Ekonomi Dan Politik dalam Al-Quran

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Agama Islam

Citation preview

EKONOMI () Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian (Q:S 51:19)

() Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (Q:Ansisa :29)

()Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), Maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. (Q:Al Baqoara:245)

() dan dirikanlah Sholat, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai Balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. dan mohonlah ampunan kepada Allah; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q:Al Muzammil 20\

(Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya".(Q:Al-Qosos 26)

() Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q: Ali Imron: 180)

......Dan mengapa kamu tidak menafkahkan (sebagian hartamu) pada jalan Allah, Padahal Allah-lah yang mempusakai (mempunyai) langit dan bumi (Q:Al adid:10)

() Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian (Q: Al Zariat:19)

()..... supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya. (Q:Al Hasyr:7)

() Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya. (Q:Al Maidah:2) (Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) Menyembunyikan persaksian. dan Barangsiapa yang menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS: Al Baqora: 283)

() Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, Padahal kamu mengetahui. (QS: Al Baqarah:188)

()Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan Riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. (QS: Al Imron 130)

() Orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.(QS Al-Baqoroh 275)

() Allah memusnahkan Riba dan menyuburkan sedekah dan Allah tidak menyukai Setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa(QS Al-Baqoroh 276)

()Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS Al-Baqoroh 277)

() Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa Riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman(QS Al-Baqoroh 278).

() Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak Menganiaya dan tidak dianiaya. (QS Al-Baqoroh 279)

()Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar. (QS Al Hadid:7)

()Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, (Q: AlMaarij: 24)

()Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (Q:Al Arof :31)

() ()Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (QS:Al Isro: 26-27)

()Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.(QS:Al Furqon: 67)

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS:Al Qosos :77)

(37).Sekiranya Dia meminta harta kepadamu, lalu mendesak kamu ( agar memberikan kesemuanya), nescaya kamu akan menjadi bakhil (kedekut) dan Dia akan menampakkan kedengkianmu.

()Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untukmemikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu Amat zalim dan Amat bodoh (QS

() ()Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah: "Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaan", dan Allah Sebaik-baik pemberi rezki. (QS;Al Jumuah:10-11) ()Makasempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman". (QS;Al Arof 85)

()Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya (QS: Al Hasyr7). ()Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih (QS At Taubah 34) () ()Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu. Bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta). (QS Al Maarij:24-25

() Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.(QS: Al Isro 26)

() Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaanitu) di tengah-tengah antara yang demikian. (QS: Al Furqo 67)

