54
DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI HASIL PENGGEMUKAN MENGGUNAKAN PAKAN DENGAN LEVEL KULIT BIJI KAKAO DAN OTOT BERBEDA SKRIPSI Oleh NUR AMALIA I111 11 271 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015

DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI HASIL PENGGEMUKAN

MENGGUNAKAN PAKAN DENGAN LEVEL KULIT BIJI KAKAO DAN

OTOT BERBEDA

SKRIPSI

Oleh

NUR AMALIA I111 11 271

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2015

  

 

Page 2: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI HASIL PENGGEMUKAN

MENGGUNAKAN PAKAN DENGAN LEVEL KULIT BIJI KAKAO DAN

OTOT BERBEDA

Oleh

NUR AMALIA I111 11 271

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana pada Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin

FAKULTAS PETERNAKAN

  

Page 3: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

  

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2015 PERNYATAAN KEASLIAN

1. Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nur Amalia

NIM : I 111 11 271

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa:

a. Karya skripsi yang saya tulis adalah asli

b. Apabila sebagian atas seluruhnya dari karya skripsi, terutama Bab Hasil dan

Pembahasan tidak asli atau plagiasi maka bersedia dibatalkan atau dikenakan

sanksi akademik yang berlaku.

2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Makassar, Maret 2015

Nur Amalia

Page 4: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

  

Page 5: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan

taufik-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Diameter Serat dan

Panjang Sarkomer Daging Sapi Bali Hasil Penggemukan Menggunakan Pakan

dengan Level Kulit Biji Kakao dan Otot Berbeda“. Penulis dengan rendah hati

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan

membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini utamanya:

1. Bapak Dr. Hikmah M. Ali, S.Pt, M.Si. sebagai pembimbing utama dan Ibu

Prof. Dr. drh. Hj. Ratmawati Malaka, M.Sc. selaku pembimbing anggota

yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan dan

memberikan nasihat serta motivasi sejak awal penelitian samapai selesainya

penulisan skripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Effendi Abustam, M.Sc., bapak Prof. Dr. Ir. H.

Sudirman Baco, M.Sc dan Ibu drh. Hj. Farida Nuryuliati, M.Si. yang telah

banyak memberikan masukan dan arahan kepada penulis.

3. Ketua Program Studi Teknologi Hasil Ternak Bapak Dr. Muhammad Irfan

Said S.Pt, M.P dan Bapak Ketua Jurusan Produksi Ternak Dr. Muhammad

Yusuf, S.Pt.

4. Bapak Dekan Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Baco, M.Sc., Ibu Wakil Dekan I dan

Ibu Wakil Dekan II serta Bapak Wakil Dekan III.

i  

Page 6: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

5. Ibu dan Bapak Dosen tanpa terkecuali yang telah membimbing saya selama

kuliah di Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar.

6. Kepada Ibu dan Bapak Pegawai Fakultas Peternakan terima kasih atas

dukungan bantuan yang diberikan kepada penulis selama ini.

7. Bapak Ir. Muhammad Zain Mide. MS selaku Penasehat Akademik yang telah

banyak memberikan arahan dan bimbingan selama penulis berstatus mahasiswa.

8. Kedua orang tua, ayahanda Baharuddin S. Pd, M.Si. dan ibunda Hermi atas

segala doa, motivasi, teladan, pengetahuan dan dukungan penuh kasih sayang

terbesar dan selamanya sehingga penulis selalu berusaha dengan semangat dan

percaya diri. Kepada kakak tertua penulis Musfaridah beserta suaminya Sulthan

dan saudara kembar penulis Muh. Reski yang selalu memberikan doa, bantuan

dan dukungan. Adik perempuan penulis Husniyah yang telah banyak

memberikan semangat. Keponakan penulis Nahlah, Hamnah dan Tolhah yang

selalu menjadi teman bermain.

9. Teman satu tim penelitian Ayu Prasetya, Nurul Adha, Nurul Ilmi Harun dan

Indri Ratna Sari P terima kasih atas kerja sama dan bantuannya selama

penelitian. Dan juga terima kasih kepada Andi Faisal, Rachmat Budianto

Kahar, Andi Muh. Fuad, Alifran Esarianto, Budi Utomo, Muh Yasir dan

Muh. Saldy yang ikut andil dalam penelitian ini.

10. Sahabatku pondok Fiqih Indah Ayu Prasetya, Nurul Adha, Azmi Mangalisu,

dan Khaerunnisa yang setia bertahan menemani dan mendukung penulis.

ii  

Page 7: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

11. Saudara seperjuangan Ayu Prasetya TW, Lohesti Rahayu SN, Evo Tenri

Ubba, Andi Faisal, dan Arie Bilman Setiadi yang selalu ada disetiap duka dan

duka dari masa kuliah sampai saat ini.

12. Sahabat terbaik Ahmad Yani Daming, terima kasih sudah menjadi teman

bercerita. Adik Muhammad Fadhly Fomanyira, terima kasih telah setia

menemani dan membantu penulis selama ini. Kepada kakak Prasasti, terima

kasih atas semua masukan dan nasehatnya serta doanya kepada penulis.

13. Teman kelas kecil awal kuliah (kelas B) tanpa terkecuali. Kepada Andi

Husmaentin, Asrianti, Suarti, St. Nur Ramadhani, Evy Harjuna Saad,

Mustabsyirah, Yuliana Padli, A. Nurfaini, Syahriana Sabil, Azmi

Mangalisu, Ayu Prasetya, Khairunnisa, Evo Tenri Ubba, Muhammad Rifki,

A.Faisal, Arfian Yunanda, Eko Pramono, Indirwan, Utomo Putra Santoso,

Gunawan Busman, Hamri, Yusri, A.Makkarakalangi, Erwin Eko dan

Lohesti Rahayu, M. Saldi, Anugrah, Fitrah Ardyaningsih, Silva Indah Sari,

Arie Bilman, Tri Sukma, Erik Sander, Irma Ramadhani dan Yosua, terima

kasih telah menjadi teman yang baik dari awal kuliah hingga saat ini.

14. Rekan-rekan Solandeven 2011 terima kasih telah banyak menjadi inspirasi

penulis untuk selalu belajar di tengah tingginya perbedaan di antara kita dan

terima kasih sudah menjadi keluarga besar penulis.

15. HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala pengorbanan, bantuan,

pengertian, ilmu dan persahabatan selama ini. Kepada sahabat Andi

Muhammad Fuad, Alifran Esarianto, Muh. Qurnaldy Hakim, Sri Hastuti

iii  

Page 8: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

16. Kakanda Arham Janwar, S.Pt., Kakanda Syamsuddin, S.Pt., Kakanda Dewi

Ramadhani, S.Pt., Kakanda Rani Asjayani, S.Pt., Kakanda Muhammad

Amin, S.Pt., Kakanda Purnama, S.Pt., M.Si., Kakanda Syachroni, S.Pt.,

Kakanda Andri Teguh Prabowo, Kakanda Haikal, Kakanda Lukman

Hakim, terima kasih atas bantuan dan motivasinya kepada penulis.

17. Terima kasih rekan-rekan Asisten Ilmu Ternak Perah dan Manajemen

Ternak Perah atas bantuan, pengalaman dan ilmu yang diberikan selama penulis

kuliah di Fakultas Peternakan.

18. SEMA FAPET-UH atas segala pengalaman dan ilmu yang telah diajarkan

kepada penulis. Terima kasih pula kepada HIMAPROTEK-UH,

HUMANIKA-UH dan HIMSENA-UH.

19. Kepada Rumput 07, Bakteri 08, Merpati 09, Lion 10, Matador 10, Situasi 10,

Flock Mentality 012, Larfa 013 dan Ant’ 014.

20. Teman-teman KKN Reguler UNHAS angkatan 87 khususnya Kecamatan

Lamuru, Kabupaten Bone. Kepada teman posko Desa Padaelo Siti Nurul

Hidayah, Novianti Pata’dungan, Trinoviyani Djawas, Arief Budiman dan

iv  

Page 9: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

Sanhealdy terima kasih atas kebersamaan yang telah kalian ciptakan serta

dukungan dan motivasi kepada penulis.

21. Kepada sahabat gempul Nurul Inayah Zainuddin, Intan Nur Pratiwi, Siti

Hasmah Sulystiahani, Nanni Hidri, Miranthi Rasyid, Ade Kurniawan, dan

Lukman Sarif terima kasih telah menjadi sahabat dari bangku sekolah hingga

sekarang.

22. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima kasih telah

membantu dan banyak menjadi inspirasi bagi penulis.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, karena itu diharapkan saran untuk perbaikan. Semoga skripsi ini

bermanfaat bagi pembaca terutama bagi saya sendiri. Aamiin.

