Upload
amarahma09
View
30
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kimia
Citation preview
Hidrolisis Beberapa Jenis Garam
A. TUJUAN
Mengamati sifat asam/basa beberapa larutan garam.
B DASAR TEORI
Di dalam konsep kimia, garam merupakan senyawa ion yang terbentuk dari
penggabungan ion negatif sisa asam dengan ion positif sisa basa. Karena merupakan gabungan
dari ion-ion sisa asam dan sisa basa, maka garam umumnya berbentuk larutan. Dalam konsep
kimia, dikenal tiga jenis garam yaitu:
1. Garam yang bersifat netral, berasal dari asam kuat dan basa kuat.
2. Garam yang bersifat asam, berasal dari asam kuat dan basa lemah.
3. Garam yang bersifat basa, berasal dari asam lemah dan basa kuat.
Selain itu, juga terdapat garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah. Hidrolisis
garam Berdasarkan reaksi hidrolisis, yaitu reaksi zat dengan air, garam-garam bila direaksikan
dengan air akan menghasilkan beberapa zat. Hidrolisis garam yang bersifat asam akan
menghasilkan ion H3O+ yang bersifat asam. Sementara hidrolisis garam yang bersifat basa akan
menghasilkan ion OH- yang bersifat basa. Hidrolisis garam netral tidak menghasilkan zat
apapun. Garam dapur yang telah banyak dikenal juga merupakan senyawa ion dengan rumus
kimia NaCl. Bentuk padat garam ini diperoleh melalui proses kristalisasi. Garam ini berasal dari
asam kuat HCl dan basa kuat NaOH, sehingga termasuk garam netral. Karena hidrolisis garam
netral tidak menghasilkan zat apapun, maka garam ini (NaCl) bisa dikonsumsi karena tidak
mengubah keseimbangan asam basa di dalam tubuh.
C. ALAT DAN BAHAN
§ Alat :
1. Pipet tetes
2. Plat tetes
§ Bahan :
1. Larutan Amonium Klorida 1 M
2. Larutan Kalium Klorida 1 M
3. Laritan Natrium Karbonat 1 M
4. Larutan Amonium Sulfat 1 M
5. Larutan Natrium Asetat 1 M
6. Kertas lakmus merah dan lakmus biru
D. CARA KERJA
1. Masukkan beberapa tetes larutan KCl ke dalam dua lekukan plat tetes
2. Periksa larutan KCl di dalam dua lekukan plat tetes masing-masing dengan lakmus merah dan
lakmus biru
3. Amati perubahan wrna kertas lakmus dan catat datanya
4. Lakukan langkah yang sama seperti di atas untuk larutan garam NH4Cl, CH3COONa, Na2CO3,
dan (NH4)2SO4
E. HASIL PENGAMATAN
Larutan 1 M Perubahan Warna Indikator pH Sifat LarutanLakmus Merah Lakmus BiruKCl merah biru =7 NetralNH4Cl merah merah <7 AsamCH3COONa biru biru >7 BasaNa2CO3 biru biru >7 Basa(NH4)2SO4 merah merah <7 Asam
F. PERTANYAAN DAN PEMBAHASANPERTANYAAN :
1. Larutan garam manakah yang bersifat asam, basa, dan netral ?
- larutan garam yang bersifat asam yaitu NH4Cl dan (NH4)2SO4
- larutan garam yang bersifat basa yaitu CH3COONa dan Na2CO3
- larutan garam yang bersifat netral yaitu KCl
2. Tuliskan rumus asam dan basa pembentuk garam-garam tersebut dan kelompokkan ke dalam
asam kuat dan basa kuat pada table berikut!
Larutan 1 M Basa Pembentuk Asam Pembentuk Sifat Larutan GaramRumus Golongan Rumus Golongan
KCl KOH Kuat HCl Kuat NetralNH4Cl NH3 Lemah HCl Kuat AsamCH3COONa NaOH Kuat CH3COOH Lemah BasaNa2CO3 NaOH Kuat H2CO3 Lemah Basa(NH4)2SO4 NH3 Lemah H2SO4 Kuat Asam
3. Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan tentang larutan garam dalam air!
- garam dari larutan asam kuat dan basa kuat dalam air tidak mengalami hdidrolisis, dan bersifat
netrlat. pH = 7
- garam dari larutan basa kuat dan asam lemah daam air mengalami hidrolisis parsial, dan
bersifat basa. pH > 7
- garam dari larutan basa lmah dan sasam kuat daam air mengalami hidrolisis kation, dan bersifat
asam. pH < 7
PEMBAHASANPengertian Hidrolisis
Hidrolisis merupakan istilah yang umum digunakan untuk reaksi zat dengan air (hidrolisis berasal dari kata hydro yang berarti air dan lysis yang berarti penguraian). Menurut konsep ini, komponen garam (kation atau anion) yang berasal dari asam lemah atau basa lemah bereaksi dengan air (terhidrolisis) membentuk ion H3O+ (=H+) atau ion OH-. Hidrolisis kation menghasilkan ion H3O+, sedangkan hidrolisis anion menghasilkan ion OH-.a) Garam dari Asam Kuat dan Basa KuatGaram yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat yang tidak terhidrolisis. Contoh:Natrium klorida (NaCl) terdiri dari kation Na+ dan anion Cl-. Baik ion Na+ maupun Cl– berasal dari elektrolit kuat. Jadi, NaCl tidak mengubah perbandingan konsentrasi ion H+ dan OH- dalam air, dengan kata lain, larutan NaCl bersifat netral.b) Garam dari Basa Kuat dan Asam LemahGaram yang terbentuk dari asam lemah dan basa kuat mengalami hidrolisis anion; larutannya bersifat basa. Contoh:Natrium asetat terdiri dari kation Na+ dan anion CH3COO- . Ion Na+ berasal dari basa kuat (NaOH), sehingga tidak bereaksi dengan air. Ion CH3COO- berasal dari asam lemah (CH3COOH), sehingga bereaksi dengan air. Jadi, NaCH3COO terhidrolisis sebagian (parsial) dan larutan bersifat basa (pH > 7)c) Garam dari Asam Kuat dan Basa Lemah
Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah mengalami hidrolisis sebagian (parsial) kation; larutannya bersifat asam. Contoh:Amonium klorida (NH4Cl) terdiri dari kation NH4
+ dan anion Cl-. Ion NH4+, yang merupakan
asam konjugasi dari basa lemah NH3, mengalami hidrolisis; sedangkan ion Cl-, yang merupakan basa konjugasi dari asam kuat HCl, tidak terhidrolisis.d) Garam dari Asam Lemah dan Basa LemahGaram yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah mengalami hidrolisis total (sempurna); sifat larutan tergantung pada kekuatan relatif asam dan basanya (tergantung pada nilai Ka dan Kb). Contoh:Amonium asetat (NH4CH3COO) terdiri dari kation NH4
+ dan anion CH3COO-. Baik
Zat yang bersifat basa, maka pada percobaan saat kertas lakmus merah ditetesi larutan akan berubah warna menjadi biru. Sementara untuk lakmus biru bila ditetesi larutan tidak akan berubah warna.Zat yang bersifat asam, maka pada percobaan saat kertas lakmus biru ditetesi larutan akan berubah warna menjadi merah. Sementara untuk lakmus merah bila ditetesi larutan tidak akan berubah warna.Zat yang bersifat netral, maka pada percobaan saat kertas lakmus merah dan biru ditetesi larutan, kedua kertas itu tidak mengalami perubahan warna (tetap).
