16
Hasil Diskusi Presentasi Kelompok 5 (Industri Gelas) Pertanyaan 1 Penanya : Nurhasanah Penjawab: Wini Setiani, Wulansari Pertanyaan: Apa itu MFO? Apakah pecahan kaca yang menjadi limbah rumah tangga bisa digunakan kembali? Jawaban: MFO atau Marine Fuel Oil merupakan bahan bakar minyak yang digunakan untuk pembakaran langsung di dapur- dapur industri. MFO ini merupakan bahan bakar minyak yang bukan termasuk jenis distilate, tetapi termasuk jenis residue yang lebih kental pada suhu kamar serta berwarna hitam pekat, diperoleh dari sisa hasil pengolahan minyak dengan kekentalan sebesar 450-500 cst pada 50ºC. Penggunaan MFO ini lebih disukai disbanding residu ! ataupun batubara karena mempunyai nilai kalori persatuan 40% lebih tinggi, penyimpanannya lebih menghemat tempat dan sisa bahan bakar yang ditimbulkan relative lebih bersih dibandingkan batubara ataupun residu 1. Kekentalan maupun kestabilan juga lebih tinggi untuk MFO. Pechan-pecahan gelas akan diolah kembali dalam proses produksi. Dimana pecahan-pecahan ini akan dicari oleh pencari rongsokan, dikumpulkan ke pengepul dan akan diolah kembali dalam proses produksi dicampurkan dengan bahan baku untuk diproses kembali.

Hasil Diskusi Presentasi Kelompok

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Diskusi biokimia

Citation preview

Page 1: Hasil Diskusi Presentasi Kelompok

Hasil Diskusi Presentasi Kelompok 5 (Industri Gelas)

Pertanyaan 1

Penanya : Nurhasanah

Penjawab : Wini Setiani, Wulansari

Pertanyaan:

Apa itu MFO?

Apakah pecahan kaca yang menjadi limbah rumah tangga bisa digunakan

kembali?

Jawaban:

MFO atau Marine Fuel Oil merupakan bahan bakar minyak yang digunakan

untuk pembakaran langsung di dapur-dapur industri. MFO ini merupakan bahan

bakar minyak yang bukan termasuk jenis distilate, tetapi termasuk jenis residue

yang lebih kental pada suhu kamar serta berwarna hitam pekat, diperoleh dari

sisa hasil pengolahan minyak dengan kekentalan sebesar 450-500 cst pada 50ºC.

Penggunaan MFO ini lebih disukai disbanding residu ! ataupun batubara karena

mempunyai nilai kalori persatuan 40% lebih tinggi, penyimpanannya lebih

menghemat tempat dan sisa bahan bakar yang ditimbulkan relative lebih bersih

dibandingkan batubara ataupun residu 1. Kekentalan maupun kestabilan juga

lebih tinggi untuk MFO.

Pechan-pecahan gelas akan diolah kembali dalam proses produksi. Dimana

pecahan-pecahan ini akan dicari oleh pencari rongsokan, dikumpulkan ke

pengepul dan akan diolah kembali dalam proses produksi dicampurkan dengan

bahan baku untuk diproses kembali.

Pertanyaan 2

Penanya : Nedhia Anggraeni Seftiani

Penjawab : Maulana & Dewi

Pertanyaan:

Bagaimana solusi untuk pekerja di Home Industry gelas yang terbiasa tidak

menggunakan K3?

Page 2: Hasil Diskusi Presentasi Kelompok

Jawaban

Sebenarnya titik keamanan dari para pekerja disebuah industri tidak lah terletak

pada penggunaan APD namun pada titik dimana bahaya itu harus dihindari.

Tidak masalah apabila kita ketika bekerja tidak menggunakan APD karena kita

bisa menghindari titik bahaya itu. Fungsi APD sendiri hanya untuk

meminimalisir resiko saat kecelakaan terjadi.

Pertanyaan 3

Penanya : Yuni Martiani F

Penjawab : Maulana & Dewi Meita Sari

Pertanyaan

Bagaimana keefektifan dari APD yang digunakan oleh para pekerja dan

bagaimana cara kerja dari para pekerjanya?

Jawaban

APD yang digunakan dalam industri gelas tentu berbeda dengan industri gelas

karena dalam industri gelas ini para pekerja biasa berhadapan dengan furnace

pada suhu yang sangat tinggi. Misalnya dalam penggunaan gloves mereka

menggunakan gloves yang terbuat dari metal yang tahan panas, pelindung tubuh

yang mereka gunakanpun khusus. Untuk cara kerja di industri gelas biasanya

dalam sebuah industri besar manusia tidak bekerja langsung ke dalam proses

karena semuanya dilakukan oleh mesin-mesin jadi fungsi manusia dalam

industri ini hanya sebagai teknisi untuk controlling.

