54
ISSN 0125 - 0506 EDISI 2 TAHUN 2018 Balai Teknologi Komunikasi Pendidikan Daerah Istimewa Yogyakarta Jalan Kenari No.2, Telp. 0274 - 517 327 Website : www.btkp-diy.or.id Email : [email protected], [email protected] BALAI TEKNOLOGI KOMUNIKASI PENDIDIKAN DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA www.btkp-diy.or.id 28 B U L E T I N MEDIA TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI PENDIDIKAN

BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

ISSN 0125 - 0506EDISI 2 TAHUN 2018

Balai Teknologi Komunikasi PendidikanDaerah Istimewa YogyakartaJalan Kenari No.2, Telp. 0274 - 517 327Website : www.btkp-diy.or.idEmail : [email protected], [email protected]

BALAI TEKNOLOGI KOMUNIKASI PENDIDIKANDINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAwww.btkp-diy.or.id 28

B U L E T I N

MEDIA TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI PENDIDIKAN

Page 2: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

Salam redaksiSALAM INDONESIA , SALAM PENDIDIKAN

Berbesar hati dan selalu semangat adalah sebagian jiwa yang melekat di hati para guru.Sistem zonasi secara nasional merupakn sebuah produk yang keluar setelah tahapan kajian dilalui, marilah kita sebagai guru menerima dan menjalankan dengan harapan sistem zonasi ini akan menjadi cara dalam pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan di masa depan.

SALAM INDONESIA

Penasehat :Drs. R. Kadarmanta Baskara Aji

Penanggung jawab :Dra. Isti Triasih

Pemimpin Dewan Redaksi :Gunarsih, SH

Penyunting/Editor :Drs. Yoko Rimy, M.Pd.Estu Miyarso, M.Pd.

Penata/Layout :Loko Kuswantoro, S.Pd

Sekretariat :Wahyu WidodoDwi Budi Astutiek

DAFTAR ISIPendidikan Bela BangsaUpaya Melestarikan Pancasila Sebagai Dasar Negara Dan Pandangan Hidup Bangsa Indonesia ........................ 1Pendidikan Seni dan BudayaKarakter Jawa “Paku Bumi” Dunia Pariwisata .................................... 8Berita UtamaMewujudkan Sekolah Unggulan Melalui Proses Pembelajaran Terbaik ................ 13Psikologi PendidikanUrgensi Pendidikan Anti Terorisme Sejak Dini ............................................. 19Lensa BTKP ......................................... 25Psikologi PendidikanYel-Yel Motivasi Sebagai Penyemangat Belajar Siswa ........................................ 29OpiniPanen Rupiah Dari Sampah Bila Tepat Dalam Mengolah .................................... 33OpiniKlithih ............................................. 38Pendidikan KarakterImplementasi Gerakan Literasi di Sekolah ............................................. 42Opini Keteladanan, Bukan Hanya Mengajarkan ......................................... 45Teknologi PendidikanPemanfaatan JB Radio Dalam Mengakomodasi Gaya Belajar Siswa SD Belajar Menulis ..................... 49Ketentuan Penulisan Artikel ............... 52

Lensa BTKP

Page 3: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

Upaya Melestarikan Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Pandangan

Hidup Bangsa IndonesiaOleh : Ustadiyatun, S.Pd.*)

Di jaman yang penuh dengan persaingan ini makna Pancasila seolah-olah terlupakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Pada hal sejarah perumusannya

melalui proses yang yang sangat panjang oleh para pendiri bangsa ini. Pengorbanan tersebut akan sia-sia apabila kita tidak menjalankan amanat para pendiri negara yaitu pancasila yang termaktub dalam pembukaan UUD1945 alinea ke-4.

Pancasila merupakan rangkaian kesatuan dan kebulatan yang tidak terpisahkan karena setiap sila dalam Pancasila mengandung empat sila lainnya dan kedudukan dari masing-masing sila tersebut tidak dapat ditukar tempatnya atau dipindah-pindahkan. Hal ini sesuai dengan susunan sila yang bersifat sistematis-hierarkis, yang berarti bahwa kelima sila pancasila itu menunjukkan satu rangkaian urutan-urutan yang bertingkat-tingkat, di mana tiap-tiap sila mempunyai tempatnya sendiri di dalam rangkaian susunan kesatuan itu sehingga tidak dapat dipindahkan.

Bagi bangsa Indonesia hakikat yang sesungguhnya dari pancasila adalah sebagai pandangan hidup bangsa dan sebagai dasar negara. Kedua pengertian tersebut sudah selayaknya kita pahami akan hakikatnya. Selain dari pengertian tersebut, pancasila memiliki beberapa sebutan berbeda, seperti: Pancasila sebagai jiwa bangsa, Pancasila sebagai kepribadian bangsa, Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum dan lain sebagainya.

Walaupun begitu, banyaknya sebutan untuk pancasila bukanlah merupakan suatu kesalahan atau pelanggaran melainkan dapat dijadikan sebagai suatu kekayaan akan makna dari Pancasila bagi bangsa Indonesia. Hal yang terpenting adalah perbedaan penyebutan itu tidak mengaburkan hakikat pancasila yang sesungguhnya yaitu sebagai dasar negara. Tetapi pengertian pancasila tidak dapat ditafsirkan oleh sembarang orang karena akan dapat mengaburkan maknanya dan pada akhirnya merongrong dasar negara.

Untuk itu sebagai generasi penerus, sudah merupakan kewajiban bersama untuk senantiasa menjaga kelestarian nilai-nilai pancasila sehingga apa yang pernah terjadi di masa lampau tidak akan terulang dimasa yang akan datang. Untuk itu perlu dipahami: 1) Apa hakikat Pancasila sebagai dasar negara?, 2) Apa hakikat Pancasila sebagai Pandangan hidup Bangsa Indonesia?, dan 3) Bagaimana upaya menjaga nilai-nilai luhur Pancasila di era globalisasi?

PendidikanBela Bangsa

1Upaya Melestarikan Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

Page 4: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

Hakikat Pancasila Sebagai Dasar NegaraSetiap negara di dunia ini mempunyai dasar negara yang dijadikan landasan

dalam menyelenggarakan pemerintah negara. Seperti Indonesia, Pancasila dijadikan sebagai dasar negara atau ideologi negara untuk mengatur penyelenggaraan negara. Hal tersebut sesuai dengan bunyi pembukaan UUD 1945 alenia ke-4 yang berbunyi: “Maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu UUD negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada:Ketuhanan yang maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

Dengan demikian kedudukan pancasila sebagai dasar negara termaktub secara yuridis konstitusional dalam pembukaan UUD 1945, yang merupakan cita-cita hukum dan norma hukum yang menguasai hukum dasar negara RI dan dituangkan dalam pasal-pasal UUD 1945 dan diatur dalam peraturan perundangan. Selain bersifat yuridis konstitusional, pancasila juga bersifat yuridis ketata negaraan yang artinya pancasila sebagai dasar negara, pada hakikatnya adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum. Artinya segala peraturan perundangan secara material harus berdasar dan bersumber pada pancasila. Apabila ada peraturan (termasuk di dalamnya UUD 1945) yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur pancasila, maka sudah sepatutnya peraturan tersebut dicabut.

Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam pancasila memiliki sifat obyektif-subyektif. Sifat subyektif maksudnya pancasila merupakan hasil perenungan dan pemikiran bangsa Indonesia, sedangkan bersifat obyektif artinya nilai pancasila sesuai dengan kenyataan dan bersifat universal yang diterima oleh bangsa-bangsa beradab. Oleh karena memiliki nilai obyektif-universal dan diyakini kebenarannya oleh seluruh bangsa Indonesia maka pancasila selalu dipertahankan sebagai dasar negara.

Jadi berdasarkan uraian tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa pancasila sebagai dasar negara memiliki peranan yang sangat penting dalam mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga cita- cita para pendiri bangsa Indonesi dapat terwujud.

Hakikat Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa IndonesiaSetiap bangsa di dunia yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas ke

arah mana tujuan yang ingin dicapainya sangat memerlukan pandangan hidup. Dengan pandangan hidup inilah suatu bangsa akan memandang persoalan yang dihadapinya sehingga dapat memecahkannya secara tepat.Tanpa memiliki pandangan hidup, suatu bangsa akan merasa terombang-ambing dalam menghadapi persoalan yang timbul, baik persoalan masyarakatnya sendiri maupun persoalan dunia.

Pancasila sebagai pandangan hidup sering juga disebut way of life, pegangan hidup, pedoman hidup, pandangan dunia atau petunjuk hidup. Walaupun ada banyak istilah mengenai pengertian pandangan hidup tetapi pada dasarnya memiliki makna yang sama. Lebih lanjut Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dipergunakan sebagai petunjuk dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia baik dari segi sikap maupun prilaku haruslah selalu dijiwai oleh nilai-nilai luhur pancasila.

Hal ini sangat penting karena dengan menerapkan nilai-nilai luhur pancasila dalam kehidupan sehari-hari maka tata kehidupan yang harmonis diantara masyarakat Indonesia dapat terwujud. Untuk dapat mewujudkan semua itu maka masyarakat

2 WARTA GURUB u l e t i n

MEDIA TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI PENDIDIKANEDISI 2 TAHUN 2018

Page 5: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

Indonesia tidak bisa hidup sendiri, mereka harus tetap mengadakan hubungan dengan masyarakat lain. Dengan begitu masing-masing pandangan hidup dapat beradaptasi artinya pandangan hidup perorangan/individu dapat beradaptasi dengan pandangan hidup kelompok karena pada dasarnya pancasila mengakui adanya kehidupan individu maupun kehidupan kelompok.

Selain sebagai dasar Negara, Pancasila juga merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia. Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia, Pancasila berarti konsepsi dasar tentang kehidupan yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan dalam menjalani hidup. Dalam konsepsi dasar itu terkandung gagasan dan pikiran tentang kehidupan yang dianggap baik dan benar bagi bangsa Indonesia yang bersifat majemuk.

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sebenarnya merupakan perwujudan dari nilai-nilai budaya milik bangsa Indonesia sendiri yang diyakini kebaikan dan kebenarannya. Pancasila digali dari budaya bangsa sendiri yang sudah ada, tumbuh, dan berkembang berabad-abad lamanya. Oleh karna itu, Pancasila adalah khas milik bangsa Indonesia sejak keberadaannya sebagai sebuah bangsa. Pancasila merangkum nilai-nilai yang sama yang terkandung dalam adat-istiadat, kebudayaan, dan agama-agama yang ada di Indonesia. Dengan demikian, Pancasila sebagai pandangan hidup mencerminkan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia.

Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila juga berperan sebagai pedoman dan penuntun dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dengan demikian, ia menjadi sebuah ukuran/kriteria umum yang diterima dan berlaku untuk semua pihak Secara sederhana, ideologi dipahami sebagai gagasan-gagasan dan nilai-nilai yang tersusun secara sistematis yang diyakini kebenarannya oleh suatu masyarakat dan diwujudkan di dalam kehidupan nyata. Nilai-nilai yang tercermin di dalam pandangan hidup ditempatkan secara sistematis kedalam seluruh aspek kehidupan yang mencakup aspek politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan didalam upaya mewujudkan cita-citanya. Jadi, dengan kata lain ideologi berisi pandangan hidup suatu bangsa yang menyentuh segala segi kehidupan bangsa. Setiap bangsa yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas kearah mana tujuan yang ingin dicapainya sangat membutuhkan pandangan hidup. Dengan pandangan hidup yang jelas, suatu bangsa akan memiliki pegangan dan pedoman bagaimana mereka memecahkan masalah-masalah politik, ekonomi, sosial dan budaya yang timbul dalam gerak masyarakat yang makin maju. Dengan berpedoman pada pandangan hidup sebagai ideologi, sebuah bangsa akan membangun diri dan negerinya.

Upaya Menjaga Nilai-Nilai Luhur Pancasila Di Era GlobalisasiNilai-nilai yang terkandung dalam pancasila merupakan suatu cerminan dari

kehidupan masyarakat Indonesia (nenek moyang kita) dan secara tetap telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia. Untuk itu kita sebagai generasi penerus bangsa harus mampu menjaga nilai-nilai tersebut. Untuk dapat hal tersebut maka perlu adanya berbagai upaya yang didukung oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Upaya-upaya tersebut antara lain: Ideologi secara praktis diartikan sebagai system dasar seseorang tentang nilai-nilai dan tujuan-tujuan serta sarana-sarana pokok untuk mencapainya. Jika diterapkan oleh Negara maka ideology diartikan sebagai kesatuan gagasan-gagasan dasar yang disusun secara sistematis dan dianggap menyeluruh tentang manusia dan kehidupannya, baik sebagai individu, social, maupun

3Upaya Melestarikan Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

Page 6: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

dalam kehidupan bernegara. Secara etimologis, ideologi berasal dari bahasa Yunani yaitu idea dan logia. Idea berasal dari idein yang berarti melihat. Idea juga diartikan sesuatu yang ada di dalam pikiran sebagai hasil perumusan sesuatu pemikiran atau rencana. Kata logia mengandung makna ilmu pengetahuan atau teori, sedang kata logis berasal dari kata logos dari kata legein yaitu berbicara. Istilah ideologi sendiri pertama kali dilontarkan oleh Antoine Destutt de Tracy (1754 - 1836), ketika bergejolaknya Revolusi Prancis untuk mendefinisikan sains tentang ide. Jadi dapat disimpulkan secara bahasa, ideologi adalah pengucapan atau pengutaraan terhadap sesuatu yang terumus didalam pikiran.

1. Ketuhanan yang Maha Esa Nilai religius adalah nilai yang berkaitan dengan keterkaitan individu dengan

sesuatu yang dianggapnya memiliki kekuatan sakral, suci, agung dan mulia. Memahami Ketuhanan sebagai pandangan hidup adalah mewujudkan masyarakat yang beketuhanan, yakni membangun masyarakat Indonesia yang memiliki jiwa maupun semangat untuk mencapai ridlo Tuhan dalam setiap perbuatan baik yang dilakukannya.

Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Seharusnya dalam sila pertama ini, warga negara Indonesia sudah jelas dan mengerti tentang Tuhan Yang Maha Esa. Meyakini bahwa perbuatan dan sikap kita pasti akan diperhatikan oleh Tuhan kita masing-masing. Tetapi pada kenyataannya masih banyak orang yang merasa bahwa hidupnya bebas tanpa pengawasan dari Tuhan Yang Maha Mengetahui.

Kenyataannya masih banyak kebohongan, kecurangan, konspirasi, dan masih banyak hal lainnya yang diperbuat oleh manusia. Sebagai contoh kecil yaitu masih banyak pelajar yang berbuat kecurangan dalam pembelajaran seperti mencontek, membuat cara apapun untuk mendapatkan jawaban saat ujian, dan masih banyak lagi. Juga seperti koruptor, yang berbuat seenaknya merampas uang yang bukan haknya. Hal-hal tersebut menandakan bahwa orang tersebut merasa tidak diawasi oleh Tuhan mereka.

Kemudian mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Akur dalam bermasyarakat sebagai umat beragama saling menghormati kehendak beribadah satu sama lain sesuai agama yang sah di Indonesia. Tidak menghalang-halangi umat beragama lain untuk beribadah dan berdakwah masing-masing asalkan masih dalam norma-norma yang berlaku. Beranggapan agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Digaris bawahi, bahwa adanya sangkut paut kita terhadap Tuhan. Kita yakin bahwa tuhan menilai setiap perbuatan kita, maka dari itu kita harus berbuat yang terbaik di mata Tuhan kita. Mulailah mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain. Jangan memaksakan agama kepada orang lain, biarkan mereka memilih dan menilai setiap agama. Masih banyak juga doktrinisasi agama yang memaksa secara langsung maupun tidak langsung. Doktrinisasi secara langsung salah satunya adalah

4 WARTA GURUB u l e t i n

MEDIA TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI PENDIDIKANEDISI 2 TAHUN 2018

Page 7: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

penculikan, terorisme, dan pengakuan jaminan masuk surga. Sebenarnya yang lebih parah adalah doktrinisasi secara tidak langsung salah satunya adalah bantuan finansial, secara sengaja mereka memberikan bantuan finansial yang banyak kepada seseorang dan pada akhirnya orang tersebut dipaksakan masuk agama tersebut dengan alasan bantuan yang telah diberikan.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradabKemanusiaan yang adil dan beradab, adalah pembentukan suatu kesadaran

tentang keteraturan, sebagai asas kehidupan, sebab setiap manusia mempunyai potensi untuk menjadi manusia sempurna, yaitu manusia yang beradab. Manusia yang maju peradabannya tentu lebih mudah menerima kebenaran dengan tulus, lebih mungkin untuk mengikuti tata cara dan pola kehidupan masyarakat yang teratur, dan mengenal hukum universal. Kesadaran inilah yang menjadi semangat membangun kehidupan masyarakat dan alam semesta untuk mencapai kebahagiaan dengan usaha gigih, serta dapat diimplementasikan dalam bentuk sikap hidup yang harmoni penuh toleransi dan damai.

Sila kedua, mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya. Tidak merendahkan orang lain dengan mudah tetapi bersikaplah rendah diri agar tidak menimbulkan perpecahan satu sama lain. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia, sikap saling tenggang rasa dan tepa selira, dan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain. Mulailah menghargai satu sama lain memberikan perhatian kepada mereka yang mengalami kesusahan. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan memberikan bantuan sukarela kepada mereka yang membutuhkan. Berani membela kebenaran dan keadilan, pada kenyataannya sekarang ini banyak orang yang menganggap yang benar itu salah dan yang salah itu benar. Sudah susah membedakan benar dan salah menjadikan pudarnya sudut pandang kebenaran dan keadilan itu sendiri. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, buatlah yang terbaik sebagai warga negara Indonesia di mata dunia. Sekarang ini banyak sekali saling menghina antar negara, dan mungkin memalukan nama harum bangsa ini. Mulailah mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

3. Persatuan IndonesiaPersatuan adalah gabungan yang terdiri atas beberapa bagian, kehadiran

Indonesia dan bangsanya di muka bumi ini bukan untuk bersengketa. Bangsa Indonesia hadir untuk mewujudkan kasih sayang kepada segenap suku bangsa dari Sabang sampai Marauke.

Sila Persatuan Indonesia, kita sebagai warga negara Indonesia harus mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan. Perlu dijelaskan bahwa sudah tidak sedikit lagi orang-orang yang sudah hilang rasa persatuan dan nasionalisme, mulai acuh tak acuh apa yang terjadi pada negara kita. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa dan mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.

