuat konsumen menjadi repeat order atau dengan kata lain “ketagihan” (BRODO,

2020, 21.24).

Dalam sekali open order, dapat dibilang Male.id sudah cukup banyak menyediakan

stok produk yang akan dikeluarkan bahkan hingga ribuan, namun masih banyak peminat

yang tidak mendapatkan. Hal tersebut juga karena antusias yang tinggi dari para konsumen,

sehingga satu sama lain seakan-akan harus bersaing untuk mendapatkan produk yang

diinginkan. Ketika akan dilakukan open order, Male.id selalu memberikan informasi melalui

instagram stories maupun feeds instagram terkait kapan dan produk apa yang akan

dikeluarkan.

Male.id memiliki pola interaksi yang diadaptasi dari para influencer, kemudian

diterapkan di Male.id (BRODO, 2020, 26.20). Ketika kebanyakan online shop menggunakan

sebutan admin untuk orang yang berinteraksi dengan followers atau menjalankan akun

instagram mereka, maka berbeda dengan Male.id. Akun instagram Male.id dipegang oleh

owner-nya sendiri yaitu Dimas Mairyan, dan uniknya Ia memiliki panggilan tersendiri dari

followers Male.id, di mana Ia biasa dipanggil dengan sebutan “masdim”. Dalam

aktivitasnya, Male.id tidak hanya memberikan informasi kapan dan produk apa yang akan

dikeluarkan, tetapi juga sangat aktif berinteraksi dengan followers-nya seperti mengajak

“ngobrol” melalui instagram stories terutama ketika menjelang dan sesudah dilakukannya

open order. Interaksi yang dilakukan melalui instagram stories biasanya menampilkan

screenshot-an direct Message (DM) berupa honest review (testimoni) hingga pertanyaan dari

followers yang kemudian ditambahkan teks sebagai balasan untuk DM tersebut. Selain itu,

Male.id juga memanfaatkan fitur question box di instagram stories untuk tanya jawab

seputar Male.id. Sehingga hal tersebut membuat Male.id memiliki engagement cukup baik

dengan followers, di mana Male.id sangat aktif melibatkan konsumen untuk berinteraksi

secara online melalui instagram stories.

Page 51: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

35

Sumber: instagram/male.id, 2020

Gambar 2.2

Interaksi yang dilakukan oleh Male.id

Terdapat hal menarik yang dilakukan oleh Male.id untuk memberikan hal yang

berbeda ketika berinteraksi dengan followers, yaitu dengan menggunakan sebutan-sebutan

tertentu, seperti:

1. Pemain Lama atau Senior

Pemain lama atau senior merupakan sebutan untuk followers Male.id yang sudah sejak

lama mengikuti Male.id, biasanya mereka telah memahami kualitas produk yang

dikeluarkan oleh Male.id.

2. Pendatang Baru atau Junior

Pendatang baru atau junior merupakan sebutan untuk followers Male.id yang baru

mengikuti Male.id.

3. Eksekusi

Eksekusi merupakan sebutan yang digunakan terkait pelaksanaan open order produk

Male.id.

Page 52: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

36

Sejak awal didirikan, Male.id hanya berfokus untuk melakukan penjualan secara

online dan tidak memiliki offline store. Kemudian dalam menarik konsumen untuk mencoba

membeli produk dari Male.id yaitu dengan meningkatkan kekuatan di konten, dan hal

tersebut yang menjadi fokus Male.id dari awal (BRODO, 2020, 22:00). Hal tersebut juga

menjadi salah satu faktor yang membuat Male.id belum membuka offline store, karena

Male.id belum menemukan pola yang sesuai dengan apa yang dilakukan secara online.

Untuk mendongkrak promosi, Male.id juga bekerja sama dengan influencer seperti Arief

Muhammad, sehingga mampu membuat Male.id lebih di kenal oleh banyak orang, dan

banyak dari followers Male.id yang hadir dan mendapatkan informasi mengenai Male.id dari

influencer yang diikuti. Selain itu, Male.id juga menggunakan fitur instagram ads untuk

mengenalkan Male.id ke lebih banyak orang (BRODO, 2020, 26:40).

Dalam perkembangannya, Male.id terus melakukan berbagai inovasi. Hingga saat ini

produk-produk yang ditawarkan oleh Male.id terbilang cukup lengkap mulai dari atasan

hingga bawahan. Bahkan terdapat satu produk “legend” dari Male.id berupa kemeja polos

yang sangat dinanti oleh para peminatnya yaitu MYD series. Walaupun hanya sebuah

kemeja polos, namun produk tersebut sangat ditunggu oleh para peminatnya.

Sumber: instagram/male.id, 2020

Gambar 2.3

MYD Series Male.id

Page 53: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

37

Selain itu untuk menyambut hari raya Idul Fitri, Male.id juga telah beberapa kali

mengeluarkan produk EID Series, bahkan hingga kini series tersebut masih sering

dikeluarkan karena peminat yang juga cukup banyak.

Sumber: instagram/male.id, 2020

Gambar 2.4

EID Series Male.id

Selain kedua produk di atas, selama ini Male.id juga telah mengeluarkan banyak

produk dengan style basic yang tidak melupakan kualitas dan harga yang terbilang cukup

terjangkau. Tentunya kualitas produk dari Male.id yang menjadi pembeda dengan produk

dari merek lain, karena menurut sang owner, persaingan style basic tentunya berada di

kualitas sehingga kualitas dari produk-produk Male.id terus dijaga (BRODO, 2020, 5:00).

Dengan koleksi produk dari atasan hingga bawahan yang cukup lengkap, serta kualitas yang

sangat dijaga, sehingga membuat Male.id mampu memenuhi kebutuhan konsumen terutama

bagi kaum pria yang menyukai style basic.

Page 54: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

38

BAB III

TEMUAN PENELITIAN

Pada penelitian ini, peneliti menyebarkan kuesioner melalui google form guna

memperoleh data dari 100 responden yang telah sesuai dengan kriteria untuk dijadikan

sampel. Data yang telah diperoleh, selanjutnya akan dipaparkan pada bab ini. Data tersebut

akan dijabarkan dalam bentuk tabel yang disertai dengan deskripsi sebagai penjelas. Peneliti

melakukan penjabaran dan pendeskripsian berdasarkan variabel-variabel yang telah

ditentukan. Variabel-variabel yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu variabel penggunaan

instagram stories (X), variabel brand awareness (Y1), dan variabel minat beli (Y2).

A. Identitas Responden

Data terkait identitas responden dalam penelitian ini yaitu berdasarkan jenis

kelamin dari masing-masing responden. Berikut data jenis kelamin responden yang

telah diperoleh melalui kuesioner.

1. Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Data jenis kelamin responden yang diperoleh dari kuesioner dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.1

Data Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

Laki-laki 70 70%

Perempuan 30 30%

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2020

Berdasarkan tabel 3.1 di atas, dapat dilihat bahwa responden yang

berpartisipasi dalam penelitian ini didominasi oleh laki-laki yaitu sebanyak 70

responden (70%). Meskipun Male.id merupakan brand fashion yang menjual

produk pria, namun tidak menutup kemungkinan terdapat followers perempuan

yang sekadar mengikuti akun Male.id atau bahkan membeli produk yang dijual.

Hal ini dibuktikan dengan terdapat responden perempuan yang berpartisipasi

dalam penelitian ini yaitu sebanyak 30 responden (30%).

B. Variabel Penggunaan Instagram Stories (X)

Variabel pertama dalam penelitian ini yaitu terkait penggunaan instagram stories.

Pada variabel ini terdiri dari tiga indikator sebagai tolak ukur yaitu indikator

penyampaian informasi, membangun hubungan, dan mempertahankan hubungan. Dari

Page 55: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

39

ketiga indikator tersebut kemudian dikembangkan menjadi 10 pernyataan. Berikut

temuan yang didapatkan untuk variabel ini.

Tabel 3.2

Persebaran Persentase Responden tentang Penyampaian Informasi Produk

yang Menarik oleh Male.id melalui Instagram Stories

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju (STS) 2 2%

Tidak Setuju (TS) 1 1%

Ragu-Ragu (RG) 5 5%

Setuju (S) 37 37%

Sangat Setuju (SS) 55 55%

Total 100 100%

Sumber: Data Kuesioner Nomor 1 Diolah, 2020

Berdasarkan tabel 3.2 di atas terkait persepsi responden mengenai male.id

menyampaikan informasi produk dengan menarik melalui instagram stories, dapat

dilihat bahwa mayoritas responden memberikan jawaban sangat setuju dengan

persentase sebesar 55% kemudian 37% responden menjawab setuju. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar responden sangat setuju bahwa male.id

menyampaikan informasi produk dengan menarik melalui instagram stories. Male.id

sangat memanfaatkan fitur instagram stories dengan cukup baik dan cukup rutin,

sehingga membuat responden menilai penyampaian informasi produk yang dilakukan

oleh male.id menarik bagi responden.

Setelah mengetahui male.id melakukan penyampaian informasi produk dengan

menarik, pengukuran selanjutnya untuk indikator penyampaian informasi yaitu

penyampaian informasi produk secara jelas oleh male.id, di mana data perolehan

jawaban responden terkait hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 56: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

40

Tabel 3.3

Persebaran Persentase Responden tentang Kejelasan Penyampaian Produk

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju (STS) 2 2%

Tidak Setuju (TS) 1 1%

Ragu-Ragu (RG) 8 8%

Setuju (S) 51 51%

Sangat Setuju (SS) 38 38%

Total 100 100%

Sumber: Data Kuesioner Nomor 2 Diolah, 2020

Berdasarkan tabel 3.3 di atas, terkait persepsi responden mengenai male.id

menyampaikan informasi produk dengan jelas melalui instagram stories,

menunjukkan bahwa dari 100 responden yang dijadikan sampel mayoritas

memberikan jawaban setuju dengan persentase sebesar 51%. Berdasarkan perolehan

jawaban tersebut, artinya sebagian besar responden setuju bahwa male.id

menyampaikan informasi produk dengan jelas melalui instagram stories. Seperti yang

telah disinggung sebelumnya, bahwa male.id sangat memanfaatkan instagram stories

dengan cukup rutin dan cukup baik, salah satunya dengan memberikan informasi yang

cukup jelas terkait produk yang dipromosikan atau produk yang akan dikeluarkan saat

open order. Dengan begitu membuat responden menilai bahwa penyampaian

informasi produk yang dilakukan oleh male.id telah dilakukan dengan jelas.

Dari temuan penelitian di atas, dapat diketahui bahwa male.id telah melakukan

penyampaian informasi produk dengan menarik dan secara jelas. Selanjutnya

pengukuran terakhir mengenai indikator penyampaian informasi adalah penyampaian

informasi produk secara detail oleh male.id, di mana data penilaian responden terkait

hal tersebut akan dipaparkan pada pada tabel 3.4 berikut.

Page 57: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

41

Tabel 3.4

Persebaran Persentase Responden tentang Penyampaian Informasi Produk

Secara Detail oleh Male.id melalui Instagram Stories

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 1%

Tidak Setuju (TS) 3 3%

Ragu-Ragu (RG) 19 19%

Setuju (S) 41 41%

Sangat Setuju (SS) 36 36%

Total 100 100%

Sumber: Data Kuesioner Nomor 3 Diolah, 2020

Berdasarkan pemaparan data pada tabel 3.4 di atas, terkait persepsi responden

mengenai male.id menyampaikan informasi dengan detail melalui instagram stories,

dapat dilihat bahwa banyak dari responden yang memilih jawaban setuju yaitu sebesar

41% dan 36% lainnya menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas

responden setuju bahwa male.id menyampaikan informasi produk secara detail

melalui instagram stories.

Dalam aktivitasnya, male.id tidak hanya menggunakan fitur instagram stories

sebagai media dalam penyampaian informasi saja, tetapi juga untuk membangun

hubungan dengan followers yang merupakan salah satu indikator selanjutnya pada

variabel penggunaan instagram stories. Perolehan jawaban responden untuk setiap

pernyataan pada indikator membangun hubungan akan dipaparkan melalui tabel-tabel

berikut ini.

Tabel 3.5

Persebaran Persentase Responden tentang Keaktifan Male.id dalam

Berinteraksi dengan Followers melalui Instagram Stories

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 1%

Tidak Setuju (TS) 4 4%

Ragu-Ragu (RG) 17 17%

Setuju (S) 27 27%

Sangat Setuju (SS) 51 51%

Total 100 100%

Sumber: Data Kuesioner Nomor 4 Diolah, 2020

Page 58: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

42

Berdasarkan tabel 3.5 tersebut, terkait persepsi responden mengenai male.id aktif

berinteraksi dengan followers melalui instagram stories, dapat dilihat bahwa dari 100

responden yang telah memberikan jawaban, mayoritas responden memilih sangat

setuju dengan persentase sebesar 51%. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian

besar responden sangat setuju bahwa male.id aktif berinteraksi dengan followers

melalui instagram stories yang merupakan salah satu cara untuk membangun

hubungan dengan followers male.id.

Salah satu bentuk keaktifan male.id dalam berinteraksi dengan followers melalui

instagram stories yaitu dengan memanfaatkan fitur question box. Di mana question

box tersebut digunakan oleh male.id untuk menerima masukkan dari followers. Untuk

itu, penilaian responden terkait hal tersebut akan dijelaskan melalui tabel 3.6 di bawah

ini.

Tabel 3.6

Persebaran Persentase Responden tentang Penggunaan Question Box di

Instagram Stories Male.id untuk Menerima Masukkan dari Followers

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju (STS) 0 0%

Tidak Setuju (TS) 6 6%

Ragu-Ragu (RG) 28 28%

Setuju (S) 35 35%

Sangat Setuju (SS) 31 31%

Total 100 100%

Sumber: Data Kuesioner Nomor 5 Diolah, 2020

Dari data yang telah diolah pada tabel 3.6 di atas, terkait male.id menggunakan

question box di instagram stories untuk menerima masukkan dari followers,

menunjukkan bahwa sebesar 35% responden memilih jawaban setuju dan 31%

responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan hal tersebut, artinya mayoritas

responden setuju bahwa male.id menggunakan question box di instagram stories untuk

menerima masukkan dari followers.

Dapat diketahui bahwa male.id telah aktif menggunakan question box untuk

menerima masukkan dari followers, di mana hal tersebut dapat dilihat melalui hasil

penilaian responden yang mayoritas memberikan tanggapan positif. Dengan begitu,

penggunaan question box mampu membangun hubungan antara male.id dengan

followers, hal ini diperkuat dengan data perolehan jawaban responden terkait

Page 59: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

43

penggunaan question box untuk tanya jawab yang akan dipaparkan pada tabel 3.7 di

bawah ini.

Tabel 3.7

Persebaran Persentase Responden tentang Penggunaan Question Box di

Instagram Stories Male.id untuk Tanya Jawab dengan Followers

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju (STS) 0 0%

Tidak Setuju (TS) 4 4%

Ragu-Ragu (RG) 25 25%

Setuju (S) 36 36%

Sangat Setuju (SS) 35 35%

Total 100 100%

Sumber: Data Kuesioner Nomor 6 Diolah, 2020

Berdasarkan data pada tabel 3.7 di atas, diperoleh jawaban dari responden yang

terdiri dari jawaban sangat setuju sebesar 35%, kemudian jawaban setuju sebesar 36%.

Dalam berinteraksi dengan followers, male.id sering menggunakan fitur question box

di instagram stories untuk tanya jawab terkait produk-produk male.id hingga waktu

open order. Berdasarkan data yang telah dipaparkan di atas, menunjukkan bahwa

banyak dari responden yang setuju bahwa male.id menggunakan question box di

instagram stories untuk tanya jawab dengan followers.

Selain menggunakan question box di instagram stories, pengukuran selanjutnya

yaitu terkait pernyataan male.id yang juga menggunakan instagram stories untuk

merespons tanggapan/ pertanyaan dari followers. Di mana teknis yang dilakukan yaitu

dengan menampilkan screesnshot-an direct message (DM) dari followers melalui

instagram stories kemudian ditambahkan teks sebagai bentuk respons atau jawaban.

Mengenai data perolehan jawaban responden terkait hal tersebut dapat dilihat melalui

tabel 3.8 berikut.

Page 60: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

44

Tabel 3.8

Persebaran Persentase Responden tentang Penggunaan Instagram Stories oleh

Male.id untuk Merespons Tanggapan/ Pertanyaan dari Followers

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 1%

Tidak Setuju (TS) 3 3%

Ragu-Ragu (RG) 12 12%

Setuju (S) 38 38%

Sangat Setuju (SS) 46 46%

Total 100 100%

Sumber: Data Kuesioner Nomor 7 Diolah, 2020

Dari data pada tabel 3.8 di atas, diperoleh jawaban responden terkait persepsi

responden mengenai male.id menggunakan instagram stories untuk merespons

tanggapan atau pertanyaan yang diberikan oleh followers. Berdasarkan data di atas

46% responden memberikan jawaban sangat setuju dan 38% lainnya menjawab setuju.

Hal ini memperlihatkan bahwa mayoritas responden sangat setuju dengan pernyataan

bahwa male.id menggunakan instagram stories untuk merespons tanggapan atau

pertanyaan yang diberikan oleh followers.

Selain untuk merespons tanggapan maupun pertanyaan dari followers, persepsi

responden terkait male.id yang menggunakan instagram stories untuk sharing terkait

bisnis kepada followers juga merupakan salah satu pernyataan dalam indikator

membangun hubungan, di mana data terkait hal tersebut akan dijelaskan pada tabel 3.9

berikut.

Tabel 3.9

Persebaran Persentase Responden tentang Penggunaan Instagram Stories oleh

Male.id untuk Sharing terkait Bisnis kepada Followers

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 1%

Tidak Setuju (TS) 14 14%

Ragu-Ragu (RG) 25 25%

Setuju (S) 30 30%

Sangat Setuju (SS) 30 30%

Total 100 100%

Sumber: Data Kuesioner Nomor 8 Diolah, 2020

Page 61: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

45

Pada tabel 3.9 di atas, memaparkan data perolehan jawaban responden atas

pernyataan male.id menggunakan instagram stories untuk sharing terkait bisnis

kepada followers. Berdasarkan data tersebut diperoleh jawaban responden berupa

jawaban sangat setuju dan setuju dengan persentase yang sama yaitu sebesar 30%. Hal

ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden setuju bahwa male.id juga

menggunakan instagram stories untuk sharing terkait bisnis kepada followers. Namun,

aktivitas sharing terkait bisnis tersebut memang tidak terlalu sering dilakukan dan

hanya di waktu tertentu saja, sehingga membuat beberapa followers dari male.id ragu

bahwa male.id melakukan aktivitas sharing terkait bisnis. Hal tersebut ditunjukkan

dengan adanya beberapa responden yang menjawab ragu-ragu yaitu sebesar 25%.

