hubungan motivasi dengan prestasi belajar

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/7/2019 hubungan motivasi dengan prestasi belajar

    1/52

  • 8/7/2019 hubungan motivasi dengan prestasi belajar

    2/52

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 1991 dalam(http://duniapsikologi.dagdigdug.com/2008/11/27) pendidikan diartikan sebagai proses

    pembelajaran bagi individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggimengenai obyek-obyek tertentu dan spesifik. Pengetahuan tersebut diperoleh secara formal yang

    berakibat individu mempunyai pola pikir dan perilaku sesuai dengan pendidikan yang telah

    diperolehnya.

    Sedangkan menurut Mortimer J. Adler dalam (http://sobatbaru.blogspot.com/2008/08/)

    Pendidikan adalah dengan mana semua kemampuan manusia (bakat dan kemampuan yangdiperoleh) yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan, disempurnakan dengan kebiasaan yang baik

    melalui sarana yang secara artistic dibuat dan dipakai oleh siapapun untuk membantu orang lainatau dirinya sendiri mencapai tujuan yang ditetapkan yaitu kebiasaan yang baik

    Dari kedua pendapat di atas, maka sudah jelas terlihat bahwa hanya dengan proses pendidikan

    yang baik, akan melahirkan manusia-manusia yang berkualitas yang sangat berguna bagikeberhasilan pembangunan. John C. Bock (dalam Zamroni, 2000 : 2), mengidentifikasi peranan

    pendidikan sebagai berikut : (a) memasyarakatkan idiologi dan nilai-nilai sosio kultural bangsa,(b) mempersiapkan tenaga kerja untuk memerangi kemiskinan, kebodohan, dan mendorong

    perubahan sosial dan (c) untuk meratakan kesempatan dan pendapatan.

    Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

    Nasional, Bab II Pasal 3, dirumuskan bahwa pendidikan berfungsi untuk mengembangkankemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

    mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agarmenjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

    sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis sertabertanggung jawab.

    Berorientasi pada fungsi dan tujuan pendidikan Nasional tersebut, maka sekolah sebagai salah

    satu lembaga pendidikan (formal), mempunyai misi dan tugas yang cukup berat. Selanjutnyadikatakan bahwa sekolah berperan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dalam arti

    menumbuhkan, memotivasi dan mengembangkan nilai-nilai budaya yang mencakup etika,logika, estetika, dan praktika, sehingga tercipta manusia yang utuh dan berakar pada budaya

    bangsa (Sumidjo, 1999 : 71).

    Tercapainya tujuan pendidikan tadi, akan ditentukan oleh berbagai unsur yang menunjangnya.Makmun (1996 : 3-4) menyatakan tentang unsur-unsur yang terdapat dalam Proses Belajar

    Mengajar (PBM) yaitu :(1) Siswa, dengan segala karakteristiknya yang berusaha untukmengembangkan dirinya seoptimal mungkin melalui kegiatan belajar, (2) tujuan, ialah sesuatu

    yang diharapkan setelah adanya kegiatan belajar mengajar, (3) guru, selalu mengusahakanterciptanya situasi yang tepat (mengajar) sehingga memungkinkan bagi terjadinya prosesbelajar.

    Dari pendapat tersebut tersirat bahwa dalam meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa

    tidak terlepas dari peran guru sebagai pihak yang mengajar dan membimbing siswa. Hal inimengimplikasikan bahwa Proses BelajarMengajar (PBM) merupakan suatu proses interaksi

  • 8/7/2019 hubungan motivasi dengan prestasi belajar

    3/52

    antara guru dan siswa yang didasari oleh hubungan yang bersifat mendidik dalam rangkapencapaian tujuan (Surakhmad, 1994 : 52).

    Dalam proses belajar mengajar, motivasi merupakan salah satu faktor yang diduga besar

    pengaruhnya terhadap hasil belajar. Siswa yang motivasinya tinggi diduga akan memperoleh

    hasil belajar yang baik. Pentingnya motivasi belajar siswa terbentuk antara lain agar terjadiperubahan belajar ke arah yang lebih positif. Pandangan ini sesuai dengan Pendapat Hawley(Prayitno, 1989:3) : Siswa yang termotivasi dengan baik dalam belajar melakukan kegiatan

    lebih banyak dan lebih cepat, dibandingkan dengan siswa yang kurang termotivasi dalam belajar.Prestasi yang diraih akan lebih baik apabila mempunyai motivasi yang tinggi.

    Begitu pula halnya bila kita lihat dalam proses belajar mengajar geografi. Siswa yang memiliki

    motivasi yang tinggi dalam mempelajari geografi akan melakukan kegiatan lebih cepatdibandingkan dengan siswa yang kurang termotivasi dalam mempelajari geografi. Siswa yang

    yang memiliki motivasi yang tinggi dalam mempelajari geografi maka prestasi yang diraih jugaakan lebih baik. Berdasarkan uraian tersebut menjadi landasan bagi penulis untuk mengadakan

    penelitian dengan judul Hubungan Antara Motivasi dengan Prestasi Belajar GeografiSiswa Studi Kasus Pada Kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Singaraja.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan

    masalah penelitian sebagai berikut :

    1.1.1 Seberapa besarkah motivasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi Kelas XI IPS diSMA Negeri 2 Singaraja?

    1.1.2 Seberapa besarkah tingkat prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi Kelas XIIPS di SMA Negeri 2 Singaraja?

    1.1.3 Apakah terdapat hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar siswa pada mata

    pelajaran geografi di Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Singaraja?

    1.3 Tujuan Penelitian

    1.3.1. Untuk mengetahui besarnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi Kelas

    XI IPS di SMA Negeri 2 Singaraja .

    1.3.2. Untuk mengetahui tingkat prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi Kelas XIIPS di SMA Negeri 2 Singaraja.

    1.3.3. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar siswa pada mata

    pelajaran geografi di Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Singaraja.

    1.4 Manfaat Penelitian

  • 8/7/2019 hubungan motivasi dengan prestasi belajar

    4/52

    Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

    1.4.1 Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan yang positif bagipelaksanaan proses pembelajaran, dikaitkan dengan hubungan antara motivasi dengan prestasi

    belajar siswa di SMA.

    1.4.2 Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peneliti sendiri guna meningkatkanprofesionalisme di bidang penelitian dan pengajaran.

    1.4.3 Hasil penelitian ini berguna untuk memenuhi tugas dan persyaratan untuk memperolehgelar sarjana pendidikan.

  • 8/7/2019 hubungan motivasi dengan prestasi belajar

    5/52

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    2.1 Landasan Teori

    2.1.1 Motivasi Belajar Siswa

    2.1.1.1 Pengertian Motivasi Belajar Siswa

    Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat

    persistensi dan antusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber daridalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi

    ekstrinsik). Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadapkualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam

    kehidupan lainnya. Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik tersendiri bagikalangan pendidik, manajer, dan peneliti, terutama dikaitkan dengan kepentingan upaya

    pencapaian kinerja (prestasi) seseorang. Dalam konteks studi psikologi, Abin SyamsuddinMakmun (2003) mengemukakan bahwa untuk memahami motivasi individu dapat dilihat dari

    beberapa indikator, diantaranya: (1) durasi kegiatan; (2) frekuensi kegiatan; (3) persistensi padakegiatan; (4) ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam mengahadapi rintangan dan kesulitan;

    (5) devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan; (6) tingkat aspirasi yang hendak dicapaidengan kegiatan yang dilakukan; (7) tingkat kualifikasi prestasi atau produk(out put) yang

    dicapai dari kegiatan yang dilakukan; (8) arah sikap terhadap sasaran kegiatan. Untuk memahamitentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa teori tentang motivasi, antara lain : (1)

    Teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan); (2) TeoriMcClelland (Teori KebutuhanBerprestasi); (3) Teori Clyton Alderfer (Teori ERG); (4) teori Herzberg (Teori Dua Faktor); (5)

    teori Keadilan; (6) Teori penetapan tujuan; (7) Teori Victor H. Vroom (teori Harapan); (8) teoriPenguatan danModifikasi Perilaku; dan (9) Teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi. (Sondang P.

    Siagian, 286-294; Indriyo Gitosudarmo dan Agus Mulyono,183-190, Fred Luthan,140-167).Diambil dari http://akhmadsudrajat.wordpress.com/ 2008/02/06/teori-teori-motivasi/

    1. Teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan)

    Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar padapendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu : (1) kebutuhan

    fisiologikal (physiologicalneeds), seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan sex; (2) kebutuhan rasaaman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental, psikologikal dan

    intelektual; (3) kebutuhan akan kasih sayang (love needs); (4) kebutuhan akan harga diri (esteemneeds), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status; dan (5) aktualisasi

    diri (selfactualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untukmengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan

    nyata.

  • 8/7/2019 hubungan motivasi dengan prestasi belajar

    6/52

    Kebutuhan-kebutuhan yang disebut pertama (fisiologis) dan kedua (keamanan) kadang-kadangdiklasifikasikan dengan cara lain, misalnya dengan menggolongkannya sebagai kebutuhan

    primer, sedangkan yang lainnya dikenal pula dengan klasifikasi kebutuhan sekunder. Terlepasdari cara membuat klasifikasi kebutuhan manusia itu, yang jelas adalah bahwa sifat, jenis dan

    intensitas kebutuhan manusia berbeda satu orang dengan yang lainnya karena manusia

    merupakan individu yang unik. Juga jelas bahwa kebutuhan manusia itu tidak hanya bersifatmateri, akan tetapi bersifat psikologikal, mental, intelektual dan bahkan juga spiritual.

    Menarik pula untuk dicatat bahwa dengan makin banyaknya organisasi yang tumbuh danberkembang di masyarakat dan makin mendalamnya pemahaman tentang unsur manusia dalam

    kehidupan organisasional, teori klasikMaslow semakin dipergunakan, bahkan dikatakanmengalami koreksi. Penyempurnaan atau koreksi tersebut terutama diarahkan pada konsep

    hierarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow. Istilah hierarki dapat diartikan sebagaitingkatan. Atau secara analogi berarti anak tangga. Logikanya ialah bahwa menaiki suatu tangga

    berarti dimulai dengan anak tangga yang pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Jika konseptersebut diaplikasikan pada pemuasan kebutuhan manusia, berarti seseorang tidak akan berusaha

    memuaskan kebutuhan tingkat kedua,- dalam hal ini keamanan- sebelum kebutuhan tingkatpertama yaitu sandang, pangan, dan papan terpenuhi; yang ketiga tidak akan diusahakan

    pemuasan sebelum seseorang merasa aman, demikian pula seterusnya.

    Berangkat dari kenyataan bahwa pemahaman tentang berbagai kebutuhan manusia makinmendalam penyempurnaan dan koreksi dirasakan bukan hanya tepat, akan tetapi juga memang

    diperlukan karena pengalaman menunjukkan bahwa usaha pemuasan berbagai kebutuhanmanusia berlangsung secara simultan. Artinya, sambil memuaskan kebutuhan fisik, seseorang

    pada waktu yang bersamaan ingin menikmati rasa aman, merasa dihargai, memerlukan temanserta ingin berkembang.

    Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa lebih tepat apabila berbagai kebutuhan manusiadigolongkan sebagai rangkaian dan bukan sebagai hierarki. Dalam hubungan ini, perlu

    ditekankan bahwa : (a) Kebutuhan yang satu saat sudah terpenuhi sangat mungkin akan timbullagi di waktu yang akan datang; (b) Pemuasaan berbagai kebutuhan tertentu, terutama kebutuhan

    fisik, bisa bergeser dari pendekatan kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif dalampemuasannya. (c) Berbagai kebutuhan tersebut tidak akan mencapai titik jenuh dalam arti

    tibanya suatu kondisi dalam mana seseorang tidak lagi dapat berbuat sesuatu dalam pemenuhankebutuhan itu.

