43
Adanya kelangkaan dan lokasi sumberdaya yang tidak merata menyebabkan Negara berkembang mengalami kesulitan melepaskan diri dari belenggu kemiskinan dan keterbelakangan. Coba saudara jelaskan sekurang-kurangnya tiga teori yang mendukung pernyataan tersebut. Jawab : Negara terbelakang umumnya terjerat ke dalam apa yang disebut “lingkaran setan kemiskinan.” Nurkse menjelaskan bahwa, lingkaran setan mengandung arti deretan melingkar kekuatan-kekuatan yang satu sama lain beraksi dan beraksi sedemikian rupa sehingga menempatkan suatu negara miskin tetap berada dalam keadaan melarat. Si miskin misalnya, selalu kurang makan, karena kurang makan, kesehatannya menjadi buruk, karena fisiknya lemah kapasitas kerjanya rendah, karena kapasitas kerjanya rendah penghasilannya pun rendah, dan itu berarti ia miskin, akhirnya ia tidak akan mempunyai cukup makan, dan seterusnya. Bila keadaan seperti dikaitkan dengan negara secara keseluruhan dapat dikemas ke dalam dalil kuno ”Suatu negara miskin karena ia miskin” Pada pihak lain, keterbelakangan sumber alam ini menyebabkan keterbelakangan manusia. Keterbelakangan sumber alam, karena itu merupakan sebab dan sekaligus akibat keterbelakangan manusia. Hal ini dijelaskan dibawag ini : Ketidak-sempurnaan Pasar. Keterbelakangan Sumber Alam. Keterbelakangan Manusia Produktivit as rendah Pendapatan rendah Kurang modal Investasi rendah Tabungan rendah

Krisis Amerika, Krisis Dunia - HENDRA PRIJATNA Web viewPerubahan peta ketenagakerjaan dari pertanian ke industri. ... teori organisasi dan perkembangan ... sedangkan aspek mikro melibatkan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Krisis Amerika, Krisis Dunia - HENDRA PRIJATNA Web viewPerubahan peta ketenagakerjaan dari pertanian ke industri. ... teori organisasi dan perkembangan ... sedangkan aspek mikro melibatkan

Adanya kelangkaan dan lokasi sumberdaya yang tidak merata menyebabkan Negara berkembang mengalami kesulitan melepaskan diri dari belenggu kemiskinan dan keterbelakangan. Coba saudara jelaskan sekurang-kurangnya tiga teori yang mendukung pernyataan tersebut.Jawab :

Negara terbelakang umumnya terjerat ke dalam apa yang disebut “lingkaran setan kemiskinan.” Nurkse menjelaskan bahwa, lingkaran setan mengandung arti deretan melingkar kekuatan-kekuatan yang satu sama lain beraksi dan beraksi sedemikian rupa sehingga menempatkan suatu negara miskin tetap berada dalam keadaan melarat. Si miskin misalnya, selalu kurang makan, karena kurang makan, kesehatannya menjadi buruk, karena fisiknya lemah kapasitas kerjanya rendah, karena kapasitas kerjanya rendah penghasilannya pun rendah, dan itu berarti ia miskin, akhirnya ia tidak akan mempunyai cukup makan, dan seterusnya. Bila keadaan seperti dikaitkan dengan negara secara keseluruhan dapat dikemas ke dalam dalil kuno ”Suatu negara miskin karena ia miskin”

Pada pihak lain, keterbelakangan sumber alam ini menyebabkan keterbelakangan manusia. Keterbelakangan sumber alam, karena itu merupakan sebab dan sekaligus akibat keterbelakangan manusia. Hal ini dijelaskan dibawag ini :

Ketidak-sempurnaan Pasar.

Keterbelakangan Sumber Alam.

Keterbelakangan ManusiaNamun fenomena pembangunan atau adanya situasi keterbelakangan yang kronis

sesungguhnya tidak semata-mata persoalan ekonomi atau sekedar soal pengukuran tingkat pendapatan, masalah ketenaga kerjaan, atau penaksiran tingkat ketimpangan penghasilan secara kuantitatif. Keterbelakangan merupakan sebuah kenyataan riil dalam kehidupan sehari-hari bagi lebih dari 3 miliar orang di planet ini. Yang dimaksud dengan keterbelakangan di sini bukan hanya angka-angka kemiskinan nasional, melainkan juga menyangkut keterbatasan berpikir dari penduduk miskin di negara-negara terbelakang yang bersangkutan. Kondisi tersebut dikemukan secara tepat oleh Denis Goulet sebagai berikut :

Keterbelakangan itu sangat menggetarkan hati. Dalam suatu masyarakat yang dililit keterbelakangan kita akan mudah sekali menemukan kemelaratan, penyakit, keputusasaan, dan kematian yang sebenarnya tidak perlu terjadi ! orang tidak akan mengerti makna sesungguhnya dari keterbelakangan itu jika memandangi angka-angka statistik yang merefleksikan rendahnya pendapatan, buruknya perumahan, tingginya angka kematian bayi-bayi, atau jeleknya kondisi ketenagakerjaan. Yang bisa mengatakan secara obyektif mengenai kondisi keterbelakangan adalah para

Produktivitasrendah

Pendapatan rendah

Kurang modal

Investasi rendah

Tabungan rendah

Page 2: Krisis Amerika, Krisis Dunia - HENDRA PRIJATNA Web viewPerubahan peta ketenagakerjaan dari pertanian ke industri. ... teori organisasi dan perkembangan ... sedangkan aspek mikro melibatkan

pengamat yang secara personal dan sunguh-sungguh telah mengalami sendiri “kejutan keterbelakangan” tersebut. Kejutan kultural unik yang menekan perasaan ini melanda jika kita mau menghayati emosi-emosi yang terkandung dalam “budaya kemiskinan”. Kejutan yang sebaliknya pasti dirasakan oleh orang-orang yang tinggal di daerah-daerah terbelakang ketika mata mereka terbuka pada kenyataan bahwa kondisi hidup mereka itu sama sekali tidak manusiawi dan bisa diubah. Sayangnya, tanpa disadari keterbelakangan juga menggerogoti emosi mereka sehingga personal dan sosial, hal-hal seperti penyakit atau kematian dini dianggap sebagai hal yang biasa. Setiap dorongan untuk memahami perubahan hanya mendatangkan kebingungan dan pada akhirnya berujung pada sikap masa bodoh. Mereka merasa bahwa segala peristiwa yang terjadi atas diri mereka sepenuhnya berada di luar kendali mereka sama sekali tidak berdaya menghadapi bencana kelaparan atau musibah alam lainnya. Kemiskinan lahir batin yang kronis seperti itu begitu menyesakkan dan kita tidak dapat memahami sejuah mana sakitnya kemiskinan itu jika kita mendekatai masalah kemiskinan hanya sebagai sebuah obyek. Tambahan lagi, menurut pendapat Raul Prebisch, terms of trade negara terbelakang

senantiasa mengalami kemerosotan. Selama tujuh puluh tahun teraklhir ini, katanya “negara terbelakang pinggiran terkena pengaruh fatal sebagai akibat terus melemahnya kapasitas impor. Lemahnya kapisitas impor menyebabkan pertumbuhan industri barang primer yang ada semakin lemah pula terutama dalam mendukung pertumbuhan penduduk. Hal ini berakibat pada kegagalan dalam menyebar luaskan mafaat kemajuan teknik. Setiap usaha untuk meningkatkan produktivitas industri barang primer selalu berakhir pada kemerosotan term of trade, pengangguran dan ketidakseimbangan neraca pembayaran. Akhirnya ia memperendah tingkat pembentukan modal dan itu berarti mempersulit tingkat pertumbuhan ekonomi mereka”. Jadi, kemerosotan jangka panjang term of trade negara terbelakang mengandung arti bahwa manfaat dari perdagangan internasional lebih banyak dinikmati oleh negara maju atas beban negara terbelakang, dan karena itu menurunkan pendapatan nyata dan kemampuan untuk membangun Batas Kemungkinan Produksi (Production Possibility Frontier) dapat menjelaskan realita problema kelangkaan, biaya peluang (opportunity cost) dan masalah trade off yang dialami masyarakat suatu negara. Coba saudara jelaskan.Jawab :

Mempertimbangkan penggunaan alternatif untuk sumber-sumber adalah sebuah bagian penting dalam memutuskan apakah barang atau jasa diproduksi dari sumber-sumber yang tersedia. Kapanpun keputusan dibuat untuk menggunakan sumber dalam satu jenis produksi, keputusan tersebut mengorbankan penggunaan sumber-sumber dalam tipe produksi lainnya. Biaya oportunitas mengacu pada apa yang harus diberikan. Ketika pilihan adalah diantara tiga atau lebih item, kemudian biaya oportunitas adalah yang paling diharapkan dari alternatif yang tidak dipilih. Dengan hanya 50¢ yang dikeluarkan untuk membeli makanan dalam mesin penjual makanan, anda harus memutuskan makanan apa yang harus dibeli. Apakah anda harus membeli keripik kentang atau haruskah uang tersebut harus dibelikan untuk kue kering? Jika anda memilih untuk membeli keripik kentang maka biaya oportunitasnya adalah kue kering.

Satu cara untuk melihat pembuatan keputusan ekonomi adalah dengan mempelajari sebuah produksi barang dan layanan yang mungkin dalam masyarakat. Untuk tujuan ilustrasi dan menyederhanakan situasi, anggaplah sebuah masyarakat hanya memproduksi dua produk – jepitan rambut dan jepitan kertas. Marilah kita mengasumsikan masyarakat menggunakan semua sumber-sumbernya dan teknik yang paling produksi yang paling efesien tersedia. Masyarakat perlu memutuskan berapa banyak dari sumber-sumber tersebut dapat digunakan

Page 3: Krisis Amerika, Krisis Dunia - HENDRA PRIJATNA Web viewPerubahan peta ketenagakerjaan dari pertanian ke industri. ... teori organisasi dan perkembangan ... sedangkan aspek mikro melibatkan

pada masing-masing produk. Sumber-sumber yang digunakan pada penjepit kertas adalah sumber-sumber yang tidak dapat digunakan untuk memproduksi jepitan rambut. Biaya sumber-sumber yang digunakan untuk penjepit kertas adalah jumlah jepitan rambut yang tidak dapat diproduksi. Contohnya, jika kita menggunakan sumber-sumber kita pada produksi empat unit jepitan kertas, kemudian biaya oportunitas adalah empat unit dari jepitan rambut. Jika kita menggunakan keempat sumber-sumber produksi dari jepitan kertas, kemudian tidak ada jepitan rambut yang dapat diproduksi.

Tentu saja, contoh ini telah disederhanakan. Dalam ekonomi sebenarnya, kemungkinan produksi lebih rumit lagi. Terdapat lusinan, ratusan, atau bahkan ribuan produk yang terlibat, tetapi memilih untuk membuat satu produk atau jasa dari sumber-sumber yang terbatas berarti memberikan kesempatan untuk memproduksi barang dan layanan lain dari sumber-sumber ini.

Bagian lain dari pembuatan keputusan ekonomi berhubungan dengan berapa banyak kepuasan atau penggunaan yang kita dapat dari barang dan jasa yang kita konsumsi. Seperti juga para pembuat keputusan ekonomi, kita mencoba untuk membuat pilihan terbaik untuk memaksimalkan output dan kepuasan kita. Sebagai konsumen, ini berarti kita mengukur biaya versus keuntungan dari setiap keputusan yang dikeluarkan, menetapkan keuntungan yang banyak dari anggaran yang terbatas. Produsen mengukur biaya sumber-sumber terhadap keuntungan dari setiap keputusan produksi. Mereka ingin mendapatkan output maksimum bagi masing-masing sumber yang dikeluarkan. Para ahli ekonomi mengacu hal ini sebagai analisis marginal.

Sejauh ini Production Possibility Frontier (PPF) telah menjelaskan beberapa konsep produksi barang dan jasa. Pertama adalah efesiensi : dengan teknologi dan sumber daya tertentu, PPF menunjukkan berbagai kombinasi output yang efesien. Kedua adalah kelangkaan : dengan teknologi dan sumber daya tertentu, perekonomian hanya menghasilkan output dalam jumlah tertentu saja. PPF yang berlereng negative menunjukkan bahwa jika perekonomian menghasilkan barang yang satu lebih banyak, maka harus diikuti dengan pengurangan produksi barang yang lain. Tade – off tersebut menunjukkan oppurnity cost. PPF yang cembung keluar menunjukkan adanya the law of increasing opportunity cost ; tidak semua sumber daya digunakan untuk produksi kedua jenis barang dengan sama efesiennya. Pergeseran PPF keluar menunjukkan adanya pertumbuhan ekonomi atau economic growth. Akhirnya, mengigat perekonomian harus memilih salah satu kombinasi output, yaitu salah satu titik pada PPF. PPF juga menunjukkan adanya kebutuhan untuk membuat pilihan. Pilihan tersebut tidak hanya menentukan konsumsi saat ini, tetapi juga jumlah stok capital yang akan tersedia bagi periode mendatang. Satu hal yang tidak dijawab oleh PPF adalah cara menentukan pilihan kombinasi output yang terbaik ; PPF hanya menceritakan biayanya tetapi tidak manfaat dari kedua jenis output. Keputusan atau pilihan akan dapat diambil jika kita mempunyai informasi tentang biaya dan mafaat. Cara suatu masyarakat menentukan kombinasi output tergantung pada karakter dari system perekonomiannya.