Setelah memperoleh temuan penelitian pada tabel-tabel di atas mengenai indikator

penyampaian informasi dan membangun hubungan, selanjutnya dapat dilihat terkait

indikator terakhir untuk memperkuat temuan pada variabel penggunaan instagram

stories, yaitu indikator mempertahankan hubungan yang akan dipaparkan pada tabel-

tabel berikut ini.

Tabel 3.10

Persebaran Persentase Responden tentang Penggunaan Instagram Stories oleh

Male.id untuk Menampilkan Screenshot-an Direct Message (DM) Berupa

Testimoni dari Followers

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju (STS) 5 5%

Tidak Setuju (TS) 5 5%

Ragu-Ragu (RG) 18 18%

Setuju (S) 26 26%

Sangat Setuju (SS) 46 46%

Total 100 100%

Sumber: Data Kuesioner Nomor 9 Diolah, 2020

Berdasarkan data yang telah dipaparkan pada tabel 3.10 di atas, menunjukkan

bahwa dari 100 responden yang dijadikan sampel, mayoritas sangat setuju bahwa

male.id menggunakan instagram stories untuk menampilkan secreenshot-an direct

message (DM) berupa testimoni dari followers. Dalam akifitasnya, male.id

menggunakan instagram stories untuk menampilkan screenshot-an direct message

berupa testimoni, masukkan, hingga pertanyaan dari followers tanpa melakukan sensor

pada username followers, hal tersebut dilakukan sebagai upaya dalam

Page 62: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

46

mempertahankan hubungan yang berkelanjutan dengan followers. Hal ini dapat dilihat

dari persentase jawaban sangat setuju sebesar 46%.

Selain menampilkan screenshot-an direct message (DM) berupa testimoni dari

followers, salah satu bentuk untuk mempertahankan hubungan dengan followers yang

dilakukan oleh male.id selanjutnya yaitu dengan menanyakan kepada followers terkait

produk yang diinginkan untuk open order, di mana data penilaian responden terkait

hal tersebut dapat dilihat melalui tabel 3.11 berikut.

Tabel 3.11

Persebaran Persentase Responden tentang Penggunaan Instagram Stories oleh

Male.id untuk Menanyakan kepada Followers Terkait Produk yang Diinginkan

untuk Open Order

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 1%

Tidak Setuju (TS) 6 6%

Ragu-Ragu (RG) 13 13%

Setuju (S) 37 37%

Sangat Setuju (SS) 43 43%

Total 100 100%

Sumber: Data Kuesioner Nomor 10 Diolah, 2020

Dari data pada tabel 3.11 di atas, terkait persepsi responden mengenai male.id

menggunakan instagram stories untuk menanyakan kepada followers terkait produk

yang diinginkan untuk open order, menunjukkan bahwa sebagian besar responden

sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini terbukti dari jawaban yang diberikan

oleh responden, di mana mayoritas menjawab sangat setuju yaitu sebesar 43%.

Sebagai bentuk dalam mempertahankan hubungan dengan followers, male.id sering

mengajak diskusi followers melalui instagram stories. Sehingga hal tersebut membuat

male.id memiliki engagement cukup baik dengan followers, di mana male.id sangat

aktif melibatkan followers untuk berinteraksi secara online melalui instagram stories

salah satunya terkait menanyakan perihal produk yang diinginkan oleh followers untuk

open order.

Dari temuan penelitian untuk variabel penggunaan instagram stories dan

berdasarkan beberapa tolak ukur yang digunakan, secara keseluruhan dapat

disimpulkan bahwa tiap pernyataan terkait penggunaan instagram stories yang

dilakukan oleh male.id mendapatkan jawaban yang positif, terbukti dengan persentase

Page 63: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

47

jawaban setuju maupun sangat setuju yang lebih dominan dibandingkan jawaban tidak

setuju dan sangat tidak setuju. Namun, masih terdapat responden yang memberikan

jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju yang dapat dilihat pada tiap tabel di

variabel penggunaan instagram stories di atas.

1. Kategori Variabel Penggunaan Instagram Stories (X)

Berdasarkan persebaran skor jawaban responden atas 10 pernyataan

mengenai penggunaan instagram stories, diperoleh lebar interval sebagai berikut:

𝑖 =𝑅

𝑘

𝑖 =(10 x 5) − (10 x 1)

5

𝑖 =50 − 10

5

𝑖 =40

5

𝑖 = 8

Keterangan:

𝑖 = Lebar Interval

𝑅 = Jarak Pengukuran (Range)

𝑘 = Jumlah Interval

Berdasarkan perhitungan mengenai lebar interval di atas, diperoleh lima

kategori skor yang diklasifikasikan sebagai berikut:

Sangat Aktif = 42 – 50

Aktif = 34 – 41

Cukup Aktif = 26 – 33

Kurang Aktif = 18 – 25

Tidak Aktif = 10 – 17

Dari lima kategori skor yang telah dipaparkan di atas, selanjutnya peneliti

melakukan pengolahan jawaban responden atas pernyataan-pernyataan pada

variabel penggunaan instagram stories yang telah terkumpul sebelumnya.

Kemudian hasil yang diperoleh dijabarkan dalam bentuk data dan dilakukan

kategorisasi berdasarkan intervalnya, yang dapat dilihat melalui tabel berikut:

Page 64: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

48

Tabel 3.12

Persentase Skor Jawaban Responden untuk Variabel

Penggunaan Instagram Stories

Kategori Interval Frekuensi Persentase

(%)

Sangat Aktif 42 – 50 53 53%

Aktif 34 – 41 36 36%

Cukup Aktif 26 – 33 7 7%

Kurang Aktif 18 – 25 3 3%

Tidak Aktif 10 – 17 1 1%

Jumlah 100 100%

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2020

Pada tabel 3.12 di atas memaparkan klasifikasi kategori untuk variabel

penggunaan instagram stories yang terdiri dari sangat aktif, aktif, cukup aktif,

kurang aktif, dan tidak aktif. Lebar interval pada tiap kategori ditetapkan

berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan.

Berdasarkan pengelompokkan data pada tiap kategori seperti tabel 3.12 di

atas, dapat dilihat bahwa persepsi responden atas penggunaan instagram stories

yang dilakukan oleh male.id berada pada kategori sangat aktif. Hal ini terbukti

dari persentase paling besar berada pada interval 42 – 50 yaitu sebesar 53%.

Artinya mayoritas responden menilai bahwa male.id telah menggunakan fitur

instagram stories dengan sangat aktif sebagai media dalam melakukan promosi

produk maupun berinteraksi dengan followers. Selanjutnya di bawah ini akan

dibahas mengenai temuan penelitian untuk variabel kedua yaitu variabel brand

awareness.

C. Variabel Brand Awareness (Y1)

Variabel selanjutnya dalam penelitian ini yaitu variabel brand awareness. Pada

variabel ini terdiri dari empat indikator sebagai tolak ukur yaitu indikator unaware of

brand, brand recognition, brand recall, dan top of mind. Dari keempat indikator

tersebut kemudian dikembangkan menjadi 10 pernyataan. Berikut temuan yang

didapatkan untuk variabel ini.

Page 65: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

49

Tabel 3.13

Persebaran Persentase Responden yang Mengetahui Merek Male.id

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 1%

Tidak Setuju (TS) 2 2%

Ragu-Ragu (RG) 6 6%

Setuju (S) 28 28%

Sangat Setuju (SS) 63 63%

Total 100 100%

Sumber: Data Kuesioner Nomor 11 Diolah, 2020

Pada tabel 3.13 di atas menunjukkan bahwa dari total 100 responden yang

dijadikan sampel, mayoritas telah mengetahui merek male.id. Artinya male.id cukup

terkenal di kalangan mahasiswa Universitas Islam Indonesia. Hal ini ditunjukkan

melalui jawaban yang diberikan oleh responden, di mana banyak dari responden yang

memberikan jawaban sangat setuju dengan persentase sebesar 63%.

Setelah mayoritas responden mengetahui merek male.id, pengukuran selanjutnya

pada indikator unaware of brand yaitu terkait jawaban responden atas pernyataan

mengetahui bahwa basic club merupakan tagline dari merek male.id yang akan

dipaparkan pada tabel 3.14 berikut ini.

Tabel 3.14

Persebaran Persentase Responden yang Mengetahui Tagline Merek Male.Id

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju (STS) 2 2%

Tidak Setuju (TS) 12 12%

Ragu-Ragu (RG) 17 17%

Setuju (S) 25 25%

Sangat Setuju (SS) 44 44%

Total 100 100%

Sumber: Data Kuesioner Nomor 12 Diolah, 2020

Berdasarkan data pada tabel 3.14 di atas, sebanyak 44% responden memilih

jawaban sangat setuju, dan 25% lainnya menjawab setuju atas pernyataan pada

kuesioner nomor 12, yaitu mengetahui bahwa basic club merupakan tagline dari merek

male.id. Seperti yang diketahui, male.id merupakan brand fashion lokal pria yang

Page 66: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

50

mengusung konsep basic club, di mana produk-produk yang dijual tentunya serba

basic, mulai dari warna, bentuk, hingga style.

Melihat data hasil temuan pada tabel 3.14 di atas, dapat diketahui bahwa tagline

dari male.id telah diketahui oleh sebagian besar responden. Selanjutnya di bawah ini

akan dipaparkan mengenai pengukuran terakhir pada indikator unaware of brand yaitu

persepsi responden atas pernyataan terkait mengetahui nama produk legend atau yang

menjadi andalan di male.id.

Tabel 3.15

Persebaran Persentase Responden yang Mengetahui Nama Produk Legend atau

yang Menjadi Andalan Di Male.Id

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju (STS) 3 3%

Tidak Setuju (TS) 17 17%

Ragu-Ragu (RG) 24 24%

Setuju (S) 30 30%

Sangat Setuju (SS) 26 26%

Total 100 100%

Sumber: Data Kuesioner Nomor 13 Diolah, 2020

Sebagai salah satu brand fashion pria, male.id tentunya memiliki produk yang

menjadi andalan dan selalu ditunggu-tunggu oleh peminatnya. Dari tabel 3.15 di atas,

menunjukkan bahwa banyak dari responden yang telah mengetahui nama produk

legend atau yang menjadi andalan di Male.id. Hal ini terbukti dengan persentase

jawaban yang diberikan, di mana jawaban setuju sebesar 30%, kemudian jawaban

sangat setuju 26%.

Setelah memperoleh temuan penelitian pada tabel-tabel di atas mengenai indikator

unaware of brand, selanjutnya dapat dilihat terkait indikator lainnya yang dijadikan

sebagai tolak ukur untuk memperkuat temuan pada variabel brand awareness, yaitu

indikator brand recognition yang akan dipaparkan pada tabel-tabel berikut ini.

Page 67: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

51

Tabel 3.16

Persebaran Persentase Responden yang Mengenali Male.Id dari Nama

Produknya

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 1%

Tidak Setuju (TS) 8 8%

Ragu-Ragu (RG) 18 18%

Setuju (S) 42 42%

Sangat Setuju (SS) 31 31%

Total 100 100%

Sumber: Data Kuesioner Nomor 14 Diolah, 2020

Berdasarkan tabel 3.16 di atas, memperlihatkan bahwa dari total 100 responden

yang dijadikan sebagai sampel, sebagian besar responden menjawab setuju bahwa

dapat mengenali male.id dari nama-nama produknya dengan persentase sebesar 42%.

Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas penyampaian informasi yang dilakukan oleh

male.id cukup efektif sehingga membuat mayoritas responden telah mengenali male.id

dari nama produknya.

Setelah melihat data perolehan jawaban responden di atas, berikut akan dijelaskan

terkait penilaian responden tentang mengenali male.id dari tampilan visual/ desain

produknya yang merupakan bagian dari indikator brand recognition.

Tabel 3.17

Persebaran Persentase Responden yang Mengenali Male.Id dari Tampilan

Visual/ Desain Produknya

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 1%

Tidak Setuju (TS) 11 11%

Ragu-Ragu (RG) 15 15%

Setuju (S) 47 47%

Sangat Setuju (SS) 26 26%

Total 100 100%

Sumber: Data Kuesioner Nomor 15 Diolah, 2020

Setiap brand fashion tentunya memiliki ciri khas tersendiri dari produk-produk

yang ditawarkan. Sebagai salah satu brand fashion pria, male.id juga memiliki sesuatu

yang menjadi ciri khas produk-produknya, salah satunya tampilan visual/ desain

produknya. Dari data pada tabel 3.17, menunjukkan bahwa mayoritas responden dapat

Page 68: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

52

mengenali male.id dari tampilan visual/ desain produknya. Hal ini terbukti dengan

jawaban setuju yang diberikan oleh responden sebesar 47%.

Setelah melihat data perolehan jawaban responden atas pernyataan-pernyataan

pada indikator brand recognition seperti pada tabel-tabel di atas, selanjutnya di bawah

ini akan dibahas mengenai tingkatan selanjutnya yang juga merupakan salah satu

indikator pada variabel brand awareness yaitu brand recall.

Tabel 3.18

Persebaran Persentase Responden tentang Male.Id Adalah Merek yang Mudah

Diingat Ketika Responden Akan Berbelanja Produk Fashion Pria

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju (STS) 3 3%

Tidak Setuju (TS) 5 5%

Ragu-Ragu (RG) 11 11%

Setuju (S) 35 35%

Sangat Setuju (SS) 46 46%

Total 100 100%

Sumber: Data Kuesioner Nomor 16 Diolah, 2020

Pada tabel 3.18 di atas, memaparkan seberapa besar jawaban responden dari setiap

kategori atas pernyataan untuk kuesioner nomor 16. Dari tabel tersebut menunjukkan

mayoritas responden sangat setuju bahwa male.id adalah merek yang mudah diingat

ketika akan berbelanja produk fashion pria. Hal ini dibuktikan dari sebesar 46%

responden menjawab sangat setuju, kemudian yang menjawab setuju sebesar 35%.

Nama sebuah brand merupakan hal yang paling utama dan sangat penting agar nama

brand tetap berada diingatan konsumen. Perolehan jawaban sangat setuju dan setuju

pada kuesioner nomor 16 menunjukkan bahwa mayoritas responden telah mengenal

merek male.id, dan dengan mudah untuk mengingat kembali ketika akan berbelanja

produk fashion pria.

Sebagai brand fashion lokal pria yang bertemakan basic, tentunya produk yang

dihadirkan oleh male.id pun serba basic, seperti dari warnanya. Untuk itu, pengukuran

selanjutnya pada indikator brand recall yaitu terkait menjadikan male.id sebagai

merek yang mudah diingat ketika responden akan berbelanja produk fashion pria

berwarna basic. Di mana data perolehan jawaban responden terkait hal tersebut akan

dipaparkan pada tabel 3.19 berikut ini.

Page 69: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

53

Tabel 3.19

Persebaran Persentase Responden tentang Male.Id Adalah Merek yang Mudah

Diingat Ketika Responden Akan Berbelanja Produk Fashion Pria Berwarna

Basic

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju (STS) 2 2%

Tidak Setuju (TS) 1 1%

Ragu-Ragu (RG) 16 16%

Setuju (S) 33 33%

Sangat Setuju (SS) 48 48%

Total 100 100%

Sumber: Data Kuesioner Nomor 17 Diolah, 2020

Dari data temuan penelitian pada tabel 3.19 di atas, dapat dilihat bahwa sebesar

48% responden memberikan jawaban sangat setuju bahwa male.id adalah merek yang

mudah diingat ketika akan berbelanja produk fashion pria berwarna basic. Seperti

yang telah disinggung sebelumnya bahwa nama sebuah brand merupakan hal yang

paling utama dan sangat penting agar nama brand tetap berada diingatan konsumen.

Perolehan jawaban sangat setuju dan setuju yang mendominasi menunjukkan bahwa

sebagian besar responden telah mengenal merek male.id, dan dengan mudah untuk

mengingat kembali ketika akan berbelanja produk fashion pria berwarna basic.

Setelah responden telah melakukan pengingatan kembali terhadap merek male.id

yang dapat dilihat melalui data jawaban responden di atas, selanjutnya akan dibahas

terkait penilaian responden atas pernyataan-pernyataan untuk indikator top of mind

yang merupakan indikator terakhir pada variabel brand awareness. Data terkait

indikator tersebut akan dibahas pada tabel-tabel berikut.

Page 70: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

54

Tabel 3.20

Persebaran Persentase Responden tentang Melekatnya Merek Male.Id dalam

Benak Responden

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju (STS) 6 6%

Tidak Setuju (TS) 11 11%

Ragu-Ragu (RG) 29 29%

Setuju (S) 27 27%

Sangat Setuju (SS) 27 27%

Total 100 100%

Sumber: Data Kuesioner Nomor 18 Diolah, 2020

Berdasarkan data pada tabel 3.20 tersebut, menunjukkan cukup banyak dari

responden yang setuju bahwa merek male.id sudah melekat di benak responden.

Terbukti dari jawaban yang diberikan oleh responden di mana sebesar 27%

memberikan jawaban setuju dan sangat setuju. Dengan perolehan jawaban-jawaban

tersebut, dapat dikatakan bahwa merek male.id sudah melekat di benak mayoritas

responden, walaupun terdapat responden yang memberikan jawaban ragu-ragu dengan

persentase sebesar 29%. Hal ini dapat terjadi karena male.id belum sepenuhnya

melekat di benak beberapa responden tersebut.

Selain mengenai melekatnya merek male.id dalam benak responden, pernyataan

selanjutnya yang menjadi tolak ukur pada indikator top of mind yaitu merek fashion

pria yang muncul pertama kali di benak responden adalah male.id. Di mana data

perolehan jawaban responden terkait hal tersebut dapat dilihat melalui tabel 3.21 di

bawah ini.

Tabel 3.21

Persebaran Persentase Responden tentang Merek Fashion Pria yang Muncul

Pertama Kali Di Benak Responden adalah Male.id

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju (STS) 8 8%

Tidak Setuju (TS) 20 20%

Ragu-Ragu (RG) 30 30%

Setuju (S) 29 29%

Sangat Setuju (SS) 13 13%

Total 100 100%

Sumber: Data Kuesioner Nomor 19 Diolah, 2020

Page 71: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

55

Dapat dilihat pada tabel 3.21 di atas yang memaparkan data temuan penelitian

terkait pernyataan merek fashion pria yang muncul pertama kali di benak responden

adalah male.id. Berdasarkan data yang diperoleh, responden memberikan jawaban

ragu-ragu sebesar 30%. Melalui jawaban responden yang didominasi oleh jawaban

ragu-ragu tersebut, menunjukkan bahwa mayoritas responden masih ragu-ragu untuk

menjadikan male.id sebagai merek fashion pria yang muncul pertama kali di benak

responden.

