Upload
hatu
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI
GAS SISTEM RUMEN INVITRO TERHADAP KULIT BUAH
KAKAO ( Theobroma Cacao ) DENGAN LAMA FERMENTASI
YANG BERBEDA
SKRIPSI
OLEH
DAFID INDRAYANTO
I 211 08 271
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
2
DEGRADASI BAHAN KERING, NILAI pH DAN PRODUKSI
GAS SISTEM RUMEN INVITRO TERHADAP KULIT BUAH
KAKAO ( Theobroma Cacao ) DENGAN LAMA FERMENTASI
YANG BERBEDA
OLEH :
DAFID INDRAYANTO
I 211 08 271
Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana pada Fakultas Peternakan
Universitas Hasanuddin
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
3
PERNYATAAN KEASLIAN
1. Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Dafid Indrayanto
Nim : I211 08 271
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa :
a. Karya Skripsi yang saya tulis adalah asli.
b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya skripsi ini, terutama dalam
bab Hasil dan Pembahasan, tidak asli atau plagiasi maka bersedia
dibatalkan dan dikenakan sanksi akademik yang berlaku.
2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat digunakan seperlunya.
Makassar, November 2013
DAFID INDRAYANTO
4
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Skripsi : Degradasi Bahan Kering, Nilai pH Dan Produksi Gas
Sistem Rumen In Vitro Terhadap Kulit Buah Kakao (
Theobroma Cacao ) Dengan Lama Fermentasi Yang
Berbeda
Nama : Dafid Indrayanto
Nim : I 211 08 271
Skripsi ini Telah Diperiksa dan Disetujui oleh :
Dr. Ir. Syahriani Syahrir, M.SiDr. Ir. Harfiah, S,Pt, MP
Pembimbing Utama Pembimbing Anggota
Mengetahui :
Prof. Dr. Ir. H. Syamsuddin Hasan, M.Sc
Dekan
Prof. Dr. Ir. Jasmal A. Syamsu, M.Si
Ketua Jurusan
Tanggal Lulus : November 2013
5
DAFID INDRAYANTO (I 211 08 271). Degradasi Bahan Kering, Nilai pH Dan
Produksi Gas Sistem Rumen In Vitro Terhadap Kulit Buah Kakao ( Theobroma
Cacao ) Dengan Lama Fermentasi Yang Berbeda. Dibawah bimbingan Syahriani
Syahrir sebagai Pembimbing Utama dan Harfiah sebagai Pembimbing Anggota.
ABSTRAK
Kulit kakao merupakan salah satu limbah pertanian yang sangat berpotensi
sebagai bahan pakan. kulit buah kakao merupakan bahan yang berserat tinggi dan
mengandung bahan lignoselulosik, bahan demikian umumnya sudah mengalami
proses lignifikasi lanjut dan selulosanya sudah berbentuk kristal. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh fermentasi kulit buah kakao dengan starbio
terhadap kecernaan in vitro kandungan bahan kering, nilai pH dan produksi gas.
Materi yang digunakan dalam oenelitian ini adalah parut, oven, shaker waterbath,
sumbat karet, tabung fermentor (botol), syringe, cawan porselin, vakum, gelas,
saringan, neraca analitik, magnetik stirer, termometer, gelas piala, termos, labu
ukur, penggiling. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2013 di
Laboratorium Herbivora Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin. Rancangan
yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 3 perlakuan
dan 5 ulangan (Gaspersz, 1991) yaitu P0 = Kulit buah Kakao( Kontrol ), P1 =
Kulit buah kakao yang di fermentasi dengan starbio 10 hari ,P2 = Kulit buah
kakao yang di fermentas dengan starbio 20 hari . Berdasarkan analisis sidik ragam
menunjukkan bahwa lama waktu fermentasi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap
degradasi bahan kering. Produksi gas yang tertinggi diperoleh dari perlakuan P0.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa perlakuan
fermentasi yang semakin lama berdampak pada penurunan degradasi, sehingga
tidak efektif meningkatkan kualitas kulit buah kakao.
Kata Kunci : Kulit Kakao, Starbio dan In Vitro
6
DAFID INDRAYANTO(I 211 08 271). Degradation of Dried Materials, pH
Value and Gas Production of In Vitro Rumen System to Cocoa Skin (Theobroma
Cacao) with Different Fermentation Period. Under the guidance of Syahriani
Syahrir as Main Supervisor and literally as Supervising Member.
Cocoa skin is one of the very potential of agricultural waste as feed material.
Cocoa pods are materials that are high in fiber and contain lignoselulosik
materials, such as materials generally have undergone a process of further
lignification and cellulose are shaped crystals. This study aimed to determine the
effect of fermentation of cocoa pods with starbio the in vitro digestibility of dry
content, pH and gas production. The material used in this study is grate, oven,
water bath shaker, rubber stoppers, tube fermentor (bottle), syringe, porcelain
dish, vacuum, glass, strainer, analytical balances, magnetic stirrer, thermometer,
glass cup ,thermos, flask, grinder. This study was conducted in May and June
2013 in Laboratory ofHerbivores, Animal Science Faculty of Hasanuddin
University. The design was used a completely randomized design (CRD)
consisting of 3 treatments and 5 replications ( Gaspersz, 1991) is P0 = Rind
Cocoa (Control), P1 = Skin fermented cocoa pods with starbio 10 days, P2 = Skin
cocoa pods Fermentas is in the starbio 20 days. Based on the analysis of variance
showed that the long fermentation time significantly (P < 0.05) to the degradation
of dry matter. Highest gas production is obtained from P0 treatment. Based on the
results of research and discussion, it can be concluded that the longer the
fermentation treatment significantly reduced degradation, so it does not
effectively to improve the quality of cocoa pods.
