Upload
kevin
View
229
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/26/2019 CAIRAN rismandani
1/31
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Dengan makan dan minum tubuh kita mendapat air, elektrolit, karbohidrat,
protein, lemak, vitamin dan lain-lainya. Dalam waktu 24 jam jumlah air dan
elektrolit yang masuk dan yang keluar lewat air kemih, tinja, keringat dan uap air
pernapasan. Terapi cairan dibutuhkan, kalau tubuh tidak dapat memasukkan air,
elektrolit dan at-at makanan secara oral misalnya pada keadaan pasien harus
puasa lama, karena pembedahan saluran cerna, perdarahan banyak syok
hipovolemik, anoreksia berat, mual muntah dan lain-lain. Dengan terapi cairan
kebutuhan akan air dan elektrolit dapat dipenuhi. !elain itu dalam keadaan
tertentu adanya terapi cairan dapat digunakan sebagai tambahan untuk
memasukkan obat dan at makanan secara rutin atau dapat juga untuk menjaga
keseimbangan.asambasa.
De"isit cairan perioperati" timbul sebagai akibat puasa pra-bedah yang
kadangkadang dapat memanjang, kehilangan cairan yang sering menyertai
penyakit primernya, perdarahan, manipulasi bedah, dan lamanya pembedahan
yang mengakibatkan terjadinya se#uestrasi atau translokasi cairan. $ada periode
pasca bedah kadang-kadang perdarahan dan atau kehilangan cairan %dehidrasi&
masih berlangsung, yang tentu saja memerlukan perhatian khusus. $uasa pra-
bedah selama 12 jam atau lebih dapat menimbulkan de"isit cairan %air dan
elektrolit& sebanyak 1 liter pada pasien orang dewasa.
'ejala dari de"isit cairan ini belum dapat dideskripsikan, tetapi termasuk
di dalamnya adalah rasa haus, perasaan mengantuk, dan pusing kepala. 'ejala
dehidrasi ringan ini dapat memberikan kontribusi terhadap memanjangnya waktuperawatan di rumah sakit yang terlihat dari penelitian 1()*+ pasien dengan hasil
bahwa rasa mengantuk dan pusing kepala pasca bedah merupakan "aktor prediktor
yang berdiri sendiri terhadap bertambah lamanya waktu perawatan pasca bedah.
Tujuan utama terapi cairan perioperati" adalah untuk mengganti de"isit pra
bedah, selama pembedahan dan pasca bedah diamana saluran pencernaan belum
ber"ungsi secara optimal disamping untuk pemenuhan kebutuhan normal harian.
Terapi dinilai berhasil apabila pada penderita tidak ditemukan tanda-tanda
1
7/26/2019 CAIRAN rismandani
2/31
2
hipovolemik dan hipoper"usi atau tanda-tanda kelebihan cairan berupa edema
paru dan gagal na"as. !ampai saat ini terapi cairan dan elektrolit perioperati"
masih merupakan topik yang menarik untuk dibicarakan karena dalam prakteknya
banyak hal yang sulit ditentukan atau diukur secara objekti".
7/26/2019 CAIRAN rismandani
3/31
*
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komposisi Cairan Tubuh
ir merupakan bagian terbesar pada tubuh manusia, persentasenya dapat
berubah tergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat obesitas seseorang. ir
juga berperan sebagai regulator suhu serta menjaga agar tubuh tetap dalam kondisi
homeostatis. $ada bayi usia 1 tahun cairan tubuh adalah sekitar +-+/0 berat
badan dan pada bayi usia 1 tahun mengandung air sebanyak (-(/ 0. !eiring
dengan pertumbuhan seseorang persentase jumlah cairan terhadap berat badan
berangsur-angsur turun yaitu pada laki-laki dewasa /-)0 berat badan,
sedangkan pada wanita dewasa / 0 berat badan.
