17
KUMBAH LAMBUNG A. Pengertian Kumbah lambung adalah membersihkan lambung dengan cara memasukan dan mengeluarkan air ke/dari lambung dengan menggunakan NGT ( Naso Gastric Tube ) Lavage lambung adalah metoda alternatif yang umum untuk pengosongan lambung, di mana cairan seperti normal saline dimasukkan ke dalam lambung melalui selang orogastrik atau nasogastrik dengan diameter yang besar dan kemudian dibuang dalam upaya untuk membuang bagian dari agen yang teringesti sebelum diabsorpsi. Selama lavage, isi lambung dapat dikumpulkan untuk mengidentifikasi toksin atau obat. Lavage lambung dianjurkan untuk pasien dengan depresi status mental atau tidak ada refleks muntah, atau bagi mereka yang dengan pemberian SOI telah gagal untuk menghasilkan emesis. Untuk mengeluarkan bahan-bahan khusus secara efektif, termasuk seluruh kapsul atau tablet, harus digunakan selang orogastrik yang besar. Ukuran selang orogastrik untuk orang dewasa atau anak remaja adalah 36 sampai 40 FR, sedangkan untuk anak-anak adalah sampai 16 sampai 28 Fr. Selang nasograstrik standard kurang disukai karena ukurannya yang kecil, namun bisa menyebabkan trauma mukosal dan epistaksis. Untuk tindakan lavage pasien dibaringkan dalam posisi dekubitus lateral sebelah kiri, dengan bagian kepala lebih rendah dari pada bagian kaki. Prosedur ini memerlukan

KUMBAH LAMBUNG

Embed Size (px)

DESCRIPTION

gawat darurat

Citation preview

Page 1: KUMBAH LAMBUNG

KUMBAH LAMBUNG

A. Pengertian

Kumbah lambung adalah membersihkan lambung dengan cara memasukan dan

mengeluarkan air ke/dari lambung dengan menggunakan NGT ( Naso Gastric Tube )

Lavage lambung adalah metoda alternatif yang umum untuk pengosongan lambung,

di mana cairan seperti normal saline dimasukkan ke dalam lambung melalui selang orogastrik

atau nasogastrik dengan diameter yang besar dan kemudian dibuang dalam upaya untuk

membuang bagian dari agen yang teringesti sebelum diabsorpsi. Selama lavage, isi lambung

dapat dikumpulkan untuk mengidentifikasi toksin atau obat. Lavage lambung dianjurkan

untuk pasien dengan depresi status mental atau tidak ada refleks muntah, atau bagi mereka

yang dengan pemberian SOI telah gagal untuk menghasilkan emesis.

            Untuk mengeluarkan bahan-bahan khusus secara efektif, termasuk seluruh kapsul atau

tablet, harus digunakan selang orogastrik yang besar. Ukuran selang orogastrik untuk orang

dewasa atau anak remaja adalah 36 sampai 40 FR, sedangkan untuk anak-anak adalah sampai

16 sampai 28 Fr. Selang nasograstrik standard kurang disukai karena ukurannya yang kecil,

namun bisa menyebabkan trauma mukosal dan epistaksis.

            Untuk tindakan lavage pasien dibaringkan dalam posisi dekubitus lateral sebelah kiri,

dengan bagian kepala lebih rendah dari pada bagian kaki. Prosedur ini memerlukan corong

yang dipasang (atau kateter dengan kateter berujung spuit) pada ujung selang orogastrik dan

memasukan 150 sampai 200 ml air atau larutan saline (50-100 ml pada anak-anak) ke dalam

lambung. Dengan meletakkan corong dan selang lebih rendah di bawah pasien akan

memungkinkan cairan untuk mengalir gravitasi. Prosedur ini diulang samapi keluar cairan

yang jernih atau sedikitnya menggunakan cairan sebanyak 2 liter. Intubasi nasotrakeal atau

endotrakheal akan diperlukan untuk melindungi jalan udara.