Keywords: Skin Cocoa, Starbio and In Vitro
7
KATA PENGANTAR
Assalamualaimkum wr.wb
Alhamdulillah segala puji bagi ALLAHSWT, shalawat dan salam semoga
selalu tercurah kepada rasulullah MUHAMMAD SAW Beserta keluarganya,
sahabat, dan orang-orang yang mengikuti beliau hingga hari akhir, yang
senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Degradasi Bahan Kering, Nilai pH
Dan Produksi Gas Sistem Rumen Invitro Terhadap Kulit Kakao (Theobroma
Cacao) Dengan Lama Fermentasi Yang Berbeda”. Sebagai salah satu syarat
dalam menyelesaikan studi di jurusan nutrisi dan makanan ternak fakultas
peternakan, universitas hasanuddin..
Meskipun saya sadar bahwa dalam penyelesaian tulisan skripsi ini masih
perlu masukan dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun agar
penulisan berikutnya senantiasa lebih baik lagi. Ini semua adalah mengingat
penulis merupakan manusia biasa yang tidak terlepas dari ke-khilafan dan
kesalahan, tetapi penulis merasa bersyukur dapat menyelesaikan tugas dan
kewajiban sebagaimana mestinya.
Limpahan rasa hormat, kasih saying , cinta dan terima kasih yang tulus
kepada kedua orang tuaku. Ayahanda NAHRI. BAdan ibunda SRI WAHYUNI
S.Pd, serta saudaraku yang selama ini banyak memberikan doa, semangat, kasih
sayang, saran, dan dorongan kepada penulis.
8
Pada kesempatan ini dengan segala keikhlasan dan kerendahan hati penulis
juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang
setinggi- tingginya kepada :
1. Dekan Fakultas Peternakan bapak Prof. Dr. Ir. Syamsuddin Hasan, M.Sc
beserta jajarannya.
2. Ketua Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak Prof. Dr. Ir. Jasmal A. Syamsu,
M.Sc besarta jajarannya
3. Ucapan terima kasih setulus-tulusnya disampaikan dengan hormat kepada Dr.
Ir. Syahriani Syahrir, M.Si selaku pembimbing utama dan Dr. Ir. Harfiah,
S,Pt, MP selaku pembimbing anggota yang penuh ketulusan dan keikhlasan
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, nasehat dan arahan serta
koreksi dalam penyusunan skripsi ini.
4. Kepada Prof. Dr. Ir. laily Agustina, MSselaku penasehat akademik yang
senantiasa membimbing dan mengarahkan selama dalam bangku perkuliahan.
5. Bapak ibu dosen, beserta staf pegawai Fakultas Peternakan yang telah banyak
memberikan pengetahuan, arahan dan bimbingan selama dalam bangku
perkuliahan.
6. Keluarga besar “SPESIES 08” kalian merupakan teman, sahabat bahkan
saudara, terima kasih atas indahnya kebersamaan dalam bingkai kampus
merah ini.
7. Buat teman- teman pengurus HUMANIKA-UH yang dimana penulis pernah
lama berproses dalam ruang kelembagaan mahasiswa, jaga selalu tongkat
estafet kelembagaan mu kawan.
9
8. Buat teman KKN Unhas Gel. 82 Kab. Sidrap Kec. Tellu Limpoe terkhusus
kepada posko BAULAAmrul, Zul, Eko , Ichad, Agung, Yude, Rani, Dan
Fitri semoga apa yang menjadi kebersamaan kita akan selalu ada untuk tetap
menjadikan kita sebagai saudara.
9. Bro Muh. Assakur yang sekaligus menjadi rekan penelitian, karena saling
mengejar dalam menyelesaikan makalahnya .
10. Kepada Rujab Community BTP beserta segala penghuninya yang menjadi
tempat istirahat setiap hari.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis ucapkan satu persatu yang selalu
memberikan doa kepada penulis hingga selesai penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa kepadanya jualah aku kembalikan
segala yang benar dan bersumber padanya segala kesalahan adalah kekhilafan
penulis. Karena kemampuan yang serba terbatas lagipula masih jauh dari
kesempurnaan, segala amal dan bakti dari seluruhnya penulis kembalikan kepada
ALLAH SWT yang membalas dan menilainya, iringan do’a penulis
mengharapkan semoga apa yang dilakukan hambanya dapat diterima disisi
ALLAH SWT. Akhir kata penulis ucapkan banyak terimakasih dan menitip
harapan semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi kita semua. Amin ya rabbal
alamin. ( Yakin Usaha Sampai ).
Makassar,November 2013
Penulis
DAFTAR ISI
10
Halaman
HALAMAN SAMPUL ............................................................................. i
HALAMAN JUDUL ................................................................................ ii
PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iv
ABSTRAK ................................................................................................ v
ABSTRACT .............................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .............................................................................. vii
DAFTAR ISI ............................................................................................. x
DAFTAR TABEL .................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiv
PENDAHULUAN
Latar Belakang .......................................................................... 1
Rumusan Masalah ..................................................................... 2
Tujuan Penelitian ...................................................................... 2
Hipotesis .................................................................................. 3
Tujuan dan Kegunaan ............................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA
Gambaran Umum Tentang Kakao ............................................ 4
Potensi Limbah Kulit Kakao Sebagai Pakan Ternak ................ 5
Teknologi Fermentasi Dalam Bidang Peternakan .................... 8
Produksi Gas Pada Fermentasi Limbah Kulit Buah Kakao ...... 10
Degradasi Bahan Kering ........................................................... 10
METODE PENELITIAN
11
Waktu dan Tempat .................................................................... 13
Materi Penelitian ....................................................................... 13
Metode Penelitian ..................................................................... 13
Pelaksanaan Penelitian ............................................................. 14
Pengolahan Data ....................................................................... 15
HASIL DAN PEMBAHASAN
Degradasi Bahan Kering ........................................................... 16
pH ............................................................................................. 17
Produksi Gas ............................................................................. 18
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ............................................................................. 20
Saran ........................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 21
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
12
No. Halaman
Teks
1. Kandungan Nutrisi Kulit Buah Kakao ................................................. 7
2. Degradasi Bahan Kering System Rumen In Vitro Terhadap
Kulit Buah Kakao Yang Di Beri Perlakuan berbeda .......................... 16
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
13
Teks
1. Bagian- bagian buah kakao .................................................................. 6
2. Nilai pH System Rumen Invitro Terhadap Kulit Buah Kakao
Yang Diberi Perlakuan Berbeda........................................................... 17
3. Produksi gas system rumen invitro terhadap kulit buah kakao
yang di beri perlakuan berbeda ............................................................ 18
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
14
Teks
1. Degradasi Bahan Kering ..................................................................... 24
2. Foto-foto kegiatan selama penelitian ................................................... 26
PENDAHULUAN
15
Latar Belakang
Pakan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha peternakan,
karena lebih dari separuh biaya produksi digunakan untuk memenuhi kebutuhan
pakan.Oleh karena itu penyediaan pakan harus diusahakan dengan biaya murah,
mudah di peroleh dan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia.Hijauan
merupakan salah satu makanan utama bagi ternak.Akan tetapi karena
penyediaannya secara kontinyu mengalami beberapa hambatan, maka perlu dicari
alternatif pemecahannya. Hal ini akan berhubungan dengan kualitas pakan hijauan
yang pada gilirannya akan mempengaruhi produksi ternak. Kebutuhan hijauan
kadang-kadang sulit dipenuhi, oleh karena semakin sempitnya lahan untuk
penanaman hijauan.Akibatnya ketersediaan pakan semakin menipis.Salah satu
alternatif menanggulangi masalah ketersediaan pakan adalah dengan
memanfaatkan limbah pertanian/peternakan ataupun limbah industri.