Makassar, Maret 2015

Nur Amalia

v  

Page 10: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

ABSTRAK

NUR AMALIA (I111 11 271). Diameter Serat dan Panjang Sarkomer Daging Sapi Bali Hasil Penggemukan Menggunakan Pakan dengan Level Kulit Biji Kakao dan Otot Berbeda. Dibawah bimbingan Hikmah M. Ali sebagai pembimbing utama, dan Ratmawati Malaka sebagai pembimbing anggota.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis otot, level kulit biji kakao dalam pakan, dan interaksi keduanya terhadap panjang sarkomer dan diameter serat daging sapi Bali. Penelitian ini disusun berdasarkan Rancangan Acak Lengkap pola Faktorial. Faktor pertama adalah jenis otot (musculus Longissimus dorsi, musculus Semitendinosus, dan musculus Infraspinatus) dan faktor kedua adalah level kulit biji kakao (0%, 3%, 6% dan 9%), masing-masing dengan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa level kulit biji kakao 9% dalam pakan menghasilkan panjang sarkomer terendah sebesar 1,98 µm dan diameter serat otot paling tinggi sebesar 61,80 µm, dibanding dengan kontrol, 3% dan 6%. Nilai rata-rata panjang sarkomer otot musculus Longisimmus dorsi lebih tinggi, tetapi memiliki nilai rata-rata diamater serat lebih kecil dibanding dengan otot musculus Semitendinosus dan otot musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan bahwa level kulit biji kakao dalam pakan tidak berdampak pada perubahan nilai rata-rata panjang sarkomer dan diamater serat masing-masing jenis otot.

Kata kunci : Kulit biji kakao, sapi Bali, jenis otot, panjang sarkomer, diameter Serat Otot

 

vi  

Page 11: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

ABSTRACT

NUR AMALIA (I111 11 271). Sarcomere Lenght and Fiber Diameter of Bali Beef as Fattening Results Using the Feed with Level Cocoa Bean Shell and Muscle Different. Under the guidance of Hikmah M. Ali as main Supervisor and Ratmawati Malaka as Co-Supervisor.

This research aimed to study the effect of muscle, levels of cocoa beans shell in the feed, and interactions both on the sarcomere lenght dan fiber diameter of the Bali beef. This study was based on completely randomized design factorial pattern. The first factor was the type of muscle (musculus Longissimus dorsi, musculus Semitendinosus, and musculus Infraspinatus) and the second factor was the level of cocoa bean shell (0%, 3%, 6% and 9%), each with 3 replications. The results showed that the level 9% of cocoa beans shell in the feed resulted 1,98 µm sarcomere length value and 61,80 µm muscle fiber diameter, respectively the lowest and highest values compared with controls, 3% and 6%. The sarcomere length of the Longissimus dorsi is higher, but has a smaller fiber diameter than the Semitendinosus muscle and Infraspinatus muscles. The interaction indicates that the level of cocoa beans shell in the feed does not have an impact on changes in the average value of the sarcomere length and fiber diameter of each type of muscle.

Keywords : Cocoa bean shell, muscle type, Bali beef, sarcomere lenght, fiber diameter

 

vii  

Page 12: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI .................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

TINJAUAN PUSTAKA

Potensi Kulit Biji Kakao (Cocoa shell) sebagai Bahan Pakan Ternak ... 3 Pengaruh Pakan terhadap Panjang Sarkomer dan Diameter Serat Otot .. 10

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat .................................................................................. 16 Materi Penelitian ..................................................................................... 16 Rancangan Penelitian .............................................................................. 16 Prosedur Penelitian ................................................................................. 17 Parameter yang Diamati .......................................................................... 18 Analisis Data ........................................................................................... 20

HASIL DAN PEMBAHASAN

Panjang sarkomer .................................................................................... 21 Diameter Serat Otot ................................................................................ 25

KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 29

LAMPIRAN ................................................................................................... 33

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ 39

viii  

Page 13: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Bagian-Bagian Buah Kakao ................................................................ 6

2. Kandungan Theobromin dalam Limbah Kakao ................................... 7

3. Panjang Sarkomer (µm) Daging Segar Sapi Bali Jantan dengan Pemberian Berbagai Level Kulit Biji Kakao sebagai Pakan Subtitusi . 21

4. Diameter Serat (µm) Daging Segar Sapi Bali Jantan dengan Pemberian Berbagai Level Kulit Biji Kakao sebagai Pakan Subtitusi . 25

5. Komposisi Pakan Perlakuan ................................................................. 33

ix  

Page 14: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Struktur Otot pada Mamalia ................................................................. 12

2. Diagram Sarkomer ............................................................................... 12

3. Susunan Filamen dalam Miofibril ........................................................ 13

4. Diagram Alir Prosedur Penelitian ........................................................ 18

5. Pengukuran Panjang Sarkomer dan Diameter Serat otot ..................... 19

6. Metode Pemberian Pakan ..................................................................... 33

x  

Page 15: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

xi  

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Tahap-Tahap Pemberian Pakan Kulit Biji Kakao ................................ 33

2. Hasil Perhitungan Analisis Ragam Berbagai Level Kulit Biji Kakao dan Jenis Otot yang Berbeda serta Interaksi Keduanya terhadap Panjang Sarkomer Daging Sapi Bali Jantan. ...................................................... 34

3. Hasil Perhitungan Analisis Ragam Berbagai Level Kulit Biji Kakao dan Jenis Otot yang Berbeda serta Interaksi Keduanya terhadap Diameter Serat Daging Sapi Bali Jantan .............................................................. 35

4. Dokumentasi Hasil Penelitian di Laboratorium Pengolahan Daging dan Telur ..................................................................................................... 37

5. Gambar Hasil Pengukuran Panjang Sarkomer dan Diameter Serat Otot ....................................................................................................... 38

 

 

 

 

 

 

 

Page 16: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

   

PENDAHULUAN

Pemeliharaan sapi Bali di Sulawesi Selatan 61,68% dilakukan dengan cara

mengkombinasikan penggembalaan dengan pemberian pakan dalam kandang

(digembalakan atau dilepas pada siang hari dan dikandangkan pada malam hari),

18,84% dengan penggembalaan dan sisanya 19,84% sapi dipelihara dalam

kandang secara penuh (PPSDAK-Disnakwan Sulsel, 2010). Beberapa hasil

penelitian menyatakan bahwa sapi Bali cukup responsif dalam upaya perbaikan

pakan. Salah satu tanaman perkebunan yang mempunyai potensi sangat besar

dengan memanfaatkan limbahnya untuk perbaikan pakan sapi Bali jantan adalah

jenis tanaman kakao.

Beberapa bagian buah kakao yang dimanfaatkan limbahnya adalah kulit

buah dan kulit biji kakao, keduanya dapat dijadikan sebagai bahan pakan alternatif

untuk ternak. Kulit biji kakao mengandung 68,5% bahan kering yang terdiri atas

13,2 – 20,1% protein kasar, 25,1% serat kasar, abu 6,0 – 10,8%, nitrogen ekstrak

40,2 – 52,5% dan 8,82% lemak. Buah kakao memiliki senyawa aktif yaitu

polifenol dan flavonoid, phenylethylamine, theobromin, serotonin. Kandungan

nutrisi pada limbah kakao yang cukup tinggi diharapkan mampu meningkatkan

kualitas daging karena kualitas daging bervariasi tergantung pada spesies hewan,

umur, jenis kelamin, pakan serta lokasi dan fungsi bagian-bagian tersebut dalam

tubuh.

Sarkomer adalah bagian dari miofibril yang diapit oleh 2 garis Z dan

merupakan unit kontraksi. Struktur serat otot dibungkus oleh sarung jaringan ikat.

Jaringan ikat ini terdiri dari endomisium yang mengelilingi setiap serat otot,

1  

Page 17: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

   

perimisium yang membungkus setiap bundel otot dan epimisium yang

membungkus seluruh bundel otot (Waris, 2000).

Paul (2001) menyatakan bahwa pembesaran sel otot daging dipengaruhi

unsur khusus yaitu arginine dan carnitine. Arginine dan carnitine merupakan

prekursor theobromine yang terkandung dalam kulit biji kakao. Unsur ini

memberikan indikasi terhadap panjang sarkomer dan diameter serat otot

dikarenakan pertumbuhan otot tanpa lemak. Berdasarkan kajian diatas maka

dilakukan penelitian untuk mengetahui diameter serat dan panjang sarkomer

daging sapi bali hasil penggemukan menggunakan pakan dengan level kulit biji

kakao dan otot berbeda.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh berbagai level

kulit biji kakao pada pakan dan jenis otot yang berbeda serta interaksi keduanya

terhadap diameter serat otot dan panjang sarkomer daging sapi Bali jantan.

Kegunaan penelitian ini adalah sebagai sumber informasi ilmiah tentang

pemanfaatan kulit biji kakao sebagai pakan substitusi untuk memperbaiki

diameter serat otot dan panjang sarkomer daging sapi Bali jantan.

2  

Page 18: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

   

TINJAUAN PUSTAKA

Potensi Kulit Biji Kakao (Cocoa shell) sebagai Bahan Pakan Ternak

Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan tumbuhan berbentuk pohon yang

berasal dari Amerika Selatan. Biji tumbuhan ini dapat menghasilkan produk

olahan yang dikenal sebagai cokelat. Kakao merupakan tumbuhan tahunan

(perennial) berbentuk pohon, dapat mencapai ketinggian 10 m. Pembudidayaan

kakao tingginya dibuat tidak lebih dari 5 m tetapi dapat dibuat dengan tajuk

menyamping yang meluas untuk memperbanyak cabang produktif (Spillane,

1995).

Sistematika tanaman kakao secara lengkap adalah sebagai berikut

(Poedjiwidodo, 1996):

Divisi : Spermatophyta

Anak divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Bangsa : Malvales

Famili : Sterculiaceae

Genus : Theobroma

Spesies : Theobroma cacao, L.

Penaung kakao sangat diperlukan dalam mengatur intensitas penyinaran

sinar matahari, tinggi suhu, kelembaban udara, menahan angin, menambah unsur

hara dan organik, menekan tumbuhan gulma, dan memperbaiki struktur tanah.

