147
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia sebagai suatu mata pelajaran memiliki karakteristik yang berbeda dengan mata pelajaran lain. Pada prinsipnya bahasa dan sastra Indonesia merupakan sebuah fakta sosial, sarana komunikasi, pendekatan pembelajaran bahasa dan sastra juga dipergunakan sehingga keduanya saling terkait. Pada satu sisi bahasa Indonesia merupakan sarana komunikasi, dan sastra merupakan salah satu hasil budaya yang menggunakan bahasa sebagai alat kreatifitasnya. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V aspek menulis menyajikan 1) menulis karangan 2) menulis surat undangan, 3) menulis dialog sederhana, 4) menulis laporan pengamatan, 5) menulis paragraf bebas yang disajikan dalam bentuk – bentuk latihan yang dimulai 1

Isibin Sundaricb Copy.doc

  • Upload
    ramram3

  • View
    247

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sunda

Citation preview

Page 1: Isibin Sundaricb Copy.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia sebagai suatu mata pelajaran memiliki karakteristik

yang berbeda dengan mata pelajaran lain. Pada prinsipnya bahasa dan sastra

Indonesia merupakan sebuah fakta sosial, sarana komunikasi, pendekatan

pembelajaran bahasa dan sastra juga dipergunakan sehingga keduanya saling

terkait. Pada satu sisi bahasa Indonesia merupakan sarana komunikasi, dan

sastra merupakan salah satu hasil budaya yang menggunakan bahasa sebagai

alat kreatifitasnya.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk mata pelajaran Bahasa

Indonesia Kelas V aspek menulis menyajikan 1) menulis karangan 2) menulis

surat undangan, 3) menulis dialog sederhana, 4) menulis laporan pengamatan, 5)

menulis paragraf bebas yang disajikan dalam bentuk – bentuk latihan yang

dimulai dari pemahaman tema – tema dalam teks – teks dengan memantapkan

makna kosakata, struktur bahasa, kalimat, dan paragraf.(UU Sisdiknas, 2003).

Selama ini metode ceramah masih mendominasi strategi pembelajaran

Bahasa Indonesia di sekolah – sekolah . Hal itu menyebabkan siswa pasif dalam

belajar bahasa sehingga perolehan hasil belajarnya tidak optimal. Pengalaman

belajar siswa pun sedikit. Siswa cenderung tidak mau belajar dari apa yang ada

di lingkungan sekitar yang pada hakikatnya bisa menjadi sumber pembelajaran,

siswa hanya memperoleh informasi dari guru. Akibatnya siswa tidak bisa

1

Page 2: Isibin Sundaricb Copy.doc

memecahkan permasalahan yang dihadapi pada kenyataan kehidupan sehari –

hari yang berhubungan dengan penggunaan bahasa.

Dalam rangka melaksanakan kegiatan proses pembelajaran di

kelas, pada umumnya guru mengharapkan semua siswa memiliki motivasi,

minat yang baik, serta hasil belajar yang tinggi. Namun kenyataannya hal itu

sulit dicapai khususnya pada aspek menulis pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya motivasi, minat, dan

kemampuan siswa. Akan tetapi, faktor strategi penyampaian materi

pembelajaran yang kurang menarik patut dicatat sebagai faktor penyebab

rendahnya minat dan hasil belajar siswa.

Hal ini tidak jauh berbeda terjadi di Sekolah Dasar Negeri Pamotan

03 Kecamatan Dampit Kabupaten Malang. Model pembelajaran yang diterapkan

masih menggunakan metode pembelajaran klasikal. Kebanyakan guru di

Sekolah Dasar Negeri Pamotan 03 dalam menyampaikan materi pelajaran

menggunakan metode ekspositori. Hasil pembelajaran yang ditunjukan siswa

kelas V masih sangat rendah. Terbukti pada hasil tes formatif (ulangan harian)

aspek menulis karangan semester I tahun pelajaran 2012/2013 menunjukkan rata-

rata nilai ulangan siswa 6,0. Hal yang mempengaruhi tinggi rendahnya hasil

belajar siswa antara lain media yang digunakan guru, kemampuan guru mengemas

pembelajaran, daya tangkap siswa, dan metode pembelajaran yang diterapkan.

Strategi penyampaian pelajaran yang cenderung besifat eksplanatori

seperti metode ceramah sangat kuat diduga sebagai penyebab rendahnya minat

dan hasil belajar tersebut. Oleh karena itu, agar minat siswa dalam mengikuti

2

Page 3: Isibin Sundaricb Copy.doc

pelajaran dan prestasi belajarnya meningkat guru perlu mengadakan perbaikan

proses pembelajaran.

Mengarang adalah kegiatan menulis bahasa atau merangkai bahasa.

Melahirkan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan bukan persoalan biasa

dan mudah. Tujuan pelajaran ini adalah melatih siswa dapat menggunaan

bahasa tulis. Pelaksanaan kegiatan mengarang bagi siswa kelas III – VI

hendaknya diarahkan pada penyusunan dan pengembangan paragraf.

Pengetahuan tentang paragraf sangat penting dalam kegiatan memahami

karangan. Sebuah karangan akan mudah diketahui dimana suatu pokok pikiran

dimulai, dikembangkan dan diakhiri. Kemampuan menyusun paragraf sangat

diperlukan dalam kegiatan mengarang di sekolah, agar siswa memiliki

keterampilan sebaik mungkin dalam aspek menulis. Menulis sebagai salah satu

aspek keterampilan bahasa yang di dalamnya terdapat sejumlah kegiatan

yang harus dikuasai siswa.

Dari uraian di atas, terlihatlah betapa pentingnya kedudukan paragraf

dalam kegiatan mengarang, agar dapat menghasilkan karangan dengan

susunan yang baik diperlukan kemampuan menulis paragraf. Untuk dapat

menulis paragraf dengan baik diperlukan penguasaan tentang paragraf.

Pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa, memerlukan media

pengajaran yang menarik dan inovasi yang berkesinambungan meskipun

media yang menarik tidak identik dengan media yang mahal. Media belajar

akan lebih baik bila melibatkan banyak indera dan siswa akan menguasai hasil

belajar dengan optimal jika dalam belajar siswa dimungkinkan menggunakan

sebanyak mungkin indera untuk berinteraksi dengan isi pembelajaran”. Dengan

3

Page 4: Isibin Sundaricb Copy.doc

adanya media, siswa tidak saja mengaktifkan indera pendengarannya dan

mendengarkan penjelasan guru, tetapi juga indra penglihatan, perasa, dan

sebagainya. ( Dadan Djuanda, 2006). Salah satu media yang dapat dimanfaatkan

oleh guru sebagai penunjang hasil pembelajaran agar maksimal adalah media

gambar seri dalam materi menulis karangan pada mata pelajaran bahasa

Indonesia.

Berdasarkan pengamatan dan bukti empirik selaku pengampu mata

pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Negeri Pamotan 03 Kecamatan

Dampit Kabupaten Malang bahwa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

khusus kelas V dengan materi menyusun karangan masih banyak siswa

mempunyai beberapa kesulitan di antaranya rendahnya keterampilan

menyusun paragraf . Faktor yang menjadikan rendahnya kemampuan siswa

dalam menulis karangan narasi siswa adalah kurang pengetahuannya siswa

dalam cara menulis narasi dan faktor lingkungan. Selain itu strategi dan media

pembelajaran yang di gunakan oleh guru kurang bervariasi karena siswa

belum terbiasa memnafaatkan media dalam menyusun paragraf.

Pengajaran menulis lebih banyak disajikan dalam bentuk teori-teori atau

siswa lebih banyak mendapatkan pelajaran mendengar dari pada praktik

menulis, sehingga siswa kesulitan dalam mengekspresikan ide, gagasan, dan

pikiran kedalam karangan, akibatanya tidak dapat melanjutkan kegiatan

menulis., khususnya menyusun paragraf dalam sebuah karangan di SDN

Pamotan 03 Kecamatan Dampit Kabupaten Malang Tahun Pelajaran 2013 /

2014. Informasi tersebut selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan kajian

4

Page 5: Isibin Sundaricb Copy.doc

dan pertimbangan bagi usaha pembinaan dan pembelajaran aspek menulis

mata pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar.

Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar yang dilaksanakan

dalam empat aspek, yaitu mendengar , berbicara, membaca dan menulis dan

merupakan pembelajaran yang wajib diberikan pada siswa. Meskipun berbagai

upaya telah dilakukan agar siswa lancar membaca, menulis , dan berbicara

namun tidak jarang ditemui ada beberapa atau sekelompok siswa yang mengalami

kesulitan dalam hal ini khususnya menulis.

Dari hasil pengamatan penulis pada akhir tahun pelajaran 2013/2014

kemampuan menulis paragraf siswa kelas V belum sesuai sehingga menulis

dianggap pelajaran yang membosankan. Dengan demikian penulis perlu

melakukan Penelitian Tindakan Kelas untuk mengidentifikasi penyebab dan

teridentifikasikannya cara menulis paragraf melalui media sehingga proses

pembelajaran lebih bermakna dan menyenangkan.

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas masalah –

masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaiman kemampuan siswa kelas V di SDN Pamotan 03 dalam

menyusun paragraf melalui media gambar seri ?

2. Bagaimana aktivitas belajar siswa kelas V di SDN Pamotan 03 dalam

menyusun paragraf melalui media gambar seri ?

3. Bagaimana media gambar seri dapat meningkatkan hasil belajar siswa

kelas V di SDN Pamotan 03 dalam menyusun paragraf ?

5

Page 6: Isibin Sundaricb Copy.doc

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah Mendeskripsikan :

1. Kemampuan siswa kelas V di SDN Pamotan 03 dalam menyusun paragraf

melalui media gambar seri.

2. Aktivitas belajar siswa kelas V di SDN Pamotan 03 dalam menyusun

paragraf melalui media gambar seri.

3. Bagaimana media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V

di SDN Pamotan 03 dalam menyusun paragraf melalui .

1.5 Manfaat Hasil Penelitian

Setelah berakhir penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan kontribusi

secara positif baik teoritis maupun praktis ;

1. Kontribusi secara teoritis.

Penelitian ini dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan

pelajaran Bahasa Indonesia aspek menulis khususnya menyusun

paragraf di kelas V.

2. Kontribusi praktis.

Yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kontribusi tentang

pemanfaatan media gambar dalam menyusun paragraf yang diharapkan

dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pengajaran

keterampilan menulis khususnya menulis paragraf bebas di kelas V .

6

Page 7: Isibin Sundaricb Copy.doc

3. Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat memberi bantuan yang

berarti bagi pihak – pihak yang berhubungan dengan permasalahan

penggunaan media dalam menulis paragraf .

4. Sebagai informasi awal bagi peneliti selanjutnya.

1.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan yang sedang

dihadapi. Karena penelitian ini bersifat deskriptif, maka akan diformulasikan

sejumlah hipotesis kerja yang meliputi ;

1. Siswa kelas V SDN Pamotan 03 mampu menyusun paragraf dengan

menggunakan media gambar seri.

2. Peningkatan aktivitas belajar siswa kelas V di SDN Pamotan 03 dalam

menyusun paragraf melalui media gambar seri

3. Media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V di SDN

Pamotan 03 dalam menyusun paragraf .

Kriteria untuk menentukan bahwa siswa tergolong mampu menulis kreatif

paragraf dengan memanfaatkan media adalah , ”Siswa kelas V SDN Pamotan

03 Tahun Pelajaran 2013/ 2014 dapat dikatakan mampu menyusun paragraf

melalui media gambar seri jika 80% atau lebih dari jumlah siswa mampu

memperoleh nilai ≥ 70.00 ”.

1.8 Definisi Istilah

Agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap penelitian ini, maka perlu

disajikan definisi beberapa istilah yang menjadi kata kuncinya adalah sebagai

berikut .7

Page 8: Isibin Sundaricb Copy.doc

1) Kemampuan artinya kesanggupan, kecakapan dan kepandaian seseorang

dalam melakukan kegiatan.

2) Paragraf .

(a) Paragraf adalah bagian dari karangan yang terdiri atas kalimat – kalimat

yang berhubungan secara utuh dan padu serta merupakan satu kesatuan

pikiran (Soedjito dan Hasan, 1986).

(b) Paragraf adalah satu – kesatuan ekspresi yang terdiri atas seperangkat

kalimat yang dipergunakan oleh orang yang mengarang sebagai alat

untuk menyatakan dan menyampaikan jalan pikirannya kepada pembaca.

(Tarigan 2008).

(c) Paragraf adalah bagian dari bab dalam karangan atau buku yang terdiri

atas seperangkat kalimat, yang tersusun secara logis dan sistematis yang

merupakan satu – kesatuan ekspresi pikiran pokok yang tersirat dalam

keseluruhan karangan atau buku (Syafi’ie, 1996).

3) Kemampuan menyusun paragraf

Adalah kesanggupan menunjukkan sejumlah pengetahuan dan keterampilan

siswa dalam merangkaikan dan menggunakan kalimat ( kalimat topik dan

kalimat penjelas) sehingga terbentuk suatu paragraf.

4) Media Gambar Seri

Media yang dimaksud dalam kajian ini adalah media gambar seri dalam

pembelajaran yang hanya mempunyai unsur gambar, berupa gambar seri

sebagai media visual. Media gambar seri merupakan serangkaian gambar

yang terdiri dari dua hingga enam gambar yang menceritakan suatu

8

Page 9: Isibin Sundaricb Copy.doc

kesatuan cerita yang dapat dijadikan alur pemikiran siswa dalam

mengarang, setiap gambar dapat dijadikan paragraf. (Hasnindah, 2011).

9

Page 10: Isibin Sundaricb Copy.doc

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2. 1 Penelitian Terdahulu

Diah Nur Puspa Fajrin dalam penelitian yang berjudul “ Upaya

meningkatkan Keterampilan Menyusun Paragraf pada Siswa Kelas IV SDN

Karangtengah Baru dengan Menggunakan Media Gambar. “ Hasil penelitian

menunjukkan pembelajaran menulis paragraf dengan menggunakan media

gambar dapat meningkatkan keterampilan menulis paragraf siswa kelas IV SD

Karangtengah Baru. Peningkatan keterampilan menulis paragraf pada Siklus I

sebesar 7,5 kondisi awal 61 meningkat menjadi 68,5 dan pada Siklus II sebesar

15,4 dari kondisi awal 61 meningkat menajdi 76,4.

Skripsi Riastuti Martikaningsih Jurusan PGMI Tarbiyah UIN Sunan

Kalijaga 2011 dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis

Karangan Bahasa Indonesia Berdasarkan Gambar Seri Di Kelas III MI

Muhamadiyah Jumoyo. Hasil penelitian menunjukakan bahwa pembelajaran

menulis karangan Bahasa Indonesia dengan penggunaan media gambar seri

ternyata mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan.

(Riastuti Martikaningsih “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan

Bahasa Indonesia Berdasarkan Gambar Seri Di Kelas III MI Muhamadiyah

Jumoyo, Skripsi, Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga ,2011)

10

Page 11: Isibin Sundaricb Copy.doc

Ade Suhailah Hasibuan Fakultas Bahasa dan Seni UNY Yogyakarta 2007

yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Deskripsi dengan

Menggunakan Media Gambar pada Siswa Kelas IV MIN Ngawen”.

Menunjukkan bahwa guru harus kreatif. Menulis sangat besar manfaatnya

khususnya bagi pendidikan. Menulis dapat menghasilkan ide-ide baru / kreatif.

Menulis dapat dijadikan sebagai alat evaluasi dan pemecahan masalah. Dengan

menulis seseorang dapat menyerap dan memproses informasi lebih banyak

sehingga wawasan dan pengetahuan akan bertambah ( Ade Suhailah Hasibuan “

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Deskripsi dengan Menggunakan

Media Gambar Pada Kelas II MIN Ngawen, Skripsi, Fakultas Bahasa Dan Seni

UNY Yogyakarta 2007).

2. 2 Tinjauan Pustaka

2.2.1 Menulis Paragraf

Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk

mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada

pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam

keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Menurut

isi dan bentuknya macam – macam karangan yang dapat diajarkan di Sekolah

Dasar dapat dijelaskan sebagai berikut.

a) Karangan Varslag ( Laporan ), Umumnya diberikan di kelas – kelas

rendah . Misalnya : Menceritakan kembali ( secara tertulis ) apa – apa

yang dialami dalam pengajaran lingkungan.