Pembangunan ekonomi di Negara berkembang diarahkan pada perbaikan tingkat hidup, harga diri dan kebebasan dengan dimensi pembangunan berorientasi pada pengentasan keterbelakangan dalam bentuk kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan. Coba saudara tunjukkan langkah-langkah strategis yang dapat dilakukan dalam mengentaskan masalah kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan tersebut.Jawab :

Pemerintah dapat memainkan peran penting dalam menjalankan perekonomian ke arah kondisi ekuiliberium yang lebih baik, dan di beberapa negara, terutama di negara-

Page 4: Krisis Amerika, Krisis Dunia - HENDRA PRIJATNA Web viewPerubahan peta ketenagakerjaan dari pertanian ke industri. ... teori organisasi dan perkembangan ... sedangkan aspek mikro melibatkan

negara Asia Timur, pemerintah telah memainkan peranannya dengan baik, tapi tidak jarang juga pemerintahlah yang menyebabkan terciptanya ekuiliberium yang buruk dalam perekonomian.

Meskipun tingkat keragaman diantara negara-negara berkembang itu sangat tinggi, ada yang wilayahnya luas, ada yang kecil, ada yang kaya sumber daya alam, ada yang sangat miskin, ada yang masih perekonomian subsistem, ada pula yang sudah mampu tampil sebagai pengekspor produk manufaktur yang modern, ada yang sangat mengandalkan swasta, ada pula yang diatur sepenuhnya oleh pemerintah. Namun mereka semua menghadapi masalah-masalah serupa yang selanjutnya mengikat mereka dalam kondisi keterbelakangan.

Kejutan harga minyak pada dekade 1970-an, krisis utang luar negeri dekade 1980-an, dan munculnya persoalan lingkungan hidup ditengah globalisasi pada dekade 1990-an, serta tragedi 11 September 2001 dan kejadian-kejadian yang menyusulnya, mengisyaratkan adanya peningkatan ketergantungan nagara-negara kaya terhadap negara-negara miskin, sehingga dengan sendirinya meningkatkan kadar interdependensi atau saling ketergantungan antara semua negara dan semua bangsa yang tergabung dalam sistem sosial internasional. Apa yang terjadi terhadap kehidupan di Kalkuta, Caracas, dan Indonesia, cepat lambat, langsung atau tidak langsung, sedemikian rupa akan mempengaruhi pola kehidupan di New York, London, dan Tokyo. Dahulu ada yang mengatakan bahwa ”jika Amerika Serikat bersin, maka dunia akan terkena radang paru-paru”. Agaknya, ungkapan yang lebih tepat untuk abad ke dua puluh satu ini adalah ”Dunia kita bagaikan tubuh manusia ; jika salah satu bagian sakit, maka yang lain turut merasakannya ; jika banyak bagian yang sakit, maka sekujur tubuh akan menderita”.

Negara-negara Dunia Ketiga merupakan ”banyak bagian” dari organisme global tersebut. Oleh karena itu, hakekat dan karakter pembangunan mereka di masa mendatang juga menyangkut kepentingan semua negara, apapun orientasi politik, ideologi atau ekonominya. Di awal abad kedua puluh satu ini, tidak lagi dua masa depan yang berbeda dan masing-masing berdiri sendiri (yakni, masa depan minoritas negara yang kaya-raya dan masa depan mayoritas negara yang miskin), diganti oleh ”satu masa depan untuk semua, atau tidak ada masa depan sama sekali untuk siapa pun”.

Krisis moneter yang terjadi sejak Juli tahun 1997 telah membawa akibat serius terhadap sendi-sendi perekonomian nasional. Pendapatan masyarakat menurun drastis, harga barang dan jasa naik tajam sehingga mencapai tingkat yang sebagian besar masyarakat sulit menjangkaunya. Bahkan menurut para ahli, jika krisis ekonomi dibiarkan, akan terjadi proses pembodohan bangsa secara massal. Pasalnya akibat krisis ekonomi, banyak masyarakat yang tidak bisa menjangkau harga layanan pendidikan.

Media massa sering menggunakan jorgon-jorgon atau terminologi yang pada umumnya hanya dipahami maknanya oleh kelompok ilmuwan atau profesional tertentu. Kita kenal beberapa jorgon misalnya untuk bidang ekonomi seperti opportinity costs, economic of sales dan kata yang merupakan jorgon gabungan dari ilmu sosiologi dan ilmu ekonomi.

Telah menjadi kebiasaan diantara warga masyarakat membicarakan suatu topik atau isu yang sedang hangat dipermasalahkan masing-masing pembicara telah memahami apa arti dan maksud serta isi kandungan topik yang dibicarakan. Padahal sangat mungkin persepsi dan pandangan mereka berbeda baik tentang arti, maksud atau isi kandungan. Dan tidak jarang diakhiri dengan polemik. Oleh karena itu ada baiknya kita definisikan apa yang dimaksud krisis moneter.

Terminologi atau jorgon ilmu psikologi, seperti : tension (ketegangan), panic dan disaster (malapetaka) atau cathastrophic (bencana) yang merupakan bagian-bagian dan konsep teori sosial itu semuanya telah bisa kita saksikan dalam wujud empiriknya sebagaimana yang telah dialami bangsa Indonesia.

Menurut Kwik Kian Gie, (1998:9) mengemukakan bahwa : “Krisis adalah the upper turning point dalam kurva gelombang pasang surut ekonomi atau konjungtor atau business cycle. Maka dengan sendirinya diikuti oleh resesi, kalau resesinya lambat terbuka terhadap pengimporan inflasi sehingga terjadi stagplasi.

Page 5: Krisis Amerika, Krisis Dunia - HENDRA PRIJATNA Web viewPerubahan peta ketenagakerjaan dari pertanian ke industri. ... teori organisasi dan perkembangan ... sedangkan aspek mikro melibatkan

Kata krisis itu sendiri bagi sebagian warga masyarakat mengandung arti suatu kondisi krisis yang mengancam sebagian perikehidupan bangsa tergantung bidang atau sektor apa yang sedang mengalami krisis. Setelah melihat pengertian krisis menurut para ahli dan masyarakat, penulis dapat menyimpulkan bahwa krisis ekonomi adalah malapetaka atau suatu bencana yang menggerogoti sendi-sendi kehidupan bangsa sehingga masyarakat tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya atau terpuruk kehidupannya. Seperti dikemukakan oleh Bambang Suwarno, (1999:43) bahwa : “Dalam waktu yang amat singkat jumlah penduduk miskin meningkat dari 20 juta menjadi 90 juta”.

Indikator untuk melihat naik turunnya krisis ekonomi dikemukakan oleh Ace Partadireja, (1990:89) bahwa :

Indikator naik turunya konjungtor ekonomi adalah produk nasional, produk industri, pengangguran, harga barang konsumsi, dan produksi, persediaan barang jadi, setengah jadi dan bahan mentah, jumlah investasi, tingkat konsumsi dan penerimaan pemerintah dari jumlah pajak tertentu yang mencerminkan keuntungan perusahaan-perusahaan.Namun ternyata bahwa kenaikan kegiatan perekonomian ini tidak terus menerus

melainkan akan sampai kepada puncaknya untuk kemudian mulai menurun, penjualan barang-barang dan jasa mulai menurun dan terus meluas dengan dahsyatnya.

Sedangkan menurut Kwik Kian Gie, (1999:3) mengemukakan ada dua karakteristik krisis yaitu :

a. Krisis yang tidak sepandan antara kenaikan konsumsi ketimbang kenaikan kapasitas produksi sehingga terjadi kelebihan kapasistas produksi, krisis ini dinamakan underconsumtion crisis.

b. Krisis yang disebabkan oleh terlampau besarnya investasi yang dipicu modal asing karena tabungan nasional sudah lebih dari habis untuk berinvestasi dimana kemunigkinan untuk memperoleh modal asing pada suatu ketika akan tersendat. Kalau ini yang terjadi maka investasi akan menurun yang mengakibatkan krisis dinamakan Overeinvestment crisis.

Dari gambaran seperti ini, penulis berpendapat bahwa masalah besar yang dihadapi bangsa Indonesia hanya dapat diatasi dengan bantuan dari luar negeri dengan bunga yang sangat lunak. Bantuan dana yang sifatnya berbentuk sumbangan atau hutang sangat lunak, hanya merupakan bom waktu saja yang akan meledak ketika jatuh tempo.

Sejak awal sudah dikenali, bahwa faktor penentu buat pengurangan keparahan krisis ekonomi kita adalah nilai rupiah yang harus stabil pada tingkat yang wajar, maka para ahli melakukan perhitungan nilai rupiah yang realistik dan wajar, sebenarnya berapa, setelah nilai mata uang dari negara-negara sekitarnya mengalami penurunan. Ketika nilai rupaiah berpluktuasi dengan kecenderungan merosot terus, juga sudah dikenali bahwa kalau kurs dollar stabil pada Rp. 10.000/dollar, sebagian besar pabrik akan tutup. Inflansi meroket, yang juga ini berarti kemampuan daya beli masyarakat menurun akan menimbulkan berbagai macam permasalahan kehidupan termasuk masalah pendidikan.

Krisis moneter yang terjadi sejak Juli tahun 1997 sampai sekarang telah membawa akibat yang serius terhadap sendi-sendi perekonomian nasional. Pendapatan masyarakat menurun drastis, harga-harga barang juga naik tajam sehingga mencapai tingkat yang sebagian warga masyarakat sulit menjangkaunya. Bahkan menurut para ahli, jika krisis ekonomi ini dibiarkan, akan terjadi proses pembodohan bangsa secara massal. Pasalnya akibat krisis ekonomi, banyak masyarakat yang tidak bisa menjangkau harga layanan pendidikan.

Dengan adanya krisis moneter tersebut akan menimbulkan permasalahan-permasalahan dalam berbagai aspek kehidupan diantaranya :

1. Sekolah, contohnyaa) Membengkaknya jumlah anak yang tidak mampu membayar SPP.b) Menurunnya anak yang tidak masuk sekolah karena mereka harus membantu orang tua.c) Menurunnya anak yang tidak dapat membeli buku pelajaran.d) Meningkatknya jumlah anak yang putus sekolah karena tidak mampu membayar biaya

sekolah.2. Masyarakat, contohnya

a) Penurunan derajat kesehatan. Menurut Komarrudin, (1992:119) menyatakan bahwa :

Page 6: Krisis Amerika, Krisis Dunia - HENDRA PRIJATNA Web viewPerubahan peta ketenagakerjaan dari pertanian ke industri. ... teori organisasi dan perkembangan ... sedangkan aspek mikro melibatkan

“Pendapatan perkapita yang rendah bisa mencerminkan suatu daya produksi ekonomis pekerja di daerah yang bersangkutan dan kesehatan adalah suatu indeks lain lagi dari gambaran efesiensi ekonomi sosial”. Dari uraian di atas dijelaskan bahwa persediaan gizi bagi keluarga ekonomi rendah sangatlah kurang padahal kesehatan itu bukanlah semata-mata soal medis kesehatan adalah tujuan sosial. Ini dapat dilihat dari batasan kesehatan menurut WHO (World Health Organization) yang berbunyi sebagai berikut : “Keadaan baik sepenuhnya secara fisik, mental dan sosial dan bukan hanya sekedar tidak adanya penyakit dan kelemahan”. Mengenai hak-hak manusia dapat dilihat dalam penyataan universal mengenai hak-hak manusia: “setiap manusia berhak akan tingkat kehidupan yang mencukupi untuk kesehatan dan keadaan baik bagi dirinya dan keluargannya, termasuk makanan, pakaian, perumahan dan perawatan secara medis”.

b) Kekurangan pangan. Bertambahnya penduduk pada suatu negara pastilah akan menyebabkan bertambahnya keperluan akan persediaan makanan dan bahan-bahan serat. Untuk menanggulangi masalah ini biasanya negara akan menggunakan teknik modern baik di sektor agraria maupun industri. Kenaikan hasil makanan biasanya disertai dengan kenaikan penggunaan pupuk dan berbagai jenis pestisida yang diproduksi oleh industri kimia. Beberapa bahan kimia ini mempunyai pengaruh sampingan terhadap lingkungan dan ekologi.

c) Peningkatan pengangguran. Kemiskinan massa, kemiskinan rendahnya mayoritas dunia, itulah masalah kita, berkaitan langsung dengan produktivitas dan penghasilan. Negara berkembang jarang mempunyai pekerjaan dan kegiatan modern dimana para pekerja memproduksi dalam jumlah barang dan jasa bernilai tinggi. Sebagian besar tenaga kerja terdapat dalam bidang pertanian, barang kerajinan tangan dan jasa yang menggambarkan rendahnya produktivitas upah dan karena rendahnya standar kehidupan.Bruce Herrick, (1988:243) mengemukakan 3 alasan untuk memeriksa masalah

pengangguran :1. Pengangguran berarti kerugian keluaran untuk masyarakat secara keseluruhan. Di

negara-negara miskin, pemakaian sepenuhnya sumber daya, termasuk tenaga kerja tampaknya lebih disukai untuk menaikan keluaran.

2. Pengangguran menyebabkan kerugian pendapatan bagi para penganggur. Di negara berpenghasilan rendah tunjangan pengangguran dapat dikatakan tidak ada, kerugian pendapatan berarti kehilangan fisik besar yang tidak dikenal dalam masyarakat makmur.

3. Hilangnya status atau rasa sejahtera yang disebabkan oleh pengangguran. Yang ciri-cirinya rasa frustasi para pencari kerja yang tak dapat memperoleh jenis pekerjaan atau tambahan yang mereka anggap beralasan atau dapat diharapkan oleh pendidikan mereka.

