6
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kimia analitik merupakan cabang dari ilmu kimia yang mempelajari teori dan cara-cara melakukan analisis kimia baik kualitatif maupun kuantitatif. analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif berhubungan dengan apa yang terdapat dalam sampel sedangkan analisis kuantitatif berhubungan dengan berapa banyaknya zat dalam sampel. Untuk analisis kuantitatif, tipe analisis dapat dikelompokkan berdasarkan sifat informasi yang dicari, ukuran sampel dan proporsi konstituen yang ditetapkan. Dibandingkan dengan cabang ilmu kimia lainnya seperti kimia anorganik, organik, fisik dan biokimia, maka kimia analitik mempunyai penerapan yang lebih luas. Untuk melakukan suatu analisis kimia, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan antara lain keterangan yang ada waktu yang dan biaya yang tersedia. Penerapan Kimia Analitik cukup luas artinya tidak hanya berperan dalam bidang kimia saja tetapi dapat juga diterapkan pada bidang-bidang lain maupun masyarakat. B. Rumusan Masalah Dalam makalah ini penulis mencoba merumuskan persoalan dalam bentuk pertanyaan : 1. Apakah pengertian dari kimia analitik ? 2. Apa saja penggolongan dalam kimia analitik ? C. Tujuan 1. Mengetahui pengertian kimia analitik 2. Mengetahui penggolongan kimia analitik D. Manfaat 1. Menambah pengetahuan tentang penggolongan kimia analitik 2. Menjadi refrensi bagi pembaca BAB II

kimia analitik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kimia analitik

Citation preview

Page 1: kimia analitik

BAB I

PENDAHULUAN

   A.    Latar Belakang

Kimia analitik merupakan cabang dari ilmu kimia yang mempelajari teori dan cara-cara

melakukan analisis kimia baik kualitatif maupun kuantitatif. analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis

kualitatif berhubungan dengan apa yang terdapat dalam sampel sedangkan analisis kuantitatif

berhubungan dengan berapa banyaknya zat dalam sampel. Untuk analisis kuantitatif, tipe analisis dapat

dikelompokkan berdasarkan sifat informasi yang dicari, ukuran sampel dan proporsi konstituen yang

ditetapkan.

Dibandingkan dengan cabang ilmu kimia lainnya seperti kimia anorganik, organik, fisik dan

biokimia, maka kimia analitik mempunyai penerapan yang lebih luas. Untuk melakukan suatu analisis

kimia, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan antara lain keterangan yang ada waktu yang dan

biaya yang tersedia. Penerapan Kimia Analitik cukup luas artinya tidak hanya berperan dalam bidang

kimia saja tetapi dapat juga diterapkan pada bidang-bidang lain maupun masyarakat.

   B.     Rumusan Masalah

Dalam makalah ini penulis mencoba merumuskan persoalan dalam bentuk pertanyaan :

1.    Apakah pengertian dari kimia analitik ?

2.    Apa saja penggolongan dalam kimia analitik ?

   C.    Tujuan

1.      Mengetahui pengertian kimia analitik

2.      Mengetahui penggolongan kimia analitik

   D.    Manfaat

1.      Menambah  pengetahuan tentang penggolongan kimia analitik

2.      Menjadi refrensi bagi pembaca

BAB II

PEMBAHASAN

   A.    Pengertian kimia analitik

Kimia analitik merupakan ilmu kimia yang mendasari analisis dan pemisahan sampel. Analisis

dapat bertujuan untuk menentukan jenis komponen apa saja yang terdapat dalam suatu sampel

(kualitatif), dan juga menentukan berapa banyak komponen yang ada dalam suatu sampel (kuantitatif).

Tidak semua unsur atau senyawa yang ada dalam sampel dapat dianalisis secara langsung, sebagian

besar memerlukan proses pemisahan terlebih dulu dari unsur yang mengganggu. Karena itu cara-cara

atau prosedur pemisahan merupakan hal penting juga yang dipelajari dalam bidang ini.

