Upload
riana-mayang-sari
View
34
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
حيم الر الرحمن الله بسم
GIZI KONSUMSI PENDUDUK MENURUT UMUR, KONSUMSI ENERGI & PROTEIN,
KESENJANGAN KONSUMSI ENERGI & PROTEIN
KELOMPOK 3
Abdul Majid 2010710009 Budi Sukma WiJaya 20210710043 Rahayu P W 2010710057 Dian 20107100 Istianah Anissa 2010710035 Mayang 2010710003 Jamil Jama 2010710037
KONSUMSI PENDUDUK
Acuan kecukupan yang digunakan dalam analisis konsumsi energi
dan protein adalah “angka kecukupan gizi (AKG) 2004 bagi orang
Indonesia” dalam Widya Karya Pangan dan Gizi (WNPG) VIII tahun
2004.
Selanjutnya individu di kategorikan sebagai mengkonsumsi energi
dibawah kecukupan energinya.
Selain itu, individu dikategorikan sebagai mengkonsumsi protein
angka dibawah kebutuhan minimal adalah apabila dikonsumsi
protein kurang dari 80% dari angka kecukupan energinya. Oleh
sebab itu, dalam penyajian hasil ini, istilah kecukupan gizi dapat di
artikan sebagai kebutuhan gizi.
LANJUTAAAAN….
Analisis data konsumsi ini juga menyajikan
besaran kesenjangan konsumsi energi dan
protein serta kontribusi konsumsi karbohidrat,
pritein, dan lemak terhadap konsumsi energi.
Besaran kesenjangan konsumsi energi dan
protein, yaitu selisih antara jumlah konsumsi
energi dan protein dengan kecukupannya sesuai
dengan kelompok umur dan jenis kelamin.
KECUKUPAN KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN, DAN PRESENTASI PENDUDUK YANG MENGKONSUMSINYA DI
BAWAH KEBUTUHAN MINIMAL
Pada bagian ini akan disajikan 9 sub-bagian, yaitu kecukupan energi protein dan
presentasi penduduk yang mengkonsumsi energi dan protein dibawah kebutuhan
minimal pada:
(1) semua umur
(2) kelompok umur 24-59 bulan
(3) kelompok umur 4-6 tahun
(4) kelompok umur 7-9 tahun
(5) kelompok umur 10-12 tahun
(6) kelompok umur 13-15 tahun
(7) kelompok umur 16-18 tahun
(8) kelompok umur 19-55 tahun
(9) kelompok umur 56 tahun keatas.
1. SEMUA UMUR
Ditunjukkan bahwa secara nasional, penduduk
Indonesia yang mengkonsumsi energi dubawah
kebutuhan minimal (<70% dari angka kecukupan
energi bagi orag Indonesia) adalah sebanyak 40,7%,
di provinsi Bali merupakan provinsi dengan penduduk
mengkonsumsi energi dibawah kebutuhan minimal
dengan presentasi terendah (30,9%), dan presentasi
tertingginya adalah NTB dan sulawesi barat (46,7%).
2. ANAK UMUR 24-59 BULAN
Rata –rata konsumsi energi anak usia 24-59 bulan sudah sesuai dengan AKG dengan persentase 102,0%, namun masih belum merata di semua provinsi.
Menurut provinsi, rata-rata konsumsi energi terhadap AKG anak umur 24-59 bulan berkisar antara 86%-115%. Terendah di provinsi ntt , dan tertinggi di kepulauan riau.
Secara nasional, sebanyak 24,7 % anak umur 24-59 bulan mengkonsumsi energi dibawah kebutuhan minimal (kurang dari 70% AKG).
LANJUTAAAAN…
Di Indonesia rata-rata kecukupan konsumsi protein
anak umur 24-59 bulan di indonesia berkisar antara
100,4% - 173,6%, dan sebanyak 18,4% anak umur
tersebut mengkonsumsi protein di bawah bawah
kebutuhan minimal .