5Upaya Melestarikan Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

Page 8: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

Mulailah dengan cara mencintai produk Indonesia, saat ini banyak pemuda yang menggunakan dan membuat trademark Indonesia. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika dan memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa. Menjalin hubungan baik antara negara lain, tidak saling menjatuhkan dan menimbulkan perselisihan.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan

Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan hidup berdampingan dengan orang lain, dalam interaksi itu biasanya terjadi kesepakatan, dan saling menghargai satu sama lain atas dasar tujuan dan kepentingan bersama. Prinsip-prinsip kerakyatan yang menjadi cita-cita utama untuk membangkitkan bangsa Indonesia, mengerahkan potensi mereka dalam dunia modern, yakni kerakyatan yang mampu mengendalikan diri, tabah, menguasaidiri

Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama dan tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama, mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan, menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.

Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.

5. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat IndonesiaNilai keadilan adalah nilai yang menjunjung norma berdasarkan ketidak

berpihakkan, keseimbangan, serta pemerataan terhadap suatu hal. Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan cita-cita bernegara dan berbangsa. Sila kelima yaitu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan, sikap adil terhadap sesama. Tingkatkan rasa kerjasama kepada siapapun untuk meningkatkan keadilan satu sama lain, tidak saling melempar kesalah satu sama lain. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban, menghormati hak orang lain, dan suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri. Yang perlu digaris bawahi adalah jangan menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain, hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah, maupun bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum. Banyaknya penggunaan hak milik yang telah dijelaskan membuat banyak timbulnya penipuan dan berperilaku konsumtif yang merusak bangsa kita. Mulailah dengan hal yang positif seperti bekerja keras, menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat

6 WARTA GURUB u l e t i n

MEDIA TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI PENDIDIKANEDISI 2 TAHUN 2018

Page 9: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama, dan melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial. Bukan melakukan tindakan yang merusak dan merugikan oranglain.

KESIMPULAN1. Pancasila sebagai dasar negara termaktub secara yuridis konstitusional dalam

pembukaan UUD 1945, yang merupakan cita-cita hukum dan norma hukum yang menguasai hukum dasar negara RI dan dituangkan dalam pasal-pasal UUD 1945 dan diatur dalam peraturan perundangan. Selain bersifat yuridis konstitusional, pancasila juga bersifat yuridis ketata negaraan yang artinya pancasila sebagai dasar negara, pada hakikatnya adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum. Artinya segala peraturan perundangan secara material harus berdasar dan bersumber pada pancasila.

2. Pancasila sebagai pandangan hidup sering juga disebut way of life, pegangan hidup, pedoman hidup, pandangan dunia atau petunjuk hidup. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dipergunakan sebagai petunjuk dalam kehidupan sehari–hari masyarakat Indonesia baik dari segi sikap maupun prilaku haruslah selalu dijiwai oleh nilai-nilai luhur pancasila.

3. Upaya-upaya untuk melestarikan nilai- nilai luhur pancasila di era globalisasi adalah: sebagai generasi penerus bangsa harus memahami, menghayati, dan mengamalkan butir-butir Pancasila dari Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dimanapun/kapanpun berada.

Pendidikan pancasila harus ditanamkam pada anak-anak, baik melalui pendidikan formal maupun non formal, dan mengimplementasikan nilai–nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

*) Guru SD Negeri Sidorejo Kalasan Sleman Yogyakarta

7Upaya Melestarikan Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

Page 10: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

Karakter Jawa “Paku Bumi” Dunia Pariwisata

Oleh : Widiatmoko Herbimo*

Pendahuluan

Ilmu pengetahuan dan teknologi pada abad ke-21, semakin berkembang pesat. Perkembangan teknologi memudahkan masyarakat untuk memperoleh pengetahuan

dan hiburan. Namun demikian, kemudahan tersebut memberikan dampak yang beragam bagi kehidupan masyarakatnya, salah satunya adalah perkembangan nilai dan kebiasaan dalam suatu lingkungan masyarakat, baik positif maupun negatif. Dampak dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat persebaran informasi menjadi sangat cepat di seluruh dunia, sehingga mendorong terjadinya proses globalisasi di segala aspek. Salah satu aspek yang paling mudah mendapatkan pengaruh globalisasi adalah nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat, dengan adanya globalisasi terjadi proses perpaduan nilai, kekaburan nilai, bahkan terkikisnya nilai-nilai asli yang ada (kearifan lokal). Masyarakat terutama anak muda, mulai meninggalkan ajaran-ajaran dan patokan-patokan, yang mengajarkan bagaimana manusia hidup dan bertindak di dalam kehidupan bermasyarakat.

Melalui perkembangan teknologi tersebut anak dapat leluasa mencari dan menonton tayangan yang diinginkanya, padahal tidak semua tayangan dapat memberikan efek positif bagi anak. Dan menurut penelitian yang dilakukan bahwa ketika melihat tayangan yang berbau kekerasan maka anak dapat menggap tindakan kekerasan adalah hal yang biasa, dan memicunya untuk melakukan tindakan yang agresif. Maka tidak heran di era sekarang ini banyak terjadi kasus kekerasan seperti tawuran antar pelajar, yang bahkan sampai merenggut nyawa. Berbagai kasus tersebut mengindikasikan bahwa karakter bangsa kita telah merosot, pendidikan khususnya pendidikan karakter memiliki porsi yang besar gunamengatasi kemrosotan karakter warga Indonesia. Berbagai teori karakter dari ahli terkenal di dunia di ambil dan di terapkan keberbagai ranah pendidikan di Indonesia. Hal tersebut justru membuat kita seakan lupa bahwa kita memiliki sumber-sumber pendidikan karakter yang asli dari budaya kita. Dalam mendidik karakter bangsa kita tentunya dapat memanfaatkan kekayaan budaya bangsa Indonesia, keanekaragaman kultur dan tradisi itu merupakan aset. bangsa yang sangat berharga dan perlu dilestarikan. Termasuk budaya Jawa yang mengandung nilai-nilai luhur adalah bagian dari aset bangsa yang harus jaga agar menjadi simbul kebanggaan/identitas nasional bangsa Indonesia. Oleh karena itu, pendidikan karakter yang berbasis kearifan lokal sangat penting dilaksanakan mengingat praktik pendidikan kita selama ini terlalu berorientasi ke barat dan melupakan nilai-nilai keunggulan yang ada di bumi Nusantara ini.

PendidikanSeni dan Budaya

8 WARTA GURUB u l e t i n

MEDIA TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI PENDIDIKANEDISI 2 TAHUN 2018

Page 11: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

Karakter Jawa Pada PariwisataSesuai dengan nawacitanya Bapak Jokowi yaitu dengan istilah “10 Bali Baru”,

maka tak heran pariwisata di Indonesia di mata pemerintah termasuk program utama yang diprioritaskan. Penting bagi industri pariwisata Indonesia di pemerintahan era Jokowi adalah untuk meningkatkan kontribusinya pada produk domestik bruto (PDB) karena hal ini akan memicu lebih banyak pendapatan devisa (karena setiap wisatawan asing menghabiskan rata-rata antara 1.100 dollar AS sampai 1.200 dollar AS per kunjungan) dan juga menyediakan kesempatan kerja untuk masyarakat Indonesia (berdasarkan data terakhir dari Badan Pusat Statistik, tingkat pengangguran di negara ini mencapai 5,81% di Februari 2015). Diperkirakan bahwa hampir 9% dari total angkatan kerja nasional dipekerjakan di sektor pariwisata.

Saat ini, sektor pariwisata Indonesia berkontribusi untuk kira-kira 4% dari total perekonomian. Pada tahun 2019, Pemerintah Indonesia ingin meningkatkan angka ini dua kali lipat menjadi 8% dari PDB, sebuah target yang ambisius (mungkin terlalu ambisius) yang mengimplikasikan bahwa dalam waktu 4 tahun mendatang, jumlah pengunjung perlu ditingkatkan dua kali lipat menjadi kira-kira 20 juta. Dalam rangka mencapai target ini, Pemerintah akan berfokus pada memperbaiki infrastruktur Indonesia (termasuk infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi), akses, kesehatan & kebersihan dan juga meningkatkan kampanye promosi online (marketing) di luar negeri. Pemerintah juga merevisi kebijakan akses visa gratis di 2015 yang fungsinya untuk menarik lebih banyak turis asing.

Dalam Travel & Tourism Competitiveness Report dari World Economic Forum, yang “mengukur sejumlah faktor dan kebijakan yang memungkinkan perkembangan berkelanjutan dari sektor travel & wisata, yang pada gilirannya, berkontribusi pada pembangunan dan daya kompetitif negara ini,” Indonesia melompat dari peringkat 50 di tahun 2015 menjadi peringkat 30 di tahun 2017, sebuah kemajuan yang mengagumkan. Lompatan ini disebabkan oleh pertumbuhan cepat dari kedatangan turis asing ke Indonesia, prioritas nasional untuk industri pariwisata dan investasi infrastruktur (contohnya jaringan telepon seluler kini mencapai sebagain besar wilayah di negara ini, dan transportasi udara telah meluas). Laporan ini menyatakan bahwa keuntungan daya saing Indonesia adalah harga yang kompetitif, kekayaan sumberdaya alam (biodiversitas), dan adanya sejumlah lokasi warisan budaya.

Bicara warisan budaya, karakter timur kita sebagai bangsa Indonesia sangat dibutuhkan dalam mendukung program tersebut. Dengan adanya karakter timur yang muncul di permukaan dunia pariwisata Indonesia, diharapkan dapat meningkatkan pendapatan negara di bidang pariwisata. Yogyakarta sebagai barometer kebudayaan jawa dituntut sebagai pelopor pertama dalam memajukan karakter jawa pada dunia pariwisata yang diantara adalah :

1. Ojo DumehOjo dumeh ungkapan sederhana tetapi mengandung arti mendalam. Bila

diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia yaitu jangan sok. Pengertian aja dumeh adalah suatu sikap seseorang untuk tidak sombong, yang apabila dilanjutkan mengakibatkan lupa diri. Ungkapan ini dalam dunia pariwisata mengingatkan kepada kita jangan sekali-kali berperilaku dumeh tersebut, sehingga ketika ada wisatawan lokal maupun internasional kita melayani mereka dengan setulus hati tanpa memperhatikan strata sosialnya.

9Karakter Jawa “Paku Bumi” Dunia Pariwisata

Page 12: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

2. Tepo SeliroTepa selira secara sederhana diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia

tenggang rasa. Tepa selira merupakan perilaku seseorang yang mampu memahami perasaan orang lain. Dengan demikian orang yang mempunyai tepa selira tidak akan bertindak sewenang-wenang jika melayani tamu atau wisatawan. Tepa selira artinya mampu memahami perasaan pengunjung (empati) dalam dunia barat di kenal dengan isitilah trial by the press. Pada dasarnya seseorang yang mempunyai tepa selira adalah tidak cepat-cepat mengambil kesimpulan untuk menyalahkan orang lain. Tepa selira dapat diartikan pula setiap orang menghormati hak-hak azasi manusia dan menghormati pendapat orang lain.

3. Mawas DiriMawas diri adalah memeriksa didalam hati nurani / intronspeksi diri,

apakah tindakan yang dilakukan sudah sesuai dengan norma-norma dan tata nilai ataukah belum. Bagi masyarakat Jawa senang menjalankan mawas diri dan berusaha untuk selalu menjadi pedoman cara bertindak guna mendapat jawaban atas persoalan yang dihadapinya. Masyarakat Jawa diharapkan selalu bertindak sesuai moral yang dapat dibenarkan dan dapat dipertanggungjawabkan. Langkah yang dilakukan adalah dengan penuh pertimbangan dengan cara menganalisis lebih mendalam berdasarkan hati nurani. Istilah mawas diri dalam dunia pariwisata adalah, kita boleh menerima semua tingkah laku wisatawan, namun tingkah laku yang merugikan kepentingan umum haruslah kita tinggalkan.

4. Budi LuhurPendidikan budi luhur melatar belakangi pendidikan budi pekerti yang

diajarkan di alam lingkungan keluarga sebagai pendidikan inti, maupun di dalam sekolah oleh para guru. Budi luhur adalah perilaku seseorang untuk selalu berbuat yang terbaik dan berbagai kebaikan. Pada prinsipnya kita harus berusaha jangan sampai berbuat jahat dan untuk itu kita harus menjauhkan diri dan perbuatan srei dan drengki. Perbuatan srei adalah perbuatan serakah yaitu ingin mengusai segala-galanya sedangkan drengki adalah iri terhadap keberhasilan atau kekayaan orang lain. Sehingga dengan adanya sikap Budi Luhur pada dunia pariwisata, diharapkan para wisatawan yang datang ke Indonesia merasa nyaman dengan penghuni lokal di daerah wisata.

5. Gemi, Nastiti, dan Ngati-atiGemi artinya pandai menghemat, nastiti artinya cermat yaitu segala tindakan

yang akan dilakukan perlu dipertimbangkan masak-masak, dan ngati-ati arti dalam bahasa Indonesia adalah selalu berhati-hati. Ketiga kata tersebut di dunia pariwisata mengandung makna yang mendalam dimana, kita diharapkan menjaga kelestarian alam, tidak bertindak ceroboh dengan merusak atau membunuh kehidupan yang ada, dan ngati-ngati bermakna kita harus selalu waspada dengan kerusakan lingkungan yang ke depan sangat berdampak sistemik bagi kehidupan sekitarnya.

10 WARTA GURUB u l e t i n

MEDIA TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI PENDIDIKANEDISI 2 TAHUN 2018

Page 13: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

6. Ajining Dhiri Saka Obahing LathiUngkapan ini dapat diartikan harga dirinya sesorang adalah berawal

dari tindak tanduknya ucapan seseorang tersebut. Oleh karena itu, kita dalam menerima wisatawan harus hati-hati dalam berkata sehingga harga diri negara Indonesia sebagai negara yang sopan, negara yang menghargai perbedaan suku, bangsa, dan agama dapat terjaga di mata negara lain.

Dari karakter diatas, maka pendidik dapat menerapkannya pada pendidikan untuk membentuk karakter. Menurut Prof. Dr. Cece Rakhmat, M.Pd untuk menanamkan karakter pada anak terdapat pada tiga tahap, Pertama kognitif, mengisi otak, mengajarinya dari tidak tahu menjadi tahu, dan pada tahap-tahap berikutnya dapat membudayakan akal pikiran, sehingga dia dapat memfungsi akalnya menjadi kecerdasan intelegensia. Kedua, afektif, yang berkenaan dengan perasaan, emosional, pembentukan sikap di dalam diri pribadi seseorang dengan terbentuknya sikap, simpati, antipati, mencintai, membenci,dan lain sebagainya. Sikap ini semua dapat digolongkan sebagai kecerdasan emosional. Ketiga, psikomotorik, adalah berkenaan dengan aktion, perbuatan,prilaku, dan seterusnya. Hal itu juga sependapat dengan apa yang dikatakan Ki Hajar Dewantoro “ngertingerasa-ngelakoni” (menyadari, menginsyafi dan melakukan). Untuk menanamkan ketiga ranah karakter (pengetahuan, perasaan dan tindakan) pada anak, maka sekolah dapat melakukanya dengan empat metode seperti :

1. Penanaman nilaiUntuk menanamkan nilai-nilai budaya jawa yang memiliki kandungan

karakter luas tersebut, maka dapat dilakukan dengan terintegrasi pada mata pelajaran misalnya pendidikan kewarganegaraan dengan kepariwisataan atau melalui penggunaan model pembelajaran value clarification technique, sehingga peserta didik memiliki pengalaman untuk dapat mempertimbangkan baik buruk perilaku yang akan dilakukanya.

2. Keteladanan nilaiKeteladanan nilai memiliki kontribusi yang sangat besar dalam mendidik

dan membina karakter. Keteladanan lebih mengedepankan aspek perilaku dalam bentuk tindakan nyata daripada sekedar berbicara. Keteladanan menjadi sangat penting untuk mengatasi masalah karakter dan memiliki kontribusi yang sangat besar dalam mendidik dan membina karakter. Untuk itu pendidik dapat menjadi role mode atau contoh nyata bagi peserta didik untuk menerapkan dan mengaplikasikan nilai-nilai budaya jawa yang universal pada berbagai kesempatan di Sekolah.

3. Fasilitasi nilaiFasilitasi nilai merupakan metode yang memberikan kesempatan kepada

subjek didik untuk mempraktikan nilai-nilai yang telah di ajarkan kedalam kehidupan/kegiatan nyata. Misalnya saja sekolah bisa mengajak peserta didik untuk melihat kehidupan masyarakat jawa dalam menyambut wisatawan maupun melayani wisatawan secara langsung, dengan demikian peserta didik juga dapat mencontoh dan mempraktikan nilai adat jawa yang selama ini diperolehnya, kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh subjek didik dalam pelaksanaan metode fasilitasi nilai dinilai dapat membawa dampak positif pada perkembangan kepribadian.

11Karakter Jawa “Paku Bumi” Dunia Pariwisata

Page 14: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

4. KeterampilanUntuk melatih keterampilan moral, pendidik dapat menyajikan pembelajaran

yang berisi kasus-kasus yang mengharuskan peserta didik untuk dapat menilai dan menimbang dengan menggunakan nilai-nilai jawa dalam dunia pariwisata. Oleh karena itu, dengan melatih keterampilan moral diharapkan peserta didik dapat memiliki kompetensi yang penting guna menghadapi persoalan dalam hidup mereka, khususnya pendidikan kepariwisataan.

PenutupDapat disimpulkan dengan memahami berbagai nilai yang terdapat pada

ungkapan jawa tersebut, maka kita dapat memperoleh nilai-nilai luhur yang dapat digunakan sebagai sumber pendidikan karakter yang bersifat universal. Sedangkan untuk menanamkanya pada peserta didik, sekolah dapat menggunakan empat metode yakni penanaman nilai, keteladanan nilai, fasilitasi nilai, dan keterampilan.

Namun juga perlu digaris bawahi bahwa budaya jawa bukanlah sebagai inti dari pendidikan karakter yang ada, tetapi hanya sebagian kecil yang digunakan untuk melengkapi dan memperbaiki kelemahan-kelemahan pendidikan karakter yang ada. Kekuatan dari budaya jawa adalah pada arti yang universal sehingga memungkinkan untuk memperjelas sebuah pendidikan karakter pada sekolah. Budaya Jawa dapat mendukung kegiatan budaya karakter bangsa Indonesia sehingga mendukung keinginan pemerintah dalam memajukan pendidikan karakter di SMK. Oleh karena itu, diharapkan adanya pendidikan budaya jawa dapat memberikan pendidikan karakter bagi para peserta didiknya, khususnya SMK Negeri 4 Yogyakarta.