11

Page 12: Isibin Sundaricb Copy.doc

b) Karangan Fantasi, Mengeluarkan isi jiwa sendiri ( Ekspresi jiwa ),

Misalnya : “Cita – citaku setelah tamat SD”. “Seandainya aku jadi raja”.

c) Karangan Reproduksi, Umumnya bersipat menceritakan / menguraikan

suatau perkataan yang telah di pelajari atau di pahami, seperti mengenal

ilmu – ilmu bumi, ilmu hayat, atau menulis dengan kata – kata sendiri apa

yang telah di baca dll.

d) Karangan Argumentasi, Karangan berdasarkan alasan tertentu. Siswa

dibiasakan menyatakan pendapat ataupun pikiranya berdasarkan alas an

yang tepat. (Purwanto dan Alim, 1997: 32 )

Susunan karangan atau wacana sebagaimana dikemukakan oleh Tarigan

(1996: 19 ) adalah : “ Wacana dibentuk oleh paragraf – paragraf, sedangkan

paragraf dibentuk oleh kalimat – kalimat. Kalimat – kalimat yang membentuk

paragraf itu haruslah merangkai, kalimat yang satu dengan kalimat berikutnya

dan berkaitan begitu seterusnya. Sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh

atau membentuk sebuah gagasan. Selanjutnya paragraf dengan paragraf pun

merangkai secara utuh membentuk sebuah wacana yang memiliki tema yang

utuh “.

Paragraf adalah satu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi

atau lebih luas dari pada kalimat : paragraf merupakan kumpulan kalimat

yang berkaitan dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan,

Berkaitan dengan paragraf Akhadiah, dkk (dalam Agus Suryamiharja, 1996 :4 ),

Menjelaskan bahwa “dalam paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang

didukung oleh semua kalimat utama atau kalimat topik, kalimat penjelas

sampai kalimat penutup”.

12

Page 13: Isibin Sundaricb Copy.doc

Tarigan (2008:13 ) mengatakan bahwa paragraf adalah satu – kesatuan

ekspresi yang terdiri atas seperangkat kalimat yang dipergunakan oleh orang

yang mengarang sebagai alat untuk menyatakan dan menyampaikan jalan

pikirannya kepada pembaca. Pendapat lain mengatakan bahwa paragraf adalah

bagian dari bab dalam karangan atau buku yang terdiri atas seperangkat

kalimat, yang tersusun secara logis dan sistematis yang merupakan satu –

kesatuan ekspresi pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan

atau buku (Syafi’ie, 1996; 27). Dengan adanya pengertian dari beberapa

pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa paragraph adalah rangkaian

kalimat yang saling berkaitan dalam membentuk satu kesatuan ide, gagasan, atau

pokok pikiran.

Fungsi dari paragraf dalam karangan adalah ; a) Sebagai penampung

dari sebagian kecil jalan pikiran atau ide keseluruhan karangan. b)

Memudahkan pemahaman jalan pikiran atau ide pokok karangan. (Tarigan,

1996: 18 ). Menurut Suriamiharja (1996 : 31 ) “Paragraf baik dan efektif harus

memenuhi tiga parsyaratan, yaitu ; a) Keraf (dalam Suriamiharja 1996 : 48)

mengemukakan bahwa “yang dimaksud dengan kohesi / kesatuan dalam paragraf

adalah semua kalimat yang membina paragraf secara bersama – sama

menyatakan satu hal, satu tema tertentu”. b) mengemukakan bahwa “yang

dimaksud dengan koherensi / keterpaduan dalam paragraf adalah kekompakan

hubungan antar sebuah kalimat denngan kalimat yang lain yang membentuk

paragraf itu”. c) “pengembangan paragraf adalah penyusunan atau perincian

dari gagasan – gagasan yang membina paragraf itu”,

13

Page 14: Isibin Sundaricb Copy.doc

Suatu paragraf dikatakan berkembang atau lengkap jika kalimat topik atau

kalimat utama dikembangkan atau dijelaskan dengan cara menjabarkannya

dalam bentuk – bentuk kongkrit, dapat dengan cara pemaparan dan pemberian

contoh, penganalisaan dan nilai – nilai.

2. 2.2.Media Pembelajaran

Nata Wijaya (1995: 43) manyatakan bahwa media merupakan alat bantu

atau pelengkap yang digunakan guru dalam berkomunikasi dengan para siswa.

media itu dapat berupa benda atau perilaku. Benda dapat berupa: benda langsung,

seperti daundaunan, bunga, atau pensil. Bendabenda tiruan misalnya bola dunia .

Siti Meikhati. (1997: 26) menyatakan bahwa media sebagai alat yang bisa

menolong anak didik untuk lebih mudah mempelajari dan memahami pelajaran

dengan jelas atau menguasai isi pelajaran dengan baik.Sedangkan Departemen

pendidikan dan kebudayaan (1992: 38) memberi pengertian bahwa media adalah

alat yang dapat dipertunjukkan dalam kegiatan belajar mengajar. media

berfungsi sebagai pembantu memperjelas konsep, ide atau pengertian.

Media memberikan variasi dalam caracara mengajar dan memberi

pemahaman anak terhadap pelajaranpelajaran. Media ialah istilah yang sering

digunakan untuk menggantikan istilah Audio Visual Aids. Media itu dapat

dilihat, diamati, dirasa, diraba, dicoba, dan sebagainya, sehingga anak mudah

dalam menerima dan memahami suatu pelajaran. Media dapat mempertinggi

efektifitas belajar, baik bagi orang dewasa maupun bagi anakanak. Alat peraga

dapat membantu guru dalam memberikan pengalaman dan pelajaran pada

siswa melalui alat indra. Media harus merupakan bagian integral dari pelajaran

14

Page 15: Isibin Sundaricb Copy.doc

dan bukan merupakan hiasan.Anakanak harus dipersiapkan dan diperlakukan

sebagai peserta yang aktif, ikut serta bertanggungjawab terhadap hal-hal yang

terjadi selama pelajaran. Penggunaan kesempatan menggunakan media yang

dapat ditanggapi untuk melatih perkembangan bahasa lisan maupun bahasa tulis.

Beraneka ragamnya media beserta sifatnya maka memaksa kita untuk

memilih secara tepat untuk menggunakannya secara tepat pula. Tujuan tertentu

kadang-kadang lebih mudah dicapai lewat benda-benda tiruan atau cukup

gambar-gambar saja. Oleh karena itu, pentinglah kiranya dilakukan memilih alat

– alat tersebut. Ada enam factor yang dapat diperguanakan sebagai

pertimbangan untuk memilih media sebagai berikut:

a) Faktor tujuan

media hendaknya dipilih yang paling menunjang pencapaian tujuan

pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya.ini berarti materi yang

disajikan lewat media itu hendaknya mengarah pada tujuan.. Tujuan adalah

pertimbangan pokok dalam memilih alat peraga.

b) Faktor efektifitas

Tidak semua media dapat dipergunakan dalam setiap penyajian bahan

pengajaran diantara beberapa alternatif media yang sudah dipilih mana

yang dianggap yang paling efektif untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. sekalipun kita mengenal pepatah “ tidak ada rotan akarpun jadi

“ maksudnya disini adalah kalau tidak ada pilihan lain media yang lebih

baik maka alat yang tersedia itulah yang paling efektif untuk

digunakannya.

15

Page 16: Isibin Sundaricb Copy.doc

c) Faktor siswa atau anak didik

Suatu media akan sangat cocok untuk mencapai tujuan tertentu. Tapi

kadang-kadang tingkat kesulitannya berada jauh di atas atau di bawah

kemampuan anak. media yang dipilih hendaknya benar-benar sesuai

dengan tingkat kemampuan anak. Begitu juga kecilnya kelompok anak

perlu dipergunakan sebagai pertimbangan dalam memilih alat peraga.

d) Faktor-faktor bahan media

Dapatlah media itu diperoleh dengan mudah untuk tersedianya media ada

beberapa alternative yaitu membuat sendiri, meminjam, menyewa,

membeli, atau droping dari pemerintah.

e) Faktor biaya

Adakah biaya untuk mengadakan media yang dipilih? Apakah biaya yang

digunakan seimbang dengan manfaat serta hasil hasil penggunaan? Apakah

tidak ada alat lain yang biayanya lebih murah tetapi memliki efektifitas

yang sama.

f) Faktor kualitas atau mutu teknis

Apakah alat yang dipilih itu kualitasnya baik jika menggunakan gambar

misalnya apakah masih memenuhi syarat sebagai media pendidikan,

bagaimana keadaan daya tahan alat tersebut? Demikian faktor-faktor yang

perlu kita pertimbangkan setiap kali memilih media untuk digunakan

dalam proses meningkatkan belajar mengajar. Kemudian bagaimanakan

yang dikatakan media yang baik?

16

Page 17: Isibin Sundaricb Copy.doc

Dalam buku pedoman pembuatan dan pemakaian media pendidikan

disekolah dasar menyebutkan sebagai berikut: a) Kondisi guru, b) Sederhana,

langsung mengemukanakan isi dan arti jelas dan bentuk yang benar dan tidak

membingungkan. Agar benar-benar efektif untuk membantu pencapaian tujuan

yang telah dirumuskan media hendaknya digunakan dengan cara yang tepat

pula. Prinsip umum penggunaan media meliputi ;

a) tidak ada media yang dapat menggantikan kedudukan dan peranan guru

seratus persen,

b) tidak ada media yang dapat merupakan alat tunggal untuk mencapai

semua tujuan media tetentu, dalam kondisi tertentu pula,

c) media bukanlah hal yang disajikan kepada anak tetapi sekedar sebagai alat

Bantu untuk menanamkan pengertian,

d) media apapun yang hendak digunakan, partisipasi aktif dalam kegiatan

belajar yang harus tetap diusahakan,

e) media hendaknya digunakan secara bervariasi dan berimbang. Tidak ada

media yang harus dipakai dengan meniadakan yang lain.

f) Penggunaan media apapun yang hendak digunakan. Persiapan yang teliti

dan matang harus tetap dilakukan,

g) Guru hendaknya kenal betul dengan media yang hendak digunakan.

17

Page 18: Isibin Sundaricb Copy.doc

2.2.3 Media Gambar Seri

Menurut Djamarah dan Zain (dalam Hasnindah, 2011: 39), secara umum

media dapat diklarifiksikan atas tiga jenis, yaitu; media auditif (mengandalkan

kemampuan suara), media visual (mempunyai unsur gambar), dan media audio-

visual (mempunyai unsur suara dan gambar). Media yang dimaksud dalam

kajian ini adalah media gambar seri dalam pembelajaran yang hanya

mempunyai unsur gambar, berupa gambar seri sebagai media visual.

Sapari (dalam Hasnindah, 2011: 43) mengemukakan bahwa :

Media gambar seri merupakan serangkaian gambar yang terdiri dari 2 hingga 6

gambar yang menceritakan suatu kesatuan cerita yang dapat dijadikan alur

pemikiran siswa dalam mengarang, setiap gambar dapat dijadikan paragraf.

Menurut Kamus Bahasa Indonesia gambar adalah tiruan benda, orang,

atau pandangan yang dihasilkan pada permukaan yang rata. Sedangkan seri

adalah rangkaian yang berturut-turut baik itu cerita, buku, peristiwa, dan

sebagainya.

Gambar seri yang dipakai dalam pembelajaran menulis karangan adalah

rangkaian gambar yang tersusun secara kronologis. Dari rangkaian gambar

tersebut maka akan membentuk sebuah cerita yang nantinya menjadi sumber

ide bagi siswa untuk mengarang yang sesuai dengan imajinasi anak terhadap

rangkaian gambar tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran

gambar seri adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan

pesan (bahan pembelajaran), yang berupa tiruan tiruan benda, orang atau

pandangan yang dihasilkan pada permukaan yang rata dengan adanya

rangkaian yang berturut-turut baik itu cerita, buku, peristiwa, dan sebagainya.

18

Page 19: Isibin Sundaricb Copy.doc

19

Page 20: Isibin Sundaricb Copy.doc

Gambar seri merupakan serangkaian gambar yang terpisah antara satu

dengan yang lain tetapi memiliki satu-kesatuan urutan cerita. Gambar seri akan

sulit dipahami ketika berdiri sendiri-sendiri dan belum diurutkan. Gambar seri

akan memiliki makna setelah diurutkan berdasarkan pola-pola tertentu atau

sesuai dengan urutan sebuah cerita. Gambar seri digunakan sebagai media

dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan.

Baugh (dalam Suliman 1998:84) mengemukakan tentang perbandingan

peranan tiap alat indera kita. Semua pengalaman belajar yang dimiliki

seseorang dapat dipresentasikan yaitu : 90 % diperoleh melalui indera lihat, 5 %

melalui indera dengar, dan 5 % melalui indera lain. Pengalaman belajar manusia

sebanyak 75 % diperoleh melalui indera lihat, 15% melalui indera dengar dan

selebihnya indera lain. Bertolak dari yang dikemukakan oleh para ahli di atas

mengenai pengalaman belajar lebih banyak diperoleh melalui indera lihat,

maka dalam proses belajar mengajar diupayakan penggunaan media visual

sebagai alat bantu penyampaian materi pelajaran.

Kriteria pemilihan media disinggung bahwa media digunakan harus

sesuai dengan taraf berfikir anak didik. Demikian pula dengan pelajaran

menulis karangan di SD. Penggunaan media gambar seri dirasakan sangat tepat

untuk membantu siswa dalam kemampuan mengarang.

Pendapat di atas menegaskan bahwa media gambar seri adalah media

yang berisi gambar-gambar berseri, di mana setiap gambar memiliki kaitan

antara satu dengan yang lainnya. Masing- masing gambar dalam media

gambar seri mengandung makna adanya alur dalam suatu cerita secara

bergambar yang harus disusun dengan baik. Jadi, penyusunan gambar harus

20

Page 21: Isibin Sundaricb Copy.doc

sesuai dengan alur cerita yang seharusnya sehingga mengandung makna

tertentu, dan gambar-gambar tersebut dapat dibuat dalam bentuk cerita atau

karangan yang menarik.

a. Fungsi Media Gambar Seri

Keberadaan media pembelajaran seperi media gambar seri memiliki fungsi

dan manfaat tertentu sehingga dapat mendukung proses pembelajaran yang

berkualitas. Fungsi dan maanfaat media pembelajaran akan sangat terkait

dengan bentuk dan jenis media pembelajaran yang digunakan, seperti media

gambar yang sifatnya berseri atau terdiri dari beberapa gambar yang memiliki

keterkaitan antara gambar yang satu dengan yang lainnya.

Media gambar seri merupakan jenis media visual atau hanya

mempunyai unsur gambar. Adapun fungsi media visual dalam pembelajaran

menurut Levie & Lentz (dalam Arsyad, 2011: 67), yaitu: “fungsi afensi, fungsi

afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris”. Keempat fungsi media visual

tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

1) Fungsi atensi dari media visual, seperti media gambar seri yang dapat

menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi terhadap

isi pelajaran yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.

Contohnya, ketika siswa bosan mendengarkan ceramah guru, maka guru

memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi pelajaran.

Ini dapat menarik perhatian dan konsentrasi siswa terhadap materi

pelajaran karena adanya media yang dapat dilihat langsung.

21

Page 22: Isibin Sundaricb Copy.doc

2) Fungsi afektif dari media visual, seperti media gambar seri yang

diperagakan oleh guru akan menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya

informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras dalam kehidupan

sehari-hari. Kemampuan belajar siswa akan lebih meningkat melalui

penggunaan gambar seri. Penggunaan gambar seri diupayakan

menggugah perasaan siswa tentang berbagai peristiwa melalui gambar-

gambar yang disajikan secara berseri.

3) Fungsi kognitif dari media visual, seperti gambar seri akan dapat

memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat

informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. Jadi, penggunaan

media gambar seri sebagai media visual akan meningkatkan daya pikir

siswa terhadap materi pelajaran.

4) Fungsi kompensatoris dari media visual, seperti media gambar seri akan

memberikan konteks untuk memahami teks dan membantu siswa yang

lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks

dan dapat mengingat kembali. Hal ini sangat penting dalam

mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat dalam menerima dan

memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara

verbal, karena murid dapat melihat secara langsung dan mengaitkan

dengan materi pelajaran.

Sudjana dan Rivai (dalam Arsyad, 2011: 74) mengemukakan manfaat media

pembelajaran dalam proses belajar mengajar adalah :

22

Page 23: Isibin Sundaricb Copy.doc

1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar. 

2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih

dipahami oleh siswa dan memungkinkan siswa untuk menguasai dan

mencapai tujuan pembelajaran.

3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi

verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan

dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada

setiap jam pelajaran.

4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain, seperti mengamati,

melakukan, mendemonstrasikan, dan memerankan.

