109
EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM BANTUAN MODAL USAHA BAZIS DKI JAKARTA PUSAT Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.sos) Oleh: RULLY MUHARRAM NIM:1112053000022 KONSENTRASI MANAJEMEN ZIS DAN WAKAF JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2017 M

EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

  • Upload
    others

  • View
    18

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM

BANTUAN MODAL USAHA BAZIS DKI JAKARTA PUSAT

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk MemenuhiPersyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

(S.sos)

Oleh:

RULLY MUHARRAM

NIM:1112053000022

KONSENTRASI MANAJEMEN ZIS DAN WAKAFJURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA1439 H/2017 M

Page 2: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal
Page 3: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal
Page 4: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal
Page 5: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

i

ABSTRAK

Rully Muharram ,1112053000022, Program Studi Manejemen Dakwah,Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Evaluasi PendayagunaanDana Zakat Pada Program Bantuan Modal Uasaha, Badan Amil ZakatInfaq dan Shodaqoh DKI Jakarta Pusat.

Dibawah Bimbingan Muhammad Zen, MA

Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta,karena hal ini menyangkut harta setiap muslim secara prkatis, saat hartannyasudah melewati nishab, membayar zakat merupakan suatu rukun islam yangsangat jelas dan tegas. Dana zakat dapat dikelola dengan baik, melaluipendayagunaan dana zakat. Evaluasi merupakan kegiatan yang bertujuan untukmengukur tingkat keberhasilan suatu kegiatan. Evaluasi pendayagunaanmerupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengukur tingkat keberhasilankegiatan pendayagunaan zakat.

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana evaluasikarakteristik sasaran penerimaan kegiatan program pendayagunaan bantuanmodal usaha BAZIS DKI Jakarta Pusat, dan bagaimana hasil kriteria evaluasipemanfaatan program pendayagunaan modal usaha BAZIS DKI Jakarta pusat,bagaimana evaluasi fasilitas yang digunakan dalam pelaksanaan programpendayagunaan bantuan modal usaha BAZIS DKI Jakarta Pusat, tujuanpenelitian ini untuk mengetahui hasil pencapaian BAZIS DKI Jakarta Pusatdalam memberikan bantuan modal usaha.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan deskriftif denganmenggunakan teknik pengumpulan data observasi atau pengamatan,wawancara, dan dokumentasi. Metode analisis data nya menggunakan analisideskriftif karena penelitian ini menjelaskan evaluasi pendayagunaan dana zakatpada bantuan modal usaha yang dilaksanakan oleh BAZIS DKI Jakarta Pusatdalam mendayagunakan dana zakat.

Hasil penelitian ini diketahui bahwa pendayagunaan dana zakat padaprogram bantuan modal usaha BAZIS DKI Jakarta memliki karakteristik padasasaran yang dapat menerima modal usaha yaitu muslim, jenis usahanya halal,dapat memegang amanah, dan termasuk dalam asnaf. Sedangkan untuk kriteriapada pemberiaan modal usaha dalm pencapaiannya secara umum masih efiktifserta efisien. Hanya beberapa keriteria evaluasi yang masih kurang efektif danefisien. Untuk fasilitas pada program pemberian bantuan modal usaha

Kata kunci : Evaluasi pendayagunaan, dana zakat

Page 6: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrohim.

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas berkah dan

karunia-Nya skripsi ini bisa terselesaikan. Shalawat dan salam dihaturkan

kepada junjungan Nabi Muhammad SAW karena perjuangan beliau kita

dapat menikmati Iman dan Islam hingga saat ini sebagai bentuk kasih

sayang Allah SWT kepada kita semua.

Halangan serta tantangan dalam penulisan skripsi ini, tidak terlepas

dari bantuan para dosen maupun pengajar lain yang memiliki intensitas ilmu

dibidang kelembagaan khususnya dalam bidang Pendayagunaan Dana

Zakat. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, tidak terlepas dari doa dan

kerja keras didalam pembuatannya, penulis juga berterima kasih atas

dorongan motivasi dan dukungan semangat, serta doa dari mereka yang

selalu membantu penulis agar terselesaikannya skripsi yang berjudul

“Evaluasi Pendayagunaan Dana Zakat Pada Program Bantuan Modal

Usaha BAZIS DKI JAKARTA. Tanpa hal itu semua, ini bukanlah apa-apa.

Khusus penulis mengucapkan rasa terima kasih ini kepada :

1. Orangtua ku tercinta, terimakasih telah membesarkanku dengan

penuh kasih sayang dan tulus penuh cinta. Serta memberikan

dukungan dalam penulisan skripsi ini dengan cinta dan

perhatiannya.

2. Dr. Arief Subhan, MA sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi.

Page 7: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

iii

3. Suparto, M.Ed. Ph.D sebagai Wakil Dekan I, Dr. Roudhonah,

MA selaku Wakil Dekan II, serta Dr. Suhaimi, M.Si selaku

Wakil Dekan III.

4. Drs. Cecep Castrawijaya, MA. MM sebagai Ketua Jurusan

Manajemen Dakwah, Drs. Sugiharto, MA, sebagai Sekertaris

Jurusan Manajemen Dakwah.

5. Muhammad Zen, MA sebagai dosen pembimbing skripsi yang

telah meluangkan banyak wakunya untuk memberi arahan serta

masukan dalam penulisan skripsi ini.

6. Drs. H. Mahmud Jalal, MA selaku Dosen Pembimbing

Akademik, Serta seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi yang telah mengajari Saya banyak ilmu di Kampus

ini. Semoga ilmu yang diberikan, menjadi amal baik di akhirat

kelak. Amin.

7. Keluarga besar BAZIS DKI JAKARTA PUSAT Bapak Drs,

Djubaidi adih dan Habibi Staff Pengurus, yang telah memberikan

izin, dukungan, dan arahan kepada penulis dalam penyelesaian

skripsi ini.

8. Seluruh Staff Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dan Perpustakan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi yang telah memberikan kemudahan dalam melayani

penulis mendapatkan refrensi buku-buku selama penulis kuliah

dan selama penulis menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Page 8: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

iv

9. Keluarga Besar Manajemen Dakwah dan Seluruh teman-teman

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

Jakarta, 13 July 2017

Rully Muharram

Page 9: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

v

3DAFTAR ISI

ABSTRAK .......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... v

DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ................................................. 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 6

D. Metodologi Penelitian ..................................................................... 8

E. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 11

F. Sistematika Penulisan.................................................................... 13

BAB II LANDASAN TEORI

A. Teori Evaluasi .............................................................................. 15

1. Pengertian Evaluasi ............................................................... 15

2. Bentuk-Bentuk Evaluasi ........................................................ 17

3. Tujuan dan Manfaat Evaluasi.................................................. 18

B. Teori Evaluasi Program ................................................................ 20

1. Pengertian Evaluasi Program ................................................. 20

2. Metode Evaluasi .................................................................... 23

C. Pendayagunaan Zakat.................................................................... 28

1. Pengertian Pendayagunaan Zakat ........................................... 28

Page 10: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

vi

2. Fiqih dan Manajemen Pendayagunaan .................................... 30

D. Teori Zakat.................................................................................... 39

1. Pengertian Zakat ..................................................................... 39

2. Dasar Hukum Zakat ................................................................ 40

3. Macam – macam zakat ........................................................... 41

4. Zakat Kotemporer ................................................................... 50

E. Modal Usaha ................................................................................ 53

1. Modal .................................................................................... 53

2. Modal Usaha............................................................................53

BAB III GAMBARAN UMUM BAZIS DKI JAKARTA

A. Profil BAZIS DKI Jakarta ........................................................... 61

B. Sejarah Berdirinya BAZIS DKI Jakarta ...................................... 63

C. Landasan Hukum BAZIS DKI Jakarta ........................................ 66

D. Visi dan Misi BAZIS DKI Jakarta .............................................. 67

E. Tujuan dan Prinsip Pengelolaan Zakat BAZIS DKI Jakarta ......... 68

F. Tugas Pokok dan Fungsi ............................................................ 69

G. Struktur Organisasi BAZIS DKI Jakarta ..................................... 70

BAB IV EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA

PROGRAM BANTUAN MODAL USAHA BAZIS DKI

JAKARTA

A. Evaluasi Karakteristik Sasaran Penerimaan Kegiatan Program

Bantuan Modal Usaha ................................................................ 79

Page 11: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

vii

B. Evaluasi hasil Pemanfaatan Program Pendayagunaan

Modal Usaha............................................................................... 82

C. Analisis Fasilitas Program Pemberian Modal Usaha

Pedagang .................................................................................... 87

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................. 89

B. Saran........................................................................................... 90

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

viii

DAFTAR TABEL

Tabel. 1.1. Data-data Mustahik ........................................................................ 1

Tabel 4.1. Data-data mustahik yang sudah di berikan bantuan modal usaha

dagang .......................................................................................... 78

Tebel 4.2. Pencapaian pemberian modal usaha pedagang kaki lima jenis usaha

makanan ......................................................................................... 84

Tabel 4.3. Pencapaian pemberian modal usaha pedagang kaki lima jenis usaha

barang .............................................................................................. 85

Tabel 4.4. Pencapaian pemberian modal usaha pedagang kaki lima jenis usaha

jasa .................................................................................................. 87

Page 13: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris yakni to evaluate yang diberi

awalan –e dan akhiran –tion yang berarti sebuah penilaian/ memberi nilai

(judgment) atau pengukuran.1

Secara etimologi, evaluasi artinya penilaian, sehingga mengevaluasi artinya

memberikan memberikan penilaian atau menilai.2 Sedangkan secara

etimologi, menurut Arikunto, evaluasi adalah suatu kegiatan yang bertujuan

untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu kegiatan. Dengan demikian

penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat efektifitas pelaksanaan

program dengan cara mengukur hal-hal yang berkaitan dengan keterlaksanaan

program tersebut.

Muhammad teguh menjelaskan bahwa modal dapat di artikan secara

fisik dan bukan fisik dalam artian fisik modal di artikan sebagai segala hal

yang melekat pada faktor produksi, yang dimaksud seperti mesin-mesin,

peralatan-peralatan produksi, kendaraan serta bangunan. Modal juga dapat

berupa dana untuk membeli segala input variable untuk digunakan dalam

proses produksi guna menghasilkan output produksi3.

Beberapa tahun kebelakang indonesia di gempur dengan berbagai krisis mulai

1 Soekidjo Notoatmodjo, Promosi Kesehatan: Teori dan Aplikasi, (Jakarta: PT RinekaCipta, 2005), Cet. 5, h. 311

2 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, (Jakarta: Balai Pustaka,1995), Cet. 4

3 Muhammad teguh, ekonomi industry, ( Jakarta :PT.Rajagrafindo Persada, 2010.), h. 236

Page 14: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

2

dari krisis kepercayaan terhadap pemerintah, krisis ekonomi yang

menyebabkan masih banyaknya warga negara indonesia yang berada di bawah

garis kemiskinan, dengan membuka atau menggiatkan usaha produktif kecil

menengah maka di harapkan akan memprluas lapangan pekerjaan sehingga

dapat meningkatkan kesejahteraan sehingga jumlah keluarga miskin dapat

berkurang secara pertahap. Sayangnya kesadaran untuk melakukan usaha kecil

menengah masih sangat kurang di tingkat masyarakat sehingga jumlah

lapangan pekerjaan tidak mencukupi jumlah lapangan pekerjaan tidak

mencukupi jumlah penduduk usia produktif sehingga ada banyak

pengangguran dan kemiskinan. Untuk itulah Bazis DKI Jakarta dan mitranya

bekerjasama untuk meningkatkan kesadaran dan kemauan dari masyarakat

perlu di sinergikan agar dapat di tingkatkan dengan harapan dapat menambah

kesejahteraan khususnya warga DKI Jakarta, berikut bukti data-data mustahik

yang di berikan Modal usaha oleh Bazis DKI jakarta.

Tabel 1.1

Sumber : Laporan Pendayaguanaan BAZIS DKI Jakarta

1DULADI Kp. Baru kelender rt005/001 jatinegara cakung jakarta timur pedagang nasi udukRp.3000.000 100 hari 30.000 3.0002ADI PRAKOSO Jl. Pedati utara rt 005/006 cijantung pasar rebo jakarta timur bengkel Rp.5.000.000 120 hari 42.000 5.0003SUPARNI ujung karawang rt 001/005 pulo gebangcakung jakarta timur pedagang bubur Rp.4000.000 100 hari 40.000 4.0004MUAMMAROH ujung karawang rt 001/005 pulo gebangcakung jakarta timur bengkel Rp.3000.000 100 hari 30.000 3.0005ACHMAD SAUGI Kp. Tanah 80 No. 35 rt 003/009 klender duren sawit jakarta timur warung sembako Rp.5.000.000 100 hari 50.000 5.0006RITA AZIZA Jl. Nakula 1 Blok U No. 3 rt/ 003/006 duren sawit jakarta timur laundry Rp.3000.000 100 hari 30.000 3.0007RENY SYAHRANYKp. Baru kelender rt013/001 jatinegara cakung jakarta timur pedagang makanan Rp.5.000.000 120 hari 42.000 5.0008ARDIWAN Kp. Baru kelender rt 012/001 jatinegara cakung jakarta timur pedagang bubur Rp.4000.000 100 hari 40.000 4.0009AGUS SAABAN kp. Malaka rt 011/008 malaka sari duren sawit jakarta timur bengkel Rp.5.000.000 120 hari 42.000 5.000

10DARMAYANTI kp. Bulak timur No. 26 E rt.004/016 kelender duren sawit jakarta timur warung nasi Rp.5.000.000 120 hari 42.000 5.000

ANGSURAN PER HARI BAGI HASIL PEHARINo NAMA ALAMAT USAHA JENIS USAHA PENGAJUAN JANGKA WAKTU

Page 15: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

3

Zakat adalah pondasi Islam yang berfungsi menjaga keseimbangan

kehidupan. Zakat adalah tuntunan untuk terus meningkatkan kesejahteraan

bagi mereka yang tidak berdaya. Zakat adalah sebuah ajaran Islam guna

melindungi orang-orang miskin agar senantiasa terperhatikan dalam ketidak

berdayaannya. Zakat adalah syariat yang diturunkan sebagai sarana penciptaan

keadilan ekonomi, kesejahteraan, dan kemakmuran, sekaligus sebagai

instrumen agar setiap muslim selalu peduli dan memperhatikan keadaan di

sekelilingnya.4

Dari sisi pembangunan kesejahteraan umat, Zakat merupakan salah

satu instrument pemerataan pendapatan. Dengan Zakat yang dikelola dengan

baik, di mungkinkan pembangunan pertumbuhan ekonomi sekaligus

pengembangan potensi diri terhadap pendidikan. Monzer Kahf menyatakan

zakat cenderung kepada distribusi harta yang egaliter dan bahwa sebagai

manfaat dari zakat, harta akan selalu beredar.5 Zakat akan mencegah

terjadinya akumulasi harta pada suatu tangan dan pada saat yang sama

mendorong manusisa untuk melakukan investi dan mempromosikan distribusi.

Zakat juga merupakan institusi yang komprehensif untuk distribusi harta

karena hal ini menyangkut harta setiap muslim secara praktis, saat hartanya

telah sampai melewati nishab. Akumulasi harta di tangan seseorang atau

sekelompok orang kaya saja, secara tegas dilarang Allah SWT, sebagaimana

firman Allah dalam Al-Quran surah al-Hasyr : 7

4 Didin Hafidhuddin, Membangun peradaban Zakat, Meneliti jalan kegemilangan zakat(Jakarta : Divisi Publikasi Institut Manajemen Zakat, 2006), h.2

5 Monzer Kahf, Ekonomi Islam, Telaah Analitik Terhadap Fungsi Sistem Ekonomi Islam(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1955), h.88

Page 16: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

4

و و ۦو

ن و إArtinya: Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada

Rasul-Nya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota makaadalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itujangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yangdiberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnyabagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. SesungguhnyaAllah amat keras hukumannya.(QS. Al-Hasyr: 7)

Dorongan ajaran Islam yanag begitu kuat kepada orang-orang yang

beriman untuk berzakat, berinfaq dan bersedekah menunjukkan bahwa ajaran

Islam mendorong umatnya untuk mampu bekerja dan berusaha sehingga

memiliki harta kekayaan yang di samping dapat memenuhi kebutuhan hidup

diri dan keluarganya, juga berlomba-lomba menjadi muzakki.6

Memabayar Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang sangat jelas

dan tegas. Dalam Al-Quran perintah berzakat senantiasa beriring dengan

perintah shalat. Hal ini membuktikan bahwa sesungguhnya mengeluarkan

zakat sama wajibnya dengan mendirikan sholat. Jika shalat mampu mencegah

manusia dari perbuatan keji dan mungkar, sedangkan zakat mampu mencegah

dan menyelesaikan segala bentuk problematika umat pada saat ini.

Zakat merupakan salah satu ibadah yang berhubungan langsung

dengan dimensi sosial kemasyarakatan, yang pengelolaan dan penggunaanya

dapat langsung dirasakan oleh masyarakat yang membutuhkan.

6 M. Zainal Muttaqin, “Kewajiban Menjadi Muzakki.” (Bogor :Makalah pada seminarZakat antara Cita dan Fakta, Januari 1997), h. 6

Page 17: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

5

Begitu banyaknya problematika yang terjadi dalam kehidupan

masyarakat Indonesia, baik masalah pendidikan, ekonomi, sosial, politik,

budaya dan lain-lain yang dapat mengakibatakan para pemangku kekuasaan

Negara ini tidak dapat menyelesaikan masalah tersebut seorang diri. Sehingga

terjadi krisis diberbagai aspek kehidupan masyarakat pada saat ini.