*) Guru Akomodasi Perhotelan SMK Negeri 4 Yogyakarta

12 WARTA GURUB u l e t i n

MEDIA TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI PENDIDIKANEDISI 2 TAHUN 2018

Page 15: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

Mewujudkan Sekolah Unggulan Melalui Proses Pembelajaran Terbaik

Oleh : Jumadi *)

Pendidikan adalah jembatan emas menuju kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Hal tersebut sejak awal sudah disadari oleh para pendiri bangsa (founding fathers) dengan

mencantumkan frasa “mencerdaskan kehidupan bangsa” dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa hanya dapat dilakukanmelalui praksis pendidikan berkualitas yang dapat diakses semua warga negara.

Menyelenggarakan pendidikan berkualitas merupakan tugas dan kewajiban pemerintah. Sementara, memperoleh layanan pendidikan yang berkualitas merupakan hak setiap warga negara. Untuk memenuhi kepentingan tersebut, pemerintah harus menjamin tidak boleh ada disparitas kualitas antara sekolah yang satu dengan sekolah yang lain. Dengan kata lain, semua warga negara, baik di kota maupun di perdesaan, di pulau Jawa maupun di luar Jawa berhak mendapatkan layanan pendidikan yang berkualitas.

Dengan demikian, menyelenggarakan pendidikan yang memiliki kualitas dan aksesbilitas bagi seluruh warga negara adalah tugas konstitusional yang harus ditunaikan oleh pemerintah.

Mewujudkan Pendidikan BerkualitasMewujudkan pendidikan berkualitas yang merata memang bukan pekerjaan

mudah. Namun, hal tersebut sudah menjadi tugas dan kewajiban pemerintah untuk terus berupaya mewujudkannya. Tanpa pemerataaan kualitas pendidikan, pembangunan sumber daya manusia Indonesia hanya akan menjadi ilusi semata.

Salah satu langkah yang saat ini tengah diambil oleh pemerintah untuk memeratakan kualitas pendidikan adalah dengan menerapkan sistem baru dalam Penerimaan Peserta Didik (PPDB). Sistem baru tersebut adalah sistem zonasi dalam PPDB yang diyakini sebagai langkah awal mewujudkan pendidikan berkualitas yang merata.

Poin tentang sistem zonasi itulah yang kemudian menimbulkan polemik di tengah masyarakat. Menanggapi hal tersebut Menteri Pendidikandan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan bahwa sistemzonasi merupakan tindaklanjut dari arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai pentingnya pemerataan kualitas pendidikan.

Berita Utama

13Mewujudkan Sekolah Unggulan Melalui Proses Pembelajaran Terbaik

Page 16: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

A. Sistem ZonasiSistem zonasi termaktub dalam Permendikbud Nomor 17 Tahun 2017 tentang

PPDB pada Bagian Keempat tentang Sistem Zonasi, Pasal 15 Ayat (1) yangberbunyi: Sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah wajib menerima calon peserta didik yang berdomisili pada radius zona terdekat dari sekolah paling sedikit sebesar 90% (Sembilan puluh persen) dari total jumlah keseluruhan peserta didik yang diterima).

Jika dibandingkan dengan PPDB sebelumnya, ketentuan tentang sistem zonasi tersebut lebih bersesuaian dengan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 20013 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi: Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.

Sistem zonasi dipercaya merupakan langkah awal pemerataan kualitas pendidikan sebabselamainimasih terdapatkastanisasi dalam dunia pendidikan kita. Satu sisi ada sekolah yang menyandang predikat sekolah unggulan. Namun di sisilain, ada juga sekolah yang menyandang predikat sekolah pinggiran atau buangan yang identik dengan sekolah berkualitas rendah. Jika praksis pendidikan tersebut terus dipertahankan, hal tersebut dapat menghambat terwujudnya pemerataan kualitas pendidikan sebagaimana amanat konstitusi kita.

Tentu banyak pihak menyambut baik kebijakan tersebut. Erna Fermanti dalam artikel opininya yang berjudul “Mencari Solusi untuk Zonasi” menyatakan bahwa sistem zonasi merupakan solusi untuk mewujudkan pemerataan kualitas pendidikan (Kedaulatan Rakyat, 05/03/2018).

Di lain pihak, orang tuasiswa yang merasa memiliki anak dengan nilai akademik tinggi juga merasa dirugikan dengan system zonasi tersebut karena mereka tidak bisa lagi memilih sekolah yang mereka anggap berkualitas untuk anak mereka.

Dalam artikel opini berjudul “Zonasi dan Motivasi Belajar Siswa”, Sri Rahayu Budiani mengatakan bahwa siswa-siswa yang mempunyai potensi besar dan berkemauan tinggi untuk belajar akan terhalang maju hanya karena orang tuanya bertempat tinggal di luar kota atau di daerah perdesaan/pinggiran.Sementara ada anak di kota, meskipun tidak pernah belajar dan nilai-nilainya sangat jelek mereka tetap ada jaminan untuk diterima di sekolah kualitas tinggi hanya karena dekat dengan sekolah tersebut (Kedaulatan Rakyat, 10/03/2018)

Demikianlah, pro kontra tentang penerapan system zonasi dalam PPDB pada dasarnya bermuara pada pandangan distingtif antara sekolah unggulan dan sekolah non unggulan.

B. Definisi Sekolah UnggulanSekolah unggulan selama ini identik dengan sekolah yang melakukan seleksi

ketat dalam PPDB. Seleksi tersebut berdasarkan pada capaian nilai hasil ujian calon siswa. Calon siswa yang tidak memenuhi nilai minimal secara otomatis akan tersingkir. Stigma sebagai anak yang gagal masuk sekolah unggulan pun akan terus melekat pada benak anak tersebut seumur hidup.

Definisi sekolah uggulan seperti di atas pada dasarnya lebih tepat jika disebut sekolah dengan input siswa unggul (best input). Sementara, sekolah unggulan yang ingin diwujudkan melalui system zonasi adalah sekolah yang menyelenggarakan proses pembelajaran terbaik (best process) untuk melahirkan keunggulan-keunggulan pada diri siswa, baik dari sisi akademik maupun nonakademik.

14 WARTA GURUB u l e t i n

MEDIA TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI PENDIDIKANEDISI 2 TAHUN 2018

Page 17: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

Dalam hal ini, Munif Chatib mengatakan bahwa sekolah unggulan adalah sekolah yang foku pada kualitas proses p e m b e l a j a r a n , bukan pada kualitas input siswanya ( S e k o l a h n y a Manusia, 2014:93)

D e n g a n demikian sekolah unggulan adalah sekolah yang proses pembelajarannya mampu menjamin semua siswa terbimbing kearah perubahan yang lebih baik, bagaimanapun kualitas akademik dan non akademik yang mereka miliki. Sekolah unggulan dengan definisi tersebut diharapkan mampu melayani semua siswa, baik yang memiliki nilai akademik tinggi maupun nilai akademik rendah.

Oleh sebab itu, system zonasi pada dasarnya adalah peta jalan mewujudkan pendidikan yang berkualitas tanpa memunculkan kastanisasi pendidikan melalui penyelenggaraan proses pembelajaran terbaik.

C. Proses Pembelajaran TerbaikSistem zonasi dalam PPDB merupakan terobosan untuk mewujudkan

pemerataan kualitas pendidikan bagi semua warga negara. Dengan sistem tersebut, tidak ada lagi sekolah berpredikat unggulan hanya karena memiliki input siswa dengan nilai akademik tinggi. Sebaliknya, tidak akan ada lagi sebutan sekolah buangan hanya karena menerima siswa yang gagal masuk sekolah unggulan.

Profil sekolah yang ingin diwujudkan melalui sistem zonasi dalam PPDB adalah sekolah dengan proses pembelajaran terbaik.Adapun langkah-langkah untuk mewujudkan sekolahunggulan melalui proses pembelajaran terbaik adalah sebagai berikut.

a. Fokus pada proses pembelajaranKegiatan inti (core business) sekolah adalah menyelenggarakan proses

pembelajaran. Untuk dapat menyelenggarakan proses pembelajaran yang berkualitas, seluruh sumber daya yang ada di sekolah harus diarahkan untuk fokus pada proses pembelajaran.Dengan kata lain, guru merupakan figur sentral dalam sukses tidaknya proses pembelajaran.

Gambar1. Teknik pembelajaran menggunakan teknologi terkini.

15Mewujudkan Sekolah Unggulan Melalui Proses Pembelajaran Terbaik

Page 18: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen sudah ditegaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Berdasarkan hal tersebut, guru tidak boleh memiliki beban di luar tugas pokok dan fungsinya sebagai pendidik. Tugas-tugas teknis administratif yang berkaitan dengan guru sudah seharusnya dibuat sesederhana mungkin agar tugas pokok dan fungsi guru sebagai pendidik tidak terbengkelai. Hanya melalui guru yang fokus pada tugas sebagai pendidiklah proses pembelajaran terbaik akan terwujud.

b. Mengimplementasikan pendidikan karakterSecara empiris pendidikan karakter merupakan pondasi penting untuk

membangun negara yang beradab, maju, dan sejahtera.

Sebagai lokus pembangunan sumber daya manusia, sekolah harus menjadikan pendidikan karakter sebagai bagian integral dalam proses pembelajaran. Hal tersebut sudah ditegaskan dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter bahwa penguatan pendidikan karakter merupakan tanggung jawab bersama keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat.

Di samping itu, Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Oleh sebab itu, proses pembelajaran terbaik adalah proses pembelajaran yang mengintegrasikan pendidikan karakter dalam kegiatan belajar mengajar agar selain cerdas, siswa juga akan menjadi pribadi yang berbudi pekerti.

c. Mengadopsi teori kecerdasan majemuk Proses pembelajaran terbaik salah satunya adalah dilakukan dengan

pendekatan belajar berpusat pada siswa (student-centered learning). Hal tersebut mengharuskan guru untuk mampu mengenali potensi kecerdasan masing-masing siswa.

Seperti kita ketahui bahwa teori kecerdasan saat ini telah berkembang sedemikian pesat. Salah satunya adalah teori kecerdasan majemuk (multiple intelligences) yang dikemukakan oleh Howard Gardner. Menurut Gardner ada 8 kecerdasan manusia, yaitu kecerdasan logis-matematis, visual-spasial, naturalis, spasial, kinestetis, musikal, intrapersonal dan interpersonal.

16 WARTA GURUB u l e t i n

MEDIA TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI PENDIDIKANEDISI 2 TAHUN 2018

Page 19: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

Konsep kecerdasan majemuk meyakini bahwa masing-masing anak memiliki keunikan. Lebih jauh, konsep ini percaya bahwa tidak ada anak yang bodoh sebab setiap anak pasti memiliki minimal satu kelebihan. Apabila kelebihan tersebut dapat dideteksi sedari awal, otomatis kelebihan itu adalah potensi kepandaian sang anak yang dapat mengantarkannya pada kesuksesan.

d. Melaksanakan sistem penjaminan mutuMenurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009

tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP), sistem penjaminan mutu merupakan kegiatan sistemik dan terpadu pada penyelenggaraan pendidikan untuk meningkatkan tingkat kecerdasan kehidupan bangsa oleh satuan pendidikan.

Penjaminan mutu memiliki dua bentuk, yaitu: pertama, dalam bentuk desain kegiatan proses perbaikan dan pengembangan mutu secara berkelanjutan (continous quality improvement). Kedua, dalam bentuk budaya mutu (quality culture) yang mengandung tata nilai yang menjadi prinsip atau asas yang dianut oleh pemangku kepentingan pendidikan (Nanang Fatah, 2013:2).

Adapun tujuan SPMP adalah untuk memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan yang terdiri dari standar kompetensi lulusan, isi, proses, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, pembiayaan, dan penilaian.

Dengan demikian,melaksanakan SPMP merupakan suatu keniscayaan dalamrangka mendukung terwujudnya proses pembelajaran terbaik.

e. Mengembangkan kompetensi guru secara berkelanjutanGuru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.Konsekuensi dari jabatan guru sebagai profesi, diperlukan suatu sistem pembinaan dan pengembangan terhadap profesi guru secara terprogram dan berkelanjutan melalui kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB).

PKB adalah bagian penting dari proses pengembangan keprofesian guru yang merupakan tanggungjawab guru secara individu sebagai masyarakat pembelajar. Meskipun demikian, sekolah harus mampu menciptakan ekosistem yang mendorong guru agar terus mengembangkan kompetensinya secara berkesinambungan.

Kegiatan PKB, yang mencakup antara lain pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan/atau karya inovatif, bertujuan untukmencapai kompetensi dasar yang disyaratkan bagi profesi guru, pendalaman dan pemutakhiran pengetahuan, peningkatan keterampilan dan kemampuan guru untuk menghasilkan publikasiilmiah dan/atau karya inovatif yang menunjang pengembangan karirnya sebagai guru.

Guru yang secara berkelanjutan mengembangkan diri akan memiliki pengaruh positif bagi terwujudnya proses pembelajaran terbaik.

17Mewujudkan Sekolah Unggulan Melalui Proses Pembelajaran Terbaik

Page 20: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

KesimpulanKualitas pendidikan yang merata dan dapat diakses semua warga negara tanpa

kecuali adalah amanat konstitusional yang harus ditunaikan oleh pemerintah. Salah satu langkah awal yang diambil oleh pemerintah untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan menerapkan sistem zonasi dalam PPDB.

Dengan sistem zonasi diharapkan semua sekolah memiliki kesempatan yang sama untuk mewujudkan sekolah unggulan sehinggatidak ada lagi disparitas kualitas pendidikan antar sekolah atau antar daerah.Sekolah unggulan bukan merupakan sekolah dengan input siswa terbaik (best input), tetapi sekolah unggulan adalah sekolah yang melaksanakan proses pembelajaran terbaik (best process).

Pada era penerapan sistem zonasi dalam PPDB, sekolah harus melaksanakaan proses pembelajaran terbaik untuk mewujudkan sekolah yang berkualitas. Hanya dengan cara demikianlah, kualitas pendidikan akan merata di seluruh daerah.

*) Guru SMKN 1 Dlingo, Bantul

18 WARTA GURUB u l e t i n

MEDIA TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI PENDIDIKANEDISI 2 TAHUN 2018

Page 21: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

Urgensi Pendidikan Anti Terorisme Sejak Dini

Oleh : Yose Rizal Triarto *)

Tragedi bom gereja di Surabaya sebagai bentuk aksi terorisme, yang mengguncang tiga gereja di Surabaya yang terjadi pada hari Minggu, 13 Mei 2018 yang lalu,

masih meninggalkan duka yang mendalam. Luapan emosi, marah, sedih, dan trauma, tentu masih dirasakan oleh keluarga korban yang ditinggalkan. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sendiri turut menangis, merasa terpukul dan sedih karena banyak warganya menjadi korban pengeboman di 3 gereja. Risma mengecam keras tindakan teror yang memakan 13 korban jiwa tersebut. Banyak pihak mempertanyakan apa motif yang dilakukan satu keluarga dengan sejumlah anak yang ikut dilibatkan pula dalam aksi pengeboman tersebut.

Aksi terorisme sendiri adalah manifestasi dari penistaan ajaran agama. Perilaku terorisme hanya akan membawa kehancuran bagi umat manusia. Terorisme tidak hanya sebagai ancaman terhadap keamanan dan keselamatan warga negara, tetapi juga keamanan nasional. Pendidikan anti terorisme sejak dini terutama di Indonesia selama ini belum pernah ada. Sehingga dalam hal ini diperlukan terobosan baru dari pemerintah untuk mencegah aksi terorisme di negara ini sejak dini. Tujuan dari pendidikan anti terorisme yang dilakukan sejak dini ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman sedini mungkin bagi masyarakat melalui kurikulum pelajaran yang disisipkan pada mata pelajaran agama yang ada di sekolah dasar hingga perkuliahan. Dengan demikian sedini mungkin masyarakat sudah dibekali benteng pertahanan yang mendalam untuk mencegah aksi terorisme dalam bentuk apapun dan di manapun maupun kegiatan-kegiatan yang mengarah pada aksi terorisme.

Aksi terorisme di Indonesia mulai mencuat pada tahun 2000 yang diawali dengan bom Bursa Efek Jakarta yang diikuti dengan serangkaian pengeboman yang lainnya dan yang paling mematikan adalah Bom Bali I pada tahun 2002 di Bali yang memakan korban 202 korban jiwa dan 300 orang lainnya terluka. Dari tahun 2000-2010 telah terjadi 25 kasus pengeboman yang dilakukan oleh teroris. (Kusumo, 2011)

Seseorang yang melakukan tindak terorisme disebut teroris. Seorang yang telah menjadi teroris berarti mau tidak mau dia telah melakukan perbuatan yang menyimpang agama. Terorisme dalam perspektif agama apapun tidak bisa dibenarkan. Karena hakikat agama pada dasarnya adalah membimbing umatnya menuju kedamaian. Kekerasan dan terorisme adalah musuh agama yang harus diperangi. Terorisme adalah manifestasi dari penistaan ajaran agama. Perilaku terorisme oleh sekelompok orang adalah bukti kepongahan dan keegoisan sepihak. Mereka tidak lain adalah orang-orang yang hanya akan membawa kehancuran bagi umat manusia. Dan sampai derajat tertentu, mereka inilah sebenarnya yang merupakan musuh Islam, bukan

PsikologiPendidikan

19Urgensi Pendidikan Anti Terorisme Sejak Dini

Page 22: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

pembela Islam. Selain itu semakin berjalannya waktu muncul berbagai macam agama yang mengatas namakan Islam namun ternyata aliran agama tersebut menyesatkan. Berbagai ajaran yang bertentangan dengan ajaran Islam dihalalkan di dalamnya seperti aksi terorisme dianggap sebagai jihad. Iman yang kurang mantab disertai ketidaktahuan dan kurangnya kehati-hatian dapat menjadikan seseorang terjerumus kedalam aliran yang menyesatkan tersebut. Tentu saja terorisme mengakibatkan kerugian di banyak pihak, baik pemerintah setempat ataupun masyarakat sekitar kejadian terorisme itu berlangsung.