Berdasarkan pendapat di atas, jelas bahwa media memiliki fungsi yang

sangat luas dan penting, terlebih dalam dunia pendidikan, sebagaimana

digunakan guru dalam proses pembelajaran. Walaupun dalam pengadaan dan

pemanfaatannya senantiasa masih menghadapi berbagai kendala, baik karena

tidak disiapkan oleh pihak sekolah maupun k eterbatasan kemampuan guru

dalam membuat dan menggunakan media pembelajaran, seperti gambar seri.

b.Langkah-langkah Penggunaan Media Gambar Seri

Berdasarkan model pembelajaran examples non examples (contoh dari

kasus/gambar yang relevan dengan KD), maka langkah-langkah penggunaan

media gambar seri dapat disusun sebagai berikut:

23

Page 24: Isibin Sundaricb Copy.doc

1) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.

2) Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP.

3) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk

memerhatikan atau menganalisis gambar.

4) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisis

gambar tersebut dicatat pada kertas.

5) Tiap kelompok diberi kesempatan untuk membacakan hasil diskusinya.

6) Mulai dari komentar atau hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan

materi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

7) Membuat kerangka karangan.

8) Membuat karangan.

c. Aktifitas Belajar Bahasa Indonesia

Aktifitas merupakan suatu hal yang sangat penting untuk meningkatkan

prestasi belajar. Menurut Sardiman (2006: 69), “tidak ada belajar kalau tidak ada

aktivitas, itu sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat

penting di dalam interaksi belajar mengajar”. Keaktifan belajar dapat dilihat dari

aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Jika siswa sudah terlibat di dalam

proses pembelajaran, maka siswa akan merasakan suasana belajar yang

menyenangkan sehingga prestasi belajar dapat dimaksimalkan.

Keaktifan belajar merupakan segala aktivitas atau kegiatan yang

dilakukan siswa selama proses belajar mengajar di sekolah dalam rangka

mencapai tujuan belajar yang penekannya ada pada siswa, sebab dengan

adanya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan tercipta situasi

belajar aktif. Aktifitas belajar siswa merupakan unsur dasar yang penting bagi

24

Page 25: Isibin Sundaricb Copy.doc

keberhasilan proses pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar terjadi aktivitas

guru dan siswa. Keingintahuan siswa akan hal-hal yang belum diketahuinya

mendorong keterlibatannya secara aktif dalam proses belajar secara spontan

(Jihad dan Haris, 2009 : 58).

Hal ini yang memotivasi siswa untuk cenderung aktif dalam belajar.

Sehingga keaktifan siswa perlu digali dari potensi-potensinya, yang mereka

aktualisasikan melalui aktivitasnya untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Aktifitas siswa dalam belajar merupakan persoalan penting dan mendasar yang

harus dipahami dan dikembangkan oleh setiap guru dalam proses pembelajaran.

Proses pembelajaran di dalam kelas merupakan aktivitas mentransformasikan

pengetahuan, sikap dan keterampilan. Dalam kegiatan pembelajaran ini sangat

dituntut keaktifan siswa, dimana siswa adalah subyek yang banyak melakukan

kegiatan, sedangkan guru lebih banyak membimbing dan mengarahkan.

John Dewey (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2010: 96) mengemukakan bahwa

belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya

sendiri, maka inisiatif harus datang dari siswa sendiri, guru sekedar pembimbing

dan pengarah. Hal ini didukung pula oleh petunjuk Montessori (dalam Sardiman,

2006) bahwa yang lebih banyak melakukan aktivitas di dalam pembentukan

diri adalah anak itu sendiri, sedang pendidik memberikan bimbingan dan

merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat oleh anak didik.

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan

interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu

sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif,

dimana masing-masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal

25

Page 26: Isibin Sundaricb Copy.doc

mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula

terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada

peningkatan prestasi.

Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran dapat

merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, peserta didik juga

dapat berlatih untuk berfikir kritis, dan dapat memecahkan permasalahan-

permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Di samping itu, guru juga dapat

merekayasa sistem pembelajaran secara sistematis, sehingga merangsang

keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran.

Menurut Gagne dan Briggs (dalam Iqra, Online) terdapat faktor-faktor

yang dapat menumbuhkan timbulnya keaktifan peserta didik dalam proses

pembelajaran, diantaranya :

1. Memberikan dorongan atau menarik perhatian siswa, sehingga mereka

dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

2. Menjelaskan tujuan intruksional (kemampuan dasar kepada siswa).

3. Mengingatkan kompetensi belajar kepada siswa.

4. Memberikan stimulus (masalah,topik dan konsep yang akan dipelajari).

5. Memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya.

6. Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.

7. Memberi umpan balik (feed back)

8. Melakukan tagihan-tagihan kepada siswa berupa tes, sehingga

kemampua siswa selalu terpantau dan terukur.

9. Menyimpulkan setiap materiyang disampaikan di akhir pelajaran.

26

Page 27: Isibin Sundaricb Copy.doc

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa keaktifan

belajar merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa

dan sejauh mana siswa berperan serta berpartisipasi dalam pembelajaran selama

proses belajar mengajar di kelas.  Dengan melakukan berbagai aktivitas dalam

kegiatan pembelajaran diharapkan siswa dapat membangun pengetahuannya

sendiri tentang paragraf dengan bantuan guru.

2.2.4 Materi Penelitian

Menulis sebagai suatu proses mengandung makna bahwa menulis terdiri

atas tahapan-tahapan. Tompkins  (1994:79) menguraikan lima tahap proses

menulis, yaitu pramenulis (prewariting), penyusunan dan pemaparan konsep

(drafing), perbaikan (revising), penyuntingan (editing), dan penerbitan

(publising). Selain itu, Smalley,dkk. (2001:84) menyatakan bahwa tahapan

proses menulis itu meliputi pramenulis, membuat draf (menulis), dan merevisi.

Akan tetapi target tertinggi dari menulis sesungguhnya tidak seidelis hal

tersebut di atas. Targetnya adalah bagaimana seseorang menyampaikan ide dan

gagasannya melalui tulisan.

Pelajaran menulis tentu harus di mulai dari pembiasaan, dan kerja keras

tentunya. Jika mengikuti tahapan-tahapan menulis yang dilakukan oleh penulis

profesional, maka menulis harus terlebih dahulu diawali dengan kegiatan

pramenulis. Akan tetapi di sekolah kegiatan pramenulis ini dilakukan secara

sederhana dengan cara memberi informasi atau pengetahuan yang berkaitan

dengan apa yang akan ditulisnya setelah guru menginformasikan pengetahuan

dasar yang akan ditulis, maka guru dapat membantu siswa untuk menemukan

27

Page 28: Isibin Sundaricb Copy.doc

pengetahuan barus sebagai tambahan untuk melengkapi informasi yang

diberikan guru. Untuk langkah awal inilah, guru dapat menggunakan media

pembelajaran berupa sebuah gambar atau pun gambar berseri (komik) untuk

selanjutnya dituliskan oleh siswa berdasarkan hasil pengamatan dari gambar

yang diberikan. Gambar yang disuguhkan kepada siswa harus bersesuaian

dengan informasi awal yan diberikan guru.

Misalnya guru memberikan gambar jenis gambar berseri agar supaya

siswa terbiasa menguraikan idenya secara runtut berdasarkan gambar yang

diberikan. Untuk tingkat menengah dapat diberikan satu gambar yang dapat

mewakili satu peristiwa penting untuk ditulisnya. Sebagai contoh dapat di lihat

pada gambar berikut:

2.1 Media Gambar

28

Page 29: Isibin Sundaricb Copy.doc

Melalui gambar seri ini siswa diharapkan mampu menuliskan peristiwa

yang terjadi secara berurutan berdasarkan gambar. Guru dapat membantu siswa

untuk mendiskusikan tema dari gambar disamping termasuk beberapa hikmah

atau nilai-nilai yang akan ditanamkan guru melalui cerita bergambar tersebut.

Dengan demikian siswa dapat memulai menulis berdasarkan urutan urutan

gambar yang disuguhkan kepada mereka.

Bentuk tulisannya boleh juga ditekanakan untuk menggunakan jenis

tulsan deskriptif atau menggunakan tulisan jenis narasi, agar siswa dapat secara

langsung menbedakan jenis-jenis tulisan.. Jika pengajaran menulis

menggunakan media pembelajaran untuk siswa lanjutan dapat menyuguhkan

gambar tunggal seperti gambar berikut.

Selain itu juga guru melalui gambar dapat menekankan atau menanamkan

nilai-nilai atau karakter tertentu kepada siswa melalu visualisasi gambar yang

diberikan sebagai berikut. Dengan melihat gambar, kita bisa menulis sebuah

karangan.

29

Page 30: Isibin Sundaricb Copy.doc

Perhatikan contoh berikut!

  

   Setiap kali bangun pagi segera kubuka jendela kamarku. Kulihat bunga-

bunga indah bermekaran. Segera aku turun dari tempat tidurku dan bergerak

cepat. Tidak sabar rasanya ingin menikmati keindahan bunga-bunga yang

berwarna-warni di taman belakang rumah. Seminggu sekali aku menanam

bunga. Semakin hari taman belakang rumah penuh dengan bunga, hatiku senang

sekali. Tidak lupa bunga kusiram dan kuberi pupuk. Bunga-bunga di taman

belakang rumah pun tumbuh subur.

Contoh Kegiatan

Buatlah karangan dengan menggunakan gambar seri berikut ini! Perhatikan

ejaan, huruf kapital, dan tanda titik!

Gambar 2.2 Media Gambar Seri

30

Page 31: Isibin Sundaricb Copy.doc

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan

kualitatif yang menampilkan segala sesuatu yang terjadi secara alamiah, apa

adanya tanpa manipulasi. Peneliti berhubungan langsung dengan subjek

penelitian, data yang diperoleh berupa kata-kata dan lebih mementingkan proses

dari pada hasil. “Adapun ciri-ciri penelitian kualitatif adalah memiliki latar

alamiah, manusia sebagai alat (instrument), metode kualitatif, analisis data secara

induktif, bersifat deskriptif, lebih mementingkan proses dari pada hasil, adanya

batas yang ditentukan oleh fokus, dan adanya keabsahan data” (Moleong,

2002:67).

Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). “PTK

yaitu suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-

tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik

pembelajaran di kelas secara lebih professional” (Suyanto, 1996: 91). PTK pada

penelitian ini terdiri dari dua siklus, hal ini karena Kompetensi Dasar (KD) pada

materi yang akan diteliti terdiri dari 3 indikator. Yang mana siklus I terdiri dari 2

indikator dan siklus II terdiri dari 1 indikator yang harus dicapai dalam

pembelajaran.

31

Page 32: Isibin Sundaricb Copy.doc

3.2 Kehadiran Peneliti

Peneliti sebagai pengelola instrumen mengandung arti bahwa peneliti sebagai

pengajar, pengamat yang mengamati langsung proses pembelajaran, pewawancara

dan pengumpul data, analisis, penafsir data dan pelapor hasil penelitian. Peneliti

dalam hal ini sebagai pengamat penuh dalam proses pembelajaran dan

mengharuskan peneliti untuk hadir langsung dalam kelas. Pada saat pengambilan

data peneliti dibantu oleh 1 orang observer yang akan mengamati jalannya proses

pembelajaran. Obeserver akan mengamati kinerja guru dan juga siswa dalam

kelompok mulai dari awal pembelajaran hingga akhir pada siklus I dan Siklus II.

3.3 Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Pamotan 03 Kecamatan Dampit

Kabupaten Malang. PTK yang terdiri 2 siklus ini dilaksanakan pada bulan

Oktober sampai Nopember 2014 semester I. Subjek penelitian ini adalah siswa

kelas V yang berjumlah 26 siswa dengan tingkat kemampuan akademis yang

heterogen.

3.4 Sumber Data

Data pada penelitian ini yaitu berupa: 1) langkah-langkah pelaksanaan

pembelajaran dengan mengambil sumber data dari guru; 2) aktivitas siswa dengan

mengambil sumber data dari siswa; dan 3) hasil belajar siswa dengan mengambil

sumber data dari siswa.

32

Page 33: Isibin Sundaricb Copy.doc

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan materi “ Menyusun

Paragraf Berdasarkan Gambar Seri “. diperoleh dengan cara menelaah

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan merekam aktivitas guru pada

lembar observasi aktivitas guru.

2. Aktivitas siswa diperoleh d engan cara merekam aktivitas siswa pada lembar

observasi aktivitas siswa dan memberi angket pada siswa setelah

pelaksanaan pembelajaran selesai.

3. Hasil belajar siswa diperoleh dengan cara memberikan tes pada akhir

pembelajaran siklus I dan II.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Instrumen pelaksanaan pembelajaran berupa lembar observasi aktivitas guru.

2. Instrumen aktivitas siswa berupa lembar observasi aktivitas siswa.

3. Instrumen hasil belajar siswa berupa soal “ Menyusun Paragraf Berdasarkan

Gambar Seri “.

3.7 Teknik Analisa Data

3.7.1 Pelaksanaan Pembelajaran

Data diperoleh dari observasi proses pembelajaran Bahasa Indonesia

materi “Menyusun Paragraf Berdasakan Gambar Seri” yang diambil

33

Page 34: Isibin Sundaricb Copy.doc

menggunakan lembar observasi aktivitas guru. Data aktivitas guru ini akan

dianalisis secara deskriptif kualitatif.

3.5.1 Aktivitas Siswa

Data diperoleh dari siswa dengan menggunakan lembar observasi

aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Kemudian hasilnya

dimasukkan dalam lembar observasi seperti pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa

Kelompok Nama Jenis Aktivitas Skor Total

Skor (angka)

KategoriKM KS TJ P

Keterangan:

1. KM = Keterampilan Komunikasi,

2. KS = Kerjasama,

3. TJ = Tanggung Jawab, dan

4. P = Presentasi

5. Jenis aktivitas diisi dengan rentang skor 1 – 4

Untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran data yang

sudah tercatat dalam lembar observasi aktivitas siswa dihitung rata-rata

frekuensinya dengan menggunakan rumus seperti di bawah ini.

Skor (angka) = ∑ perolehan skor x 100%

16

34

Page 35: Isibin Sundaricb Copy.doc

Sedangkan data selengkapnya hasil observasi aktivitas siswa selama pembelajaran

akan dipaparkan dalam bentuk tabel seperti di bawah ini.

Tabel 3.2 Rekapitulasi Data Nilai Aktivitas Siswa

No. Rentang Skor ∑ Siswa Kategori ∑ (%)1

2

3

80-100

60-79

0-59

Baik

Cukup

Kurang

3.7.3. Hasil Belajar

Untuk menentukan ada tidaknya peningkatan prestasi belajar siswa pada

setiap siklus, skor tes dari setiap siklus dibandingkan dengan KKM perseorangan

dan klasikal. Skor yang diperoleh siswa setiap akhir siklus selanjutnya

dinyatakan dalam bentuk persentase yang menyatakan ketuntasan belajar secara

klasikal. Menurut KKM SDN Pamotan 03 Kecamatan Dampit Kabupaten

Malang bahwa:

a. Secara perseorangan siswa telah tuntas belajar apabila daya

serapnya 80% untuk siswa kelas V, siswa dianggap mencapai

ketuntasan minimal (KKM) apabila mencapai skor tes ≥75.

b. Secara klasikal dianggap tuntas belajar apabila telah mencapai 80% dari Σ

siswa yang mencapai daya serap minimal 70%. Ketuntasan belajar secara

klasikal dapat ditulis sebagai berikut.

Ketuntasan belajar klasikal = ∑ siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 X 100%

∑ siswa dalam kelas

35

Page 36: Isibin Sundaricb Copy.doc

3.6 Tehnik Analisa Data

Dalam pelaksanaan tindakan kelas ini menggunakan dua siklus. Masing-

masing siklus dilaksanakan sesuai model yang dikembangkan oleh Kemmis dan

Taggart (dalam Arikunto, 2008) yang terdiri dari beberapa tahap yaitu: (1)

perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, (4) refleksi.

36

Page 37: Isibin Sundaricb Copy.doc

Gambar 3.1 Tahap-tahap Penelitian

3.8.1. Observasi dan Refleksi Awal

Berdasarkan hasil observasi, SDN Pamotan 03 Kecamatan Dampit

Kabupaten Malang sudah menerapkan KTSP namun pada pelaksanaannya

masih belum optimal hal ini dapat diketahui bahwa pembelajaran di kelas lebih

sering menggunakan metode ceramah dan penugasan. Situasi kelas pada saat

pembelajaran tidak terlalu aktif sehingga informasi hanya berjalan satu arah

yaitu dari guru kepada siswa.