Intensitas sinar matahari untuk tanaman muda yang berumur 12 - 18 bulan sekitar

3  

Page 19: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

   

30 – 60 %, sedangkan untuk tanaman yang sudah produktif intensitas penyinaran

adalah 50 – 75 % (Susanto, 1994).

Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan satu-satunya spesies di antara 22

jenis dalam genus Theobroma yang diusahakan secara komersial. Tanaman ini

diperkirakan berasal dari lembah Amazon di Benua Amerika yang mempunyai

iklim tropis. Colombus dalam pengembaraan dan petualangannya di benua

menemukan dan membawanya ke Spanyol (Poedjiwidodo, 1996). Tanaman kakao

terdiri dari 2 (dua) tipe yang dibedakan berdasarkan atas warna bijinya, warna

putih termasuk ke dalam grup Criollo, sedangkan biji tanaman ungu termasuk

grup Forastero. Walaupun spesies tanaman yang ada cukup banyak, pada

umumnya kakao dibagi 2 (dua) tipe antara lain (Nasution, 1976) :

a. Criello :

1. Criello Amerika Tengah

2. Criello Amerika Selatan

b. Forastero :

1. Forastero Amazone

2. Trinitario (merupakan hibrid Criollo dan Forastero)

Kakao dibawa oleh orang Spanyol ke Indonesia sekitar tahun 1560 melalui

Filipina ke daerah Minahasa, Sulawesi Utara. Di daerah itu kakao ditanam sebagai

tanaman campuran di pekarangan, dan baru dikembangkan secara luas pada tahun

1820. Tahun 1845 tanaman ini terserang penggerek buah kakao (PBK) dan karena

ditanam tanpa naungan maka umur tanaman hanya mencapai 12 tahun

(Poedjiwidodo, 1996).

4  

Page 20: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

   

Wood (1987), menyatakan bahwa varietas dari hasil persilangan secara

alamiah Criollo dan Trinitario dijumpai di Jawa, Sumatera, Suriname, Costa Rica,

Panama, Venezuela, Timur, dan Granada. Tipe Trinitario dikembangkan sebagai

klon, sehingga lahirlah klon-klon DR (Djati Runggo). Penemuan klon-klon DR

ini, maka perkebunan di Jawa Tengah kini berkembang sampai ke Jawa Timur,

Sumatera dan daerah lainnya.

Jenis Criello dan Trinitario serta persilangan keduanya dikenal sebagai

penghasil kakao mulia (fine cacao). Biji kakao jenis ini tidak ditemukan pigmen

ungu, setelah difermentasi dan dikeringkan, biji berwarna cokelat muda, dan bila

disangrai memberi aroma yang kuat. Jenis Forastero dikenal sebagai penghasil biji

kakao lindak (bulk cacao) atau kakao curah. Biji buah segar berwarna ungu,

setelah mengalami proses fermentasi dan pengeringan biji berwarna coklat tua dan

bila disangrai aromanya kurang kuat bila dibandingkan dengan kakao mulia

(Hudayah, 1985).

Buah kakao memiliki kulit buah yang tebal dan berisi 30 sampai 40 biji

yang dikelilingi oleh “Pulp” yang berlendir seperti getah. Kakao merupakan salah

satu sumber polifenol termasuk plavonoid yang tinggi, khususnya epicatechin

yang dikenal mempunyai dampak yang baik bagi kesehatan jantung dan pembuluh

darah (Taubert et al., 2007). Bagian-bagian buah kakao terdiri atas kulit buah,

pulp, placenta, dan biji. Kulit buah kakao dengan tekstur yang kasar, tebal, dan

keras, sedangkan kulit biji kakao merupakan kulit tipis, lunak dan agak berlendir

yang menyelubungi biji kakao (Irawan, 1983). Persentase bagian-bagian buah

kakao (Theobroma cacao L.) dapat dilihat pada Tabel 1.

5  

Page 21: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

   

Tabel 1. Bagian-bagian buah kakao

Jenis Bagian Buah Kakao Persentase

Pod Kakao 75,67

Biji dan Pulp 21,74

Plasenta 2,59

Kadar air pod kakao segar 88,48

Sumber : Adegbola, 1997

Biji kakao kaya akan komponen-komponen senyawa fenolik, antara lain:

katekin, epikatekin, proantosianidin, asam fenolat, tannin dan flavonoid lainnya.

Biji kakao mempunyai potensi sebagai bahan antioksidan alami, antara lain:

mempunyai kemampuan untuk memodulasi system immun, efek kemopreventif

untuk pencegahan penyakit jantung koroner dan kanker (Othman et al., 2007).

Polifenol selain sebagai sumber antioksidan pada kakao (Theobroma cacao L.)

bersifat antimikroba terhadap beberapa bakteri patogen dan bakteri kariogenik

(Osawa et al., 2000). Grassi et al., (2008) biji kakao mengandung polifenol 6-8%

dari berat bahan kering, selain dari biji kakao flavonoid ini juga terkandung tinggi

pada kulit biji kakao (Kim dan Keeney, 1983).

Pemanfaatan kulit buah kakao merupakan salah satu potensi pakan untuk

ternak. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bonvehy dan Coll (1999), kulit buah

mengandung total protein 14,3% yang terdiri atas 11,3% albumin dan globulin,

2,55% glutinin, dan 0,44% prolin. Sun dan Cheng (2002), menyatakan bahwa

salah satu kekurangan dari pemanfaatan kulit kakao adalah kandungan ligno-

selulosa yang tinggi sehingga berakibat pada menurunnya kecernaan kulit kakao.

6  

Page 22: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

   

Gohl (1981) menyatakan kulit biji kakao merupakan sumber vitamin D.

Kulit biji kakao mempunyai nutrisi yang tinggi, tetapi disisi lain ada faktor

pembatas didalamnya yaitu suatu senyawa alkaloid yang disebut theobromin (3,7

dimethylzanthine). Kandungan theobromin pada kulit biji kakao lebih tinggi

dibandingkan dengan kandungan pada buahnya (Devendra, 1997). Kandungan

theobromin dalam limbah kakao terdapat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kandungan theobromin dalam limbah kakao

Bagian buah kulit Konsentrasi (% BK)

Kulit buah 0,17-0,20

Kulit biji kakao 1,80-2,10

Biji kakao 1,90-2,00

Sumber : Wong et al., 1986

Pada Tabel 2. menunjukkan bahwa kandungan theobromin pada kulit biji

kakao dan biji kakao menunjukkan konsentrasi BK yang sama yaitu 1,95%

berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh. Pemanfaatan biji kakao telah banyak

digunakan sebagai produk olahan dalam pembuatan coklat sementara kulit biji

kakao dapat dijadikan sebagai pakan alternatif ternak. Theobromin melalui proses

metylase dapat diubah menjadi kafein (Noller, 1965). Fungsi kafein menurut

Lehninger (1978) sebagai penonaktif phospodiestirase ini berfungsi dalam siklus

AMP (Adenosin Monophospate). Siklus AMP berfungsi dalam sistem regulasi

biokimia tubuh antara lain sebagai penonaktif enzim protein kinase yang pada

tahap selanjutnya mengakibatkan perombakan glikogen menjadi glukosa.

Theobromin berfungsi merangsang glikonegenesis yaitu merombak protein

7  

Page 23: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

   

menjadi glukosa. Mekanisme ini berarti menyebabkan kurang efisiensinya

penggunaan protein dalam tubuh ternak.

Erlinawati (1986), menyatakan bahwa meningkatnya kadar theobromin

ransum di atas batas toleransi ternak dapat menurunkan efisiensi penggunaan

protein dan sebagai akibatnya terjadi penurunan bobot badan, dengan demikian

dapat diduga bahwa theobromin dapat menyebabkan penurunan bobot badan.

Gohl (1981) menyatakan bahwa kandungan theobromin dapat dikurangi dengan

cara penggilingan dan pengeringan. Hal ini juga ditambahkan oleh pendapat

Weniger et al., (1955) bahwa melalui uji coba pemberian kulit biji sebanyak 7,2 –

22,2 g/hari tidak mempengaruhi komposisi susu pada ternak sapi perah, dan

pemberian hingga 25 g/hari tidak menimbulkan efek toksik.

Menurut Cokrowardoyo (1987), kulit buah kakao pada umumnya ditimbun

begitu saja setelah bijinya diambil, sementara pemanfaatan kulit biji kakao belum

banyak dipublikasikan sehingga informasi pemanfaatan kulit biji kakao masih

sangat sedikit. Ch’ng dan Wong (1986), telah melakukan penelitian dengan

menggunakan kulit biji kakao 0,5 dan 10% dalam ransum babi grower dan

finisher. Dilaporkan bahwa penggunaan 5% kulit biji kakao pada awalnya sedikit

memperbaiki performans babi tetapi pemberian dalam periode lama (lebih dari 6

minggu) memberikan efek yang jelek terhadap performans babi.

Tarka et al., (1978), memberikan kulit biji kakao dalam ransum anak

domba berbobot badan awal sekitar 27 kg selama 98 hari. Masing-masing ransum

diberi perlakuan dengan penambahan 0,00, 4,63, 9,25, 14,87 dan 18,50% kulit biji

kakao dan nilai ini setara dengan 0,00, 0,05, 0,10, 0,15 dan 0,20% theobromin.