Teroris bukan hanya orang dewasa, namun para pelajar ataupun orang yang belum cukup umur juga dapat terlibat dalam hal yang merusak masyarakat. Hal itu diakibatkan karena kurang dan minimnya pendidikan akhlak yang baik dan pendidikan terkait bahaya terorisme sejak dini. Pendidikan merupakan tonggak awal hidup seseorang untuk menentukan baik buruknya perilaku mereka. Jika pendidikan anti terorisme dapat diterapkan sejak dini maka kemungkinan untuk terkait masalah terorisme semakin jauh dari dirinya. Corak sikap dan perilaku para manusia masa depan, dibangun saat ini melalui pendidikan. Dengan memasukkan pendidikan anti terorisme ke dalam pendidikan, mereka mampu membekali mereka dengan sikap toleransi, yang menolak keras segala bentuk terorisme. Hingga pada akhirnya, kita akan menjadi bangsa yang cinta damai, mampu hidup bersama dalam keragaman dengan kedamaian dan anti kekerasan.

Menanamkan Pendidikan Anti Terorisme Pada Anak-AnakMelihat banyaknya aksi terorisme dan pengeboman yang terjadi di berbagai

wilayah di Indonesia seharusnya membuat kita prihatin akan keadaan Indonesia saat ini. Ditambah lagi dengan berita pasca bom Surabaya, Polri tangkap 74 teroris yang tersebar di 6 wilayah Indonesia dalam 7 hari (Tribunnews.com, 22 Mei 2018).

Hal tersebut merupakan salah satu pembuktian bahwasanya para teroris sudah tidak takut lagi terhadap aparat negara. Bahkan mereka seakan menentang Polri secara terang terangan. Keagresifan dan kenekatan serta keberanian mereka yang sudah tidak takut lagi terhadap jajaran kepolisian patut kita waspadai.

Waspada terhadap aksi teror juga bukan semata mata hanya tugas para anggota kepolisian ataupun para abdi Negara yang lain. Namun kita sebagai warga negara juga patut untuk melindungi bangsa kita dari orang orang yang berniat tidak baik terhadap tanah air kita. Banyak dari kalangan anak remaja sampai dewasa yang gampang terkelabuhi oleh aliran aliran radikal seperti ISIS. Hal tersebut karena minimnya pendidikan paham anti terorisme di Indonesia yang tidak di terapkan sejak kecil.

Menurut George Herbert Mead ada empat tahapan dalam proses sosialisasi. Pada tahap kedua yang di beri nama tahap meniru (play stage) yaitu adalah tahap-tahap yang dilalui oleh anak-anak di atas balita. Pada tahap ini anak mulai mampu meniru secara sempurna. Tahap meniru ini juga disebut tahap bermain. Pada tahap ini kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan orang-orang yang jumlahnya relatif banyak sudah mulai terbentuk.

Pada tahap ini anak mengenal “significant other” yaitu orang-orang di sekitarnya yang dianggap penting bagi pertumbuhan dan pembentukan diri, misalnya, ayah, ibu, kakak, pengasuh, kakek, nenek, yang sering berinteraksi dengannya.

Oleh karena itu mengapa pendidikan anti terorisme harus diterapkan pada

20 WARTA GURUB u l e t i n

MEDIA TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI PENDIDIKANEDISI 2 TAHUN 2018

Page 23: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

anak di fase tersebut. Karena jika orang orang di sekelilingnya mengajarkan hal yang tidak baik maka akan cepat ditiru olehnya dan akan berdampak tidak baik di masa desawanya nanti. Pakar psikologi Swiss yaitu Jean Piaget (1896-1980) dalam buku Life Span Development: perkembangan masa hidup, oleh Jhon W. Santrok pada tahun 2002, mengatakan bahwa anak dapat membangun secara aktif dunia kognitif mereka sendiri. Piaget yakin bahwa anak-anak menguasai gagasan-gagasan baru, karena informasi tambahan akan menambah pemahaman mereka terhadap dunia .

Strategi Dan Implementasi Pendidikan Anti TerorismePendidikan anti terorisme sejak dini terutama di Indonesia sayangnya selama

ini secara formal memang belum pernah ada. Sehingga dalam hal ini diperlukan terobosan baru dari pemerintah untuk mencegah aksi terorisme di negara ini sejak dini. Tujuan dari pendidikan anti terorisme yang dilakukan sejak dini ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman sedini mungkin bagi masyarakat melalui kurikulum pelajaran yang disisipkan pada mata pelajaran agama yang ada di sekokah dasar hingga perkuliahan. Dengan demikian sedini mungkin masyarakat sudah dibekali benteng pertahanan yang mendalam untuk mencegah aksi terorisme dalam bentuk apapun dan di manapun maupun kegiatan-kegiatan apa saja yang mengarah pada aksi terorisme.

a. Materi PembelajaranMateri pembelajaran pendidikan anti terorisme sejak dini meliputi materi tentang:

1. Pengertian terorisme secara global maupun secara khusus.2. Kondisi kekinian kejadian terorisme di Indonesia maupun di dunia.3. Ciri-ciri tindakan terorime.4. Tujuan terorisme.5. Tindakan yang dikategorikan sebagai aksi terorisme.6. Dampak negatif aksi terorisme.7. Ketidaksesuaian aksi terorisme terhadap ajaran maupun norma agama dan sosial.8. Tindakan pencegahan terjadinya aksi terorisme.

b. Waktu PembelajaranMateri pembelajaran pendidikan anti terorisme sejak dini dapat diberikan dengan

cara disisipkan pada kurikulum mata pelajaran yang bersifat fleksibel. Maksud dari fleksibel di sini adalah waktu untuk memberikan materi pendidikan anti terorisme ini dengan cara disisipkan pada mata pelajaran agama sesuai jam mata pelajaran agama yang ada di sekolah atau universitas, hanya saja ketika jam pelajaran tersebut, pengajar memberikan waktu sekitar 30 menit untuk menyampaikan materi tentang pendidikan anti terorisme kepada peserta didik dengan pembawaan yang santai tetapi serius sehingga materi dapat tersampaikan dengan baik. Sehingga disini bukan target waktu berapa lama penyampaian yang menjadi utama akan tetapi dengan waktu yang tidak terlalu lama dalam memberikan materi akan membuat peserta didik tidak bosan sehingga akan lebih memahami dan menyerap pembelajaran dengan baik.

21Urgensi Pendidikan Anti Terorisme Sejak Dini

Page 24: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

c. Proses Pemberian MateriMemasukkan materi pendidikan anti terorisme sejak dini dapat dimulai dengan

menyisipkan kurikulum materi tersebut pada kurikulum pelajaran agama maupun kewarganegaraan mulai dari sekolah dasar, agar memantapkan keyakinan pada masyarakat sejak dini bahwa masyarakat terutama muslim agar menolak, melawan, dan mencegah aksi terorisme. Penyisipan kurikulum pendidikan anti terorisme ini dapat diterapkan hingga jenjang perkuliahan. Hal ini karena pada jenjang perkuliahan masih terdapat mata kuliah pendidikan agama maupun kewarganegaraan. Selain itu berdasarkan informasi dari berbagai sumber bahwa mahasiswa juga menjadi penyumbang cukup besar sebagai anggota teroris. Dan berdasarkan sumber yang ada, pada jenjang perkuliahan, proses rekruitmen anggota teroris dengan cara mempengaruhi baik akal maupun hati mahasiwa banyak dilakukan. Kegiatan ini dibumbui melalui suatu ajaran agama yang menyesatkan terhadap aksi terorisme yang secara besar-besaran ditanam oleh teroris pada mahasiswa.

d. Cara PenyampaianPenyampaian materi tentang pendidikan anti terorisme ini disampaikan dengan

cara santai seperti halnya bercerita disertai dengan memberikan gambaran kondisi kekinian atau kasus hangat yang sedang terjadi berkaitan dengan aksi terorisme. Dengan demikian akan timbul keingintahuan peserta didik untuk mendalami dan memahami terorisme yang seharusnya harus diberantas di atas muka bumi ini.

1. Strategi ImplementasiSelanjutnya langkah strategis yang diusulkan untuk dilakukan dengan melibatkan

pihak-pihak terkait yang didasarkan kepada hasil identifikasi masalah dan rancangan metode serta konsep pendidikan anti terorisme adalah sebagai berikut :a. Dari segi “materi”, hal yang bisa dilakukan adalah menyajikan materi tentang

pendidikan anti terorisme sesuai tingkat satuan belajar. Materi harus tersampaikan dengan baik berdasarkan sumber terpercaya dan berdasarkan fakta yang terjadi di masyarakat. Penyampaian materi harus mudah dipahami oleh peserta didik.

b. Dari segi “konsep”, kesalahan pemerintah hingga saat ini adalah tidak memikirkan penyelesaian masalah terorisme dari akarnya dan kurang melakukan tindakan pencegahan sebagai solusi dalam memberantas aksi terorisme yang mencemarkan nama bangsa. Oleh sebab itu, penulis memberikan gagasan dengan berinovasi mengadakan pendidikan anti terorisme sejak dini yang belum pernah ada selama ini, sebagai solusi menyelamatkan generasi bangsa dari aksi terorisme.

c. Dari segi “money”, hendaknya pemerintah menganggarkan budget untuk pengembangan pendidikan anti terorisme sejak dini dalam anggaran pendidikan. Hal ini merupakan salah satu langkah bijak yang dapat menyukseskan gagasan tersebut.

Apa Yang Bisa Kita Lakukan Saat IniJadi dengan demikian alangkah baiknya jika dari mulai sejak kecil kita tanamkan

pada anak-anak mengenai pendidikan anti terorisme yang penyampaiannya tentu harus sesuai dengan usia mereka. Adapun beberapa hal yang sebetulnya bisa kita lakukan,

22 WARTA GURUB u l e t i n

MEDIA TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI PENDIDIKANEDISI 2 TAHUN 2018

Page 25: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

dalam lingkup artian sebagai keluarga dan masyarakat, dalam pendidikan yang harus diterapkan kepada anak-anak melalui teori juga aksi, yakni:

Pertama, yaitu pendidikan Pancasila yang dimaksud pendidikan Pancasila yaitu bukan hanya menghafalkan sila satu sampai lima. Namun juga memahami makna dari masing masing sila tersebut. Dan juga diajarkan tentang pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang ditulis dalam buku pendidikan Pancasila oleh Dr. H. Syahrial Syarbani, M.A yaitu etika Pancasila di sila pertama yang mengajarkan menghormati setiap orang atau warga negara atas berbagai kebebasannya dalam menganut agama dan kepercayaannya masing-masing serta menjadikan ajaran-ajarannya sebagai panutan untuk menuntun maupun mengarahkan jalan hidupnya. Dari kutipan buku di atas kita dapat mengajarkan kepada anak-anak bahwasanya pentingnya menghormati umat beragama lainnya, lalu kita beri contoh aksi yang sederhana dengan tidak mengejek atau tetap berteman baik dengan teman walaupun berbeda suku, ras, dan agama dengan kita.

Kedua, pendidikan beragama, pendidikan beragama yang ditekankan lebih di mendorong untuk lebih beriman pada agamanya. Lebih religius dengan beramal baik, sikap penuh belas kasih, rasa rindu dan ingin selalu dekat dengan Tuhan, penuh cinta dan kasih sayang, saling memaafkan juga memiliki solidaritas kemanusiaan universal. Sebenarnya itulah persoalan yang sangat intim dalam beragama. Kelihatannya memang sepele dan gampang diterapkan namun jika tidak di pahami secara mendalam akan membuat kita mudah di pengaruhi aliran-aliran terorisme. Jika pendidikan agama diberikan hanya sekedar teori semata hal tersebut kurang efisien. Sebaiknya kita tanamkan nilai-nilai beragama yang baik dengan diedukasi mulai dari kecil diberikan contoh hal-hal yang baik oleh keluarga terutama orang tua sebagai guru pertama dan panutan bagi seorang anak.

Ketiga, pendidikan kebhinekaan, yang dimaksud di sini adalah pendidikan tentang Bhineka Tunggal Ika yang menjadi moto atau semboyan bangsa Indonesia yang artinya berbeda beda tetapi tetap satu jua. Walaupun kita berbeda pandangan politik, budaya, wilayah, suku, ras, agama, namun kita harus selalu ingat bahwasannya kita warga negara Indonesia mempunyai cita-cita dan tujuan yang sama. Maka dari itu pendidikan kebhinekaan dan rasa nasionalisme sangat penting ditanamkan kepada anak-anak. Pendidikan yang ditanamkan pada anak anak mengenai kebhinekaan yaitu tentang rasa saling toleransi antar perbedaan, rasa mempunyai dan rasa ingin memperjuangkan tanah air. Dengan ditanamkannya pendidikan seperti itu mulai kecil membuat dampak baik kemajuan Indonesia ke depannya.

Ketiga pendidikan yang telah disebutkan di atas merupakan hal yang paling penting ditanamkan kepada anak-anak Indonesia agar nantinya jika mereka sudah beranjak dewasa maupun sudah dewasa tidak gampang terpengaruh aliran-aliran radikal seperti ISIS. Jika hal tersebut direalisasikan oleh para orang tua kepada anaknya dan para guru-guru di lembaga pendidikan. Hal tersebut akan memudahkan Indonesia untuk memutus tali mata rantai terorisme di Indonesia. Tidak hanya mengembangkan strategi untuk menangkap para teroris namun juga mencegah terjadinya perekrutan teroris-teroris baru di Indonesia.

23Urgensi Pendidikan Anti Terorisme Sejak Dini

Page 26: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

KesimpulanKejadian terorisme banyak terjadi di Indonesia. Banyaknya pelaku terorisme

yang beragama Islam terutama di Indonesia ini membuat nama baik Indonesia di mata dunia menjadi tercemar karena sering disebut sebagai “Negara Teroris”. Indonesia menjadi pusat perhatian dunia dalam hal terorisme terutama pasca kejadian bom Bali I tahun 2002 dan tragedi bom gereja di Surabaya 13 Mei 2018 yang lalu. Terjadinya kasus terorisme tersebut mengakibatkan masyarakat resah dan selalu was-was bahkan di lingkungannya sendiri. Dalam menghadapi aksi terorisme selama ini pemerintah sudah melakukan berbagai pencegahan dan solusi akan tetapi belum efektif dan belum maksimal. Oleh karenanya diperlukan solusi pencegahan sejak dini yakni salah satu caranya adalah pemberian pendidikan anti terorisme yang dilakukan pada anak-anak sejak dini. Tujuannya adalah untuk memberikan wawasan kebangsaan, pengetahuan dan pemahaman sedini mungkin terkait terorisme bagi masyarakat melalui kurikulum pelajaran yang disisipkan pada mata pelajaran agama ataupun kewarganegaraan yang ada di sekokah dasar hingga perkuliahan. Strategi implementasi meliputi pemberian materi yang sesuai kebutuhan disetiap tingkatan pendidikan, kemudian konsep yang matang dan penganggaran uang pemerintah dalam menunjang terwujudnya gagasan sangat diperlukan.

Dengan demikian sedini mungkin anak-anak dan masyarakat sudah dibekali benteng pertahanan yang mendalam dalam segi wawasan untuk mencegah aksi terorisme dalam bentuk apapun dan di manapun serta mengenali kegiatan-kegiatan yang mengarah pada aksi terorisme. Untuk mewujudkan keberhasilan dari gagasan ini diperlukan kerjasama yang baik dari semua pihak seperti pemerintah sebagai pembuat kebijakan dalam menyisipkan kurikulum pendidikan anti terorisme sejak dini serta pengajar yakni guru maupun dosen yang bertugas menyampaikan materi dengan baik tentang pendidikan anti terorisme sejak dini kepada peserta didik.

*) Pemerhati Masalah Pendidikan di Indonesia.

24 WARTA GURUB u l e t i n

MEDIA TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI PENDIDIKANEDISI 2 TAHUN 2018

Page 27: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

JENIS LOMBA

KUIS KIHAJAR JENJANG SD/mi

LOMBA MENGGAMBAR JENJANG SLB

Call Center : BALAI TEKKOMDIK DIY (0274) 517-327

Contact Person : WIHARDIANTO S.N 0852-2898-4400

Informasi Lengkap HTTP://BTKP-DIY.OR.ID/KIHAJAR

KIHAJAR 2018

Ayo

ikuti & meriahkan

Daerah Istimewa Yogyakarta

Gebyar Anugerah

29-31

AGT2018

LOMBA BAND IPAD LOMBA PENYIAR RADIO

LOMBA VIDEO EDUKASI SISWA

LOMBA FOTOGRAFI PENDIDIKAN LOMBA APLIKASI MOBILE

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGADAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BTKP DIYbtkpdiy@btkpdiy

Ayo

ikuti & meriahkan

KUIS KIHAJAR JENJANG Smp/mtSKUIS KIHAJAR JENJANG Sma/ma

TOTAL HADIAH 81 JUTA RUPIAH

LOMBA VIDEO EDUKASI GURU

*

**

***

***

**

**

*

****

*******

***UNTUK SISWA SDLB & SMPLB

UNTUK SISWA SMP/MTS & SMA/MA/SMK

UNTUK SISWA SMA/MA/SMK

UNTUK PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Page 28: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

Lensa BTKP

SKYPE-A-THON Indonesia Borderless Classroom 2018 Dalam Rangka Hardiknas Bersama PGRIPada Kamis 4 Mei 2018 bertempat di Balai Tekkomdik DIY, PGRI

Yogyakarta mengadakan pelatihan Borderless Classroom dengan aplikasi Skype dari Microsoft. Dalam rangka memperingati hari Pendidikan Nasional 2018, PGRI bekerja sama dengan Microsoft Indonesia memperkenalkan pembelajaran tanpa batas dengan menggunakan aplikasi Skype dari Microsoft. Pada acara ini, PGRI Yogyakarta langsung terhubung dengan PGRI lain seluruh Indonesia dan juga terhubung langsung dengan PGRI Pusat Jakarta dan juga pemberi materi dalam pelatihan Borderless Classroom ini.

Acara di mulai dengan menyapa semua PGRI dari daerah lain. Dilanjutkan dengan sambutan dari perwakilan PBPGRI. Yang juga langsung dilanjutkan dengan sambutan oleh perwakilan dari Microsoft Indonesia. Setelah acara pembukaan, Dilanjutkan dengan materi yang disampaikan oleh Prof. Eko Indrajit mengenai “Implementasi Borderless Classroom”. Acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab antara peserta dengan pembicara yang dibimbing oleh moderator.

Selanjutnya, untuk menindaklanjuti pertemuan pada hari ini, PGRI Yogyakarta akan melaksanakan pertemuan kembali di tempat dan waktu yang sudah ditentukan.

26 WARTA GURUB u l e t i n

MEDIA TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI PENDIDIKANEDISI 2 TAHUN 2018

Page 29: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

Lensa BTKP

Peningkatan Kapasitas Kemampuan Guru di Daerah Istimewa Yogyakarta Melalui

Bimbingan TeknisDalam rangka meningkatkan kompetensi guru dalam proses pengajaran

dengan membuat media pembelajaran yang menarik. Balai tekkomdik mengadakan berbagai bimbingan teknis yang dapat membantu guru dalam membuat materi-materi pembelajaran yang ”kekinian” dan lebih menarik dari pada materi yang biasa dibawakan.

