13
HERNIA November 3, 2008 at 10:42 am (Bedah / Surgery ) (hernia , hernia abdomen , hernia inguinalis , hernia skrotalis ) Hernia Secara Umum 1 Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo- aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia. Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas hernia bawaan atau kongenital dan hernia dapatan atau akuisita. Hernia diberi nama menurut letaknya, misalnya diafragma, inguinal, umbilikal, femoral. Menurut sifatnya, hernia dapat disebut hernia reponibel bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk ke perut, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus. Bila isi kantong tidak dapat direposisi kembali ke dalam rongga perut, hernia disebut hernia ireponibel. Ini biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peritoneum kantong hernia. Tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus. Hernia disebut hernia

Hernia 3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fer

Citation preview

Page 1: Hernia 3

HERNIA

November 3, 2008 at 10:42 am (Bedah / Surgery) (hernia, hernia abdomen, hernia inguinalis, hernia skrotalis)

Hernia Secara Umum1

 

Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian

lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol

melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik dinding perut.

 

Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia. Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi

atas hernia bawaan atau kongenital dan hernia dapatan atau akuisita. Hernia diberi nama

menurut letaknya, misalnya diafragma, inguinal, umbilikal, femoral.

 

Menurut sifatnya, hernia dapat disebut hernia reponibel bila isi hernia dapat keluar

masuk. Usus keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau

didorong masuk ke perut, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus. Bila isi

kantong tidak dapat direposisi kembali ke dalam rongga perut, hernia disebut hernia

ireponibel. Ini biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peritoneum kantong

hernia. Tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus. Hernia disebut hernia

inkarserata atau hernia strangulata bila isinya terjepit oleh cincin hernia sehingga isi

kantong terperangkap dan tidak dapat kembali ke dalam rongga perut. Akibatnya, terjadi

gangguan pasase atau vaskularisasi. Secara klinis, hernia inkarserata lebih dimaksudkan

untuk hernia ireponibel dengan gangguan pasase, sedangkan gangguan vaskularisasi

disebut sebagai hernia strangulata. Pada keadaan sebenarnya, gangguan vaskularisasi

telah terjadi pada saat jepitan dimulai, dengan berbagai tingkat gangguan mulai dari

bendungan sampai nekrosis.

Page 2: Hernia 3

                                                                                              

 Gambar 1. Bagian-bagian Hernia2

1. Kantong hernia: pada hernia abdominalis berupa peritoneum parietalis; 2. Isi hernia: berupa organ atau jaringan yang keluar melalui kantong hernia. Pada hernia abdominalis berupa usus; 3. Locus Minoris Resistence (LMR); 4. Cincin hernia: Merupakan bagian locus minoris resistence yang dilalui kantong hernia; 5. Leher hernia: Bagian tersempit kantong hernia yang sesuai dengan kantong hernia. 

 

Klasifikasi Hernia Berdasarkan Arah Herniasi 3

 

• Hernia Eksterna

Penonjolannya dapat dilihat dari luar :

a.  Hernia Inguinalis Medialis dan Lateralis

b. Hernia Femoralis

c. Hernia Umbilicus

d. Hernia Epigastrica

e. Hernia Lumbalis

f.  Hernia Obturatoria

g. Hernia Semilunaris

h. Hernia Perinealis

i.  Hernia Ischiadica

• Hernia Interna

Bila isi hernia masuk ke dalam rongga lain, misalnya cavum thorax, cavum abdomen :

a. Hernia Epiploici Winslowi : Herniasi viscera abdomen melalui foramen omentale

Page 3: Hernia 3

b. Hernia Bursa Omentalis

c. Hernia Mesenterica

d. Hernia Retroperitonealis

e. Hernia Diafragmatica

Gambar 2. Beberapa Contoh Hernia Eksterna4

 

 

Hernia Inguinalis

Hernia yang paling sering terjadi (sekitar 75% dari hernia abdominalis) adalah hernia

inguinalis. Hernia inguinalis dibagi menjadi: hernia inguinalis indirek (lateralis), di mana

isi hernia masuk ke dalam kanalis inguinalis melalui locus minoris resistence (annulus

inguinalis internus); dan hernia inguinalis direk (medialis), di mana isi hernia masuk

melalui titik yang lemah pada dinding belakang kanalis inguinalis. Hernia inguinalis lebih

banyak terjadi pada pria daripada wanita, sementara hernia femoralis lebih sering terjadi

pada wanita.5

 

Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena sebab yang didapat.

