Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KKN UNNES BERSAMA LAWAN COVID
Pemberdayaan Masyarakat 19 dengan Mengenal Potensi Desa Berbasis Edukasi
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
1. DUA DESA KECAMATAN ALIAN KABUPATEN KEBUMEN
2. TIGA BELAS DESA KECAMATAN KEBUMEN KABUPATEN KEBUMEN
3. TUJUH DESA KECAMATAN PEJAGOAN KABUPATEN KEBUMEN
4. DUA DESA KECAMATAN SRUWENG KABUPATEN KEBUMEN
5. DUA DESA KECAMATAN ADIMULYO KABUPETEN KEBUMEN
KUMPULAN ARTIKEL
KKN UNNES BERSAMA LAWAN COVID-19
Pemberdayaan Masyarakat Kebumen dalam Menghadapi Situasi Pandemi Covid19 dengan Mengenal Potensi Desa Berbasis Edukasi
PUSAT PENGEMBANGAN KKN
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2020
DESA KECAMATAN ALIAN KABUPATEN KEBUMEN
DESA KECAMATAN KEBUMEN KABUPATEN KEBUMEN
DESA KECAMATAN PEJAGOAN KABUPATEN KEBUMEN
DESA KECAMATAN SRUWENG KABUPATEN KEBUMEN
DESA KECAMATAN ADIMULYO KABUPETEN KEBUMEN
Kebumen dalam Menghadapi Situasi Pandemi Covid-19 dengan Mengenal Potensi Desa Berbasis Edukasi
MASYARAKAT
DESA KECAMATAN KEBUMEN KABUPATEN KEBUMEN
DESA KECAMATAN PEJAGOAN KABUPATEN KEBUMEN
DESA KECAMATAN SRUWENG KABUPATEN KEBUMEN
DESA KECAMATAN ADIMULYO KABUPETEN KEBUMEN
Kumpulan artikel ini terdiri dari mahasiswa KKN BMC UNNES 2020 di Kabupaten Kebumen, dimana terdapat 8 kelompok yaitu :
Kelompok 1
1. Febri Fera 2. Nahdiah Masayu 3. Farida Pramestian 4. Yuni Kartika 5. Fathurrohmah Hasanah
Kelompok 2
1. Hannifah Rizky Amaliani 2. Bisri Rahayuningsih 3. Riska Suranti 4. Oktav Awangga Putra 5. Muhammad Fahmi Yazid
Kelompok 3
1. Nurul Ailia 2. Ida Agustina 3. Anugrah Putra Wibowo 4. Sabri Anami 5. Nisrina Khoerunisa
Kelompok 4
1. Fina Nazilaturrohmah 2. Galuh Dwi Novanda 3. Rachmadhani Adiningrum 4. Cholifatul Chusna 5. Laeli Puji Lestari
Kelompok 5
1. Fernanda Aristiya 2. Ahmad Jundi Al Faruq 3. Windy Augustiani 4. Nafa Ul Fadilah 5. Erina Dwi Saputri
Kelompok 6
1. Ghina Alfiyah Wibowo 2. Ayi Suprihatin 3. Tiara Asty Ananda 4. Marlia Farah Nurulita 5. Nila Mahsa Wilona Damayanti
Kelompok 7
1. Fani Rahmasari 2. Dwi Endah Pratiwi 3. Tri Dewi Yuliyanti 4. Aditya Putri Saraswati 5. Alfin Zamhari
Kelompok 8
1. Vira Mulyawati 2. Laurida Rieska Utami 3. Sekar Arum Pamutri 4. Elia Rusmawati
Vol.X No.Y Juni 2016, hal. A-B p-ISSN: 2460-5514 e-ISSN: 2502-6518
6
PENERAPAN POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT UNTUK
MENINGKATKAN IMUNITAS TUBUH DI DESA
KALIRANCANG, ALIAN, KEBUMEN
Oleh: Yuni Kartika1, Farida Pramestian2, Nahdiah Masayu3, Fathurrohmah Hasanah4, Febri Fera5, Ridwan Arifin6
1Jurusan Biologi, Universitas Negeri Semarang, 2Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa, Universitas Negeri Semarang, 3Jurusan Bahasa dan Sastra Asing, Universitas Negeri Semarang, 4Jurusan Matematika,
Universitas Negeri Semarang, 5Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, Universitas Negeri Semarang, 6Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Negeri Semarang
[email protected], [email protected], [email protected], [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Pola hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Kelompok mahasiswa KKN BMC UNNES 2020 memiliki misi untuk menjadikan masyarakat Desa Kalirancang, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah menyadari akan pentingnya menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam masa pandemi Covid-19. Metode pelaksanaan program KKN ini meliputi sosialisasi dan penyuluhan penerapan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) secara langsung kepada masyarakat Desa Kalirancang, Kecamatan Alian yang dijadikan objek. Beberapa kegiatan yang dilakukan diantaranya menimbang bayi setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan menggunakan sabun, pola makan yang sehat, dan melakukan aktivitas tubuh. Hasil yang dicapai melalui beberapa kegiatan tersebut yaitu mampu menyadarkan masyarakat akan pentingnya menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) serta dapat memberi pengetahuan kepada masyarakat terkait bagaimana menerapkan pola hidup bersih dan sehat secara tepat sehingga masyarakat dapat menerapkan PHBS secara rutin dalam kehidupan sehari-hari. Kata Kunci: pola hidup bersih dan sehat (PHBS), Desa Kalirancang, sosialisasi
Abstract
A clean and healthy lifestyle (PHBS) is a set of behaviors that are practiced on the basis of awareness as a result of learning that makes a person, family, group or community able to help themselves (independently) in the health sector and play a role in realizing public health. The student group KKN BMC UNNES 2020 has a mission to make the people of Kalirancang Village, Alian District, Kebumen Regency, Central Java aware of implementing a clean and healthy lifestyle (PHBS) in their daily life, especially during the Covid-19 pandemic. The method of implementing KKN includes socialization and counseling on the application of a clean and healthy lifestyle (PHBS) directly to the people of Kalirancang Village, Alian District, which is the object. Several activities are carried out, such as weighing the baby every month, using clean water, washing hand use soap, healthy eating patterns, and doing bodily activities. The results achieved through these activities are being able to make people aware of the importance of implementing a clean and healthy lifestyle (PHBS) and can provide knowledge to the community regarding how to properly implement a clean and healthy lifestyle so that people can implement PHBS regularly in their daily life. Keywords: clean and healthy lifestyle (PHBS), Kalirancang Village, socialization
_____________________________________________________________________________ PENDAHULUAN Saat ini, Indonesia tengah menghadapi tantangan serius berupa beban ganda penyakit. Pada era 1990-an, penyebab kematian dan kesakitan terbesar di Indonesia adalah penyakit menular seperti Infeksi
Saluran Pernapasan Atas (ISPA), Tuberkulosis (TBC), dan Diare. Kemudian sejak 2010, penyakit tidak menular (PTM) seperti Stroke, Jantung, dan Kencing manis memiliki proposi lebih besar di pelayanan kesehatan (Suryani et al., 2019). Namun, dewasa ini seluruh dunia tengah gempar akibat pandemi Coronavirus Disease 2019
Yuni Kartika, dkk, Penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat…
7
(Covid-19) termasuk di Indonesia. Penyakit Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh coronavirus yang baru muncul yang pertama dikenali muncul di Wuhan, Tiongkok, pada bulan Desember 2019. Pengurutan genetika virus ini mengindikasikan bahwa virus ini berjenis betacoronavirus yang terkait erat dengan virus SARS (World Health Organization, 2020). Penyakit ini dapat menular antar manusia hingga menyebabkan kematian. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia menghimbau masyarakatnya untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19. Pola hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Perwujudan kesehatan masyarakat dapat dilakukan melalui PHBS yakni setiap individu harus sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS. Cakupan dalam PHBS antara lain mencuci tangan menggunakan sabun, mengkonsumsi makanan dan minuman sehat, menggunakan jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak mengkonsumsi narkoba, alkohol, psikotropika dan zat aditif lainnya (NAPZA), tidak meludah sembarang tempat, memberantas jentik-jentik nyamuk (Simbolon & Simorangkir, 2018). Septianto et al., (2020) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pola hidup sehat didapat dari mereka yang memperhatikan keadaan tubuhnya, rajin berolahraga, makan, dan tidur yang cukup, sehingga hal tersebut akan menjadikan kualitas hidup seseorang meningkat. Sebaliknya, pola hidup tidak sehat didapat dari mereka yang tidak memperhatikan keadaan tubuhnya, makan yang tidak seimbang dengan aktivitasnya, dan jarang melakukan olahraga, sehingga hal tersebut akan menyebabkan sistem imun tubuh masyarakat terganggu. Sistem imun merupakan sistem koordinasi respons biologik yang bertujuan melindungi integritas dan identitas individu serta mencegah invasi organisme dan zat yang berbahaya di lingkungan yang dapat merusak dirinya. Sistem imun mempunyai sedikitnya tiga fungsi utama. Yang pertama
adalah suatu fungsi yang sangat spesifik yaitu kesanggupan untuk mengenal dan membedakan berbagai molekul target sasaran dan juga mempunyai respons yang spesifik. Fungsi kedua adalah kesanggupan membedakan antara antigen diri dan antigen asing. Fungsi ketiga adalah fungsi memori yaitu kesanggupan melalui pengalaman kontak sebelumnya dengan zat asing patogen untuk bereaksi lebih cepatdan lebih kuat daripada kontak pertama (Munasir, 2016). Sayangnya, sebagian besar masyarakat Indonesia, khususnya Jawa Tengah masih mengabaikan penerapan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan data yang diperoleh dari Laporan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018 sampai Tahun 2023 bahwa tingkat persentase Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Jawa Tengah sebesar 28% (Kesehatan & Jawa, 2012). Persentase tersebut menunjukkan tingkat kesadaran masyarakat Jawa Tengah untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) masih sangat rendah. Salah satu desa di provinsi Jawa Tengah yang masih mengabaikan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah desa Kalirancang. Kalirancang adalah desa yang terletak di Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Di desa Kalirancang terlihat bahwa sebagian masyarakat yang menetap disana tidak menghiraukan masalah penerapan pola hidup bersih dan sehat. Berdasarkan data dari Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Pemerintah Kabupaten Kebumen bahwa angka kejadian pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang diperbarui pada hari Selasa, tanggal 1 September 2020 terdapat sebanyak 212 orang dengan rincian 41 orang dirawat, 158 orang sembuh, dan 6 orang meninggal dunia. Oleh karena itu, sangat penting menghimbau masyarakat Kebumen khususnya desa Kalirancang untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis merumuskan artikel tentang bagaimana menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk masyarakat Desa Kalirancang di masa pandemi Covid-19. METODE A. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan ini adalah dengan melakukan sosialisasi dan penyuluhan penerapan Pola Hidup
Vol.X No.Y Juni 2016, hal. A-B p-ISSN: 2460-5514 e-ISSN: 2502-6518
8
Bersih dan Sehat (PHBS) secara langsung kepada masyarakat Desa Kalirancang Kecamatan Alian yang dijadikan obyek.
B. Waktu Pelaksanaan Program kegiatan sosialisasi dan
penyuluhan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dilaksanakan sebanyak empat kali dengan setiap pertemuan satu jam setengah, yaitu: 1. Tanggal 14 Juli 2020 dilaksanakan
edukasi Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada anak-anak masyarakat Desa Kalirancang melalui media edukasi poster.
2. Tanggal 17 Juli 2020 dilaksanakan kegiatan senam lansia.
3. Tanggal 21 Juli 2020 dilaksanakan edukasi Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) untuk ibu-ibu dan lansia di Desa Kalirancang.
4. Tanggal 16 Agustus 2020 dilaksanakan kegiatan sosialisasi dan penyuluhan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Kegiatan ini dilaksanakan di RT 2, RW 3, Dusun Kedungsemut Kulon, Desa Kalirancang, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen.
C. Jenis Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian ini,
peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif.
D. Fokus Penelitian Penelitian ini difokuskan pada hal-hal
sebagai berikut: 1. Perilaku hidup bersih dan sehat
masyarakat Desa Kalirancang, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, dengan indikator:
• Menimbang bayi setiap bulan
• Menggunakan air bersih
• Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
• Makan buah dan sayur setiap hari
• Melakukan aktivitas tubuh 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku hidup bersih dan sehat di Desa Kalirancang, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, dengan indikator:
• Tingkat pendidikan
• Fasilitas Kesehatan
E. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi: 1. Data primer, yaitu data yang
diperoleh dengan jalan terjun langsung ke obyek penelitian. hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data secara empiris.
2. Data sekunder, yaitu data pendukung atau data pelengkap yang dapat diperoleh dalam penelitian ini dengan tidak harus terjun langsung pada obyek penelitian. Salah satu kegunaan data sekunder ini adalah sebagai penguat dasar analisa teori yang ada hubungannya dengan tema penelitian ini.
HASIL DAN PEMBAHASAN
PHBS menurut Kementrian Kesehatan merupakan kependekan dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang berarti perilaku kesehatan yang dilakukan karena kesadaran pribadi sehingga keluarga dan seluruh anggotanya mampu menolong diri sendiri pada bidang kesehatan serta memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat.
Gambar 1. PHBS
Di masa pandemi ini, Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat pada dasarnya merupakan sebuah kebiasaan sederhana dengan upaya meningkatkan imun tubuh agar terhindar dari virus, baik untuk diri sendiri maupun orang lain disekitar kita.
Manfaat PHBS yang paling utama adalah terciptanya masyarakat yang sadar kesehatan dan memiliki bekal pengetahuan dan kesadaran untuk menjalani perilaku hidup yang menjaga kebersihan dan memenuhi standar kesehatan.
Beberapa Tatanan PHBS
Tatanan PHBS melibatkan beberapa elemen yang merupakan bagian dari tempat beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari.
Yuni Kartika, dkk, Penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat…
9
Berikut ini 6 proses penyadartahuan tentang perilaku hidup bersih sehat:
1. PHBS di Rumah tangga 2. PHBS di Sekolah 3. PHBS di Tempat kerja 4. PHBS di Sarana kesehatan 5. PHBS di Tempat umum
Manfaat PHBS Manfaat PHBS secara umum adalah
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mau menjalankan hidup bersih dan sehat. Hal tersebut agar masyarakat bisa mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan. Selain itu, dengan menerapkan PHBS masyarakat mampu menciptakan lingkungan yang sehat dan meningkatkan kualitas hidup.
Manfaat PHBS di Sekolah
PHBS di sekolah merupakan kegiatan memberdayakan siswa, guru dan pola hidup sehat di masyarakat lingkungan sekolah. Tujuannya adalah supaya mau melakukan pola hidup sehat untuk menciptakan sekolah sehat. Manfaat PHBS di Sekolah mampu menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, serta pembelajaran yang nyaman dan sehat.
Manfaat PHBS di Rumah Tangga
Manfaat PHBS di rumah tangga antara lain, mampu meningkatkan kesejahteraan dan tidak mudah terkena penyakit, mampu meningkatkan produktivitas anggota rumah tangga dan menjadi terbiasa untuk menerapkan pola hidup sehat dan anak dapat tumbuh sehat dan tercukupi gizi.
Manfaat PHBS di Tempat Kerja
PHBS di Tempat kerja adalah kegiatan untuk memberdayakan para pekerja agar tahu dan mau untuk melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Manfaat PHBS di tempat kerja yaitu mampu meningkatkan imunitas tubuh, meningkatkan produktivitas kerja, dan meningkatkan citra tempat kerja yang positif. Manfaat PHBS di Masyarakat
Manfaat PHBS di masyarakat adalah masyarakat mampu menciptakan lingkungan yang sehat, mencegah penyebaran penyakit, dan mampu mengembangkan kesehatan yang bersumber dari masyarakat.
Indikator PHBS di Sekolah Contoh PHBS di sekolah
a. Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan
b. Mengonsumsi jajanan sehat c. Menggunakan jamban bersih dan
sehat d. Olahraga yang teratur e. Memberantas jentik nyamuk f. Tidak merokok di lingkungan sekolah g. Membuang sampah pada tempatnya h. Melakukan kerja bakti bersama warga
lingkungan sekolah untuk menciptakan lingkungan yang sehat.
Tatanan PHBS Rumah Tangga Salah satu tatanan PHBS yang utama
adalah PHBS rumah tangga yang bertujuan untuk mengedukasi anggota rumah tangga supaya mau melakukan perilaku di kehidupan sehari-hari, keluarga yang bersih nan sehat serta aktif di kehidupan masyarakat. Tujuan utama dari tatanan PHBS di tingkat rumah tangga adalah tercapainya rumah tangga yang sehat. Ini 10 indikator PHBS pada tingkatan rumah tangga: 1) Persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan. Persalinan yang mendapat pertolongan dari pihak tenaga kesehatan baik itu dokter, bidan ataupun paramedis memiliki standar dalam penggunaan peralatan yang bersih, steril dan juga aman. Langkah tersebut dapat mencegah infeksi dan bahaya lain yang beresiko bagi keselamatan ibu dan bayi yang dilahirkan.
2) Pemberian ASI eksklusif Kesadaran mengenai pentingnya ASI bagi anak di usia 0 hingga 6 bulan menjadi bagian penting dari indikator keberhasilan praktek Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada tingkat rumah tangga.
3) Menimbang bayi dan balita secara berkala Praktek tersebut dapat memudahkan pemantauan pertumbuhan bayi. Penimbangan dapat dilakukan di Posyandu sejak bayi berusia 1 bulan hingga 5 tahun. Posyandu dapat menjadi tempat memantau pertumbuhan anak dan menyediakan kelengkapan imunisasi. Penimbangan secara teratur juga dapat memudahkan deteksi dini kasus gizi buruk.
4) Cuci tangan dengan sabun dan air bersih Praktek ini merupakan langkah yang berkaitan dengan kebersihan diri sekaligus langkah pencegahan penularan berbagai
Vol.X No.Y Juni 2016, hal. A-B p-ISSN: 2460-5514 e-ISSN: 2502-6518
10
jenis penyakit berkat tangan yang bersih dan bebas dari kuman.
5) Menggunakan air bersih Air bersih merupakan kebutuhan dasar untuk menjalani hidup sehat.
6) Menggunakan jamban sehat Jamban merupakan infrastruktur sanitasi penting yang berkaitan dengan unit pembuangan kotoran dan air untuk keperluan pembersihan.
7) Memberantas jentik nyamuk Nyamuk merupakan vektor berbagai jenis penyakit dan memutus siklus hidup makhluk tersebut menjadi bagian penting dalam pencegahan berbagai penyakit.
8) Konsumsi buah dan sayur Buah dan sayur dapat memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral serta serat yang dibutuhkan tubuh untuk tumbuh optimal dan sehat.
9) Melakukan aktivitas fisik setiap hari Aktivitas fisik dapat berupa kegiatan olahraga ataupun aktivitas bekerja yang melibatkan gerakan dan keluarnya tenaga.
10) Tidak merokok di dalam rumah Perokok aktif dapat menjadi sumber berbagai penyakit dan masalah kesehatan bagi perokok pasif. Berhenti merokok atau setidaknya tidak merokok di dalam rumah dapat menghindarkan keluarga dari berbagai masalah kesehatan.
Corona Virus Disease (COVID-19)
merupakan jenis penyakit baru yang sedang melanda di berbagai negara termasuk Indonesia. Pada manusia biasanya menyebabkan infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa sampai penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru muncul di Wuhan, China pada Desember 2019, kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019 (COVID-19). (Kemkes RI, 2020).
Virus covid-19 telah menyebar di berbagai belahan dunia, bukan hanya negara, provinsi, kabupaten, tetapi ke daerah-daerah pelosok desa yang menimbulkan kekhawatiran warga selama ini. Gelaja klinis yang ditimbulkan antara lain demam; batuk, pilek; letih, lesu; sakit tenggorokan, dan gangguan (sesak) pernapasan. Penyebaran virus ini tergolong sangat cepat, bisa melalui droplets atau tetesan cairan yang berasal dari
batuk dan bersin, kontak pribadi seperti menyentuh dan berjabat tangan, dan menyentuh benda atau permukaan dengan virus di atasnya, kemudian menyentuh mulut, hidung atau mata sebelum mencuci tangan. Untuk mengurangi risiko penyebaran virus covid-19 pemerintah telah mengambil kebijakan antara lain Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang telah diterapkan dibeberapa kota besar yang memasuki zona merah di Indonesia.