            Komplikasi-komplikasi lavage lambung termasuk perforasi esofagus, aspirasi

pulmonal, ketidakseimbangan elektrolit, tensi pneumatoraks, dan hipotermia pada anak-anak

kecil bila menggunakan larutan lavage yang dingin.

            Lavage menjadi kontraindikasi pada ingestasi kaustik karena adanya risiko terhadap

perforasi esofagus, dan pada kejang yang tidak terkontrol karena risiko trauma dan aspirasi.

Page 2: KUMBAH LAMBUNG

B.  Tujuan

1.      Membuang racun yang tidak terabsorbsi setelah racun masuk sal pencernaan

2.      Mendiagnosa perdarahan lambung

3.      Membersihkan lambung sebelum prosedur endoscopy

4.      Membuang cairan atau partikel dari lambung

C.  Indikasi

1. Pasien yang keracunan makanan atau obat tertentu kurang dari 1 jam

2. Overdosis obat/narkotik

3. Terjadi perdarahan lama (hematemesis Melena) pada saluran pencernaan atas.

4. Sebelum operasi perut atau biasanya sebelum dilakukan endoskopi

5. Persiapan operasi lambung

6. Persiapan tindakan pemeriksaan lambung

7. Tidak ada refleks muntah

8. Gagal dengan terapi emesis

9. Pasien dalam keadaan sadar

Tindakan ini dapat dilakukan dengan tujuan hanya untuk mengambil contoh racun

dari dalam tubuh, sampai dengan menguras isi lambung sampai bersih. Untuk mengetes

benar tidaknya tube dimasukkan ke lambung, harus didengarkan dengan menginjeksekan

udara dan kemudian mendengarkannya. Hal ini untuk memastikan bahwa tube tidak masuk

ke paru-paru.

1. Cairan yang digunakan

Pada anak-anak, jika menggunakan air biasa untuk membilas lambung akan

berpotensi hiponatremi karena merangsang muntah. Pada umumnya digunakan air

hangat (tap water) atau cairan isotonis seperti Nacl 0,9 %. Pada orang dewasa

menggunakan 100-300 cc sekali memasukkan, sedangkan pada anak-anak 10 cc/kg

dalam sekali memasukkan ke lambung pasien.

 

2. Persiapan pelaksanaan

Pada keadaan darurat, misalnya pada pasien yang keracunan, tidak ada

persiapan khusus yang dilakukan oleh perawat dalam melaksanakan bilas lambung,

akan tetapi pada waktu tindakan dilakukan untuk mengambil specimen lambung

Page 3: KUMBAH LAMBUNG

sebagai persiapan operasi, biasanya dokter akan menyarankan akan pasien puasa

terlebih dahulu atau berhenti dalam meminum obat sementara.

3. Prosedur Tindakan

Sebuah pipa dimasukkan kedalam lambung melalui mulut atau hidung lalu ke

esophagus. Dan berakhir di lambung. Kadang-kadang obat anti nyeri/anastesi harus

diberikan untuk mengurangi rasa sakit dan iritasi pada pasien. Dan mencegah pasien

untuk memuntahkan kembali tube/pipa yang sedang di masukkan. Peralatan suction di

siapkan apabila terjadi aspirasi isi perut. Bilas lambung terus diulangi pada pasien

yang keracunan sampai perutnya bersih. Pada pasien yang tidak sadar dan tidak dapat

menjaga jalan nafas mereka, sebelum dilakukan bilas lambung/ menginseresikan tube

untuk bilas lambung, terlebih dahulu pada pasien dipasang intubasi.