    Kendati pemikiranMaslow tentang teori kebutuhan ini tampak lebih bersifat teoritis, namun

    telah memberikan fondasi dan mengilhami bagi pengembangan teori-teori motivasi yangberorientasi pada kebutuhan berikutnya yang lebih bersifat aplikatif.

    2. Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi)

    DariMcClelland dikenal tentang teori kebutuhan untuk mencapai prestasi atau NeedforAcievement(N.Ach) yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan

    kebutuhan seseorang akan prestasi.Murray sebagaimana dikutip oleh Winardi merumuskankebutuhan akan prestasi tersebut sebagai keinginan :Melaksanakan sesuatu tugas atau

  • 8/7/2019 hubungan motivasi dengan prestasi belajar

    7/52

    pekerjaan yang sulit. Menguasai, memanipulasi, atau mengorganisasi obyek-obyek fisik,manusia, atau ide-ide melaksanakan hal-hal tersebut secepat mungkin dan seindependen

    mungkin, sesuai kondisi yang berlaku. Mengatasi kendala-kendala, mencapai standar tinggi,mencapai performa puncak untuk diri sendiri, mampu menang dalam persaingan dengan pihak

    lain, serta meningkatkan kemampuan diri melalui penerapan bakat secara berhasil.

    Menurut McClelland karakteristik orang yang berprestasi tinggi (high achievers) memiliki tigaciri umum yaitu : (1) sebuah preferensi untuk mengerjakan tugas-tugas dengan derajat kesulitan

    moderat; (2) menyukai situasi-situasi di mana kinerja mereka timbul karena upaya-upaya merekasendiri, dan bukan karena faktor-faktor lain, seperti kemujuran misalnya; dan (3) menginginkan

    umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan mereka, dibandingkan dengan mereka yangberprestasi rendah.

    3. Teori Clyton Alderfer (Teori ERG)

    Teori Alderfer dikenal dengan akronim ERG . Akronim ERG dalam teori Alderfer

    merupakan huruf-huruf pertama dari tiga istilah yaitu : E = Existence (kebutuhan akaneksistensi), R = Relatedness (kebutuhan untuk berhubungan dengan pihak lain, dan G = Growth(kebutuhan akan pertumbuhan). Jika makna tiga istilah tersebut didalami akan tampak dua hal

    penting. Pertama, secara konseptual terdapat persamaan antara teori atau model yangdikembangkan olehMaslow dan Alderfer. Existence dapat dikatakan identik dengan hierarki

    pertama dan kedua dalam teoriMaslow; Relatedness senada dengan hierarki kebutuhan ketigadan keempat menurut konsepMaslow dan Growth mengandung makna sama dengan self

    actualization menurutMaslow. Kedua, teori Alderfer menekankan bahwa berbagai jeniskebutuhan manusia itu diusahakan pemuasannya secara serentak. Apabila teori Alderfer disimak

    lebih lanjut akan tampak bahwa : (a) Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makinbesar pula keinginan untuk memuaskannya; (b) Kuatnya keinginan memuaskan kebutuhan yang

    lebih tinggi semakin besar apabila kebutuhan yang lebih rendah telah dipuaskan; (c)Sebaliknya, semakin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi, semakin besar

    keinginan untuk memuasakan kebutuhan yang lebih mendasar.

    Tampaknya pandangan ini didasarkan kepada sifat pragmatisme oleh manusia, artinya karenamenyadari keterbatasannya, seseorang dapat menyesuaikan diri pada kondisi obyektif yang

    dihadapinya dengan salah satunya memusatkan perhatiannya kepada hal-hal yang mungkindicapainya.

    4. Teori Herzberg (Teori Dua Faktor)

    Ilmuwan ketiga yang diakui telah memberikan kontribusi penting dalam pemahaman motivasiialah Herzberg. Teori yang dikembangkannya dikenal dengan Model Dua Faktor dari

    motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktorhygiene atau pemeliharaan. Menurut teori iniyang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya

    intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktorhygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber

    dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang.

  • 8/7/2019 hubungan motivasi dengan prestasi belajar

    8/52

    Menurut Herzberg, yang tergolong sebagai faktor motivasional antara lain ialah pekerjaanseseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karier dan

    pengakuan orang lain. Sedangkan faktor-faktorhygiene atau pemeliharaan mencakup antara lainstatus seseorang dalam organisasi, hubungan seorang individu dengan atasannya, hubungan

    seseorang dengan rekan-rekan sekerjanya. Salah satu tantangan dalam memahami dan

    menerapkan teori Herzberg ialah memperhitungkan dengan tepat faktor mana yang lebihberpengaruh kuat dalam kehidupan seseorang, apakah yang bersifat intrinsik ataukah yangbersifat ekstrinsik.

    5. Teori Keadilan

    Inti teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong untuk menghilangkan

    kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasi dengan imbalan yangditerima, artinya apabila seorang pegawai mempunyai persepsi bahwa imbalan yang diterimanya

    tidak memadai, dua kemungkinan dapat terjadi, yaitu : (a) Seorang akan berusaha memperolehimbalan yang lebih besar, atau (b) Mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam melaksanakan

    tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

    Dalam menumbuhkan persepsi tertentu, seorang pegawai biasanya menggunakan empat hal

    sebagai pembanding, yaitu : (a) Harapannya tentang jumlah imbalan yang dianggapnya layakditerima berdasarkan kualifikasi pribadi, seperti pendidikan, keterampilan, sifat pekerjaan dan

    pengalamannya; (b) Imbalan yang diterima oleh orang lain dalam organisasi yang kualifikasi dansifat pekerjaannnya relatif sama dengan yang bersangkutan sendiri; (c) Imbalan yang diterima

    oleh pegawai lain di organisasi lain di kawasan yang sama serta melakukan kegiatan sejenis; (d)Peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai jumlah dan jenis imbalan yang

    merupakan hak para pegawai.

    Pemeliharaan hubungan dengan pegawai dalam kaitan ini berarti bahwa para pejabat dan petugasdi bagian kepegawaian harus selalu waspada jangan sampai persepsi ketidakadilan timbul,

    apalagi meluas di kalangan para pegawai. Apabila sampai terjadi maka akan timbul berbagaidampak negatif bagi organisasi, seperti ketidakpuasan, tingkat kemangkiran yang tinggi, sering

    terjadinya kecelakaan dalam penyelesaian tugas, seringnya para pegawai berbuat kesalahandalam melaksanakan pekerjaan masing-masing, pemogokan atau bahkan perpindahan pegawai

    ke organisasi lain.

    6. Teori penetapan tujuan (goal setting theory)

    Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki empat macam

    mekanisme motivasional yakni : (a) tujuan-tujuan mengarahkan perhatian; (b) tujuan-tujuanmengatur upaya; (c) tujuan-tujuan meningkatkan persistensi; dan (d) tujuan-tujuan menunjang

    strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan.

    7. Teori Victor H. Vroom (Teori Harapan )

    Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul Work And Motivation mengetengahkan suatu

    teori yang disebutnya sebagai Teori Harapan.Menurut teori ini, motivasi merupakan akibat

  • 8/7/2019 hubungan motivasi dengan prestasi belajar

    9/52

    suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwatindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Hal ini bermaksud apabila

    seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan tampaknya terbuka untuk memperolehnya,yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya.

    Dinyatakan dengan cara yang sangat sederhana, teori harapan berkata bahwa jika seseorangmenginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar, yangbersangkutan akan sangat terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya itu. Sebaliknya,

    jika harapan memperoleh hal yang diinginkannya itu tipis, motivasinya untuk berupaya akanmenjadi rendah.

    Di kalangan ilmuwan dan para praktisi manajemen sumber daya manusia teori harapan ini

    mempunyai daya tarik tersendiri karena penekanan tentang pentingnya bagian kepegawaianmembantu para pegawai dalam menentukan hal-hal yang diinginkannya serta menunjukkan cara-

    cara yang paling tepat untuk mewujudkan keinginannnya itu. Penekanan ini dianggap pentingkarena pengalaman menunjukkan bahwa para pegawai tidak selalu mengetahui secara pasti apa

    yang diinginkannya, apalagi cara untuk memperolehnya.

    8. Teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku

    Berbagai teori atau model motivasi yang telah dibahas di muka dapat digolongkan sebagai model

    kognitif motivasi karena didasarkan pada kebutuhan seseorang berdasarkan persepsi orang yangbersangkutan berarti sifatnya sangat subyektif. Perilakunya pun ditentukan oleh persepsi

    tersebut. Padahal dalam kehidupan organisasional disadari dan diakui bahwa kehendak seseorangditentukan pula oleh berbagai konsekwensi eksternal dari perilaku dan tindakannya. Artinya, dari

    berbagai faktor di luar diri seseorang turut berperan sebagai penentu dan pengubah perilaku.

    Dalam hal ini berlakulah apa yang dikenal dengan hukum pengaruh yang menyatakan bahwamanusia cenderung untuk mengulangi perilaku yang mempunyai konsekwensi yang

    menguntungkan dirinya dan mengelakkan perilaku yang mengakibatkan timbulnya konsekwensiyang merugikan.

    Contoh yang sangat sederhana ialah seorang juru ketik yang mampu menyelesaikan tugasnyadengan baik dalam waktu singkat. Juru ketik tersebut mendapat pujian dari atasannya. Pujian

    tersebut berakibat pada kenaikan gaji yang dipercepat. Karena juru ketik tersebut menyenangikonsekwensi perilakunya itu, ia lalu terdorong bukan hanya bekerja lebih tekun dan lebih teliti,

    akan tetapi bahkan berusaha meningkatkan keterampilannya, misalnya dengan belajarmenggunakan komputer sehingga kemampuannya semakin bertambah, yang pada gilirannya

    diharapkan mempunyai konsekwensi positif lagi di kemudian hari.

    Contoh sebaliknya ialah seorang pegawai yang datang terlambat berulangkali mendapat tegurandari atasannya, mungkin disertai ancaman akan dikenakan sanksi indisipliner. Teguran dan

    kemungkinan dikenakan sanksi sebagai konsekwensi negatif perilaku pegawai tersebut berakibatpada modifikasi perilakunya, yaitu datang tepat pada waktunya di tempat tugas.

    Penting untuk diperhatikan bahwa agar cara-cara yang digunakan untuk modifikasi perilaku tetap

  • 8/7/2019 hubungan motivasi dengan prestasi belajar

    10/52

    memperhitungkan harkat dan martabat manusia yang harus selalu diakui dan dihormati, cara-caratersebut ditempuh dengan gaya yang manusiawi pula.

    9. Teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi.

    Bertitik tolak dari pandangan bahwa tidak ada satu model motivasi yang sempurna, dalam artimasing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, para ilmuwan terus menerus berusahamencari dan menemukan sistem motivasi yang terbaik, dalam arti menggabung berbagai

    kelebihan model-model tersebut menjadi satu model. Tampaknya terdapat kesepakatan dikalangan para pakar bahwa model tersebut ialah apa yang tercakup dalam teori yang mengaitkan

    imbalan dengan prestasi seseorang individu .

    Menurut model ini, motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang

    bersifat internal maupun eksternal. Termasuk pada faktor internal adalah : (a) persepsi seseorangmengenai diri sendiri; (b) harga diri; (c) harapan pribadi; (d) kebutuhaan; (e) keinginan; (f)

    kepuasan kerja; (g) prestasi kerja yang dihasilkan. Sedangkan faktor eksternal mempengaruhi

    motivasi seseorang, antara lain ialah : (a) jenis dan sifat pekerjaan; (b) kelompok kerja dimanaseseorang bergabung; (c) organisasi tempat bekerja; (d) situasi lingkungan pada umumnya; (e)sistem imbalan yang berlaku dan cara penerapannya.