Balai Teknologi Komunikasi Pendidikan secara rutin mengadakan Bimbingan teknis (BimTek) dalam pembuatan media pembelajaran. Banyak metode yang diajarkan oleh para instruktur dari Balai Teknologi Komunikasi Pendidikan Dinas DIKPORA DIY. Salah satu media pembelajaran yang diajarkan adalah pembuatan materi berbasisi Videoscribe yang baru saja dilaksanakan pada tanggal 23 – 27 juli 2017 lalu. Dengan menggunakan Videoscribe materi yang diajarkan akan menjadi lebih menarik.

Sebelumnya Balai Teknologi Komunikasi Pendidikan Dinas DIKPORA DIY juga mengadakan bimtek pemanfaatan powtoon untuk pembelajaran dan banyak bimtek-bimtek pembuatan media pembelajaran lain yang dilakukan oleh Balai Teknologi Komunikasi Pendidikan Dinas DIKPORA DIY. Kami dari Balai Teknologi Komunikasi Pendidikan Dinas DIKPORA DIY menunggu bapak ibu guru sekalian untuk belajar bersama kami dibalai.

27Yel-Yel Motivasi Sebagai Penyemangat Belajar Siswa

Page 30: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

Kunjungan BerBagai instansi Ke Balai teKKomdiK dinas

diKpora diySebagai salah satu pelopor dalam pemanfaatan teknologi informasi dan

komunikasi dalam dunia pendidikan, tak jarang Balai Teknologi Komunikasi Pendidikan (TEKKOMDIK) Dinas DIKPORA DIY menjadi salah satu rujukan berbagai instansi yang ingin belajar bersama. Tidak hanya dari dalam Provinsi DIY saja tetapi instansi yang mengunjungi Balai Teknologi Komunikasi Pendidikan Dinas DIKPORA DIY juga berasal dari provinsi lain di seluruh Indonesia.

Salah satu instansi rutin berkunjung ke Balai TEKKOMDIK Dinas DIKPORA DIY adalah SMP N 1 Berbah, setiap awal tahun pembelajaran SMP N 1 Berbah selalu menjadwalkan kunjungan ke Balai. Tidak hanya instansi pendidikan yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta, Instansi pendidikan dari provinsi lain pun juga mengadakan study ke Balai TEKKOMDIK, sebut saja SMK N 11 Semarang, SMK PUI Majalengka, bahkan Universitas Negeri Jakarta pun melakukan study ke Balai TEKKOMDIK Dinas DIKPORA DIY.

Tidak hanya instansi pendidikan Balai TEKKOMDIK Dinas DIKPORA juga dikunjungi oleh Komisi IV DPRD Provinsi Bali yang ingin belajar tentang pengelolaan TIK dalam dunia pendidikan dan juga untuk pengelolaan seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru.

Lensa BTKP

28 WARTA GURUB u l e t i n

MEDIA TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI PENDIDIKANEDISI 2 TAHUN 2018

Page 31: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

Yel-Yel Motivasi Sebagai Penyemangat Belajar Siswa

Oleh : Hari Sumanti *)

Pendahuluan

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal bertujuan membentuk manusia yang berkepribadian, mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan peserta didik

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.Kegiatan belajar mengajar merupakan kunci utama keberhasilan dalam upaya

peningkatan mutu pendidikan secara keseluruhan. Keberhasilan pendidikan juga didukung oleh peran guru dengan kualifikasi kompetensi yang mampu memenuhi tuntutan tugasnya, kelengkapan sarana prasarana, dan keterlibatan orang tua serta masyarakat. Guru bukanlah sebagai satu-satunya sumber ilmu, tetapi lebih sebagai fasilitator, motivator, dinamisator dalam kegiatan pembelajaran.

Suasana kelas adalah penentu psikologis yang mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Kelas merupakan arena belajar yang dipengaruhi oleh emosi. Oleh sebab itu guru harus berupaya menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Suasana kelas akan berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam memusatkan perhatian dan menyerap informasi. Dengan demikian guru berkewajiban menciptakan suasana dan lingkungan belajar yang kondusif untuk mencapai kompetensi yang ingin dicapainya.

Masalah yang sering timbul dalam kegiatan belajar mengajar adalah guru terpaku pada suasana yang kaku, monoton, dan membosankan. Apalagi jika kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pada jam-jam akhir pelajaran, ditunjang dengan kondisi badan yang lelah dan semangat belajar siswa yang menurun. Sebagai motivator, guru dituntut memiliki kekuatan yang maksimal dan harus senantiasa berusaha mempertahankan dan meningkatkan semangat siswa dalam suasana yang rileks dan menyenangkan.

Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan semangat belajar siswa adalah dengan yel-yel. Yel-yel dapat dilakukan setiap saat, baik di jam-jam awal, tengah maupun jam-jam akhir. Yel-yel dapat dibuat oleh siswa sendiri ataupun mengadopsi dari yel-yel yang sudah ada.

Motivasi Belajar dan Yel-yel MotivasiMotivasi belajar pada dasarnya merupakan bagian dari motivasi secara umum.

Dalam kegiatan belajar mengajar dikenal adanya motivasi belajar yaitu motivasi yang ada dalam dunia pendidikan atau motivasi yang dimiliki siswa.

Menurut Winkel (2005) “Motivasi belajar ialah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu

PsikologiPendidikan

29Yel-Yel Motivasi Sebagai Penyemangat Belajar Siswa

Page 32: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

tujuan.” Motivasi belajar sangat berperan dalam memberikan semangat dalam belajar, sehingga siswa yang memiliki motivasi kuat mempunyai kekuatan yang lebih untuk melakukan kegiatan belajar.

Secara umum, motivasi dibedakan menjadi dua jenis yaitu : motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.

1) Motivasi Instrinsik Hamalik (2004) berpendapat bahwa motivasi instrinsik adalah motivasi yang

tercakup dalam situasi belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa sendiri. Sedangkan menurut Sardiman (2006) motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif dan berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dengan kata lain, individu terdorong untuk bertingkah laku ke arah tujuan tertentu tanpa adanya faktor pendorong dari luar. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas dapat dikatakan bahwa motivasi instrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam situasi belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa sendiri atau dengan kata lain motivasi instrinsik tidak memerlukan rangsangan dari luar tetapi berasal dari diri siswa.

Siswa yang termotivasi secara instrinsik dapat terlihat dari kegiatannya yang tekun dalam mengerjakan tugas-tugas belajar karena butuh dan ingin mencapai tujuan belajar yang sebenarnya. Dengan kata lain, motivasi instrinsik dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukan adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan itu sendiri (Sardiman, 2006). Siswa yang memiliki motivasi instrinsik menunjukkan keterlibatan dan aktivitas yang tinggi dalam belajar.

Pada dasarnya siswa belajar didorong oleh keinginan sendiri maka siswa secara mandiri dapat menentukan tujuan yang dapat dicapainya dan aktivitas-aktivitasnya yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan belajar. Seseorang mempunyai motivasi instrinsik karena didorong rasa ingin tahu, mencapai tujuan untuk menambah pengetahuan. Dengan kata lain, motivasi instrinsik bersumber pada kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Motivasi instrinsik muncul dari kesadaran diri sendiri, bukan karena ingin mendapat pujian atau ganjaran.

Guru dapat menggunakan beberapa strategi dalam pembelajaran agar siswa termotivasi secara instrinsik, yaitu:1. Mengaitkan tujuan belajar dengan tujuan siswa sehingga tujuan belajar menjadi

tujuan siswa atau sama dengan tujuan siswa.2. Memberi kebebasan kepada siswa untuk memperluas kegiatan dan materi belajar

selama masih dalam batas-batas daerah belajar yang pokok.3. Memberikan waktu ekstra yang cukup banyak bagi siswa untuk mengembangkan

tugas-tugas mereka dan memanfaatkan sumber-sumber belajar yang ada di sekolah.

4. Kadang kala memberikan penghargaan atas pekerjaan siswa.5. Meminta siswa-siswanya untuk menjelaskan dan membacakan tugas-tugas yang

mereka buat, kalau mereka ingin melakukannya. Hal ini perlu dilakukan terutama sekali terhadap tugas yang bukan merupakan tugas pokok yang harus dikerjakan oleh siswa, kalau tugas dikerjakan dengan baik.

30 WARTA GURUB u l e t i n

MEDIA TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI PENDIDIKANEDISI 2 TAHUN 2018

Page 33: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

2) Motivasi EkstrinsikMotivasi ekstrinsik berbeda dari motivasi instrinsik karena dalam motivasi

ini keinginan siswa untuk belajar sangat dipengaruhi oleh adanya dorongan atau rangsangan dari luar. Dorongan dari luar tersebut dapat berupa pujian, celaan, hadiah, hukuman, teguran dari guru dan yel-yel penyemangat. Menurut Sardiman (2006) motivasi ekstrinsik adalah “motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya rangsangan atau dorongan dari luar”. Bagian yang terpenting dari motivasi ini bukanlah tujuan belajar untuk mengetahui sesuatu tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik, sehingga mendapatkan hadiah.

Guru sangat berperan dalam rangka menumbuhkan motivasi ekstrinsik. Pemberian motivasi ekstrinsik harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa, karena jika siswa diberikan motivasi ekstrinsik secara berlebihan maka motivasi instrinsik yang sudah ada dalam diri siswa akan hilang. Motivasi ekstrinsik dapat membangkitkan motivasi instrinsik, sehingga motivasi ekstrinsik sangat diperlukan dalam pembelajaran.

Upaya-upaya peningkatan motivasi belajar siswa dilakukan oleh guru dengan menggunakan berbagai cara. Pemilihan cara membangkitkan motivasi belajar siswa harus disesuaikan dengan karakteristik siswa dan juga mata pelajaran yang sedang diajarkan oleh guru. Siswa yang mempunyai motivasi belajar dan berprestasi instrinsik yang kuat berbeda penanganannya dengan siswa yang bermotivasi belajar dan berprestasi ekstrinsiknya yang kuat. Di sisi lain faktor-faktor terjadinya penurunan motivasi belajar dan berprestasi juga turut menentukan pemilihan upaya yang akan dilakukan.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh guru membangkitkan motivasi belajar siswa, baik motivasi instrinsik maupun ekstrinsik antara lain dengan cara:1. Memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi.2. Memberikan kesempatan adanya persaingan atau kompetisi di dalam kelas.3. Pemberian hadiah atau pujian terhadap siswa-siswa yang memiliki prestasi baik

dan memberikan hukuman kepada siswa yang prestasinya mengalami penurunan.4. Adanya pemberitahuan tentang kemajuan belajar siswa kepada orang tua.5. Melakukan yel-yel pada waktu memulai jam-jam pelajaran

Salah satu cara untuk membangkitkan motivasi belajar siswa adalah dengan yel-yel motivasi. Menurut Suparlan (2008), penguatan dan yel-yel motivasi tidak mengenal umur. Artinya, teknik ini dapat digunakan untuk semua umur, tua dan anak-anak. Lebih lanjut Suparlan menerangkan bahwa teknik penggunaan penguatan dan yel-yel motivasi diharapkan dapat digunakan untuk membuat proses pembelajaran yang menyenangkan, sebagaimana dituntut dalam konsep PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan), dengan tujuan untuk meningkatkan semangat siswa agar lebih giat belajar dan mencapai prestasi yang lebih tinggi.

Pada prinsipnya penggunaan yel-yel motivasi dapat diterapkan pada saat guru sudah merasa perlu menggunakannya, misalnya untuk membuka pelajaran supaya suasana tidak tegang dan lebih cair atau pada saat siswa sudah mulai menurun semangat belajarnya karena faktor waktu, cuaca yang tidak mendukung (udara panas) dan keadaan tubuh yang sudah lelah, atau pada akhir pelajaran sebagai penutup pelajaran. Suparlan (2008) menerangkan bahwa yel-yel motivasi dapat memotivasi peserta didik untuk meningkatkan semangat belajar sehingga akan dapat meningkatkan hasil belajarnya. Para guru diharapkan juga akan mampu mengekspresikan yel-yel dalam gerakan-gerakan yang ritmis dan estetis supaya lebih bersemangat.

31Yel-Yel Motivasi Sebagai Penyemangat Belajar Siswa

Page 34: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

Berikut ini yel-yel SMKN 1 Nanggulan yang selalu digunakan untuk meningkatkan semangat warga SMKN 1 Nanggulan :

Moderator/Guru Peserta/Siswa

SMK Bisa (sambil mengepalkan tangan)

NASA (Nanggulan Satu) Jaya (sambil mengepalkan tangan)

Apa kabar hari ini Luar Biasa (sambil mengacungkan jempol)

Siapa yang luar biasa Saya luar biasa, Anda luar biasa, kita semua luar biasa (sambil menengadahkan kedua tangan)

Penutup

Kegiatan belajar mengajar merupakan kunci utama keberhasilan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan secara keseluruhan. Keberhasilan pendidikan juga didukung oleh peran guru, kelengkapan sarana prasarana, keterlibatan orang tua serta masyarakat. Namun guru bukanlah satu-satunya sumber ilmu, tetapi lebih sebagai fasilitator, motivator, dan dinamisator dalam kegiatan pembelajaran.

Sebagai fasilitator, guru harus mampu menciptakan suasana kelas yang menyenangkan sehingga guru harus mempunyai kemampuan untuk memotivasi siswa. Pemberian motivasi dapat berupa penguatan dan yel-yel motivasi. Yel-yel motivasi dapat diciptakan sendiri atau dapat mengadopsi yel-yel yang sudah ada. Penggunaan yel-yel motivasi dapat diterapkan pada saat guru sudah merasa perlu menggunakannya, yaitu pada saat membuka pelajaran atau pada saat siswa mulai menurun semangat belajarnya. Penggunanaan yel-yel ini diharapkan mampu menggugah semangat belajar.

*) SMKN 1 NANGGULAN

32 WARTA GURUB u l e t i n

MEDIA TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI PENDIDIKANEDISI 2 TAHUN 2018

Page 35: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

Panen Rupiah Dari Sampah Bila Tepat Dalam Mengolah

Oleh : Heni Ekawati *)

Sampah sampai saat ini masih cenderung

dianggap sebagai barang/ limbah yang tidak bermanfaat dan cenderung merugikan, terlebih bau yang tidak sedap yang ditimbulkannya. Keadaan inilah yang sering kali membuat seseorang cenderung menghindar sejauh mungkin dengan yang namanya sampah, sehingga sampah seakan menjadi masalah pelik dan sangat riskan bagi kehidupan manusia dan lingkungannya.

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses atau suatu aktivitas yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan. Hasil buangan tersebutbiasanyaberasaldarikegiatanmanusia.Limbahpadatjugadiistilahkandengansampah. “Sampah adalahsuatubahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis” (Istilah lingkungan untuk manajemen, Ecolink, 1996. Atau “Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula)”. (Tandjung, Dr.M.Sc., 1982).

Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk digunakan secara biasa atau khusus dalam produksi atau pemakaian; barang rusak atau cacat selama manufaktur; atau materi berkelebihan atau buangan ( Kamus Lingkungan, 1994). Sampah adalah sumberdaya yang tidak siap pakai (Radyastuti, W. Prof.Ir. 1996). Sampah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/ pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang benar.

Berbicara mengenai sampah tentunya kita berbicara tentang perilaku manusia, karena permasalahan sampah sebanding dengan jumlah penduduk, semakin banyak penduduk di suatu wilayah semakin rumit juga permasalahan sampah. Meningkatnya jumlah bila tidak diimbangi dengan pengolahan dan pengelolaan sampah yang benar dan tepat maka dapat mengakibatkan berbagai macam dampak bagi kehidupan manusia maupun lingkungan.

Opini

33Panen Rupiah Dari Sampah Bila Tepat Dalam Mengolah

Page 36: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

Melihat hal-hal tersebut di atas, maka perlu adanya manajemen pengelolaan dan pengolahan sampah yang baik, benardan tepat sehingga sampah/limbah yang tadinya tidak mempunyai nilai guna dan manfaat menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat yang punya nilai ekonomis yang dapat mendatangkan rupiah.

Macam-macam sampahJenis sampah yang ada di sekitar kita cukup beranekaragam, ada yang berasal

dari rumah tangga, sampah industri, sampah dari pasar, sampah rumah sakit, sampah pertanian, perkebunan dan peternakan serta sampah dari institusi/ kantor/ sekolah dll.

Berdasarkan asalnya sampah padat dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu :

1. Sampah organikSampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang

dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa-sisa makanan, pembungkus (selain ketas, karet dan plastik), tepung, sayuran, kulit buah, daun dan ranting.

2. Sampah AnorganikSampah anorganik yakni sampah yang dihasilkan daribahan-bahan non hayati,

baik sebagai produk sintetik maupun hasil pengolahan teknologi bahan tambang, hasil olahan bahan hayati dan sebagainya. Sampah anorganik dibedakan menjadi :

1. sampah logam dan produk-produk olahanya2. sampah plastik3. sampah kertas

Bagan Pengelolaan SampahBagan Pengelolaan Sampah

I IIPLASTIK KERTAS Logam

Kaca

LogamKaca

KERTAS

PLASTIK

KOMPOS

SAMPAH ORGANIK

PENAMPUNGAN SEMENTARAKOMPOS

DIPAKAI UNTUK PUPUKDIJUAL DIJUAL

DAUR ULANGDIBUANG

Gambar 1: Pemilahan sampah sesuai jenisnya

34 WARTA GURUB u l e t i n

MEDIA TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI PENDIDIKANEDISI 2 TAHUN 2018

Page 37: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

4. sampah kaca dan keramik,5. sampah deterjenSebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diurai oleh alam/

mikroorganisme (unbiodegradable). Sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga misalnya botol plastik, botol gelas, tas plastic dan kaleng.

Optimalisasi potensi sampahDi satu sisi sampah merupakan sumber utama polutan, namun disisi lain apabila

sampah dikelola dan diolah secara benar dan tepat akan memberikan peluang baru sebagai komoditas ekonomi. Dalam hal pengelolaan sampah, ada beberapa altenatif yang bisa diterapkan untuk pengolahan sampah sesuai dengan jenis sampah dan kondisi atau situasi setempat, antara lain sebagai berikut :

1. Sampah organikSampah jenis ini bisa dimanfaatkan untuk:

a. Makanan TernakDi beberapa negara termasuk Indonesia, sampah organik yang berasal

dari restoran, rumah tangga biasanya dikumpulkan oleh peternak dan digunakan sebagai makanan ternak, misalnya babi, sapi ataupun unggas.