3.8.2. Siklus I

Tindakan siklus I terdiri dari dua kali pertemuan. Pertemuan pertama

dilaksanakan pada pada hari Selasa 8 Oktober 2013 dan pertemuan kedua

dilaksanakan pada hari Rabu, 9 Oktober 2013 Masing-masing pertemuan

mempunyai durasi waktu sama yaitu 2 x 35 menit untuk satu kali pertemuan.

a. Perencanaan

Instrumen pada pembelajaran yang akan direncanakan meliputi lembar

observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, dan soal evaluasi.

Rencana pertemuan ke-1 mengambil materi pokok “simbiosis”. Rencana tindakan

37

Page 38: Isibin Sundaricb Copy.doc

pertemuan ke-1 adalah sebagai berikut: a) menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) materi Menyusun Paragraf Berdasakan Gambar Seri, b)

menyiapkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS), c) membuat soal evaluasi d)

menyiapkan alat/bahan/sumber belajar yang diperlukan untuk pembelajaran, dan

e) membuat lembar observasi guru dan siswa.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan pada siklus I secara umum berjalan sesuai dengan persiapan

yang telah direncanakan. Mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan

akhir telah dilakukan dengan baik. Namun demikian masih ada beberapa siswa

yang kurang memperhatikan penjelasan dari guru seperti mainan kertas,

menggambar, berbincang-bincang dengan temannya, dan lain sebagainya.

c. Observasi

Pengamatan dilakukan oleh guru dan dibantu oleh 1 orang observer

selama pelaksanaan tindakan. Adapun yang menjadi fokus pengamatan adalah

sebagai berikut.

a. Pelaksanaan pembelajaran “ Menyusun Paragraf Berdasakan Gambar Seri”,

Selanjutnya data yang diperoleh dimasukkan ke dalam lembar observasi

aktivitas guru.

b. Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar.

c. Pelaksanaan tes individual pada akhir siklus I atau akhir pertemuan.

38

Page 39: Isibin Sundaricb Copy.doc

Observasi ini dilakukan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan atau

kelebihan-kelebihan dari pelaksanaan tindakan yang akan digunakan sebagai

acuan dalam tindakan berikutnya. Hasil observasi digunakan sebagai bahan

refleksi untuk perencanaan pada siklus II. Semua data hasil observasi

dimasukkan dalam lembar observasi yang telah disusun oleh peneliti.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan oleh guru dan peneliti pada akhir siklus I. Hasil

refleksi menjadi acuan dan penyempurnaan tindakan pada siklus II. Inti

pembahasan adalah sebagai berikut.

a. Menganalisis kelebihan dan kekurangan yang masih terdapat pada rancangan

pembelajaran .

b. Mendiskusikan perencanaan model selanjutnya.

c. Menulis dan menyimpulkan semua data yang diperoleh.

3.8.3 SIKLUS II

Pada dasarnya kegiatan pembelajaran pada siklus II tidak berbeda

dengan siklus I. Tetapi secara rinci, perencanaan pembelajaran pada siklus II

berdasarkan hasil refleksi siklus I pada analisis data. Kegiatan pembelajaran pada

siklus II dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan karena alokasi waktunya sebanyak

3 x 35 menit.

39

Page 40: Isibin Sundaricb Copy.doc

BAB IVANALISA DATA DAN PENGUJIAN HIPOTESIS

4.1 Hasil Penelitian Pra Siklus

Kegiatan awal sebelum melakukan pelaksanaan tindakan adalah

melakukan observasi di dalam kelas V SDN Pamotan 03 Kecamatan Dampit

Kabupaten Malang. Observasi dilaksanakan pada hari Selasa, 8 Oktober 2013

dan Kamis, 9 Oktober 2013.

4.1.1. Pelaksanaan Pembelajaran

Pembelajaran Menyusun Paragraf Berdasakan Gambar Seri yang

berlangsung di kelas V SDN Pamotan 03 Kecamatan Dampit Kabupaten

Malang sebagian besar masih didominasi oleh guru. Guru lebih banyak

ceramah dan mengacu pada buku saja. Sehingga terkadang siswa kelihatan

jenuh belajar di kelas.. Selain itu guru jarang sekali mengelilingi kelas sampai

ke kelompok belakang. Sehingga siswa yang berada di belakang kurang

terkontrol.

4.1.2. Aktivitas Belajar

Mengenai aktivitas siswa dengan menggunakan metode ceramah dan

penugasan, kegiatan belajar mengajar terlihat pasif. Sebagian besar hanya

siswa-siswa pandai yang kelihatan aktif, sementara siswa lain yang

kemampuannya kurang hanya diam saja. Hal itu terlihat pada saat guru

memberikan beberapa pertanyaan hanya siswa yang pandai yang aktif dan

berani mengancungkan tangan, sedangkan siswa yang kemampuannya

40

Page 41: Isibin Sundaricb Copy.doc

kurang, jarang sekali menjawab pertanyaan dari guru atau mengancungkan

tangannya.

4.1.3. Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan hasil ulangan harian siswa kelas V pada materi pokok “Menyusun

Paragraf Berdasakan Gambar Seri “. diperoleh data bahwa dari 26 jumlah siswa

kelas V terdapat 14 siswa (58.85%) yang telah tuntas belajar dan 12 siswa

(41.15%) belum tuntas belajar sehinggga harus mengikuti pelajaran remidi agar

dapat mencapai standar ketuntasan belajar yang telah ditentukan. Secara rinci

hasil belajar siswa pada pra tindakan dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa pada Pra Tindakan

No. Rentangan Skor ∑ siswa ∑ (%) Kategori

1 90 - 100 1 3.85% Tuntas

2 80 - 89 4 15.38% Tuntas

3 70 - 79 3 11.54% Tuntas

4 60 - 69 6 23.08% Belum Tuntas

5 50 - 59 9 34.62% Belum Tuntas

6 40 - 49 3 11.54% Belum Tuntas

Jumlah 26 100%

Selanjutnya hasil perhitungan dalam tabel di atas dituangkan dalam bentuk

histogram berikut

Gambar.4.1 Grafik Hasil Belajar Pra Siklus

41

Page 42: Isibin Sundaricb Copy.doc

4.2 Hasil Penelitian Siklus I

Perencanaan tindakan siklus I terdiri dari dua kali pertemuan. Pertemuan

pertama dilaksanakan pada pada hari Selasa, 8 Oktober 2013 dan pertemuan

kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 9 Oktober 2013. Masing-masing pertemuan

mempunyai durasi waktu sama yaitu 2 x 35 menit (1 kali pertemuan).

4.2.1 Perencanaan Pertemuan Ke-1 ( Selasa, 8 Oktober 2013)

Instrumen pada pembelajaran yang akan direncanakan meliputi lembar

observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, dan soal evaluasi.

Rencana pertemuan ke-1 mengambil materi pokok “Menyusun Paragraf

Berdasakan Gambar Seri “. Rencana tindakan pertemuan ke-1 adalah sebagai

berikut.

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

2) Menyiapkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS).

3) Membuat soal evaluasi Menyusun Paragraf Berdasakan Gambar Seri “.

4) Menyiapkan alat/bahan/sumber belajar yang diperlukan untuk

pembelajaran.

5) Membuat lembar observasi guru dan siswa.

42

Page 43: Isibin Sundaricb Copy.doc

4.2.2 Pelaksanaan Pembelajaran

Pembelajaran diawali dengan ucapan salam dan sapaan kepada siswa.

Kemudian guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa bersama dan

dilanjutkan dengan mengecek kehadiran siswa. Setelah itu guru menyiapkan

media berupa gambar tentang lingkungan . Media ditempel pada papan tulis,

kemudian guru bertanya jawab dengan siswa secara singkat tentang isi gambar

di papan tulis.

Kemudian secara berkelompok siswa mendiskusikan materi yang ada di

LKS dengan durasi waktu 15 menit. Pada saat siswa berdiskusi guru berkeliling

mendampingi kelompok yang kesulitan. Selain itu guru juga mengamati aktivitas

siswa selama pembelajaran berlangsung.

Tahap berikutnya adalah presentasi perwakilan kelompok dan pemberian

tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok yang mempresentasikan. Setelah

presentasi kelompok selesai dilanjutkan dengan kesimpulan terhadap materi

yang dipelajari. Kemudian kegiatan berikutnya adalah umpan balik. Pada

kegiatan ini siswa diberi kesempatan untuk bertanya kepada guru mengenai

materi yang belum dimengerti. Kemudian sebelum guru memberikan jawaban,

siswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan temannya. Kegiatan

berikutnya adalah membagikan soal evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan

secara individu. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal evaluasi sekitar

30 menit. Setelah selesai dilanjutkan dengan tindak lanjut, dan selanjutnya

kegiatan diakhiri dengan refleksi dan salam penutup.

1) Observasi Penerapan Pembelajaran Bahasa Indonesia

43

Page 44: Isibin Sundaricb Copy.doc

Instrumen untuk merekam aktivitas guru berupa lembar observasi

aktivitas guru. Pada lembar observasi aktivitas guru terdapat langkah-langkah

yang harus dilakukan guru berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP). Berikut adalah tabel yang memuat langkah-langkah aktivitas guru pada

tahap persiapan yang sudah atau belum dilakukan oleh guru beserta

penjelasannya.

Tabel 4.2 Pengamatan Aktivitas Guru

Tahap Aktivitas Guru Skor1 2 3 4

Persiapan - Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) - - √ -

- Menyiapkan alat/bahan/sumber belajar yang diperlukan

untuk pembelajaran pada siklus I

- - √ -

- Membuat Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan lembar

penilaian untuk siswa

- - √ -

- Membuat soal tes untuk siklus I - - √ -

- Menyusun lembar pengamatan aktivitas siswa yang berisi

lima unsur pembelajaran kooperatif

- - √ -

- Membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil secara

heterogen

- √ - -

- Menjelaskan prosedur diskusi √ - - -

Tabel 4.2 menunjukkan langkah-langkah aktivitas guru pada tahap persiapan.

Sebelum memulai pembelajaran, peneliti memberi salam dan menyapa siswa.

Setelah itu mengajak siswa berdoa sesuai dengan kepercayaan masing-masing

dan dilanjutkan dengan mengecek kehadiran siswa. Guru menjelaskan langkah-

langkah pelaksanaan pembelajaran kepada siswa. Sebagian besar siswa langsung

paham penjelasan guru mengenai pelaksanaan pembelajaran dengan

44

Page 45: Isibin Sundaricb Copy.doc

menggunakan media gambar seri, namun ada beberapa siswa yang belum paham

sehingga guru harus mengulanginya.

Persiapan perlengkapan mengajar yang diperlukan untuk pembelajaran

pada siklus I seperti RPP, Lembar Kegiatan Siswa (LKS), lembar observasi

aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, soal evaluasi, dan media

pembelajaran sudah d isiapkan semua oleh guru (peneliti). Tahap yang kedua dari

proses pembelajaran adalah tahap presentasi/kegiatan awal guru. Tabel 4.3

menunjukkan langkah-langkah aktivitas guru pada tahap presentasi, pada tahap

ini guru menjelaskan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Guru

menjelaskan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran dengan mengaitkan

materi yang akan dipelajari dengan materi sebelumnya.

Tabel 4.3 Pengamatan Aktivitas Guru pada Tahap Kegiatan Awal Guru

Tahap Aktivitas Guru Skor1 2 3 4

Kegiatan awal guru

- Menjelaskan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran

- Menjelaskan materi yang akan dipelajari dalam kelompok secara garis besarnya saja.

Pada tahap kegiatan awal guru ini pembelajaran dimulai dengan memberikan

beberapa pertanyaan yang memancing motivasi dan menggali kemampuan awal

siswa serta menuliskan materi pokok yang akan dipelajari .

Guru menjelaskan materi secara garis besarnya saja karena dalam kegiatan

kelompok siswa akan mendiskusikan materi yang ada di LKS. LKS akan

mengantarkan siswa untuk mendalami lebih lanjut materi yang dibahas dan

45

Page 46: Isibin Sundaricb Copy.doc

supaya siswa berusaha untuk menemukan sendiri (mengkonstruk) materi yang

sedang dipelajari. Tahapan selanjutnya adalah kegiatan kelompok. Guru meminta

masing-masing anggota kelompok untuk mendiskusikan gambar- gambar yang

ada di LKS.

Ketika diskusi berlangsung guru melakukan pengawasan pada masing-

masing kelompok dibantu oleh 1 orang observer. Hal ini dilakukan agar LKS

dapat terselesaikan dengan baik dan diskusi tidak didominasi oleh siswa yang

berkemampuan tinggi saja. Hal ini akan menjadikan setiap siswa dalam kelompok

aktif dalam proses diskusi. Guru memberikan peringatan dan motivasi kepada

siswa yang kurang aktif dalam diskusi. Peringatan dan motivasi dilakukan guru

dengan menegur dan memberi pertanyaan membimbing kepada siswa. Berikut

adalah langkah-langkah aktivitas guru pada tahap kegiatan kelompok.

Tabel 4.4 Pengamatan Aktivitas Guru pada Tahap Kegiatan Kelompok

Tahap Aktivitas Guru Skor1 2 3 4

Kegiatan kelompok

1. Menyampaikan langkah – langkah pembelajaran √2. Membibing siswa menentukan tema √3. Membibing siswa untuk memilih diksi dan rima √4. Memberikan umpan balik √5. Memberi kesempatan siswa untuk membaca

paragraf

Tahap berikutnya adalah presentasi kelompok. Pada Tabel 4.5 memuat

langkah-langkah aktivitas guru pada tahap presentasi kelompok. Presentasi

kelompok bertujuan untuk mengukur penguasaan materi siswa terhadap tugas

46

Page 47: Isibin Sundaricb Copy.doc

yang telah diberikan dan melatih keberanian dalam berpendapat dan menjawab

pertanyaan.

Pada tahap presentasi kelompok ini guru berperan sebagai moderator yang

mengawasi dan mengatur jalannya presentasi. Guru meminta siswa untuk

menanggapi hasil diskusi dari kelompok yang melakukan presentasi. Apabila

kelompok yang melakukan presentasi belum bisa menjawab pertanyaan, maka

guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk membantu

menjawabnya. Setelah pertanyaan dijawab kemudian guru memberikan penguatan

dan memberikan penghargaan kepada kelompok yang menjawab

Tabel 4.5 Pengamatan Aktivitas Guru pada Tahap Presentasi Kelompok

Tahap Tujuan Aktivitas Guru Skor1 2 3 4

Presentasi kelompok

● Mengukur penguasaan materi siswa terhadap tanggung jawab yang telah diberikan

● Melatih keberanian siswa dalam berpendapat dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan

- Meminta siswa untuk melaporkan hasil diskusi dari perwakilan satu kelompok

- Memberi kesempatan kepada siswa dari masing-masing kelompok untuk menanggapai laporan diskusi dari kelompok

- Mengontrol jalannya presentasi kelompok

47

Page 48: Isibin Sundaricb Copy.doc

Setelah diskusi dan presentasi kelompok selesai kemudian guru memberikan tes

akhir siklus I kepada siswa sebagai tahap evaluai. Langkah- langkah aktivitas guru

pada tahap evaluasi terdapat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Pengamatan Aktivitas Guru pada Tahap Evaluasi

Tahap Tujuan Aktivitas Guru Skor1 2 3 4

Evaluasi ● Mengetahui penguasaan/ pemahaman materi siswa setelah melakukan diskusi

- Memberikan tes pada akhir pertemuan/siklus

Soal tes pertemuan I siklus I bertujuan untuk mengetahui perkembangan

prestasi siswa setelah diberi tindakan. Pada kegiatan ini, siswa diminta untuk

mengerjakan dengan sungguh-sungguh, siswa juga diminta untuk mengerjakan

sendiri dan tidak melihat jawaban teman.

Berdasarkan data hasil observasi terhadap guru dalam melaksanakan

pembelajaran pada pertemuan I siklus I mulai dari tahap persiapan, presentasi

guru, kegiatan kelompok, presentasi kelompok dan evaluasi dan penghargaan

dapat dikatakan bahwa secara umum 5 tahapan pembelajaran sudah terlaksana

dengan baik meskipun ada beberapa kegiatan yang masih belum dilakukan atau

terdapat hal baru yang belum tercantum namun dilakukan. Hasil observasi

terhadap guru pada siklus I akan dijadikan refleksi bagi guru pada siklus II

sehingga menjadi lebih baik.

