46
1 DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS SISTEM RUMEN INVITRO TERHADAP KULIT BUAH KAKAO ( Theobroma Cacao ) DENGAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA SKRIPSI OLEH DAFID INDRAYANTO I 211 08 271 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS … · Rumusan Masalah Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau merupakan suatu kendala dalam meningkatkan

  • Upload
    hatu

  • View
    222

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS … · Rumusan Masalah Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau merupakan suatu kendala dalam meningkatkan

1

DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI

GAS SISTEM RUMEN INVITRO TERHADAP KULIT BUAH

KAKAO ( Theobroma Cacao ) DENGAN LAMA FERMENTASI

YANG BERBEDA

SKRIPSI

OLEH

DAFID INDRAYANTO

I 211 08 271

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Page 2: DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS … · Rumusan Masalah Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau merupakan suatu kendala dalam meningkatkan

2

DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI

GAS SISTEM RUMEN INVITRO TERHADAP KULIT BUAH

KAKAO ( Theobroma Cacao ) DENGAN LAMA FERMENTASI

YANG BERBEDA

OLEH :

DAFID INDRAYANTO

I 211 08 271

Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana pada Fakultas Peternakan

Universitas Hasanuddin

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Page 3: DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS … · Rumusan Masalah Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau merupakan suatu kendala dalam meningkatkan

3

PERNYATAAN KEASLIAN

1. Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Dafid Indrayanto

Nim : I211 08 271

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa :

a. Karya Skripsi yang saya tulis adalah asli.

b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya skripsi ini, terutama dalam

bab Hasil dan Pembahasan, tidak asli atau plagiasi maka bersedia

dibatalkan dan dikenakan sanksi akademik yang berlaku.

2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat digunakan seperlunya.

Makassar, November 2013

DAFID INDRAYANTO

Page 4: DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS … · Rumusan Masalah Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau merupakan suatu kendala dalam meningkatkan

4

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : Degradasi Bahan Kering, Nilai pH Dan Produksi Gas

Sistem Rumen In Vitro Terhadap Kulit Buah Kakao (

Theobroma Cacao ) Dengan Lama Fermentasi Yang

Berbeda

Nama : Dafid Indrayanto

Nim : I 211 08 271

Skripsi ini Telah Diperiksa dan Disetujui oleh :

Dr. Ir. Syahriani Syahrir, M.SiDr. Ir. Harfiah, S,Pt, MP

Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Mengetahui :

Prof. Dr. Ir. H. Syamsuddin Hasan, M.Sc

Dekan

Prof. Dr. Ir. Jasmal A. Syamsu, M.Si

Ketua Jurusan

Tanggal Lulus : November 2013

Page 5: DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS … · Rumusan Masalah Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau merupakan suatu kendala dalam meningkatkan

5

DAFID INDRAYANTO (I 211 08 271). Degradasi Bahan Kering, Nilai pH Dan

Produksi Gas Sistem Rumen In Vitro Terhadap Kulit Buah Kakao ( Theobroma

Cacao ) Dengan Lama Fermentasi Yang Berbeda. Dibawah bimbingan Syahriani

Syahrir sebagai Pembimbing Utama dan Harfiah sebagai Pembimbing Anggota.

ABSTRAK

Kulit kakao merupakan salah satu limbah pertanian yang sangat berpotensi

sebagai bahan pakan. kulit buah kakao merupakan bahan yang berserat tinggi dan

mengandung bahan lignoselulosik, bahan demikian umumnya sudah mengalami

proses lignifikasi lanjut dan selulosanya sudah berbentuk kristal. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh fermentasi kulit buah kakao dengan starbio

terhadap kecernaan in vitro kandungan bahan kering, nilai pH dan produksi gas.

Materi yang digunakan dalam oenelitian ini adalah parut, oven, shaker waterbath,

sumbat karet, tabung fermentor (botol), syringe, cawan porselin, vakum, gelas,

saringan, neraca analitik, magnetik stirer, termometer, gelas piala, termos, labu

ukur, penggiling. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2013 di

Laboratorium Herbivora Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin. Rancangan

yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 3 perlakuan

dan 5 ulangan (Gaspersz, 1991) yaitu P0 = Kulit buah Kakao( Kontrol ), P1 =

Kulit buah kakao yang di fermentasi dengan starbio 10 hari ,P2 = Kulit buah

kakao yang di fermentas dengan starbio 20 hari . Berdasarkan analisis sidik ragam

menunjukkan bahwa lama waktu fermentasi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap

degradasi bahan kering. Produksi gas yang tertinggi diperoleh dari perlakuan P0.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa perlakuan

fermentasi yang semakin lama berdampak pada penurunan degradasi, sehingga

tidak efektif meningkatkan kualitas kulit buah kakao.

Kata Kunci : Kulit Kakao, Starbio dan In Vitro

Page 6: DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS … · Rumusan Masalah Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau merupakan suatu kendala dalam meningkatkan

6

DAFID INDRAYANTO(I 211 08 271). Degradation of Dried Materials, pH

Value and Gas Production of In Vitro Rumen System to Cocoa Skin (Theobroma

Cacao) with Different Fermentation Period. Under the guidance of Syahriani

Syahrir as Main Supervisor and literally as Supervising Member.

Cocoa skin is one of the very potential of agricultural waste as feed material.

Cocoa pods are materials that are high in fiber and contain lignoselulosik

materials, such as materials generally have undergone a process of further

lignification and cellulose are shaped crystals. This study aimed to determine the

effect of fermentation of cocoa pods with starbio the in vitro digestibility of dry

content, pH and gas production. The material used in this study is grate, oven,

water bath shaker, rubber stoppers, tube fermentor (bottle), syringe, porcelain

dish, vacuum, glass, strainer, analytical balances, magnetic stirrer, thermometer,

glass cup ,thermos, flask, grinder. This study was conducted in May and June

2013 in Laboratory ofHerbivores, Animal Science Faculty of Hasanuddin

University. The design was used a completely randomized design (CRD)

consisting of 3 treatments and 5 replications ( Gaspersz, 1991) is P0 = Rind

Cocoa (Control), P1 = Skin fermented cocoa pods with starbio 10 days, P2 = Skin

cocoa pods Fermentas is in the starbio 20 days. Based on the analysis of variance

showed that the long fermentation time significantly (P < 0.05) to the degradation

of dry matter. Highest gas production is obtained from P0 treatment. Based on the

results of research and discussion, it can be concluded that the longer the

fermentation treatment significantly reduced degradation, so it does not

effectively to improve the quality of cocoa pods.