Selanjutnya pengukuran yang terakhir untuk indikator top of mind dilihat

berdasarkan penilaian responden atas pernyataan lebih memilih produk male.id

dibandingkan produk fashion pria dari merek lain. Di mana data penilaian responden

mengenai hal tersebut dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 3.22

Persebaran Persentase Responden tentang Preferensi Male.Id Dibandingkan

Produk Fashion Pria dari Merek Lain

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju (STS) 3 3%

Tidak Setuju (TS) 21 21%

Ragu-Ragu (RG) 42 42%

Setuju (S) 19 19%

Sangat Setuju (SS) 15 15%

Total 100 100%

Sumber: Data Kuesioner Nomor 20 Diolah, 2020

Pada tabel 3.22 di atas, menunjukkan perolehan data jawaban atas pernyataan

responden lebih memilih produk dari male.id dibandingkan produk fashion pria dari

merek lain. Berdasarkan data yang diperoleh, mayoritas responden menjawab ragu-

ragu dengan persentase sebesar 42%. Hal ini memperlihatkan bahwa mayoritas

responden masih ragu-ragu untuk lebih memilih produk dari male.id dibandingkan

produk fashion pria dari merek lain karena beberapa faktor, seperti responden yang

masih memiliki preferensi terhadap produk dari merek lain, dan belum menjadikan

produk male.id sebagai pilihan utama.

Berdasarkan keseluruhan temuan penelitian untuk variabel brand awareness yang

dilihat dari masing-masing indikator, dapat diketahui bahwa tiap pernyataan pada

variabel ini mendapatkan jawaban yang cukup baik. Namun, masih terdapat jawaban

Page 72: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

56

responden yang menunjukkan tidak setuju maupun sangat tidak setuju yang dapat

dilihat melalui tiap tabel pada variabel brand awareness di atas.

1. Kategori Variabel Brand Awareness (Y1)

Berdasarkan persebaran skor jawaban responden atas 10 pernyataan

mengenai brand awareness, diperoleh lebar interval sebagai berikut:

𝑖 =𝑅

𝑘

𝑖 =(10 x 5) − (10 x 1)

5

𝑖 =50 − 10

5

𝑖 =40

5

𝑖 = 8

Keterangan:

𝑖 = Lebar Interval

𝑅 = Jarak Pengukuran

𝑘 = Jumlah Interval

Berdasarkan perhitungan mengenai lebar interval di atas, diperoleh lima

kategori skor yang diklasifikasikan sebagai berikut:

Sangat Baik = 42 – 50

Baik = 34 – 41

Cukup Baik = 26 – 33

Kurang Baik = 18 – 25

Tidak Baik = 10 – 17

Dari lima kategori skor yang telah dipaparkan di atas, selanjutnya peneliti

melakukan pengolahan jawaban responden atas pernyataan-pernyataan pada

variabel brand awareness yang telah terkumpul sebelumnya. Kemudian hasil

yang diperoleh dijabarkan dalam bentuk data dan dilakukan kategorisasi

berdasarkan intervalnya, yang dapat dilihat melalui tabel berikut:

Page 73: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

57

Tabel 3.23

Persentase Skor Jawaban Responden untuk Variabel Brand Awareness

Kategori Interval Frekuensi Persentase

(%)

Sangat Baik 42 – 50 32 32%

Baik 34 – 41 48 48%

Cukup Baik 26 – 33 14 14%

Kurang Baik 18 – 25 6 6%

Tidak Baik 10 – 17 0 0%

Jumlah 100 100%

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2020

Pada tabel 3.23 di atas memaparkan klasifikasi kategori untuk variabel brand

awareness yang terdiri dari sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan tidak

baik. Lebar interval pada tiap kategori ditetapkan berdasarkan perhitungan yang

telah dilakukan.

Berdasarkan pengelompokkan data pada tiap kategori seperti tabel 3.23 di

atas, dapat dilihat bahwa frekuensi paling banyak berada pada kategori baik

dengan persentase di interval 34 – 41 sebesar 48%. Hal ini menunjukkan bahwa

pembentukan brand awareness atau kesadaran merek terhadap merek male.id

berada pada kategori baik. Selanjutnya di bawah ini akan dibahas mengenai

temuan penelitian untuk variabel ketiga yaitu variabel minat beli.

D. Variabel Minat Beli (Y2)

Variabel terakhir dalam penelitian ini yaitu variabel minat beli. Pada variabel ini

terdiri dari lima indikator berdasarkan tahapan AISAS sebagai tolak ukur yaitu

indikator attention, interest, search, action dan share. Dari kelima indikator tersebut

kemudian dikembangkan menjadi 13 pernyataan. Berikut temuan yang didapatkan

untuk variabel ini.

Page 74: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

58

Tabel 3.24

Persebaran Persentase Responden yang Menaruh Perhatian Terhadap Pesan/

Iklan Produk yang Disampaikan oleh Male.Id Melalui Instagram Stories

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju (STS) 3 3%

Tidak Setuju (TS) 7 7%

Ragu-Ragu (RG) 34 34%

Setuju (S) 38 38%

Sangat Setuju (SS) 18 18%

Total 100 100%

Sumber: Data Kuesioner Nomor 21 Diolah, 2020

Setiap brand tentunya memiliki strategi sebagai upaya untuk mendapatkan

perhatian dari khalayak. Male.id sebagai brand fashion lokal pria juga memiliki

strategi salah satunya dengan memanfaatkan fitur instagram stories untuk melakukan

promosi. Melalui tabel 3.24 di atas, dapat dilihat mengenai perolehan data jawaban

atas pernyataan mengenai menaruh perhatian terhadap pesan/iklan produk yang

disampaikan oleh male.id melalui instagram stories. Berdasarkan data tersebut,

mayoritas responden telah menaruh perhatian terhadap pesan/ iklan produk yang

disampaikan oleh male.id melalui instagram stories, terbukti dari perolehan persentase

jawaban setuju sebesar 38%.

Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa pesan atau iklan produk yang

disampaikan oleh male.id cukup efektif sehingga mampu mendapatkan perhatian dari

mayoritas responden. Selanjutnya yang akan dibahas pada indikator attention yaitu

terkait penilaian responden atas pernyataan melihat keunikan/ sesuatu yang berbeda

dari produk yang ditawarkan oleh male.id. Data terkait hal tersebut akan dipaparkan

pada tabel 3.25 berikut ini.

Page 75: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

59

Tabel 3.25

Persebaran Persentase Responden tentang Keunikan Produk Male.Id

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 1%

Tidak Setuju (TS) 5 5%

Ragu-Ragu (RG) 20 20%

Setuju (S) 43 43%

Sangat Setuju (SS) 31 31%

Total 100 100%

Sumber: Data Kuesioner Nomor 22 Diolah, 2020

Berdasarkan tabel 3.25 di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden

melihat keunikan/ sesuatu yang berbeda dari produk yang ditawarkan oleh male.id.

Terbukti dengan perolehan jawaban setuju sebesar 43%. Hal ini menunjukkan bahwa

male.id sebagai brand fashion lokal pria memiliki produk dengan style basic namun

memiliki ciri khas yang menjadi pembeda dengan brand-brand lainnya.

Setelah menaruh perhatian pada pesan/ iklan yang disampaikan oleh male.id dan

juga telah melihat keunikan/ sesuatu yang berbeda dari produk male.id, selanjutnya

responden akan masuk ke tahap berikutnya, yaitu ketertarikan (interest) yang akan

dibahas pada tabel-tabel berikut.

Tabel 3.26

Persebaran Persentase Responden tentang Ketertarikan untuk Mengetahui

Lebih Lanjut Mengenai Produk-Produk Male.Id

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 1%

Tidak Setuju (TS) 5 5%

Ragu-Ragu (RG) 26 26%

Setuju (S) 40 40%

Sangat Setuju (SS) 28 28%

Total 100 100%

Sumber: Data Kuesioner Nomor 23 Diolah, 2020

Pada tabel 3.26 di atas, memaparkan data perolehan jawaban responden terkait

ketertarikan atau interest responden untuk mengetahui lebih lanjut mengenai produk-

produk male.id. Hasil yang diperoleh yaitu sebesar 40% responden memberikan

Page 76: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

60

jawaban setuju. Dari data tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki

keinginan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai produk-produk male.id.

Setelah memiliki ketertarikan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai produk-

produk dari male.id, maka selanjutnya responden akan memiliki ketertarikan terhadap

produk-produk male.id juga. Terkait hal ini, maka data perolehan jawaban responden

dapat dilihat melalui tabel 3.27 di bawah ini.

Tabel 3.27

Persebaran Persentase Responden tentang Ketertarikan Terhadap Produk-

Produk Male.Id

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju (STS) 0 0%

Tidak Setuju (TS) 2 2%

Ragu-Ragu (RG) 20 20%

Setuju (S) 42 42%

Sangat Setuju (SS) 36 36%

Total 100 100%

Sumber: Data Kuesioner Nomor 24 Diolah, 2020

Berdasarkan tabel 3.27 di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden

memiliki ketertarikan terhadap produk-produk male.id. Terbukti dari perolehan

jawaban setuju dengan persentase sebesar 42%. Hal ini diperkuat juga dengan

minimnya jawaban tidak setuju yang diberikan oleh responden yaitu hanya sebesar

2%, dan tidak ada satupun responden yang memberikan jawaban sangat tidak setuju.

Di era teknologi seperti saat ini, membuat khalayak menjadi lebih mudah dalam

mencari sebuah informasi, termasuk informasi mengenai produk male.id melalui

media sosial maupun website. Kehadiran media sosial dan website sangat

memudahkan khalayak dalam pencarian informasi dan perusahaan dalam memasarkan

produknya, seperti brand male.id yang menggunakan media sosial instagram dan

website resminya untuk memasarkan produknya. Dengan begitu khalayak yang

memiliki keinginan untuk mencari tahu lebih jauh terkait produk-produk male.id dapat

mengakses media sosial instagram dan website resmi dari male.id. Seperti penilaian

responden atas pernyataan-pernyataan mengenai indikator search yang akan

dipaparkan pada tabel-tabel berikut ini.

Page 77: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

61

Tabel 3.28

Persebaran Persentase Responden yang Melakukan Pencarian Informasi

mengenai Produk-Produk Male.Id Melalui Media Sosial Instagram

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 1%

Tidak Setuju (TS) 3 3%

Ragu-Ragu (RG) 9 9%

Setuju (S) 38 38%

Sangat Setuju (SS) 49 49%

Total 100 100%

Sumber: Data Kuesioner Nomor 25 Diolah, 2020

Dari data pada tabel 3.28 di atas, menunjukkan bahwa sebagian besar responden

telah mencari informasi terkait produk-produk male.id melalui media sosial instagram.

Hal ini dibuktikan dengan jawaban sangat setuju yang diberikan oleh responden yaitu

sebesar 49%, kemudian jawaban setuju sebesar 38%.

Dalam melakukan pencarian informasi, responden tidak hanya melakukannya

melalui media sosial instagram saja, tetapi juga melalui website dari male.id. Untuk

itu, di bawah ini akan dijelaskan terkait perolehan jawaban responden mengenai hal

tersebut.

Tabel 3.29

Persebaran Persentase Responden yang Melakukan Pencarian Informasi

mengenai Produk-Produk Male.Id Melalui Website Male.Id

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju (STS) 10 10%

Tidak Setuju (TS) 17 17%

Ragu-Ragu (RG) 31 31%

Setuju (S) 26 26%

Sangat Setuju (SS) 16 16%

Total 100 100%

Sumber: Data Kuesioner Nomor 26 Diolah, 2020

Pada tabel 3.29 di atas, menunjukkan perolehan data jawaban responden mengenai

pencarian informasi terkait produk-produk male.id melalui website male.id.

Berdasarkan data yang diperoleh, mayoritas responden memberikan jawaban ragu-

ragu dengan persentase sebesar 31%. Seperti yang diketahui bahwa male.id hanya

menggunakan website sebagai media untuk aktivitas pembelian saja, sementara untuk

Page 78: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

62

aktivitas promosi melalui instagram, dengan begitu membuat jawaban responden

didominasi oleh jawaban ragu-ragu. Meski demikian, terdapat 26% responden yang

menjawab setuju atas pernyataan kuesioner nomor 26, artinya terdapat responden yang

telah melakukan pencarian informasi baik berupa foto, harga, maupun ukuran produk

melalui website male.id.

Setelah melihat perolehan jawaban responden atas pencarian informasi, maka

dapat diketahui bahwa mayoritas responden telah melakukan tahapan pencarian search

baik melalui media sosial instagram maupun website male.id. Selanjutnya hal tersebut

akan mendorong responden untuk masuk ke tahapan berikutnya, yaitu tahap action

yang juga menjadi salah satu indikator pada variabel minat beli. Mengenai hal ini,

perolehan jawaban responden atas hal tersebut dapat dilihat melalui pemaparan pada

tabel 3.30 berikut ini.

Tabel 3.30

Persebaran Persentase Responden yang Menyalakan Countdown Reminders

Ketika Akan Diadakan Open Order oleh Male.Id

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju (STS) 16 16%

Tidak Setuju (TS) 30 30%

Ragu-Ragu (RG) 30 30%

Setuju (S) 12 12%

Sangat Setuju (SS) 12 12%

Total 100 100%

Sumber: Data Kuesioner Nomor 27 Diolah, 2020

Setelah melakukan pencarian informasi mengenai produk-produk male.id baik

melalui media sosial instagram maupun website male.id, selanjutnya apakah

responden akan masuk ke tahap selanjutnya atau tidak yaitu tahap action atau

melakukan tindakan setelah memperoleh informasi yang cukup dari hasil pencarian

terhadap produk yang ditawarkan.

Berdasarkan tabel 3.30 di atas, menunjukkan perolehan jawaban responden yang

menyalakan countdown reminders ketika akan diadakan open order oleh male.id. Dari

data yang diperoleh mayoritas responden memberikan jawaban tidak setuju dan ragu-

ragu dengan persentase masing-masing sebesar 30%. Artinya, mayoritas responden

tidak menyalakan countdown reminders ketika akan diadakan open order oleh male.id.

Hal ini dapat terjadi karena responden tidak terlalu membutuhkan countdown

Page 79: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

63

reminders, atau memang responden tidak memiliki keinginan untuk membeli produk

male.id pada open order yang telah dijadwalkan.

Selain melakukan tindakan (action) berupa menyalakan countdown reminders,

berikut ini akan dijelaskan mengenai perolehan jawaban responden atas tindakan

(action) berupa mengikuti giveaway yang diadakan oleh male.id.

Tabel 3.31

Persebaran Persentase Responden yang Mengikuti Giveaway yang Diadakan

Oleh Male.Id

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju (STS) 29 29%

Tidak Setuju (TS) 29 29%

Ragu-Ragu (RG) 18 18%

Setuju (S) 13 13%

Sangat Setuju (SS) 11 11%

Total 100 100%

Sumber: Data Kuesioner Nomor 28 Diolah, 2020

Pada tabel 3.31 di atas, memaparkan data jawaban responden atas pernyataan

mengikuti giveaway yang dilakukan oleh male.id. Berdasarkan data yang diperoleh,

banyak dari responden yang memberikan jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju

dengan besaran persentase yang sama yaitu sebesar 29%. Dari data tersebut, dapat

diketahui bahwa mayoritas responden tidak mengikuti giveaway yang diadakan oleh

male.id. Hal ini dapat terjadi karena kemungkinan responden yang kurang tertarik

dengan giveaway yang diberikan oleh male.id.

Tindakan lainnya yang dilakukan oleh responden yaitu melakukan pembelian

terhadap produk dari male.id setiap diadakan open order. Mengenai hal ini, data

perolehan jawaban responden akan dipaparkan sebagai berikut.

Page 80: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

64

Tabel 3.32

Persebaran Persentase Responden yang Melakukan Pembelian Terhadap

Produk Male.Id Setiap Open Order

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju (STS) 27 27%

Tidak Setuju (TS) 31 31%

Ragu-Ragu (RG) 26 26%

Setuju (S) 10 10%

Sangat Setuju (SS) 6 6%

Total 100 100%

Sumber: Data Kuesioner Nomor 29 Diolah, 2020

Dari data tabel 3.32 di atas, menampilkan jawaban responden atas pernyataan

melakukan pembelian terhadap produk male.id setiap open order. Dari data yang

diperoleh, dapat diketahui bahwa mayoritas responden memberikan tidak setuju yaitu

sebesar 31%, dan 27% lainnya menjawab sangat tidak setuju. Dari data tersebut,

artinya mayoritas responden tidak melakukan pembelian terhadap produk male.id

setiap open order. Hal ini dapat terjadi karena responden pernah melakukan pembelian

tetapi tidak setiap open order, melainkan hanya sesekali atau memang belum pernah

melakukan tindakan pembelian terhadap produk male.id.

Selain melakukan pembelian terhadap produk male.id setiap open order,

pengukuran pada indikator action juga dilihat melalui pernyataan tentang membeli

lebih dari satu produk male.id yang akan dijelaskan melalui tabel 3.33 di bawah ini.

Tabel 3.33

Persebaran Persentase Responden yang Membeli Lebih Dari Satu Produk

Male.Id

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju (STS) 19 19%

Tidak Setuju (TS) 28 28%

Ragu-Ragu (RG) 20 20%

Setuju (S) 21 21%

Sangat Setuju (SS) 12 12%

Total 100 100%

Sumber: Data Kuesioner Nomor 30 Diolah, 2020

Pada tabel 3.33 di atas menampilkan perolehan jawaban responden mengenai

membeli lebih dari satu produk male.id. Dapat dilihat bahwa banyak dari responden

Page 81: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

65

yang memberikan jawaban tidak setuju sebesar 28%, dan sangat tidak setuju sebesar

19%. Berdasarkan data tersebut, menunjukkan bahwa mayoritas responden tidak

membeli lebih dari satu produk male.id. Hal ini dapat terjadi karena responden pernah

membeli produk dari male.id, namun tidak membeli lebih dari satu produk male.id

atau memang belum pernah untuk membeli produk dari male.id.

Setelah melakukan tindakan (action) terhadap produk dari male.id, selanjutnya

responden akan masuk ke tahapan selanjutnya. Seperti pada tabel 3.34 di bawah ini

yang merupakan salah satu aktivitas yang mungkin dilakukan oleh responden setelah

melakukan pembelian yaitu share atau membagikan pengalaman dalam membeli

produk maupun interaksi yang dilakukan.

Tabel 3.34

Persebaran Persentase Responden yang Merekomendasikan Produk-Produk

Male.Id Kepada Teman/ Sahabat/ Keluarga

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju (STS) 7 7%

Tidak Setuju (TS) 8 8%

Ragu-Ragu (RG) 22 22%

Setuju (S) 39 39%

Sangat Setuju (SS) 24 24%

Total 100 100%

Sumber: Data Kuesioner Nomor 31 Diolah, 2020

Dari data tabel 3.34 di atas, menunjukkan perolehan jawaban responden atas

pernyataan kuesioner nomor 31 mengenai merekomendasikan produk-produk male.id

kepada teman/ sahabat/ keluarga. Dari total 100 responden, dapat dilihat mayoritas

responden setuju atas pernyataan tersebut, terbukti dari sebesar 39% responden

memberikan jawaban setuju. Artinya, banyak dari responden yang telah

merekomendasikan produk-produk male.id kepada teman/ sahabat/ keluarga.

