14
Ini adalah ceritaku dan temanku, kami sudah berteman sejak SMP, dan aku sudah mengenalnya luar dalam, begitupun dia. Kini kami sekolah di SMA yang sama, walau berbeda kelas, kami tetap saling mengunjungi. Namaku diko, temanku itu bernama rian. Aku masuk jurusan IPS, dan dia ada di jurusan IPA, tapi walau begitu, otak bisnis rian lebih encer dari otakku, terbukti, dia sekarang mengelola konter hp yang cukup besar, sedang aku, masih tergantung sokongan dana segar orang tua. “Hooiii dik, barusan dateng lo?”, sapa rian saat aku masuk halaman sekolah dengan motorku “yoi, lu ngapain disini?baru dateng juga?”, tanyaku, dia menggeleng “nggak, ini nih, gw barusan minta video SNSD sama wondergirl dari anna”, ujarnya sambil menunjukkan sebuah flashdisk putih ber merk toshiba, aku mengangguk mengerti “masih aja lu berburu pernik korea”, ujarku, dia tersenyum sambil mengangguk “yoyoi, lagi ngetrend ni”, ujarnya sambil mengusap rambutnya yang kini bergaya korea, aku hanya tersenyum Kawan, disekolahku ini, virus korea merebak lebih cepat dari virus komputer manapun, baik itu win32 ataupun sality. Bermula dari anak anak perempuan yang bergaya ala artis korea, mulai gaya berpakaian, sampai tarian, bahkan cheerleader sekolahku pun mengubah gaya dance mereka mengikuti gaya girlband korea. Lama kelamaan virus itu menyebar ke anak anak lelaki, terutama gaya rambut dan pakaian, awalnya memang banyak yang menyebut boyband korea “maho”, alias manusia homo, atau sadisnya, banci korea. Tapi bagaimanapun, mereka akhirnya terkena virus itu juga, bahkan dodo, sang forward basket, yang biasanya plontos atau cepak, kini bergaya korea…. Kim-bum atau siapalah namanya. Tapi aku entah kenapa, tak begitu terpengaruh. Bukan karena aku anti fashion atau kudet, melainkan karena aku tak terlalu heboh soal fashion, kecuali fashion motor, aku lebih suka mendandani motorku daripada mendandani diriku sendiri. Berbeda terbalik dengan temanku rian itu, ia begitu terpengaruh oleh koreanisme, gaya rambutnya yang sebelumnya emo, kini korea, gaya gothicnya, kini korea, dan yang paling terbaru kudengar adalah, ia belajar dance korea….ohhh damn…..begitu kuat

Ini Adalah Ceritaku Dan Temanku(Demam Korea)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

cerpen juga

Citation preview

Page 1: Ini Adalah Ceritaku Dan Temanku(Demam Korea)

Ini adalah ceritaku dan temanku, kami sudah berteman sejak SMP, dan aku sudah mengenalnya luar dalam, begitupun dia. Kini kami sekolah di SMA yang sama, walau berbeda kelas, kami tetap saling mengunjungi. Namaku diko, temanku itu bernama rian. Aku masuk jurusan IPS, dan dia ada di jurusan IPA, tapi walau begitu, otak bisnis rian lebih encer dari otakku, terbukti, dia sekarang mengelola konter hp yang cukup besar, sedang aku, masih tergantung sokongan dana segar orang tua.

“Hooiii dik, barusan dateng lo?”, sapa rian saat aku masuk halaman sekolah dengan motorku

“yoi, lu ngapain disini?baru dateng juga?”, tanyaku, dia menggeleng

“nggak, ini nih, gw barusan minta video SNSD sama wondergirl dari anna”, ujarnya sambil menunjukkan sebuah flashdisk putih ber merk toshiba, aku mengangguk mengerti

“masih aja lu berburu pernik korea”, ujarku, dia tersenyum sambil mengangguk

“yoyoi, lagi ngetrend ni”, ujarnya sambil mengusap rambutnya yang kini bergaya korea, aku hanya tersenyum

