99
KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA LAKI LAKI DEWASA SEHAT DI KAMPUS I DAN III UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh : Eric Fran NIM : 058114116 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010

KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN

TEKANAN DARAH PADA LAKI LAKI DEWASA SEHAT DI

KAMPUS I DAN III UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA TAHUN 2010

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Eric Fran

NIM : 058114116

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

Page 2: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

ii

KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN

TEKANAN DARAH PADA LAKI LAKI DEWASA SEHAT DI

KAMPUS I DAN III UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA TAHUN 2010

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Eric Fran

NIM : 058114116

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

201

Page 3: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

iii

Page 4: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

iv

Page 5: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

v

Page 6: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

vi

“Setiap manusia lahir dengantalenta masing-masing.

Semua berbalik kepada manusiatersebut, apakah dia mau

menggunakan talenta itu atautalenta itu dibiarkan tertidur jauhdi dalam diri manusia itu sendiri”

(Unnamed)

Kupersembahkan untuk:

Tuhan YESUS Kristus atas karya nya pada diriku

Orangtuaku dan seluruh keluarga ku atas kasih sayangnya

Adik-adikku dan Almamaterku

Page 7: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

vii

PRAKATA

Penulis memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa oleh

karena berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Korelasi Pengukuran Antropometrik Terhadap Tekanan Darah Pada Laki-laki

Dewasa Sehat di Kampus I dan III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun

2010” ini dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

Penyelesaian skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak,

baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Oleh karena itu, penulis hendak

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2. dr Fenty, M.Kes, SpSK, selaku dosen pembimbing utama skripsi ini atas segala

kesabaran untuk selalu mendukung, memotivasi, membimbing, dan memberi

masukan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

3. Maria Dwi Budi Jumpowati, S.Si, selaku dosen pembimbing akademis atas

motivasi yang diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

4. Laboratorium Pramita Utama yang telah membantu peneliti mengukur Tekanan

darah para subyek.

5. Bagian Rumah Tangga Universitas Sanata Dharma yang telah menyediakan

tempat serta perlengkapan pelaksanaan penelitian.

Page 8: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

viii

6. Dosen dan Karyawan yang telah berpartisipasi dalam penelitian.

7. Bapak Agung yang telah membantu penulis dalam proses analisis data secara

statistik.

8. Kedua orangtuaku yang telah sabar menunggu dan member motivasi dalam

penyusunan skripsi ini hingga selesai.

9. Margareta Sisca Ganwarin, Eka Yulianti, Ridho Prayogie, Elisabet Eskaria,

Paulus Febrianto Silor, Fetri Anastasia, Paulina dan Putu Dyana Cristasani yang

merupakan rekan penulis dalam penelitian ini yang telah bersama sama dalam

suka dan duka menyelesaikan penelitian.

10. Teman-teman yang telah membantu penulis dan tidak dapat disebutkan satu

persatu

Penulis menyadari bahwa setiap manusia tidak ada yang sempurna termasuk

penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik, saran dan masukan

demi kemajuan di masa yang akan datang. Penulis juga berharap bahwa tulisan ini

dapat memberikan sumbangan kecil bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta

masyarakat.

Penulis

Page 9: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …
Page 10: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

INTISARI

Hipertensi diperkirakan menjadi penyebab kematian 7,1 juta orang di seluruh

dunia yaitu sekitar 13% dari total kematian, dan prevalensinya hampir sama besar

baik di negara berkembang maupun negara maju. Di Indonesia yang merupakan salah

satu Negara berkembang prevalensinya sekitar 21%. Salah satu cara untuk

mengetahui faktor risiko hipertensi adalah dengan melakukan pengukuran

antropometri. Pengukuran antropometri yang dapat dilakukan adalah melakukan

pengukuran Body Mass Index, Rasio Lingkar Pinggang Pinggul (RLPP) dan Tebal

Lipat Kulit / trisep. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara

pengukuran antropometri dengan tekanan darah pada laki-laki dewasa.

Penelitian ini dilakukan pada 70 orang subyek laki-laki sehat yang memenuhi

kriteria penelitian. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik

dengan pendekatan cross-sectional, non-random sampling dengan jenis purposive

sampling. Kriteria inklusi meliputi dosen dan karyawan Univesitas Sanata Dharma,

pria, usia 30-50 tahun. Kriteria ekslusi dalam penelitian ini meliputi penderita

penyakit jantung koroner, penderita penyakit hati dan mengalami demam. Analisis

yang dilakukan adalah analisis statistik dengan taraf kepercayaan 95%.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa antara pengukuran antropometri

dengan tekanan darah terdapat korelasi yang signifikan. Korelasi antara BMI dengan

tekanan darah sistolik r=0,547; p=0,000, Korelasi antara RLPP dengan tekanan darah

sistolik; r=0,279; p=0,020, Korelasi Tebal Lipat Kulit dengan tekanan darah sistolik

r=0,201; p=0,095. Korelasi BMI dengan tekanan darah diastolik r=0,000 ; p-0,487,

Korelasi RLPP dengan tekanan darah diastolik; r=0,234; p=0,052 dan Korelasi Tebal

Lipat Kulit dengan tekanan darah diastolik r=0,127; p=0,293. Terdapat korelasi yang

bermakna antara pengukuran antropometri dengan tekanan darah dengan kekuatan

korelasi sedang.

Kata kunci : tekanan darah, Body Mass Index, rasio lingkar pinggang pinggul, tebal

lipat kulit

ix

Page 11: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

x

ABSTRACT

Hypertension caused the death of 7.1 million people in the world, that is mean

about 13% of total deaths. Its prevalence was almost as large in both of developing

and developed country. In Indonesia, who is one of developing country, the

prevalence is about 21%. One way of knowing the risk factors is doing some

anthropometric measurements. One of the anthropometric measurement that can be

done is doing some Body Mass Index measurement, waist-hip ratio and skin fold

thickness ratio/triceps. The purpose of this study is knowing the correlation of

anthropometric measurement with blood pressure in adult male.

This study is conducted in 70 healthy subjects men who met the criteria. This

study is analytic observational with cross sectional, non-random sampling approach

type purposive sampling. Inclusion criteria were including lecturer and worker in

Sanata Dharma University, male, aged 30-50. Exclusion criteria were patient of

coronary heart disease, hepatic disease, fever and udema. Analysis conducted was

statistical analysis with 95% level of confidence.

The result of this study showed that there is a significant correlation between

anthropometric measurement and blood pressure. The correlation between BMI and

systolic blood pressure was r=0.547; p=0.000, the correlation of waist-hip ratio and

systolic blood pressure was r=0.279; p=0.020, the correlation of skin fold thickness

with systolic blood pressure was r=0.201; p=0.095.the correlation of BMI and

systolic blood pressure r=0.000; p=0.487, the correlation between waist-hip ratio and

systolic blood pressure was r= 0.234; p=0.052 and the correlation between skin fold

thickness and systolic blood pressure was r=0.127; p=0.293. There is a significant

correlation between anthropometric measurement and blood pressure with medium

strength correlation.

Keywords: blood pressure, Body Mass Index, waist-hip ratio, skin fold thickness

Page 12: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………… ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………. iii

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………………iv

HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………………… v

PRAKATA…………………………………………………………………………. vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………………………………viii

INTISARI …………………………………………………………………………. ix

ABSTRACT…………………………………………………………………………. x

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………. xi

DAFTAR TABEL ………………………………………………………………….xiv

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………….xv

BAB I. PENGANTAR ……………………………………………………………… 1

A. Latar Belakang ……………………………………………………………………1

1. Perumusan Masalah………………………………………………………….. 4

2. Keaslian Penelitian………………………………………………………....... 4

3. Manfaat Penelitian ……………………………………………………………5

B. Tujuan Penelitian …………………………………………………………………5

1. Tujuan Umum ……………………………………………………………….. 5

2. Tujuan Khusus ………………………………………………………………. 5

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ………………………………………………. 6

A. Tekanan Darah ………………………………………………………………….. 6

Page 13: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

xii

B. Pengukuran Antropometri sebagai faktor deteksi obesitas ……………………. 10

1. BMI ………………………………………………………………………… 11

2. Lingkar Pinggang ……………………………………………………………12

3. Rasio Lingkar Pinggang dan Lingkar Pinggang Pinggul………………........13

4. Tebal Lipat Kulit …………………………………………………………….14

C. Landasan Teori ………………………………………………………………….15

D. Hipotesis ………………………………………………………………………...16

BAB III. METODE PENELITIAN…………………………………………………17

A. Jenis dan Rancangan Penelitian………………………………………………… 17

B. Variabel Penelitian ………………………………………………………………17

1. Variabel Bebas ………………………………………………………………18

2. Variabel Tergantung ……………………………………………………….. 18

3. Variabel Pengacau …………………………………………………………..18

C. Definisi Operasional …………………………………………………………….19

D. Subyek Penelitian ……………………………………………………………….20

E. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………………………..22

F. Ruang Lingkup…………………………………………………………………..22

G. Teknik Sampling ………………………………………………………………. 24

H. Instrument Penelitian ……………………………………………………………25

I. Tata Cara Penelitian ……………………………………………………………. 26

J. Analisi Data Penelitian…………………………………………………………. 29

K. Kesulitan Penelitian …………………………………………………………… 29

Page 14: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

xiii

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………………….31

A. Profil Karakteristik Responden…………………………………………………31

B. Korelasi antara BMI, RLPP dan tebal lipat kulit terhadap tekanan darah…….. 32

1. Korelasi antara BMI dengan tekanan darah sistolik…………………………35

2. Korelasi antara RLPP dengan tekanan darah sistolik………………………..36

3. Korelasi antara Tebal Lipat Kulit dengan tekanan darah sistolik……………37

4. Korelasi antara BMI dengan tekanan darah diastolik………………………..38

5. Korelasi antara RLPP dengan tekanan darah diastolik………………………39

6. Korelasi antara Tebal Lipat Kulit dengan tekanan darah diastolik ………….40

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN………………………………………………42

A. KESIMPULAN………………………………………………………………….42

B. SARAN…………………………………………………………………………..42

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..43

LAMPIRAN…………………………………………………………………………45

Page 15: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel I. Kriteria Sindrom Metabolik………………………………………… 6

