Upload
vothu
View
234
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGUATAN STBM DALAM PPSP : PEMBELAJARAN KOTA CIMAHI
IPP‐STBM ‐ LEMBAR FAKTA
Tahapan Pelaksanaan IPP‐STBM di Kota Cimahi 1. Persiapan IPP‐STBM: dalam tahap
ini, Pokja AMPL/Sanitasi Kota Cimahi melakukan pengecekan kembali Buku Pu h Sanitasi, SSK, dan MPS dengan fokus pada program dan kegiatan yang berbasis masyarakat. Selain itu, juga dilakukan sosialisasi mengenai kegiatan ini kepada seluruh anggota Pokja AMPL/Sanitasi.
2. Komitmen: Di tahun 2013, Kota Cimahi berada dalam tahap Implementasi PPSP. Walaupun kegiatan IPP‐STBM dak masuk dalam penganggaran formal di Kota Cimahi, namun Pokja AMPL/Sanitasi Kota Cimahi berkomitmen untuk melakukan kegiatan ini dengan menunjuk Dinas Kesehatan sebagai leading sector. Beberapa potensi pendanaan untuk kegiatan
IPP‐STBM antara lain dana BOK di Dinas Kesehatan untuk kegiatan STBM serta Dana APBD untuk tahun 2014 melakukan orientasi STBM dan pemicuan di 11 Kelurahan dengan peserta sebanyak 217 Ketua RW dan Pela han Wirausaha Sanitasi dengan peserta sebanyak 45 orang.
3. Tentukan Desa/Kelurahan (Area Berisiko Tinggi Sanitasi): Berdasarkan hasil kesepakatan Pokja AMPL/Sanitasi Kota Cimahi, untuk kegiatan IPP‐STBM, terpilih 2 kelurahan yaitu Kelurahan Cibabat dan Kelurahan Citeureup. Kedua
kelurahan ini termasuk dalam area beresiko sanitasi nggi sehingga menjadi daerah prioritas pembangunan sanitasi di kota Cimahi.
Untuk Kelurahan Cibabat, kegiatan difokuskan di RW 16 sedangkan untuk di Kelurahan Citeureup kegiatan difokuskan di RW 02 dan RW 08. Di RW 16 Kelurahan Cibabat terdapat 8 RT dengan penduduk sebanyak 2475 jiwa. Sedangkan untuk Kelurahan Citeureup, untuk RW 02 terdapat 6 RT dengan 1323 jiwa. Untuk RW 08, terdapat 5 RT dengan 1675 jiwa.
Sumber : USDP
Pilot Project IPP‐STBM dilakukan di Kota Cimahi Provinsi Jawa
Barat dan Kota Lhokseumawe Provinsi Aceh dari pertengahan
sampai akhir tahun 2013. Kedua kota ini merupakan
rekomendasi dari Pokja Provinsi serta memenuhi beberapa
persyaratan di antaranya: memiliki dokumen MPS (dalam
tahap implementasi PPSP), Pokja AMPL/Sanitasi Kota
dianggap berkomitmen pada pembangunan sanitasi. Selain
itu, karakteris k ap kota dianggap cukup mewakili kota‐kota
di Indonesia. Kota Cimahi mewakili kota industri yang sedang
berkembang dengan penduduk yang padat, sedangkan Kota
Lhokseumawe mewakili daerah pesisir yang padat penduduk.
Sumber : USDP
FINAL D
RAFT
IPP‐STBM ‐ LEMBAR FAKTA
Lanjutan Tahapan Pelaksanaan IPP‐STBM di Kota Cimahi :
4. Pela han: Pela han IPP‐STBM dilaksanakan pada 15‐19 Juli 2013 dengan mengundang kader, sanitarian, puskesmas, kelurahan, kecamatan, pokja kota Cimahi dan pokja provinsi. Total peserta: 31 orang.