Keywords: Skin Cocoa, Starbio and In Vitro

Page 7: DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS … · Rumusan Masalah Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau merupakan suatu kendala dalam meningkatkan

7

KATA PENGANTAR

Assalamualaimkum wr.wb

Alhamdulillah segala puji bagi ALLAHSWT, shalawat dan salam semoga

selalu tercurah kepada rasulullah MUHAMMAD SAW Beserta keluarganya,

sahabat, dan orang-orang yang mengikuti beliau hingga hari akhir, yang

senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Degradasi Bahan Kering, Nilai pH

Dan Produksi Gas Sistem Rumen Invitro Terhadap Kulit Kakao (Theobroma

Cacao) Dengan Lama Fermentasi Yang Berbeda”. Sebagai salah satu syarat

dalam menyelesaikan studi di jurusan nutrisi dan makanan ternak fakultas

peternakan, universitas hasanuddin..

Meskipun saya sadar bahwa dalam penyelesaian tulisan skripsi ini masih

perlu masukan dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun agar

penulisan berikutnya senantiasa lebih baik lagi. Ini semua adalah mengingat

penulis merupakan manusia biasa yang tidak terlepas dari ke-khilafan dan

kesalahan, tetapi penulis merasa bersyukur dapat menyelesaikan tugas dan

kewajiban sebagaimana mestinya.

Limpahan rasa hormat, kasih saying , cinta dan terima kasih yang tulus

kepada kedua orang tuaku. Ayahanda NAHRI. BAdan ibunda SRI WAHYUNI

S.Pd, serta saudaraku yang selama ini banyak memberikan doa, semangat, kasih

sayang, saran, dan dorongan kepada penulis.

Page 8: DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS … · Rumusan Masalah Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau merupakan suatu kendala dalam meningkatkan

8

Pada kesempatan ini dengan segala keikhlasan dan kerendahan hati penulis

juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang

setinggi- tingginya kepada :

1. Dekan Fakultas Peternakan bapak Prof. Dr. Ir. Syamsuddin Hasan, M.Sc

beserta jajarannya.

2. Ketua Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak Prof. Dr. Ir. Jasmal A. Syamsu,

M.Sc besarta jajarannya

3. Ucapan terima kasih setulus-tulusnya disampaikan dengan hormat kepada Dr.

Ir. Syahriani Syahrir, M.Si selaku pembimbing utama dan Dr. Ir. Harfiah,

S,Pt, MP selaku pembimbing anggota yang penuh ketulusan dan keikhlasan

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, nasehat dan arahan serta

koreksi dalam penyusunan skripsi ini.

4. Kepada Prof. Dr. Ir. laily Agustina, MSselaku penasehat akademik yang

senantiasa membimbing dan mengarahkan selama dalam bangku perkuliahan.

5. Bapak ibu dosen, beserta staf pegawai Fakultas Peternakan yang telah banyak

memberikan pengetahuan, arahan dan bimbingan selama dalam bangku

perkuliahan.

6. Keluarga besar “SPESIES 08” kalian merupakan teman, sahabat bahkan

saudara, terima kasih atas indahnya kebersamaan dalam bingkai kampus

merah ini.

7. Buat teman- teman pengurus HUMANIKA-UH yang dimana penulis pernah

lama berproses dalam ruang kelembagaan mahasiswa, jaga selalu tongkat

estafet kelembagaan mu kawan.

Page 9: DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS … · Rumusan Masalah Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau merupakan suatu kendala dalam meningkatkan

9

8. Buat teman KKN Unhas Gel. 82 Kab. Sidrap Kec. Tellu Limpoe terkhusus

kepada posko BAULAAmrul, Zul, Eko , Ichad, Agung, Yude, Rani, Dan

Fitri semoga apa yang menjadi kebersamaan kita akan selalu ada untuk tetap

menjadikan kita sebagai saudara.

9. Bro Muh. Assakur yang sekaligus menjadi rekan penelitian, karena saling

mengejar dalam menyelesaikan makalahnya .

10. Kepada Rujab Community BTP beserta segala penghuninya yang menjadi

tempat istirahat setiap hari.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis ucapkan satu persatu yang selalu

memberikan doa kepada penulis hingga selesai penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa kepadanya jualah aku kembalikan

segala yang benar dan bersumber padanya segala kesalahan adalah kekhilafan

penulis. Karena kemampuan yang serba terbatas lagipula masih jauh dari

kesempurnaan, segala amal dan bakti dari seluruhnya penulis kembalikan kepada

ALLAH SWT yang membalas dan menilainya, iringan do’a penulis

mengharapkan semoga apa yang dilakukan hambanya dapat diterima disisi

ALLAH SWT. Akhir kata penulis ucapkan banyak terimakasih dan menitip

harapan semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi kita semua. Amin ya rabbal

alamin. ( Yakin Usaha Sampai ).

Makassar,November 2013

Penulis

DAFTAR ISI

Page 10: DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS … · Rumusan Masalah Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau merupakan suatu kendala dalam meningkatkan

10

Halaman

HALAMAN SAMPUL ............................................................................. i

HALAMAN JUDUL ................................................................................ ii

PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iv

ABSTRAK ................................................................................................ v

ABSTRACT .............................................................................................. vi

KATA PENGANTAR .............................................................................. vii

DAFTAR ISI ............................................................................................. x

DAFTAR TABEL .................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiv

PENDAHULUAN

Latar Belakang .......................................................................... 1

Rumusan Masalah ..................................................................... 2

Tujuan Penelitian ...................................................................... 2

Hipotesis .................................................................................. 3

Tujuan dan Kegunaan ............................................................... 3

TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Umum Tentang Kakao ............................................ 4

Potensi Limbah Kulit Kakao Sebagai Pakan Ternak ................ 5

Teknologi Fermentasi Dalam Bidang Peternakan .................... 8

Produksi Gas Pada Fermentasi Limbah Kulit Buah Kakao ...... 10

Degradasi Bahan Kering ........................................................... 10

METODE PENELITIAN

Page 11: DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS … · Rumusan Masalah Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau merupakan suatu kendala dalam meningkatkan

11

Waktu dan Tempat .................................................................... 13

Materi Penelitian ....................................................................... 13

Metode Penelitian ..................................................................... 13

Pelaksanaan Penelitian ............................................................. 14

Pengolahan Data ....................................................................... 15

HASIL DAN PEMBAHASAN

Degradasi Bahan Kering ........................................................... 16

pH ............................................................................................. 17

Produksi Gas ............................................................................. 18

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ............................................................................. 20

Saran ........................................................................................ 20

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 21

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEL

Page 12: DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS … · Rumusan Masalah Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau merupakan suatu kendala dalam meningkatkan