   B.     Penggolongan kimia analitik

Kimia analitik digolongkan menjadi :

1.       Analisis Kuantitatif

Page 2: kimia analitik

      Analisa kuantitatif adalah analisis kimia yang mencari kadar kandungan komponen-komponen

yang terdapat dalam suatu cuplikan atau sampel (Pudjaatmaka, 2002). Analisa kuantitatif bertujuan

menentukan kadar ion atau molekul suatu sampel (Sumardjo, 2006).

         Data yang diperoleh dapat ditinjau lebih lanjut dan data yang diperoleh juga dapat digunakan

untuk  menetapkan  komponen  atau penyusun bahan tersebut (Haryadi, 1993). Prinsipnya adalah reaksi

pengendapan yang cepat mencapai kesetimbangan pada penambahan tiap titrasi, tidak ada pengotor

yang mengganggu dan diperkirakan indikator/diperlukan indicator untuk melihat titik akhir titrasi

(Khopkar, 2003).

Teknik yang digunakan dalam analisis kuantitatif anorganik didasarkan pada:

a.       Penampilan kuantitatif reaksi-reaksi kimia yang cocok / pengukuran banyaknya pereaksi yang

diperlukan untuk menyempurnakan reaksi atau pemastian banyaknya reaksi.

b.      Pengukuran sifat-sifat kelistrikan

c.       Pengukuran sifat optik tertentu

d.      Kombinasi pengukran optik atau listrik dan reaksi kimia kuantitatif.

Analisis kuantitatif dapat dilakukan dengan cara :

a.Gravimetri

Metode gravimetri, yaitu penetapan kadar suatu unsure atau senyawa berdasarkan berat,

tetapnya dengan cara penimbangan. Bagian terbesar yang dilakukan metode gravimetri adalah

perubahan unsur berat tetapnya. Berat senyawa selanjutnya dapat dianalisa berdasarkan jenis senyawa

b.Volumetri

Metode volumetri adalah analisa kuantitatif yang dilakukan dengan cara menambahkan

sejumlah larutan baru yang lebih diketahui kadarnya. Dengan mengetahui jumlah larutan baru yang

ditambahkan dan reaksinya berjalan secara kuantitatif sehingga senyawa yang dianalisis dapat dihitung

jumlahnya

2.      Analisis Kualitatif

     Analisis Kualitatif merupakan metode analisis kimia yang digunakan untuk mengenali atau

mengidentifikasi suatu unsur atau senyawa kimia (anion atau kation) yang terdapat dalam sebuah

sampel berdasarkan sifat kimia dan fisikanya.

    Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi

kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam larutan. Kebanyakan reaksi

kering yang diuraikan digunakan untuk analisis semimikro dengan hanya modifikasi kecil.

a.    Reaksi Kering

     Beberapa logam mempunyai warna nyala yang spesifik sehingga dapat dilakukan uji warna nyala sebagai 

salah   satu   cara   identifikasi   kation   dengan   reaksi   kering. Untuk uji reaksi kering metode yang sering

dilakukan adalah:

a.    Reaksi nyala dengan kawat nikrom : Sedikit zat dilarutkan kedalam HCL P. Diatas kaca arloji

kemudian dicelupkan kedalamnya, kawat nikrom yang bermata kecil yang telah bersih kemudian

dibakar diatas nyala oksidasi .

Page 3: kimia analitik

b.    Reaksi nyala beilstein : Kawat tembaga yang telah bersih dipijarkan diatas nyala oksida sampai nyala

hijau hilang. Apabila ada halogen maka nyala yang terjadi berwarna hijau.

c.    Reaksi nyala untuk borat : Dengan cawan porselin sedikit zat padat ditambahkan asam sulfat pekat dan

beberapa tetes methanol, kemudian dinyalakan ditempat gelap. Apabila ada borat akan timbul warna

hijau.

b.  Reaksi Basah

Reaksi   basah   merupakan   jenis   identifikasi   zat   secara   kualitatif   yang   sering   digunakan   pada 

umumnya Senyawa NO3-  hanya membentuk cincin coklat jika direaksikan dengan senyawa Fero

sulfatdan H2SO4. Lain halnya dengan senyawa borat yang jika ditambahkan metanol kemudian

dipanaskan dengan nyala api, maka menghasilkan uap atau asap berwarna hijau.