Kasus penanganan limbah pertanian dan perkebunan sampai saat ini masih
merupakan kendala dalam program penanganan limbah di tingkat petani.Masalah
ini di antaranya adalah keterbatasan waktu, tenaga kerja, maupun keterbatasan
areal pembuangan. Di samping itu limbah pertanian dan perkebunan belum
banyak dimanfaatkan walaupun dalam beberapa kondisi memiliki potensi sebagai
bahan pakan ternak maupun bahan baku pembuatan kompos, sehingga perlu
dilakukan penelitian dalam mendukung program pemanfaatan limbah potensial.
Limbah kulit kakao masih banyak dibuang oleh petani, justru berpotensial
sebagai sumber pakan. Di beberapa lokasi limbah kulit kakao sudah digunakan
16
oleh peternak kambing sebagai bahan pakan yang memberikan keuntungan bagi
peternak(Septian, 2010).
Salah satu limbah pertanian yang dapat di manfaatkan sebagai pakan
ternak adalah kulit buah kakao merupakan bahan yang berserat tinggi dan
mengandung bahan lignoselulosik, bahan demikian umumnya sudah mengalami
proses lignifikasi lanjut dan selulosanya sudah berbentuk kristal (Jackson, 1977).
Adanya keterbatasan tersebut menyebabkan mikroorganisme rumen dan enzim
pencernaan sulit untuk mencernanya. Pemberian perlakuan dengan starbio pada
kulit buah kakao sebelum diberikan kepada ternak diharapkan dapat
meningkatkan nilai nutrisi, dan menurunkan kadar lignin. Sehingga dibutuhkan
perlakuan tambahan yang salah satunya dengan fermentasi yang diduga dapat
meningkatkan kualitas pakan ternak.
Rumusan Masalah
Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau
merupakan suatu kendala dalam meningkatkan produktivitas ternak,salah satu
upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan memanfaatkan limbah-limbah agro
industri seperti limbah kulit kakao. Penggunaan limbah kulit kakao secara
langsung atau sebagai pakan tunggal tidak dapat memenuhi pasokan nutrisi yang
dibutuhkan ternak. Salah satu yang dapat dilakukan adalah pengolahan limbah
kulit kakao dengan perlakuan fermentasi.
Hipotesis
17
Diduga bahwa semakin lama fermentasi kulit buah kakao menggunakan
starbio akan meningkatkan kualitasnya, hal ini di indikasikan dengan kecernaan
bahan kering yang lebih tinggi, nilai pH yang lebih rendah, serta produksi gas
yang lebih tinggi dalam sistem rumen invitro.
Tujuan dan Kegunaan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama fermentasi
kulit buah kakao dengan fermentasi starbio terhadap kecernaan bahan kering, nilai
pH dan produksi gas secara in vitro.
Kegunaan penelitian ini adalah agar dapat mengetahui kemampuan starbio
dalam meningkatkan kecernaan bahan kering secara in vitro pada kulit buah kakao
dan lama inkubasi terbaik yang dapat memberikan hasil fermentasi optimal.
TINJAUAN PUSTAKA
18
Gambaran Umum Tentang Kakao
Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu tanaman
yang mempunyai nilai ekonomis, yang berasal dari Meksiko Selatan yaitu
Lembah Ceper Amazon.Tanaman kakao pertama kali masuk ke Indonesia pada
tahun 1560 ke daerah Sulawasi Selatan yang di bawa oleh orang-orang Spanyol.
Jenis kakao yang pertama masuk adalah Criollo Venezuela yang di datangkan dari
Philipina.
Menurut pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (2004), sistematika
tanaman kakao (Theobroma cacao L.) adalah sebagai berikut :
Divisio : Spermatophyta
Sub division : Angiospermae
Class : Dcotyledoneae
Ordo : Malvales
Family : Sterculiaceae
Genus : Theobroma
Species : Theobroma cacao L.
Kulit buah kakao, memiliki peranan yang penting dan berpotensi dalam
penyediaan pakan ternak ruminansia khususnya kambing terutama pada musim
kemarau. Pemanfaatan kulit buah kakao sebagai pakan ternak dapat segar maupun
dalam bentuk tepung setelah diolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kulit
buah kakao segar yang dikeringkan dengan sinar matahari kemudian dicincang
selanjutnya dapat digunakan sebagai pakan ternak (Sihombing, 2011).
Potensi Limbah Kulit Kakao Sebagai Pakan Ternak
19
Dewasa ini sebagian besar limbah pertanian di manfaatkan sebagai
makanan ternak, walaupun demikian masih banyak yang belum di manfaatkan
hambatan yang sering dialami karena kualitas bahan rendah dan ketersediaannya
sangat bervariasi (Djajanegara dan sitorus, 1983). Beberapa jenis limbah tanaman
perkebunan yang selama ini belum banyak dimanfaatkan antara lain biji kapas,
kulit buah kakao, serat sawit, dan lumpur sawit (Sutardi,1991).