$erubahan jumlah dan komposisi cairan tubuh, yang dapat terjadi pada
perdarahan, luka bakar, dehidrasi, muntah, diare, dan puasa preoperati" maupun
perioperati", dapat menyebabkan gangguan "isiologis yang berat. ika gangguan
tersebut tidak dikoreksi secara adekuat sebelum tindakan anestesi dan bedah,
maka resiko penderita menjadi lebih besar. !eluruh cairan tubuh didistribusikan
ke dalam kompartemen intraselular dan kompartemen ekstraselular. 3ebih jauh
kompartemen ekstraselular dibagi menjadi cairan intravaskular, intersisial dan
transeluler.
'ambar 2.1 komposisi cairan tubuh
*
7/26/2019 CAIRAN rismandani
4/31
4
.airan intraselular
airan yang terkandung di antara sel disebut cairan intraselular. $ada orang
dewasa, sekitar duapertiga dari cairan dalam tubuhnya terdapat di intraselular
%sekitar 2( liter rata-rata untuk dewasa laki-laki dengan berat badan sekitar (
kilogram&, sebaliknya pada bayi hanya setengah dari berat badannya merupakan
cairan intraselular.
5.airan ekstraselular
airan yang berada di luar sel disebut cairan ekstraselular. umlah relati" cairan
ekstraselular berkurang seiring dengan usia. $ada bayi baru lahir, sekitar setengah
dari cairan tubuh terdapat di cairan ekstraselular. !etelah usia 1 tahun, jumlah
cairan ekstraselular menurun sampai sekitar sepertiga dari volume total. 6ni
sebanding dengan sekitar 1/ liter pada dewasa muda dengan berat rata-rata ( kg.
airan ekstraselular dibagi menjadi
1. airan 6nterstitial
airan yang mengelilingi sel termasuk dalam cairan interstitial, sekitar
11- 12 liter pada orang dewasa. airan lim"e termasuk dalam volume
interstitial. 7elati" terhadap ukuran tubuh, volume 6!8 adalah sekitar 2
kali
2. airan 6ntravaskular
9erupakan cairan yang terkandung dalam pembuluh darah %contohnya
volume plasma&. 7ata-rata volume darah orang dewasa sekitar /-)3
dimana * liternya merupakan plasma, sisanya terdiri dari sel darah
merah, sel darah putih dan platelet.
*. airan transeluler
9erupakan cairan yang terkandung diantara rongga tubuh tertentuseperti serebrospinal, perikardial, pleura, sendi sinovial, intraokular dan
sekresi saluran pencernaan. $ada keadaan sewaktu, volume cairan
transeluler adalah sekitar 1 liter, tetapi cairan dalam jumlah banyak
dapat masuk dan keluar dari ruang transeluler.
7/26/2019 CAIRAN rismandani
5/31
/
Tabel 2.2 distribusi cairan tubuh
. !elain air, cairan tubuh mengandung dua jenis at yaitu elektrolit dan
non elektrolit yang sangat penting bagi tubuh. :lektrolit 9erupakan at yang
terdisosiasi dalam cairan dan menghantarkan arus listrik. ;on elektrolit
merupakan at seperti glukosa dan urea yang tidak terdisosiasi dalam cairan.
:lektrolit dibedakan menjadi ion positi" %kation& dan ion negati" %anion&.
umlah kation dan anion dalam larutan adalah selalu sama.
7/26/2019 CAIRAN rismandani
6/31
)
- $erubahan yang terjadi pada air tubuh total %T5BCTotal 5ody Bater&
7/26/2019 CAIRAN rismandani
7/31
(
sangat dipengaruhi oleh kelenjar-kelenjar paratiroid, tiroid, testis, ovarium, da
hipo"isis. !ebagian besar %0& ditemukan didalam gigi dan = 10 dalam cairan
ekstraseluler dan tidak terdapat dalam sel.
4. 9agnesium
9agnesium ditemukan di semua jenis makanan.