Pertanyaan 4

Penanya : Shella MW

Penjawab : Wini Setiani

Pertanyaan

Apa yang membedakan bahan yang digunakan untuk gelas dengan harga yang

murah dan gelas yang harganya mahal? Kemudian apakah berbahaya jika

digunakan gelas yang harganya murah?

Jawaban

Yang membedakan harga gelas itu mahal atau murah yaitu dari bahan aditif

yang ditambahkan yang akan mempengaruhi hasil akhir produk gelas seperti

Page 3: Hasil Diskusi Presentasi Kelompok

kekuatan, bentuk, warna maupun brand (nama). Tidak berbahaya karena pada

dasarnya bahan baku yang digunakan untuk produk gelas sendiri sama yang

membedakannya hanya bahan aditif dalam produk gelas seperti yang telah

dijelaskan sebelumnya.

Pertanyaan 5

Penanya : Mia Lektriani

Penjawab : Wini Setiani

Pertanyaan:

Bahan gelas berbeda kekuatannya. Apa saja komposisi bahan gelas tersebut

yang membedakan kualitas dari gelas-gelas tersebut? Sebutkan karakteristik

bahannya?

Jawaban

Yang membedakannya yaitu bahan aditif pada produk gelas. Komposisinya

yaitu:

1. Fused silica glass atau leburan kaca silika, kaca silika vitreous: Silika

(SiO2). Memiliki ekspansi termal yang sangat rendah, sangat keras dan tahan

suhu tinggi (1000-1500°C). Kaca ini juga merupakan kaca yang paling tahan

terhadap pelapukan.

2. Soda-lime-silica glass, kaca jendela: Silika 72%, Soda ash atau Natrium

dioksida 14,2%, Magnesium Oksida 2,5%, Kalsium Oksida 10%, Alumina

(Al2O3) 0,6%. Sifatnya transparan, mudah dibentuk, bahan yang paling cocok

untuk kaca jendela. Memiliki ekspansi termal yang tinggi dan tahan terhadap

panas pada suhu rendah (500-600°C). 

3. Sodium borosilicate glass atau Gelas sodium borosilikat, Pyrex: Silika 81%,

Oksida Borat (B2O3) 12%, Soda ash atau Natrium dioksida (Na2O) 4,5%,

Alumina (Al2O3) 2,0%. Ketahanan terhadap panasnya lebih baik dari kaca

jendela.

4. Lead-oxide glass atau Gelas timbal oksida, atau kaca Kristal: Silika 59%,

Soda ash atau Natrium ioksida (Na2O) 2,0%, Timbal Oksida (PbO) 25%,

Oksida kalium (K2O) 12%, Alumina 0,4%, Seng oksida (ZnO) 1,5%.

Memiliki indeks bias tinggi, membuat tampilan lebih cemerlang pada kaca

kristal. Kaca ini juga memiliki elastisitas tinggi, membuat 'cincin' gelas.

Page 4: Hasil Diskusi Presentasi Kelompok

Namun kaca ini tidak tahan terhadap suhu tinggi, warna yang dihasilkan pada

gelas tersebut lebih gelap disbanding gelas yang lain, gelas tersebut

mengandung 20% timbale dalam 1 komposisi gelas.

5. Aluminosilicate glass atau Kaca Aluminosilikat: Silika 57%, Alumina 16%,

Oksida Borat (B2O3) 4,0%, Barium Oksida (BaO) 6,0%, Magnesia 7,0%,

Kapur 10%. Banyak digunakan untuk fiberglass, digunakan untuk membuat

kaca yang diperkuat plastik (perahu, pancing, dll).  Jenis kacanya sangat tipis.

6. Oxide glass atau Kaca oksida: Alumina 90%, Germanium Oksida

(GeO2) 10%. Sangat jelas kaca ini digunakan untuk serat optik gelombang

dalam jaringan komunikasi. Cahaya hanya kehilangan 5% intensitasnya

melalui 1 km dari serat kaca ini.

Pertanyaan 6

Penanya : Rian

Penjawab : Wini Setiani

Pertanyaan:

Dalam proses manakah yang menghasilkan limbah?

Bagaimanakah reaksi-reaksi yang terjadi antar bahan baku?

Jawaban:

Semua prosesnya pasti ada yang menghasilkan limbah, namun limbah disini

masih ada yang bisa dimanfaatkan atau diolah kembali maupun ada juga yang

tidak.