12

No. Halaman

Teks

1. Kandungan Nutrisi Kulit Buah Kakao ................................................. 7

2. Degradasi Bahan Kering System Rumen In Vitro Terhadap

Kulit Buah Kakao Yang Di Beri Perlakuan berbeda .......................... 16

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

Page 13: DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS … · Rumusan Masalah Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau merupakan suatu kendala dalam meningkatkan

13

Teks

1. Bagian- bagian buah kakao .................................................................. 6

2. Nilai pH System Rumen Invitro Terhadap Kulit Buah Kakao

Yang Diberi Perlakuan Berbeda........................................................... 17

3. Produksi gas system rumen invitro terhadap kulit buah kakao

yang di beri perlakuan berbeda ............................................................ 18

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

Page 14: DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS … · Rumusan Masalah Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau merupakan suatu kendala dalam meningkatkan

14

Teks

1. Degradasi Bahan Kering ..................................................................... 24

2. Foto-foto kegiatan selama penelitian ................................................... 26

PENDAHULUAN

Page 15: DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS … · Rumusan Masalah Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau merupakan suatu kendala dalam meningkatkan

15

Latar Belakang

Pakan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha peternakan,

karena lebih dari separuh biaya produksi digunakan untuk memenuhi kebutuhan

pakan.Oleh karena itu penyediaan pakan harus diusahakan dengan biaya murah,

mudah di peroleh dan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia.Hijauan

merupakan salah satu makanan utama bagi ternak.Akan tetapi karena

penyediaannya secara kontinyu mengalami beberapa hambatan, maka perlu dicari

alternatif pemecahannya. Hal ini akan berhubungan dengan kualitas pakan hijauan

yang pada gilirannya akan mempengaruhi produksi ternak. Kebutuhan hijauan

kadang-kadang sulit dipenuhi, oleh karena semakin sempitnya lahan untuk

penanaman hijauan.Akibatnya ketersediaan pakan semakin menipis.Salah satu

alternatif menanggulangi masalah ketersediaan pakan adalah dengan

memanfaatkan limbah pertanian/peternakan ataupun limbah industri.

Kasus penanganan limbah pertanian dan perkebunan sampai saat ini masih

merupakan kendala dalam program penanganan limbah di tingkat petani.Masalah

ini di antaranya adalah keterbatasan waktu, tenaga kerja, maupun keterbatasan

areal pembuangan. Di samping itu limbah pertanian dan perkebunan belum

banyak dimanfaatkan walaupun dalam beberapa kondisi memiliki potensi sebagai

bahan pakan ternak maupun bahan baku pembuatan kompos, sehingga perlu

dilakukan penelitian dalam mendukung program pemanfaatan limbah potensial.

Limbah kulit kakao masih banyak dibuang oleh petani, justru berpotensial

sebagai sumber pakan. Di beberapa lokasi limbah kulit kakao sudah digunakan

Page 16: DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS … · Rumusan Masalah Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau merupakan suatu kendala dalam meningkatkan

16

oleh peternak kambing sebagai bahan pakan yang memberikan keuntungan bagi

peternak(Septian, 2010).

Salah satu limbah pertanian yang dapat di manfaatkan sebagai pakan

ternak adalah kulit buah kakao merupakan bahan yang berserat tinggi dan

mengandung bahan lignoselulosik, bahan demikian umumnya sudah mengalami

proses lignifikasi lanjut dan selulosanya sudah berbentuk kristal (Jackson, 1977).

Adanya keterbatasan tersebut menyebabkan mikroorganisme rumen dan enzim

pencernaan sulit untuk mencernanya. Pemberian perlakuan dengan starbio pada

kulit buah kakao sebelum diberikan kepada ternak diharapkan dapat

meningkatkan nilai nutrisi, dan menurunkan kadar lignin. Sehingga dibutuhkan

perlakuan tambahan yang salah satunya dengan fermentasi yang diduga dapat

meningkatkan kualitas pakan ternak.

Rumusan Masalah

Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau

merupakan suatu kendala dalam meningkatkan produktivitas ternak,salah satu

upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan memanfaatkan limbah-limbah agro

industri seperti limbah kulit kakao. Penggunaan limbah kulit kakao secara

langsung atau sebagai pakan tunggal tidak dapat memenuhi pasokan nutrisi yang

dibutuhkan ternak. Salah satu yang dapat dilakukan adalah pengolahan limbah

kulit kakao dengan perlakuan fermentasi.

Hipotesis

Page 17: DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS … · Rumusan Masalah Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau merupakan suatu kendala dalam meningkatkan

17

Diduga bahwa semakin lama fermentasi kulit buah kakao menggunakan

starbio akan meningkatkan kualitasnya, hal ini di indikasikan dengan kecernaan

bahan kering yang lebih tinggi, nilai pH yang lebih rendah, serta produksi gas

yang lebih tinggi dalam sistem rumen invitro.

Tujuan dan Kegunaan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama fermentasi

kulit buah kakao dengan fermentasi starbio terhadap kecernaan bahan kering, nilai

pH dan produksi gas secara in vitro.

Kegunaan penelitian ini adalah agar dapat mengetahui kemampuan starbio

dalam meningkatkan kecernaan bahan kering secara in vitro pada kulit buah kakao

dan lama inkubasi terbaik yang dapat memberikan hasil fermentasi optimal.

TINJAUAN PUSTAKA

Page 18: DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS … · Rumusan Masalah Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau merupakan suatu kendala dalam meningkatkan

18

Gambaran Umum Tentang Kakao

Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu tanaman

yang mempunyai nilai ekonomis, yang berasal dari Meksiko Selatan yaitu

Lembah Ceper Amazon.Tanaman kakao pertama kali masuk ke Indonesia pada

tahun 1560 ke daerah Sulawasi Selatan yang di bawa oleh orang-orang Spanyol.

Jenis kakao yang pertama masuk adalah Criollo Venezuela yang di datangkan dari

Philipina.

Menurut pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (2004), sistematika

tanaman kakao (Theobroma cacao L.) adalah sebagai berikut :

Divisio : Spermatophyta

Sub division : Angiospermae

Class : Dcotyledoneae

Ordo : Malvales

Family : Sterculiaceae

Genus : Theobroma

Species : Theobroma cacao L.

Kulit buah kakao, memiliki peranan yang penting dan berpotensi dalam

penyediaan pakan ternak ruminansia khususnya kambing terutama pada musim

kemarau. Pemanfaatan kulit buah kakao sebagai pakan ternak dapat segar maupun

dalam bentuk tepung setelah diolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kulit

buah kakao segar yang dikeringkan dengan sinar matahari kemudian dicincang

selanjutnya dapat digunakan sebagai pakan ternak (Sihombing, 2011).