4. Kontra Indikasi

Pada pasien yang mengalami cedera/injuri pada system pencernaan bagian

atas, menelan racun yang bersifat keras/korosif pada kulit, daln mengalami cedera

pada jalan nafasnya, serta mengalami perforasi pada saluran cerna bagian atas.

komplikasi

1. Aspirasi

2. Bradikardi

3. Hiponatremia

4. Epistaksis

D. Kontra Indikasi

1. Kumbah lambung tidak dilakukan secara rutin dalam penatalaksanaan pasien dengan

keracunan.Kumbah lambung dilakukan ketika pasien menelan subtansi toksik yang

dapat mengancam nyawa,dan prosedur dilakukan selama 60 menit setelah tertelan.

2. Pasien kejang

3. Kumbah lambung dapat mendorong tablet ke dalam duodenum selain mengeluarkan

tablet tersebut.

4. Kumbah lambung dikontraindikasikan untuk bahan-bahan toksik yang tajam dan

terasa membakar (resiko perforasi esophageal).Kumbah lambung tidak dilakukan

Page 4: KUMBAH LAMBUNG

untuk bahan toksik hidrokarbon (resiko aspirasi),misalnya : camphor, hidrokarbon,

halogen, hidrokarbon aromatic, pestisida

5. Kumbah lambung dikontraindikasikan untuk pasien yang menelan benda asing yang

tajam dan besar

6. Pasien tanpa gag reflex atau pasien dengan pingsan (tidak sadar) membutuhkan

intubasi sebelum kumbah lambung untuk mencegah inspirasi.

7. Spasme laring

8. Hipoksia dan hiperkapnia

9. Injuri mekanik pada leher, eksofagus dan saluran percernaan atas

10. Ketidakseimbangan antara cairan dan elektrolit

11. Pasien yang berontak memperbesar resiko komplikasi

Kebijakan

1. Adanya permintaan tertulis dari dokter.

2. pastikan NGT masuk kedalam lambung, kemudian difiksasi.

3. Tinggi corong dari pasien + 30 cm.

4. Tersedia peralatan seperti :

- NGT

- Corong

- Cairan yang diperlukan sesuai kebutuhan

- Plester dan gunting

- Ember penampung cairan

- Stetoskop

- Spuit 20 cc

- Tissue / kain kasa

- Bengkok

- Sarung tangan

- Klem

- Gliserin

Page 5: KUMBAH LAMBUNG

E. Persiapan alat

1. Baki berisi NGT lengkap dengan corong sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan

2. Ukuran NGT

a. No 14-20 untuk ukuran dewasa

b. No. 8-16 untuk anak-anak

c. No.5-7 untuk bayi

3. 2 buah baskom

4. Perlak dan handuk sebagai pengalas

5. Stetoskop

6. Spuit 10 cc

7. Plester

8. Piala ginjal dan kom penampung

9. Air hangat 1 sampai 2 liter

10. Kassa/tissue,

11. Jelly

12. Susu hangat

F.  Persiapan pasien

Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan,mengadakan pendekatan kepada anak

atau keluarga dengan memberikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan sesuai

dengan tingkat perkembangan dan kemampuan berkomunikasi.

G.   Langkah-langkah

1. Mencuci tangan

2. Perawat memakai skort

3. Perlak dan alas dipasang disamping pasien

4. NGT di ukur dari epigastrium sampai pertengahan dahi kemudian diberi tanda

5. Ujung atas NGT diolesi jelly,bagian ujung bawah diklem

6. NGT dimasukkan perlahan-lahan melalui hidung pasien sambil disuruh menelannya

( bila pasien sadar )

7. Periksa apakah NGT betul-betul masuk lambung dengan cara ;

Page 6: KUMBAH LAMBUNG

a. Masukan ujung NGT kedalambaskom yang berisi air,jika tidak ada gelembung

Maka NGT sudah masuk kedalam lambung.

b. Masukan Udara dengan spuit 10cc dan didengarkan pada daerah lambung dengan

menggunakan stetoskop.setelah yakin pasang plester pada hidung untuk

memfiksasi NGT.

8. Setelah NGT masuk pasien diatur dengan posisi miring tanpa bantal atau kepala lebih

rendah selanjutnya klem dibuka.