Sedangkan W. Athur Lewis, dalam bukunya yang berjudul ekonomi pembangunan menafsirkan pengukuran pengangguran sebagai hasil pembangunan dinilai rendah.

Kepercayaan populer bahwa pengangguran itu disebabkan oleh tidak adanya pembangunan dan pasti akan berkurang dengan adanya pembangunan, jelas tanpa dasar sama sekali. Sebaliknya pembangunan itu sendiri dalam satu hal adalah penyebab utama dari pengangguran karena pembangunan sendirilah yang membuka kesenjangan diantara penghasilan tradisional dan penghasilan modern, mengubah pengangguran terselubung menjadi pengangguran terbuka dalam mempercepat pertumbuhan penduduk.” (Bruce Herrick, 1988:246)

Menurut pendapat penulis seharusnya usaha untuk mengurangi pengangguran adalah :1) Menyesuaikan tingkat harga dan upah.2) Peningkatan produktivitas buruh dalam kegiatan ekonomi dan pekerjaan yang ada.3) Memberikan prioritas meningkatan lapangan kerja yang produktif dalam pertanian, kontruksi

dan jasa perkotaan.Sedangkan permasalah-permasalahan yang sekarang sedang di antisipasi oleh

pemerintah yang meresahkan masyarakat akibat krisis ekonomi adalah kerusuhan sosial, proses demonterasi dan pemogokan karyawan dan buruh.

Page 7: Krisis Amerika, Krisis Dunia - HENDRA PRIJATNA Web viewPerubahan peta ketenagakerjaan dari pertanian ke industri. ... teori organisasi dan perkembangan ... sedangkan aspek mikro melibatkan

Hal ini bisa dikaitkan dengan kenyataan bahwa dalam kecenderungan mengglobal ini memang batas-batas kesadaran nasional seperti di Indonesia saat ini melemah, tetapi di lain pihak kita saksikan pula kenyataan bahwa justuru kesadaran subnasional (kesadaran daerah dan keadaran etnisitas) makin menguat. Keadaan ini bisa terjadi karena melalui perkembangan teknologi komunikasi/informasi maka basis-basis sasaran pengaruh global tidak lagi hanya setingkat batas/satuan nasional, tetapi sudah menerobos sampai ke tingkat lokal.

Situasi seperti ini digambarkan kemudian sebagai fenomena “globalisasi”, khususnya dalam bidang sosial budaya, dimana unsure-unsur budaya global dan lokal saling bertukar dan berbaur menjadi satu. Hal ini sejalan pula dengan istilah-istilah seperti “global village” yang merefleksikan suasana “time space compression” (perapatan batas-batas waktu dan ruang).

Keadaan ini semua mendorong munculnya fenomena baru, yaitu di satu pihak meningkatkan kesadaran global (menembus kesadaran nasional) pada masyarakat-masyarakat lokal, tetapi di lain pihak sekaligus pula meningkatkan kesadaran lokal, dalam arti meningkatnya kesadaran untuk lebih berorientasi dan memperhatikan kepentingan-kepentingan lokal, baik dalam satuan wilayah kelompok etnisnya. Menurut pendapat penulis bahwa dalam setuasi begini kelompok-kelompok masyarakat lokal sekarang menjadi makin sadar akan jati dirinya serta haknya, dan selanjutnya makin merasakan ketidak-adilan yang kemudian bermuara pada timbulnya pergolakan-pergolakan di berbagai daerah baik yang berdimensi sosio-kultural maupun politik dalam berbagai tingkat kegawatannya.

Apa yang dikemukakan di atas, jelas bagi kita karena ketika terjadi perubahan paradigma pembangunan dari sistem sentralisasi ke sistem desentralisasi ini membawa pengaruh terhadap segmen kehidupan pengelolaan negara. Di mana di setiap daerah bisa melakukan kerjasama antar negara tanpa harus mendapat legitimasi dari pemerintah pusat. Dari kecendurungan seperti ini bisa membawa konsekuensi terhadap terjadinya keretakan integrasi bangsa. Oleh karena itu upaya yang dilakukan adalah harus adanya peningkatan kesadaran nasionalisme warga negara melalui pendidikan berbasis idiologi yang integralistik. Dan untuk menyembut perkembangan Indonesia di masa depan hendaknya dicanangkan penyedaran nasionalisme bangsa yang berbasis subsektor perkenomian seperti pertanian dan lain-lain.

Di era reformasi sekarang pembangunan di Indonesia tidak lagi berorientasi pada pembangunan ekonomi tetapi berorientasi pada pembangunan kualitas manusia yang diukur dari pembangunan manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI). Coba saudara jelaskan perbedaan pembangunan yang berorientasi ekonomi dan pembangunan yang berorientasi pada peningkatan kualitas hidup manusia.Jawab :

Ilmu ekonomi merupakan bentuk pengembangan lebih lanjut yang sangat penting dari ilmu tradisonal dan ilmu ekonomi politik. Selain mengulas soal alokasi sumber daya yang seefesian mungkin dan pertumbuhan output agregat secara berkesinambungan dari waktu ke waktu, ilmu ekonomi pembangunan menitik beratkan perhatiannya kepada berbagai mekanisme ekonomi sosial, dan institusional yang harus diciptakan demi meningkatnya standar hidup penduduk miskin di negara-negara Dunia Ketiga secara tepat dan besar-

Page 8: Krisis Amerika, Krisis Dunia - HENDRA PRIJATNA Web viewPerubahan peta ketenagakerjaan dari pertanian ke industri. ... teori organisasi dan perkembangan ... sedangkan aspek mikro melibatkan

besaran. Untuk itu, ilmu ekonomi pembangunan juga memberikan perhatian besar kepada formulasi kebijakan-kebijakan publik yang dibuat sekiranya dapat berdampak positif terhadap kondisi masyarakat secara keseluruhan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Jika tidak, maka kesenjangan antara aspirasi dan kenyataan akan terus melebar dari tahun ke tahun. Atas dasar alasan inilah maka ilmu ekonomi pembangunan secara tegas berani maninggalkan analisis ekonomi neoklasik tradisonal dengan menyatakan bahwasannya sektor publik (pemerintah) harus diakui dan dipercaya untuk memikul peranan yang lebih besar dan lebih menentukan di dalam upaya-upaya pengelolaan perekonomian nasional.

Sebagai sebuah ilmu sosial, ilmu ekonomi berfokus kepada manusia dan bagaimana cara-cara terbaik menyediakan berbagai materi secara memadai demi memungkinkan setiap orang untuk mewujudkan potensinya sebagai manusia yang utuh seoptimal mungkin. Namun, perlu dicatat bahwa apa yang disebut sebagai ”kehidupan yang baik” itu sangat relatif, sehingga ilmu ekonomi juga melibatkan nilai-nilai (values) dan pengukuran nilai (value judgment). Terpusatnya perhatian kita kepada promosi pembangunan menunjukkan suatu pengukuran nilai tersendiri yang bersifat implisit mengenai apa yang baik (yakni, pembangunan) dan apa yang buruk (keterbelakangan). Namun, harus digaris bawahi bahwa makna isitilah ”pembangunan” itu tidak sama bagi setiap orang. Meskipun para pengamat pada umumnya menganggapnya sebagai sebagai suatu hal yang baik, namun ada pula yang menilai sebaliknya. Oleh karena itu, hakekat dan karakter dasar konsep pembanguan, dan makna yang kita sampaikan kepadanya harus ditelaah terlebih dahulu secara teliti.

Masalah ekonomi yang paling fudamental bagi semua masyarakat meliputi pertanyan-pertanyaan tradisional seperti apa, di mana, bagaimana, seberapa banyak, dan untuk siapa segenap barang dan jasa diproduksi. Selain tiu, tercakup pula aneka persoalan berskala nasional mengenai siapa saja yang sebenarnya membuat atau mempengaruhi keputusan-keputusan ekonomi, dan untuk kepentingan siapa semua keputusan dibuat. Pada skala internasional, kita perlu menyimak pertanyaan mengenai negara-negara mana, atau kelompok-kolompok kuat mana dalam setiap nagara yang paling banyak berpengaruh terhadap pengendalian, transmisi, dan penggunaan teknologi, informasi, dan keuangan. Yang lebih penting lagi, untuk kepentingan siapa kekuasaan tersebut dijalankan ?

Pemerintah Indonesia mulai melirik pendidikan sebagai investasi jangka panjang, setelah selama ini pendidikan terabaikan. Salah satu indikatornya adalah telah disetujui oleh MPR untuk memprioritaskan anggaran pendidikan minimal 20% dari APBN atau APBD. Langkah ini merupakan awal kesadaran pentingnya pendidikan sebagai investasi jangka pangjang. Sedikitnya terdapat beberapa alasan untuk memproritaskan pendidikan sebagai investasi jangka panjang, yaitu pendidikan sebagai alat untuk perkembangan ekonomi dan bukan sekedar pertumbuhan ekonomi. Secara praktis dilihat dari majaemen pendidikan modern, salah datu dari lima fungsi pendidikan adalah fungsi teknis-ekonomis merujuk pada kontribusi pendidikan untuk perkembangan ekonomi. Sebagai contoh, pendidikan dapat membantu peserta didik untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk hidup dan berkompetisi dalam ekonomi yang kompetitif. Secara umum terbukti bahwa semakin berpendidikan seseorang maka tingkat pendapatannya semakin baik. Hal ini dimungkinkan karena orang yang berpendidikan lebih produktif bila dibandingkan dengan yang tidak berpendidikan.

Ahli-ahli ekonomi mengembangkan teori pembangunan yang didasari kepada kapasitas produksi tenaga manusia di dalam proses pembangunan, yang kemudian dikenal dengan istilah invesment in human capital. Teori didasari pertimbangan bahwa cara yang paling efesien dalam melakukan pembangunan nasional suatu negara terletak pada peningkatan kemampuan masyarakatnya. Selain tiu dihipotesiskan pula bahwa faktor utama yang mendukung pembangunan adalah pendidikan masyarakat. Teori human capital mengasumsikan bahwa pendidikan formal merupakan instrumen terpenting untuk

Page 9: Krisis Amerika, Krisis Dunia - HENDRA PRIJATNA Web viewPerubahan peta ketenagakerjaan dari pertanian ke industri. ... teori organisasi dan perkembangan ... sedangkan aspek mikro melibatkan

menghasilkan masyakarakat yang memiliki produktivitas yang tinggi. Menurut teori ini pertumbuhan dan pembangunan memiliki dua syarat, yaitu : 1). Adanya pemanfaatan teknologi tinggi secara efesien, dan 2). Adanya sumber daya manusia yang dapat memanfaatkan teknologi yang ada.

Terdapat berbagai macam faktor untuk mengukur bagaimana pertumbuhan ekonomi diukur dengan baik. Diantara ukuran-ukuran tersebut, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Pendapatan per-kapita.2. Perubahan peta ketenagakerjaan dari pertanian ke industri.3. Komsumsi energi atau pemakaian barang berteknologi tinggi seperti mobil, telepon,

televisi, dengan demikian kriteria untuk keberhasilan pembangunan.4. Peningkatan dalam efesiensi sistem produksi masyarakat yang diukur dengan GDP

dan GNP.5. Kepuasan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat.6. Pencapaian tujuan-tujuan oleh kelompok dalam masyarakat, yang dikaitkan dengan

penggunaan sumber daya yang terbatas.Dalam konteks pembangunan nasional, pembangunan manusia yang seutuhnya,

kemampuan profesional dan kematangan kepribadian saling memperkuat satu sama lain. Profesionalisme dapat turut membentuk sikap dan perilaku serta kepribadian yang tangguh, sementara kepribadian yang tangguh merupakan prasyarat dalam membentuk profesionalisme. Dalam konteks pembangunan nasional ini minimal ada empat kebijakan pokok dalam upaya peningkatan kualitas hidup, yaitu :

1. Pembangunan pendidikan kan memperhatikan arah pembangunan ekonomi dimasa mendatang, dalam arti responsif terhadap dinamika pembangunan dan permintaan pasar tenaga kerja, sehingga sesuai dengan kebutuhan (demand driven).

2. Pembangunan kesehatan mendapat perhatian dengan menanamkan budaya hidup sehat, serta memperluas cakupan dan mutu pelayanan kesehatan terutama kepada penduduk miskin dan daerah terpencil.

3. Untuk penduduka miskin, peningkatan kualitasnya dilakukan dengan memberikan keterampilan praktis, menumbuhkan sikap produktif, serta mendorong semangat keswadayaan dan kemandirian untuk bersama melepaskan diri dari kemiskinan.

4. Menekankan laju pertumbuhan penduduk dengan meningkatkan pelaksanaan gerakan keluarga berencana, serta meningkatkan keseimbangan kepadatan dan penyebaran penduduk antara lain transmigrasi dan industri di pedesaan.

Akhir-akhir ini perekonomian dunia dilanda krisis financial global. Embrio krisis ini adalah adanya subcrime morgage di Amerika Serikat. Coba saudara jelaskan kronologis terjadi krisis ini dan bagaimana strategi yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk mengamankan perekonomian masyarakat dari dampak krisis global ini.Jawab :

Amerika Serikat sedang mengalami krisis keuangan terburuk sejak krisis keuangan atau depresi besar yang terjadi pada 1929. Pada krisis keuangan kali ini Pemerintah Amerika Serikat melakukan penyelamatan terbesar sejak krisis 1929 berupa pemberian dana talangan atau bantuan likuiditas kepada industri keuangannya yang bermasalah sebesar USD 700 miliar atau setara dengan Rp 6.500 triliun (bandingkan dengan krisis keuangan Indonesia tahun 1998-1999 yang memakan biaya sekitar Rp 650 triliun). Bantuan dana talangan ini

Page 10: Krisis Amerika, Krisis Dunia - HENDRA PRIJATNA Web viewPerubahan peta ketenagakerjaan dari pertanian ke industri. ... teori organisasi dan perkembangan ... sedangkan aspek mikro melibatkan

diputuskan melalui perdebatan panjang selama dua pekan, melibatkan para anggota Kongres dan kantor kepresidenan. Penyebab krisis ekonomi AS:1. Penumpukan hutang nasional hingga mencapai 8.98 trilyun dollar AS sedangkan PDB

hanya 13 trilyun dollar AS2. Terdapat progam pengurangan pajak korporasi sebesar 1.35 trilyun dollar.