    Istilah motif dan motivasi keduanya sukar dibedakan secara tegas. Dijelaskan bahwa motif

    menunjukan suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orangtersebut mau bertindak melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi adalah pendorongan suatu

    usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untukbertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. (Purwanto, 2002: 71).

    Berdasarkan hal tersebut di atas motivasi dapat diartikan sebagai sesuatu dorongan yang

    menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu (tujuan) yang terdiri dari faktor internalseperti: (a) persepsi seseorang mengenai diri sendiri; (b) harga diri; (c) harapan pribadi; (d)

    kebutuhaan; (e) keinginan; (f) kepuasan kerja; (g) prestasi kerja yang dihasilkan.

    Sedangkan faktor eksternal mempengaruhi motivasi seseorang, antara lain: (a) jenis dan sifat

    pekerjaan; (b) kelompok kerja dimana seseorang bergabung; (c) organisasi tempat bekerja; (d)situasi lingkungan pada umumnya; (e) sistem imbalan yang berlaku dan cara penerapannya.

    Diambil dari http://akhmadsudrajat.wordpress.com/ 2008/02/06/teori-teori-motivasi/

    2.1.1.2 Fungsi Motivasi

    Motivasi mempunyai fungsi yang penting dalam belajar, karena motivasi akan menentukanintensitas usaha belajar yang dilakukan siswa. Hawley (Yusuf 1993 : 14) menyatakan bahwa

    para siswa yang memiliki motivasi tinggi, belajarnya lebih baik dibandingkan dengan siswa yangmotivasi belajarnya rendah. Hal ini dapat dipahami, karena siswa yang memiliki motivasi

    belajar tinggi akan tekun dalam belajar dan terus belajar secara kontinyu tanpa mengenal putusasa serta dapat mengesampingkan hal-hal yang dapat mengganggu kegiatan belajar yang

    dilakukannya.

  • 8/7/2019 hubungan motivasi dengan prestasi belajar

    11/52

    Sardiman (1988 : 84) mengemukakan ada tiga fungsi motivasi, yaitu :

    1. Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerakdari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

    2. Menuntun arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai, dengan demikianmotivasi dapat memberi arah, dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusantujuannya.

    3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakanyang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidakbermanfaat bagi tujuan tersebut.

    Syaodih (dalam Riduwan, 2005 : 200) menyatakan fungsi dari motivasi adalah:

    1. Mendorong anak dalam melaksanakan sesuatu aktivitas dan tindakan2. Dapat menentukan arah perbuatan seseorang3. Motivasi berfungsi dalam menyeleksi jenis-jenis perbuatan dan aktivitas seseorang.

    Prayitno (dalam Sardiman, 1988) mengatakan bahwa fungsi dari motivasi dalam Proses BelajarMengajar adalah :

    1. Menyediakan kondisi yang optimal bagi terjadinya belajar.2. Menguatkan semangat belajar siswa.3. Menimbulkan atau menggugah minat siswa agar mau belajar.4. Mengikat perhatian siswa agar mau dan menemukan serta memilih jalan/ tingkah laku

    yang sesuai untuk mencapai tujuan belajar maupun tujuan hidup jangka panjang.

    Hamalik (2000 : 175) menyatakan fungsi motivasi adalah :

    1. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbulperbuatan seperti belajar.

    2. Sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yangdiinginkan.

    3. Sebagai pengerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Kuat lemahnyamotivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan seseorang.

    Aspek motivasi dalam keseluruhan proses belajar mengajar sangat penting, karena motivasi

    dapat mendorong siswa untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu yang berhubungan dengankegiatan belajar. Motivasi dapat memberikan semangat kepada siswa dalam kegiatan-kegiatan

    belajarnya dan memberi petunjuk atas perbuatan yang dilakukannya. Berdasarkan pernyataantersebut, maka harus dilakukan suatu upaya agar siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi.

    Dengan demikian siswa yang bersangkutan dapat mencapai hasil belajar yang optimal.

    2.1.1.3 Peranan Motivasi dalam Belajar

    Motivasi adalah dorongan yang menyebabkan terjadinya suatu perbuatan atau tindakan.

    Perbuatan belajar pada siswa terjadi karena adanya motivasi untuk melakukan perbuatan belajar.

  • 8/7/2019 hubungan motivasi dengan prestasi belajar

    12/52

    Motivasi dipandang berperan dalam belajar karena motivasi mengandung nilai-nilai sebagaiberikut :

    1. Motivasi menentukan tingkat berhasil atau kegagalan perbuatan belajar siswa. Belajartanpa motivasi kiranya sulit untuk berhasil.

    2.

    Pengajaran yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pengajaran yang disesuaikandengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang dimiliki oleh siswa.3. Pengajaran yang bermotivasi membentuk aktivitas dan imaginitas pada guru untuk

    berusaha secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang sesuai dan serasi gunamembangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa. Guru senantiasa berusaha agar

    siswa-siswa pada akhirnya memiliki (selfmotivation) yang baik.4. Berhasil atau tidak berhasilnya dalam membangkitkan penggunaan motivasi dalam

    pengajaran sangat erat hubungan dengan aturan disiplin dalam kelas. Ketidakberhasilandalam hal ini mengakibatkan timbulnya masalah disiplin dalam kelas.

    5. Azas motivasi menjadi salah satu bagian yang integral dari asas-asas mengajar.Penggunaan motivasi dalam mengajar bukan saja melengkapi prosedur mengajar, tetapi

    juga menjadi faktor yang menentukan pengajaran yang efektif. Demikian pengajaranyang berasaskan motivasi adalah sangat penting dalam proses belajar dan

    mengajar.(http://pakdesofa.blog2.plasa.com/archives/50)

    Siswa dalam belajar hendaknya merasakan adanya kebutuhan psikologis yang normatif. Siswayang termotivasi dalam belajarnya dapat dilihat dari karakteristik tingkah laku yang menyangkut

    minat, ketajaman, perhatian, konsentrasi, dan ketekunan. Siswa yang memiliki motivasi rendahdalam belajarnya menampakkan keengganan, cepat bosan, dan berusaha menghindar dari

    kegiatan belajar. Disimpulkan bahwa motivasi menentukan tingkat berrhasil tidaknya kegiatanbelajar siswa. Motivasi menjadi salah satu faktor yang menentukan belajar yang efektif.

    2.1.1.4 Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

    Mengingat demikian pentingnya peranan motivasi bagi siswa dalam belajar, maka gurudiharapkan dapat membangkitkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa-siswanya. Agar

    siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal, maka siswa harus memiliki motivasi belajaryang tinggi, namun pada kenyataannya tidak semua siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi

    dalam belajar. Di sekolah tidak sedikit siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Untukmembantu siswa yang memiliki motivasi belajar rendah perlu dilakukan suatu upaya dari guru

    agar siswa yang bersangkutan untuk dapat meningkatkan motivasi belajarnya.

    Dalam rangka mengupayakan agar motivasi belajar siswa tinggi, seorang guru menurut Winkel

    (1991 ) hendaknya selalu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

    (1) Seorang guru hendaknya mampu mengoptimalisasikan penerapan prinsip belajar. Guru

    pada prinsipnya harus memandang bahwa dengan kehadiran siswa di kelas merupakan suatumotivasi belajar yang datang dari siswa. Sehingga dengan adanya prinsip seperti itu, ia akan

    menganggap siswa sebagai seorang yang harus dihormati dan dihargai. Dengan perlakuansemacam itu, siswa tentunya akan mampu memberi makna terhadap pelajaran yang dihadapinya;

  • 8/7/2019 hubungan motivasi dengan prestasi belajar

    13/52

    (2) Guru hendaknya mampu mengoptimalisasikan unsur-unsur dinamis dalampembelajaran. Dalam proses belajar, seorang siswa terkadang dapat terhambat oleh adanya

    berbagai permasalahan. Hal ini dapat disebabkan oleh karena kelelahan jasmani ataupun mentalsiswa. Untuk itu upaya yang dapat dilakukan seorang guru (Dimyati, 1994 : 95) adalah dengan

    cara ;

    1. memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan hambatan belajar yang dialaminya.

    2. meminta kesempatan kepada orang tua siswa agar memberikan kesempatan kepada siswauntuk beraktualisasi diri dalam belajar.

    3. memanfaatkan unsur-unsur lingkungan yang mendorong belajar.4. menggunakan waktu secara tertib, penguat dan suasana gembira terpusat pada perilaku

    belajar. Pada tingkat ini guru memperlakukan upaya belajar merupakan aktualisasi dirisiswa.

    5. merangsang siswa dengan penguat memberi rasa percaya diri bahwa ia dapat mengatasisegala hambatan dan pasti berhasil.

    (3) Guru mengoptimalisasikan pemanfataan pengalaman dan kemampuan siswa. Perilaku

    belajar yang ditunjukkan siswa merupakan suatu rangkaian perilaku yang ditunjukkan padakesehariannya. Untuk itu, maka pengalaman yang diberikan oleh guru terhadap siswa dalam

    meningkatkan motivasi belajar menurut Dimyati danMudjiono (1994) adalah dengan cara ;

    1. siswa ditugasi membaca bahan belajar sebelumnya, tiap membaca hal-hal penting daribahan tersebut dicatat.

    2. guru memecahkan hal yang sukar bagi siswa dengan cara memecahkannya.3. guru mengajarkan cara memecahkan dan mendidik keberanian kepada siswa dalam

    mengatasi kesukaran.

    4.

    guru mengajak serta siswa mengalami dan mengatasi kesukaran.5. guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mampu memecahkan masalah danmungkin akan membantu rekannya yang mengalami kesulitan.

    6. guru memberi penguatan kepada siswa yang berhasil mengatasi kesulitan belajarnyasendiri.

    7. guru menghargai pengalaman dan kemampuan siswa agar belajar secara mandiri.Yusuf (1992 : 25) mengemukakan bahwa untuk meningkatkan motivasi siswa, guru mempunyai

    peranan sebagai berikut :

    1. Menciptakan lingkungan belajar yang merangsang anak untuk belajar.2. Memberi reinforcementbagi tingkah laku yang menunjukkan motif.3. Menciptakan lingkungan kelas yang dapat mengembangkan curiosity dan kegemaran

    siswa belajar.

    Dengan adanya perlakuan semacam itu dari guru diharapkan siswa mampu membangkitkanmotivasi belajarnya dan tentunya harapan yang paling utama adalah siswa mendapatkan hasil

    belajar yang optimal sesuai dengan kemampuannya. Tentunya untuk mencapai prestasi belajar

  • 8/7/2019 hubungan motivasi dengan prestasi belajar

    14/52

    tersebut tidak akan terlepas dari upaya yang dilakukan oleh guru dalam memberikan motivasiatau dorongan kepada siswa agar dapat meningkatkan motivasi belajarnya.

    2.1.2 Prestasi Belajar SMA

    2.1.2.1 Hakekat Belajar

    Belajar menurut Slameto dalam (http://www.infoskripsi.com) secara psikologis adalah Suatuproses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan

    lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya atau belajar ialah suatu proses usaha yangdilakukan sesorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

    keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

    Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yangdialami oleh individu yang diperoleh melalui latihan dan pengalaman. Jadi belajar itu ditunjukan

    oleh adanya perubahan tingkah laku atau penampilan, setelah melaui proses membaca,

    mengamati, mendengarkan, meniru dan mengalami langsung.

    2.1.2.2 Hakikat Pretasi Belajar

    Pengertian belajar dari Cronbach (dalam Djamarah, 2000:12) mengemukakan bahwa learning is

    shown by change in behaviouras a result ofexperience (belajar sebagai suatu aktivitas yangditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman). Sementara menurut

    Wittig (dalam Syah, 2003 : 65-66), belajar sebagai any relatively permanen change in anorganism behavioralrepertoire thataccurs as a result ofexperience (belajar adalah perubahan

    yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/ keseluruhan tingkah laku suatuorganisme sebagai hasil pengalaman).