G. KESIMPULAN
- Garam dari larutan asam kuat dan basa kuat dalam air tidak mengalami hdidrolisis, dan bersifat
netrat. pH = 7
- Garam dari larutan basa kuat dan asam lemah daam air mengalami hidrolisis parsial, dan
bersifat basa. pH > 7
- Garam dari larutan basa lmah dan sasam kuat daam air mengalami hidrolisis kation, dan
bersifat asam. pH < 7- Pada percobaan saat kertas lakmus merah ditetesi larutan akan berubah warna menjadi biru. Sementara untuk lakmus biru bila ditetesi larutan tidak akan berubah warna. Menunjukan larutan bersifat basa dan pH >7- Pada percobaan saat kertas lakmus biru ditetesi larutan akan berubah warna menjadi merah. Sementara untuk lakmus merah bila ditetesi larutan tidak akan berubah warna. Menunjukan larutan bersifat asam dan pH <7
- Pada percobaan saat kertas lakmus merah dan biru ditetesi larutan, kedua kertas itu tidak
mengalami perubahan warna (tetap). Menunjukan larutan bersifat netral dan pH = 7
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLISIS GARAM
HIDROLISIS GARAMA. Teori
Hidrolisis merupakan istilah untuk beraksinya suatu zat dengan air. Pada bagian ini, akan dibahas hidrolisis larutan garam. Larutan garam ada yang bersifat netral, asam ataupun basa. Sipat asam-basa suatu garam bergantung pada kekuatan relatif asam dan basa penyusunnya. Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat dalam air tidak mengalami hidrolisis dan larutannya bersifat netral, contoh garam jenis ini adalah NaCl, KCl, dan Na2SO4. Dalam air, ion-ion garam tersebut tidak bereaksi satu sama lain. Contoh reaksi ionisasinya:
NaCl → Na+ + Cl-
H2O → H+ + OH-
Larutan tersebut bersifat netral karena konsentrasi ion H+ dan OH- sama. Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat dalam larutan akan bersifat basa karena mengalami
hidrolisis sebagian. Contoh garam ini adalah CH3COONa dan KCN. Dalam air, ion negatif dari garam akan bereaksi dengan ion H+ membentuk asam lemah sehingga kesetimbangan terganggu. Contoh reaksi ionisasinya:
KCN → K+ + CN-
CN + H2O → HCN + OHIon H+ bereaksi dengan ion CN- membentuk HCN, sedangkan K+ tidak bereaksi dengan
OH- sebeb KOH basa kuat. Karena terjadi kelebihan ion OH-, menjadikan larutan tersebut bersifat basa.
Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah dalam air akan bersifat asam karena mengalami hidrolisis sebagian, contohnya adalah NH4Cl. Dalam air, NH4Cl akan terionisasi dan ion NH4
+ yang dihasilkan akan bereaksi dengan air, sedangkan ion Cl- tidak akan bereaksi dengan air sebab berasal dari asam kuat. Reaksi ionisasinya adalah:
NH4Cl → NH4+ + Cl-
NH4+ + H2O → NH4OH + H+
Kelebihan ion H+ dalam larutan NH4Cl menyebabkan larutan bersifat asam.Garam-garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah, misalnya NH4CN di dalam
air akan mengalami hidrolisis total. Reaksi yang terjadi adalah:NH4CN → NH4
+ + CN-
NH4+ + H2O → NH4OH + H+
CN + H2O → HCN + OH-
Banyaknya ion H+ dan ion OH- bergantung pada harga Ka dan Kb asam lemah dan basa lemah pembentuknya.
B. Alat dan BahanNo. Nama Alat dan Bahan Jumlah1 Pelat Tetes 12 Pipet Tetes 43 Larutan NH4Cl 1M 10 mL4 Larutan CH3COONa
1M10 mL
5 Larutan Na2CO3 1M 10 mL6 Larutan NaCl 1M 10 mL
C. Cara Kerja1. Siapkan terlebih dahulu pelat tetes yang bersih dan larutan yang akan diuji, kemudian teteskan
larutan-larutan NaCl, Na2CO3, CH3COONa, dan NH4Cl masing-masing ke dalam pelat tetes (setiap larutan ditempatkan dalam 2 lubang pada pelat tetes).
2. Masukan ke dalam masing-masing larutan kertas lakmus biru. Perhatikan gambar berikut,
Apa yang terjadi setiap kertas lakmus merah dan biru? Bagaiman warnanya sekarang!
D. Data Pengamatan Isikan hasil pengamatan ke dalam tabel berikut ini!
Larutan Garam
Lakmus Merah Lakmus biru pH Sifat Larutan
NaCl Tetap Tetap =7 NetralNa2CO3 Biru Tetap >7 BasaCH3COONa Biru Tetap <7 Basa
NH4Cl Tetap Merah >7 AsamE. Pertanyaan dan Bahan Diskusi1. Larutan garam-garam manakah yang bersifat:a. Netral : NaClb. Asam : NH4Clc. Basa : Na2CO3, CH3COONa2. Tulislah rumus basa atau asam pembentuk garam-garam tersebut dan golongkan ke dalam asam
kuat dan basa kaut atau asam lemah dan basa lemah.
Garam Basa Pembentuk Asam PembentukRumus Golongan Rumus Golongan
NaCl NaoH 1 NaCl 1Na2CO3 NaoH 1 Na2CO3 2CH3COONa NaoH 1 CH3COOH 1NH4Cl NaoH 1 HCl 3
3. Buatlah kesimpulan dengan menghubungkan sifat larutan garam dalam air dan asam-basa pembentuknya.
a. Garam yang berasal dari basa kuat dan asam kuat larutannya dalam air bersifat netralb. Garam yang berasal dari basa kuat dan asam lemah larutannya dalam air bersifat basaF. Evaluasi Praktikum1. Larutan garam-garam berikut asam, netral, atau basa, jelaskan!a. (NH4)2 SO4
b. NH4NO3
c. Na2CO3
d. K2SO4
2. Tuliskan rekasi ionisasi untuk garam-garam pada soal nomor 1!3. Apakah sifat larutan (NH4)2 CO3 dalam air jika harga Ka kation 5,6 x 10-10 dan harga Kb anion 1,8
x 10-4?4. Tidak semua garam bersifat netral, mengapa demikian? Banyak sekali garam-garam yang
bersifat asam maupun basa yang digunakan dalam memperbaiki unsur harga dalam tanah atau digunakan sebagai pupuk. Garam-garam apakah yang dugunakan sebagai pupuk untuk memperbaiki tanah yang banyak mengandung kapur? Dan garam-garam apakah yang digunakan pada tanah gambut?
Jawab:
1. a. (NH4)2 bersifat Asam,b. NH4NO3 bersifat Basa, karena Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat dalam
larutan akan bersifat basa karena mengalami hidrolisis.c. Na2SO3 bersifat Basa, karena Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat dalam larutan
akan bersifat basa karena mengalami hidrolisis.d. K2SO4 bersifat Netral, karena garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat dalam air tidak
mengalami hidrolisis dan larutannya bersipat netral.
2. a. (NH4)2 SO4 → (NH4)2 SO4 + 2 H2O → 2 (NH4) OH + H2 SO4
b. NH4NO3 → NH4NO3 + H2O → NH4 + H2NO4
c. Na2CO3 → Na2CO3 + 2 H2O → 2NaOH + H2CO3
d. K2SO4 → K2SO4 + H2O → K2O + H2SO4
3. Diketahui: pH= ½ (14 + pka - pkb) Ka kation = 5,6 x 10-10 = 56 x 10 -9
Kb anion = 1,8 x 10-4 = 18 x 10 -3
Ditanyakan: sifat larutan ? Jawab: pH= ½ (14 + pka - pkb) = ½ (14 + 9 log 56 – 3 log 18) = ½ (14 + 6 log 36) = ½ (20 + log 36) = 10 + log 18 = 11,25 Jadi larutan tersebut bersifat basa karena pHnya >7.
4. Karena sifat asam basa suatu garam bergantung pada kekuatan relatif asam basa penyusunnya. Misalnya: garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat dalam air tidak mengalami hidrolisis dan larutannya bersifat netral. Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat dalam larutan akan bersifat basa karena mengalami hidrolisis, sedangkan garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah dalam air akan bersifat asam karena mengalami hidrolisis sebagian.Garam-garam yang dugunakan sebagai pupuk untuk memperbaiki tanah yang banyak mengandung kapur adalah garam yang bersipat asam, sedangkan garam yang digunakan pada tanah gambut adalah garam yang bersifat basa.