Tabel II. Klasifikasi Tekanan Darah Umur 18 Tahun menurut JNC VII…. … 7

Tabel III. Klasifikasi WHO yang diusulkan untuk orang dewasa Asia……...... 11

Tabel IV. Nilai Lingkar Pinggang berdasar Etnis………………………………12

Tabel V. Profil Karakteristik Responden……………………………………. ..31

Tabel VI. Tabel korelasi pengukuran antropometri dengan tekanan darah…….32

Page 16: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Cara mengukur Lingkar Pinggang………………………………….. 12

Gambar 2. Rasio Lingkar Pinggang-Panggul……………………………………13

Gambar 3. Bagan Skema Responden ………………………………………….. 21

Gambar 4. Skema Pembagian Kajian ………………………………………….. 23

Gambar 5. Gambar korelasi tekanan darah sistole vs umur …………………… 33

Gambar 6. Gambar korelasi tekanan darah diastole vs umur…………………... 33

Gambar 7 . Grafik korelasi antara sistole dengan BMI ………………………… 35

Gambar 8 . Grafik korelasi antara sistole dengan RLPP ……………………….. 36

Gambar 9 . Grafik korelasi antara sistole dengan Tebal lipat kulit …………….. 37

Gambar 10 . Grafik korelasi antara diastole dengan BMI………………………. 38

Gambar 11 . Grafik korelasi antara diastole dengan RLPP……………………… 39

Gambar 12 . Grafik korelasi antara diastole dengan Tebal Lipat Kulit………….. 40

Page 17: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …
Page 18: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Hipertensi diperkirakan menjadi penyebab kematian 7,1 juta orang di seluruh

dunia yaitu sekitar 13% dari total kematian, dan prevalensinya hampir sama besar

baik di negara berkembang maupun negara maju. Hipertensi menimbulkan angka

morbiditas dan mortalitas yang tinggi karena hipertensi merupakan penyebab utama

meningkatnya risiko penyakit stroke, jantung dan ginjal. Pada kebanyakan kasus,

hipertensi terdeteksi saat pemeriksaan fisik karena alasan penyakit tertentu.

Hipertensi merupakan penyakit yang mendapat perhatian dari semua kalangan

masyarakat (Irza, 2009).

Penyakit hipertensi di negara berkembang menjadi masalah utama dalam

kesehatan masyarakat dimana tedapat 639 juta kasus pada tahun 2000 di negara

berkembang tersebut. Di Indonesia angka prevalensi hipertensi juga cukup tinggi

yaitu sekitar 21% yang merupakan pengukuran Departemen Kesehatan Indonesia.

Estimasi prevalensi penyakit hipertensi pada 2015 adalah sekitar 37%. Delapan

provinsi di Indonesia mempunyai prevalensi diatas rata-rata yaitu Sulawesi Selatan

(27%), Sumatera Barat (27%), Jawa Barat (26%), Yogyakarta (25%), Sumatera Utara

24%, Sumatera Selatan (24%), Riau (23%), dan Kalimantan timur (22%) (Ditjen Bina

Kefarmasian Alat Kesehatan, 2006 ).

Page 19: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

2

Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention,

Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Presurre (JNC VII ) tahun 2003,

hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan/atau tekanan darah

diastolik 90 mmHg. Tekanan darah 120-139/80-89 mmHg dikategorikan sebagai

prehipertensi.

Penyakit kardiovaskular menempati urutan pertama penyebab kematian di

Indonesia meskipun pengobatan di bidang ini maju pesat. Mahalnya biaya

pengobatan mengakibatkan tidak semua masyarakat mendapatkan pelayanan yang

optimal. Pencegahan merupakan langkah yang harus ditetapkan sedini mungkin, salah

satu cara yaitu memperkenalkan masyarakat faktor risiko penyakit tersebut (Zhu,

2002).

Antropometri dinyatakan sebagai pengukuran tubuh. Indeks antropometri

pengukuran dari beberapa parameter. Indeks antropometri merupakan rasio dari suatu

pengukuran terhadap satu atau lebih pengukuran atau yang dihubungkan dengan usia

(Dorland, 1995).

Salah satu cara untuk mengetahui faktor risiko hipertensi adalah dengan

melakukan pengukuran antropometri. Pengukuran ini sangat sederhana sehingga

biayanya murah dan mudah dilakukan oleh masyarakat. Jenis dari pengukuran

antropometri diantaranya pengukuran berat badan, pengukuran Indeks Massa Tubuh

(IMT) atau Body Mass Index (BMI), pengukuran lingkar pinggang dan pengukuran

rasio lingkar pinggang-pinggul (RLPP ) serta tebal lipat kulit. Penemuan akhir-akhir

Page 20: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

3

ini menunjukkan bahwa kegemukan perut merupakan tanda yang lebih akurat untuk

memprediksi serangan jantung daripada berat badan atau BMI (Anonim, 2007).

Obesitas merupakan keadaan kelebihan berat badan sebesar 20% atau lebih

dari berat badan ideal. Obesitas mempunyai korelasi positif dengan hipertensi.

Meningkatnya berat badan normal relatif sebesar 10% mengakibatkan kenaikan

tekanan darah 7 mmHg. Obesitas dikaitkan dengan risiko penyakit serius seperti

hipertensi, hiperlipidemia, resistensi insulin dan intoleransi glukosa, dan

meningkatkan kematian. Kenaikan lemak tubuh, berat total tubuh, dan distribusi

lemak tubuh sentral dikaitkan dengan kenaikan insidensi kematian, sebagai hasil dari

penyakit kardiovaskular (Dipiro, 1999).

Sebuah penelitian di India yang dilakukan oleh Ghosh pada 2007

mendapatkan hasil yaitu BMI dan RLPP berkorelasi dengan tekanan darah. Dalam

penelitian ada data yang menunjukkan bahwa risiko terbesar dari peningkatan

hipertensi berkaitan dengan pengingkatan BMI.

Penelitian lain dilakukan di Afrika pada 2006 yang dilakukan oleh Mufunda

mendapatkan hasil bahwa BMI berkorelasi positif dengan tekanan sistolik dan

diastolik. Hasil lainnya adalah bahwa efek BMI terhadap tekanan darah lebih besar

pada laki laki daripada perempuan.

Sebuah penelitian di Yunani tahun 1996-2004 yang dilakukan oleh Vasilios

Kostis (2005) mendapatkan hasil bahwa BMI secara signifikan berkorelasi dengan

tekanan darah sistolik dan diastolik. Hipertensi juga ditemukan lebih tinggi pada

orang yang mengalami obesitas daripada orang dengan berat badan normal.

Page 21: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

4

Penulis melalukan penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat hubungan

antara pengukuran antropometri tebal lipat kulit terhadap tekanan darah. Pada

penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, pengukuran tebal lipat kulit tidak

dilakukan.

1. Perumusan masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut di atas, permasalahan yang diangkat

penulis dalam penelitian ini adalah :

Apakah terdapat korelasi antara pengukuran antropometrik terhadap tekanan

darah laki laki dewasa sehat ?

2. Keaslian Penelitian

Penelitian sejenis yang pernah dilakukan yaitu :

Impact of Obesity on 24 Hour Ambulatory Blood Presure and hypertension oleh

Vasilios Kotsis tahun 2005. Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa BMI

secara signifikan berkorelasi dengan tekanan sistolik dan diastolik. Populasi

yang digunakan adalah sebesar 3216 orang. Korelasi antara BMI dan sistolik

menunjukkan r = 0.207 dan p = 0.000. Korelasi BMI dan diastolik menunjukkan

r = 0.252 dan p = 0.000.

Comparative evaluation of obesity measures: relationship with blood pressures

and hypertension oleh Ghosh tahun 2007. Dalam penelitian ini didapatkan hasil

bahwa pengukuran BMI, RLPP dan lemak lengan menunjukkan hasil yang

signifikan berkorelasi dengan hipertensi. Populasi yang digunakan sebesar 180

Page 22: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

5

orang. Hasil yang didapatkan adalah BMI mempunyai OR paling tinggi. Urutan

nya adalah sebagai berikut BMI > Waist Circumference > Waist stature ratio >

Waist hip ratio > Conicity Index dengan angka 1.17 > 1.12 > 1.09 > 1.07 > 1.06.

The Prevalence of hypertension and its relationship with obesity: result from a

national blood pressure survey in Eritrea oleh Mufunda tahun 2006. Dalam

penelitian ini mendapatkan hasil bahwa BMI berasosiasi dengan tekanan darah

sistolik dan diastolik. Populasi yang digunakan adalah sebesar 2352 orang.

Korelasi antara BMI dengan sistolik didapatkan nilai p sebesar 0,007. Korelasi

BMI dengan diastolik didapatkan nilai p sebesar 0,088.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai korelasi

pengukuran antropometri terhadap tekanan darah pada laki laki dewasa sehat.

b. Manfaat praktis

Pengukuran antropometri terhadap tekanan darah diharapkan mampu memberikan

gambaran awal profil tekanan darah yang berhubungan dengan faktor risiko

penyakit hipertensi.