Potensi dana zakat dapat menunjang terwujudnya sistem

kemasyarakatan Islam yang berdiri atas prinsip-prinsip: ummatan wahidan,

musawamah (peranan drajat), ukhuwah Islamiyah (persudaraan Islam), dalam

mewujudkan keseimbangan dalam distribusi harta dan keseimbangan

tanggung jawab individu dalam masyarakat.7

Zakat yang didalamnya terdapat amanat umat yang harus diatur dan

Disalurkan kepada yang berhak sesuai dengan aturan agama, jelas

memerlukan pengaturan dan pengelolaan yang dapat mencapai tunjuan yang

diharapkan secara efektif dan efsisien, jadi dengan melalui pengelolaan zakat

yang dilakukan secara profesional dan handal diharapkan tujuan dari

kehadirannya zakat itu sendiri dapat dirasakan kita semua.

aspek kognitif, efektif, dan psikomotorik sebenarnya adalah satu kesatuan

yang tidak dapat di pisahkan dari diri seseorang.

Berkenaan dengan uraian diatas maka penulis tertarik mengkaji lebih

jauh lahi tentang permasalahan tersebut yang tertuang dalam proposal skripsi

yang berjudul “ Evaluasi Pendayagunaan Dana Zakat Pada Program

Bantuan Modal usaha(BAZIS) Jakarta Pusat”.

7 Lili Bariadi, Muhammad Zen, dan M. Hudri, Zakat dan Wirausaha, (Jakarta, 2005 : cv.Pustaka Amri) h. 7

Page 18: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

6

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan skripsi ini lebih terarah, maka penulis

membatasi yang akan dibahas tentang Evaluasi pendayagunaan dana zakat

pada program bantuan modal usaha Badan Amil Zakat Infaq dan

Shodaqoh (BAZIS) DKI JAKARTA PUSAT pada periode 2015 – 2016.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka masalah pokok yang

akan diangkat dalam proposal skripsi ini adalah meliputi:

a. Bagaimana evaluasi karakteristik sasaran penerimaan kegiatan

program pendayagunaan bantuan modal usaha BAZIS DKI

JAKARTA PUSAT?

b. Bagaimana hasil kriteria evaluasi pemanfaatan program

pendayagunan modal usaha BAZIS DKI JAKARTA PUSAT?

c. Bagaimana Evaluasi Fasilitas yang di gunakan dalam pelaksanaan

Program pendayagunaan bantuan modal usaha BAZIS DKI

JAKARTA PUSAT?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

a. Untuk menganalisa bagaimana karakteristik sasaran penerimaan

kegiatan program bantuan modal usaha BAZIS DKI JAKART

PUSAT.

Page 19: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

7

b. Untuk menganalisa bagaimana kriteria evaluasi pemanfaatan program

pendayagunaan modal usaha BAZIS DKI JAKARTA PUSAT.

c. Untuk menganalisa bagaimana evaluasi fasilitas yang digunakan dalam

pelaksanaan program pendayagunaan bantuan modal usaha BAZIS

DKI JAKARTA.

2. Manfaat penelitian

a. Manfaat Akademis

1) Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi dan sebagai

pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan khususnya

menyangkut pengelolaan zakat.

2) Sebagai tambahan literatur dan rujukan terutama yang berkaitan

dengan masalah pendayagunaan zakat dan memberikan

pemahaman bagi pihak akademisi khususnya Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk melakukan kajian mendalam

mengenai pengelolaan zakat untuk khususya mahasiswa jurusan

manajemen dakwah dan Lembaga Amil Zakat lainnya.

b. Manfaat praktis

Manfaat penelitian ini secara praktis adalah menggambarkan sebuah

perencanaan suatu lembaga. Penelitian ini diharapkan dapat

memberian masukan kepada BADAN AMIL ZAKAT INFAQ

SODAQOH (BAZIS DKI JAKARTA) dalam menjalankan tugas-

tugasnya. Memberikan informasi kepada masyarakat khususnya para

praktisi lembaga zakat dalam mengelola zakat.

Page 20: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

8

D. Metodologi Penelitian

Adalah cara untuk mencapai suatu maksud sehubungan dengan upaya

tertentu, maka metode menyangkut masalah kerja yaitu cara kerja untuk

memahami objek.8

1. Metode penelitian

Untuk mendapatkan data yang objektif maka dalam penelitian

ini,Penulis menggunakan metode pendekatan kualitatif. Yaitu dengan

melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriftif berupa kata-kata

tertulis dari sumber-sumber yang diperoleh dari hasil penelitian dengan

pengamatan langsung yang bersifat interaktif dan memaparkan sesuai data

yang tepat.9

Penetlitian deskriftif yaitu mencatat secara teliti segala gejala-

gejala (fenomena) yanga diluhat dan didengar, dibacanya (via wawancara,

photo, video, rekaman, dokumen pribadi, brosur-brosur dan lain-lain) dan

peneltiti juga membanding-bandingkan, mengkombinasikan dan menarik

kesimpulan.10

Penulis memilih pendekatan kualitatif dalam melakukan penelitian

karena penulis berharap dengan menggunakan pendekatan kualitatif

ini,didapatkan hasil penelitian yang menyajikan data yang akurat, dan

digunakan secara jelas dari kondisi sebenarnya.

8Anas Sudjana, Metode Riset dan metode Bimbingan Skripsi, (Yogyakarta: Reroduksi UDDarma, 1980), h. 16

9 S. Nasution, Metode penelitian Naturalistic Kualitatif, (Bandung : Tasiti, 1989), h. 910 Burhan Bungin, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

2001), h. 39

Page 21: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

9

2. Subjek dan Peneltitian

Adapun subjek penelitian yang akan diteliti adalah BAZIS DKI

JAKARTA. Dan objeknya adalah pendayagunaan zakat untuk program

Bantuan Modal usaha.

3. Sumber Data

Pada penyusunan proposal skripsi ini, penulis akan mengambil

data yang akan dijadikan subjek penelitian sebagai berikut :

a. Data primer adalah data lapangan yang didapat dari sumber pertama,

seperti hasil wawancara dan observasi. Dalam data primer peneliti atau

observer melakukan sendiri observasi dilapangan, pelaksanaannya

berupa survey.11 Dengan mewawancarai langsung dengan bagian

pendayagunaan BAZIS DKI JAKARTA PUSAT (BAZIS).

b. Data sekunder adalah data yang tersusun dalam bentuk dokumen-

dokumen yang menjadi data sekunder dalam peneltitian ini adalah

buku, brosur, dan bahan informasi lainnya yang memiliki relevansi

dengan masalah penelitian sebagai penunjang penelitian.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Menurut Dr. Lexy J Moleong, dalam bukunya Metodelogi

penelitian kualitatif wawancara adalah peercakapan langsung dengan

maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu

11 Ipah Farilah, Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah jakarta, (Jakarta: UINPress, 2006), h. 45.

Page 22: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

10

pewawancara (interview) yang mengajukan pertanyaan, dan yang di

wawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan

itu.12

b. Observasi

Penulis mendatangi langsung kantor Badan Amil Zakat Infaq

Shodaqoh (BAZIS DKI JAKARTA PUSAT ) . guna memperoleh data

kongkrit tentang hal-hal yang menjadi objek penelitian, selain melihat

dan mengamati langsung dari dekat kegiatan pendayagunaan dana

Zakat untuk program bantuan modal usaha.

Menurut Subagyo dalam bukunya metode penelitian dalam

teori dan praktek. Observasi adalah pengamanan yang dilakukan secara

sengaja, sistematis mengenai fenomena social dengan gejala-gejala

psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan.13

c. Dokumentasi

Peneliti mengumpulkan, membaca dan mempelajari berbagai

bentukdata tertulis (buku, bulletin atau jurnal) yang terdapat di

perpustakaan, internet atau instansi lain yang dapat dijadikan analisi

dalam penelitian ini yang berhubungan dengan pendayagunaan zakat,

Dokumentasi dalam dalam penelitian ini berupa profil-profil dan

program (BAZIS DKI JAKARTA PUSAT).

5. Teknik Analisi Data

12 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya),h. 135.

13 Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Prktek, (Jakarta: Rienka Cipta, 1991),h. 63

Page 23: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

11

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang

tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan dan

dokumen.14 Penulis melakukan analisis dengan menggunakan metode

kulitatif deskriptif. Yaitu penulis menganalisis data berdasarkan informasi

yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara an studi dokumentasi.

6. Waktu dan Tempat Penelitian

Penulis melakukan penelitian dari bulan juli sampai dengan bulan

november di kantor BAZIS DKI JAKARTA PUSAT yang beralamat di

GRAHA MENTAL SPIRITUAL LT.5 JL. KH.Mas Mansyur / Awaludin

II Tanah Abang, Jakarta Pusat.

7. Pedoman Penulisan

Adapun teknik penulisan pada skripsi ini, penulis mengacu kepada

buku “Pedoman Akademik Program Strata 1 Tahun 2013/2014”.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian proposal skripsi ini, sebelum penulis mengadakan

penelitian lebih lanjut dan menyusunnya menjadi sebuah karya ilmiah, maka

langkah awal yang penulis terapkan adalah membaca, mempelajari dan

mengkaji terlebih dahulu skripsi-skripsi yan mempunyai judul hampir sama

dengan yang akan penulis teliti. Karena tidak menutup kemungkinan adanya

kemiripan dengan yang dituliskan penulis, namun tentunya ada sudut

peerbedaan dalam hal pembahasan maupun objek kajian dalam penelitian ini.

Ada beberapa skripsi yang membahas mengenai pendayagunaan zakat,

14 Lexy J Maleong, metode penelitian Kualitif, h. 216.

Page 24: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

12

adapun skripsi tersebut diantaranya :

1. Judul skripsi”pengaruh modal pinjaman dan pembinaan terhadap kinerja

usaha peserta program bantuan pinjaman modal usaha PMU Bazda kota

tanggerang” penulis Dina raisa oktaviana. Fakultas Syariah dan Hukum,

jurusan Muamalat (ekonomi islam) 2014. Berisi tentang pendayagunaan

dana zakat infaq sodaqoh yang digunakan untuk pendidikan pada lembaga

pengembangan insani dompet dhuafa republika.

2. Judul skripsi “Pendayagunaan dana zakat untuk program Taman Anak

Sholeh (TAS) Lembaga Amil Zakat Insan Mulia (LAZIM) Jakarta” penulis

Eneng Herawati. Fakultas Ilmu Dakwah dana Ilmu Komunikasi, jurusan

Manajemen Dakwah (Manajemen ZIS dan Wakaf) 2013. Berisi tentang

pendayagunaan dana zakat untuk pendidikan nonformal seperti program

Taman Anak Sholeh (TAS) akan memberikan manfaat yang besar bagi

mustahik yang membutuhkan.

Namun dari beberapa skripsi diatas terdapat perbedaan yang

dilakukan oleh penulis baik dari obyek kajian, pembahasan penelitian serta

poin pokok permasalahan yang dikaji pada penelitian ini, karena dalam

skripsi ini penulis menitik beratkan pada Evaluasi pendayagunaan zakat

dan bantuan modal pinjaman.

Namun dari beberapa skripsi di atas terdapat persamaan yang

dilakukan oleh penulis baik dari pembahasan penelitian serta poin pokok

permasalahan yang di kaji pada penelitian, karena dalam skripsi penulis

sama-sama mengkaji bagaimana mengelola dana zakat dan bagaimana

cara menyalurkan dana zakat.

Page 25: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

13

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pengkajian, penulisan pemahaman dan

penyusunan skripsi ini, maka penulis membuat sistematika pembahasan yang

terdiri dari lima bab, dengan susunan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menerangkan secara garis besar mengenai

latar belakang masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Pada bab ini membahas secara lebih mendalam mengenai tentang

Evaluasi pendayagunaan zakat dan modal usaha disertakan

dengan dasar-dasar hukumnya, baik itu yang bersumber dari Al-

qur’an ataupun As-sunnah, hikmah dan manfaat disyariatkannya

zakat, Mustahik zakat. Pada bab ini juga membahas tentang

pengertian Evaluasi dan pendayagunaan, tujuan, prinsip-prinsip,

dan manfaat pengertian tersebut.

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG BADAN AMIL ZAKAT

INFAQ SODAQOH (BAZIS Jakarta Pusat)

Dalam bab ini penulis menerangkan profil BAZIS DKI , Landasan

hukum BAZIS DKI, visi, misi, dan tugas pokok BAZIS DKI,

Page 26: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

14

struktur organisasi BAZIS DKI, program kerja BAZIS DKI.

BAB IV ANALISA TERHADAP EVALUASI PENDAYAGUNAAN

DANA ZAKAT PADA BANTUAN USAHA BAZIS DKI

JAKARTA PUSAT

Dalam bab ini penulis menerangkan, karakteristik sasaran, kriteria

evaluasi pemanfaatan program, evaluasi fasilitas dan

pendayagunaan zakat pada BAZIS DKI dalam bantuan modal

usaha.

BAB V PENUTUP

Menguaraikan tentang kesimpulan dan saran–saran yang mejadi

penutup dari pembahasan skripsi ini.

Page 27: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

15

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Teori Evaluasi

1. Pengertian Evaluasi

Kata evalusai berasal dari bahasa inggris yakni to evaluate yang

diberi awalan –e dan akhiran –tion “evaluation” yang berarti

sebuah penilaian/ memberi nilai (judgment) atau pengukuran.1

Secara etimologi, evaluasi artinya penilaian, sehingga

mengevaluasi artinnya memberikan penilaian atau menilai.2

Sedangkan secara etimologi, menurut arikunto, evaluasi adalah

suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengukur tingkat

keberhasilan suatu kegiatan. Dengan demikian penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui tingkat efektifitas pelaksanaan

program dengan cara mengukur hal-hal yang berkaitan dengan

keterlaksanaan program tersebut.3 Dengan kata lain evaluasi

adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja

untuk melihat tingkat keberhasilan pelaksanaan dari suatu

kegiatan atau program. evaluasi dapat juga di artikan sebagai

peroses menilau sesuatu yang di dasarkan pada kriteria atau

tujuan yang telah di tetapkan yang selanjutnya diikutin dengan

1 Soekidjo Notoatmodjo, Promosi Kesehatan: Teori dan Aplikasi, Jakarta: PTRineka Cipta, 2005), Cet. 5, h. 311

2 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, (jakarta: BalaiPustaka 1995), Cet. 4

3 Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Jakarta: PT. BinaAksar, 1998), Cet. 1 h.8

Page 28: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

16

pengambilan keputusan atas obyek yang di evaluasi Evaluasi

merupakan suatau usaha untuk mengukur dan memberi nilai

secara objektif pencapaian hasil-hasil yang telah direncanakan

sebelumnya dimana hasil evaluasi tersebut dimaksimalkan

menjadi umpan balik untuk perencanaan yang akan dilakukan

didepan.4

Adapun sistem evaluasi yang di tetapkan oleh Allah SWT tidak

menggunakan sistem laboratorial seperti dalam dunia ilmu

pengetahuan modern sekarang, namun prinsip prinsipnya

menunjukkan bahwa sistem pengukuran terhadap perilaku

manusia yang beriman dan tak beriman secara umum telah pula

di tunjukkan dalam alqur’an, untuk mengetahui sejauh mana

kuatnya iman seseorang, Allah SWT terkadang

mengevaluasinnya melalui berbagai cobaan yang besar, Allah

SWT berfirman:

ٱ ب س أح تنون یف ال ھم نا و ام ا ء ا أن یقولو كو ر أن یت ٢لناس لھم ن قب م ین فتنا ٱلذ لقد و

٣

Artinya: Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan(saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidakdiuji lagi. Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orangyang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahuiorang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahuiorang-orang yang dusta.(QS. Al-Ankabut ayat 2-3).

4 Farida Yusuf Tasyibnafis, Evaluasi Program, (Jakarta: PT Rineka Cipta,2000), h. 176.

Page 29: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

17

Maka secara umum dapat diambil kesimpulan bahwa evaluasi

adalah suatu proses dalam menyediakan informasi untuk

mengetahui sejauh mana kegiatan tersebut telah di capai

evaluasi sangat bermanfaat karena kita dapat mengetahui

tingkatan pekerjaan kita dan juga sebagai penilaian terhadap apa

yang merupakan kegiatan penilaian terhadap segala macam

pelaksanaan program agar dapat diketahui secara jelas apakah

sasaran-sasaran yang di tuju dapat tercapai atau belum. Segala

bentuk program apapun baik itu dalam bentuk profit ataupun

nirlaba dalam pelaksanaan manajerialnya sangatlah untuk

melakukan monitoring dan evaluasi.

2. Bentuk-bentuk Evaluasi

Evaluasi yang di yang dilakukan dalam menilai suatu

pembiayaan dapat dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu:5

a) Evaluasi dilakukan di awal kegiatan dengan tujuan menilai

kesiapan usaha mendeteksi kelayakan usaha.

b) Tahap yang kedua atau di sebut juga evaluasi formatif yaitu

penilaian yang dilakukan terhadap hasil-hasil yang telah

dicapai setelah peroses kegiatan usaha dilaksanakan.

Mengenai waktu pelaksanaanya dapat dilakukan secara rutin,

baik itu perbulan, triwulan, semester, atau tahunan sesuai

dengan informasi yang dibuutuhkan.

5 Husein Umar, Evaluasi Kinerja Perusahaan, (Jakarta: PT Gramedia PustakaUtama, 2009), h. 99.

Page 30: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

18

c) Tahap selanjutnya dalah evaluasi tahap sumatif, pada tahap

ini penilaian dilakukan untuk melihat hasil-hasil yang telah

dicapai secara keseluruhan dari awal sampai akhir kegiatan.

Waktu pelaksanaan dilakukan pada akhir sesuai dengan

jangka waktu yang dilaksanakan.