Selama proses pencairan, masing-masing bahan baku akan saling berinteraksi

membentuk reaksi-reaksi kimia berikut :

1. Reaksi-reaksi penguraian

Na2SO3     Na2O   + SO2                                                                

CaCO3    CaO   +   CO2                                                            

Na2SO4     Na2O  +   SO2

Reaksi antara SiO2  dengan Na2CO3 pada suhu 630 – 780oC

Na2CO3   +     aSiO2        Na2O.aSiO2      +  CO2                      

Reaksi antara SiO2  dengan CaCO3 pada suhu 600oC

CaCO3    +     bSiO2     CaO.bSiO2        +  CO2                     

Reaksi antara CaCO3  dengan Na2CO3 pada suhu di bawah 600oC

Page 5: Hasil Diskusi Presentasi Kelompok

CaCO3    +     a2CO3          Na2Ca(CO3)2                                         

Reaksi antara Na2SO4 dengan SiO2 pada suhu 884oC

Na2SO4   +     nSiO2          NaO.nSiO2        +  SO2 +    0.5O2

Reaksi utamaaSiO2 + bNa2O + cCaO + dMgO    aSiO2.bNa2O.cCaO.dMgO

Pertanyaan 7

Penanya : Siti Rahayu

Penjawab : Wini Setiani

Pertanyaan:

Dalam proses pencampuran pertama kali disebutkan bahwa persentase 1%nya

adalah lain-lain. Yang dimaksud lain-lain di sini apa saja?

Dalam industri ini digunakan XRD untuk meneliti apakah gelas yang dihasilkan

berbentuk amorf sesuai yang seharusnya atau tidak. Nah apakah kalau tidak

sesuai, produk tersebut diapakan lagi?

Jawaban:

Maksud lain-lain disini yaitu zat lain atau mineral lain yang ikut menyusun

pembentukan gelas namun kehadirannya tidak terlalu berpengaruh pada

pembentukan gelas sehingga perentasenya dapat dikatan kecil yaitu sekitar 1%.

Yang diuji pada XRD ini sampelnya dalam bentuk serbuk yaitu dari produk

gelas yang telah mengalami proses penghancuran terlebih dahulu menjadi dalam

bentuk serbuk. Jika sampel yang dianalisis ditemukan bebrbentuk amorf maka

akan dilakukan pengulangan proses pengolahan kembali.

Pertanyaan 8

Penanya : Yuli Susanti

Penjawab : Wini Setiani

Pertanyaan:

Maksud dari residu R1 dalam bahan bakar itu apa? Dari apa? Untuk menjadi

bahan bakar industri harus diolah lagi atau tidak, atau langsung dipakai?

Jawaban

Residu R1 merupakan bahan bakar yang dihasilkan dari proses pengolahan

minyak bumi (crude oil) dengan cara distilasi atmosfer di kilang, salah satu yang

memproduksi R1 ini adalah kilang Pusdiklat Migas Cepu, yang juga disebut

Page 6: Hasil Diskusi Presentasi Kelompok

sebagi bahan bakar Cepu. Untuk penggunaannya sendiri langsung digunakan.

Dalam industri gelas ini residu R1 digunakan sebagai bahan bakar yang

dicampurkan dengan MFO karena MFO sendiri kekentalan maupun

kestabilannya lebih tinggi sehingga lebih baik dalam proses pembakarannya.

Pertanyaan 9

Penanya : Nurdiana Pemi

Penjawab : Wini Setiani

Pertanyaan:

Proses daur ulang dari kaca yang tidak lolos produksi atau pecahan kaca dari

produk yang sudah digunakan, bagaimana tahapan proses pengolahannya,

apakah sama seperti proses pertama?

Jawaban

Sama prosesnyanya dari awal lagi seperti proses pertama. Proses pengolahannya

yaitu: 1500oC sehingga campuran akan mencair.

1. Pembentukan (forming/shaping), Dimana bahan kaca atau gelas yang

berbentuk cair lalu dialirkan ke dalam alat-alat yang berfungsi untuk

membentuk kaca padat sesuai yang diinginkan.

2. Annealing, Fungsi tahapan ini adalah untuk mencegah timbulnya tegangan-

tegangan antar molekul pada kaca yang tidak merata sehingga dapat

menimbulkan kepecahan.

3. Finishing dan pengendalian kualitas (Quality Control)

Beberapa proses penyelesaian akhir pada industri gelas adalah cleaning and

polishing, cutting, enameling, dan grading.