Selain merekomendasikan produk-produk male.id kepada teman/ sahabat/

keluarga, tahap berbagi pengalaman (share) juga dapat dilakukan dengan membagikan

testimoni terkait produk male.id kepada publik. Mengenai hal ini, data perolehan

jawaban responden akan dipaparkan melalui tabel 3.35 berikut.

Page 82: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

66

Tabel 3.35

Persebaran Persentase Responden yang Membagikan Testimoni Terkait

Produk Male.Id Kepada Publik

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju (STS) 30 30%

Tidak Setuju (TS) 17 17%

Ragu-Ragu (RG) 30 30%

Setuju (S) 14 14%

Sangat Setuju (SS) 9 9%

Total 100 100%

Sumber: Data Kuesioner Nomor 32 Diolah, 2020

Pada tabel 3.35 di atas, menampilkan jawaban responden atas pernyataan

membagikan testimoni terkait produk male.id kepada publik. Dari data yang diperoleh,

dapat dilihat bahwa total jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju lebih

mendominasi, terbukti dari persentase jawaban sangat tidak setuju sebesar 30% dan

tidak setuju sebesar 17%. Artinya mayoritas responden tidak membagikan testimoni

terkait produk male.id kepada publik. Hal ini dapat terjadi karena responden tidak

memiliki keinginan untuk membagikan testimoni kepada publik, melainkan hanya

kepada orang-orang terdekat.

Selain dengan merekomendasikan produk maupun membagikan testimoni,

aktfitas share juga dapat dilakukan dengan membagikan foto di media sosial saat

menggunakan produk male.id. Data perolehan jawaban responden terkait hal tersebut

akan dipaparkan pada tabel 3.36 di bawah ini.

Tabel 3.36

Persebaran Persentase Responden yang Membagikan Foto Di Media Sosial Saat

Menggunakan Produk Male.Id

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju (STS) 25 25%

Tidak Setuju (TS) 30 30%

Ragu-Ragu (RG) 24 24%

Setuju (S) 10 10%

Sangat Setuju (SS) 11 11%

Total 100 100%

Sumber: Data Kuesioner Nomor 33 Diolah, 2020

Page 83: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

67

Tabel 3.36 di atas menampilkan perolehan jawaban responden mengenai

pernyataan membagikan foto di media sosial saat menggunakan produk male.id.

Berdasarkan data yang diperoleh, total persentase jawaban tidak setuju dan sangat

tidak setuju lebih dominan dibandingkan jawaban setuju dan sangat setuju. Terbukti

dari persentase jawaban tidak setuju sebesar 30% dan sangat tidak setuju sebesar 25%.

Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden tidak membagikan foto di media

sosial saat menggunakan produk male.id. Ini dapat terjadi karena responden bukan

membagikan pengalaman atau informasi melalui foto saat menggunakan produk dari

male.id, melainkan membagikan pengalaman atau informasi lainnya terkait produk

male.id, atau memang hanya menggunakan produk dari male.id namum tidak

melakukan aktivitas share.

Secara keseluruhan, pernyataan-pernyataan yang tercantum pada tiap nomor

kuesioner untuk variabel minat beli, dapat dilihat bahwa beberapa tahapan AISAS

mendapatkan hasil yang positif dari responden berdasarkan data jawaban yang telah

diperoleh. Meski demikian, masih terdapat pernyataan-pernyataan yang mendapatkan

hasil yang kurang baik atau dengan persentase jawaban tidak setuju maupun sangat

tidak setuju yang lebih dominan dibandingkan jawaban setuju maupun sangat tidak

setuju.

Page 84: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

68

1. Kategori Variabel Minat Beli (Y2)

Berdasarkan persebaran skor jawaban responden atas 10 pernyataan

mengenai minat beli, diperoleh lebar interval sebagai berikut:

𝑖 =𝑅

𝑘

𝑖 =(13 x 5) − (13 x 1)

5

𝑖 =65 − 13

5

𝑖 =52

5

𝑖 = 10.4 = 10

Keterangan:

𝑖 = Lebar Interval

𝑅 = Jarak Pengukuran

𝑘 = Jumlah Interval

Berdasarkan perhitungan mengenai lebar interval di atas, diperoleh lima

kategori skor yang diklasifikasikan sebagai berikut:

Sangat Tinggi = 53 – 65

Tinggi = 43 – 52

Cukup Tinggi = 33 – 42

Rendah = 23 – 32

Sangat Rendah = 13 – 22

Dari lima kategori skor yang telah dipaparkan di atas, selanjutnya peneliti

melakukan pengolahan jawaban responden atas pernyataan-pernyataan pada

variabel minat beli yang telah terkumpul sebelumnya. Kemudian hasil yang

diperoleh dijabarkan dalam bentuk data dan dilakukan kategorisasi berdasarkan

intervalnya, yang dapat dilihat melalui tabel berikut:

Page 85: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

69

Tabel 3.37

Persentase Skor Jawaban Responden untuk Variabel Minat Beli

Kategori Interval Frekuensi Persentase

(%)

Sangat Tinggi 53 – 65 14 14%

Tinggi 43 – 52 28 28%

Cukup Tinggi 33 – 42 40 40%

Rendah 23 – 32 16 16%

Sangat Rendah 13 – 22 2 2%

Jumlah 100 100%

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2020

Pada tabel 3.37 di atas memaparkan klasifikasi kategori untuk variabel minat

beli. Dengan menggunakan teori AISAS, tiap pernyataan disusun berdasarkan

tahapan AISAS tersebut. Setelah data diolah, kemudian dimasukkan ke setiap

kategori sesuai dengan intervalnya. Kategori pada variabel minat beli ini terdiri

dari sangat tinggi, tinggi, cukup tinggi, rendah, dan sangat rendah. Lebar interval

pada tiap kategori ditetapkan berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan.

Berdasarkan pengelompokkan data pada tiap kategori seperti tabel 3.37 di

atas, dapat dilihat bahwa frekuensi paling banyak berada pada kategori cukup

tinggi dengan persentase di interval 33 – 42 sebesar 40%. Artinya penilaian yang

diberikan oleh responden dalam penelitian ini menunjukkan bahwa responden

memiliki minat beli yang cukup tinggi terhadap produk-produk male.id.

E. Tabulasi Silang

Analisis tabulasi silang atau crosstab pada penelitian ini digunakan untuk

mengetahui korelasi atau hubungan antar variabel (Sarwono dalam Ashari, Wibawa,

dan Persada, 2017: 18). Crosstab dilakukan dengan cara menyilangkan antar variabel

yang dianggap berhubungan, sehingga diperoleh frekuensi serta persentase dari dua

atau lebih variabel secara sekaligus. Dengan begitu, makna hubungan antar variabel

dapat dipahami secara deskriptif (Santoso dan Tjiptono dalam Ashari, Wibawa, dan

Persada, 2017:18). Penjabaran dan pendeskripsian dari hasil tabulasi silang dapat

dilihat sebagai berikut.

Page 86: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

70

Tabel 3.38

Hubungan antara Penggunaan Instagram Stories (X)

dengan Brand Awareness (Y1)

Penggunaan

Instagram

Stories (X)

Brand Awareness (Y1)

Total Sangat

Baik Baik

Cukup

Baik

Kurang

Baik

Tidak

Baik

Sangat Aktif 28

52.8%

21

39.6%

3

5.7%

1

1.9%

0

0.0%

53

100%

Aktif 4

11.1%

23

63.9%

8

22.2%

1

2.8%

0

0.0%

36

100%

Cukup Aktif 0

0.0%

3

42.9%

2

28.6%

2

28.6%

0

0.0%

7

100%

Kurang Aktif 0

0.0%

1

33.3%

1

33.3%

1

33.3%

0

0.0%

3

100%

Tidak Aktif 0

0.0%

0

0.0%

0

0.0%

1

100%

0

0.0%

1

100%

Sumber: Data primer yang diolah menggunakan SPSS, 2020

Tabel 3.38 di atas memaparkan hasil penyilangan yang dilakukan antara variabel

penggunaan instagram stories dengan variabel brand awareness. Dapat dilihat dari

data tersebut bahwa frekuensi terbesar berada pada variabel penggunaan instagram

stories yang sangat aktif dan variabel brand awareness yang sangat baik yaitu

sebanyak 28 responden atau sebesar 52.8%. Hal ini memperlihatkan mayoritas

responden menilai bahwa male.id telah menggunakan instagram stories dengan sangat

aktif, sehingga pembentukan brand awareness pada responden juga menjadi sangat

baik.

Page 87: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

71

Tabel 3.39

Hubungan antara Penggunaan Instagram Stories (X)

dengan Minat Beli (Y2)

Penggunaan

Instagram

Stories (X)

Minat Beli (Y2)

Total Sangat

Tinggi Tinggi

Cukup

Tinggi Rendah

Sangat

Rendah

Sangat Aktif 13

24.5%

19

35.8%

16

30.2%

5

9.4%

0

0.0%

53

100%

Aktif 1

2.8%

8

22.2%

17

47.2%

8

22.2%

2

5.6%

36

100%

Cukup Aktif 0

0.0%

0

0.0%

6

85.7%

1

14.3%

0

0.0%

7

100%

Kurang Aktif 0

0.0%

1

33.3%

1

33.3%

1

33.3%

0

0.0%

3

100%

Tidak Aktif 0

0.0%

0

0.0%

0

0.0%

1

100.0%

0

0.0%

1

100%

Sumber: Data primer yang diolah menggunakan SPSS, 2020

Pada tabel 3.39 di atas menunjukkan hasil penyilangan yang dilakukan antara

variabel penggunaan instagram stories dengan minat beli. Berdasarkan data tersebut,

dapat dilihat mayoritas responden menilai bahwa male.id telah menggunakan

instagram stories dengan sangat aktif, sehingga minat beli pada responden juga

menjadi tinggi. Hal ini dibuktikan dengan frekuensi terbesar berada pada variabel

penggunaan instagram stories yang sangat baik dan variabel minat beli yang tinggi

yaitu sebanyak 19 responden atau sebesar 35.8%.

Page 88: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan data jawaban yang telah diperoleh dari responden terkait penelitian ini,

selanjutnya peneliti melakukan pengolahan data secara statistik dengan menggunakan

program SPSS. Hasil dari pengolahan data yang telah dilakukan akan dipaparkan sebagai

berikut.

A. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji Validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kebenaran atau kesahihan

kuesioner yang digunakan untuk memperoleh data, apabila nilai validitas yang diperoleh

tinggi maka nilai kebenaran kuesioner tersebut juga tinggi (Arikunto dalam

Abdussamad, 2018: 84). Kemudian uji reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan

seberapa besar kuesioner yang digunakan tersebut dikatakan konsisten. Apabila

pengujian menunjukkan kuesioner yang sudah dipercaya, maka dapat menghasilkan

data yang dapat dipercaya juga (Septiawan, 2016: 42).

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan pada setiap butir pernyataan pada kuesioner yang

digunakan pada penelitian ini. Selanjutnya untuk melihat valid atau tidaknya butir

pernyataan tersebut, maka peneliti membandingkan nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dengan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙.

Apabila 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, maka butir pernyataan tersebut dapat dikatakan valid.

Untuk mengetahui nilai dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , peneliti menggunakan rumus

𝑑(𝑓) = 𝑛 − 2, di mana n merupakan jumlah responden. sehingga hasil perhitungan

yang dilakukan adalah sebagai berikut:

𝑑(𝑓) = 𝑛 − 2

𝑑(𝑓) = 100 − 2 = 98

Pada r tabel, nilai ke 98 dengan tingkat signifikansi 0,05 menunjukkan angka

0,1966. Selanjutnya hasil uji validitas yang telah diolah dengan menggunakan SPSS

akan dipaparkan sebagai berikut.

Page 89: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

73

Tabel 4.1

Hasil Uji Validitas untuk Variabel Penggunaan Instagram Stories (X)

Variabel

Penggunaan

Instagram Stories

(X)

No.

Item

r hitung r tabel Keterangan

X.1 0,754 0,1966 Valid

X.2 0,738 0,1966 Valid

X.3 0,743 0,1966 Valid

X.4 0,734 0,1966 Valid

X.5 0,710 0,1966 Valid

X.6 0,769 0,1966 Valid

X.7 0,865 0,1966 Valid

X.8 0,725 0,1966 Valid

X.9 0,727 0,1966 Valid

X.10 0,808 0,1966 Valid

Sumber: Data yang diolah menggunakan SPSS, 2020

Berdasarkan hasil yang dipaparkan pada tabel 4.1 di atas, dapat diketahui

bahwa setiap butir pernyataan untuk variabel penggunaan instagram stories (X)

memiliki nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 . Sehingga 10 item pernyataan tersebut dapat

dikatakan valid dan layak digunakan untuk pengambilan data.

Tabel 4.2

Hasil Uji Validitas untuk Variabel Brand Awareness (Y1)

Variabel Brand

Awareness (Y1)

No. Item r hitung r tabel Keterangan

Y1.1 0,611 0,1966 Valid

Y1.2 0,708 0,1966 Valid

Y1.3 0,729 0,1966 Valid

Y1.4 0,668 0,1966 Valid

Y1.5 0,639 0,1966 Valid

Y1.6 0,799 0,1966 Valid

Y1.7 0,736 0,1966 Valid

Y1.8 0,754 0,1966 Valid

Y1.9 0,776 0,1966 Valid

Y1.10 0,728 0,1966 Valid

Sumber: Data yang diolah menggunakan SPSS, 2020

Page 90: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

74

Berdasarkan hasil yang dipaparkan pada tabel 4.2 di atas, dapat diketahui

bahwa setiap butir pernyataan untuk variabel brand awareness (Y1) memiliki nilai

𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙. Sehingga 10 item pernyataan tersebut dapat dikatakan valid dan

layak digunakan untuk pengambilan data.

Tabel 4.3

Hasil Uji Validitas untuk Variabel Minat Beli (Y2)

Variabel Minat

Beli (Y2)

No. Item r hitung r tabel Keterangan

Y2.1 0,697 0,1966 Valid

Y2.2 0,588 0,1966 Valid

Y2.3 0,697 0,1966 Valid

Y2.4 0,630 0,1966 Valid

Y2.5 0,475 0,1966 Valid

Y2.6 0,663 0,1966 Valid

Y2.7 0,726 0,1966 Valid

Y2.8 0,699 0,1966 Valid

Y2.9 0,743 0,1966 Valid

Y2.10 0,743 0,1966 Valid

Y2.11 0,746 0,1966 Valid

Y2.12 0,711 0,1966 Valid

Y2.13 0,751 0,1966 Valid

Sumber: Data yang diolah menggunakan SPSS, 2020

Berdasarkan hasil yang dipaparkan pada tabel 4.3 di atas, dapat diketahui

bahwa setiap butir pernyataan untuk variabel minat beli (Y2) memiliki nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

> 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 . Sehingga 13 item pernyataan tersebut dapat dikatakan valid dan layak

digunakan untuk pengambilan data.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan pada kuesioner penelitian ini. Kemudian untuk

melihat reliabel atau tidaknya kuesioner yang digunakan, maka peneliti melihat

nilai Cronbach’s Alpha yang diperoleh. Apabila nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 s.d.

0,80 maka dianggap reliabel, kemudian apabila dalam kisaran > 0,80 s.d. 1,00 maka

dianggap sangat baik atau sangat reliabel (Veronika, 2016: 44). Berikut akan

dipaparkan hasil uji reliabilitas yang telah diolah dengan menggunakan SPSS.

Page 91: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

75

Tabel 4.4

Hasil Uji Reliabilitas untuk Variabel Penggnaan Instagram Stories (X)

Cronbach’s Alpha N of Items

0,914 10

Sumber: Data yang diolah menggunakan SPSS, 2020

Berdasarkan hasil yang dipaparkan pada tabel 4.4 di atas, dapat dilihat bahwa

nilai Cronbach’s alpha untuk variabel penggunaan instagram stories sebesar 0,914

dan berada di kisaran angka 0,80 s.d. 1,00. Sehingga dapat dikatakan bahwa

instrumen yang digunakan pada penelitian ini dapat dikatakan reliabel atau

konsisten jika digunakan di waktu yang berbeda dan layak digunakan untuk

pengambilan data.

Tabel 4.5

Hasil Uji Reliabilitas untuk Variabel Brand Awareness (Y1)

Cronbach’s Alpha N of Items

0,893 10

Sumber: Data yang diolah menggunakan SPSS, 2020

Berdasarkan hasil yang dipaparkan pada tabel 4.5 di atas, dapat dilihat bahwa

nilai Cronbach’s alpha untuk variabel brand awareness sebesar 0,893 dan berada di

kisaran angka 0,80 s.d. 1,00. Sehingga dapat dikatakan bahwa instrumen yang

digunakan pada penelitian ini dapat dikatakan reliabel atau konsisten jika

digunakan di waktu yang berbeda dan layak digunakan untuk pengambilan data.

Tabel 4.6

Hasil Uji Reliabilitas untuk Variabel Minat Beli (Y2)

Cronbach’s Alpha N of Items

0,904 13

Sumber: Data yang diolah menggunakan SPSS, 2020

Berdasarkan hasil yang dipaparkan pada tabel 4.6 di atas, dapat dilihat bahwa

nilai Cronbach’s alpha untuk variabel minat beli sebesar 0,904 dan berada di kisaran

angka 0,80 s.d. 1,00. Sehingga dapat dikatakan bahwa instrumen yang digunakan

pada penelitian ini dapat dikatakan reliabel atau konsisten jika digunakan di waktu

yang berbeda dan layak digunakan untuk pengambilan data.

Page 92: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

76

B. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sebaran data pada sebuah

kelompok data atau variabel, apakah sebaran data tersebut berdistribusi normal atau

tidak. Pada penelitian ini, peneliti melihat nilai signifikansi pada hasil Kolmogorov-

Smirnov Test melalui SPSS untuk mengetahui data yang terkumpul terdistribusi

secara normal atau tidak. Apabila nilai signifikansi > α = 0,05 maka data tersebut

berdistribusi normal, dan sebaliknya apabila nilai signifikansi < α = 0,05 maka data

tersebut tidak berdistribusi normal.

Pada penelitian ini terdiri dari dua variabel Y, sehingga uji normalitas

dilakukan sebanyak dua kali, yaitu antara variabel X dengan Y1, dan X dengan Y2.

Berikut akan dipaparkan mengenai hasil uji normalitas yang telah dilakukan melalui

program SPSS.