3. Tujuan dan Manfaat Evaluasi

Setiap kegiatan yang dilaksanakan pasti mempunyai tujuan,

demikian juga dengan evaluasi. Ada dua tujuan evaluasi yaitu

tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan

kepada program secara keseluruhan, sedangkan tujuan khusus

lebih di fokuskan pada masing-masing komponen.6

Adapun tujuan dan atau fungsi evaluasi adalah:

a) Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan yang telah

ditetapkan telah tercapai dalam kegiatan.

b) Untuk memberikan ojektifitas pengamatan tehadap perilaku

hasil

c) Untuk mengetahui kemampuan dan menentukan kelayakan.

d) Untuk memberikan umpan balik bagi kegiatan yang

dilakukan

6 Suharsimi Arikanto Dan Cepi Safrudin, Evaluasi Program Pendidikan,(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), h. 235.

Page 31: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

19

Pada dasarnnya tujuan akhir evaluasi adalah untuk

memberikan bahan-bahan pertimbangan untuk

menentukan/membuat kebijakan tertentu, yang diawali dengan

suatu peroses pengumpulan data yang sistematis. tujuan evaluasi

adalah meningkatkan mutu program, membeikan justifikasi atau

penggunaan sumber-sumber yang ada dalam kegiatan,

memberukan kepuasan dalam pekerjaan dan menelaah setiap

hasil yang telah direncanakan.

Tujuan evaluasi sebagai alat untuk memperbaiki dan

perencanaan program yang akan datang untuk memperbaiki

alokasi sumber dana, daya dan manajemen saat ini serta dimasa

yang akan datang, memperbaiki pelaksanaan dan faktor yang

mempengaruhi pelaksanaan dan program perencanaan kembali

suatau program melalui kegiatan mengecek kembali relevansi

dari program dalam hal perubahan kecil yang terus-menerus dan

mengukur kemajuan target yang di rencanakan.

Menyediakan informasi mengenai pelaksanaan pengembangan

dan pelaksanaan program sebagai masukan bagi pengambilan

keputusan. Menentukan tingkat keberhasilan dan kegagalan

suatu program serta faktor-faktor yang berkontribusi dalam

suatau lingkungan tertentu.

Mengembangkan berbagai altenative pemecahan maslah yang

dapat digunakan dalam upaya perbaikan program. memahami

Page 32: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

20

dan menjelaskan karakteristik suatu program dan pelaksanaan

suatu program. kegiatan evaluasi dilakukan untuk menyediakan

pertanggungjawaban kegiatan membantu menentukan tujuan

yang telah di tentukan pada perencananan, meningkatkan

program, memberikan kontribusi untuk pehaman suatu program

dan meningkatkan dukungan terhadap masyarakat,

menginformasikan kebijakan, dan menghasilkan informasi yang

akann dipergunakan untuk mengembangkan program agar

program sesuai dengan masalah atau kebutuhan masyarakat.

B. Teori Evaluasi Program

1. Pengertian Evaluasi Program

Evaluasi program dapat dimaknai sebagai sebuah

proses untuk mengetahui apakah sebuah program dapat

direalisasikan atau tidak dengan cara mengetahui efektifitas,

masing-masing komponennya melalui rangkain informasi

yang diperoleh evaluator Evaluasi program bertugas untuk

menentukan apakah output dan outcomes yang diharapkan

dari pelaksanaan program bisa diwujudkan atau

terealisasikan.

Page 33: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

21

Evaluasi tersebut tentunya melalui pengumpulan dan

analisis data yang memadai.Dalam evaluasi program yang

komprehensif, evaluasi itu mencakup:7

Pertama, monitoring program, merupakan penilaian apakah

suatu program dilaksanakan sebagaimana direncanakan.

Monitoring program ini akan memberikan umpan balik yang

terus menerus pada program yang dlaksanakan dan

mengidentifikasikan masalah begitu muncul.

Kedua, evaluasi proses, merupakan penilaian bagaimana

program dioperasikan, berfokus pada pelaksanaan program

kepada peserta (service delivery).

Ketiga, evaluasi dampak, merupakan penilaian apakah suatu

program telah mewujudkan pengaruh terhadap individu-

individu, rumah tangga, lembaga atau lingkungan hidup, dan

apakah dampak tersebut dapat secara ilmiah diatribusikan

kepada pelaksanaan intervensi program tersebut.

Keempat, cost-benefit atau cost effectiveness adalah

penilaian dari biaya program dan manfaat yang dihasilkan

oleh biaya tersebut, untuk menentukan apakah manfaatnya

cukup bernilai dibandingkan biaya yang digunakan.

Evaluasi program yang dilakukan merupakan bentuk

akuntabilitas para pelaksana dan penanggung jawab program

7 Krik Patrick. “Evaluasi Program” (Bandung: CV. Pustaka Insani, 1999). h. 96

Page 34: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

22

tersebut agar dapat selalu meyakinkan bahwa tujuan program

dapat dicapai dan sesuai dengan visi misi yang dijalankan

oleh instansi. Akuntabilitas program akan dapat dinilai dari

hasil program tersebut yang dinikmati oleh peserta program

atau masyarakat yang menjadi target group program. Hal ini

berarti bahwa inti dari akuntabilitas program adalah

akuntabilitas terhadap outcomes yang dapat diwujudkan oleh

program tersebut.

Berdasarkan pengertian diatas, program adalah suatu

rencana yang melibatkan berbagai unit yang berisi kebijakan

dan rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam kurun

waktu tertentu. Evaluasi adalah kegiatan untuk

mengumpulkan kegiatan informasi tentang berkerjannya

sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk

menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil

keputusan.

Evaluasi program adalah suatu unit atau kesatuan

kegiatan yang bertujuan mengumpulkan informasi tentang

realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung

dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam

suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang guna

pengambilan keputusan.

Page 35: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

23

Evaluasi program bertujuan untuk mengetahui

pencapaian tujuan program yang telah dilaksanakan.

Selanjutnya, hasil evaluasi program digunakan sebagai dasar

untuk melaksanakan kegiatan tindak lanjut atau untuk

melakukan pengambilan keputusan berikutnya.

2. Metode Evaluasi dengan Pendekatan Logical Framework

Definisi evaluation (evaluasi) menurut Organisation

for EconomicCo-operationand Development (OECD)

Development Assistance Committee (DAC) adalah penilaian

sistematis dan objektif terhadap sebuah proyek, program,

atau kebijkan yang telah selesai atau masih berlangsung, serta

rancangan, implementasi dan hasilnya. Tujuannya adalah

untuk menentukan relevansi dan realisasi tujuan, efisiensi

pembangunan, efektifitas, dampak dan keberlanjutan. OECD

mengembangkan evaluasi ini dengan logical framework

sehingga membentuk program logic yang dapatdigunakan

diberbagai bidang evaluasi. Logical framework adalah alat

manajemen yang digunakan untuk meningkatkan rancangan

pelaksanaan program yang melibatkan pengidentifikasikan

unsure-unsur strategis tersebut, berbagai indicator dan

asumsiatauresikoyang mungkin mempengaruhi keberhasilan

dan kegagalan.Dengan demikian alat tersebut memfasilitasi

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap suatu

program. Pendekatan evaluasi OECD/DAC ini banyak

Page 36: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

24

diterapkan lembaga kemanusian tingkat dunia, khususnya

yang bernaung di bawah United Nations (PBB).

Secara sederhana, evaluasi ini memuat lima kriteria

evaluasi, yaitu relevance, efficiency, effectiveness,impact dan

sustainability. Kriteria tersebut adalah kriteria umum dalam

mengevaluasi yang dapat memberikan informasi penting

terkait kondisi aktual sebagai bahan pertimbangan dalam

pembuatan keputusan. Evaluasi dibutuhkan untuk perbaikan

yang berkesinambungan (continuous improvement), tidak

terkecuali di perusahaan nirlaba. Karena kebutuhan akan

perbaikan ada di segala bidang,di segala lini, terlepas dari

profit/non profit. Adapun penjelasan dari kelima tersebut

adalah sebagai berikut :8

a. Relevansi

Relevansi (relevance) didefinisikan sebagai tingkat

sejauh mana (tujuan) suatu program sejalan dengan

persyaratan penerima manfaat, kebutuhan, prioritas dan

kebijakan mitra dan honor. Persoalan relevansi sering kali

menjadi persoalan menyangkut apakah (tujuan) program atau

rancangannya masih sesuai dengan situasi yang

berubah.Dalam mengevaluasi relevansi program ,beberapa

hal yang perlu ditanyakan adalah sampai sejauh apa tujuan

8 Udiotomo, Purwa. “Evaluasi dan Kajian Dampak Program LKC”, (Jakarta:IMZ 2012) h.3

Page 37: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

25

progam masih dapat dikatakan valid, apakah aktifitas dan

output program konsisten dengan visi misi dan pencapaian

tujuan dan aktifitas dan output program konsisten dengan

dampak yang diharapkan.Dengan kata lain, pada dasarnya

relevansi merupakan jawaban dari kebermanfaatan dan

kedayagunaan.9

b. Efektifitas

Efektifitas atau Keefektifan (effectiveness) ialah

jangkauan sejauh mana tujuan dan target program tercapai,

atau diharapkan tercapai, dengan mempertimbangkan arti

penting relatifnya. Efektifitas juga digunakan sebagai ukuran

agregat (atau penilaian terhadap) nilai atau kegunaan dari

sebuah kegiatan, yaitu sejauh mana suatu program telah

mencapai, atau diharapkan mencapai, sasaran utamanya yang

relevan dengan secara berkelanjutan dan dengan dampak

pembangunan kelembagaan yang positif. Secara eksplisit,

efektifitas adalah hubungan antara output (produk dan jasa)

dengan outcomenya (manfaat dan diharapkan dari sasaran

atau penerima manfaat). 10

c. Efisiensi

Efisiensi (efisiensi) adalah ukuran tentang bagaimana

sumber daya/masukan secara ekonomis (dana, keahlian,

9 Udiotomo, Purwa. “Evaluasi dan Kajian Dampak Program LKC” h.310 Udiotomo, Purwa. “Evaluasi dan Kajian Dampak Program LKC” h.4

Page 38: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

26

waktu dan sebagainya) dikonversikan menjadi hasil. Suatu

program dikatakan efisien ketika dengan sumber daya yang

tersedia diperoleh hasil yang tidak dapat dicapai hasil yang

lebih baik lagi dengan sumber daya yang sama. Atau ketika

diperoleh suatu hasil dimana tidak dimungkinkan adanya

pengurangan sumber daya untuk memperoleh hasil tersebut.

Secara sederhana, efesiensi dapat diukur dengan

membandingkan antara hasil (output) dengan asupan (input)

yang digunakan (waktu,SDM,alat,dsb). 11

d. Dampak

Dampak (impact) merupakan efek primer dan sekunder

dalam jangka panjang, baik postif maupun negatif, yang

dihasilkan sebuah program, langsung atau tidak langsung,

dikehendaki maupun tidak dikehendaki. Dalam evaluasi

dampak program, beberapa hal yang perlu ditanyakan adalah

perubahan apa yang terjadi sebagai hasil dari pelaksanaan

program, apa perubahan nyata yang dirasakan penerima

manfaat dari pelaksanaan program dan berapa banyak orang

yang merasakan pengaruhnya.12

e. Kesinambungan

Kesinambungan atau keberlanjutan (sustainability)

adalah kesinambungan manfaat dari suatu program setelah

11 Udiotomo, Purwa. “Evaluasi dan Kajian Dampak Program LKC” h.512 Udiotomo, Purwa. “Evaluasi dan Kajian Dampak Program LKC” h.6

Page 39: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

27

bantuan program besar diselesaikan atau kemungkinan

berlanjutnya manfaat dalam jangka panjang. Atau di

definisikan juga sebagai daya tahan manfaat-bersih

(netbenefit) terhadap resiko sepanjang waktu.

Dalam mengevaluasi kesinambungan program, beberapa

hal yang perlu ditanyakan adalah seberapajauh manfaat

program akan berlanjut setelah pembiayaan dihentikan dan

apa factor utama yang mempengaruhi keberhasilan dan

kegagalan pencapaian kesinambungan program. Umumnya,

kesinambungan terkait dengan partisipasi, kepemilikan,

penggunaan sumberdaya local dan dukungan sistem social

politik yang kuat. 13

f. Evaluasi Hasil

Evaluasi ini diarahkan pada evaluasi keseluruhan

dampak (overall impact) dari suatu program terhadap

penerimaan layanan (recipients). Pertanyaan utama yang

muncul dalam evaluasi ini adalah bila suatu program telah

berhasil mencapai tujuannya, bagaimana penerima layanan

akan menjadi berbeda setelah ia menerima layanan tersebut?

Bedasarkan pertanyaan ini seorang evaluator akan

mengkontruksikan kriteria keberhasilan dari suatu program,

13 Udiotomo, Purwa. “Evaluasi dan Kajian Dampak Program LKC” h.5

Page 40: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

28

kriteria keberhasilan ini dapat dikembangkan sesuai dengan

kemajuan suatu program.14

C. Pendayagunaan Zakat

1. Pengertian Pendayagunaan

Pendayagunaan berasal dari kata “Guna” yang berarti

manfaat, adapun pengertian pendayagunaan sendiri menurut

kamus besar bahasa Indonesia :

Pengusaha agar mampu mendatangkan hasil dan manfaat

Pengusaha (tenaga dan sebagainya) agar mampu menjalankan

tugas dengan baik.15

Kata guna dalam Bahasa Arab yaitu: Al-Istismar berasal

dari kata istatmara-yastatmiru, yaitu menggapai suatu hasil. Kata

istatsmara Al- Maal isammarahu, artinya adalah mempergunakan

harta (maal) tersebut untuk memproduksi keuntungan. Secara

istilah kata adalah mempergunakan harta benda untuk

menciptakan sesuatu, baik secara langsung dengan membeli alat-

alat produksi, maupun secara tidak langsung.16

Selain itu, pendayagunaan dapat diartikan sebagai

pengusahaan agar mampu mendatangkan hasil dan manfaat.

14 Elly Irawan, DKK, “Pengembangan Masyarakat”, (Jakarta:UniversitasTerbuka, 1995), Cet. I, h.18

15 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: balai pustaka: 2002), h. 189

16 Http/www. Siwakz.net/mod=publisher&cid=53&artid=171. Diakses tanggal29 juli 2015

Page 41: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

29

Dalam istilah zakat, pendayagunaan adalah bagaimana lembaga

atau pengelola zakat mendayagunakan dana zakat yang telah

terkumpul kepada para mustahik atau 8 anaf. 8 asnaf ini adalah

termasuk fakir, miskin, amil zakat, muallaf, riqab, gharimin, jihad

fi sabilillah dan ibnu sabil. Zakat dapat dijadikan dana untuk

peningkatan eksistensi umat. Orang-orang yang kurang mampu

(miskin) adalah salah satu golongan yang harus mendapatkan

bagian dalam upaya peningkatan tersebut, Karena peningkatan

yang diberikan kepada golongan tidak mampu (miskin) bertujuan

agar terjadinya perubahan social secara ekonomi bagi golongan

tidak mampu.

Dalam peningkatan tersebut diperlukan suatu

pengelolaan yang mampu mendayagunakan seluruh potensi zakat

diperlukan penagnganan konsep manajemen secara tepat dengan

memperhatikan beberapa factor yang dapat mempengaruhi pola

pelaksanaan zakat.

Fenomena ini menggambarkan beberapa masalah tengah

dihadapi oleh lembaga pengelola ZIS (Zakat, Infaq, dan

Shodaqoh) kontribusi umat Islam akan mengangkat tiga unsur

manajemen yang meliputi : Manajemen Pengelolaan, Manajemen

Pendayagunaan dan Manajemen Pendistribusian ZIS.

Dari tiga unsur tersebut pendistribusian merupakan tolak

ukur bagi terbententuknya pemberdayaan ekonomi umat. Oleh

Page 42: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

30

karena itu Manajemen Pendistribusian perlu implementasi pada

sebuah lembaga pengelolaan ZIS, agar dana zakat yang sudah

dikelola dapat disalurkan atau didistribusikan kepada yang berhak

menerima.

Pendidikan zakat adalah adalah dengan melakukan

distribusi lokal atau dengan kata lain lebih mengutamakan

penerima zakat yang berada dalam lingkungan terdekat dengan

lembaga zakat, dibandingkan pendistribusiannya untuk di wilayah

lainnya, hal ini lebih dikenal dengan sebutan “centralistic” atau

yang berhubungan dengan lingkungan sekitar.17

Maka dapat disimpulkan bahwa pendayagunaan adalah

beberapa usaha atau kegiatan yang saling berkaitan dalam

menciptakan tujuan tertentu dari penggunaan hasil zakat secara

baik, tepat dan terarah agar lebih efektif bermanfaat dan

berdayaguna sesuai tujuan zakat dan fungsinya.

2. Fiqih dan Manajemen Pendayagunaan

a. Fiqih Pendayagunaan

1) Pengertian Fiqih

Fiqih menurut bahasa berarti paham, atau pengertian

yang mendalam tentang maksud dan tujuan suatu perkataan

dan perbuatan, bukan hanya mengetahui lahiriah perkataan,

17 Yusuf Qardhawi, “Spektrum Zakat” dalam membangun Ekonomi Kerakyatan(Jakarta: Zikrul Haki, 2005), h. 139.

Page 43: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

31

atau perbuatan itu.18 Pengertian ini difahami dari kata “FIQIH”

yang tercantum didalam beberapa ayat Al-Qur’an, dan dalam

hadits Nabawi, diantaranya adalah Firman Allah:

نة س ح ھم ب إن تص و ة ید ش م وج في بر كنتم لو و ت و م م ٱل ركك ا تكونوا ید نم أی

ا یث د ح قھون یف ادون یك ال م قو ٱل ء ال ٧٨ؤ

“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkankamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagikokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, merekamengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau merekaditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini(datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah:"Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahamipembicaraan sedikitpun” An- Nisa (78)19

Pengertian Fiqih secara etimologi ini juga ditemukan

dalam surat al-hud, 11 : 91. Kemudian pengertian yang sama

juga terdapat di dalam hadits yang diriwatkan oleh Bukhari dan

muslim dari Muawiyah, sabda Rasulullah saw :

“ Apabila allah menginginkan kebaikan bagiseseorang, maka ia akan memberikan pemahaman agama(yang mendalam)”.20

18 Muhammaddiyah Djafar, Pengantar Ilmu Fiqh, (Jakarta: Kalam Mulia, 1993),Cet . 1, h.1

19 Al-Quran dan Terjemahannya, Surat An-nisa ayat 78, Mujamma’ KhadimAl Haramain asy Syarifain al Malik fahd li thiba’at al Mush-haf asy-Syarif MedinahMunawarah P.O.Box.3561, h. 131-132.