8  

Page 24: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

   

Ransum yang mengandung kulit biji kakao 4,63 dan 9,25% yang setara dengan

0,05% dan 0,10% theobromin dapat merangsang konsumsi makan dan

pertumbuhan, tetapi pemberian kulit biji kakao di atas 9,25% dapat

mengakibatkan penurunan konsumsi ransum dan penambahan berat badan.

Penelitian Hamzah et al., (1989), domba yang diberi kulit biji kakao

dengan taraf 0, 15, 30 dan 45% dari konsentrat memperlihatkan konsumsi bahan

kering, retensi nitrogen, koefisien cerna protein dan pertambahan bobot badan

semakin menurun dengan bertambahnya taraf pemberian kulit biji kakao.

Pertambahan bobot badan tertinggi terdapat pada taraf pemberian kulit biji kakao

15% dari konsentrat.

Wong et al., (1986), melaporkan dari berbagai hasil penelitiannya, bahwa

penggunaan tepung kulit biji kakao pada unggas dapat menyebabkan kematian,

bobot badan menurun, terjadi perlukaan usus dan produksi telur menurun. Kulit

biji kakao dapat juga digunakan sebagai substitusi bahan baku utama dan sebagai

feed suplement dalam ransum. Substitusi bahan baku utama misalnya subtitusi

dedak halus dalam ransum, dengan menggunakan 10% kulit biji kakao dalam

ransum ayam akan menghemat penggunaan dedak halus 13% dan dapat

menghemat jagung sebanyak 10% (Direktorat Jenderal Peternakan, 1991). Hal ini

sesuai dengan hasil penelitian Hutagalung (1977), yang menyatakan bahwa

penggunaan kulit biji kakao pada ayam pedaging dapat meningkatkan

pertambahan bobot badan 20 g per hari, tetapi pemberian lebih dari 10% dapat

mengurangi pertambahan bobot badan. Untuk ransum babi penggunaan 20% kulit

biji kakao akan menghemat penggunaan dedak halus sebanyak 12%.

9  

Page 25: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

   

Subtitusi jagung dalam ransum dengan menggunakan 10% kulit biji kakao

dalam ransum ayam dapat menghemat penggunaan jagung sebanyak 10%.

Ransum babi penggunaan 20% kulit biji kakao akan menghemat penggunaan

jagung 20%, sedangkan untuk ransum sapi potong dan kerbau penggunaan 35%

kulit biji kakao dapat menghemat penggunaan jagung 20% (Direktorat Jenderal

Peternakan, 1991).

Kulit biji kakao juga dapat menghemat penggunaan bungkil kedelai,

dengan pemberian 20% kulit biji kakao dalam ransum babi dapat menghemat

penggunaan bungkil kedelai sebesar 3,2%, sedangkan sebagai subtitusi bungkil

kelapa penggunaan 40% kulit biji kakao pada ransum sapi potong dan kerbau

dapat menghemat penggunaan bungkil kelapa sebanyak 5% (Direktorat Jenderal

Peternakan, 1991).

Pengaruh Pakan terhadap Diameter Serat Otot dan Panjang Sarkomer

Karkas hewan terdiri dari beberapa jaringan otot dan karkas mamalia

mempunyai jenis otot yang paling banyak, yaitu sekitar 600 jenis otot. Setiap jenis

otot, baik dari mamalia maupun dari unggas atau ikan mempunyai struktur fisik

yang sama (Koswara, 2009).

Setiap otot dibungkus dan dipisahkan satu sama lain oleh jaringan ikat

epimisium. Otot ini terdiri dari sel-sel otot berbentuk silinder yang disebut serabut

otot. Sel-sel atau serabut-serabut otot di dalam otot dibungkus menjadi beberapa

bundel otot oleh jaringan ikat perimisium dan dinding dari sel atau serabut otot

juga terdiri dari jaringan ikat yang disebut endomisium. Serabut otot didalamnya

10  

Page 26: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

   

terdapat serabut-serabut yang lebih halus yang disebut miofibril. Serabut miofibril

inilah yang merupakan unit kontraktil dari sel otot.

Miofibril terdapat filamen-filamen protein yang disebut miofilamen.

Miofilamen ini terdiri dari filamen-filamen tipis (aktin) dan filamen-filamen tebal

(miosin) yang pada bagian-bagian tertentu berimpitan satu sama lain sehingga

dengan mikroskop polarisasi, pada penampang membujur sel atau serabut otot

akan kehilangan berselang seling bagian-bagian yang terang (band-I) dan bagian-

bagian yang gelap (band-A). Bagian-bagian yang terang dibagi menjadi dua

bagian oleh suatu garis yang disebut garis-Z dan jarak dari dua garis-Z berdekatan

disebut satu sarkomer. Pada bagian tengah bagian-bagian yang gelap terdapat

bagian yang lebih terang (band-H). Pada bagian yang terang (band-I) terdapat

filamen tipis aktin dan pada bagian yang gelap (band-A) terdapat filamen tebal

miosin, yang mana pada bagian gelap hanya terdapat filamen miosin sedangkan

pada bagian yang lebih gelap terdapat perimpitan filamen aktin dan miosin

(Koswara, 2009). Sel-sel atau serabut otot dibungkus oleh jaringan ikat yang

disebut endomisium. Di bawah endomisium terdapat selaput yang sangat tipis

yang disebut sarkolemma dan diantara keduanya terdapat serabut-serabut yang

sangat halus yang disebut serabut retikular. Di dalam sarkolemma terdapat

sarkoplasma, inti sel dan miofibril dan dalam miofibril terdapat miofilamen

(Koswara, 2009). Menurut Nurani (2010), kualitas daging dipengaruhi oleh

beberapa faktor, baik pada waktu hewan sebelum dan sesudah dipotong. Pada

waktu sebelum dipotong, faktor penentu kualitas dagingnya adalah tipe ternak,

jenis kelamin, umur, dan cara pemeliharaan yang meliputi pemberian pakan dan

11  

Page 27: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

   

 

perawatan

oleh meto

n kesehatan

de pemasak

. Sedangka

kan, pH dag

an kualitas

ging, hormon

daging ses

n, dan meto

sudah dipot

ode penyimp

tong dipeng

panan.

 

 

Gambar

Gam

r 1. Struktur

mbar 2. Diag

r otot pada m

gram Sarko

mamalia (Sw

omer (Swatl

watland, 19

and, 1984)

984)

garuhi

12 

Page 28: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

   

Beb

1. Otot

memb

terdiri

verteb

disebu

arah p

yang

sepere

diuji u

2. Otot

terleta

permu

Gambar 3.

erapa jenis

musculuslo

entuk mata

dari banya

ra column

ut otot mata

posterior ru

hampir ko

empat belak

untuk menak

musculus S

ak di bagian

ukaan bagi

Susunan fil

otot pada sa

ongissimus

daging jika

ak submit o

dan gerak

a atau otot

usuk. Otot

nstan. Are

kang dari ka

ksir jumlah

Semitendino

n belakang p

ian dalam

lamen dalam

api Soeparn

dorsi (LD)

a dipotong d

otot yang m

kan leher s

longissimu

LD bagian

a LD di a

arkas, yaitu d

daging dari

osus adalah

paha. Otot m

dari Tub

m miofibril

no (2005) ad

adalah oto

dari area ru

masing-mas

serta aktivi

us. Penamp

n loin mem

antara bagi

di antara ru

i suatu kark

h salah satu

musculus Se

berositas i

(Swatland,

dalah:

ot yang san

usuk dan da

sing memba

itas pernafa

pang lintang

mpunyai pen

ian seperem

usuk ke-12 d

kas.

u dari tiga

Semitendinos

ischium da

, 1984)

ngat penting

ari loin. Oto

antu fleksib

asan. LD s

g LD melu

nampang li

mpat depan

dan ke-13, s

g dan

ot LD

bilitas

sering

uas ke

ntang

n dan

sering

otot paha

sus dimulai

an Ligame

yang

i pada

entum

13  

Page 29: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

   

sacrotuberous. Struktur otot musculus Semitendinosus adalah serat otot yang

bergerak cepat. Serat otot mengalami kontraksi yang cepat untuk jangka waktu

yang singkat.

3. Otot musculus Infraspinatus adalah otot pemutar (rotator) pada sendi bahu

dan adduktor lengan. musculus Infraspinatus adalah otot tebal berbentuk

segitiga yang melekati sebagian besar fossa infraspinatus. Biasanya serat

ototnya terlihat bergabung dengan otot teres minor.

a. Panjang sarkomer

Penelitian Ali (2013), yang menyatakan bahwa metode injeksi dan jenis

otot berpengaruh terhadap rata-rata panjang sarkomer. Umumnya diketahui bahwa

sifat-sifat reologik daging sangat tergantung pada serat muskular dan jaringan

ikat. Karakteristik otot merupakan penilaian karakteristik kualitatif daging,

khususnya potensi keempukannya.

Pemberian injeksi polifenol berindikasi pada perubahan panjang sarkomer.

Panjang sarkomer tergantung pada keadaan otot, dimana pada keadaan relaksasi

otot akan bertambah panjang dan pada keadaan cekaman terjadi sebaliknya.