Gambar 2. Covid-19
Kondisi pandemi covid-19 pada
akhirnya membuat masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat menjadi rutinitas. Hal ini dikarenakan penyebaran covid-19 yang semakin meluas dan saat ini belum tersedia vaksin covid-19. Beberapa hal yang bisa dilakukan masyarakat untuk mencegah penularan yaitu dengan mencuci tangan setiap 1-2 jam dengan cara yang benar. Selain itu, melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga secara rutin di dalam atau sekitar rumah. Serta, mengkonsumsi makanan sehat dan seimbang yang mengandung berbagai vitamin untuk daya tahan tubuh. (Anhusadar dan Islamiyah, 2020)
Pola hidup bersih dan sehat merupaka hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup seluruh anggota keluarga. Didalam PHBS rumah tangga terdapat 10 indikator. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan sebelumnya maka digunakan 5 indikator pola hidup bersih dan sehat (PHBS) pada sosialisasi di Dusun Kedungsemut kulon dan Dusun Jerotengah. Indikator pola hidup bersih dan sehat yang digunakan yaitu menimbang bayi dan balita, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, makan buah dan sayur setiap hari, dan melakukan aktivitas tubuh. Pemilihan lima indikator ini dikarenakan permasalahan yang ditemukan pada saat observasi di dua dusun tersebut dan menyesuaikan dengan kondisi sekarang yaitu adanya wabah pandemi covid-19.
Yuni Kartika, dkk, Penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat…
11
Kegiatan sosialisasi pola hidup bersih dan sehat (PHBS) di Dusun Kedungsemut kulon dan Dusun Jerotengah dalam meningkatkan kesehatan dan mencegah penularan covid-19. a. Menimbang Bayi dan Balita
Desa Kalirancang memiliki kegiatan penimbangan di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang dilaksanakan setiap satu bulan sekali di hari Sabtu minggu pertama. Kegiatan Posyandu ini dilaksanakan di tempat Polindes yang berada di dekat TK PERTIWI dan berseberangan dengan balai desa Desa Kalirancang. Ada kurang lebih 16 balita yang terdaftar mengikuti kegiatan posyandu ini terkait pemantauan kesehatan anak sejak usia 0 bulan hingga 5 tahun. Tentunya pihak desa mendukung kegiatan yang dilaksanakan oleh kader-kader desa dalam meningkatkan kesehatan anak-anak di tingkat desa.
Tahun 2020 ini terdapat satu bidan
dan dibantu enam kader. Bulan Juli lalu,
balita mendapatkan vitamin A dari
puskesmas. Pemberiannya ada yang
diminum ditempat ada pula yang dibawa
pulang. Pemberian vitamin A ini diberikan
dua kali dalam satu tahun. Diharapkan
sejak dini balita dapat mencegah
kerusakan pada organ mata.
Gambar 3. Pemberian Vitamin A pada Balita
Tabel 1. Daftar nama peserta balita di Posyandu “Kenanga II” Desa Kalirancang
(Data Per 5/9/2020)
Vol.X No.Y Juni 2016, hal. A-B p-ISSN: 2460-5514 e-ISSN: 2502-6518
12
Selain itu, kegiatan posyandu ini
memiliki target dalam peningkatan kesehatan balita. Beberapa hal yang harus dicek adalah berat badan dan tinggi badan atau panjang badan. Selain di masa pandemi, akan ada game dari para kader untuk menambah wawasan mereka. Mulai dari menyanyi hingga hafalan doa-doa bersama. Posyandu juga menyediakan mainan untuk balita supaya peka terhadap segala hal. Pendemi yang masih ada ini, kegiatan posyandu hanya pengecekan utama kemudian diberi PMT, setelah itu pulang. Tentu saja protokol kesehatan sangat diutamakan. Walaupun pandemi masih ada, tetapi di sinilah waktu yang tepat untuk semakin mempererat pemantauan kesehatan pada balita. Karena balita juga merupakan usia yang rentan akan virus. Kemenkes tentu sangat memperhatikan hal demikian, hampir 5 bulan posyandu tidak berjalan, kini dengan tetap patuhi protokol kesehatan, posyandu kembali dilaksanakan dengan catatan tidak ada kerumunan seperti biasanya. Data perkembangan peserta Posyandu dapat dilihat pada Tabel 1.
Gambar 4. Pengukuran Panjang Anak Balita
b. Mengunakan air bersih
Masyarakat di Dusun Kedungsemut Kulon dan Dusun jerotengah mendapatkan air bersih dari air sumur maupun PAM. Kebutuhan air bersih ini dipergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi, mencuci pakaian, mencuci peralatan dapur, dan sebagainya. Manfaat menggunakan air bersih dapat terhindari dari gangguan penyakit seperti diare, kolera, disentri, typus, kecacingan, dan lain-lain. Penggunaan air bersih harus dimasak
sampai mendidih bila ingin diminum. Hal ini
dikarenakan, air yang terlihat bersih, belum
tentu terbebas dari kuman. Kuman
penyakit dalam air mati pada suhu 100
derajat celcius (saat mendidih). Selain itu,
informasi yang diberikan saat sosialisasi
apabila sumber air bersih tidak mematuhi
persyaratan air bersih secara fisik, salah
satu anggota keluarga diharapkan melapor
ke puskesmas untuk mendapat tindak
lanjut. Syarat air bersih secara fisik itu
dapat dibedakan melalui indera antara lain
dapat dilihat, dirasa, dicium dan diraba.
Misalkan, air tidak keruh, harus bebas dari
pasir, debu, lumpur, sampah, busa dan
kotoran lainnya.
Gambar 5. Pompa air
c. Mencuci tangan dengan air bersih dan
sabun Masyarakat melakukan cuci tangan
setelah menyeboki bayi atau anak, sesudah berkebun, sebelum makan dan minum dan sesudah buang air bersih. Kebiasaan mencuci tangan menggunakan air saja tidak dapat melindungi dari bakteri dan virus. Terlebih jika cuci tangan tidak di bawah air mengalir. Kebiasaan ini harus segera ditinggalkan dan dirubah menjadi yang lebih baik dengan standar prosedur melakukan cuci tangan menggunakan sabun.
Cara cuci tangan pakai sabun yang
benar adalah menggosok telapak tangan
secara bersamaan, mengosok punggung
kedua tangan, jalinkan kedua telapak
tangan lalu digosok-gosokan, tautakn jari-
jari antara kedua telapak tangan secara
berlawanan, gosok ibu jari secara memutar
dilanjutkan dengan daerah antara jari
Yuni Kartika, dkk, Penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat…
13
telunjuk dan ibu jari secara bergantian,
gosok kedua pergelangan tangan dengan
arah memutar, bilas dengan air dan
keringkan. (Kemenkes RI, 2014)
Gambar 6. Mencuci tangan dengan air
mengalir dan sabun
Menggunakan sabun dalam cuci tangan diketahui sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal ini dikarenakan tangan merupakan agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen yang berpindah dari satu orang ke orang lain melalui kontak langsung maupun tidak langsung. (Anhusadar dan Islamiyah, 2020)
Pada masa pandemi, kebiasan cuci tangan sebaiknya dilakukan setiap 1-2 jam sekali. Hal ini untuk mencegah penularan covid-19. Selain itu, masyarakat juga menyediakan kran atau penampung air didepan rumah dilengkapi dengan sabun untuk setiap tamu yang berkunjung kerumah harus mencuci tangan terlebih dahulu.
d. Makan sayur dan buah setiap hari
Makan sayur dan buah setiap hari sangat penting. Hal ini dikarenakan mengandung vitamin dan mineral yang mengatur metabolisme energi, pertumbuhan, dan pemeliharaan tubuh. Selain itu sayur mengandung serat yang tinggi yang berguna untuk memelihara usus.
Setiap anggota keluarga diharapkan mengkonsumsi 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari. Cara mengolah sayur cukup penting supaya vitamin dan mineral tetap ada, lebih baik
sayuran dimakan segar atau dikukus, karena jika direbus cenderung melarutkan vitamin dan mineral.
Di masa pandemi, mengonsumi sayur dan buah harus ditingkatkan untuk menjaga imunitas tubuh. Pada anak-anak dibawah 5 tahun dan orang dewasa lebih dari 65 tahun tergolong rentan terhadap penyakit covid-19.
e. Melakukan aktivitas tubuh
Pandemi ini semua usia herus mnyerah dan segera untuk cuci tangan. Selain balita, usia lansia juga harus diperhatikan untuk dalam pemantauan kesehatan. Pelaksanaan darurat ini ialah seperti melalui cek suhu, berat badan, tes cek darah.
Senam lansia dilakukan sebulan
sekali di minggu ketiga di hari Jum’at.
Selain lansia, ibu-ibu juga dibolehkan untuk
ikut senam. Kegiatan ini juga ada seperti
PMT, beragam dari setiapa bulannya.
Pemimpin senam/struktur yaitu dari
anggota kader desa sendiri.
Gambar 7. Senam Lansia
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat perilaku hidup bersih dan sehat menurut penelitian Desi yaitu tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat. Selain itu, menurut penelitian Gita faktor yang mempengaruhi pola hidup bersih dan sehat yaitu faktor usia dan pengetahuan. Menurut Lawrence Green, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku hidup bersih dan sehat dibagi menjadi 3 bagian yaitu faktor predisposisi (umur, tingkat pengetahuan masyarakat), faktor pemungkin (fasilitas dan sarana) dan faktor penguat (dukungan tokoh masyarakat, perilaku petugas kesehatan, dan tersampaikan atau tidaknya promosi kesehatan PHBS terhadap masyarakat tersebut) (Green, 2005)
Vol.X No.Y Juni 2016, hal. A-B p-ISSN: 2460-5514 e-ISSN: 2502-6518
14
PENUTUP Simpulan Simpulan yang dapat diperoleh dari penerapan pola hidup bersih dan sehat pada masa pandemi di Desa Kalirancang Kecamata Alian yaitu masyarakat menjadi paham akan pentingnya menjaga pola hidup bersih dan sehat terutama di masa pandemi. Salah satu indikator pola hidup bersih dan sehat berumah tangga yang sangat diperhatikan yaitu mencuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun. Hal ini sangat membantu dalam mencegah penularan covid-19. Beberapa warga sudah menerapkan adanya tempat cuci tangan dan sabun di depan rumah. Selain itu, indikator melakukan aktivitas fisik yang dilakukan warga sangat beragam. Mulai dari jalan sehat tiap hari atau bahkan yang sedang populer yaitu bersepeda. Saran Penerapan pola hidup bersih dan sehat ini perlu dipantau oleh pihak desa. Hal ini bisa dibantu oleh kader-kader desa untuk gencar melakukan sosialisasi terkait penerapan pola hidup sehat dalam rumah tangga. Diharapkan 10 indikator ber-PHBS dalam rumah tangga bisa diterapkan pada masing-masing kepala keluarga di Desa Kalirancang. Sehingga anggota keluarga sehat dan tidak mudah sakit. DAFTAR PUSTAKA Anhusadar, La Ode dan Islamiyah. 2020.
Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Anak Usia Dini di Tengah Pandemi Covid 19. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. 5(1):467-468
Green, W, Lawrence. et.al. 2005. Health Education Planing A Diagnostik Approach, The Johns Hapkins University. Mayfield Publishing Company
http://promkes.kemkes.go.id/phbs#:~:text=PHBS%20merupakan%20kependekan%2
0dari%20Perilaku,peran%20aktif%20dalam%20aktivitas%20masyarakat
https://covid19.kemkes.go.id/situasi-infeksi-emerging/info-corona-virus/tanya-jawab-coronavirus-disease-covid-19-qna-update-6-maret-2020/
Kemenkes RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta:Kemenkes
Kesehatan, D., & Jawa, P. (2012). Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 3511351(24).
Munasir, Z. (2016). Respons Imun Terhadap Infeksi Bakteri. Sari Pediatri, 2(4), 193. https://doi.org/10.14238/sp2.4.2001.193-7
Prihanti, Gita Sekar, et al. 2018. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Tatanan Rumah Tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Poned X. Jurnal Saintika Medika. 14(1):11
Septianto, A., Nurmutia, S., Feblidiyanti, N., & Pamulang, U. (2020). Sosialisasi pentingnya pola hidup sehat guna meningkatkan kesehatan tubuh pada masyarakat desa kalitorong kecamatan randudongkal kabupaten pemalang provinsi jawa tengah. 1(2), 55–62.
Simbolon, P., & Simorangkir, L. (2018). Penerapan UKS dengan PHBS di Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, 17(1), 16. https://doi.org/10.14710/jkli.17.1.16-25
Suryani, D., Nurdjanah, E. P., Yogatama, Y., & Jumadil, M. (2019). Membudayakan Hidup Sehat Melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) Di Dusun Mendang Iii, Jambu Dan Jrakah Kecamatan, Tanjungsari, Gunungkidul. Jurnal Pemberdayaan: Publikasi Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(1), 65. https://doi.org/10.12928/jp.v2i1.486
World Health Organization. (2020). Tatalaksana klinis infeksi saluran pernapasan akut berat ( SARI ) suspek penyakit COVID-19. World Health Organization, 4(March), 1–25.
Bukti unggahan artikel ke website jurnal
1
Template artikel Jurnal LOGISTA – Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat
AQUAVID (AQUAPONIC IN COVID-19): PENERAPAN OUTDOOR
AQUAPONIC BUCKETS SEBAGAI SOLUSI MANDIRI PANGAN DI
KELURAHAN BUMIREJO, KEBUMEN
AQUAVID (AQUAPONIC IN COVID-19): APPLICATION OF OUTDOOR
AQUAPONIC BUCKETS AS A FOOD SECURITY SOLUTION IN
BUMIREJO VILLAGE, KEBUMEN
Oktav Awangga Putra1), Muhammad Fahmi Yazid2), Hannifah Rizky Amaliani3), Bisri
Rahayuningsih4), Riska Suranti5), Ridwan Arifin6)
1)Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, [email protected]
2)Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, [email protected] 3)Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, [email protected]
4)Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, [email protected] 5)Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, [email protected]
6)Fakultas Hukum, Universitas Negeri Semarang, [email protected]
ABSTRAK
Kasus covid-19 di Indonesia semakin naik. Dampak dari virus ini berimbas pada perekonomian
menjadi lumpuh, kesulitan finansial, dan banyak pekerja yang dirumahkan hingga
menyebabkan kelaparan dan kesulitan pangan.Hal ini menjadi masalah besar untuk disoroti
oleh seluruh warga di Indonesia. Universitas Negeri Semarang mengadakan program KKN.
Salah satu wilayah pengabdiannya yaitu RT 04 RW 06 Kelurahan Bumirejo, Kebumen yang
hampir mengalami kesulitan secara umum tersebut. Kelurahan Bumirejo sebagian besar
bermatapencaharian sebagai buruh. Kelurahan Bumirejo tersebut juga telah dikonfirmasi ada
kasus covid-19. Dalam mendukung gerakan melawan covid-19, KKN ini mendesain program
kerja yang membantu solusi pada isu keresahan pemenuhan kebutuhan pangan, yaitu “Aquavid
(Aquaponic in Covid-19): Penerapan Outdoor Aquaponic Bucket sebagai Solusi Mandiri
Pangan di Kelurahan Bumirejo Kecamatan Kebumen. Keuntungan yang didapat dari program
Aquavid, yaitu membantu memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri terutama untuk
membantu pemenuhan kebutuhan pangan selama pandemi covid-19. Dalam pelaksanaannya,
program aquavid di kelurahan Bumirejo Kebumen terdiri dari tahap persiapan alat dan bahan
hingga tahap pelaksanaan penerapannya. Penerapan Outdoor Aquaponic Bucket ini
memperoleh respon positif karena selain menambah pengetahuan warga, program kerja ini
memiliki banyak keunggulan untuk masyarakat seperti pemanfaatan lahan kecil untuk budidaya
sayuran, inspirasi bisnis, dan daur ulang barang bekas menjadi barang baru yang bermanfaat.
Kata kunci: Aquaponik; Dampak Covid-19; Mandiri Pangan
ABSTRACT
Covid-19 cases in Indonesia are increasing. The impact of this virus affected the economy to
become paralyzed, financial difficulties, and many workers laid off, causing hunger and food
difficulties. This is a big problem to be highlighted by all citizens in Indonesia. Universitas
Negeri Semarang held a Community Service Program. One of its service areas is RT 04 RW 06
2
Bumirejo Urban Village, Kebumen, which is almost experiencing this general difficulty. Most
of the Bumirejo sub-district work as laborers. The Bumirejo Village has also been confirmed
that there are cases of Covid-19. In supporting the movement against covid-19, this Community
Service Program designed a work program that helps solutions to the issue of food need
fulfillment anxiety, namely “Aquavid (Aquaponic in Covid-19): Implementation of Outdoor
Aquaponic Buckets as Food Independent Solutions in Bumirejo Village, Kebumen District. The
benefits obtained from the Aquavid program are helping to meet food needs independently,
especially to help meet food needs during the Covid-19 pandemic. In its implementation, the
aquavid program in Bumirejo village, Kebumen, consists of the preparation of tools and
materials to the implementation stage. The application of the Outdoor Aquaponic Bucket has
received a positive response because in addition to increasing people's knowledge, this work
program has many advantages for the community, such as using small land for vegetable
cultivation, business inspiration, and recycling used goods into new useful items.
Keywords: Aquaponic; Impact of Covid-19; Food Security
PENDAHULUAN
Virus Corona atau dikenal dengan
Corona Virus Disease 19 (Covid-19) sempat
menghebohkan warga bahkan tidak hanya di
Indonesia, tetapi di berbagai negara. Pada
awalnya, virus ini pertama kali ditemukan di
Wuhan, China. Virus ini memiliki tingkat
penyebaran yang amat cepat dan cukup
berbahaya. Pasalnya, tidak sedikit korban
yang terinfeksi virus ini mengalami berbagai
gangguan terutama gangguan pernafasan dan
jika memiliki riwayat penyakit kronis, akibat
yang paling fatal adalah meninggal. Di
Indonesia sendiri, virus ini dikonfirmasi mulai
menyebar pada Senin, 2 Maret 2020
(detik.com).
Kasus covid-19 di Indonesia semakin
naik. Dampak dari virus ini ternyata tidak
hanya berimbas hanya pada sektor krisis
kesehatan, namun juga membuat berbagai hal
sulit dilakukan seperti tidak terselenggaranya
program pendidikan tatap muka,
perekonomian lumpuh, kesulitan finansial,
kerugian ekonomi negara, banyak pekerja
yang diphk dan dirumahkan, bahkan
menyebabkan kelaparan dan kesulitan pangan
(wartakota.tribunnews.com). hal ini menjadi
masalah besar untuk disoroti oleh seluruh
warga di Indonesia untuk menuju sila kelima,
yaitu kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Untuk mewujudkan kesejahteraan bagi
rakyat, Universitas Negeri Semarang
mengadakan program KKN. Salah satu
wilayah yang menjadi objek pengabdian
masyarakatnya yaitu RT 04 RW 06 Kelurahan
Bumirejo. Kelurahan Bumirejo ini juga
mengalami kondisi yang hampir sedemikian
mengalami kesulitan secara umum. Wilayah
tersebut sebagian besar mata pencahariannya
merupakan buruh dan memiliki jenis kontur
tanah yang miring. Wilayah tersebut juga telah
dikonfirmasi dari warga setempat telah
3
terdapat kasus covid-19.
Dalam mendukung gerakan melawan
covid-19, KKN ini mendesain program kerja
yang membantu solusi pada isu keresahan
pemenuhan kebutuhan untuk pangan, yaitu
“Aquavid (Aquaponic in Covid-19):
Penerapan Outdoor Aquaponic Bucket
sebagai Solusi Mandiri Pangan di Kelurahan
Bumirejo Kecamatan Kebumen”.