20 Jalaluddin As-suyuti, Abd Rahman, Al Jami’us Sagier, j. 2. (Bandung: PTAL ma’arif), h. 183.

Page 44: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

32

As-Saiyid al-Jurjani di kutip oleh H.M. Abdullah Al-

Manar. berkata “fiqih pada lughah ialah memahami

pembicaraan seseorang yang bicara. 21

Perkataan fiqih dijumpai dalam Al-Qur’an dengan kata

nafqoh, tafqohum, yafqohu, yalafaqohu, yang disebut dalam

tidak kurang dari dua puluh ayat. Akan tetapi kata yang

langsung mengaitkannya dengan pengetahuan agama terdapat

dalam ayat yang berbunyi :

طائفة ھم ن م قة فر ن كل م نفر ال فلو افة وا ك لینفر نون م ؤ م ٱل ان ا ك م ۞و

ھ ا إلی و ع ج ا ر إذ ھم م وا قو ر لینذ ین و لیتفقھوا في ٱلد ون ر ذ یح لھم لع م

١٢٢

Artinya : “mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongandi antara mereka beberapa orang untuk memperdalampengetahuan mereka tentang agama”. (QS. At Taubah:122)

Adapun pengertian fiqih secara istilah yaitu22

الفقھ ھو العلم با ال حكا م الشر عیة العملیة من ادلتھا التفصلیھ

“Fiqih ialah Ilmu tentang hukum amali (hukum prinsip) danbersumber dari dalil-dalil tafsili (terurai)”

Ilmu tentang hukum syari'ah yang dikaji dari dalil-

dalilnya secara terperinci". Terdapat sejumlah pengecualian

terkait pendefinisian ini. Dari asy-syar'iyyah (bersifat

syari'at), dikecualikan ilmu tentang hukum selain syariat,

21 H. M. Abdullah al-Mannar, Ibadah dan Syariah, (Jakarta: Pematas, 1999),h. 6.

22 Al-Quran dan Terjemahannya, Surat At-ataubah 122, Mujamma’Khadim Al Haramain Asy Syarifain Al Malik fahd li thiba’at Al Mush-haf as-syarifMedinah Munawwarah P.O.Box 356, hal. 301-302

Page 45: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

33

seperti ilmu tentang hukum alam. Dari al-amaliyyah (bersifat

praktis, diamalkan), ilmu tentang hukum-hukum syari'at yang

bersifat keyakinan atau akidah, ilmu tentang ini dikenal

dengan ilmu kalam atau ilmu tauhid. Dari at-tafshiliyyah

(bersifat terperinci), ilmu tentang hukum-hukum syari'at yang

didapat dari dalil-dalilnya yang ijmali (global), misalkan

tentang bahwasanya kalimat perintah mengandung muatan

kewajiban, ilmu tentang ini dikenal dengan ilmu ushul fiqh.

Imam Jalaluddinal-mahali dikutip oleh Majudin:

memberikan definisi fiqih ialah ilmu pengetahuan hokum

islam yang dihasilkan oleh ijtihad.23

Sejalan dengan hal tersebut Ibnu Khaldun dalam

muqaddimah al-mubtada al khabar berkata dikutis oleh: H.M

Abdullah Al Manar “fiqih itu ialah ilmu yang dengannya

diketahui segala hukum Allah yang berhubungan dengan

segala pekerjaan mukallaf, baik yang wajib, yang haram,

yang makruh, dan yang mubah disimpulkan (diistimbatkan)

dari Al-Qur’an dan As-Sunnah dan dalil-dalil yang telah di

tegaskan syara’ seperti qiyas”.24

Dalam teknologi Al-Quran dan Sunnah, Fiqih adalah

pengetahuan yang luas dan mendalam mengenai perintah-

perintah dan realitas Islam dan tidak memiliki relevansi

23 Majudin, Dirasah Islamiyah, (Pasunan: Garoeda Buana Indah, 1995).Cet. 3.

24 HM. Abdullah al-Manar, Ibadah Dan Syari’ah, h. 6.

Page 46: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

34

khusus dengan bagian ilmu tertentu. Tetapi dalam

terminology ulama, lambat laun secara khusus diterapkan

pada pemahaman yang mendalam atas hukum-hukum

Islam.25

Dari berbagai devinisi diatas dapat disimpulkan

bahwa hakikat fiqih adalah ilmu yang menerapkan hokum-

hukum syara’ dan setiap pekerjaan mukallaf yang berkaitan

dengan hal-hal yang bersifat amaliyah yakni menyangkut

tindak tanduk manusia seperti hal yang wajib, haram, makruh

mandub dan yang mubah.

2) Pendayagunaan dari fiqih

Sedangkan, dalam pendekatan fiqih itu sendiri, dasar

pendayagunaan zakat pada umumnya didasarkan pada surat

At-Taubah ayat 60 sebagai berikut:

لفة قلوبھم ؤ م ٱل ھا و لی ع لین م ع ٱل كین و س م ٱل و اء فقر لل ت ق د ا ٱلص ۞إنم

كیم لیم ح ٦٠ع

“sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untukorang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-penguruszakat, para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untukjalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanansebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan AllahMaha mengetahui lagi Maha Bijaksana.”(Q.S At-Taubah/9:60)

25 Murtadha Murthahari dan M. Baqir ash-Shadh, Pengetahuan Ushul FiqhPerbandingan, (Jakarta: Pustaka Hidayah, 1993), Cet. 1., h. 176.

Page 47: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

35

Ayat ini menjelaskan peruntukan kepada zakat itu

diberikan. para ahli tafsir menguraikan kedudukan ayat

tersebut dalam uraian yang beragam, baik terhadap kuantitas,

kualitas, dan prioritas.

B. Manajemen Pendayagunaan

Manajemen adalah usaha pencapaian tujuan organisasi

dengan mengiplementasikan empat fungsi dasar: planning,

organizing, actuating, dan controlling (POAC) dalam

menggunakan sumber daya organisasi yang ada.26

1) Planning (Perencanaan) meliputi; merumuskan rancang

bangun organisasi, perencanaan program kerja yang terdiri

dari: penghimpunan (fundraising), pengelolaan dan

pendayagunaan.

2) Organizing (Pengorganisasian) meliputi; kordinasi, tugas

dan wewenang, penyusunan personalia, perencanaan

personalia dan recruiting.

3) Actuating (Kepemimpinan) terdiri dari; pemberian

motivasi, komunikasi, model kepemimpinan, dan

pemberian reward dan sangsi.

26 Zaim Saidi, Reiterprestasi pendayagunaan ZIS menuju EfektifitasPemanfaatan Zakat, Infak dan Sedekah, (Jakarta: Paramedia, 2004), Cet, I h. 8-9

Page 48: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

36

4) Controlling (Pengawasan) meliputi; Tujuan pengawasan,

tipe pengawasan, tahap pengawasan serta kedudukan

pengawas.

Terkait dalam hal pendayagunaan zakat, terdapat dua gaya

manajemen yang patut di ungkap, yaitu Manajemen by Result

(MBR) dan Management by Process (MBP).27 Manajemen by

Result adalah manajemen yang berorientasi pada hasil. Model

manajemen ini tidak mempedulikan dampak yang ditimbulkan.

Segala cara dilakukan sepanjang dapat mengantarkan pada tujuan.

Para pegawai atau staf didorong untuk terus bersaing demi

pencapaian tujuan. Karena itu, biasanya model manajemen ini

berumur pendek.

Sedangkan Management by Process adalah manajemen yang

berorientasi pada proses, dalam mencapai tujuan memerlukan

penataan proses yang baik. dampak negatif dari proses

diminimalisir. Dengan manajemen ini seluruh pegawai dan staf

didorong untuk melakukan proses dengan benar. Karena itulah

manajemen ini akan berumur panjang.

Dari dua gaya manajemen ini, maka gaya Management by

Process sangat tepat untuk lembaga-lembaga pengelola ZIS.

Karena model ini tidak hanya mementingkan pencapaian tujuan,

tetapi pada saat yang sama proses dalam mencapai tujuan itu

27 BAZIS Provinsi DKI Jakarta & Institut Manajemen Zakat (Jakarta: AlisafamPrinting & Design, 2006) Cet. 1, h.50

Page 49: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

37

harus tertata secara apik dan yang utama adalah berlandaskan

pada spirit keislaman.28

Oleh sebab itu, bila dihubungkan dengan pendayagunaan

ZIS, maka antara manajemen dengan Islam hendaknya dijalankan

secara harmonis. Dalam arti, bahwa Islam perlu dijadikan sebagai

fondasi dalam pola fikir dan aktivitas pendayagunaan ZIS.

Beberapa komponen yang harus ada dalam setiap aktivitas

pendayagunaan harta ZIS, meliputi: harta ZIS yang telah

terkumpul,para mustahik,para pengelola dan aturan pengelola

/manajemen,serta wilayah keutamaan dan kepemimpinan.29

Ada dua bentuk penyaluran dana antara lain:

1) Bentuk sesaat, dalam hal ini berarti bahwa zakat hanya

diberikan kepada seseorang satu kali atau sesaat saja.

Dalam hal ini juga berarti bahwa penyaluran kepada

mustahik tidak disertai target terjadinya kemandirian

ekonomi dalam diri mustahik. Hal ini dikarenakan

mustahik yang bersangkutan tidak mungkin lagi mandiri,

seperti pada diri orang tua yang sudah jompo, orang cacat.

Sifat dan bantuan sesaat ini idealnya adalah hibah.

28 BAZIS Provinsi DKI Jakarta & Institut Manajemen Zakat (Jakarta: AlisafamPrinting & Design, 2006) Cet. 1, h.51

29 Lili Bariadi, Muhammad Zen, dan M. Hudri, Zakat dan Wirausaha (Jakarta:CED, 2005), h. 85

Page 50: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

38

2) Bentuk pemberdayaan, merupakan penyaluran zakat yang

disertai target merubah keadaan penerima dari kondisi

kategori mustahik menjadi kategori muzzaki. Target ini

adalah target besar yang tidak dapat dengan mudah dan

dalam waktu yang singkat. Untuk itu, penyaluran zakat

harus disertai dengan pemahaman yang utuh terhadap

permasalahan yang ada penerima. Apabila

permasalahannya adalah permasalahan kemiskinan, harus

diketahui penyebab kemiskinan tersebut sehingga tidak

mendapat mencari solusi yang tepat demi tercapainya

target yang lebih dicanangkan.30 Kualitas manajemen

suatu organisasi pengelola zakat harus dapat diukur. Untuk

itu, ada tiga kata kunci yang dapat dijadikan sebagai alat

ukurnya:

1) Amanah. Sifat amanah merupakan syarat mutlak yang

harus dimiliki oleh setiap amil zakat. Tanpa adanya sifat

ini, hancurlah semua sistem yang dibangun.

2) Profesional. Sifat amanah belumlah cukup. Harus

diimbangi dengan profesionalitas pengelolaannya dan

akan lebih sempurna di lengkapi dengan sikap jujur.

3) Transparan. Dengan transparannya pengelolaan zakat,

maka kita menciptakan suatu sistem kontrol yang baik,

30 Lili Bariadi, Muhammad Zen, dan M. Hudri, Zakat dan Wirausaha, h. 25.

Page 51: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

39

karena tidak hanya melibatkan pihak intern organisasi saja,

tetapi juga akan melibatkan pihak eksternal. Dan dengan

transparansi inilah rasa curiga dan ketidakpercayaan

masyarakat akan dapat diminimalisasi.

Ketiga kata kunci ini dapat diimplementasikan apabila

didukung oleh penerapan prinsip-prinsip operasionalnya. Agar

dalam pendayagunaan dana tersebut tepat sasaran.

D. Teori Zakat

1. Pengertian Zakat

Secara etimologi (asal kata) zakat berasal dari kata ”zakat”

yang berarti berkah, tumbuh, bersih, suci, subur, dan baik. Bahkan

arti tumbuh dan bersih tidak hanya dipakaikan buat kekayaan,

tetapi juga dapat diperuntukkan buat jiwa orang yang menunaikan

zakat.

Sebab zakat merupakan upaya mensucikan dan membersikan

diri dari kekotoran sifat kikir dan dosa, serta menyuburkan pahala

melalui pengeluaran sedikit dari nilai harta pribadi untuk orang-

orang yang memerlukan.31 Oleh karena itu, ketika seseorang

sudah mengeluarkan zakat, maka ia telah suci (bersih) dirinya dari

penyakit kikir dan tamak.32

31 Amirudin Inoed, dkk, Anatomi Fiqh Zakat Potret dan Pemahaman BadanAmil Zakat Sumatra Selatan, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000) Cet Ke-1 h.8

32 M. Ali Hasan, Tuntutan Puasa dan Zakat (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,1997), Cet Ke-1, h. 92.

Page 52: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

40

Sedangkan secara istilah, kendatipun para ulama

mengemukakan definisi zakat dengan redaksi yang berbeda antara

satu dan yang lainnya, akan tetapi pada prinsipnya sama, yaitu

bahwa zakat adalah bagian dari harta dengan persyaratan tertentu

dari Allah SWT yang telah mewajibkan kepada pemiliknya

untuk diserahkan kepada yang berhak menerimanya dengan

persyaratan tertentu pula.

Harta yang dikeluarkan zakatnya akan menjadi

berkah, tumbuh, berkembang, dan bertambah, suci dan bersih.

Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat at-Taubah:

103.

كن تك س لو ص إن ھم لی ع ل ص یھم بھا و ك تز و ھم تطھر قة د ص لھم و أم ن م ذ خ

١٠٣

Artinya : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, denganzakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dando’akanlah mereka. Sesungguhnya do’a kamu itu menjadiketenangan(hati) bagi mereka. Dan Allah Maha mendengar lagiMaha mengetahui.

2. Dasar Hukum Zakat

Zakat adalah rukun Islam ketiga yang diwajibkan di Madinah

pada tahun kedua setelah hijrah sesudah kewajiban puasa dan

menunaikan zakat fitrah.33 ia merupakan kewajiban bagi orang

beriman (muzakki) yang mempunyai harta yang telah mencapai

33 Inoed dkk, Anatomi Fiqih Zakat Potret dan Pemahaman Badan Amil ZakatSumatra Selatan, h. 10.

Page 53: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

41

ukuran tertentu (nisab) dan waktu tertentu (haul) untuk

diberikan pada orang yang berhak (mustahiq).34

3. Macam-macam Zakat

Berdasarkan firman Allah swt dalam QS Al- Baqarah ayat

267, yang berbunyi :

ض ر ٱأل ن نا لكم م ج ر ا أخ م م و تم ب ا كس ت م ن طیب ا أنفقوا م نو ام ء ین أیھا ٱلذ ی

ھ ت ن م بیث خ وا ٱل م تیم ال تم ب و لس و نفقون ا أن و لم ٱع و وا فیھ مض أن تغ یھ إال ذ اخ

٢٦٧

“ Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalanAllah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagiandari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu, danjanganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamumenafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak maumengambilnya melainkan dengan memincingkan mataterhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya lagi MahaTerpuji ” (Q.S Al. Baqarah : 267)

Secara umum zakat terbagi dua macam, yaitu zakat jiwa

(nafsh) / zakat fitrah dan zakat maal.

1) Zakat jiwa (nafsh)/zakat fitrah

Pengertian fitrah ialah, sifat asal, bakat, perasaan keagamaan

dan perangai, sedangkan zakat fitrah adalah zakat yang

berfungsi yang mengembalikan manusia muslim kepada

fitrahnya, dengan menyucikan jiwa mereka dengan kotoran-

kotoran (dosa-dosa) yang disebabkan oleh pengaruh

pergaulan dan sebagainya. Sehingga manusia itu

34 Didin Hafidudin, Formalisasi Syari’at Islam Dalam Perspektif Tata HukumIndonesia (Bogor: Ghalia Indonesia, 2006), h. 119.

Page 54: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

42

menyimpang dari fitrahnya. Yang di jadikan zakat fitrah

adalah bahan makanan pokok bagi orang yang mengeluarkan

zakat fitrah atau makanan pokok di daerah tempat berzakat

fitrah seperti ; beras, jagung, tepung sagu, tepung gaplek dan

sebagainya.

Zakat ini wajib di keluarkan sesuai bulan ramadhan sebelum

shalat id sedangkan, bagi orang yang mengeluarkan zakat

fitrah setelah dilaksanakan sholat id maka apa yang di berikan

bukanlah zakat fitrah tetapi merupakan sedekah, hal ini sesuai

dengan hadist Nabi Muhammad SAW dari ibnu abbas, ia

berkata, “ rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah itu

sebagai pembersih bagi orang yang berpuasa dari perbuatan

sia-sia dan perkataan yang kotor dan sebagai makanan bagi

orang yang miskin. Karena itu, barang siapa mengeluarkan

sesudah sholat maka dia itu adalah salah satu shadaqah biasa

“ (hadis Ibnu Daud dan Ibnu Majjah). Melewatkan

pembayaran zakat fitrah sampai selesai sholat hari raya

hukumnya makruh karena tujuan utamanya membahagiakan

orang-orang miskin pada hari raya, dengan demikian apabila

dilewatkan pembayaran hilanglah separuh kebahagiaanya

pada hari itu.