B. Tujuan

1. Mengetahui adanya korelasi pengukuran antropometrik dengan tekanan darah

orang pada laki laki dewasa sehat.

Page 23: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

6

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Tekanan Darah

The National Cholesterol Education Program-Adult Treatment Panel (NCEP-

ATP III) melaporkan bahwa sindrom metabolik merupakan faktor risiko independen

terhadap penyakit kardiovaskular, sehingga memerlukan intervensi modifikasi gaya

hidup yang ketat (intensif). Komponen utama dari sindrom metabolik meliputi

resistensi insulin, obesitas abdominal/sentral, hipertensi, dislipidemia, peningkatan

kadar trigliserida, dan penurunan kadar HDL kolesterol. (Tabel I)

Tabel I. Kriteria Sindrom Metabolik

Faktor Risiko

NCEP ATP III

Tahun 2001

WHO

Tahun 1998

Batasan Batasan

Obesitas sentral (RLPP)

Perempuan

Laki-laki

Body Mass Index

-

> 0,90

> 0,85

= 23 kg/m2

*

Obesitas abdominal (LP)

Perempuan

Laki-laki

≥80cm*

≥90cm* -

Tekanan darah ≥130/80 mmHg ≥ 140/90 mmHg

Trigliserida ≥ 150 mg/dL ≥ 150 mg/dL

Kolesterol high-density

lipoprotein

Perempuan

Laki-laki

<50mg/dL

<40mg/dL

<39mg/dL

<35mg/dL

Mikroalbuminuria

Rerata ekskresi albumin urin

Rasio albumin: kreatinin

- >20mg/gram

=30mg/menit

* Disesuaikan dengan kriteria orang Asia dewasa

Page 24: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

7

Menurut JNC VII hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik > 140

mmHg dab atau tekanan darah diastolik > 90 mmHg. Tekanan darah 120-139/80-89

mmHg dikategorikan sebagai prehipertensi. (Tabel II)

Tabel II. Klasifikasi Tekanan Darah Usia 18 Tahun menurut JNC VII

Kategori tekanan darah Tekanan darah

sistolik

(mmHg)

Dan/atau Tekanan Darah

Diastolik (mmHg)

Normal <120 dan <80

Pre Hipertensi 120-139 atau 80-89

Hipertensi derajad 1 140-159 atau 90-99

Hipertensi derajad 2 >160 atau >100

Tekanan darah arterial ditentukan oleh cardiac output (jumlah darah yang

dipompa oleh jantung setiap menit) dan tahanan yang dialami oleh darah saat

dipompakan melalui sirkulasi perifer (disebut tahanan total perifer). Oleh karena itu,

tekanan darah dapat diformulasikan sebagai berikut:

Tekanan darah = cardiac output x tahanan perifer total

(Porth,1994)

Peningkatan tekanan darah dapat disebabkan karena peningkatan tahanan

perifer total dan peningkatan cardiac output. DiPiro (2005) menyebutkan bahwa

peningkatan cardiac output dapat disebabkan oleh peningkatan cardiac preload yang

menyebabkan peningkatan volume cairan karena adanya asupan sodium yang

berlebihan.

Page 25: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

8

Terdapat beberapa mekanisme yang berperan dalam pathogenesis hipertensi

terkait hubungannya dengan sindrom metabolik. Pertama, pada penderita sindrom

metabolik pada umumnya mengalami resistensi insulin yang berarti bahwa kadar

insulin dalam tubuh meningkat. Hal ini dapat meningkatkan retensi sodium dan

meningkatkan aktivitas saraf simpatik yang pada akhirnya dapat meningkatkan

tekanan darah. Kedua, kadar insulin yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan

jumlah kalsium intraseluler yang berperan dalam kontraksi otot. Jika kalsium

intraseluler jumlahnya banyak, maka kontraksi otot akan semakin kuat, termasuk di

dalamnya otot jantung. Kontraksi otot jantung yang kuat pada akhirnya akan

menyebabkan tekanan darah meningkat (DiPiro, 2005).

Ketika mengukur tekanan darah, ada dua hal yang terukur, yaitu tekanan

darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Tekanan darah sistolik dicapai ketika

jantung berkontraksi memompa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah diastolik

dicapai ketika jantung berelaksasi setelah memompa darah (DiPiro, 2005).

Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Sejalan

dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah;

tekanan sistolik meningkat terus sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik

meningkat sampai usia 55 tahun. Tekanan darah juga dipengaruhi aktivitas (Irza,

2009).

Tekanan darah dapat diukur dengan menggunakan dua metode, yaitu :

1. Metode langsung dengan menggunakan jarum atau kanula yang dimasukkan

kedalam pembuluh darah dan dihubungkan dengan manometer. Metode ini

Page 26: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

9

merupakan cara yang sangat tepat untuk melakukan pengukuran tekanan

darah tetapi diperlukan peralatan yang lengkap dan keterampilan khusus.

2. Metode tidak langsung dengan menggunakan sphygmomanometer . Ada dua

cara untuk melakukan metode ini yaitu dengan cara Palpasi dan cara

Auskultasi. Cara palpasi hanya dapat mengukur tekanan sistolik sedangkan

cara auskultasi dapat mengukur tekanan darah sistolik dan diastolik

bersamaan tetapi menggunakan alat Stethoschope (Anonima , 2009).

Hipertensi ada dua jenis yaitu :

1. Hipertensi primer

Hipertensi primer adalah suatu pengingkatan persisten tekanan arteri yang

dihasilkan oleh ketidakteraturan mekanisme control homeostatic normal,

Hipertensi ini tidak diketahui penyebabnya dan mencakup kurang lebih 90%

dari kasus hipertensi. Pada umumnya hipertensi esensial tidak disebabkan

oleh faktor tunggal, melainkan faktor yang saling berkaitan. Salah satu faktor

yang paling berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi esensial adalah faktor

genetik karena hipertensi sering turun menurun dalam suatu keluarga (Ditjen

Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2006 ).

2. Hipertensi sekunder

Kurang dari 10 % penderita hipertensi merupakan penderita hipertensi

sekunder dari berbagai penyakit atau obat-obat tertentu yang meningkatkan

tekanan darah. Disfungsi renal akibat penyakit ginjal kronis atau penyakit

Page 27: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

10

renovaskular adalah penyebab sekunder yang paling sering. Obat-obat

tertentu, baik secara langsung ataupun tidak, dapat menyebabkan hipertensi

atau memperberat hipertensi dengan menaikkan tekanan darah. Apabila

penyebab sekunder dapat diidentifikasi, dengan menghentikan obat atau

mengobat/mengoreksi penyakit yang menyertai merupakan tahap awal

penanganan hipertensi sekunder (Ditjen Bina kefarmasian dan Alat

Kesehatan, 2006).

Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menunjukkan gejala sampai

bertahun-tahun, oleh karena itulah hipertensi dikenal sebagai silent killer.

Pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah

yang tinggi. Gejala klinis yang timbul setelah menderita hipertensi selama

bertahun-tahun berupa nyeri pada kepala, penglihatan kabur, ayunan langkah

yang tidak mantap, muka merah, keluaran darah dari hidung secara tiba-tiba

dan tengkuk yang terasa pegal (Ditjen Bina kefarmasian dan Alat Kesehatan,

2006).

B. Pengukuran Antropometri Sebagai Faktor Deteksi Obesitas

Obesitas dikaitkan dengan risiko penyakit serius seperti hipertensi,

hiperlipidemia, resistensi insulin dan intoleransi glukosa, dan meningkatkan

kematian. Kenaikan lemak tubuh, berat total tubuh, dan distribusi lemak tubuh

central dikaitkan dengan kenaikan insidensi kematian, sebagai hasil dari penyakit

kardiovaskular (Dipiro, 1999).

Page 28: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

11

Obesitas dapat dinilai dengan berbagai cara, metode yang lazim digunakan

saat ini antara lain pengukuran BMI (Body Mass Index), lingkar pinggang, serta

perbandingan lingkar pinggang dan lingkar panggul. Sebuah studi menyatakan bahwa

pengukuran lingkar leher dapat digunakan sebagai screening obesitas yang mudah

dan murah. Berikut ini penjelasan masing-masing metode pengukuran antropometri

tubuh:

1. BMI

Body Mass Index merupakan salah satu metode yang dapat menilai

seseorang mengalami overweight dan obesitas karena perhitungannya hanya

menghendaki tinggi badan dan berat badan. Para klinisi dan masyarakat

umum dapat menggunakan cara ini karena murah dan mudah (Anonim b,

2009).