Kawan, disekolahku ini, virus korea merebak lebih cepat dari virus komputer manapun, baik itu win32 ataupun sality. Bermula dari anak anak perempuan yang bergaya ala artis korea, mulai gaya berpakaian, sampai tarian, bahkan cheerleader sekolahku pun mengubah gaya dance mereka mengikuti gaya girlband korea. Lama kelamaan virus itu menyebar ke anak anak lelaki, terutama gaya rambut dan pakaian, awalnya memang banyak yang menyebut boyband korea “maho”, alias manusia homo, atau sadisnya, banci korea. Tapi bagaimanapun, mereka akhirnya terkena virus itu juga, bahkan dodo, sang forward basket, yang biasanya plontos atau cepak, kini bergaya korea…. Kim-bum atau siapalah namanya. Tapi aku entah kenapa, tak begitu terpengaruh. Bukan karena aku anti fashion atau kudet, melainkan karena aku tak terlalu heboh soal fashion, kecuali fashion motor, aku lebih suka mendandani motorku daripada mendandani diriku sendiri.

Berbeda terbalik dengan temanku rian itu, ia begitu terpengaruh oleh koreanisme, gaya rambutnya yang sebelumnya emo, kini korea, gaya gothicnya, kini korea, dan yang paling terbaru kudengar adalah, ia belajar dance korea….ohhh damn…..begitu kuat virus itu. Kini dikelasku ada 2 girlband dadakan yang dibuat oleh 2 geng cewek, mereka menamai girlband mereka yang satu super star dan yang satunya 9G…..ckckckck…..aku hanya tersenyum melihat itu semua.

Hari ini banyak sekali jam kosong, dan di jam kosong itulah banyak kudendangkan lagu lagu dengan gitar kesayanganku, dikelasku yang bersebelahan dengan gedung teater, aku begitu mudah berpindah tempat. Dan tiap aku menyanyikan lagu, saat itulah dapat kuresapi diriku sendiri, semua ingatan pahit, masalah, dan segala perasaan yang berbaur menjadi selaras, mengikuti dentingan senar gitarku, membuatku begitu menikmati tiap bait lagu yang kunyanyikan….dan tak terasa sudah waktunya pulang sekarang, akupun kembali ke kelas dan membereskan buku ku, lalu menuju parkiran.

“oiiii dik, bareng dong”, ujar rian dari kejauhan, akupun berhenti

“langsung balik kan?”, tanyanya, aku mengangguk, ia tersenyum

Page 2: Ini Adalah Ceritaku Dan Temanku(Demam Korea)

“gw mampir ya, gw mau curhat nih”, ujarnya, aku hanya tersenyum

Kami pun pulang….dan 15 menit kemudian kami sampai dirumahku, tak ada orang dirumah, hanya bi inah yang ada, dia pembantu dirumahku, umurnya 60 tahun dan separuh hidupnya habis untuk mengabdi pada keluargaku.

“kemana bik yang lain, belum pulang?”, tanyaku

“belum mas, bapak katanya lembur, ibu pulang telat, kalo mba susi lagi dijemput sama pak karman”, ujar bi inah menjelaskan, o iya, susi itu adikku, sekarang kelas 2 SMP, pak karman itu sopirku, sekaligus suami bi inah.

“ya udah, aku keatas ya bik, o iya bikinin capuccino pake es ya bik 2”, ujarku sambil mengajak rian ke atas, ke kamarku.

Sampai dikamarku, rian menyalakan PS3 ku, sementara aku ganti baju, lalu aku berbaring dikursi pantaiku, aku menikmati angin sepoi sepoi di beranda kamarku, agak lama aku baru ingat kalau tadi rian bilang ingin curhat, akupun melihatnya asik menembaki polisi di game GTA, akupun mendekatinya

“heh, katanya mau curhat lu”, tanyaku sambil menepuk bahu nya

“o iya, lupa gw”, ujarnya sambil mematikan PS3, lalu menghadapku

“masalah apaan?”, tanyaku penasaran

“gini…..”, ujarnya memulai saat pintu dibuka dan bi inah muncul

“maaf mas, ni capuccino nya”, ujarnya sambil meletakkan 2 gelas capuccino disebelahku, aku tersenyum dan berterima kasih, lalu bi inah pergi

“lanjut”, ujarku, rian menghela nafas

“jadi gini…”, ujarnya hendak melanjutkan saat tiba tiba pintu terbanting, “BRAKKKK”

“kakak, liat rambut aku, keren kan?”, ujar susi semangat sambil berputar putar seperti pragawati memamerkan rambut “sunsilk”nya padaku, aku mencari perbedaan dirambut adikku yang lurus nan hitam dambaan tiap perempuan itu, aku hampir menyerah saat kulihat poni nya tak lagi ke kanan, tapi ke bawah, membuatnya makin terlihat seperti anak SD, walau sebenarnya ia sudah punya 3 pacar dan 5 mantan terhitung sejak kelas 6 SD.