Banyaknya zakat fitrah untuk perorangan satu sha’ (2,5

kg/3,5 liter) dari bahan makanan untuk membersihkan puasa

dan mencukupi kebutuhan-kebutuhan orang miskin di hari

Page 55: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

43

raya idul fitri, sesuai dengan hadis Nabi Saw, “ dari ibnu

umar ra; Rasulullah Saw lelah mewajibkan zakat fitri 1 (satu)

sha ‘ dari kurma/gandam atau budak, orang merdeka laki-laki

dan perempuan, anak kecil dan orang tua dari seluruh kaum

muslimin. Dan beliau perintahkan supaya di keluarkan

sebelum manusia kabur untuk shalat ‘id ” ( HR. Bukhari).

Jika maslahat orang-orang kafir mengharuskan dikeluarkan

zakat untuk mereka dalam bentuk uang maka tidak ada dosa

di dalamnya sesuai dengan madzhab hanafi dan madzhab

syafi’i. Menurut yusuf qardhawi ada dua hikmah zakat fitrah,

ialah sebagai berikut:

a) Membersihkan kotoran selama menjalankan puasa,

karena selama menjalankan puasa seringkali orang

terjerumus pada perkataan dan perbuatan yang tidak ada

manfaatnya serta melakukan perbuatan-perbuatan yang

dilarang oleh Allah.

b) menumbuhkan rasa kecintaan kepada orang-orang miskin

dan kepada orang-orang yang membutuhkan akan

membawa mereka kepada kebutuhan dan kegembiraan,

bersuka cita pada hari raya.

Adapun niat mengeluarkan zakat fitrah bagi diri

sendiri. “ sengaja saya mengeluarkan zakat fitrah pada

saya diri sendiri, dan sekalian yang di tanggungnya, “

Page 56: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

44

sengaja saya mengeluarkan zakat fitrah pada diri saya

dan pada sekalian yang saya di lazimkan (diwajibkan)

memberikan nafkah pada mereka, fardhu karena Allah

ta’ala. Cara penyerahan zakat fitrah dapat di tempuh dua

cara adalah sebagai berikut:

a) Zakat fitrah di serahkan langsung diserahkan yang

bersangkutan kepada fakir miskin. Apabila hal ini

dilakukan maka sebaiknya pada malam hari raya dan

lebih baik lagi jika mereka diberikan pada pagi hari

sebelum shalat idul fitri dimulai agar dengan adanya

zakat fitrah itu melapangkan kehidupan mereka, padaa

hari raya, sehingga mereka tidak perlu lagi berkeliling

menadahkan tangan kepada orang lain.

b) Zakat fitrah di serahkan pada amil (panitia) zakat,

Apabila hal itu dilakukan maka sebaiknya diserahkan

satu hari atau dua hari ataupun beberapa hari sebelum

hari raya idul fitri agar panitia dapat mengatur

distribusinya dangan baik dan tertib kepada mereka

yang berhak meerimanya pada malam hari raya atau

pada pagi harinya.

Ibnu abbas meriwayatkan, “ Rasulullah SAW telah

memfardhukan zakat fitrah untuk menyucikan orang-

orang yang berpuasa dari kelalaiannya. Sesungguhnya

Page 57: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

45

ia salah satu shodaqoh, karena itu barang siapa yang

melewatkan pembayaran sampai terlaksanannya

sholat hari raya hukumnya makruh (tidak berdosa)

tetapi jika dilewatkan sampai terbenamnya matahari,

hukumnya berdosa dan dianggap sebagai hutang

kepada Allah SWT yang perlu segera dilakukan

pembayarannya (qada ‘) “.

Adapun tempat mengeluarkan zakat fitrah

yang lebih diutamakan zakat fitrah di tempat muzakki

tinggal dan berkuasa, sedangkan jika dia puasa

ramadhan di luar negeri karena perjalanan atau yang

lainnya maka ia mengeluarkan zakat fitrah di luar

negri di tempat ia berpuasa.

Pembayaran zakat fitrah dapat di pindahkan

ketempat atau daerah lain jika penduduk tempat atau

di daerah tersebut amat memerlukannya dibandingkan

dengan penduduk ditempat atau daerah pemberi

zakat. Kemaslahatan perpindahan tersebut lebih

memberi keuntungan dibandingkan jika diberikan

kepada penduduk atau daerah pemberi zakat tersebut

telah melebihi.35

2) Zakat Maal (Harta)

35 Sari, Elsi Kartika. Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf. (Jakarta: PenerbitPT. Grasindo: 2007) h. 21-24.

Page 58: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

46

Zakat Maal (harta) adalah zakat yang dikenakan atas harta

(maal) yang dimiliki individu atau lembaga dengan syarat-

syarat dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan secara

hukum (syara). Maal berasa dari bahasa Arab yang secara

harfiah berarti ‘harta’. Harta yang akan dikeluarkan sebagai

zakat harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. Miliki penuh, yakni harta tersebut merupakan milik

penuh individu yang akan mengeluarkan zakat.

b. Berekmbang, yakni harta tersebut memiliki potensi untuk

berkembang bila diusahakan.

c. Mencapai nisab, yakni harta tersebut telah mencapai

ukuran/jumlah tertentu sesuai dengan ketetapan, harta

yang tidak mencapai nisab tidak wajib di zakatkan dan

dianjurkan untuk berinfaq dan bersedekah.

d. Lebih dari kebutuhan pokok, orang yang berzakat

hendaklah kebutuhan minimal/pokok untuk hidupnya

terpenuhi terlebih dahulu.

e. Bebas dari hutang, bila individu memiliki hutang yang

bila dikonfersikan ke harta yang dizakatkan

mengakibatkan tidak terpenuhinya nishab, dan akan di

bayar pada waktu yang sama maka harta tersebut bebas

dari kewajiban zakat.

Page 59: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

47

f. Berlalu satu tahun (Al-Haul), kepemilikan harta tersebut

telah mencapai satu taun khusus untuk ternak, harta

simpanan dan harta perniagaan. Hasil pertanian, buah-

buahan dan rikaz (barang temuan) tidak memiliki syarat

haul.

Apabila Macam-macam zakat Maal dibedakan atas

obyek zakatnya antara lain:

a. Hewan ternak, meliputi semua jenis dan ukuran

ternak (misal: sapi, kerbau, kambing, domba, ayam).

b. Hasil pertanian. Hasil pertanian yang dimaksudkan

adalah hasil tumbuhan-tumbuhan atau tanaman yang

bernilai ekonomis seperti biji-bijian, umbi-umbian,

sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman hias, rumput-

rumputam, dedaunan, dll Nishabnya sebanyak 5

wasaq= 300 sha’= 652,8 kg atau 653 kg. Kadar zakat

yang harus dikeluarkan sebanyak 1/10- nya jika hasil

tanaman tersebut tumbuh dan berkembang tanpa

disiram atau tanpa biaya perawatannya, tanpa

membayar orang lain untuk merawatnya. Apabila

pemeliharaanya memerlukan biaya maka kadar zakat

yang harus dikeluarkan sebanyak 1/20-nya.36

36 Hadzmi, Syafi’i, Tauhidhihul Adillah. (jakarta: penerbit PT Elex MediaKomputindo: 2010), h. 6.

Page 60: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

48

c. Emas dan Perak. Meliputi harta yang terbuat dari

emas dan perak dalam bentuk apapun. Nisab zakat

emas 20 mitsqal, berat timbangannya 93,6 gram;

zakatnya 1/40 (2,5 % = ½ mitsqal = 2,125 gram).

Nisab perak 200 dirham (624 gram) zakatnya 1/40

(2,5)% = 5 dirham (15,6 gram).

Sabda Rasulullah yang artinya “ Apabila engkau

mempunyai perak 200 dirham dan telah cukup satu

tahun maka zakatnya 5 dirham, dan tidak wajib

atasmu zakat emas hingga engkau mempunyai 20

dihar. Apabila engkau mempunyai 20 dinar dan telah

cukup satu tahun, maka wajib zakat adanya setengah

dinar.”37

a. Harta perniagaan. Harta Perniagaan adalah

semua yang diperuntukkan untuk diperjual-

belikan dalam berbagai jenisnya, baik berupa

barang alat-alat, pakaian, makanan, perhiasan,

dll. Perniagaan disini termasuk yang diusahakan

secara perorangan maupun kelompok/korporasi.

b. Hasil tambang (Mad’in). Meliputi hasil dari

proses penambangan benda-benda yang

terdapat dalam perut bumi/laut dan memiliki

37 Rasjid, Sulaiman, fiqh islam (hukum fiqih islam). (Bandung : PenerbitSinar baru Algensindo : 2011) , h. 202.

Page 61: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

49

nilai ekonomis seperti minyak, logam, batu bara,

mutiara dan lain-lain.

c. Barang Temuan (Rikaz) adalah harta yang

diperoleh seseorang yang berasal dari galian

dalam tanah. Harta tersebut ditanam oleh orang-

orang dimasa lampau dalam kurun waktu yang

sudah cukup lama, dan sudah tidak diketahui

lagi pemilik yang sebenarnya, karena tidak

dapat keterangan yang cukup untuk itu. Harta

terpendam, biasanya berupa emas atau perak,

dan wajib dikeluarkan zakatnya sebanyak 1/5

atau 20% dari jumlah harta terpendam tersebut.

Ketentuan ini sesuai dengan hadist Rasulullah

SAW : “ Zakat Rikaz ( harta terpendam) adalah

sebanyak seperlima”. (HR. Bukhari dan

Muslim).38

d. Zakat profesi. Yakni zakat yang dikeluarkan

dari penghasilan profesi (hasil profesi) bila telah

mencapai nisab. profesi dimaksud mencakup

profesi (hasil profesi) bila telah mencapai nisab.

profesi dimaksud mencakup profesi pegawai

negri atau swasta, konsultan, dokter, notaris,

38 Yusuf , Mohammad Asror, Kaya karena ALLAH ( Tanggerang: PenerbitPT Kawan Pustaka: 2004) , h.42

Page 62: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

50

akuntan, artis, dan wiraswasta. Jika

penghasilannya selama setahun lebih dari senilai

85 gram emas dan zakatnya dikeluarkan setahun

sekali sebesar 2,5% setelah dikurangi kebutuhan

pokok.39 3 golongan yang berhak menerima

zakat (mustahik) Orang-orang atau golongan

yang berhak menerima zakat telah di atur dalam

ajaran syariat islam, yakni ada delapan golongan

(asnaf). Ketentuan ini diatur dalam Al Qur’an

surat At-Taubah: 60. Artinya: “sesungguhnya

zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang

fakir, orang-orang miskin pengurus-pengurus

zakat, para mualaf yang di bujuk hatinya, untuk

(memerdekakan) budak, orang-orang yang

berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang

yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu

ketetapan yang di wajibkan Allah; dan Allah

maha mengetahui lagi maha bijaksana (Q.S. At-

Taubah :60)

4. Zakat Kotemporer

Zakat sebagai instrumen sosial ekonomi memiliki aspek

historis tersendiri pada masa kejayaan islam. Zakat sebagai

39 Aminah , Mia siti, Muslimah career mencapai tertinggi dihadapan Allah,keluarga dan pekerjaan (yogyakarta : Pustaka Grhatama: 2010) h. 119

Page 63: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

51

elemen perekonomian sebuah negara.40 aspek inilah yang

digambarkan dalam sejarah peradaban islam mulai dari khalifah

abu bakar yang telah meletakkan aturan dasar pelaksanaan,

regulasi, dan sistem dalam pemungutan zakat, sampai pada

Khalifa Umar bin Abdul Aziz yang telah melengkapi aspek-aspek

pengelolaan zakat, sebagai sebuah sistem yang aplikatif dalam

menghasilkan tujuan ekonomi.41 Dalam penghimpunan dan

pengelolaan zakat tidak lepas dari empat aspek yang terkait,

yakni: Mustahik, ashnaf zakat yang delapan, amiliin, (individu

dan institusi) dan manajemen zakat (pemungutan dan

penyalurannya). Idelanya keempat aspek tersebut bersinergi

membentuk sebuah sistem yang transparan, akuntabel, dan efektif.

Dalam sebuah negara islam, zakat harus dikelola oleh negara,

pada saat negara tidak melakukan pengelolaan, maka kewajiban

itu jatuh ke tangan masyarakat (individu atau institusi) yang

memiliki kemampuan dan berkesempatan.

Beberapa hal berikut, mesti mendapat perhatian dalam

pengelolaan zakat:

1. Zakat merupakan investasi sosial

2. Investasi zakat harus memperhatikan pada aspek;

40 Timur quran, Economic System in Contemporary Islamic Thought, dalamJomo K.S., Islamic Economic Alternatives Citical Perspective and New Directions,(Malaysia: Macmilan Academic and Professional LTD, 1996) h.33

41 Handi Risza Idris “Quo vadis Potensi Zakat “ Republika Senin 28 april 2003

Page 64: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

52

1) Halal dan Toyyib

2) Local source

3) Botoom up

4) Ramah lingkungan

5) Kebutuhan pasar

3. Pengelolaan zakat harus memiliki karakter sosial wirausaha

4. Karakter menejemen

Pemanfaatan zakat dan pendayagunaan dana zakat dapat di

golongkan sebagai berikut :

1. Konsumtif tradisional, zakat dimanfaatkan dan digunakan

langsung oleh mustahik untuk pemenuhan kebutuhan hidup.

2. Konsumtif kreatif, zakat yang diwujudkan dalam bentuk lain

dari jenis barang semula, misalnya beasiswa

3. Produktif tradisional yaitu zakat yang di berikan dalam

bentuk barang-barang produksi, seperti sapi, mesin jahit

4. Produktif Kreatif yaitu pendayagunaan zakat diwujudkan

dalam bentuk modal, baik untuk membangun suatu proyek

sosial maupun menambah modal pedagang untuk

berwirausaha.42 Dengan demikian penyaluran zakat dapat

42 Muhammad Daud Ali Sistem ekonomi islam, zakat dan wakaf, (jakarta: UIPress, 1998), Cet. Ke-1 h. 34

Page 65: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

53

dibedakan dalam dua bentuk ; yakni bantuan sesaat dengan

pola tradisional (konsumtif) dan Pemberdayaan (produktif).

E. Modal Usaha

1. Modal

Muhammd teguh menjelaskan bahwa modal dapat di artikan

secara fisik dan bukan fisik. Dalam artian fisik modal di artikan

sebagai segala hal yang melekat pada faktor produksi yang

dimaksud, seperti mesin-mesin dan peralatan-peralatan produksi,

kendaraan serta bangunan. Modal juga dapat berupa dana untuk

membeli segala input variabel untuk digunakan dalam proses

produksi guna menghasilkan output produksi. Dalam penelitian

ini, modal yang dimaksud adalah berupa dana.43

2. Modal usaha

Modal usaha adalah uang yang di pakai sebagai pokok

(induk) untuk berdagang, melepas uang, dan sebagainya, harta

benda (uang, barang, dan sebagainya) yang dapat dipergunakan

untuk menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan. Modal

dalam pengertian ini dapat diinterprestasikan sebagai sejumlah

uang yang digunakan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan

bisnis. Banyak kalangan yang memandang bahwa modal uang

43 Muhammad Teguh, Ekonomi Industri, (Jakarta; PT. Rajagrafindo Persada,2010), h. 236

Page 66: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

54

bukanlah segala-galannya dalam sebuah bisnis yang dijalankan

dapat berjalan lancar.

Page 67: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal
Page 68: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

61

BAB III

GAMBARAN UMUM BAZIS DKI JAKARTA

A. Profil BAZIS DKI Jakarta

BAZIS PROV. DKI JAKARTA merupakan sebuah badan pengelola

zakat resmi yang dibentuk Pemerintah Prov. DKI Jakarta. Badan ini berdiri

secara resmi pada tahun 1968 sejak dikeluarkannya Surat Keputusan Gubernur

Provinsi DKI Jakarta (ketika itu dijabat oleh Ali Sadikin) No. Cb. 14/8/18/68

tertanggal 5 Desember 1968 Tentang Pembentukan Badan Amil Zakat,

berdasarkan syariat Islam dalam wilayah DKI Jakarta. 1

Menjelang berdirinya BAZIS Prov. DKI Jakarta, wacana tentang

perlunya pengelolaan zakat secara kelembagaan dan professional terus

bergelora di kalangan masyarakat muslim. Pada tanggal 24 September 1968,

sebelas ulama berkumpul di Jakarta yang terdiri dari: Prof. Dr. Hamka, KH.

Ahmad Azhari, KH. Moh. Syukri Ghazali, Moh. Sodry, KH. Taufiqurrahman,

KH. Moh. Soleh Su’aidi, M. Ali Al Hamidy, Mukhtar Luthfy, KH. A. Malik

Ahmad, Abdul Kadir, dan KH. M.A. Zawawy. Pertemuan ini menghasilkan

rekomendasi, yaitu:

1. Perlunya pengelola zakat dengan system administrasi dan tata usaha yang

baik sehingga bisa dipertanggungjawabkan pengumpulan dan

pendayagunaannya kepada masyarakat.

2. Bahwa zakat merupakan potensi umat yang sangat besar yang belum

dilaksanakan secara maksimal. Karenanya, diperlukan efektivitas

1 https://bazisdki.go.id/page/index/profil-bazis, di akses pada hari selasa, 29 Maret 2016

Page 69: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

62

pengumpulan zakat sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan

pembangunan.

Melihat peran zakat yang sangat strategis ini, maka pada acara Isra’

Mi’raj di Istana Negara, Presiden Soeharto ketika itu menyerukan secara

langsung pelaksanaan zakat untuk menunjang pembangunan. Pada saat yang

sama, ia juga menyatakan kesediannya untuk menjadi amil tingkat nasional.