POLITIKAl-quran surat An-nur ayat 55 Allah telah berjanji pada orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bahwa ia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana ia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa.Dari keterangan ini dapat di tarik dua masalah yang fundamental, yaitu:1. Islam menggunakan Khilafah sebagai kata kunci, bukan dengan kata kedaulatan atau yang lainnya. Dengan demikian pemegang kekuasaan dan penggunaan harus sesuai dengan norma dan hukum tuhan, maka dengan sendirinya ia menjadi khalifah (pengganti) Tuhan.2. Kekuasaan untuk mengatur bumi, mengelola negara danmensejahterakan masyarakat dan dijanjikan kepada seluruh masyuarakat beriman, bukan kepada seseorang atau suatu kelas tertentu. Setiap mukmin menjadi khalifah Tuhan dimuka bumi sesuai dengan kapasitas individunya.Kata kekuasaan dan kekhalifahaan dngan sendirinya akan terkait dengan raja- raja atau otoritas kepuasaan. Meurut konsep al-Quran, kekhalifahaan bukanlah hak istimewa individu, kelas atau kelompok terteentu, melaikan hak kolektif yang mengakui kedaulaaan mutlak Tuhan atas diri mereka dan menjalankan hukum Tuhan yang disampaikan oleh Rasul.Pemikiran tentang konsep negara dilandasi oleh tiga dasar atau anggapan: pertama, Islam adalah agama yang paripurna, lengkap dengan petunjuk uantuk mengatur semua segi kehidupan manusia, termasuk kehidupan politik, dalam arti bahwa dalam Islam ada sistem politik, oleh karena itu dalam bernegara umat Islam tidak perlu meniru sistem politik barat, tetapi kembali ke sistem Islam enagn merujuk kepada pola politik al-Khulafaur al-Roshidiin. Sebagai contoh sistem kenegaraan menurut Islam, kedua kekuasaan tertinggi, dalam istilah politik Islam adalah kedaulatan. Dan kedaulatan tertingi dalam politik Islam ada di tangan tuhan, sedangkan manusia adalah hanya pelaksana kedaulatan Tuhan sebagai Khlifah-Khalifah Allah du bumi. Ketiga, Sistem politik Islam adalah suatu sistem universal yang tidak mengenal batas-batas dan ikatan-ikatan geografis, bahasa dan kebangasaan.Alquran Surat an Nisa ayat 59 Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan Uli al-Amri diantara kamu. Kemudian jika kalian berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Quran) dan Rasulnya (al-Sunnah), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu)dan lebih baik akibatnya.Quran Surat an Nisa ayat 83 Dan apabila mereka ditimpa suatu hal, keamanan atau ketakutan, mereka siarkan (kepada musuh). Dan kalau mereka serahkan hal itu kepada Rasul atau kepada Ulil Amri (yang mempunyai urusan diantara kamu), niscaya orang-orang yang meneliti diantara mereka mengetahui hal itu.ada diantara mufasir yang menafsir kata ulil amri pada ayat pertama dengan penguasa kaum muslimin pada masa rasul dan pada masa sesudah rasul termasuk para khalifah, para qadli dan panglima perang. Ada juga yang menafsirkan dengan ulama syara . Sedangkan kata Ulil amri pada ayat kedua ditafsirkan dengan sahabat senior atau para pemimpin mereka. Akan tetapi menurut Ali Abdul Raziq, tidak ada seorangpun yang menganggap kedua ayat tersebut diatas sebagai dalil wajibnya mendirikan khilafah/negara.Jadi menurutnya, kedua ayat ini masih belum memadai sebagai dalil adanya khilafah atau negara. Namun kandungan ayat tersebut ialah membuktikan adanya keharusan bagi kaum muslimin untuk memiliki sekelompok orang yang dapat dijadikan rujukan bagi persoalan- persoalan yang mereka hadapi. Makna ini jelas lebih umum dan luas dibandingkan dengan makna yang mereka sebutkan. Malahan pengertian seperti itu satu sama lain berbeda jauh.Sebagaimana Al-Quran, Al-Sunah juga tidak membicarakan khilafah ini. Seandainya ada hadits yang bisa dijadikan dalil, niscaya mereka lebih mendahulukannya dari pada ijma dan tentu pengarang Al-Mawaqif (yang dimaksud ialah Abdurrahman Al-Iji dan Sayyid Syarip Al-Jurjani) tidak