Banyaknya perbedaan nilai kategori yang ditetapkan untuk Body Mass

Index, maka WHO untuk kawasan pasifik barat mengajukan klasifikasi berat

badan dengan menggunakan Body Mass Index orang Asia. (Tabel III)

Tabel III. Klasifikasi WHO yang diusulkan untuk orang dewasa Asia

BMI

(kg/m2)

Klasifikasi Risiko penyakit

Kardiovaskuler

< 18,5 Rendah

18,5-22,9 Underweight Rata-rata

= 23 Normal

23-24,9 Overweight Meningkat

25-29,9 Obesitas I Sedang

=30 Obesitas II Berbahaya

Page 29: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

12

2. Lingkar Pinggang.

BMI memiliki korelasi positif dengan total lemak tubuh, tetapi BMI

bukan merupakan indikator terbaik untuk obesitas. Selain BMI, metode lain

untuk pengukuran antropometri tubuh adalah dengan cara mengukur lingkar

pinggang. Parameter penentuan obesitas merupakan hal yang paling sulit

dilakukan karena perbedaan cutt of point setiap etnis terhadap BMI maupun

lingkar pinggang. Sehinggga Internasional Diabetes Federation (IDF)

mengeluarkan kriteria ukuran lingkar pinggang berdasarkan etnis

(Tjokroprawiro, 2006). (Tabel IV)

Tabel IV. Nilai Lingkar Pinggang berdasar Etnis

Negara/grup etnis Lingkar pinggang (cm)

pada obesitas

Asia Selatan,Melayu, dan

Asia-

India

Pria >90

Wanita >80

China Pria >90

Wanita >80

Jepang Pria >85

Wanita >90

Eropa Pria >94

Wanita >80

Gambar 1. Cara mengukur Lingkar Pinggang

Page 30: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

13

3. Rasio Lingkar Pinggang dan Lingkar Pinggang Panggul ( RLPP )

Rasio lingkar pinggang dan panggul (RLPP) adalah salah satu indeks

antropometri yang menunjukkan status kegemukan, terutama obesitas sentral

atau adiposit abdomen. Rasio lingkar pinggang dan pinggul adalah lingkar

pinggang (cm) dibagi dengan lingkar pinggul (cm), skala pengukuran adalah

rasio. Lingkar pinggul adalah diameter terbesar dari tubuh dibawah pinggang

(Hardiman, 2006).

Gambar 2. Rasio Lingkar Pinggang-Panggul

Penentuan adanya obesitas sentral ini penting karena berhubungan

dengan adanya resistensi insulin yang merupakan dasar terjadinya sindrom

metabolik. The National Cholesterol Education Program-Adult Treatment

Panel (NCEP-ATP III) melaporkan bahwa sindrom metabolik merupakan

faktor risiko independen terhadap penyakit kardiovaskular, sehingga

memerlukan intervensi modifikasi gaya hidup yang ketat (intensif).

The National Cholesterol Education Program-Adult Treatment Panel

mengidentifikasikan enam komponen sindrom metabolik yaitu obesitas

Page 31: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

14

abdominal, dislipidemia atherogenik, peningkatan tekanan darah, resistensi

insulin, status proinflamasi dan status protrombotik.

Rasio lingkar pinggang-panggul menggambarkan bahwa individu

mempunyai lingkar pinggang yang besar terhadap lingkar panggul yang kecil,

hal ini biasanya pada pria. Berlawanan dengan wanita biasanya lingkar

panggul yang lebih besar terhadap lingkar pinggang. Tipe pria atau bentuk

sentripetal cenderung terjadi simpanan jaringan adipose internal yang besar,

sementara untuk tipe wanita disebabkan simpanan jaringan adipose subkutan

yang besar. Pria sentripetal mempunyai hubungan yang kuat dengan

meningkatnya intoleransi glukosa yang menghasilkan diabetes tidak

bergantung insulin, penyakit jantung, hipertensi, dan stroke (Marriot dan

Scott, 1992).

4. Tebal Lipat Kulit.

Pengukuran lemak tubuh melalui pengukuran ketebalan lemak bawah

kulit (skinfold) dilakukan pada beberapa bagian tubuh, misal lengan atas

(tricep dan bicep), lengan bawah (forearm), tulang belikat (subscapular), di

tengah garis ketiak (midaxillary), sisi dada (pectoral), perut (abdominal),

suprailiaka, paha, tempurung lutut (suprapatellar), pertengahan tungkai

bawah (medial calv). Lemak dapat diukur secara absolut (dalam kg) dan

secara relatif (%) terhadap berat tubuh total. Jumlah lemak tubuh sangat

bervariasi ditentukan oleh jenis kelamin dan usia. Lemak bawah kulit pria 3.1

kg sedangkan pada wanita 5.1 kg ( Anonim, 2010 ).

Page 32: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

15

C. Landasan Teori

Ada beberapa tipe pengukuran antropometri yang dapat di gunakan untuk

mengetahui ada tidaknya gangguan pada tekanan darah yaitu antara lain dengan

pengukuran BMI, RLPP dan pengukuran tebal lipat kulit.

Faktor penyebab hipertensi antara lain obesitas, usia, kebiasaan

mengkomsumsi garam, faktor herediter dan lain lain. Hipertensi mempunyai kaitan

yang erat dengan obesitas. Obesitas terutama tipe sentral/abdominal sering

dihubungkan dengan beberapa penyakit kardiovaskular terutama hipertensi. Laki-laki

mempunyai risiko lebih tinggi daripada perempuan untuk terkena penyakit hipertensi

yang disebabkan obesitas tipe sentral lebih sering terjadi pada laki-laki. Hal ini

disebabkan oleh adanya perbedaan distribusi lemak tubuh antara laki-laki dan wanita.

Pada laki-laki distribusi lemak tubuh terutama pada daerah abdomen sedangkan

wanita lebih banyak pada daerah gluteal dan femoral.

Penelitian yang dilakukan oleh Ghosh pada tahun 2007 yang membahas

tentang hubungan antara tekanan darah dan hipertensi menunjukkan bahwa

pengukuran antropometri dapat dilakukan untuk mengetahui faktor risiko terkena

penyakit hipertensi. Pengukuran antropometri yang dilakukan pada penelitina Ghosh

tahun 2007 meliputi Body Mass Index, Waist Hip ratio, Waist stature ratio dan Waist

circumference. Sedangkan pada penelitian yang penulis lakukan, pengukuran yang

dilakukan meliputi Body Mass Index, Rasio Lingkar Pinggang dan Pinggul serta

Tebal Lipat Kulit pada bagian triseps.

Page 33: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

16

D. Hipotesis

Tekanan darah mempunyai korelasi yang bermakna dengan pengukuran

antropometrik.

Page 34: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

17

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan

pendekatan rancangan secara potong lintang/cross-sectional. Penelitian observasional

analitik berarti penelitian yang menggali bagaimana dan mengapa fenomena

kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis korelasi antara fenomena, baik

antara faktor risiko dan faktor efek, antar faktor risiko maupun antar faktor efek yang

dimaksud faktor efek adalah suatu akibat dari adanya faktor risiko, sedangkan faktor

risiko adalah suatu fenomena yang mengakibatkan terjadinya efek (Notoatmodjo,

2002).

Survey cross-sectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika

korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi

atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Penelitian

cross-sectional adalah suatu penelitian dimana variabel-variabel yang termasuk faktor

risiko dan variabel-variabel yang termasuk efek diobservasi sekaligus pada waktu

yang sama (Notoatmodjo, 2002). Penelitian observasional analitik digunakan untuk

mengetahui korelasi pengukuran antropometri terhadap tekanan darah pada dosen dan

karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Data penelitian yang diperoleh

diolah dengan statistik untuk mengetahui korelasi antara faktor risiko dan efek.

Page 35: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

18

Langkah-langkah penelitian cross-sectional adalah sebagai berikut:

mengidentifikasi variabel-variabel penelitian dan mengidentifikasi faktor risiko dan

faktor efek, menetapkan subyek penelitian, melakukan observasi atau pengukuran

variabel-variabel yang merupakan faktor risiko dan efek sekaligus berdasarkan status

keadaan variabel pada saat itu (pengumpulan data) dan kemudian melakukan analisis

korelasi dengan cara membandingkan proporsi antar kelompok-kelompok hasil

observasi (Notoatmodjo, 2002).

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas

Ukuran Lingkar Pinggang (cm), Rasio Lingkar Pinggang dan Panggul, Body

Mass Index dan Tebal LipatKulit.

2. Variabel tergantung

Tekanan darah.

3. Variabel pengacau

a. Variabel pengacau terkendali: usia, jenis kelamin, faktor puasa

b. Variabel pengacau tak terkendali: patologi, aktivitas, dan gaya hidup

responden.

Page 36: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

19

C. Definisi Operasional

1. Responden adalah karyawan dan dosen Kampus I dan III Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta berjenis kelamin laki-laki dengan rentang usia 30-50 tahun

yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian ini.

2. Karakteristik penelitian meliputi demografi, pengukuran antroprometri dan hasil

pemeriksaan laboratorium. Karakteristik demografi meliputi usia, jenis kelamin

dan latar belakang pendidikan. Pengukuran antropometri meliputi pengukuran

Body Mass Index, Lingkar Pinggang, Rasio Lingkar Pinggang dan Panggul, dan

Tebal lipat kulit.

3. Pengukuran body mass index adalah perhitungan berat badan dalam kg dibagi

tinggi badan dalam meter persegi (m2).

4. Pengukuran lingkar pinggang merupakan salah satu penanda obesitas sentral.

Lingkar pinggang dinyatakan dalam satuan centimeter (cm).

5. Rasio lingkar pinggang-panggul adalah lingkar pinggang (cm) dibagi dengan

lingar panggul (cm), skala pengukuran adalah rasio.

6. Pengukuran skinfold thickness adalah adalah mengukur tebal lapisan kulit (dalam

satuan milimeter) terutama pada bagian trisep menggunakan alat skinfold caliper.

7. Standar yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Menurut The Seventh

Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation,

and Treatment of High Blood Presurre (JNC VII ) tahun 2003 hipertensi adalah

keadaan tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik 90

Page 37: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

20

mmHg. Tekanan darah 120-139/80-89 mmHg dikategorikan sebagai

prehipertensi.

D. Subyek Penelitian

Menurut Gay (cit Sevilla et.all, 2006), untuk penelitian korelasi minimal

diperlukan 30 subjek. Jumlah subyek penelitian awal dalam penelitian ini adalah 45

orang untuk kampus I dan 62 orang untuk kampus III Universitas Sanata Dharma.