“lucu dek”, ujarku sambil mengacungkan 2 jempol, ia tersenyum senang dan mencium pipiku, lalu lari ke kamarnya, ya, ia begitu dekat denganku, ia begitu manja padaku, tapi juga penurut, bahkan lebih menurut padaku ketimbang ayahku.

Rian bangkit dan menutup pintu lalu menguncinya, aku tersenyum, ia mulai terlihat jengkel. Lalu aku menenggak kopiku sedikit, rian kembali duduk

“gini lho, lu kan tau gw udah jomblo setahun, dari masuk SMA”, ujarnya sambil menenggak kopiku, dan kuambil kopi yang masih baru, aku mengangguk

Page 3: Ini Adalah Ceritaku Dan Temanku(Demam Korea)

“lu tau kan kenapa?”, lanjutnya, aku mengangguk pelan, karena seingatku alasannya kurang enak didengar

“tau kan selera gw tinggi?susah boy”, ujarnya semangat, aku hanya ber,”ooo” saja, karena yang teringat dikepalaku, ia sudah ditolak 3 cewek dalam rentang 1 tahun ini

“nah sekarang gw akhirnya dapet tipe cewek yang gw pengen, dan gw bakal usaha mati matian dapetinnya”, ujarnya menatapku penuh semangat

“kaya apa?”, tanyaku ingin tahu

“korean girl”, ucapnya antusias, aku melongo….dan rasanya suasana mendadak hening mendengar kata kata itu……

“maksudnya cewek korea?”, tanyaku bego

“bukan lah dudul, yang gayanya korean gitu, at least gayanya dech, penampakannya”, ujarnya memperjelas hal itu sambil menjitakku

“siapa?”, tanyaku lagi

“nah tu dia masalahnya, ada referensi ga lu? Di IPS gitu”, lanjutnya, lalu menyetel musik….korea

Aku memutar otakku….seingatku Cuma kumpulan cewek norak itu yang gayanya korean, sisanya hanya penggemar musiknya atau rambutnya, tidak sefanatik rombongan saltum itu…..mereka adalah 2 girlband dadakan yang kuceritakan diatas, gaya mereka membuat mereka lebih mirip badut ancol daripada SNSD atau sistar, atau wondergirl, atau yang lainnya, dengan paduan rok polkadot pink dan kaos merah, lalu lipstik tebal dan jaket musim dingin berwarna hijau, tinggal menambahkan tomat dihidung untuk membuat mereka jadi badut ancol sejati, belum lagi penampakan mereka yang rata rata pendek dan berlemak di paha…..ohhhhh jangan dibayangkan atau selera makan kalian hilang.

“fenny?”, ujarku mengingat anak IPS 2 yang berambut panjang, berkacamata dan super duper pintar

“ahh gila lu, gw minta cewek lu kasih kamus berjalan”, ujar rian, aku tersenyum

“alinn?”, ujarku lagi, mengingat jagoan karate nomor wahid disekolahku yang sangat suka jepang

“bisa bedain korea sama jepang ga sih lu?”, tanya nya, aku mengangkat bahu, karena menurutku harajuku dan korea itu 11:12, gaya pakaiannya juga begitu, paling tidak baju yang dikenakan tsukasa di film kamen rider decade mirip dengan yang dikenakan para boyband korea, gaya rambutnya momotaro juga begitu, mirip dengan boyband korea

“ahhh payah lu mah, kudet abis, lagian, lu mau gw ke dokter ortopedi tiap minggu gara gara jadi sasaran latihan “kata” nya dia?”, keluh rian

Aku diam sejenak, aku memikirkan beberapa nama, tapi aku tak yakin rian setuju, ia sendiri belum mendapatkan 1 nama pun, akhirnya keputusan terakhirku jatuh pada bintang sekolahku, si ketua OSIS wanita pertama sepanjang sejarah…..arina

“kalo arina?”, ucapku pelan, rian melihatku, dan tampak berpikir…..