(mengurangi pendapatan negara)3. Pembengkakan biaya Perang Irak dan Afganistan (hasilnya Irak tidak aman dan

Osama Bin Laden tidak tertangkap juga) setelah membiayai perang Korea dan Vietnam.

4. CFTC (Commodity Futures Trading Commision) sebuah lembaga pengawas keuangan tidak mengawasi ICE (Inter Continental Exchange) sebuah badan yang melakukan aktifitas perdagangan berjangka.Dimana ECE juga turut berperan mengdongkrak harga minyak hingga lebih dari USD 100/barel

5. Subprime Mortgage: Kerugian surat berharga property sehingga membangkrutkan Merryl Lynch, Goldman Sachs, Northern Rock,UBS, Mitsubishi UFJ.

6. Keputusan suku bunga murah dapat mendorong spekulasi.

Masyarakat Amerika memiliki kepercayaan bahwa investasi di sektor riil, terutama properti, akan sangat menguntungkan. Akibatnya, orang berbondong-bondong investasi di sana. Sesuai hukum permintaan dan penawaran, saat demand tinggi sementara tidak dibarengi dengan supply yang tinggi pula, harga properti menjadi naik.

Bank-bank utama Amerika menerapkan sistem credit rating, yaitu persyaratan yang harus dipenuhi debitur agar bisa meminjam sejumlah dana untuk membeli rumah. Di antara yang menjadi kriteria adalah jenis pekerjaan, tingkat disposable income, latar belakang keluarga, pendidikan, kesehatan sampai ras, golongan, dan agama.

Adalah yang dinamakan subprime mortgage, yaitu pinjaman kepada pembeli rumah di Amerika yang jaminannya kurang. Hal ini diberlakukan guna menjadi solusi bagi warga miskin di sana mendapatkan rumah. Ketatnya persyaratan kredit ditambah dengan proses yang tidak gampang, menyebabkan para warga miskin itu mengajukan kredit (hipotek) ke lembaga pembiayaan (seperti Fanni Mae, Fredie Mac, AIG, Merill Lynch, Lehman Brothers).

Lembaga pembiayaan ini merupakan pihak penengah antara bank dengan calon pembeli (home loan). Sebenarnya uang tunai yang dimiliki pihak penengah ini hanya sedikit. Dengan agunan surat kepemilikan rumah dari para home loan, lembaga pembiayaan meminjam dana dari bank untuk kemudian dipinjamkan kembali pada para home loan. Dengan demikian, meskipun lembaga pembiayaan hanya memiliki uang satu juta dollar, telah dapat meminjami para home loan 10 juta dollar.

Pertengahan 2008 lalu, harga minyak meroket tajam dan menyebabkan kenaikan biaya produksi. Dampaknya, banyak perusahaan harus memangkas biaya produksi yang bisa dipangkas, seperti memecat sejumlah karyawannya. Dampaknya lagi, karyawan itu tidak mampu membayar cicilan hipotek. Bagaimana bisa mencicil jika pekerjaan saja mereka tidak punya? Karena tidak bisa mencicil, lembaga pembiayaan menyita aset properti yang dihipotekkan. Jika yang terjadi hanya satu dua kasus saja, maka tidak akan ada masalah. Sayangnya, banyak home loan yang tidak mampu membayar cicilan. Akibatnya lembaga pembiayaan harus menyita lebih banyak rumah dan apartemen lagi.

Page 11: Krisis Amerika, Krisis Dunia - HENDRA PRIJATNA Web viewPerubahan peta ketenagakerjaan dari pertanian ke industri. ... teori organisasi dan perkembangan ... sedangkan aspek mikro melibatkan

Sementara itu, di sisi lain, lembaga pembiayaan juga harus membayar pihak bank atas dana yang dipinjamnya. Karena tidak ada pemasukan berupa cicilan (uang tunai), lembaga keuangan hanya bisa membayar melalui aset properti hasil sitaan. Padahal, bank hanya mau menerima pembayaran berupa uang tunai. Mau tidak mau, akhirnya lembaga pembiayaan tersebut menjual aset hasil sitaan dengan harga murah. Dan sampai di titik tertentu mereka tidak mampu lagi membayar pinjamannya, hingga terjadi kredit macet (bad debt).

Seperti kita tahu, sumber dana bank adalah dari tabungan dan bunga pinjaman kredit. Ketika masyarakat sudah tidak memiliki dana, mereka akan kesulitan untuk menabung. Ditambah lagi, dengan adanya kredit macet, maka bank-bank ini tidak mampu memperoleh dana untuk operasionalnya. Akibatnya, perbankan di sana kolaps dan krisis pun terjadi. Bush juga sudah mengakui terjadinya hal ini.

Manajemen RisikoManajemen risiko yang baik dan perilaku yang hati-hati (prudential behaviour) tetap

selalu diperlukan oleh setiap lembaga keuangan, termasuk oleh lembaga keuangan yang besar dan kuat seperti Lehman Brothers yang pernah menjadi konsultan ekonomi Indonesia.

Tampaknya kelemahan di bidang manajemen risiko dan sikap yang kurang prudent menjadi penyebab utama timbulnya krisis keuangan di Amerika. Situasi ini diperburuk dengan diabaikannya unsur kualitatif di dalam manajemen risiko karena terlalu percaya pada unsur-unsur kuantitatif.

Bahkan krisis yang terjadi di Amerika ini diwarnai juga dengan perilaku yang manipulatif, serakah, penipuan dan koruptif. Misalnya oknum lembaga keuangan yang memperoleh komisi dari setiap transaksi yang dilakukannya. Hal ini sedang diselidiki oleh penegak hukum di Amerika Serikat.

Dengan terjadinya krisis ini kita dibuat sadar bahwa kita tidak boleh terlalu percaya pada reputasi atau mitos dari lembaga keuangan yang selama ini terkenal hebat dan "sakti" seperti Lehman Brothers. Manajemen risiko yang baik dan sikap yang hati-hati tetap diperlukan dalam pengelolaan dana masyarakat yang ada pada lembaga keuangan.

Keterlibatan Wakil RakyatSejak awal terlihat bahwa penyelesaian krisis keuangan di Amerika Serikat

melibatkan wakil-wakil rakyat yang ada pada Kongres yang terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat (House of Representative) dan para senator (anggota Senat) yang mewakili seluruh negara bagian.

Keterlibatan wakil rakyat ini sangat penting dan esensial karena beberapa alasan. Pertama, penyelamatan sistem keuangan dilakukan untuk kepentingan umum dengan menggunakan uang rakyat (tax payer), sehingga wakil-wakil rakyat harus diikutsertakan.Kedua, Kongres memiliki kewenangan legislasi (bersama presiden) dan berwenang mengawasi jalannya pemerintahan, sehingga melibatkan Kongres dalam penyelesaian masalah ini secara politis dan yuridis sangat menguntungkan untuk penyelesaian krisis.

Ketiga, dengan melibatkan Kongres yang di dalamnya ada anggota dari berbagai partai politik dan perwakilan negara-negara bagian, terlihat kekompakan legislatif dan eksekutif di dalam menyelesaikan masalah nasional yang berat itu.

Banyak kalangan mengakui bahwa penyelesaian krisis ini juga menunjukkan kerja sama terbaik antara Partai Republik yang berkuasa (eksekutif) dan Partai Demokrat yang menguasai Kongres. Kerja sama ini menunjukkan, walaupun dari partai berbeda mereka dapat bersepakat memecahkan masalah nasional.

Mereka menempatkan kepentingan nasional di atas kepentingan partai.Yang menarik adalah, walaupun partai yang berkuasa di Amerika Serikat berasal dari Partai Republik, tetapi

Page 12: Krisis Amerika, Krisis Dunia - HENDRA PRIJATNA Web viewPerubahan peta ketenagakerjaan dari pertanian ke industri. ... teori organisasi dan perkembangan ... sedangkan aspek mikro melibatkan

sampai dengan putusan akhir Kongres masih ada sejumlah anggota Partai Republik yang tidak menyetujui pemberian dana talangan.

Kurangnya PengaturanDi berbagai belahan dunia biasanya sektor keuangan sangat diawasi oleh pemerintah

(highly regulated industry) karena ada kepentingan umum yang harus dilindungi. Walau demikian, ternyata untuk masalah kucuran kredit untuk sektor perumahan yang berkualitas kurang prima (subprime mortgage) yang berisiko tinggi, pengaturannya kurang ketat.

Bahkan ada upaya untuk melonggarkan ketentuan di bidang ini. Mungkin masih ada pengaruh paham liberal yang percaya bahwa pasar dan pelaku pasar tidak perlu banyak diatur. Ada invisible hand yang mengatur mekanisme pasar. Sikap mengendurkan pengaturan di bidang yang berisiko ini ternyata mengakibatkan dampak besar yang mengakibatkan ditutupnya berpuluh-puluh lembaga keuangan dan bank.

Hal ini sekaligus membuktikan kegagalan otoritas keuangan di Amerika Serikat. Karena itu karakter industri keuangan yang highly regulated seharusnya tetap dipertahankan karena banyak dana masyarakat yang dikelolanya.

Sehubungan dengan itu Bank Indonesia dan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan perlu tetap mengeluarkan prudential regulation untuk melindungi industri dari risiko yang timbul dan akhirnya dapat merugikan kepentingan umum

Krisis Amerika, Krisis Dunia

Globalisasi menyebabkan krisis yang terjadi di sebuah negara berdampak pada negara lainnya. Krisis yang terjadi di Amerika Serikat sedikit-banyak akan berdampak pada perekonomian Indonesia. Tidak ada yang bisa meramalkan kapan krisis di Amerika itu akan berakhir. Dan kapan pula krisis lanjutan akan muncul lagi. Kenyataan ini semakin menyadarkan kita bahwa logika ekonomi tak selalu sejalan dengan kenyataan. Karena itu, tak ada yang bisa disombongkan dari kecanggihan teknologi dan pengetahuan yang telah diraih oleh negara maju seperti Amerika sekalipun.

Kearifan dan kesediaan untuk bekerja sama dengan semua pihak, tanpa diskriminasi dan hegemoni, justru akan memperkuat sinergi dan menutup peluang-peluang terjadinya krisis. Amerika tidak bisa menyombongkan diri sebagai negara adikuasa. Kegagalan dan krisis bahkan bencana alam (topan) yang melanda Amerika belakangan ini menjadi bukti nyata bahwa arogansi tak pernah menyelesaikan masalah. Dan seharusnya hal tersebut memunculkan kesadaran baru bagi pemerintah Amerika untuk bersikap egaliter terhadap negara lain.

Dampaknya bagi perekonomian Indonesia

Secara langsung maupun tidak, perekonomian Indonesia pasti akan terpengaruh. Di lantai bursa, misalnya, IHSG anjlok. Ekspor Indonesia yang ke Amerika pun pasti akan terpengaruh, entah itu sekadar berkurang atau malah terhenti sama sekali.

Menurut Budiono, Gubernur BI (KOMPAS 6/10/2008), ada dua dampak utama sebagai imbas krisis ekonomi di AS, yaitu pengeringan likuiditas dan pelambatan ekonomi global. Dampak itu akan mulai dirasakan dalam enam bulan sampai setahun ke depan.

Pengeringan likuiditas, secara gampang boleh diartikan uang yang ada dalam bank akan semakin menyusut. Padahal, bank akan membutuhkan uang kas untuk operasional

Page 13: Krisis Amerika, Krisis Dunia - HENDRA PRIJATNA Web viewPerubahan peta ketenagakerjaan dari pertanian ke industri. ... teori organisasi dan perkembangan ... sedangkan aspek mikro melibatkan

mereka. Untuk mengatasi permasalahan ini, bank mungkin akan menaikkan bunga deposito dengan harapan dapat menarik dana masyarakat masuk ke bank. Di sisi lain, bunga pinjaman juga akan dinaikkan, yang berarti para debitur bisa jadi akan menerima tagihan cicilan yang melonjak dibanding bulan-bulan sebelumnya.

Dalam hal pelambatan ekonomi global, aliran kas akan melambat dan menyebabkan perputaran uang dalam dunia usaha juga melambat. Untuk perusahaan-perusahaan besar, mungkin tidak akan terlalu sulit menghadapi pelambatan ini. Yang mungkin perlu mendapat perhatian adalah UKM di Indonesia yang banyak jumlahnya itu.