      Analisis kualitatif berdasarkan sifat kimia melibatkan beberapa reaksi dimana hukum

kesetimbangan massa sangat berguna untuk menentukan ke arah mana reaksi berjalan. Contoh : Reaksi

redoks, reaksi asam-basa, kompleks, dan reaksi pengendapan. Sedangkan analisis berdasarkan sifat

fisikanya dapat diamati langsung secara organoleptis, seperti bau, warna, terbentuknya gelembung gas

atau pun endapan yang merupakan informasi awal yang berguna untuk analisis selanjutnya.

a). Reaksi Pengendapan

      Kenaikan suhu umumnya dapat memperbesar kelarutan endapan kecuali pada beberapa

endapan, seperti kalsium sulfat, berlaku sebaliknya. Perbedaan kelarutan karena suhu ini dapat

digunakan sebagai dasar pemisahan kation. Misalnya, pemisahan kation Ag, Hg(I), dan Pb

dapatdilakukan dengan mengendapkan ketiganya sebagai garam klorida, kemudian memisahkan Pb

dari Ag dan Hg(I) dengan memberikan air panas.Kenaikan suhuakan memperbesar kelarutan Pb

sehingga endapan tersebut larut sedangkan kedua kation lainnya tidak.

b). Reaksi Asam-Basa

     Asam secara sederhana didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan dalam air mengalami

disosiasi dengan pembentukan ion hidrogen.,sedangkan basa mengalami disosiasi dengan pembentukan

ion hidroksil. Asam atau pun basa yang mengalami disosiasi sempurna merupakan asam atau basa kuat,

misalnya HCl, HNO3, NaOH dan KOH. Sebaliknya bila asam atau basa hanya terdisosiasi sebagian

maka disebut asam atau basa lemah, misalnya asam asetat, H2S dan amonium hidroksida. Dalam

analisa kualitatif H2S digunakan untuk mengendapkan sejumlah kation menjadi garam sulfidanya.

c). Reaksi Redoks

      Banyak reaksi oksidasi dan reduksi yang digunakan untuk analisa kualitatif, baik sebagai

pengoksidasi atau pun pereduksi. Contoh penggunaan Reaksi redoks dalam analisis kualitatif:

d).  Reaksi Pembentukan Kompleks

    Dalam pelaksanaan analisis kualitatif anorganik banyak digunakan reaksi-reaksi yang melibatkan

pembentukan ion kompleks. Suatu ion atau molekul kompleks terdiri dari satu atom pusat dan sejumlah

ligan yang terikat dengan atom pusat tersebut.

Page 4: kimia analitik

BAB III

PENUTUP

   A.    Kesimpulan

Kimia analitik adalah cabang ilmu kimia yang  mempelajari teori dan cara-cara melakukan

analisis kimia terhadap suatu bahan atau zat kimia. Analisis kimia digolongkan menjadi analisis

kuantitatif dan analisis kualitatif.

Analisis kuantitatif adalah analisis yang digunakan untuk menemukan dan mengidentifikasi

suatu zat. Analisis kuantitatif  dapat dilakukan dengan cara gravimetri dan titrimetri. Analisis

kuantitatif berhubungan dengan unsur, ion, atau senyawa apadalam suatu sampel. Analisis kualitatif

adalah analisis yang digunakan untuk menentukan jumlah /banyaknya zat dalam sampel. Analisis

kualitatif menggunakan dua macam uji yaitu iji reaksi basah dan uji reaksi kering

   B.     Saran

Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya

mahasiswa-mahasiswi Universitas Teknologi Sumbawa.

- See more at: http://metalurgimaterial.blogspot.com/2014/03/bab-i-pendahuluan-a.html#sthash.RLQULy0o.dpuf