9. Corong dipasang diujung bawah NGT,air/susu dituangkan kedalam corong jumlah

cairan sesuai kebutuhan.cairan yang masuk tadi dikeluarkan dan ditampung dalam

baskom.

10. Pembilasan lambung dilakukan berulang kali sampai air yang keluar dari lambung

sudah jernih.

11. Jika air yang keluar sudah jernih Selang NGT dicabut secara pelan-pelan dan

diletakan dalam baki.

12. Setelah selesai pasien dirapikan,mulut dan sekitarnya dibersihkan dengan tissue

jelaskan pada pasien bahwa prosedur yang dilakukan telah selesai.

13. Alat-alat dikemas dan dibersihkan

14. Perawat mencuci tangan

15. Mencatat semua tidakan yang telah dilakukan pada status pasien

Hal-hal yang perlu dicatat dan diperhatikan:

a. Keadaan pasien sebelum, selama dan sesudah irigasi

b. Waktu dan lamanya pelaksanaan

c. Jumlah cairan yang masuk dan keluar serta warnanya

d. Petugas yang melaksanankan

e. Periksa sonde lambung sebelum digunakan (bila pasien belum terpasang sonde)

apakah tidak tersumbat, tidak rapuh.

f. Suhu cairan yang dimasukan tidak boleh lebih dari 370C untuk mencegak iritasi pada

selaput lendir lambung.

g. Bila terjadi reaksi batuk-batuk atau sianosis pada waktu memasukan sonde, sonde

segera dicabut.

h. Bila pasien menggunakan gigi palsu harus segera dikeluarkan sebelum pemasangan

sonde

Page 7: KUMBAH LAMBUNG

i. Bila cairan yang keluar bercampur darah, pengumbahan cairan harus segera

dihentikan.

j. Bila ada hambatan waktu memasukan sonde tidak boleh dipaksa

PROSEDUR LA VASE LAMBUNG (Pada kondisi tertentu)

No LANGKAH-LANGKAH RASIONAL

Lepaskan gig palsu dan inspeksi rongga

mulut untuk adanya gigi lepas.

Ini akan mencegah aspirasi gigi yang

tidak disengaja.

Ukur jarak antara batang hidung dan

prosesus xifoideus. Tandai selang dengan

plester.

Jarak ini adalah pengukuran rule-of-

tumb dan jarak selang yang dimasukan

sampai mencapai lambung. Hal ini

menghindari penggulungan dan

pelipatan kelebihan selang dalam

lambung.

Lumasi selang dengan pelumas. Pelumasan memudahkan insersi

selang.

Pada pasien koma, pasien di intubasi dengan

selang nasotrakea atau endotrakea dengan

cufi.

Cuf selang nasotrakea atau endotrakea

mencegah aspirasi di lambung.

Termpatkan pasien pada posisi lateral kiri

dengan kepala di turunkan sekitar 150 ke

bawah.

Posisi ini menurunkan pasase isi

lambung ke dalam duodenum selama

lavase dan meminimalkan aspirasi

dalam paru.

Masukan selang dalam rute oral sambil

memperhatikan kepala pada posisi netral.

Masuka selang sampai tanda plester kira-

kira 15 cm, setelah selang lavase dimasukan,

kepala meja di turunkan. Seidiakan

pengusap yang siap pakai.

Kedalaman insersi selang akan

bervariasi dengan uluran pasien. Bila

selang memasuki trakea bukan

esofagus, pasien akan mengalami

batuk dispnea, stridor dan sianosis.

Konfirmasi positif pemasangan selang

dapat dilakukan dengan sinar X.

Aspirsi isi lambung dengan spuit yang Aspirasi dilakukan untuk menentukan

Page 8: KUMBAH LAMBUNG

disambungkan ke selang sebelum mengisi

air ata antidote. Simpan spesimen untuk

penelitian.

bahwa selang ada dalam lambung dan

untuk mengeluarkan isi lambung.