Kelebihan jumlah subyek penelitian dimaksudkan untuk mengantisipasi subyek

penelitian yang tidak dapat hadir pada saat pengambilan data maupun subyek

penelitian yang tidak memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan yaitu tidak

berpuasa pada saat pengambilan darah. Subyek penelitian sebanyak 70 responden

yang memenuhi kriteria inklusi yaitu antara lain bekerja di Kampus I dan III

Universitas Sanata Dharma, berjenis kelamin laki-laki yang berada pada rentang usia

30-50 tahun, bersedia untuk berpuasa selama 8-10 jam sebelum pemeriksaan serta

bersedia untuk diajak bekerjasama dalam penelitian ini dengan terlebih dahulu

menyetujui surat perjanjian bekerjasama dengan mengisi informed consent. Subyek

pada penelitian ini disebut responden.

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini antara lain yang sedang menderita

penyakit jantung koroner, demam, hamil, oedem, penyakit hati akut maupun kronis,

penyakit peradangan akut dan kronis.

Proses pengambilan data dilakukan dua kali. Pengambilan data pertama

diselenggarakan di Kampus III ( Paingan) dengan jumlah responden yang ikut adalah

42 responden dari 62 responden yang terdaftar dalam penelitian, sedangkan

Page 38: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

21

pengambilan data kedua di Kampus I (Mrican) dengan jumlah responden yang ikut

adalah 41 responden dari 45 responden yang terdaftar dalam penelitian. Dari 83

responden, ternyata yang data pemeriksaannya dipakai sebagai data penelitian ini

adalah 70 responden. Tiga belas data responden di eksklusikan karena responden

tidak menjalani puasa sesuai dengan kriteria inklusi. Di bawah ini adalah bagan

selengkapnya

Gambar 3. Bagan Skema Responden

107 subyek penelitian

45 Reponden dari

Kampus I Mrican

62 Responden dari kampus III

paingan

41 responden melakukan

pengukuran antropometri

dan uji LAB

42 Responden melakukan

pengukuran antropometri dan

uji LAB

83 responden

70 responden yang memenuhi

persyaratan

13 responden di

eklusi

Page 39: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

22

E. Tempat dan Waktu Penelitian

Pengambilan data pertama diselenggarakan di Kampus III Paingan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan responden adalah dosen dan

karyawan Kampus III (Paingan) pada tanggal 12 Juli 2010. Pengambilan data kedua

diselenggarakan di Kampus I Mrican Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan

responden adalah dosen dan karyawan Kampus I (Mrican) pada tanggal 24 Agustus

2010.

F. Ruang Lingkup

Penelitian ini termasuk dalam penelitian payung yang berjudul “Korelasi

Pengukuran Antropometrik Terhadap Profil Lipid dan Kadar hs-CRP Dalam Darah

Sebagai Prediktor Penyakit Kardiovaskular” yang bertujuan untuk mengkaji adanya

korelasi antara pengukuran antropometri dengan profil lipid dan kadar hs-CRP dalam

darah. Penelitian ini dilakukan secara berkelompok dengan jumlah anggota 9 orang

dengan kajian yang berbeda-beda untuk diteliti.

Kajian yang digunakan meliputi lingkar pinggang (LP), rasio lingkar

pinggang-panggul (RLPP), Body Mass Index (BMI), Skinfold Thickness, kadar

trigliserida, rasio kolesterol total/HDL, rasio LDL/HDL, kadar hs-CRP, dan tekanan

darah. Penelitian ini bertujuan mengkaji adanya korelasi antara pengukuran

antropometri meliputi BMI, RLPP, Tebal lipat terhadap tekanan darah.

Page 40: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

23

Pada gambar di bawah ini ditampilkan skema pembagian kajian:

Gambar 4. Skema Pembagian Kajian

Korelasi

Pengukuran

Antropometrik

Terhadap Profil

Lipid dan Kadar hs-

CRP Dalam Darah

LP, RLPP dan kadar

Trigliserida

LP, RLPP, dan rasio

kolesterol total/HDL

LP, RLPP, dan rasio

LDL/HDL

LP, RLPP dan kadar

hs-CRP

BMI, Skinfold

Thickness, LP, RLPP

Dan tekanan darah

BMI, skinfold

thickness dan kadar

trigliserida

BMI, Skinfold

Thickness dan rasio

kadar kolesterol

total/HDL

BMI, skinfold

thickness dan rasio

LDL/HDL

BMI, skinfold

thickness dan kadar

hs-CRP

Page 41: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

24

G. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel (teknik sampling) penelitian ini adalah secara

non-random sampling (pengambilan sampel secara non-acak) dengan jenis Purposive

Sampling. Pengambilan sampel secara non random sampling karena yang digunakan

sebagai subyek pada penelitian ini hanya mereka yang memenuhi kriteria inklusi,

sehingga tidak semua orang memeliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sebagai

subyek penelitian. Purposive sampling sering disebut sampel bertujuan. Teknik ini

biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan misalnya alasan keterbatasan

waktu, tenaga dan biaya sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh.

Walaupun cara seperti ini diperbolehkan, di mana peneliti bisa menentukan sampel

berdasarkan tujuan tertentu, tetapi ada syarat-syarat yang harus dipenuhi, yaitu:

a. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau karakter

tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi.

b. Subyek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subyek yang paling

banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi (key subjects).

c. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat dalam studi

pendahuluan (Kasjono, dan Yasril, 2009).

Page 42: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

25

H. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitan ini berupa meteran Butterfly®,

timbangan berat badan Tanita®

, alat pengukur tinggi badan ONDA measuring tape

MT01®, skinfold caliper pi zhi hou du ji, leaflet, dan inform concern, timbangan berat

badan Tanita®

dan alat pengukur tinggi badan ONDA measuring tape MT01®

berfungsi sebagai alat untuk mengukur body mass index. Skinfold caliper pi zhi hou

du ji, untuk mengukur tebal lipat kulit pada bagian trisep. Untuk pemeriksaan darah

dilakukan oleh laboratorium Pramita Utama/Prahita Utama ®.

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan

data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang reliabel adalah instrumen

yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan

menghasilkan data yang sama. Salah satu parameter yang harus dipenuhi dalam

validitas instrumen penelitian adalah presisi. Presisi dinilai berdasarkan coefficient of

variation (CV) yang dihitung dari simpangan baku dibagi dengan nilai rata-rata

dikalikan 100% . Jika CV kurang dari 2 % maka alat memiliki presisi yang baik.

Page 43: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

26

I. Tata Cara Penelitian

1. Observasi Awal

Observasi awal dilakukan dengan mencari informasi tentang jumlah karyawan

dan dosen Kampus I dan III Universitas Sanata Dharma yang berusia 30-50 tahun

dan berjenis kelamin laki-laki. Hal ini dilakukan dengan cara menyebarkan surat

permintaan data dosen, karyawan pada setiap Fakultas dan devisi-devisi.

2. Permohonan izin dan kerja sama

Permohonan ijin penelitian ke Rektorat Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,

Permohonan ijin diajukan ke Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan

Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta untuk memenuhi etika

penelitian menggunakan sampel biologis manusia yaitu darah, dan permohonan

kerjasama diajukan ke responden dan laboratorium Parahita.

3. Pembuatan leaflet dan informed consent.

Penggunaan leaflet bertujuan untuk mengingatkan responden dan membantu

responden dalam memahami informasi tentang metode praktis deteksi kesehatan

yang dijelaskan oleh peneliti.

Leaflet ini berisi tentang faktor penyebab timbulnya gangguan kesehatan, cara

deteksi gangguan kesehatan yaitu dengan cek laboratorium dan pengukuran

antropometri sebagai metode praktis deteksi kesehatan. Pada leaflet tersebut,

peneliti juga mencantumkan gambar-gambar yang mendukung informasi tersebut

dan dibuat semenarik mungkin, jelas, singkat, dengan menggunakan bahasa yang

mudah di pahami.

Page 44: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

27

Informed consent merupakan bukti tertulis pernyataan kesediaan subyek

penelitian untuk ikut serta dalam penelitian. Informed consent pada penelitian ini

sesuai standar dari Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

Kedokteran Universitas Gajah Mada. Subyek penelitian yang menyatakan diri

bersedia untuk ikut dalam penelitian diminta untuk mengisi data nama, usia,

alamat, dan menandatangangani informed consent.

4. Pencarian responden

Pencarian responden dilakukan dengan melakukan pendekatan langsung kepada

dosen dan karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang berusia 30-50

tahun. Pendekatan diawali dengan perkenalan diri peneliti dan menjelaskan

maksud penelitian tentang pengukuran BMI, lingkar pinggang, lingkar panggul

dan jaringan tebal kulit. Pencarian subyek penelitian juga dilakukan dengan

melakukan presentasi di setiap program studi yang kemudian dilanjutkan dengan

pendaftaran dosen dan karyawan yang memenuhi kriteria inklusi dan memenuhi

kriteria eksklusi serta bersedia ikut dalam penelitian.

Kepada responden juga dijelaskan akan dilakukan pengukuran lingkar pingang,

lingkar panggul, dan pengambilan sampel darah untuk pengukuran kadar hs-CRP

sebagai data penelitian, dimana responden diminta untuk berpuasa selama 8-10

jam. Responden yang bersedia mengikuti penelitian ini, kemudian diminta untuk

mengisi informed consent. Responden juga diberikan surat undangan resmi.

Sehari sebelum pengukuran lingkar pingang, lingkar panggul, dan pengambilan

darah respoden mendapatkan sms dari kami untuk diingatkan acara tersebut.

