Upload
khosmin-haha
View
225
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
revisi penting
Citation preview
Proposal Tugas AkhirKonversi Energi
Jurusan Teknik MesinInstitut Teknologi Sepuluh Nopember
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 L atar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, mendorong manusia
untuk menciptakan berbagai hal yang bertujuan untuk memudahkan dan memberi keuntungan
lebih bagi manusia. Dalam bidang mekanika fluida misalnya, dimana dalam mendesain suatu
konstruksi seperti cerobong asap, alat penukar kalor (heat exchanger), sistem perpipaan agar
menghasilkan suatu nilai yang optimal, maka dibutuhkan suatu cara yang berguna untuk
mengatur perilaku fluida dan bentuk konstruksi yang dapat meningkatkan efisiensi.
Dalam dunia teknik khususnya bidang mekanika fluida, perhitungan mengenai suatu
aliran yang melalui sebuah saluran sering dilakukan, misalkan saja memprediksi karakteristik
aliran yang terjadi pada aliran yang melintasi suatu saluran. Dalam beberapa aplikasi dunia
teknik bluff body ditempatkan di dalam saluran dengan berbagai pengaturan, misalkan saja
penempatan sebuah silinder dengan diameter kecil sabagai pengontrol aliran sebelum
melewati bluff body utama, hal tersebut biasanya dilakukan untuk mengurangi/mereduksi
gaya yang diakibatkan fluida pada bluff body utama.
Bluff body yang dilingkupi fluida akan mengalami gaya akibat interaksi dengan fluida.
Gaya yang ditimbulkan dari interaksi ini berupa normal stress (tegangan normal) dan shear
stress (tegangan geser). Tegangan normal terjadi karena adanya tekanan dari fluida,
sedangkan tegangan geser disebabkan oleh viskositas fluida. Untuk aliran dua dimensi gaya-
gaya yang sejajar dengan aliran fluida disebut gaya drag, sedangkan gaya yang tegak lurus
terhadap arah aliran dinamakan gaya lift, dimana dalam kebanyakan kasus adanya gaya drag
tidaklah diinginkan. Kedua gaya tersebut sangatlah dipengaruhi oleh letak titik separasi pada
body. Maka dari itu pengetahuan mengenai gaya lift dan drag dan cara mereduksinya sangat
diperlukan untuk membangun sebuah konstruksi yang efisien.
Pada penelitian yang pernah dilakukan, banyak konfigurasi silinder yang telah
dilakukan, misalkan saja yang telah dilakukan oleh Alam, dkk (2003) serta Zdravkovic
(1987) melakukan penelitian dengan menyusun silinder sirkular secara tandem yang
menemukan adanya critical spacing pada L/D = 3.
Penelitian tentang reduksi gaya fluida menggunakan pengganggu dilakukan oleh
Alam, dkk (2006) yang melakukan penelitian menggunakan silinder sirkular yang disusun
secara tandem dimana di depan kedua silinder tersebut diberi pengganggu berbentuk plat “T”.
1
Proposal Tugas AkhirKonversi Energi
Jurusan Teknik MesinInstitut Teknologi Sepuluh Nopember
Plat “T” yang digunakan memiliki lebar kepala 5mm dan jaraknya dengan silinder akan
divariasikan untuk mendapatkan posisi yang optimal. Dari hasil penelitian maka hasil optimal
diperoleh bila digunakan variasi T/D = 1.0 – 1.5. Lee, dkk (2004) juga melakukan penelitian
dengan pengganggu berupa small control rod yang memvariasikan nilai L/D dan d/D yang
menghasilkan turunnya coefisien of drag total dari sistem. Dari penelitian ini didapatkan
rasio diameter batang pengganggu yang ideal sebagai small control rod ada pada d/D = 0.233
serta peletakan small control rod ini pada jarak L/D = 2.0 – 2.08. Tsutsui dan Igarashi
(2002) meneliti tentang reduksi gaya fluida terhadap silinder sirkular pada aliran udara. Pada
penelitian yang dilakukan, keduanya memasang semacam rod/pengganggu yang dipasang
pada bagian upstream silinder. Dari penelitian ini didapatkan bahwa pola aliran akan berubah
tergantung dari dimeter pengganggu, jarak maupun angka reynoldsnya
Melihat dari permukaan silinder sirkular, maka Lee, dkk (2002 dan 2005) telah
melakukan penelitian dengan menggunakan silinder sirkular dengan permukaan yang berulir
yang nantinya akan dibandingkan dengan silinder yang permukaannya halus. Ulir (grooved)
yang digunakan adalah jenis”U (U-grooved)” dan “V (V-grooved)”. Pada penggunaan
silinder sirkular dengan U-grooved digunakan diameter silinder dengan diameter (D) = 60
mm yang akan dibandingkan dengan silinder dengan permukaan halus dengan diameter yang
sama. Penelitian dilakukan pada angka reynolds antara 8 x 103 sampai 1.4 x 105. Hasilnya,
pada angka reynolds 1.4 x 105 koefisien drag (CD) yang terjadi pada silinder sirkular dengan
U-grooved tereduksi 18.6% dibandingkan dengan yang silinder sirkular yang memiliki
permukaan halus dan akan terus tereduksi seiring dengan kenaikan angka reynolds. Pada
penelitian silinder sirkular yang memiliki V-grooved, digunakan silinder sirkular dengan
diameter D = 18mm dengan angka reynolds 2.5 x 103 sampai 3.8 x 104. Hasilnya pada Re =
3.6 x 103 (U0 = 3m/s) koefisien drag pada silinder V-grooved tereduksi sebesar 7.6%
dibandingkan dengan yang memiliki permukaan halus, dan pada Re = 3.6 x 104 (U0 = 30m/s)
akan meningkatkan koefisien drag sebesar 4.2%. Jadi pada silinder dengan V-grooved akan
mereduksi koefisien drag pada angka reynolds yang rendah (Re = 3.6 x 103) dan
meningkatkan koefisien drag pada angka reynolds tinggi (Re = 3.6 x 104) .