7/26/2019 CAIRAN rismandani
8/31
+
osmotik kira-kira sama disebut isotonik %;al ,0, Dekstrosa /0, 7inger
laktat&. 3arutan dengan tekanan osmotik lebih rendah disebut hipotonik
%akuades&, sedangkan lebih tinggi disebut hipertonik.
b. Di"usi
Di"usi ialah proses bergeraknya molekul lewat pori-pori. 3arutan akan
bergerak dari konsentrasi tinggi ke arah larutan berkonsentrasi rendah.
Tekanan hidrostatik pembuluh darah juga mendorong air masuk berdi"usi
melewati pori-pori tersebut.
c. $ompa ;atrium omeostasis cairan tubuh yang normalnya diatur oleh ginjal dapat
berubah oleh stres akibat operasi, kontrol hormon yang abnormal, atau pun oleh
adanya cedera pada paru-paru, kulit atau traktus gastrointestinal.
$ada keadaan normal, seseorang mengkonsumsi air rata-rata sebanyak 2-2/
ml per hari, dalam bentuk cairan maupun makanan padat dengan kehilangan
cairan ratarata 2/ ml dari "eses, +-1/ ml dari urin, dan hampir ) ml
kehilangan cairan yang tidak disadari %insensible water loss& dari kulit dan paru-
paru.
7/26/2019 CAIRAN rismandani
9/31
paru %sekitar 4 ml tiap hari dari insensible loss&, traktus gastointestinal %1-2
ml tiap hari yang dapat meningkat sampai *-) 3 tiap hari jika terdapat penyakit
di traktus gastrointestinal&, third-space loses.
2.1.& Perubahan $airan %ubuh
$erubahan cairan tubuh dapat dikategorikan menjadi *, yaitu @
1.$erubahan volume
a. De"isit volume
De"isit volume cairan ekstraselular merupakan perubahan cairan tubuh
yang paling umum terjadi pada pasien bedah. $enyebab paling umum
adalah kehilangan cairan di gastrointestinal akibat muntah, penyedot
nasogastrik, diare dan drainase "istula. $enyebab lainnya dapat berupa
kehilangan cairan pada .
7/26/2019 CAIRAN rismandani
10/31
1
Dehidrasi hipernatremik %1/ m:#A3& terjadi ketika kehilangan
cairan dengan kandungan natrium lebih sedikit dari darah
%kehilangan cairan hipotonis&. !ecara garis besar terjadi
kehilangan air yang lebih banyak dibandingkan natrium yang
hilang.
7/26/2019 CAIRAN rismandani
11/31
11
5erat + 0 10 H 1/ 0
Tabel 2.2 $erkiraan itung cairan rumatan %9& yang diperlukan.
*. $emberian cairan
a. ) jam 6 @ J D =K 9 atau + jam 6 JD= J9
b. 1+jam 66 @ J D=L 9 atau 1) jam 66 @ JD = J9 mlAjam
b.
7/26/2019 CAIRAN rismandani
12/31
12
dengan restriksi cairan %;a= G 12/ mgA3& atau ;al *0 ssebanyak
%14-M&I55I,) mg dan untuk pediatrik 1,/-2,/ mgAkg.
7/26/2019 CAIRAN rismandani
13/31
1*
Terjadi jika kadar kalium / m:#A3, sering terjadi karena insu"isiensi
renal atau obat yang membatasi ekskresi kalium %;!6Ds, :-inhibitor,
siklosporin, diuretik&.
*. $erubahan komposisi
sidosis respiratorik %p> *,(/ dan $a?2 4/ mm>g&.
7/26/2019 CAIRAN rismandani
14/31
14
lkalosis metabolik %p>(,4/ dan bikarbonat 2( m:#A3&
7/26/2019 CAIRAN rismandani
15/31
1/
dipuasakan karena akan mengalami pembedahan (elekti) harus
mendapatkan penggantian cairan sebanyak ml*kg++*jam lama
puasa. Defsit karena perdarahan atau kehilangan cairan
(hip"v"lemik, dehidrasi) yang seringkali menyertai penyulit
bedahnya harus segera diganti dengan melakukan resusitasi
cairan atau rehidrasi sebelum induksi anestesi.