Potensi Limbah Kulit Kakao Sebagai Pakan Ternak

Page 19: DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS … · Rumusan Masalah Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau merupakan suatu kendala dalam meningkatkan

19

Dewasa ini sebagian besar limbah pertanian di manfaatkan sebagai

makanan ternak, walaupun demikian masih banyak yang belum di manfaatkan

hambatan yang sering dialami karena kualitas bahan rendah dan ketersediaannya

sangat bervariasi (Djajanegara dan sitorus, 1983). Beberapa jenis limbah tanaman

perkebunan yang selama ini belum banyak dimanfaatkan antara lain biji kapas,

kulit buah kakao, serat sawit, dan lumpur sawit (Sutardi,1991).

Indonesia merupakan negara penghasil kakao terbesar ketiga di

dunia.Produsen kakao terbesar dunia adalah Pantai Gading dan Ghana.Meski

Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan kakao dengan dukungan

kondisi alam yang sangat memadai, namun produktivitas kakao di Indonesia

masih jauh di bawah negara-negara penghasil kakao terbesar. Prospek pasar

industri kakao sebenarnya cukup besar. Namun, Indonesia belum memanfaatkan

potensi tersebut.Perlu strategi industri dan pemasaran terintegrasi untuk

meningkatkan produksi dan memperluas pasar kakao Indonesia.Bila ini dilakukan,

Indonesia bisa menjadi pemimpin pasar kakao di dunia (Anonim, 2002).

Luas perkebunan kakao di Indonesia terus meningkat pada tahun 2007 luas

perkebunan kakao di Indonesia mencapai 1.379.279 Ha.Luas perkebunan ini

mengalami pertumbuhan sebesar 6.8 persen menjadi 1.473.259 Ha.Luas

perkebunan kakao kembali bertambah menjadi 1.592.982 Ha atau tumbuh 8.1

persen pada tahun berikutnya. Secara rata-rata pertumbuhan luas perkebunan

kakao di Indonesia dari tahun 2006 hingga tahun 2009 adalah 8.1 persen.

Perkebunan kakao di Indonesia didominasi oleh perkebunan rakyat yakni

perkebunan yang dimiliki masyarakat. Kepemilikan perkebunan ini rata-rata per

petani sangat kecil yakni 1 Ha per petani. Luas perkebunan kakao yang dimiliki

Page 20: DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS … · Rumusan Masalah Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau merupakan suatu kendala dalam meningkatkan

20

masyarakat sekitar 92,7 persen dari luas total perkebunan kakao di Indonesia pada

tahun 2009 yang mencapai 1.592.982 Ha. Beberapa wilayah pengembangan lahan

perkebunan kakao di Indonesia yang potensial adalah di Kaltim, Sulteng, Sultra,

Maluku, dan Papua dengan luas sekitar 6 juta hektar (Deptan, 2007-2009).

Sulawesi Selatan merupakan salah satu daerah penghasil kakao di

Indonesia. Kakao termasuk salah satu komoditas andalan daerah, penyumbang

utama perekonomian, penopang pembangunan. Luas areal pertanaman kakao di

Sulawesi Selatan sekitar 115.098 ha, melibatkan 154.697 KK petani (Anonim,

2010), suatu jumlah yang cukup besar. Hampir 60 % luas pertanaman kakao

dijumpai di daerah Mamuju, Polmas, dan Luwu. Pada ketiga daerah inilah

pemerintah daerah mencanangkan pengembangan kakao melalui program

pengembangan kawasan yang dikenal dengan istilah Mandalu (Mandar-Luwu).

Gambar 1:

Gambar 1. Bagian-bagian buah kakao

Tabel 1. Kandungan Nutrisi Kulit Buah Kakao.

Page 21: DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS … · Rumusan Masalah Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau merupakan suatu kendala dalam meningkatkan

21

Komposisi Nutrisi Jumlah %

Wawo (2010) Amirroenas (1990)

Bahan Kering 88 91.33

Protein Kasar 8 9.71

Lemak - 0.90

Serat Kasar 40.1 40.33

Abu - 14.80

Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen - 34,26

Total Digestibel Nutrition 50.8 46.00

Acid Deterjen Fiber - 65.12

Neutral Deterjen Fiber - 66.26

Hemiselulosa - 1.14

Selulosa - 37.17

Silika - 0.17

Lignin - 27.95

Kulit buah kakao memiliki peran yang cukup penting dan berpotensi

dalam penyediaan pakan ternak ruminansia terutama pada musim kemarau.

Pemanfaatan kulit buah kakao sebagai pakan ternak dapat diberikan dalam bentuk

segar maupun dalam bentuk tepung setelah diolah. Dari hasil penelitian yang

dilakukan pada ternak domba, bahwa penggunaan kulit buah kakao dapat

digunakan sebagai substitusi suplemen sebanyak 15 % atau 5 % dari

ransum.Sebelum digunakan sebagai pakan ternak, limbah kulit buah kakao perlu

difermentasikan terlebih dahulu untuk menurunkan kadar lignin yang sulit dicerna

Page 22: DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS … · Rumusan Masalah Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau merupakan suatu kendala dalam meningkatkan

22

oleh hewan dan untuk meningkatkan kadar protein dari 6-8 % menjadi 12-15 %.

Pemberian kulit buah kakao yang telah diproses pada ternak sapi dapat

meningkatkan berat badan sapi sebesar 0,9 kg/ hari (Wawo, 2010).

Teknologi Fermentasi dalam Bidang Peternakan

Fermentasi merupakan suatu cara untuk mengubah substrat menjadi

produk tertentu yang dikehendaki dengan menggunakan bantuan mikroba.

Produk-produk tersebut biasanya dimanfatkan sebagai minuman atau makanan.

Fermentasi suatu cara telah dikenal dan digunakan sejak lama sejak jaman kuno.

Sebagai suatu proses fermentasi memerlukan mikroba sebagai inokulum, tempat

(wadah) untuk menjamin proses fermentasi berlangsung dengan optimal, substrat

sebagai tempat tumbuh (medium) dan sumber nutrisi bagi mikroba (Waites 2001).

Penambahan bahan-bahan nutrient kedalam media fermentasi dapat

menyokong dan merangsang pertumbuhan mikroorganisme. Salah satu bahan

yang dapat digunakan sebagai sumber nitrogen pada proses fermentasi adalah

urea. Urea yang ditambahkan kedalam medium fermentasi akan diuraikan oleh

urease menjadi ammonia dan karbondioksida selanjutnya aman digunakan untuk

pembentukan asam amino (Fardiaz, 1989).