    Belajar lebih ditekankan pada proses kegiatannya dan proses belajar lebih ditekankan pada hasilbelajar yang dicapai oleh subjek belajar atau siswa. Hasil belajar dari kegiatan belajar disebut

    juga dengan prestasi belajar. Hasil atau prestasi belajar subjek belajar atau peserta didik dipakaisebagai ukuran untuk mengetahui sejauh mana peserta didik dapat menguasai bahan pelajaran

    yang sudah dipelajari. Menurut Woodworth danMarquis (dalam Sri, 2004 : 43) prestasi belajaradalah suatu kemampuan aktual yang dapat diukur secara langsung dengan tes.

    Dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan kemampuan aktual yang dapat diukur dan

    berwujud penguasaan ilmu pengetahuan, sikap, keterampilan, dan nilai-nilai yang dicapai olehsiswa sebagai hasil dari proses belajar mengajar di sekolah. Dengan kata lain, prestasi belajar

    merupakan hasil yang dicapai siswa dari perbuatan dan usaha belajar dan merupakan ukuransejauh mana siswa telah menguasai bahan yang dipelajari atau diajarkan.

    2.1.2.3 Prestasi Belajar

    Menurut Djalal (1986: 4) bahwa prestasi belajar siswa adalah gambaran kemampuan siswa yangdiperoleh dari hasil penilaian proses belajar siswa dalam mencapai tujuan pengajaran.

  • 8/7/2019 hubungan motivasi dengan prestasi belajar

    15/52

    Sedangkan menurut Kamus bahasa IndonesiaMillenium (2002: 444) prestasi belajar adalahhasil yang telah dicapai atau dikerjakan. Prestasi belajar menurut Hamalik (1994: 45) adalah

    prestasi belajar yang berupa adanya perubahan sikap dan tingkah laku setelah menerimapelajaran atau setelah mempelajari sesuatu. Ada banyak pengertian tentang prestasi belajar.

    Berdasarkan pengertian di atas maka yang dimaksudkan dengan prestasi belajar adalah hasil

    belajar/ nilai pelajaran sekolah yang dicapai oleh siswa berdasarkan kemampuannya/usahanyadalam belajar.

    Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai dari suatu proses belajar yang telahdilakukan, sehingga untuk mengetahui sesuatu pekerjaan berhasil atau tidak diperlukan suatu

    pengukuran. Pengukuran adalah proses penentuan luas/kuantitas sesuatu (Nurkancana, 1986:2). Dalam kegiatan pengukuran hasil belajar, siswa dihadapkan pada tugas, pertanyaan atau

    persoalan yang harus dipecahkan/dijawab. Hasil pengukuran tersebut masih berupa skor mentahyang belum dapat memberikan informasi kemampuan siswa. Agar dapat memberikan informasi

    yang diharapkan tentang kemampuan siswa maka diadakan penilaian terhadap keseluruhanproses belajar mengajar sehingga akan memperlihatkan banyak hal yang dicapai selama proses

    belajar mengajar.M

    isalnya pencapaian aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik.Prestasi belajar menurut Bloom meliputi 3 aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

    Dalam penelitian ini yang ditinjau adalah aspek kognitif yang meliputi: pengetahuan,pemahaman, dan penerapan.

    Prestasi belajar ditunjukkan dengan skor atau angka yang menunjukkan nilai-nilai dari sejumlah

    mata pelajaran yang menggambarkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa, sertauntuk dapat memperoleh nilai digunakan tes terhadap mata pelajaran terlebih dahulu. Hasil tes

    inilah yang menunjukkan keadaan tinggi rendahnya prestasi yang dicapai oleh siswa.

    Prestasi belajar sebagai hasil dari proses belajar siswa biasanya pada setiap akhir semester atau

    akhir tahun ajaran yang disajikan dalam buku laporan prestasi belajar siswa atau raport. Raportmerupakan perumusan terakhir yang diberikan oleh guru mengenai kemajuan atau prestasi

    belajar (Suryabrata, 1984). Prestasi belajar mempunyai arti dan manfaat yang sangat penting bagianak didik, pendidik, wali murid dan sekolah, karena nilai atau angka yang diberikan merupakan

    manifestasi dari prestasi belajar siswa dan berguna dalam pengambilan keputusan atau kebijakanterhadap siswa yang bersangkutan maupun sekolah. Prestasi belajar merupakan kemampuan

    siswa yang dapat diukur, berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dicapai siswa dalamkegiatan belajar mengajar.

    Benyamin S. Bloom (dalam Nurman, 2006 : 36), prestasi belajar merupakan hasil perubahan

    tingkah laku yang meliputi tiga ranah kognitif terdiri atas : pengetahuan, pemahaman, aplikasi,analisis, sintesis, dan evaluasi. Saifudin Azwar (1996 :44) prestasi belajar merupakan dapat

    dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator berupa nilai raport, indeks prestasi studi,angka kelulusan dan predikat keberhasilan.

    Melihat dari pengertian prestasi atau hasil belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasibelajar adalah perubahan tingkah laku yang berwujud perubahan ilmu pengetahuan, keterampilan

    motorik, sikap dan nilai yang dapat diukur secara aktual sebagai hasil dari proses belajar.

  • 8/7/2019 hubungan motivasi dengan prestasi belajar

    16/52

    Prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar (Tirtonegoro, 1984 :43). Dalam setiap perbuatan manusia untuk mencapai tujuan, selalu diikuti oleh pengukuran dan

    penilaian, demikian pula halnya dengan proses pembelajaran. Dengan mengetahui prestasibelajar, dapat diketahui kedudukan anak di dalam kelas, apakah anak termasuk kelompok pandai,

    sedang atau kurang. Prestasi belajar ini dinyatakan dalam bentuk angka, huruf maupun simbol

    pada periode tertentu, misalnya tiap caturwulan atau semester. Nasution (2001 : 439)menyatakan bahwa prestasi belajar adalah penguasaan seseorang terhadap pengetahuan atauketerampilan tertentu dalam suatu mata pelajaran, yang lazim diperoleh dari nilai tes atau angka

    yang diberikan guru. Bila angka yang diberikan guru rendah, maka prestasi seseorang dianggaprendah. Bila angka yang diberikan guru tinggi, maka prestasi seorang siswa dianggap tinggi

    sekaligus dianggap sebagai siswa yang sukses dalam belajar. Ini berarti prestasi belajar menujukepada optimal dari kegiatan belajar, hal senada diungkapkan oleh Woodworth dan Marquis

    (dalam Supartha, 2004 : 33) bahwa prestasi belajar adalah kemampuan aktual yang dapat diukursecara langsung dengan menggunakan tes. Bloom (dalam Nurman, 2006 : 37) mengatakan

    bahwa prestasi belajar merupakan hasil perubahan tingkah laku yang meliputi tiga ranah yaitu:kognitif, afektif dan psikomotor.

    Menurut Wirawan seperti dikutip Supartha (2004 : 34) mengatakan bahwa prestasi belajar

    adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam usaha belajar yang dilakukan dalam periodetertentu. Prestasi belajar dapat dipakai sebagai ukuran untuk mengetahui materi pelajaran yang

    telah diajarkan atau dipelajari. Sehubungan dengan itu, Masrun danMartaniah (dalam Supartha,2004 : 34) menyatakan bahwa kegunaan prestasi belajar diantaranya adalah : (1) untuk

    mengetahui efisiensi hasil belajar yang dalam hal ini diharapkan mendorong siswa untuk belajarlebih giat, (2) untuk menyadarkan siswa terhadap tingkat kemampuannya; dengan melihat hasil

    tes atau hasil ujiannya siswa dapat menyadari kelemahan dan kelebihannya sehingga dapatmengevaluasi dan bagaimana caranya belajar selama ini, (3) untuk petunjuk usaha belajar siswa,

    dan (4) untuk dijadikan dasar untuk memberikan penghargaan.

    Melihat dari pengertian prestasi atau hasil belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasibelajar adalah perubahan tingkah laku yang berwujud perubahan ilmu pengetahuan, keterampilan

    motorik, sikap dan nilai yang dapat diukur secara aktual sebagai hasil dari proses belajar.Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, prestasi belajar dalam penelitian ini secara konseptual

    diartikan sebagai hasil kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk angka yangmencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak baik berupa kemampuan kognitif,

    afektif, maupun psikomotor yang dapat diukur dari tes atau hasil ujian siswa.

    2.1.2.4 Prestasi Belajar Geografi

    Geografi merupakan ilmu untuk menunjang kehidupan dalam segala perwujudan makna: hidupsepanjang hayat, dan dorongan peningkatan kehidupan. Lingkup bidang kajiannyamemungkinkan manusia memperoleh jawaban atas pertanyaan dunia sekelilingnya yang

    menekankan pada aspek-aspek spasial eksistensi manusia, agar manusia memahami karakteristikdunianya dan tempat hidupnya. Bidang kajian geografi meliputi muka bumi dan proses-proses

    yang membentuknya, hubungan antara manusia dengan lingkungan, serta pertalian antaramanusia dengan tempat-tempat. Sebagai suatu disiplin integratif, geografi memadukan dimensi-

    dimensi alam dan manusia di dunia, dalam menelaah manusia, tempat-tempat, dan

  • 8/7/2019 hubungan motivasi dengan prestasi belajar

    17/52

    lingkungannya. Mata pelajaran Geografi mengembangkan pemahaman siswa tentang organisasispasial, masyarakat, tempat-tempat, dan lingkungan pada muka bumi. Siswa didorong untuk

    memahami proses-proses fisik yang membentuk pola-pola muka bumi, karakteristik danpersebaran spasial ekologis di muka bumi, sehingga diharapkan siswa dapat memahami bahwa

    manusia menciptakan wilayah (region) untuk menyederhanakan kompleksitas muka bumi. Selain

    itu, siswa dimotivasi secara aktif untuk menelaah bahwa kebudayaan dan pengalamanmempengaruhi persepsi manusia tentang tempat-tempat dan wilayah. Dengan demikian siswadiharapkan bangga akan warisan budaya dengan memiliki kepedulian kepada keadilan sosial,

    proses-proses demokratis dan kelestarian ekologis, yang pada gilirannya dapat mendorong siswauntuk meningkatkan kualitas kehidupan di lingkungannya pada masa kini dan masa depan.

    Pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang diperoleh dalam mata pelajaran Geografi,

    diharapkan membentuk siswa yang mampu mengembangkan darma baktinya untuk menjalinkerjasama dan mengurangi konflik, sehingga siswa dapat bertindak secara sosial, spasial dan

    ekologis serta bertanggung jawab, sebagai bekal hidupnya di masyarakat dalam menghadapifenomena lingkungan yang makin terancam dan perekonomian global yang semakin kompetitif

    serta saling bertautan.