Page 4: Ini Adalah Ceritaku Dan Temanku(Demam Korea)

“arina….boleh juga tuh, kebetulan dia IPA ya”, ujarnya, aku mengernyitkan kening….

“IPA?kan dia IPS 3?”, ujarku, rian kaget

“lah arina yang mana sih?”, ujarnya bingung

“ketua OSIS”, jawabku

“oalah…..gw kira arina IPA 2”, ujar rian

“jadi lu mau yang mana?”, tanyaku

“bentar”, ujarnya lalu diam, aku menenggak kopiku lagi, dan berbaring dikursi pantaiku, meninggalkan dia,karena dia tampak sedang berpikir, mengangguk angguk, lalu melihat tangannya, kelihatannya ia membandingkan sesuatu….

“oke”, ujarnya mantap

“jadi, yang IPA, apa IPS?”, tanyaku

“IPA”, jawabnya tersenyum

“yang mana sih arina yang IPA tuh?”, tanyaku penasaran

“itu lhoooo, dwi arina pertiwi”, ujarnya, aku mengingat ingat

“yang mana itu orangnya?”, tanyaku lagi…

“ahhh lu ni, makanya main ke IPA”, ujarnya, lalu duduk didepanku

“itu lho, yang tinggi, putih, rambutnya panjang”, ujarnya, aku mengingat ingat lagi……dan aku menemukannya di sisi kanan belakang otakku, terselip diantara serpihan ingatan rumus fisika kelas 1 dan kurva laba-rugi pak andi, gadis itu ya…..lumayan, skornya 7 menurutku, aku mengangguk saja, toh itu rian yang berminat padanya. Dan sejak detik itulah perburuan dwi arina pertiwi dimulai….

Setengah bulan sudah lewat sejak perburuan itu dideklarasikan, dan perkembangannya seperti keong, karena sejak itu, belum sekalipun rian pergi berdua dengan arina a.k.a tiwi…… nomornya pun baru ia dapatkan di hari kelima perburuan, sms dimulai hari keenam, dan telpon dihari kesepuluh, FB atau twitternya pun belum diketemukan…..rian mulai frustasi, tanggapan tiwi begitu datar terhadapnya, aku hanya bisa membantu do’a.

Hari ini ibu memintaku mengantarnya ke komplek di jalan sudirman, sekitar setengah jam perjalanan dari rumahku, katanya dia mau membantu temannya membuat kue, kamipun berangkat dengan cheeroke ayahku, ya beliau tak pernah mengizinkan ibuku kubonceng dengan motor, katanya nanti ibu jadi hitam seperti aku. Ayah dan ibu masih seperti saat pacaran sekarang ini….. benar benar romantis, amazingly romantic for a half century couple.

“eh dik, nanti kamu tunggu disana ya?soalnya bakal butuh sering bolak balik kayanya”, pinta ibu

“ko gitu?”, tanyaku heran

Page 5: Ini Adalah Ceritaku Dan Temanku(Demam Korea)

“tante ita ni belum siapin apa apa, Cuma alakadar aja, makanya, kayanya bakal bolak balik keluar beli bahan, kan pas ni kamu bawa mobil”, ujar ibu menjelaskan, aku setuju saja, ibu tersenyum

“tenang, nanti ada ayu ko, yang temenin kamu, anaknya tante ita”, ujar ibu lagi, aku tersenyum

Setengah jam kemudian aku sampai, jalanan cukup lengang hari itu, makanya aku bisa ngebut dan sampai lebih cepat. Rumah tante ita besar, tapi tak terlalu besar, tapi halaman belakangnya luas, ada taman dan kolam renang disana, didepannya ada kolam ikan serta beberapa pancing, menurut tante ita, om bayu sangat suka mancing, dan pemancingan favoritnya adalah kolam didepan rumah itu. Ibu dan tante ita langsung sibuk, dan aku hanya didiamkan bersama psp yang dipinjamkan tante ita, katanya itu milik ayu. Aku asik main game akhirnya….