Proses fermentasi bahan pakan oleh mikroorganisme menyebabkan

perubahan-perubahan yang menguntungkan seperti memperbaiki mutu bahan

pakan baik dari aspek gizi maupun daya cerna serta meningkatkan daya

simpannya. Produk fermentasi biasanya mempunyai nilai nutrisi yang lebih tinggi

daripada bahan aslinya karena adanya enzim yang dihasilkan dari mikroba itu

sendiri (Winarno dan Fardiaz, 1989).

Page 23: DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS … · Rumusan Masalah Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau merupakan suatu kendala dalam meningkatkan

23

Mikroba yang banyak digunakan dalam proses fermentasi antara lain

khamir, kapang dan bekteri. Kemajuan dalam bidang teknologi fermentasi telah

memungkinkan manusia untuk memproduki berbagai produk yang tidak dapat

atau sulit diproduksi melalui proses kimia. Teknologi fermentasi merupakan salah

satu upaya manusia dalam memanfaatkan bahan-bahan yang berharga relatif

murah bahkan kurang berharga menjadi produk yang bernilai ekonomi tinggi dan

berguna bagi kesejahteraan hidup manusia (Sulistyaningrum, 2008).

Hasil fermentasi diperoleh sebagai akibat metabolisme mikroba-mikroba

pada suatu bahan pangan dalam keadaan anaerob.Mikroba yang melakukan

fermentasi membutuhkan energi yang umumnya diperoleh dari glukosa. Dalam

keadaan aerob, mikroba mengubah glukosa menjadi air, CO2 dan energi (ATP).

Beberapa mikroba hanya dapat melangsungkan metabolisme dalam keadaan

anaerob dan hasilnya adalah substrat yang setengah terurai.Hasil penguraiannya

adalah air, CO2, energi dan sejumlah asam organik lainnya, seperti asam laktat,

asam asetat, etanol serta bahan-bahan organik yang mudah menguap.

Perkembangan mikroba-mikroba dalam keadaan anaerob biasanya dicirikan

sebagai proses fermentasi (Muchtadi dan Ayustaningwarno 2010).

Dalam penelitian yang dilakukan Syamsu (2001) dengan menggunakan

starbio 0.6% pada jerami padi menunjukkan bahwa komposisi nutrien jerami padi

mengalami peningkatan kualitas dibanding jerami yang tidak difermentasi.

Komposisi serat jerami padi tanpa fermentasi nyata lebih tinggi dibandingkan

jerami yang difermentasi dengan starbio. Jerami yang difermentasi dengan starbio

juga mengalami peningkatan kandungan protein kasar.

Page 24: DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS … · Rumusan Masalah Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau merupakan suatu kendala dalam meningkatkan

24

Produksi Gas Pada Fermentasi Limbah Kulit Kakao

Metode pengukuran gas (gas test) digunakan untuk mengevaluasi nilai

nutrisi pakan dan kecernaan bahan organik serta energi metabolis yang

terkandung dalam pakan. Metode ini menggunakan syringe atau Gas Measuring

Cylinder yang mengutamakan produk fermentasi. Metode gas in vitro ini lebih

efisien bila dibandingkan dengan metode in sacco dalam mengevaluasi efek dari

zat anti nutrisi. Metode pengukuran gas tidak memerlukan peralatan yang rumit

atau ternak yang terlalu banyak, membantu dalam pemilihan pakan yang

berkualitas tidak hanya berdasarkan kecernaan bahan kering akan tetapi juga

dengan sintesis mikroba. Hasil dari metode ini didapatkan berdasarkan produksi

gas CO2 dan CH4 yang berasal dari proses fermentasi pakan dalam cairan rumen

(Ismail, 2011).

Degradasi Bahan Kering

Rumen mengandung banyak tipe bakteri, protozoa, dan jamur. Beberapa

spesies mikroba rumen mampu menghasilkan enzim selulase dan hemiselulase

yang dapat menghidrolisa isi sel dan dinding sel tanaman pakan. Degradasi pakan

oleh ternak ruminansia dilakukan di dalam rumen dan sebagian besar kebutuhan

zat makanan ternak ruminansia merupakan hasil degradasi sel tanaman pakan

oleh mikroba rumen (Ismartoyo,2011).

Bahan kering terdiri dari abu (mineral) dan bahan organik, seperti protein

kasar, lemak kasar dan karbohidrat.Tingkat kecernaan zat-zat makanan dari suatu

pakan menunjukkan kualitas dari pakan tersebut. Dengan demikian degradasi

bahan keringdapat dijadikan sebagai salah satuindicator untuk menentukan

Page 25: DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS … · Rumusan Masalah Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau merupakan suatu kendala dalam meningkatkan

25

kualitas pakan. Nilai dari degradasi bahan kering menunjukkan besarnya zat

makanan dalam pakan dapat dimanfaatkan oleh mikroba rumen (Sutardi,

1980).Degradasi bahan kering tidak dipengaruhi oleh perbedaan cairan rumen

(Ulya, 2007).

Tingkat degradasi pakan dapat digunakan sebagai indikator kualitas pakan.

Semakin tinggi dekradasi bahan kering dan bahan organik pakan maka semakin

tinggi nutrien yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ternak

(Syahrir, 2009).

KecernaanIn Vitro

Kecernaan adalah bagian dari nutrien yang tidak diekskresikan dalam

fesesmelainkan diasumsikan sebagai nutrien yang diserap tubuh ternak.Bahan

pakanyang baik adalah bahan pakan yang memiliki kecernaan tinggi sehingga

dapatmeningkatkan konsumsi pakan, dan kebutuhan nutrien ternak dapat

terpenuhi,sehingga produksi ternak dapat mencapai optimal (McDonald, et al.,

1988).

In vitro adalah suatu kegiatan yang dilakukan di luar tubuh ternak dengan

mengikuti keadaan yang sesungguhnya pada ternak tersebut, Sehingga secara

tidak langsung kita dapat mengamati kegiatan yang terjadi di dalam rumen dengan

carain vitro (Arora, 1989). Kondisi yang dapat dimodifikasi dalam hal ini antara

lain penggunaan larutan penyangga dan media nutrisi, bejana fermentasi,

pengadukan danfase gas, suhu fermentasi, pH optimum, sumber inokulum,

kondisi anaerob, periodewaktu fermentasi serta akhir proses fermentasi.Teknik

kecernaan in vitro memiliki keuntungan yaitu cepat, murah, dan prediksi tepat

dibandingkan in vivo yang biasanya untuk kecernaan ruminansia. Menurut

Page 26: DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS … · Rumusan Masalah Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau merupakan suatu kendala dalam meningkatkan

26

Kamaruddin dan Sutardi (1977) pada proses in vitro penggunaan waktuinkubasi

24 jam dengan pertimbangan praktis dan untuk memperkecil keragamanhasil

fermentasi karena pengukuran yang diperoleh dari hasil fermentasi

yanginkubasinya terlalu pendek cenderung besar keragamannya.