Page 45: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

28

5. Pengukuran parameter

Parameter yang diukur adalah lingkar pinggang, lingkar panggul, berat badan dan

tinggi badan (untuk menghitung BMI), tebal lipatan kulit, dan tekanan darah.

a. Pengukuran Body Mass Index

Pengukuran menggunakan meteran yang di tempelkan di tembok dalam posisi

tegak lurus. Untuk menandai tinggi digunakan penggaris yang terbuat dari

plastik. Pengukuran berat badan menggunakan timbanan. Letak alat timbang

dan alat pengukur tinggi berdekatan yang bertujuan agar memudahkan

responden sebab responden diwajibkan melepaskan sepatu untuk mengurangi

faktor koreksi.

b. Lingkar pinggang dan lingkar panggul

Pengukuran menggunakan meteran Butterfly. Lokasi pengukuran lingkar

pinggang terletak diantara tulang rusuk paling bawah dengan tepi atas tulang

panggul. Pengukuran dilakukan horisontal melingkar perut sejajar tepi atas

tulang panggul dan paralel dengan lantai. Pada saat pembacaan pita pengukur

tidak boleh menekan kulit dan subyek dalam kondisi ekspirasi normal.

Lingkar panggul diukur pada lingkaran terbesar dari panggul, dan pasien

berdiri dengan tegak, kedua tangan di samping tubuh dan kaki dirapatkan.

Pada saat pengukuran, subyek penelitian diminta untuk membuka pakaian

(khusus bagian tubuh yang diukur) agar data yang diperoleh menunjukkan

keadaan responden yang sebenarnya.

c. Pengukuran tebal lipat kulit

Page 46: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

29

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Skinfold Thickness.

Pengukuran dilakukan pada bagian otot trisep dan bisep.

6. Pengolahan data

Data yang didapatkan diolah secara statistik.

J. Analisis data penelitian

Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik dengan taraf

kepercayaan 95%. Langkah awal adalah dilakukan uji normalitas (Kolmogorov-

Smirnov) untuk melihat distribusi data normal atau tidak. Penentuan normal tidaknya

suatu data didasarkan pada nilai Sig. Jika nilai Sig lebih besar dari 0,05 (p>0,05)

maka distribusi data dikatakan normal, sebaliknya jika nilai Sig lebih kecil dari 0,05

(p<0,05) maka distribusi data tidak normal. Apabila distribusi data normal uji

hipotesis korelatif menggunakan uji Pearson, namun apabila distribusi data tidak

normal uji hipotesis korelatif menggunakan uji Spearman (Dahlan, 2009).

K. Kesulitan Penelitian

Kesulitan dalam penelitian ini adalah pada saat permohonan izin dan kerja

sama kepada sampel. Pertama kali pencarian sampel dari karyawan atau dosen wanita

dan laki-laki. Kesulitan pertama adalah sulitnya meminta izin dari masing-masing

Fakultas maupun Prodi untuk melaksanakan penelitian. Kesulitan yang kedua terletak

pada terbatasnya kemampuan peneliti untuk mengontrol kejujuran sampel untuk

Page 47: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

30

memenuhi persetujuan untuk berpuasa selama 10 - 12 jam sebelum pengukuran profil

lipid.

Kesulitan lain dalam penelitian ini adalah responden yang telah bersedia

bekerjasama dalam penelitian ini tidak hadir pada saat pengambilan darah pada waktu

yang ditetapkan oleh peneliti sebelumnya sehingga penelitian ini dilanjutkan tahap

kedua untuk memenuhi jumlah sampel yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu

minimal 70 responden.

Responden tidak berpuasa pada saat pengambilan darah padahal hal tersebut

telah diinformasikan pada saat penawaran kerjasama penelitian bahwa hal tersebut

dapat mengakibatkan hasil yang diperoleh tidak menggambarkan kondisi yang

sebenarnya.

Page 48: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Karakteristik Responden

Selama penelitian telah dilakukan pemeriksaan terhadap 70 responden laki-

laki yang memenuhi kriteria penelitian. Profil karakteristik responden dalam

penelitian ini meliputi usia, Body Mass Index, lingkar pinggang, rasio lingkar

pinggang-panggul, tebal lipat kulit/trisep dan tekanan darah seperti yang ditunjukkan

pada. (Tabel V)

Tabel V. Profil Karakteristik Responden

Karakteristik Pria (n = 70)

p Mean ± SD

Usia (tahun) 39 ± 5 0,197

Body Mass Index(kg/m2) 25,530 ± 3,658 0,200

Lingkar Pinggang(cm) 87,3 ± 10,8 0,200

RLPP(cm) 1,01 ± 0,04 0,064

Tebal Lipat Kulit(cm) 16 ( 5-59 )* 0,000

Tekanan Darah

Sistolik(mmHg) 120 (90-170)* 0,000

Tekanan Darah

diastolik(mmHg) 80 (60-110)* 0,000

Keterangan:

P<0,05 menunjukkan distribusi tidak normal

*=median

Pada penelitian ini data diolah menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk

mengetahui apakah data mempunyai distribusi normal atau tidak. Penggunaan uji

Kolmogorov-Smirnov dikarenakan jumlah sampel penelitian lebih besar dari 50 yaitu

Page 49: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

32

70 responden. Dari pengolahan data tersebut menunjukkan karakteristik usia, BMI,

Lingkar pinggang dan RLPP mempunyai distribusi normal, sedangkan tebal lipat

kulit, tekanan darah sistolik dan diastolik mempunyai distribusi tidak normal.

Responden yang mengikuti penelitian ini berada pada rentang usia 30 sampai

50 tahun. Usia tersebut rentan terhadap penyakit kardiovaskuler salah satunya yaitu

hipertensi. Pola hidup masyarakat saat ini yang banyak mengkomsumsi makanan

cepat saji menjadi salah satu faktor rendah nya usia terkena penyakit kardiovaskular.

Kebiasaan tersebut dapat mempertinggi risiko terkena obesitas.

B. Korelasi antara BMI, RLPP dan tebal lipat kulit terhadap tekanan

darah.

Tabel VI. Tabel korelasi pengukuran antropometri dengan tekanan darah

Variabel

tergantung Variabel Bebas p

Korelasi

Spearman

Sistolik BMI 0,000 0,547

RLPP 0,020 0,279

Tebal Lipat Kulit 0,095 0,201

Diastolik BMI 0,000 0,487

RLPP 0,052 0,234

Tebal Lipat Kulit 0,293 0,127

p< 0,05 signifikansi

Tabel diatas memperlihatkan korelasi antara pengukuran antropometri yang meliputi

BMI. RLPP dan tebal lipat kulit terhadap Tekanan darah sistolik dan diastolik. Yang

menjadi variabel tergantungnya adalah tekanan darah sistolik dan tekanan darah

diastolik, sedangkan yang menjadi variabel bebas nya adalah Body Mass Index, RLPP

dan tebal lipat kulit/trisep. Data diolah menggunakan uji hipotesis korelatif

Page 50: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

33

Spearman. Nilai p < 0,05 menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang bermakna

antara 2 variabel.

Gambar 5. Gambar korelasi tekanan darah sistole vs usia

Gambar 6. Gambar korelasi tekanan darah diastole vs usia

Page 51: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

34

Rata-rata usia responden pada penelitian ini adalah 39 dengan starndar deviasi

5. Dari 70 responden yang menderita hipertensi adalah 8 orang. Dari gambar korelasi

tekanan darah sistole vs usia didapatkan data 8 angka yang sama atau lebih dari 140.

Sedangkan dari tabel diagram sebar tekanan darah diastole vs usia didapatkan data 6

angka yang sama atau lebih dari 100. Karena jumlah yang ada di diagram sebar

sistole vs usia lebih besar yaitu 8.

Dari gambar 5 dan 6 juga dapat dilihat bahwa semakin tinggi usia responden

maka risiko mengalami penyakit hipertensi juga semakin tinggi. Jumlah responden

yang menderita hipertensi ada 6 orang yang masuk pada rentang usia 40-50 tahun

atau sekitar 75% dari total responden yang menderita hipertensi. Maka dari penelitian

ini dapat diambil kesimpulan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi risiko

seseorang terkena penyakit hipertensi adalah faktor usia. Hal ini dapat dipengaruhi

oleh gaya hidup dari responden. Pada usia 40-50 tahun yang berada pada periode

aktif manusia pada umumnya, maka responden cenderung tidak melakukan olahraga

yang cukup sebagai konsekuensi dari kesibukan yang mereka lakukan setiap harinya.

Page 52: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

35

1. Korelasi antara BMI dengan tekanan darah sistolik.

Gambar 7 . Grafik korelasi antara sistole dengan BMI

Gambar 7 menunjukkan hasil uji hipotesis korelatif menggunakan

korelasi Spearman secara statistik terdapat korelasi positif yang bermakna

antara BMI dengan tekanan darah sistolik dengan kekuatan korelasi sedang

yaitu nilai r=0,547 dan p=0,000. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Ghosh (2007) yang menunjukkan angka r=0,362 dan p=0,001

yang membuktikan bahwa terdapat korelasi bermakna antara BMI dengan

tekanan darah sistolik.

Page 53: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

36

2. Korelasi antara RLPP dengan tekanan darah sistolik.

Gambar 8. Grafik korelasi antara sistole dengan RLPP

Gambar 8 menunjukkan hasil uji hipotesis korelatif menggunakan

korelasi Spearman secara statistik terdapat korelasi positif yang bermakna

antara RLPP dengan tekanan darah sistolik dengan kekuatan korelasi lemah

yaitu nilai r=0,279 dan p=0,020. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Ghosh (2007) yang menunjukkan angka r=0,378 dan p=0,001

yang membuktikan bahwa terdapat korelasi bermakna antara RLPP dengan

tekanan darah sistolik.