G. Kesimpulan Garam dalam air akan terurai membentuk kation dan anion seperti dari asam basa semulanya. Asam merupakan basa yang lemah akan terhidrolisis. Jika terjadi hidrolisis sempurna, sifat tergantung pada harga Kb atau Ka. pH kurang dari 7 mempunyai sifat asam. pH lebih dari 7 mempunyai sifat basa. Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah mengalami hidrolisis sebagian (parsial). Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa kuat mengalami hidrolisis sebagian (parsial). Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah akan mengalami hidrolisis sempurna
(total). Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat tidak terhidrolisis. Garam bersifat basa karena dalam reaksi menghasilkan ion OH-. Garam bersifat asam karena dalam reaksi menghasilkan ion H+.
Lampiran
Keterangan: A. Lakmus yang ditetesi larutan NaCl.
B. Lakmus yang ditetesi larutan Na2CO3.
C. Lakmus yang ditetesi larutan CH3COONa.
D. Lakmus yang ditetesi larutan NH4CL.
HIDROLISIS GARAMTujuan : Untuk mengetahui sifat larutan garam yang terhidrolisisAlat dan Bahan :
1. Lempeng tetes2. Pipet tetes3. Kertas Lakmus merah dan biru4. Larutan KCl 1M5. Larutan NaCH3COO 1M6. Larutan NH4CL 1M7. Larutan Na2CO3 1M8. Larutan Al2(SO4)3 1M
Cara Kerja : 1. Siapkan masng - masing larutan2. Setiap larutan diteteskan dalam lempeng tetes sekitar 10 tetes3. Periksa larutan dengan kertas lakmus merah dan biru4. Amati perubahan yang terjadi
Hasil Pengamatan :
No. Larutan Perubahan Warna SifatLakmus Merah Lakmus Biru1 KCl Tetap Tetap Netral2 NaCH3COO Biru Tetap Basa3 NH4Cl Tetap Merah Asam4 Na2CO3 Biru Tetap Basa5 Al2(SO4)3 Tetap Merah Asam
Pembahasan :
1. KCl → K+ + Cl- Tidak terhidrolisis (netral)2. NaCH3COO → Na+ + CH3COO-
CH3COO- + H2O → CH3COOH + OH- (sifat basa)3. NH4Cl → NH4
+ + Cl-
NH4+ + H2O → NH4OH + H+ (sifat asam)
4. Na2CO3 → Na+ + CO32-
CO32- + H2O → H2CO3 + OH- (sifat basa)
5. Al2(SO4)3 → Al3+ + SO42-
Al3+ + H2O → Al(OH)3 + H+
Kesimpulan : Larutan yang berubah NaCH3COO , NH4Cl , Na2CO3 , Al2(SO4)3 . Sedangkan yang tidak berubah KCl . Karena tidak terhidrolisis .
Laporan Praktikum Hidrolisis Garam & Garam Sukar Larut
HIDROLISIS GARAM
Standar Kompetensi : Memahami sifat – sifat larutan asam basa, metode pengukuran dan terapannya
Kompetensi Dasar : Menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis dalam air dan pH larutan garam tersebut
Tujuan : Untuk mengetahui sifat larutan garam yang terhidrolisis
Teori :
Hidrolisis adalah peristiwa penguraian garam oleh air membentuk basa dan asamnya kembali. Larutan garam ada yang bersifat asam, basa atau netral, tergantung dari asam – basa penyusunnya.
a. Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa kuat mengalami hidrolisis sebagian (hidrolisis sebagian)
b. Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah juga mengalami hidrolisis sebagian
c. Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah mengalami hidrolisis total.
Garam yang terbentuk dari basa kuat dan asam kuat dalam larutan tidak mengalami hidrolisis sehingga konsentrasi ion H+ dan OH- dalam larutan adalah sama dan larutan garam ini bersifat netral (pH = 7)
Untuk mengetahui sifat larutan garam, dapat dilakukan melalui kegiatan berikut :
Alat dan Bahan :
1. Lempeng Tetes
2. Pipet Tetes
3. Kertas Lakmus merah dan Biru
4. Larutan KCl 1 M
5. Larutan NaCH3COO 1 M
6. Larutan NH4Cl 1 M
7. Larutan Na2CO3 1 M
8. Larutan Al2(SO4)3 1 M
Cara Kerja :
1. Siapkan masing – masing larutan
2. Setiap larutan diteteskan dalam lempeng tetes sekitar 10 tetes
3. Periksa larutan dengan mencelupkan kertas saring merah dan biru
4. Amati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus
Hasil Pengamatan :
No Larutan Perubahan Warna SifatLakmus Merah
Lakmus Biru
1. KCl Merah Biru Netral2. NaCH3COO Biru Biru Basa3. NH4Cl Merah Merah Asam4. Na2CO3 Biru Biru Basa5. Al2(SO4)3 Merah Merah Asam
Pertanyaan :
1. Garam manakah yang mengalami hidrolisis sebagian dan garam yang tidak terhidrolisis ?Hidrolisis Sebagian : NaCH₃COO, NH₄Cl, Na₂CO₃Tidak Terhidrolisis : KCl
2. Tuliskan reaksi garam yang mengalami hidrolisis !· CH3C00- + H2O <---> CH3COOH + OH-· NH4 + H2O <---> NH4(OH) + H+· CO32- + H2O <---> H2CO3 +OH-· AL3+ + H2O <--> AL(OH)3 + H+
Kesimpulan :
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, garam-garam yang terhidrolisis yang memiliki sifat asam yaitu NH4Cl dan Al2(SO4)3 sedangkan yang memiliki sifat basa yaitu NaCH3COO dan Na2CO3
MENGAMATI SIFAT GARAM SUKAR LARUT
Kompetensi Dasar : Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan
I. Tujuan : Membuat garam yang sukar larut dalam air
II. Alat dan Bahan :
- Rak tabung reaksi
- Tabung Reaksi
- Pipet Tetes
- Larutan AgNO3 0,1 M
- Larutan BaCl2 0,1 M
- Larutan Na2SO4 0,1 M
- Larutan NaCl 0,1 M
- Larutan K2CrO4 0,1 M
III. Cara Kerja :
Percobaan A :
1. Masukkan larutan NaCl 0,1 M ke dalam tabung reaksi sampai setinggi ± 2 cm dengan menggunakan pipet tetes
2. Tambahkan 5 tetes larutan AgNO3 0,1 M ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan NaCl. Amati dan catat perubahan yang terjadi
Percobaan B :
1. Masukkan larutan Na2SO4 0,1 M ke dalam tabung reaksi sampai setinggi ± 2 cm dengan menggunakan pipet tetes
2. Tambahkan 5 tetes larutan K2CrO4 0,1 M ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan Na2SO4. Amati dan catat perubahan yang terjadi
Percobaan C :
1. Masukkan larutan AgNO3 0,1 M ke dalam tabung reaksi sampai setinggi ± 2 cm dengan menggunakan pipet tetes
2. Tambahkan 5 tetes larutan K2CrO4 0,1 M ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan AgNO3. Amati dan catat perubahan yang terjadi
Percobaan D :
1. Masukkan larutan BaCl2 0,1 M ke dalam tabung reaksi setinggi ± 2 cm dengan menggunakan pipet tetes
2. Tambahkan 5 tetes larutan K2CrO4 0,1 M ke dalam tabung reaksi yang berisi BaCl2. Amati dan catat perubahan yang terjadi
IV. Hasil Pengamatan
Percobaan
Pencampuran Pengamatan (Hasil yang terjadi setelah reaksi)
A AgNO3 + NaCl Putih, ada endapan (putih)B Na2SO4 + K2CrO4 Kuning, tidak ada endapanC AgNO3 + K2CrO4 Merah bata, ada endapan (hitam)D BaCl2 + K2CrO4 Kuning, ada endapan (putih)