Di Indonesia sampah organik dari pasar yang berupa sayuran (kobis, slada air, sawi dll) daun pisang dan sisa makanan biasanya diambil untuk makan ayam, kelinci, kambing ataupun itik. Hal ini sangat bermanfaat sebab selain mengurangi jumlah sampah juga mengurangi biaya pakan peternak.

b. KompostingPengomposan merupakan upaya pengolahan sampah sekaligus usaha

mendapatkan bahan kompos yang dapat menyuburkan tanah. Proses ini menguraikan bahan-bahan organik secara terkontrol menjadi bahan-bahan anorganik dengan memanfaatkan aktifitas organisme. Agar pertumbuhan mikroorganisme optimum maka diperlukan beberapa kondisi, diantaranya campuran yang seimbang dari berbagai komponen, suhu, kelembaban udara dan cukup kandungan oksigen.

Proses pengomposan ini mempunyai beberapa keuntungan, antara lain :

• Merupakan pupuk yang ramah lingkungan• Bahan yang dipakai tersedia, tidak perlu • (hemat uang)• Masyarakat dapat membuatnya sendiri, tidak memerlukan peralatan dan

instalasi yang mahal• Unsur hara dari pupuk kompos ini akan bertahan lama jika dibanding dengan

pupuk buatan

35Panen Rupiah Dari Sampah Bila Tepat Dalam Mengolah

Page 38: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

c. BiogasBiogas adalah gas-gas yang dapat digunakan sebagai bahan bakar yang

dihasilkan dari proses pembusukan sampah organik. Bahan bakunya dapat diambil dari kotoran hewan maupun bahan-bahan sisa tanaman atau campuran dari keduanya. Sampah yang dibuat biogas ini mempunyai kelebihan, antara lain :

• Mengurangi jumlah sampah• Menghemat energi

d. Briket Sampah (Briket Bioenergi)Sampah padat terutama dari bahan dedaunan dan batang tanaman dapat diolah

menjadi briket arang sampah. Briket ini lebih mudah dan efisien dalam pemakaiannya, bisa untuk memasak, sehingga bisa menambah energi baru dalam rumah tangga dan bisa mengurangi pemakaian bahan bakar minyak/gas.

2. Sampah AnorganikSampah anorganik seperti botol, plastik dan kaleng sebelum dibuang ke TPA

dipilah dan dipilih lebih dulu, karena dari jenis sampah ini masih ada kemungkinan untuk dimanfaatkan ulang maupun untuk didaur ulang.

a. Di pakai ulang (reuse)Dipilah dan dipilih sekiranya masih ada yang layak pakai bisa dipakai kembali.

b. Dijual ke pasar loak/dirombeng untuk bahan bakuSisi lain dari pemanfaatan sampah adalah dijual kepasar loak, misalnya barang-barang bekas berupa kertas, koran, botol ban, radio, TV usang dan sepeda usang.

c. Daur ulangBerbicara mengenai proses daur ulang sampah, ada baiknya apabila diketahui apa saja yang dapat didaur ulang. Jenis sampah yang dapat didaur ulang, antara lain :

• Sampah plastik, khususnya plastik dari rafia bekas dan sejenisnya dapat didaur ulang kembali menjadi tali rapia, sedotan minum, mainan anak-anak, peralatan rumah tangga seperti ember, gayung, botol plastik dll.

Gambar 2: Produk pemanfaatan limbah plastik

36 WARTA GURUB u l e t i n

MEDIA TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI PENDIDIKANEDISI 2 TAHUN 2018

Page 39: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

• Sampah logam, dapat diolah kembali oleh industri pengecoran logam• Sampah kaca, bisa direuse sebagai bahan bangunan dengan cara

dihancurkan dan dipasang sebagai hiasan di dinding atau pengaman di beteng rumah

• Sampah kertas,hasil daur ulang kertas yang berupa lembaran dapat dibuat aneka macam benda, model,bentuk yang mempunyai nila seni dan antik seperti misalnya kartu undangan dengan berbagai model, kartu ucapan, kartu lebaran, soofenir, amplop surat, tempat pencil, tempat telepon yang antik, pigura foto, album foto, tempat telur dan lain-lain.

Gambar 3: Produk pemanfaatan limbah kertas

• Sampah lain yang sekiranya tidak dapat didaur ulang baru diangkut ke landfill atau ketempat pembakaran.Sampah yang tidak bisa hancur oleh penguraian dan tidak dapat di daur ulangProses pembakaran dengan incenerator, panas yang dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan bakar pada proses industri.

PenutupPerlu langkah-langkah penyadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan

dan pengolahan sampah, sosialisai dan pelaksanaan dapat diintegrasikan dalam setiap kegiatan masyarakat. Selain itu kompetensi pengelolaan dan pengolahan sampah perlu diberikan kepada siswa mulai TK, SD, SMP,SMA maupun Perguruan Tinggi. Dengan demikian sampah yang sampai saat ini masih menjadi masalah sedikit demi sedikit tapi pasti dapat segera teratasi sehingga Program pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan segera tercapai agar kelestarian alam tetap terjaga dan juga bisa mendapatkan rupiah dari memanen sampah.

*) Guru Mapel Kimia Analisis, SMK Negeri 2 Depok

37Panen Rupiah Dari Sampah Bila Tepat Dalam Mengolah

Page 40: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

KlithihOleh : Jaswadi *)

Sering kali kita mendapati perilaku anak-anak muda yang penyimpangan dari etika, sering membuat resah para orang tuanya sendiri, membuat masalah dilingkungan

disekitar mereka berkumpul dan bahkan sering membawa korban luka maupun korban jiwa yang rata-rata dengan remaja yang sepadan, dia dianggap tidak seide maupun menggangu keberadaannya; Kelompok ini biasanya berulahpada saat anak-anak lain yang normal sudah istirahat, kelompok ini suka berkumpul pada malam hari, jauh dari pengawasan orang tua, bertindak sesuka hatinya dan dapat dukungan dari teman segrupnya atau ketua gangnya.

Anak-anak kita yang berperilaku menyimpang tersebut bisanya tidak serta merta berperilaku menyimpang, ada proses sampai anak-anak tersebut suka pergi malam, begadang dengan teman-teman sepadan dan sering disebut klithihpenulis mencoba mencari arti dari kata klithih di kamus bahasa Indonesia tidak pernah menemukan, karena kata tersebut saat ini baru menjadi trending topic di media cetak khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta; Di era 70 an ada istilah klithah-klithihyang berarti berjalan jalan tanpa tujuan, sedang klithih bermakna baik, karena arti kata klithih ( bhs Jawa ) berkunjung ketetangga untuk sekedar bersilaturohmi ( nglithih) atau memang ada hal yang penting untuk dibicarakan, itupun biasanya dilakukan oleh orang tua atau yang telah dewasa, sedang para remaja berkumpul di masjid atau surau,sedang anak-anak seumur sekolah dasar biasanya tinggal dirumah bersama bapak atau ibunya mendengarkan ceritera sebagai pengantar tidur; Para orang tua dulu juga tidak mengerti bahwa ceritera yang disampaikan pada anaknya adalah bermakna mendidik satu ajaran yang membuat anak-anak memiliki kepribadian yang santun, menumbuhkan tingkah laku yang sopan, menghormati orang tua, menyayangi pada teman/ saudara yang lebih muda, apalagi dengan guru yang selalu mengajarkan kebaikan, menanamkan disiplin, kejujuran, tanggungjawab, kerja sama, taat beribadah, berbakti pada orang tua; Demikan juga dengan sikap orang tua yang selalu percaya pada guru, setiap tindakan guru pada anaknya semata-mata untuk proses pendewasaan anak, guru tidak pernah menaruh benci dalam mendidik,mendidik selalu dilandasi dengan hati yang tulus, berharap anak didiknya menjadi anak yang pandai, cerdas, terampil berbudi pekerti luhur;Apabila ada anak memiliki perilaku menyimpang dapat dipastikan ada yang keliru dalam penanaman sikap anak dari kecil sampai berbuat menyimpang, entah itu dari lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat atau dari sekolah.

Proteksi orang tua.

Diawal tahun duaribu orang tua terlalu mencemaskan atau kurang percaya terhadap kemampuan serta kemandirian anaknya, orang tua hanya berpikir bahwa anaknya akan bertindak tidak sesuai dengan keinginannya dan mengangap anak adalah manusia kecil yang tindakannya tidak sehebat orang tuanya. Dengan berbagai pemikiran tersebut maka orang tua kadang : (1) melarang anaknya untuk sekedar bermain, padahal

Opini

38 WARTA GURUB u l e t i n

MEDIA TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI PENDIDIKANEDISI 2 TAHUN 2018

Page 41: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

nilai toleran, sosial, kerjasama, menghormati teman, menghargai kelebihan teman dan menerima kekurangan teman ada pada domain ini, (2) suka membantu pekerjaan anak yang dapat menghambat kemandirian seperti melepas sepatu, meletakan sepatu pada tempatnya, membawakan piring dan gelas ketempat cucian, mengambilkan handuk, pakaian ganti sebelum mandi, (3) melarang kegiatan anak yang menurut orang tua pasti gagal seperti menyapu, mengepel lantai, mencuci, menyeterika, memasak, membuat minum (4) sering meluluskan permintaan yang kadang belum perlu seperti membelikan HP, tidak control pada siapa anaknya bermain, meluluskan menggunakan sepeda motor dan membiarkan anak pergi tanpa pamit serta tidak menegur bila anak berbuat salah (5) sering tidak mau menerima kenyataan kekurangan anaknyabaik itu sikap maupun kemampuan,(6)sering menutupi perilaku anaknya bila menyimpang dari norma atau etika teman sepadan, sebab hal tersebut tidak sering mucul dilingkungan keluarga.

Khasus KlithihSebenarnya anak yang melakukan begadang sampai larut malam,berbuat

menyimpang dari tatanan dan anarki, melakukan tindak pidana itu adalah korban dari kebijakan orang tua; Mengapa demikian, karena anak melakukan klithih tidak serta merta keberaniannya muncul, untuk jalan-jalan sampai larut malam juga perlu latihan, dan ibaratnya api sudah besar, siapa yang menghalangi akan dilalap, jangankan orang lain, orang tua sendiri sudah tidak didengar suaranya; Anak melakukan klithih adalah kebiasaan yang terpupuk sejak lama dilakukan oleh anak tanpa control orang tua, kebiasaan ini akhirnya menjadi karakter negative yang sulit untuk diubah menjadi positif, setelah jatuh korban baru orang tua sadar bahwa anaknya berperilaku menyimpang dari aturan; Sekarang yang menjadi pemikiran kita adalah pendidikan yang seperti apa yang harus diberikan pada anakyang sudah terlajur biasa melakukan kegiatan tersebut. Apakah materi yang terkait langsung dengan pendidikan karakter seperti akhlak (budi pekerti) dan atau pendidikan agama dapat untuk mengubah karakter negative tersebut atau langsung penegak hukum yang sepenuhnya bertanggungjawab untuk merehabilitasi tingkah laku tersebut; Dan sekarang perangkat seperti apa yang bisa menangkap sinyal-sinyal menyimpang atau indicator apa bahwa anak telah tercemar dengan perilaku negative, karena karakter berhubungan langsung dengan tingkah laku dan budi pekerti yang luhur, serta metode apa yang tepat, supaya anak didik dapat mampu dan meniru serta mentranfer tingkah laku yang positif tersebut dan perlu diingat bahwa karakter ada hubungannya dengan pembiasaan yang dilakukan secara terus menerus.

MasalahYogyakarta tidak bisa lepas dari kota budaya yang kadang dikotori oleh peristiwa

– peristiwa yang mengurangi kewibawaan kota budaya, seperti kumpul kobo di era 80 an, miras oplosan yang menelan puluhan korban dan akhir-akhir 2016, serta kasus tindak kekerasan yang dilakukan oleh pelajar dengan istilah klithih; Semua peristiwaini menjadi pekerjaan rumah atau pemikiran kita semua supaya kejadian-kejadian tersebut berkurang atau bahkan dapat dihilangkan, dengan jalan : (1) Peran keluarga, sejak awal anak harus ada program pendampingan dari keluarga, baik saat anak belajar dirumah atau belajar kelompok, pengawasan saat memilih teman bermain, memberikan tauladan yang baik (tutur kata dan tingkah laku), saatnya waktu beribadah harus diberi contoh atau diingatkan, tumbuhkan sikap jujur, disiplin, mandiri dan tanggungjawab serta peka

39Klithih.

Page 42: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

terhadap keadaan; Orang tua tidak usah terlalu proteksi terhadap anak, karena hanya akan menghambat kemandirian anak, kurangi rasa was-was atau kawatir tehadap anak, karena anak sudah memiliki daya tangkal sesuai dengan kemampuannya, anak adalah manusia kecil yang tingkat kecerdasan dan keterampilannya masih terbatas, karena pengalaman yang diterima belum sebanyak orang tua dan mungkin setelah dewasa ia akan lebih pandai, cerdas dan terampil dari orang tuanya; (2) Pendidikan di sekolah, adalah tempat kedua bagi anak untuk sosialisasi, mencari teman, adaptasi, menambah pengetahuan, keterampilan dan mematuhi terhadap aturan yang diterapkan disekolah; Biasanya anak akan menampilkan sifat, perangai, tingkah laku sesuai aturan, anak tidak berani bertingkah laku yang menyimpang dari kebiasaannya saat disekolah, anak akan menyimpan perangai negative yang sering dilakukan diluar sekolah;Sekolah sebagai ladang penyemaian karakter positif anak didik, karena sekolah membiasakan anak untuk bersalaman dengan gurudan karyawan bahkan dengan teman, berdoa sebelum pelajaran, menghormati orang yang lebih tua, menyayangi teman yang lebih muda, melasanakan piket, menjadi petugas kegiatan sekolah, diberi nilai sesuai dengan kemampuannya, diberi pekerjaan rumah (PR) untuk menanamkan kebiasaan belajar dirumah; Tugas utama sekolah adalah menghantarkan anak didik untuk membuka cakrawala pengetahuan dan keterampilan baik teknologi dan agama, melalui membaca, menulis, menghitung, ibadah, etika dalam pergaulan, sopan dalam bicara dan santun dalam perilaku; Tidak ada guru yang senang melihat muridnya gagal dalam pelajaran dan tidak ada guru yang senang mendengar kejadian korban kebruntalan anak remaja di waktu larut malam, guru merasa trenyuh atas jatuhnya korban jiwa karena begadang, guru selalu mencari model pendekatanpas untuk anak, guru mencari metode seperti apa supaya dapat mendeteksi karakter asli anak yang diperoleh dari lingkungan bermain;Sebab sekuat apapun sekolah tidak akan mampu mengubah citra masyarakat ( budaya ), tetapi sebaliknya model/ budaya masyarakat dapat mewarnai kehidupan sekolah (3) Pendidikan di masyarakat,Campton & HM Clusky ahli pendidikan dari San Francisco mengatakan “Community education for development” artinya pendidikan masyarakat untuk pengembangan;Dan difinisi secara bebas adalah sebagai proses anggota masyarakat agar mampu mengidentifikasi problem dan kebutuhan serta mencari solusi sendiriuntuk memobilisasi sumber-sumber yang ada dan menjadikan masyarakat sebagai agen sekaligus tujuan, serta pendidikan sebagai proses untuk berubah menjadi lebih baik; Dengan demikian pendidikan di masyarakat dapat dibagi menjadi 2 yaitu (a) kegiatan di masyarakat yang dikelalo oleh pemerintah dan (b) kegiatan yang timbul atas dasar inisiatif dari masyarakat itu sendiri yang muncul akibat ada problem yang harus dicarikan solusinya.

Kegiatan klithah-klithih yang dilakukan anak,ituakibat dari adanya kebuntuan saluran-saluran untuk menyalurkan bakat dan minatanak tidak terkondisi, sebenarnya pemerintah telah menyediakan fasilitas tersebut, seperti dojo dan sasana untuk bela diri, sanngar seni tari atau music, fasilitas tempat terbuka untuk hobi gambar mural, fasilitas olahraga rekreasi dan masih banyak yang dapat difasilitasi pemerintah untuk penyaluran bakat kearah positif, tetapi kepekaan yang berwajib untuk menangkap sinyal negative tersebut yang terlambat, dan setelah ada kejadian baru sadar;Klithah-klithih terjadi karena adanya kesempatan yang diberikan orang tua atau terpaksa diijinkan dan lama-lama menjadi kebiasaan negative yangakhirnya sulit dihentikan danatau kadang orang tua sudah kuwalahan dengan perangai anaknya.

40 WARTA GURUB u l e t i n

MEDIA TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI PENDIDIKANEDISI 2 TAHUN 2018

Page 43: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

Solusi.Orang tua harus secara tegas melarang anaknya untuk bepergian sampai larut

malam, jangan memberi kesempatan pada anaknya pada tindakan negative dan selalu control pada kegiatan anaknya dan lebih baik memberi tauladan, seperti melaksanakan ibadah, berperilaku santun, berkata sopan;Kadang anak bangga meniru tingkah ayahnya dan berkata jorok, melanggar aturan saat berkendaraan sendiri maupun membocengkan anaknya,beri contoh yang beretika berlalu lintas,jauhkan budaya kawatir ( proteksi berlebihan ) karena kadang membuat anak terlalu manja, terlambat mandiri, kurang militant, mudah merengek.1. Sekolah berperan untuk menghantarkan anak dalam meraih kedewasaan dan

kemandirian, tanggungjawab, jujur dan disiplin yang cerdas, terampil dibidang imtaq;Sekolah juga memiliki tugas dan tanggungjawab menselaraskan serta mengimplementasikan antara program sekolah, program masyarakat dan program pemerintah yang dituangkan dalam kurikulum sekolah

2. Masyarakat (pemerintah)harus menciptakan suasana yang kondusif, menyediakan tempat-tempat yang dapat menanpung kegiatan anak, supaya anak tidak terjerumus dalam tindakan anarkis dan biadab, lebih baik mencegah tindakan negative dengan cara mendeteksi secara dinikegiatan yang merugikan orang lain, seperti khasus klithih, corat-coret fasilitas umum,jadilah orang tua yang dapat menjadi teladan dalam pendewasaan anak-anak kita,karena anak anak kita selalu mencontoh tingkah laku idolanya, dan kadang anak belum mengertiitu baik atau buruk untuk dirinya, seperti kegiatan semacam klithih yang menghantui kita semua, isu penculikan anak, perdagangan anak, geng motor, klub-klub moge, sporter olahraga, simpatisan partai yang kadang menggangu fasilitas umum.