Indonesia merupakan negara penghasil kakao terbesar ketiga di
dunia.Produsen kakao terbesar dunia adalah Pantai Gading dan Ghana.Meski
Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan kakao dengan dukungan
kondisi alam yang sangat memadai, namun produktivitas kakao di Indonesia
masih jauh di bawah negara-negara penghasil kakao terbesar. Prospek pasar
industri kakao sebenarnya cukup besar. Namun, Indonesia belum memanfaatkan
potensi tersebut.Perlu strategi industri dan pemasaran terintegrasi untuk
meningkatkan produksi dan memperluas pasar kakao Indonesia.Bila ini dilakukan,
Indonesia bisa menjadi pemimpin pasar kakao di dunia (Anonim, 2002).
Luas perkebunan kakao di Indonesia terus meningkat pada tahun 2007 luas
perkebunan kakao di Indonesia mencapai 1.379.279 Ha.Luas perkebunan ini
mengalami pertumbuhan sebesar 6.8 persen menjadi 1.473.259 Ha.Luas
perkebunan kakao kembali bertambah menjadi 1.592.982 Ha atau tumbuh 8.1
persen pada tahun berikutnya. Secara rata-rata pertumbuhan luas perkebunan
kakao di Indonesia dari tahun 2006 hingga tahun 2009 adalah 8.1 persen.
Perkebunan kakao di Indonesia didominasi oleh perkebunan rakyat yakni
perkebunan yang dimiliki masyarakat. Kepemilikan perkebunan ini rata-rata per
petani sangat kecil yakni 1 Ha per petani. Luas perkebunan kakao yang dimiliki
20
masyarakat sekitar 92,7 persen dari luas total perkebunan kakao di Indonesia pada
tahun 2009 yang mencapai 1.592.982 Ha. Beberapa wilayah pengembangan lahan
perkebunan kakao di Indonesia yang potensial adalah di Kaltim, Sulteng, Sultra,
Maluku, dan Papua dengan luas sekitar 6 juta hektar (Deptan, 2007-2009).
Sulawesi Selatan merupakan salah satu daerah penghasil kakao di
Indonesia. Kakao termasuk salah satu komoditas andalan daerah, penyumbang
utama perekonomian, penopang pembangunan. Luas areal pertanaman kakao di
Sulawesi Selatan sekitar 115.098 ha, melibatkan 154.697 KK petani (Anonim,
2010), suatu jumlah yang cukup besar. Hampir 60 % luas pertanaman kakao
dijumpai di daerah Mamuju, Polmas, dan Luwu. Pada ketiga daerah inilah
pemerintah daerah mencanangkan pengembangan kakao melalui program
pengembangan kawasan yang dikenal dengan istilah Mandalu (Mandar-Luwu).
Gambar 1:
Gambar 1. Bagian-bagian buah kakao
Tabel 1. Kandungan Nutrisi Kulit Buah Kakao.
21
Komposisi Nutrisi Jumlah %
Wawo (2010) Amirroenas (1990)
Bahan Kering 88 91.33
Protein Kasar 8 9.71
Lemak - 0.90
Serat Kasar 40.1 40.33
Abu - 14.80
Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen - 34,26
Total Digestibel Nutrition 50.8 46.00
Acid Deterjen Fiber - 65.12
Neutral Deterjen Fiber - 66.26
Hemiselulosa - 1.14
Selulosa - 37.17
Silika - 0.17
Lignin - 27.95
Kulit buah kakao memiliki peran yang cukup penting dan berpotensi
dalam penyediaan pakan ternak ruminansia terutama pada musim kemarau.
Pemanfaatan kulit buah kakao sebagai pakan ternak dapat diberikan dalam bentuk
segar maupun dalam bentuk tepung setelah diolah. Dari hasil penelitian yang
dilakukan pada ternak domba, bahwa penggunaan kulit buah kakao dapat
digunakan sebagai substitusi suplemen sebanyak 15 % atau 5 % dari
ransum.Sebelum digunakan sebagai pakan ternak, limbah kulit buah kakao perlu
difermentasikan terlebih dahulu untuk menurunkan kadar lignin yang sulit dicerna
22
oleh hewan dan untuk meningkatkan kadar protein dari 6-8 % menjadi 12-15 %.
Pemberian kulit buah kakao yang telah diproses pada ternak sapi dapat
meningkatkan berat badan sapi sebesar 0,9 kg/ hari (Wawo, 2010).
Teknologi Fermentasi dalam Bidang Peternakan
Fermentasi merupakan suatu cara untuk mengubah substrat menjadi
produk tertentu yang dikehendaki dengan menggunakan bantuan mikroba.
Produk-produk tersebut biasanya dimanfatkan sebagai minuman atau makanan.
Fermentasi suatu cara telah dikenal dan digunakan sejak lama sejak jaman kuno.
Sebagai suatu proses fermentasi memerlukan mikroba sebagai inokulum, tempat
(wadah) untuk menjamin proses fermentasi berlangsung dengan optimal, substrat
sebagai tempat tumbuh (medium) dan sumber nutrisi bagi mikroba (Waites 2001).
Penambahan bahan-bahan nutrient kedalam media fermentasi dapat
menyokong dan merangsang pertumbuhan mikroorganisme. Salah satu bahan
yang dapat digunakan sebagai sumber nitrogen pada proses fermentasi adalah
urea. Urea yang ditambahkan kedalam medium fermentasi akan diuraikan oleh
urease menjadi ammonia dan karbondioksida selanjutnya aman digunakan untuk
pembentukan asam amino (Fardiaz, 1989).