Penelitian tentang profil kecepatan pada saluran sempit telah dilakukan oleh Danbon
dan Solliec (2000). Pada penelitian ini diperlihatkan profil kecepatan fluida pada saluran
sempit dengan beberapa kondisi, yaitu kondisi saluran pipa tanpa pengontrol aliran serta
kondisi saat pipa dipasang butterfly valve yang berfungsi sebagai pengontrol aliran dengan
bukaan penuh. Dari hasil yang diperoleh maka pada kondisi saluran pipa kosong profil
kecepatan menjadi stabil setelah melalui x/D = 1. Bila pada saluran pipa terdapat butterfly
2
Proposal Tugas AkhirKonversi Energi
Jurusan Teknik MesinInstitut Teknologi Sepuluh Nopember
valve yang diatur pada bukaan penuh maka profil kecepatan akan stabil pada x/D = 9, dengan
penempatan butterfly valve pada x/D = 1.
Bila pada saluran sempit terdapat benda uji maka efek blockage tidak dapat diabaikan.
Efek blockage pada saluran yang sempit ini telah diteliti oleh Bell (1984) dan Weidmann
(1964). Dalam salah satu hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh Bell disebutkan
bahwa ketika dinding terowongan angin dekat dengan body maka perlu dilakukan koreksi
terhadap hasil yang diperoleh, hal tersebut dikarenakan terjadi percepatan yang terjadi di
sekitar benda uji pada test section. Pengukuran kecepatan pada test section yang kosong harus
dikoreksi sebelum digunakan dalam kalkulasi perhitungan CD dan angka reynolds. Hal senada
disebutkan dalam penelitian Weidmann, dimana dinding wind tunnel memberikan kenaikan
pada kecepatan free-stream terhadap distribusi volume dari body, dan hal tersebut juga
berpengaruh terhadap pertumbuhan wake (wake blockage). Sehingga pada intensitas efek
blockage tertentu diperlukan adanya faktor koreksi sebelum dilakukan perhitungan lebih
lanjut.
Penelitian mengenai penurunan tekanan sepanjang saluran sempit dilakukan oleh
Daloglu (2007). Penelitian yang dilakukan oleh Daloglu memperhitungkan penurunan
tekanan dalam sebuah saluran sempit berpenampang bujur sangkar dengan dua silinder yang
disusun secara tandem. Pada susunan tandem tersebut untuk silinder bagian depan
digunakan/divariasikan antara silinder sirkular dan silinder kotak dengan variasi ukuran D =
d, D = 2d dan D = 3d dengan silinder belakang yang ukurannya (D) dijaga tetap. Jarak (S)
antara silinder depan dan belakang divariasikan terhadap ukuran diameter silinder belakang
yaitu 1.0 ≤ S/d ≤ 10.0 . Effect dari angka reynolds juga akan diteliti dengan variasi 2,100 ≤
Re ≤ 156,000. Dari percobaan ini diperoleh hasil bahwa jarak antara dua silinder sangatlah
mempengaruhi penurunan tekanan. Pada jarak tertentu antara dua silinder, penurunan tekanan
akan memberikan nilai yang lebih kecil dibanding penurunan tekanan dalam saluran yang
hanya diberi satu (single) silinder. Penelitian ini tidak menggunakan pengontrol atau
semacam pengganggu di depan kedua silinder.
Dari berbagai penelitian tersebut, maka muncul pemikiran untuk melakukan
penelitian mengenai reduksi gaya fluida pada silinder sirkular, yang disusun secara tandem
dengan sebuah pengganggu yang memiliki permukaan berulir (grooved) yang nantinya akan
dibandingkan dengan pengganggu yang memiliki permukaan halus pada saluran sempit
berpenampang bujur sangkar. Pada penelitian ini dilakukan juga variasi jarak antar silinder
yang disusun secara tandem. Dari sini akan dilihat bagaimana distribusi koefisien tekanannya
(CP) , koefisien drag (CD) maupun fenomena yang terjadi.
3
Proposal Tugas AkhirKonversi Energi
Jurusan Teknik MesinInstitut Teknologi Sepuluh Nopember
1.2 Perumusan Masalah
Pada aliran yang melewati suatu body akan timbul suatu boundary layer yang
dipengaruhi oleh efek viskositas. Jika momentum aliran tidak mampu mengatasi efek gesekan
dan adverse pressure gradient (gradient tekanan yang positif), maka boundary layer akan
mengalami pemisahan dari kontur body sehingga terjadilah separasi. Separasi yang terjadi
akan menyebabkan terbentuknya suatu daerah yang disebut sebagai wake. Apabila separasi
yang terjadi tertunda semakin ke belakang maka wake yang terjadi akan semakin kecil, hal
tersebut menandakan bahwa aliran memiliki drag force yang semakin kecil.
Upaya mereduksi gaya fluida tersebut telah dilakukan banyak peneliti seperti yang
telah disebutkan pada latar belakang. Penelitian tersebut berisi tentang cara mereduksi gaya
fluida pada silinder yang tersusun single ataupun tersusun secara tandem dengan berbagai
cara. Reduksi gaya fluida bisa menggunakan pengganggu yang berfungsi sebagai pengontrol
aliran, pengganggu bisa berupa plat “T” maupun penggunaan silinder kecil (small control
rod) yang diletakkan di depan silinder utama. Pada silinder bisa juga diberikan ulir (groove)
yang akan meningkatkan intensitas turbulensi aliran, seperti U-groove ataupun V-groove.