Sebagai tindak lanjut dari seruan itu, Presiden Soeharto mengeluarkan

Surat Perintah No. 07/POIN/10/1968 tanggal 31 Oktober 1968 kepada Mayjen

Alamsyah Ratu Prawiranegara, Kol. Inf. Drs. Azwar Hamid, dan Kol. Inf. Ali

Afandi untuk membantu Presiden dalam proses administrasi dan tata usaha

penerimaan zakat secara nasional.

Untuk lebih memperkuat hal tersebut, Presiden mengeluarakan Surat

Edaran No. B. 133/PRES/11/1968 yang menyerukan kepada pejabat/instansi

untuk membantu dan berusaha ke arah terlaksananya seruan presiden dalam

wilayah atau lingkup kerja masing-masing. Seruan Presiden ini kemudian

ditindaklanjuti oleh Gubernur Prov. DKI Jakarta, Ali Sadikin dengan

mengeluarkan Surat Keputusan Gubernur No. Cb. 14/8/18/68 tertanggal 5

Desember 1968 Tentang Pembentukan Badan Amil Zakat, berdasarkan syariat

Islam dalam wilayah DKI Jakarta. Akhirnya, BAZ Prov. DKI Jakarta secara

resmi berdiri.

Sejak berdirinya BAZIS tahun 1968, perkembangan zakat masih

dirasakan belum optimal. Hal ini dilihat dari hasil pengumpulan yang secara

kuantitas maupun kualitas masih sangat kecil dibandingkan dari potensi zakat

Page 70: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

63

yang sangat besar, khusunya di DKI Jakarta. Untuk memperluas sasaran

operasional dank arena semakin kompleknya permasalahan zakat di Jakarta,

maka pada tahun 1973 Gubernur Prov. DKI Jakarta melalui Surat Keputusan

No. D.III/B/14/6/73 tertanggal 22 Desember 1973 menyempurnakan BAZ ini

menjadi Badan Amil Zakat dan Infaq/Shadaqah yang kini popular dengan

sebutan BAZIS.2

B. Sejarah Berdirinya BAZIS DKI Jakarta

Badan Amil Zakat, sebagai cikal bakal BAZIS sekarang, sudah

digagas sejak awal berdirinya pemerintahan Orde Baru. Tepatnya, ketika

sebelas ulama tingkat nasional mengadakan pertemuan pada tanggal 24

September 1968 di Jakarta. Ulama-ulama itu adalah Prof. Dr. Hamka, KH.

Ahmad Azhari, KH. Moh. Syukri Ghazali, Moh. Sodry, KH. Taufiqurrahman,

KH. A. Malik Ahmad, Abdul Kadir, dan KH. M.A. Zawawy. Mereka

menyarankan diadakannya sebuah badan untuk pelaksanaan zakat di

Indonesia. Hal ini dipertegas oleh Presiden Soeharto ketika menyampaikan

pidatonya pada peringatan Isra Mi’raj, tanggal 26 Oktober 1968. Pada saat itu

beliau mengajak ummat Islam untuk mengamalkan ibadah zakat secara

konkret dengan mengintensifkan pengumpulan zakat sehingga hasilnya

menjadi lebih terarah.

Selanjutnya, Soeharto, Presiden RI saat itu, mengeluarkan surat

perintah no. 07/PRN/10/1968 tanggal 31 Oktober 1968 yang isinya adalah

2https://bazisdki.go.id/page/index/profil-bazis, diakses pada Hari Selasa, 29 Maret 2016

Page 71: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

64

perintah kepada Alamsyah Ratuperwiranegara, M. Azwar Hamid, dan Ali

Afandy untuk membantu Presiden dalam pengadministrasian penerimaan

zakat.

Sebelum adanya seruan Presiden, BAZ sendiri sebenarnya sudah

berdiri berdasarkan peraturan Mentri Agama tahun 1968 tentang Pembentukan

Badan Amil Zakat yang bertugas melaksanakan pemungutan dan

pengumpulan zakat mal dan zakat fitrah. Hanya saja, mungkin

pelaksanaannya dilapangan saat itu masih tersendat.

Di tingkat daerah, seruan Presiden Soeharto direspon secara positif.

Gubernur DKI Jakarta, misalnya, saat itu Ali Sadikin, mengeluarkan SK

Gubernur DKI Jakarta No. Cb-14/8/18/68 tentang pembentukan Badan Amil

Zakat berdasarkan syariat Islam pada tanggal 5 Desember 1968. Mulai saat

itu, secara resmi BAZ DKI berdiri dari tingkat propinsi, kotamdya, kecamatan,

hingga keluarahan. Inilah cikal bakal yang sebenarnya dari BAZIS DKI yang

pada saat itu masih bernama BAZ karena memang kegiatannya masih terbatas

pada pengumpulan dana zakat saja.

Sering dengan berjannya waktu, pengumpulan dana zakat oleh BAZ

DKI diperluas lagi, bukan hanya terbatas pada dana zakat, tetapi juga meliputi

infak dan sedekah. Perluasan ini di tuangkan dalam SK Gubernur DKI Jakarta

No. D.III/14/6/51/73 tentang pembentukan Badan Amil Zakat dan Infak

Sedekah (BAZIS) DKI Jakarta yang dikeluarkan pada tanggal 22 Desember

1973. Berdasarkan keputusan ini, maka dana yang dikumpulkan oleh BAZIS

menjadi lebih luas spektrumnya.

Page 72: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

65

Pada awal pembentukannya, BAZIS DKI Jakarta berada langsung di

bawah gubernur DKI Jakarta, Namun, pada proses yang lebih lanjut, dirasakan

adanya keperluan untuk mengadakan perubahan bidang struktur, agar BAZIS

lebih leluasa lagi dalam gerak organisasinya, maka tahun 1991, dikeluarkan

SK Gubernur DKI Jakarta No. 859 tentang susunan dan tata kerja BAZIS DKI

Jakarta. Dengan Surat Keputusan ini kepemimpinan BAZIS, yang tadinya

dipegang langsung oleh Gubernur, dilimpahkan kepada aparat teknis yang

bersifat professional dan fungsional. Sejak saat itu pula, BAZIS menjadi

perangkat pelaksana pemerintah daerah yang mandiri, karena bersifat non-

struktural.

Pada tahun 1998, Gubernur DKI Jakarta kembali mengeluarkan Surat

Keputusan Nomor 87 tentang susuanan dan Tata Kerja Bazis DKI Jakarta.

Berdasarkan SK ini, nama pimpinanBAZIS berubah dari ketua menjadi kepala

BAZIS. Sementara itu, BAZIS tingkat kotamadya diganti pula menjadi

pelaksana BAZIS Kotamadya.

Satu hal yang menarik adalah mulai tahun 1974 dana operasional tidak

lagi diambil dari dana zakat, tetapi diganti dengan subsidi dari pemerintah. Ini

berarti, dana zakat bisa disalurkan kepada para mustahik secara keseluruhan,

karena hak milik amil, dalam hal ini untuk operasional BAZIS yang sebesar

2,5% menjadi utuh.

Pada tahun 2002, Gubernur DKI Jakarta mengeluarkan dua Surat

Keputusan yang berkaitan dengan BAZIS, yaitu, SK No. 120 dan SK No. 121.

Yang pertama, menegnai organisasi dan Tata Kerja Badan Amil Zakat, Infaq,

Page 73: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

66

Shadaqah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; dan yang kedua mengenai

Pola pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shadaqah Badan Amil Zakat, infaq, dan

Shadaqah provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Berdasarkan SK ini, istilah

Badan Pembina tidak lagi dipergunakan, tetapi diganti dengan Dewan

Pertimbangan dan Komisi Pengawas. Dengan kedua SK ini diharapkan

organisasi BAZIS menjadi lebih efisien dan pola pengelolaan dana zakatnya

menjadi lebih optimal, professional, amanah, dan transparan.

C. Landasan Hukum BAZIS DKI Jakarta

Sejalan dengan perkembangan BAZIS produk-produk hukumnya

senantiasa disesuaikan, terutama lahirnya UU No. 38 tahun 1999 tentang

pengelolaan zakat memberikan implaksi sangat luas pada lembaga pengelola

zakat ini, diantaranya adanya tuntutan professional, transparansi, akuntabilitas,

dan kemandirian. Dasar hokum yang membentengi posisi BAZIS provinsi

DKI Jakarta saat ini adalah:

1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 34 tahun 1999 tentang

pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 tahun 2004 tentang

pemerintahan Daerah

3. Undang-Undang Republik Indonesia No. 38 tahun 1999 tentang

pengelolaan zakat.

Page 74: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

67

4. Keputusan Mentri Agama Republik Indonesia No. 373 tahun 2003 tentang

Pelaksanan Undang-Undang Republik Indonesia No. 38 tentang

Pengelolaan Zakat.

5. Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 120

tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Amil Zakat, Infak

dan Sedekah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

6. Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 121

tahun 2002 tentang pola Pengelolaan Zakat, Infak dan Sedekah Badan

Amil Zakat, Infak dan Sedekah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

7. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 26 Tahun

2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Dana Zakat, Infak dan

Sedekah pada Badan Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Provinsi Daerah

Khusus Ibukota Jakarta.

8. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Ibukota Jakarta No. 51 Tahun 2006

tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengumpulan dana Pendayagunaan Zakat,

Infak dan Sedekah oleh Badan Amil Zakat, Infak dan sedekah Provinsi

Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

D. Visi dan Misi BAZIS DKI Jakarta

Visi : Menjadi Badan Pengelola ZIS yang unggul dan Terpercaya di

Jakarta.

Page 75: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

68

Misi : Memaksimumkan pengelolaan ZIS yang amanah, profesional,

dan penuh ukhuwah bagi optimalisasi upaya pemberdayaan masyarakat

sehingga tidak ada lagi mustahik zakat di Jakarta.

E. Tujuan dan Prinsip Pengelolaan Zakat BAZIS DKI Jakarta

Pengelolaan zakat, infaq, dan shadaqah oleh BAZIS DKI Jakarta

Bertujuan untuk :

1. Terwujudnya layanan penghimpunan ZIS yang kreatif, inovatif dan

memaksimumkan nilai bagi Muzakki, Munfiq dan Mutashaddiq.

2. Terwujudnya layanan pendayagunaan ZIS yang memaksimumkan upaya

pemberdayaan mustahik berbasis penguatan jaringan.

3. Terwujudnya organisasi sebagai Good Organization yang mampu

memaksimumkan kepuasan materi dan spiritual stakeholder dan menjadi

benchmark bagi lembaga pengelola ZIS di Indonesia dan Dunia.

Untuk mencapai tujuan tadi, BAZIS DKI Jakarta dalam pelaksanaan

pengelolaan zakat selalu berprinsip kepada 4 hal :

1. Landasan: Amanah.

2. Prinsip Kedudukan: Unit Kerja Strategis Pemprov DKI Jakarta yang

Obyektif dan non Partisan.

3. Prinsip Manajemen: Profesional, Transparan, Kreatif dan Inovatif, Penuh

Ukhuwah dan Berorientasi pada Perbaikan Terus-menerus.

4. Prinsip Aktivitas Inti: Layanan Pengelolaan ZIS yang Optimum.

Page 76: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

69

F. Tugas Pokok dan Fungsi

Sesuai dengan BAB II pasal 3 Keputusan Gubernur Provinsi DKI

Jakarta No. 120 tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Amil

Zakat, Infak dan Sedekah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, maka

tugas pokok BAZIS Provinsi DKI Jakarta adalah :

1. Menyelenggarakan pengumpulan dan pendayagunaan zakat, infak dan

sedekah sesuai dengan fungsi dan tujuannya.

2. Dalam melaksanakan tugasnya BAZIS bersifat objektif dan transparan.

Sedangkan yang menyangkut fungsi, sebagaimana BAB II pasal 3

Keputusan Gubernur Provinsi DKi Jakarta No. 120 di atas, maka fungsi

BAZIS Provinsi DKI Jakarta mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Penyusunan program kerja

2. Pengumpulan segala macam zakat, infaq dan sahadaqah dari masyarakat

termasuk pegawai di wilayah Provinsi DKI Jakarta

3. Pendayagunaan zakat, infak dan sedekah sesuai dengan ketentuan

hukumnya

4. Penyuluhan kepada masyarakat dalam upaya peningkatan kesadaran

menunaikan ibadah zakat, infak dan sedekah

5. Pembinaan pemanfaatan zakat, infak dan sedekah agar lebih produktif dan

terarah

6. Koordinasi, bimbingan dan pengawasan kegiatan pengumpulan zakat,

infak dan sedekah yang dilaksanakan oleh pelaksana pengumpulan BAZIS

Page 77: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

70

7. Penyelenggaraan kerja sama dengan Badan Amil, Zakat, Infak dan

Sedekah dan lembaga Amil Zakat yang lain

8. Pengendalian atas pelaksanaan pengumpulan dan pendayagunaan zakat,

infak dan sedekah

9. Pengurusan fungsi-fungsi ketatausahaan, perlengkapan, kerumahtanggaan

dan sumber daya manusia.

G. Struktur Organisasi BAZIS DKI Jakarta

Organisasi BAZIS terdiri dari tiga lembaga utama (berdasarkan SK

Gubernur DKI No. 120 tahun 2002), yaitu :

1. Dewan Pertimbangan

2. Komisi Pengawas

3. Badan Pelaksan

Susunan Dewan Pertimbangan BAZIS DKI Jakarta ditetapkan oleh

gubernur dan mempunyai tugas sebagai berikut :

1. Memberikan pertimbangan tentang pengembangan hokum dan

pemahaman seputar zakat, infaq dan shadaqah

2. Memberikan pertimbangan, saran dan pendapat dalam kebijaksanaan

pengumpulan dan pendayagunaan zakat, infaq, dan shadaqah

3. Menampung dan menyalurkan pendapat umat islam tentang

pengembangan, pengumpulan, dan pendayagunaan zakat, infaq, dan

shadaqah

Page 78: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

71

Susunan komisi pengawas juga ditetapkan oleh Gubernur dan bertugas

untuk melaksanakan pengawasan internal terhadap pengelolaan zakat, infaq

dan shadaqah Dewan Pertimbangan dan Komisi pengawas bertanggung-jawab

kepada Gubernur.

Anggota Dewan Pertimbangan dan Komisi Pengawas terdiri dari unsur

Ulama, Umaro, DPRD, Tokoh Masyarakat, Pengusaha Nasional dan

Cendekiawan Muslim.

Susunan Organisasi Badan Pelaksana adalah :

1. Kepala

Tugas dari kepala Bazis adalah :

a. Memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi BAZIS

b. Memimpin dan mengkoordinasikan kegiatan sekretariat, bidang

pelaksana BAZIS kotamadya/kabipaten. Administrasi termasuk

petugas oprasional BAZIS kecamatan, kelurahan, dan unit satuan

kerja.

2. Wakil Kepala

Wakil Kepala BAZIS mempunyai tugas sebagai berikut :

a. Membantu kepala dalam memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi

BAZIS

b. Melaksanakan tugastugas kedinasan yang dilimpahkan kewenangan-

nya oleh kepala

c. Mewakili kepala apabila berhalangan melaksanakan tugas dan

fungsinya

Page 79: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

72

d. Melaksanakan pengendalian administratif pelaksana kegiatan BAZIS

3. Sekretariat

Sekretariat, bertugas melaksanakan koordinaso, konsolidasi

internal dan pengendalian administrasi kegiatan BAZIS yang berhubungan

dengan fungsi-fungsi pembinaan dan administrasi kepegawaian sumber

daya manusia; tata rumah tangga dan inventarisasi kantor, serta informasi

dan komunikasi yang membawahi aplikasi fungsi sistem informasi

manajemen BAZIS.