Akuaponik sendiri adalah kultur
gabungan ikan dan tumbuhan dalam sirkulasi
tertutup (Rakocy dkk, 2003). Di dalam
prosesnya, unsur hara dalam limbah budidaya
ikan digunakan untuk menghasilkan tanaman.
Limbah tersebut diolah dalam komponen
tanaman dan dikembalikan ke penampungan
pemeliharaan ikan. Sedangkan akuaponik
yang penulis kembangkan terdiri dari tanaman
sayuran dan media penampungan
menggunakan ember sehingga akan lebih
mudah dan hemat lahan terutama untuk
diterapkan di wilayah objek pengabdian yang
merupakan wilayah padat penduduk.
Keuntungan yang didapat dari program
Aquavid, yaitu:
a. Membantu memenuhi kebutuhan pangan
secara mandiri terutama untuk membantu
pemenuhan kebutuhan pangan selama
pandemi covid-19.
b. Dapat diterapkan di lahan sempit karena
tempat penampungan dapat menggunakan
ember.
c. Mudah dalam bercocok tanam, dapat
dilakukan di halaman rumah, dan dapat
dilakukan secara mandiri.
d. Membantu penghijauan wilayah dengan
adanya tanaman.
Selain keuntungan tersebut, Aquaponic
ini juga menurut Yep dan Zheng (2019)
memiliki solusi masalah keberlanjutan seperti
untuk mengatasi tersedianya air yang terbatas,
pencemaran lingkungan, kenaikan biaya
pupuk, dan penipisan tanah yang subur. Oleh
karena itu, dengan banyaknya keuntungan dan
solusi yang ditawarkan, program ini semakin
layak untuk dikembangkan.
METODE PELAKSANAAN
Adapun pelaksanaan pengabdian
masyarakat ini terdiri dari beberapa tahapan
pelaksanaan sebagai berikut.
Tahap Persiapan
Untuk melakukan budidaya akuaponik, tidak
memerlukan alat yang mahal, tetapi dapat
menggunakan barang-barang yang ada di
sekitar masyarakat. Adapun alat yang
digunakan dalam budidaya akuaponik yaitu :
1. Ember 80 liter
2. Benih ikan
3. Bibit tanaman
4. Gelas plastik
5. Air
6. Arang batok kelapa
7. Kawat
8. Tang
4
9. Solder
Gambar 1. Persiapan Pembuatan Media
Tanam
Tahap Pelaksanaan
Langkah-langkah sistem budidaya akuaponik
yang diterapkan bagi warga Kelurahan
Bumirejo yaitu sebagai berikut.
1. Menyiapkan ember yang telah diisi dengan
ikan.
2. Menyiapkan gelas plastik. Gelas plastik
berfungsi sebagai tempat bibit tanaman
hidroponik. Tanaman yang digunakan
adalah kangkung.
3. Gelas plastik diberi lubang di bagian
samping dan bawahnya dengan
menggunakan solder. Dengan adanya
lubang ini air bisa dengan mudah masuk ke
dalam gelas plastik.
4. Kemudian arang yang sudah halus
dimasukkan ke dalam gelas plastik yang
sudah berlubang. Setelah itu bibit
kangkung yang berukuran cukup besar
dimasukkan di atas arang halus. Bibit
kangkung tersebut ditutup kembali dengan
arang, jadi bibit kangkung ada di antara
arang halus.
5. Selanjutnya kawat dipotong dengan
menggunakan tang. Tang berfungsi sebagai
pegangan atau kait agar gelas plastik bisa
berpegang dengan ember. Setelah kawat
dipotong, kaitkan kawat pada gelas plastik.
Ember diisi air sebanyak kurang lebih 60
liter, kemudian didiamkan selama 1 sampai
2 hari.
6. Selanjutnya ember diisi dengan bibit ikan.
Ikan yang digunakan adalah ikan lele yang
memiliki ukuran kurang lebih 5-12 cm
(semakin besar ukuran bibit ikan akan
semakin baik), setelah itu didiamkan
selama 1 sampai 2 hari.
7. Terakhir, rangkai gelas plastik yang
berisikan bibit kangkung pada ember,
pastikan bagian bawah gelas terendam air.
8. Bila pertumbuhannya baik, tanaman dapat
dipanen dalam satu bulan, sedangkan ikan
lele dapat dipanen dalam waktu 5-6 bulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelatihan sekaligus penerapan Aquavid di
Perumahan Megabiru II bertujuan untuk
memberikan edukasi dan pemahaman kepada
warga untuk memanfaatkan media berupa
ember yang dapat digunakan untuk ternak ikan
lele sekaligus menanam kangkung.
Dalam melakukan kegiatan sosialisasi
pelatihan aquvid terdapat beberapa kegiatan
seperti:
5
1. Membeli perlengkapan untuk sosialisasi
berupa bibit kangkung unggul, arang,
kapas, ember kusus.
Gambar 2. Pembelian Bibit
2. Meminta bantuan salah satu pemuda desa
yang mempunyai usaha tanaman untuk
membantu dalam sosialisasi.
3. Melakukan sosialisasi di perumahan
megabiru II RT4 RW6, Bumirejo,
Kebumen. Pelatihan ini diikuti oleh 6
warga.
4. Meminta tanggapan untuk melakukan
evaluasi kegiatan pelatihan sosialisasi
aquavid.
5. Membantu warga untuk menerapkan
aquavid.
Gambar 3. Media Tanam Aquavid
Dalam penerapan budidaya aquavid pada
kelurahan Bumirejo Kebumen, penulis
menanyakan kepada warga dengan metode
wawancara yang digunakan sebagai evaluasi
terkait program kerja pelatihan budidaya
aquavid ini. Penulis mendapat beberapa
tanggapan, beberapa warga merasa senang
dengan kegiatan ini karna dianggap
bermanfaat dalam pengolahan tanaman dan
ikan dalam satu tempat dengan ukuran alat
yang relatif kecil sehingga memungkinkan
untuk diletakkan di tempat yang kosong tanpa
membutuhkan lahan yang luas di rumah.
Beberapa warga terbantu karena mendapat
insipirasi untuk berbisnis dengan adanya
aquavid ini. Ada sedikit warga yang merasa
tidak mampu melakukan perawatan terhadap
ikan karena warga bekerja dari pagi hingga
sore dan warga tersebut merasa tidak ada
waktu untuk mengurus tanaman dan ikan.
Dalam pelaksanaannya pelatihan
budidaya aquavid ini mendapat banyak
tanggapan positif dari pada tanggapan negatif,
sehingga penulis menangkap aquavid ini dapat
dijadikan sesuatu program desa yang
digunakan untuk pengembangan desa di
Kelurahan Bumirejo Kebumen khususnya
pengembangan di bidang ekonomi dan
pangan.
Gambar 4. Aquavid yang Sudah Tumbuh
Beberapa Minggu
6
KESIMPULAN
Penerapan Outdoor Aquaponic Bucket
sebagai Solusi Mandiri Pangan di Kelurahan
Bumirejo Kecamatan Kebumen dengan media
penampung ember ini menuai respon postif
karena selain menambah pengetahuan warga,
program kerja ini memiliki banyak
keunggulan untuk masyarakat seperti
pemanfaatan lahan kecil untuk budidaya
sayuran, inspirasi bisnis, dan daur ulang
barang bekas menjadi barang baru yang
bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Detiknews. 2020. Kapan Sebenarnya Corona
Pertama Kali Masuk RI.
https://m.detik.com/news/berita/d-
4991485/kapan-sebenarnya-corona-
pertama-kali-masuk-ri (diakses tanggal 1
September 2020).
Rakocy, dkk. Aquaponic Production of
Tilapia and Basil: Comparing a Batch and
Staggered Cropping System. South
Pacific Soilless Culture Conference-
SPSCC 648, 63-69 (2003).
Tribunnews. 2020. Rawan Kelaparan dan
Kesulitan Pangan Dampak Wabah Virus
Corona Warga di Papua Berkebun
Masal.
https://wartakota.tribunnews.com/2020/0
5/29/rawan-kelaparan-dan-kesulitan-
pangan-dampak-wabah-virus-corona-
warga-di-papua-berkebun-massal
(diakses tanggal 1 September 2020).
Yep dan Zheng. Aquaponic trends and
challenges- A review. Journal of Cleaner
Production 228 (2019) 1586e1599.
Bukti unggahan artikel ke website jurnal
Nisrina Khoerunisa, dkk., Pelatihan Budidaya Sayur …
1
PELATIHAN BUDIDAYA TANAMAN SAYUR HIDROPONIK UNTUK MENGHEMAT PENGELUARAN MASYARAKAT PADA MASA PANDEMI
COVID-19 DI DESA DEPOKREJO
Oleh: Nisrina Khoerunisa
1, Anugrah Putra Wibowo
2, Sabri Anami
3, Nurul Ailia
4, Ida Agustina
5
1Jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang
2Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Semarang
3Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Universitas Negeri Semarang
4Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Semarang
5Jurusan Ilmu Hukum Universitas Negeri Semarang
Abstrak
Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak pada kehidupan masyarakat. Selain bidang kesehatan, bidang ekonomi juga merupakan salah satu yang bidang yang terdampak signifikan. Pendapatan masyarakat yang berkurang mengakibatkan daya beli menurun, padahal kebutuhan sehari-hari harus dipenuhi salah satunya kebutuhan pangan. Sejalan dengan visi UNNES yang berwawasan konservasi, tim KKN UNNES BMC mengadakan pelatihan budidaya sayur kepada warga Desa Depokrejo. Pelatihan budidaya sayur hidroponik relevan dengan kondisi pandemi ini. Tujuan dari kegiatan ini adalah (1) meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan motivasi dalam pemanfaatan halaman atau lahan kosong di rumah sebagai sumber pangan dan menghemat pengeluaran keluarga; (2) menerapkan teknik budidaya sayur hidroponik sederhana yang dapat diimplementasikan secara mudah oleh masyarakat; (3) mengurangi sampah plastik berupa botol bekas yang dimanfaatkan sebagai media tanam. Metode kegiatan yang dilakukan adalah sosialisasi dan diskusi budidaya sayur hidroponik. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah bertambahnya pengetahuan dan minat warga Desa Depokrejo tentang pentingnya pemanfaatan halaman atau lahan kosong sebagai sumber pangan dan menghemat pengeluaran keluarga melalui budidaya sayur hidroponik. Kata Kunci: budidaya sayur, hidroponik, pandemi Covid-19
Abstract
The Covid-19 pandemic had an impact on people's lives. Apart from the health sector, the economic sector is also one that is significantly affected. The reduced income of the community has resulted in decreased purchasing power, even though their daily needs must be met, one of which is food needs. In line with the vision of UNNES which has a conservation perspective, the KKN UNNES BMC team held vegetable cultivation training for Depokrejo Village residents. Hydroponic vegetable cultivation training is relevant to this pandemic. The purposes of this activity are (1) increase knowledge, skills and motivation in using the yard or vacant land at home as a source of food and saving family expenses; (2) applying simple hydroponic vegetable cultivation techniques that can be easily implemented by the community; (3) reduce plastic waste in the form of used bottles whict are used as planting media. The method of activities carried out is socialization and discussion of hydroponic vegetable cultivation. The results obtained from this activity are increased knowledge and interest of Depokrejo Village residents about the importance of using yards or empty land as a source of food and saving family expenses through hydroponic vegetable cultivation. Keywords: vegetable cultivation, hydroponics, Covid-19 pandemic
________________________________________________________________________ PENDAHULUAN
Kasus Covid 19 pertama kali terjadi di Wuhan China pada bulan November akhir
tahun 2019 yang sampai saat ini menyebar ke beberapa negara di dunia. Setelah negara China Kemudian wabah covid 19 menjalar ke Hongkong, ke Thailand, ke Malaysia, ke Singapura dan akhirnya sampai saat ini
2
terjadi di Indonesia. Wabah Covid-19 menjadi hal yang menakutkan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Tiga bulan setelah peristiwa pertama kali terjadi di China tepatnya pada bulan Maret 2020 masalah wabah disikapi serius oleh pemerintah setelah adanya himbauan dari WHO untuk cepat tanggap terhadap wabah yang melanda karena proses penularannya yang sangat sulit dideteksi dan dihindari, yaitu melalui sentuhan atau apa yang dipegang oleh orang yang diduga positif Covid-19, bila dipegang oleh orang yang sebelumnya sehat maka kemungkinan besar dia akan tertular (Herispon, 2020).
Kasus Covid-19 di Indonesia banyak menyebabkan beberapa hal seperti melemahnya sistem perekonomian, kegiatan ekspor impor dan perdagangan antar negara terganggu, Pemutusan Hubungan Kerja secara besar-besaran serta penurunan pendapatan masyarakat. Hal ini disebabkan karena banyak dari mereka dilarang untuk melakukan segala kegiatan atau aktivitas diluar rumah guna untuk mencegah penyebaran Covid-19. Menurut WHO telah di jelaskan bahwa penyebaran Covid-19 terjadi sangat cepat ketika berkerumun atau melakukan kegiatan dengan banyak orang. Akibatnya semua orang hanya bisa melakukan segala bentuk kegiatan dari rumah. Seperti Bekerja dari rumah, belajar dari rumah, serta kegiatan lainnya. Dampak dari hal tersebut yaitu sistem perekonomian maupun sistem pendapatan masyarakat menurun.
Untuk mengoptimalisasi pendapatan masyarakat di Desa Depokrejo Kecamatan Kebumen Kabupaten tim KKN UNNES BMC-19 melaksanakan program kegiatan pengabdian kepada masyarakat sebagai bagian pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi dengan cara melakukan pelatihan budidaya tanaman sayur dengan media sederhana untuk menghemat pengeluaran masyarakat di masa pademi Covid-19, mengoptimalkan sistem pertanian di desa tersebut, dan pemanfaatan halaman atau lahan kosong di rumah. Metode penanaman yang digunakan dalam budidaya tanaman tersebut yaitu dengan cara hidroponik. Hidroponik adalah cara budidaya pertanian tanpa media tanah, dengan kata lain hidroponik merupakan suatu system budidaya tanaman pada media yang tidak menyediakan unsur hara, dan unsur hara sesensial yang diperlukan tanaman
disediakan dalam bentuk larutan/nutrisi (Nurlaili, 2010).
Sistem ini juga menjadi sistem yang efektif, menguntungkan dan tidak membutuhkan banyak biaya dalam menjalankannya. Hingga saat ini hasil dari tanaman hidroponik masih sangat diminati karena tanaman hidroponik merupakan tanaman sehat dan kaya akan nutrisi. Selain itu jenis tanaman yang dipilih juga merupakan tanaman yang cepat panen dimana tanaman kangkung hanya membutuhkan waktu sekitar 20 hari sudah bisa di panen daripada tanaman jenis lain seperti sawi dan selada yang membutuhkan 30-40 hari untuk panen. METODE
Metode pelatihan yang digunakan dalam pelatihan ini adalah sosialisasi dan diskusi. Metode penanaman yang digunakan adalah metode hidroponik. Pelatihan dilaksanakan secara daring dengan media yang digunakan adalah WhatsApp Group dan didampingi dengan modul pelatihan. Terdapat tiga tahapan dalam pelatihan budidaya tanaman ini, yaitu: 1. Tahap Koordinasi
Tahap persiapan dalam melaksanakan
pelatihan ini bertujuan untuk mengetahui
seberapa tingkat terdampaknya
masyarakat desa Depokrejo dalam
menghadapi masa pandemi. Pada
tahapan ini dilakukan koordinasi dengan
warga Desa Depokrejo sebagai peserta
pelatihan dengan menawarkan dan
meminta izin dilaksanakannya pelatihan.
2. Tahap Persiapan
Pada tahapan ini tim pelaksana
melakukan proses pengumpulan data
guna mempersiapkan bahan dalam
proses perancangan pembuatan modul
pelatihan.
3. Tahap Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan pelatihan ini terdiri dari
beberapa kegiatan yaitu
mensosialisasikan materi kegiatan
pelatihan secara daring dengan media
WhatsApp Group. Proses pelatihan
budidaya sayuran hidroponik kepada
warga desa Depokrejo dilakukan dengan
pemberian modul yang telah disusun.
Setelah itu dilaksanakan diskusi dan
tanya jawab.
Nisrina Khoerunisa, dkk., Pelatihan Budidaya Sayur …
3
HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pelatihan budidaya tanaman sayur hidroponik di Desa Depokrejo, Kabupaten Kebumen telah dilaksanakan pada Hari Sabtu tanggal 08 Agustus 2020 secara daring melalui WhatsApp Group pelatihan budidaya sayuran hidroponik yang dibuat oleh Mahasiswa KKN Universitas Negeri Semarang. 1. Identifikasi Masalah di Desa Depokrejo
Kegiatan awal sebelum melaksanakan
pelatihan ini diawali dengan melakukan
identifikasi masalah. Hal ini bertujuan
untuk mendapatkan informasi terkait
dengan permasalahan masyarakat di
Desa Depokrejo selama masa pandemi
Covid-19. Permasalahan tersebut
diantaranya menurunnya jumlah
penghasilan warga di Desa Depokrejo.
Penyebab masalah ini adalah banyak
pekerja yang dirumahkan dan
masyarakat yang berprofesi sebagai
wirausaha mengalami penurunan
pemesanan barang. Pelatihan budidaya
sayuran hidroponik bertujuan untuk
membantu mengatasi permasalahan
yang ada untuk menghemat
pengeluaran terutama dalam memenuhi
kebutuhan pangan. Selain itu, pelatihan
ini juga bertujuan untuk memberikan
motivasi kepada masyarakat agar
memanfaatkan halaman atau lahan
kosong di rumah masing-masing dan
mengurangi sampah plastik berupa botol
bekas yang dimanfaatkan sebagai media
tanam.
2. Penentuan Metode Pelatihan
Pelatihan dilakukan dengan
penyampaian secara daring dan
disampaikan oleh mahasiswa KKN
melalui WhatsApp Group. Pelaksanaan
menggunakan modul pelatihan budidaya
sayuran hidroponik. Pelatihan secara
daring dipilih karena lebih aman
daripada pelatihan secara luring yang
harus melakukan perkumpulan dan
untuk mencegah penyebaran Covid-19.
3. Penyusunan Modul dan Persiapan
Kegiatan Pelatihan Secara Daring
Modul disusun disesuaikan dengan
kondisi dan masalah yang dihadapi oleh
warga Desa Depokrejo. Metode
pelatihan yang diberikan adalah
budidaya sayuran dengan metode
hidroponik. Metode hidroponik ini
memanfaatkan botol bekas. Pelatihan
dengan metode ini membantu para
warga untuk mempermudah budidaya
sayuran pada masa pandemi saat ini
dengan memanfaatkan halaman atau
lahan kosong di rumah. Modul pelatihan
yang dapat mendukung kegiatan
pelatihan ini memiliki pokok bahasan,
yaitu cara menanam kangkung dengan
media hidroponik, pengertian hidroponik,
indikator hidroponik, manfaat dan tujuan,
alat dan bahan yang digunakan,
langkah-langkah kegiatan, dan analisis
kegiatan.
Gambar 1 Modul Pelatihan Budidaya
Sayur Hidroponik
4. Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan
Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan pada
tanggal 08 Agustus 2020 dan
dilaksanakan selama satu hari. Kegiatan
dilaksanakan melalui WhatsApp Group
dan diikuti oleh warga Desa Depokrejo.
Kegiatan pelatihan dilaksanakan dengan
pemberian materi melalui modul
pelatihan budidaya sayuran hidroponik.
Setelah materi dibagikan kemudian
diadakan sesi diskusi dan tanya jawab.