II. Terapi cairan selama pembedahan
umlah penggantian cairan selama pembedahan dihitung
berdasarkan kebutuhan dasar ditambah dengan kehilangan
cairan akibat pembedahan (perdarahan, transl"kasi cairan dan
penguapan atau evap"rasi). enis cairan yang diberikan
tergantung kepada pr"sedur pembedahannya dan jumlah darah
yang hilang.
a) &embedahan yang terg"l"ng kecil dan tidak terlalu
traumatis misalnya bedah mata (ekstrasi, katarak) cukup
hanya diberikan cairan rumatan saja selama pembedahan.
b) &embedahan dengan trauma ringan misalnya
appendekt"mi dapat diberikan cairan sebanyak
ml*kg++*jam untuk kebutuhan dasar ditambah
ml*kg++*jam untuk pengganti akibat trauma pembedahan.
/"tal yang diberikan adalah 0 ml*kg++*jam berupa cairan
garam seimbang seperti #inger $aktat atau 1"rm"s"l-#.
c& &embedahan dengan trauma sedang diberikan cairan
sebanyak ml*kg++*jam untuk kebutuhan dasar ditambah
2 ml*kg++*jam untuk pembedahannya. /"tal
34ml*kg++*jam.
III. Terapi Cairan dan Elektrolit Pasca Bedah
/erapi cairan pasca bedah ditujukan terutama pada hal-hal
di ba'ah ini
3. &emenuhan kebutuhan dasar*harian air, elektr"lit dan
kal"ri*nutrisi. Kebutuhan air untuk penderita di daerah tr"pis
7/26/2019 CAIRAN rismandani
16/31
1)
dalam keadaan basal sekitar 54 ml*kg++*jam. &ada hari
pertama pasca bedah tidak dianjurkan pemberian kalium
karena adanya pelepasan kalium dari sel*jaringan yang rusak,
pr"ses katab"lisme dan transusi darah. 6kibat stress
pembedahan, akan dilepaskan ald"ster"n dan 6D7 yang
cenderung menimbulkan retensi air dan natrium. 8leh sebab
itu, pada -9 hari pasca bedah tidak perlu pemberian natrium.
&enderita dengan keadaan umum baik dan trauma
pembedahan minimum, pemberian karb"hidrat 344-354
mg*hari cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan kal"ri
dan dapat menekan pemecahan pr"tein sampai 54: kadar
albumin harus dipertahankan melebihi 9,5 gr:. &enggantian
cairan pasca bedah cukup dengan cairan hip"t"nis dan bila
perlu larutan garam is"t"nis. /erapi cairan ini berlangsung
sampai penderita dapat minum dan makan.
. ;engganti kehilangan cairan pada masa pasca bedah
- 6kibat demam, kebutuhan cairan meningkat sekitar
35: setiap kenaikan 3
7/26/2019 CAIRAN rismandani
17/31
1(
2.2.1 Dasar'Dasar Terapi Cairan E#e!%ro#i% Periopera%i(
6da beberapa akt"r yang harus diperhatikan dan menjadi
pegangan dalam pemberiancairan peri"perati, yaitu
3. Kebutuhan n"rmal cairan dan elektr"lit harian
8rang de'asa rata-rata membutuhkan cairan 94-95
ml*kg++*hari dan elektr"lit
utama 1a=>3- mm"l*kg++*haridan K=> 3mm"l*kg++*hari.
Kebutuhan tersebut merupakan pengganti cairan yang hilang
akibat pembentukan urine, sekresi gastr"intestinal, keringat
(le'at kulit) dan pengeluaran le'at paru atau dikenal dengan
insensible water losses. airan yang hilang ini pada umumnya bersiat
hip"t"nus (air lebih banyak dibandingkan elektr"lit).