Proses fermentasi bahan pakan oleh mikroorganisme menyebabkan
perubahan-perubahan yang menguntungkan seperti memperbaiki mutu bahan
pakan baik dari aspek gizi maupun daya cerna serta meningkatkan daya
simpannya. Produk fermentasi biasanya mempunyai nilai nutrisi yang lebih tinggi
daripada bahan aslinya karena adanya enzim yang dihasilkan dari mikroba itu
sendiri (Winarno dan Fardiaz, 1989).
23
Mikroba yang banyak digunakan dalam proses fermentasi antara lain
khamir, kapang dan bekteri. Kemajuan dalam bidang teknologi fermentasi telah
memungkinkan manusia untuk memproduki berbagai produk yang tidak dapat
atau sulit diproduksi melalui proses kimia. Teknologi fermentasi merupakan salah
satu upaya manusia dalam memanfaatkan bahan-bahan yang berharga relatif
murah bahkan kurang berharga menjadi produk yang bernilai ekonomi tinggi dan
berguna bagi kesejahteraan hidup manusia (Sulistyaningrum, 2008).
Hasil fermentasi diperoleh sebagai akibat metabolisme mikroba-mikroba
pada suatu bahan pangan dalam keadaan anaerob.Mikroba yang melakukan
fermentasi membutuhkan energi yang umumnya diperoleh dari glukosa. Dalam
keadaan aerob, mikroba mengubah glukosa menjadi air, CO2 dan energi (ATP).
Beberapa mikroba hanya dapat melangsungkan metabolisme dalam keadaan
anaerob dan hasilnya adalah substrat yang setengah terurai.Hasil penguraiannya
adalah air, CO2, energi dan sejumlah asam organik lainnya, seperti asam laktat,
asam asetat, etanol serta bahan-bahan organik yang mudah menguap.
Perkembangan mikroba-mikroba dalam keadaan anaerob biasanya dicirikan
sebagai proses fermentasi (Muchtadi dan Ayustaningwarno 2010).
Dalam penelitian yang dilakukan Syamsu (2001) dengan menggunakan
starbio 0.6% pada jerami padi menunjukkan bahwa komposisi nutrien jerami padi
mengalami peningkatan kualitas dibanding jerami yang tidak difermentasi.
Komposisi serat jerami padi tanpa fermentasi nyata lebih tinggi dibandingkan
jerami yang difermentasi dengan starbio. Jerami yang difermentasi dengan starbio
juga mengalami peningkatan kandungan protein kasar.
24
Produksi Gas Pada Fermentasi Limbah Kulit Kakao
Metode pengukuran gas (gas test) digunakan untuk mengevaluasi nilai
nutrisi pakan dan kecernaan bahan organik serta energi metabolis yang
terkandung dalam pakan. Metode ini menggunakan syringe atau Gas Measuring
Cylinder yang mengutamakan produk fermentasi. Metode gas in vitro ini lebih
efisien bila dibandingkan dengan metode in sacco dalam mengevaluasi efek dari
zat anti nutrisi. Metode pengukuran gas tidak memerlukan peralatan yang rumit
atau ternak yang terlalu banyak, membantu dalam pemilihan pakan yang
berkualitas tidak hanya berdasarkan kecernaan bahan kering akan tetapi juga
dengan sintesis mikroba. Hasil dari metode ini didapatkan berdasarkan produksi
gas CO2 dan CH4 yang berasal dari proses fermentasi pakan dalam cairan rumen
(Ismail, 2011).
Degradasi Bahan Kering
Rumen mengandung banyak tipe bakteri, protozoa, dan jamur. Beberapa
spesies mikroba rumen mampu menghasilkan enzim selulase dan hemiselulase
yang dapat menghidrolisa isi sel dan dinding sel tanaman pakan. Degradasi pakan
oleh ternak ruminansia dilakukan di dalam rumen dan sebagian besar kebutuhan
zat makanan ternak ruminansia merupakan hasil degradasi sel tanaman pakan
oleh mikroba rumen (Ismartoyo,2011).
Bahan kering terdiri dari abu (mineral) dan bahan organik, seperti protein
kasar, lemak kasar dan karbohidrat.Tingkat kecernaan zat-zat makanan dari suatu
pakan menunjukkan kualitas dari pakan tersebut. Dengan demikian degradasi
bahan keringdapat dijadikan sebagai salah satuindicator untuk menentukan
25
kualitas pakan. Nilai dari degradasi bahan kering menunjukkan besarnya zat
makanan dalam pakan dapat dimanfaatkan oleh mikroba rumen (Sutardi,
1980).Degradasi bahan kering tidak dipengaruhi oleh perbedaan cairan rumen
(Ulya, 2007).
Tingkat degradasi pakan dapat digunakan sebagai indikator kualitas pakan.
Semakin tinggi dekradasi bahan kering dan bahan organik pakan maka semakin
tinggi nutrien yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ternak
(Syahrir, 2009).
KecernaanIn Vitro
Kecernaan adalah bagian dari nutrien yang tidak diekskresikan dalam
fesesmelainkan diasumsikan sebagai nutrien yang diserap tubuh ternak.Bahan
pakanyang baik adalah bahan pakan yang memiliki kecernaan tinggi sehingga
dapatmeningkatkan konsumsi pakan, dan kebutuhan nutrien ternak dapat
terpenuhi,sehingga produksi ternak dapat mencapai optimal (McDonald, et al.,
1988).
In vitro adalah suatu kegiatan yang dilakukan di luar tubuh ternak dengan
mengikuti keadaan yang sesungguhnya pada ternak tersebut, Sehingga secara
tidak langsung kita dapat mengamati kegiatan yang terjadi di dalam rumen dengan
carain vitro (Arora, 1989). Kondisi yang dapat dimodifikasi dalam hal ini antara
lain penggunaan larutan penyangga dan media nutrisi, bejana fermentasi,
pengadukan danfase gas, suhu fermentasi, pH optimum, sumber inokulum,
kondisi anaerob, periodewaktu fermentasi serta akhir proses fermentasi.Teknik
kecernaan in vitro memiliki keuntungan yaitu cepat, murah, dan prediksi tepat
dibandingkan in vivo yang biasanya untuk kecernaan ruminansia. Menurut
26
Kamaruddin dan Sutardi (1977) pada proses in vitro penggunaan waktuinkubasi
24 jam dengan pertimbangan praktis dan untuk memperkecil keragamanhasil
fermentasi karena pengukuran yang diperoleh dari hasil fermentasi
yanginkubasinya terlalu pendek cenderung besar keragamannya.