V. Pertanyaan
1. Tuliskan persamaan reaksi ion yang terjadi pada percobaan A, B, C dan D !
Percobaan A:(Ag⁺ + NO₃⁻) + (Na⁺ + Cl⁻) ==> (Ag⁺ + Cl⁻) + (Na⁺ + NOᵌ⁻)Percobaan B:(2Na⁺ + SO₄⁻) + (2K⁺ + CrO₄⁻) ==> (2Na⁺ + CrO₄²⁺) + (2K⁺ + SO₄²⁻)Percobaan C:(Ag⁺ + NO₃⁻) + (2K⁺+CrO₄⁻) ==> (2Ag⁺+CrO₄²⁻) + (K⁺+NO₃⁻)Percobaan D:(Ba²⁺+2Cl⁻) + (2K⁺+CrO₄²⁻) ==> (Ba²⁺+ CrO₄²⁻) + (K⁺+ Cl⁻)
2. Tuliskan nama dan rumus kimia keempat elektrolit sukar larut yang terbentuk pada pecobaan ini!
AgCl : Perak kloridaNa₂CrO₄ : Natrium KromatAg₂CrO₄ : Perak KromatBaCrO₄ : Barium Kromat
3. Bagaimana rumus Ksp keempat elektrolit pada pertanyaan no. 1 terhadap konsentrasi dan kelarutan ?
A. Ksp AgCl = [Ag⁺][Cl⁻] = S²B. Ksp Na₂CrO₄ = [2Na⁺][CrO₄²⁻] =4SᵌC. Ksp Ag₂CrO₄ = [2Ag⁺][CrO₄²⁻] = 4SᵌD. Ksp BaCrO₄ = [Ba²⁺][ CrO₄²⁻] = S²
4. Diketahui data Ksp sebagai berikut :
Senyawa
Ksp
AgCl 1,7 x 10-10
Ag2CrO4
1,9 x 10-12
a. Hitunglah kelarutan AgCl dan Ag2CrO4 dalam 1 liter air murni (dalam g/L air)!
AgCl dalam air: Ksp = S² 1,7 x 10⁻¹°=S² S = √1,7 X 10⁻¹° = √1,7 X 10⁻⁵
Ag₂CrO₄ dalam air: Ksp = 4Sᵌ 1,9 X 10⁻¹² = 4Sᵌ S=ᵌ√1,9 X 10⁻¹² ̸ 4 = 7,8 X 10⁻⁵
b. Hitunglah kelarutan AgCl dalam 1 liter NaCl 0,1 M (dalam mol/L)!
NaCl = Na⁺ + Cl⁻ =Cl= 0,1 . 1 =0,1 Ksp AgCl —> [Ag⁺][Cl⁻] 1,7 x 10⁻¹° = S . [0,1] S = 1,7 x 10⁻¹°̸ 1 x 10⁻¹
= 1,7 x 10⁻⁹
c. Hitunglah kelarutan Ag2CrO4 dalam 1 liter AgNO3 0,1 M (dalam mol/L)
AgNO₃ = Ag⁺ + NO₃⁻ = Ag= 0,1 . 1 =0,1 Ksp Ag₂CrO₄—>[2Ag⁺]² [CrO₄²⁻] 1,9 X 10⁻¹² = [0,1]² . S S = 1,9 X 10⁻¹² ̸ 1 x 10⁻² = 1,9 x 10⁻¹°
VI. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah di lakukan, garam yang mengendap yaitu AgCl (perak klorida), Ag₂CrO₄ (perak kromat) dan BaCrO₄ (barium kromat)
laporan praktikum hidrolisis garam
PEMERINTAH KABUPATEN LAHATDINAS PENDIDIKAN KABUPATEN LAHAT
SMA NEGERI 4 LAHATAkreditasi A
Jalan TanjungPayang Kec. Lahat Telp. 0731-326660/32662Website: www.sman4lahat.sch.id Email: [email protected]
WORKSHEET
Hari/tanggal : Selasa, 03 Mei 2013
Nama Kelompok : 1. Ade Rizky Amalia
2. Alfira Mutiara
3. Meza Belindiani Azzahra
Kelas : XI IPA 1
Mata Pelajaran : Kimia
I. Judul : Hidrolisis Garam
II. Tujuan :
1. menjelaskan sifat asam-basa larutan garam
2. menjelaskan dan menentukan jenis garam yang dapat terhidrolisis dalam air melalui percobaan
3. mengukur dan menghitung pH larutan garam yang terhidrolisis
III. Landasan Teori :
Pengertian Hidrolisis
Hidrolisis merupakan istilah yang umum digunakan untuk reaksi zat dengan air (hidrolisis
berasal dari kata hydro yang berarti air dan lysis yang berarti penguraian). Menurut konsep ini,
komponen garam (kation atau anion) yang berasal dari asam lemah atau basa lemah bereaksi
dengan air (terhidrolisis) membentuk ion H3O+ (=H+) atau ion OH-. Hidrolisis kation
menghasilkan ion H3O+, sedangkan hidrolisis anion menghasilkan ion OH-.
Sebagaimana kita ketahui bahwa larutan asam direaksikan dengan larutan basa akan
membentuk senyawa garam. Jika kita melarutkan suatu garam ke dalam air, maka akan ada dua
kemungkinan yang terjadi, yaitu:
Ion-ion yang berasal dari asam lemah (misalnya CH3COO–, CN–, dan S2–) atau ion-ion yang
berasal dari basa lemah (misalnya NH4+, Fe2+, dan Al3+) akan bereaksi dengan air. Reaksi
suatu ion dengan air inilah yang disebut hidrolisis. Berlangsungnya hidrolisis disebabkan adanya
kecenderungan ion-ion tersebut untuk membentuk asam atau basa asalnya.
Contoh:
CH3COO– + H2O CH3COOH + OH–
NH4+ + H2O NH4OH + H+
Ion-ion yang berasal dari asam kuat (misalnya Cl–, NO3–, dan SO42–) atau ion-ion yang berasal
dari basa kuat (misalnya Na+, K+, dan Ca2+) tidak bereaksi dengan air atau tidak terjadi
hidrolisis. Hal ini dikarenakan ion-ion tersebut tidak mempunyai kecenderungan untuk
membentuk asam atau basa asalnya.
Na+ + H2O → tidak terjadi reaksi
SO42- + H2O → tidak terjadi reaksi
Hidrolisis hanya dapat terjadi pada pelarutan senyawa garam yang terbentuk dari ion-ion
asam lemah dan ion-ion basa lemah. Jadi, garam yang bersifat netral (dari asam kuat dan basa
kuat) tidak terjadi hidrolisis.
Ada dua macam hidrolisis, yaitu:
Hidrolisis parsial/sebagian (jika garamnya berasal dari asam lemah dan basa kuat atau sebaliknya
& pada hidrolisis sebagian hanya salah satu ion saja yang mengalami reaksi hidrolisis, yang
lainnya tidak)
Hidrolisis total (jika garamnya berasal dari asam lemah dan basa lemah).
Konsep Hidrolisis
Pencampuran larutan asam dengan larutan basa akan menghasilkan garam dan air.
Namun demikian, garam dapat bersifat asam, basa maupun netral. Menurut konsep ini,
komponen garam (kation atau anion) yang berasal dari asam lemah atau basa lemah bereaksi
dengan air (terhidrolisis) membentuk ion H3O+ (= H+) atau ion OH–. Jika hidrolisis
menghasilkan ion H3O+ maka larutan bersifat asam, tetapi jika hidrolisis menghasilkan ion OH–
maka larutan bersifat basa. Hidrolisis garam sebenarnya adalah reaksi asam basa Bronsted
Lowry, yaitu semakin kuat suatu asam, semakin lemah basa konjugasinya. Komponen garam
yang berasal dari asam atau basa lemah merupakan basa atau asam konjugasi yang relatif kuat
dapat bereaksi dengan air, sedangkan komponen garam yang berasal dari asam atau basa kuat
tidak bereaksi dengan air (tidak terhidrolisis).
1. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Kuat
Asam kuat dan basa kuat bereaksi membentuk garam dan air. Kation dan anion garam berasal
dari elektrolit kuat yang tidak terhidrolisis, sehingga larutan ini bersifat netral, pH larutan ini
sama dengan 7.
Contoh
Larutan KCl berasal dari basa kuat KOH terionisasi sempurna membentuk kation dan anionnya.
KOH terionisasi menjadi H + dan Cl - . Masing-masing ion tidak bereaksi dengan air, reaksinya
dapat ditulis sebagai berikut.
KCl (aq) → K + (aq) + Cl - (aq)
K + (aq) + H 2 O (l) → tidak ada reaksi
Cl - (aq) + H 2 O (l) → tidak ada reaksi
2. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Lemah
Garam yang terbentuk dari asam kuat dengan basa lemah mengalami hidrolisis sebagian (parsial)
dalam air. Garam ini mengandung kation asam yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini
bersifat asam, pH <7.
Contoh
Amonium klorida (NH 4 Cl) merupakan garam yang terbentuk dari asam kuat, HCl dalam basa
lemah NH 3 . HCl akan terionisasi sempurna menjadi H + dan Cl - sedangkan NH 3 dalam
larutannya akan terionisasi sebagian membentuk NH 4 + dan OH - . Anion Cl - berasal dari asam
kuat tidak dapat terhidrolisis, sedangkan kation NH 4 + berasal dari basa lemah dapat terhidrolisis.
NH 4 Cl (aq) → NH 4 + (aq) + Cl - (aq)
Cl - (aq) + H 2 O (l) → tidak ada reaksi
NH 4 + (aq) + H 2 O (l) NH 3 (aq) + H 3 O + (aq)
Reaksi hidrolisis dari amonium (NH 4 + ) merupakan reaksi kesetimbangan. Reaksi ini
menghasilkan ion oksonium (H 3 O + ) yang bersifat asam (pH<7). Secara umum reaksi ditulis:
BH + + H 2 O B + H 3 O +
3. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Kuat
Garam yang terbentuk dari asam lemah dengan basa kuat mengalami hidrolisis parsial dalam air.
Garam ini mengandung anion basa yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat basa
(pH > 7).
Contoh
Natrium asetat (CH 3 COONa) terbentuk dari asam lemah CH 3 COOH dan basa kuat NaOH. CH 3
COOH akan terionisasi sebagian membentuk CH 3 COO - dan Na + . Anion CH 3 COO - berasal
dari asam lemah yang dapat terhidrolisis, sedangkan kation Na + berasal dari basa kuat yang tidak
dapat terhidrolisis.
CH 3 COONa (aq) → CH 3 COO - (aq) + Na + (aq)
Na + (aq) + H 2 O (l) → tidak terjadi reaksi
CH 3 COO - (aq) + H 2 O (l) CH 3 COOH (aq) + OH - (aq)
Reaksi hidrolisis asetat (CH 3 COO - ) merupakan reaksi kesetimbangannya. Reaksi ini
menghasilkan ion OH - yang bersifat basa (pH > 7). Secara umum reaksinya ditulis:
A - + H 2 O HA + OH –
4. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Lemah
Asam lemah dengan basa lemah dapat membentuk garam yang terhidrolisis total(sempurna)
dalam air. Baik kation maupun anion dapat terhidrolisis dalam air. Larutan garam ini dapat
bersifat asam, basa, maupun netral. Hal ini bergantung dari perbandingan kekuatan kation
terhadap anion dalam reaksi dengan air.
Contoh
Suatu asam lemah HCN dicampur dengan basa lemah, NH 3 akan terbentuk garam NH 4 CN.
HCN terionisasi sebagian dalam air membentuk H + dan CN - sedangkan NH 3 dalam air
terionisasi sebagian membentuk NH4+ dan OH-. Anion basa CN - dan kation asam NH 4 + dapat
terhidrolisis di dalam air.
NH 4 CN (aq) → NH 4 + (aq) + CN - (aq)
NH 4 + (aq) + H 2 O NH 3(aq) + H3O+ (aq)
CN - (aq) + H 2 O (e) HCN (aq) + OH - (aq)
Sifat larutan bergantung pada kekuatan relatif asam dan basa penyusunnya (Ka dan Kb)
Jika Ka < Kb (asam lebih lemah dari pada basa) maka anion akan terhidrolisis lebih banyak
dan larutan bersifat basa.
jika Ka > Kb (asam lebih kuat dari pada basa) maka kation akan terhidrolisis lebih banyak
dalam larutan bersifat asam.
Jika Ka = Kb (asam sama lemahnya dengan basa) maka larutan bersifat netral.
Aplikasi Hidrolisis Garam dalam Kehidupan
1. Pelarutan sabun
Garam natrium stearat, C 17H 35COONa (sabun cuci) akan mengalami hidrolisis jika dilarutkan
dalam air , menghasilkan asam stearat dan basanya NaOH.
Reaksi: C17H 35COONa + H 2O --> C 17H 35COOH + NaOH
Oleh karena itu, jika garam tersebut digunakan untuk mencuci, airnya harus bersih dan tidak
mengandung garam Ca 2+ atau Mg 2+. garam Ca 2+ dan Mg 2+ banyak terdapat dalam air sadah.
Jika air yang digunakan mengandung garam garam Ca 2+, terjadi reaksi
2(C 17H 35COOH) + Ca 2+ --> (C 17H 35COO) 2 + H +
Sehingga buih yang dihasilkan sangat sedikit. Akibatnya, cucian tidak bersih karena fungsi buih
untuk memperluas permukaan kotoran agar mudah larut dalam air.
2. Penjernihan air
Penjernihan air minum oleh PAM berdasarkan prinsip hidrolisis, yaitu menggunakan senyawa
aluminium fosfat yang mengalami
hidrolisis total.
3. Sebagai Pupuk
Agar tanaman tumbuh dengan baik, maka pH tanaman harus dijagam pH tanah di daerah
pertanian harus disesuaikan dengan pH tanamannya. Oleh karena itu diperlukan pupuk yang
dapat menjaga pH tanah agar tidak terlalu asam atau basa. Biasanya para petani menggunakan
pelet padat (NH 4 ) 2 SO 4 untuk menurunkan pH tanah. Garam (NH 4 ) 2 SO 4 bersifat asam, ion
NH 4 + akan terhidrolisis dalam tanah membentuk NH 3 dan H + yang bersifat asam.
4. Pemutih Pakaian
Kita juga sering memakai bayclin atau sunklin untuk memutihkan pakaian kita. Produk ini
mengandung kira-kira 5 % NaOCl yang sangat reaktif sehingga dapat menghancurkan pewarna,
sehingga pakaian menjadi putih kembali. Garam ini terbentuk dari asam lemah HOCl dengan
basa kuat NaOH. Ion OCl - terhidrolisis menjadi HOCl dan OH-, sehingga garam NaOCl bersifat
basa.
IV. Alat dan bahan :
V. Cara Kerja :
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Teteskan larutan-larutan NaCl, MgSO4, NH4Cl, Na2CO3, NaCH3COO, dan NH4CH3COO
masing-masing ke dalam plat tetes yang sudah dibersihkan (setiap larutan ditempatkan dalam 2
lubang pada plat tetes).
3. Periksa larutan-larutan NaCl, MgSO4, NH4Cl, Na2CO3, NaCH3COO, dan NH4CH3COO di
dalam dua lekukan plat tetes masing-masing dengan lakmus merah dan lakmus biru
4. Amati perubahan warna kertas lakmus dan catat datanya
VI. Hasil Pengamatan:
LarutanPerubahan Warna Indikator
pH Sifat LarutanLakmus merah Lakmus biru
larutan NaCl Merah Ungu 5,5 – 8,0 Asam
Larutan MgSO4 Merah Biru =7 Basa
Larutan NH4Cl Merah Merah <5,5 Asam
Larutan Na2CO3 Biru Biru >8,0 Basa
Alat Bahan
Pipet tetes Larutan NaCl
Plat tetes Larutan MgSO4
Larutan NH4Cl
Larutan Na2CO3
Larutan NaCH3COO
Larutan NH4CH3COO
Kertas lakmus merah
Kertas lakmus biru
Larutan NaCH3COO Merah Biru =7 Netral
Larutan NH4CH3COO Merah Merah <5,5 Asam
VII.Analisis Data/Pertanyaan
1. Carilah hubungan antara kekuatan asam dan basa pembentuk garam dengan sifat larutan garam. Misalnya dalam bentuk sebagai berikut.