Penulis berasumsi bahwa fundamental ekonomi cukup baik yang berarti kejatuhan pasar modal Indonesia disebabkan oleh kondisi psikologis berupa kepanikan pelaku pasar. Kenapa investor Indonesia panik? Sebagaimana kita ketahui bahwa pasar modal Indonesia tergolong pasar modal yang sedang berkembang. Parameter keputusan investasi oleh investor lebih dominan ditentukan oleh faktor persepsi (ekspektasi) daripada kinerja fundamental perusahaan sesungguhnya. Temuan konsultan Mc Kinsey & Co (1998) sangat mencengangkan bahwa current earning stream hanya memberi kontribusi 10% saja terhadap nilai pasar perusahaan publik, sisanya 90, adalah growth expectation. Temuan penulis di sektor manufaktur atas masukan Prof. Roy Sembel, juga menghasilkan angka di sekitar itu. Dengan demikian, harga pasar yang terbentuk sesungguhnya adalah harga yang semu yang ditentukan oleh keahlian memengaruhi persespi pasar dan sewaktu-waktu bisa terkoreksi atau terapresiasi bila terdapat bad news atau good news.

Selain itu, dari sisi komposisi investor, ternyata investor yang bermain di pasar modal Indonesia dan berkapital besar serta memiliki keterampilan teknis investasi yang baik adalah investor asing yang jumlahnya diperkirakan 50%. Dengan demikian, sangat logis bila bad news di pasar global, akan direaksi secara negatif bahkan berlebihan. Inilah penyebab indeks harga saham di pasar modal Indonesia terkoreksi dengan cepat.

Krisis keuangan yang terjadi di Amerika ternyata menjadi fokus pertemuan di Istana antara pemerintah, KADIN, BUMN, pengamat ekonomi, sektor keuangan, dan pengusaha. Adapun hasil dari pertemuan tersebut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan 10 arahan yang disampaikan Presiden di Gedung Utama Setneg di Jakarta, Senin (6/10/2008).

Ke-10 arahan tersebut di antaranya adalah Presiden mengimbau untuk optimistis, bersatu, dan bersinergi untuk mengelola, serta mengawasi dampak krisis yang melanda Amerika.Kedua, menyerukan untuk tetap mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang mencapai enam persen.Ketiga, mengoptimalkan APBN 2009 untuk tetap memacu pertumbuhan ekonomi dan

membangun social safety, efisiensi, dan batasi pembelanjaan yang konsumtif, serta pembelanjaan yang bisa ditunda.

Keempat, dunia usaha atau sektor riil harus tetap bergerak supaya pajak dan penerimaan negara tetap terjaga. Sehingga pengangguran tidak bertambah. Kewajiban BI adalah menjamin kredit dan likuiditas, sedangkan kewajiban pemerintah pada kebijakan regulasi, iklim, dan insentif agar sektor riil tetap berjalan.

Kelima, cerdas menangkap peluang untuk lakukan perdagangan dan kerjasama ekonomi dengan negara lain.

Keenam, melakukan kampanye besar-besaran untuk konsumsi produk dalam negeri.Ketujuh, adanya sinergi kemitraan antara pemerintah, BI, dan pihak swasta.Kedelapan, menghentikan sikap ego sektoral dan budaya bisnis usually.

Page 14: Krisis Amerika, Krisis Dunia - HENDRA PRIJATNA Web viewPerubahan peta ketenagakerjaan dari pertanian ke industri. ... teori organisasi dan perkembangan ... sedangkan aspek mikro melibatkan

Kesembilan, pada 2008-2009 adalah tahun politik dan pemilu, sehingga Presiden menyerukan, untuk melakukan politik yang nonpartisan dalam menghadapi dampak krisis global ini.

Kesepuluh, melakukan komunikasi tepat dan bijak kepada masyarakat.Sisi lain keterlibatan DPR perlu diperhatikan dan juga sangat penting karena

penyelesaian krisis melibatkan berbagai pihak dan menggunakan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Terlambatnya keterlibatan DPR membuat penyelesaian krisis menjadi lebih lama dan sulit. Untuk masa yang akan datang, keterlibatan DPR dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) perlu dilakukan sejak awal agar penyelesaian krisis memiliki dasar yang kuat dan dapat berjalan baik.

Dalam hal ini diperlukan satu undang-undang yang mengatur bagaimana penyelesaian yang harus dilakukan kalau terjadi krisis sistemik pada sektor keuangan seperti telah diamanatkan oleh Pasal 11 ayat (5) Undang-Undang No 23/1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No 3/2004 tentang Bank Indonesia.

Indonesia harus banyak belajar pada krisis yang melanda Amerika. Bahwa negara semaju Amerika pun tak bisa menjamin stabilitas perekonomiannya melalui logika semata. Menuhankan logika semata akan berbuah kepanikan seperti yang dirasakan masyarakat Amerika saat ini, akibat krisis ekonomi yang muncul di luar perhitungan akal mereka.

Salah satu syarat menjadi negara yang disegani dalam konstelasi ekonomi dunia adalah keberadaan pasar modal yang sehat, kuat, dan mandiri sehingga tidak cepat goyah menghadapi hantaman krisis. Salah satu solusinya, memperkuat basis investor lokal secara kualitas dan kuantitas. Cara yang paling cepat dan efektif adalah edukasi yang benar kepada masyarakat tentang investasi di pasar modal sehingga memiliki kecerdasan berinvestasi. Investor yang cerdas dalam pengambilan keputusannya akan menggunakan pertimbangan rasional, bukan emosional seperti kebanyakan investor lokal saat ini. Kecerdasan inilah yang akan mendorong kualitas keputusan investasi yang diambil. Dengan demikian, suatu saat cerita suka (sukses investasi) lebih dominan dari cerita duka (gagal investasi). Bila ini terjadi, investor lokal akan semakin percaya bahwa investasi di pasar modal manageable dan menguntungkan. Emiten yang sahamnya dibeli investor, harus menerapkan good corporate governance sehingga laporan atau publikasi yang dikeluarkan mencerminkan keadaan sebenarnya. Hal ini akan menghilangkan asymmetric information yang selama ini sangat merugikan investor. Solusi ini harus terintegrasi sebab itu perlu sinergi berbagai pihak yang terkait, dalam hal ini adalah otoritas keuangan (Bapepam) sebagai representasi pemerintah, emiten dan investor, serta lembaga pendidikan. Insya Allah berhasil.

Solusi jangka pendek yang bisa ditawarkan adalah memperscepat realisasi pembangunan infrastruktur, khususnya di wilayah pedesaan, sebagai jalan untuk menyerap anggaran dan memicu kegiatan ekonomi. Infrastruktur pedesaan relatif mudah dan murah untuk dibangun sehingga masih dalam batas kemampuan anggaran negara untuk membiayai. Lebih penting dari itu, infrastruktur pedesaan berpotensi mempercepat pemulihan kegiatan ekonomi karena sebagian besar penduduk bermukim di wilayah-wilayah tersebut. Sedangkan dalam jangka menengah, diperlukan langkah-langkah sistematis untuk membangun birokrasi yang adaptif dengan standar tata kelola pemerintahan.

Pada akhirnya. Apapun soal yang menjadi penyebab macetnya penyerapan anggaran, pemerintah harus segera mencari jalan keluarnya, pemerintah harus mencari terobosan-terobosan kreatif (tanpa harus menabrak prosedur) untuk mendorong setiap lembaga penyerap dana, seperti departemen-departemen teknis, memanfaatkan anggaran yang telah diratifikasi dalam APBN.

Akhirnya, dari keseluruhan uraian di muka bisa didapatkan deskripsi bahwa secara umum kebijakan fiskal dan moneter di Indonesia masih belum padu sehingga menimbulkan beragam persoalan ekonomi. Kebijakan fiskal di Indonesia masih dihantui dengan dua

Page 15: Krisis Amerika, Krisis Dunia - HENDRA PRIJATNA Web viewPerubahan peta ketenagakerjaan dari pertanian ke industri. ... teori organisasi dan perkembangan ... sedangkan aspek mikro melibatkan

masalah kunci, yakni keterbatasannya untuk menjadi stimulus fiskal (salah satunya karena penyerapan anggaran yang rendah) dan ketergantungan penerimaan negara dari sektor pajak. Sedangkan kebijakan moneter yang terkonsentrasi kepada penargetan inflasi, disamping mendatangkan keuntungan juga mengakibatkan kerugian. Salah satu kerugian itu adalah dikorbankannya suku bunga (tinggi) sebagai jalan menahan inflasi.

Implikasi dari kebijakan ini menurunnya minat investor untuk membuka usaha. Tentu saja, kebijakan moneter seperti itu juga berimbas ke sektor perbankan, yang salah satunya bisa dibaca dari rendahnya LDR. Bahkan, yang lebih mennyedihkan, sektor perbankan lebih memilih menyalurkan dananya untuk membeli SBI ketimbang memberikan kredit ke masyarakat. Juga, kredit perbankan sebagian besar lari ke sektor industri, perdagangan, dan pengangkutan. Oleh karena, agenda mendesak yang harus dilakukan pemerintah adalah memulihkan kembali fungsi perbankan sebagai intermediasi keuangan sehingga dapat memacu sektor riil secara lebih cepat.

Itulah sebabnya, sebagai bangsa yang religius, bangsa Indonesia sejatinya tidak akan mudah panik, karena terbiasa dengan kesadaran-kesadaran alternatif sebagaimana diajarkan oleh agama. Dan hal tersebut harus didukung oleh langkah-langkah rasional dan penjelasan-penjelasan konstruktif yang dilakukan pemerintah sehingga masyarakat tidak panik dan cemas. Penjelasan tersebut, misalnya, terkait dengan fundamen ekonomi kita di tingkat nasional yang baik dan terkelola. Dalam keadaan seperti ini, yang penting, di samping kita terus melakukan antisipasi dan pengelolaan, kita harus bersinergi agar tidak terpuruk dalam krisis baru di tengah kita berjuang keluar dari krisis. Semoga.DAFTAR PUSTAKABaswir, Revrisond, Privatisasi BUMN: Menggugat Model Ekonomi Neoliberal IMF, dalam I. Wibowo dan

Francis Wahono, (2003) Neoliberalisme, Cindelaras, Yogyakarta Bendict Anderson, 2002. Image Communities (terjemahan, 2002). Omi Intan. Yogyakarta: Pustaka Fajar.Francis Fukuyama,1999. The End of History and The Last Man (terjemahan) Amrullah. Yogyakarta: Qalam.Francis Fukuyama & Samuel P. Huntington, 2003. The Future of Word Order: Masa Depan Peradaban dalam

Cedngkraman Demokrasi Liberal versus Pluralisme (terjemahan) Ahmad Faridl Ma’ruf. Yogyakarta: Ircisod.

Francis Fukuyama, 2001 Kemenagan Kapitalisme dan Demokrasi Liberal, Qalam. Yogyakarta Giddens, Anthony, 1981. Power Property and The State. Volume I of A Contemporary Critique of Historical

Materialisme, University of California Press Barkeley dan Los Angles.Hadiz, Vedi R. (2003), Dinamika Kekuasaan: Ekonomi Politik Indonesia Pasca Soeharto, LP3ES, JakartaI.Gde Widja, 2002. Menuju wajah Baru Pendidikan sejarah.Yogyakarta: Lappera Pustaka Utama.Jhingan. M,L (2003). Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan.PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta.Jurnal, Analisis CSIS.Tahun XXV, No.2. Maret-April 1996.Nasionalisme dan Berakhirnya Negara-bangsa. Leslei Skalair, 1991. Sociology of the Global System, Social Change in Global Perpektive. Baltimore: The John

Hopkins University Press.Lasth, Scott & John Urry. 1994. Economies of Signs and Space. London: sage Publications.Mas’oed, Mokhtar (1999), Negara, Kapital, dan Demokrasi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta Safirani, Amalinda

(2004), Local Strongman in New Regional Politic in Indonesia, thesis, unpublishedMcEachern. William A. 2000. Ekonomi Makro (Pendekatan Kontemporer). Terjemahan Sigit Triandaru, S.E.

Salemba Empat. JakartaPauline Marie Rosenau, 1992. Postmodernisme and the Social Science, Insights, Inroads, and intrusion.

Princenton: University Press.Prasetiantono, A. Tony. 1995. Agenda Ekonomi Indonesia. STIE ‘YO’Robert D. Kaplan, et.a.l, 2005. Ameican and Word, Debating New Shape of International Politics (terjemahan)

Yusi A. Pareanom. Jakarta: Obor Indonesia.Samuel P. Huntington, 1996. The Clash of Civilzatations and the Remarking of Word Order (Terjemahan, 2005)

M. Sadat Ismail. Yogyakarta: Qalam.Sanderson, Stephen K. 1995, Sosiologi Makro, PT. Raja Grafindo Persada, JakartaSicat. Gerardo P dan H.W. Arndt. 1987. Ilmu Ekonomi Untuk Konteks Indonesia. LP3S. Jakarta.Soule, Goerge. 1994. Pemikiran Para Pakar Ekonomi Terkemuka. Kanisius. Yogyakarta.Sukirno, Sadono. (1985). Ekonomi Pembanguanan. Lembaga Penerbit Fak. Ek UI. Jakarta.S.Avenri, 1968. The Social and Political Thought of Karl Marx. Cambridge University Press. Todaro, Michael P dan Stephen C Smith. 2002. Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga. Erlangga. Jakarta.

Page 16: Krisis Amerika, Krisis Dunia - HENDRA PRIJATNA Web viewPerubahan peta ketenagakerjaan dari pertanian ke industri. ... teori organisasi dan perkembangan ... sedangkan aspek mikro melibatkan

Yustika, Ahmad Erani. Dr. 2007. Perekonomian Indonesia (Satu Dekade Pascakrisis Ekonomi). BPFE – UNIBRAW.

http://www.bbj-jfx.com/article.asp?kolom123 By:Hadi Soesastro CSIS and ANU---------, 1990. The Conequences of Modernity, Polity Press, Cambridge.-------------, 2002. The Greet Disruption: Human Nature and the Reconstitution of Social Oeder (terjemahan,2004) Ruslani. Jakarta: Triarga Utama.