Kelebihan metode in vitro adalah : hasil penelitian dapat diperoleh dalam
waktu singkat beberapa bahan makanan yang tidak dapat diberikan secara tunggal
pada hewan, kecernaannya dapat diteliti dengan metode in vitro,tidak diperlukan
pengumpulan feses atau sisa makanan, sehingga dapat menghemat waktu, tenaga
dan biaya. Sedangkan kekurangannya adalah menggunakan waktu standar,
padahal lamanya waktu bahan makanan berada dalam rumen bervariasi menurut
jenis dan bentuk makanan, tidak terjadi penyerapan zat-zat makanan seperti yang
terjadi pada hewan hidup (Tangdilintin, 1992).
27
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Penelitian iniakan dilakukan pada bulan Mei 2013 sampai Juni 2013.
Penelitian dimulai dari penyiapan bahan baku berupa kulit buah kakao, melakukan
proses fermentasi di Laboratorium, Herbivora Fakultas Peternakan Universitas
Hasanuddin dan selanjutnya melakukan analisa degradasi bahan kering, nilai pH
dan prosuksi gas secara in vitro di Laboratorium Herbivora Fakultas Peternakan
Universitas Hasanuddin, Makassar.
Materi Penelitian
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah parut, oven, shaker
waterbath, sumbat karet, tabung fermentor (botol), syringe, cawan porselin,
vakum, gelas, saringan, neraca analitik, magnetik stirer, termometer, gelas piala,
termos, labu ukur, penggiling. Bahan yang digunakan bahan yaitu kulit buah
kakao, starbio, cairan rumen sapi, kertas saring Whatman 41, kain kasa, kertas
aluminium foil, larutan buffer dan gas CO2.
Metode Penelitian
Penelitian di atur menurut Rancangan Acak Lengkap (RAL). Terdiri dari 3
perlakuan yakni lama inkubasi 0, 10, 20 hari dan setiap perlakuan diulang
sebanyak 5 kali. Susunan perlakuan penelitian adalah sebagai berikut :
P0 = Kulit buah Kakao (Kontrol)
P1 = Kulit buah kakao yang di fermentasi dengan starbio 10 hari
P2 = Kulit buah kakao yang di fermentas dengan starbio 20 hari
28
Pelaksanaan Penelitian
Pada penelitian ini limbah kulit kakao disiapkan kemudian dilakukan
pemarutan selanjutnya di tentukan kadar bahan kering kulit buah kakao yang
diperoleh kadar air yang optimum untuk fermentasi. Proses fermentasi dilakukan
dengan menimbang 2,5 kg kulit kakao dalam keadaan segar yang sudah diparut
dan di oven sehingga mendapatkan kadar air 60% (sama dengan 1 Kg bahan
kering kulit kakao) dan dicampurkan dengan starbio dan urea masing-masing 0,6
%. Hasil pencampuran tersebut disimpan dalam wadah nampan sambil dipadatkan
kemudian ditutupi dengan kain kasa dan disimpan untuk proses fermentasi selama
10 hari dan 20 hari. Setelah masa fermentasi berakhir masing-masing perlakuan,
kemudian di ambil sampel lalu dikeringkan dan digiling menjadi halus selanjutnya
diambil sampel untuk kemudian di uji kualitasnya dengan sistem invitro.
Degradasi bahan kering dilakukan dengan metode invitro (Tilley & Terry,
1963) yang dimodifikasi, dengan melakukan pencernaan in vitro tahap I, dengan
cara pertama-tama tabung fermentor masing-masing diisi dengan 0,5 g sampel
dari masing-masing perlakuan dan ulangan, lalu ditambahkan dengan 40 ml
larutan penyanggah dan 10 ml cairan rumen segar atau perbandingan 4:1. Setelah
itu tabung dialiri gas CO2 lalu ditutup dengan karet yang disambungkan ke
syringe 50 ml (digunakan untuk mengamati proses gas selama fermentasi).
Tabung fermentor kemudian dimasukkan ke dalam shaker waterbath pada suhu
390C dan diinkubasi selama 48. Setelah proses fermentasi berakhir syringe dilepas
dari tabung fermentor dan segera diukur pH masing-masing tabung. Pada
29
pengukuran tingkat degradasi dalam sistem rumen, supernatan dibuang dengan
melakukan penyaringan dengan kertas whatman 41. Residu dikeringkan
menggunakan oven pada suhu 1050C selama 24 jam. Pengamatan produksi gas
dilakukan pada 2, 4, 8, 12, 24 dan 48 jam fermentasi (Close dan Menke 1986).
Tingkat degradasi bahan kering dihitung sebagai berikut :
BK asal – (BK residu – BK blanko)
Degradasi BK = x 100%
BK asal
Pengolahan Data
Data yang diperoleh di analisis dengan menggunakan analisis ragam sesuai
dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) (Gazperz, 1991)
Adapun model matematikanya yaitu :
Yij = µ + τί + εij
Keterangan :
Yij = Hasil pengamatan dari perubah ke-I dengan ulangan ke-j.
µ = Rata-rata pengamatan
τί = Pengaruh perlakuan i
εij = Pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
i = 1, 2, dan 3
J = 1, 2, 3, 4 dan 5
30
HASIL DAN PEMBAHASAN
Degradasi Bahan Kering
Pengaruh lama fermentasi pada limbah kulit buah kakao terhadap
kecernaan in vitro bahan kering dapat dilihat pada diagram.