*) Guru SDN Widoro - Yogyakarta

41Klithih.

Page 44: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

Implementasi Gerakan Literasi di Sekolah

Oleh Sulisratmi *)

Gerakan literasi sudah selayaknya segera diimplementasikan di sekolah. Hal ini karena kegiatan literasi mampu meningkatkan keterampilan berpikir peserta didik

melalui berbagai sumber pengetahuan. Sumber pengetahuan yang dimaksud dapat berbentuk cetak, visual, audio, maupun digital. Tujuan dari gerakan literasi di sekolah adalah untuk menumbuh kembangkan peserta didik serta ekosistem pendidikan agar menjadi pembelajar sepanjang hayat. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perlu dilakukan sosialisasi implementasi gerakan literasi di sekolah.

Gerakan literasi di sekolah merupakan perbuatan dari warga sekolah yang bertekad untuk membudayakan literasi di sekolah. Tujuan khusus gerakan literasi yaitu menumbuhkembangkan budi pekerti warga sekolah, membangun ekosistem literasi sekolah, menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajar, mempraktikan kegiatan pengelolaan pengetahuan, dan menjaga keberlanjutan budaya literasi.

Maksud menumbuh kembangkan budi pekerti warga sekolah yaitu dengan kegiatan literasi akan tumbuh dan berkembang nilai-nilai luhur seperti kreatif, berpikir kritis, memiliki rasa empati, dan komunikatif.Ekosistem literasi sekolah perlu dibangun agar tercipta hubungan timbal balik atau interaksi antara warga sekolah dengan lingkungan literasi sekolah.Organisasi pembelajar juga dibangun supaya semua warga sekolah memiliki kesatuan visi dalam mewujudkan literasi sekolah yang berdampak padapeningkatan budaya mutu sekolah. Jika literasi sekolah sudah terorganisir dengan baik, pengetahuan warga sekolah akan bertambah. Dengan demikian, diperlukan pengelolaan pengetahuan untuk kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dan kompetitif sehingga akan berdampak pada output sekolah yang lebih berkualitas. Pada tahap selanjutnya, sekolah tetap menjaga keberlanjutan literasi agar tetap berkembang seiring tuntutan zaman.

Budaya literasi mencakup lima komponen yaitu literasi dasar, perpustakaan, media, teknologi, dan visual. Budaya literasi dasar adalah melakukan pembiasaan berpikir dengan menyimak/mendengar, berbicara, membaca, menulis, dan menghitung. Literasi perpustakaan merupakan literasi lanjutan yang berfungsi untuk mencari informasi sehingga mampu menyelesaikan tulisan, penelitian, dan memecahkan masalah. Literasi media meliputi media cetak, elektronik, dan digital yang mampu memberi informasi yang sangat lengkap. Literasi teknologi bisa berupa perangkat lunak, perangkat keras,etika, dan etiket dalam penggunaan teknologi. Sedangkan literasi visual adalah pemahaman tingkat lanjut dari literasi media dan teknologi.

Kecakapan literasi di sekolah dasar (SD) difokuskan pada literasi dasar, literasi informasi, literasi visual, literasi sains dan matematika. Kegiatan literasi dasar di SD adalah menyimak informasi yang dibacakan, membaca nyaring untuk memahami

PendidikanKarakter

42 WARTA GURUB u l e t i n

MEDIA TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI PENDIDIKANEDISI 2 TAHUN 2018

Page 45: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

konten bacaan, menjawab pertanyaan, dan memahami makna kata baru, menceritakan pemahaman isi bacaan, dan mengomunikasikan tanggapannya terhadap bacaan. Literasi informasi difokuskan untuk dapat memahami bahwa bacaan adalah hasil karya yang perlu dihargai, memahami isi bacaan secara efektif, menganalisis, mengevaluasi dan menilai isi bacaan.Literasi visual d i f o k u s k a n p a d a k e m a m p u a n

memahami, mengapresiasi, mengomunikasikan, dan menganalisis makna gambar.Pada literasi sains dan matematika, diharapkan peserta didik mampu berpikir ilmiah, memahami persoalan matematika, mengaplikasikan formula matematika, dan mengaplikasikan cara berpikir saintifik dan logis dalam kehiduan sehari-hari.

Strategi yang diperlukan untuk mengimplementasikan literasi di sekolah adalah dengan memberi dukungan yang maksimal agar budaya literasi terwujud. Pemberian dukungan dapat berbentuk pembiasaan dan pendampingan kepada peserta didik. Dalam pembiasaan literasi, yang perlu ditekankan bukan frekuensi dan durasi kegiatan namun pola pikir peserta didik untuk menyadari bahwa literasiadalah suatu kebutuhan bagi dirinya sendiri.Jika peserta didik telah memiliki kesadaran tersebut, maka frekuensi dan durasi kegiatan literasi itu otomatis menyertainya. Artinya peserta didik yang telah memiliki kesadaran akanpentingnya literasi, ia akan lebih banyak melakukan kegiatan literasi dengan waktu yang lebih lama dibanding dengan peserta didik yang belum memiliki kesadaran kegiatan literasi.

Pendampingan dalam literasi sangat penting, mengingat informasi-informasi yang ada pada literasi baik berbentuk cetak, audio, dan visual tidak semua bersifat positif.Informasi-informasi yang membanjiri sekarang ini banyak yang bersifat hiburan saja. Untuk itu, peserta didik diarahkan untuk menyaring berbagai informasi yang ada berdasar pada etika dan kepatutan yang berlaku di Indonesia.

Hal-hal yang dipersiapkan untuk mewujudkan budaya literasi di sekolah adalah mempersiapkan lingkungan fisik, lingkungan sosial sekolah, dan lingkungan akademik. Lingkungan fisik meliputi bangunan perpustakaan, pojok baca di setiap kelas, pajok baca di ruang kantor, pojok baca di ruang guru, dan area literasi (lorong-lorong antarkelas, taman sekolah, ruang tamu, dan kantin sekolah). Selain bangunan juga dilengkapi bahan literasi (buku, koran, majalah, bulletin, dan CD pembelajaran) serta perlengkapan lain yang mendukung kegiatan literasi (meja, kursi, almari/rak buku, laptop, LCD, dan lain-lainya).

Lingkungan sosial adalah pengakuan atas pencapaian peserta didik dalam kegiatan literasi. Peserta didik perlu mendapat pengakuan dari warga sekolah. Peserta

43Implementasi Gerakan Literasi Di Sekolah

Page 46: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

didik yang paling sering berkunjung ke perpustakaan diberi penghargaan. Peserta didik yang paling banyak meminjam buku di perpustakaan juga diberi penghargaan. Sekolah juga menyelenggarakan berbagai lomba terkait dengan kegiatan literasi seperti lomba mendongeng, membuat poster, lomba majalah dinding (mading), membaca puisi, dan lomba lainnya yang terkait dengan literasi. Penghargaan ini penting diberikan kepada peserta didik sebagai motivasi dalam pembiasaan budaya literasi.

Lingkungan akademik adalah pembiasaan literasi dalam pembelajaran. Kegiatan literasi yang dilakukan bisa berbentuk pembiasaan membaca sebelum pelajaran dimulai, pemberian tugas pada materi pembelajaran yang mewajibkan peserta didik untuk memanfaatkan buku di perpustakaan maupun di pojok kelas. Peserta didik tidak hanya sekedar membaca buku namun juga mampu memahami, menalar, menerapkan, memprediksi, dan memecahkan masalah pada isi bacaan tersebut. Peran kepala sekolah dan guru sangat besar dalam mewujudkan kondisi lingkungan akademik yang efektif dan kondusif. Keteladanan mereka dalam kegiatan literasi akan memacu peserta didiknya untuk giat belajar. Dengan kondisi yang demikian, maka warga sekolah telah memiliki antusias yang tinggi untuk mewujudkan budaya literasi.

Kondisi sekolah yang telah melaksanakan budaya literasi secara fisik akan tampak pada hasil karya peserta didiknya yang terpajang di mana-mana. Ada yang di ruang kelas, ruang kantor, ruang guru, ruang perpustakaan,dan ruangan lainnya yang ada di sekolah. Selain itu, hasil karya juga di pajang di area literasi sekolah seperti lorong-lorong antarkelas, di majalah dinding, di ruang parkir, dan di dinding-dinding gedung sekolah. Buku-buku bacaan juga tersedia di mana-mana, tidak hanya di ruang perpustakaan. Di kantor, buku bacaan terdapat di ruang kepala sekolah dan di ruang tamu. Di ruang guru dapat dibuat pojok baca yang dapat dengan mudah diakses oleh semua guru.Di ruang kelas ada pojok baca yang ditata dengan rapi dan menarik.

Kondisi lingkungan sosial sekolah yang telah menerapkan budaya literasi, sekolah telah menjadwalkan berbagai kegiatan lomba dan peringatan hari-hari besar dengan memberi berbagai penghargaan untuk warga sekolah yang telah membudaya dalam literasi. Tersedianya peraturan atau tata tertip dalam kegiatan literasi. Peserta didik taat dan patuh dengan peraturan dan tata tertip literasi. Kepala sekolah dan guru terlibat secara aktif dalam pengembangan literasi. Warga sekolah secara berkolaborasi mampu menjaga kenyamanan, keindahan, dan keamanan literasi.

Kondisi lingkungan akademik bagi sekolah yang telah melaksanakan budaya literasi yaitu memiliki tim literasi yang tangguh. Tersedianya waktu khusus untuk kegiatan literasi dengan membaca bersama, membaca dalam hati, membaca nyaring, mendengarkan cerita, menulis kembali cerita yang didengar maupun yang dibaca. Guru memiliki catatan khusus peserta didik dalam pelaksanaan literasi. Adanya kerja sama antarguru dalam menyediakan bahan literasi dan pengelolaan budaya literasi.

Kondusifnya lingkungan fisik, sosial, dan akademik akan mendukung dan memberi peluang berhasilnya gerakan literasi di sekolah. Apabila kondisi sekolah belum memungkinkan untuk pelaksanaan ketiga lingkungan tersebut secara bersamaan, pelaksanaannya bisa secara bertahapsehingga gerakan literasi itu benar-benar terwujud dan membudaya. Untuk itu, kesadaran, kemauan, dan kerja sama semua warga sekolah sangat dibutuhkan untuk membangun budaya literasi di sekolah.

*) Kepala SD Negeri Banyurejo 2, Tempel, Sleman

44 WARTA GURUB u l e t i n

MEDIA TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI PENDIDIKANEDISI 2 TAHUN 2018

Page 47: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

Keteladanan, Bukan Hanya Mengajarkan

Oleh : Paimun*)

Lingkungan sekolah idealnya bersih dari sampah yang mengganggu kegiatan pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas. Pengetahuan dan pelajaran

kebersihan, terutama pentingnya menjaga kebersihan sudah diajarkan oleh guru setiap hari di kelas. Suasana nyaman tercipta, saat berada di ruang yang tidak ada sampahnya. Berada di sekolah menjadi betah.

Pada kenyataannya saat akan diadakan upacara pada hari Senin sampah yang berasal dari jatuhnya daun kering dari pohon perindang di halaman sekolah masih berserakan di mana-mana. Waktu upacara dimulai tepat pukul 7.00 WIB. Tidak Selaras dengan konsep disiplin, sikap peduli, dan bertanggung jawab yang merupakan fungsi upacara bendera. Guru dan pegawai lainnya tidak segera bersama-sama membersihkan halaman dengan cara menyapu.

Permasalahan kebersihan sekolah sangatlah Komplek, namun terkadang luput dari perhatian semua pihak yang ada di sekolah, seperti kepala sekolah, guru, dan karyawan lainnya. Masing-masing disibukkan oleh tugas pokok dan fungsi masing-masing. Kepala sekolah sudah sibuk dengan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan manajemen sekolah.

Guru-guru fokus pada pendampingan dan pembelajaran bersama peserta didik. Pelayanan prima pada urusan pembelajaran lebih diutamakan daripada ketugasan tambahan lainnya. Karyawan diberi tugas administrasi yang menyita perhatian dan tenaga. Hanya satu orang yang diberi tugas khusus, sebagai penjaga sekolah yang rutin bertanggung jawab dengan urusan kebersihan. Penjaga sekolah mendapat tugas tambahan membuatkan minuman untuk semua guru dan karyawan.

Salah satu pendekatan untuk mengatasi permasalahan kebersihan, terutama terbebasnya sekolah dari sampah, adalah mengembangkan sikap keteladanan, peduli, dan bertanggung jawab kepada semua warga sekolah. Semuanya secara bersama-sama bertanggung jawab membebaskan sekolah dari masalah sampah yang mengganggu kenyamanan dalam beraktivitas. Jika diperlukan membuat kesepakatan untuk melawan sampah, sehingga menjadi musuh bersama.

Pada umumnya guru hanya menjelaskan dan tidak memberikan contoh perbuatan yang harus dilaksanakan. Jadi hanya membelajarkan teori, tanpa melaksanakan atau mengamalkan. Kebersihan tidak hanya diajarkan tapi harus diamalkan, sehingga ruangan, halaman, dan lingkungan menjadi terbebas dari sampah dan kotoran. Dua guru kelas 1B dan 1C SDN Wonosari 1, yaitu Sugirahayu dan Ismiatun Marfuah memberikan keteladanan dan bukan hanya mengajarkan ilmu kebersihan.

Opini

45Keteladanan, Bukan Hanya Mengajarkan

Page 48: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

Pepatah “Satu keteladanan lebih baik daripada seribu nasihat.” Kenyataannya tidak semua guru dan karyawan mampu melaksanakan petuah tersebut. Terbukti hanya sebagian saja yang peduli dengan pentingnya memberikan keteladanan terhadap peserta didik, terutama urusan kebersihan. Sebagian besar berpendapat, bahwa petugas yang bertanggung jawab menyapu halaman dan lingkungan sekolah adalah penjaga sekolah atau tukang kebun. Hanya pada saat kerja bakti bersama saja mereka berpartisipasi.

Urusan kebersihan sebaiknya menjadi gerakan bersama sekolah dan tidak hanya diserahkan terhadap seorang penjaga. Peserta didik yang jumlahnya 488, guru dan karyawan 32 orang harus aktif terlibat sejak dari penyusunan kegiatan, pelaksanaan, evaluasi, dan diadakan tindak lanjut terhadap urusan kebersihan sekolah. Piket guru dan peserta didik harus ditingkatkan dan dipantau pelaksanaan kewajibannya. Jika ada yang tidak melaksanakan kewajiban perlu diingatkan, ditegur, dan diberikan hukuman.

Semua warga sekolah adalah pasukan kebersihan, sehingga tidak ada sampah berserakan dan bertebaran di mana mana. Setiap orang mengetahui ada sampah wajib memungut dan membuang ke tempat sampah. Setiap individu tidak perlu malu berurusan dengan sampah karena semua orang pasti menghasilkan sampah dalam hidupnya. Ajaran agama mengajarkan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman.

Selama ini sumber sampah di sekolah adalah dari daun kering, sobekan buku, dan bungkus makanan. Peserta didik membuang sampah tidak pada tempatnya. Loker dan pot bunga menjadi tempat pembuangan sampah. Oleh karena itu guru harus selalu mengecek kebersihan keduanya. Jika ditemukan dan ketahuan menyimpan sampah harus menegur dan mewajibkan peserta didik membuang ke tempat yang telah disediakan.

Semakin rutin diadakan pengecekan, pengawasan, dan teguran/ hukuman kegiatan kebersihan berjalan dengan tertib. Aturan itu berlaku untuk semua dan tidak ada pengecualiannya. Peserta didik memerlukan keteladanan dari orang yang lebih dewasa, seperti guru dan tenaga kependidikan lainnya. Nilai yang diyakini mendapat pengakuan dan dukungan dari orang yang disegani dan dihormati. Pendidik ditiru segala aktivitasnya, baik di kelas maupun di luar, bahkan di rumah dan juga di masyarakat.

Guru layaknya sebagai publik figur. Sebagai model atau tontonan di depan kelas. Selalu dilihat dan menjadi model bagi pengembangan potensi yang dimiliki oleh para peserta didiknya. Guru bahkan tidak boleh melakukan kesalahan, meski hal ini menyalahi kodrat. Pada dasarnya manusia adalah tempat lupa dan salah. Hanya wajib berusaha agar tidak berulang kali melakukan kesalahan, supaya tidak ditiru oleh yang mengidolakannya.

Kebersamaan dalam kegiatan kebersihan merekatkan hubungan antara peserta didik dengan guru dan tenaga kependidikan. Anak yang tidak ikut dan berpartisipasi mudah terdeteksi dan merasa malu jika tidak bersama mereka. Cara demikian menjadi efektif jika berlangsung secara rutin dan terus-menerus. Tidak hanya berlaku hangat-hangat tahi ayam, yaitu ketika baru semua terlibat, namun setelah beberapa waktu terhenti tanpa ada kepastian dan tindak lanjut.

Pembiasaan akan meningkat menjadi karakter ketika nilai karakter telah melekat dan diyakini kebenarannya. Pribadi atau personal yang bersangkutan dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan melakukan tindakan sesuai dengan hasil dan proses pendidikan dan pengembangan karakter itu sendiri. Tanpa diperintah oleh orang lain seperti guru, otomatis menyapu tempat yang dianggap motor dan perlu dibersihkan.

Guru dan pendidik tidak boleh putus asa mengembangkan karakter, sebab tugas mulia ini tidak bisa dilakukan dengan cara instan. Namun harus berproses dan disertai usaha yang ikhlas, sehingga pendekatannya dengan hati dan jauh dari kekerasan, tetapi diperlukan sikap tegas. KHA Dahlan dalam usaha memberikan dan menanamkan karakter terhadap santrinya, berulang-ulang menjelaskan dan mengkaji surat Al-Ma’un dan cara mengamalkannya. Puncaknya santrinya sadar dan mengamalkan materi pelajaran yang diberikan.