Kelebihan metode in vitro adalah : hasil penelitian dapat diperoleh dalam

waktu singkat beberapa bahan makanan yang tidak dapat diberikan secara tunggal

pada hewan, kecernaannya dapat diteliti dengan metode in vitro,tidak diperlukan

pengumpulan feses atau sisa makanan, sehingga dapat menghemat waktu, tenaga

dan biaya. Sedangkan kekurangannya adalah menggunakan waktu standar,

padahal lamanya waktu bahan makanan berada dalam rumen bervariasi menurut

jenis dan bentuk makanan, tidak terjadi penyerapan zat-zat makanan seperti yang

terjadi pada hewan hidup (Tangdilintin, 1992).

Page 27: DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS … · Rumusan Masalah Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau merupakan suatu kendala dalam meningkatkan

27

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian iniakan dilakukan pada bulan Mei 2013 sampai Juni 2013.

Penelitian dimulai dari penyiapan bahan baku berupa kulit buah kakao, melakukan

proses fermentasi di Laboratorium, Herbivora Fakultas Peternakan Universitas

Hasanuddin dan selanjutnya melakukan analisa degradasi bahan kering, nilai pH

dan prosuksi gas secara in vitro di Laboratorium Herbivora Fakultas Peternakan

Universitas Hasanuddin, Makassar.

Materi Penelitian

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah parut, oven, shaker

waterbath, sumbat karet, tabung fermentor (botol), syringe, cawan porselin,

vakum, gelas, saringan, neraca analitik, magnetik stirer, termometer, gelas piala,

termos, labu ukur, penggiling. Bahan yang digunakan bahan yaitu kulit buah

kakao, starbio, cairan rumen sapi, kertas saring Whatman 41, kain kasa, kertas

aluminium foil, larutan buffer dan gas CO2.

Metode Penelitian

Penelitian di atur menurut Rancangan Acak Lengkap (RAL). Terdiri dari 3

perlakuan yakni lama inkubasi 0, 10, 20 hari dan setiap perlakuan diulang

sebanyak 5 kali. Susunan perlakuan penelitian adalah sebagai berikut :

P0 = Kulit buah Kakao (Kontrol)

P1 = Kulit buah kakao yang di fermentasi dengan starbio 10 hari

P2 = Kulit buah kakao yang di fermentas dengan starbio 20 hari

Page 28: DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS … · Rumusan Masalah Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau merupakan suatu kendala dalam meningkatkan

28

Pelaksanaan Penelitian

Pada penelitian ini limbah kulit kakao disiapkan kemudian dilakukan

pemarutan selanjutnya di tentukan kadar bahan kering kulit buah kakao yang

diperoleh kadar air yang optimum untuk fermentasi. Proses fermentasi dilakukan

dengan menimbang 2,5 kg kulit kakao dalam keadaan segar yang sudah diparut

dan di oven sehingga mendapatkan kadar air 60% (sama dengan 1 Kg bahan

kering kulit kakao) dan dicampurkan dengan starbio dan urea masing-masing 0,6

%. Hasil pencampuran tersebut disimpan dalam wadah nampan sambil dipadatkan

kemudian ditutupi dengan kain kasa dan disimpan untuk proses fermentasi selama

10 hari dan 20 hari. Setelah masa fermentasi berakhir masing-masing perlakuan,

kemudian di ambil sampel lalu dikeringkan dan digiling menjadi halus selanjutnya

diambil sampel untuk kemudian di uji kualitasnya dengan sistem invitro.

Degradasi bahan kering dilakukan dengan metode invitro (Tilley & Terry,

1963) yang dimodifikasi, dengan melakukan pencernaan in vitro tahap I, dengan

cara pertama-tama tabung fermentor masing-masing diisi dengan 0,5 g sampel

dari masing-masing perlakuan dan ulangan, lalu ditambahkan dengan 40 ml

larutan penyanggah dan 10 ml cairan rumen segar atau perbandingan 4:1. Setelah

itu tabung dialiri gas CO2 lalu ditutup dengan karet yang disambungkan ke

syringe 50 ml (digunakan untuk mengamati proses gas selama fermentasi).

Tabung fermentor kemudian dimasukkan ke dalam shaker waterbath pada suhu

390C dan diinkubasi selama 48. Setelah proses fermentasi berakhir syringe dilepas

dari tabung fermentor dan segera diukur pH masing-masing tabung. Pada

Page 29: DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS … · Rumusan Masalah Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau merupakan suatu kendala dalam meningkatkan

29

pengukuran tingkat degradasi dalam sistem rumen, supernatan dibuang dengan

melakukan penyaringan dengan kertas whatman 41. Residu dikeringkan

menggunakan oven pada suhu 1050C selama 24 jam. Pengamatan produksi gas

dilakukan pada 2, 4, 8, 12, 24 dan 48 jam fermentasi (Close dan Menke 1986).

Tingkat degradasi bahan kering dihitung sebagai berikut :

BK asal – (BK residu – BK blanko)

Degradasi BK = x 100%

BK asal

Pengolahan Data

Data yang diperoleh di analisis dengan menggunakan analisis ragam sesuai

dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) (Gazperz, 1991)

Adapun model matematikanya yaitu :

Yij = µ + τί + εij

Keterangan :

Yij = Hasil pengamatan dari perubah ke-I dengan ulangan ke-j.

µ = Rata-rata pengamatan

τί = Pengaruh perlakuan i

εij = Pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

i = 1, 2, dan 3

J = 1, 2, 3, 4 dan 5

Page 30: DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS … · Rumusan Masalah Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau merupakan suatu kendala dalam meningkatkan

30

HASIL DAN PEMBAHASAN

Degradasi Bahan Kering

Pengaruh lama fermentasi pada limbah kulit buah kakao terhadap

kecernaan in vitro bahan kering dapat dilihat pada diagram.

Tabel2 . Degradasi Bahan Kering (%) Sistem Rumen In vitro terhadap Kulit Buah

Kakao yang diberi Perlakuan Berbeda

Ulangan P0 P1 P2

1 35,0 31,0 26,0

2 38,0 29,0 22,0

3 34,0 32,0 20,0

4 30,0 23,0 22,0

5 32,0 25,0 24,0

Rata-Rata ±33.8c

±28.0b

±22.8a

Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan

perbedaan nyata (P<0.05)

Rataan degradasi bahan kering sistem rumen in vitro pada kulit kakao

yang diberi perlakuan penambahan starbio dengan lama waktu fermentasi yang

berbeda dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan

degradasi bahan kering terendah pada P2 dibandingkan dengan perlakuan lainnya.