Persentase anak umur tersebut yang mengkonsumsi
protein dibawah kebutuhan minimal ,terendah di
provinsi kepulauan riau dengan persentase 7,2%, dan
tertinggi di provinsi NTT dengan persentase 44,4%.
3. ANAK UMUR 4-6 TAHUN
• Rata-rata kecukupan konsumsi energi anak usia 4-6 tahun bekisar antara 80,2%-91,2% . Dan sebanyak 33,4% anak mengkonsumsi energi di bawah konsumsi energi dibawah kebutuhan minimal.
• Presentase anak 4-6 tahun yang mengkonsumsi energi dibawah kebutuhan minimal terendah, di provinsi DI Yogyakarta dengan persentase 20,0% dan tertinggi di provinsi sulawesi barat dengan persentase 48,6%.
Di indonesia rata-rata kecukupan protein anak 4-6 tahun berkisar antara 89,1%-131,2% . Persentase anak yang mengkonsumsi protein kurang dari kebutuhan menimal adalah 24,8%.
Persentase anak umur tersebut yang mengkonsumsi protein di bawah kebutuhan minimal terendah di provinsi DKI jakarta dengan persentase 11,9% dan tertinggi di privinsi maluku utara dengan persentase 50,2% .
4. ANAK UMUR 7-12 TAHUN
Rata-rata kecukupan konsumsi energi anak usia 7-12 tahun (usia sekolah) berkisar 71,6%-89,1% dan sebanyak 44,4% anak konsumsi mengkonsumsi energi dibawah kebutuhan minimal .
Persentase anak yang mengkonsumsi energi dibawah kebutuhan minimal terendah ada di provinsi sulawesi utara dengan persentase 34,2% dan tertinggi di provinsi NTB dengan presentase 61,0% .
Di indonesia rata-rata kecukupan konsumsi protein anak usia tersebut berkisar antara 85,1%-137,4% persentase anak usia tersebut yang mengkonsumsi protein di bawah kebutuhan minimal adalah 30,6% .
Persentase anak usia tersebut yang mengkonsumsi protein di bawaah kebutuhan minimal terendah. Di privinsi kepulauan bangka belitung dengan persentase 13,8% dan tertinggi di provinsi NTT dengan persentase 58,1%.
5. ANAK UMUR 13-15 TAHUN
Rata-ratakecukupan konsumsi energi anak usia 13-15 tahun (usia praremaja) berkisar antara 67,9%-84,7% dan sebanyak 54,5% penduduk usia pra remaja mengkonsumsienergi dibawah kebutuhgan minimal.
Persentase penduduk usia tersebut yang mengkonsumsi energi di bawah kebutuhan minimal terendzh di provinsi kepulauan riau dengan persentase 38,4% dan yang tertinggi di provinsi NTB dengan persentase 71,6%.
Konsumsi protein penduduk usia tersebut berkisar antara 67,9%-125,6%.
Rata-rata penduduk usia tersebut yang mengkonsumsi protein di bawah kebutuhan minimal adalah 38,1%.
Persentase penduduk usia pra remaja yang mengkonsumsi protein di bawah kebutuhan minimal terendah di provinsi aceh dengan persentase 22,2% dan yang tertinggi di provinsi malluku utara dengan persentase 66,0%.
6. PENDUDUK UMUR 16-18 TAHUN
Rata-rata kecukupan energi penduduk umur tersebut berkisar antara 69,5% sampai 84,3%.
Dan sebanyak 54,5% penduduk umur tersebut mengkonsumsi protein di bawah kebutuhan minimal.
Presentase penduduk usia remaja yang mengkonsumsi energi di bawah kebutuhan minimal yang terendah di provinsi nusa tenggara dengan persentase 42,1%, dan tertinggi di provinsi lampung dengan persentase 66,2%.