2. Apakah ada kaitan antara jenis asam dan basa pembentuk garam dengan sifat larutan garamnya? Jika ada, tariklah kesimpulan.
3. Tariklah kesimpulan dari percobaan ini.
Jawab :
No Rumus Kimia Garam
Basa Pembentuk Asam Pembentuk Sifat Larutan
1. Rumus Jenis Rumus JenisNH4Cl NH3 Basa Lemah HCL Asam Kuat Asam
2. NaCl NaOH Basa Kuat HCL Asam Kuat Netral3. NaCH3COO NaOH Basa Kuat C
H3COOHAsam Lemah Basa
4. NH4CH3COO NH3 Basa Lemah CH3COOH
Asam lemah Asam (ka>kb)
5. MgSo4 Mg(OH)2 Basa Kuat H2SO4 Asam Kuat Netral6. Na2CO3 NaOH Basa kuat H2CO3 Asam lemah Basa 1.
2. Ada, jenis asam dan jenis basa menentukan sifat garam yang terbentuk.
1. Garam dari Asam Kuat dan Basa Kuat
Garam yang tersusun dari asam kuat dan basa kuat bersifat netral karena ion dari asam
kuat dan basa kuat tidak dapat terhidrolisis sehingga tidak mempengaruhi ion H+ dan OH-
2. Garam dari Basa Kuat dan Asam Lemah
Garam yang tersusun dari basa kuat dan asam lemah akan mengalami hidrolisis sebagian
(parsial), yaitu hidrolisis anionnya yang berasal dari asam lemah. Hidrolisis anion ini akan
menghasilkan ion OH-, sehingga larutan akan bersifat basa (pH>7).
3. Garam dari asam kuat dan basa lemah
Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah akan mengalami hidrolisis parsial, yaitu
hidrolisis kationnya yang berasal dari basa lemah. Hidrolisis parsial ini akan menghasilkan ion
H3O+, sehingga larutan akan bersifat asam (pH<7).
4. Garam dari Asam Lemah dan Basa Lemah
Baik kation maupun anion dari garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah
terhidrolisis dalam air, sehingga disebut hidrolisis total. Sifat larutan bergantung pada kekuatan
relatif asam dan basa yang bersangkutan. Jika asam lebih lemah daripada basa (Ka<Kb), maka
anion akan terhidrolisis lebih banyak dan larutan akan bersifat basa. Jika basa lebih lemah dari
asam (Ka>Kb), maka kation yang terhidrolisis lebih banyak dan larutan akan bersifat asam.
Sedangkan jika asam sama lemahnya dengan basa (Ka=Kb), larutan akan bersifat netral.
3. - Apabila garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat maka sifat larutan garamnya netral. - Apabila garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah maka sifat larutan garamnya asam. - Apabila garam yang terbentuk berasal dari asam lemah dan basa kuat maka sifat larutan garamnya basa.- Apabila garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah maka sifat larutan garamnya
bisa bersifat netral, asam maupun basa tergantung pada harga ka dan harga kb.
VIII. Pembahasan
Apabila larutan asam dan larutan basa dicampurkan maka akan menghasilkan garam
dan air. Garam dapat bersifat asam, basa, atau netral. Sifat garam bergantung pada jenis
komponen asam dan basanya.
Sifat asam basa suatu garam dapat ditentukan dari kekuatan asam dan basa
penyusunnya. Garam bersifat basa atau asam disebabkan oleh sebagian garam yang larut
bereaksi dengan air.
a) Pada percobaan yang peneliti lakukan, larutan NaCl bersifat asam. Menurut teori, Larutan
garam NaCl bersifat netral. Natrium Klorida (NaCl) terdiri dari kation Na+ dan anion Cl-. Baik
ion Na+ maupun ion Cl- berasal dari elektrolit kuat sehingga keduanya tidak bereaksi dengan air.
NaCl (aq) → Na + (aq) + Cl - (aq)
Na + (aq) + H 2 O (l) (Tidak ada reaksi)
Cl - (aq) + H 2 O (l) (Tidak ada reaksi)
NaCl tidak mengubah perbandingan konsentrasi ion H+ dan OH- dalam air, dengan kata lain,
larutan NaCl bersifat netral. Kegagalan pada praktikum yang peneliti lakukan disebabkan karena
tidak teliti dalam melakukan percobaan.
b) Larutan garam MgSO4 terdiri dari kation Mg2+ dan anion SO42-. Mg2+ berasal dari basa kuat
Mg(OH)2 dan SO42- berasal dari asam kuat H2SO4.
MgSO4(aq) Mg2+(aq) + SO4 2-
(aq)
Mg2+(aq) + H2O(l) (Tidak ada reaksi)
SO4 2-(aq) + H2O(l) (Tidak ada reaksi)
Menurut konsep hidrolisis garam, Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat tidak
terhidrolisis dan larutan garamnya bersifat netral atau pH = 7. Jadi, MgSO4 bersifat netral dan
memiliki pH 7.
c) Larutan garam NH4Cl bersifat asam. Amonium klorida (NH4Cl) merupakan garam yang
terbentuk dari asam kuat (HCl) dan basa lemah (NH3) . Amonium klorida (NH4Cl) terdiri dari
kation NH4+ dan anion Cl-. Ion NH4
+ merupakan asam konjugasi dari basa lemah NH3 mengalami
hidrolisis sedangkan ion Cl- merupakan basa konjugasi dari asam kuat HCl, tidak terhidrolisis.
NH 4 Cl (aq) → NH 4 + (aq) + Cl - (aq)
Cl - (aq) + H 2 O (l) (Tidak ada reaksi)
NH 4 + (aq) + H 2 O (l) NH 3 (aq) + H 3 O + (aq)
Hidrolisis parsial ini menghasilkan ion H 3 O +, sehingga larutan bersifat asam.
d) Larutan garam Na2CO3 terdiri dari kation Na+ dan anion CO32-. Ion Na+ tidak dapat terhidrolisis
karena berasal dari basa kuat NaOH sedangkan CO32- merupakan basa konjugasi dari asam lemah
H2CO3 sehingga mengalami hidrolisis.
Na2CO3 (aq) → CO32-
(aq) + 2Na + (aq)
Na + (aq) + H 2 O (l) (Tidak ada reaksi)
CO32- (aq) + H 2 O (l) H2CO3 (aq) + OH - (aq)
Menurut konsep hidrolisis garam, Garam yang terbentuk dari asam lemah dengan basa kuat
mengalami hidrolisis parsial dalam air. Hidrolisis menghasilkan OH-, maka larutan bersifat basa
(pH > 7).
e) Larutan garam NaCH3COO terdiri dari kation Na+ dan anion CH3COO-. Ion Na+ berasal dari
basa kuat (NaOH), sehingga tidak bereaksi dengan air (tidak terhidrolisis). Ion CH3COO-
merupakan basa konjugasi dari asam lemah CH3COOH, sehingga bereaksi dengan air
(mengalami hidrolisis).
NaCH 3COO (aq) → CH 3COO - (aq) + Na +(aq)
Na + (aq) + H 2 O (l) (Tidak ada reaksi)
CH 3 COO - (aq) + H 2 O (l)
CH 3 COOH (aq) + OH - (aq)
NaCH3COO terhidrolisis sebagian (parsial) dan menghasilkan ion OH-, maka larutan bersifat
basa. Pada percobaan yang peneliti lakukan, didapatkan hasil larutan garam NaCH3COO bersifat
netral, kesalahan ini disebabkan kelalaian peneliti dalam menetesi larutan dan ketidaktelitian
dalam melakukan percobaan.
f) Larutan garam NH4CH3COO terdiri dari basa lemah NH3 dan asam lemah CH3COOH.