Tabel 4.7

Uji Normalitas Variabel Penggunaan Instagram Stories (X) dengan Brand

Awareness (Y1)

Sumber: Data yang diolah menggunakan SPSS, 2020

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa nilai Asymp.Sig.(2-

tailed) = 0,083, di mana nilai tersebut > dari α = 0,05, sehingga hal ini menunjukkan

data tersebut berdistribusi normal. Hal ini juga diperkuat dengan hasil dari bentuk

Page 93: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

77

histogram dan sebaran data pada plot yang ditunjukkan melalui gambar di bawah

ini.

Gambar 4.1

Histogram dan Plot Uji Normalitas

Variabel Penggunaan Instagram Stories (X) dengan Brand Awareness (Y1)

Sumber: Data yang diolah menggunakan SPSS, 2020

Dari gambar 4.1 di atas memperlihatkan bahwa data tersebar di sekitar garis

dan mengikuti garis, di mana menurut Al Ijie dan Santoso (2015: 5) apabila data

menyebar di sekitar dan mengikuti garis diagonal pada plot atau mengikuti grafik

histogramnya, maka data tersebut dikatakan berdistribusi normal. Sehingga dilihat

dari histogram dan plot di atas, maka dapat dikatakan data tersebut berdistribusi

normal.

Page 94: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

78

Tabel 4.8

Uji Normalitas Variabel Penggunaan Instagram Stories (X)

dengan Minat Beli (Y2)

Sumber: Data yang diolah menggunakan SPSS, 2020

Melalui hasil perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa nilai Asymp.Sig.(2-

tailed) = 0,200, di mana nilai tersebut > dari α = 0,05, sehingga hal ini menunjukkan

data tersebut berdistribusi normal. Hal ini juga didukung oleh hasil dari bentuk

histogram dan sebaran data pada plot yang dapat dilihat melalui gambar di bawah

ini.

Page 95: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

79

Gambar 4.2

Histogram dan Plot Uji Normalitas

Variabel Penggunaan Instagram Stories (X) dengan Minat Beli (Y2)

Sumber: Data yang diolah menggunakan SPSS, 2020

Dari gambar 4.2 di atas memperlihatkan bahwa data tersebar di sekitar garis

dan mengikuti garis, di mana menurut Al Ijie dan Santoso (2015: 5) apabila data

menyebar di sekitar dan mengikuti garis diagonal pada plot atau mengikuti grafik

histogramnya, maka data tersebut dikatakan berdistribusi normal. Sehingga dilihat

dari histogram dan plot di atas, maka dapat dikatakan data tersebut berdistribusi

normal.

2. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antar dua

variabel yaitu variabel X dan Y, apakah kedua variabel tersebut mempunyai

hubungan secara linar atau tidak. Uji linearitas dilakukan dengan melihat nilai

signifikansi dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, apabila nilai signifikansi >

α = 0,05 maka kedua variabel tersebut berhubungan secara linear, dan juga

sebalikanya jika nilai signifikansi yang diperoleh < α = 0,05 maka kedua variabel

tersebut tidak berhubungan secara linear.

Pada penelitian ini terdiri dari dua variabel Y, sehingga uji linearitas dilakukan

sebanyak dua kali, yaitu pengujian untuk variabel X dengan Y1, dan Variabel X

dengan Y2. Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan dengan

menggunakan SPSS, berikut akan dipaparkan hasil dari uji linearitas antara variabel

independen dan variabel dependen.

Page 96: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

80

Tabel 4.9

Uji Linearitas Variabel Penggunaan Instagram Stories (X)

dengan Brand Awareness (Y1)

Sumber: Data yang diolah menggunakan SPSS, 2020

Berdasarkan hasil uji linearitas di atas, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi

pada kolom Deviation from Linearity sebesar 0,118, di mana nilai tersebut > α =

0,05. Hal ini memperlihatkan bahwa variabel penggunaan instagram stories (X)

berhubungan secara linear dengan variabel brand awareness (Y1).

Tabel 4.10

Uji Linearitas Variabel Penggunaan Instagram Stories (X)

dengan Minat Beli (Y2)

Sumber: Data yang diolah menggunakan SPSS, 2020

Berdasarkan hasil uji linearitas di atas, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi

pada kolom Deviation from Linearity sebesar 0,089, di mana nilai tersebut > α =

0,05. Hal ini memperlihatkan bahwa variabel penggunaan instagram stories (X)

berhubungan secara linear dengan variabel minat beli (Y1).

3. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2016) uji heteroskedastisitas merupakan uji yang menilai

apakah ada ketidaksamaan varian dari residual pada satu pengamatan ke

pengamatan lainnya di dalam model regresi. Apabila asumsi heteroskedastisitas

terpenuhi, maka model regresi dinyatakan tidak valid sebagai alat peramalan

sebaliknya jika asumsi heteroskedastisitas tidak terpenuhi, maka model regresi

dinyatakan valid sebagai alat peramalan. Asumsi heteroskedastisitas dikatakan

Page 97: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

81

terpenuhi jika nilai signifikansi < α = 0,05 yang berarti model regresi dinyatakan

tidak valid sebagai alat peramalan.

Tabel 4.11

Uji Heteroskedastisitas Variabel Penggunaan Instagram Stories (X)

dan Brand Awareness (Y1)

Sumber: Data yang diolah menggunakan SPSS, 2020

Berdasarkan perolehan hasil di atas, dapat dilihat nilai Sig. pada penggunaan

instagram stories menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,444, di mana nilai

tersebut > α = 0,05. Artinya data tidak terjadi heteroskedastisitas pada penggunaan

instagram stories dengan brand awareness sehingga hal ini memperlihatkan bahwa

asumsi kehomogenan ragam sisaan terpenuhi atau model regresi dinyatakan valid.

Tabel 4.12

Uji Heteroskedastisitas Variabel Penggunaan Instagram Stories (X)

Dan Minat Beli (Y2)

Sumber: Data yang diolah menggunakan SPSS, 2020

Dari perolehan hasil di atas, dapat dilihat nilai Sig. pada penggunaan instagram

stories menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,141, di mana nilai tersebut > α=

0,05. Artinya data tidak terjadi heteroskedastisitas pada penggunaan instagram

stories dengan minat beli sehingga hal ini memperlihatkan bahwa asumsi

kehomogenan ragam sisaan terpenuhi atau model regresi dinyatakan valid.

Page 98: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

82

C. Uji Korelasi

Uji korelasi merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan

antar dua variabel. Tujuan pengujian ini juga untuk memperoleh pola dan keeratan atau

kekuatan hubungan antar variabel yang diteliti.

Tabel 4.13

Uji Korelasi Variabel Penggunaan Instagram Stories (X) dengan Brand

Awareness (Y1) dan Minat Beli (Y2)

Sumber: Data yang diolah menggunakan SPSS, 2020

Dari hasil uji korelasi di atas, dapat diketahui bahwa hubungan antara variabel

penggunaan instagram stories (X) dengan brand awareness (Y1) memperlihatkan nilai

𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 0,667 dan memiliki nilai tingkat signifikansi 0,000 yang berarti < α =

0,05, artinya variabel penggunaan instagram stories berkorelasi kuat dan signifikan

dengan variabel brand awareness. Selanjutnya, untuk hubungan antara variabel

penggunaan instagram stories (X) dengan minat beli (Y2) memperlihatkan nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

sebesar 0,514 dan tingkat signifikansi menunjukkan nilai sebesar 0,000 yang berarti <

0,05. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel penggunaan instagram

stories dengan minat beli adalah berkorelasi sedang dan signifikan.

D. Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linier antara satu variabel

bebas (X) dengan variabel terikat (Y) (Septiawan, 2016: 50). Analisis ini dilakukan

dengan tujuan untuk mengatahui arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel

Page 99: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

83

terikat tersebut, apakah bersifat positif atau negatif, serta untuk memprediksi nilai dari

variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau

penurunan (Septiawan, 2016: 50).

Pada penelitian ini terdiri dari dua variabel Y, sehingga analisis regresi linear

sederhana dilakukan sebanyak dua kali, yaitu antara variabel penggunaan instagram

stories (X) dengan brand awareness (Y1) dan variabel penggunaan instagram stories

(X) dengan minat beli (Y2). Hasil analisis regresi linear sederhana dengan

menggunakan SPSS akan dipaparkan sebagai berikut.

Tabel 4.14

Analisis Regresi Linear Sederhana Variabel Penggunaan Instagram Stories (X)

dengan Brand Awareness (Y1)

Sumber: Data yang diolah menggunakan SPSS, 2020

Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disusun persamaan regresi linear untuk

variabel X dan Y1 sebagai berikut:

Y1 = a + bX

Y1 = 9,255 + 0,706(X)

Dengan konstanta sebesar 9,255, hal ini menunjukkan bahwa apabila penggunaan

instagram stories diabaikan maka brand awareness adalah sebesar 9,255 satuan.

Kemudian jika penggunaan instagram stories bertambah 1 maka akan menyebabkan

kenaikan (karena tanda menunjukkan positif) sebesar 0,706 pada brand awareness.

Page 100: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

84

Tabel 4.15

Analisis Regresi Linear Sederhana Variabel Penggunaan Instagram Stories (X)

dengan Minat Beli (Y2)

Sumber: Data yang diolah menggunakan SPSS, 2020

Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disusun persamaan regresi linear untuk

variabel X dan Y2 sebagai berikut:

Y2 = a + bX

Y2 = 12,162 + 0,732(X)

Dengan konstanta sebesar 12,162, hal ini menunjukkan bahwa apabila penggunaan

instagram stories diabaikan maka minat beli adalah sebesar 12,162 satuan. Kemudian

jika penggunaan instagram stories bertambah 1 maka akan menyebabkan kenaikan

(karena tanda menunjukkan positif) sebesar 0,732 pada minat beli.

E. Analisis Koefisien Determinasi

Analisis koefisien determinasi (R2 atau R Square) digunakan untuk mengetahui

seberapa besar kemampuan variabel bebas dalam mempengaruhi atau menjelaskan

variasi yang terjadi pada variabel terikat (Al Ijie dan Santoso, 2015: 6). Hasil analisis

koefisien determinasi pada penelitian ini akan dipaparkan sebagai berikut.

Tabel 4.16

Analisis Koefisien Determinasi Variabel Penggunaan Instagram Stories (X)

Dan Brand Awareness (Y1)

Sumber: Data yang diolah menggunakan SPSS, 2020

Melalui hasil di atas, dapat diketahui nilai R Square dari variabel penggunaan

instagram stories (X) dengan variabel brand awareness (Y1) adalah sebesar 0,445 atau

44,5%. Nilai R Square yang diperoleh tersebut dapat diartikan bahwa variabel

Page 101: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

85

penggunaan instagram stories hanya mampu menjelaskan atau mempengaruhi nilai

variabel brand awareness sebesar 44,5%, sedangkan 55,5% sisanya dipengaruhi oleh

faktor lain yang belum dimasukkan ke dalam penelitian ini.

Tabel 4.17

Analisis Koefisien Determinasi Variabel Penggunaan Instagram Stories (X)

Dan Minat Beli (Y2)

Sumber: Data yang diolah menggunakan SPSS, 2020

Berdasarkan perolehan di atas, memperlihatkan bahwa nilai R Square sebesar 0,265

yang artinya bahwa variabel penggunaan instagram stories (X) hanya mampu

menjelaskan atau mempengaruhi nilai variabel minat beli (Y2) sebesar 26,5%,

sedangkan 73,5% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain di luar variabel X yang belum

dimasukkan ke dalam penelitian ini.

F. Uji F

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas secara serentak

terhadap variabel terikat (Dimyati, 2019: 23). Selain itu juga, uji F digunakan untuk

menguji apakah model regresi yang dibuat bersifat baik/ signifikan/ layak digunakan

atau tidak baik/ non signifikan/ tidak layak digunakan. Apabila nilai signifikansi yang

diperoleh < α = 0,05, maka model regresi layak digunakan/ signifikan.

Page 102: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

86

Tabel 4.18

Uji F Variabel Penggunaan Instagram Stories (X) dengan Brand Awareness (Y1)

Sumber: Data yang diolah menggunakan SPSS, 2020

Berdasarkan hasil diatas, dapat dilihat perolehan nilai F sebesar 78,709 dan nilai

signifikansi sebesar 0,000 untuk variabel penggunaan instagram stories dengan variabel

brand awareness, di mana nilai signifikansi yang diperoleh tersebut < α = 0,05, sehingga

model persamaan regresi pada penelitian ini adalah signifikan atau layak digunakan.

Tabel 4.19

Uji F Variabel Penggunaan Instagram Stories (X) dengan Minat Beli (Y2)

Sumber: Data yang diolah menggunakan SPSS, 2020

Melalui perolehan diatas, dapat diketahui nilai F untuk variabel penggunaan

instagram stories dengan variabel minat beli adalah sebesar 35,274 dan nilai

signifikansi sebesar 0,000, di mana nilai signifikansi yang diperoleh tersebut < α = 0,05,

sehingga model persamaan regresi pada penelitian ini adalah signifikan atau layak

digunakan.

Page 103: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

87

G. Uji T

Uji t dikenal dengan uji parsial, yaitu untuk menguji seberapa jauh pengaruh dari

variabel bebasnya secara individual terhadap variabel terikatnya (Al Ijie dan Santoso,

2015: 7). Uji ini dapat dilakukan dengan mambandingkan t hitung dengan t tabel atau

dengan melihat kolom signifikansi pada masing-masing t hitung. Apabila nilai

signifikansi < α = 0,05, maka terdapat pengaruh signifikan antara variabel X

(independen) terhadap variabel Y (dependen), sebaliknya apabila nilai signifikansi > α

= 0,05 maka tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel X (independen) terhadap

variabel Y (dependen).

Tabel 4.20

Uji T Variabel Penggunaan Instagram Stories (X) dan Brand Awareness (Y1)

Sumber: Data yang diolah menggunakan SPSS, 2020

Berdasarkan perolehan diatas, dapat dilihat bahwa variabel penggunaan instagram

stories secara individu atau partial memiliki nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 8,872 dan signifikansi

sebesar 0,000. Hal ini menunjukan bahwa nilai signifikansi yang diperoleh < α = 0,05,

dengan demikian terdapat pengaruh signifikan antara pengguna instagram stories

terhadap brand awareness.

Page 104: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

88

Tabel 4.21

Uji T Variabel Penggunaan Instagram Stories (X) dan Minat Beli (Y2)

Sumber: Data yang diolah menggunakan SPSS, 2020

Dari hasil diatas, dapat dilihat bahwa secara individu atau partial, variabel

penggunaan instagram stories memiliki nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 5,939 dan signifikansi

sebesar 0,000. Hal ini menunjukan bahwa nilai signifikansi yang diperoleh < α = 0,05,

dengan demikian terdapat pengaruh signifikan antara pengguna instagram stories

terhadap minat beli.

H. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan guna mengambil keputusan terhadap dugaan atau asumsi

yang telah dibuat sebelumnya, apakah dugaan atau asumsi tersebut diterima atau ditolak

berdasarkan bukti berupa data-data yang telah terkumpul.

Terdapat dua hipotesis penelitian pada penyusunan penelitian ini yaitu antara

penggunaan instagram stories (X) dengan brand awareness (Y1) dan penggunaan

instagram stories (X) dengan minat beli (Y2). Berdasarkan pengolahan data yang telah

dilakukan, memperlihatkan hasil yang mampu menjawab dugaan atau asumsi yang telah

disusun sebelumnya. Berikut akan dipaparkan hipotesis penelitian serta keputusan yang

didapatkan.

1. H0 : Tidak terdapat efektivitas yang signifikan antara penggunaan instagram

stories dengan pembentukan brand awareness di kalangan mahasiswa Universitas

Islam Indonesia.

H1 : Terdapat efektivitas yang signifikan antara penggunaan instagram stories

dengan pembentukan brand awareness di kalangan mahasiswa Universitas Islam

Indonesia.

Melalui hasil uji pengaruh yang telah dilakukan, didapatkan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

sebesar 8,872 dan signifikansi sebesar 0,000. Hal ini menunjukan bahwa nilai

signifikansi yang diperoleh < α = 0,05, dengan demikian penggunaan instagram

Page 105: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

89

stories efektif secara signifikan terhadap pembentukan brand awareness di

kalangan mahasiswa Universitas Islam Indonesia. Sehingga keputusan yang

didapat adalah hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima.

2. H0 : Tidak terdapat efektivitas yang signifikan antara penggunaan instagram

stories dengan minat beli di kalangan mahasiswa Universitas Islam Indonesia.

H1 : Terdapat efektivitas yang signifikan antara penggunaan instagram stories

dengan minat beli di kalangan mahasiswa Universitas Islam Indonesia.

dari hasil uji pengaruh yang telah dilakukan, didapatkan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar

5,939 dan signifikansi sebesar 0,000. Hal ini menunjukan bahwa nilai signifikansi

yang diperoleh < α = 0,05, dengan demikian penggunaan instagram stories efektif

secara signifikan terhadap minat beli di kalangan mahasiswa Universitas Islam

Indonesia. Sehingga keputusan yang didapat adalah hipotesis nol (H0) ditolak dan

hipotesis alternatif (H1) diterima.

Page 106: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

90

I. Efektivitas Penggunaan Instagram Stories pada Akun @male.id terhadap

Pembentukan Brand Awareness di Kalangan Mahasiswa Universitas Islam

Indonesia

Seperti yang diketahui bahwa perkembangan teknologi yang semakin pesat,

membuat banyak perusahaan semakin gencar juga dalam melakukan promosi terhadap

produk yang telah dibuat agar dapat dikenal atau diketahui oleh khalayak. Terlebih di

era seperti saat ini, di mana aktivitas promosi menjadi semakin bervariatif serta tidak

sebatas dilakukan secara offline saja, melainkan dengan pemanfaatan produk teknologi

yang ada seperti media baru, para pelaku usaha dapat melakukan promosi secara online.

Dengan demikian, produk yang ditawarkan pun dapat dijangkau oleh kalayak luas dan

sesuai dengan target pasar. Aktivitas promosi secara online dilakukan melalui

pemanfaatan internet dan teknologi digital sehingga dapat menjadi media komunikasi

antara penjual dengan pelanggan/ konsumen.

Sebagai salah satu bentuk dari online marketing/ internet marketing, promosi secara

online dapat dilakukan dengan memanfaatkan berbagai produk dari media baru salah

satunya fitur instagram stories yang dimiliki oleh instagram. Instagram stories

merupakan fitur yang disediakan oleh instagram untuk mendukung penggunanya dalam

mengekspresikan atau membagi foto maupun video yang ditayangkan dan dilihat oleh

pengikutnya kemudian akan berakhir dalam waktu 24 jam. Dengan begitu, setiap brand

dapat menjadikan instagram stories sebagai media dalam menyampaikan informasi

serta mempromosikan sebuah produk kepada publik.