Aku sudah melewati beberapa pertandingan dan tak ada perintah keluar dari ibu maupun tante ita, saat tiba tiba sebuah suara mengagetkanku

“awas jangan salah save game ya, punyaku yang pake real madrid udah jauh lho careernya, udah perfect tu squadnya, ada messi, fabregas, kipernya de gea, pokoknya nyaris perfect lah”, ujar suara itu, aku kaget dan nyaris menjatuhkan psp itu

“awas”, ujar suara itu lagi, lalu memegangi tanganku, aku melihatnya, dan seketika aku terdiam….

Dia cantik, rambutnya lurus dan hitam, kulitnya putih, mirip susi, tapi lebih tinggi usianya, bibirnya tipis dan pink, tampak segar karena ia memakai lipgloss, dan aroma tubuhnya begitu sedap, ia begitu bercahaya, terlebih ia berdiri dengan sinar matahari menyorot dari belakangnya.

“hufft untung ga jatuh”, ujarnya mengambil psp dari tanganku, aku hanya diam melihatnya, lalu ia melihatku

“kamu diko ya?”, ujarnya, aku mengangguk

“yuk, kita disuruh belanja ini”, ujarnya sambil menunjukkan daftar yang lumayan panjang, aku masih diam

“mama sama tante ita yang nyuruh, katanya cari aja diko didepan, ayo buruan”, ujarnya bersemangat lalu menarik tanganku, mengembalikan kesadaranku

Aku duduk dikursi sopir dan ia disebelahku, ia kelihatan penuh energi dan ceria, aku memperhatikannya, kelihatannya ia demam korea juga, gaya berpakaiannya ramai dan cukup minim, perpaduannya serasi walau sederhana, perpaduan celana pendek, tank top, kemeja dengan warna yang selaras dan topi serta sepatu kets, membuat ia tampak sporty, cocok bila kubonceng dengan ninja ku yang juga sporty .aku belum menyalakan mesin mobil, sampai ia menegurku

“hei, ayo jalan, ko bengong”, ujarnya, akupun kaget dan langsung menstarter mobil

“o iya, aku ayu, udah kenal kan?”, tanya nya, aku mengingat, mungkin ini ayu yang dimaksud ibu, dan aku mengangguk

“kita ke carefour aja ya”, lanjutnya, aku setuju saja, wanita lebih paham urusan dapur bagiku.

Page 6: Ini Adalah Ceritaku Dan Temanku(Demam Korea)

Kamipun sampai dicarefour dan langsung mengambil kereta belanja, awalnya aku dan dia hanya saling tersenyum, dan aku lebih banyak mengagumi kecantikannya, tapi yang lebih menarik darinya yaitu pembawaannya yang ceria, dan cenderung hiperaktif menurutku, ia bergerak lincah memilih dan memasukkan belanjaan ke kereta belanja yang kudorong. Obrolan kami dimulai saat tiba di bagian daging sapi

“ehhh dik, bisa bikin barbeque ga?”, tanya nya, aku mengangguk saja, suaranya begitu sensual, serak serak basah, sedikit mendesah…mirip….ayu yang penyanyi dangdut….ayu ting ting kalau tidak salah namanya.

“barbequean yuk?”, tawarnya

“dimana?”, tanyaku

“dirumahku lah”, lanjutnya

“emang ada?”, tanyaku

“apanya?”, ia balik bertanya dan mendekatiku

“panggangannya?”,tanyaku, ia mengangguk

“daging?”, tanyaku lagi, ia memasukkan daging ke kereta belanja

“bumbu?”, tanyaku lagi, ia menuju rak bumbu dan mengambil bumbu barbeque

“kecap?”, lanjutku, ia mengangguk dan mengambil kecap di rak

“kipas?”, lanjutku lagi, ia mengangguk lagi

“uang?”, tanyaku, ia hampir mengangguk, sebelum akhirnya bertanya

“buat apa?”, tanya nya padaku

“bayar ini lah, ini ga ada di daftar lho”, jawabku sambil menunjukkan daftar belanja

“tenang, aku bawa kartu kredit mama ko”, ujarnya, aku mengangguk saja, dan ia mendorong kereta itu ke kasir, aku dimintanya mengantri, sementara ia menghilang lagi dibalik rak…..