NH4CH3COO terdiri dari kation NH4+ dan anion CH3COO- yang sama-sama merupakan elektrolit
lemah dan dapat terhidrolisis.
NH4CH3COO(aq) NH4+(aq) + CH3COO-
(aq)
NH4+(aq) + H2O(l) NH3(aq) + H3O+
(aq)
CH3COO-(aq) + H2O(l) CH3COOH(aq) + OH-
(aq)
Sifat larutan garam ini bergantung pada Ka atau Kb, bila Ka>Kb maka bersifat asam, bila
Ka<Kb maka bersifat basa, dan bila Ka=Kb maka bersifat netral. Pada percobaan yang peneliti
lakukan, larutan garam NH4CH3COO bersifat asam sehingga Ka>Kb.
IX. Kesimpulan :
· Garam dalam air akan terurai membentuk kation dan anion seperti dari asam basa semulanya.
· Asam merupakan basa yang lemah akan terhidrolisis.· Jika terjadi hidrolisis sempurna, sifat tergantung pada harga Kb atau Ka.· pH kurang dari 7 mempunyai sifat asam.· pH lebih dari 7 mempunyai sifat basa.
· Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah mengalami hidrolisis sebagian (parsial), sifat larutan garamnya asam, sehingga pH < 7.
· Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa kuat mengalami hidrolisis sebagian (parsial), sifat larutan garamnya basa, sehingga pH > 7.
· Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah akan mengalami hidrolisis sempurna (total), sifat garamnya bergantung pada kekuatan relatif asam dan basa penyusunnya (Ka dan Kb) Jika Ka < Kb (asam lebih lemah dari pada basa) maka anion akan terhidrolisis lebih banyak dan larutan bersifat basa dan pH >7 . jika Ka > Kb (asam lebih kuat dari pada basa) maka kation akan terhidrolisis lebih banyak dalam larutan bersifat asam dan pH < 7. Jika Ka = Kb (asam sama lemahnya dengan basa) maka larutan bersifat netral dan pH = 7.
· Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat tidak terhidrolisis, maka sifat larutan garamnya netral, sehingga pH = 7.
· Garam bersifat basa karena dalam reaksi menghasilkan ion OH-.· Garam bersifat asam karena dalam reaksi menghasilkan ion H+
Pengertian Hidrolisis
Hidrolisis berasal dari kata hidro yaitu air dan lisis berarti penguraian, berarti hidrolisis garam adalah penguraian garam oleh air yang menghasilkan asam dan basanya kembali.
Jadi ketika garam dilarutkan di dalam air, maka akan terjadi suatu reaksi kesetimbangan yang bersifat reversibel. Serta menghasilkan suatu zat baru dan ion-ion bebas H+ dan OH-
1. 1. GARAM DARI ASAM KUAT DAN BASA KUAT
Larutan garam ini bersifat NETRAL. Sebagai contoh, reaksi netralisasi antara NaOH dan HCl menghasilkan garam NaCl. Didalam air, NaCl terionisasi sempurna menghasilkan ion Na+ dan Cl-.
NaOH (aq) + Hcl (aq) → NaCl (aq) + H2O (l)
basa asam netral
kuat kuat
NaCl (aq) → Na+ (aq) + Cl- (aq)
ion Na+ berasal dari basa kuat dan ion Cl- juga berasal dari asam kuat, jadi kedua ion tersebut merupakan asam dan basa Bronsted-Lowry lemah sehinga keduanya tidak bereaksi dalam air (tidak terhidrolisis). Oleh karena itu larutan bersifat netral atau pH = 7.
1. 2. GARAM DARI ASAM KUAT DAN BASA LEMAH
Konsep
Larutan garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah ini bersifat ASAM. Sebagai contoh adalah NH4Cl, garam ini terbentuk dari hasil reaksi netralisasi antara NH3 dan HCl dan didalam air terionisasi sempurna menghasilkan ion NH4
+ dan Cl-
NH3 (aq) + HCl (aq) → NH4Cl (aq)
basa lemah asam kuat asam
NH4Cl (aq) → NH4+ (aq) + Cl- (aq)
ion Cl- berasal dari asam kuat, merupakan Bronsted-Lowry lemah sehingga tidak bereaksi dengan air (tidak mampu menarik ion H+), sedangkan ion NH4
+ berasal dari basa lemah, jadi merupakan asam Bronsted-Lowry kuat sehingga dapat bereaksi dengan air (terhidrolisis) atau memberikan ion H+ kepada air.
NH4+ (aq) + H2O (l) ↔ NH3 (aq) + H3O+ (l)
karena ion NH4+ dapat memberikan dapat memberikan ion H+ kepada air maka larutan menjadi
bersifat ASAM dan diketahui harga Ka (konstanta ionisasi asam) dari kesetimbangan diatas adalah 5,6 x 10-10.
Penentuan pH
untuk memahami penentuan pH garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah, perhatikan contoh berikut ;
jika diketahui 0,1 M NaCH3COO dan Ka CH3COO = 1,8 x 10-5, maka di dalam air garam NaCH3COO terionisasi sempurna dengan persamaan reaksi berikut,
NaCH3COO (aq) → Na+ (aq) + CH3COO- (aq)
karena koefisian NaCH3COO dan CH3COO- sama, maka [CH3COO- ] = [ NaCH3COO] = 0,1 M
ion CH3COO- mengalami hidrolisis sebagai berikut,
CH3COO- (aq) + H20 (l) ↔ CH3COOH- (aq) + OH (aq)
persamaan hidrolisisnya adalah sebagai berikut,
Kh = [ CH3COOH][OH-] / [CH3COO-]
1. 3. ASAM LEMAH DAN BASA KUAT
Konsep
Larutan garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat ini bersifat BASA sebagai contoh adalah NaCH3COO, garam ini terbentuk dari hasil reaksi netralisasi antara NaOH dan CH3COOH dan didalam air terionisasi sempurna menghasilkan ion Na+ dan CH3COO-.
NaOH (aq) + CH3COOH (aq) → NaCH3COO (aq) + H20 (l)
CH3COOH (aq) → Na+ (aq) + CH3COO- (aq)
ion CH3COO- berasal dari asam lemah, jadi merupakan basa Bronsted-Lowry kuat sehingga dapat bereaksi dengan air (terhidrolisis) atau menarik ion H+, sedangakan ion Na+ berasal dari basa kuat, jadi merupakan asam Bronsted-LOwry lemah sehingga tidak dapat bereaksi dengan air (tidak dapat memberikan ion H+).
CH3COO- (aq) + H20 (l) ↔ CH3COOH (aq) + OH- (aq)
karena ion CH3COO- dapat menarik/menerima ion H+ dari air dan membentuk ion OH- maka larutan menjadi bersifat BASA dan diketahui harga Kb (konstanta ionisasi basa) dari kesetimbangan diatas adalah 5,6 x 10 -10.
Penentuan pH
untuk memahami penentuan pH garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat, perhatikan contoh berikut,
jika diketahui 0,1 M NaCH3COO dan Ka CH3COO = 1,8 x 10 -5, maka
didalam air garam NaCH3COO terionisasi sempurna dengan persamaan reaksi berikut,
NaCH3COO (aq) Na+ (aq) + CH3COO- (aq)
karena koefisien NaCH3COO dan CH3COO- sama, maka [CH3COO-]=[ NaCH3C00]=0,1M,
CH3COO- (aq) + H2O (l) ↔ CH3COOH (aq) + OH (aq)
persamaan tetapan hidrolisisnya adalah sebagai berikut ;
Kh = [CH3COOH][OH-]/[CH3COO-]
1. 4. ASAM LEMAH DAN BASA LEMAH
Konsep
Larutan garam yang berasal dari asam lemah ini dapat bersifat ASAM, BASA, atau NETRAL. Ini bergantung pada kekuatan relatif asam atau basa dari garam yang terbentuk.