2) Aktivitas Belajar Siswa

48

Page 49: Isibin Sundaricb Copy.doc

Instrumen untuk merekam aktivitas siswa berupa lembar observasi

aktivitas siswa yang meliputi keterampilan komunikasi, kerjasama, tanggung

jawab, dan presentasi. Berikut adalah rekapitulasi data aktivitas siswa kelas V

SDN Pamotan 03 Kecamatan Dampit Kabupaten Malang.

Tabel 4.7 Rekapitulasi Data Aktivitas Siswa

No. Rentang Skor ∑ Siswa Kategori ∑ (%)1 80-100 17 Baik 65%

2 60-79 6 Cukup 23%

3 0-59 3 Kurang 12%

Jumlah 26 100%

Berdasarkan data yang terdapat pada Tabel 4.7, dapat diketahui tingkat

aktivitas belajar siswa yang dicapai siswa pada siklus I. Tiap siswa mempunyai

tingkat aktivitas belajar yang berbeda-beda, tingkatan tersebut meliputi tingkatan

kurang (K), tingkatan cukup (C), dan tingkatan baik (B). Secara rinci dapat

dijelaskan sebagai berikut.

Grafik 4.2 Rekapitulasi Data Aktivitas Siswa

49

Page 50: Isibin Sundaricb Copy.doc

Kategori Kurang terdapat 3 siswa (12%), pada kategori Cukup terdapat 6

siswa (23%), dan pada kategori Baik terdapat 17 siswa (65%). Siswa yang

memperoleh kategori baik berarti telah melakukan kegiatan sesuai dengan

prosedur yang dirancang oleh guru, sedangkan siswa yang memperoleh kategori

cukup atau kurang berarti siswa masih belum memenuhi kriteria yang ada pada

lembar observasi aktivitas siswa, sebagian besar siswa yang memperoleh

kategori cukup atau kurang ini kurang memperhatikan penjelasan guru atau

mainan sendiri saat dijelaskan oleh guru.

3) Hasil Belajar Siswa

Pada akhir pembelajaran, siswa diberikan tes evaluasi. Adapun materi pokok

yang diujikan pada tes ini tentang “Menyusun Paragraf Berdasakan Gambar Seri

Dari hasil belajar siswa setelah mengerjakan soal evaluasi pada

pertemuan ke-1 terdapat 6 siswa (23%) yang belum tuntas atau

nilainya kurang dari 70 dan 20 siswa (77%) sudah tuntas atau

nilainya ≥ 70. 50

Page 51: Isibin Sundaricb Copy.doc

4) Refleksi

Berdasarkan pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus I pertemuan

ke-1, diperoleh data tentang penerapan pembelajaran, aktivitas belajar , dan hasil

belajar yang dicapai siswa. Setelah dilakukan analisis pada penerapan

pembelajaran terdapat kelebihan dan kelemahan baik dari siswa maupun dari

guru yang dapat digunakan sebagai acuan perbaikan dalam siklus berikutnya.

Beberapa kelebihan dan kelemahan itu antara lain sebagai berikut.

a. Kelebihan

● Siswa merasa senang dengan diterapkannya model pembelajaran melalui

media gambar Hal ini terlihat dari aktivitas siswa selama pelakasanaan

pembelajaran yang cukup baik sehingga perlu ditingkatkan lagi pada siklus II.

● Penerapan pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa meskipun

belum optimal. Hal ini dapat dilihat dari skor siswa yang mengalami

peningkatan dari data awal ke siklus I sehingga perlu usaha lebih keras agar

memperoleh hasil yang optimal.

b.Kelemahan

● Pada saat pelaksanaan siklus I pertemuan I guru masih kurang optimal

dalam membimbing kelompok. Guru jarang memberikan pertanyaan-

pertanyaan yang membantu kesulitan diskusi kelompok. Untuk

memperbaiki kinerja guru pada siklus berikutnya, guru dalam mengelola

proses pembelajaran diharapkan banyak memancing kemampuan siswa

dengan memberikan beberapa pertanyaan untuk membantu kesulitan

siswa/kelompok.

51

Page 52: Isibin Sundaricb Copy.doc

● Ada beberapa siswa dalam kelompok masih belum bisa berpartisipasi aktif

dalam diskusi. Siswa cenderung membicarakan topik yang lain, sedangkan

teman yang lain mengerjakan. Supaya semua siswa dalam kelompok dapat

berpartisipasi aktif, guru perlu memberikan motivasi dan pengarahan kepada

siswa dalam tiap-tiap kelompok agar bisa saling bekerjasama. Siswa yang

tidak berpartisipasi aktif sebaiknya mendapat teguran dari guru dengan tegas

supaya merubah sikapnya.

4.2.2 Pertemuan Ke-2 (Rabu, 9 Oktober 2013)

Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan ke-

1, maka guru merencanakan tindakan untuk menerapkan pembelajaran memalui

media gambar untuk pertemuan berikutnya. Pada dasarnya pelaksanaan tindakan

pada pertemuan ke-2 tidak berbeda dengan pertemuan ke-1. Instrumen yang

digunakan meliputi lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas

siswa, dan soal evaluasi. Hanya saja pada pertemuan ke-2 menggunakan gambar

yang berbeda . Rencana tindakan pertemuan ke-2 adalah sebagai berikut.

1) Memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada pertemuan ke-1,

caranya dengan memberi LKS lebih dari 1 lembar pada masing-masing

kelompok agar siswa lebih bertanggung jawab.

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .

3) Menyiapkan Lembar Kegiatan Siswa .

4) Menyiapkan alat/bahan/sumber belajar yang diperlukan untuk

pembelajaran pada pertemuan ke-2.

5) Membuat lembar observasi siswa dan guru.

52

Page 53: Isibin Sundaricb Copy.doc

1) Pelaksanaan Pembelajaran

Pembelajaran diawali dengan ucapan salam dan sapaan kepada siswa.

Kegiatan selanjutnya adalah apersepsi. Pada kegiatan ini siswa diajak

menyanyikan lagu “Lihat Kebunku”. Semua siswa menyanyikan dengan antusias.

Setelah itu guru menyiapkan media gambar kemudian guru bertanya jawab

dengan siswa secara singkat tentang isi gambar . Selanjutnya secara berkelompok

siswa mendiskusikan materi yang ada di LKS dengan durasi waktu 15 menit.

Pada saat siswa berdiskusi, masih ada beberapa kelompok yang sibuk dengan

mainannya sendiri . Setelah 15 menit selesai mencari informasi, siswa yang

bertamu kembali ke kelompoknya untuk mendiskusikan kembali dengan

kelompoknya.

Tahap berikutnya adalah presentasi perwakilan kelompok dan pemberian

tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok yang mempresentasikan. Setelah

presentasi kelompok selesai dilanjutkan dengan kesimpulan terhadap materi yang

dipelajari. Kemudian kegiatan berikutnya adalah umpan balik. Pada kegiatan ini

siswa diberi kesempatan untuk bertanya kepada guru mengenai materi yang

belum dimengerti. Namun pada kegiatan umpan balik ini tidak ada siswa yang

bertanya, sehingga guru melanjutkan kegiatan berikutnya yaitu membagikan soal

evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan secara individu. Selanjutnya kegiatan

diakhiri dengan refleksi dan salam penutup.

53

Page 54: Isibin Sundaricb Copy.doc

2) Penerapan Pembelajaran

Instrumen untuk merekam aktivitas guru berupa lembar observasi

aktivitas guru. Pada lembar observasi aktivitas guru terdapat langkah-langkah

yang harus dilakukan guru berdasarkan RPP. Tabel 4.8 menunjukkan langkah-

langkah aktivitas guru pada tahap persiapan. Sebelum memulai pembelajaran,

peneliti memberi salam dan menyapa siswa. Setelah itu mengajak siswa berdoa

sesuai dengan kepercayaan masing-masing dan dilanjutkan dengan mengecek

kehadiran siswa.

Tabel 4.8 Pengamatan Aktivitas Guru pada Tahap Persiapan

Tahap Tujuan Aktivitas Guru Skor1 2 3 4

Persiapan Menyiapkan

perangkat

pembelajaran

untuk mencapai

tujuan

pembelajaran

- Membuat rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP)

- Menyiapkan alat/bahan/sumber

belajar yang diperlukan untuk

pembelajaran pada siklus I

- Membuat Lembar Kegiatan Siswa

(LKS) dan lembar penilaian untuk

siswa

- Membuat soal tes untuk siklus I √- Menyusun lembar pengamatan

aktivitas siswa yang berisi lima

unsur pembelajaran kooperatif

- Membagi siswa dalam kelompok-

kelompok kecil secara heterogen

- Menjelaskan prosedur diskusi √

54

Page 55: Isibin Sundaricb Copy.doc

Tahap persiapan untuk siklus I secara rinci telah tercantum pada RPP dan

sebagian besar sudah dilaksanakan oleh guru (peneliti). Persiapan perlengkapan

mengajar yang diperlukan untuk pembelajaran pada siklus I seperti RPP, LKS,

lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, soal evaluasi,

dan media pembelajaran sudah disiapkan semua oleh guru (peneliti).Tahap yang

kedua dari proses pembelajaran adalah tahap presentasi/kegiatan awal guru. Tabel

4.9 menunjukkan langkah-langkah aktivitas guru pada tahap kegiatan awal, pada

tahap ini guru menjelaskan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran.

Kegiatan ini dilakukan oleh guru agar pembelajaran lebih bermakna. Dengan

mengetahui tujuan pembelajaran, siswa dapat memahami hubungan antara materi

pelajaran dengan manfaatnya bagi kehidupan sehari-hari.

Tabel 4.9 Pengamatan Aktivitas Guru pada Tahap Kegiatan Awal Guru

Tahap Tujuan Aktivitas Guru Skor1 2 3 4

Kegiatan

awal guru

● Membangkitkan

motivasi

● Membangkitkan

penguasaan dan

pemahaman siswa

terhadap materi

pembelajaran

- Menjelaskan tujuan yang ingin dicapai

dalam pembelajaran

- Menjelaskan materi yang akan

dipelajari dalam kelompok secara

garis besarnya saja.

Pada tahap kegiatan awal ini, pembelajaran Menyusun Paragraf

Berdasakan Gambar Seri dimulai dengan memberikan beberapa pertanyaan yang

memancing motivasi dan menggali kemampuan awal siswa serta menuliskan

materi pokok yang akan dipelajari . Guru menjelaskan materi secara garis

55

Page 56: Isibin Sundaricb Copy.doc

besarnya saja karena dalam kegiatan kelompok siswa akan mendiskusikan materi

yang ada di LKS.

. Kegiatan ini dimulai dengan guru membagikan LKS kepada masing-

masing kelompok. Guru meminta masing-masing anggota kelompok untuk

mendiskusikan gambar- gambar yang ada di LKS. Hal ini dilakukan agar LKS

dapat terselesaikan dengan baik dan diskusi tidak didominasi oleh siswa yang

berkemampuan tinggi saja. Hal ini akan menjadikan setiap siswa dalam kelompok

aktif dalam proses diskusi. Guru memberikan peringatan dan motivasi kepada

siswa yang kurang aktif dalam diskusi. Peringatan dan motivasi dilakukan guru

dengan menegur dan memberi pertanyaan membimbing kepada siswa. Berikut

adalah langkah-langkah aktivitas guru pada tahap kegiatan kelompok.

Tabel 4.10 Pengamatan Aktivitas Guru pada Tahap Kegiatan KelompokTahap Aktivitas Guru Skor

1 2 3 4Persiapan - Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) - - √ -

- Menyiapkan alat/bahan/sumber belajar yang diperlukan

untuk pembelajaran pada siklus I

- - √ -

- Membuat Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan lembar

penilaian untuk siswa

- - √ -

- Membuat soal tes untuk siklus I - - √ -

- Menyusun lembar pengamatan aktivitas siswa yang berisi

lima unsur pembelajaran kooperatif

- - √ -

- Membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil secara

heterogen

- √ - -

- Menjelaskan prosedur diskusi √ - - -

Tahap berikutnya adalah presentasi kelompok. Pada Tabel 4.11 memuat

langkah-langkah a ktivitas guru pada tahap presentasi kelompok. Presentasi

56

Page 57: Isibin Sundaricb Copy.doc

kelompok bertujuan untuk mengukur penguasaan materi siswa terhadap tugas

yang telah diberikan dan melatih keberanian dalam berpendapat dan menjawab

pertanyaan. Pada tahap presentasi kelompok ini guru berperan sebagai moderator

yang mengawasi dan mengatur jalannya presentasi. Guru meminta siswa untuk

menanggapi hasil diskusi dari kelompok yang melakukan presentasi. Apabila

kelompok yang melakukan presentasi belum bisa menjawab pertanyaan, maka

guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk membantu

menjawabnya. Setelah pertanyaan dijawab kemudian guru memberikan

penguatan dan memberikan penghargaan kepada kelompok yang menjawab.

Tabel 4.11 Pengamatan Aktivitas Guru pada Tahap Presentasi Kelompok

Tahap Tujuan Aktivitas Guru Skor1 2 3 4

Presentasi kelompok

● Mengukur penguasaan materi siswa terhadap tanggung jawab yang telah diberikan

● Melatih keberanian siswa dalam berpendapat dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan

- Meminta siswa untuk melaporkan hasil diskusi dari perwakilan satu kelompok

- Memberi kesempatan kepada siswa dari masing-masing kelompok untuk menanggapai laporan diskusi dari kelompok

- Mengontrol jalannya presentasi kelompok

Setelah diskusi dan presentasi kelompok selesai kemudian guru memberikan

tes akhir kepada siswa sebagai tahap evaluai. Langkah -langkah aktivitas guru

pada tahap evaluasi terdapat pada Tabel 4.12.

57

Page 58: Isibin Sundaricb Copy.doc

Gambar. 4.6 Aktivitas Presentasi Kelompok

Tabel 4.12 Pengamatan Aktivitas Guru pada Tahap Evaluasi

Tahap Tujuan Aktivitas Guru Skor1 2 3 4

Evaluasi ● Mengetahui

penguasaan/

pemahaman materi

siswa setelah

melakukan diskusi

- Memberikan tes

pada akhir

pertemuan/siklus

Soal tes pertemuan ke-2 siklus I. Tes ini bertujuan untuk mengetahui

perkembangan prestasi siswa setelah diberi tindakan. Pada kegiatan ini, siswa

diminta untuk mengerjakan dengan sungguh-sungguh, siswa juga diminta untuk

mengerjakan sendiri dan tidak melihat jawaban teman.

Berdasarkan data hasil observasi terhadap guru dalam melaksanakan

pembelajaran pada pertemuan ke-2 siklus I mulai dari tahap persiapan, presentasi

guru, kegiatan kelompok, presentasi kelompok dan evaluasi dan penghargaan

dapat dikatakan bahwa secara umum 5 tahapan pembelajaran sudah terlaksana

dengan baik meskipun ada beberapa kegiatan yang masih belum dilakukan

atau terdapat hal baru yang belum tercantum namun dilakukan. Hasil observasi

58

Page 59: Isibin Sundaricb Copy.doc

terhadap guru pada siklus I akan dijadikan refleksi bagi guru pada siklus II

sehingga menjadi lebih baik

3)Aktivitas Siswa Kelas V

Instrumen untuk merekam aktivitas siswa berupa lembar observasi

aktivitas siswa yang meliputi keterampilan komunikasi, kerjasama, tanggung

jawab, dan presentasi. Berikut adalah rekapitulasi data aktivitas siswa kelas V

SDN Pamotan 03 Kecamatan Dampit Kabupaten Malang.

Tabel 4.13 Rekapitulasi Data Aktivitas Siswa

Rentang Skor ∑ Siswa Kategori ∑ (%)80-100 17 Baik 65%60-79 7 Cukup 27%0-59 2 Kurang 8%

26 100%

Berdasarkan data yang terdapat pada Tabel 4.13, dapat diketahui tingkat

aktivitas belajar siswa yang dicapai kelompok pada siklus I pertemuan ke-2. Tiap

kelompok mempunyai tingkat/kategori aktivitas belajar yang berbeda-beda,

tingkatan tersebut meliputi tingkatan Kurang, tingkatan Cukup , dan tingkatan

Baik. Secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut.

Grafik 4.3 Rekapitulasi Data Aktivitas Siswa

59

Page 60: Isibin Sundaricb Copy.doc

Pada tingkatan K terdapat 2 siswa (8%), pada tingkatan C terdapat 7 siswa

(27%), dan pada tingkatan Baik terdapat 17 siswa (65%). Siswa yang memperoleh

kategori baik berarti telah melakukan kegiatan sesuai dengan prosedur yang

dirancang oleh guru, sedangkan siswa yang memperoleh kategori cukup atau

kurang berarti siswa masih belum memenuhi kriteria yang ada pada lembar

observasi aktivitas siswa. sebagian besar siswa yang memperoleh kategori cukup

atau kurang ini kurang memperhatikan penjelasan guru atau mainan sendiri

saat dijelaskan oleh guru.