Dari analisa yang dilakukan, maka aggapan awal bahwa reduksi gaya fluida dapat
dilakukan dengan menambahkan pengganggu sebagai pengontrol aliran fluida ataupun
dengan menambahkan ulir pada silinder yang akan dilalui oleh aliran fluida. Aliran yang
melalui pengganggu berulir akan memiliki intensitas turbulensi yang besar. Intensitas
turbulensi yang besar tersebut akan berinteraksi dengan aliran fluida viskous pada silinder
sirkular dan akan mempercepat transisi lapis batas menjadi turbulen sehingga meperbesar
momentum aliran fluida yang sanggup melawan adverse pressure gradient dan tegangan
geser sehingga wake yang terjadi menjadi kecil. Bila wake yang terjadi kecil maka gaya drag
yang terjadi juga kecil. Bila dibelakang masih ada silinder (tersusun tandem) maka pada
variasi jarak tertentu aliran dari depan (upstream cylinder) akan melingkupi silinder ke dua
(downstream cylinder) yang menghasilkan gaya fluida tertentu. Dari hal tersebut maka pada
penelitian kali ini kami gunakan pengganggu berupa silinder kecil yang memiliki permukaan
berulir dan dibandingkan dengan pengganggu berupa silinder kecil yang memiliki permukaan
halus dengan anggapan awal bahwa penggunaan silinder berulir akan lebih mengurangi gaya
drag, yang diletakkan di depan dua silinder utama yang disusun secara tandem yang nantinya
akan divariasikan jaraknya untuk mengetahui secara jelas perbedaan antara keduanya.
Perlu diketahui bahwa reduksi gaya fluida yang telah disebutkan sebelumnya di atas
dilakukan pada saluran yang lebar sehingga pengaruh dinding terhadap gaya fluida yang
terjadi dikategorikan minim. Karena fokus penelitian kami adalah digunakannya saluran yang
4
Proposal Tugas AkhirKonversi Energi
Jurusan Teknik MesinInstitut Teknologi Sepuluh Nopember
sempit berpenampang bujur sangkar maka ada kemungkinan akan terjadi perbedaan pada
pengujian yang telah dilakukan pada saluran yang lebar, karena akan menyebabkan blockage
pada aliran sehingga akan terjadi hambatan serta pengaruh dinding pada aliran juga tidak bisa
diabaikan.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk menjelaskan fenomena yang terjadi akibat adanya
body pengganggu pada sepasang silinder sirkular dengan susunan tandem yang berada dalam
saluran sempit berpenampang bujur sangkar. Body pengganggu akan ditempatkan di depan
body utama (L/D = 2.0) dan dilakukan variasi jarak antara body utama (S/D = 1.5 dan 2.5)
supaya dapat mempengaruhi profil aliran yang akan melalui body utama.
Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
1. Analisa Pressure Drop yang terjadi pada masing-masing susunan benda uji (saluran
tanpa benda uji, saluran dengan body pengganggu, saluran dengan body single,
saluran dengan body tandem dan saluran dengan susunan body yang menjadi fokus
penelitian yang akan dilakukan).
Analisa tersebut digunakan untuk mengetahui kehilangan tekanan akibat saluran serta
kehilangan tekanan akibat body utama dan body pengganggu.
2. Analisa distribusi koefisien tekanan (CP) serta koefisien drag (CD) pada silinder .
Analisa tersebut untuk mengetahui distribusi tekanan serta drag force yang terjadi.
3. Analisa profil kecepatan di belakang silinder dengan pengukuran tekanan dinamis
Analisa tersebut digunakan untuk mengetahui deficit momentum yang terjadi.
1.4 Batasan Masalah
1. Fluida yang mengalir adalah udara dalam kondisi steady, incompresible dan uniform
pada sisi upstream.
2. Benda kerja berupa silinder sirkular dengan penggagu berupa silinder dengan
permukaan halus dan berulir
3. Kemungkinan terjadi perpindahan panas dapat diabaikan
4. Rasio gap antara silinder utama yang disusun secara tandem S/D = 1.5 dan 2.5
dengan rasio jarak pengganggu dengan silinder utama (L/D) = 2.0 dan diameter
silinder (D) = 25mm
5
Proposal Tugas AkhirKonversi Energi
Jurusan Teknik MesinInstitut Teknologi Sepuluh Nopember
1.5 Manfaat Penelitian
1. Mampu menjelaskan karakteristik aliran fluida yang melintasi silinder yang diberi
penggaggu berupa silinder kecil pada saluran sempit berpenampang bujur sangkar.
2. Mampu menjelaskan pengaruh antara pengganggu yang mempunyai permukaan halus
dan permukaan berulir.
3. Mampu menjelaskan pengaruh jarak antara silinder utama (jika disusun tandem)
terhadap CD dan CP yang terjadi
4. Mampu menjelaskan pengaruh dinding terhadap aliran pada silinder yang dekat
dengan dinding karena dilakukan pada saluran yang sempit berpenampang bujur
sangkar.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan dibagi dalam beberapa bab sebagai berikut:
1. Bab I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang dari penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian,
batasan masalah dari penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
2. Bab II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan semua hal yang menunjang / dasar teori dari penelitian ini yaitu
penelitian penelitian terdahulu yang terkait dan berhubungan dengan penelitian ini.
3. Bab III METODE PENELITIAN
Bab ini akan menerangkan tentang peralatan yang digunakan dalam percobaan, benda
uji dan metode yang digunakan dalam penelitian.
4. Bab IV ANALISA HASIL PENELITIAN
Bab ini berisi tentang hasil-hasil penelitian dan pengolahan dari data-data yang
didapat, kemudian dianalisa lebih lanjut
5. Bab V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian dan saran yang perlu diberikan.
6
Proposal Tugas AkhirKonversi Energi
Jurusan Teknik MesinInstitut Teknologi Sepuluh Nopember
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bagian ini diuraikan beberapa penelitian-penelitian terdahulu yang berhubungan
dengan penelitian tugas akhir yang akan dilakukan serta sebagai referensi dalam penelitian
tugas akhir yang akan dilakukan.