MENYUSUN RENCANA PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUALDalam pembelajaran kontekstual, program pembelajaran lebih merupakan rencana

kegiatan kelas yang dirancang guru, yang berisi skenario tahap demi tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama siswanya sehubungan dengan topik yang akan dipelajarinya. Dalam program tercermin tujuan pembelajaran, media untuk mencapai tujuan tersebut, materi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan authentic assessmennya.

Dalam konteks itu, program yang dirancang guru benar-benar rencana pribadi tentang apa yang akan dikerjakannya bersama siswanya.

Secara umum tidak ada perbedaan mendasar format antara program pembelajaran konvensional dengan program pembelajaran kontekstual. Sekali lagi, yang membedakannya hanya pada penekanannya. Program pembelajaran konvensional lebih menekankan pada deskripsi tujuan yang akan dicapai (jelas dan operasional), sedangkan program untuk pembelajaran kontekstual lebih menekankan pada skenario pembelajarannya.

Atas dasar itu, saran pokok dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berbasis kontekstual adalah sebagai berikut.1. Nyatakan kegiatan pertama pembelajarannya, yaitu sebuah pernyataan kegiatan siswa

yang merupakan gabungan antara Standara Kompetensi, Kompetensi dasar, Materi Pokok dan Pencapaian Hasil Belajar

2. Nyatakan tujuan umum pembelajarannya 3. Rincilah media untuk mendukung kegiatan itu 4. Buatlah skenario tahap demi tahap kegiatan siswa 5. Nyatakan authentic assessmentnya, yaitu dengan data apa siswa dapat diamati

partisipasinya dalam pembelajaran. Dalam standar kompetensi Mata Pelajaran Pengetahuan Sosial Depdiknas (2003:5)

dinyatakan “melalui mata pelajaran Pengetahuan Sosial, peserta didik diarahkan, dibimbing dan dibantu untuk menjadi warga negara Indonesia dan warga dunia yang baik”.

Menjadi warga negara dan warga dunia yang baik merupakan tantangan yang berat karena masyarakat global selalu mengalami perubahan yang besar setiap saat, untuk itulah Pengetahuan Sosial harus dirancang untuk membangun dan merefleksikan kemampuan peserta didik dalam kehidupan masyarakat yang selalu berubah dan berkembang secara terus menerus.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN/DESAIN PEMBELAJARAN IPS TERPADU

SATUAN PENDIDIKAN : SMP KEMALA BHAYANGKARI BANDUNGMATA PELAJARAN : ILMU PENGETAHUAN SOSIALKELAS : VIIITOPIK : OTONOMI DAERAHALOKASI WAKTU : 4 X 40 MENIT (2 X PERTEMUAN)

A. Kompetensi Dasar dan IndikatorGeografi:

1.1 Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah dan penduduk. Menunjukkan letak geografis (posisi geografis, letak geografis) Indonesia

Page 17: Krisis Amerika, Krisis Dunia - HENDRA PRIJATNA Web viewPerubahan peta ketenagakerjaan dari pertanian ke industri. ... teori organisasi dan perkembangan ... sedangkan aspek mikro melibatkan

Mendeskripsikan persebaran jenis tanah dan pemanfaatannya di IndonesiaSosiologi:

6.2 Mendeskripsikan pranata sosial dalam kehidupan masyarakat Memberi contoh peran pranata politik dalam pembentukan warga negara

yang baikEkonomi:

7.1 Mendeskripsikan permasalahan angkatan kerja dan tenaga kerja sebagai sumber daya dalam kegiatan ekonomi, serta peran pemerintah dalam upaya penanggulangannya Mengidentifikasi masalah angkatan kerja dan tenaga kerja di Indonesia Mengidentifikasi peranan pemerintah dalam permasalahan tenaga kerja

7.2 Mendeskripsikan palaku-pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian Indonesia Mendeskripsikan fungsi pajak

Sejarah: 2.2 Menguraikan proses terbentuknya kesadaran nasional, identitas Indonesia, dan

perkembangan pergerakan kebangsaan Indonesia Mendeskripsikan perkembangan pergerakan nasional dari yang bersifat

etnik, kedaerahan, keagamaan sampai terbentuknya nasionalisme kebangsaan Indonesia.

Merekonstruksi aktivitas organisasi-organisasi pergerakan kebangsaan Indonesia di berbagai daerah.

B. Materi Pokok dan Uraiannya1. Pranata Sosial2. Unsur fisik wilayah Indonesia3. Angkatan kerja dan tenaga kerja4. Sistem perekonomian Indonesia5. Perkembangan pergerakan kebangsaan Indonesia

C. Pendekatan dan Metode Pembelajaran1. Pendekatan : Kontekstual2. Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan.

D. Sumber, Alat, dan Bahan PembelajaranKurikulum, buku-buku pelajaran IPS yang relevan, lingkungan sekitar dan gambar/foto.

E. Langkah-Langkah PembelajaranDalam pembahasan tentang otonomi daerah ini pembelajaran direncanakan untuk dua kali pertemuan, dimulai dengan pemberian tugas dan diskusi hasil tugas kelompok, yang secara rinci adalah sebagai berikut:Pertemuan 1:

Tahapan Kegiatan Kegiatan

Kegiatan Awal/Pendahuluan

Dimulai dengan tanya jawab tentang otonomi daerah Menjelaskan makna otonomi daerah Menjelaskan perbedaan antara sentralisasi dengan desentralisasi

Kegiatan inti: Menjelaskan implikasi pemberlakuan otonomi daerah terhadap segala aspek kehidupan, seperti aspek sosial, ekonomi, politik, hukum, dan lain-lain. Sebagai daerah otonom maka setiap daerah diharapkan mampu mengatasi segala permasalahan secara mandiri dan bertanggung jawab. Mulai dari masalah sosial ekonomi, seperti pengangguran, upah minimum regional (UMR), kerusakan lingkungan, dan lain-lain. Selain itu, pemerintah daerah perlu

Page 18: Krisis Amerika, Krisis Dunia - HENDRA PRIJATNA Web viewPerubahan peta ketenagakerjaan dari pertanian ke industri. ... teori organisasi dan perkembangan ... sedangkan aspek mikro melibatkan

Tahapan Kegiatan Kegiatan

memikirkan untuk mengeluarkan kebijakan atau norma-norma dalam rangka memberdayakan potensi daerahnya.

Kemudian guru membagi kelas dalam beberapa kelompok (antara 3-5 peserta didik) untuk mencari informasi dari berbagai sumber (buku, perpustakaan, koran, dan berbagai media lain) untuk kemudian dibuatkan laporan hasil kerja kelompok untuk dipresentasikan pada pertemuan berikutnya. Adapun temanya adalah:tenaga kerja di daerah (pengangguran, upah, kualitas tenaga kerja,

dll.)- pemberdayaan potensi utama di daerah- pemanfaatan lahan di daerah (pemukiman, wisata,

pertanian/agribisnis, pertambangan, industri, dll.)- UMR dan peran pemerintah daerah- aktivitas organisasi pergerakan kebangsaan di daerah

Kegiatan Akhir/ Penutup Setiap kelompok didik membuat laporan hasil pelacakan informasi sesuai tema terpilih.

Guru memberikan pesan-pesan moral sehubungan dengan aktivitas pemberlakukan undang-undang otonomi daerah.

Pertemuan 2:Tahapan Kegiatan Kegiatan

Kegiatan Awal/Pendahuluan

Dimulai dengan tanya jawab tentang kendala atau hambatan dalam melaksanakan tugas kelompok

Kegiatan inti Guru menugaskan setiap kelompok membagi tugas anggotanya sebagai presenter, moderator, dan notulen.

Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya sesuai dengan tema terpilih.

Guru mengadakan penilaian selama diskusi berlangsung.Kegiatan Akhir/ Penutup Guru menyimpulkan hasil diskusi masing-masing kelompok.

Guru memberikan pesan-pesan moral sehubungan dengan aktivitas pemberlakukan undang-undang otonomi daerah.

Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang kerjanya bagus, dan memberikan nasehat untuk penyempurnaan bagi kelompok yang kurang bagus.

F. Penilaian1. Tes tertulis:

a. Jelaskan perbedaan desentralisasi dengan sentralisasi?b. Jelaskan potensi utama yang ada di daerahmu?c. Jelaskan berbagai upaya untuk menanggulangi masalah pengangguran?

2. Penugasan:Format Penilaian Tes performance (selama diskusi)

No. Aspek Skor Bobot Skor Maksimal1. Keaktifan

Sangat Aktif Aktif Pasif

9-106-8< 5

4 40

2. Kerjasama Sangat baik Baik Kurang

9-106-8< 5

3 30

3. Menghargai pendapat orang lain Sangat Cukup

9-106-8 3 30

Page 19: Krisis Amerika, Krisis Dunia - HENDRA PRIJATNA Web viewPerubahan peta ketenagakerjaan dari pertanian ke industri. ... teori organisasi dan perkembangan ... sedangkan aspek mikro melibatkan

Kurang < 5Total 100

Tujuan Pendidikan Nasional ditempatkan dalam wacana filsafat pendidikan Indonesia, bedasarkan semangatnya tujuan pendidikan nasional dan kebijakan pendidikan selama ini berada dalam kondisi kemajemukan budaya serta religiusitas masyarakat Indonesia.Dari dasar pemikiran di atas, filsafat pendidikan Indonesia cenderung kea rah pola piker recontructionist atau lengkapnya A Restructured Philosophy of Education.Coba Saudara jelaskan secara komprehensif beberapa alasan dan pertimbangan mengapa wacana filsafat pendidikan Indonesia kea rah tersebut ?Jawab :

Pandangan ini dapat dianggap sebagai kreasi filsafat yang berasal dari Amerika. Pragmatisme dipengaruhi oleh pandangan empirisme, utilitarianisme dan positivisme. Para ahli yang mendukung timbulnya pragmatisme di Amerika adalah Charles Sanders Piere (1839-1914) yang mengembangkan kriteria pragmatisme yakni tidak mengutamakan kebenaran. tetapi memperhatikan arti/kegunaan. William James (1842-1910) yang memperkenalkan bahwa pengetahuan yang bermanfaat adalah yang didasari oleh eksperimen (instrumentalisme).

John Dewey (1859-1952) yang mengarahkan pragmatisme sebagai filsafat sistematik Amerika dengan menyebarluaskan filsafat pada masyarakat Amerika yang terdidik. Menurut Dewey misi filsafat adalah kritis, konstruktif dan rekonstruktifAdapun implikasi pragmatisme dalam pendidikan adalah:1. Tujuan pendidikannya menggunakan pengalaman sebagai alat menyelesaikan hal-hal bari

dalarn kehidupan pribadi maupun kehidupan masyarakat.2. Kurikulum dirancang dengan menggunakan pengalaman yang telah diuji namun dapat

diubah kalau diperlukan. Adapun minat dan kebutuhan peserta. didik diperhitungkan dalam penyusunan Icurikulum.

3. Metode yang digunakan adalah "learning by doing".4. Fungsi guru adalah mengarahkan pengalaman belajar peserta didik tanpa terlalu

mencampuri minat dan kebutuhannya.Setelah dilanda krisis multi dimensi, masyarakat Indonesia sekarang sedang berada

pada masa transisi, untuk menuju kepada masyarakat yang demokratis, yang menghargai dan menjunjung tinggi hak azasi manusia, simtem pemerintahan yang sentralistis ke desentralisasi, serta dari doktrin ketunggalikaan menuju ke pemahaman kebhinnekaan. Bagaimanapun bangsa Indonesia berusaha mempertahankan dan membina integritas bangsa yang sudah terancam disintegrasi. Karena itu filsafat pendidikan nasional perlu memperhatikan kondisi objektif bangsa saat ini.

Sistem Pendidikan Nasional Indonesia haruslah berlandaskan pada falsafah negara Pancasila dan kebudayaan nasional. Kebudayaan nasional adalah kebudayaan seluruh masyarakat Indonesia yang sangat beragam (multi kultur), karena itu kebudayaan daerah juga harus mendapat porsi yang pantas dalam kurikulum pendidikan nasional, namun kebhinnekaan budaya daerah tersebut harus tetap dirajut dalam bingkai ketunggalikaan yang dilandasi oleh ide vital bangsa Pancasila. Jika tidak, maka melalui pendidikan kita telah mempersiapkan generasi muda bangsa untuk mebuka jurang kesenjangan dengan beraneka warna perbedaan menuju ke paham ethnosentrisme yang sempit, yang pada akhirnya akan membuka peluang suburnya separatisme.

Page 20: Krisis Amerika, Krisis Dunia - HENDRA PRIJATNA Web viewPerubahan peta ketenagakerjaan dari pertanian ke industri. ... teori organisasi dan perkembangan ... sedangkan aspek mikro melibatkan

Dilihat dari beberapa aspek seperti; tujuan pembelajaran, peran guru, focus kurikulum, pengetahuan dan trend kurikulum, maka aliran rekonstruksionisme lebih relevan dengan kondisi masyarakat Indonesia sekarang, karena :

1. Dilihat dari tujuan pembelajaran, rekonstruksionisme berusaha memperbaiki dan merekonstruksi masyarakat, pendidikan untuk perubahan dan reformasi sosial.

2. Dilihat dari peran guru, rekonstruksionisme berusaha mewujudkan guru sebagai agen perubahan dan reformasi, guru bertindak sebagai pemimpin riset untuk membantu siswa untuk menyadari permasalahan kemanusiaan.