Pertanyaan 10

Penanya : Yogi Rhamdani

Penjawab : Wini Setiani

Pertanyaan:

Bagaimana pengolahan limbah pada industri gelas tersebut? Apakah semua

limbah langsung dibuang atau ada yang masih bisa dimanfaatkan kembali?

Page 7: Hasil Diskusi Presentasi Kelompok

Jawaban

Ada yang dimanfaatkan kembali seperti pecahan kaca ataupun gelas yang tidak

lolos produksi dan ada juga limbah yang dibuang seperti limbah cair hasil sisa

analisis bahan baku yang telah mengalami proses pengolahan limbah terlebih

dahulu. Untuk limbah yang dapat dimanfaatkan kembali, proses pengolahannya

sama seperti proses awal pembuatan gelas.

Pertanyaan 11

Penanya : Wildan

Penjawab : Wini Setiani

Pertanyaan:

Bagaimana mekanisme reaksi terbentuknya gelas?

Jawaban

Selama proses pencairan, masing-masing bahan baku akan saling berinteraksi

membentuk reaksi-reaksi kimia berikut :

1. Reaksi-reaksi penguraian

Na2SO3     Na2O   + SO2                                                                

CaCO3    CaO   +   CO2                                                            

Na2SO4     Na2O  +   SO2

Reaksi antara SiO2  dengan Na2CO3 pada suhu 630 – 780oC

Na2CO3   +     aSiO2        Na2O.aSiO2      +  CO2                      

Reaksi antara SiO2  dengan CaCO3 pada suhu 600oC

CaCO3    +     bSiO2     CaO.bSiO2        +  CO2                     

Reaksi antara CaCO3  dengan Na2CO3 pada suhu di bawah 600oC

CaCO3    +     a2CO3          Na2Ca(CO3)2                                         

Reaksi antara Na2SO4 dengan SiO2 pada suhu 884oC

Na2SO4   +     nSiO2          NaO.nSiO2        +  SO2 +    0.5O2

Reaksi utamaaSiO2 + bNa2O + cCaO + dMgO    aSiO2.bNa2O.cCaO.dMgO

Pertanyaan 12

Penanya : Ai Nurrohmah

Penjawab : Wini Setiani

Page 8: Hasil Diskusi Presentasi Kelompok

Pertanyaan:

Fungsi dari analisa untuk menggunakan SEM dan setelah diketahui

morfologinya, tindakan selanjutnya apa?

Jawaban

SEM (Scanning Electron Microscope) adalah salah satu jenis mikroscop

elektron yang menggunakan berkas electron untuk menggambarkan bentuk

permukaan dari material yang dianalisis atau dengan kata lain berfungsi untuk

analisis bentuk atau morfologi dari kristal gelas yang terbentuk. Analisis ini

bertujuan untuk mengetahui serat yang terbentuk dari gelas tersebut yang

nantinya akan berpengaruh ke produk gelas berupa rapuh atau tidaknya atau

mudah pecah atau tidaknya gelas tersebut.

Pertanyaan 13

Penanya : Lilis Fitriani

Penjawab : Dewi Meita Sari

Pertanyaan :

Gelas itu ada macam-macam, ada yang tahan suhu tinggi dan rendah. Bahan apa

yang menyebabkan gelas ada yang tahan suhu tinggi dan suhu rendah.

Jawaban

Bahan yang menyebabkan ketahan terhadap suhu adalah silika, karena silika

tanpa bahan aditif lainnya tidak akan melebur pada suhu hingga 1500⁰C

sekalipun. Namun untuk proses pengolahannya tidak bisa digunakan silika saja

karena perlu proses-proses yang lainnya sehingga bisa membentuk sebuah gelas.

Jadi semakin tinggi kadar silikanya, semakin kuat juga ketahanan panasnya.

Pertanyaan 14

Penanya : Ina Wulandari

Penjawab : Dewi Meita Sari

Pertanyaan :

Bagaimana mengidentifikasi kaca kualitas tinggi sampai kualitas rendah?

Apakah rasio-rasio campuran dalam pembentukan gelas berpengaruh terhadap

kualitasnya?

Page 9: Hasil Diskusi Presentasi Kelompok

Jawaban

Rasio campuran dalam pembentukan gelas tentu saja berpengaruh terhadap

kualitasnya, misalnya semakin tinggi kadar Silikanya maka kaca tersebut akan

semakin kuat terhadap tekanan panas. Namun, untuk kualitas bisa berbeda-beda,

definisi tingkatan kualitas pada kaca akan bergantung pada tujuan pembuatan

kaca tersebut. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya ada beberapa cara

mengidentifikasi kualitas kaca, misalnya dilihat dari morfologi kaca tersebut

dengan SEM sehingga kita bisa menentukan kualitas kaca dari segi

‘kerapuhannya’.