2.1 Penelitian aliran fluida melintasi silinder yang tersusun tandem pada saluran besar
Penelitian aliran fluida dengan silinder sirkular yang tersusun secara tandem
dilakukan oleh Alam, dkk (2003). Penelitian dilakukan pada kecepatan rendah dengan wind
tunnel yang memiliki test section dengan tinggi 0,6m, panjang 5,4m dan lebar 0,4m. Silinder
uji yang digunakan memiliki diameter 49mm.
Gambar 2.1 instalasi penelitian Alam,dkk(2003)
Hasil yang di dapat tentang tekanan yaitu untuk time average pressure (CP) tampak
bahwa distribusinya pada silinder upstream memiliki pola yang sama dengan silinder singgle
walaupun nilainya beda dan pada downstream silinder nilainya bervariasi tergantung dengan
nilai L/D. Untuk L/D > 3 maka polanya akan sama dengan single silinder meskipun nilainya
berbeda.
Gambar 2.2 distribusi koefisien tekanan penelitian alam (2002), a) Upstream silinder, b) downstream
silinder
7
Proposal Tugas AkhirKonversi Energi
Jurusan Teknik MesinInstitut Teknologi Sepuluh Nopember
Pada penelitian yang dilakukan Alam tersebut ditemukan juga bahwa untuk L/D < 3
maka CD pada upstream silinder menurun secara berangsur angsur mengikuti kenaikan
spasi/jarak antara silinder. Tapi sebaliknya, pada CD silinder kedua (downstream)
menghasilkan harga yang negatif (forward thrust), dan memiliki hasil tertinggi pada L/D =
1.40. Percobaan ini juga membuktikan bahwa pada L/D = 3.0 terdapat Critical Spacing,
dimana harga kedua CD silinder tampak menghasilkan flow pattern yang berbeda yaitu
reattachment flow dan jump flow, kasus ini dikenal sebagai bistable flow. Untuk hal tersebut
maka lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.3 koefisien drag bedasarkan L/D, penelitian alam (2002)
Terdapatnya critical spacing pada L/D = 3.0 sebenarnya sudah pernah diteliti
oleh Zdravkovic (1986). Dalam penelitiannya Zdravkovic mendapatkan beberapa
karakteristik yang khas untuk sepasang silinder sirkular tandem, yaitu adanya karakteristik
aliran yang berbeda pada nilai L/D tertentu dan adanya bistable flow region pada L/D = 3.0.
Dengan menggunakan nilai L/D yang di ujikan antara lain pada 1< L/D < 1.8; 1.8< L/D < 3.4
dan L/D > 3.4, Zdravkovich menyatakan hasilnya tentang tiga karakteristik profil aliran.
Profil aliran yang pertama adalah aliran yang melalui silinder downstream tidak mengalami
proses reattachment sehingga vortex yang terjadi diakibatkan oleh free shear layer dari
silinder upstream, akibat hal ini seolah-olah silinder downstream terbungkus oleh aliran
silinder upstream (1 < L/D < 1.8). Profil aliran yang kedua adalah free shear layer dari
silinder upstream mengalami proses reattach pada saat menyentuh silinder downstream dan
vortex terbentuk di belakang silinder downstream (1.8 < L/D < 3.4). Pada profil aliran yang
terakhir, terbentuk dua vortex dibelakang silinder sehingga tampak seperti aliran yang
melintasi single silinder (L/D > 3.4).
8
Proposal Tugas AkhirKonversi Energi
Jurusan Teknik MesinInstitut Teknologi Sepuluh Nopember
2.2 Penelitian reduksi gaya fluida pada aliran melintasi silinder sirkular
Untuk mereduksi gaya fluida banyak cara yang bisa dilakukan, salah satunya dengan
memasang pengontrol pasif aliran atau pengganggu di depan silinder utama. Penelitian
dengan memasang pengganggu pernah dilakukan oleh Alam, dkk (2006), Lee (2004) serta
Tsutsui dan Igarashi (2002). Penelitian yang dilakukan Alam menggunakan silinder sirkular
yang disususun secara tandem dimana didepan kedua silinder tersebut diberi pengganggu
berbentuk plat “T”. Plat “T” yang digunakan memiliki lebar kepala 5 mm dan jaraknya
dengan silinder akan divariasikan untuk mendapatkan posisi yang optimum. Silinder yang
digunakan terbuat dari kuningan dengan diameter 49mm. Percobaan dilakukan pada
terowongan angin (wind tunnel) dengan tinggi = 0.6m, lebar = 0.4m dan panjang sebesar =
5.4m. percobaan dilakukan dengan rentang T/D = 0.5 , 0.7 , 1.00 dan 1.50. serta L/D = 3.5
yaitu diluar batas kritis. Instalasi peletakan benda uji penelitian ini adalah seperti pada
gambar di bawah ini.
Gambar 2.4 Instalasi penelitian Alam,dkk(2004)
Dari hasil yang diperoleh mengenai koefisien drag adalah, nilai CD pada upstream
cylinder tereduksi secara signifikan untuk semua T/D ( 0.5 ; 0.7 ; 1.0 ; 1.5 ) dibandingkan
tanpa pengganggu, sebaliknya di downstream cylinder CD lebih besar bila menggunakan
pengganggu. Nilai CD untuk yang menggunakan pengganggu, penurunan optimal terjadi pada
jarak T/D = 1.0 – 1.5. Nilai dari CD dari upstream cylinder menurun karena penurunan
tekanan pada permukaan depan dan permukaan belakang.
9
Proposal Tugas AkhirKonversi Energi
Jurusan Teknik MesinInstitut Teknologi Sepuluh Nopember
Gambar 2.5 koefisien drag yang terjadi pada penelitian alam (2002) dengan plat “T” sebagai
pengontrol aliran, a) upstream cylinder, b) downstream cylinder
Penelitian yang dilakukan oleh Tsutsui dan Igarashi (2002) adalah tentang reduksi
gaya fluida terhadap silinder sirkular pada aliran udara. Pada penelitian yang dilakukan,
keduanya memasang semacam rod/pengganggu yang dipasang pada bagian upstream
silinder. Diameter silinder (D) adalah 40mm dan diameter pengganggu (d) difariasi antara 1
sampai 10mm. Jarak rod dan silinder utama adalah 50 – 120mm. Angka reynolds bedasarkan
1.5 x 104 sampai 6.2 x 104.