Berdasarkan hal tersebut, maka pemberian injeksi polifenol melalui subkutan dan

injeksi kombinasi theobromin dan polifenol melalui intramuskuler mengakibatkan

otot lebih rileks. Sedangkan pemberian injeksi theobromin berindikasi

menyebabkan pengendalian cekaman baik melalui injeksi subkutan maupun

intramuskuler. Xiong (2000), rataan panjang sarkomer pada umumnya adalah 2,5

mikron untuk otot relaksasi, sedangkan otot yang mengalami kontraksi dapat lebih

pendek dari 1,5 mikron. Pemberian injeksi ekstrak kakao pada ternak sebelum

14  

Page 30: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

   

dilakukan pemotongan, telah berhasil membuat ternak lebih relaks yang

berindikasi pada rataan panjang sarkomer.

b. Diameter Serat Otot

Struktur serat otot dibungkus oleh sarung jaringan ikat. Jaringan ikat ini

terdiri dari endomisium yang mengelilingi setiap serat otot, perimisium yang

membungkus setiap bundel otot dan epimisium yang membungkus seluruh bundel

otot. Warris (2000), menyatakan bahwa serat otot dapat memiliki diameter serat

otot antara 60-100 µm. Ukuran bundel otot dapat menunjukkan keempukan

daging. Semakin kecil bundel otot, semakin empuk daging tersebut karena

aktivitas yang terjadi sedikit sedangkan diameter bundel otot yang lebih besar

menunjukkan tingkat keempukan yang lebih rendah karena aktivitas yang

dilakukan oleh protein kontraktil otot cenderung lebih tinggi.

Pengaruh injeksi ekstrak kakao terhadap perubahan diameter serat otot

terjadi secara tidak langsung atau perubahan diameter serat otot dipengaruhi oleh

panjang sarkomer. Diameter serat otot akan memanjang jika otot berkontraksi,

dan memendek pada keadaan relaksasi, dimana relaksasi otot didapatkan dari

pemberian injeksi ekstrak kakao (Ali, 2013).

 

15  

Page 31: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

   

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2014 sampai Januari

2015, bertempat di Rumah Potong Hewan Tamangapa dan analisis perlakuan

dilaksanakan di Laboratorium Reproduksi Ternak dan Laboratorium Pengolahan

Daging dan Telur Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.

Materi Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 12 ekor sapi Bali jantan

umur 2 tahun dengan bobot badan 148 kg. Pakan subtitusi berupa kulit biji kakao

(0%, 3%, 6%, 9%). Bahan pakan lain yaitu dedak, bungkil kedelai, molases,

bungkil kelapa, garam dan mineral. Materi analisis sampel yaitu Buffer A, Buffer

B, NaCl 0,9%, dan minyak emersi. Setiap satu ekor sapi dilakukan pengambilan

daging pada otot musculus Semitendinosus, musculusLongisimmus dorsi, dan

musculus Infraspinatus.

Alat yang digunakan adalah Mikroskop binokuler, software Axiovision

4,8, timbangan daging, coolbox, pot sampel, objek glass, cover glass, waring

blender, gelas ukur, pipet, gunting, pinset dan mikroskop.

Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode rancangan acak lengkap (RAL)

pola faktorial (4 x 3) dengan 3 kali ulangan.

16  

Page 32: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

   

Faktor A : Level pakan kulit biji kakao (Kbk)

A1 = 0% Kbk

A2 = 3% Kbk

A2 = 6% Kbk

A4 = 9% Kbk

Faktor B : Jenis Otot (B)

B1 = Otot musculus Longissimus dorsi

B2 = Otot musculus Semitendinosus

B3 = Otot musculus Infraspinatus

Prosedur Penelitian

Tahap-tahap pemberian pakan kulit biji kakao dapat dilihat pada Lampiran

1. Pengambilan sampel setelah ternak disembelih (setelah proses boneless) pada

bagian otot musculus Semitendinosus, musculus Infraspinatus, dan musculus

Longisimus dorsi. Kemudian sampel dimasukkan kedalam cool box berisi es batu,

lalu dibawa ke Laboratorium Teknologi Hasil Ternak. Setelah itu daging

dibersihkan dari lemak dan jaringan ikat. Diagram alir prosedur penelitian ini

dapat dilihat pada Gambar 4.

17  

Page 33: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

   

PERLAKUAN (PAKAN BASAL + PAKAN KULIT BIJI KAKAO (0%, 3%, 6%, DAN 9%)

PEMOTONGAN

PEMILIHAN JENIS OTOT

musculus Semitendinosus musculus Infraspinatus musculus Longissimus dorsi 

PEMISAHAN LEMAK

DIAMETER SERAT  PANJANG SARKOMER

 

Gambar 4. Diagram Alir Prosedur Penelitian

Parameter yang Diamati

a. Panjang sarkomer dan diameter serat otot

Keempukan sangat berkaitan erat dengan status panjang sarkomer otot.

Daging dengan sarkomer yang lebih pendek setelah fase rigormortis memiliki

tingkat kealotan lebih tinggi dibanding yang sarkomernya tidak mengalami

pemendekan.

1. Daging diambil dengan ukuran masing-masing 1 x 1 x 1,5 cm atau bentuk

balok membujur arah barat. Setelah itu direndam (ditambahkan) 5%

glutaraldehyde (Buffer A) selama 4 jam dalam kulkas.

2. Buffer A diganti dengan buffer B selama semalaman (20 jam) dalam suhu 40C

atau disimpan dalam kulkas.

18  

Page 34: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

   

3. Daging diblender dengan waring blender (mata pisau yang tidak tajam) dalam

buffer B atau akuades 0,9% NaCl sampai halus.

4. Serat diambil dengan menggunakan pipet, kemudian dipindahkan ke objek

glass bersama dengan cairannya. Ditutup dengan cover glass dan ditetesi

dengan minyak emersi untuk peningkatan bias cahaya. Sampel diamati di

bawah mikroskop dengan perbesaran 100 kali. Untuk pengukuran dilakukan

foto objek dengan menggunakan software Axiovision 4,8.

5. Pengambilan gambar dilakukan sebanyak 5 kali dalam 1 sampel.

b. Pengukuran panjang sarkomer dan diameter serat otot

Gambar diukur dengan menggunakan software Axiovision 4,8. Tahapan

pengukuran panjang sarkomer yaitu mula – mula gambar dimasukkan ke dalam

aplikasi tersebut, kemudian gambar discalling dengan perbesaran 100 kali.

a

b

Gambar 5. Pengukuran panjang sarkomer dan diameter serat otot

Keterangan gambar :

a. Diameter serat otot b. Panjang sarkomer

19  

Page 35: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

   

Tarik garis pada tiga titik dari dua garis-Z berdekatan. Nilai yang didapat

kemudian dirata-ratakan. Sedangkan untuk pengukuran diameter serat otot, garis

ditarik pada bundel otot secara tegak lurus. Salah satu gambar pengukuran

panjang sarkomer dan diameter serat otot dapat dilihat pada Gambar 5.

Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis ragam berdasarkan rancangan acak lengkap

(RAL) pola faktorial 4 x 3 dengan 3 kali ulangan. Analisis ragam tersebut

didasarkan pada model matematika rancangan yang digunakan, sebagai berikut :

Yijk = μ + αi + βj + (αβ)ij + εijk i = 1,2,3,4

j = 1,2,3

k = 1,2,3 (ulangan)

Keterangan :

Yijk = Hasil pengamatan

μ = Nilai rata-rata umum

αi = Perlakuan level kulit biji kakao ke-i (i = 0%, 3%, 6%, dan 9%)

βj = Perlakuan jenis otot ke-j (j = musculus Longissimus dorsi, musculus Semitendinosus, musculus Infraspinatus) 

(αβ)ij = Interkasi level kulit biji kakao ke-i dan jenis otot ke-j

εijk = Pengaruh galat percobaan dari perlakuan level kulit biji kakao

ke-i, jenis otot ke-j dan ulangan ke-k

Selanjutnya apabila perlakuan menunjukkan pengaruh maka dilanjutkan

dengan uji LSD (Gasperz, 1991), kemudian dilakukan analisa data dengan

menggunakan program SPSS 16.

20  

Page 36: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

   

HASIL DAN PEMBAHASAN

Panjang Sarkomer

Umumnya diketahui bahwa sifat-sifat reologik daging sangat tergantung

pada serat muskular dan jaringan ikat. Karakteristik otot merupakan penilaian

karakteristik kualitatif daging, khususnya potensi keempukannya (Ali, 2013).

Lawrie (1995), menyatakan bahwa penyebab utama kealotan daging

adalah karena terjadinya pemendekan otot pada saat proses rigormortis sebagai

akibat dari ternak yang terlalu banyak bergerak pada saat pemotongan. Otot yang

memendek menjelang rigormortis akan menghasilkan daging dengan panjang

sarkomer yang pendek, dan lebih banyak mengandung kompleks aktomiosin atau

ikatan antarfilamen, sehingga daging menjadi alot. Nilai rata-rata panjang

sarkomer dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Panjang sarkomer (µm) daging sapi Bali jantan dengan pemberian berbagai level kulit biji kakao sebagai pakan subtitusi

Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris dan kolom yang sama menyatakan perbedaan sangat nyata (P <0,01).