Untuk jenis garam ini baik kation maupun anion dapat bereaksi dalam air (terhidrolisis) maka garam ini dapat dikatakan dapat mengalami hidrolisis total. Sebagai contoh : garam NH4CH3COO. Dalam air garam ini terionisasi sempurna menjadi ion NH4
+ dan CH3COO-. Baik ion NH4
+ maupun ion CH3COO- berasal dari basa lemah dan asam lemah sehingga kedua ion tersebut berturut-turut sebagai asam dan basa Bronsted-Lowry yang kuat dan keduanya terhidrolisis.
NH4CH3COO (aq) → H4+ (aq) + CH3COO-
(aq)
NH4+ (aq) + H2 (l) ↔ NH3 (aq) + H3
+ (aq)
CH3COO- (aq) + H20 (l) ↔ CH3COOH (aq) + OH- (aq)
sifat larutan garam ini bergantung pada kekuatan relatif asam dan basa yang bersangkutan, jika Ka <>3COO-) akan terhidrolisis lebih banyak dan larutan akan bersifat basa ; jika Ka > Kb, maka kation (NH4
+) yang terhidrolisis lebih banyak dan larutan bersifat asam. Sedangkan jika Ka = Kb, maka larutan akan bersifat netral.
Penentuan pH
untuk dapat menentukan pH larutan garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah, secara kuantitatif sukar dikaitkan dengan harga Ka dan Kb maupun dengan konsentrasi garamnya. pH yang tepat hanya dapat ditentukan dengan cara pengukuran.
Namun pH larutan garam ini dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus
[H+] = Kw.Ka ; Kh = Kw
Kb Ka.Kb
Dasar Teori Hidrolisis Garam
Hidrolisis adalah reaksi peruraian suatu garam dalam air. Reaksi hidrolisis terjadi antara ion-ion garam (dalam air) dengan air sehingga ion (+) dan ion (-) dari garam bereaksi dengan air membentuk asam dan basa asalnya. Hidrolisis garam pada dasarnya merupakan reaksi asam basa Bronsted-Lowry.
Pencampuran larutan asam dengan larutan basa akan menghasilkan garam dan air. Namun demikian, garam dapat bersifat asam, basa maupun netral. Sifat garam bergantung pada jenis komponen asam dan basanya. Garam dapat terbentuk dari asam kuat dengan basa kuat, asam lemah dengan basa kuat, asam kuat dengan basa lemah, atau asam lemah dengan basa lemah. Jadi, sifat asam basa suatu garam dapat ditentukan dari kekuatan asam dan basa penyusunnya. Sifat keasaman atau kebasaan garam ini disebabkan oleh sebagian garam yang larut bereaksi dengan air. Proses larutnya sebagian garam bereaksi dengan air ini disebut hidrolisis (hidro yang berarti air dan lisis yang berarti peruraian).
Ada dua macam hidrolisis1. Hidrolisis parsial/sebagian(jika garamnya berasal dari asam lemah dan basa kuat atau sebaliknya & pada hidrolisis sebagian hanya salah satu ion saja yang mengalami reaksi hidrolisis, yang lainnya tidak)2. Hidrolisis total(jika garamnya berasal dari asam lemah dan basa lemah).Beberapa jenis garam berdasarkan komponen asam basa pembentuknya
Catatan: Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat tidak mengalami hidrolisis dan bersifat netral.Di dalam air garam ini mengalami ionisasi sempurna menjadi anion dan kation.
1. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Kuat
Asam kuat dan basa kuat bereaksi membentuk garam dan air. Kation dan anion garam berasal dari elektrolit kuat yang tidak terhidrolisis, sehingga larutan ini bersifat netral, pH larutan ini sama dengan 7.
Contoh
Larutan KCl berasal dari basa kuat KOH terionisasi sempurna membentuk kation dan anionnya. KOH terionisasi menjadi H + dan Cl - . Masing-masing ion tidak bereaksi dengan air, reaksinya dapat ditulis sebagai berikut.
KCl (aq) → K + (aq) + Cl - (aq)
K + (aq) + H 2 O (l) →
Cl - (aq) + H 2 O (l) →
2. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Lemah
Garam yang terbentuk dari asam kuat dengan basa lemah mengalami hidrolisis sebagian (parsial) dalam air. Garam ini mengandung kation asam yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat asam, pH <7.
Contoh
Amonium klorida (NH 4 Cl) merupakan garam yang terbentuk dari asam kuat, HCl dalam basa lemah NH 3 . HCl akan terionisasi sempurna menjadi H + dan Cl - sedangkan NH 3 dalam larutannya akan terionisasi sebagian membentuk NH 4 + dan OH - . Anion Cl - berasal dari asam kuat tidak dapat terhidrolisis, sedangkan kation NH 4 + berasal dari basa lemah dapat terhidrolisis.
NH 4 Cl (aq) → NH 4 + (aq) + Cl - (aq)
Cl - (aq) + H 2 O (l) →
NH 4 + (aq) + H 2 O (l) → NH 3 (aq) + H 3 O + (aq)
Reaksi hidrolisis dari amonium (NH4+) merupakan reaksi kesetimbangan. Reaksi ini
menghasilkan ion oksonium (H 3O+) yang bersifat asam (pH<7). Secara umum reaksi ditulis:
BH + + H 2 O → B + H 3 O +
3. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Kuat
Garam yang terbentuk dari asam lemah dengan basa kuat mengalami hidrolisis parsial dalam air. Garam ini mengandung anion basa yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat basa (pH > 7).
Contoh
Natrium asetat (CH 3 COONa) terbentuk dari asam lemah CH 3 COOH dan basa kuat NaOH. CH 3
COOH akan terionisasi sebagian membentuk CH 3 COO - dan Na + . Anion CH 3 COO - berasal dari asam lemah yang dapat terhidrolisis, sedangkan kation Na + berasal dari basa kuat yang tidak dapat terhidrolisis.
CH 3 COONa (aq) → CH 3 COO - (aq) + Na + (aq)
Na + (aq) + H 2 O (l) →
CH 3 COO - (aq) + H 2 O (l) → CH 3 COOH (aq) + OH - (aq)
Reaksi hidrolisis asetat (CH3COO-) merupakan reaksi kesetimbangannya. Reaksi ini menghasilkan ion OH - yang bersifat basa (pH > 7). Secara umum reaksinya ditulis:
A - + H 2 O → HA + OH -
4. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Lemah
Asam lemah dengan basa lemah dapat membentuk garam yang terhidrolisis total (sempurna) dalam air. Baik kation maupun anion dapat terhidrolisis dalam air. Larutan garam ini dapat bersifat asam, basa, maupun netral. Hal ini bergantung dari perbandingan kekuatan kation terhadap anion dalam reaksi dengan air.
Contoh
Suatu asam lemah HCN dicampur dengan basa lemah, NH 3 akan terbentuk garam NH4CN. HCN terionisasi sebagian dalam air membentuk H + dan CN - sedangkan NH 3 dalam air terionisasi sebagian membentuk NH4+ dan OH-. Anion basa CN - dan kation asam NH 4 + dapat terhidrolisis di dalam air.
NH 4 CN (aq) → NH 4 + (aq) + CN - (aq)
NH 4 + (aq) + H 2 O → NH 3(aq) + H 3 O (aq) +
CN - (aq) + H 2 O (e) → HCN (aq) + OH - (aq)
Sifat larutan bergantung pada kekuatan relatif asam dan basa penyusunnya (Ka dan Kb)
- Jika Ka < Kb (asam lebih lemah dari pada basa) maka anion akan terhidrolisis lebih banyak dan larutan bersifat basa.
- jika Ka > Kb (asam lebih kuat dari pada basa) maka kation akan terhidrolisis lebih banyak dalam larutan bersifat asam.
- Jika Ka = Kb (asam sama lemahnya dengan basa) maka larutan bersifat netral.