. Defsit cairan dan elektr"lit pra bedah
7al ini dapat timbul akibat dipuasakannya penderita terutama
pada penderita bedah elekti (sektar 0-3 jam), kehilangan cairan
abn"rmal yang seringkali menyertai penyakit bedahnya
(perdarahan, muntah, diare, diuresis berlebihan,transl"kasi
cairan pada penderita dengan trauma), kemungkinan
meningkatnya insensible water loss akibat hiperventilasi, demam dan
berkeringat banyak. Sebaiknya kehilangan cairan pra bedah ini
harus segera diganti sebelum dilakukan pembedahan.
9. Kehilangan cairan saat pembedahan
1. $erdarahan
Dalam praktek jumlah perdarahan selama pembedahan hanya bisaditentukan berdasarkan kepada taksiran %perlu pengalaman banyak& dan
keadaan klinis penderita yang kadang-kadang dibantu dengan
pemeriksaan kadar hemoglobin dan hematokrit berulang- ulang %serial&.
$emeriksaan kadar hemoglobin dan hematokrit lebih menunjukkan
rasio plasma terhadap eritrosit daripada jumlah perdarahan.
7/26/2019 CAIRAN rismandani
18/31
1+
pembilas %irigasi& dan banyaknya darah yang mengenai kain penutup,
meja operasi dan lantai kamar bedah.
2. ipotonis
2.2.2 Tujuan terapi cairan dan jenis cairan
3./ujuan
a. @tk mengganti kekurangan air A elektr"lit
7/26/2019 CAIRAN rismandani
19/31
1
b. @tk memenuhi kebutuhan sehari-hari pada
&% tidak mau makan
&% tdk bisa makan A
&% tidak b"leh makan
c. @tk mengatasi sh"ck
hyp"v"lemic, anaphylactic, cardi"genic A septic
d. @tk mengatasi kelainan yg ditimbulkan karena
terapi yg diberikan kurang adekuat
. enis cairan
1. airan
7/26/2019 CAIRAN rismandani
20/31
2
ttempat terpenting. $enggunaan 7 sebagai cairan resusitasi diberikan
pada pasien dengan gangguan "ungsi hati berat seperti sirosis dan
asidosis laktat. setat cepat dimetabolisme bahkan dalam kondisi syok
yang berat sekalipun.
c. ;al isotonis
3arutan ;a3 isotonis dianjurkan untuk penanganan awal syok
hipovolemik dengan hiponatremik, hipokhloremia, atau alkalosis
metabolik. 3arutan ini cukup adekuat sebagai penggati cairan pada
hipovolemia berat dan dapat diberoan dalam jumlah yang besar tanpa
menybabkan e"ek samping selama "ungsi ginjal normal.
7/26/2019 CAIRAN rismandani
21/31
21
sintesis albumin endogen ini lebih pada kontribusinya terhadap tekanan
onkotik.
7/26/2019 CAIRAN rismandani
22/31
22
lewaturin dalam waktu 2 hari dan sisanya )40 dalam waktu + hari. 3arutan
koloid inijuga dapat menimbulkan reaksi ana"ilaktik dan dapat meningkatkan
kadar serumamilase % walau jarang&. Low molecullar weight >ydroIylethyl
starch %$enta-!tarch& mirip >eta starch, mampu mengembangkan volume
plasma hingga 1,/ kali volume yang diberikan dan berlangsung selama 12 jam.
7/26/2019 CAIRAN rismandani
23/31
2*
!tatus cairan harus dinilai dan dikoreksi sebelum dilakukannya induksi
anestesi untuk mengurangi perubahan kardiovaskuler dekompensasi
akut. $enilaian status cairan ini didapat dari @
namnesa @ pakah ada perdarahan, muntah, diare, rasa haus.