46 WARTA GURUB u l e t i n

MEDIA TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI PENDIDIKANEDISI 2 TAHUN 2018

Page 49: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

Mengamalkan ilmu memang tidak mudah, terkadang banyak tantangan dan ujian, tapi harus dilakukan, sebagai bentuk syukur atas karunia berupa ilmu yang telah Allah berikan. Selain itu, mengamalkan ilmu dapat mendatangkan keberkahan dalam hidup, ketenangan, dan kebahagiaan. Berilmu amaliah dan beramal ilmiah. Perlu menyeimbangkan dan menjaga keharmonisan pikir, tangan, dan hati.Keteladanan, Bukan Hanya Mengajarkan

Lingkungan sekolah idealnya bersih dari sampah yang mengganggu kegiatan pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas. Pengetahuan dan pelajaran kebersihan, terutama pentingnya menjaga kebersihan sudah diajarkan oleh guru setiap hari di kelas. Suasana nyaman tercipta, saat berada di ruang yang tidak ada sampahnya. Berada di sekolah menjadi betah.

Pada kenyataannya saat akan diadakan upacara pada hari Senin sampah yang berasal dari jatuhnya daun kering dari pohon perindang di halaman sekolah masih berserakan di mana-mana. Waktu upacara dimulai tepat pukul 7.00 WIB. Tidak Selaras dengan konsep disiplin, sikap peduli, dan bertanggung jawab yang merupakan fungsi upacara bendera. Guru dan pegawai lainnya tidak segera bersama-sama membersihkan halaman dengan cara menyapu.

Permasalahan kebersihan sekolah sangatlah Komplek, namun terkadang luput dari perhatian semua pihak yang ada di sekolah, seperti kepala sekolah, guru, dan karyawan lainnya. Masing-masing disibukkan oleh tugas pokok dan fungsi masing-masing. Kepala sekolah sudah sibuk dengan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan manajemen sekolah.

Guru-guru fokus pada pendampingan dan pembelajaran bersama peserta didik. Pelayanan prima pada urusan pembelajaran lebih diutamakan daripada ketugasan tambahan lainnya. Karyawan diberi tugas administrasi yang menyita perhatian dan tenaga. Hanya satu orang yang diberi tugas khusus, sebagai penjaga sekolah yang rutin bertanggung jawab dengan urusan kebersihan. Penjaga sekolah mendapat tugas tambahan membuatkan minuman untuk semua guru dan karyawan.

Salah satu pendekatan untuk mengatasi permasalahan kebersihan, terutama terbebasnya sekolah dari sampah, adalah mengembangkan sikap keteladanan, peduli, dan bertanggung jawab kepada semua warga sekolah. Semuanya secara bersama-sama bertanggung jawab membebaskan sekolah dari masalah sampah yang mengganggu kenyamanan dalam beraktivitas. Jika diperlukan membuat kesepakatan untuk melawan sampah, sehingga menjadi musuh bersama.

Pada umumnya guru hanya menjelaskan dan tidak memberikan contoh perbuatan yang harus dilaksanakan. Jadi hanya membelajarkan teori, tanpa melaksanakan atau mengamalkan. Kebersihan tidak hanya diajarkan tapi harus diamalkan, sehingga ruangan, halaman, dan lingkungan menjadi terbebas dari sampah dan kotoran. Dua guru kelas 1B dan 1C SDN Wonosari 1, yaitu Sugirahayu dan Ismiatun Marfuah memberikan keteladanan dan bukan hanya mengajarkan ilmu kebersihan.

Pepatah “Satu keteladanan lebih baik daripada seribu nasihat.” Kenyataannya tidak semua guru dan karyawan mampu melaksanakan petuah tersebut. Terbukti hanya sebagian saja yang peduli dengan pentingnya memberikan keteladanan terhadap peserta didik, terutama urusan kebersihan. Sebagian besar berpendapat, bahwa petugas yang bertanggung jawab menyapu halaman dan lingkungan sekolah adalah penjaga sekolah atau tukang kebun. Hanya pada saat kerja bakti bersama saja mereka berpartisipasi.

Urusan kebersihan sebaiknya menjadi gerakan bersama sekolah dan tidak hanya diserahkan terhadap seorang penjaga. Peserta didik yang jumlahnya 488, guru dan karyawan 32 orang harus aktif terlibat sejak dari penyusunan kegiatan, pelaksanaan, evaluasi, dan diadakan tindak lanjut terhadap urusan kebersihan sekolah. Piket guru dan

47Keteladanan, Bukan Hanya Mengajarkan

Page 50: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

peserta didik harus ditingkatkan dan dipantau pelaksanaan kewajibannya. Jika ada yang tidak melaksanakan kewajiban perlu diingatkan, ditegur, dan diberikan hukuman.

Semua warga sekolah adalah pasukan kebersihan, sehingga tidak ada sampah berserakan dan bertebaran di mana mana. Setiap orang mengetahui ada sampah wajib memungut dan membuang ke tempat sampah. Setiap individu tidak perlu malu berurusan dengan sampah karena semua orang pasti menghasilkan sampah dalam hidupnya. Ajaran agama mengajarkan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman.

Selama ini sumber sampah di sekolah adalah dari daun kering, sobekan buku, dan bungkus makanan. Peserta didik membuang sampah tidak pada tempatnya. Loker dan pot bunga menjadi tempat pembuangan sampah. Oleh karena itu guru harus selalu mengecek kebersihan keduanya. Jika ditemukan dan ketahuan menyimpan sampah harus menegur dan mewajibkan peserta didik membuang ke tempat yang telah disediakan.

Semakin rutin diadakan pengecekan, pengawasan, dan teguran/ hukuman kegiatan kebersihan berjalan dengan tertib. Aturan itu berlaku untuk semua dan tidak ada pengecualiannya. Peserta didik memerlukan keteladanan dari orang yang lebih dewasa, seperti guru dan tenaga kependidikan lainnya. Nilai yang diyakini mendapat pengakuan dan dukungan dari orang yang disegani dan dihormati. Pendidik ditiru segala aktivitasnya, baik di kelas maupun di luar, bahkan di rumah dan juga di masyarakat.

Guru layaknya sebagai publik figur. Sebagai model atau tontonan di depan kelas. Selalu dilihat dan menjadi model bagi pengembangan potensi yang dimiliki oleh para peserta didiknya. Guru bahkan tidak boleh melakukan kesalahan, meski hal ini menyalahi kodrat. Pada dasarnya manusia adalah tempat lupa dan salah. Hanya wajib berusaha agar tidak berulang kali melakukan kesalahan, supaya tidak ditiru oleh yang mengidolakannya.

Kebersamaan dalam kegiatan kebersihan merekatkan hubungan antara peserta didik dengan guru dan tenaga kependidikan. Anak yang tidak ikut dan berpartisipasi mudah terdeteksi dan merasa malu jika tidak bersama mereka. Cara demikian menjadi efektif jika berlangsung secara rutin dan terus-menerus. Tidak hanya berlaku hangat-hangat tahi ayam, yaitu ketika baru semua terlibat, namun setelah beberapa waktu terhenti tanpa ada kepastian dan tindak lanjut.

Pembiasaan akan meningkat menjadi karakter ketika nilai karakter telah melekat dan diyakini kebenarannya. Pribadi atau personal yang bersangkutan dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan melakukan tindakan sesuai dengan hasil dan proses pendidikan dan pengembangan karakter itu sendiri. Tanpa diperintah oleh orang lain seperti guru, otomatis menyapu tempat yang dianggap motor dan perlu dibersihkan.

Guru dan pendidik tidak boleh putus asa mengembangkan karakter, sebab tugas mulia ini tidak bisa dilakukan dengan cara instan. Namun harus berproses dan disertai usaha yang ikhlas, sehingga pendekatannya dengan hati dan jauh dari kekerasan, tetapi diperlukan sikap tegas. KHA Dahlan dalam usaha memberikan dan menanamkan karakter terhadap santrinya, berulang-ulang menjelaskan dan mengkaji surat Al-Ma’un dan cara mengamalkannya. Puncaknya santrinya sadar dan mengamalkan materi pelajaran yang diberikan.

Mengamalkan ilmu memang tidak mudah, terkadang banyak tantangan dan ujian, tapi harus dilakukan, sebagai bentuk syukur atas karunia berupa ilmu yang telah Allah berikan. Selain itu, mengamalkan ilmu dapat mendatangkan keberkahan dalam hidup, ketenangan, dan kebahagiaan. Berilmu amaliah dan beramal ilmiah. Perlu menyeimbangkan dan menjaga keharmonisan pikir, tangan, dan hati.

48 WARTA GURUB u l e t i n

MEDIA TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI PENDIDIKANEDISI 2 TAHUN 2018

Page 51: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

Pemanfaatan JB Radio Dalam Mengakomodasi Gaya Belajar

Siswa SD Belajar Menulis

Oleh: Fani Akdiana*)

Istilah pembelajaran digunakan untuk menyebut kegiatan yang dilakukan guru dengan murid ketika sedang belajar di sekolah. Berdasarkan UU Sisdiknas 2003, pembelajaran merupakan cara atau proses yang membuat orang atau makhluk hidup bersedia untuk belajar. Dengan demikian, tujuan seorang guru di dalam kelas adalah membuat siswa untuk belajar.

Pembelajaran berdasarkan pengertian Sisdiknas di atas merupakan sebuah proses. Hal tersebut dikarenakan siswa mendapatkan berbagai pengalaman ketika pembelajaran sedang berlangsung. Pengalaman yang didapatkan oleh siswa selanjutnya digunakan oleh siswa tersebut sebagai referensi untuk mengubah perilakunya. Hal tersebut menurut Gagne (Dahar, 2011) dinamakan sebagai proses belajar yang tidak terlepas dari pembelajaran.

Memberikan pengalaman belajar kepada siswa tentulah harus sesuai dengan karakteristik siswa. Tidak hanya karakteristik psikologis seorang siswa, tetapi juga gaya belajar siswa yang berbeda-beda.

Gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berpikir, dan memecahkan soal (S. Nasution, 2000: 94). Gaya belajar dibagi menjadi tiga yaitu visual, audiotori dan kinestetis. Gaya belajar visual membutuhkan mata sebagai peran utama untuk mendapatkan informasi, audiotori membutuhkan telinga, dan kinestetis membutuhkan gerakan dalam pembelajaran yang dilakukan. Hal ini harus diperhatikan oleh seorang guru dikarenakan kemampuan siswa memahami suatu materi maupun keterampilan dipengaruhi oleh gaya belajar.

Hal ini terutama sangat dibutuhakan di pembelajaran Sekolah Dasar dimana daya fokus siswa Sekolah Dasar hanya sebentar. Siswa yang memiliki gaya belajar visual tentu akan lebih lama daya fokusnya, tetapi untuk siswa yang memiliki gaya belajar audiotori dan kinestetis akan cenderung mudah bosan sehingga membuat kegaduhan di kelas. Oleh karena itu dibutuhkan suatu pembelajaran yang dapat mengakomodasi seluruh gaya belajar siswa baik dari segi model pembelajaran, media pembelajaran atau sumber belajar.

JB Radio merupakan sarana belajar yang disediakan oleh Jogja Belajar. Konten ini dikembangkan oleh Balai Tekkomdik DIY yang berisi media pembelajaran berbasis audio dan siaran radio streaming. JB Radio dapat diakses melalui alamat jogjabelajar.org dari komputer maupun smartphone.

TeknologiPendidikan

49Pemanfaatan JB Radio Dalam Mengakomodasi Gaya Belajar Siswa SD Belajar Menulis

Page 52: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

Gambar 1

Setelah mengakses jogjabelajar.org terdapat pilihan menu JB Media, JB Tube, JB Radio, JB Budaya, atau JB Class. Untuk mendengarkan konten audio, pengunjung dapat memilih menu JB Radio. Pada konten JB Radio terdapat berbagai menu yang dapat dipilih selain radio streaming untuk digunakan saat pembelajaran misalnya materi pembelajaran, dialog interaktif, permainan tradisional dan dongeng anak.

Gambar 2JB Radio dapat digunakan untuk pembelajaran yang mengakomodasi seluruh

gaya belajar siswa. Salah satu menu yang dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran adalah Dongeng Anak. Melalui menu ini, guru dapat mengadakan variasi pembelajaran di dalam kelas.

Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan guru adalah melatih keterampilan menulis siswa. Keterampilan ini merupakan salah satu keterampilan Bahasa Indonesia yang harus dikuasai pada setiap jenjang pendidikan. Akan tetapi keterampilan ini sulit untuk dikuasai oleh siswa terbukti dengan budaya menulis yang masih kurang. Oleh karena itu, melatih keterampilan menulis harus dilaksanakan sejak dini terutama dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar.

50 WARTA GURUB u l e t i n

MEDIA TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI PENDIDIKANEDISI 2 TAHUN 2018

Page 53: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

Siswa yang memiliki gaya belajar visual akan mudah untuk menuliskan kembali isi cerita yang dibaca. Akan tetapi, tidak seluruh siswa dapat melakukan hal yang sama. Contoh kegiatan pemanfaatan JB Radio untuk melatih keterampilan menulis siswa yang pernah dilakukan penulis adalah sebagai berikut.

Pertama, guru memilih terlebih dahulu dongeng anak di JB Radio yang akan disajikan ketika pembelajaran berlangsung. Konten dongeng anak di JB Radio mudah untuk diunduh sehingga guru dapat bebas memilih materi dongeng. Pemilihan dongeng harus disesuaikan dengan jenjang kelas, hal ini dipermudah dengan banyaknya dongeng yang dapat dipilih oleh guru.

Kedua, setelah dongeng berhasil diunduh, guru mencetak gambar yang sesuai tokoh-tokoh yang terdapat dalam dongeng tersebut. Hal ini untuk memfasilitasi siswa yang memiliki gaya belajar visual agar lebih mudah memahami informasi dalam dongeng yang diperdengarkan guru. Gambar yang disajikan dapat berupa runtutan kejadian dalam dongeng maupun hanya potongan peristiwa dalam dongeng yang diperdengarkan.

Ketiga, pada pelaksanaan pembelajaran, siswa diperdengarkan materi dongeng anak yang sudah diunduh sambil memperhatikan gambar yang sudah disiapkan oleh guru. Karena dilaksanakan pada jenjang usia SD maka guru memberikan rambu-rambu berupa poin kunci yang harus diperhatikan oleh siswa, misalnya judul, tokoh, watak, dan amanat. Hal ini

Keempat, setelah siswa selesai mendengarkan dongeng, siswa diminta untuk menuliskan kembali isi cerita yang sudah didengarkan. Guru dapat membebaskan panjang cerita yang akan ditulis oleh siswa dan meminta siswa untuk memperhatikan poin kunci isi dongeng yang telah dicatat. Kegiatan ini dapat memfasilitasi gaya belajar kinestetis untuk dapat memahami bentuk kalimat dan paragraf serta mengembangkan ide cerita melalui pengalaman belajar langsung yaitu melakukan kegiatan tertentu.

Pemanfaatan JB Radio dengan metode di atas untuk melatih keterampilan menulis siswa Sekolah Dasar dapat mengakomodasi seluruh gaya belajar siswa. Tidak hanya pembelajaran yang hanya berpihak kepada siswa dengan gaya belajar visual, tetapi juga untuk siswa dengan gaya belajar audiotori dan kinestetis. JB Radio memberikan konten dongeng anak yang tidak hanya berbicara monoton tetapi juga dengan nada dan gaya mendongeng yang menarik sehingga siswa lebih tertarik untuk memperhatikan.

Indikator keberhasilan seorang anak terampil menulis tidak harus selalu dengan menulis cerita hasil pemikirannya sendiri. Akan tetapi, melalui pemanfaatan menu dongeng pada JB Radio siswa dapat mulai berlatih menulis dengan menyesuaikan gaya belajar masing-masing. Dengan demikian, siswa dapat terbiasa untuk menulis sejak dini sebelum membuat tulisan hasil pemikiran sendiri.

Kegiatan pemanfaatan JB Radio dapat digunakan sebagai pembelajaran yang menyesuaikan jaman. Hal ini dikarenakan, di jaman digital saat ini guru tidak perlu melakukan ceramah terus menerus tetapi tidak dihiraukan oleh siswa. Akan tetapi, guru dituntut untuk mengadakan pembelajaran digital yang saat ini lebih dekat dengan dunia siswa sehari-hari. Oleh karena itu, siswa dapat mendapatkan pengalaman baru dalam pembelajaran sehingga lebih menarik dan membekas pada ingatan siswa.

*) Guru SD N NGAWEN I

51Pemanfaatan JB Radio Dalam Mengakomodasi Gaya Belajar Siswa SD Belajar Menulis

Page 54: BULETIN - 202.152.135.5202.152.135.5/btkp/upload_btkp/file_download/165715_Warta Guru... · luhur Pancasila di era globalisasi? Pendidikan Bela Bangsa ... Pancasila sebagai pandangan

KETENTUAN PENULISAN ARTIKEL BULETIN WARTA GURU MEDIA TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI PENDIDIKAN

Naskah yang dikirim ke redaksi Buletin Warta Guru akan dipertimbangkan pemuatannya apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Bersifat ilmiah yaitu kajian atas masalah - masalah yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi dari penerapan teknologi dan komunikasi dalam dunia pendidikan yang berupa artikel gagasan orisinil, artikel kajian teori/konsep sesuai dengan kompetensi penulis.

2. Naskah diketik dengan huruf Arial ukuran huruf 11, jarak baris 1,5 spasi, ukuran kertas kwarto. Panjang tulisan antara 3 s.d. 5 halaman.

3. Naskah yang dikirim merupakan naskah yang belum pernah dipublikasikan dalam penerbitan apapun dan atau sedang diminta penerbitannya oleh media lain.

4. Naskah ditulis secara berurutan terdiri dari:

a. Judul (ringkas dan lugas / tidak lebih dari 15 kata)b. Nama penulis tanpa gelar (dicetak miring)c. Pendahuluan (setidaknya memuat latar belakang dan rumusan masalah penulisan)d. Inti / Pembahasan (terdiri dari uraian atas sub - sub bab)e. Penutup (setidaknya berisi kesimpulan dan saran)

5. Naskah dikirim ke redaksi dalam bentuk soft copy baik melalui disket, flesh disk, cd atau via email dengan menggunakan fasilitas attachment file.

6. Penulis tidak keberatan jika naskah yang dikirim mengalami penyuntingan atau perbaikan tanpa merubah isinya.

7. Isi artikel yang dimuat merupakan tanggungjawab penulis sepenuhnya.

8. Penulis menyertakan biodata singkat, foto dan alamat lengkap termasuk email dan nomor HP yang bisa dihubungi.

9. Naskah yang masuk redaksi dikategorikan: diterima tanpa revisi, diterima dengan revisi, dan ditolak.

10. Naskah yang tidak dimuat akan diberitahukan kepada penulis via SMS maupun email.

11. Penulis yang naskahnya dimuat akan diberi copy buletin sebanyak 1 eksemplar

52 WARTA GURUB u l e t i n

MEDIA TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI PENDIDIKANEDISI 2 TAHUN 2018