3. Dilihat dari fokus kurikulum, rekonstruksionisme berusaha menekankan IPS dan metode riset sosial, untuk mengkaji masalah-masalah sosial, ekonomi, politik, dan mempelajari isyu-isyu internasional.

4. Dilihat dari segi pengetahuan, rekonstruksionisme berusaha memberikan berbagai keterampilan dan bidang studi untuk dapat mengidentifikasi masalah-masalah masyarakat; belajar secara aktif dan peduli terhadap masyarakat di masa datang.

5. Dilihat dari trend kurikulum, rekonstruksionisme berusa mewujudkan pemerataan pendidikan; pluralisme budaya, pendidikan internasional dan futurisme.

6. Dilihat dari segi guru, sebagai pembentuk masyarakat baru, pemimpin transformasional, agen perubahan, toleransi pada perbedaan, terlatuh dalam manajemen konflik, teori organisasi dan perkembangan organisasi.

7. Dilihat dari metode pembelajaran, belajar kelompok, pendeteksian masalah, pemecahan masalah, berpikir kritis dan kreatif, pembuatan keputusan, simulasi komputer, kemagangan, pengalaman studi kerja, bermain peran, pembelajaran kooperatif, penelitian tindakan, metapora.

Visi reformasi pembangunan dalam rangka penyelematan dan reformasi kehidupan nasional yang tertera dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara adalah terwujudnya masyarakat Indoensia yang damai, demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang didukung oleh manusia Indonesia yang sehat,mandiri, beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cinta tanah air, berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, memeiliki etos kerja yang tinggi serta berdisiplin.

Perwujudan masyarakat berkualitas tersebut menjadi tanggung jawab pendidikan, terutama dalam mempersiapkan peserta didik menjadi subyek yang makin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri dan profesional pada bidangnya masing-masing. Hal tersebut diperlukan, terutama untuk mengantisipasi era kesejagatan, khususnya globalisasi pasar bebas di lingkungan negara-negara ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area), AFLA (Asean Free Labour Area), maupun di kawasan negara-negara Asia Pasifik (APEC)

Dalam kaitannya dengan pendidikan, Prof. Dr. H.A.R. Tilaar, M.Sc. (1998) ,mengemukakan bahwa pendidikan nasional dewasa ini sedang dihadapkan pada empat krisis pokok, yang berkaitan dengan kuantitas, relevansi atau efisiensi eksternal, elitisme dan manajemen. Lebih lanjut dikemukakan bahwa sedikitnya ada enam masalah pokok sistem pendidikan nasional: (1) menurunnya akhlak dan moral peserta didik, (2) pemerataan kesempatan belajar, (3) masih rendahnya efisiensi internal sistem pendidikan, (4) status kelembagaan, (5) manajemen pendidian yang tidak sejalan dengan pembangunan nasional, dan (6) sumber daya yang belum profesional.

Menghadapi hal tersebut, perlu dilakukan penataan terhadap sistem pendidikan secara kaffah (menyeluruh), terutama berkaitan dengan kualitas pendidikan, serta relevansinya dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja. Dalam hal ini perlu adanya perubahan sosial yang memberi arah bahwa pendidikan merupakan pendekatan dasar dalam proses perubahan itu. Pendidikan adalah kehidupan, untuk itu kegiatan belajar harus dapat membekali peserta didik dengan kecakapan hidup ( life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan dan kebutuhan peserta didik. Pemecahan masalah secara reflektif sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan melalui

Page 21: Krisis Amerika, Krisis Dunia - HENDRA PRIJATNA Web viewPerubahan peta ketenagakerjaan dari pertanian ke industri. ... teori organisasi dan perkembangan ... sedangkan aspek mikro melibatkan

kerjasama secara demokratis. Unesco (1990) mengemukakan dua prinsip pendidikan yang sangat relevan dengan Pancasila: pertama; pendidikan harus diletakkan pada empat pilar, yaitu belajar mengetahui (learning to know), belajar melakukan (learning to do), belajar hidup dalam kebersamaan (learning to live together), dan belajar menjadi diri sendiri ( learning to be); kedua, belajar seumur hidup (life long learning). Kultur yang demikian harus dikembangkan dalam pembangunan manusia, karena pada akhirnya aspek kultural dari kehidupan manusia lebih penting dari pertumbuhan ekonomi.

Upaya peningkatan kualitas pendidikan terus menerus dilakukan baik secara konvensional maupun inovatif. Hal tersebut lebih terfokus setelah diamanatkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. Pemerintah dalam hal ini Menteri pendidikan Nasional juga mencanangkan “Gerakan Peningaktan Mutu Pendidikan” pada tanggal 2 Mei 2002. Namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang berarti. Sebagian sekolah, terutama di kota-kota, menunjukkan peningkatan mutu pendidikan yang cukup menggembirakan, namun sebagian besar lainnya masih meprihatinkan. Dari berbagai pengamatan dan analisis, sedikitnya terdapat tiga faktor yang menyebabkan mutu pendidikan tidak mengalami perubahan secara merata (Depdiknas, 2001:1-2).

Faktor pertama, kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan pendekatan education production function atau input-output analysis yang tidak dilaksanakan secara konsekuen. Faktor kedua, penyelenggaraan pendidikan nasional dilakukan secara birokratik-sentralistik. Faktor ketiga, peran serta masyarakat, khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini sangat minim.

Menyadari hal tersebut, pemerintah telah melakukan upaya penyempurnaan sistem pendidikan, baik melalui penataan peringkat lunak (soft ware) maupun perangkat keras (hard ware). Di antara upaya tersebut, antara lain dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 22 dan 25 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah dan Undang-Undang tentang Sisdiknas 2003, yang secara langsung berpengaruh terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan. Bila sebelumnya pengelolaan pendidikan merupakan wewenang pusat, maka dengan berlakunya undang-undang tersebut kewenangannya berada pada pemerintah daerah kota/kabupaten. Dalam kaitan ini visi, misi dan strategi Kantor Depdiknas pada tingkat kabupaten harus dapat mempertimbangkan dengan bijaksana kondisi nyata organisasi maupun lingkungannya, dan harus mendukung pula misi pendidikan nasional, serta harus mampu memelihara garis kebijaksanaan dari birokrasi yang lebih tinggi. Di samping itu, tujuan harus layak, dapat dicapai dengan kemampuan yang ada serta memiliki wawasan tentang gambaran ideal kondisi pendidikan yang diharapkan di masa depan.

Menurut Sidi (2000) mengemukakan empat isu kebijakan penyelenggaraan pendidikan nasional yang perlu direkonstruksi dalam rangka otonomi daerah. Hal tersebut berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan, peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan, peningkatan relevansi pendidikan dan pemerataan pelayanan pendidikan. Keempat hal tersebut dijelaskan sebagai berikut:1. Upaya peningkatan mutu pendidikan dilakukan dengan menetapkan tujuan dan standar

kompetensi pendidikan, yaitu melalui konsensus nasional antara pemerintah dengan seluruh lapisan masyarakat. Standar kompetensi yang mungkin akan berbeda antar sekolah atau antar daerah akan menghasilkan standar kompetensi nasional dalam tingkatan standar minimal, normal (mainstrem), dan unggulan.

2. Peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan mengarah pada pengelolaan pendidikan berbasis sekolah, dengan memberi kepercayaan yang lebih luas kepada sekolah untuk mengoptimalkan sumberdaya yang tersedia bagi terciptanya tujuan pendidikan yang diharapkan.

3. Peningkatan relevansi pendidikan mengarah pada pendidikan berbasis masyarakat. Peningkatan peran serta orang tua dan masyarakat pada level kebijakan (pengambilan keputusan) dan level operasional melalui komite (dewan) sekolah. Komite ini terdiri atas kepala sekolah, guru senior, wakil orang tua, tokoh masyarakat dan perwakilan siswa. Peran komite meliputi perencanaan, implementasi, monitoring, serta evaluasi program kerja sekolah.

4. Pemerataan pelayanan pendidikan mengarah pada pendidikan yang berkeadilan. Hal ini berkenaan dengan penerapan formula pembiayaan pendidikan yang adil dan transparan, upaya pemerataan mutu pendidikan dengan adanya standar kompetensi minimal serta pemerataan pelayanan pendidikan bagi siswa pada semua lapisan masyarakat.

Page 22: Krisis Amerika, Krisis Dunia - HENDRA PRIJATNA Web viewPerubahan peta ketenagakerjaan dari pertanian ke industri. ... teori organisasi dan perkembangan ... sedangkan aspek mikro melibatkan

Sejalan dengan uraian di atas, dan dalam rangka melaksanakan otonomi daerah, mengantisipasi perubahan global pada persaingan pasar bebas, serta tuntutan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi yang semakin hari semakin canggih, maka pemerataan pelayanan pendidikan perlu diarahkan pada pendidikan yang tarsparan, berkeadilan dan demokratis (democartic education). Hal tersebut harus dikondisikan dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dalam hal ini sekolah sebagai sebuah masyarakat kecil (mini society) yang merupakan wahana pengembangan peserta didik, dituntut untuk menciptakan iklim pembelajaran yang demokratis (democratic instruction), agar terjadi proses belajar yang menyenangkan (joyfull learning).

Dengan iklim yang demikian, pendidikan diharapkan mampu melahirkan calon penerus pembangunan masa depan yang sabar, kompeten, mandiri, kritis, rasional, cerdas, kreatif, dan siap menghadapi berbagai macam tantangan, dengan tetap bertawakal terhadap maha pencipta.

Untuk kepentingan tersebut diperlukan perubahan yang cukup mendasar dalam sistem pendidikan nasional, yang dipandang oleh berbagai pihak sudah tidak efektif, dan tidak mampu lagi memberikan bekal, serta tidak dapat mempersiapkan peserta didik untuk bersaing dengan bagsa lain di dunia. Perubahan yang mendasar tersebut berkaitan dengan kurikulum, yang sendirinya menuntut dan mempersyaratkan berbagai perubahan pada komponen pendidikan lain.

Berkaitan dengan perubahan kurikulum, berbagai pihak menganalisis dan melihat perlunya diterapkan kurikulum berbasis kompetensi (competency based curriculum), yang dapat membekali peserta didik dengan berbagai kemampuan yang sesuai dengan tuntutan zaman dan tuntutan reformasi, guna menjawab tantangan arus globalisasi, berkontribusi pada pembangunan masyarakat dan kesejahteraan sosial, lentur, dan adaptif terhadap berbagai perubahan. Kurikulum berbasis kompetensi diharapkan mampu memecahkan berbagai persoalan bangsa, khususnya dalam bidang pendidikan, dengan mempersiapkan peserta didik melalui perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi terhadap sistem pendidikan secara efektif, efisien dan berhasil guna.

Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi seperti yang digariskan dalam haluan negara. Hal tersebut diharapkan dapat dijadikan landasan dalam pengembangan pendidikan di Indonesia yang berkualitas dan berkelanjutan, baik secara makro, meso maupun mikro. Kerangka makro erat kaitannya dengan upaya politik yang saat ini sedang ramai dibicarakan yaitu desentralisasi kewenangan dari pemerintah pusat ke daerah, aspek mesonya berkaitan dengan kebijakan daerah tingkat provinsi sampai tingkat kabupaten sedangkan aspek mikro melibatkan seluruh sektor dan lembaga pendidikan yang paling bawah, tetapi terdepan dalam pelaksanaannya, yaitu sekolah.

Pemberian otonomi pendidikan yang luas kepada sekolah merupakan kepedulian pemerintah terhadap gejala yang muncul di masyarakat serta upaya peningkatan mutu pendidikan secara umum. Pemberian otonomi ini menuntut pendekatan kurikulum yang lebih kondusif di sekolah agar dapat mengakomodasi seluruh keinginan sekaligus memberdayakan berbagai komponen masyarakat secara efektif, guna mendukung kemajuan dan sistem yang ada di sekolah. Dalam kerangka ini KBK tampil sebagai alternatif kurikulum yang ditawarkan. KBK merupakan suatu konsep yang menawarkan otonomi pada sekolah untuk menentukan kebijakan sekolah dalam meningkatkan mutu, dan efisiensi pendidikan agar dapat mengakomodasi keinginan masyarakat setempat serta menjalin kerjasama yang erat antara sekolah, masyarakat, industri, dan pemerintah dalam membentuk pribadi peserta didik.

Dalam kehidupan suatu negara pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumberdaya manusia. Masyarakat Indonesia dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan yang berat, terutama berkaitan dengan kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan. Menurut Mulyasa (2002:17-18), bahwa pembangunan pendidikan nasional didasarkan pada visi dan misi sebagai berikut:1. Meningkatkan pemerataan dan perluasan kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang

bersamaan dengan peningkatan mutu. Bersamaan dengan upaya perluasan dan pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan, semakin kuat pula tuntutan masyarakat dan pembangunan nasional akan perlunya pendidikan yang lebih bermutu, relevan, adil, manusiawi, dengan menjangkau semua orang dalam semua lapisan atau golongan.

Page 23: Krisis Amerika, Krisis Dunia - HENDRA PRIJATNA Web viewPerubahan peta ketenagakerjaan dari pertanian ke industri. ... teori organisasi dan perkembangan ... sedangkan aspek mikro melibatkan

2. Pengembangan wawasan persaingan dan keunggulan. Bangsa Indonesia harus memiliki keunggulan sehingga dapat bersaing secara global. Kuncinya adalah tersedianya pendidikan yang bermutu. Wawasan keuanggulan diperlukan karena masyarakat Indonesia dan dunia terus berubah dalam irama yang semakin cepat. Salah satu aspek dari wawasan kuunggulan ialah bahwa bangsa Indonesia perlu melihat posisinya di tengah bangsa-bangsa lain.