4
Gambar 2 Pelatihan Budidaya Sayur
Hidroponik secara Daring
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan Metode pelaksanaan terdiri dari
beberapa tahapan yang pertama adalah tahap persiapan yang bertujuan untuk menawarkan dan meminta izin kepada warga setempat di Desa Depokrejo melalui WhatsApp Group. Dan pada tahap yang kedua adalah tahap pelaksanaan kegiatan pada tahap ini dilakukan dengan cara mensosialisasikan materi kegiatan pelatihan dengan media WhatsApp Group, materi yang diberikan berupa modul pelatihan. Berdasarkan hasil kegiatan yang dilaksanakan dapat disumpulkan bahwa kegiatan pelatihan yang dilakukan mendapatkan respon yang positif dari anggota WhatsApp Group. Dan tujuan dari kegiatan ini tercapai.
Dengan pelatihan ini maka pengetahuan dan minat warga Desa Depokrejo tentang
pentingnya pemanfaatan halaman atau lahan kosong sebagai sumber pangan dan menghemat pengeluaran keluarga melalui budidaya sayur hidroponik semakin bertambah.
Saran
Dalam pelaksanaan pelatihan ini membutuhkan bantuan dan pengawasan dari orang yang ahli pada bidang pertanian agar hasil yang didapatkan bisa lebih maksimal. Selain itu, perlu pula dilaksanakan pelatihan dengan demonstrasi secara langsung sehingga masyarakat lebih memahami bagaimana cara menanam tanaman secara hidroponik.
DAFTAR PUSTAKA Herispon. 2020. Dampak Ekonomi
Pembatasan Sosial Berskala Besar Terhadap Masyarakat Kota Pekanbaru di Provinsi Riau. Eko dan Bisnis: Riau Economic and Business Review. https://ekobis.stieriau-akbar.ac.id/index.php/Ekobis/article/view/269 (diunduh tanggal 21 Agustus 2020)
Nurlaili, dkk. 2010. Budidaya Sayuran yang Murah dan Sederhana dengan Metode Hidroponik di Desa Jambo Timu Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe Provinsi Aceh. Politeknik Negeri Lhokseumawe. http://e-jurnal.pnl.ac.id/index.php/vokasi/article/view/1462 (diunduh tanggal 21 Agustus 2020)
Sunaryo, Deni. 2020. Optimalisasi Pendapatan Masyarakat dalam Pembuatan Produk Bandrek Jahe Susu Sebagai Peningkatan Imunitas disaat Pandemik Covid-19 di Desa Sukaratu Kecamatan Cikeusal Kabupaten Serang. Universitas Pamulang. http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/kommas/article/view/5270 (diunduh tanggal 21 Agustus 2020)
DINAMISIA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1, No. 1 Desember 2017, Hal. 1-4 DOI: https://doi.org/10.31849/dinamisia.v3i2
P-ISSN 2614-7424 | E-ISSN 2614-8927 1
Pemanfaatan MOL (Mikroorganisme Lokal) Sebagai Solusi Bertani Kreatif di Masa Pandemi Covid-19
Utilization of MOL (Local Microorganisms) as Creative Farming Solutions during the Covid-19 Pandemic
Galuh Dwi Novanda1, Laeli Puji Lestari*2, Cholifatul Chusna3, Rachmadhani Adiningrum4,
Fina Nazilaturrohmah5, Ridwan Arifin6
1Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Negeri Semarang 2Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang
3 Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang 4 PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang
5 Matematika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Semarang 6Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Negeri Semarang
*e-mail: [email protected], [email protected]*2, [email protected], [email protected], [email protected], [email protected]
Abstract The daily need for food in Indonesia cannot be separated from the agricultural sector, because it is known that the staple food of Indonesian people comes from agricultural plants. No exception during the pandemic, the agricultural sector is certainly one of the sectors that has received more attention. Fertilizer is an important aspect in plant growth, including agriculture, where many farmers prioritize chemical fertilizers over organic fertilizers to be applied to various crops. However, the use of chemical fertilizers in the long term can cause damage to both plants and the surrounding environment, so switching to using organic fertilizers is the right step to prevent damage. Local Microorganisms (MOL) are microorganisms that are used as a starter in the manufacture of organic fertilizers, with the main components consisting of a source of carbohydrates, glucose, and a source of microorganisms. Local Microorganisms (MOL) can function as biological fertilizers, decomposers, and organic pesticides, to be precise, fungicides. The purpose of writing this article is to show the steps of making local microorganisms as fertilizer. Keywords: Local Microorganisms, agricultural, organic fertilizer Abstrak Kebutuhan akan pangan sehari-hari di Indonesia tentu tidak bisa terlepas dari sektor pertanian, sebab telah diketahui bahwa makanan pokok masyarakat Indonesia bersumber dari tanaman pertanian. Tidak terkecuali di masa pandemi, sektor pertanian tentu menjadi salah satu sektor yang mendapat perhatian lebih. Adapun pupuk merupakan aspek penting dalam pertumbuhan tanaman termasuk pertanian, dimana tidak sedikit petani yang memprioritaskan pupuk kimia ketimbang pupuk organik untuk diaplikasikan ke berbagai tanaman. Namun penggunaan pupuk kimia dalam jangka panjang bisa menyebabkan kerusakan baik pada tanaman maupun lingkungan di sekitarnya,sehingga beralih menggunakan pupuk organik merupakan langkah tepat untuk mencegah kerusakan. MOL (Mikroorganisme Lokal) merupakan mikroorganisme yang dimanfaatkan sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik, dengan komponen utama terdiri dari sumber karbohidrat, glukosa, dan sumber mikroorganisme. MOL (Mikroorganisme Lokal) dapat berfungsi sebagai pupuk hayati, dekomposer, dan pestisida organik tepatnya fungisida. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menunjukan bagaimana langkah yang dilakukan dalam pembuatan MOL (Mikroorganisme Lokal) untuk selanjutnya diaplikasikan pada tanaman sebagai pupuk. Kata kunci: Mikroorganisme Lokal, pertanian, pupuk organik
1. PENDAHULUAN
Secara umum, Pandemi covid-19 yang tengah melanda dunia termasuk Indonesia, nyatanya sangat berpengaruh terhadap berbagai sektor, tidak terkecuali sektor pertanian. Tentu sektor
DINAMISIA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1, No. 1 Desember 2017, Hal. 1-4 DOI: https://doi.org/10.31849/dinamisia.v3i2
2
pertanian tidak luput dari perhatian sebab berkaitan erat dengan kebutuhan pangan sehari-hari masyarakat Indonesia. Sebagai contoh, padi, tanaman penghasil beras yang menjadi bahan utama makanan pokok masyarakat Indonesia,yaitu nasi.
Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak petani yang lebih memilih pupuk kimia dibandingkan dengan pupuk organik, dengan alasan seperti kandungan pada pupuk kimia lebih tinggi, mudah diperoleh, dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman bisa lebih cepat terlihat.
Namun, kebutuhan pupuk dan pestisida guna memenuhi kebutuhan tanaman padi tersebut menjadi perhatian khusus sebab harganya yang meningkat di masa pandemi seperti sekarang ini. Disamping itu telah diketahui bahwa penggunaan bahan-bahan kimia seperti halnya pada pupuk anorganik maupun pestisida kurang baik bagi tanaman sebab berpengaruh pada kualitas tanaman serta dikenal tidak ramah lingkungan. Sehingga, penggunaan pupuk organik terhadap tanaman adalah penting untuk menjaga keseimbangan lahan dan kualitas tanaman, serta menghindari kerusakan lingkungan.
Pupuk organik merupakan hasil dekomposisi bahan-bahan yang diurai oleh mikroba, yang selanjutnya mampu menyediakan unsur hara sebagai kebutuhan akan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Adapun kelebihan dari penggunaan pupuk organik diantaranya adalah dapat meningkatkan daya serap tanah terhadap air sebab pupuk organik dapat mengikat air lebih banyak dan lebih lama, berfungsi sebagai granulator sehingga dapat memperbaiki struktur dan sifat fisik tanah, serta meningkatkan kondisi kehidupan mikrobia di dalam tanah. Sehubungan dengan hal tersebut, MOL (Mikroorganisme Lokal) adalah solusi yang dapat berperan dalam pembuatan pupuk organik.
MOL (Mikroorganisme Lokal) merupakan mikroorganisme yang dimanfaatkan sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik,baik pupuk organik padat maupun pupuk organik cair. Adapun bahan utama dari MOL terdiri dari beberapa komponen diantaranya adalah karbohidrat, glukosa, dan sumber mikroorganisme dimana MOL dapat berfungsi sebagai pupuk hayati, dekomposer, dan pestisida organik terutama sebagai fungisida.
Adapun pelatihan pembuatan MOL (Mikroorganisme Lokal) ditujukan agar masyarakat menyadari betapa pentingnya menjaga sistem pertanian yang mengandalkan bahan-bahan organik tanpa adanya campuran bahan kimia. Menurut Purwasasmita (2009)?, pupuk organik dari MOL (Mikroorganisme Lokal) merupakan salah satu alternatif dalam menjaga keseimbangan unsur-unsur yang terdapat di dalam tanah. Larutan MOL (Mikroorganisme Lokal) tersebut mengandung unsur makro maupun mikro yang berpotensi sebagai perombak bahan organik perangsang tanaman pengendali hama. Pun bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan MOL (Mikroorganisme Lokal) bukanlah bahan-bahan yang sulit ditemukan di lingkungan sekitar, sehingga dalam pembuatannya tidak mengakibatkan terlalu banyak pengeluaran.
2. METODE PELAKSANAAN
1) Tahap Persiapan Tahap persiapan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengajak para remaja Desa Kalijirek RT 03 RW 01 untuk mengikuti pelatihan pembuatan MOL (Mikroorganisme Lokal) dengan memanfaatkan bahan-bahan di sekitar.
b. Meminta izin kepada ketua RT dan RW setempat mengenai rencana pelaksanaan pelatihan pembuatan MOL.
c. Mempersiapkan materi pelatihan termasuk alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan pupuk alami yaitu MOL (Mikroorganisme Lokal).
2) Tahap Pelaksanaan Langkah awal dalam tahap pelaksanaan tersebut adalah dengan mempersiapkan alat
dan bahan yang dibutuhkan, khususnya seperti berbagai macam limbah rumah tangga dan bahan sederhana lain yang tentunya mudah diperoleh atau dijumpai di rumah. Selanjutnya dilakukan pelatihan kepada para peserta yang terdiri dari 4 (empat) orang remaja dari Desa Kalijirek RT 03 RW 01, tepatnya di kediaman Bapak Dul Karim. Dilakukan dengan urutan penyampaian materi, dilanjutkan dengan pembuatan MOL (Mikroorganisme Lokal) dan sesi
DINAMISIA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1, No. 1 Desember 2017, Hal. 1-4 DOI: https://doi.org/10.31849/dinamisia.v3i2
3
tanya jawab oleh para peserta. Setelah semua langkah pelatihan terlaksana maka hanya perlu menunggu hingga MOL (Mikroorganisme Lokal) tersebut jadi yakni dengan ditandai dengan mengendapnya semua bahan dan gelembung gas sudah tidak lagi muncul.
3) Tahap Akhir Dalam tahap ini, setelah MOL (Mikroorganisme Lokal) ditunggu sampai jadi yakni sekitar
2 (dua) minggu atau sampai gelembung gas sudah tidak lagi muncul dan bahan-bahan mengendap selanjutnya mikroorganiseme lokal dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk keperluan berbagai tanaman termasuk pertanian.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
1) Perizinan
Guna menunjang pelaksanaan program kerja KKN Bersama Melawan Covid-19, dilakukan pelatihan membuat MOL (Mikroorganisme Lokal). Pada salah satu program wajib KKN BMC Unnes 2020 tersebut, yaitu pelatihan budidaya tanaman sayur, diperlukan pupuk agar proses penanaman dapat berjalan secara berkelanjutan. Mikoorganisme Lokal (MOL) merupakan salah satu produk pupuk organik yang cocok diaplikasikan pada tanaman. Pelatihan membuat MOL diharapkan dapat diproduksi dalam skala besar oleh para warga khususnya yang bekerja sebagai petani.
Adapun sebelum melaksanakan pelatihan, pelaksana kegiatan KKN BMC Unnes 2020 telah terlebih dahulu melakukan koordinasi dan meminta izin kepada Ketua RT setempat yaitu Ketua RT 03 RW 01, dan kepada Kepala Desa Kalijirek berkenaan dengan pelaksanaan program kerja KKN. Setelah memperoleh izin, dilakukanlah pemberian info kepada masyarakat untuk mengikuti pelatihan pembuatan MOL (Mikroorganisme Lokal).
2) Pelaksanaan
Pelatihan pembuatan MOL (Mikroorganisme Lokal) dilaksanakan di kediaman Bapak Dul Karim warga RT 03 RW 01 Desa Kalijirek, Kebumen pada tanggal 26 Juli 2020, dengan diikuti oleh empat orang secara langsung atau tatap muka yang tentunya tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Pelaksanaan pelatihan diawali dengan penyampaian materi kepada para peserta, guna menjadikan para peserta mengetahui terlebih dahulu maksud dari MOL itu sendiri. Adapun MOL (Mikroorganisme Lokal) merupakan mikroorganisme yang dimanfaatkan sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik,baik pupuk organik padat maupun pupuk organik cair. Adapun bahan utama dari MOL terdiri dari beberapa komponen diantaranya adalah karbohidrat, glukosa, dan sumber mikroorganisme dimana MOL dapat berfungsi sebagai pupuk hayati, dekomposer, dan pestisida organik terutama sebagai fungisida. MOL (Mikroorganisme Lokal) terdiri atas 3 (tiga) komponen diantaranya adalah sumber karbohidrat, glukosa, dan sumber mikroorganisme.
Adapun langkah pertama yang harus dilakukan adalah mempersiapkan segala alat dan bahan, yang terdiri dari: - Wadah kedap udara misalnya botol bekas dengan kapasitas 2 (dua) liter - Wadah untuk air gula jawa dan air cucian beras - Pisau
DINAMISIA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1, No. 1 Desember 2017, Hal. 1-4 DOI: https://doi.org/10.31849/dinamisia.v3i2
4
Gambar 1. Proses pelatihan pembuatan MOL
Yang menjadi bahan utama dalam larutan MOL adalah yang harus mengandung 3 (tiga) komponen yaitu sumber karbohidrat, sumber mikroorganisme, dan glukosa.
Menurut Roni Assafaat Hadi, bahan utama dalam pembuatan MOL adalah bahan-bahan yang terdiri dari 3 (tiga) komponen yaitu karbohidrat, misalnya air cucian beras/tajin, nasi basi, singkong, kentang, gandum, dan lain sebagainya. Selanjutnya adalah glukosa, bisa dari gula merah yang diencerkan dengan air, bisa juga dari cairan gula pasir, maupun dari air gula dan air kelapa. Yang ketiga adalah sumber mikroorganisme yang bisa bersumber dari bahan sampah dapur yang mudah membusuk atau sayur yang telah basi, keong sawah yang ditumbuk, bonggol pisang, dan lain-lain.
Pun telah disampaikan oleh Riestya Estika, seorang konten kreator yang dikenal melalui kanal youtubeMG Garden, bahwa sumber karbohidrat dapat berasal dari kulit maupun batang pisang, dedak, dan buah mengkudu. Sementara untuk glukosa bisa berasal dari molase atau tetes tebu, serta sumber mikroorganisme bisa berasal dari tape singkong, terasi, dan daun bambu yang dijemur.
Dalam pelatihan pembuatan mikroorganisme lokal, materi disampaikan kepada para peserta. Adapun langkah pembuatan MOL (Mikroorganisme Lokal) maka langkah yang harus ditempuh diantaranya yaitu:
1. Siapkan bahan yang mengandung komponen karbohidrat, glukosa, dan sumber mikroorganisme
2. Dalam praktik pelatihan pembuatan MOL ini digunakan air cucian beras yakni sebanyak 1,75 liter sebagai sumber karbohidrat, untukk glukosa menggunakan gula merah sebanyak 100 ml dimana berat gula sebanyak 1 ons, serta 1 (satu) bungkus terasi dan daun mambu sebagai sumber mikroorganisme. Sebagai tambahan nutrisi, digunakan batang sayur kangkung yang mana kangkung sendiri mengandung kalium dan magnesium yang dapat dimanfaatkan sebagai energi bagi tanaman yang tentunya berguna dalam membuat tanaman dan tanah menjadi lebih subur.
3. Untuk bahan-bahan yang memiliki ukuran besar maka terlebih dahulu dipotong menjadi beberapa bagian dalam ukuran kecil sehingga nantinya mudah terurai, selanjutnya bahan-bahan tersebut dimasukan ke dalam botol, disusul dengan memasukan juga air cucian beras dan larutan gula merah.
4. Tutup botol hingga rapat. Hal tersebut dikarenakan proses fermentasi MOL (Mikroorganisme Lokal) haruslah ditempatkan dalam wadah yang kedap udara, selanjutnya tunggu minimal 2 (dua) minggu atau sampai gelembung-gelembung gas sudah tidal lagi muncul serta semua bahan sudah mengendap.
5. Adapun guna mempercepat proses fermentasi tersebut, penyimpan MOL harus berada pada tempat yang hangat namun tidak terkena matahari secara langsung.
DINAMISIA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1, No. 1 Desember 2017, Hal. 1-4 DOI: https://doi.org/10.31849/dinamisia.v3i2
5
6. Proses fermentasi MOL akan menghasilkan gelembug gas, dimana tekanan gas pada wadah dapat membuat udara terdorong keluar, sehingga wadah tersebut haruslah tetap dibuka tutup setiap harinya guna mengurangi tekanan gas.
3) Hasil
Mikroorganisme dalam MOL sangatlah baik digunakan untuk berbagai kebutuhan pertanian terutama berkenaan dengan kesuburan tanaman dan kesuburan tanah. Mikroorganisme dapat juga disebut dengan isolat, dimana isolat merupakan biakan murni dari mikroorganisme yang diharapkan berasal dari satu jenis, sementara usaha untuk memperoleh isolat tersebut dinamakan dengan isolasi.
Terjadinya proses fermentasi yang terjadi diakibatkan adanya proses perombakan bahan-bahan dalam pembuatan MOL (Mikroorganisme Lokal) oleh bakteri, dimana saat terjadi proses tersebut terdapat perubahan pada larutan MOL (Mikroorganisme Lokal) yang ditandai dengan adanya perubahan warna dan bau.
Gambar 2. Hasil Pembuatan MOL
Hasil fermentasi MOL (Mikroorganisme Lokal) selanjutnya dapat diaplikasikan sebagai pupuk organik pada tanaman, namun sebelumnya MOL tersebut perlu ditambahkan komposisi air dengan takaran yang sesuai, sebab pengaplikasian MOL yang terlalu pekat justru bisa mengakibatkan tanaman mati. Perlu juga dilakukan percobaan guna mengetahui pengaruh dari pengaplikasian mikroorganisme lokal tersebut terhadap tanaman, yakni melihat bagaimana tanaman yang telah diberi MOL tersebut tumbuh. MOL (Mikroorganisme Lokal) yang akan diaplikasikan pada tanaman perlu terlebih dahulu dicampurkan dengan air dengan komposisi yang lebih pekat. Sementara untuk penambahan terhadap sayur atau buah-buahan maka komposisi air yang digunakan justru harus lebih encer atau lebih banyak untuk pengenceran MOL. Penambahan kompisisi air tersebut juga berlaku terhadap pestisida.
Adapun usia tanaman juga menjadi salah satu fakto penting yang perlu menjadi perhatian. Untuk tanaman yang berusia muda atau masih kecil maka pemberian MOL (Mikroorganisme Lokal) sedikit saja. Sedangkan tanaman dengan usia lebih tua atau sudah tergolong besar maka mikroorganisme lokal dapat diberikan dengan jumlah lebih banyak. Pemberian MOL (Mikroorganisme Lokal) sendiri dilakukan setiap seminggu atau 10 (sepuluh) hari sekali sesuai kebutuhan tanaman. MOL (Mikroorganisme Lokal) yang sudah lama jadi masih bisa digunakan selama cairan mikroorganisme lokal tersebut tidak terkontaminasi, sebab jika sudah
DINAMISIA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1, No. 1 Desember 2017, Hal. 1-4 DOI: https://doi.org/10.31849/dinamisia.v3i2
6
terkontaminas,dapat memicu munculnya hama pada tanaman yang telah diaplikasikan MOL tersebut. Namun terkait dengan penggunaan dekomposer kompos, penggunaan MOL (Mikroorganisme Lokal) masih dapat digunakan meski sudah terkontaminasi.