Di era saat ini instagram stories juga banyak dimanfaatkan oleh para pelaku

pemasaran untuk menjalin hubungan dengan para pelanggan, dan mencoba untuk

mempertahankan hubungan tersebut selama mungkin. Hal tersebut merupakan suatu

bentuk dari relationship marketing, di mana menurut Leonard (dalam Morissan, 2010:

4) relationship marketing merupakan sebuah upaya yang dilakukan guna menciptakan

atau mendorong terjadinya hubungan yang berkelanjutan dengan para konsumen

maupun pihak-pihak lain untuk keuntungan bersama, dan diharapkan mampu

melahirkan konsumen yang loyal.

Seperti yang dilakukan oleh male.id, male.id merupakan salah satu brand fashion

lokal pria yang menggunakan fitur instagram stories bukan hanya sebagai media untuk

melakukan promosi produknya, tetapi juga untuk berinteraksi atau menjalin hubungan

dengan pengikutnya. Male.id memiliki cara tersendiri dalam melakukan interaksi

dengan followers yaitu dengan menggunakan pola interaksi yang diadaptasi dari para

Page 107: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

91

influencer, dengan begitu diharapkan dapat menciptakan online engagement secara

berkelanjutan dengan konsumen/ followers male.id. Interaksi yang dilakukan melalui

instagram stories biasanya menampilkan screenshot-an direct message (DM) berupa

honest review (testimoni) hingga pertanyaan dari followers yang kemudian ditambahkan

teks sebagai balasan untuk DM tersebut. Selain itu, Male.id juga memanfaatkan fitur

question box di instagram stories untuk tanya jawab atau sharing seputar Male.id

maupun hal lainnya. Sehingga hal tersebut membuat Male.id memiliki engagement

cukup baik dengan followers, di mana Male.id sangat aktif melibatkan konsumen untuk

berinteraksi secara online melalui instagram stories. Dari penggunaan instagram stories

sebagai sarana untuk menyampaikan atau memperkenalkan produk serta melibatkan

followers untuk berinteraksi secara online, diharapkan dapat memberikan hasil berupa

brand awareness atau kesadaran terdahap merek Male.id.

Berdasarkan temuan data pada penelitian ini, menunjukkan bahwa pembentukan

brand awareness pada merek Male.id telah terjadi dengan sangat baik. Hal ini

dibuktikan dari hasil tabulasi silang yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, di mana

perolehan skor menunjukkan angka sebesar 52,8%. Artinya sebesar 52,8% dari 100%

responden menilai bahwa Male.id telah menggunakan instagram stories dengan sangat

aktif, baik digunakan sebagai media untuk promosi maupun berinteraksi dengan

followers guna menjalin hubungan yang berkelanjutan, sehingga hal ini efektif dalam

pembentukan brand awareness yang sangat baik.

Melalui hasil pengumpulan data yang diperoleh, menunjukkan bahwa setiap

tingkatan brand awareness telah terjadi pada responden. Temuan yang diperoleh

dimulai dari tingkatan pertama yaitu unaware of brand, di mana pada tingkatan ini

responden tidak mengetahui merek Male.id itu sendiri maupun sesuatu yang berkaitan

dengan Male.id seperti tagline maupun nama produk legendaris yang menjadi andalan

di Male.id. Namun untuk tingkatan yang pertama ini hanya terjadi pada minoritas

responden, karena mayoritas responden telah mengetahui merek Male.id maupun

sesuatu yang berkaitan dengan Male.id. Kemudian tingkatan berikutnya yaitu brand

recognition, pada tingkatan kedua ini responden mengenali merek Male.id dari ciri-ciri

produknya seperti nama hingga tampilan visual/ desain dari produk Male.id itu sendiri.

Selanjutnya tingkatan yang ketiga yaitu brand recall, di mana pada tingkatan ini

responden telah mengingat Male.id sebagai kategori produk fashion pria. Tingkatan

terakhir yaitu top of mind, pada tingkatan ini responden menjadikan Male.id sebagai

merek yang pertama kali disebut atau diingat sebagai kategori produk fashion pria.

Page 108: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

92

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis juga memperlihatkan bahwa penggunaan

instagram stories pada akun @male.id efektif terhadap pembentukan brand awareness.

Hal ini ditunjukkan melalui hasil uji pengaruh, di mana nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 yang didapatkan

sebesar 8,872 dan signifikansi sebesar 0,000. Hal ini menunjukan bahwa nilai

signifikansi yang diperoleh < α = 0,05, artinya terdapat efektivitas yang signifikan antara

penggunaan instagram stories dengan pembentukan brand awareness di kalangan

mahasiswa Universitas Islam Indonesia. Besarnya tingkat keefektivan penggunaan

instagram stories terhadap pembentukan brand awareness dapat dilihat melalui kolom

R Square (R2) pada analisis koefisien determinasi, di mana nilai R Square yang

didapatkan yaitu sebesar 0,445 atau 44,5%, artinya tingkat keefektivan penggunaan

instagram stories terhadap pembentukan brand awareness adalah sebesar 44,5%.

Berkaitan dengan hasil dari penelitian ini, penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Daniel Iman, Zainul Arifin, dan M. Kholid Mawardi terkait pengaruh pemasaran

melalui media sosial terhadap kesadaran konsumen pada produk internasional (Uniqlo),

menunjukkan bahwa pemasaran melalui media sosial dapat memberitahukan

keberadaan mereka (Uniqlo) kepada khalayak atau mampu menciptakan kesadaran

konsumen terhadap merek Uniqlo. Selain itu juga, penelitian tersebut memperlihatkan

bahwa customer engagement atau keterlibatan konsumen dalam berinteraksi juga

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kesadaran konsumen atas sebuah

merek. Dengan demikian, temuan yang diperoleh pada penelitian ini serupa dan mampu

mendukung penelitian terdahulu yang digunakan.

Dari pemaparan yang telah dilakukan peneliti di atas, dapat diambil kesimpulan

bahwa Male.id sangat aktif menggunakan instagram stories sebagai media dalam

melakukan promosi produk maupun melibatkan followers untuk berinteraksi secara

online guna menjalin hubungan yang berkelanjutan, sehingga hal tersebut efektif dalam

pembentukan brand awareness di kalangan mahasiswa Universitas Islam Indonesia.

J. Efektivitas Penggunaan Instagram Stories pada Akun @male.id terhadap Minat

Beli di Kalangan Mahasiswa Universitas Islam Indonesia

Selain brand awareness, minat beli juga merupakan salah satu pengaruh dari

penggunaan instagram stories sebagai media dalam mempromosikan produk maupun

berinteraksi dengan followers secara online. Dengan penggunaan instagram stories

yang dilakukan oleh suatu brand, diharapkan dapat menarik perhatian konsumen/

followers untuk mengenal lebih dalam terkait brand itu sendiri maupun produk-produk

yang ditawarkan. Sehingga nantinya hal tersebut akan menimbulkan minat beli di dalam

Page 109: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

93

diri konsumen/ followers, kemudian akan mendorong konsumen/ followers untuk

melakukan tindakan berupa pembelian produk dari brand tersebut.

Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, Male.id menggunakan instagram

stories sebagai media untuk melakukan promosi produk-produk yang ditawarkan, serta

digunakan sebagai media dalam melibatkan followers untuk berinteraksi secara online

guna menjalin hubungan yang berkelanjutan. Keaktifan Male.id dalam menggunakan

instagram stories terbukti mampu menimbulkan minat beli pada konsumen terhadap

produk-produk Male.id. Hal ini ditunjukkan melalui jawaban responden yang diperoleh.

Di mana berdasarkan jawaban responden, dapat dikatakan bahwa responden telah

menaruh perhatian pada pesan/ iklan produk yang disampaikan oleh Male.id melalui

instagram stories. Kemudian perhatian tersebut mampu menimbulkan ketertarikan

responden terhadap produk-produk yang ditawarkan, hingga sampai pada tahap di mana

responden dapat melakukan tindakan berupa pembelian terhadap produk dari Male.id.

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada penelitian ini, menunjukkan bahwa minat

beli pada responden terhadap produk Male.id sudah tinggi. Hal ini dapat dilihat melalui

hasil tabulasi silang pada bab sebelumnya, di mana perolehan skor menunjukkan angka

sebesar 35,8%. Dari skor yang didapatkan tersebut, artinya 35,8% responden menilai

bahwa Male.id telah menggunakan instagram stories dengan sangat aktif, baik itu

sebagai media untuk promosi maupun berinteraksi dengan followers guna menjalin

hubungan yang berkelanjutan, sehingga hal ini efektif dalam menimbulkan minat beli

yang tinggi pada responden.

Minat beli yang timbul pada responden didukung oleh model AISAS yang

mencakup lima tahapan yaitu attention (perhatian), interest (ketertarikan), search

(pencarian), action (aksi), dan share (berbagi). Berdasarkan temuan yang diperoleh pada

penelitian ini, model AISAS tersebut mampu mendukung konsumen dalam

menggunakan media baru sebagai sarana untuk dapat mengetahui terkait produk dari

Male.id hingga nantinya mampu menimbulkan suatu tindakan terhadap produk tersebut.

Dari temuan yang didapatkan, responden telah menaruh perhatian (attention) terhadap

apa yang disampaikan Male.id melalui instagram stories. Perhatian yang muncul

merupakan perhatian terhadap posting-an di instagram stories Male.id berupa foto

produk disertai penjelasan dengan pemilihan kata atau kalimat yang menarik.

Selanjutnya, dari tahap perhatian akan masuk ke tahap berikutnya yaitu timbulnya

ketertarikan (interest). Di mana setelah responden melihat produk yang disampaikan

oleh Male.id melalui instagram stories, akan timbul rasa ketertarikan serta memiliki

Page 110: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

94

keinginan untuk mengetahui lebih lanjut terhadap produk-produk yang ditawarkan

tersebut. Sehingga dari hal tersebut, akan berlanjut ke tahap pencarian (search), di mana

dari rasa ingin tahu yang telah timbul sebelumnya akan mendorong responden untuk

melakukan pencarian melalui mesin pencari atau melalui media sosial pribadi. Setelah

mendapatkan informasi yang cukup terkait produk dari Male.id, selanjutnya

berkembang ke tahap aksi (action). Pada tahapan ini responden melakukan tindakan

yang mendukung untuk memperoleh produk yang diinginkan seperti dengan melakukan

pembelian terhadap produk tersebut. Setelah mendapatkan produk yang diinginkan,

responden akan merasakan pengalaman yang didapatkan, baik itu terkait produk yang

dibeli maupun pengalaman interaksi yang dilakukan. Sehingga dari pengalaman

tersebut dapat mendorong responden untuk berbagi (share) pengalamannya kepada

orang lain, baik di dunia nyata maupun secara online melalui media sosial.

Dari hasil pengujian hipotesis pada penelitian ini juga memperlihatkan bahwa

penggunaan instagram stories pada akun @male.id efektif terhadap minat beli. Hal ini

ditunjukkan melalui hasil uji pengaruh, di mana nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 yang didapatkan sebesar

5,939 dan signifikansi sebesar 0,000. Hal ini menunjukan bahwa nilai signifikansi yang

diperoleh < α = 0,05, artinya terdapat efektivitas yang signifikan antara penggunaan

instagram stories dengan minat beli di kalangan mahasiswa Universitas Islam

Indonesia. Besarnya tingkat keefektivan penggunaan instagram stories terhadap minat

beli dapat dilihat melalui kolom R Square (R2) pada analisis koefisien determinasi, di

mana nilai R Square yang didapatkan yaitu sebesar 0,265 atau 26,5%, artinya tingkat

keefektivan penggunaan instagram stories terhadap minat beli adalah sebesar 26,5%.

Meskipun nilai yang diperoleh hanya sebesar 26,5%, namun melalui perolehan nilai

tersebut sudah mampu membuktikan bahwa minat beli yang muncul pada responden

dapat terjadi karena keaktifan Male.id dalam menggunakan instagram stories sebagai

media untuk melakukan promosi produk maupun berinteraksi dengan followers.

Melalui temuan hasil yang telah dipaparkan di atas, memperlihatkan bahwa minat

beli berdasarkan tahapan AISAS telah dialami oleh responden. Hal ini ditunjukkan dari

perolehan jawaban responden pada kuesioner penelitian, di mana jawaban yang

diberikan mampu mendukung tahapan yang dialami oleh responden sehingga dapat

menimbulkan minat beli pada responden terhadap produk Male.id. Hasil penelitian yang

diperoleh juga memperlihatkan bahwa penggunaan instagram stories yang merupakan

fitur dari media sosial instagram efektif terhadap minat beli. Berkaitan dengan hal

tersebut, penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Muhammad Fandi Septiawan

Page 111: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

95

mengenai hubungan antara efektifitas media sosial instagram dengan minat beli sepatu

sneaker, menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara

efektivitas media sosial instagram dengan minat beli sepatu sneaker. Dengan demikian,

temuan pada penelitian ini mampu mendukung dan mengembangkan penelitian

terdahulu yang digunakan, di mana minat beli pada konsumen juga dapat terbentuk

dengan melibatkan followers/ konsumen untuk berinteraksi secara online melalui

penggunaan fitur instagram stories.

Berdasarkan temuan yang didapatkan dalam penelitian ini, maka dapat diketahui

bahwa pembentukan brand awareness maupun minat beli pada konsumen tidak hanya

dapat terjadi karena keaktifan dalam menggunakan instagram stories sebagai media

dalam mempromosikan produk saja, melainkan juga dapat terjadi dengan aktif

melibatkan followers untuk berinteraksi secara online melalui penggunaan instagram

stories. Dengan demikian, tentunya hal tersebut menjadikan penelitian ini memiliki sisi

kebaruan dari kajian terdahulu yang telah dipaparkan sebelumnya. Kemudian dari

keseluruhan pemaparan yang telah dilakukan, dapat diketahui melalui uji regresi linier

bahwa penggunaan instagram stories pada akun @male.id efektif secara signifikan

terhadap pembentukan brand awareness dan minat beli. Kemudian arah hubungan antar

variabel X dengan Y1 dan X dengan Y2 yang diperoleh adalah arah yang bersifat positif.

Hal ini mengartikan bahwa semakin aktif Male.id menggunakan instagram stories

sebagai media untuk mengenalkan atau mempromosikan produk serta untuk melibatkan

followers dalam berinteraksi secara online, maka pembentukan brand awareness di

kalangan mahasiswa Universitas Islam Indonesia juga semakin baik. Begitu juga

dengan minat beli di kalangan mahasiswa Universitas Islam Indonesia juga akan

semakin tinggi. Dengan demikian, peneliti dapat menyimpulkan bahwa temuan dan

hasil pengujian yang didapatkan, mampu mendukung kedua hipotesis yang disusun

dalam penelitian ini bahwa terdapat efektivitas yang signifikan antara penggunaan

instagram stories pada akun @male.id dengan pembentukan brand awareness di

kalangan mahasiswa Universitas Islam Indonesia dan terdapat efektivitas yang

signifikan antara penggunaan instagram stories pada akun @male.id dengan minat beli

di kalangan mahasiswa Universitas Islam Indonesia

Page 112: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

96

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian serta pembahasan yang telah dikemukakan

sebelumnya mengenai “Efektivitas Penggunaan Instagram Stories pada Akun @male.id

terhadap Pembentukan Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

Universitas Islam Indonesia”, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil pengujian yang diperoleh, memperlihatkan bahwa penggunaan

instagram stories pada akun @male.id efektif secara signifikan dan positif terhadap

pembentukan brand awareness di kalangan mahasiswa Universitas Islam

Indonesia. Hal ini dibuktikan dari nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 yang diperoleh adalah sebesar 8,872

dan signifikansi sebesar 0,000 yang berarti nilai signifikansi tersebut < α = 0,05.

Kemudian pada hasil analisis koefisien determinasi diperoleh nilai sebesar 0,445,

artinya variabel penggunaan instagram stories mampu menjelaskan atau

mempengaruhi variabel brand awareness sebesar 44,5%, sedangkan 55,5% sisanya

dipengaruhi oleh faktor lain yang belum dimasukkan ke dalam penelitian ini.

Merujuk pada hasil pengujian juga menunjukkan bahwa penggunaan instagram

stories efektif secara positif terhadap pembentukan brand awareness. Artinya

semakin aktif Male.id menggunakan instagram stories sebagai media untuk

melakukan promosi produk maupun untuk melibatkan followers dalam berinteraksi

secara online, maka pembentukan brand awareness di kalangan mahasiswa

Universitas Islam Indonesia juga semakin baik. Aktif di instagram stories

merupakan salah satu hal yang dilakukan Male.id dalam berinteraksi dengan

followers, sekaligus melakukan promosi untuk memberikan pengetahuan atau

pemahaman terhadap merek Male.id sendiri maupun terhadap produk yang

ditawarkan, sehingga nantinya mampu membentuk kesadaran merek (brand

awareness) pada konsumen. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa

pengetahuan dan pemahaman yang didapatkan oleh konsumen atas produk suatu

perusahaan nantinya mampu membentuk kesadaran merek atau brand awareness

pada konsumen tersebut. Dengan demikian, melalui keseluruhan hasil yang

didapatkan mampu mendukung diterimanya hipotesis pertama pada penelitian ini

yaitu terdapat efektivitas yang signifikan antara penggunaan instagram stories (X)

pada akun @male.id dengan pembentukan brand awareness (Y1) di kalangan

mahasiswa Universitas Islam Indonesia.

Page 113: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

97

2. Merujuk pada hasil pengujian yang didapatkan, menunjukkan bahwa penggunaan

instagram stories pada akun @male.id efektif secara signifikan dan positif terhadap

minat beli di kalangan mahasiswa Universitas Islam Indonesia. Hal ini ditunjukkan

dari nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 yang didapatkan adalah sebesar 5,939 dan signifikansi sebesar

0,000 yang berarti nilai signifikansi tersebut < α = 0,05. Kemudian dari hasil

analisis koefisien determinasi didapatkan nilai sebesar 0,265, artinya tingkat

keefektivan penggunaan instagram stories terhadap minat beli adalah sebesar

26,5%, sedangkan 73,5% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar variabel

penggunaan instagram stories. Meskipun nilai yang diperoleh hanya sebesar

26,5%, namun melalui perolehan nilai tersebut sudah mampu membuktikan bahwa

minat beli yang muncul pada responden dapat terjadi karena keaktifan Male.id

dalam menggunakan instagram stories sebagai media untuk melakukan promosi

produk maupun berinteraksi dengan followers secara online. Berdasarkan

pemaparan hasil pengujian juga memperlihatkan bahwa penggunaan instagram

stories efektif secara positif terhadap minat beli. Hal ini mengindikasikan bahwa

semakin aktif Male.id menggunakan instagram stories sebagai media untuk

melakukan promosi produk maupun untuk melibatkan followers dalam berinteraksi

secara online, maka minat beli di kalangan mahasiswa Universitas Islam Indonesia

juga akan semakin tinggi. Melalui temuan yang didapatkan, model AISAS telah

dilalui oleh responden, di mana model tersebut mampu mendukung responden

dalam menggunakan media baru sebagai sarana untuk mengetahui tentang produk

dari Male.id, kemudian akan memicu ketertarikan atau minat atas produk tersebut

dan selanjutnya diikuti oleh suatu tindakan berupa pembelian terhadap produk yang

diinginkan. Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa persepsi individu

atas suatu produk nantinya akan berpengaruh terhadap minat beli yang muncul

dalam diri individu tersebut. Dengan demikian, dari keseluruhan hasil yang

didapatkan mampu mendukung diterimanya hipotesis kedua pada penelitian ini

yaitu terdapat efektivitas yang signifikan antara penggunaan instagram stories (X)

pada akun @male.id dengan minat beli (Y2) di kalangan mahasiswa Universitas

Islam Indonesia.