Konfirmasi positif pemasangan selang

dapat dilakukan dengan sinar X.

Lepaskan spuit. Sambungkan saluran ke

ujung selang, atau gunakan spuit 50 mL

untuk mengijensikan larutan lavase dalam

selang lambung. Volume cairan yang

dimasukan ke lambung harus sedikit demi

sedikit.

Pengisian berlebihan lambung dapat

menyebabkan regurgitasi dan aspirasi

atau kekuatan isi lambung melalui

pylorus.

Tinggikan saluran di atas kepala pasien dan

tuang kira-kira 150-200 mL larutan ke

dalam saluran.

Posisi yang lebih tinggi dapat

membantu dala aliran air menuju

lambung.

Turunkan saluran dan biarkan isi lambung

ke luar ke dalam wadah.

Cairan harus mengalir dengan bebas

dan mengalir karena gravitasi.

Simpan sampel dan du pencucian pertama. Di isolasi dan pencucian lain untuk

analisis toksikologik.

Ulangi prosedur lavase sampai aliran balik

relatif bersih dan tidak ada bahan partikel

yang terlihat.

Ini biasanya memerlukan vulume tidal

sedikitnya 2 Liter, beberapa praktisi

menganjurkan 5-20 Liter.

Pada penyelesaian lavase:

Lambung mungkin masih kososng.

Suatu absorben (bentuk bubuk dan

karbon teraktifasi di campur dengan

air untuk membentuk larutan,

konsistensi sup kental), dapat di

isikan dalam selang dan tetap di

biarkan dalam selang.

Kataritik salin dapat dimasukan ke

dalam selang.

Karbon teraktifasi

menurunkana absorpsi dengan

absorpsi (yang melekat pada

permukaannya), banyak

subtansi ini membuat racun

tidak dapat masuk ke dalam

sirkulasi, karena mengurangi

toksitasnya.

Kataritik dapat diberikan untuk

memperlancar eliminasi materi

sisa yang tercemar.

Pijit selang selama pengangkatan atau

pertahankan penghisapan sambil selang di

Pemijatan selang mencegah aspirasi

dan stimulasi rangsangan menelan.

Page 9: KUMBAH LAMBUNG

tarik. Mempertahankan kepala pasien lebih

rendah dan tubuh juga membantu

mencegah rangsangan refleks

menelan.

Ingatkan/jelaskan pada pasien bahwa

fecesnya akan berwarna hitam karena

karbon.

Agar pasien tidak merasa terkejut

dengan perubahan warna fecesnya

setelah diberikan tindakan.

Jawaban:

1. Berdasarkan dari keterangan yang disampaikan anak pasien dapat kita simpulkan Ny. S

mengalami keracunan makanan jamur yang dimakannya.

2. Indikasi yang perlu dilakukan tindakan pemasangan NGT meliputi:

a. Pasien yang keracunan makanan atau obat tertentu kurang dari 1 jam

b. Overdosis obat/narkotik

c. Terjadi perdarahan lama (hematemesis Melena) pada saluran pencernaan atas.

d. Sebelum operasi perut atau biasanya sebelum dilakukan endoskopi

e. Persiapan operasi lambung

f. Persiapan tindakan pemeriksaan lambung

g. Tidak ada refleks muntah

h. Gagal dengan terapi emesis

i. Pasien dalam keadaan sadar

3. Kriteria dilakukan kumbah lambung pada Ny. S adalah :

a. Pasien yang keracunan makanan atau obat tertentu kurang dari 1 jam

b. Persiapan tindakan pemeriksaan lambung

c. Tidak ada refleks muntah

d. Pasien dalam keadaan sadar

4. Tujuan pemasangan NGT:

a. Membuang racun yang tidak terabsorbsi setelah racun masuk sal pencernaan

b. Mendiagnosa perdarahan lambung

c. Membersihkan lambung sebelum prosedur endoscopy

Page 10: KUMBAH LAMBUNG

d. Membuang cairan atau partikel dari lambung

5. Cara memasukan sonde lambung pada pasien tidak sadar:

Lepaskan gig palsu dan inspeksi rongga mulut untuk adanya gigi lepas.