Dan di indonesia yang rata-rata kecukupan protein penduduk usia tersebut berkisar antara 88,3%-129,6%.
persentase penduduk umur tersebut yang mengkonsumsi protein di bawah kebutuhan minimal adalah 35,6%, persentase penduduk usia remaja yang mengkonsumsi protein minimal terendah ada di privinsi provinsi aceh dengan persentase 18,6%. Dan persentase tertinggi di provinsi maluku dengan persentase 53,0%.
7. PENDUDUK UMUR 19-55 TAHUN
Rata-rata kecukupan energi penduduk usia tersebut berkisar antara 79,4%-92,5% dan sebanyak 40,7%penduduk usia tersebut mengkonsumsi energi dibawah kebutuhan minimal.
Persentase penduduk umur 19-55 yang mengkonsumsi energi di bawah kebutuhan minimal terendah ada di provinsi sumatra barat dengan persentase 27,9% dan tertinggi di provinsi sulawesi tenggara dengan persentase 46,3%.
Di indonesia, rata-rata kecukupan konsumsi protein umur tersebut berkisar antara 86,3%-129,2% persentase penduduk umur tersebut yang mengkonsumsi protein di bawah kebutuhan minimal sebesar 38,3% persentase penduduk yang mengkonsumsi protein di bawah kebutuhan minimal terendah di kepulauan bangka belitung dengan persentase 18,3%dan tertinggi di NTT dengan persentase 57,2%.
8. PENDUDUK UMUR 6 TAHUN KE ATAS
Rata-rata kec ukupan konsumsi penduduk umur 56 tahun keatas berkisar
antara 79,9%-96,5%, dan sebanyak 37,4% penduduk umur tersebut
mengkonsumsi energi di bawah kebutuhan minimal.
Persentase penduduk yang mengkonsumsi energi di bawah kebutuhan
minimal terendah di provinsi bali dengan persentase 26,0% dan tertinggi di
provinsi sulawesi tenggara dengan persentase 46,7%.
Di indonesia, rata-rata kecukupan konsumsi protein berkisar antara 77,7%-
1161%, dan 49,5% penduduk usia tersebut mengkonsumsi protein dibawah
kebutuhan minimal. Persentase penduduk umur tersebut yang mengkonsumsi
protein dibawah kebutuhan minimal terendah di provinsi sumatra utara
dengan persentase 27,3% dan yang tertinggi di provinsi NTT dengan
persentase 65,7%.
9. PEREMPUAN UMUR 15-49 TAHUN
Rata-rata kecukupan konsumsi energi perempuan umur 15-49tahun (usia reproduksi )
berkisar antara 78,7%-92,2% dan sebanyak 40,7% penduduk mengkonsumsi energi di
bawah kebutuhan minimal.
Persentase penduduk yang mengkonsumsi energi dibawah kebutuhan minimal
terendah di provinsi sumatra barat dengan persentase 29,7% dan yang tertinggi di
sulawesi barat dengan persentase 47,6%.
Di indonesia rata-rata kecukupan konsumsi protein perempuan usia produktif tersebut
berkisar antara 88,0%-127,8%.
Dan sebanyak 37,4% penduduk usia tersebut mengkonsumsi protein di bawah kebtuhan
minimal, persentase penduduk umur tersebut yang mengkonsumsi protein di bawah
kebutuhan minimal terendah di provinsi kepulauan bangka belitung dengan persentase
18,1% dan tertinggi di provinsi NTT dengan persentase 56,7%.
BESARAN KESENJANGAN KONSUMSI ENERGI MENURUT KELOMPOK UMUR DAN TEMPAT TINGGAL
Kesenjangan konsumsi mulai terjadi pada anak umur 4-6 tahun dan pada umur
7-9 tahun, dimana besaran kesenjangan energinya semakin besar.
Besaran kesenjangan konsumsi energi pada anak umur 4-9 tahun yang ntinggal
di pedesaan lebih besar dari anak yang tiggal di perkotaan.
Persentase anak yang mengkonsumsi energi di bawah kebutuhan minimal
semakin tinggi pada kelompok umur yang semakin tua, persentase anak di
pedesaan yang mengkonsumsi energi di bawah kebutuhan minimal lebih tinggi
di bandingkan anak di perkotaan.