B. Keterbatasan Penelitian

Bagi peneliti, penelitian ini telah dilakukan secara maksimal. Namun peneliti

menyadari bahwa penelitian ini masih terdapat keterbatasan yang dapat disempurnakan

di penelitian yang akan datang. Adapun keterbatasan yang dialami yaitu penelitian ini

Page 114: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

98

tidak menjelaskan perihal keterkaitan antara brand awareness dan minat beli, melainkan

menjelaskan terkait efektivitas penggunaan instagram stories dengan brand awareness,

dan efektivitas penggunaan instagram stories dengan minat beli.

C. Saran

1. Bagi Perusahaan

Jika dilihat dari hasil penelitian, dapat dikatakan bahwa Male.id sudah tepat

dalam menggunakan instagram stories sebagai media untuk melakukan promosi

produk maupun untuk melibatkan followers dalam berinteraksi secara online.

Sehingga hal tersebut perlu dipertahankan dan ditingkatkan agar pembentukan

brand awareness pada konsumen semakin baik dan minat beli pada konsumen juga

semakin tinggi. Kemudian dengan melihat tingkat keefektivan penggunaan

instagram stories terhadap brand awareness maupun terhadap minat beli pada

penelitian ini, maka hal tersebut dapat dijadikan pertimbangan bagi para pemilik

brand lain sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan pembentukan brand

awareness dan minat beli pada konsumen dengan memanfaatkan fitur instagram

stories sebagai media untuk melakukan aktifitas promosi maupun berinteraksi

secara online dengan konsumen.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, menunjukkan tingkat keefektivan

penggunaan instagram stories terhadap minat beli hanya sebesar 26.5% dan

73.5% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar variabel penggunaan

instagram stories. Untuk itu, bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan

penelitian dengan topik serupa, disarankan menggunakan variabel selain

penggunaan instagram stories, sehingga diharapkan mampu melengkapi

penelitian sebelumnya dan semakin memperluas pengetahuan di bidang ilmu

komunikasi.

b. Selain itu juga, disarankan untuk menggunakan populasi dengan cakupan yang

lebih luas, sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih maksimal guna

memperkaya pengetahuan di bidang ilmu komunikasi.

c. Meskipun Male.id merupakan brand fashion pria, namun dengan melihat

temuan yang diperoleh bahwa terdapat responden perempuan yang turut

berpartisipasi dalam penelitian ini, maka hal ini dapat menjadi topik yang

menarik untuk dibahas bagi peneliti selanjutnya.

Page 115: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

99

DAFTAR PUSTAKA

Aditi, B., dan Hermansyur, H.M. (2018). Pengaruh Atribut Produk, Kualitas Produk dan

Promosi, Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Merek Honda Di Kota Medan. Jurnal

Ilmiah Manajemen dan Bisnis, 19(1), 64-72. Diambil dari

http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/mbisnis/article/view/1743/1960 (diakses 20 Maret

2021)

Anatsya, E. (2018). Peranan Persepsi Kualitas Website Terhadap Persepsi Kualitas Produk

dan Minat Beli Produk Fashion Secara Online (Studi pada Mahasiswa UII

Yogyakarta). [Skripsi, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta]. Diambil dari

https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/12552 (diakses 22 Maret 2021)

Anjani, P. P. (2019). Pengaruh Efektivitas Konten Media Sosial Instagram @Blpbeauty

Terhadap Tingkat Minat Beli Produk. Fakultas Ilmu Komunikasi. [Skripsi, Universitas

Multimedia Nusantara Tangerang]. Diambil dari https://kc.umn.ac.id/10151/ (diakses

20 Maret 2020)

Ardiansyah, R. (2016). Analisis faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Online Shop

Konsumen (Studi Kasus pada Mahasiswa di Universitas Islam Indonesia). [Skripsi,

Universitas Islam Indonesia Yogyakarta]. Diambil dari

https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/2737 (diakses 22 Maret 2021)

Arifin, N. (2015). Strategi Pemasaran Dan Minat Beli (Studi Korelasional tentang Strategi

Pemasaran Brodo Footwear Melalui Instagram dan Minat Beli Mahasiswa FISIP USU.

Jurnal Simbolika, 1(2). Diambil dari https://docplayer.info/48701921-Strategi-

pemasaran-dan-minat-beli-studi-korelasional-tentang-strategi-pemasaran-brodo-

footwear-melalui-dan-minat-beli-mahasiswa-fisip-usu.html (diakses 7 April 2020)

Ashari, B.H., Wibawa, B.M., dan Persada, S.F. (2017). Analisis Deskriptif dan Tabulasi

Silang pada Konsumen Online Shop di Instagram (Studi Kasus 6 Universitas di Kota

Surabaya). Jurnal Sains dan Seni ITS, 6(1), 17-21. Diambil dari

http://ejurnal.its.ac.id/index.php/sains_seni/article/download/21403/3584;Analisis

(diakses 24 November 2020)

Al Ijie, A.L., dan Santoso, B.S. (2015). Analisis Pengaruh Citra Merek Dan Kualitas Produk

Terhadap Keputusan Pembelian Melalui Kepercayaan Pelanggan Sebagai Intervening

(Studi Pada Mahasiswa Undip Pengguna Smartphone Sony). Diponegoro Journal Of

Management, 4(4), 1-10. Diambil dari

https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/djom/article/view/13315 (diakses 5 Januari

2021)

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. (2016). Survei Internet APJII 2016. Diambil

dari https://www.apjii.or.id/content/read/39/264/Survei-Internet-APJII-2016 (diakses

17 Maret 2020).

BRODO. (2020, Februari 5). Collaborative Talk with Male.id [Video]. Youtube,

https://www.youtube.com/watch?v=akSaMra_gWY (diakses 19 Oktober 2020)

Page 116: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

100

Damyati, S. A. (2019). Pengaruh Celebrity Endorser Melalui Sosial Media Instagram

@Wiwikk_ Terhadap Brand Image Dan Keputusan Pembelian Konsumen Brand Zoya.

[Skripsi, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta]. Diambil dari

https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/18494 (diakses 21 Januari 2021)

Fauzi, V. P. (2016). Pemanfaatan Instagram Sebagai Social Media Marketing Er-Corner

Boutique Dalam Membangun Brand Awareness Di Kota Pekanbaru. Jurnal Online

Mahasiswa FISIP, 3(1). Diambil dari

https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFSIP/article/view/9366 (diakses 12 April 2020)

Ghozali, I. (2016) Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23. Edisi 8.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Iman, D., Arifin, Z., dan Mawardi, M.K. (2015). Pengaruh Pemasaran Melalui Media Sosial

Terhadap Kesadaran Konsumen Pada Produk Internasional (Studi pada Pengguna

Produk Uniqlo di Indonesia). Jurnal Administrasi Bisnis, 24(1). Diambil dari

http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/view/938

(diakses 10 April 2020)

Kaskus.co.id. (2019, September 20). MALE ID, Produk Fashion Lokal Berkonsep

Minimalis, Sekali Rilis Laku Ribuan. Diambil dari

https://www.kaskus.co.id/thread/5dd50225be0f7c38cc4b5191/male-id-produk-

fashion-lokal-berkonsep-minimalis-sekali-rilis-laku-ribuan/ (diakses 19 Oktober

2020)

Karunia, Mita. (2017). AISAS Model dalam Komunikasi Pemasaran (Studi Deskriptif

Kualitatif pada Pemilihan Transportasi Online GO-JEK oleh Mahasiswa Mahasiswa

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta). [Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta]. Diambil dari http://digilib.uin-suka.ac.id/28530/ (diakses 10 Juni 2020)

Kertamukti, Rama. (2015). Strategi Kreatif dalam Periklanan: konsep pesan, media,

branding, anggaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Kotler, P., dan Keller, K. L. (2009). Manajemen Pemasaran, Edisi 13 Jilid 1. Jakarta:

Penerbit Erlangga

Kusumasari, P. W. (2018). Peran Online Engagement pada Pengaruh Tipe Post dan Waktu

Post di Instagram Terhadap Minat Beli (Studi Kasus pada Online Shop

@cheesycrazysolo). [Skripsi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta]. Diambil dari

https://repository.usd.ac.id/28651/2/142214173_full.pdf (diakses 8 Maret 2020)

Kurniasih, E. P. (2016). Hubungan Antara Sikap Terhadap Kompensasi Dengan

Kesejahteraan Psikologis Pada Guru Honorer Sekolah Dasar di Kota Depok. [Skripsi,

Universitas Gunadarma Depok].

Male.id. (2020, Oktober 1). MYD Series. Diambil dari

https://www.instagram.com/p/CFzPabdAATY/?igshid=1xymcya1l4hgq (diakses 31

Oktober 2020)

Page 117: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

101

Male.id. (2020, Juli 26). EID Series. Diambil dari

https://www.instagram.com/p/CDFriNVjJhU/?igshid=1l8fgfsbrmkio (diakses 31

Oktober 2020)

Miranda, Sofia. (2017). Pengaruh Instagram Sebagai Media Online Shopping Fashion

Terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Riau. JOM FISIP, 4(1). Diambil dari

https://media.neliti.com/media/publications/118440-ID-none.pdf (diakses 7 April

2020)

Morissan, M. A. (2010). Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana

Nafisah. (2018). Pengaruh Strategi Promosi Melalui Social Media Terhadap Minat Beli

Konsumen (Studi Kasus pada Produk Pakaian Wanita Aris Grosir di Kabupaten

Bantul). [Skripsi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha Yogyakarta].

Diambil dari http://eprint.stieww.ac.id/713/ (diakses 7 April 2020)

Oktavia, Fany. (2019). Studi Komparatif Mengenai Word Of Mouth dan Minat Beli Pada

Pusat Oleh-Oleh Pempek Candy dan Pempek Vico Palembang. EXPOSE-Jurnal Ilmu

Komunikasi, 2(1), 49-73. Diambil dari http://e-

journal.president.ac.id/presunivojs/index.php/EXPOSE/article/view/547 (diakses 8

Juni 2020)

Penggunaan. (n.d). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring. Diambil dari https://kbbi.web.id/guna (diakses 8 April 2020).

Pranata, I Wayan D. R., dan Pramudana, Km. Agus S. (2018). Peran Kesadaran Merek

(Brand Awareness) Dalam Memediasi Hubungan Iklan Oppo Dengan Niat Beli

Konsumen. E-Jurnal Manajemen Unud, 7(10), 5230-5257. Diambil dari

https://ojs.unud.ac.id/index.php/Manajemen/article/view/39707 (diakses 1 Maret

2020)

Septiawan, M. Fandi. 2016. Hubungan Antara Efektifitas Media Sosial Instagram Dengan

Minat Beli Sepatu Sneaker (Survei Pada Mahasiswa FISIP Pengguna Media Sosial

Instagram di Follower Account Official BEM FISIP Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa). [Skripsi, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang]. Diambil dari

http://eprints.untirta.ac.id/692/ (diakses 2 April 2020)

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

ALFABETA

Tanjaya, Edward. (2017). Efektifitas Media Sosial Instagram Terhadap Kesadaran Merek

Dr.Churros. PERFORMA: Jurnal Manajemen dan Start-Up Bisnis, 2(4). Diambil dari

https://journal.uc.ac.id/index.php/performa/article/view/583 (diakses 20 April 2020)

Veronika. (2016). Pengaruh Iklan dan Brand Image terhadap Minat Beli Konsumen, dengan

Brand Image sebagai Variabel Mediasi. [Skripsi, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta]. Diambil dari https://repository.usd.ac.id/5929/2/122214064_full.pdf

(diakses 22 Juni 2020)

Page 118: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

LAMPIRAN

Page 119: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

MATRIKS KERJA

Variabel Indikator Dimensi Skala

Penggunaan

Instagram

Stories (X)

Penyampaian

Informasi

Persepsi responden terhadap

penyampaian informasi yang

dilakukan oleh male.id melalui

instagram stories (3 Pernyataan)

Likert

Membangun

Hubungan

Persepsi responden terhadap

penggunaan instagram stories

yang dilakukan oleh male.id

sebagai media untuk berinteraksi

dengan followers (5 Pernyataan)

Likert

Mempertahankan

Hubungan

Persepsi responden terhadap

penggunaan instagram stories

yang dilakukan oleh male.id

sebagai media untuk menjalin

hubungan yang berkelanjutan

dengan followers (2 Pernyataan)

Likert

Brand

Awareness

(Y1)

Unaware of Brand Responden tidak mengetahui

merek male.id (3 Pernytaan)

Likert

Brand Recognition Responden mengenali merek

male.id dari nama dan tampilan

visual produk (2 Pernyataan)

Likert

Brand Recall Responden mengingat merek

male.id yang merupakan produk

fashion pria (2 Pernyataan)

Likert

Top of Mind Merek male.id sudah melekat di

benak responden (3 Pernyataan)

Likert

Minat Beli

(Y2)

Attention Responden menaruh perhatian

pada pesan atau iklan produk

yang ditawarkan melalui

instagram stories (2 Pernyataan)

Likert

Interest Responden memiliki minat/

keingintahuan/ ketertarikan yang

Likert

Page 120: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

lebih terhadap produk yang

ditawarkan (2 Pernyataan)

Search Responden mencari tahu lebih

lanjut mengenai produk yang

ditawarkan melalui media sosial

dan internet (2 Pernyataan)

Likert

Action Responden melakukan tindakan

terhadap produk yang ditawarkan

(4 Pernyataan)

Likert

Share Responden membagikan

pengalaman mengenai produk

yang dibeli kepada publik (3

Pernyataan)

Likert

Page 121: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

KUESIONER PENELITIAN

Page 122: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa
Page 123: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

Variabel Penggunaan Instagram Stories (X)

Page 124: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa
Page 125: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

Variabel Brand Awareness (Y1)

Page 126: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa
Page 127: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

Variabel Minat Beli (Y2)

Page 128: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa
Page 129: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa
Page 130: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Variabel Penggunaan Instagram Stories (X)

Page 131: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

Variabel Brand Awareness (Y1)

Page 132: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

Variabel Minat Beli (Y2)

Page 133: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

HASIL TABULASI SILANG (CROSSTAB)

Variabel Penggunaan Instagram Stories (X) dengan Brand Awareness (Y1)

Variabel Penggunaan Instagram Stories (X) dengan Minat Beli (Y2)

Page 134: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

UJI ASUMSI KLASIK

Uji Normalitas Variabel Penggunaan Instagram Stories (X) dengan Brand Awareness

(Y1)

Page 135: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

Uji Normalitas Variabel Penggunaan Instagram Stories (X) dengan Minat Beli (Y2)

Page 136: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

Uji Linearitas Variabel Penggunaan Instagram Stories (X) dengan Brand Awareness

(Y1)

Uji Linearitas Variabel Penggunaan Instagram Stories (X) dengan Minat Beli (Y2)

Page 137: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

Uji Heteroskedastisitas Variabel Penggunaan Instagram Stories (X) dengan Brand

Awareness (Y1)

Uji Heteroskedastisitas Variabel Penggunaan Instagram Stories (X) dengan Minat

Beli (Y2)

Page 138: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

UJI KORELASI

Page 139: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

REGRESI LINEAR SEDERHANA

Variabel Penggunaan Instagram Stories (X) dengan Brand Awareness (Y1)

Variabel Penggunaan Instagram Stories (X) dengan Minat Beli (Y2)

Page 140: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

KOEFISIEN DETERMINASI

Variabel Penggunaan Instagram Stories (X) dengan Brand Awareness (Y1)

Variabel Penggunaan Instagram Stories (X) dengan Minat Beli (Y2)

Page 141: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

UJI F

Variabel Penggunaan Instagram Stories (X) dengan Brand Awareness (Y1)

Variabel Penggunaan Instagram Stories (X) dengan Minat Beli (Y2)

Page 142: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

UJI T

Variabel Penggunaan Instagram Stories (X) dengan Brand Awareness (Y1)

Variabel Penggunaan Instagram Stories (X) dengan Minat Beli (Y2)

Page 143: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

DATA PENELITIAN

No. Variabel X (Penggunaan Instagram Stories)