Jenis otot Level kulit biji kakao (%) Rata-rata 0 3 6 9 musculus Longisimmus dorsi 1,83 1,89 1,92 2,05 1,92a musculus Semitendinosus 1,70 1,73 1,91 1,96 1,83b musculus Infraspinatus 1,64 1,78 1,91 1,95 1,82b

Rata-rata 1,72a 1,80b 1,91c 1,98d

1. Pengaruh berbagai level kulit biji kakao terhadap panjang sarkomer daging

sapi Bali jantan. Rata-rata panjang sarkomer daging sapi Bali jantan dengan pemberian

berbagai level kulit biji kakao disajikan pada Tabel 3. Hasil analisis statistik

menunjukkan bahwa level penambahan kulit biji kakao berpengaruh sangat nyata

21  

Page 37: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

   

(P<0,01) terhadap nilai rata-rata panjang sarkomer daging sapi Bali jantan.

Setelah pengujian Beda Nyata Terkecil antara perlakuan didapatkan bahwa

terdapat perbedaan yang sangat nyata antara level 0% dengan 3%, 6%, dan 9%,

demikian juga level 3% dengan 6% dan 9%, juga terdapat perbedaan sangat nyata

antara level 6% dan 9%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi penambahan

level kulit biji kakao maka semakin tinggi nilai rata-rata panjang sarkomer yang

dihasilkan yaitu masing-masing 1,72, 1,80, 1,91, dan 1,98 µm. Hal ini disebabkan

karena Pemberian level kulit biji kakao berindikasi pada perubahan panjang

sarkomer. Panjang sarkomer tergantung pada keadaan otot, dimana pada keadaan

relaksasi otot akan bertambah panjang dan pada keadaan cekaman terjadi

sebaliknya. Berdasarkan hal tersebut, maka pemberian pakan kulit biji kakao

dengan kandungan theobromin di dalamnya mengakibatkan otot lebih relaks dan

berindikasi menyebabkan pengendalian cekaman sebelum pemotongan. Paul

(2001), menyatakan bahwa teobromin (3,7- dimetilxantin) adalah senyawa kimia

yang mempunyai aktivitas sebagai stimulansia dan diuretik yang ringan serta

dapat merelaksasi otot. Teobromin bekerja melalui mekanisme pemompaan ion

Ca2+ ke dalam retikulum sarkoplasma (Paul, 2001)

Menurut Xiong (2000), rataan panjang sarkomer pada umumnya adalah

2,5 mikron untuk otot relaksasi, sedangkan otot yang mengalami kontraksi dapat

lebih pendek dari 1,5 mikron. Sedangkan dari hasil penelitian rataan panjang

sarkomer sapi Bali jantan yang dihasilkan yaitu paling pendek 1,72 µm dan paling

panjang yaitu 1,98.

22  

Page 38: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

   

2. Pengaruh jenis otot yang berbeda terhadap panjang sarkomer sapi Bali jantan dengan pemberian berbagai level kulit biji kakao.

Tabel 3. Menunjukkan bahwa jenis otot yang berbeda berpengaruh sangat

nyata terhadap panjang sarkomer (P<0,01) dengan pemberian level kulit biji

kakao. Setelah pengujian Beda Nyata Terkecil antara perlakuan didapatkan bahwa

terdapat perbedaan yang sangat nyata antara otot musculus Longisimmus dorsi

dengan otot musculus Semitendinosus dan musculus Infraspinatus, sedangkan otot

musculus Semitendinosus tidak berbeda nyata dengan otot musculus Infraspinatus.

Rata-rata panjang sarkomer yang dihasilkan pada otot musculus Longisimmus

dorsi lebih tinggi 1,92 µm jika dibandingkan dengan rata-rata panjang sarkomer

otot musculus Semitendinosus dan musculus Infraspinatus, yaitu masing-masing

1,83 dan 1,82 µm. Hal ini disebabkan karena otot musculus Longisimmus dorsi

lebih empuk daripada otot musculus Semitendinosus dan musculus Infraspinatus.

Otot musculus Longisimmus dorsi berada pada bagian tulang belakang

sehingga kemungkinan untuk melakukan aktivitas jarang, tidak sama dengan otot

musculus Semitendinosus atau musculus Infraspinatus yang hampir setiap saat

mengalami aktivitas karena menahan berat badannya pada waktu berdiri dan

berjalan, sehingga dengan seringnya otot melakukan aktivitas dapat menyebabkan

jaringan ikat pada otot menebal dan menjadi lebih keras.

Pengaruh jenis otot terhadap keempukan dapat dijelaskan melalui posisi

anatomis otot pada tubuh ternak, di mana otot yang pada umumnya sebagai otot

yang berperan lokomotif (pergerakan), dengan aktivitas yang lebih tinggi, pada

umumnya kurang empuk dibanding otot yang aktivitasnya kurang. Pada ternak

yang sama, terdapat variasi keempukan yang berarti di antara otot. Variasi

23  

Page 39: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

   

keempukan ini disebabkan oleh perbedaan jumlah jaringan ikat. Variasi yang luas

terhadap karakteristik kualitas terjadi antar karkas dan antar otot demikian pula

pada internal otot. Terdapat variasi keempukan yang sangat tinggi antar jenis otot.

Abustam (1993), menyatakan bahwa jenis otot berpengaruh sangat nyata terhadap

keempukan baik pada daging sapi Bali maupun pada daging kerbau, dimana otot

musculus Longisimmus dorsi (LD) paling empuk disusul dengan otot musculus

Semitendinosus (ST) dan terakhir adalah otot Pectoralis profundus (PP).

Lawrie (2003), menambahkan bahwa penyebaran kolagen tidak sama

diantara otot kerangka tubuh, umumnya disesuaikan dengan kegiatan fisik

sehingga berpengaruh terhadap keempukan daging. Keempukan dan kekerasan

daging tergantung pada derajat kontraksi aktin dan miosin setelah hewan mati

selama rigormortis akibat terbentuknya aktimiosin.

3. Interaksi berbagai level kulit biji kakao dan jenis otot yang berbeda terhadap panjang sarkomer daging sapi Bali jantan.

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa interaksi antara level kulit biji

kakao dan jenis otot yang berbeda terhadap panjang sarkomer berpengaruh nyata

(P<0,05). Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa tingkat level kulit biji kakao dan

jenis otot yang berbeda mempunyai respon yang tinggi terhadap rata-rata panjang

sarkomer. Rata-rata panjang sarkomer nilai tinggi berada pada level 9% yaitu 1,98

µm bagian otot musculus Longisimmus dorsi. Ini menandakan bahwa pemberian

level 9% kulit biji kakao dapat merelaksasi otot ditandai dengan sarkomer

memanjang.

24  

Page 40: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

   

Diameter Serat

Struktur serat otot dibungkus oleh sarung jaringan ikat. Jaringan ikat ini

terdiri dari endomisium yang mengelilingi setiap serat otot, perimisium yang

membungkus setiap bundel otot dan epimisium yang membungkus seluruh bundel

otot.

Ukuran bundel otot dapat menunjukkan keempukan daging. Semakin kecil

bundel otot, semakin empuk daging tersebut karena aktivitas yang terjadi sedikit

sedangkan diameter bundel otot yang lebih besar menunjukkan tingkat

keempukan yang lebih rendah karena aktivitas yang dilakukan oleh protein

kontraktil otot cenderung lebih tinggi. Nilai rata-rata diameter serat dapat dilihat

pada Tabel 4.

Tabel 4. Diameter serat (µm) daging sapi Bali jantan dengan pemberian berbagai level kulit biji kakao sebagai pakan subtitusi

Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris dan kolom yang sama menyatakan perbedaan sangat nyata (P <0,01).

Jenis otot Level kulit biji kakao (%) Rata- rata 0 3 6 9 musculus Longisimmus dorsi 72,86 67,53 67,22 61,47 67,27a musculus Semitendinosus 76,51 74,80 62,81 61,96 69,02b musculus Infraspinatus 78,52 77,64 62,81 61,98 70,23b

Rata-rata 75,96a 73,32b 64,28c 61,80d

1. Pengaruh berbagai level kulit biji kakao terhadap diameter serat daging sapi

Bali jantan.

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa level penambahan kulit biji

kakao berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai rata-rata diameter serat

daging sapi Bali jantan. Setelah pengujian Beda Nyata Terkecil antara perlakuan

didapatkan bahwa terdapat perbedaan yang sangat nyata antara level 0% dengan

3%, 6%, dan 9%, demikian juga level 3% dengan 6% dan 9%, juga terdapat

25  

Page 41: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

   

perbedaan sangat nyata antara level 6% dan 9%. Hal ini menunjukkan bahwa

semakin tinggi penambahan level kulit biji kakao maka semakin rendah nilai rata-

rata diameter serat otot yang dihasilkan yaitu 75,96, 73,32, 64,28, 61,80 µm. Hal

ini terjadi karena perubahan diameter serat otot terjadi secara tidak langsung atau

perubahan diameter serat otot dipengaruhi oleh panjang sarkomer. Peningkatan

nilai rata-rata panjang sarkomer diikuti dengan penurunan nilai rata-rata diameter

serat.

Ali (2013), menyatakan bahwa diameter serat otot akan memanjang jika

otot berkontraksi, dan memendek pada keadaan relaksasi, dimana relaksasi otot

didapatkan dari pemberian pakan kulit biji kakao. Warris (2000), menambahkan

bahwa serat otot dapat memiliki diameter serat otot antara 60-100 µm.

2. Pengaruh jenis otot yang berbeda terhadap diameter serat sapi Bali jantan dengan pemberian berbagai level kulit biji kakao.

Tabel 4. Menunjukkan bahwa jenis otot yang berbeda berpengaruh sangat

nyata terhadap diameter serat (P<0,01) dengan pemberian level kulit biji kakao.