Faktor yang dipandang berperan kausal adalah prosesus vaginalis yang terbuka,

peninggian tekanan di dalam rongga perut, dan kelemahan otot dinding perut karena usia.

Tekanan intra abdomen yang meninggi secara kronik seperti batuk kronik, hipertrofi

prostat, konstipasi dan asites sering disertai hernia inguinalis.

Page 4: Hernia 3

 

 

                                                     Gambar 3. Hernia Inguinalis6

 

Hernia juga mudah terjadi pada individu yang kelebihan berat badan, sering mengangkat

benda berat, atau mengedan. 1,6,7

 

Jika kantong hernia inguinalis lateralis mencapai scrotum maka disebut hernia skrotalis.

Hernia ini harus dibedakan dari hidrokel atau elefantiasis skrotum. Testis yang teraba

dapat dipakai sebagai pegangan untuk membedakannya.1

 

Page 5: Hernia 3

Gambar 4. Hernia scrotalis yang berasal dari hernia inguinalis indirek5

 

PEMERIKSAAN HERNIA8

Inspeksi Daerah Inguinal dan Femoral

 

Meskipun hernia dapat didefinisikan sebagai setiap penonjolan viskus, atau sebagian

daripadanya, melalui lubang normal atau abnormal, 90% dari semua hernia ditemukan di

daerah inguinal. Biasanya impuls hernia lebih jelas dilihat daripada diraba.

 

Pasien disuruh memutar kepalanya ke samping dan batuk atau mengejan. Lakukan

inspeksi daerah inguinal dan femoral untuk melihat timbulnya benjolan mendadak selama

batuk, yang dapat menunjukkan hernia. Jika terlihat benjolan mendadak, mintalah pasien

untuk batuk lagi dan bandingkan impuls ini dengan impuls pada sisi lainnya. Jika pasien

mengeluh nyeri selama batuk, tentukanlah lokasi nyeri dan periksalah kembali daerah itu.

 

Pemeriksaan Hernia Inguinalis

 

Palpasi hernia inguinal dilakukan dengan meletakan jari pemeriksa di dalam skrotum di

atas testis kiri dan menekan kulit skrotum ke dalam. Harus ada kulit skrotum yang cukup

banyak untuk mencapai cincin inguinal eksterna. Jari harus diletakkan dengan kuku

Page 6: Hernia 3

menghadap ke luar dan bantal jari ke dalam. Tangan kiri pemeriksa dapat diletakkan pada

pinggul kanan pasien untuk sokongan yang lebih baik.

 

Telunjuk kanan pemeriksa harus mengikuti korda spermatika di lateral masuk ke dalam

kanalis inguinalis sejajar dengan ligamentum inguinalis dan digerakkan ke atas ke arah

cincin inguinal eksterna, yang terletak superior dan lateral dari tuberkulum pubikum.

Cincin eksterna dapat diperlebar dan dimasuki oleh jari tangan.

 

Dengan jari telunjuk ditempatkan pada cincin eksterna atau di dalam kanalis inguinalis,

mintalah pasien untuk memutar kepalanya ke samping dan batuk atau mengejan.

Seandainya ada hernia, akan terasa impuls tiba-tiba yang menyentuh ujung atau bantal

jari penderita. Jika ada hernia, suruh pasien berbaring terlentang dan perhatikanlah

apakah hernia itu dapat direduksi dengan tekanan yang lembut dan terus-menerus pada

massa itu. Jika pemeriksaan hernia dilakukan dengan perlahan-lahan, tindakan ini tidak

akan menimbulkan nyeri.

 

Setelah memeriksa sisi kiri, prosedur ini diulangi dengan memakai jari telunjuk kanan

untuk memeriksa sisi kanan. Sebagian pemeriksa lebih suka memakai jari telunjuk kanan

untuk memeriksa sisi kanan pasien, dan jari telunjuk kiri untuk memeriksa sisi kiri

pasien. Cobalah kedua teknik ini dan lihatlah cara mana yang anda rasakan lebih nyaman.

 

Jika ada massa skrotum berukuran besar yang tidak tembus cahaya, suatu hernia inguinal

indirek mungkin ada di dalam skrotum. Auskultasi massa itu dapat dipakai untuk

menentukan apakah ada bunyi usus di dalam skrotum, suatu tanda yang berguna untuk

menegakkan diagnosis hernia inguinal indirek.

