8
Hipertensi Definisi: Berdasar rekomendasi JNC VII, klasifikasi tekanan darah pada orang tua berumur 18 tahun atau lebih tua adalah sebagai berikut (dalam mmHg): Normal - sistol <120 ; diastol < 80 Prehipertensi - sistol 120-130 ; diastol 80-99 Derajat I - sistol 140-159 ; diastol 90-99 Derajat II - sistol =>160 ; diastol => 100 Dengan syarat, dilakukan rata-rata minimal 2 kali pada tiap kedatangan ke dokter selama 2 kali setelah screening pertama kalinya. Hipertensi dapat essensial (tidak diketahui penyebabnya 95%) atau sekunder (5%). Patofisiologi Sederhana: Tekanan darah arteri adalah hasil cardiac output dan resistensi vaskular sistemik. Karena itu, determinan tekanan darah termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi caridac output dan fisioligi vaskular arteriolar. Ada relevansi potentsial antara viskositas darah, kondisi vaskular dinding (rata-rata dan tekanan), dan kecepatan aliran darah (komponen mean dan pulsasi) pada fungsi vaskular dan endotelial yang meregulasi tekanan darah pada manusia. Perubahan pada ketebalan dinding vaskular mempengaruhi amplifikasi resistensi vaskuler perifer pada os hipertensi dan memberikan hasil refleksi gelombang kembali ke aorta, meningkatkan tekanan darah sistolik. Anamnesis: Tingkatan kerusakan organ target Tingkat status resiko kardiovaskuler os (hiperkolestrolemia, DM, rokok, alkohol) Eksklusi penyebab sekunder hipertensi, seperti penyakit ginjal, massa abdominal, anemia, pigmentasi urokrom, dan: o Berkeringat, hipertensi labil, dan palpitasi mengarah ke feocromositoma

Hipertensi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hipertensii

Citation preview

HipertensiDefinisi:Berdasar rekomendasi JNC VII, klasifikasi tekanan darah pada orang tua berumur 18 tahun atau lebih tua adalah sebagai berikut (dalam mmHg): Normal - sistol 160; diastol => 100Dengan syarat, dilakukan rata-rata minimal 2 kali pada tiap kedatangan ke dokter selama 2 kali setelah screening pertama kalinya.Hipertensi dapat essensial (tidak diketahui penyebabnya 95%) atau sekunder (5%).

Patofisiologi Sederhana: Tekanan darah arteri adalah hasil cardiac output dan resistensi vaskular sistemik. Karena itu, determinan tekanan darah termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi caridac output dan fisioligi vaskular arteriolar. Ada relevansi potentsial antara viskositas darah, kondisi vaskular dinding (rata-rata dan tekanan), dan kecepatan aliran darah (komponen mean dan pulsasi) pada fungsi vaskular dan endotelial yang meregulasi tekanan darah pada manusia. Perubahan pada ketebalan dinding vaskular mempengaruhi amplifikasi resistensi vaskuler perifer pada os hipertensi dan memberikan hasil refleksi gelombang kembali ke aorta, meningkatkan tekanan darah sistolik.

Anamnesis: Tingkatan kerusakan organ target Tingkat status resiko kardiovaskuler os (hiperkolestrolemia, DM, rokok, alkohol) Eksklusi penyebab sekunder hipertensi, seperti penyakit ginjal, massa abdominal, anemia, pigmentasi urokrom, dan: Berkeringat, hipertensi labil, dan palpitasi mengarah ke feocromositoma Tahan dingin atau panas, berkeringat, kekurangan energi, bradikardi, takikardi mengarah ke hipo atau hipertiroid Batu ginjal mengarah ke hiperparatiroidism. Papiledema dan tanda neurologik lain mengarah ke peningkatan TIK Ingesti obat, seperti kontrasepsi oral, simpatomimetik harus diperoleh.

Pemeriksaan Fisik:Periksalah TD rata-rata 3 kali dengan perbedaan 2 menit menggunakan manometer merkuri. Diukur pada posisi supine dan duduk, menggunakan bell stetoskop. Pada pemeriksaan pertama periksalan TD tangan dan kaki untuk menentukan diagnosis koartacio aorta atau stenosis arteri subklavia. OS harus beristirahat 5 menit sebelum pengukuran. Lakukan funduskopi untuk memastikan retinopati hipertensi.Palpasilah seluruh nadi perifer.

Etiologi: Hipertensi primer atau essensial (90-95%) Hipertensi Sekunder (2-10%): Renal (2,5-6%) Penyakit parenkim ginjal Obstruksi traktus urinarius Penyakit ginjal polikistik Tumor pemroduksi renin Sindrome Liddle Hipertensi renovaskular (0,2-4%) Vaskular Koastasio aorta Vaskulitis Penyakit kolagen vaskular Endocrine (1-2%) Kontrasepsi oral Adrenal Aldosteronism primer Sindrome Cushing Pheokromositoma Hiperplasia adrenal kongenital Hiper dan Hipotiroid Hiperkalsemia Hiperparatiroidsme Akromegali Neurogenik Tumor otak Poliomielitis bulbar Hipertensi intracranial Hipertensi karena kehamilan Obat & racun Alkohol Kokaine Siklosporine Erythropoetin Medikasi adrenergik