Setelah pengujian Beda Nyata Terkecil antara perlakuan didapatkan bahwa

terdapat perbedaan yang sangat nyata antara otot musculus Longisimmus dorsi

dengan otot musculus Semitendinosus dan musculus Infraspinatus, demikian juga

otot musculus Semitendinosus dengan otot musculus Longisimmus dorsi dan otot

musculus Infraspinatus, juga terdapat perbedaan yang sangat nyata antara otot

musculus Infraspinatus dengan otot musculus Longisimmus dorsi dan otot

musculus Semitendinosus. Rata-rata diameter serat yang dihasilkan pada otot

musculus Longisimmus dorsi lebih rendah 67,27 µm jika dibandingkan dengan

rata-rata diameter serat otot musculus Semitendinosus dan musculus Infraspinatus,

26  

Page 42: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

   

yaitu masing-masing 69,02 dan 70,23 µm. Hal ini disebabkan karena peningkatan

nilai rata-rata diameter serat pada jenis otot diikuti dengan penurunan nilai rata-

rata panjang sarkomer. Diameter serat otot berkorelasi negatif terhadap

keempukan, dengan asumsi bahwa otot yang keras memiliki diameter serabut

yang lebih besar dibandingkan serabut otot lunak.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sifat-sifat sensorik khususnya

keempukan terdiri atas faktor biologi atau faktor sebelum panen yakni bangsa

ternak, umur, jenis kelamin, jenis otot, sistem pemberian pakan dan faktor

teknologi atau faktor pascapanen antara lain waktu maturasi (aging), stimulasi

listrik, teknik penggantungan karkas dan teknik HPP (High Pressure Processing)

(Abustam, 1990).

3. Interaksi berbagai level kulit biji kakao dan jenis otot yang berbeda terhadap diameter serat daging sapi Bali jantan.

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa interaksi antara level kulit biji

kakao dan jenis otot yang berbeda terhadap diameter serat berpengaruh sangat

nyata (P<0,01). Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh interaksi keduanya

terhadap diameter serat. Rata-rata diameter serat mengalami penurunan dari level

0% ke level 9% yaitu 75,96, 73,32, 64,28, 61,80 µm, begitupun pada jenis otot.

Nilai rata-rata diameter serat paling rendah terdapat pada otot musculus

Longisimmus dorsi, hal ini disebabkan karena dengan pemberian kulit biji kakao

sebagai pakan subtitusi menyebabkan otot relaksasi sehingga diameter bundel otot

lebih kecil yang menunjukkan tingkat keempukan lebih tinggi.

27  

Page 43: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

   

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Level kulit biji kakao 9% dalam pakan menghasilkan panjang sarkomer

terendah sebesar 1,98 µm dan diameter serat otot paling tinggi sebesar 61,80

µm, dibanding dengan kontrol, 3% dan 6%.

2. Nilai rata-rata panjang sarkomer otot musculus Longisimmus dorsi lebih

tinggi, tetapi memiliki nilai rata-rata diamater serat lebih kecil dibanding

dengan otot musculus Semitendinosus dan otot musculus Infraspinatus.

3. Interaksi menunjukkan bahwa level kulit biji kakao dalam pakan tidak

berdampak pada perubahan nilai rata-rata panjang sarkomer dan diamater serat

masing-masing jenis otot.

Saran

Pemberian pakan kulit biji kakao 9% dapat memperbaiki kualitas daging

sapi Bali jantan jika sesuai dengan berat badan ternak, karena apabila melebihi

dapat menyebabkan keracunan. Sehingga dengan adanya asumsi ini, maka

disarankan untuk menggunakan level 6%.

28  

Page 44: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

   

DAFTAR PUSTAKA

Abustam, E. 1990. Penanganan pascapanen komoditas ternak daging. Bulettin Ilmu Peternakan dan Perikanan. Edisi Pertama. Fakultas Peternakan – Lephas. Makassar.

Abustam, E. 1993. Karakteristik kualitatif karkas dan daging ternak sapi Bali dan Kerbau. Buletin Penelitian Unhas, VIII (20-23):11-21.

Adegbola, A. A. 1997. Utilization of agro-industri by product in Africa. FAO. Prod and Health Paper.

Ali, H. M. 2013. Perbaikan kualitas daging sapi bali melalui percepatan pemulihan cekaman akibat transportasi dengan pemberian theobromin dan polifenol dari ekstrak kakao. Unhas, Makassar.

Bonvehy, J. S., dan Coll, F. V. 1999. Protein quality assessment in cacao husk. Food Research lnt. 32 : 201-208.

Ch’ng, A. L. Dan M. Wong. 1986. Utilization of Cocoa shell in pig feed. Singapore. J. Pri. Ind. 14(2): 133-139.

Cokrowardoyo, P. 1987. Pedoman Manajemen Operasional Budidaya Kakao. PT. Perkebunan XVIII (Persero. Jl Mugas Dalam (atas) – Semarang.

Devendra, C. 1997. The utilization of cacao pod husk by sheep. The Malaysian Agricultur Journal 51 : 179 – 185.

Direktorat Jendral Peternakan. 1991. Pemanfaatan Limbah Industri Perkebunan Kakao Sebagai Bahan Pakan. Jakarta.

Erlinawati. 1986. Kemungkinan penggunaan kulit biji coklat (Theobroma cacao L.) untuk Bahan Makanan Ternak Domba. Karya Ilmiah. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Gaspersz, V. 1991. Metode Rancangan Percobaan. Arminco, Bandung.

Gohl, B. 1981. Tropical feeds. FAO-UN, Rome pp 389-390.

Grassi, D., Desideri,G., Necoione, S., Lippi, C., Casale, R., Properi, G., Blumberg, J.B., Ferri, C. 2008. Blood pressure is reduced and insulin sensitivity increased in glucose-intolernt, hypertensive subjects after 15 days of consumsing high-polifenol daark chocolate. J. Nutr. 138:1671-1676.

29  

Page 45: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

   

Hamzah, P., R. Rangkuti, T. Haryati, Erlinawati dan T. Rustandi. 1989. Pengaruh tingkat pemberian kulit biji coklat (Theobroma cacao L.) dalam ransum ternak domba. Ilmu dan Peternakan. 3(1) : 161-164.

Hudayah, H., 1985. Evaluasi standar coklat. pertemuan teknis penetapan standar (khusus coklat). Direktorat Standarisasi dan Pengendalian Mutu, Depdag RI-Jakarta.

Hutagalung, R. I. 1977. Non-tradisional feeding stuffs for livestock. symp. on feedingstuffs for livestock in south east asia. Kuala Lumpur. Peprint No. 26.

Irawan, B. 1983. Penilaian manfaat limbah industri perkebunan sebagai bahan makanan ternak ruminansia secara in vitro. Karya Ilmiah. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Kim, H. dan P. G. Keeney 1983. Method of analysis for (-)-epicatechin in cacao beans by high performance liquid chromatography. Journal of food Science, 48: 548-551.

Koswara. 2009. Ekstraksi Pektin dari Kulit Buah Kakao. Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, USU : Medan.

Lawrie, R. A. 1995. Meat Science. 5th ed. Pergamon Press, Oxford.

Lawrie, R. A. 2003. Ilmu Daging. Terjemahan A. Parakkasi. Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Lehninger, A. R. 1978. Biochemistry. Worth Publisher. Inc. New York.

Nasution, Z., 1976. Pengolahan Cokelat, Departemen Teknologi Hasil Pertanian. IPB-Press, Bogor.

Noller, C.R. 1965. Chemistry of organic compounds. 3rd Ed. W. B. Sounders Company. Philadelphia.

Nurani, A. S. 2010. Meat (Daging). Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Osawal, K., Miyazakil, K. , Shimura, I., Okuda, J., Matsumoto, M and Ooshima, T., 2000. Identification of cariostatic substances in the cacao bean husk: their antiglucosyltransferase and antibacterial activities. Dent. Res., 80(11):2000-2004.

Othman, A., Ismail, A., Ghani, N.A., Adenan, I., 2007. Antioxidant capacity and phenolic content of cacao bean. Food Chemistry.,1523-1530.

30  

Page 46: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

   

Paul. M Dewick. 2001. Medicinal Natural Product. Edisi II. England.

Poedjiwidodo, M. S., 1996. Sambung Samping Kakao. Trubus Agriwidya, Jawa Tengah.

PPSDAK-Disnakwan Sulsel. 2010. Kajian strategi pencapaian sejuta Sapi di Sulawesi Selatan. Kerjasama Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan Kelautan Lembaga Penelitian Unhas dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar.

Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi Daging. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Spillane, J.J., 1995. Komoditi Kakao Peranannya dalam Perekonomian Indonesia. Kanisius, Yogyakarta.

Sun,Y. and J. Cheng. 2002. Hydrolysis of lignocellulosic material from ethanolproduction: A review. Biores. Technol, 83: 1-11.

Susanto, F. X. 1994. Tanaman Kakao (Budidaya dan Pengolahan Hasil). Kanisius, Yogyakarta.

Swatland, H.J. 1984. Structure and Development of Meat Animals. Prentice-Hall, Inc., New Jersey.

Tarka, S. M., B. L. Oumas dan G. A. Trout. 1978. Examination of the effect Cocoa shell and theobromin in lamb. nutrition report international. 18(3) : 301-312.