mengatakan bahwa Ijma dalam mendirikan negara ini tidak memiliki sandaran dalili Naqli.Rasyid Ridlolah diantara ulama yang berusaha mendapatkan Al-Sunah sebagai dalil atas kewajiban mendirikan negara atau khilafah. Dia kritik Al- Taftazzany dan orang-orang lainnya yang dianggapnya telah lupa mengambil hadits-hadits shahih yang menetapkan adanya jamaah kaum muslimin dan imam mereka. Sementara ada hadits lain yang mengemukakan bahwa orang yang mati yang belum melakukan baiat maka kematiannya bagaikan kematian orang jahiliyyah. Ada lagi hadits Hudzaifah yang menyatakan Tetaplah kamu dalam jamaah kaum muslimin dan imam mereka Menurut Ali Abdul Raziq, para ulama tidak menjadikan hadits-hadits itu sebagai dalil dalam masalah ini. Sungguh demikian ia mengakui bahwa Rasyid Ridlo bukanlah orang yang pertama kali mengemukakan konsep ini, sebelumnya Ibn hazm Al- dhahri juga mempunyai dugaan bahwa ayat 59 surat al-nisa dan beberapa hadits shahih yang menyatakan perlunya taat kepada imam, dapat dijadikan dasar kewajiban pendirian suatu negara atau khilafah.Menurut Al-Raziq, bila dilakukan penelitian terhadap hadits-hadits yang disebutr diatas, semuanya tidak ada yang memadai untuk dijadikan dalil terhadap anggapan mereka itu, yakni bahwa syariat Islam mengakui adanya hegara atau imamah, Al-udhma dalam pengertian menggantikan nabi dan menduduki kedudukannya dikalangan kaum muslimin, apalagi untuk dijadikan dalil bahwa khilafah adalah aqidah syariah dan salah satu diantara hukum-hukum agama.Semua hadits Rasulullah Saw. yang menuturkan tentang Imamah, Khilafah, baiat dan istilah-istilah lainnya tidak menunjukan suatu pengertian lebih banyak ketimbang yang masih ada dalam ucapan Yesus ketika menyinggung berbagai hukum yang berkenaan dengan pemerintahan kekaisaran. Dalam hal ini al-Raziq mengutip perkataan Isa al-Masih, yaitu: berikanlah kepada kaisar apa yang menjadi hak kaisar dan berikanlah kepada Tuhan apa yang menjadi hak Tuhan.Setelah al-Raziq berusaha mematahkan argumentasi yang menganggap pembentukan khilafah adalah wjib syari, lalu Ia meninjau khilafah dari sudut sosioligi-historis. Menurutnya, ia hanya melahirkan keburukan dan kebobrokan. Semenjak pertengahan abad ke tiga Hijriyah, kekhilafahan Islam mulai kehilangan pengaruhnya dn kekuasaanya hanya terbatas tidak lebih pada satu wilayah yang sempit terletak di Bahgdad sebgai tempat khalifah tidak lebih baik disbanding dengan negeri-negeri yang telah lepas dari kekhalifahan. Demikian juga kondisi perekonomiannya.Allah menjamin ketinggian dan kelestarian agama-Nya, namun Allah tidak menghendaki ketinggian atau kehinaan agama-Nya tergantung kepada suatu bentuk pemerintahan atau kepemimpinan. Dan Allah juga tidak menghendaki kebaikan atu kerusakan hamba-Nya yang muslim tergantung kepda Khilafah atau pra khalifah.Sebelum mengkaji kepemimpinan Rasululllah, al-Raziq antara lain mengatakan bahwa risalah bukanlah mulk keduanya tidak memiliki keterkaitan. Risalah adalah suatu kedudukan dan mulk adalah kedudukan lainnya. Banyak diantara malik yang bukan nabi dan banyak Rasul yang bukan Malik bahkan kebanyakan Rasul bertugas semata-mata sebgai Rasul. Dalam sejarah Rasul, sedikit sekalai orang yang menggabungkan kedua kedudukan itu.Ali Abdul Raziq mengakui bahwa Nabi melakukan tindakan yang bisa dinilai sebagai pengaturan politik dalam menjalankan pemerintahnnya, seperti jihad. Jika jihad (perjuangan dengan senjata) disamping alat dakwah juga diartikan sebagai cara untuk mengokohkan negara dan memperluas kerajaan, maka orang yang mengambil kesimpulan bahwa disamping sebagai Rasulullah, Nabi Muhammad juga sebagai penguasa politik. Namun al-Raziq mengajukan suatu pertanyaan apakah pembentukan pemerintahan Islam dan berkecimpungnya Nabi didalamnya merupkan bagian tugas yang diperintahkan wahyu Allah atau di luar tugas beliau sebagai pembawa