Pertanyaan 15

Penanya : Gina Fitri Lutfiana

Penjawab : Dewi Meita Sari

Pertanyaan :

Untuk limbah gelas pada home industry untuk proses teknologi pengolahannya

seperti apa?

Jawaban

Untuk pengolahannya sama dengan pada industri besar yaitu dicampurkan

dengan bahan baku awal dan diolah kembali dengan cara yang sama.

Pertanyaan 16

Penanya : M. Latief

Penjawab : Dewi Meita Sari

Pertanyaan :

Kenapa gelas yang telah diisi dengan air dingin kemudian air panas, gelas itu

dapat pecah sendiri?

Jawaban

Hal ini dapat terjadi karena adanya proses pemuaian karena perbedaan suhu

yang ekstrim. Pada saat diisi air dingin gelas menyusut dan ketika diisi air panas

gelas langsung memuai, pemuaian yang terlalu cepat membuat keadaan dalam

gelas tidak sesuai dengan lingkungannya sehingga gelas menjadi pecah.

Page 10: Hasil Diskusi Presentasi Kelompok

Pertanyaan 17

Penanya : Syifa N Z

Penjawab : Dewi Meita Sari

Pertanyaan :

Untuk skala Industri dan Home Industri, berapa banyak produk yang dihasilkan

setiap harinya? Dengan takaran bahan berapa banyak?

Jawaban

Dalam hal ini, kelompok kami tidak bisa menjawab karena kelompok kami tidak

melakukan riset atau pencarian tentang hasil produksi terhadap industri secara

spesifik.

Pertanyaan 18

Penanya : Ridwan Firmansyah

Penjawab : Dewi Meita Sari

Pertanyaan :

Mengapa bahan baku silika yang digunakan harus memiliki kemurnian 91-97%?

Jika kemurniannya kurang dari 91-97% langsung direject atau dimurnikan?

Terus bahan bakar campuran yang digunakan berasal dari campuran residu apa?

Jawaban

Karena dikhawatirkan pengotor-pengotor dapat ikut bereaksi dan mengurangi

kualitas kaca, terlebih Silika memiliki peranan penting dalam produksi kaca

karena Silika merupakan bahan baku industri ini. Apabila tidak memenuhi

kriteria maka kemungkinan akan dilakukan proses pemurnian lebih lanjut.

Residu R1 merupakan bahan bakar yang dihasilkan dari proses pengolahan

minyak bumi (crude oil) dengan cara distilasi atmosfer di kilang, salah satu yang

memproduksi R1 ini adalah kilang Pusdiklat Migas Cepu, yang juga disebut

sebagi bahan bakar Cepu. Untuk penggunaannya sendiri langsung digunakan.

Dalam industri gelas ini residu R1 digunakan sebagai bahan bakar yang

dicampurkan dengan MFO karena MFO sendiri kekentalan maupun

kestabilannya lebih tinggi sehingga lebih baik dalam proses pembakarannya

Page 11: Hasil Diskusi Presentasi Kelompok

Pertanyaan 19

Penanya : Bio Insan Akbar

Penjawab : Dewi Meita Sari

Pertanyaan :

Apa fungsi dolomite pada proses pembuatan gelas? Bagaimana jika dolomite

tidak ditambahkan dalam proses itu? Residu apa yang digunakan sebagai bahan

bakar?

Jawaban

Fungsi dolomite dalam pembuatan gelas ini merupakan bahan pencampur,

dolomite dapat bereaksi dengan silika sehingga dapat menurunkan titik leleh

silika. Apabila tidak ditambahkan dolomite karena sebagai bahan pencampur

maka kehadiran dolomite masih bisa digantikan oleh unsure lain.

Residu R1 merupakan bahan bakar yang dihasilkan dari proses pengolahan

minyak bumi (crude oil) dengan cara distilasi atmosfer di kilang, salah satu yang

memproduksi R1 ini adalah kilang Pusdiklat Migas Cepu, yang juga disebut

sebagi bahan bakar Cepu. Untuk penggunaannya sendiri langsung digunakan.

Dalam industri gelas ini residu R1 digunakan sebagai bahan bakar yang

dicampurkan dengan MFO karena MFO sendiri kekentalan maupun

kestabilannya lebih tinggi sehingga lebih baik dalam proses pembakarannya