    Geografi mengkaji tentang aspek ruang dan tempat pada berbagai skala di muka bumi.Penekanan bahan kajiannya adalah gejala-gejala alam dan kehidupan yang membentuk

    lingkungan dunia dan tempat-tempat. Gejala alam dan kehidupan itu dapat dipandang sebagaihasil dari proses alam yang terjadi di bumi, atau sebagai kegiatan yang dapat member dampak

    kepada mahluk hidup yang tinggal di atas permukaan bumi. Untuk menjelaskan pola-pola gejalageografis yang terbentuk, dan mempertajam maknanya, disajikan dalam bentuk deskripsi, peta

    dan tampilan geografis lainnya. (depdiknas, 2003 : 5-6)

    Terkait dengan hasil (prestasi) belajar geografi siswa, dapat di ukur dari segi kognitif

    (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan) siswa yang tampak pada : (a)adanya kesadaran untuk membangun dan mengembangkan pemahaman tentang variasi dan

    organisasi spasial masyarakat, tempat dan lingkungan pada muka bumi. (b). Pengetahuan,keterampilan, dan nilai-nilai yang diperoleh dalam mata pelajaran Geografi diharapkan dapat

    membangun kemampuan peserta didik untuk bersikap, bertindak cerdas, arif, danbertanggungjawab dalam menghadapi masalah sosial, ekonomi, dan ekologis. Dalam kaitannya

    dengan penelitian ini maka untuk mengukur hasil (prestasi) belajar geografi siswa, digunakananalisis hasil belajar siswa yang terdapat pada nilai hasil dari jawaban siswa terhadap sejumlah

    pertanyaan yang diberikan oleh peneliti untuk mengukur prestasi belajar siswa.

    Adapun yang menjadi acuan dalam pembuatan tes prestasi belajar siswa adalah berdasarkanmateri yang di bahas pada semester yang tengah berlangsung dimana tes prestasi belajar siswa

    dilaksanakan. Terkait dengan hal tersebut untuk lebih memperjelasnya dapat dilihat pada tabelstandar kompetensi dan kompetensi dasar kelas XI IPS semester 1 berikut :

  • 8/7/2019 hubungan motivasi dengan prestasi belajar

    18/52

    Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

    Menganalisis fenomenabiosfer dan antroposfer

    1.1. Menjelaskan pengertian fenomena biosfer

    1.2. Menganalisis sebaran flora dan fauna

    1.3. Menjelaskan pengertian fenomena antroposfer

    1.4. Menganalisis aspek kependudukan

    Memahami sumber daya

    alam

    2.1. Menjelaskan pengertian sumber daya alam

    2.2. Mengidentifikasi jenis-jenis sumber daya alam

    2.3 Menjelaskan pemanfaatan sumber daya alamsecara arif

    (Depdiknas, 2007)

    2.1.2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

    Perubahan tingkah laku sebagai hasil yang dicapai yang berwujud prestasi belajar dapat

    dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat berupa : (1)faktor belajar yang berasal dari luar diri si pelajar yaitu lingkungan (lingkungan alami dan

    lingkungan sosial), instrumental (kurikulum, program, sarana dan guru), (2) faktor yang berasaldari dalam diri si pelajar faktor fisiologis (kondisi fisik secara umum, kondisi panca indera dan

    faktor psikologis (minat, kecerdasan, bakat, motivasi dan kemampuan kognitif), (Suryabrata,1987: 233), dan Purwanto (2000) membagi kondisi belajar atas kondisi belajar interen dan

    kondisi belajar eksteren.

    Sardiman AM (1999) ; ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu : faktor yangberasal dari dalam siswa (internal), faktor internal ini biasanya berupa minat, motivasi, kondisi

    fisik sedangkan faktor yang berasal dari luar diri siswa (eksternal), biasanya berupa : hadiah,guru/dosen, keluarga.

    Dari pengertian di atas jelaslah bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ada dua macamyaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah kondisi belajar yang

    mempengaruhi perbuatan belajar berasal dari diri anak itu sendiri Natawijaya, 1979 : 30) , yangantara lain adalah: motif, kematangan, kondisi jasmani, keadaan alat indera, minat dan

    kemampuan. Faktor eksternal dalam belajar adalah faktor yang berasal dari luar diri pelajar

    seperti penghargaan, hadiah, maupun hukuman. Belajar akan lebih berhasil bila individu yangbelajar diberikan hadiah yang dapat memperkuat stimulus dan respon. Soeitoe (1987 :105)mengatakan suatu tingkah laku dalam situasi tertentu memberikan kepuasan selalu akan

    diasosiasikan. Suasana dan tempat belajar juga mempengaruhi individu dalam berlajar baik disekolah dan di luar sekolah. Keadaan udara, cuaca, dan tempat belajar perlu diatur jangan terlalu

    dingin dan jangan terlalu panas. Disamping itu cahaya juga penting sekali bagi anak-anak yangberjam-jam lamanya harus menulis dan membaca dengan penuh konsentrasi. Ruangan yang

  • 8/7/2019 hubungan motivasi dengan prestasi belajar

    19/52

    tenang memberikan suasana yang gembira dari pada ruangan yang gelap. Cahaya dapatdiperoleh baik dari sebelah kiri maupun sebelah kanan (Nasution, 1974 : 87).

    Muhammad Surya (1979), menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

    dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, antara lain dari sudut si pembelajar, proses belajar

    dan dapat pula dari sudut situasi belajar.

    Dari sudut si pembelajar (siswa), prestasi belajar seseorang dipengaruhi antara lain oleh kondisi

    kesehatan jasmani siswa, kecerdasan, bakat, minat dan motivasi, penyesuaian diri sertakemampuan berinteraksi siswa.

    Sedangkan yang bersumber dari proses belajar, maka kemampuan guru dalam mengelola prosespembelajaran sangat menentukan prestasi belajar siswa. Guru yang menguasai materi pelajaran

    dengan baik, menggunakan metode dan media pembelajaran yang tepat, mampu mengelola kelasdengan baik dan memiliki kemampuan untuk menumbuh kembangkan motivasi belajar siswa

    untuk belajar, akan memberi pengaruh yang positif terhadap prestasi belajar siswa untuk belajar.

    Sedangkan situasi belajar siswa, meliputi situasi lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakatsekitar.

    Secara skematis, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat digambarkansebagai berikut:

  • 8/7/2019 hubungan motivasi dengan prestasi belajar

    20/52

    Dari skematersebut di atas

    dapatdisimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah faktor

    internal (minat, motivasi, kecerdasan, kondisi fisik, dan lain-lain) dan faktor eksternal (hadiah,

    guru/dosen, keluarga, sarana, kurikulum, lingkungan, dan lain-lain).

    2.1.2.6 Penilaian Prestasi Belajar

    Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar perlu dilakukan penilaian

    (evaluasi). Dengan penilaian dapat diketahui kemampuan, kesanggupan, penguasaan seseorangtentang pengetahuan keterampilan dan nilai-nilai. Penilaian pendidikan adalah penilaian tentang

    perkembangan dan kemajuan siswa yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yangdisajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum, (Harahap dalam

    Supartha, 2004:36). Tujuan penilaian adalah untuk mengetahui dan mengumpulkan informasiterhadap perkembangan dan kemajuan, dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan dalam

    kurikulum. Fungsi penilaian dapat dikatakan sebagai suatu evaluasi yang dilakukan sekolahmempunyai tiga fungsi pokok yang penting, yaitu: (1) untuk mengetahui perkembangan dan

    kemajuan, dalam rangka waktu tertentu, (2) untuk mengetahui sampai di mana perbaikan suatumetode yang digunakan guru dalam mendidik dan mengajar, dan (3) dengan mengetahui

    kesalahan dan kekurangan yang terdapat dalam evaluasi selanjutnya dapat diusahakan perbaikan,Purwanto (2000 : 10).

    Pendapat lain menyatakan bahwa fungsi penilaian dalam proses belajar mengajar antara lain: (1)

    untuk memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajarmengajar serta memperbaiki belajar bagi murid, (2) untuk memberikan angka yang tepat tentang

    kemajuan atau hasil belajar dari murid, (3) untuk menempatkan murid dalam situasi belajar

    mengajar yang tepat sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki oleh murid, dan (4) untukmengenal latar belakang murid yang mengalami kesulitan belajar yang dapat digunakan sebagaidasar untuk memecahkan kesulitan itu, (Harahap dalam Supartha, 2004:37).

    Penilaian dalam pendidikan ada beberapa jenis, yaitu penilaian formatif, sumatif, penempatan,dan diagnostik, (Harahap dalam Supartha, 2004:37). Di samping itu, dapat juga dikatakan bahwa

    jenis-jenis penilaian sebagai berikut: (1) ulangan harian mencakup bahan kajian satu pokokbahasan atau beberapa pokok bahasan untuk memperoleh umpan balik bagi guru, (2) ulangan

    umum merupakan ulangan yang mencakup seluruh pokok bahasan, konsep, tema, atau unitdalam catur wulan atau semester yang bersangkutan dalam kelas yang sama. Hasil ulangan

    umum selain untuk mengetahui pencapain siswa juga digunakan untuk keperluan laporan kepada

    orang tua siswa dan keperluan administrasi lain, bentuk alat penilaiannya adalah berupa pilihanganda dan sering dilakukan secara bersama-sama pada suatu wilayah maupun wilayah tingkat I,(3) ujian akhir, ujian akhir ada yang bersifat nasional, ada yang bersifat regional, dan ada yang

    bersifat lokal. Hasil penilaian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan kelulusan siswadan digunakan untuk pemberian surat tanda tamat belajar (Depdikbud, 1997 : 7).

    Sumber : Djamarah, 2002 : 143

  • 8/7/2019 hubungan motivasi dengan prestasi belajar

    21/52

    Teknik dan alat penilaian yang sering digunakan kepala sekolah adalah: (1) teknik tes, terdiridari tes tertulis, yaitu: tes objektif dan tes uraian, tes lisan, dan tes perbuatan, (2) teknik non tes

    yang dilaksanakan melalui observasi maupun pengamatan (Depdiknas, 2000 : 4).

    2.2 Penelitian Yang Relevan, Kerangka Berpikir dan

    Hipotesis Tindakan

    2.2.1 Penelitian yang Relevan

    Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah.

    1) Penelitian yang dilakukan oleh Yuyun (2008), skripsi UniversitasMuhammadiyah

    Surakarta. Dengan judul Pengaruh Status Sosial Ekonomi Keluarga Dan Kemandirian SiswaTerhadap Prestasi BelajarMatematika Ditinjau Dari Jenis Kelamin Siswa. Menunjukkan bahwa

    variabel status sosial ekonomi keluarga dan jenis kelamin menunjukkan nilai signifikansi 0,93

    dan 0,697 > 0,05 atau H0 diterima yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan, variabelkemandirian siswa menunjukan nilai signifikansi 0,013 < 0,05 atau H0 ditolak yang berarti adapengaruh yang signifikan. Namun ketika dikomparasikan status sosial ekonomi keluarga dengan

    kemandirian siswa, status sosial ekonomi keluarga dengan jenis kelamin, dan kemandirian siswadengan jenis kelamin menunjukan nilai signifikansi 0,00 < 0,05 atau H0 ditolak yang berarti ada

    pengaruh yang signifikan. Dan jika ketiga variabel tersebut dikomparasikan menunjukan nilaisignifikansi 0,999 > 0,05 atau H0 diterima yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan, 2)

    hasil komparasi ganda antar status sosial ekonomi keluarga rendah dengan sedang, rendahdengan tinggi, sedang dengan rendah, tinggi dengan rendah menunjukkan nilai signifikansi

    sebesar 0,009; 0,003; 0,009; 0,003 < taraf signifikansi 0,05 yang berarti ada perbedaan yangsignifikan terhadap prestasi belajar matematika, namun untuk status sosial ekonomi sedang

    dengan tinggi, tinggi dengan sedang menunjukan nilai signifikasi sebesar 0,401 > 0,05 yangberarti tidak ada perbedaan yang signifikan. Dan untuk hasil komparasi ganda antar kemandirian

    siswa menunjukkan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 yang berarti nampak ada perbedaan yangsignifikan terhadap prestasi belajar matematika.