Belanjaan sudah hampir selesai dihitung tapi ia belum juga kembali, damn, padahal kartu kredit ada padanya dan aku hanya bawa uang 50.000 untuk isi bensin, padahal total belanja sampai 500.000 lebih. Tapi tak lama ia muncul sambil membawa 2 es krim, ia berlari ke arahku

“sori lama”, ujarnya, lalu menyerahkan kartu kredit ke kasir dan menyerahkan es krimnya juga

“suka magnum kan?”, tanya nya padaku, aku hanya mengangguk, dan ia mengacungkan 2 jempol

Setelah membayar, kami keluar, aku membayangkan, kalau sebelum bertemu denganku, mungkin ia makan baterai alkaline atau aki GS astra, ia begitu penuh energi, dan bila rian bertemu dengannya, pasti ia langsung tertarik, karena ayu ini soooo korean….n she’s got a true beauty.

Page 7: Ini Adalah Ceritaku Dan Temanku(Demam Korea)

Kami sudah menyerahkan pesanan, dan ia langsung menarikku ke halaman belakang

“ayo mulai masak”, ujarnya, ia membuka daging, bumbu, kecap, mengambil panggangan dan korek, lincah sekali gadis ini, aku hanya tersenyum melihatnya, panggangannya yang menggunakan arang ternyata, kupikir dengan gas, akupun mulai menyalakan api…tapi beberapa kali kucoba arang tak juga menyala…..kulihat ayu mulai jengkel dan masuk kedalam, saat ia pergi api mulai menyala

“awas!!!”, serunya sambil membawa jerigen, aku penasaran dan bertanya

“apaan tuh yu?”, tanyaku, ia tak menjawab dan terus mendekat, aku mencium baunya…itu seperti….bensin

“yu jangan, udah nyala api……”, belum selesai ucapanku dan…..”DUaarrR!!!”, panggangan pun meledak… aku sempat menghindar tapi ayu tidak….wajahnya hitam oleh asap arang…..dan aku tertawa lepas melihat wajah cantiknya hitam……

“hahahhahaha……..”, aku tertawa sambil memegangi perut, ia melihat layar hp nya yang juga bisa berfungsi sebagai cermin dan cemberut….

“haaaaa……item semua….!!!”, rengeknya, aku tetap tertawa dan ia melihatku…aku melihatnya diam, dan aku berhenti tertawa, tiba tiba ia berlari ke arahku dan menyapu wajahku menggunakan tangan yang telah ia celupkan ke arang, wajahkupun menghitam….

“ayuuu”,ujarku, ia berlari, aku mengejarnya dan kami berkejaran kesana kemari…..bolak balik melewati dapur….hingga akhirnya ia terpojok di dapur dan berlindung pada ibunya

“hahha….ampun dik….ampun”, ujarnya sambil berlindung dibalik ibunya

“heiii, kalian ni apa apaan sih?katanya mau barbequean, ko malah kucing kucingan?”, ujar ibunya bingung

“itu tuh diko ngejer ngejer, naksir kali sama aku”, kata ayu seenaknya

“enak aja, ini ni muka ku item”,balasku, dan ia tertawa, well ia tak sepenuhnya salah juga sebenarnya

“haduuuh kalian ini, udah sana cuci muka masing masing, abis itu barbequean yang tenang, kita mau masak ni, ujar ibuku”, akupun ke kamar mandi dan mencuci muka, saat keluar aku berpapasan dengannya

“apa”, ujarku sambil menghindarinya

“apaan”, ujarnya bingung

“awas ya kalo jail lagi”, ujarku, ia hanya tersenyum jail dan masuk kamar mandi…..

Kami pun mulai masak barbeque nya, satu persatu karena ia tak suka kecapnya…..aku memasak untuknya lebih dulu, saat sudah selesai, ia langsung mengambilnya dan mulai makan

“gimana?”, tanyaku, ia mengacungkan 2 jempol

Page 8: Ini Adalah Ceritaku Dan Temanku(Demam Korea)

“siapa dulu…..diko”, sombongku,

“huuuuu ge’er”, balasnya dan ia mendekatiku, saat asik memasak, tiba tiba ia menciprati arangnya dengan air…

“ehhhh jangan, mati ntar”, larangku

“biarin, biar ga enak dagingnya”, ujarnya berusaha menyiram arang lagi, aku menahan tangannya, dan ia malah menyiramku…..lalu tertawa

“hahahhaha……kena lagi dia”, ujarnya sambil lari keseberang kolam

“ayuuuuuu”, teriakku sambil mengejarnya, tapi kali ini ia sial karena aku menemukan selang yang cukup panjang dan tersambung ke kran, akupun mengambilnya dan menyalakan kran, lalu menyemprotnya…..