Taubert, D., Roesen, R., Lehmann, C., Jung, N., Schoming, E. 2007. Effects of low habitual cacao intake on blood pressure and bioactive nitric oxide. The Journal of the American Medical Association 298:49-60.

Warris. 2000. Ekstraksi dan karakteristik pektin dari kulit buah kakao. Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia. Bogor.

Weniger, M. A. Funk, K., dan Grosse, F., 1955. Der Futtewert der Kakaoschalen und ihre wirkung auf die milchprodukten. Archiv fur Tierenahrun. 4: 337 – 348.

Wong, H. K. dan A. H. Osman. 1986. The nutritive value and rumen fermentation pattern in sheep fed and dried cacao pod ration. Canberra.

31  

Page 47: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

   

Wood, G.A.R., 1987. From harvest to store. in cacao fourth editian. longman scientific and technical. Copublished in The United State with John Willey and Sons. Inc, New York.

Xiong, Y. L. 2000. Meat processing. Wiley – VCH, Inc, New York.

32  

Page 48: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

   

Lampiran 1. Tahap-Tahap Pemberian Pakan Kulit Biji Kakao Adapun tahap-tahap pemberian pakan kulit biji kakao sebagai berikut :

1. Pembiasaan pakan basal berupa dedak kasar 10 kg, ampas tahu 15 kg, bungkil

kelapa 0,5 kg, dan garam 0,2 kg untuk 12 ekor sapi Bali jantan yang diberikan

setiap 2 kali sehari dalam bentuk bubur (kadar air 70%) .

2. Pakan perlakuan untuk 12 ekor sapi Bali jantan diberikan setiap 2 kali sehari

dalam bentuk konsentrat. Komposisi pakan perlakuan dapat dilihat pada Tabel

5.

Table 5. Komposisi Pakan Perlakuan

Pakan A(%) B(%) C(%) D(%) Dedak Molases Bungkil kelapa

12 9 6 3 5 5 5 5 3 3 3 3

Kulit biji kakao 0 3 6 9 Garam 0,2 0,2 0,2 0,2 Mineral 0,06 0,06 0,06 0,06

3. Pemberian rumput 1 kali sehari sebanyak 1,5 kg/ekor/hari.

Gambar 6. Metode Pemberian Pakan

4. Penimbangan ternak dilaksanakan 2 kali dalam sebulan.

5. Pemotongan ternak dilaksanakan setiap hari.

33  

Page 49: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

   

Lampiran 2. Hasil perhitungan analisis ragam berbagai level kulit biji kakao

dan jenis otot yang berbeda serta interaksi keduanya panjang sarkomer daging sapi Bali jantan.

Dependent Variable:panjang_sarkomer (µm)

Source Type III Sum

of Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model

.472a 11 .043 9.897 .000

Intercept 124.415 1 124.415 2.869E4 .000 jenis_otot .080 2 .040 9.173 .001 level .355 3 .118 27.304 .000 jenis_otot * level

.037 6 .006 1.435 .243

Error .104 24 .004

Total 124.992 36

Corrected Total .576 35

a. R Squared = .819 (Adjusted R Squared = .737)

UJI BNT JENIS OTOT YANG BERBEDA 

Dependent Variable:panjang_sarkomer (µm) (I)

jenis_otot

(J) jenis_otot

Mean Difference (I-

J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper BoundLSD is ld -.1005* .02688 .001 -.1560 -.0450

st -.0016 .02688 .954 -.0571 .0539ld is .1005* .02688 .001 .0450 .1560

st .0989* .02688 .001 .0434 .1544st is .0016 .02688 .954 -.0539 .0571

ld -.0989* .02688 .001 -.1544 -.0434Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = .004.

*. The mean difference is significant at the .05 level.

34  

Page 50: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

   

UJI BNT LEVEL KULIT BIJI KAKAODependent Variable:panjang_sarkomer (µm)

(I) level

(J) level

Mean Difference (I-

J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower

Bound Upper BoundLSD a1 a2 -.0780* .03104 .019 -.1421 -.0139

a3 -.1828* .03104 .000 -.2468 -.1187a4 -.2607* .03104 .000 -.3247 -.1966

a2 a1 .0780* .03104 .019 .0139 .1421a3 -.1048* .03104 .003 -.1688 -.0407a4 -.1827* .03104 .000 -.2467 -.1186

a3 a1 .1828* .03104 .000 .1187 .2468a2 .1048* .03104 .003 .0407 .1688a4 -.0779* .03104 .019 -.1420 -.0138

a4 a1 .2607* .03104 .000 .1966 .3247a2 .1827* .03104 .000 .1186 .2467a3 .0779* .03104 .019 .0138 .1420

Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = .004.

*. The mean difference is significant at the .05 level. Lampiran 3. Hasil perhitungan analisis ragam berbagai level kulit biji kakao

dan jenis otot yang berbeda serta interaksi keduanya diameter serat daging sapi Bali jantan.

Dependent Variable:diameter_serat (µm)

Source Type III Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Corrected Model 1522.425a 11 138.402 46.171 .000 Intercept 170633.709 1 170633.709 5.692E4 .000 jenis_otot 53.218 2 26.609 8.877 .001 level 1270.863 3 423.621 141.320 .000 jenis_otot * level 198.344 6 33.057 11.028 .000 Error 71.943 24 2.998 Total 172228.077 36 Corrected Total 1594.368 35 a. R Squared = .955 (Adjusted R Squared = .934)

35  

Page 51: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

   

UJI BNT JENIS OTOT YANG BERBEDA Dependent Variable:diameter_serat (µm) (I)

jenis_otot

(J) jenis_otot

Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper BoundLSD is ld 2.9619* .70682 .000 1.5031 4.4207

st 1.2117 .70682 .099 -.2471 2.6705ld is -2.9619* .70682 .000 -4.4207 -1.5031

st -1.7503* .70682 .021 -3.2091 -.2914st is -1.2117 .70682 .099 -2.6705 .2471

ld 1.7503* .70682 .021 .2914 3.2091Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 2.998.

*. The mean difference is significant at the .05 level.

UJI BNT LEVEL KULIT BIJI KAKAO Dependent Variable:diameter_serat (µm)

(I) level

(J) level

Mean Difference (I-

J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper BoundLSD a1 a2 2.6372* .81617 .004 .9527 4.3217

a3 11.6798* .81617 .000 9.9953 13.3643a4 14.1646* .81617 .000 12.4801 15.8490

a2 a1 -2.6372* .81617 .004 -4.3217 -.9527a3 9.0426* .81617 .000 7.3581 10.7270a4 11.5273* .81617 .000 9.8428 13.2118

a3 a1 -11.6798* .81617 .000 -13.3643 -9.9953a2 -9.0426* .81617 .000 -10.7270 -7.3581a4 2.4848* .81617 .006 .8003 4.1693

a4 a1 -14.1646* .81617 .000 -15.8490 -12.4801a2 -11.5273* .81617 .000 -13.2118 -9.8428a3 -2.4848* .81617 .006 -4.1693 -.8003

Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 2.998.

*. The mean difference is significant at the .05 level.

36  

Page 52: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

   

Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian di Laboratorium Pengolahan Daging dan Telur

Gambar 1 : Bagian otot sapi Bali Gambar 2 : Penimbangan daging sapi yang akan dimasukkan ke dalam pot sampel

Gambar 3 : Sampel yang sudah ditambahkan Gambar 4 : Sampel yang diuji dengan Buffer A dan diganti dengan buffer B. menggunakan software Axiovision 4,8.

37  

Page 53: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

   

Lampiran 5. Gambar Hasil Pengukuran Panjang Sarkomer dan Diameter Serat Otot

 

 

 

 

Gambar sapi 1 Gambar sapi 2 Gambar sapi 3

 

 

 Gambar sapi 4 Gambar sapi 5 Gambar sapi 6

                   Otot LD Otot ST Gambar sapi 7 Gambar sapi 8 Gambar sapi 9

Gambar sapi 10 Gambar sapi 11 Gambar sapi 12

38  

Page 54: DIAMETER SERAT DAN PANJANG SARKOMER DAGING SAPI BALI … · serat lebih kecil dibanding dengan otot . musculus Semitendinosus. dan otot . musculus Infraspinatus. Interaksi menunjukkan

   

39  

RIWAYAT HIDUP

Nur Amalia, lahir pada tanggal 28 Agustus 1992 di

Pali’E Kabupaten Soppeng, Provinsi Sulawesi Selatan.

Penulis adalah anak ketiga dari empat bersaudara pasangan

Baharuddin S.Pd, M.Si dan Hermi. Jenjang pendidikan

formal yang pernah ditempuh Penulis adalah SDN 278

Ungatanae di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng dan lulus tahun 2005.

Kemudian setelah lulus di SD, Penulis melanjutkan di Pesantren Al Iman

Kabupaten Sidrap tahun 2008, kemudian di Sekolah Menengah Atas (SMA)

Negeri 1 Marioriwawo, lulus pada tahun 2011. Setelah menyelesaikan SMA,

penulis diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui Jalur Seleksi Nasional

Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) di Fakultas Peternakan, Universitas

Hasanuddin, Makasssar. Saat ini Penulis aktif di Himpunan Mahasiswa Teknologi

Hasil Ternak Universitas Hasanuddin (HIMATEHATE_UH) dan sebagai asisten

praktikum Ilmu Ternak Perah dan Manajemen Ternak Perah Peternakan di

Fakultas Peternakan.