    2) penelitian yang dilakukan olehMaftukhah. 2007. dengan judul Pengaruh Kondisi

    Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas VIII SMP N 1Randudongkal Kabupaten Pemalang Tahun 2006/2007.Permasalahan yang diangkat dalam

    penelitian ini adalah bagaimakah gambaran tentang keadaan sosial ekonomi orang tua siswakelas VIII SMP N 1 Randudongkal Kabupaten Pemalang, bagaimanakah pengaruhnya kondisi

    sosial ekonomi orang tua siswa yang berbeda terhadap prestasi belajar Geografi dan seberapa

    besar pengaruh kondisi sosial ekonomi siswa terhadap prestasi belajar Geografi. Adapun tujuanyang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimanakah kondisi sosialekonomi orang tua siswa kelas VIII SMP N 1 Randudongkal dan pengaruhnya terhadap prestasi

    belajar Geografi dan untuk mengetahui besarnya pengaruh latar belakang sosial ekonomi orangtua

    siswa yang berbeda terhadap prestasi belajar Geografi.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh orang tua siswa kelas VIII

    SMP N 1 Randudongkal tahun pelajaran 2006/2007 yang terdiri dari dari 6 kelas dengan jumlah

  • 8/7/2019 hubungan motivasi dengan prestasi belajar

    22/52

    240 orang tua siswa. Besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 48 siswa dan teknikpengambilan sampelnya menggunakan ProportionalRandom Sampling, yaitu diambil 20%

    untuk masing-masing kelas. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas (kondisisosial ekonomi orang tua) dan satu variabel terikat (Prestasi belajar geografi).Metode

    pengambilan data digunakan metode angket dan metode dokumentasi. Berdasarkan hasil

    penelitian diketahui bahwa 54% responden memiliki kondisi sosial ekonomi orang tua yangtergolong tinggi (baik). Pengaruh antara kondisi sosial ekonomi orang tua siswa SMP N 1Randudongkal terhadap prestasi belajar geografi sebesar sebesar 55,066.

    3) Penelitian yang dilakukan oleh Kristian, Eka Yudha. Dengan judul Pengaruh Faktor

    Internal dan Sosial Ekonomi Orang tua Terhadap Prestasi BelajarMata Pelajaran Ekonomi PadaSiswa Kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Turen. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Program Studi

    S1 Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas NegeriMalang. Hasil penelitian diSMA Negeri 1 Turen menunjukkan bahwa analisis penagruh faktor internal terhadap prestasi

    belajar ekonomi diperoleh thitung 7,364 dan ttabel 1,991. Nilai thitung (7,364) > ttabel (1,991) dengansig 0,000 < 0,05 maka faktor internal berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar

    ekonomi. Analisis pengaruh sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar ekonomidiperoleh thitung 4,711 dan ttabel 1,991. nilai thitung (4,711) > ttabel (1,991) dengan sig 0,000 < 0,05

    maka faktor sosial ekonomi orang tua berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajarekonomi. Analisi pengaruh faktor internal dan sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar

    ekonomi diperoleh nilai Fhitung46,171 dan Ftabel 3,119. Nilai Fhitung (46,171) > Ftabel (3,119)dengan sig 0,000 < 0,05 maka faktor internal dan sosial ekonomi orang tua secara bersama-sama

    (simultan) berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar ekonomi.Besar Rsquareadalah 0,552 ini berarti prestasi belajar ekonomi (Y) dapat dipengaruhi oleh faktor

    internal (X1) dan sosial ekonomi orang tua (X2) sebesar 55,2% sedangkan sisanya 44,8%disebabkan oleh faktor lain.

    2.2.2 Kerangka Berpikir

    Hubungan Antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa

    Motivasi belajar adalah dorongan yang ada pada seseorang untuk melakukan kegiatan belajar.Motivasi belajar sangat penting peranannya bagi siswa dalam usaha mencapai prestasi belajar

    yang tinggi. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi, cenderung menunjukkansemangat dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran, mereka biasanya kelihatan lebih

    menaruh perhatian bersungguh-sungguh dalam belajar dan aktif berpartisipasi dalam kegiatanpembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas.

    Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan lebih tekun, bersemangat, lebih tahan danmemiliki ambisi yang lebih tinggi dalam mencapai prestasi belajar yang lebih baik, dibandingkandengan siswa yang kurang atau tidak memiliki motivasi belajar.Mereka yang tidak memiliki

    motivasi belajar akan kelihatan kurang atau tidak bergairah dalam belajar maupun mengikutipembelajaran di kelas, tidak menaruh perhatian terhadap pelajaran yang dipelajari, apatis dan

    tidak berpartisipasi aktif dalam belajar. Kondisi siswa yang kurang memiliki motivasi belajarsudah tentu tidak mampu menghasilkan prestasi yang memuaskan.

  • 8/7/2019 hubungan motivasi dengan prestasi belajar

    23/52

    Dalam kaitannya dengan materi pelajaran geografi, selama ini siswa cenderung tidak memilikiminat untuk mempelajarinya. Hal ini tidak terlepas dari kurangnya motivasi yang diberikan oleh

    pengajar dalam proses belajar mengajar.

    Berdasarkan kerangka berpikir tersebut di atas, maka dapat diduga adanya hubungan antara

    motivasi belajar dengan prestasi belajar geografi siswa.

    2.2.2 Hipotesis Penelitian

    Untuk menjawab permasalahan yang diajukan, maka jawaban sementara yang akan dibuktikan

    kebenarannya adalah: Apakah Terdapat hubungan signifikan antara motivasi belajar denganprestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi di kelas IX IPS SMA Negeri 2 Singaraja.

  • 8/7/2019 hubungan motivasi dengan prestasi belajar

    24/52

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Jenis Penelitian

    Adapun jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian ex postfacto dengan pendekatan

    korelasional.Metode ini digunakan karena peneliti berusaha mengetahui variable terikat(Prestasi Belajar) pada siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Singaraja.

    3.1.1 Rancangan Penelitian

    Adapun rancangan penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :

    (Dimodifikasi dari Arikunto, 1996 : 31)

    Keterangan :

    X =Motivasi belajar siswa

    Y = Prestasi belajar siswa

    =Menyatakan hubungan

    3.1.2 Identifikasi Variabel

    3.1.2.1 Variabel bebas : motivasi belajar siswa

    3.1.2.2 Variabel terikat : prestasi belajar siswa

    3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian

    3.2.1 Motivasi Belajar Siswa

    Motivasi dalam penelitian ini merupakan suatu daya atau kekuatan yang timbul dari dalam diri

    siswa untuk memberikan kesiapan agar tujuan yang telah ditetapkan tercapai. Sedangkan belajardalam penelitian ini merupakan suatu proses yang dilakukan siswa untuk memperoleh perubahan

    tingkah laku yang lebih baik dan sebelumnya sebagai hasil pengalaman siswa dalam berinteraksidengan lingkungannya.

    Berdasarkan pengertian di atas, maka secara operasional motivasi belajar dalam penelitian ini

    adalah respon siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Singaraja tahun pelajaran 2008/2009 terhadapsejumlah pernyataan mengenai keseluruhan usaha yang timbul dari dalam diri siswa agar tumbuh

  • 8/7/2019 hubungan motivasi dengan prestasi belajar

    25/52

    dorongan untuk belajar dan tujuan yang dikehendaki oleh siswa tercapai, yang diungkap melaluiinstrumen angket, yaitu:

    1) Ketekunan dalam belajar, meliputi :

    1.

    Kehadiran di kelas,2. Mengikuti proses belajar mengajar di kelas, dan3. Belajar di rumah

    2) Ulet dalam menghadapi kesulitan belajar, meliputi:

    a) Sikap terhadap kesulitan dan

    b) Usaha mengatasi kesulitan;

    3) Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar, meliputi:

    1. Kebiasaan dalam mengikuti pelajaran dan2. Semangat dalam mengikuti proses belajar mengajar;

    4) Prestasi dalam belajar, meliputi:

    1. Keinginan untuk berprestasi, dan2. Kualifikasi hasil;

    5) Mandiri dalam belajar, meliputi :

    1.

    Penyelesaian tugas-tugas/PR, dan2. Menggunakan kesempatan diluar jam pelajaran3.2.2 Prestasi Belajar Siswa

    Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah, jumlah skor tes hasil belajar bidangstudi geografi yang diperoleh melalui tes (dalam hal ini tes yang disusun oleh peneliti) pada

    semester I kelas XI IPS SMA Negeri 2 Singaraja.

    3.3 Populasi dan Sampel

    3.3.1 Populasi

    Populasi adalah himpunan subjek penelitian (Arikunto, 2000 : 125). Populasi dari penelitian ini

    adalah semua siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Singaraja yang tersebar pada 2 kelas denganrata-rata siswa per kelas = 40 orang, sehingga populasinya berjumlah 80 orang siswa.

  • 8/7/2019 hubungan motivasi dengan prestasi belajar

    26/52

    3.3.2 Sampel

    Sampel penelitian ini ditentukan sebanyak 80 siswa atau seluruh siswa dari 2 kelas IPS yang ada,

    dengan alasan karena populasinya di bawah 100, sampel di ambil dari keseluruhan populasi yangada sehingga disebut penelitian populasi.

    3.4 Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

    Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah metode Kuesioner dan tes.

    1) Kuesioner

    Kuesioner adalah pengambilan data melalui pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan diri

    informan (responden). Instrument (alat) yang digunakan untuk mengumpulkan data adalahkuesioner atau daftar pernyataan yang disusun sendiri oleh peneliti dan sudah barang tentu

    materi pertanyaan akan disesuaikan dengan kondisi siswa berdasarkan teori-teori yang telah

    dikemukakan pada bab II.

    2) Tes

    Metode tes adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan beberapa pertanyaan yangberkaitan dengan tingkat pengetahuan siswa terhadap materi pembelajaran setelah mengalami

    proses pembelajaran di kelas. Instrumen yang digunakan adalah tes yaitu tes pilihan ganda(multiple choice) dengan 5 (lima) pilihan jawaban. Tes ini disusun oleh peneliti berdasarkan

    standar isi dan standar kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa pada materi pelajaranGeografi semester ganjil.

    Penggunaan kedua teknik tersebut sangat penting, dimana kedua teknik ini dilakukan secarabersama-sama untuk mendapatkan data yang akurat dan sarat makna.

    3.4.1 Validitas Instrumen Tes dan Non Tes

    Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur

    sehingga benar-benar dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk menghitung validitasalat ukur dalam penelitian ini digunakan dua rumus matematika yaitu: 1) rumus korelasi point

    biserial untuk menghitung validitas butir tes dan 2) rumus korelasi product moment untukmenghitung validitas butir non tes.

    1) Validitas Butir Tes

    Untuk validitas butir soal (tes) digunakan rumus korelasi point biserial, dengan rumusan :

    Keterangan:

    pbis r= koefisien korelasi point biserial

  • 8/7/2019 hubungan motivasi dengan prestasi belajar

    27/52

    Mp = rata-rata skor dari subjek yang menjawab benar

    Mt = rata-rata skor total

    SD = Standar Deviasi

    p = proporsi siswa yang menjawab benar

    q = proporsi jawaban salah (q = 1 p)

    Perhitungan validitas butir soal hasil belajar siswa ini menggunakan bantuan program Mikrosoft

    Excel. (Langkah perhitungan terlampir)

    Tabel 3.1 : Ringkasan Hasil Uji Validitas Butir Tes Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas XI

    IPS SMAN 2 Singaraja.