Untuk melaksanakan tugas-tugas di atas, secretariat yang di pimpin

oleh seorang kepala sekretariat itu mempunyai fungsi :

a. Penyusunan surat-menyurat dan kearsipan

b. Pengurus perlengkapan dan kerumah-tanggan

c. Pembinaan sumber daya manusia

d. Pelaksana urusan kepegawaian

e. Pengelolaan keuangan anggaran yang bersumber dari anggaran

pendapatan dan belanja daerah

f. Pelaksanaan hubungan masyarakat dan penyuluhan

g. Pengembangan system informasi dan manajemen

h. Pembentukan dan pembinaan jaringan kerja

i. Penelitian dan pengembangan

j. Penyusunan program kerja

4. Bidang Pengumpulan

Page 80: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

73

Bidang pengumpulan mampunyai tugas melaksanakan usaha-usaha

pengumpulan zakat, infaq, dan shadaqah. Untuk mendukung tugas ini,

bidang pengumpulan mempunyai fungsi :

a. Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pengumpulan zakat, infaq, dan

shadaqah. Dari sumber-sumber yang mencakup wilayah, korporat dan

perorangan

b. Pengembangan upaya-upaya pengumpulan zakat, infaq, dan shadaqah

c. Pendataan muzaki, munfiq, dan mustasaddik dan memasukan data

tersebut ke dalam SIM BAZIS

d. Pembinaan terhadap muzaki, munfiq, dan mustasaddik terutama untuk

menjaga silaturahim dan komunikasi secara citra BAZIS

e. Penyiapan bahan laporan pengumpulan zakat, infaq dan sahadaqah

5. Bidang Pendayagunaan

Selanjutnya tugas dari bidang pendayagunaan adalah

melaksanakan usaha-usaha pelayanan dan pembinaan mustahik serta

pengembangan usaha produktif. Untuk melaksanakan tugas ini, bidang

pendayagunaan mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi pendayagunaan zakat, infaq,

dan shadaqah

b. Penelitian (seleksi persyaratan) calon mustahik

c. Pendistribusian zakat, infaq dan shadaqah kepada para mustahik

d. Pencatatan zakat, infaq dan shadaqah

Page 81: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

74

e. Pengembangan pendayagunaan zakat, infaq, dan shadaqah untuk

usaha-usaha produktif

f. Pembinaan mustahik

g. Penyiapan bahan laporan pendayagunaan zakat, infaq dan shadaqah

Adapun program-program pendayagunaan :

1. Beasiswa guru paud

2. Beasiswa SMA dan Mahasiswa

3. Bantuan Guru Honorer

4. Bantuan TPA/TPQ/SD/MI

5. Bantuan Guru ngaji

6. Bantuan Marbot Masjid/ Mushola

7. Bantuan Fisik Tempat ibadah dan Lembaga Keagamaan

8. Bantuan Hari-hari Besar Keagamaan

9. Bantuan Pendidikan keterampilan

10. Bantuan Kemnusiaan

6. Bidang Dana

Selanjutnya bidang dana mempunyai tugas menerima,

membukukan, dan menyalurkan hasil penerimaan zakat, infaq dan

sahadaqah, meyusun dan mengelola anggaran, serta menyusun dan

mengelola anggaran, serta menyusun keuangan. Untuk melaksanakan

tugas ini, bidang dana mempunyai fungsi :

a. Penerimaan hasil pengumpulan zakat, infaq, dan sahadaqah

b. Pembukuan penerimaan dan pengeluaran zakat, infaq, dan sahadaqah

Page 82: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

75

c. Pengeluaran hasil pengumpulan zakat, infaq, dan shadaqah

d. Pelaporan penerimaan dan pengeluaran zakat, infaq, dan sahadaqah

e. Penyusunan dan pengelolaan anggaran

7. Pelaksana BAZIS kotamadya/kabupaten Administrasi

Di setiap kotamadya/kabupaten administrasi dibentuk pelaksanaan

BAZIS kotamadya/kabupaten administrasipelaksana ini bertanggung

jawab secara administratif kepada kepala BAZIS, sedangkan secara taktis,

bertanggung jawab kepada walikota atau bupati.

Tugas dari pelaksana kotamadya/kabupaten Administrasi adalah

melaksanakan pengumpulan dan penyaluran zakat, infaq, dan shadaqah.

Untuk melaksanakan tugas ini, pelaksana kotamadya/kabupaten

administratif mempunyai fungsi :

a. Pendataan muzakki, munfiq dan mustasaddik termasuk sumber-sumber

zakat, infaq, dan shadaqah baru serta mustahik di wilayah

kotamadya/kabupaten Administrasi masing-masing

b. Pengumpulan zakat, infaq, dan shadaqah dari sumber-sumber zakat,

infaq, dan shadaqah

c. Penyaluran zakat, infaq, dan shadaqah kepada mustahik

d. Pengkoordinasan pengumpulan dan penyaluran zakat, infaq, dan

shadaqah yang dilakukan oleh perangkat tingkat kecamatan dan

kelurahan

e. Pengelolaan umum ketatausahaan

Page 83: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

76

f. Pelaporan kegiatan pengumpulan dan penyaluran zakat, infaq, dan

shadaqah di wilayah kotamadya/kabupaten Administratif.

Dalam bentuk diagram, struktur organisasi BAZIS bisa

digambarkan sebagai berikut :

Page 84: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

77

Bagan 1.

Sumber : Laporan Kegiatan BAZIS Provinsi DKI Jakarta tahun 2015

Page 85: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

78

BAB IV

EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAM

BANTUAN MODAL USAHA BAZIS DKI JAKARTA

Program pemberian modal usaha yang telah dibuat dan dijalankan oleh

BAZIS DKI JAKARTA pada tahun 2016, penulis melihat bahwa BAZIS DKI

JAKARTA tidak hanya berperan sebagai Badan Amil Zakat, Infak dan Shodaqoh

yang memiliki hubungan dengan masyarakat sebatas pemberian bantuan semata

dan mengumpulkan dana. Akan tetapi BAZIS DKI JAKARTA mampu untuk

berperan lebih dari itu dengan menjalin hubungan secara emosional menjadi

keluarga dan mitra bagi masyarakat serta konselor dalam segala bentuk

permasalahan lain yang ada didalam kehidupan masyarakat terutama dalam hal

pemberian modal usaha seperti judul yang penulis ambil. Berikut adalah data-data

mustahik binaan BAZIS DKI JAKARTA.

TABEL 4.11

1DULADI Kp. Baru kelender rt005/001 jatinegara cakung jakarta timur pedagang nasi udukRp.3000.000 100 hari 30.000 3.0002ADI PRAKOSO Jl. Pedati utara rt 005/006 cijantung pasar rebo jakarta timur bengkel Rp.5.000.000 120 hari 42.000 5.0003SUPARNI ujung karawang rt 001/005 pulo gebangcakung jakarta timur pedagang bubur Rp.4000.000 100 hari 40.000 4.0004MUAMMAROH ujung karawang rt 001/005 pulo gebangcakung jakarta timur bengkel Rp.3000.000 100 hari 30.000 3.0005ACHMAD SAUGI Kp. Tanah 80 No. 35 rt 003/009 klender duren sawit jakarta timur warung sembako Rp.5.000.000 100 hari 50.000 5.0006RITA AZIZA Jl. Nakula 1 Blok U No. 3 rt/ 003/006 duren sawit jakarta timur laundry Rp.3000.000 100 hari 30.000 3.0007RENY SYAHRANYKp. Baru kelender rt013/001 jatinegara cakung jakarta timur pedagang makanan Rp.5.000.000 120 hari 42.000 5.0008ARDIWAN Kp. Baru kelender rt 012/001 jatinegara cakung jakarta timur pedagang bubur Rp.4000.000 100 hari 40.000 4.0009AGUS SAABAN kp. Malaka rt 011/008 malaka sari duren sawit jakarta timur bengkel Rp.5.000.000 120 hari 42.000 5.000

10DARMAYANTI kp. Bulak timur No. 26 E rt.004/016 kelender duren sawit jakarta timur warung nasi Rp.5.000.000 120 hari 42.000 5.000

ANGSURAN PER HARIBAGI HASIL PEHARINo NAMA ALAMAT USAHA JENIS USAHA PENGAJUAN JANGKA WAKTU

Sumber : Laporan Pendayagunaan Bazis DKI Jakarta

1 Laporan Pendayagunaan Bazis DKI Jakarta, 2016

Page 86: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

79

A. Karakteristik Sasaran Penerimaan Kegiatan Program Bantuan Modal

Usaha

Berdasarkan data yang peneliti peroleh karakteristik penerima program

Pemberian bantuan Modal Usaha, yaitu:

a. Muslim

Arti muslim sendiri yaitu, secara harfiah muslim artinya

berserah diri, sedangkan secara bahasa muslim adalah orang yang

berserah diri sedangkan secara istilah muslim adalah orang yang

beragama Islam.

Muslim adalah orang yang berserah diri kepada Allah

SWT, seperti maksud dalam ayat Al-Hajj (22) : 782

ل ع ا ج م و ن ین م في ٱلد كم لی ع

لة أبیكم م ج ر ]ح ا لیكون ذ في ھ ل و ن قب

تكونوا ش و كم لی ا ع ھید سول ش اتوا ٱلر ء ة و لو وا ٱلص فأقیم لى ٱلناس اء ع ھد

٧٨Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang

sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kalitidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan.(Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamaikamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula)dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimudan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia,maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat danberpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu,maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong

b. Jenis usaha yang diperdagangkan halal

Jenis dagangan yang ditawarkan pedagang ini dapat

2 Surat Al-qur’an Al-Hajj ayat 78

Page 87: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

80

dikelompokkan dalam 3 jenis, yaitu:

1. Makanan yang siap saji, seperti nasi dan lauk pauk dan

minuman.

2. Barang atau alat-alat perlengkapan.

3. Jasa, yang terdiri dari beragam aktivitas misalnya tukang

potong rambut dan sebagainya.

Jenis usaha pedagang yang termasuk karakteristik di sini

adalah usaha yang diperdagangkan merupakan jenis yang tidak

dilarang dan boleh diperjual belikan dengan sertifikasi halal mulai

dari pembuatan sampai dengan cara penyajian yang halal baik itu

Pedagang makanan, barang dan jasa.3

c. Pedagang jujur sehingga dapat memegang amanah

Definisi jujur adalah lurus hati, jujur berarti tidak

curang(dalam permainan) atau jujur adalah tulus iklhas.

Sedangkan amanah artinya dapat dipercaya dalam criteria ini

pedagang yang termasuk criteria jujur adalah pedagang yang tulus

ikhlas sehingga dapat dipercaya.

Jujur yang dimaksud karakteristik disini adalah pedagang

yang menerima manfaat pemberian dapat menjaga amanahnya agar

dapat menjaga amanahnya terhadap dana yang diberikan serta

amanah dalam menjalankan jenis usahanya.4

d. Pedagang termasuk dari golongan 8 asnaf

3 Wawancara 7 April 2017 dengan Bapak Habibi Staff pendayagunaan kantor Bazis DKIjakarta pusat pukul 13.00 WIB

4 Wawancara 7 April 2017 dengan Bapak Habibi Staff Pendayagunaan Kantor Bazis DKIJakarta Pusat Pukul 13.04 WIB

Page 88: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

81

Golongan 8 asnaf adalah golongan yang berhak menerima

zakat , yaitu :5

1. Fakir (al Fuqara) adalah orang yang tiada harta

pendapatan yang mencukupi untuknya dan keperluannya.

Tidak mempunyai keluarga untuk mencukupkan nafkahnya

seperti makanan, pakaian dan tempat tinggal.

2. Miskin (al-Masakin) mempunyai kemampuan usaha untuk

mendapatkan keperluan hidupnya akan tetapi tidak

mencukupi sepenuhnya.

3. Amil adalah orang yang dilantik untuk memungut dan

mengagih uang zakat.

4. Muallaf adalah seseorang yang baru memeluk agama

Islam.

5. Riqab adalah seseorang yang terbelenggu dan tiada

kebebasan diri.

6. Gharimin adalah penghutang muslim yang tidak

mempunyai sumber untuk menjelaskan hutang yang

diharuskan oleh syarak pada perkara asasi untuk diri dan

tanggung jawab yang wajib ke atasnya.

7. Fisabilillah adalah orang yang berjuang, berusaha dan

melakukan aktivitas untuk menegakkan dan

meninggikan agama Allah.

5 M. Ali Hasan, “Tuntutan Puasa dan Zakat.” Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997.h53

Page 89: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

82

8. Ibnus Sabil adalah musafir yang kehabisan bekalan dalam

perjalanan.

Karakteristik sasaran penerima pemberian modal usaha

pedagang kaki lima merupakan pedagang yang muslim yang aktif

beribadah dan memngikuti kegiatan. Pedagang juga termasuk

golongan gharimin yang memiliki keterikatan hutang. Barang

yang dipedagangkan halal baik pembuatan sampai dengan

penyajian. Selain itu yang paling utama adalah pedagang dapat

menjaga atau berlaku amanah pada usahanya dan juga BAZIS

DKI JAKARTA dalam memanfaatkan pemberian modal usaha.

B. Kriteria Evaluasi Pemanfaatan Program Pendayagunaan Modal Usaha6

Dalam pembahasan ini penulis mengklarifikasi pedagang yang berjualan

makanan, lauk pauk, barang-barang atau alat, jasa dana lainnya.

Berdasarkan jenis usaha yang dimaksud, sebagaimana dijelaskan seblumnya

yaitu usaha makanan, usaha barang dan, jasa. Ketiga kelompok jenis usaha

pedagang tersebut, penulis menganalisis berdasarkan kriteria evaluasi yaitu

relevansi, efektifitas, efesiensi, dampak dan berkesinambungan.

1. Pedagang Jenis Usaha Makanan

Berdasarkan perhitungan pedagang jenis makanan, diperoleh

tingkat relevansi dari kesenjangan antara harapan pedagang dengan

implementasi pelaksanaan pemanfaatan program. Berdasarkan itu

6 Wawancara 7 April 2017 dengan Bapak Habibi Staff pendayagunaan Kantor Bazis DKIJakarta Pusat, Pukul 13.08 WIB

Page 90: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

83

pemanfaatan pemberian modal pada pedagang makanan dapat peneliti

kategorikan relevan berdasarkan ketepatan dan kecermatan pemberian

modal usaha diberikan kepada pedagang yang memilki karakteristik

sesuai persyaratan yang telah disusun saat penyusunan program yaitu

jenis usaha makanan halal,muslim, dan termasuk dalam delapan asnaf.

Selanjutnya secara umum program pemberian modal usaha pedagang

yang diberikan pada pedagang makanan masih cukup efektif dan

efisien dengan memanfaatkan sumber daya yang ada disekitar DKI

Jakarta, didalam penyusunan dan pemanfaatan program dimana

pedagang jenis makanan dapat memanfaatkan program pemberian modal

usaha untuk mengembangkan jenis usahanya dan juga menambah

wawasan yang diperoleh dari pembinaan yang diadakan sehingga

dampak dari pelaksanaan program pemberian modal usaha pedagang

dapat didefinisikan efek primer dimana kesinambungan manfaat dalam

jangka panjang dapat dihasilkan perubahan sikap menjadi muslim yang

lebih baik dan perekonomian pedagang meningkat dari mustahik

menjadi muzaki.

Page 91: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

84

Tabel 4.2

Pencapaian Pemberian Modal Usaha Pedagang Kaki Lima Jenis Usaha Makanan

Aspek Nilai

Capaian

Bobot Hasil Capaian Total

Relevan 30 % 15 Relevan

60

Efektifitas dan Efisiensi 20 % 10 Cukup

Dampak 40 % 20 Primer

Kesinambungan 30 % 15 Jangka Panjang

Sumber : Laporan Pendayagunaan Bazis DKI Jakarta

2. Pedagang Jenis Usaha Barang

Pada penelitian ini telah dievaluasi program pemanfaatan

pemberian modal usaha . Berdasarkan itu pemanfaatan pemberian

bantuan modal usaha dapat peneliti kategorikan cukup relevan

walaupun mendekati nilai kurang lebih kepada usaha makanan atau lauk

pauk, untuk usaha barang hanya sedikit. Masih diperlukan dalam

memberikan modal usaha untuk pedngang jenis usaha barang yang

berada disekitar DKI Jakarta. Selanjutnya secara umum program

pemberian modal usaha yang diberikan pada pedagang jenis usaha

barang masih kurang efektif dan efisien dengan memanfaatkan sumber

daya yang ada disekitar DKI Jakarta didalam penyusunan dan

pemanfaatan program dimana jenis usaha barang dapat memanfaatkan

program pemberian modal usaha untuk mengembangkan jenis usaha dan

Page 92: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

85

juga menambah wawasan yang diperoleh dari pendampingan namun

masih sulit untuk para pedagang mengembangkan usaha jenis barang

dikarenakan memerlukan banyak pemnfaatan sumber daya tetapi

dampak dari pelaksanaan program pemberian modal dapat didefinisikan

efek primer dimana kesinambungan manfaat dalam jangka panjang

dapat dihasilkan seperti pengembangan jenis usaha barang dari macam-

macam barang apa saja yang diperdagangkan.7

Tabel 4.3

Pencapaian Pemberian Modal Usaha Pedagang Kaki Lima Jenis Usaha Barang

Aspek Nilai

Capaian

Bobot Hasil Capaian Total

Relevan 20 % 10 Cukup

60

Efektifitas dan Efisiensi 30% 15 Kurang

Dampak 40 % 20 Primer

Kesinambungan 30 % 15 Jangka Panjang

Sumber : Laporan Pendayagunaan Bazis DKI Jakarta.

3. Pedagang Jenis Usaha Jasa

Dalam penelitian ini evaluasi program pemanfaatan pemberian

modal usaha pedagang. Berdasarkan itu pemanfaatan pemberian modal

pada pedagang jenis usaha jasa dapat peneliti kategorikan relevan,

7 Wawancara 7 April 2017 dengan Bapak Habibi Staff pendayagunaan, Kantor Bazis DKIJakarta Pusat Pukul 13.10 WIB

Page 93: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

86

artinya diperlukan ketepatan dan kecermatan lebih terhadap pemberian

modal usaha yang diberikan kepada pedagang yang memilki,

karakteristik yang harus dipenuhi adalah pedagang yang muslim dan

miskin juga memiliki jenis usaha yang halal. Selanjutnya secara umum

program pemberian modal usaha pedagang yang diberikan pada

pedagang jenis usaha Jasa masih efektif dan efisien dengan

memanfaatkan sumber daya yang ada disekitar DKI Jakarta serta

ketepatan berdasarkan kebutuhan dan pemanfaatan program dimana

pedagan jenis usaha jasa dapat memanfaatkan program pemberian modal

usaha untuk mengembangkan jenis usahanya dan juga menambah

wawasan yang diperoleh dari pendampingan. Adapun dampak dari

pelaksanaan program pemberian modal usaha pedagang dapat

didefinisikan efek primer dimana kesinambungan manfaat dalam

jangka panjang dapat dihasilkan seperti Penambahan jenis pelayanan

jasa dan SDM yang dihasilkan dari pembinaan pedagang.8

8 Wawancara 7 April 2017 dengan Bapak Habibi Staff Pendayagunaan, Kantor Bazis DKIJakarta Pusat Pukul 13.12 WIB.

Page 94: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

87

Tabel 4.4

Pencapaian Pemberian Modal Usaha Pedagang Jenis Usaha Jasa

Aspek Nilai

Capaian

Bobot Hasil Capaian Total

Relevan 30 % 15 Cukup

60

Efektifitas dan Efisiensi 20 % 10 Cukup

Dampak 30 % 15 Primer

Kesinambungan 40 % 20 Jangka Panjang

Sumber : Laporan Pendayagunaan Bazis DKI Jakarta

C. Analisis Fasilitas Program Pemberian Modal Usaha Pedagang

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan terhadap

fasilitas program Pemberian Modal Usaha Pedagang maka diperoleh,

yaitu:9

1. Pembinaan dan Pemberdayaan

Pembinaan dan Pemberdayaan yang dilakukan Per tiga bulan sekali

Pembinaan dan pemberdayaan pedagang mempunyai maksud

yaitu untuk memberikan kepastian usaha, perlindungan serta

mengembangkan usahawan yang tertib, aman, selaras, dan serasi

serta seimbang dengan lingkungannya. Tujuan dari pembinaan dan

pemberdayaan pedagang yaitu mewujudkan usaha kecil yang berhak

mendapat perlindungan dan pembinaan, sehingga dapat melakukan

9 Wawancara 7April 2017 dengan Bapak Doni Staff Pendayagunaan, Kantor Bazis DKIJakarta Pusat Pukul 13.14.

Page 95: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

88

kegiatan usahanya pada lokasi yang ditetapkan sesuai

peruntukannya dengan criteria yang ditetapkan dan dicantumkan

dalam rencana tata ruang, dan mengembangkan ekonomi sektor

informal melalui pembinaan wirausahawan serta mewujudkan

harmonisasi keberadaan wirausahawan dengan lingkungannya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kesekretariatan BAZIS

DKI Jakarta Bapak Habibi, dihasilkan sebagai berikut :

a). Memberikan bimbingan dan penyuluhan manajemen usaha

kepada para usahawan ini bertujuan agar mereka dapat memanage

atau mengatur usahanya dengan baik, sehingga dengan pengaturan

tersebut pendapatan mereka menjadi meningkat.

b). Pengembangan usaha melalui kemitraan dengan pelaku ekonomi

lain yang bertujuan agar usahanya dapat berjalan dengan baik dan

lancar tanpa hambatan, usahanya lebih meningkat dari sebelumnya.