Pemeriksaan Penunjang :LAB: Kecuali karena penyebab sekunder, hanya pemeriksaan ini yang dilakukan: Darah lengkap, serum elektrolit, serum creatinine, serum glukosa, asam urat, dan urinalisis Profil lipid Tes untuk situasi klinis spesifik: Microalbuminuria adalah indikasi awal hipertensi nefrosklerosis dan tanda resiko KVS. Plasma Renin Activity yang rendah untuk mendeteksi hiperaldosteronisme primer TSH untuk mengeksklusi hipo / hipertiroidIMAGING: Ekokardiografi IMAGING untuk stenosis renovaskulerLAIN: ECG Monitor tekanan darah ambulatoris

Penatalaksanaan:Medikamentosa & Bedah: Modifikasi gaya hidup (penurunan teknaan darah 2 mm Hg dapat menurunkan resiko stroke 15% dan resiko PJK 6% pada populasi apapun. Rekomendasi JNC VII untuk menurunkan tekanan darah dan resiko KVS: Kurangi berat badan bila overweight Kurangi intake alkohol sampai 30 mL etanol, 720 mL bir, 300 mL anggur, 60 mL wiski per hari. Tingkatkan aktivitas aerobik (30-45 mnt per hari) Kurangi intake natrium tidak sampai 100 mmol/hr (< 2,4g Na atau 100 mmHg walaupan diberikan kombinasi 3 / lebih obat HTN; bisa disebabkan karena: Pengobatan tidak adekuat karena interaksi obat Ekspansi volume ekstraselular karena insufisiensi renal, retensi natrium akibat vasodilator, diet tinggi garam, dosis diuretik yang kurang. Ketidakpatuhan Hipertensi sekunder perlu dilihat kembali White Coat Hypertension: Ansietas dengan dimonitor di rumah atau suster. Substansi vasoaktif seperti garam, alkohol, kokain, amfetamin, steroid anabolik, kontrasepsi oral, siklosporine, antidepresan, dan NSAID Pseudohipertensi pada os tua yang memiliki arteri yang menebal dan berkalsifikasi. Terutama pada os dengan hipertensi tinggi tapi tanpa kerusakan organ. Managemen hipertensi sekunder: Hipertensi Renovaskuler: Tujuannya adalah maintain tekanan darah normal dan pencegahan ESRD. Opsi terapi dapat medikamentosa, percutaneous transluminal renal angioplasti, dan revaskularisasi bedah (bypass aorta renalis dengan vena saphena) ACEI efektif pada stenosis unilateral arteri renalis, tapi tidak bila bilateral atau ginjal soliter. Karena efek vasodilatoirs glomerular, Ca antagonis efektif untuk stenosis arteri renalis dan tidak mengganggu fungsi renal Feokromositoma Diagnosis pasti dengan konsentrasi katekolamin dan metabolitnya pada urine serta plasma. CT SCAN atau scan nuklir dapat membantu. Reseksi tumor adalah terapi utama. Hiperaldosetonirme primer Sering terjadi hiperkalemia. Sebagai screening pengukuran PRA di bawah 2 mg/mL/jam setelah deplesi garam dan air sebagai hasil tes positif. CT SCAN dapat melokalisasi adrenal adenoma. Terapi medikamentosa diindikasikan untuk os dengan hiperplasia adrenal, adenoma, dan bilateral adenoma. Dengan dibantu deplesi garam dan cairan. HCT dikombinasikan spironolakton dapat mengkoreksi hipokalemia dan menormalkan tekanan darah. Dapat pula ditambah vasodilator / beta bloker. Terapi bedah dapat mereseksi adrenal adenoma dengan laparoskopi.Diet: AHA menyatankan konsumsi NaCl tidak melebihi 6 g, karena dapat menurunkan tekanan darah 2-8mmHg. Diet makanan kaya buah-buahan, sayuran, dan produk rendah lemak dapat menurunkan tekanan darah 8-14 mmHg Suplementasi oral kalium dapat turunkan tekanan sistolik dan diastolik Suplementasi kalsium dan magnesium dapat sedikit menurunkan tekanan darah Konsumsi alkohol yang rendah dapat menurunkan tekanan darah 2-4 mmHg Pengurangan berat dapat menurunkan 5-20 mmHg tekanan darah per 10 kg pengurangan berat pada os dengan berat > 10& berat badan idealAktivitas: Sekitar 60% os dengan hipertensi berat badanya berlebihan 20%. Aktivitas fisik aerobik dapat membantu penurunan berat badan dan tekanan darah dan resiko KVS. Tekanan darah dapat berkurang 4-9 mmHg dengan berjalan 30 menit sehari, 5 hari perminggu. Pencegahan: Kontrol berat badan Peningkatan aktivitas fisik Intake natrium dan alkohol yang tak berlebihan Stop merokok Peningkatan intake kalium Pola diet tinggi buah, sayuran, daging rendah lemak, ikan, dan produk susu.Komplikasi: SSP- stroke intracerebral, infark lacunar, ensefalopati, stroke trombotik, TIA Oftalmologik perdarahan fundus, eksudat, papiledema Kardiak LVH, CHF, angina pektoris, IMA Vaskular disseksi aorta aterosklerosis diffusa Renal nefrosklerosis, stenosis arteri renalisPrognosis: OS dengan hipertensi akan meningkat tekanan darahnya sesuai peningkatan umur Hipertensi yang tidak diterapi dapat meningkatkan resiko kematian (angin duduk?) Hipertensi ringan sampai sedang yang tak diterapi, diasosiasikan dengan penyakit aterosklerotik pada 30% os dan kerusakan organ pada 50% os setelah onset 8-10 thn