Tabel 1. Respon Peserta Pelatihan Pembuatan MOL (Mikroorganisme Lokal) yang digunakan
sebagai pupuk organik cair (Penilaian oleh peserta 1 – 4)
No Aspek Penilaian
Skor penilaian (1-10)
1 2 3 4
1. Materi pelatihan (cara penyampaian, kejelasan)
8 9 9 9
2. Fasilitas pelatihan (ruangan, materi) 8 8 8 8
3. Kesusaian materi dengan tujuan pelatihan 8 8 8 8
4. Kesempatan peserta untuk bertanya 9 9 10 10
5. Alat-alat penunjang pelatihan 8 7 8 8
6. Makanan dan minuman yang disediakan untuk para peserta
9 9 9 9
7. Tingkat kemungkinan materi bisa diterapkan di lokasi masing-masing
8 8 8 8
Berdasarkan data pada tabel yang disajikan di atas, maka dapat dilihat bahwa pelatihan
yang diberika tergolong baik, memiliki peluang cukup besar untuk bisa diterapkan dengan baik di lokasi para peserta masing-masing.
Dengan adanya pengetahuan mengenai dampak positif dalam penggunaan MOL (Mikroorganisme Lokal) melalui pelatihan yang telah diberikan maka besar harapan akan timbul kesadaran bagi para masyarakat terkhusus bagi para petani untuk memulai produksi MOL (Mikroorganisme Lokal), yakni dimulai dari lingkup kecil seperti rumah hingga kemudian bisa dikembangkan dalam lingkup lebih luas atau memproduksi MOL (Mikroorganisme Lokal) dalam skala yang lebih besar. Disamping untuk menghemat pengeluaran, memanfaatkan Mikroorgnisme Lokal (MOL) untuk kebutuhan tanaman tersebut tentu berdampak baik bagi lingkungan sebab bahan-bahan yang digunakan merupakan bahan-bahan organik, sehingga tanaman yang dihasilkan memiliki kualitas lebih baik meski harganya murah, dan yang pasti tidak merusak lingkungan sekitar, yang dapat pula berimbas pada meningkatnya produktivitas tanaman.
4. SIMPULAN DAN SARAN
1) Simpulan
MOL (Mikroorganisme Lokal) merupakan mikroorganisme yang dimanfaatkan sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik,baik pupuk organik padat maupun pupuk organik cair.
Pelatihan pembuatan MOL (Mikroorganisme Lokal) diawali dengan kegiatan meminta izin kepada ketua RT setempat, selanjutnya mempersiapkan materi pelatihan serta alat dan bahan, dan mengajak beberapa warga sekitar untuk bergabung dalam pelatihan tersebut. Pelatihan dilaksanakan dengan tujuan untuk membantu masyarakat khususnya dari kalangan petani agar dapat memanfaatkan bahan-bahan di sekitar yang tentunya mudah ditemukan, seperti nasi bekas/basi, air cucian beras, dan lain sebagainya. Disamping itu penggunaan bahan-bahan organik tersebut dapat menghemat pengeluaran serta yang terpenting tidaklah merusak lingkungan. Sehingga penggunaan MOL (Mikroorganisme Lokal) sebagai pupuk organik maupun dekomposer secara berkelanjutan pada lahan pertanian dapat memperbaiki kondisi lahan atau dengan kata lain lahan semakin subur, dan berimbas pada meningkatnya produktivitas tanaman.
DINAMISIA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1, No. 1 Desember 2017, Hal. 1-4 DOI: https://doi.org/10.31849/dinamisia.v3i2
7
2) Saran
Melihat besarnya manfaat dari mikroorganisme lokal serta kemudahan dalam memperoleh bahan-bahan organik di lingkungan sekitar, maka pelatihan dapat dilakukan dengan tambahan cara lain seperti melakukannya via online atau dalam jaringan sehingga peserta yang dituju bisa lebih banyak meskipun tanpa tatap muka atau pelatihan secara langsung. Dengan begitu peluang untuk memanfaatkan MOL (Mikroorganisme Lokal) sebagai pupuk organik bagi tanaman akan lebih besar dan dampaknya meluas pada hematnya pengeluaran serta yang terpenting pemanfaatan mikroorgansme lokal tersebut tidaklah merusak lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Balla, Iwan Umbu Siwa, I Made Sunantra, dan Wawan Apzani. 2016. “Pemberian Pupuk Hijau dan MOL Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Tanah (Arachis Hypogeae L)”. Jurnal Vol. 13 No. 2.
Hadi, Roni Assafaat. 2019. “Pemanfaatan Mikroorganisme Lokal Dari Materi Yang Tersedia di Sekitar Lingkungan”. Jurnal Agroscience Vol.9 No. 1,
Halim, Abdul, Djarwatiningsih PS, dan Agus Sulistiyono. 2017. “Formulasi Berbagai MOL dan Populasi Tanaman Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kangkung Darat (Ipomoea reptans)”. Jurnal Plumula Vol. 5 No.1.
Juanda, Irfan, dan Nurdiana. 2011. “Pengaruh Metode dan Lama Fermentasi Terhadap Mutu MOL (Mikroorganisme Lokal)
Kurniawan, Andri. 2018. “Produksi MOL (MIKROORGANISME LOKAL) Dengan Pemanfaatan Bahan-Bahan Organik di Sekittar”. Jurnal Hexagro Vol. 2 No. 2.
Pratiwi, Eka. 2018. “Aplikasi Berbagai Jenis MOL (Mikroorganisme Lokal) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi”. Skripsi Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin Makassar.
Triyono A. 2010. Pengaruh Konsentrasi Ragi Terhadap Karakteristik Sari Buah Dari Beberapa Varietas Pisang. Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna-Lipi.
Bukti unggahan artikel ke website jurnal
MARTABE :Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol x No x Tahun xxxx Hal x–xxx
MARTABE : Jurnal Pengabdian Masyarakat│x
PROGRAM PEMBAGIAN PAKET SEMBAKO DAN MASKER BAGI
MASYARAKAT TERDAMPAK COVID-19 SEBAGAI BENTUK
PEDULI SOSIAL DI KABUPATEN KEBUMEN
PROGRAM FOR DISTRIBUTION OF FOOD AND MASKS
PACKAGES FOR COMMUNITIES AFFECTED BY COVID-19 AS A
FORM OF SOCIAL CARE IN KEBUMEN DISTRICT
Ahmad Jundi Alfaruq1), Erina Dwi Saputri2), Fernanda Aristiya*3), Nafa Ul Fadilah4),
Windy Augustiani5), Ridwan Arifin6)
1)Jurusan Ekonomi Pembangunan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
2)Jurusan Ilmu Hukum, Universitas Negeri Semarang, Indonesia 3)Jurusan Kimia, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
4)Jurusan Akuntansi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia 5)Jurusan Pendidikan Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
6)Jurusan Ilmu Hukum, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
e-mail: [email protected]
Abstract
Since the covid-19 pandemic in Indonesia, it has caused losses from various aspects of life, especially in the
economic sector, namely increasing poverty and rising prices of basic food, especially the price of staple food.
The government has tried to overcome this problem by providing direct cash assistance. However, in fact, the
level of effectiveness of this direct assistance is still low. This direct assistance is short-term, which will run
out in just a few moments. Therefore KKN BMC UNNES in Kebumen carries out direct community service
in the form of social service donations of sambako and medical devices. In carrying out this activity is carried
out in two stages, namely the pre-activity stage and the activity implementation stage. The pre-activity stage is
carried out by raising funds, promoting open paid and selling mineral water. While the implementation stage
of the activity was carried out through FGDs with group members, wrapping donation packages and
distributing donations of food packages and medical devices. From all these activities, cash was collected worth
Rp. 1,402,400.00 which are then allocated to 25 packages of basic foodstuffs. For medical equipment in the
form of masks, it is a donation from someone totaling 50 of masks. The distribution of basic food packages
and masks was carried out on Thursday, August 13, 2020. The targets of the distribution of basic food packages
and masks were the poor and affected by Covid-19 from Sruweng Village, Depokrejo Village, Seliling Village,
Adimulyo Village, and Bumirejo Village.
Keywords: Covid-19, donations, food packages and masks
Abstrak
Sejak terjadinya pandemi covid-19 di Indonesia menyebabkan kerugian dari berbagai aspek kehidupan
khususnya di bidang ekonomi yaitu meningkatnya kemiskinan dan naiknya harga-harga sembako khususnya
harga pangan pokok. Pemerintah sudah mencoba menanggulangi masalah tersebut dengan memberikan
bantuan langsung tunai. Namun pada kenyataanya tingkat efektifitas bantuan langsung ini terbilang masih
rendah. Bantuan langsung ini bersifat jangka pendek yang mana akan segera habis dalam beberapa waktu saja.
Oleh karena itu KKN BMC UNNES di Kebumen melaksanakan pengabdian kepada masyarakat secara
langsung dalam bentuk bakti sosial donasi sambako dan alat kesehatan. Dalam melaksanakan kegiatan ini
dilaksanakan melalui dua tahap yaitu tahap pra-kegiatan dan tahap pelaksanaan kegiatan. Tahap pra-kegiatan
dilakukan dengan penggalangan dana, open paid promote dan penjualan air mineral. Sedangkan tahap
pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui FGD dengan anggota kelompok, pembungkusan paket donasi dan
pembagian donasi paket sembako dan alat kesehatan. Dari semua kegiatan tersebut, terkumpul uang tunai
senilai Rp. 1.402.400,00 yang kemudian dialokasikan menjadi 25 paket sembako. Untuk alat kesehatan berupa
Nama Penulis 1, dkk.Pengolahan Limbah Plastik Menjadi Produk…
2
masker merupakan donasi dari seseorang berjumlah 50 picis masker. Pembagian paket sembako dan masker
ini dilaksanakan pada Kamis, 13 Agustus 2020. Sasaran dari kegiatan pembagian paket sembako dan masker
merupakan masyarakat kurang mampu dan terkena dampak dari covid-19 dari Desa Sruweng, Desa Depokrejo,
Desa Seliling, Desa Adimulyo, dan Kelurahan Bumirejo.
Kata Kunci: Covid-19, donasi, paket sembako dan masker
PENDAHULUAN
Penyakit virus corona 2019
(corona virus disease/COVID-19) sebuah
nama baru yang diberikan oleh Wolrd
Health Organization (WHO) bagi pasien
dengan infeksi virus novel corona 2019
yang pertama kali dilaporkan dari kota
Wuhan, Cina pada akhir 2019.
Penyebaran terjadi secara cepat dan
membuat ancaman pandemi baru. Pada
tanggal 10 Januari 2020, etiologi penyakit
ini diketahui pasti yaitu termasuk dalam
virus ribonucleid acid (RNA) yaitu virus
corona jenis baru, betacorona virus dan
satu kelompok dengan virus corona
penyebab severe acute respiratory
syndrome (SARS) dan middle east
respiratory syndrome (MERS CoV).
Virus ini dapat ditularkan dari
manusia dan menyebar secara luas di
China dan lebih dari 190 negara dan
teritori lainnya (Susilo, 2020). Pada 12
Maret 2020,WHO mengumumkan Covid-
19 sebagai pandemi.
Infeksi COVID-19 yang
disebabkan virus corona baru merupakan
suatu pandemik baru dengan penyebaran
antar manusia yang sangat cepat. Derajat
penyakit dapat bervariasi dari infeksi
saluran napas atas hingga ARDS.
Diagnosis ditegakkan dengan RT-PCR,
hingga saat ini belum ada terapi antivirus
khusus dan belum ditemukan vaksin untuk
COVID-19. Diperlukan pengembangan
mengenai berbagai hal termasuk
pencegahan di seluruh dunia.(Handayani,
2020).
Upaya memutus mata rantai
penyebaran Covid-19 dilakukan
pemerintah dan lembaga keagamaan
dengan menerbitkan beberapa peraturan
untuk dipatuhi oleh masyarakat (Syafrida,
2020). Beberapa peraturan atau kebijakan
tersebut diantaranya lockdown dan new
normal. Kebijakan-kebijakan ini
membatasi berbagai aktivitas manusia
salah satunya yaitu kegiatan-kegiatan
ekonomi seperti jual beli serta kegiatan-
kegiatan lain. Hal ini menyebabkan
terganggunya aktivitas ekonomi yang
menyebabkan melambatnya pertumbuhan
ekonomi. Berbagai dampak yang
disebabkan oleh melambatnya
pertumbuhan ekonomi tersebut yaitu
munculnya berbagai permasalahan seperti
meningkatnya kemiskinan di Indonesia.
Menurut Jacobus et. al. (2018)
kemiskinan merupakan suatu keadaan
yang menyangkut ketidakmampuan dalam
memenuhi tuntutan kehidupan yang
paling minimum, khusunya dari aspek
konsumsi dan pendapatan. Masalah
kemiskinan ini sangatlah kompleks dan
bersifat fundamental dimana berkaitan
dengan aspek sosial, ekonomi, budaya dan
aspek lainnya. Sedangkan inti
permasalahan pada kemiskinan adalah
batasan-batasan tentang kesejahteraan itu
sendiri. Dalam teori ekonomi, semakin
banyak barang yang dikonsumsi berarti
semakin tinggi pula tingkat kesejahteraan
seseorang. Tingkat kesejahteraan dapat
diartikan sebagai kemampuan untuk
mengakses sumber daya yang tersedia
(barang yang dikonsumsi).
Kemampuan akses sumber daya
yang tersedia ini dapat diukur melalui
jumlah pendapatan ataupun pengeluaran
seseorang.Jika definisi kemiskinan
dihubungkan dengan tingkat
kesejahteraan, kemiskinan dapat diartikan
sebagai ketidakmampuan dalam
memenuhi kesejahteraan atau dengan kata
lain kekurangan akses terhadap sumber
daya untuk memenuhi kebutuhan
MARTABE :Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol x No x Tahun xxxx Hal x–xxx
MARTABE : Jurnal Pengabdian Masyarakat│x
hidupnya. Kekurangan akses di sini
maksudnya adalah kurangnya pendapatan
seseorang. Menurut Badan Pusat Statistik
(BPS) dan Departemen Sosial,
kemiskinan adalah ketidakmampuan
individu dalam memenuhi kebutuhan
dasar minimal untuk hidup layak (baik
makanan maupun nonmakanan).
Garis kemiskinan yang ditetapkan
oleh BPS adalah jumlah pengeluaran yang
dibutuhkan oleh setiap individu untuk
dapat memenuhi kebutuhan makanan
setara dengan 2100 kalori per orang per
hari dan kebutuhan nonmakanan yang
terdiri dari perumahan, pakaian,
kesehatan, pendidikan, transportasi, serta
aneka barang dan jasa lainnya.
Kemiskinan merupakan masalah
sosial terbesar yang harus diselesaikan
setiap negara. Begitu pula di Indonesia,
sejak menyebarna virus corona
menyebabkan kemiskinan di Indonesia
meningkat pada bulan Maret 2020
sebanyak 9,78 persen atau sebanyak 26,42
juta orang (BPS). Pandemi ini memiliki
dampak yang sangat serius terhadap
masalah perekonomian di Indonesia.
Selain menyebabkan meningkatnya
kemiskinan di Indonesia pandemi ini
secara tidak langsung juga menyebabkan
naiknya harga-harga sembako khususnya
harga pangan pokok seperti beras, minyak
goreng, serta daging.
Kemisikinan membuat seseorang
belum bisa melengkapi kebutuhan
hidupnya sendiri. Terlebih lagi dalam
keaadan pandemi seperti ini. Kebutuhan
primer seperti pangan yang bergizi hingga
alat kesehatan sangat vital dalam kondisi
sekarang. Namun masih banyak dari
masyarakat kita yang susah untuk
mendapatkanya. Bahkan sebelum
pandemi masyarakat miskin hanya
mampu mencukupi kebutuhan sehari hari
mereka. Di masa pandemi seperti ini,
dimana harga-harga sembako seperti
kebutuhan pokok pangan meningkat,
membuat mereka lebih susah untuk
mendapatkan kebutuhan yang cukup.
Pemerintah tentu mengeluarkan
kebijakan-kebijakan tertentu guna
mananggulangi permasalahan seperti
melambatnya pertumbuhan ekonomi serta
meningkatnya angka kemiskinan yang
disebabkan oleh menyebarnya virus
corona ini. Stimulus stimulus yang
dikeluarkan oleh pemerintah dengan
tujuan memperbaiki ekonomi
dimaksudkan untuk merangsang sektor
sektor lain agar bangkit kembali seperti
semula. Salah satu bentuk stimulus
tersebut ialah bantuan langsung tunai.
Bantuan ini secara tidak langsung dapat
mengurangi beban masyarakat miskin
yang belum mampu mencukupi kebutuhan
pokok hidupnya.
Namun pada kenyataanya tingkat
efektifitas bantuan langsung ini terbilang
masih rendah. Bantuan langsung ini
bersifat jangka pendek yang mana akan
segera habis dalam beberapa waktu saja.
Pemerintah membutuhkan dana yang
sangat besar apabila pemerintah berniat
untuk menstimulus masyarakatnya
dengan bantuan langsung ini. Maka dari
itu masih banyak masyarakat yang
membutuhkan bantuan guna mencukupi
kebutuhan pokok sehari-hari mereka.
Hal inilah yang menjadi dasar
pemikiran Kuliah Kerja Nyata Bersama
Melawan Covid-19 atau KKN BMC
Universitas Negeri Semarang di Kebumen
untuk melaksanakan pengabdian kepada
masyarakat secara langsung dalam bentuk
bakti sosial donasi sambako dan alat
kesehatan dengan sasaran masyarakat
kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
METODE
Kegiatan pengabdian masyarakat,
pembagian paket sembako dan alat
kesehatan ini dilaksanakan secara
berkelompok bersama mahasiswa TIM
Mahasiswa KKN BMC-19 UNNES di
Kabupaten Kebumen yang tersebar ke
berbagai kecamatan, secara khusus di
Desa Sruweng, Desa Seliling, Desa
Nama Penulis 1, dkk.Pengolahan Limbah Plastik Menjadi Produk…
4
Bumirejo, Desa Depokrejo, dan Desa
Adimulyo.
Waktu pelaksanaan pengabdian
masyarakat pada hari Kamis, 13 Agustus
2020 dilakukan dari pukul 14.00-18.00
WIB serta dengan mematuhi protokol
kesehatan.
Secara singkat. Tahapan kegiatan
pengabdian masyarakat yang dilakukan
adalah sebagai berikut :
1. Tahap Pra-kegiatan
Sebelum dilaksanakan kegiatan
pengabdian masyarakat ini kami
melakukan berbagai persiapan, baik
secara perencanaan maupun finansial.
Salah satu upaya yang kami lakukan
untuk menambah dana kegiatan
adalah sebagai berikut :
a. Penggalangan dana
Menyebar pamflet open donasi
yang melalui akun ig
@kknbmc.kebumen, maupun
melalui sosial media masing-
masing anggota kelompok. Kami
tidak hanya menerima donasi
dalam bentuk dana akan tetapi
dapat berupa barang (sembako,alat
kesehatan).
b. Open paid promote
Salah satu bentuk usaha kami yang
kedua adalah melalui open paid
promote. Kegiatan ini
memanfaatkan akun instagram
pribadi milik masing-masing
anggota kelompok untuk
mempromosikan sebuah barang
atau pun jasa, kemudian pihak
yang kami promosikan tersebut
membayar jasa untuk itu, besaran
biaya tergantung dari paket yang
diambil.
c. Penjualan air mineral
d. Bentuk usaha kami yang
selanjutnya adalah penjualan air
mineral. Kami berjualan air
mineral di Alun-alun Kebumen
pada saat Car Free Day (CFD),
100% dari hasil penjualan air
mineral ini, digunakan untuk
kegiatan donasi.