risalah.Menurutnya, prilaku politik yang dilakukan Nabi adalah di luar tugasnya sebagai pembawa risalah. Kalau memang ternyata Nabi menjadi pemimpin politik, maka hal itu timbul karena fenomena kebutuhan duniawi yang tidak ada sangkut pautnya dengan risalah. Selanjutnya, al-Raziq memberikan penjelasan, memang benar tugas risalah itu menuntut Nabi untuk memiliki semacam kepemimpinan dan kekuasaan atas bangsanya, tetapi kepemimpinan dan kekuasaan raja ats rakyatnya.Menurutnya, kekuasaan Rasul atas bangsanya adalah kekuasaan Rohani/keagamaan dan ketundukan yang sempurna yang selanjutnya dengan ketundukan fisik. Sedangkan kekuasaan politik adalah kekuasaan pisik yang berdasarkan atas kekuasaan fisik tanpa ada kaitan dengan hati. Yang pertama kekuasaan memimpin dan menunjukan jalan untuk menuju jlan Allahm, sedangkan yang kedua kekusaan yang mengatur kemakmuran dan kebaikan kshidupan duniawi. Yang pertama untuk agama dan yang kedua untuk dunia. Yang pertama untuk Allah yang kedua untuk menusia, yang pertama kepemimpinan agama dan kedua kepemimpinan politik sangatlah jauh perbedaan antara kedudukan agama dan politik.Sungguh pun demikian, al-Raziq memandang logis bila semua umat manusia inin memeluk suatu agama dan diatur oleh suatu ikatan keagamaan. Sedangkan bila umat manusiadi muka bumi ini diatur melalui ikatan polittik dibawah satu pemerintahan, maka hal itu dengan segera akan membuat mereka keluar dari watak kemanusiaanya dan itu tidak sesuai kehendak Tuhan.Pengaturan manusia melalui pemerintah dan ikatan politik merupakan suatu kebutuhan duniawi yang dipasrahkan oleh Allah kepada kemampuan akal maanusia. Manusia diberikan kebebasan untuk mengaturnya melalui bimbingan dan pertimbangan akal, ilmu pengetahuan, interes, dorongan nafsu dan ambisi-ambisi mereka. Dan inilah hikmah yang diberikan Allah agar manusia menjadi bangsa yang beraneka.Pandangan-pandangan Ali Abdul Raziq ini, yang berlandaskan kepada pola pemahaman yang memberikan gambaran tentang tidak adanya dalil tentang konsep negara, yang merupakan lembaga khilafah. Tegasnya ia menolak sistem khilafah yang dianggap merupakan sistem pemerintahan Islam yang ideal dan sistem pemerintahan yang berdasarkan Al-quran dan Al-sunah .Menurutnya, yang ada hanya pemerintahan duniawi yang terlepas dari konsep-konsep keagamaan. Dan Ia menunjukan bahwa agama dan negara mempunyai peran dan tugas masing-masing serta antara agama dan negara tidak boleh disatukan dalam sebuah lembaga.Quran Surat an Nisa ayat 58 Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat.Sebuah riwayat yang menceritakan ayat tentang memberikan amanat dan hak kepada yang berhak serta menghukum dengan adil ini adalah sebuah kisah ketika terjadinya pembukaan kota Mekkah. Ketika itu, penjaga kabah adalah Utsmn bin Abd al-Dr. Beliau mengunci kabah. Maka Abbs mengambil dengan paksa kunci tersebut. Lalu Rasulullah mengutus Al RA untuk meminta Abbs mengembalikan kunci tersebut dan meminta maaf kepada Utsmn bin Abd al-Dr. Setelah itu, Ali RA pun menceritakan pada Utsmn bin Abd al-Dr bahwa ayat ini diturunkan kepadanya. Maka Utsmn bin Abd al-Dr pun memeluk Islam.Keadilan adalah merupkan asas kepimpinan. Ia adalah asal dari dasar-dasar hukum di dalam Islam. Wajib ada bagi masyarakat sosial agar yang lemah dapat mengambil haknya. Yang kuat tidak merampas dari yang lemah. Terlestarilah keamanan. Seluruh syariat yang datang dari Allah (seperti agama Yahudi dan Nasrani) itu mewajibkan mendirikan keadilan. Maka dari itu, wajib bagi hakim dan perangkat pemerintahan melestarikan keadilan sehingga hak-hak tersentuh ahlinya. Kata adil menurut `Ibn Athiyyah: telah berkata al-Qdl `Ab Muhammad: Adil adalah melakukan segala perkara yang difardukan dari segi akidah dan syariat, kehidupan sesama manusia di dalam melaksanakan amanat dan meninggalkan kezaliman, memberikan sesuatu yang hak.