Tabel. Rekapitulasi Data Aktivitas Siswa

Rentang Skor ∑ Siswa Kategori ∑ (%)80-100 17 Baik 65%60-79 7 Cukup 27%0-59 2 Kurang 8%

26 100%

4)Hasil Belajar

Pada akhir pembelajaran, siswa diberikan tes evaluasi. Dari

hasil belajar 26 siswa setelah mengerjakan soal evaluasi pada

pertemuan ke-2 terdapat 8 siswa (17%) yang belum tuntas atau

nilainya kurang dari 70 dan 38 siswa (83%) sudah tuntas atau

nilainya ≥ 70.

5) Refleksi

Berdasarkan pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus I

pertemuan ke-2, diperoleh data tentang penerapan pembelajaran , aktivitas belajar

60

Page 61: Isibin Sundaricb Copy.doc

dan hasil belajar yang dicapai siswa. Setelah dilakukan analisis pada penerapan

pembelajaran terdapat kelebihan dan kelemahan baik dari siswa maupun dari

guru yang dapat digunakan sebagai acuan perbaikan dalam siklus II.

Beberapa kelebihan dan kelemahan pada tindakan pertemuan ke-2 adake-2

adalah sebagai berikut.

a. Kelebihan

● Siswa merasa senang dengan model pembelajaran Hal ini terlihat dari

aktivitas siswa selama pelakasanaan pembelajaran yang cukup baik

sehingga perlu ditingkatkan lagi pada siklus II.

● Penerapan pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa meskipun

belum optimal. Hal ini dapat dilihat dari skor siswa yang mengalami

peningkatan dari data awal ke siklus I pertemuan ke-1 dan ke-2, sehingga

perlu usaha lebih keras agar memperoleh hasil yang optimal.

b. Kelemahan

● Ada beberapa siswa dalam kelompok masih belum bisa berpartisipasi aktif

dalam diskusi. Siswa cenderung membicarakan topik yang lain, bahkan ada

yang asik menggambar pemandangan. Supaya semua siswa dalam

kelompok dapat berpartisipasi aktif, guru perlu memberikan motivasi dan

pengarahan kepada siswa dalam tiap-tiap kelompok agar bisa saling

bekerjasama. Selain itu, untuk meminimalisir bermain sendiri pada saat

diskusi, guru bisa memberi LKS lebih dari 1 setiap kelompoknya agar siswa

bisa bertanggung jawab. Siswa yang tidak berpartisipasi aktif sebaiknya

mendapat teguran dari guru dengan tegas supaya merubah sikapnya.

61

Page 62: Isibin Sundaricb Copy.doc

Semua kelemahan di atas menjadi acuan dalam perbaikan pada siklus

selanjutnya yaitu pada siklus II. Sehingga pada siklus II dapat diperoleh

hasil yang lebih baik dari pada siklus I. Setelah dilakukan refleksi terhadap

pelaksanaan siklus I dan diketahui kekurangan yang perlu diperbaiki untuk

siklus II.

4.3 Hasil Penelitian Siklus II

Perencanaan tindakan siklus II terdiri dari satu kali pertemuan saja. Hal ini

karena waktu yang diberikan oleh guru kelas lebih banyak yakni 3 x 35 menit

atau 105 menit satu kali tatap muka. Selain itu, dilihat dari segi aktivitas siswa

dan hasil belajar siswa mulai pra tindakan sampai pertemuan ke-1 dan pertemuan

ke-2 pada siklus I terjadi peningkatan yang signifikan. Sehingga peneliti

mengambil kesimpulan untuk melaksanakan tindakan pada siklus II hanya satu

kali pertemuan saja. Tindakan siklus II dengan satu kali pertemuan ini

dilaksanakan pada hari Rabu, 16 Oktober 2013 dengan durasi waktu 3 x 35

menit.

4.3.1 Perencanaan Pembelajaran

Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, maka

guru merencanakan tindakan untuk menerapkan pembelajaran untuk

pertemuan/siklus berikutnya. Pada dasarnya pelaksanaan tindakan pada siklus II

tidak berbeda dengan siklus I. Instrumen yang digunakan meliputi lembar

observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, dan soal evaluasi.

Rencana tindakan siklus II adalah sebagai berikut: a) memperbaiki kekurangan-

kekurangan yang ada pada siklus I, b) menyusun Rencana Pelaksanaan

62

Page 63: Isibin Sundaricb Copy.doc

Pembelajaran (RPP), c) menyiapkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS), d) membuat

soal evaluasi), e) menyiapkan alat/bahan/sumber belajar yang diperlukan untuk

pembelajaran, dan f) membuat lembar observasi guru dan siswa.

1) Pelaksanaan Pembelajaran

Pembelajaran Menyusun Paragraf Berdasakan Gambar Seri diawali

dengan ucapan salam dan sapaan kepada siswa. Kemudian guru memerintahkan

ketua kelas untuk memimpin doa bersama dan dilanjutkan dengan mengecek

kehadiran siswa. Kegiatan selanjutnya adalah apersepsi. Pada kegiatan ini siswa

diajak menyanyikan lagu “Suka Hati ”. Semua siswa menyanyikan dengan

antusias.

Setelah siswa selesai berdiskusi, dua siswa pada setiap kelompok bertamu

ke kelompok lain untuk mencari informasi/membandingkan hasil diskusinya.

Setelah 15 menit selesai mencari informasi, siswa yang bertamu kembali ke

kelompoknya untuk mendiskusikan kembali dengan kelompoknya.Tahap

berikutnya adalah presentasi perwakilan kelompok dan pemberian tanggapan

terhadap hasil diskusi kelompok yang mempresentasikan.

Setelah presentasi kelompok selesai dilanjutkan dengan kesimpulan terhadap

materi yang dipelajari. Kemudian kegiatan berikutnya adalah umpan balik.

Pada kegiatan ini siswa diberi kesempatan untuk bertanya kepada guru

mengenai materi yang belum dimengerti. Namun karena siswa-siswa tidak ada

yang tanya, maka kegiatan dilanjutkan dengan membagikan soal evaluasi

kepada siswa untuk dikerjakan secara individu. Selanjutnya kegiatan diakhiri

dengan refleksi dan salam penutup.

63

Page 64: Isibin Sundaricb Copy.doc

2) Observasi Penerapan Pembelajaran

Instrumen untuk merekam aktivitas guru berupa lembar observasi

aktivitas guru. Pada lembar observasi aktivitas guru terdapat langkah-langkah

yang harus dilakukan guru berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP). Berikut adalah tabel yang memuat langkah-langkah aktivitas guru pada

tahap persiapan yang sudah atau belum dilakukan oleh guru beserta

penjelasannya.

Tabel 4.14 Pengamatan Aktivitas Guru pada Tahap Persiapan

Tahap Tujuan Aktivitas Guru Skor1 2 3 4

Persiapan Menyiapkan perangkat pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran

- Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

- Menyiapkan alat/bahan/sumber belajar yang diperlukan untuk pembelajaran pada siklus I

- Membuat Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan lembar penilaian untuk siswa

- Membuat soal tes untuk siklus I √- Menyusun lembar pengamatan

aktivitas siswa yang berisi lima unsur pembelajaran kooperatif

- Membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen

- Menjelaskan prosedur diskusi √

Tabel 4.14 menunjukkan langkah-langkah aktivitas guru pada tahap

persiapan. Sebelum memulai pembelajaran, peneliti memberi salam dan menyapa

siswa. Setelah itu mengajak siswa berdoa sesuai dengan kepercayaan masing-

64

Page 65: Isibin Sundaricb Copy.doc

masing dan dilanjutkan dengan mengecek kehadiran siswa. Sebagian besar

siswa langsung paham penjelasan guru mengenai pelaksanaan pembelajaran

karena model ini telah dilaksanakan beberapa pertemuan.

Tabel 4.15 menunjukkan langkah-langkah aktivitas guru pada tahap

presentasi, pada tahap ini guru menjelaskan tujuan yang ingin dicapai dalam

pembelajaran dan menjelaskan materi yang akan dipelajari oleh siswa. Guru

menjelaskan materi yang akan dipelajari dalam pembelajaran dengan memberikan

beberapa pertanyaan kepada siswa.

Tabel 4.15 Pengamatan Aktivitas Guru pada Tahap Kegiatan Awal Guru

Tahap Tujuan Aktivitas Guru Skor

1 2 3 4

Kegiatan

awal guru

● Membangkitk

an motivasi

● Membangkitk

an penguasaan

dan

pemahaman

siswa terhadap

materi

pembelajaran

- Menjelaskan tujuan yang ingin

dicapai dalam pembelajaran

- Menjelaskan materi yang akan

dipelajari dalam kelompok secara

garis besarnya saja.

Pada tahap kegiatan awal guru ini pembelajaran dimulai dengan

memberikan beberapa pertanyaan yang memancing motivasi dan menggali

kemampuan awal siswa serta menuliskan materi pokok yang akan dipelajari .

65

Page 66: Isibin Sundaricb Copy.doc

Guru menjelaskan materi secara garis besarnya saja karena dalam kegiatan

kelompok siswa akan mendiskusikan materi yang ada di LKS. LKS akan

mengantarkan siswa untuk mendalami lebih lanjut materi yang dibahas dan

supaya siswa berusaha untuk menemukan sendiri (mengkonstruk) materi yang

sedang dipelajari. Setelah waktu bertamu habis dan proses bertukar informasi

dengan anggota kelompok lain selesai, guru meminta siswa kembali ke kelompok

awalnya untuk membahas informasi yang telah didapatkan dari kelompok lain.

Aktivitas guru pada tahap kegiatan kelompok dapat dilihat pada Tabel 4.16.

Tabel 4.16 Pengamatan Aktivitas Guru pada Tahap Kegiatan Kelompok

Tahap Aktivitas GuruSkor

1 2 3 4

Persiapan - Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) - - √ -

- Menyiapkan alat/bahan/sumber belajar yang diperlukan

untuk pembelajaran pada siklus I

- - √ -

- Membuat Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan lembar

penilaian untuk siswa

- - √ -

- Membuat soal tes untuk siklus I - - √ -

- Menyusun lembar pengamatan aktivitas siswa yang berisi

lima unsur pembelajaran kooperatif

- - √ -

- Membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil secara

heterogen

- √ - -

- Menjelaskan prosedur diskusi √ - - -

66

Page 67: Isibin Sundaricb Copy.doc

Tahap berikutnya adalah presentasi kelompok. Pada Tabel 4.17 memuat

langkah-langkah aktivitas guru pada tahap presentasi kelompok. Pada tahap

presentasi kelompok ini guru berperan sebagai moderator yang mengawasi dan

mengatur jalannya presentasi. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

menanggapi hasil diskusi dari kelompok yang melakukan presentasi. Kegiatan ini

dilakukan untuk membandingkan/mencocokkan hasil diskusinya dengan

kelompok yang mempresentasikan di depan.

Tabel 4.17 Pengamatan Aktivitas Guru pada Tahap Presentasi KelompokTahap Tujuan Aktivitas Guru Skor

1 2 3 4Presentasi kelompok

● Mengukur penguasaan materi siswa terhadap tanggung jawab yang telah diberikan

● Melatih keberanian siswa dalam berpendapat dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan

- Meminta siswa untuk melaporkan hasil diskusi dari perwakilan satu kelompok

- Memberi kesempatan kepada siswa dari masing-masing kelompok untuk menanggapai laporan diskusi dari kelompok

- Mengontrol jalannya presentasi kelompok

67

Page 68: Isibin Sundaricb Copy.doc

Setelah diskusi dan presentasi kelompok selesai kemudian guru

memberikan tes akhir siklus II kepada siswa sebagai tahap evaluai. Langkah-

langkah aktivitas guru pada tahap evaluasi terdapat pada Tabel 4.18.

Tabel 4.18 Pengamatan Aktivitas Guru pada Tahap Evaluasi

Tahap Tujuan Aktivitas Guru Skor1 2 3 4

Evaluasi ● Mengetahui penguasaan/ pemahaman materi siswa setelah melakukan diskusi dengan model TSTS

- Memberikan tes pada akhir pertemuan/siklus

Berdasarkan data hasil observasi terhadap guru dalam melaksanakan

pembelajaran pada siklus II mulai dari tahap persiapan, presentasi guru, kegiatan

kelompok, presentasi kelompok dan evaluasi dan penghargaan dapat dikatakan

bahwa secara umum 5 tahapan pembelajaran sudah terlaksana dengan baik

daripada pertemuan-pertemuan sebelumnya.

3)Aktivitas Belajar Siswa

Berikut adalah rekapitulasi data aktivitas siswa kelas V SDN Pamotan

03 Kecamatan Dampit Kabupaten Malang.

Tabel 4.19 Rekapitulasi data nilai aktivitas siswa

No. Rentang Skor ∑ Siswa Kategori ∑ (%)1 80-100 20 Baik 77%2 60-79 5 Cukup 19%3 0-59 1 Kurang 4%

Jumlah 26 100%

68

Page 69: Isibin Sundaricb Copy.doc

Berdasarkan data yang terdapat pada Tabel 4.19, dapat diketahui tingkat

aktivitas belajar siswa pada siklus II. Pada tingkatan Kurang terdapat 1 siswa

(4%), pada tingkatan Cukup terdapat 5 siswa (19%), dan pada tingkatan Baik

terdapat 20 siswa (77%).

Grafik 4.4 Rekapitulasi Data Aktivitas Siswa

Siswa yang memperoleh kategori baik berarti telah melakukan kegiatan

sesuai dengan prosedur yang dirancang oleh guru, sedangkan siswa yang

memperoleh kategori cukup atau kurang berarti siswa masih belum memenuhi

kriteria yang ada pada lembar observasi aktivitas siswa. sebagian besar siswa

yang memperoleh kategori cukup atau kurang ini kurang memperhatikan

penjelasan guru atau mainan sendiri saat dijelaskan oleh guru.

4) Hasil Belajar Siswa Kelas V

Pada akhir pembelajaran, siswa diberikan tes evaluasi.

Dari hasil belajar siswa setelah mengerjakan soal evaluasi pada

69

Page 70: Isibin Sundaricb Copy.doc

tindakan siklus II untuk satu kali pertemuan terdapat 2 siswa

(8%) yang belum tuntas atau nilainya ≤ 70 dan 24 siswa (92%)

sudah tuntas atau nilainya ≥ 70.

5) Refleksi

Setelah dilakukan analisis pada penerapan pembelajaran Menyusun

Paragraf Berdasakan Gambar Seri terdapat kelebihan dan kelemahan baik dari

siswa maupun dari guru yang dapat digunakan sebagai acuan perbaikan dalam

siklus berikutnya. Beberapa kelebihan dan kelemahan itu antara lain sebagai

berikut.

a. Kelebihan

● Siswa merasa senang dengan diterapkannya model pembelajaran Hal ini

terlihat dari aktivitas siswa selama pelakasanaan pembelajaran yang cukup

baik sehingga perlu ditingkatkan lagi pada siklus II.

● Penerapan pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa meskipun

belum optimal. Hal ini dapat dilihat dari skor siswa yang mengalami

peningkatan dari data awal ke siklus I sehingga perlu usaha lebih keras agar

memperoleh hasil yang optimal.

b. Kelemahan

● Suasana kelas t ramai, namun guru tidak perlu khawatir karena siswa bisa

aktif dalam pembelajaran ke arah yang positif. Jadi di sini siswa ramai

dalam artian membuat gaduh, tetapi siswa bekerjasama dan berdiskusi untuk

70

Page 71: Isibin Sundaricb Copy.doc

memecahkan masalah yang ada di LKS. Untuk meminimalisir keramaian,

siswa bisa diberi peringatan/teguran halus.

● Ada beberapa siswa dalam kelompok masih belum bisa berpartisipasi aktif

dalam diskusi. Siswa cenderung membicarakan topik yang lain, sedangkan

teman yang lain mengerjakan. Namun kejadian ini lebih sedikit ditemukan

di siklus II daripada di siklus I. Supaya semua siswa dalam kelompok dapat

berpartisipasi aktif, guru perlu memberikan motivasi dan pengarahan kepada

siswa dalam tiap-tiap kelompok agar bisa saling bekerja sama.