Penelitian dilakukan pada lorong angin (wind tunnel) kecepatan rendah dengan
ukuran 400mm (tinggi), 150mm (lebar) dan 800mm (panjang). Kecepatan (U) yang dipakai
divariasikan dari 4 sampai 24m/s.
Gambar 2.6 instalasi penelitian Tsutsui dan Igarashi
Dari penelitian ini didapatkan bahwa pola aliran akan berubah tergantung dari dimeter
pengganggu, jarak maupun angka reynoldsnya. Kondisi optimal reduksi dari koefisien drag
(CD) dan total koefisien drag (CDT) yaitu pada d/D = 0.25, L/D = 2.0 untuk Re < 4.1 x 104 dan
10
Proposal Tugas AkhirKonversi Energi
Jurusan Teknik MesinInstitut Teknologi Sepuluh Nopember
L/D = 1.75 untuk Re ≥ 4.1 x 104. Nilai CD dan CDT menurun 73% dan 63% dibandingkan
dengan silinder sirkular tunggal (single cylinder).
Gambar 2.7 hasil penelitian Tsutsui dan Igarashi (2002)
Lee, dkk (2004) memvariasikan nilai L/D dan d/D yang menghasilkan turunnya
coefisien of drag total dari sistem. Dari penelitian ini didapatkan rasio diameter batang
pengganggu yang ideal sebagai small control rod serta peletakan small control rod pada jarak
L/D = 2.0 – 2.08.
Gambar 2.8 Hubungan koefisien drag dengan L/D
Selain menggunakan pengganggu di depan silinder utama reduksi gaya fluida bisa
dilakukan dengan cara memberikan ulir (groove) pada silinder seperti yang telah dilakukan
oleh Lee, dkk (2002 dan 2005). Penelitian ini merupakan penelitian reduksi gaya fluida
menggunakan silinder sirkular dengan permukaan yang berulir yang nantinya akan
dibandingkan dengan silinder yang permukaannya halus. Ulir (grooved) yang digunakan
11
Proposal Tugas AkhirKonversi Energi
Jurusan Teknik MesinInstitut Teknologi Sepuluh Nopember
adalah jenis ”U (U-grooved)” dan “V (V-grooved)”. Pada penggunaan silinder sirkular
dengan U-grooved digunakan diameter silinder dengan diameter (D) = 60mm akan
dibandingkan dengan silinder dengan permukaan halus dengan diameter yang sama.
Penelitian dilakukan pada angka reynolds antara 8 x 103 sampai 1.4 x 105. Instalasinya bisa
dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar2.9 Instalasi penelitian S.J Lee(2003)
Dari penelitian yang telah dilakukan oleh Lee tentang silinder dengan U-grooved
tersebut maka didapatkan beberapa hasil yang terkait dengan gaya drag yang terjadi antara
silinder yang memiliki U-grooved dan yang memiliki permukaan yang halus. Grafik
perbandingan gaya drag tersebut bisa dilihat sebagai berikut
Gambar2.10 Perbandingan gaya drag pada silinder dengan permukaan U-grooved dengan silinder dengan
permukaan halus
Hasilnya, pada angka reynolds 1.4 x 105 koefisien drag (CD) yang terjadi pada silinder
sirkular dengan U-grooved tereduksi 18.6% dibandingkan dengan yang silinder sirkular yang
memiliki permukaan halus dan akan terus tereduksi seiring dengan kenaikan angka reynolds.
12
Proposal Tugas AkhirKonversi Energi
Jurusan Teknik MesinInstitut Teknologi Sepuluh Nopember
Dari gambar juga bisa dilihat pada Re tertentu CD silinder permukaan U-grooved jauh di
bawah (lebih kecil) dibanding dengan silinder dengan permukaan halus.
Pada penelitian silinder sirkular yang memiliki V-grooved, digunakan silinder sirkular
dengan diameter D = 18mm dengan angka reynolds 2.5 x 103 sampai 3.8 x 104. Instalasi
penelitiannya adalah sebagai berikut.
Gambar2.11 instalasi penelitian S.J Lee dengan silinder permukaan V grooved
Dari hasil yang diperoleh mengenai gaya drag yang terjadi antara silinder permukaan
V grooved dan permukaan halus adalah sebagai berikut.
Gambar2.6 Perbandingan gaya drag pada silinder permukaan V grooved dan permukaan
halus.
Hasilnya pada Re = 3.6 x 103 (U0 = 3m/s) koefisien drag pada silinder V-grooved
tereduksi sebesar 7.6% dibandingkan dengan yang memiliki permukaan halus, dan pada Re =
3.6 x 104 (U0 = 30 m/s) akan meningkatkan koefisien drag sebesar 4.2%. Jadi pada silinder
dengan V-grooved reduksi koefisien drag terjadi pada angka reynolds yang rendah (Re = 3.6
x 103) dan meningkatkan koefisien drag pada angka reynolds tinggi (Re = 3.6 x 104). Dari
13
Proposal Tugas AkhirKonversi Energi
Jurusan Teknik MesinInstitut Teknologi Sepuluh Nopember
gambar bisa dilihat juga pada Re rendah koefisien drag silinder permukaan V-grooved di
bawah silinder permukaan halus.