“dikooooooo”, ujarnya sambil menutupi wajahnya, aku tetap menyiramnya, ia mendekatiku dan berusaha membalik arah selang, aku mengarahkannya kembali, akhirnya kami rebutan dan tanpa sadar kaki kami tersandung selang yang mulai melingkar tidak jelas….dan “BYUUUURRRRRRRRRR”, kami masuk kolam, ia menuju kepinggir, aku pun begitu, dan ia tertawa lagi

“hahhaha, kamu tu lucu ya”, ujarnya, ia tampak begitu senang

Aku hanya tersenyum, ia makin cantik saja saat seperti itu, begitu mempesona, dan kurasakan hujan menumbuhkan bunga bunga cinta dalam hatiku, mengukirkan namanya dalam hatiku dengan tinta emas, menghiasi nya dengan bunga setaman, dan mengharumkannya dengan parfum sejuta cinta.

“ehhh, kamu sekolah dimana dik?”, ujarnya

“SMA 10”, jawabku, lalu ia mengangguk

“besok kamu pulang sekolah mau ngapain?”, tanya nya

“emang kenapa?”, tanyaku padanya, aku penasaran,apa mungkin ia ingin mengajakku kencan?, dalam waktu sesingkat ini…hahhaha bermimpi anda diko

“kencan yuk”, ujarnya tiba tiba……jantungku seolah berhenti saat itu, wooow, what an amazing surprise?? Aku bengong, lalu ia tersenyum

“hahahhaha, percaya dia”, ujarnya, akupun sadar dia Cuma bercanda dan kujitak kepalanya

Kami melanjutkan masak barbeque, dan sorenya aku dan ibuku pulang, aku pulang dengan kondisi basah kuyup, dan sesampainya dirumah, sebuah sms masuk, ketika kubuka, dari nomor baru, isinya

“awas masuk angin, mandi”, aku tersenyum, pasti anak itu…

“iya ayu ting tong”, balasku…dan ia membalas dengan smiley tertawa…..

Esoknya aku berangkat sekolah seperti biasa, aku menikmati hari kemarin, tapi tidak dengan rian…ia baru saja ditolak oleh tiwi, ternyata ia menelpon kemarin adalah minta ditemani kerumah arina untuk menyatakan cinta….tapi aku tak menjawab telponnya, akhirnya ia pergi sendiri dan

Page 9: Ini Adalah Ceritaku Dan Temanku(Demam Korea)

ditolak….namun bukan rian namanya bila menyerah sekali coba. Dulu saja, saat ia ditolak oleh sissy, ia mencoba sampai 5 kali, setelah sissy mengenalkan aldo, pacarnya, baru rian menyerah, hari ini ia berniat pulang dengan arina, lalu mencoba menyatakan cinta nya lagi, aku hanya bisa memberinya semangat.

“do’ain gw boy hari ini”, ujarnya semangat, aku tersenyum saja melihatnya, entah kenapa aku kepikiran pada ayu…..pagi tadi ia mengirimiku sms ucapan selamat pagi, namun dengan rangkaian yang pas ia membuat ucapan itu begitu berkesan…..