2. Pelaksanaan kegiatan
Pada tahap pelaksanaan kegiatan
Donasi paket sembako dan alat
kesehatan untuk masyarakat
Kabupaten Kebumen ini terbagi
menjadi beberapa tahap lagi, yaitu :
a. FGD dengan anggota kelompok
Pada pagi hari anggota kelompok
berdiskusi terkait dengan teknis
pelaksanaan kegiatan,
pembagian kelompok, dan lain-
lain.
b. Pembungkusan paket donasi
Kegiatan pembungkusan paket
donasi masih dilakukan bersama
kelompok besar. Pembungkusan
isi paket sembako dilakukan
sesuai dengan rencana yang telah
disepakati.
c. Pembagian donasi paket
sembako dan alat Kesehatan
d. Setelah rencana tersusun dengan
rapi, paket sembako sudah
selesai dibungkus, kemudian siap
dibagikan. Proses pembagian
dilakukan oleh kelompok kecil
yang sudah terbagi pada saat
FGD. Kegiatan pembagian ini
dilakukan mulai pukul 14.00
WIB-18.00 WB.
Pelaksanaan kegiatan ini
membutuhkan kira-kira 1 bulan dengan
rincian seperti tertera pada Tabel 1
p-ISSN:2598-1218 Volume x Nomor x Tahun xxxx
e-ISSN:2598-1226
Tabel 1. Waktu pelaksanaan kegiatan donasi paket sembako dan masker KKN BMC UNNES
2020 di Kebumen
No. Aktivitas Tanggal Pelaksanaan
Tahap Pra Kegiatan
1. Penggalangan Dana 13 Juli 2020-12 Agustus 2020
2. Open Paid Promote 5 & 6 Agustus 2020
3. Jualan Air Mineral 2 & 9 Agustus 2020
Tahap Kegiatan
1 FGD dengan anggota kelompok
13 Agustus 2020 2. Pembungkusan paket donasi
3. Pembagian donasi paket sembako dan alat
kesehatan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pandemi Covid-19 telah
menciptakan berbagai permasalahan.Tidak
hanya membuat seseorang jatuh sakit dan
membutuhkan perawatan atau bahkan
sampai meninggal dunia, tetapi dengan
adanya Imbauan sosial distancing yang
diserukan guna memerangi wabah Covid-
19 ini juga menimbulkan kerugian di
berbagai sektor dan berbagai golongan
masyarakat.Untuk sektor Ekonomi,
misalnya, banyak golongan masyarakat
yang mengalami penurunan penghasilan
akibatpenerapan Social Distancing ini.
Terutama mereka yang mengandalkan
penghasilan harian. Mulai dari banyaknya
perusahaan yang tidak mampu menggaji
pegawainya sehingga melakukan
Pemberhentian Hubungan Kerja (PHK)
secara massal, penutupan pasar sehingga
pedagang kecil tidak bisa berdagang,tukang
ojek yang sepi orderan, dan masih banyak
lagi.Alhasil banyak orang tidak bisa bekerja
dan tidak mendapatkan penghasilan.
Padahal kebutuhan primer tetap harus
terpenuhi meskipun pemasukan atau
penghasilan tersendat tidak seperti
biasanya.
Melihat keadaan ini, sebagi
mahasiswa kami tergerak untuk membantu,
sehingga kami, tim KKN BMC Lawet
konservasi memutuskan untuk membuat
kegiatan pengabdian masyarakat berupa
pembagian paket sembako dan masker
sebagai bentuk kepedulian sosial kepada
masyarakat kurang mampu dan terdampak
covid-19 di Kabupaten Kebumen. Kami
membagikan alat kesehatan berupa masker
karena sesuai anjuran pemerintah dan
WHO, masker adalah alat kesehatan yang
tidak boleh ketinggalan dalam
menajalankan aktivitas sehari- sehari.
Penularan covid-19 dari manusia ke
manusia lain terjadi melalui droplet yang
keluar saat batuk atau bersin. Selain itu
virus ini dapat hidup di udara selama
setidaknya 3 jam. Hal inilah yang
mendasari pentingnya pemakaian masker
saat keluar rumah dan berinteraksi dengan
orang lain. Akan tetapi Masyarakat di luar
rumah di wilayah Kabupaten Kebumen,
tidak semua memahami betapa pentingnya
menggunakan masker sebagai upaya
preventif terhadap covid-19.Hal ini terbukti
masih banyaknya masyarakat yang belum
menggunakan masker sebagai pelindung
diri dari bahaya Covid-19.Untuk itu kami
memilih untuk membagikan alat kesehatan
berupa masker.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan
melalui beberapa tahapan yang dilmulai
sejak tanggal 14 Juli 2020 sampai dengan
tanggal 13 Agustus 2020.
Pada langkah awal, tim KKN BMC
Lawet Konservasi melakukan diskusi untuk
menentukan penanggungjawab kegiatan
dan juga sekaligus menentukan cara–cara
apa saja yang akan dilakukan untuk
mengumpulkan dana donasi. Berdasarkan
hasil diskusi disepakati bahwa
pengumpulan dana dilakukan dengan
MARTABE :Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol x No x Tahun xxxx Hal x–xxx
x
pembuatan pamphlet open donation yang
kemudian di laukan publikasi melalui
unggahan media social, membuat open paid
promote, dan penggalan dana dengan
berjualan.
Selanjutnya kegiatan dimulai
dengan publikasi pamphlet open donation
yang dilakukan oleh seluruh anggota Tim
melalui unggahan di media social
(instagram) setelah sebelumnya melewati
beberapa kali revisi isi pamphlet.
Gambar 1. Pamflet open donation
Donasi sering diartikan juga sebagai
sumbangan. Bantuan ini merupakan
pemberian atau sokongan. Hal ini sejalan
dengan pengertian donasi menurut
Poerwadarminta (1983) yang mengartikan
donasi sebagai sumbangan yaitu suatu
pemberian yang bersifat santunan serta
bertujuan untuk memberikan bantuan serta
sokongan.
Sementara menurut pendapat dari
Santoso Brotodiharjo (2005), di dalam
sumbangan terdapat pemikiran bahwa
biaya yang dikeluarkan untuk sumbangan
tidak dikeluarkan dari kas umum karena
golongan tertentu yang memang mampu
untuk memberi sumbangan. Jadi, terdapat
pemisahan anggaran untuk sumbangan dan
untuk operasional kesehariannya.
Tidak bisa dipungkiri, sosial media
adalah ”senjata” untuk menebarkan
kebaikan.di tengah situasi pandemik covid-
19 seperti saat ini. Peran media sosial
dalam menyebarluaskan informasi seputar
donasiakan mempermudah masyarakat
untuk ikut aktif berpartisipasi.Sesuai
dengan nama program, donasi yang
diberikan dapat berupa Sembako maupun
alat kesehatan. Bisa juga dengan
memberikan uang tunai yang nantinya akan
dialokasikan oleh tim menjadi sembako
atau alat kesehatan berupa masker. Open
donasi ini dibuka pada tanggal 15 Juli 2020
dan ditutup pada tanggal 12 Agustus 2020.
Selain melalukan open donation
melalui publikasi pamphlet, tim KKN BMC
Lawet Konservasi juga mengumpulkan
dana donasi dengan membuka paid
promote. Hal ini dilakukan mengingat
semakin maraknya jual –beli online
sehingga akan banyak toko-toko online
yang membutuhkan jasa promosi. Kami
memanfaatkan kondisi dan peluang
tersebut agar semakin banyak danadonasi
yang terkumpul. Sistim dari paid promote
yang kami lakukan yaitu dengan membuka
atau menerima jasa mempromosikan bisnis
atau barang dari klien dengan cara
mengunggah konten foto atau video di feed
dan story instagram setiap anggota tim
KKN BMC Lawet Konservasi selama
waktu tertentu sesuai ketentuan yang telah
dibuat.Kegiatan ini dimulai sejak tanggal
27 Juli 2020.
Tidak cukup dengan dua kegiatan
tersebut, kami juga melakukan
penggalangan dana dengan menjual air
mineral di kegiatan Car Free Day yang
bertempat di Alun –alun Kota Kebumen.
Kegiatan ini dilakukan dua kali pada hari
Minggu, tanggal 2 dan 9 Agustus 2020.
Gambar 2. Dokumentasi Penggalangan Dana
Layaknya peribahasa, “Sambil
menyelam, minum air”, ketika menjual air
mineral kami juga sekaligus menjelaskan
Nama Penulis 1, dkk.Pengolahan Limbah Plastik Menjadi Produk…
x
bahwa kami sedang melakukan open
donation yang nantinya akan dibagikan ke
masyarakat terdampak covid-19. Dengan
begitu, tidak sedikit orang yang merogoh
saku mereka untuk turut andil dalam
kegiatan donasi ini.\
Gambar 3.Dokumentasi Penggalangan dana
Selanjutnya, setelah penutupan
open donation yaitu pada tanggal 13
Agustus 2020, dilakukan perhitungan dana
terkupul sekaligus pendistribusian paket
sembako dan masker kepada masyarakat
terdampak covid-19. Dari semua kegiatan
penggalangan dana, terkumpul uang tunai
senilai Rp. 1.402.400,00 yang kemudian
dialokasikan menjadi 25 paket sembako.
Untuk alat kesehatan berupa masker
merupakan donasi dari seseorang
berjumlah 50 picis masker.
Kegiatan pengemasan paket
sembako dilakukan di rumah salah satu
anggota tim KKN BMC Lawet Konservasi
setelah sebelumnya uang tunai yang
terkumpul dibelanjakan isian dari paket
sembako. Isian dari sembako yang akan
dibagikan yaitu beras, gula, mie instan, dan
minyak. Pada saat melakukan
pembelanajaan isian dari paket sembako,
tim kembali mendapat tambahan donasi
berupa tepung dari toko sembako tempat
kami membeli. Sehingga isian dari paket
sembako bertambah.
Paket sembako kemudian
didistribusikan ke-5 Desa pilihan sesuai
dengan hasil rapat yang ditentukan
berdasarkan hasil survey yang telah
dilakukan yang mana desa tersebut
memiliki warga kurang mampu dan
terdampak covid-19 yang membutuhkan
bantuan.Desa sasaran yang dimaksud yaitu
Desa Sruweng, Desa Depokrejo, Desa
Seliling, Desa Adimulyo, dan Kelurahan
Bumirejo.Setiap desa sasaran dialokasikan
5 paket sembako dan masker untuk 5
keluarga. Khusus Kelurahan Bumirejo, 5
paket sembako dan masker yang harusnya
didistribusikan untuk 5 keluarga dijadikan
1 paket untuk keluarga yang pada hari
sebelumnya mengalami bencana kebakaran
karena dirasa keluarga tersebut lebih
membutuhkan.
Tujuan dilaksanakan kegiatan ini
adalah untuk membantu masyarakat yang
kurang mampu yang terkena dampak dari
pandemi covid-19 ini. Donasi berupa
sembako dan alat kesehatan dibagikan ke 5
desa di Kebumen. Oleh karena itu dibagi
menjadi 5 kelompok dalam membagikan
hasil donasi ke masyarakat, agar
pelaksanaan kegiatan tidak terlalu
bergerombol dan lebih efektif waktu.
Gambar 4. Dokumentasi distribusi
sembako dan masker di Desa Seliling
MARTABE :Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol x No x Tahun xxxx Hal x–xxx
x
Gambar 5. Dokumentasi distribusi
sembako dan masker di Desa Sruweng
Gambar 6. Dokumentasi distribusi
sembako dan masker di Desa Depokrejo
Gambar 7. Dokumentasi distribusi
sembako dan masker di Desa Adimulyo
Gambar 8. Dokumentasi distribusi
sembako dan masker di Desa Bumirejo
Dalam pendistribusian paket
sembako dan donasi, tim KKN BMC Lawet
Konservasi dibagi menjadi 5 tim kecil
dengan pembagian sesuai jarak kedekatan
domisili anggota dengan desa sasaran.
Kegiatan ini dilakukan langsung pada hari
yang sama dengan kegiatan pengemasan
paket sembako yaitu pada hari Kamis, 13
Agustus 2020.Karena bukan merupakan
kegiatan donasi besar yang memungkinkan
mengumpulkan sasaran ke satu tempat,
kegiatan pendistribusian paket sembako
dan masker dilakukan dengan cara
silaturahmi door to door kepada setiap
keluarga yang dijadikan sasaran dengan
tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Selain pendistribusian paket sembako dan
masker, tim KKN BMC Lawet Konservasi
yang membagikan donasi di Kelurahan
Bumirejo juga melakukan pembantuan
merapikan rumah dari sisa –sisa kebakaran.
Dengan adanya kegiatan donasi
sembako dan masker ini diharapkan dapat
meringankan beban masyarkat terdampak
covid-19 yang kurang mampu serta dapat
meningkatkan kewaspadaan masyarakat
terhadap penyebaran covid-19 dengan
melakukan upaya prefentif menggunakan
masker di setiap aktivitas yang melibatkan
orang lain.
Hasil dari kegiatan donasi yang
telah dilakukan mendapat respon positif
dari masyarakat karena sangat bermanfaat
di masa pendemi covid-19 seperti saat
ini.Masyarakat yang kurang mampu dan
terdampak covid-19 merasa terbantu dan
sangat berterimakasih atas donasi yang
diberikan. Banyak doa –doa baik terucap
dari mereka ketika kami memberikan paket
sembako dan masker. Tidak ketinggalan,
respon positif juga diterima dari
masyarakat Kabupaten Kebumen secara
umum berupa dana donasi yang mereka
sumbagkan untuk terlaksananya kegiatan
ini.
KESIMPULAN
Sejak adanya pandemi virus corona
(covid-19) terjadi di Indonesia pemerintah
menerapkan beberapa kebijakan guna
mengurangi persebaran virus
tersebutkebijakan tersebut diantaranya
Nama Penulis 1, dkk.Pengolahan Limbah Plastik Menjadi Produk…
x
lockdown dan new normal. Kebijakan-
kebijakan ini membatasi berbagai aktivitas
manusia dalam berbagai hal termasuk
kegiatan pendidikan dan ekonomi.
Berbagai dampak yang disebabkan oleh
pandemi yang menyebabkan melambatnya
pertumbuhan ekonomi tersebut yaitu
munculnya berbagai permasalahan seperti
meningkatnya kemiskinan di Indonesia
karena berlakunya work for home, PHK,
dan lain lain.
Kemisikinan membuat seseorang
belum bisa melengkapi kebutuhan
hidupnya sendiri. Terlebih lagi dalam
keaadan pandemi seperti iniStimulus
stimulus yang dikeluarkan oleh pemerintah
dengan tujuan memperbaiki ekonomi
dimaksudkan untuk merangsang sektor
sektor lain agar bangkit kembali seperti
semula. Maka dari itu pemerintah membuat
kebijakan kebijakan dan salah satunya
bentuk stimulus ialah bantuan langsung
tunai. Bantuan ini secara tidak langsung
dapat mengurangi beban masyarakat
miskin yang belum mampu mencukupi
kebutuhan pokok hidupnya.Namun pada
kenyataanya tingkat efektifitas bantuan
langsung ini terbilang masih rendah.
Bantuan langsung ini bersifat jangka
pendek yang mana akan segera habis dalam
beberapa waktu saja.
Hal tersebutlah yang mendasari
kelompok KKN BMC Unnes Kebumen
untuk melaksanakan pengabdian kepada
masyarakat secara langsung dalam bentuk
bakti sosial donasi sambako dan alat
kesehatan dengan sasaran masyarakat
kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Dengan melakukan Penggalangan dana,
Open donasi dan juga Danusan untuk
memperoleh dana untuk melaksanakan
pengabdian masyarakat secara nyata untuk
dibagikan pada Lima Desa dengan
mematuhi protokol kesehatan. dengan
sasaran desa yang dimaksud yaitu Desa
Sruweng, Desa Depokrejo, Desa Seliling,
Desa Adimulyo, dan Kelurahan Bumirejo.
SARAN
Salah satu yang harus dilakukan
oleh masyarakat dimasa pandemi yaitu
mematuhi protokol kesehatan dengan
beradaptasi dengan kebiasaan baru yang
telah di sosialisasikan pemerintah kepada
masyarakat untuk memutus rantai
penyebaran covid-19. Terkait hal tersebut
pemerintah juga perlu melakukan
perbaikan dalam bidangpendidikan, dan
ekonomi yaitu mengeluarkan kebijakan
kebijakan baru dimasa pandemi, untuk
merangsang sektor sektor lain agar bangkit
kembali seperti semula untuk mengatasi
kemiskinan dimasa pandemi. Agar
masyarakat tidak terlalu merasakan dampak
akibat pandemi covid-19 ini dalam
memenuhi kebutuhan hidup sehari hari.
DAFTAR PUSTAKA
Bacalagers Media Digital Group. 2019
“Pengertian Donasi dan Donatur
Menurut Para
Ahli”https://bacalagers.com/penger
tian-donasi-dan-donatur/Diakses
pada 1 September 2020.
Brotodiharjo, S. 2005. Donasi Sumbangan
Masyarakat. Yogyakarta : Andi
offset
Handayani, D., Dwi, R., H dkk. 2020.
Penyakit Virus Corona 2019.
Jurnal Respirologi Indonesia Vol
40(2).
Jacobus, E. H., Paulus, K., & Een, N. W.
2018. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kemiskinan
Rumah Tangga di Sukawesi Utara.
Jurnal Pembangunan Ekonomi
dan Keuangan Daerah. Vol 19(7),
pp. 1-16.
Susilo, A. et. al. 2020. Coronavirus Disease
2019: Tinjauan Literatur Terkini.
Jurnal Penyakit Dalam Indonesia.
Vol 7 (1), pp. 45-67
Syafrida & Ralang, H. 2020. Bersama
Melawan Virus Covid-19 di
Indonesia. SALAM ; Jurnal Sosial
dan Budaya Syar’i. Vol 7 (6), pp.
495-508.
MARTABE :Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol x No x Tahun xxxx Hal x–xxx
x
W. J.S. Poerwadarminta. 1983. Kamus
Umum Bahasa Indonesia. Jakarta
: Balai Pustaka
World Health Organization. WHO
Director-General’s opening
remarks at the media briefing on
COVID-19 - 11 March 2020
[Internet]. 2020 [updated 2020
March 11]. Available from:
https://www.who.int/dg/speeches/
detail/who-director-general-s-
opening-remarks-at-the-media-
briefing-on-covid-19---11-march-
2020.
Bukti unggahan artikel ke website jurnal
EFEKTIVITAS PENDAMPINGAN BELAJAR ANAK DALAM MENGATASI
KESULITAN ORANG TUA SAAT PEMBELAJARAN DARING DI MASA
PANDEMI DI DESA KEBULUSAN, KABUPATEN KEBUMEN
Ayi Suprihatin1, Tiara Asty Ananda2, Nila Mahsa Wilona Damayanti3, Ghina Alfiyah
Wibowo4, Marlia Farah Nurulita5*, Ridwan Arifin6
Universitas Negeri Semarang, Semarang, Indonesia
* Penulis Korespodensi : [email protected]
Abstrak
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya. Proses pembelajaran
dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung. Indonesia saat ini menjadi salah satu negara
yang terdampak covid-19, sehingga proses pembelajaran dilaksanakan secara tidak langsung. Proses
pembelajaran yang secara tidak langsung dapat dilaksanakan dengan sistem pembelajaran jarak jauh
(daring). Pembelajaran dengan sistem daring ini membawa dampak positif dan negatif bagi peserta didik
dan orang tua. Salah satu dampak negatifnya adalah ketidaksiapan orang tua dalam pendampingan belajar
anak. Maka dari itu, solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan adanya pendampingan
belajar yang dilakukan oleh mahasiswa KKN BMC UNNES 2020 di Kecamatan Pejagoan. Efektifitas
pendampingan belajar ini dapat dirasakan oleh peserta didik dan orang tua.
Kata Kunci: pandemi covid-19, pembelajaran daring, efektivitas pendampingan belajar
Abstract
Education is a conscious and planned effort to create an atmosphere of learning and the learning process
so that students can actively develop their potential. The learning process can be carried out directly or
indirectly. Indonesia is currently one of the countries affected by Covid-19, so the learning process is carried
out indirectly. The learning process can be indirectly implemented using a distance learning system (online).