Ukur jarak antara batang hidung dan prosesus xifoideus. Tandai selang

dengan plester.

Lumasi selang dengan pelumas.

Pada pasien koma, pasien di intubasi dengan selang nasotrakea atau

endotrakea dengan cufi.

Termpatkan pasien pada posisi lateral kiri dengan kepala di turunkan

sekitar 150 ke bawah.

Masukan selang dalam rute oral sambil memperhatikan kepala pada posisi

netral. Masuka selang sampai tanda plester kira-kira 15 cm, setelah selang

lavase dimasukan, kepala meja di turunkan. Seidiakan pengusap yang siap

pakai.

Aspirsi isi lambung dengan spuit yang disambungkan ke selang sebelum

mengisi air ata antidote. Simpan spesimen untuk penelitian.

Lepaskan spuit. Sambungkan saluran ke ujung selang, atau gunakan spuit

50 mL untuk mengijensikan larutan lavase dalam selang lambung. Volume

cairan yang dimasukan ke lambung harus sedikit demi sedikit.

Tinggikan saluran di atas kepala pasien dan tuang kira-kira 150-200 mL

larutan ke dalam saluran.

Turunkan saluran dan biarkan isi lambung ke luar ke dalam wadah.

Simpan sampel dan du pencucian pertama.

Ulangi prosedur lavase sampai aliran balik relatif bersih dan tidak ada

bahan partikel yang terlihat.

Pada penyelesaian lavase:

Page 11: KUMBAH LAMBUNG

Lambung mungkin masih kososng.

Suatu absorben (bentuk bubuk dan karbon teraktifasi di campur

dengan air untuk membentuk larutan, konsistensi sup kental), dapat

di isikan dalam selang dan tetap di biarkan dalam selang.

Kataritik salin dapat dimasukan ke dalam selang.

Pijit selang selama pengangkatan atau pertahankan penghisapan sambil

selang di tarik.

Ingatkan/jelaskan pada pasien bahwa fecesnya akan berwarna hitam karena

karbon.

6. Cara mengevaluasi ketepatan sonde lambung adalah dengan cara memasukan

pangkalnya ke dalam air, klemnya di buka. Jika ternyata sonde masuk lambung,

tandanya tidak ada gelembung udara yang keluar. Sebaliknya jika gelembung udara yang

keluar banyak dan berentetan hal ini menandakan sonde masuk ke paru-paru, maka

sonde harus segera di cabut. Masukan Udara dengan spuit 10cc dan didengarkan pada

daerah lambung dengan menggunakan stetoskop.setelah yakin pasang plester pada

hidung untuk memfiksasi NGT.

7. Cara mengevaluasi keberhasilan bilas lambung adalah ketika cairan yang keluar dari

lambung berwarna bening dan tidak terdapat bau.

8. Hal ayng perlu diperhatikan pada tindakan bilas lambung dengan terpasang NGT tetap

adalah:

a. Periksa sonde lambung sebelum digunakan (bila pasien belum terpasang sonde)

apakah tidak tersumbat, tidak rapuh.

b. Suhu cairan yang dimasukan tidak boleh lebih dari 370C untuk mencegak iritasi

pada selaput lendir lambung.

c. Bila terjadi reaksi batuk-batuk atau sianosis pada waktu memasukan sonde, sonde

segera dicabut.

d. Bila pasien menggunakan gigi palsu harus segera dikeluarkan sebelum

pemasangan sonde

e. Bila cairan yang keluar bercampur darah, pengumbahan cairan harus segera

dihentikan.

Page 12: KUMBAH LAMBUNG

f. Bila ada hambatan waktu memasukan sonde tidak boleh dipaksa