 

Transluminasi Massa Skrotum

 

Jika anda menemukan massa skrotum, lakukanlah transluminasi. Di dalam suatu ruang

yang gelap, sumber cahaya diletakkan pada sisi pembesaran skrotum. Struktur vaskuler,

tumor, darah, hernia dan testis normal tidak dapat ditembus sinar. Transmisi cahaya

Page 7: Hernia 3

sebagai bayangan merah menunjukkan rongga yang mengandung cairan serosa, seperti

hidrokel atau spermatokel.

 

 

Tabel 1. Diagnosis Banding Pembesaran Skrotum yang Lazim Dijumpai8

 

Diagnosis

Umur Lazim

(Tahun)

 

Transiluminasi

Eritema

Skrotum

 

Nyeri

Epididimitis Semua umur Tidak Ya Berat

Torsio testis < 35 Tidak Ya Berat

Tumor testis < 35 Tidak Tidak Minimal

Hidrokel Semua umur Ya Tidak Tidak ada

Spermatokel Semua umur Ya Tidak Tidak ada

Hernia Semua umur Tidak Tidak Tidak ada sampai

sedang*

Varikokel > 15 Tidak Tidak Tidak ada

* Kecuali kalau mengalami inkarserasi, di mana nyerinya mungkin berat

 PENATALAKSANAAN1,3,6

1. Konservatif

Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian

penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi.

2. Operatif

Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang rasional.

Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip dasar operasi hernia

adalah hernioraphy, yang terdiri dari herniotomi dan hernioplasti.

 

a. Herniotomi

Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya. Kantong

dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi, kantong

hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong.

 

Page 8: Hernia 3

b. Hernioplasti

Pada hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan

memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioplasti lebih penting artinya

dalam mencegah terjadinya residif dibandingkan dengan herniotomi. Dikenal berbagai

metode hernioplasti seperti memperkecil anulus inguinalis internus dengan jahitan

terputus, menutup dan memperkuat fasia transversa, dan menjahitkan pertemuan m.

tranversus internus abdominis dan m. oblikus internus abdominis yang dikenal dengan

nama conjoint tendon ke ligamentum inguinale poupart menurut metode Bassini, atau

menjahitkan fasia tranversa m. transversus abdominis, m.oblikus internus abdominis ke

ligamentum cooper pada metode Mc Vay. Bila defek cukup besar atau terjadi residif

berulang diperlukan pemakaian bahan sintesis seperti mersilene, prolene mesh atau

marleks untuk menutup defek.

  

PENCEGAHAN6

 

Kelainan kongenital yang menyebabkan hernia memang tidak dapat dicegah, namun

langkah-langkah berikut ini dapat mengurangi tekanan pada otot-otot dan jaringan

abdomen:

Menjaga berat badan ideal. Jika anda merasa kelebihan berat badan,

konsultasikan dengan dokter mengenai program latihan dan diet yang sesuai.

Konsumsi makanan berserat tinggi. Buah-buahan segar, sayur-sayuran

dan gandum baik untuk kesehatan. Makanan-makanan tersebut kaya akan serat yang

dapat mencegah konstipasi.

Mengangkat benda berat dengan hati-hati atau menghindari dari

mengangkat benda berat. Jika harus mengangkat benda berat, biasakan untuk

selalu menekuk lutut dan jangan membungkuk dengan bertumpu pada pinggang.

Berhenti merokok. Selain meningkatkan resiko terhadap penyakit-penyakit

serius seperti kanker dan penyakit jantung, merokok seringkali menyebabkan batuk

kronik yang dapat menyebabkan hernia inguinalis.

 

Page 9: Hernia 3

DAFTAR PUSTAKA

  1.                  Sjamsuhidayat R, Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi 2. Jakarta : EGC,

2004. pp. 519-37

2.                  Anonim. Hernia. www.burrill.demon.co.uk .  Diakses tanggal 23 September

2007

3.                  Mulyana S. Hernia inguinalis. http://medlinux.blogspot.com .  Diakses tanggal

21 September 2007

4.                  Anonim. Hernia. http://hernia.tripod.com .  Diakses tanggal 23 September 2007

5.                  Anonim. Inguinal hernia. http://en.wikipedia.org . Diakses tanggal 23 September

2007

6.                  Anonim. Inguinal hernia. http://www.mayoclinic.com . Diakses tanggal 22

September 2007

7.                  Anonim. What is an inguinal hernia. http://health.yahoo.com . Diakses tanggal

23 September 2007

8.                  Swartz MH. Buku Ajar Diagnostik Fisik. Alih Bahasa : Lukmanto P, Maulany

R.F, Tambajong J. Jakarta : EGC, 1995. pp. 276-8