Learning with this online system has both positive and negative impacts for students and parents. One of
the negative impacts is the unpreparedness of parents in learning assistance for children. Therefore, the
solution to overcome this problem is the existence of learning assistance carried out by the 2020 KKN BMC
UNNES students in Pejagoan District. The effectiveness of this learning assistance can be felt by students
and parents.
Keywords: covid-19 pandemic, online learning, effectiveness of learning assistance
1. Pendahuluan
Negara-negara di dunia ini termasuk Indonesia
saat ini tengah diresahkan dengan wabah penyakit virus
corona atau yang dikenal dengan Corona Virus Disease
(COVID-19) yang kini sudah ditetapkan menjadi sebuah
pandemi. Menurut WHO, corona virus adalah suatu
kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada
hewan atau manusia. Corona virus jenis baru yang
ditemukan menyebabkan penyakit Covid-19 dan bermula
dari Wuhan, Tiongkok pada bulan Desember 2019 dan
pada Maret 2020 ditetapkan sebagai sebuah pandemi.
Seluruh negara di dunia kini melakukan
berbagai upaya untuk mencegah penyebaran Covid-19
agar tidak terjadi pertambahan pasien positif yang
semakin melonjak setiap harinya, hal ini terjadi karena
belum ditemukannya obat atau pun vaksin untuk penyakit
ini. Penyebaran Covid-19 ini membuat beberapa dampak
perubahan besar yang dirasakan oleh seluruh masyarakat
Indonesia, mulai dari sektor ekonomi hingga sektor
pendidikan.
Berdasarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020
yang dikeluarkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Tentang Pelaksanaan Kebijakan
Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran
Coronavirus Disease (COVID-19) dijelaskan bahwa
proses belajar dilaksanakan di rumah melalui
pembelajaran daring/jarak jauh. Kebijakan pembelajaran
daring ini dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-
19 yang semakin cepat karena dapat menular melalui
droplet dan kontak fisik.
Pembelajaran daring merupakan proses
pembelajaran yang dilakukan dalam jarak jauh melalui
media berupa internet dan alat penunjang lainnya seperti
telepon seluler dan komputer. Pembelajaran daring ini
memberikan keluasaan waktu belajar, dapat belajar
kapanpun dan di manapun. Siswa berinteraksi dengan
guru melalui berbagai paltform media komunikasi yang
tersedia seperti google classroom, zoom, ataupun
whatsapp grup.
Pembelajaran daring yang dilaksanakan ini
mempunyai berbagai kekurangan diantaranya adalah
keterbatasan penguasaan teknologi informasi oleh guru
dan siswa, sarana dan prasarana yang kurang memadai,
akses internet yang terbatas, kurangnya penyediaan
anggaran atau biaya yang digunakan untuk pembelajaran
daring ini. (Syah, 2020). Selain itu, pembelajaran daring
juga menuntut orang tua untuk selalu mendampingi
anaknya selama belajar dari rumah.
Peran orang tua siswa sangat penting dalam
pembelajaran daring karena orang tua yang harus
membimbing dan mengawasi anak-anak saat belajar di
rumah. Namun, tidak sedikit orang tua yang merasa
kesulitan saat mendampingi anaknya saat pembelajaran
daring tersebut. Banyak orang tua yang tidak menguasai
cara penggunaan teknologi informasi yang digunakan
sebagai media dalam pembelajaran daring. Selain itu,
kendala yang dihadapi para orang tua adalah adanya
pengeluaran kuota internet yang bertambah karena
pembelajaran daring ini memerlukan jaringan internet
dan kuota. Kendala selanjutnya yang dirasakan orang tua
yaitu mereka tidak dapat meluangkan waktu yang banyak
untuk mendampingi anaknya belajar, karena orang tua
sendiri mempunyai kesibukannya masing-masing,
apalagi bagi orang tua yang harus berkerja di luar rumah
karena bergantung pada penghasilan harian. Selain itu,
kendala yang dihadapi saat mendampingi anak dalam
pembelajaran daring yaitu orang tua merasa kewalahan
karena tidak memahami materi pelajaran sekolah
anaknya, apalagi bagi orang tuanya yang tidak
mempunyai latar belakang pendidikan yang tinggi.
Dalam hal ini, KKN UNNES Bersama Melawan
Covid-19 (BMC) 2020 mempunyai salah satu program
kerja yaitu berupa pendampingan belajar bagi anak
sekolah di lingkungan tempat tinggal sekitar mahasiswa.
Tujuan dilakukannya program kerja ini yaitu untuk
membantu anak sekolah dilingkungan sekitar dalam hal
belajar, terutama dalam memahami mata pelajaran yang
sulit selama pembelajaran daring dari sekolah. Sebagai
upaya dalam mewujudkan salah satu Tri Dharma
Perguruan Tinggi, melalui program ini diharapkan
mahasiswa dapat memberikan kontribusinya dalam
bidang pendidikan demi memajukan dan menambah
pengetahuan mengenai dunia pendidikan. Selain itu,
program ini dapat memberikan ilmu yang baru untuk para
mahasiswa dengan bentuk kepeduliannya terhadap
masyarakat.
Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk
mengetahui keefektifan pendampingan belajar anak
dalam mengatasi berbagai kesulitan orang tua dalam
menghadapi pembelajaran daring di masa pandemi
Covid-19.
2. Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan pengabdian ini ditujukan untuk
membantu meringkankan keterbatasan masyarakat dalam
menghadapi efek pandemic Covid-19. Selain itu,
program ini dilakukan sebagai wujud penilaian
keefektifitasan dari proses pembelajaran dengan bantuan
KKN UNNES BMC 2020 untuk meningkatkan prestasi
siswa, mengingat sulitnya proses belajar mengajar
dengan bantuan orang tua di era daring karena Covid-19.
Pengabdian kepada masyarakat berupa pendampingan
pembelajaran di rumah ini dilatarbelakangi oleh adanya
permasalahan pada situasi pandemi, di mana hampir
seluruh sekolah ditutup dan para siswa dinyatakan belajar
di rumah, serta kurang bervariasinya metode dan media
pembelajaran oleh para orang tua di rumah, sehingga
berdampak pada kurangnya minat belajar para siswa.
Sibuknya para orang tua juga mempengaruhi kualitas
kegiatan belajar para siswa di rumah.
Pelaksanaan pengabdian ini dilakukan di
lingkungan masyarakat desa Kebulusan, Kecamatan
Pejagoan, Kabupaten Kebumen. Kegiatan Pendampingan
belajar ini dilakukan dua kali dalam seminggu selama
sebulan. Pelaksanaan kegiatan ini bertempat di rumah
secara luring dan daring. Sasaran pengabdian ini yaitu
siswa Sekolah Dasar di lingkungan desa Kebulusan. Di
masa pandemi, para siswa mengalami kesulitan belajar
karena berkurangnya tatap muka dengan guru di sekolah
dan keterbatasan media pembelajaran di rumah.
Komponen yang terdapat dalam dalam pelaksanaan
proses pendampingan pembelajaran ini antara lain (1)
Fasilitas buku yang sangat minim dimiliki para siswa (2)
Sumber informasi yang lebih luas, karena pendamping
adalah mahasiswa dari UNNES (3) Fasilitas tanya jawab
yang interaktif (4) Waktu konsultasi yang bebas yang
menyesuaikan kebutuhan anak.
Keaktifan belajar ditandai oleh adanya
keterlibatan secara optimal, baik intelektual, emosional,
dan fisik jika dibutuhkan (Aunurrahman, Gunawan, dkk,
Pendampingan Penerapan Strategi Pembelajaran
Inovatif... 43 2012). Keaktifan siswa dalam pembelajaran
adalah kegiatan yang dilakukan peserta didik selama
proses pembelajaran dengan mengaktifkan aspek jasmani
maupun aspek rohaninya dan harus dipahami serta
dikembangkan oleh guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran dengan ditandai keterlibatan pada aspek
intelektual, emosional, dan fisik. Aktivitas belajar
menurut Hamalik (2004) dapat digolongkan menjadi
empat, yaitu: (1) visual activity, meliputi membaca,
memperhatikan, mengamati, demonstrasi, dan
sebagainya; (2) oral activity, meliputi mendengar,
menerima, diskusi, dan sebaginya; (3) drawing activity,
meliputi menggambar, membuat grafik, membuat peta,
diagram dan sebagainya; dan (4) writing activity,
meliputi menulis cerita, membuat rangkuman, menulis
laporan, dan sebagainya.
Indikator aktivitas belajar peserta didik yang
diukur meliputi: (1) membaca materi; (2) mengajukan
pertanyaan kepada dosen atau teman; (3) mengemukakan
pendapat dalam diskusi kelompok atau presentasi hasil
diskusi; (4) menanggapi pendapat orang lain; (5)
memperhatikan atau mendengarkan penjelasan materi
dari dosen dan teman lain; (6) membuat catatan; (7)
melakukan diskusi dalam kelompok; (8) mengerjakan
tugas yang diberikan oleh dosen; dan (9) kepedulian
terhadap kesulitan sesama anggota kelompok.
3. Hasil Dan Pembahasan
Corona Diseases 2019 (COVID-19) adalah jenis
penyakit baru yang belum pernah diidentifikasi oleh
manusia. Tanda dari gejala umum infeksi COVID-19
antara lain adanya gejala gangguan pernafasan, demam,
dan batuk. Masa inkubasi rata-rata 5 sampai 6 hari dengan
masa inkubasi terpanjang 14 hari. Virus corona dapat
mengakibatkan dampak di semua bidang yaitu salah
satunya dalam bidang pendidikan yang membuat
pemerintah beserta lembaga yang terkait negara
Indonesia mengambil sebuah kebijakan yaitu dengan
meliburkan seluruh aktivitas pendidikan dan
menghadirkan alternatif proses pendidikan bagi peserta
didik maupun mahasiswa. Menteri Pendidikan Nadiem
Anwar Makarin menerbitkan Surat Edaran Nomor 3
Tahun 2020 pada Satuan Pendidikan dan Nomor
36962/MPK.A/HK/2020 tentang Pelaksanaan
Pendidikan dalam Masa Darurat Coronavirus Disease
(COVID-19) maka seluruh kegiatan belajar dilakukan
secara daring (online) dalam rangka pencegahan
penyebaran coronavirus disease (COVID-19). (Menteri
Pendidikan, 2020)
Munculnya pandemi COVID-19 menyebabkan
kegiatan belajar mengajar yang semula dilaksanakan
disekolah menjadi belajar dirumah secara daring.
Pembelajaran daring ini disesuaikan dengan kemampuan
masing-masing sekolah. Media yang digunakan untuk
pembelajaran daring antara lain adalah teknologi digital
seperti google classroom, rumah belajar, zoom, video
converence, telepon atau live chat, grup Whatsapp, dan
lain sebagainya. (Wahyu Aji Fatma Dewi, 2020)
Pembelajaran dalam pemberian tugas melalui
grup whatsapp terkadang membuat para orang tua
mengeluh karena harus benar-benar bisa mengelola
waktu antara bekerja, mengurus rumah tangga, dan
mendampingi anak belajar. Adapun keluh kesah yang
sering dilontarkan orang tua yaitu seperti kesulitan dalam
memahami materi maupun tugas yang diberikan oleh
guru lewat grup whatsapp. Pemahaman materi dan
pengerjaan tugas-tugas seperti ini adalah bagian dari
peran orang tua yang anaknya masih duduk di bangku
PAUD,TK,dan SD karena mereka masih dalam usia
pengawasan dan pendampingan.
Dalam hal ini, KKN UNNES Bersama Melawan
Covid-19 (BMC) 2020 mempunyai salah satu program
kerja yaitu berupa pendampingan belajar bagi anak
sekolah di lingkungan tempat tinggal sekitar mahasiswa.
Tujuan dilakukannya program kerja ini yaitu untuk
membantu anak sekolah di lingkungan desa Kebulusan
dalam hal belajar, terutama dalam memahami mata
pelajaran yang masih dibingungkan selama pembelajaran
daring dari sekolah.
Sebagai upaya menunjang kompetensi siswa
dalam belajar, siswa juga akan diajarkan untuk
menggunakan berbagai macam sumber dan media
pembelajaran yang dapat menambah kemampuan siswa
dalam berinteraktif, berfikir logis, kreatif dan sistematis.
Media pembelajaran merupakan salah satu aspek penting
dalam proses pendidikan, menurut Schramm dalam
Novitasari (2019) media pembelajaran adalah teknologi
pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk
keperluan pembelajaran.
Kegiatan yang dilakukan dalam pengabdian ini
berupa pendampingan, pengawalan, ceramah dan diskusi.
Tentunya dengan model ceramah dalam konteks
pengetahuan teori, sedangkan pengawalan dan
pendampingan dilakukan dalam bentuk aksi nyata
pengabdian dengan media inoavasi. Kegiatan tersebut
dilangsungkan secara luring maupun daring melalui
media pesan Whatsapp. Selain itu, para siswa diberikan
berbagai model permainan inovasi pembelajaran.
Manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa,
yaitu pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa
sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar; bahan
pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat
lebih dipahami oleh siswa. Membangun kedekatan antara
pengajar dan para siswa juga merupakan aspek penting
dalam terlaksananya pendampingan belajar yang efektif.
Sebelum melaksanakan kegiatan pendampingan
belajar, mahasiswa pengajar mempersiapkan hal-hal yang
wajib disediakan sebagai wujuh patuh pada himbauan
mengenai protocol kesehatan. Pemilik rumah (pihak
mahasiswa maupun peserta didik) meyediakan tempat
cuci tangan dan sabun untuk mencuci tangan sebelum
masuk rumah. Perkenalan dengan sesame peserta didik
dan pengajar juga dilakukan sebelum kegiatan belajar-
mengajar dilakukan. Hal itu dilakukan guna terciptanya
suasana belajar yang nyaman dan membangun sikap
simpati pada sesama siswa.
Di samping itu, pengajar juga tidak lupa
mendahului kegiatan pendampingan belajar-mengajar ini
dengan mengajak para siswa untuk membaca doa sesuai
keyakinan dan agama masing-masing. Membaca doa
sebelum belajar adalah suatu kebiasaan yang harus
dilestarikan dan diamalkan sejak dini. Jika ada perbedaan
agama pun anak-anak dilatih untuk menerima perbedaan
tersebut dan saling bertoleransi. Sikap tersebut
merupakan bagian dari upaya-upaya pengamalan nilai-
nilai Pancasila, yaitu sila pertama; Ketuhanan Yang Maha
Esa, dan sila ketiga; Persatuan Indonesia.
Adapun beberapa strategi yang digunakan oleh
mahasiswa dalam proses pendampingan belajar, antara
lain :
1) Tatap muka (ceramah)
Dalam kegiatan tatap muka ini, siswa mendatangi rumah
mahasiswa atau pun sebaliknya, kegiatan ini
dilaksanakan dengan mematuhi protocol kesehatan, yaitu
dengan menggunakan masker dan mencuci tangan
sebelum memulai belajar. Setelah itu, mahasiswa
membuka dengan salam dan doa yang kemudian dilanjut
dengan menanyakan tugas yang masih mengalami
kesulitan kepada anak-anak tersebut serta menanyakan
materi atau pelajaran yang dirasa masih mengalami
kebingungan. Selanjutnya masuk ke tahap pembahasan
(ceramah) yang dilakukan dengan menjelaskan ke anak-
anak secara pelan-pelan dan berulang-ulang agar anak
tersebut bisa memahaminya. Penggunaan metode ini
dengan pertimbangan bahwa metode ceramah yang
dikombinasikan dengan gambar-gambar dan tulisan di
papan tulis dapat memberikan materi yang relatif banyak
secara padat, cepat, dan mudah.
Gambar 1. Pendampingan Belajar (Tatap Muka)
2) Tanya-jawab
Metode sesi tanya jawab dibuat agar anak-anak paham
lebih jelas dan meminimalisasi kebingungan dalam
memahami materi pembelajaran yang dialami. Para siswa
dipersilahkan bertanya kepada mahasiswa mengenai
materi yang ingin mereka ketahui dan mahasiswa akan
menjawab dengan menjelaskan dengan detil materi yang
ingin dipahami. Siswa bertanya, pemateri menjawab atau
pemateri bertanya, siswa yang menjawab. Dalam
komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik
secara langsung antara pemateri dengan peserta. Metode
tanya jawab ini bertujuan untuk mengetahui sampai
sejauh mana materi dapat sampai pada peserta; untuk
merangsang peserta pengabdian berpikir; dan memberi
kesempatan pada peserta untuk mengajukan
permasalahan. Para siswa pun secara tidak langsung
dilatih untuk berani berinteraksi dengan teman-temannya
maupun pengajar yang sedang memberikan materi.
3) Kuis
Sebagai bentuk evaluasi dari materi yang disampaikan
pada hari itu, mahasiswa berupaya membuat pertanyaan-
pertanyaan kepada para siswa. Hal ini ditujukan untuk
mengantisipasi para siswa agar selalu mengingat materi
yang telah dipelajarinya. Di samping itu, para siswa juga
dilatih untuk mengasah kecekatan dan jiwa kompetisinya
saat bergiliran menjawab pertanyaan kuis.
4) Ice breaking
Metode ice breaking seperti menyanyi, bermain macam-
macam tepuk, dan lain sebagainya agar anak-anak dilatih
lebih percaya diri dan tidak jenuh dalam kegiatan belajar.
Dengan inovasi cara belajar ini, anak-anak menjadi lebih
antusias dan tidak bosan karena belajar terus-menerus.
Menciptakan suasana belajar yang santai namun tetap
kondusif merupakan upaya untuk membangun semangat
belajar para siswa.
5) Latihan Kreativitas
Pada metode ini, anak-anak diminta untuk menggambar
dan mewarnai hal yang sederhana untuk melatih
kreativitas mereka. Para siswa diperbolehkan
menggambar apa saja sesuai imajinasi mereka. Mereka
juga dipersilahkan untuk bekerja dengan membentuk
kelompok atau berpasangan, sehingga secara tidak
langsung, mereka juga dilatih untuk bekerja sama dengan
orang lain. Kreativitas dan daya imajinasi anak sebaiknya
harus selalu diasah agar anak dapat menjangkau wawasan
yang lebih luas selain belajar di sekolah.
Gambar 2. Belajar Menggambar
6) Bimbingan daring
Para siswa diperkenankan untuk menghubungi
mahasiswa jika ingin bertanya seputar pelajaran yang
ingin dipahami. Mahasiswa akan membalas pesan dari
para siswa, bisa berupa pesan suara, mengirim gambar
maupun video. Dengan begitu, kegiatan belajar menjadi
lebih praktis dan tetap berupaya mencegah penularan
Covid-19. Para orang tua pun juga dipersilahkan untuk
menghubungi mahasiswa bilamana menghadapi kesulitan
dalam mendampingi anaknya belajar di rumah.
Gambar 3. Bimbingan daring
Pada saat pemberian materi oleh mahasiwa, para
siswa sangat antusias mendengarkan instruksi yang
diberikan. Antusias peserta pendampingan belajar
ditunjukkan dengan munculnya berbagai macam
pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang
disampaikan. Sesi tanya jawab pun benar-benar
dimanfaatkan oleh para siswa guna mendapatkan
pemahaman yang diinginkan. Para siswa juga sangat aktif
saat kegiatan belajar-mengajar berlangsung. Mereka
sangat responsive terhadap apa yang disampaikan oleh
pengajar, maupun saat ada teman mereka yang sedang
mengutarakan pendapat. Dalam kegiatan mengasah
kreativitas pun para siswa menunjukkan hasil kreasi yang
sangat baik. Mereka mampu menggambarkan imajinasi
mereka walaupun hanya dalam bentuk sederhana.
Dengan berbagai macam metode dan model
pembelajaran di atas, para siswa diharapkan dapat
melakukan kegiatan belajar mandiri dengan nilai-nilai
baik yang sudah pengajar coba sampaikan dalam setiap
pertemuan. Dimulai dari menaati himbauan protocol
kesehatan, pengamalan nilai-nilai Pancasila, dan juga
bagaimana cara menjadi siswa yang mandiri, kreatif,
bertanggung jawab, dan berani berpendapat.