Total X Kategori X.1 X.2 X.3 X.4 X.5 X.6 X.7 X.8 X.9 X.10

1. 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 42 Sangat Aktif

2. 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 46 Sangat Aktif

3. 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 24 Kurang Aktif

4. 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 34 Aktif

5. 5 4 4 5 3 4 4 4 4 4 41 Aktif

6. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 Sangat Aktif

7. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 Sangat Aktif

8. 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 42 Sangat Aktif

9. 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 44 Sangat Aktif

10. 5 4 4 3 4 3 5 4 1 2 35 Aktif

11. 5 5 4 5 4 4 5 3 4 5 44 Sangat Aktif

12. 5 3 2 4 4 3 4 5 5 5 40 Aktif

13. 3 4 4 5 4 5 5 3 5 4 42 Sangat Aktif

14. 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 19 Kurang Aktif

15. 5 5 5 5 4 3 5 3 1 5 41 Aktif

16. 5 4 3 3 4 4 4 2 5 3 37 Aktif

17. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 41 Aktif

18. 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 35 Aktif

19. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 Sangat Aktif

20. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 Sangat Aktif

21. 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 48 Sangat Aktif

22. 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 45 Sangat Aktif

23. 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 47 Sangat Aktif

24. 4 4 4 5 4 4 4 2 5 5 41 Aktif

Page 144: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

25. 5 4 4 3 3 4 4 5 3 3 38 Aktif

26. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 Sangat Aktif

27. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 Sangat Aktif

28. 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 34 Aktif

29. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 Sangat Aktif

30. 2 1 3 4 3 3 3 2 1 2 24 Kurang Aktif

31. 5 5 5 3 3 3 3 2 3 4 36 Aktif

32. 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 46 Sangat Aktif

33. 5 4 3 3 3 3 4 2 2 4 33 Cukup Aktif

34. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 Cukup Aktif

35. 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 42 Sangat Aktif

36. 5 4 2 5 3 4 3 3 4 3 36 Aktif

37. 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 47 Sangat Aktif

38. 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 45 Sangat Aktif

39. 4 4 5 5 2 3 5 4 5 5 42 Sangat Aktif

40. 4 5 5 4 5 4 5 4 3 5 44 Sangat Aktif

41. 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 38 Aktif

42. 4 5 3 4 4 4 4 3 4 4 39 Aktif

43. 5 4 4 3 3 3 5 5 4 5 41 Aktif

44. 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 42 Sangat Aktif

45. 4 3 3 2 3 3 3 5 3 4 33 Cukup Aktif

46. 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 49 Sangat Aktif

47. 5 5 3 3 5 5 4 2 4 5 41 Aktif

48. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 Sangat Aktif

49. 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 37 Aktif

50. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 Sangat Aktif

51. 5 4 4 5 5 5 5 3 1 4 41 Aktif

52. 4 3 3 2 3 5 5 5 5 5 40 Aktif

Page 145: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

53. 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 46 Sangat Aktif

54. 4 4 3 5 3 3 3 2 3 3 33 Cukup Aktif

55. 5 5 3 3 3 3 4 3 4 4 37 Aktif

56. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 Aktif

57. 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 44 Sangat Aktif

58. 5 5 5 4 4 4 4 3 5 5 44 Sangat Aktif

59. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 Sangat Aktif

60. 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39 Aktif

61. 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 47 Sangat Aktif

62. 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 46 Sangat Aktif

63. 4 5 5 4 4 4 3 2 3 3 37 Aktif

64. 4 4 3 4 5 4 4 3 4 4 39 Aktif

65. 5 5 5 5 3 3 5 5 5 5 46 Sangat Aktif

66. 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 49 Sangat Aktif

67. 5 5 4 3 3 3 3 4 3 3 36 Aktif

68. 4 4 4 5 5 5 4 3 4 5 43 Sangat Aktif

69. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 Aktif

70. 4 4 3 5 3 3 3 2 3 3 33 Cukup Aktif

71. 4 5 4 5 3 3 5 3 5 5 42 Sangat Aktif

72. 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 43 Sangat Aktif

73. 4 4 4 4 3 3 4 3 4 5 38 Aktif

74. 5 4 4 5 2 4 5 3 5 4 41 Aktif

75. 5 4 3 4 5 5 5 5 5 5 46 Sangat Aktif

76. 5 4 5 4 3 3 4 5 5 4 42 Sangat Aktif

77. 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 27 Cukup Aktif

78. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 Sangat Aktif

79. 5 4 4 3 4 4 4 3 4 4 39 Aktif

80. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 Sangat Aktif

Page 146: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

81. 5 4 4 4 5 4 4 3 3 4 40 Aktif

82. 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 43 Sangat Aktif

83. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 Sangat Aktif

84. 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 46 Sangat Aktif

85. 4 4 4 5 4 4 4 3 3 4 39 Aktif

86. 4 5 4 5 4 4 4 3 5 4 42 Sangat Aktif

87. 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 48 Sangat Aktif

88. 5 5 5 5 2 3 5 4 5 3 42 Sangat Aktif

89. 4 3 5 4 4 5 4 4 5 4 42 Sangat Aktif

90. 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 34 Aktif

91. 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 45 Sangat Aktif

92. 4 5 4 3 2 3 4 2 5 2 34 Aktif

93. 3 3 3 3 4 4 4 4 2 2 32 Cukup Aktif

94. 4 4 5 4 3 3 4 4 3 4 38 Aktif

95. 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 46 Sangat Aktif

96. 4 4 4 3 5 5 5 4 4 4 42 Sangat Aktif

97. 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 48 Sangat Aktif

98. 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 12 Tidak Aktif

99. 4 4 3 5 3 4 4 2 3 5 37 Aktif

100. 5 4 4 5 3 5 5 2 5 4 42 Sangat Aktif

Page 147: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

No. Variabel Y1 (Brand Awareness)

Total Y1 Kategori Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5 Y1.6 Y1.7 Y1.8 Y1.9 Y1.10

1. 5 3 4 4 3 5 5 5 4 3 41 Baik

2. 5 3 3 3 4 4 4 5 3 2 36 Baik

3. 4 2 2 4 3 2 3 3 2 3 28 Cukup Baik

4. 4 2 3 4 4 4 4 3 3 3 34 Baik

5. 4 3 3 5 4 4 3 4 5 4 39 Baik

6. 5 4 4 5 5 5 4 5 3 3 43 Sangat Baik

7. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 Sangat Baik

8. 5 3 2 5 4 5 5 5 3 3 40 Baik

9. 5 3 3 4 4 4 4 3 2 3 35 Baik

10. 5 3 4 4 4 4 5 4 4 3 40 Baik

11. 5 5 4 2 5 5 5 2 2 2 37 Baik

12. 5 5 1 1 5 1 5 1 1 1 26 Cukup Baik

13. 4 2 2 2 2 3 3 2 2 2 24 Kurang Baik

14. 2 2 2 3 2 1 1 1 2 2 18 Kurang Baik

15. 4 5 5 3 2 4 5 4 2 3 37 Baik

16. 5 5 2 4 3 4 5 3 4 3 38 Baik

17. 4 3 2 2 2 3 3 2 3 3 27 Cukup Baik

18. 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 26 Cukup Baik

19. 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 48 Sangat Baik

20. 5 5 2 5 5 5 5 5 4 2 43 Sangat Baik

21. 5 5 5 4 4 5 5 4 3 3 43 Sangat Baik

22. 5 5 4 3 4 5 5 3 3 3 40 Baik

23. 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 45 Sangat Baik

24. 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 37 Baik

25. 5 2 3 3 4 5 5 4 1 2 34 Baik

26. 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 48 Sangat Baik

Page 148: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

27. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 Sangat Baik

28. 3 4 2 2 2 3 4 3 2 3 28 Cukup Baik

29. 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 48 Sangat Baik

30. 4 4 3 4 4 5 4 4 3 3 38 Baik

31. 5 3 4 2 5 3 3 2 2 3 32 Cukup Baik

32. 5 4 4 4 4 5 5 4 4 3 42 Sangat Baik

33. 5 3 5 5 3 5 5 3 3 3 40 Baik

34. 4 3 2 4 4 4 4 4 2 2 33 Cukup Baik

35. 4 3 4 4 4 4 4 3 3 2 35 Baik

36. 3 5 4 4 3 4 5 5 4 4 41 Baik

37. 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 46 Sangat Baik

38. 5 3 4 5 5 5 5 3 3 3 41 Baik

39. 5 5 4 3 4 4 4 3 4 3 39 Baik

40. 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 43 Sangat Baik

41. 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 37 Baik

42. 4 4 3 4 3 5 5 3 4 3 38 Baik

43. 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 48 Sangat Baik

44. 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 41 Baik

45. 4 3 3 4 2 3 3 3 2 2 29 Cukup Baik

46. 5 5 5 5 5 5 5 3 2 3 43 Sangat Baik

47. 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 47 Sangat Baik

48. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 Sangat Baik

49. 5 3 3 4 4 4 4 4 3 3 37 Baik

50. 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 49 Sangat Baik

51. 5 5 5 5 5 5 5 3 2 5 45 Sangat Baik

52. 1 1 1 2 2 5 5 4 2 3 26 Cukup Baik

53. 4 4 4 4 3 3 3 2 2 2 31 Cukup Baik

54. 5 4 4 4 4 4 5 2 3 2 37 Baik

Page 149: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

55. 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 43 Sangat Baik

56. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 Baik

57. 5 5 5 4 4 5 5 5 3 3 44 Sangat Baik

58. 5 3 5 3 4 4 4 4 4 3 39 Baik

59. 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 47 Sangat Baik

60. 4 4 4 4 3 4 4 4 2 2 35 Baik

61. 5 4 5 4 4 4 3 3 3 3 38 Baik

62. 3 5 4 4 4 4 4 5 4 5 42 Sangat Baik

63. 3 5 3 5 4 5 5 4 2 2 38 Baik

64. 5 4 4 2 4 5 2 1 1 2 30 Cukup Baik

65. 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 44 Sangat Baik

66. 5 4 3 4 2 3 3 2 2 2 30 Cukup Baik

67. 5 2 2 3 5 4 4 3 4 3 35 Baik

68. 5 5 3 3 4 5 5 4 3 3 40 Baik

69. 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 37 Baik

70. 5 4 4 4 4 4 5 2 3 2 37 Baik

71. 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 45 Sangat Baik

72. 5 5 3 3 5 5 5 5 5 4 45 Sangat Baik

73. 4 2 1 5 5 5 4 3 3 3 35 Baik

74. 5 5 3 5 4 4 4 3 3 4 40 Baik

75. 5 5 5 5 3 5 5 5 5 3 46 Sangat Baik

76. 5 2 2 4 4 5 5 3 4 3 37 Baik

77. 3 2 2 3 3 3 3 2 1 2 24 Kurang Baik

78. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 Sangat Baik

79. 4 2 2 3 1 2 3 1 1 1 20 Kurang Baik

80. 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 49 Sangat Baik

81. 5 5 5 5 4 4 4 4 3 2 41 Baik

82. 4 5 3 4 4 4 4 3 3 3 37 Baik

Page 150: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

83. 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 49 Sangat Baik

84. 5 5 4 3 4 4 4 4 3 4 40 Baik

85. 4 5 3 3 4 3 4 3 3 3 35 Baik

86. 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 36 Baik

87. 5 5 3 4 5 3 4 3 3 3 38 Baik

88. 5 5 5 5 2 5 5 5 3 3 43 Sangat Baik

89. 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 45 Sangat Baik

90. 5 4 4 5 3 4 4 5 4 2 40 Baik

91. 4 4 3 4 4 5 5 4 4 4 41 Baik

92. 5 5 5 5 2 2 3 1 1 2 31 Cukup Baik

93. 4 1 2 3 2 3 3 2 2 1 23 Kurang Baik

94. 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 36 Baik

95. 5 4 4 3 3 4 5 4 4 4 40 Baik

96. 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 36 Baik

97. 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 47 Sangat Baik

98. 2 2 2 2 3 1 1 2 2 3 20 Kurang Baik

99. 5 4 3 5 5 5 5 3 1 4 40 Baik

100. 4 2 2 4 4 2 3 1 1 3 26 Cukup Baik

Page 151: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

No. Variabel Y2 (Minat Beli)

Total Y2 Kategori Y2.1 Y2.2 Y2.3 Y2.4 Y2.5 Y2.6 Y2.7 Y2.8 Y2.9 Y2.10 Y2.11 Y2.12 Y2.13

1. 4 4 4 4 5 2 4 4 3 5 5 4 2 50 Tinggi

2. 4 5 3 3 3 3 3 1 1 1 3 1 1 32 Rendah

3. 3 3 3 3 4 3 3 3 1 3 3 3 3 38 Cukup Tinggi

4. 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 41 Cukup Tinggi

5. 4 5 3 5 5 3 2 2 1 1 3 1 1 36 Cukup Tinggi

6. 3 4 4 4 4 3 3 1 2 2 5 3 1 39 Cukup Tinggi

7. 5 5 5 5 5 5 3 4 4 5 5 3 3 57 Sangat Tinggi

8. 4 4 4 3 4 3 1 2 1 1 3 1 1 32 Rendah 9. 3 3 3 5 5 2 2 2 2 2 2 1 1 33 Cukup Tinggi 10. 3 2 3 4 3 4 3 4 3 2 4 1 1 37 Cukup Tinggi 11. 4 5 3 4 5 2 2 2 2 2 4 2 2 39 Cukup Tinggi 12. 5 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 1 1 37 Cukup Tinggi 13. 3 3 4 4 4 2 2 2 1 2 3 3 2 35 Cukup Tinggi 14. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1 24 Rendah 15. 4 5 4 5 5 2 1 1 1 5 4 3 1 41 Cukup Tinggi 16. 3 3 4 3 5 4 1 1 1 1 4 1 1 32 Rendah 17. 3 3 3 3 3 3 2 2 1 1 2 2 1 29 Rendah 18. 3 3 4 3 3 2 2 3 2 2 4 2 2 35 Cukup Tinggi 19. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52 Tinggi 20. 5 5 5 5 5 5 4 1 1 5 5 1 5 52 Tinggi 21. 4 4 5 5 5 4 5 3 2 4 5 5 5 56 Sangat Tinggi 22. 3 3 4 4 5 3 2 2 2 1 4 2 2 37 Cukup Tinggi 23. 5 5 5 5 5 4 3 3 2 2 5 3 2 49 Tinggi 24. 3 4 3 4 4 3 2 1 3 3 4 2 2 38 Cukup Tinggi 25. 3 3 4 3 5 2 1 1 2 1 1 1 1 28 Rendah 26. 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 3 3 59 Sangat Tinggi

Page 152: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

27. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65 Sangat Tinggi 28. 4 4 3 4 4 2 2 2 2 1 4 3 2 37 Cukup Tinggi 29. 5 5 5 5 5 5 3 3 3 2 4 3 2 50 Tinggi 30. 4 5 5 4 5 3 4 2 3 2 4 3 3 47 Tinggi 31. 3 3 4 4 2 4 3 1 3 3 4 1 1 36 Cukup Tinggi 32. 4 4 4 4 5 3 2 2 2 2 4 3 2 41 Cukup Tinggi 33. 3 5 5 5 4 3 2 1 1 2 3 3 2 39 Cukup Tinggi 34. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 38 Cukup Tinggi 35. 3 4 4 3 4 3 3 2 2 3 3 3 2 39 Cukup Tinggi 36. 1 5 4 3 5 2 5 4 3 4 5 4 2 47 Tinggi 37. 4 5 5 5 5 4 4 3 3 5 5 4 4 56 Sangat Tinggi 38. 3 4 5 4 5 3 3 2 2 2 4 3 2 42 Cukup Tinggi 39. 4 4 4 5 5 3 2 2 1 1 4 2 1 38 Cukup Tinggi 40. 4 5 4 4 4 3 4 5 4 4 5 4 4 54 Sangat Tinggi 41. 3 4 3 4 4 3 3 2 2 2 3 2 2 37 Cukup Tinggi 42. 3 4 4 4 5 3 2 3 2 2 4 3 3 42 Cukup Tinggi 43. 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 3 3 59 Sangat Tinggi 44. 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 50 Tinggi 45. 3 3 4 4 4 3 3 2 2 2 3 3 3 39 Cukup Tinggi 46. 5 4 5 5 5 4 1 5 3 4 4 1 5 51 Tinggi 47. 4 5 5 4 5 1 2 2 2 5 5 5 3 48 Tinggi 48. 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 61 Sangat Tinggi 49. 4 3 4 4 5 3 3 3 3 4 4 3 4 47 Tinggi 50. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 64 Sangat Tinggi 51. 3 4 4 5 4 2 2 3 2 4 5 3 2 43 Tinggi 52. 2 4 4 4 4 1 1 1 1 1 2 1 3 29 Rendah 53. 3 4 4 4 4 4 1 1 1 1 3 1 1 32 Rendah 54. 3 3 3 4 4 4 3 1 3 3 3 3 2 39 Cukup Tinggi

Page 153: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

55. 4 4 4 4 4 4 5 2 2 2 4 1 1 41 Cukup Tinggi 56. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52 Tinggi 57. 4 4 5 5 4 4 5 2 1 5 4 1 3 47 Tinggi 58. 4 4 4 5 4 3 2 1 3 3 4 4 3 44 Tinggi 59. 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 51 Tinggi 60. 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 4 2 2 38 Cukup Tinggi 61. 4 4 3 4 4 3 3 4 2 3 3 3 3 43 Tinggi 62. 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 53 Sangat Tinggi 63. 3 5 5 5 5 4 4 3 2 3 4 1 2 46 Tinggi 64. 2 3 2 3 4 2 1 1 1 3 3 1 1 27 Rendah 65. 5 5 4 4 5 5 3 3 3 3 4 3 3 50 Tinggi 66. 4 5 3 3 4 2 1 1 1 1 1 1 1 28 Rendah 67. 3 4 4 4 5 1 1 1 2 2 4 1 1 33 Cukup Tinggi 68. 4 4 4 5 5 3 3 4 4 2 4 2 1 45 Tinggi 69. 4 4 4 4 4 4 2 2 3 4 4 3 2 44 Tinggi 70. 3 3 3 4 4 4 3 1 3 3 3 3 2 39 Cukup Tinggi 71. 4 3 3 5 5 4 3 2 2 4 5 4 5 49 Tinggi 72. 3 4 3 4 4 4 5 1 2 3 5 3 1 42 Cukup Tinggi 73. 4 4 2 3 5 1 1 1 1 2 4 1 1 30 Rendah 74. 3 4 4 5 5 5 1 2 3 4 4 4 4 48 Tinggi 75. 3 4 4 5 5 5 3 2 2 2 2 1 2 40 Cukup Tinggi 76. 4 5 4 4 5 1 1 1 1 1 3 1 4 35 Cukup Tinggi 77. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 39 Cukup Tinggi 78. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65 Sangat Tinggi 79. 2 2 2 4 3 1 2 1 1 1 1 1 1 22 Sangat Rendah 80. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65 Sangat Tinggi 81. 4 4 3 5 4 4 2 2 1 1 3 1 3 37 Cukup Tinggi 82. 3 4 3 4 4 3 3 3 2 2 3 2 3 39 Cukup Tinggi

Page 154: Brand Awareness dan Minat Beli di Kalangan Mahasiswa

83. 5 5 5 5 4 1 1 1 3 5 5 1 5 46 Tinggi 84. 5 4 4 5 5 3 2 3 2 2 2 2 2 41 Cukup Tinggi 85. 3 4 3 3 4 4 2 1 1 2 2 1 2 32 Rendah 86. 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 45 Tinggi 87. 4 3 4 4 5 3 2 1 1 1 5 1 1 35 Cukup Tinggi 88. 5 5 5 5 5 4 2 1 3 4 5 1 3 48 Tinggi 89. 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 60 Sangat Tinggi 90. 3 4 4 4 5 5 2 2 2 4 2 2 2 41 Cukup Tinggi 91. 4 5 5 5 5 3 3 2 1 1 4 3 3 44 Tinggi 92. 1 2 2 3 4 1 1 1 1 2 1 1 2 22 Sangat Rendah 93. 2 2 3 3 4 2 2 2 2 2 3 2 2 31 Rendah 94. 2 3 3 3 4 1 2 1 2 3 3 2 2 31 Rendah 95. 4 4 5 5 5 4 3 3 3 4 4 4 3 51 Tinggi 96. 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 2 2 42 Cukup Tinggi 97. 5 5 5 5 5 5 3 4 3 3 5 5 3 56 Sangat Tinggi 98. 1 1 1 2 1 1 2 5 4 2 1 4 3 28 Rendah 99. 4 5 5 5 5 2 3 1 1 2 4 2 3 42 Cukup Tinggi

100. 2 4 3 3 2 2 2 2 1 1 2 2 1 27 Rendah