Dengan semakin meningkatnya usaha, maka meningkat juga derajat

mereka yaitu menjadi pedagang formal dan menjadi muzaki.. Ini

merupakan tujuan akhir dari pengembangan usaha melalui

kemitraan dengan pelaku ekonomi yang lain yaitu mengubah

pedagang yang mustahik menjadi pedagang formal atau pengusaha

kecil yang bias menjadi muzaki.

2. Pembenahan Lokasi PKL

Pembenahan lokasi berdagang oleh BAZIS DKI Jakarta.

Pembenahan lokasi berdagang merupakan salah satu upaya

penertiban yang dilakukan oleh BAZIS DKI Jakarta. Tidak hanya

Page 96: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

89

dengan menggusur tetapi juga memberikan wadah/tempat untuk

mereka berdagang tanpa mengganggu ketertiban umum dan

melanggar peraturan pemerintah yang ada. Pedagang disekitar

daerah DKI Jakarta diberikan wadah agar lebih rapih dan

didaftarkan berdasarkan jenis usahanya.10

10 Wawancara 7 April 2017 dengan Bapak Doni Staff Pendayagunaan, Kantor Bazis DKIJakarta Pusat, Pukul 13.20. WIB.

Page 97: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

89

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan ada

beberapa point yang dapat disimpulkan pendayagunaan yang

dilakukan BAZIS DKI Jakarta Pusat dalam mendayagunakan zakat

pada bantuan modal usaha BAZIS DKI Jakarta Pusat maka dapat di

simpulkan sebagai berikut :

1. Karakteristik sasaran penerima pemberian modal usaha BAZIS

DKI Jakarta yaitu adalah pedagang yang muslim, jenis usaha

yang diperdagangkan halal, pedagang jujur sehingga memegang

amanah, pedagang termasuk dalam 8 asnaf.

2. Kriteria evaluasi pemanfaatan pemberian modal usaha. yang

dikelompokan dari jenis usaha yaitu pedagang jenis usaha

makanan, jenis usaha barang dan jenis usaha jasa dihasilkan

capaian tingkat relevansi program rata-rata masih relevan

dengan kebutuhan dan harapan. Sedangkan hasil capaian

efektifitas secara umum masih efektif serta masih cukup efisien

dalam mengkonversikan sumberdaya keuangan, waktu dan

SDM menjadi hasil dengan dampak positif yaitu terjadi

peningkatan status pedagang yang awalnya mustahik menjadi

muzaki.

3. Fasilitas program pemberian bantuan modal usaha yang

diberikan seperti pembinaan pemberdayaan serta pengembangan

Page 98: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

90

usaha melalui kemitraan dengan pelaku ekonomi lain yang

bertujuan agar usahanya lebih meningkat dari sebelumnya.

B. SARAN

Keberhasilan program pemberian modal usaha pemberian

modal usaha, sebaiknya dijadikan percontohan untuk merealisasikan

program yang belum terlaksana. Tingkatkan kerjasama dengan pihak

lembaga lain dari segi pemberdayaan. Mengoptimalkan potensi

dana zakat dengan kegiatan pendayagunaan maupun penggalangan

dana.

Page 99: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

DAFTAR PUSTAKA

Al. Et, G Justin, Longnecker. 2000, Small Business Management anEnterpreneurial Emphasis , United State South-Western CollegePublishing.

Ali Daud Muhammad. 1998. Sistem ekonomi islam, zakat dan wakaf, jakarta: UIPress.

Ash-shad Baqir M. Dan Murthahari Murtadha,1993. Pengetahuan Ushul FiqhPerbandingan, Jakarta: Pustaka Hidayah.

Asror Mohammad, Yusuf. 2004. Kaya karena ALLAH , Tanggerang: Penerbit PTKawan Pustaka.

Arikunto Suharsimi 1998, Penilaian Program Pendidikan, Jakarta: PT.Bina Aksar.

Bariadi lili, Zen Muhammad, dan Hudri M. 2005. Zakat dan Wirausaha, Jakarta,cv. Pustaka Amri.

BAZIS Provinsi DKI Jakarta & Institut Manajemen Zakat. Jakarta: AlisafamPrinting & Design, 2006.

Bungin Burhan, 2001. Metodelogi Penelitian Kualitatif, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,.Jakarta: balai pustaka: 2002.

Djafar Muhammadiyah, 1993. Pengantar Ilmu Fiqh, Jakarta: Kalam Mulia.

DKK, Irawan Elly. 1995, “Pengembangan Masyarakat”, Jakarta:UniversitasTerbuka.

Farilah Ipah, 2006. Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah jakarta,Jakarta: UIN Press, 2006.

Husein Umar,2009, Evaluasi Kinerja Perusahaan, Jakarta: PT Gramedia PustakaUtama.

Hafhiduddin diddin, 2006. Membangun peradaban Zakat, Meneliti jalankegemilangan zakat, Jakarta : Divisi Publikasi Institut ManajemenZakat.

Hasan, M. Ali. Tuntutan Puasa dan Zakat. 1997 Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.

Page 100: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

HS Fadhli Ahmad, 2008. Organisasi & Administrasi, Jakarta: Manhalun Nasyi-inPress.

Idris Risza Handi , 2003. Quo vadis Potensi Zakat .Republika.

Inoed, Amiruddin dkk.Anatomi Fiqh Zakat Potret dan Pemahaman Badan AmilZakat Sumatra Selatan. Yogyakarta:Pustaka Pelejar, 2000.

Isaac Stephen dan William, Michael B, 1981 Evaluasi, Jakarta:Manhalun Nasyi-in Press, 2008.

J Ernest, Cormick Mc, 1985. Evaluasi Tampa, Florida, Addison Wesley LongmanInc.

Kahf Monzer, 1955. Ekonomi Islam, Telaah Analitik Terhadap Fungsi SistemEkonomi Islam, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Kartika elsi sari. 2007. Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf. Jakarta: Penerbit PT.Grasindo.

M. Zainal Muttaqin, 1997. Kewajiban Menjadi Muzakki. Bogor :Makalah padaseminar Zakat antara Cita dan Fakta, Januari.

Ma’shum syaifullah & zawawi, 1999, penjelasan Al. Qur’an Tentang krisis sosialekonomi dan politik, Jakarta : Gema insani Pre.

Majudin, Dirasah Islamiyah, 1995 . Pasunan: Garoeda Buana Indah.

Mannar Al, Abdullah H. M, 1999 Ibadah dan Syariah, Jakarta: Pematas.

Masykur Wiratmo, 1995. Pengantar kewirausahaan kerangka dasar memasukidunia bisnis, Yogyakarta: BPFE.

Michael Ibrahim, 1981. Desain Evaluasi ,Tampa, Florida, Addison WesleyLongman Inc.

Moleong J Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT RemajaRosdakarya.

Nasution S, 1989 Metode penelitian Naturalistic Kualitatif, Bandung: Tasiti,1989.

Notoatmodjo Soekidjo, 2005. Promosi Kesehatan: Teori dan Aplikasi, Jakarta: PTRineka Cipta.

Patrick krik, 1999. Evaluasi Program Bandung: CV. Pustaka Insani.

Page 101: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

Penyusun Tim, 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Jakarta: BalaiPustaka.

Purwa, Udiotomo, 2012. “Evaluasi dan Kajian Dampak Program LKC”, Jakarta:IMZ 2012.

Qardhawi Yusuf, 2005. “Spektrum Zakat” dalam membangun EkonomiKerakyatan Jakarta: Zikrul Haki.

Qur;an Timur, 1996 Economic System in Contemporary Islamic Thought, dalamJomo K.S., Islamic Economic Alternatives Citical Perspective andNew Directions, Malaysia: Macmilan Academic and ProfessionalLTD.

Rahman Abd Suyuti-As Jalaludin, Al Jami’us Sagier, j. 2. Bandung: PT ALma’arif.

Saidi Zaim, 2004. Reiterprestasi pendayagunaan ZIS menuju EfektifitasPemanfaatan Zakat, Infak dan Sedekah, Jakarta: Paramedia.Sinar baru Algensindo.

Siti Mia, Aminah, 2010, Muslimah career mencapai tertinggi dihadapan Allah,keluarga dan pekerjaan , yogyakarta : Pustaka Grhatama.

Subagyo, 1991. Metode Penelitian Dalam Teori Dan Prktek, Jakarta: RienkaCipta.

Sudjana Anas, 1980. Metode Riset dan metode Bimbingan Skripsi, Yogyakarta:Reroduksi UD Darma.

Sulaiman, Rasjid, 2011. fiqh islam (hukum fiqih islam). Bandung : Penerbit

Syafi’i, Hadzmi, 2010. Tauhidhihul Adillah. jakarta: penerbit PT Elex MediaKomputindo.

Tasyibnafis Yusuf farida 2000 , Evaluasi Program, Jakarta: PT Rineka Cipta.

Teguh Muhammad, 2010. Ekonomi Industri, Jakarta; PT. Rajagrafindo Persada.

Teguh muhammad, ekonomi industry, 2010, Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada.

Wheelen Hunger, 1997. Essential of Strategic Management , Tampa, Florida,Addison Wesley Longman Inc.

Wawancara 7 April 2017 dengan Bapak Habibi Staff pendayagunaan kantorBazis DKI jakarta pusat pukul 13.00 WIB

Wawancara 7 April 2017 dengan Bapak Doni Staff Pendayagunaan, Kantor BazisDKI Jakarta Pusat, Pukul 13.20. WIB.

Page 102: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

Sumber internetHttp/www. Siwakz.net/mod=publisher&cid=53&artid=171.https://bazisdki.go.id/page/index/profil-bazis,https://bazisdki.go.id/page/index/profil-bazis,

Page 103: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

Transkip wawancara

Nama : Habibi

Bidang : pendayagunaan

Posisi :Staff pendayagunaan

Tempat : Kantor Bazis DKI jakarta Pusat

Tanggal : 7 April 2017

1. Progrm pendayagunaan pemberian modal usaha ini terdapat di BAZIS DKI Jakarta

Pusat sejak kapan?

Untuk program ini rully, program ini di buat dan dijalankan oleh BAZIS DKI Jakarta

Pusat dimulai pada tahun 2016, dan untuk yang mendapatkan modal usaha ini selama

program ini berjalan, sementara adalah sebnayak 60 mustahiq yang telah terdata oleh

BAZIS DKI Jakarta Pusat, untuk mendapatkan modal usaha dari BAZIS DKI Jakarta

Pusat juga rully kami tidak memberikan kepada sembarang orang, kami memiliki

karakteristik yang diinginkan.

2. Bagaimana karakterisktik sasaran penerimaan kegiatan program pendayagunaan

bantuan modal usaha BAZIS DKI Jakarta Pusat?

Untuk karakteristik yang diinginkan oleh BAZIS DKI Jakarta Pusat itu rully, pada

program pendayagunaan bantuan modal usaha ada 4.

3. Apa saja empat karakteristik pada program pendayagunaan bantuan modal usaha ?

Karakteristiknya yang pertama sudah pasti harus muslim, kedua jenis usaha yang

diperdagangkan harus halal. Ketiga pedagang jujur sehingga dapat memegang

amanah, jujur yang dimaksud karakteristik disini yaitu pedagang yang menerima

manfaat pemberian dapat menjaga amanahnya terhadap dana yang diberikan serta

Page 104: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

amanah dalam menjalankan jenis usahannya. Keempat pedagang termasuk dari

golongan 8 asnaf.

4. Apa sajakah yang termasuk dalam yang diperdagangkan halal itu?

untuk yang diperdagangkan yang halal ini terdapat tiga jenis : pertama, seseorang

yang mendapatkan modal usaha dari BAZIS DKI Jakarta Pusat ini memperdagangkan

seperti makanan, kedua, yang diperdagangkan oleh seseorang yang mendapatkan

modal usaha dari BAZIS DKI Jakarta Pusat seperti Barang atau alat-alat yang

diperlukan, sedangkan yang ketiga yaitu yang diperdagangkan adalah jasaseperti jasa

potong rambut dan lain-lainnya.

5. Apakah yang di perdagangkan harus dengan sertifikasi halal?

Begini rully Jenis usaha pedagang merupakan jenis yang tidak dilarang dan boleh di

perjualkan belikan dengan sertifikasi halal mulai dari pembuatan sampai dengan cara

penyajian yang halal baik itu pedagang makanan, barang dan jasa.

Pewawancara Narasumber

(Rully Muharram) (Habibi)

Page 105: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

Transkip Wawancara

Nama : Doni

Bidang : Pendayagunaan

Posisi : Staff Pendayagunaan

Tempat : Kantor Bazis DKI Jakarta Pusat

Tanggal : 7 April 2017

1. Bagaimana Evaluasi Fasilitas yang digunakan dalam pelaksanaan program

pendayagunaan bantuan modal usaha BAZIS DKI Jakarta pusat?

2. Apakah fasilitas yang digunakan dalam pelaksanaan program pendayagunaan bantuan

modal usaha BAZIS DKI Jakarta Pusat ?

Adapun fasilitas yang digunakan oleh BAZIS DKI dalam melaksanakan program

pendayagunaan bantuan modal usaha terdapat dua fasilitas, Pertama, Pembinaan dan

Pemberdayaan, Kedua, Pembenahan Lokasi PKL.

3. Pada pembinaan dan pemeberdayaan itu seperti apa pak?

Begini rully, pembinaan dan pemeberdayaan ini dilakukan pertiga bulan sekali ,dan

pemberdayaan serta pembinaan ini bermaksud untuk memberikan kepastian usaha ,

perlindungan serta mengembangkan usahawan yang bisa tertib, aman selaras dan

serasi, terus seimbang juga sama lingkungannya dan ada juga tujuan dari pembinaan

dan pemerdayaan pedagang yaitu usaha kecil agar mendapatkan perlindungan dan

pembinaan, sehingga dapat melakukan kegiatan usahaanya ditempat yang memang

sudah di tunjuk atau di tetapkan dan memberikan pembinaan dalam berdagang atau

wirausahawan.

4. Seperti apakah pembinaan dalam wirausahawan ?

Page 106: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

Dalam pembinaan ini rully, BAZIS DKI Jakarta pertama membimbing memberikan

penyuluhan , Kedua, Pengembangan usaha dengan bermitra.

5. Bagaimana pembinaan dwirausahawan dengan membimbing dan memebrikan

penyuluhan?

Membimbing dan memberikan penyuluhan manjemen usaha kepada usawahan supaya

bisa memanage atau bisa mnegatur usahanya dengan baik, dan akhirnya pendapatan

mereka juga bisa meningkat karena sudah bisa memanage.

6. Bagaimana pembinaan wiraushawan dengan pengembangan usaha dengan bermitra?

Dalam pengembangan usaha melalui kemitraan dengan pelaku ekonomi lain supaya

usahanya bisa berjalan dengan baik, lancar, tidak ada hambatan dan usahanya

meningkat. Nah, kan kalau usahanya meningkat secara tidak langsung derajatnyapun

meningkat dan mereka juga akan menjadi Muzakki .

7. Bagaiaman pembinaan dan pemberdayaan dalam pembenahan lokasi PKL tersebut?

Dalam pembenahan ini, ini adalah sebuah penertriban oleh BAZIS DKI Jakarta, tidak

hanya penggusuran tetapi setalh itu mereka akan diberikan wdah atau tempat untuj

berdagang tanpa mengganggu ketertiban umum yang ada dan tanpa melanggar

peraturan pemerintah juga, selain itu juga pedagang akan terdaftar dan rapih.

Pewawancara Narasumber

(Rully Muharram) (Doni)

Page 107: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal
Page 108: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

Kegiatan-kegiatan Di Kantor Bazis DKI Jakarta

Kegiatan-kegiatan TU Bazis DKI Jakarta

Page 109: EVALUASI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PADA PROGRAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Zakat juga merupakan institusi konprehensif untuk distribusi harta, karena hal

Kantor Bazis DKI Jakarta

Kantor Bazis DKI Jakarta