    NomorButir Jumlahp q Mp Mt SD rpbis rtabel Keterangan

    1 56 0.563 0.438 25.607 25.738 10.130 -0.015 0.271 DROP2 51 0.638 0.363 29.490 0.491 0.271 VALID

    3 49 0.613 0.388 27.245 0.187 0.271 DROP4 53 0.663 0.338 30.151 0.610 0.271 VALID

    5 51 0.638 0.363 29.490 0.491 0.271 VALID6 36 0.450 0.550 30.056 0.386 0.271 VALID

    7 35 0.438 0.563 30.143 0.384 0.271 VALID8 36 0.450 0.550 28.639 0.259 0.271 DROP

    9 42 0.525 0.475 26.762 0.106 0.271 DROP

    10 53 0.663 0.338 26.226 0.068 0.271 DROP11 47 0.588 0.413 27.702 0.231 0.271 DROP12 33 0.413 0.588 28.182 0.202 0.271 DROP

    13 39 0.488 0.513 28.436 0.260 0.271 DROP14 50 0.625 0.375 26.860 0.143 0.271 DROP

    15 53 0.663 0.338 30.151 0.610 0.271 VALID16 51 0.638 0.363 29.490 0.491 0.271 VALID

    17 41 0.513 0.488 27.854 0.214 0.271 DROP18 37 0.463 0.538 28.054 0.212 0.271 DROP

    19 34 0.425 0.575 26.059 0.027 0.271 DROP20 37 0.463 0.538 30.027 0.393 0.271 VALID

    21 36 0.450 0.550 29.111 0.301 0.271 VALID22 29 0.363 0.638 31.172 0.405 0.271 VALID

    23 47 0.588 0.413 27.809 0.244 0.271 DROP24 39 0.488 0.513 29.205 0.334 0.271 VALID

    25 46 0.575 0.425 31.609 0.674 0.271 VALID26 34 0.425 0.575 32.235 0.551 0.271 VALID

    27 31 0.388 0.613 34.290 0.672 0.271 VALID28 28 0.350 0.650 26.179 0.032 0.271 DROP

  • 8/7/2019 hubungan motivasi dengan prestasi belajar

    28/52

    29 44 0.550 0.450 30.114 0.478 0.271 VALID30 42 0.525 0.475 27.190 0.151 0.271 DROP

    31 46 0.575 0.425 31.609 0.674 0.271 VALID32 34 0.425 0.575 32.235 0.551 0.271 VALID

    33 31 0.388 0.613 34.290 0.672 0.271 VALID

    34 33 0.413 0.588 27.636 0.157 0.271 DROP35 54 0.675 0.325 26.352 0.087 0.271 DROP36 46 0.575 0.425 31.609 0.674 0.271 VALID

    37 27 0.338 0.663 33.370 0.538 0.271 VALID38 31 0.388 0.613 34.290 0.672 0.271 VALID

    39 53 0.663 0.338 30.151 0.610 0.271 VALID40 51 0.638 0.363 29.490 0.491 0.271 VALID

    41 44 0.550 0.450 28.591 0.311 0.271 VALID42 45 0.563 0.438 27.022 0.144 0.271 DROP

    43 43 0.538 0.463 28.953 0.342 0.271 VALID44 48 0.600 0.400 27.813 0.251 0.271 DROP

    45 46 0.575 0.425 31.609 0.674 0.271 VALID46 34 0.425 0.575 32.235 0.551 0.271 VALID

    47 31 0.388 0.613 34.290 0.672 0.271 VALID48 46 0.575 0.425 31.609 0.674 0.271 VALID

    49 25 0.313 0.688 33.520 0.518 0.271 VALID50 31 0.388 0.613 34.290 0.672 0.271 VALID

    Dari tabel 3.1 di atas, dapat diketahui bahwa butir soal yang termasuk ke dalam kategori Valid

    adalah sebanyak 31 butir soal yaitu butir nomor : 2, 4, 5, 6, 7, 15, 16, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27,29, 31, 32, 33, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 43, 45, 46, 47, 48, 49, dan 50. Adapun butir soal yang perlu

    dipertimbangkan untuk dilakukan perbaikan adalah sebanyak 19 butir soal yaitu butir soal yangdikategorikanTidak Valid/Drop seperti butir soal nomor: 1, 3, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 17, 18,

    19, 23, 28, 30, 34, 35, 42, dan 44.

    2) Validitas Butir Non Tes

    Validitas butir kuesioner motivasi belajar siswa dipertimbangkan berdasarkan koefisien korelasi

    antara skor total dengan skor item.Mengingat kuesioner motivasi belajar bersifat non tes, makastatistik korelasi yang digunakan adalah statistik korelasi product moment (Guilford, 1973:85)

    sebagai berikut:

    rhitung=

    Dimana :

    rhitung = Koefisien korelasi

    Xi = Jumlah skor item

    Yi = Jumlah skor total (seluruh item)

  • 8/7/2019 hubungan motivasi dengan prestasi belajar

    29/52

    n = Jumlah responden

    Kriteria yang digunakan adalah dengan membandingkan harga rxy ke tabel r product moment,dengan ketentuan rxy dikatakan valid apabila rhit > rtabel pada taraf signifikansi 5%. Kuesioner

    motivasi belajar siswa ini diujicobakan terhadap 80 orang siswa yaitu SMAMuhammadiyah 2

    Singaraja sebanyak 40 orang dan SM

    AN 2 Singaraja sebanyak 40 orang siswa.

    Perhitungannya menggunakan bantuan program Mikrosoft Excel. (Hasil perhitungan terlampir).

    Tabel 3.2 : Ringkasan Hasil Uji Validitas Butir Soal Kuesioner Motivasi Belajar Siswa

    Kelas XI IPS SMAN 2 Singaraja.

    No Butir rhitung rtabel keterangan

    1 0.217 0.287 DROP2 0.466 0.287 VALID

    3 0.513 0.287 VALID

    4 0.495 0.287 VALID5 0.179 0.287 DROP6 0.391 0.287 VALID

    7 0.597 0.287 VALID8 0.479 0.287 VALID

    9 0.365 0.287 VALID10 0.467 0.287 VALID

    11 0.574 0.287 VALID12 0.511 0.287 VALID

    13 0.467 0.287 VALID14 0.554 0.287 VALID

    15 0.633 0.287 VALID16 0.417 0.287 VALID

    17 0.604 0.287 VALID18 0.251 0.287 DROP

    19 0.554 0.287 VALID20 0.605 0.287 VALID

    21 0.516 0.287 VALID22 0.511 0.287 VALID

    23 0.621 0.287 VALID24 0.491 0.287 VALID

    25 0.310 0.287 VALID26 0.390 0.287 VALID

    27 0.572 0.287 VALID28 0.505 0.287 VALID

    29 0.285 0.287 DROP30 0.355 0.287 VALID

    31 0.657 0.287 VALID32 0.702 0.287 VALID

    33 0.503 0.287 VALID

  • 8/7/2019 hubungan motivasi dengan prestasi belajar

    30/52

    34 0.640 0.287 VALID35 0.310 0.287 VALID

    36 0.097 0.287 DROP37 0.201 0.287 DROP

    38 0.609 0.287 VALID

    39 0.356 0.287 VALID40 0.610 0.287 VALID41 0.230 0.287 DROP

    42 0.655 0.287 VALID43 0.430 0.287 VALID

    44 0.636 0.287 VALID45 0.528 0.287 VALID

    46 0.578 0.287 VALID

    Dari tabel 3.2 di atas, diperoleh 39 butir soal yang termasuk ke dalam kategori Valid adalah

    yaitu butir nomor : 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26,

    27, 28, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 38, 39, 40, 42, 43, 44, 45, dan 46. Adapun butir soal yang perludipertimbangkan untuk dilakukan perbaikan atau termasuk dalam kategori drop adalah sebanyak

    7 (tujuh) butir, yaitu butir soal nomor: 1, 5, 18, 29, 36, 37,dan 41.

    3.4.2 Reliabilitas Instrumen Tes dan Non Tes

    Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keterandalan atau keajegan) alatpengumpul data (instrumen) yang digunakan, yakni dengan membuang butir/item yang tidak

    valid (drop).

    1) Reliabilitas Instrumen Tes Hasil Belajar

    Untuk menghitung derajat reliabilitas tes hasil belajar siswa digunakan rumus Kuder-Richardson

    (KR-20) dengan rumus:

    Keterangan:

    k = banyak butir soal

    p = proporsi peserta tes yang menjawab benar butir soal.

    q = 1 p

    Vt = Varian Total

    Kriteria derajat reliabilitas alat ukur yang digunakan yaitu: kriteria yang dibuat oleh J. Guilford(1973), sebagai berikut:

    r11 0,20 derajat reliabilitas SangatRendah

  • 8/7/2019 hubungan motivasi dengan prestasi belajar

    31/52

    0,20 r11 0,40 derajat reliabilitas Rendah

    0,40 r11 0,60 derajat reliabilitas Sedang

    0,60 r11 0,80 derajat reliabilitas Tinggi

    0,80 r11 1,00 derajat reliabilitas Sangat Tinggi

    Dari hasil perhitungan terhadap tingkat reliabilitas tes hasil belajar Geografi siswa kelas XI IPS

    SMAN 2 Singaraja diperoleh hasil sebagaimana dituangkan dalam table ringkasan berikut:

    Tabel 3.3 : Tabel Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Tes Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas

    XI di SMAN 2 Singaraja

    k p q pq pq Vt r1131 0.638 0.363 0.231 7.390 102.626 0.959

    0.663 0.338 0.2240.638 0.363 0.231

    0.450 0.550 0.2480.438 0.563 0.246

    0.663 0.338 0.2240.638 0.363 0.231

    0.463 0.538 0.2490.450 0.550 0.248

    0.363 0.638 0.2310.488 0.513 0.250

    0.575 0.425 0.244

    0.425 0.575 0.2440.388 0.613 0.2370.550 0.450 0.248

    0.575 0.425 0.2440.425 0.575 0.244

    0.388 0.613 0.2370.575 0.425 0.244

    0.338 0.663 0.2240.388 0.613 0.237

    0.663 0.338 0.2240.638 0.363 0.231

    0.550 0.450 0.2480.538 0.463 0.249

    0.575 0.425 0.2440.425 0.575 0.244

    0.388 0.613 0.2370.575 0.425 0.244

    0.313 0.688 0.2150.388 0.613 0.237

  • 8/7/2019 hubungan motivasi dengan prestasi belajar

    32/52

    Berdasarkan nilai pada tabel 3.3 di atas, didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut:

    k = 31

    Vt = 102,626

    pq = 7,390

    Hasil di atas dimasukkan ke dalam rumus KR-20:

    KR-20 = 0,96

    Dari hasil perhitungan di atas didapat r11 = 0,96 dengan menggunakan kriteria derajat reliabilitasalat ukur yang digunakan yaitu: kriteria yang dibuat oleh J. Guilford (1973), sebagai berikut:

    r11 0,20 derajat reliabilitas SangatRendah

    0,20 r11 0,40 derajat reliabilitas Rendah

    0,40 r11 0,60 derajat reliabilitas Sedang

    0,60 r11 0,80 derajat reliabilitas Tinggi

    0,80 r11 1,00 derajat reliabilitas Sangat Tinggi

    Dengan demikian, dapat diinterpretasikan bahwa tingkat atau derajat reliabilitas tes hasil belajar

    siswa yang digunakan dalam penelitian ini termasuk ke dalam kategori SANGAT TINGGI

    2) Reliabilitas Instrumen Non Tes

    Untuk mengetahui tingkat keajegan (reliabilitas) kuesioner motivasi belajar siswa dilakukandengan membuang item yang tidak valid, selanjutnya ditentukan dengan menggunakan rumus

    Alpha Cronbach (Suharsimi, 1996:104) sebagai berikut:

    Keterangan:

    k = banyaknya butir tes

    SDt = Varian skor total

    SDi = Varian skor butir ke-i

    Perhitungannya dengan menggunakan bantuan program Mikrosoft Excel. (Hasil perhitunganterlampir)

  • 8/7/2019 hubungan motivasi dengan prestasi belajar

    33/52

    Dari hasil perhitungan terhadap data penelitian yang diperoleh, dapat dibuat sebuah ringkasansebagaimana dijabarkan dalam table berikut:

    Tabel 3.4: Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Motivasi Belajar Geografi Siswa Kelas XI di

    SMAN 2 Singaraja.