2.3 Penelitian tentang profil kecepatan pada saluran sempit (saluran perpipaan)_
Penelitian tentang profil kecepatan pada saluran sempit dilakukan oleh Danbon dan
Solliec (2002). Penelitian dilakukan pada test section dengan diameter (D) = 0.3m. Butterfly
valve sebagai pengatur aliran diletakkan dalam test section pada posisi tertentu. Penelitian
tersebut menghasilkan profil kecepatan pada saluran sempit yang kosong dan profil
kecepatan pada saluran sempit yang didalamnya terdapat butterfly valve dengan bukaan
penuh yang dipasang pada posisi tertentu
Gambar 2.12 hasil penelitian Danbon dan Solliec (2002) untuk saluran kosong tanpa butterfly valve
Dari gambar hasil yang diperoleh maka bisa dilihat bahwa pada saluran yang kosong
(tanpa butterfly valve) maka profil kecepatan akan stabil pada x/D = 1
Gambar 2.13 hasil penelitian Danbon dan Solliec (2002) untuk saluran dengan butterfly valve di dalamnya
Dari gambar hasil yang diperoleh di atas untuk saluran dengan butterfly valve dengan
posisi bukaan penuh maka profil kecepatan akan stabil pada x/D = 9. Untuk x/D < 9 terlihat
masih adanya efek dari wake yang semakin lama semakin menghilang.
2.4 Penelitian efek blockage pada aliran fluida melintasi silinder
Dalam salah satu hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh Bell (1984)
disebutkan bahwa ketika dinding terowongan angin dekat dengan body maka perlu dilakukan
14
Proposal Tugas AkhirKonversi Energi
Jurusan Teknik MesinInstitut Teknologi Sepuluh Nopember
koreksi terhadap hasil yang diperoleh, hal tersebut dikarenakan percepatan yang terjadi di
sekitar benda uji pada test section. Pengukuran kecepatan pada test section yang kosong harus
dikoreksi sebelum digunakan dalam kalkulasi perhitungan CD dan angka reynolds. Pengaruh
besar blockage terhadap CD hasil penelitian beberapa peneliti digambarkan dalam sebuah
grafik berikut
Gambar 2.14 hasil penelitian tentang hubungan antara rasio blockage dengan koefisien drag
Hal tersebut juga disebutkan dalam penelitian Weidmann (1964), dimana dinding
wind tunnel memberikan kenaikan pada kecepatan free-stream terhadap distribusi volume
dari body, dan hal tersebut juga berpengaruh terhadap pertumbuhan wake (wake blockage).
Dalam penelitian ini Weidman juga menulis kembali persamaan dari grafik penelitian Allen
dan Vincenti, yaitu sebagai berikut.
Untuk memperjelas, berikut adalah hasil yang diperoleh untuk beberapa diameter
silinder yang digunakan dalam penelitian.
15
Proposal Tugas AkhirKonversi Energi
Jurusan Teknik MesinInstitut Teknologi Sepuluh Nopember
Tabel 2.1 Hasil penelitian weidman
Dari hasil di atas maka bisa dilihat bahwa untuk diameter yang semakin besar maka
rasio blockage yang terjadi juga semakin besar, dan hal tersebut meningkatkan koefisien drag
yang terjadi. Peningkatan koefisien drag tersebut disebabkan semakin besarnya aliran yang
tertekan pada sisi celah antara dinding dan benda uji.
2.5 Penelitian tentang pressure drop melintasi silinder pada saluran sempit
Penelitian pada saluran sempit yang belum dilakukan oleh peneliti-peneliti yang telah
disebutkan di atas dilakukan oleh Daloglu (2007). Penelitian yang dilakukan oleh Daloglu
adalah tentang penurunan tekanan pada sebuah saluran sempit berpenampang bujur sangkar
dengan silinder yang disusun secara tandem. Pada susunan tandem tersebut untuk silinder
bagian depan digunakan/divariasikan antara silinder sirkular dan silinder kotak dengan variasi
ukuran D = d, D = 2d dan D = 3d dengan silinder belakang yang ukurannya (D) dijaga tetap.
Jarak (S) antara silinder depan dan belakang divariasikan terhadap ukuran diameter silinder
belakang yaitu 1.0 ≤ S/d ≤ 10.0 . Efek dari angka reynolds juga akan diteliti dengan variasi
2,100 ≤ Re ≤ 156,000. Instalasi percobaannya bisa dilihat sebagai berikut.
Gambar 2.15 instalasi penelitian Alican Daloglu
Penelitian akan dilakukan pada open circuit wind tunnel dengan ukuran 125mm x
125mm dan panjang 2m. Pengukuran kecepatan rata rata udara dengan pitot tube yang
16
Proposal Tugas AkhirKonversi Energi
Jurusan Teknik MesinInstitut Teknologi Sepuluh Nopember
diletakkan dekat pintu masuk. Diameter dari upstream silinder 12.5 , 25.0 , 37.5mm, dengan
rasio blockage dari 0.1 sampai 0.3. Dari penelitian tersebut maka hasilnya adalah sebagai
berikut
Gambar 2.16 hasil percobaan Alican Daloglu tentang hubungan antara
pressure drop dengan P = S/D pada silinder yang tersusun tandem , (a) untuk D = d, (b) untuk D = 2d,
(c) untuk D = 3d
Dari grafik tersebut bisa dilihat bahwa perbandingan antara diameter silinder belakang
dan jarak antara kedua silinder sangatlah berpengaruh pada pressure drop yang terjadi. Di
sini yang menghasilkan pressure drop paling kecil adalah pada grafik dengan perbandingan
diameter depan sama dengan diameter belakang (D = d = 12.5mm). Selain itu bisa juga
dilihat bahwa angka reynolds juga sangat berpengaruh terhadap pressure drop yang terjadi
dan kecenderungannya yaitu bila angka reynolds membesar maka pressure drop juga akan
semakin besar. Dari atas bisa dilihat juga hubungannya dengan jarak (P = S/D), yaitu pada
jarak tertentu maka pressure drop membesar seiring besarnya jarak, yang pada awalnya justru
17
Proposal Tugas AkhirKonversi Energi
Jurusan Teknik MesinInstitut Teknologi Sepuluh Nopember
pressure drop turun karena jarak yang semakin membesar sehingga pada jarak tertentu
pressure drop tidak stabil dan hal tersebut semakin menghilang dengan adanya blockage yang
semakin besar. Bila blockage semakin besar maka pressure drop yang terjadi juga semakin
besar dengan angka reynolds yang sama. Dari hal yang disebutkan di atas maka sangatlah
jelas bahwa pressure drop dipengaruhi oleh jarak, angka reynolds, dan blockage yang terjadi.