Page 54: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

37

3. Korelasi antara Tebal Lipat Kulit/trisep dengan tekanan darah sistolik.

Gambar 9. Grafik korelasi antara sistole dengan Tebal lipat kulit

Gambar 9 menunjukkan hasil uji hipotesis korelatif menggunakan

korelasi Spearman secara statistik terdapat korelasi positif yang tidak

bermakna antara tebal lipat kulit / trisep dengan tekanan darah sistolik dengan

kekuatan korelasi lemah yaitu nilai r=0,201 dan p=0,095. Hasil ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Sadhan et.al yang menunjukkan angka

p=0,08 yang membuktikan bahwa terdapat korelasi yang tidak bermakna

antara tebal lipat kulit/trisep dengan tekanan darah sistolik. Pada penelitian

yang dilakukan oleh Meltem (2007) diketahui terdapat korelasi antara tekanan

darah sistolik dengan tebal lipat kulit dengan nilai r=0,000 dan p=0,025.

Page 55: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

38

4. Korelasi antara BMI dengan tekanan darah diastolik.

Gambar 10. Grafik korelasi antara diastole dengan BMI

Gambar 10 menunjukkan hasil uji hipotesis korelatif menggunakan

korelasi Spearman secara statistik terdapat korelasi positif yang bermakna

antara BMI dengan tekanan darah diastolik dengan kekuatan korelasi sedang

yaitu nilai r=0,487 dan p=0,000. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Ghosh (2007) yang menunjukkan angka r=0,297 dan p=0,001

yang membuktikan bahwa terdapat korelasi bermakna antara BMI dengan

tekanan darah diastolik.

Page 56: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

39

5. Korelasi antara RLPP dengan tekanan darah diastolik.

Gambar 11. Grafik korelasi antara diastole dengan RLPP

Gambar 11 menunjukkan hasil uji hipotesis korelatif menggunakan

korelasi Spearman secara statistik terdapat korelasi positif yang tidak

bermakna antara RLPP dengan tekanan darah diastolik dengan kekuatan

korelasi lemah yaitu nilai r=0,234 dan p=0,052. Hasil ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Ghosh (2007) yang menunjukkan angka

r=0,289 dan p=0,001 yang membuktikan bahwa terdapat korelasi bermakna

antara RLPP dengan tekanan darah diastolik.

Page 57: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

40

6. Korelasi antara Tebal Lipat Kulit/trisep dengan tekanan darah diastolik.

Gambar 12. Grafik korelasi antara diastole dengan Tebal Lipat Kulit

Gambar 12 menunjukkan hasil uji hipotesis korelatif menggunakan

korelasi Spearman menunjukkan bahwa secara statistik terdapat korelasi

positif yang tidak bermakna antara tebal lipat kulit/trisep dengan tekanan

darah diastolik dengan kekuatan korelasi sangat lemah yaitu nilai r=0,127 dan

p=0,293. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sadhan et.al

yang menunjukkan angka p=0,11 yang membuktikan bahwa terdapat korelasi

yang tidak bermakna antara tebal lipat kulit/trisep dengan tekanan darah

diastolik. Pada penelitian yang dilakukan oleh Meltem (2007) diketahui

terdapat korelasi anatar tekanan darah diastolik dengan tebal lipat kulit dengan

nilai r=0,005 dan p=0,045.

Page 58: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

41

Dari data diatas dapat dilihat urutan besarnya korelasi antara pengukuran

antropometri dengan tekanan darah. Pada pengukuran antropometri dengan sistolik

urutan nya dari yang terbesar sampai terkecil adalah BMI > RLPP > tebal lipat

kulit/trisep. Sedangkan pada pengukuran antropometri dengan diastolik urutannya

adalah BMI > RLPP > tebal lipat kulit/trisep.

Berdasarkan penghitungan korelasi antara pengukuran antropemoteri dengan

tekanan darah diatas dapat dilihat bahwa yang mempunyai korelasi paling besar

adalah antara BMI dengan tekanan darah baik tekanan darah sistolik maupun

diastolik yang ditunjukkan dengan angka 0.547 pada sistolik dan 0,487 pada

diastolik. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ghosh (2007) yang

menunjukkan bahwa BMI mempunyai korelasi yang paling besar dengan tekanan

darah sistolik dan diastolik.

Page 59: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

42

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa secara statistik terdapat

korelasi positif yang bermakna antara pengukuran antropometri dengan

tekanan darah. Korelasi paling besar dalam penelitian ini adalah pengukuran

antropometri dengan menggunakan BMI yaitu dengan nilai korelasi sebesar

0,547 pada tekanan darah sistolik dan 0,487 pada tekanan darah diastolik

dengan kekuatan korelasi sedang.

B. Saran

1. Penelitian ini dapat juga dilakukan pada responden perempuan untuk

mengetahui ada tidaknya korelasi antara pengukuran antropometri terhadap

tekanan darah.

2. Penelitian ini dapat dilakukan dengan metode pencarian sampel secara

random sampling.

3. Penelitian dapat dilakukan pada jenis pengukuran antropometri yang lainnya

seperti pengukuran lingkar kepala, lingkar lengan dan lingkar dada.

Page 60: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

43

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2007, Waspadai Lingkar Pinggang Anda,

http://medicastore.com/diabetes/Waspadai_Lingkar_Pinggang_Anda.php

diakses 15 September 2010.

Anonim a ,2009, http://choybuccuq.blogspot.com/2009/02/pengukuran-tekanan-

darah.html diakses 10 November 2010.

Anonim b,

2009, Healty Weight – is not a diet, it’s a lifestyle

http://www.cdc.gov/healtyweight/assesing/bmi/adult_bmi/index.html diakses

5 April 2010.

Anonim , 2010, http://jennyyulita.blogspot.com/ diakses 20 Oktober 2010.

Dahlan,M.S., 2009, Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan, Salemba Medika,

Jakarta, pp. 45-53, 71-75, 165-166.

Dipiro, T., 1999, A Pathophysiologic Approach 7th

edition, Mc Graw Hill.

Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2006, Pharmacuetical Care Hipertensi,

Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Dorland, 1995 , Kamus Saku Kedokteran Dorland hal 62, EGC , Jakarta.

Ghosh, J.R, 2007 Comparative evaluation of obesity measures: relationship with

blood presseure and hypertension, Singapore Med Journal; 48(3): 232-235.

Hardiman, A., 2006, Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Penyakit

Hipertensi,http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream/123456789/948/1/

pdmnpnmuantthipertnsi.pdf, diakses tanggal 28 Maret 2010.

Irza,S , 2009 , Analisis Faktor Risiko Hipertensi Pada Masyarakat Nagari Bungo

Tanjuang Sumatera Barat, Universitas Sumatera Utara, Sumatera Utara.

Kasjono, H., dan Yasril, 2009, Teknik Sampling untuk Penelitian Kesehatan, Graha

Ilmu, Yogyakarta, pp. 20.

Kostis, V, 2005, Impact of Obesity on 24-hours Ambulatory Blood Presure and

Hypertension, American Heart Association;45; 602-607.

Page 61: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

44

Kumar, V. and Abul, K.A, 2010, Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease,

8th

ed., 498, Saunders Elsevier, Philadelphia.

Marriott, B.M., and Scott, J.G., 1992, Body Composition and Physical Performance,

National Academy Press, Washington, D.C. USA, pp. 181.

Mertel,H., 2007, Relationship of the blood pressure's level and skinfold thickness

duzeyi ile deri kivrim kalinliginin iliskisiOriginal Investigation, Anatolian

Journal of Cardiology, 103-108

Mufunda, J., Mebrahtu, G., Usman, A., Nyarango, P., Kosia, A., Ghebrat, Y., et

al.,2006, The Prevalence of Hypertension and its relationship with

obesity:result from a national blood pressure survey at Eritrea, Journal of

Human Hypertension,59-65.

Notoatmodjo, S., 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, 145, Rineka Cipta, Jakarta.

Porth, C.M, 1994, Pathophysiology,4th

Edition, 380-383, JB. Lippincott Company,

Philadelphia.

Sadhan,B., Koley,S., Sandhu,J,S., Relationship between Cardiorespiratory Fitness,

Body Composition and Blood Pressure in Punjabi Collegiate Population,

2007, Departement of Sport Medicine and Pysiotherapy, 143 005, India.

Sevilla,C,G., Octave, J.A., Punsalan, T.G, dan Regala, B.P., 2006, Pengantar

Metodelogi Penelitian, UI Press, Jakarta, pp.163

Tjokroprawiro, A., 2006, Http:www.majalahfarmacia.com/rubric/one_news_.asp?

IDNews=129, diakses pada 10 Juli 2010.

Zhu, S., Waist Circumference and Obesity-Associated Risk Factors Among Whites In

Third National Health and Nutrition Examination Survey: Clinical Action

Thresholds. Original Research Communication. American Journal of Clinical

Nutrition. 76(4):743-752.

Page 62: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

45

LAMPIRAN

Page 63: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

46

Lampiran1. Ethical Clearence

Page 64: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

47

Lampiran 2. Inform Consent

SURAT PERSETUJUAN

(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Menyatakan bahwa :

1. Saya telah mendapat penjelasan segala sesuatu mengenai penelitian :

KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETRIK TERHADAP PROFIL

LIPID DAN KADAR hs-CRP DALAM DARAH SEBAGAI PREDIKTOR

PENYAKIT KARDIOVASKULAR

2. Setelah saya memahami penjelasan tersebut, dengan penuh kesadaran dan

tanpa paksaan dari siapapun bersedia ikut serta dalam penelitian ini dengan

kondisi :

a) Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya dan

hanya dipergunakan untuk kepentingan ilmiah.

b) Apabila saya inginkan, saya boleh memutuskan untuk keluar / tidak

berpartisipasi lagi dalam penelitian ini tanpa harus menyampaikan

alasan apapun.