Pada penduduk laki-laki umur 10-12 tahun,sampai 65 tahun ke atas besaran
kesenjangan energi terbesar (666 kkl) pada kelompok umur 16-18 tahun.
Pada kelompok tersebut, besaran kesenjangan energi penduduk laki-laki di
perkotaan sama besar dengan penduduk laki-laki di pedesaan.
Umur 10-12 tahun yang tinggal di pedesaan
lebih besar dari penduduk yang tinggal di
perkotaan, kesenjangan energi penduduk
laki-laki umur 13-15 tahun dan 19-64 tahun
keatas yang tinggal diperkotaan lebih besar
dari yang tinggal di pedesaan.
Umur 10-29 tahun yang tinggal di pedesaan lebih
besar diari penduduk perempuan yang tinggal di
perkotaan, sebaliknya kesenjangan energi penduduk
perempuan umur 30-65 keatas yang tinggal di
perkotaan lebih besar dari yang tinggal di pedesaan.
Kesenjangan energi terbesar terlihat pada penduduk
perempuan umur 13-15 tahun dan 16-18 tahun, yaitu
sebesar 604 kkal dan 533 kkal.
KESENJANGAN KONSUMSI PROTEIN MENURUT UMUR DAN TEMPAT TINGGAL
Anak umur 0-9 tahun yang tinggal di pedesaan dan di perkotaan
mengkonsumsi protein lebih dari kebutuhan. Dan yang tinggal di perkotaan
kelibihan konsumsi protein lebih besar dari anak yang tinggal di pedesaan
kelebihan konsumsi terbesar terjadi pada saat umur 1-6 tahun (di perkotaan
maupun di pedesaan).
Penduduk laki-laki umur 10-12 tahun dan 19-29 tahun yang tinggal di
perkotaan dan di pedesaan kelebihan konsumsi protein dan kelebihan
konsumsi protein pada laki-laki pada umur tersebut yang tinggal di perkotaan
lebih besar dari laki-laki yang tinggal di pedesaan.
Laki-laki umur 50-64 tahun keatas yang tinggal di pedesaan dan di perkotaan
kekurangan konsumsi protein dan laki-laki umur 64 tahun keatas yang tinggal
di pedesaan ke kurangan protein yang lebih besar di banding yang tinggal di
perkotaan.
Penduduk perempuan umur 10-49 tahun kelebihan konsumsi, dan kelompok
perempuan umur 64 tahun keatas yang tinggal di perkotaan dan di pedesaan
kekurangan protein dengan besaran yang sama. Menurut kelompok umur terdapat
10%-40% penduduk yang mengkonsumsi protein di bawah kebutuhan minimal.
Kelompok umur lansia adalah yang terbanyak mengkonsumsi protein di bawah
kebutuhan minimal yaitu 38,0%, perkotaan 39,7% di pedesaan.
Walaupun secara rata-rata pada penduduk kelompok umur kurang dari 65 tahun
tidak ada masalah dalam konsumsi protein, namun protein yang di konsumsi
sebagian besar serealia yang merupakan protein nabati. Oleh sebab itu, masalah
konsumsi protein adalah pada sumber protein, yang belum seimbang antara protein
nabati dan hewani.
KESIMPULAN
Analisis data konsumsi ini juga menyajikan besaran
kesenjangan konsumsi energi dan protein serta
kontribusi konsumsi karbohidrat, pritein, dan lemak
terhadap konsumsi energi.
Besaran kesenjangan konsumsi energi dan protein,
yaitu selisih antara jumlah konsumsi energi dan
protein dengan kecukupannya sesuai dengan
kelompok umur dan jenis kelamin.
REFERENSI
Riskesdes 2007 Riskesdes 2010
TANYA - JAWAB
كات بر و الله حمة ر و عليكم والسلم
Alhamdullilahirobbi’lalaminSYUKRON
ILAL-LIQOO