18
Proposal Tugas AkhirKonversi Energi
Jurusan Teknik MesinInstitut Teknologi Sepuluh Nopember
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Skema Penelitian
Berikut adalah skema dari penelitian yang akan dilakukan. Dari gambar 3.1
ditunjukkan letak benda uji yang disusun secara tandem dengan pengganggu di bagian depan.
Gambar3.1 Instalasi penelitian
3.2 Parameter yang Diukur
Analisa dimensi sangat diperlukan untuk mengetahui apakah suatu parameter
berpengaruh terhadap suatu penelitian atau tidak. Pada penelitian ini, parameter-parameter
yang mempengaruhi karakteristik aliran adalah massa jenis fluida (), viskositas fluida (),
kecepatan fluida (U∞), diameter silinder (D), diameter pengganggu (d), dimeter hidrolis (Dh),
jarak silinder dengan pengganggu (L), serta jarak antar silinder (S).
Analisa Grup tak berdimensi untuk Koefisien Tekanan pada Silinder
Distribusi tekanan pada silinder diduga dipengaruhi oleh beberapa parameter,
sehingga perbedaan tekanan dapat dituliskan sebagai fungsi parameter – parameter tersebut.
Secara matematik dapat dituliskan sebagai berikut :
dimana :
= perbedaan tekanan (N/m2)
Menggunakan Buckingham π theorema dengan parameter berulang , V dan D,
diperoleh 7 grup tak berdimensi yaitu :
1. π 1 = (koefisien tekanan)
2. π 2 = (bilangan Reynolds)
19
Proposal Tugas AkhirKonversi Energi
Jurusan Teknik MesinInstitut Teknologi Sepuluh Nopember
3. π 3 = (perbandingan diameter pengganggu dengan diameter silinder utama)
4. π 4 = (perbandingan diameter silinder utama dengan diameter saluran)
5. π 5 = (perbandingan jarak pengganggu dengan silinder utama)
6. π 6 = (perbandingan jarak antar silinder utama yang tersusun tandem)
Hubungan antar grup tak berdimensi adalah sebagai berikut :
π 1 = f1 (π 2, π 3, π 4, π 5, π 6)
2
U
p
= f5 ( , , , , )
Pada penelitian yang menjadi variable tetap adalah
,
,
,
sehingga :
2
U
p
= f6 ( ) , atau
Cp = f6 ( )
Analisa Grup tak berdimensi untuk Koefisien Tekanan pada Saluran
Distribusi tekanan pada silinder diduga dipengaruhi oleh beberapa parameter,
sehingga perbedaan tekanan dapat dituliskan sebagai fungsi parameter – parameter tersebut.
Secara matematik dapat dituliskan sebagai berikut :
dimana :
= perbedaan tekanan (N/m2)
Menggunakan Buckingham π theorema dengan parameter berulang , V dan ,
diperoleh 7 grup tak berdimensi yaitu :
1. π 1 = (koefisien tekanan)
2. π 2 = (bilangan Reynolds)
3. π 3 = (perbandingan diameter pengganggu dengan diameter saluran)
20
Proposal Tugas AkhirKonversi Energi
Jurusan Teknik MesinInstitut Teknologi Sepuluh Nopember
4. π 4 = (perbandingan diameter silinder utama dengan diameter saluran)
5. π 5 = (perbandingan jarak pengganggu dengan silinder utama)
6. π 6 = (perbandingan jarak antar silinder utama yang tersusun tandem)
Hubungan antar grup tak berdimensi adalah sebagai berikut :
π 1 = f1 (π 2, π 3, π 4, π 5, π 6)
2
U
p
= f5 ( , , , , )
Pada penelitian yang menjadi variable tetap adalah
,
,
,
sehingga :
2
U
p
= f6 ( ) , atau
Cp = f6 ( )
Analisa Grup tak berdimensi untuk Koefisien Drag pada Silinder
Koefisien drag pada silinder diduga dipengaruhi oleh beberapa parameter, sehingga
perbedaan tekanan dapat dituliskan sebagai fungsi parameter – parameter tersebut. Secara
matematik dapat dituliskan sebagai berikut :
dimana :
Fd = Gaya drag (N)
Menggunakan Buckingham π-theorema dengan parameter berulang , V dan D,
diperoleh 7 grup tak berdimensi yaitu :
1. π 1 = (koefisien drag)
2. π 2 = (bilangan Reynolds)
3. π 3 =
(perbandingan diameter pengganggu dengan diameter saluran)
4. π 4 =
(perbandingan diameter silinder utama dengan diameter saluran)
21
Proposal Tugas AkhirKonversi Energi
Jurusan Teknik MesinInstitut Teknologi Sepuluh Nopember
5. π 5 =
(perbandingan jarak pengganggu dengan silinder utama)
6. π 6 =
(perbandingan jarak antar silinder utama yang tersusun tandem)
Hubungan antar grup tak berdimensi adalah sebagai berikut :
π 1 = f1 (π 2, π 3, π 4, π 5, π 6)
= f5 ( , , , , )
Pada penelitian yang menjadi variabel tetap adalah
,
,
,
sehingga :
, atau
3.3 Peralatan
3.3.1 Benda Uji
1. Silinder sirkuler(gambar3.3)
Diameter = 25mm
Panjang = 125mm
Pressure tap = 2 lubang
Bahan = Pipa PVC
22
Proposal Tugas AkhirKonversi Energi
Jurusan Teknik MesinInstitut Teknologi Sepuluh Nopember
Gambar 3.3 silinder sirkuler
2. Pengganggu
Tipe = Silinder ulir (dengan pembuatan ulir menggunakan taping) dan
Silinder polos
Panjang = 125mm
Diameter = 4mm
Gambar 3.4 pengganggu polos dan berulir
3.3.2 Wind Tunnel (Terowongan angin)
Percobaan dengan menggunakan wind tunnel ini dimaksudkan untuk dapat menguji
benda dalam skala model. Hal ini disebabkan pengukuran sebenarnya yang cukup sulit dan
membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Oleh sebab itu, dibuatlah wind tunnel dengan
pembuatan kondisi–kondisi yang mendekati kenyataan, sehingga hasilnya cukup akurat dan
memadai.