7/26/2019 CAIRAN rismandani
24/31
24
5. airan selama pembedahan
$erdarahan yang banyak akan menyebabkan gangguan pada "ungsi
kardiovaskuler. !yok hipovolemik karena peprdarahan merupakan
akibat lanjut. $ada keadaan demikian, memperbaiki keadaan umum
dengan men"atasi syok yang terjadi dapat dilakukan dengan
pemberian cairan elektrolit, plasma atau darah. Nntuk perbaikan
sirkulasi, langkah uatamanya adalah mengupayakan aliran vena yang
memadai. Dapat dimulai dengan memberikan in"us saline atau ringer
laktat. !ecara teoritis perdarahan yang terjadi selama pembedahan
dapat diukur dari @
5otol penampung darah yang disambung dengan pipa penghisap
darah %suction pump&
9enimbang kasa yang digunakan sebelum dan setelah pembedahan.
7/26/2019 CAIRAN rismandani
25/31
2/
cairan % kristaloid &
isterektomi 4 H )mlAkgAhrhernia 6nguinal
5esar
$eritonitis) H +
mlAkgAhr3aparatomi dengan memotong
usus
Tabel 2.* Tabel
7/26/2019 CAIRAN rismandani
26/31
2)
- 1 unit sel darah merah %$7 C Packed ed !ell& dapat menaikkan kadar
hemoglobin sebesar 1gr0 dan hematokrit 2-*0 pada dewasa.
- Trans"usi 1 ccAkg55 sel darah merah dapat menaikkan kadar hemoglobin
*gr0 9onitor organ-organ vital dan diuresis, berikan cairan secukupnya
sehingga diuresis W 1 mlAkg55Ajam.
. Terapi airan dan :lektrolit $asca 5edah
Terapi cairan pasca bedah ditujukan terutama pada hal-hal di bawah ini@
1. $emenuhan kebutuhan dasarAharian air, elektrolit dan kaloriAnutrisi.
2.
7/26/2019 CAIRAN rismandani
27/31
2(
4.
7/26/2019 CAIRAN rismandani
28/31
2+
o I $ oksigen I ,* diabaikan karena kecil, sehingga jumlah
oksigen di jaringan tergantung pada cardiac output, saturasi, dan kadar >b.
ika eritrosit hilang, total >b akan berkurang, maka ?$ harus dinaikkan
agar penyediaan oksigen jaringan tidka terganggu. >ipovolemi akan
mematahkan ?$. Dengan mengembalikan volume darah sampai
normovolume, ?$ akan mampu berkompensasi. ika >b tidak turun sampai
1A*, ?$ dapat naik sampai *I.
$erdarahan yang banyak %syok hemoragik& akan menyebabkan
gangguan pada "ungsi kardiovaskuler. !yok hipovolemik karena perdarahan
merupakan akibat lanjut. $ada keadaan demikian, memeprbaiki keadaan
umum dengan mengatasi syok yang terjaid dapat dilakuka dengan pemberian
cairan elektrolit, plasma atau darah. Nntuk perbaikan sirkulasi, langkah
utamanya adalah mengupayakan aliran vena yang memadai. Dimulai dengan
memberikan in"us !aline atau 7inger laktat isotonis. !ebelumnya, ambil
darah W2 ml untuk emeriksaan laboraturium rutin dan golongan darah.
$erdaragan berat adalah kasus gawat darurat yang membahayakan jiwa.
Nntuk memperkirakan volume darah yang hilang dilakukan dengan kriteria
'iesecke.