Tabel2 . Degradasi Bahan Kering (%) Sistem Rumen In vitro terhadap Kulit Buah
Kakao yang diberi Perlakuan Berbeda
Ulangan P0 P1 P2
1 35,0 31,0 26,0
2 38,0 29,0 22,0
3 34,0 32,0 20,0
4 30,0 23,0 22,0
5 32,0 25,0 24,0
Rata-Rata ±33.8c
±28.0b
±22.8a
Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan
perbedaan nyata (P<0.05)
Rataan degradasi bahan kering sistem rumen in vitro pada kulit kakao
yang diberi perlakuan penambahan starbio dengan lama waktu fermentasi yang
berbeda dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan
degradasi bahan kering terendah pada P2 dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa lama waktu fermentasi
berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap degradasi bahan kering. Hal ini diduga
bahwa starter mikroba cenderung menggunakan nutrien yang mudah
terfermentasi. Fardiaz (1992) menyatakan bahwa mikroorganisme akan
menggunakan karbohidrat sebagai sumber energi setelah terlebih dahulu dirombak
31
menjadi glukosa melalui jalur glikolisis sampai akhirnya dihasilkan energi, CO2
dan H2O. Air yang dihasilkan tersebut akan meningkatkan kadar air produk
sehingga mengakibatkan bahan kering produk menurun.
pH
Nilai pH pada kulit buah kakao yang diberi perlakuan berbeda dapat
dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Nilai pH Sistem Rumen In vitro terhadap Kulit Buah Kakao yang
diberi Perlakuan Berbeda
Berdasarkan analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuankombinasi pada
fermentasi limbah kulit buah kakao yang di tambahkan starbiobisa di katakan baik
yang indikasikan nilai pH pada semua perlakuan berada pada kisaran 6,5 sampai
7,0. Nilai pH pada kisaran 6,5-7,0 mempertahankan proses fermentasi dalam
rumen tetap berjalan. Hal ini sesuai dengan pendapat Darwis dan Sakura (1990),
bahwa proses fermentasi di dalam rumen dipertahankan oleh karena adanya
sekresi saliva yang berfungsi mempertahankan nilai pH pada kisaran 6,5 – 7,0.
Kondisi rumen yang anaerob, suhu rumen yang konstan dan adanya kontraksi
6.5506.6006.6506.7006.7506.8006.8506.9006.950
P0 P1 P2
pH
PERLAKUAN
Pengaruh Fermentasi terhadap pH
pH
32
rumen dapat menyebabkan kontak antara enzim dan substrat menjadi meningkat
dan laju pengosongan rumen diatur sedemikian rupa sehingga setiap saat selalu
mempunyai isi.
Produksi Gas
Produksi gas pada kulit buah kakao yang diberi perlakuan berbeda dapat
dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Produksi Gas (ml) Sistem Rumen In vitro terhadap Kulit Buah Kakao
yang diberi Perlakuan Berbeda
Pada gambar di atas terlihat bahwa produksi gas cukup tinggi berada pada
P0 dan berbeda pada P1 dan P2, produksi gas yang tinggi pada P0 sejalan dengan
kecernaan yang tinggi dan nilai pH yang relative lebih rendah. Bila sesuaikan
dengan degradasi bahan kering maka diperkirakan produksi gas telah
dimanfaatkan oleh mikroba dalam rumen.
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
2 4 8 12 24 48
P0
P1
P2
33
Produksi gas ini menjelaskan aktivitas mikroba dalam rumen. Hal ini
sesuai dengan pendapat Ella et al (1997). Produksi gas merupakan hasil proses
fermentasi yang terjadidi dalam rumen yang dapat menunjukkan aktivitas
mikrobia di dalam rumen serta menggambarkan banyaknya bahan organik yang
tercerna. Selain itu produksi gas yang dihasilkan dari pakan yang difermentasi
dapat mencerminkan kualitas pakan tersebut.
34
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kulit buah kakao yang diparut tidak perlu mendapatkan perlakuan
fermentasi , karena nilai kecernaannya berkurang bila melalui fermentasi.
Saran
Diperlukan penelitian lanjutan dengan pemberian langsung pada ternak
ruminansia sebagai perbandingan dan untuk melihat palatabilitasnya.
35
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
2002.Kakao Rakyat di Lampung Proseding Seminar Nasional
Peternakan dan Veteriner.Puslitbangnak. Diakses pada tanggal 24 Maret
2012 _________
, 2010.Fermentasi Kulit Buah Kakao Untuk Pakan Ternak. Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Barat.Diakses pada tanggal Maret
24 Maret 2012.
Arora, Sp. 1989. Pencemaran Mikrob pada Ruminansia. Gadjah Mada
UniversityPress : Yogyakarta.Atlas dan Bartha. 1987.
Darwis, A. A. dan E. Sukara. 1990. Teknologi Mikrobial. Departemen P dan K.
Dirjen Pendidikan Tinggi.PAU Bioteknologi.Institut Pertanian Bogor.
Departemen Pertanian. 2007-2009. Statistik Perkebunan Indonesia Kakao. Ditjen
Perkebunan. Jakarta.
Djajanegara, A. dan P. Sitorus. 1983. Problematika pemenfaatan limbah
pertanian untuk makanan ternak. Journal Litbang II : 73
Ella, A. S. Hardjosoewignya, T. R. Wiradaryadan dan M. Winugroho. 1997.
Pengukuran Produksi Gas dari Hasil Proses Fermentasi Beberapa Jenis
Leguminosa Pakan.Dalam : Prosidins Sem. Nas II-INMT Ciawi, Bogor.
Fardiaz S. 1989. Mikrobiologi Pangan. Pusat Antar Universitas. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Gramedia. Jakarta.
Ismail. R, 2011. Percobaan In Vitrohttp://rismanismail2.wordpress.com/
2011/05/25/percobaan-in-vitro/. (3 Maret 2013).
Ismartoyo. 2011. Bahan Ajar Ilmu Nutrisi Ruminansia. Jurusan Nutrisi dan
Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin. Makassar.
Jackson, M.G. 1977.Rice Straw as Livestock Feed World Animal review.
Foodand agriculture Ornanization of The United Nation, rome
Muchtadi, T.R Ayustaningwarno, F. 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan.
Alfabeta. Bandung.
McDonald, P., R.A. Edwards and J.F.D Greenhalgh. 1988. Animal Nutrition.