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa lama waktu fermentasi

berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap degradasi bahan kering. Hal ini diduga

bahwa starter mikroba cenderung menggunakan nutrien yang mudah

terfermentasi. Fardiaz (1992) menyatakan bahwa mikroorganisme akan

menggunakan karbohidrat sebagai sumber energi setelah terlebih dahulu dirombak

Page 31: DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS … · Rumusan Masalah Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau merupakan suatu kendala dalam meningkatkan

31

menjadi glukosa melalui jalur glikolisis sampai akhirnya dihasilkan energi, CO2

dan H2O. Air yang dihasilkan tersebut akan meningkatkan kadar air produk

sehingga mengakibatkan bahan kering produk menurun.

pH

Nilai pH pada kulit buah kakao yang diberi perlakuan berbeda dapat

dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Nilai pH Sistem Rumen In vitro terhadap Kulit Buah Kakao yang

diberi Perlakuan Berbeda

Berdasarkan analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuankombinasi pada

fermentasi limbah kulit buah kakao yang di tambahkan starbiobisa di katakan baik

yang indikasikan nilai pH pada semua perlakuan berada pada kisaran 6,5 sampai

7,0. Nilai pH pada kisaran 6,5-7,0 mempertahankan proses fermentasi dalam

rumen tetap berjalan. Hal ini sesuai dengan pendapat Darwis dan Sakura (1990),

bahwa proses fermentasi di dalam rumen dipertahankan oleh karena adanya

sekresi saliva yang berfungsi mempertahankan nilai pH pada kisaran 6,5 – 7,0.

Kondisi rumen yang anaerob, suhu rumen yang konstan dan adanya kontraksi

6.5506.6006.6506.7006.7506.8006.8506.9006.950

P0 P1 P2

pH

PERLAKUAN

Pengaruh Fermentasi terhadap pH

pH

Page 32: DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS … · Rumusan Masalah Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau merupakan suatu kendala dalam meningkatkan

32

rumen dapat menyebabkan kontak antara enzim dan substrat menjadi meningkat

dan laju pengosongan rumen diatur sedemikian rupa sehingga setiap saat selalu

mempunyai isi.

Produksi Gas

Produksi gas pada kulit buah kakao yang diberi perlakuan berbeda dapat

dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Produksi Gas (ml) Sistem Rumen In vitro terhadap Kulit Buah Kakao

yang diberi Perlakuan Berbeda

Pada gambar di atas terlihat bahwa produksi gas cukup tinggi berada pada

P0 dan berbeda pada P1 dan P2, produksi gas yang tinggi pada P0 sejalan dengan

kecernaan yang tinggi dan nilai pH yang relative lebih rendah. Bila sesuaikan

dengan degradasi bahan kering maka diperkirakan produksi gas telah

dimanfaatkan oleh mikroba dalam rumen.

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

2 4 8 12 24 48

P0

P1

P2

Page 33: DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS … · Rumusan Masalah Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau merupakan suatu kendala dalam meningkatkan

33

Produksi gas ini menjelaskan aktivitas mikroba dalam rumen. Hal ini

sesuai dengan pendapat Ella et al (1997). Produksi gas merupakan hasil proses

fermentasi yang terjadidi dalam rumen yang dapat menunjukkan aktivitas

mikrobia di dalam rumen serta menggambarkan banyaknya bahan organik yang

tercerna. Selain itu produksi gas yang dihasilkan dari pakan yang difermentasi

dapat mencerminkan kualitas pakan tersebut.

Page 34: DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS … · Rumusan Masalah Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau merupakan suatu kendala dalam meningkatkan

34

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kulit buah kakao yang diparut tidak perlu mendapatkan perlakuan

fermentasi , karena nilai kecernaannya berkurang bila melalui fermentasi.

Saran

Diperlukan penelitian lanjutan dengan pemberian langsung pada ternak

ruminansia sebagai perbandingan dan untuk melihat palatabilitasnya.

Page 35: DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS … · Rumusan Masalah Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau merupakan suatu kendala dalam meningkatkan

35

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,

2002.Kakao Rakyat di Lampung Proseding Seminar Nasional

Peternakan dan Veteriner.Puslitbangnak. Diakses pada tanggal 24 Maret

2012 _________

, 2010.Fermentasi Kulit Buah Kakao Untuk Pakan Ternak. Pengkajian

Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Barat.Diakses pada tanggal Maret

24 Maret 2012.

Arora, Sp. 1989. Pencemaran Mikrob pada Ruminansia. Gadjah Mada

UniversityPress : Yogyakarta.Atlas dan Bartha. 1987.

Darwis, A. A. dan E. Sukara. 1990. Teknologi Mikrobial. Departemen P dan K.

Dirjen Pendidikan Tinggi.PAU Bioteknologi.Institut Pertanian Bogor.

Departemen Pertanian. 2007-2009. Statistik Perkebunan Indonesia Kakao. Ditjen

Perkebunan. Jakarta.

Djajanegara, A. dan P. Sitorus. 1983. Problematika pemenfaatan limbah

pertanian untuk makanan ternak. Journal Litbang II : 73

Ella, A. S. Hardjosoewignya, T. R. Wiradaryadan dan M. Winugroho. 1997.

Pengukuran Produksi Gas dari Hasil Proses Fermentasi Beberapa Jenis

Leguminosa Pakan.Dalam : Prosidins Sem. Nas II-INMT Ciawi, Bogor.

Fardiaz S. 1989. Mikrobiologi Pangan. Pusat Antar Universitas. Institut Pertanian

Bogor. Bogor.

Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Gramedia. Jakarta.

Ismail. R, 2011. Percobaan In Vitrohttp://rismanismail2.wordpress.com/

2011/05/25/percobaan-in-vitro/. (3 Maret 2013).

Ismartoyo. 2011. Bahan Ajar Ilmu Nutrisi Ruminansia. Jurusan Nutrisi dan

Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin. Makassar.

Jackson, M.G. 1977.Rice Straw as Livestock Feed World Animal review.

Foodand agriculture Ornanization of The United Nation, rome

Muchtadi, T.R Ayustaningwarno, F. 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan.

Alfabeta. Bandung.

McDonald, P., R.A. Edwards and J.F.D Greenhalgh. 1988. Animal Nutrition.

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. 2004. Panduan Lengkap Budi Daya

Kakao. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Page 36: DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS … · Rumusan Masalah Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau merupakan suatu kendala dalam meningkatkan

36

Rusdi, M. 2000. Kecernaan Bahan Kering In Vitro Silase Rumput Gajah Pada

Berbagai Umur Pemotongan. Fakultas Peternakan Universitas

Hasanuddin, Makassar.