4.4 Pembahasan

4.4.1 Pelaksanaan Pembelajaran

Pada observasi awal atau pra tindakan, aktivitas guru masih didominasi

oleh metode ceramah dan penugasan saja, akibatnya proses pembelajaran

hanya berjalan satu arah, tidak ada kerjas ama antarsiswa, tidak ada komunikasi

antarsiswa yang membuat siswa jenuh belajar di kelas. Pada kegiatan pra tindakan

ini aktivitas guru belum menunjukkan adanya kegiatan yang membangkitkan

motivasi siswa dengan cara berkelompok (kooperatif). Sedangkan pelaksanaan

pada siklus I secara umum semua tahapan sudah dilaksanakan oleh guru dan

telah terlaksana dengan baik.

Sedangkan pada siklus II, siswa sudah mulai terbiasa sehingga guru tidak

perlu panjang lebar lagi memberikan penjelasan kepada siswa. Hal sesuai dengan

pendapat Ibrahim, dkk (2000:34) bahwa “siswa yang belum berpengalaman

dengan model pembelajaran kooperatif mungkin pada awalnya model ini

kelihatannya tidak berjalan”.

71

Page 72: Isibin Sundaricb Copy.doc

Pada tahap persiapan ini guru telah memulai proses pembelajaran dengan

baik. Dengan mengawali kegiatan pembelajaran dengan bernyanyi guru

bermaksud untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan

memotivasi belajar siswa. Pada kegiatan apersepsi guru juga membimbing siswa

untuk mengeksplorasi pengetahuan yang dimiliki siswa sebelumnya dengan tanya

jawab. Kegiatan ini dilakukan siswa agar dapat memberikan efek positif pada

pelaksanaan pembelajaran selanjutnya. Menurut Hasibuan, dkk (2000:29) “jika

guru berhasil membuka pelajaran dengan baik akan menjadikan siswa benar-benar

siap mental untuk belajar (timbul perhatian dan motivasi untuk belajar)”.

Tahap kedua yaitu tahap presentasi guru atau tahap kegiatan awal guru.

Pada tahap ini, secara umum sudah dilaksanakan dengan baik oleh guru. Pada

tahap ini guru memulainya dengan menjelaskan materi dan tujuan yang ingin

dicapai dalam pembelajaran. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari

dengan bertanya jawab kepada siswa menggunakan pertanyaan-pertanyaan

terbimbing, sehingga siswa bisa berpikir dan memprediksikan materi yang akan

dipelajari.

Selanjutnya melalui tanya jawab dengan guru, siswa merumuskan tujuan

yang hendak dicapai dalam pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan oleh guru agar

pembelajaran lebih bermakna. Dengan mengetahui tujuan pembelajaran, siswa

dapat memahami hubungan antara materi pelajaran dengan manfaatnya bagi

kehidupan sehari-hari. Selain itu pemahaman siswa menjadi lebih utuh karena

siswa melihat adanya hubungan antara materi yang akan dibahas dengan

sebelumnya. Sebagaimana yang disampaikan oleh Ibrahim (2000:39) bahwa

“beberapa aspek dari penyampaian tujuan dan motivasi siswa untuk pembelajaran

72

Page 73: Isibin Sundaricb Copy.doc

kooperatif dimulai dengan menelaah ulang, menjelaskan tujuan dengan bahasa

yang mudah dipahami, dengan menunjukkan bagaimana pelajaran itu terkait

dengan pelajaran-pelajaran sebelumnya”.

Guru menjelaskan materi secara garis besarnya saja karena dalam kegiatan

kelompok, siswa akan membahas Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS akan

mengantarkan siswa untuk mendalami lebih lanjut materi yang dibahas dan

supaya siswa berusaha untuk menemukan sendiri (mengkonstruk) materi yang

sedang dipelajari. Hal ini selaras dengan pendapat Dasna dan Sutrisno (2006:46)

bahwa ”siswa yang harus menemukan dan membangun sendiri struktur

kognitif/pengetahuannya melalui interaksi dan transaksi”.

Tahap ketiga proses pembelajaran adalah tahap kegiatan kelompok. Tahap

ini merupuk an tahap paling penting dalam pembelajaran kooperatif. Pada

umumnya tahap kegiatan kelompok pada siklus I dan siklus II tidak berbeda. Pada

siklus I siswa masih merasa canggung dalam melaksanakan kegiatan kelompok

karena mereka masih pertama kali melakukannya oleh karena itu siswa masih

perlu beradaptasi, namun pada siklus II siswa sudah lebih baik karena mereka

sudah melaksanakannya pada siklus I.

Tahap kegiatan Menyusun Paragraf Berdasakan Gambar Seri dimulai

dengan guru membagikan LKS kemudian meminta kelompok untuk

mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan yang ada di LKS. Setelah selesai

mengerjakan LKS kemudian anggota kelompok saling bertamu ke kelompok lain

untuk bertukar informasi, setelah selesai bertamu kemudian kembali ke kelompok

masing-masing. Pelaksanaan kegiatan kelompok ini dapat meningkatkan aktivitas

73

Page 74: Isibin Sundaricb Copy.doc

belajar siswa dan juga hasil belajarnya. Hal ini selaras dengan yang dikemukanan

oleh Ludgren 1994 dalam Dasna dan Sutrisno (2006:46) yang menyatakan

“keuntungan dari pembelajaran kooperatif antara lain adalah meningkatkan

prestasi akademik, mengurangi konflik antar individu dan mening-katkan

motivasi belajar”.

Tahap selanjutnya adalah presentasi kelompok. Hal ini bertujuan untuk

mengukur penguasaan materi siswa terhadap tugas LKS yang telah diberikan dan

melatih keberanian siswa dalam berpendapat dan menjawab pertanyaan. Tugas

guru pada tahap ini yaitu sebagai moderator yang mengawasi dan mengatur

jalannya presentasi. Siswa sendiri yang akan menanggapi pertanyaan dari

temannya sehingga siswa akan terlibat langsung dalam proses pembelajaran.

Menurut Edgar Dale (dalam Hasibuan, 2000:42) menyatakan bahwa “Belajar

yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung, dengan demikian

siswa tidak hanya sekedar mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati,

terlibat langsung dalam pembuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya”.

Sedangkan jika ada kelompok yang belum bisa menjawab maka kelompok yang

lain dapat membantu menjawab. Setelah pertanyaan selesai dijawab, guru

kemudian membantu dalam menyimpulkan dan memberikan penguatan pada

jawaban yang sudah benar.

Proses pelaksanaan presentasi kelompok Menyusun Paragraf Berdasakan

Gambar Seri pada siklus I dan siklus II tidak berbeda sehingga pada siklus II

dapat berjalan dengan baik, guru tidak mengalami kendala dalam membimbing

siswa melaksanakan presentasi kelompok. Namun di sini ada beberapa kelompok

yang ramai sendiri dan ada juga kelompok yang anggotanya menggambar saat

74

Page 75: Isibin Sundaricb Copy.doc

temannya melakukan presentsai kelompok di depan. Setelah peneliti mendekati

dan menegurnya, ternyata siswa menjawab masih melanjutkan tugas

menggambar dari guru kelasnya.

Setelah diskusi dan presentasi kelompok selesai guru memberikan tes

kepada siswa sebagai tahap evaluasi. Tes siklus I pertemuan ke-1 berjumlah 20

butir soal yang secara keseluruhan adalah pilihan ganda dengan waktu 15 menit.

Menurut Arikunto (2007) bahwa “tes objektif adalah tes yang dalam

pemeriksaannya dapat dilakkukan secara objektif, hal ini memang dimaksudkan

untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari tes bentuk esai”. Tes ini bertujuan

untuk mengetahui perkembangan prestasi siswa setelah diberi tindakan. Guru

meminta siswa untuk mengerjakan sendiri-sendiri soal tes yang diberikan. Hasil

tes pada siklus I pertemuan ke-1 menunjukkan masih terdapat 9 siswa yang belum

tuntas belajar dan pada pertemuan ke-2 masih terdapat 8 siswa yang belum tuntas

belajar (memperoleh skor < 70). Hal ini mengharuskan guru untuk memberikan

pembelajaran remidi terhadap siswa yang belum tuntas tersebut.

Pada akhir siklus I guru belum memberikan penghargaan yang maksimal

kepada siswa atau kelompok yang berani menjawab atau mengeluarkan pendapat

dengan benar. Penghargaan bisa berupa hadiah maupun berupa verbal atau

perbuatan. Penghargaan verbal tersebut untuk memotivasi siswa yang telah

belajar dengan baik selama pembelajaran berlangsung. Hal ini selaras dengan

penjelasan Ibrahim, (2000) bahwa “unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif

salah satunya adalah siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan penghargaan

yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok”.

75

Page 76: Isibin Sundaricb Copy.doc

Pada saat pelaksanaan siklus II, guru hanya sedikit mengulangi

penjelasan tentang prosedur pelaksanaan pembelajaran karena siswa sudah pernah

melaksanakannya pada siklus I. Kekurangan lainnya yang ada pada siklus I sudah

dibenahi pada siklus II, misalnya guru lebih banyak memberikan penghargaan

baik berupa verbal atau perbuatan dan dalam diskusi kelompok lebih banyak

mengelilingi kelas sambil membantu kelompok yang menemukan permasalahan

dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang terbimbing.

4.4.2 Aktivitas Siswa

Aktivitas belajar siswa pada pembelajaran Menyusun Paragraf Berdasakan

Gambar Seri meliputi unsur keterampilan komunikasi, kerjasama, tanggung

jawab, dan presentasi. Pembelajaran Menyusun Paragraf Berdasakan Gambar Seri

mengajarkan kemandirian, kerjasama dan tanggung jawab individu pada diri

siswa sehingga siswa tidak selalu tergantung pada teman. Berdasarkan

pelaksanaan tindakan dan observasi yang dilakukan pada setiap siklus (siklus I

dan II), menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif mengalami

peningkatan.

Peningkatan aktivitas siswa ditunjukkan oleh adanya perubahan aktivitas

rata-rata belajar siswa pada tingkat K, C dan B. Perubahan aktivitas rata-rata

belajar siswa tersebut mempunyai kecenderungan ke arah baik (B). Untuk lebih

jelas tentang perbandingan tingkat ketercapaian (tingkat K, tingkat C, atau B)

antara siklus I dengan siklus II dalam aktivitas siswa secara klasikal dapat dilihat

pada Tabel 4.20 berikut ini.

76

Page 77: Isibin Sundaricb Copy.doc

Tabel 4.20 Rekapitulasi Prosentase Aktivitas Siswa

TindakanTingkat Ketercapaian (rata-rata dalam %)Kurang (K) Cukup (C) Baik (B)

Siklus I Pertemuan ke-1Siklus I Pertemuan ke-2Siklus II

7%4%2%

14%15%11%

79%81%87%

Berdasarkan Tabel 4.20 dapat diketahui bahwa rata-rata pada tingkat K

dari siklus I pertemuan ke-1 ke siklus I pertemuan ke-2 mengalami penurunan

sebesar 3%. Kemudian dari siklus I pertemuan ke-2 ke siklus II juga mengalami

penurunan sebesar 2%. Penurunan persentase pada tingkat K berarti terjadi

peningkatan aktivitas belajar siswa.

Grafik. 4.5 Rekapitulasi Prosentase Aktivitas Siswa

77

Ketercapaian unsur pembelajaran kooperatif pada tingkat C dari siklus I

pertemuan ke-1 ke siklus I pertemuan ke-2 mengalami kenaikan sebesar 1%. Hal

ini dikarenakan siswa masih belum bisa beradaptasi dengan pembelajaran model

baru. Namun pada pertemuan berikutnya, yaitu pada siklus I pertemuan ke-2 ke

siklus II tingkatan C menurun sebesar 4%. Pada tingkat B rata-rata tingkat

ketercapaian unsur-unsur pembelajaran kooperatif secara klasikal dari siklus I

pertemuan ke-1 ke siklus I pertemuan ke-2 dan kemudian dilanjutkan ke siklus II 77

Page 78: Isibin Sundaricb Copy.doc

mengalami peningkatan. Peningkatan dari siklus I pertemuan ke-1 ke siklus I

pertemuan ke-2 sebesar 2% sedangkan dari siklus I pertemuan ke-2 ke siklus II

mengalami peningkatan sebesar 6%. Peningkatan ini disebabkan karena siswa

sudah kooperatif dalam melaksanakan diskusi kelompok.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata aktivitas

siswa secara klasikal dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan ke arah

baik (B). Peningkatan ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa sudah

berjalan dengan baik. Penerapan pembelajaran Menyusun Paragraf Berdasakan

Gambar Seri bertujuan untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik. Di mana

dalam pelaksanaannya siswa lebih berperan aktif dan bukan hanya sebagai

penerima informasi dari guru.

Berdasarkan pembahasan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran

menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan pembelajaran Menyusun Paragraf

Berdasakan Gambar Seri dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini dapat

dilihat berdasarkan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung dari siklus I

ke siklus II mempunyai kecenderungan ke arah baik (B).

Meskipun pada siklus II masih terdapat siswa yang mencapai tingkat

kurang (K) dan cukup (C) namun jumlahnya telah mengalami penurunan jika

dibandingkan dengan siklus I. Siswa yang masih mencapai tingkat K dan C

tersebut perlu ada bimbingan dan arahan dari guru supaya aktivitas belajar mereka

dapat lebih baik.

Meningkatnya aktivitas siswa ke arah baik (B) dari siklus I ke siklus II

juga dipengaruhi oleh aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran. Guru

melaksanakan pembelajaran dengan baik sehingga siswa menjadi bersemangat

78

Page 79: Isibin Sundaricb Copy.doc

dalam melaksanakan pembelajaran dan pada akhirnya aktivitas siswa menjadi

meningkat. Sebagaimana dijelaskan oleh Lie (2004:47) bahwa “semangat gotong

royong tidak diperoleh dalam sekejap, semangat gotong royong ini bisa dirasakan

dengan membina niat dan kiat siswa-siswa”.

4.4.3 Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan tabel perbandingan hasil belajar siswa pada lampiran halaman

94, bahwa hasil belajar siswa mulai dari pra tindakan ke siklus I kemudian ke

siklus II mengalami peningkatan yang di ukur dengan prosentase ketuntasan

belajar siswa. Ketuntasan belajar siswa dari pra tindakan ke siklus I mengalami

peningkatan sebesar 48,94%, yaitu dari 32,56% (pra tindakan) menjadi 81,5%

(siklusI) dan dari siklus I ke siklus II juga mengalami peningkatan hasil belajar

sebesar 14,2%, yaitu dari 81,5% (siklus I)menjadi 95,7% (siklus II). Data

peningkatan hasil belajar siswa juga bisa dilihat pada diagram berikut ini.

Grafik. 4.6 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II

79

Page 80: Isibin Sundaricb Copy.doc

Hasil belajar siswa cenderung mangalami peningkatan dari data awal ke

siklus I kemudian ke siklus II dikarenakan adanya perbedaan pendekatan/model

pembelajaran yang digunakan oleh guru. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I

dan siklus II data awal proses pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode

ceramah.

Peningkatan hasil belajar siswa ini tidak lepas dari usaha guru dalam

mengelola kelas dengan baik sehingga aktivitas siswa dalam belajar menjadi

meningkat dan pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini

sesuai dengan Slavin (1996) dalam Sanjaya (2006) yang menyatakan “Dalam

pembelajaran kooperatif terdapat perspektif sosial, artinya bahwa melalui

pembelajaran kooperatif setiap siswa akan saling membantu dalam belajar karena

mereka menginginkan semua anggota kelompok memperoleh keberhasilan”.

Adapun keuntungan penerapan pembelajaran kooperatif menurut Ludgren

1994, dalam Dasna dan Sutrisno (2006) yaitu: a) meningkatkan prestasi akademik,

b) meningkatkan keterampilan berfikir tingkat tinggi melalui proses, c)

meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran, dan d) mengurangi konflik

antar individu. Sedangkan kelemahan atau hambatan yang muncul selama

penelitian adalah sebagai berikut: a) waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran

ini lebih banyak, b) suasana kelas cenderung ramai khususnya pada saat diskusi

80

Page 81: Isibin Sundaricb Copy.doc

kelompok, dan c) dibutuhkan lebih dari satu pengawas untuk mengamati proses

belajar.

81

Page 82: Isibin Sundaricb Copy.doc

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

disimpulkan sebagai berikut.

1. Aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus I dan siklus II

mulai dari tahap persiapan, presentasi/kegiatan awal guru, kegiatan

kelompok, presentasi kelompok, dan evaluasi dapat disimpulkan bahwa

secara umum sudah terlaksana dengan baik sesuai dengan RPP.