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. 2004. Panduan Lengkap Budi Daya
Kakao. Agromedia Pustaka, Jakarta.
36
Rusdi, M. 2000. Kecernaan Bahan Kering In Vitro Silase Rumput Gajah Pada
Berbagai Umur Pemotongan. Fakultas Peternakan Universitas
Hasanuddin, Makassar.
Septian. 2010.Potensi Limbah Kulit Kakao (Theobroma cacao L.) Sebagai Pakan
Ternak Kambing di Propinsi Lampung Melalui Konsep Usaha Integrasi.
Kakao-Kambing
Sihombing.2011. Analisis Usahatani Kakao(Studi Kasus : Desa Kuala Lau Bicik,
Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang).
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25093/5/Chapter%20I.pdf.
Diakses pada tanggal Maret 28 Maret 2012.
Sulistyaningrum L S. 2008. Optimasi Fermentasi. Fakultas Matimatika Ilmu
Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia.
Sutardi, T. 1977. Ketahanan Protein Bahan Makanan terhadap Degradasi oleh
Mikroba dan Populasi Protozoa Rumen dan Pemanfaatannya bagi
Produktivitas Ternak.Prosiding Seminar Penelitian dan Pengembangan
Peternakan.Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.
Sutardi, T. 1980. Landasan Ilmu Nutrisi. Departemen Ilmu Makanan Ternak.
Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sutardi, T .1991. Aspekn Nutrisi Sapi Bali.Makalah disampaikan pada seminar
Nasional tentang pengembangan Sapi Bali, Fakultas Peternakan
Universitas Hasanuddin, 2-3 September 1991 Ujung Pandang.
Syahrir 2009. Potensi Daun Murbei dalam Meningkatkan Nilai Guna Jerami Padi
sebagai Pakan Sapi Potong.Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Syamsu JA. 2001. Fermentasi Jerami Padi dengan Probiotik Sebagai Pakan
Ternak Ruminansia. Jurnal Agrista 5(3) : 280-283
Tangdilintin, F. K., 1992, Estimasi Daya Cerna Makanan pada Ternak
Ruminansia dengan Metode In vitro, BIPP. Vol 1 (3) : 37 – 53.
Tilley, J. M.A.and R.A. Terry. 1963. A Two Stage Technique For The In Vitro
Digestion Of Forage Crops. J Brit. Grassaland. Sci 18: 104-144
Ulya, A. 2007.Kajian in vitro mikroba rumen berbagai ternak ruminansia dalam
fermentasi bungkil biji jarak pagar (Jatropha curcas L.).Skripsi. Fakultas
Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Waites, M.J., Morgan, N.L., Rockey, J.S., and Gary Higton (2001).Industrial
Microbiology: An Introduction. USA: Blackwell science.
37
Wawo B. 2010. Mengolah Limbah Kulit Buah Kakao Menjadi Bahan Pakan
Ternak. Penyuluh Pertanian Madya .
Winarno, F. G. dan S. Fardiaz.1989. Mikrobiologi Pangan. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi PAU Pangan dan Gizi IPB.
38
Lampiran 1.Degradasi Bahan Kering
Descriptives
DBK N Mean Std. Deviation
P0 5 .3380 .03033
P1 5 .2800 .03873
P2 5 .2280 .02280
Total 15 .2820 .05480
ANOVA
DBK
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .030 2 .015 15.449 .000
Within Groups .012 12 .001
Total .042 14
Multiple Comparisons
Dependent Variable:DBK
(I)
perlakua
n
(J)
perlakua
n
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
LSD P0 P1 .05800* .01980 .013 .0149 .1011
P2 .11000* .01980 .000 .0669 .1531
P1 P0 -.05800* .01980 .013 -.1011 -.0149
P2 .05200* .01980 .022 .0089 .0951
P2 P0 -.11000* .01980 .000 -.1531 -.0669
P1 -.05200* .01980 .022 -.0951 -.0089
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
39
DBK
perlakua
n N
Subset for alpha = 0.05
1 2 3
Duncana P2 5 .2280
P1 5 .2800
P0 5 .3380
Sig. 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.
40
Foto-foto Kegiatan Penelitian
Proses Pemarutan Kulit Buah kakao
proses penurunan kadar air sampai 60%
41
Proses Pencampuran starbio dan urea sebanyak 0,6%
Proses Pencampuran starbio dan urea sebanyak 0,6%
42
Penyimpanan didalam wadah nampan
Proses pengiilingan sampel
43
Pengukuran gas
Pengukuran gas
44
Proses analisis invitro
Pengovenan sisa residu
45
46
Penulis dilahirkan di Kab. Mamuju Sulawesi Barat pada
tanggal 29 November 1990 dari ayah yang bernama Nahri.
BA dan ibu bernama Sriwahyuni S.Pd. Penulis merupakan
anak Pertama dari lima bersaudara. Penulis menyelesaikan
pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri No.04Mamuju
pada tahun 1996 dan lulus pada tahun 2002. Kemudian
Penulis melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri No. 1 Mamuju tahun 2002 dan
tamat pada tahun 2005. Penulis melanjutkan pendidikannya di SMU Negeri No.
02 Mamuju di tahun 2005 dan lulus pada tahun 2008. Setelah tamat SMU, penulis
hijrah ke kota Makassar dan diterima di Fakultas peternakan universitas
hasanuddin pada jalur Ujian masuk Bersama (UMB) sebagai mahasiswa program
strata 1 (S-1) pada Jurusan Nutrisi Dan Makanan Ternak Fakultas Universitas
Hasanuddin , makassar. Penulis juga terlibat aktif di lembaga internal mahasiswa
fakultas peternakan diantaranya, sekretaris umum himpunan mahasiswa nutrisi
dan makanan ternak (HUMANIKA – UNHAS) periode 2010-2011, ketua bidang
Kekaryaan Senat Mahasiswa Fakultas Peternakan (SEMA FAPET UH) periode
2011-2013, serta terlibat dalam organisasi ekstra kampus antara lain ketua bidang
pengembangan akademik dan organisasi HmI komisariat peternakan periode
2012-2013.