C#ass Los% EB) Te!anan "arah Na"i Tan"a #ain
6
66
666
6V
1/ 0
1/ H * 0
* H 4 0
4
9asih normal
>ipotensi postural =
!istolik = tetap
Diastolik naik
TekananA ;adi turun
>ipotensi postural
!istolik turun
!istolik sangat turun
1
1
12
14
gak gelisah
;a"as 14 H 2
gak gelisah
;a"as 2 H *
ap.re"ill lambat
?liguria
'elisahA bingung
;a"as * H 4
7/26/2019 CAIRAN rismandani
29/31
2
$ada pasien dengan hemodinamik stabil yang termasuk pada grup tidak
memerlukan tran"usi. ;amun jika hemodinamik stabil namun hasil >b ( grA0
dan >t 2/0 maka tran"usi perlu diberikan. ;amun jika telah dilakukan
resusitasi dan penggantian cairan hingga 4I :53 %"stimated Blood Loss& pasien
tidak mengalami perbaikan hemodinamik, maka tran"usi harus segera dilakukan
akibat perdarahan yang tidak terkontrol dan pasien mengalami syok.
BAB 3
E!I"P#$A%
ir merupakan bagian terbesar pada tubuh manusia, persentasenya dapat
berubah tergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat obesitas seseorang. $ada
bayi usia 1 tahun cairan tubuh adalah sekitar +-+/0 berat badan dan pada
bayi usia 1 tahun mengandung air sebanyak (-(/ 0. !eiring dengan
pertumbuhan seseorang persentase jumlah cairan terhadap berat badan berangsur-
angsur turun yaitu pada laki-laki dewasa /-)0 berat badan, sedangkan pada
wanita dewasa / 0 berat badan. $erubahan jumlah dan komposisi cairan tubuh,
yang dapat terjadi pada perdarahan, luka bakar, dehidrasi, muntah, diare, dan
puasa preoperati" maupun perioperati", dapat menyebabkan gangguan "isiologis
yang berat. ika gangguan tersebut tidak dikoreksi secara adekuat sebelum
tindakan anestesi dan bedah, maka resiko penderita menjadi lebih besar.
Tujuan utama terapi cairan perioperati" adalah untuk mengganti de"isit pra
bedah, selama pembedahan dan pasca bedah diamana saluran pencernaan belum
ber"ungsi secara optimal disamping untuk pemenuhan kebutuhan normal harian.
Terapi dinilai berhasil apabila pada penderita tidak ditemukan tanda-tanda
hipovolemik dan hipoper"usi atau tanda-tanda kelebihan cairan berupa edema
7/26/2019 CAIRAN rismandani
30/31
*
paru dan gagal na"as. 6da beberapa akt"r yang harus diperhatikan
dan menjadi pegangan dalam pemberiancairan peri"perati,
yaitu 3) Kebutuhan n"rmal cairan dan elektr"lit harian, )
Defsit cairan dan elektr"lit pra bedah, 9) Kehilangan cairan saat
pembedahan, ) ?angguan ungsi ginjal, 5) &enggantian darah
yang hilang.
&A'TA( P#!TAA
3. &andey K, Singh #+. Fluid and electrolyte disorders. Bndian
.6naesh. 449C(5)924-92.. Kas'iyan @. /erapi cairan peri"perati. +agian 6nestesi"l"gi
dan #eanimasi. !akultas KEd"kteran @npad* #S. 7asan
Sadikin. 444.
9. 7"lte K, Kehlet 7. Compensatory fuid administration or
preoperative dehydrationdoes it improve outcome? Acta
Anaesthesiol Scand. 44C 0 342 9.
. 7eitF @, 7"rne ;;. !luid, electrolyte and acid basebalance. 5th ed. ;iss"uri Elsevier-m"sbyC 445.p9-
5. ?uyt"n 6, 7all E.Textbook o medical physiology. th ed.
&ennsylvania G.+. saunders c"mpanyC 3 95-99
0. $atie 6S, dkk. &etunjuk praktis anestesi"l"gi terapi cairan
pada pembedahan. Ed. Kedua. +agian anestesi"l"gi dan
terapi intensi, !K@B. 44
2
7/26/2019 CAIRAN rismandani
31/31
*1
. Silbernagl !, $ang !. Color atlas o pathophysiology.
Stuttgart /hiemeC 444 3-9.
*