Septian. 2010.Potensi Limbah Kulit Kakao (Theobroma cacao L.) Sebagai Pakan

Ternak Kambing di Propinsi Lampung Melalui Konsep Usaha Integrasi.

Kakao-Kambing

Sihombing.2011. Analisis Usahatani Kakao(Studi Kasus : Desa Kuala Lau Bicik,

Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang).

repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25093/5/Chapter%20I.pdf.

Diakses pada tanggal Maret 28 Maret 2012.

Sulistyaningrum L S. 2008. Optimasi Fermentasi. Fakultas Matimatika Ilmu

Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia.

Sutardi, T. 1977. Ketahanan Protein Bahan Makanan terhadap Degradasi oleh

Mikroba dan Populasi Protozoa Rumen dan Pemanfaatannya bagi

Produktivitas Ternak.Prosiding Seminar Penelitian dan Pengembangan

Peternakan.Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.

Sutardi, T. 1980. Landasan Ilmu Nutrisi. Departemen Ilmu Makanan Ternak.

Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Sutardi, T .1991. Aspekn Nutrisi Sapi Bali.Makalah disampaikan pada seminar

Nasional tentang pengembangan Sapi Bali, Fakultas Peternakan

Universitas Hasanuddin, 2-3 September 1991 Ujung Pandang.

Syahrir 2009. Potensi Daun Murbei dalam Meningkatkan Nilai Guna Jerami Padi

sebagai Pakan Sapi Potong.Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Bogor.

Syamsu JA. 2001. Fermentasi Jerami Padi dengan Probiotik Sebagai Pakan

Ternak Ruminansia. Jurnal Agrista 5(3) : 280-283

Tangdilintin, F. K., 1992, Estimasi Daya Cerna Makanan pada Ternak

Ruminansia dengan Metode In vitro, BIPP. Vol 1 (3) : 37 – 53.

Tilley, J. M.A.and R.A. Terry. 1963. A Two Stage Technique For The In Vitro

Digestion Of Forage Crops. J Brit. Grassaland. Sci 18: 104-144

Ulya, A. 2007.Kajian in vitro mikroba rumen berbagai ternak ruminansia dalam

fermentasi bungkil biji jarak pagar (Jatropha curcas L.).Skripsi. Fakultas

Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Waites, M.J., Morgan, N.L., Rockey, J.S., and Gary Higton (2001).Industrial

Microbiology: An Introduction. USA: Blackwell science.

Page 37: DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS … · Rumusan Masalah Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau merupakan suatu kendala dalam meningkatkan

37

Wawo B. 2010. Mengolah Limbah Kulit Buah Kakao Menjadi Bahan Pakan

Ternak. Penyuluh Pertanian Madya .

Winarno, F. G. dan S. Fardiaz.1989. Mikrobiologi Pangan. Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi PAU Pangan dan Gizi IPB.

Page 38: DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS … · Rumusan Masalah Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau merupakan suatu kendala dalam meningkatkan

38

Lampiran 1.Degradasi Bahan Kering

Descriptives

DBK N Mean Std. Deviation

P0 5 .3380 .03033

P1 5 .2800 .03873

P2 5 .2280 .02280

Total 15 .2820 .05480

ANOVA

DBK

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .030 2 .015 15.449 .000

Within Groups .012 12 .001

Total .042 14

Multiple Comparisons

Dependent Variable:DBK

(I)

perlakua

n

(J)

perlakua

n

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

LSD P0 P1 .05800* .01980 .013 .0149 .1011

P2 .11000* .01980 .000 .0669 .1531

P1 P0 -.05800* .01980 .013 -.1011 -.0149

P2 .05200* .01980 .022 .0089 .0951

P2 P0 -.11000* .01980 .000 -.1531 -.0669

P1 -.05200* .01980 .022 -.0951 -.0089

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 39: DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS … · Rumusan Masalah Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau merupakan suatu kendala dalam meningkatkan

39

DBK

perlakua

n N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3

Duncana P2 5 .2280

P1 5 .2800

P0 5 .3380

Sig. 1.000 1.000 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.

Page 40: DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS … · Rumusan Masalah Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau merupakan suatu kendala dalam meningkatkan

40

Foto-foto Kegiatan Penelitian

Proses Pemarutan Kulit Buah kakao

proses penurunan kadar air sampai 60%

Page 41: DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS … · Rumusan Masalah Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau merupakan suatu kendala dalam meningkatkan

41

Proses Pencampuran starbio dan urea sebanyak 0,6%

Proses Pencampuran starbio dan urea sebanyak 0,6%

Page 42: DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS … · Rumusan Masalah Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau merupakan suatu kendala dalam meningkatkan

42

Penyimpanan didalam wadah nampan

Proses pengiilingan sampel

Page 43: DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS … · Rumusan Masalah Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau merupakan suatu kendala dalam meningkatkan

43

Pengukuran gas

Pengukuran gas

Page 44: DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS … · Rumusan Masalah Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau merupakan suatu kendala dalam meningkatkan

44

Proses analisis invitro

Pengovenan sisa residu

Page 45: DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS … · Rumusan Masalah Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau merupakan suatu kendala dalam meningkatkan

45

Page 46: DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI GAS … · Rumusan Masalah Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau merupakan suatu kendala dalam meningkatkan

46

Penulis dilahirkan di Kab. Mamuju Sulawesi Barat pada

tanggal 29 November 1990 dari ayah yang bernama Nahri.

BA dan ibu bernama Sriwahyuni S.Pd. Penulis merupakan

anak Pertama dari lima bersaudara. Penulis menyelesaikan

pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri No.04Mamuju

pada tahun 1996 dan lulus pada tahun 2002. Kemudian

Penulis melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri No. 1 Mamuju tahun 2002 dan

tamat pada tahun 2005. Penulis melanjutkan pendidikannya di SMU Negeri No.

02 Mamuju di tahun 2005 dan lulus pada tahun 2008. Setelah tamat SMU, penulis

hijrah ke kota Makassar dan diterima di Fakultas peternakan universitas

hasanuddin pada jalur Ujian masuk Bersama (UMB) sebagai mahasiswa program

strata 1 (S-1) pada Jurusan Nutrisi Dan Makanan Ternak Fakultas Universitas

Hasanuddin , makassar. Penulis juga terlibat aktif di lembaga internal mahasiswa

fakultas peternakan diantaranya, sekretaris umum himpunan mahasiswa nutrisi

dan makanan ternak (HUMANIKA – UNHAS) periode 2010-2011, ketua bidang

Kekaryaan Senat Mahasiswa Fakultas Peternakan (SEMA FAPET UH) periode

2011-2013, serta terlibat dalam organisasi ekstra kampus antara lain ketua bidang

pengembangan akademik dan organisasi HmI komisariat peternakan periode

2012-2013.