Saat jam pulang, tiba tiba aku dimintai tolong oleh rian, ia memintaku membeli sesuatu

“ayolah boy, tolong ini mah, beliin mawar ya?ntar lu anterin, tapi jangan keliatan, ntar gw pura pura ke wc, gw ambil sama lu, oke?”, pinta nya, dan sebagai sahabat, aku tak bisa menolaknya, ia pun meluncur dengan motorku…damn, ia lupa mengantarku pulang, dan lupa, bagaimana aku membeli bunga….tanpa motorku….aku diam, dan saat ia dan arina pergi menghilang dari pandangan, aku mulai melangkah gontai….tiba tiba sebuah mobil mengklaksonku, aku minggir…ia mengklakson lagi, aku minggir lagi, dan ia mengklakson lagi, akupun jengkel dan berbalik, sebuah sedan mewah warna hitam….kudekati jendelanya, karena ia berhenti, ku ketok dan jendelapun terbuka

“cieeee yang jaki”, ujar suara khas itu…..ayu

“huuuu panas panas jalan kaki”, ujarnya mengejek, aku diam saja

“mau ikut ga?”, tanya nya, aku diam, berpikir…..aku ingat mau membeli bunga

“ya udah, tapi ke toko bunga dulu ya?”, ujarku

“ngapain?, tanya nya

“beli bunga, buat temen”, lanjutku

“pacar ya?”, tanya nya, aku menggeleng

“buat pacar temen”, sahutku, dan ia mempersilakan aku naik

Kamipun meluncur ke toko bunga, dan aku membeli 2 kuntum mawar, dan kuminta ayu mengantarku ke kafe sesuai yang dikatakan rian….kami sampai disana dan kulihat rian sedang bicara pada arina. Kukirim pesan padanya bahwa aku ada disedan hitam yang lampunya menyala, dan ia berlari, memutar, menuju ke arah kami.

“mana mawarnya?”, ujarnya, aku menyerahkan sekuntum mawar padanya, ia pun buru buru pergi, ia bahkan tak melihat ayu disebelahku

“buat dia?”, tanya ayu, aku mengangguk, kulihat ia kelihatannya memikirkan sesuatu

“kenapa?”, tanyaku, ia menggeleng, aku merogoh tasku, lalu mengeluarkan mawar putih yang tadi juga kubeli

“nih, ambil”, ujarku menyerahkan mawar itu pada ayu, ia diam dan melihat mawar itu

Page 10: Ini Adalah Ceritaku Dan Temanku(Demam Korea)

“kepengen kan kamu?”, tanyaku, ia diam, tapi mengambil mawar itu

“dasar anak kecil, liat apa, langsung pengen”, ujarku, lalu mengacak rambutnya

Ia tersenyum dan sedikit menjulurkan lidahnya…imut…..aku mencubit pipinya, kemudian ia keluar, membeli sebotol aqua dan memasukkan bunga itu kedalamnya

“biar awet”, ujarnya, lalu ia menaruhnya ditempat minuman

“kemana lagi kita?”, tanya nya, aku berpikir sejenak, ingin kukerjai dia dengan memintanya berputar putar

“cari tempat makan yuk”, ajakku, ia mengangguk, lalu turun dari mobil, dan membuka pintuku

“kamu yang bawa, awas, geser”, ujarnya, aku kaget, tapi ia terus mendorongku…sial….rupanya aku yang dikerjai…dan ia langsung duduk manis disebelahku….

Kamipun pergi dan mencari tempat makan….yang romantis…..

Esoknya rian muncul dengan tampang orang memenangkan kuis who wants to be a millionaire senilai 1 milyar rupiah….

“ehhh coy, dapet gw si tiwi, kemaren,begitu gw kasih mawar, klepek klepek dia”, ujarnya semangat, aku tersenyum melihatnya, aku senang ia diterima

“makan makan nih”, ujarku, ia tersenyum sombong

“nyantai itu mah boy”, jawabnya

“jadi kapan nih kita double date?cari pacar donk lu”, ujarnya, aku tersenyum

“apa perlu gw cariin?”, sombongnya,

“ga perlu, tuh pacar gw”, ujarku saat melihat ayu sedang duduk di kap mobilnya menungguku dibawah pohon….ya, tadi pagi ayu mengantarku, dan bilang, siang ini akan menjemputku lalu kami akan jalan jalan. Rian hanya terbelalak melihat itu, lalu kutinggalkan ia yang bengong itu

“bye, gw duluan bos”, ujarku sambil melambaikan tangan, pada ayu

“ayo berangkat”, ujarku saat sudah dekat

“cini aku cuapin somay dulu”, ujar ayu sambil memasukkan somay kemulutku, aku melahapnya, lalu mencubit pipinya, kulihat rian masih tak percaya dengan pemandangan didepannya….