2. Penerapan media gambar seri dalam menyusun paragraph pada siswa kelas

V semester I SDN Pamotan 03 Kecamatan Dampit Kabupaten Malang

dapat meningkatkan aktivitas siswa ke arah baik (B), yaitu dari siklus I

pertemuan ke-1 ke siklus I pertemuan ke-2 mengalami peningkatan sebesar

2%, dan dari siklus I ke siklus II juga mengalami peningkatan sebesar 6%.

3. Penerapan media gambar seri dalam menyusun paragraph terhadap siswa

kelas V semester I SDN Pamotan 03 Kecamatan Dampit Kabupaten

Malang dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang diukur dengan

persentase ketuntasan belajar individu dari data awal, siklus I dan siklus II.

Ketuntasan belajar siswa dari pra tindakan ke siklus I mengalami peningkatan

sebesar 48,94% dan dari siklus I ke siklus II juga mengalami peningkatan

hasil belajar sebesar 14,2%.

82

Page 83: Isibin Sundaricb Copy.doc

5.2 Saran - Saran

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikemukakan saran-saran yang dapat

meningkatkan penerapan media gambar seri dalam menyusun paragraf sebagai

berikut.

1. Guru sebaiknya merata dan teliti dalam mengelola kelas supaya setiap siswa

dalam kelompok dapat lebih aktif dalam melaksanakan proses pembelajaran

dan akhirnya tidak ada siswa yang mencapai tingkat Kurang dan Cukup.

2. Guru perlu memberikan pembelajaran remidi kepada siswa yang belum tuntas

belajar. Hal ini dimaksudkan untuk memperbaiki tingkat pemahaman materi

dan skor siswa sehingga diperoleh hasil yang lebih baik.

3. Model pembelajaran membutuhkan waktu yang cukup lama, untuk itu

hendaknya guru benar-benar dapat mengatur alokasi waktu yang tersedia

dengan baik. Salah satu caranya yaitu dengan mengatur tempat duduk siswa

secara berkelompok sebelum pelajaran dimulai.

4. Dalam pembelajaran sehari-hari guru bisa menggunakan model ini, karena

model ini bisa meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dengan materi

pokok yang bisa dikondisikan dengan pembelajaran .

5. Bagi para guru yang akan menggunakan model ini hendaknya perencanaan

awal disiapkan secara matang seperti RPP, LKS, soal evaluasi, media,

pengaturan kelompok yang merata (siswa yang memiliki potensi akademik

tinggi disebar di setiap kelompok), dan lain-lain yang perlu disiapkan. Selain

itu dalam proses kegiatan kelompok, guru bisa memberi LKS lebih dari satu

lembar agar siswa lebih bertanggung jawab.

83

Page 84: Isibin Sundaricb Copy.doc

DAFTAR PUSTAKA

Arif S. Sadiman, Dkk,. 2004. Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatan, Jakarta : Pustekom Dikbud An PT. Raja Grafindo Persada.

Ade Suhailah Hasibuan, 2007. Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Deskripsi dengan Menggunakan Media Gambar Pada Kelas II MIN Ngawen, Skripsi, Fakultas Bahasa Dan Seni UNY Yogyakarta.

Aminuddin.1991. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru.

Arifi, E.Z. 1990. Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Surat Dinas. Jakarta: PT Media Tama Sarana Perkasa.

Arikunto, Suharsimi, 2008, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.

Jakarta : PT Bina Angkasa.Burhan Nur Giyantoro.1993. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Satra,

Bandung

Dadan Djuanda. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia Yang Komunikatif Dan Menyenangkan, Jakarta: Depdiknas

Depdikbud, 1993, Kurikulum Pendidikan Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, Jakarta.

Depdiknas. 2006. KurikulumTingkat Satuan Pendidikan SD/MI. Jakarta :

Depdiknas.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Diah Nur Puspa Fajrin dalam penelitian yang berjudul “ Upaya meningkatkan Keterampilan Menyusun Paragraf pada Siswa Kelas IV SDN Karangtengah Baru dengan Menggunakan Media Gambar.

Dimyati dan Mudjiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

84

Page 85: Isibin Sundaricb Copy.doc

Haryadi Dan Zamzani, 1997. Peningkatan Ketrampilan Berbahasa, Yogyakarta: Depdiknas

Hadi Nafiah, 1989. Aku Igin Jadi Pengarang, Surabaya : Usaha Nasional.Henry Tarigan, 2008. Menulis Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa Indonesia,

Bandung : Angkasa Bandung.

Iqra. 2011. Faktot Yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar, (Online), (http://perjanjian kerja dalamislam.blogspot.com/2011/07/faktot-yang-mempengaruhi-keaktifan.html, diakses 7 Desember 2012).

Joni, Raka, T 1994, Pengukuran dan Penelitian Pendidikan. Malang : YP 2 LPM.

Keraf Goris, 1979. Komposisi, Ende Flores : Nusa Indah.

Nurkancana, wayan, dkk., 1984, Evaluasi Pendidikan, Surabaya : Usaha Nasional.

Nuruddin.wordpress.com Pelajaran Menulis menggunakan media pembelajaran Posted by uaksena on January 23, 2012

Poerwadarminto, W.J.S , 1984, Bahasa Indonesia untuk karang – Mengarang Menggunakan Bahasa Indonesia Secara Tepat dan Praktis, Yogyakarta : U.P Indonesia.

Pradopo, Rachmad Djoko.1989. Pengkajian paragraf . Jogjakarta: Gajah Mada University Press.

Riastuti Martikaningsih . 2011 “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Bahasa Indonesia Berdasarkan Gambar Seri Di Kelas III MI Muhamadiyah Jumoyo.

Soedjito, dkk. 1986, Keterampilan Menulis Paragraf. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Surachmad, Winarno, 1972, Dasar – Dasar Teknik Reseach, Pengantar Metodologi Ilmiah. Bandung : Tarsito.

Situmorang, B.P. 1980. paragraf dan Metodologi Pengajarannya. Ende: Nusa Indah.

85

Page 86: Isibin Sundaricb Copy.doc

Soedjito. 1986. Kalimat Efektif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Syafie, Imam. 1999. Pembelajaran Membaca di Kelas-kelas Awal. Malang: Universitas Negeri Malang.

Sri Murni dan Ambar Widianingsih. 2007. Bahasa Indonesia 5: untuk Sekolah Dasar & Madrasah Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Sardiman. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Tim Penyusun. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Edisi Keempat. Malang: Universitas Negeri Malang.

Widyamataya, 1990. Seni Menuangkan Gagasan, Yogyakarta : Kanisius.

.WJS. Purwadarminta, 1994. Karang Mengarang, Yogyakarta : UP Indonesia.

Wiriaatmadja, Rochiati. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia dengan PT. Remaja Rosdakarya.

86

Page 87: Isibin Sundaricb Copy.doc

LAMPIRAN

87

Page 88: Isibin Sundaricb Copy.doc

LAMPIRAN 1Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Satuan Pendidikan                : SDN Pamotan 03

Kelas/Semester                     : V / 1

Mata pelajaran                      : Bahasa Indonesia

Alokasi Waktu                      : 2 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi

4. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman secara

tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan, dan dialog tertulis

B. Kompetensi Dasar

4.1. Menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan

kata dan penggunaan ejaan

C. Indikator

4.1.1. Menulis pokok-pokok pikiran atau kerangka karangan narasi

4.1.2. Menulis kalimat penjelas yang mengikuti pokok pikiran

4.1.3. Menulis karangan narasi berdasarkan gambar seri

C. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui penjelasan guru dengan mempergunakan gambar seri, siswa

mampu menulis pokok-pokok pikiran atau kerangka karangan narasi.

2. Melalui diskusi kelompok siswa mampu menulis beberapa kalimat penjelas

3. Melalui tanya jawab siswa mampu menjelaskan bagian-bagian karangan

narasi.

4. Melalui penjelasan guru siswa dapat menyusun karangan narasi dengan

menggunakan ejaan yang benar.

D. Materi Pokok Pembelajaran

Dalam menulis atau menyusun karangan narasi mempergunakan gambar seri

langkah-langkahnya adalah :

1) Mengamati gambar seri, menyusun urutan berdasarkan kronologinya.

Jika susunan sudah urut, mulailah menganalisa gambar pertama.

88

Page 89: Isibin Sundaricb Copy.doc

2) Tentukan pokok pikiran atau gagasan yang terkandung dalam gambar

menjadi kalimat. Caranya dengan menggunakan kata tanya: Apa, siapa,

sedang apa, di mana, dan seba-gainya yang berkaitan dengan gambar.

Uraikan dalam bentuk kalimat yang singkat tetapi jelas.

3) Telitilah apakah kalimat tersebut sudah sesuai dengan gambar dan

mempunyai kesamaan ide dengan kalimat sebelumnya. Lanjutkan

dengan kalimat kalimat penjelas berikutnya, sehingga satu gambar

terdiri dari satu pokok pikiran atau kerangka karangan dan beberapa

kalimat penjelas atau pelengkap yang saling berhubungan.

4) Pokok-pokok pikiran atau kerangka karangan biasanya terletak pada

awal paragraf, sedangkan kalimat berikutnya merupakan kalimat

pendukung ataupun penjelas.

5) Jika satu gambar telah dianalisa dan diuraikan menjadi kalimat pokok

dan kali mat penje-las, lanjutkan dengan gambar kedua, ketiga, dan

seterusnya hingga seluruh gambar seri seri diuraikan menjadi rangkaian

kalimat yang disusun menjadi sebuah karangan.

6) Untuk menjadi sebuah karangan, gabungkan rangkaian kalimat yang

saling berhubungan, memilki kesatuan ide dan berasal dari beberapa

alinea atau paragraf yang saling berka-itan satu dengan lainnya, dengan

memperhatikan tata cara penulisan karangan.

7) Penulisan judul, penggunaan ejaan, penulisan alinea atau paragraf baru,

harus mengikuti kaidah atau aturan tertentu.

E. Media / Sumber Bahan

Media: gambar seri yang diambil dari buku pelajaran, buku perpustakaan atau

sumber lain yang relevan dengan materi pelajaran

Sumber Bahan :

- Buku Sasebi untuk Kelas V SD; penerbit Erlangga ( Hanif Nurcholis ),

halaman 137.

- Buku Bina Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SD Kelas V; penerbit

Erlangga, halaman 135-136.

- Buku Mari Belajar Bahasa Indonesia untuk SD Kelas V; penerbit

Yudistira, halaman 81.89

Page 90: Isibin Sundaricb Copy.doc

F. Metode Pembelajaran

1. Ceramah

2. Tanya jawab

3. Tugas

4. Diskusi

5. Demonstrasi

G. Langkah-langkah Pembelajara

1. Pra Kegiatan

a. Menyiapkan rencana pembelajaran

b. Menyiapkan buku sumber

c. Menyiapkan tugas

d. Menyiapkan media/alat peraga

2. Kegiatan Awal ( 5 menit )

a. Mengucapkan salam

b. Mengabsen siswa

c. Apersepsi :

Tanya jawab tentang pelajaran yang lalu yang ada kaitannya dengan

materi pelajaran. Misalnya :

- Pernahkah anak-anak berkunjung ke perpustakaan ?

- Buku apa yang pernah Kamu baca ?

- Apa yang Kamu dapat dari perpustakaan ?

d. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan

3. Kegiatan Inti ( 35 menit )

a. Guru memberi penjelasan singkat secara singkat tentang pokok-pokok

menyusun karangan .

b. Guru menjelaskan cara menggunakan media gambar seri untuk

menyusun karangan.

c. Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang cara menemukan

pokok pikiran dalam suatu paragraph.

d. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok.

e. Guru membagikan lembar kerja siswa.

90

Page 91: Isibin Sundaricb Copy.doc

f. Siswa berdiskusi secara kelompok untuk menyelesaikan lembar kerja.

g. Siswa melaporkan hasil diskusi kelompok, kelompok yang lain

memperhatikan dan memberikan tanggapan.

h. Guru memberi penguatan bagi kelompok yang sudah melaporkan hasil

diskusi.

4. Kegiatan Akhir ( 20 menit )

a. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi.

b. Guru memberi evaluasi secara individu atau tes formatif.

c. Guru mengoreksi hasil tes formatif.

d. Tindak lanjut

- Guru memberikan soal-soal perbaikan bagi siswa yang nilainya

belum mampu mencapai KKM.

- Guru memberikan soal-soal pengayaan bagi siswa yang

nilainya sudah mampu mencapai KKM.

H. Evaluasi

a. Prosedur

1. Test awal

2. Test dalam proses

3. Test akhir

b. Jenis Test

1. Test lisan

2. Test tertulis

3. Bentuk Test

4. Uraian

91

Page 92: Isibin Sundaricb Copy.doc

Kunci Jawaban

Disesuaikan dengan jawaban siswa

Pedoman Penilaian

NO ASPEK YANG DINILAI KET

KERAPIAN P. EJAAN P.HURUF

KAPITAL

DAN TANDA

TITIK

KESEUAIAN

CERITA

DENGAN

GAMBAR

(25) (25) (25) (25)

Mengetahui

Kepala Sekolah

……………………..

Dampit, …………………..

Guru Kelas

……………………..

92

Page 93: Isibin Sundaricb Copy.doc

LAMPIRAN 2

MATERI PEMBELAJARAN

1. Gambar seri adalah rangkaian gambar yang menceritakan suatu peristiwa.

Setiap gambar menceritakan bagian dari cerita tersebut. Gambar tersebut dapat

disusun secara urut sehingga membentuk sebuah cerita yang runtut.

2. Langkah pertama mengurutkan gambar seri adalah menemukan judl cerita

dalam gambar seri tersebut. Setelah menemukan judul dalam gambar seri

tersebut, selanjutnya adalah menentukan peristiwa pertama yang mungkin

terjadi dalam gambar tersebut Selanjutnya, menentukan peristiwa yang lain

yang disusun secara logis sehingga membentuk cerita yang runtut.

3. Kita juga dapat menyusun sebuah paragraf berdasarkan

gambar. Untuk menyusun paragraf berdasarkan gambar perlu

diperhatikan gambar dengan teliti

4. Contoh 1 :

Dari gambar tersebut dapat disusun sebuah paragraf sebagai berikut :

Rani membawakan sebuah lagu dalam acara perpisahan

siswa kelas VI. Banyak siswa lain yang menyaksikan

penampilan Rani. Mereka kagum dengan kemampuan Rani

menyanyikan sebuah lagu.

93

Page 94: Isibin Sundaricb Copy.doc

5. Perhatikan gambar ! Dari gambar tersebut dapat kita susun sebuah paragraf seperti berikut ini :

Kendaraan ini hingga kina masih digunakan. Rodanya ada

dua. Ada yang dilengkapi lonceng dan ada pula keranjang

kecil untuk menyimpan perbekalan. Kendaraan ini ramah

lingkungan karena tidak menggunakan bahan bakar

minyak. Pengendaranya harus mengayuh kendaraan ini.

Anak-anak sedang membersihkan halaman. Mereka

bekerja secara bergotong-royong. Mereka mengambil

sampah yang berserakan dari halaman sekolah. Sampah-

sampah itu mereka kumpulkan dalam tong sampah.

Setelah tong sampah tersebut penuh, baru dibawa ke

tempat pembuangan sampah.

94

Page 95: Isibin Sundaricb Copy.doc

LEMBAR KERJA SIKLUS I

1. Buatlah kalimat yang menceritakan gambar tersebut.

2. Susunlah kalimat-kalimat tersebut dengan baik, sehingga menjadi sebuah

cerita.

1. ……………………………………………

……………………………………………

……………………………………………

……………………………………………

  2. ……………………………………………

……………………………………………

……………………………………………

……………………………………………

……………………………………………

3. ……………………………………………

……………………………………………

……………………………………………

……………………………………………

……………………………………………

4 ……………………………………………

……………………………………………

……………………………………………

……………………………………………

5. ……………………………………………

……………………………………………

……………………………………………

……………………………………………

95

Page 96: Isibin Sundaricb Copy.doc

LEMBAR KERJA SIKLUS II

Petunjuk

Berikut ini adalah langkah-langkah menulis karangan berdasarkan gambar.

1. Berilah judul yang sesuai.

2. Buatlah kalimat yang menceritakan gambar tersebut.

3. Susunlah kalimat-kalimat tersebut dengan baik, sehingga menjadi sebuah

cerita.

96

Page 97: Isibin Sundaricb Copy.doc

Petunjuk

Berikut ini adalah langkah-langkah menulis karangan berdasarkan gambar.

1. Berilah judul yang sesuai.

2. Buatlah kalimat yang menceritakan gambar tersebut.

3. Susunlah kalimat-kalimat tersebut dengan baik, sehingga menjadi sebuah

cerita.

97