5. Pendampingan Masyarakat: kegia‐tan pendampingan masyarakat di‐lakukan oleh Dinas Kesehatan melalui sanitarian di masing‐masing Kelurahan. Sampai akhir tahun 2013, untuk Kelurahan Cibabat, masyarakat di RW 16 telah bersepakat dan menyusun Rencana Kerja Masyarakat untuk tahun 2014. Sedangkan untuk di Kelurahan Citeureup, masyarakat di RW 02 dan RW 08 masih dalam tahap
penyusunan Rencana Kerja Masyarakat (RKM). Dokumen RKM ini nan nya akan dibawa dalam Musrembang sehingga dapat masuk dalam penganggaran pembangunan di tahun 2014. Selain itu, dokumen RKM ini akan menjadi modal untuk masyarakat di Kelurahan Cibabat dan Kelurahan Citeureup untuk mencari dana (pihak swasta atau donor yang potensial) untuk perbaikan kondisi sanitasi di kedua daerah tersebut.
6. Monitoring dan Evaluasi: Kegiatan IPP‐STBM di tahun 2013 diakhiri dengan kegiatan “Evaluasi promosi hygiene dan sanitasi berbasis masyarakat dalam implementasi PPSP melalui penguatan pilar‐pilar STBM di Kelurahan Cibabat dan Kelurahan Citeureup” pada tanggal 17 Desember 2013. Pada saat ini Pokja Sanitasi/AMPL Kota Cimahi sepakat untuk melakukan sinkronisasi STBM dalam pembangunan sanitasi di Kota Cimahi dalam wadah koordinasi Pokja Sanitasi/AMPL Kota Cimahi.
TINDAK LANJUT TAHUN 2014
Kegiatan IPP‐STBM ini berakhir di bulan Desember 2013, namun demikian, Dinas Kesehatan Kota Cimahi berkomitmen untuk menindaklanju kegiatan ini di tahun 2014. Adapun ndak lanjut kegiatan pilot project di Kota Cimahi di tahun 2014 yaitu:
Pendampingan untuk menyusun dokumen kondisi sanitasi Kelurahan Cibabat (RW 16) dan Kelurahan Citeureup (RW 02 dan RW 08);
Menyepaka RKM, memilih lembaga pelaksana ngkat desa;
Fasilitasi dengan penyandang dana potensial melalui pembuatan proposal (Pemkot : berbagai program terkait sanitasi, Swasta, Donor);
Promosi Higiene dan sanitasi yang berkelanjutan; dan
Replikasi pilot project dengan kegiatan pemicuan di seluruh RW di Kota Cimahi.
Di Tahun 2014, Pemerintah Kota Cimahi, sudah menyiapkan APBD untuk melakukan orientasi STBM dan pemicuan di 11 Kelurahan dengan peserta 217 Ketua RW serta melakukan Pela han Wirausaha Sanitasi yang diiku oleh seluruh sanitarian Puskesmas, Toma dan Toga dengan total peserta 45 orang. Harapannya, dengan adanya kegiatan tersebut, percepatan pembangunan sanitasi di Kota Cimahi dapat segera terlaksana.
PEMBELAJARAN:
Kegiatan IPP‐STBM ini memberikan pelajaran berharga untuk pembangunan sanitasi di Kota Cimahi, diantaranya:
Perlunya kebijakan dari pemerintah kota terkait penyiapan masyarakat sebelum pembangunan fisik. Penyiapan masyarakat ini dapat dilakukan oleh Dinas Kesehatan dengan menggunakan pendekatan IPP‐STBM.
Sinergi dan sinkronisasi lintas sektor untuk pelaksanaan program penyediaan layanan sanitasi mengenai opsi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kondisi lapangan sangat diperlukan.
Perlunya pendampingan kepada masyarakat setelah pemicuan serta kebutuhan untuk menjadikan program sanitasi sebagai program masyarakat.
Sumber : USDP
Sumber : USDP
FINAL D
RAFT