Wind tunnel yang digunakan dalam percobaan ini adalah wind tunnel jenis open circuit
wind tunnel, dimana udara yang dialirkan dalam wind tunnel langsung bebas dilepas ke udara
bebas setelah melalui work section. Wind tunnel ini bisa digolongkan sebagai wind tunnel
subsonic
Spesifikasi Wind Tunnel :
Jenis : subsonic, open circuit wind tunnel
Bentuk saluran uji : penampang bujur sangkar
23
Proposal Tugas AkhirKonversi Energi
Jurusan Teknik MesinInstitut Teknologi Sepuluh Nopember
Panjang : 2000mm
Tinggi : 125mm
Lebar : 125mm
Gambar3.2 skema wind tunnel dan test section
3.3.3 Alat Ukur
Untuk mendapatkan tekanan statis dan tekanan stagnasi, pada eksperimental ini
menggunakan wall-pressure tap, pitot static tube dan tranducer tekanan dan data aquisisi.
A. Wall-pressure tap
Wall-pressure tap yaitu lubang – lubang kecil berdiameter 1 mm yang terhubung pada
manometer atau tranducer tekanan serta dipasang sepanjang kontur permukaan benda
uji maupun saluran wind tunnel yang searah aliran dan tegak lurus terhadap
permukaan.
B. Pitot Tube
24
Proposal Tugas AkhirKonversi Energi
Jurusan Teknik MesinInstitut Teknologi Sepuluh Nopember
Alat ini berfungsi untuk mengukur besarnya tekanan statis sekaligus tekanan stagnasi
aliran di antara dan di belakang benda uji (Gambar 3.5a).
C. Transducer Tekanan dan Data Aquisisi
Transducer tekanan dan data aquisisi yang digunakan dalam percobaan ini dapat
dilihat pada gambar 3.5
Gambar 3.5: Alat ukur yang digunakan
3.4 Kalibrasi Tranduser Tekanan dan Data Aquisisi
3.4.1. Alat yang digunakan
Peralatan yang dipergunakan pada proses kalibrasi: - Manometer.
- Pressure Tranduser.
- Data Aquisisi DAQ PRO 5300.
- Pitot Static Tube.
3.4.2 Langkah –langkah kalibrasi:
1. Pemasangan instalasi untuk keadaan free stream tanpa benda uji.
2. Pitot static tube dipasang pada dinding yang tersambung pada manometer serta pressure
tranduscer.
3. Pengaturan bukaan pada damper dengan bukaan 8/8 (penuh) sampai 1/8 pada tiap
penyalaan wind tunnel.
4. Diambil data manometer dan pressure tranduser untuk tekanan statis.
5. Dari manometer didapatkan Δh dan dari Data Aquisisi didapatkan arus sehingga bisa
diketahui tekanan statis yang terjadi.
25
Data Aquisisi dan transducer Pitot tube
Proposal Tugas AkhirKonversi Energi
Jurusan Teknik MesinInstitut Teknologi Sepuluh Nopember
6. Data- data tersebut dibuatkan grafik Pstatic manometer vs arus (i) sehingga diketahui pula
hubungannya dengan sebuah formula.
Gambar3.6 instalasi alat dalam kalibrasi
Grafik 3.1 grafik kalibrasi hubungan tekanan dengan arus
3.5 Prosedur Pengambilan Data
1. Perencanaan peralatan yang akan digunakan untuk eksperimental.
2. Pengukuran kondisi udara di ruangan saat pengujian (temperatur, dan tekanan).
3. Pemasangan benda uji pada saluran, yaitu dua silinder sirkular dengan D = 25mm dengan
jarak S/D = 1.5 – 2.5 beserta batang pengganggu dengan D = 4 mm yang di letakkan pada
jarak L/D = 2.0 di depan silinder upstream.
4. Mengukur kesejajaran silinder dan dinding dengan water pass.
5. Menghidupkan wind tunnel dan mengatur kecepatan sesuai kofigurasi (Re = 116000)
sampai kondisi steady.
26
Proposal Tugas AkhirKonversi Energi
Jurusan Teknik MesinInstitut Teknologi Sepuluh Nopember
6. Untuk pengambilan pressure drop digunakan fariasi Re = 52100, 73700, 90200, 116000,
128000, 147000, 156000.
7. Pengukuran tekanan yang terjadi pada wall pressure tap inlet dan outlet untuk mencari
pressure drop dengan menggunakan pressure tranducer serta data aqusisinya.
8. Pengukuran tekanan pada pressure tap yang terdapat di permukaan silinder, dan
pengukuran profil kecepatan di belakang susunan silinder dengan menggunakan pitot tube
yang dihubungkan dengan transducer tekanan dan data aquisisi.
3.6 Hasil Percobaan :
a. Data hasil pengukuran :
1. Perbedaan tekanan pada saluran sisi inlet dan outlet dari benda uji
2. Distribusi tekanan pada tiap silinder
b.Data hasil perhitungan :
1. Pressure drop dari adanya susunan body (ΔP).
2. Koefisien distribusi tekanan (Cp) pada permukaan silinder utama.
3. Koefisien Drag (Cd) susunan silinder utama.
3.7 Urutan Langkah Penelitian
3.8 Jadwal pelaksanaan penelitian
27