    No Butir k k-1 Varbutir Sigvarbutir Vartotal2 39 38 0.895 32.024 338.651

    3 0.3044 0.592

    6 0.4497 0.661

    8 0.4029 0.679

    10 0.66811 1.216

    12 0.58713 0.953

    14 0.66615 1.024

    16 0.64117 1.073

    19 1.03120 0.957

    21 0.92022 0.589

    23 0.99224 0.727

    25 1.13426 0.538

    27 1.45128 0.599

    30 0.28331 1.112

    32 0.48833 0.583

    34 0.92935 0.52138 1.008

    39 0.72040 1.134

    42 1.36443 0.800

    44 1.14445 0.735

    46 1.456

  • 8/7/2019 hubungan motivasi dengan prestasi belajar

    34/52

    Dari table 3.4 di atas diperoleh nilai dimasukkan ke dalam rumus Alpha Cronbach:

    r11= 0,93

    Dari hasil perhitungan di atas, diperoleh r11= 0,93. dengan menggunakan kriteria derajat

    reliabilitas alat ukur yang digunakan yaitu: kriteria yang dibuat oleh J. Guilford (1973), sebagaiberikut:

    r11 0,20 derajat reliabilitas SangatRendah

    0,20 r11 0,40 derajat reliabilitas Rendah

    0,40 r11 0,60 derajat reliabilitas Sedang

    0,60 r11 0,80 derajat reliabilitas Tinggi

    0,80 r11 1,00 derajat reliabilitas Sangat Tinggi

    Dengan demikian, dapat diinterpretasikan bahwa tingkat atau derajat reliabilitas motivasi belajarsiswa yang digunakan dalam penelitian ini termasuk ke dalam kategori SANGAT TINGGI

    3.5 Metode Analisis Data

    Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis statistik deskriptif dananalisis korelasi untuk menguji hipotesis penelitian. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk

    mengetahui nilai kecenderungan data hasil penelitian yaitu dengan jalan menguraikan ataumenjabarkan data-data variabel penelitian (motivasi dan prestasi belajar) seperti: mean, median,

    range, dan standar deviasi. Cara permberian skor untuk mengungkap variabel motivasi belajarsiswa digunakan skala Likert dengan pemberian skor berdasarkan pernyataan positif danpernyataan negatif. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

    Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

    Sangat Setuju (SS) = 5

    Setuju (S) = 4

    Ragu (R) = 3

    Tidak Setuju (TS) = 2

    Sangat Tidak Setuju (STS) = 1

    Sangat Setuju (SS) = 1

    Setuju (S) = 2

    Ragu (R) = 3

    Tidak Setuju (TS) = 4

    Sangat Tidak Setuju (STS) = 5

    (Riduwan, 2005 : 87)

  • 8/7/2019 hubungan motivasi dengan prestasi belajar

    35/52

    Untuk statistik deskriptif masing-masing variabel diukur nilai pemusatannya dengan mencarinilai SkorMaksimal ideal, SkorMinimal Ideal,Mean Ideal (Mi) dan Standar Deviasi Ideal

    (SDi). Rumus yang digunakan untuk mencari rata-rata ideal (Mi) adalah (Skor maksimal ideal+ skor minimal ideal) dan untuk mencari Standar Deviasi Ideal digunakan rumus 1/6 (skor

    maksimal ideal skor minimal ideal).

    Selanjutnya nilai standar deviasi ideal (SDi) dan rata-rata/mean ideal (Mi) dikonversikan kedalam 5 (lima) kategori nilai kecenderungan dengan kriteria sebagai berikut.

    Mi + 1,5 SDi Mi + 3,0 SDi Sangat Tinggi

    Mi + 0,5 SDi Mi + 1,5 SDi Tinggi

    Mi 0,5 SDi Mi + 0,5 SDi Sedang

    Mi 1,5 SDi Mi 0,5 SDi Rendah

    Mi 3,0 SDi Mi 1,5 SDi Sangat Rendah

    Keterangan:

    Mi = Rata-rata ideal

    SDi = Standar Deviasi Ideal.

    Selanjutnya, analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan antarvariabel yang dianalisis. Menjawab rumusan masalah yaitu seberapa besar hubungan antara

    motivasi dengan prestasi belajar siswa di SM

    A Negeri 2 Singaraja yang didesain sebagai berikut:

    Gambar 01. Desain Penelitian X dan Y

    (Dimodifikasi dari Arikunto, 1996 : 31)

    Analisis korelasi yang digunakan adalah (PPM) Pearson Product Moment. Teknik analisis

    Korelasi PPM termasuk teknik statistik parametrik yang mengunakan data interval dan ratiodengan persyaratan tertentu.Misalnya: data dipilih secara acak (random); datanya berdistribusi

    normal; data yang dihubungkan berpola linier; dan data yang dihubungkan mempunyai pasanganyang sama sesuai dengan subjek yang sama. Kalau salah satu tidak terpenuhi persyaratan

    tersebut analisis korelasi tidak dapat dilakukan. Rumus korelasi PPM

    sebagai berikut:

    rXY=

    (Arikunto, 2000 : 425-426)

    Keterangan :

  • 8/7/2019 hubungan motivasi dengan prestasi belajar

    36/52

    rXY = koefisien korelasi yang dicari

    n = banyaknya subjek pemilik nilai

    X = nilai variabel X

    Y = nilai variabel Y

    Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 < r < + 1).

    Apabila nilai r = 1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi;dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sebelum dilakukan analisis data, maka terlebih dahulu

    dilakukan uji persyaratan analisis yang terdiri dari: 1) Uji normalitas data, dan 2) Uji Linieritas(Candiasa, 2007:1-8)

    1) Uji Normalitas Data

    Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS10 forWindows. Hasil keluaran SPSS10 for Windows terdiri dari tiga jenis keluaran yaitu: Processing

    Summary, Descriptives, Tes ofNormality, dan Q-Q plots. Untuk tujuan uji normalitas data dalampenelitian ini digunakan teknik uji Kolmogorov-Smirnov. Hipotesis yang diuji adalah:

    Ho : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

    H1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

    Aturan Pengambilan Keputusan:

    Normalitas dipenuhi jika hasil uji tidak signifikan untuk suatu taraf signifikansi () tertentu(biasanya =0,05 atau =0,01). Sebaliknya, jika hasil uji signifikan maka normalitas data tidak

    terpenuhi. Cara mengetahui signifikan atau tidak signifikan hasil uji normalitas adalah denganmemperhatikan bilangan pada kolom signifikansi (Sig.) untuk menetapkan kenormalan, kriteria

    yang berlaku adalah sebagai berikut.

    y Tetapkan taraf signifikansi uji misalnya = 0,05y Bandingkan p dengan taraf signifikansi yang diperolehy Jika signifikansi yang diperoleh > , maka sampel berasal dari populasi yang

    berdistribusi normal.

    y Jika signifikansi yang diperoleh < , maka sampel bukan berasal dari populasi yangberdistribusi normal.

    (Candiasa, 2007: 16-18)

    2) Uji Linieritas

  • 8/7/2019 hubungan motivasi dengan prestasi belajar

    37/52

    Uji linearitas dilakukan dengan mencari persamaan garis regresi variabel bebas x terhadapvariabel terikat y. Berdasarkan garis regresi yang telah dibuat, selanjutnya diuji keterkaitan

    koefisien garis regresi serta linearitas garis regresi, dengan menggunakan tabel sebagai berikut.

    Sumber Variasi Dk JK KT F

    Total NKoefisien (a)

    Koefisien (b)

    Sisa

    1

    1

    (n-2)

    JK (a)

    JK (b/a)

    JK (S)

    JK (a)

    =

    Tuna Cocok

    Galat

    k-2

    n-k

    JK (TC)

    JK (G)

    s

    s

    Untuk melakukan uji linieritas data, digunakan bantuan program SPSS10 for Windows.

    Aturan pengambilan keputusan:

    Jika hasil analisis menunjukkan harga F tuna cocok (penyimpangan regresi) dan signifikansi > = 0,05. Berarti model regresi linear.

    Setelah persyaratan analisis data sebagaimana diuraikan di atas dipenuhi, langkah selanjutnyaadalah melakukan analisis terhadap data penelitian. Langkah-langkah yang ditempuh adalah

    sebagai berikut:

    1) Mencari koefisien korelasi variabel X dengan variabel Y dengan menggunakan rumus

    korelasi product momentangka kasar.

    rxly =

    (Arikunto, 2000 : 425-426)

    Keterangan :

    Rxly = koefisien korelasi yang dicari

    N = banyaknya subjek pemilik nilai

    X = nilai variabel X

    Y = nilai variabel Y

    2) Melakukan uji signifikansi koefisien korelasi variabel X dengan variabel Y.

    Kriteria :

  • 8/7/2019 hubungan motivasi dengan prestasi belajar

    38/52

    Ha : terdapat hubungan positif signifikan antara motivasi dengan prestasibelajar siswa.

    Ho : tidak terdapat hubungan positif signifikan antara motivasi denganprestasi belajar siswa.

    Jika rtab < rhit, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya terdapat hubungan antara motivasidengan prestasi belajar siswa.

    3.6 Koefisien Diterminan

    Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat

    ditentukan dengan rumus koefisien diterminan. Koefisien determinasi adalah kuadrat darikoefisien korelasi PPM yang dikalikan dengan 100%. Dilakukan untuk mengetahui seberapa

    besar variabel X (motivasi) mempunyai kontribusi atau ikut menentukan variabel Y (prestasibelajar siswa). Derajat koefisien determinasi dicari dengan menggunakan rumus :

    Dimana: KP = Koefisien Diterminasi

    r = Nilai Koefisien Korelasi

    Kriteria derajat korelasi yang digunakan yaitu: kriteria yang dibuat oleh J. Guilford (1973),sebagai berikut:

    r11 0,20 korelasi SangatRendah

    0,20 r11 0,40 korelasi Rendah

    0,40 r11 0,60 korelasi Sedang

    0,60 r11 0,80 korelasi Tinggi

    0,80 r11 1,00 korelasi Sangat Tinggi

    KP = r2

    x 100%

  • 8/7/2019 hubungan motivasi dengan prestasi belajar

    39/52

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Pada bab ini disajikan hasil penelitian yang mencakup penggambaran (deskripsi) tentangkarakteristik masing-masing variable penelitian dan deskripsi tentang hasil pengujian hipotesis.

    Hasil penelitian yang dimaksudkan di atas adalah menyangkut beberapa masalah pokok yangtertuang dalam rumusan masalah yaitu deskripsi tentang motivasi belajar dan prestasi belajar

    Geografi siswa. Pemaparan dijabarkan dari: 1) Deskripsi data hasil penelitian, 2) Uji persyaratananalisis, 3) Uji hipotesis , dan 4) Pembahasan hasil.

    4. 1 Deskripsi Data Hasil Penelitian

    4.1.1. Variabel X (Motivasi Belajar Siswa)

    Berdasarkan pada hasil angket yang disampaikan kepada 80 orang responden (sampel penelitian)dengan kuesioner yang terdiri atas 39 butir pertanyaan diperoleh skor tertinggi adalah 188 dari

    skor maksimal yang bisa dicapai oleh siswa yaitu 195, skor terendah adalah 105 dari nilaiterendah yang bisa dicapai yaitu 39, nilai rata-rata (mean) sama dengan 144,40, dan standar

    deviasi sama dengan 15,47. Untuk lebih ringkasnya, dapat dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 4.1: Deskripsi data motivasi belajar siswa

    Statistic Std. Error

    Motivasi Belajar Mean 144.4000 1.73009

    95% Confidence Lower Bound 140.9563Interval forMean Upp