3. Memperkuat keterkaitan pendidikan agar sepadan dengan kebutuhan pembangunan. Pendidikan nasional harus memiliki keterkaitan dengan pembangunan nasioanal, agar dapat menunjang pembangunan nasional melalui penyediaan sumberdaya manusia yang lebih bermutu dan jumlah yang memadai.

4. Mendorong terciptanya masyarakat belajar. Masyarakat Indonesia masa depan, tanpa memandang usia dan tingkat pendidikannya, adalah masyarakat yang memiliki kehendak, kemauan dan kemampuan untuk belajar atas prakarsanya sendiri secara terus menerus dan berkelanjutan, sehingga dapat meningkatkan penguasaannya terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi.

5. Pendidikan merupakan sarana untuk menyiapkan generasi masa kini dan sekaligus masa depan. Hal ini berarti bahwa proses pendidikan yang dilakukan pada saat ini bukan semata-mata untuk hari ini, melainkan untuk masa depan.

6. Pendidikan merupakan sarana untuk memperkuat jati diri bangsa dalam proses industrialisasi dan mendorong terjadinya perubahan masyarakat Indonesia dalam memasuki era globalisasi di abad 21. Pembangunan pendidikan harus mampu memantapkan jati diri bangsa Indonesia di tengah pergaulan dengan bangsa lain dalam keadaan bagaimanapun, tetap tampil sebagai bangsa Indonesia dengan segala kepribadiannya.

Beberapa program pemerintah pusat (Depdiknas) dalam mewujudkan visi, misi, tujuan dan standar kopetensi pendidikan nasional antara lain: kurikulum berbasis kompetensi (KBK), broad based education yang berorientasi life skill, (BBE-LE), pemberian block grant, pemberdayaan MKKS dan MGMP, serta loma keilmuan (Depdiknas, 2002).a. Kurikulum Berbasis Kompetensi

Menurut Mulyasa (2002:27) bahwa Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) adalah suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa pengausaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. Dengan demikian implementasi kurikulum dapat menumbuhkan tanggung jawab, dan partisipasi peserta didik untuk belajar menilai dan mempengaruhi kebijakan umum (public policy), serta memberanikan diri berperanserta dalam berbagai kegiatan, baik di sekolah maupun di masyarakat.

Kurikulum berbasis kompetensi memberikan keleluasaan kepada sekolah untuk menyusun dan mengembangkan silabus mata pelajaran sesuai dengan potensi sekolah, kebutuhan dan kemampuan peserta didik serta kebutuhan masyarakat di sekitar sekolah. Silabus KBK dikembangkan di tiap sekolah, sehingga dimungkinkan beragamnya kurikulum antarsekolah atau wilayah tanpa mengurangi kompetensi yang telah ditetapkan dan berlaku secara nasional (standar nasional)

Impelementasi kurikulum berbasis kompetensi di sekolah sangat erat kaitannya dengan kebijakan Depdiknas mengenai pelaksanaan Broad Based Education (BBE) dalam mewujudkan program peningkatan mutu pendidikan. Oleh karena itu penerapan KBK menggunakan konsep BBE yang berorientasi life skill (BBE-LS), dan mendayagunakan semua potensi sumber belajar yang dimiliki sekolah dan yang ada di sekitar sekolah, baik yang direncanakan untuk kepentingan belajar ( learning resourcess by design), maupun yang dimanfaatkan (learning resourcess by utilization)

Reorientasi pembelajaran (class room reform) sebagai salah satu implementasi program BBE-LS dilaksanakan dengan menggunakan kurikulum berbasisi kompetensi dengan silabus yang dikembangkan oleh pihak sekolah. Dalam hal ini kepala sekolah dan guru memiliki peran yang sangat penting dalam melaksanakan reorientasi pembelajaran. Contoh kompetensi lulusan Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:(1) Memiliki keyakinan dan ketaqwaan sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.(2) Memiliki nilai dasar humaniora untuk menerapkan kebersamaan dalam kehidupan.(3) Menguasai pengetahuan dan keterampilan akademik serta beretos belajar untuk melanjutkan

pendidikan.(4) Mengalihgunakan kemampuan akademik dan keterampilan hidup di masyarakat lokal dan global.

Page 24: Krisis Amerika, Krisis Dunia - HENDRA PRIJATNA Web viewPerubahan peta ketenagakerjaan dari pertanian ke industri. ... teori organisasi dan perkembangan ... sedangkan aspek mikro melibatkan

(5) Berekspresi dan menghargai seni.(6) Menjaga kebersihan, kesehatan, dan kebugaran jasmani.(7) Berpartisipasi dan berwawasan kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara secara demokratis (Depdiknas, 2002).

b. Broad Based Education yang berorientasi Life SkillProgram BBE, diterjemahkan pendidikan berbasis masyarakat luas yang berorientasi kecakapan

hidup (life skill-LS) adalah inisiatif pemerinta pusat untuk menjawab tantangan tersebut. Program ini berbasis masyarakat luas karena melayani kebutuhan sebagian besar masyarakat, yakni lulusan sekolah yang memiliki kecakapan hidup. Implementasi program BBE-LS terfokus pada lima hal berikut: (1) reorientasi pembelajaran menuju pembelajaran dan evaluasi yang efektif, (2) pengembangan budaya sekolah, (3) peningkatan efektivitas manajemen sekolah, (4) penciptaan hubungan yang harmonis, dan sinergis antara sekolah dengan masyarakat, serta (5) pengisian muatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.

Program BBE-LE secara alami berada dalam kerangka MBS/MPMBS, karenakelima penekanan tersebut bersandar pada pengambilan keputusan di level masyarakat sekolah. Proses pembelajaran, evaluasi, kondisi sekolah, dan manajemen sekolah yang efektif sulit dilaksanakan pada pola sentralistik, tetapi akan menemukan kesempatan yang luas dalam konteks MBS/MPMBS. Pengisian muatan kurikulum yang dibutuhkan masyarakat pada BBE-LS akan mendorong partisipasi dalam hubungan yang harmonis, dan sinergis dengan masyarakat jika dikembangkan dalam konteks MBS/MPMBS, yang responsif dan antisipatif.c. Pemberian Block Grant

Peningkatan mutu pendidikan tidak dapat terlepas dari masalah dana, bahkan seringkali menjadi penghambat utama. Oleh karena itu, pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk memberikan berbagai kewenangan pada sekolah, antara lain pemberian block grant yang ditujukan langsung ke sekolah. Hal ini merupakan pengalihan proyek pemerintah yang pada masa yang lalau memberikan intervensi langsung dalam bentuk dan kadar yang sesungguhnya bisa dan lebih efisien, jika dilakukan oleh sekolah. Proyek ini mencakup pendirian dan rehabilitasi bangunan sekolah, penyediaan fasilitas dan bahan, serta pengembangan staf. Blok grant diberikan berdasarkan pada need assesment, prioritas, perencanaan dan keputusan sekolah bersama masyarakat yang dituangkan dalam proposal sekolah. Pendekatan bottom up ini, diharapkan dapat mendorong terciptanya suasana kondusif bagi peningkatan mutu pendidikan, seperti pengambilan keputusan secara partisipatif, penyusunan perencanaan yang jelas dan terarah, serta transparansi manajemen yang mencerminkan sifat otonomi sekolah.

Block grant yang telah diberikan adalah dana bantuan operasional manajemen mutu (BOMM) yang merupakan performance based grant, diberikan kepada sekolah yang memiliki potensi nyata untuk meningkatkan kinerja,namun terhambat oleh keterbatasan dana. Kategori ini meliputi life skill block grant yang diberikan mulai tahun ajaran 2002/2003. Block grant yang lain adalah matching grant, diberikan langsung ke sekolah dengan istilah bantuan imbal swadaya (BIS). Sifatnya agak berbeda dengan performance based grant, dana BIS bertujuan merangsang partisipasi finansial warga masyarakat, dengan mensyaratkan secara mutlak kemampuan sekolah bersama masyarakat untuk menyediakan dana swadaya (sharing cost). Dana swadaya tersebut tidak harus dalam bentuk uang, tetapi bisa dalam bentuk barang, dan jasa yang disediakan oleh warga sekolah dan masyarakat.d. Pemberdayaan MKKS dan MGMP

Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MPKKS) merupakan suatu wadah pertemuan atau perkumpulan kepala sekolah yang berada pada satu wilayah, kabupaten atau gugus sekolah, yang berfungsi sebagai sarana komunikasi, konsultasi, dan tukar pengalaman. Sesuai dengan perubahan paradigma pendidikan, hal tersebut perlu lebih diberdayakan, terutama untuk meningkatkan kualitas dan kinerja kepala sekolah sebagai ujung tombak inovasi dan reformasi pendidikan di sekolah ( school reform). Tujuan MGMP antara lain untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan pembelajaran yang bermutu sesuai kebutuhan peserta didik.Pada dasarnya wadah komunikasi profesi sangat diperlukan dalam memberikan kontribusi pada peningkatan keprofesionalan para anggotanya. Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kebijakan pemerintah tentang

Page 25: Krisis Amerika, Krisis Dunia - HENDRA PRIJATNA Web viewPerubahan peta ketenagakerjaan dari pertanian ke industri. ... teori organisasi dan perkembangan ... sedangkan aspek mikro melibatkan

peningktan mutu pendidikan, seyogyanya penyelenggaraan pertemuan MGMP dibiayai dengan dana mandiri dari sekolah atau para anggotanya.

Pemberdayaan MKKS dan MGMP memberikan banyak manfaat terhadap implementasi program school reform dan classroom reform, antara meningaktkan profesionalisme tenaga kependidikan dalam melayani peserta didik. Pemberdayaan forum MKKS dan MGMP sebagai wadah peningkatan profesionalisme, menuntut kepala sekolah untuk mengubah peran dan fungsinya sesuai dengan kebutuhan.e. Lomba-Lomba Keilmuan

Peningkatan mutu pendidikan menuntut kerja keras berbagai pihak, mulai tenaga pendidikan, orang tua, peserta didik, masyarakat, dan pemerintah untuk mencapai tujuan akhir yaitu sumberdaya manusia yang berkualitas. Untuk meraih cita-cita tersebut diperlukan nilai tambah yang menuntut penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mutakhir. Hal tersebut penting terutama untuk menghadapi persaingan di masa depan yang semakin keras, sehingga peserta didik perlu dipersiapkan sejak dini agar dapat berkompetisi dalam berbagai bidang kehidupan. Keperluan ini dapat dilakukan antara lain melalui berbagai kegiatan ilmiah dan lomba keilmuan, yang dimulai tingkat sekolah, kemudioan kegiatannya diintensifkan dalam konteks kehidupan yang lebih luas. Dalam hal ini, kondisi dan kesempatan yang diciptakan pemerintah, dan lembaga swasta melalui lomba keilmuan akan menumbuhkan semangat belajar yang tinggi, karena seleksinya dilakukan mulai tingkat sekolah sampai ke tingkat nasional bahkan menuju tingkat internasional.Bank, James, With Clegg, 1975, Teaching Strategis for Social Studies: Inquiry, Valuing and Decission Making ,

New York : White Plaens.Depdiknas. (2001). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Puskur Balitbang Depdiknas.Gumelar, Awan dan Tjep Dahyat. (2002). Kapita Selekta MBS: Pengelolaan Pendidikan yang Profesional

Berwawasan MasaDepan, Relevan dan Lebih Bermutu. Bandung: Gatra Karya Prima.Hamalik, Oemar. (2002). Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara.Mulyasa, E. (2002). Kurikulum Berbasisi Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung:

Remaja Rosdakarya.Hasan Hamid. S. ( 1996 ). Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta : Direktorat Pendidikan Tinggi.Ibrahim, M.Sc. 1988. Inovasi Pendidikan. Dep.Dik.Bud. DirJed Pendidikan Tinggi. Jakarta.Ibrahim, R dan Sukmadinata, N., S.. (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.Komariah Aan. ( 2006 ). Kualifikasi, Kompetensi dan Sertifikasi Sebagai Jaminan Mutu Guru Profesional “

Makalah pada Konfrensi Internasional Bersama Kedua UPI – UPSI “. Bandung : UPI – UPSI.Mulyasa, E. (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya.Nasution, S. (2003). Asas-asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.Purwanto, M, Ngalim. (2001). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja RosdakaryaSanjaya Wina. ( 2006 ). Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media.Sardiman A.M. ( 2006 ). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar/ Bab VIII. Jakarta Jakarta : Raja Grafindo

Persada.Saud Saefudin Udin. H. Dan Suherman Ayi. ( 2006 ). Inovasi Pendidikan (Inovasi Kurikulum Berbasis

Masyarakat). Bandung : Universitas Pensisikan Indonesia.Supriatna Nana. ( 2007 ). Konstruksi Pembelajaran Sejarah Kritis. Bandung : Historia Utama Prees.Sukmadinata, N., S. (2005). Pengembangan Kurikulum : Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.Sumantri, M, Numan. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: Remaja Rosdakarya.Sumantri, Mulyana. (1998). Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Depdiknas.Suwarma Al Muctar, 2001, Pendidikan dan Masalah Sosial Budaya, Bandung : Gelar Pustaka Mandiri.Suwarma Al Muctar, 2004, Pengembangan Berpikir dan Nilai dalam Pendidikan IPS, Bandung : Gelar Pustaka

Mandiri.Tilaar, H.A.R. (1999). Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia. Bandung: Remaja

Rosdakarya.