Yogyakarta,…………….

Saksi Yang membuat pernyataan

(…………………………….) (………………………………..)

Page 65: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

48

Lampiran 3. Surat Izin Penelitian (Dekan)

Page 66: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

49

Lampiran 4. Surat Izin Penelitian (WR III Universitas Sanata Dharma)

Page 67: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

50

Lampiran 5. Surat Peminjaman Ruang

Page 68: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

51

Page 69: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

52

Lampiran 6. Kartu Pencatatan Pemeriksaan

Page 70: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

53

Lampiran 7. Leaflet

Page 71: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

54

Lampiran 8. Foto Skinfold Caliper

Gambar 19. Alat Skinfold Caliper

Gambar 20. Kalibrasi Skinfold Caliper

Page 72: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

55

Lampiran 9. Foto Timbangan Berat Badan

Gambar 21. Alat Timbangan Berat Badan merek Tanita

Page 73: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

56

Lampiran 10. Data Validasi Alat

Validasi Alat Pengukuran Tinggi Badan (Onda Measuring Tape MT01)

Tinggi Badan Mean SD CV (%)

168,800

168,920 0,107 0,063

169,000

168,800

169,000

169,000

Validasi Alat Pengukuran Berat Badan (Tanita-HA-622)

Berat Badan Mean SD CV (%)

55,500

55,500 0 0

55,500

55,500

55,500

55,500

Validasi Alat Pengukuran Tebal Lemak Kulit

Berat Badan Mean SD CV (%)

16,000

16,000 0 0

16,000

16,000

16,000

16,000

Page 74: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

57

Lampiran 11. Data Statistika

Data Normalitas BMI

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

BMI 70 100.0% 0 .0% 70 100.0%

Statistic Std. Error

BMI Mean 2.553095E1 .4372253

95% Confidence Interval

for Mean

Lower Bound 2.465871E1

Upper Bound 2.640319E1

5% Trimmed Mean 2.548865E1

Median 2.563735E1

Variance 13.382

Std. Deviation 3.6580890E0

Minimum 17.4191

Maximum 35.1027

Range 17.6836

Interquartile Range 4.7331

Skewness .052 .287

Kurtosis -.127 .566

Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

BMI .056 70 .200* .991 70 .888

Page 75: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

58

Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

BMI .056 70 .200* .991 70 .888

Dari data diatas, diperoleh nilai Significancy 0,200 yang menunjukan bahwa

data BMI berdistribusi normal (p > 0,05).

Page 76: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

59

Page 77: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

60

Data Normalitas RLPP

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

RLPP 70 100.0% 0 .0% 70 100.0%

Descriptives

Page 78: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

61

Statistic Std. Error

RLPP Mean 1.013946E0 .0051115

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 1.003749E0

Upper Bound 1.024143E0

5% Trimmed Mean 1.015194E0

Median 1.021500E0

Variance .002

Std. Deviation .0427656

Minimum .8851

Maximum 1.0920

Range .2069

Interquartile Range .0571

Skewness -.481 .287

Kurtosis .345 .566

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

RLPP .103 70 .064 .977 70 .232

a. Lilliefors Significance Correction

Dari data diatas, diperoleh nilai Significancy 0,064 yang menunjukan bahwa

data RLPP berdistribusi normal (p > 0,05).

Page 79: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

62

Page 80: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

63

Page 81: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

64

Data Normalitas Triseps

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Triseps 70 100.0% 0 .0% 70 100.0%

Statistic Std. Error

Triseps Mean 18.7929 1.31654

95% Confidence

Interval for Mean

Lower Bound 16.1664

Upper Bound 21.4193

5% Trimmed Mean 17.8611

Median 16.0000

Variance 121.330

Std. Deviation 1.10150E

1

Minimum 5.00

Maximum 59.00

Range 54.00

Interquartile Range 11.50

Skewness 1.409 .287

Kurtosis 1.977 .566

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Triseps .164 70 .000 .872 70 .000

Page 82: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

65

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Triseps .164 70 .000 .872 70 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Dari data diatas, diperoleh nilai Significancy 0,000 yang menunjukan bahwa

data triseps berdistribusi tidak normal (p < 0,05)

Page 83: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

66

Page 84: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

67

Data Normalitas Tekanan darah sistolik

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Sistole 70 100.0% 0 .0% 70 100.0%

Descriptives

Page 85: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

68

Statistic Std. Error

Sistole Mean 121.71 1.512

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 118.70

Upper Bound 124.73

5% Trimmed Mean 120.63

Median 120.00

Variance 160.062

Std. Deviation 12.652

Minimum 100

Maximum 170

Range 70

Interquartile Range 20

Skewness 1.436 .287

Kurtosis 3.128 .566

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Sistole .268 70 .000 .849 70 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Dari data diatas, diperoleh nilai Significancy 0,000 yang menunjukan bahwa

data tekanan darah sistolik berdistribusi tidak normal (p < 0,05).

Page 86: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

69

Page 87: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

70

Page 88: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

71

Data Normalitas Tekanan darah diastolik

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Diastole 70 100.0% 0 .0% 70 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Diastole Mean 81.29 1.113

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 79.07

Upper Bound 83.51

Page 89: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

72

5% Trimmed Mean 80.63

Median 80.00

Variance 86.729

Std. Deviation 9.313

Minimum 60

Maximum 110

Range 50

Interquartile Range 1

Skewness 1.095 .287

Kurtosis 2.079 .566

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Diastole .312 70 .000 .841 70 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Dari data diatas, diperoleh nilai Significancy 0,000 yang menunjukan bahwa

data BMI berdistribusi tidak normal (p < 0,05).

Page 90: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

73

Page 91: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

74

Page 92: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

75

Korelasi BMI dan Tekanan darah Sistolik

KORELASI SISTOLE DENGAN BMI Correlations

Sistole BMI

Spearman's rho Sistole Correlation Coefficient 1.000 .547**

Sig. (2-tailed) . .000

N 70 70

BMI Correlation Coefficient .547** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 70 70

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 93: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

76

Dari data di atas diperoleh nilai Significancy 0.000 yang menunjukkan bahwa

korelasi antara BMI dengan sistole adalah bermakna. Nilai korelasi spearman sebesar

0.547 yang menunjukan bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi sedang.

KORELASI SISTOLE DENGAN RLPP

Correlations

Sistole RLPP

Spearman's rho Sistole Correlation Coefficient 1.000 .279*

Sig. (2-tailed) . .020

N 70 70

RLPP Correlation Coefficient .279* 1.000

Sig. (2-tailed) .020 .

N 70 70

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 94: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

77

Dari data di atas diperoleh nilai Significancy 0.020 yang menunjukkan bahwa

korelasi antara RLPP dengan sistole adalah bermakna. Nilai korelasi spearman

sebesar 0.279 yang menunjukan bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi

lemah.

KORELASI SISTOLE DENGAN TRISEPS Correlations

Triseps Sistole

Spearman's rho Triseps Correlation Coefficient 1.000 .201

Sig. (2-tailed) . .095

N 70 70

Sistole Correlation Coefficient .201 1.000

Sig. (2-tailed) .095 .

N 70 70

Page 95: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

78

Dari data di atas diperoleh nilai Significancy 0.095 yang menunjukkan bahwa

korelasi antara triseps dengan sistole adalah tidak bermakna. Nilai korelasi spearman

sebesar 0.201 yang menunjukan bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi

lemah

KORELASI DISTOLE DENGAN BMI

Correlations

Diastole BMI

Spearman's rho Diastole Correlation Coefficient 1.000 .487**

Sig. (2-tailed) . .000

Page 96: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

79

N 70 70

BMI Correlation Coefficient .487** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 70 70

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Dari data di atas diperoleh nilai Significancy 0.000 yang menunjukkan bahwa

korelasi antara BMI dengan diastole adalah bermakna. Nilai korelasi spearman

sebesar 0.487 yang menunjukan bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi

sedang.

KORELASI DISTOLE DENGAN RLPP Correlations

Diastole RLPP

Spearman's rho Diastole Correlation Coefficient 1.000 .234

Page 97: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

80

Sig. (2-tailed) . .052

N 70 70

RLPP Correlation Coefficient .234 1.000

Sig. (2-tailed) .052 .

N 70 70

Dari data di atas diperoleh nilai Significancy 0.052 Yang menunjukkan bahwa

korelasi antara RLPP dengan diastole adalah tidak bermakna. Nilai korelasi

spearman sebesar 0.234 yang menunjukan bahwa arah korelasi positif dengan

kekuatan korelasi lemah.

KORELASI DISTOLE DENGAN TRISEPS

Page 98: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

81

Correlations

Diastole Triseps

Spearman's rho Diastole Correlation Coefficient 1.000 .127

Sig. (2-tailed) . .293

N 70 70

Triseps Correlation Coefficient .127 1.000

Sig. (2-tailed) .293 .

N 70 70

Dari data di atas diperoleh nilai Significancy 0.293 Yang menunjukkan bahwa

korelasi antara Trisep dengan diastole adalah tidak bermakna. Nilai korelasi

spearman sebesar 0.127 yang menunjukan bahwa arah korelasi positif dengan

kekuatan korelasi sangat lemah.

Page 99: KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETIK DENGAN TEKANAN DARAH …

82