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas
dapat disimpulkan bahwa COVID-19 mempunyai
dampak terhadap implementasi pembelajaran daring dari
sekolah. Covid-19 begitu besar dampaknya bagi
pendidikan di mana pembelajaran yang biasanya
dilakukan di sekolah sekarang menjadi belajar dirumah,
dengan adanya program kerja pendampingan belajar dari
KKN UNNES BMC 2020 sangat membantu anak sekolah
dalam hal belajar, terutama dalam memahami mata
pelajaran yang masih kurang dipahami selama
pembelajaran daring dari sekolah. Di dalam masa
pandemi Covid-19 sekarang muncul permasalahan, yaitu
berkenaan dengan pendampingan anak sekolah, di mana
para orang tua cenderung kurang dalam mendampingi
anak dalam belajar dan lebih berfokus untuk memenuhi
kebutuhan yang sedang sulit terpenuhi karena implikasi
dari pandemi Covid-19. Selain itu juga masih
terkendalanya masalah teknis seperti jaringan internet
yang kurang memadai, sehingga berdampak pada
kegiatan pembelajaran yang kurang maksimal, serta
kurangnya tingkat pemahaman siswa akan pelajaran yang
didapatkan. Maka dari itu, dengan adanya bantuan
pendampingan belajar bagi anak sekolah sebagai wujud
solusi terkait permasalahan yang ditimbulkan akibat
pandemi Covid-19 dinilai efektif karena anak sekolah
menjadi lebih memahami pelajaran daring dari sekolah.
5. Daftar Pustaka
Aunurrahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran.
Bandung: Alfabeta
Gunawan, I., Ulfatin, N., Sultoni, Sunandar, A.,
Kusumaningrum, D. E., Triwiyanto, T. (2017).
Pendampingan Penerapan Strategi Pembelajaran
Inovatif Dalam Implementasi Kurikulum 2013.
ABDIMAS PEDAGOGI, 1, 37-47.
Hamalik, Oemar 2004. Psikologi Belajar dan Mengajar.
Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Hidayatullah, A. (2018). Pendampingan Relawan
Matematika Asyik (Rematika) Terhadap Siswa
di Sekolah dan Anak-anak Nelayan Pinggir Pantai
Kenjeran Surabaya. Aksiologiya: Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, 2, 39-49.
Menteri Pendidikan. (2020). Surat Edaran Nomor 3
Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Pendidikan
dalam Masa Darurat CoronaVirus (COVID-19).
Novitasari, D., Ratnawuri, T., & Pritandhari, M.
(2019). Pengembangan Media Pembelajaran
Elecronic Book (E-Book) Berbasis Edmodo
Kelas X SMK Kartikatama Metro. PROMOSI:
Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi, 7(2).
Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Tentang
Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa
Darurat Penyebaran Coronavirus Disease
(COVID- 19).
https://www.kemdikbud.go.id/ . Diambil 31 Agustus
2020
Syah, R. H. (2020). Dampak Covid-19 pada Pendidikan
di Indonesia: Sekolah, Keterampilan, dan Proses
Pembelajaran. SALAM: Jurnal Sosial dan Budaya
Syar-i, 7(5).
WHO. (2020). https://www.who.int/indonesia/n
ews/novel-coronavirus/qa-for-public.
Diambil 31 Agustus 2020
Wahyu Aji Fatma Dewi. (2020). Dampak Covid-19
Terhadap Implementasi Pembelajaran Daring Di
Sekolah Dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1), 4-
12.
Bukti unggahan artikel ke website jurnal
PELATIHAN BUDIDAYA SAYURAN PADA LAHAN RUMAH
TANGGA SEBAGAI UPAYA MENJAGA KETAHANAN PANGAN DI
MASA PANDEMI COVID-19
Alfin Zamhari1, Fani Rahmasari2, Tri Dewi Yuliyanti3, Dwi Endah Pratiwi4, Aditya
Putri Saraswati5, Ridwan Arifin6
1Pendidikan Ekonomi Administrasi Perkantoran, Fakultas Ekonomi 2Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang
3Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 4Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang
5Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 6Fakultas Hukum, Universitas Negeri Semarang
[email protected], [email protected] ,
[email protected] , [email protected] ,
[email protected] , [email protected]
Abstrak
Adanya pandemi virus Covid-19 yang masuk ke Indonesia membuat pemerintah
mengambil inisiatif kebijakan menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
dimana masyarakat harus membatasi mobilitas kegiatan dalam segala hal unntuk
mengurangi penyebaran virus Covid-19. Kebijakan ini juga berdampak pada terancam
kehilangannya sumber mata pencaharian dan ketahanan pangan masyarakat desa
Karangpoh, kecamatan Pejagoan Kabupaten Kebumen. Pelatihan penanaman budidaya
sayuran bayam, kangkung, dan sawi hijau yang bertujuan untuk meningkatkan
keterampilan menanaman masyarakat yang terdampak Covid-19 dengan memanfaatkan
lahan pekarangan rumah guna meningkatkan ketahanan pangan. Pelaksanaan pelatihan
budidaya dilakukan dengan metode sosialisasi dan pelatihan budidaya sayuran bersama
Ibu-Ibu rumah tangga warga Desa Karangpoh RT 10 RW 04, Kecamatan Pejagoan,
Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Hasil pelatihan dilakukan tahap sosialiasi, tahap
persiapan penanaman, tahap persemaian, tahap perawatan, tahap penerapan oleh
masyarakat dan tahap pemanenan sehingga dapat dikonsumsi masyarakat sebagai
penyuplai kebutuhan pangan dan ketahanan pangan warga.
Kata Kunci: budidaya sayur, ketahanan pangan, lahan rumah tangga, pandemi
Abstract
The covid-19 virus pandemic entering Indonesia has led governments to take a policy
initiative to implement Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) where they should
restrict the mobility of activities in any way to reduce the spread of the covid-19 virus. The
policy is also affecting the risk of loss livelihood and food security for the Karangpoh
village's, District Pejagoan, Kebumen Regency. Spinach, kangkung, and green mustard
cultivation training aimed at improving covid-19's affected community garden skills by
making good use of home soil to improve food security. The implementation of agricultural
training is done through socialized methods and vegetable farming training with
Karangpoh village housewives RT 10 RW 04, District Pejagoan, Kebumen Regency,
Central Java Province. The results of the training were carried out in the socialization
stage, the planting preparation stage, the nursery stage, the maintenance stage, the village's
implementation stage and the vegetable harvesting stage so that they could be consumed by
the villages as a supplier of food needs and food security for residents.
Keywords: vegetable cultivation, food security, household land, pandemic
PENDAHULUAN
Awal tahun 2020 dunia dihebohkan dengan berita tentang virus yang berasal dari Wuhan,
Cina yaitu virus Corona. Menurut detik.com (2020) Virus corona menular dengan sangat
cepat hingga pada tanggal 2 Maret 2020 diumumkan bahwa virus ini telah masuk ke
Indonesia. Karena kasus yang terus meningkat, pemerintah pun mengambil inisiatif untuk
menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di mana masyarakat harus
membatasi kegiatan seperti bekerja, sekolah, dan lain-lain untuk mengurangi penyebaran
virus corona. Beberapa perusahaan besar bahkan melakukan PHK terhadap ribuan
karyawannya sehingga terjadi peningkatan jumlah pengangguran.
Keadaan tersebut mengancam ketahanan pangan masyarakat. Ketahanan pangan
merupakan kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai perorangan, yang tercermin
dari ketersediaan pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam,
bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan
budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan
(Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan
dan Gizi). Pangan sendiri adalah kebutuhan pokok yang harus dipenuhi.Dengan adanya
kondisi pandemi seperti ini, di mana masyarakat lebih lama tinggal di rumah, masyarakat
bisa memanfaatkan lahan pekarangan rumah untuk berkebun guna menunjang kebutuhan
pangan keluarga.
Dengan menanam sendiri di pekarangan rumah, sayuran yang dihasilkan dapat
dipastikan kebersihannya dan bebas bahan kimia. Sayur menjadi sumber vitamin, mineral,
serat, dan fitokimia. Manfaat sayur bagi tubuh yaitu meningkatkan kesehatan saluran
pencernaan, menurunkan resiko penyakit jantung, stroke, dan penyakit kronis lain.
Beberapa fitokimia pada sayuran merupakan antioksidan yang kuat yang dapat melindungi
tubuh dari radikal bebas (Dias, 2012). Jenis sayur yang paling digemari masyarakat adalah
bayam, kangkung, dan sawi hijau.
Bayam termasuk sayuran yang sangat kaya nutrisi, dengan kandungan rendah
kalori, namun sangat tinggi vitamin, mineral dan fitonutrien lainnya. Bayam mengandung
flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan, yang dapat melindungi tubuh dari radikal
bebas (Rahayu, 2013). Kandungan gizi per 100 g meliputi energy 100 kJ, karbohidrat 3,4
g, protein 2,5 g, betacarotene 4,1 mg, Viamin B kompleks 0,9 mg, Vitamin C 52 mg
(Grubben, 1994).
Zat besi ditemukan pada sayur-sayuran, antara lain bayam (Amaranthus spp).
Sayuran berhijau daun seperti bayam adalah sumber besi nonheme. Bayam yang telah
dimasak mengandung zat besi sebanyak 8,3 mg/100 gram. Menambahkan zat besi pada
bayam berperan untuk pembentukan hemoglobin (Kundaryanti, 2018).
Besi (Fe) adalah jenis logam esensial mempunyai peranan penting bagi tubuh. Besi
secara normal adalah mineral yang paling banyak dibutuhkan dibandingkan yang lainnya.
Zat besi berguna bagi pertumbuhan tubuh dan kesehatan, antara lain berperan dalam
pembentukan eritrosit (Widiastuti,2008).
Bayam memiliki kandungan vitamin A yang dapat membantu limposit (salah satu
tipe sel darah putih) berfungsi lebih efektif dalam melawan infeksi, memelihara kesehatan
sel-sel epitel pada saluran pernapasan, memicu pertumbuhan, menangkal radikal bebas,
mendukung proses reproduksi. Bayam juga memiliki kandungan vitamin C yang jika
dikonsumsi dalam jumlah tepat secara teratur, dapat menghambat proses penuaan dini,
menghaluskan kulit, sekaligus menghambat kinerja enzim tirosinase; yaitu enzim yang
bertugas membantu pembentukan pigmen di kulit (Fitriyani, 2013).
Bayam
Klasifikasi sawi hijau adalah sebagai
berikut:
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Superdivisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Subkelas: Caryophyllidae
Ordo: Caryophyllales
Famili: Amaranthaceae
Genus: Amaranthus
Spesies: Amaranthus hybridus L.
Sumber: Plantamor
Kangkung darat
Klasifikasi dari kangkung darat sebagai
berikut:
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Superdivisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Subkelas: Asteridae
Ordo: Solanales
Famili: Convolvulaceae
Genus: Ipomoea
Spesies: Ipomoea reptana Poir.
Sumber: Plantamor
Kangkung darat merupakan tanaman yang dapat tumbuh disemua tipe
tanah,termasuk tanah PMK asalkan cukup air, Tanah PMK, selain mempunyai potensi juga
mempunyai keterbatasan (Kurniawati, 2018). Selain rasanya yang gurih, gizi yang terdapat
pada sayuran kangkung cukup tinggi, seperti vitamin A, B dan C serta berbagai mineral
terutama zat besi yang berguna bagi pertumbuhan badan dan kesehatan (Adnan, 2014) .
Dengan mengonsumsi kangkung sebanyak 100 gram yang direbus tanpa garam akan
mengandung air 92,2 gr, energi 28 kkal, protein 1,9 gr, lemak 4 gr, karbohidrat 5,63 gr,
serat 2 gr, dan ampas 0,87 gr. Kangkung juga kaya akan vitamin A, B, C, mineral, asam
amino, kalsium, posfor, karoten, dan zat besi. Dari berbagai kandungan tersebut, kangkung
memiliki sifat anti racun, peluruh, pendarahan, diuretik (memperlancar keluarnya air seni),
anti radang, sedatif atau penenang (obat tidur), mengurangi terlalu banyak haid, dan
anyang-anyangan(Sunardi, 2013).
Sawi hijau
Klasifikasi sawi hijau adalah sebagai
berikut:
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Superdivisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Subkelas: Dilleniidae
Ordo: Capparales
Famili: Brassicaceae
Genus: Brassica
Spesies: Brassica rapa var. parachinensis
L.
Sumber: Plantamor
Sebagai sayuran, sawi dikenal dengan sebutan caisim yang mengandung berbagai
khasiat yang bermanfaat bagi kesehatan. Kandungan yang terdapat pada sawi ini adalah
protein, lemak, karbohidrat, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C (Ibrahim,
2018). Vitamin yang terkandung dalam Sawi adalah Vitamin A, Vitamin C, Thiamine
(Vitamin B1) dan Riboflavin (Vitamin B2). Sedangkan mineral yang terkandung dalam
Sawi adalah zat Besi (Fe), Fosfor (P), Kalsium (Ca) dan Natrium (Na). Kandungan gizi
lainnya yang terdapat dalam Sawi adalah Protein, Lemak dan karbohidrat (Cahyono,
2003). Keistimewaan Sawi dalam kandungan gizi terletak pada kandungan β-karoten yang
cukup tinggi dibanding dengan jenis sayuran lainnya. Dengan demikian sawi sangat baik
untuk mengatasi dan mencegah penyakit rabun ayam (xerophthalmia) (Syarif, 2013).
Desa Karangpoh adalah sebuah kelurahan di wilayah Kecamatan Pejagoan,
Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Desa Karangpoh mempunyai bentuk yang
memanjang diapit oleh pegunungan di sebelah barat dan Sungai Luk Ulo di sebelah timur.
Wilayah utara DesaKarangpoh berbatasan dengan Desa Jemur, selatan dengan Desa
Pejagoan, dan barat dengan Desa Aditirto. Di Desa Karangpoh sebagian besar bermata
pencaharian sebagai buruh pengangkut pasir dan ibu rumah tangga.Namun, di saat
pandemic mata pencaharian mereka terhambat. Diharapkan melalui pelatihan ini dapat
memberikan manfaat dan membantu masyarakat memenuhi bahan pangan sendiri dengan
melakukan budidaya sayur.
Karena kondisi itulah, maka dilakukan pelatihan penanaman sayur bayam,
kangkung, dan sawi hijau yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menanam bagi
masyarakat yang terdampak Covid-19 dengan memanfaatkan lahan pekarangan rumah
guna meningkatkan ketahanan pangan.
METODE PELAKSANAAN
Metode Kegiatan
Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan di Desa Karangpoh RT 10 RW 04, Kecamatan
Pejagoan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Dan berlangsung pada tanggal 25 Juli 2020
sampai 14 Agustus 2020. Pelaksanaan pelatihan melalui beberapa metode antara lain
metode sosialisasi dan pelatihan bersama Ibu-Ibu Rumah Tangga warga setempat.
Tahapan Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan kegiatan pengabdian dilakukan sebagai berikut:
a. Tahap Sosialisasi
b. Tahap Persiapan Media Tanam
c. Tahap Persemaian
d. Tahap Penerapan Pelatihan oleh Masyarakat
e. Tahap Perawatan
f. Tahap Pamanenan
Faktor Pendukung dan Penghambat
Faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pelatihan sebagai berikut :
1. Faktor Pendukung
a. Antusias memasyarakat dalam mengikuti program pelatihan budidaya sayuran.
b. Keikutsertaan masyarakat untuk menerapkan budidaya sayur di lahan rumah
masing- masing.
c. Peserta merupakan masyarakat yang tergolong memiliki relasi atau kelompok
lain sehingga memungkinkan untuk dapat menyalurkan pelatihan kepada warga
yang lain.
2. Faktor Penghambat
a. Keterbatasan sarana sehingga memperlambat kegiatan pelatihan.
b. Adanya gangguan dari ternak ayam yang merusak tanaman.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelatihan budidaya sayur diikuti oleh sembilan orang ibu rumah tangga yang
bertempat tinggal di Desa Karangpoh RT 10 RW 04, Kecamatan Pejagoan, Kabupaten
Kebumen. Rata-rata mata pencaharian masyarakat sekitar adalah buruh yang mana sangat
terdampak oleh adanya Covid-19. Penghasilan keluarga menjadi menurun. Sementara itu,
kebanyakan rumah memiliki pekarangan yang luas namun belum banyak yang
dimanfaatkan untuk menanam tanaman apapun. Oleh karena itu, pelatihan ini dimaksudkan
agar warga tetap dapat produktif meski dimasa pandemi ini dengan memanfaatkan waktu
luang selama di rumah dan memanfaatkan pekarangan rumah yang ada.
Pelatihan penanaman sayur dilakukan untuk menjaga ketahanan pangan keluarga
sekitar yang terdampak Covid-19. Masyarakat diundang dengan cara door to door agar
dating ketempat pelatihan. Peserta pelatihan yang diundang begitu antusias ditandai
dengan semua yang diundang menghadiri acara pelatihan dan selama tahap sosialisasi
masyarakat aktif bertanya.
Kegiatan pelatihan memiliki beberapa tahapan sebagai berikut :
a. Tahap sosialisasi
Tahapan sosialisasi merupakan tahapan prakegiatan pelatihan budidaya
sayuran untuk menjaga ketahanan pangan. Tahapan ini berisi sosialisasi mengenai
budidaya sayur, mulai dari pentingnya budidaya sayur, manfaat budidaya sayur,
dan cara budidaya sayur. Sosialisasi ini juga dilakukan pembagian benih sayuran
kepada warga dengan bertujuan untuk memberikan pemahaman masyarakat
mengenai budidaya sayur dan harapannya dapat diterapkan oleh masyarakat di
rumah masing-masing.
Gambar 1. Sosialisasi Budidaya Sayuran
Gambar 2. Pembagian benih
Gambar 3. Hasil Pelatihan Budidaya Penanaman Sayuran
b. Tahap Persiapan Media Tanam
Persiapan media tanam dilakukan dengan menyiapkan bahan media tanam
berupa benih sayuran kangkung, bayem, dan sawi hijau. Campuran media tanah
yaitu tanah gembur yang didapatkan dari pekarangan rumah, pupuk kandang dari
kotoran kambing yang dihaluskan terlebih dahulu didapatkan dari kandang ternak
warga sekitar, sekam padi, pasir) dan untuk proses penanaman menggunakansekop
kecildengan media tanam menggunakan polybag.
Polybag dipilih untuk penyemaian karena memudahkan proses pemindahan
bibit sebelum ditanam di pekarangan. Untuk percampuran media tanam
menggunakan perbandingan 1:1:1 antara tanah: pupuk kandang: sekam padi dan
hasil dari percampuran tersebut dimasukan dalam polybag kemudian dilakukan
penyiraman pada media tanah sampai basah agar kondisi tanah menjadi lembab.
Gambar 4.Menyiapkan tanah sebagai media tanam
Gambar 5.Memasukkan bahan kedalam polybag
c. Tahap Persemaian
Tahap persemaian atau tahap penanaman dilakukan dengan membuat
lubang kecil sebanyak 6-8 terlebih dahulu pada tanah di setiap polybag. Polybag
yang digunakan berukuran 20 x 20 cm. Kemudian dimasukan 3-4 benih pada
setiap lubang dan ditutupi tanah tipis-tipis. Setelah melakukan penyemaian
dilakukan penyiraman kembali agar biji dapat tumbuh. Proses selanjutnya yaitu
menutupi media polybag menggunakan plastic gelap selama satu hari untuk
mempercepat perkecambahan.
Gambar 6.Persemaian benih
Gambar 7.Penutupan media polybag
d. Tahap Perawatan
Perawatan dilakukan tanpa penambahan zat kimia. Hal ini agar sayuran
yang dihasilkan menjadi sayuran organik. Menurut Gopalakrishnan (2019), sayuran
organik memiliki beberapa kelebihan, diantaranya:
a. Sayuran organik memiliki nutrisi yang lebih dibandingkan sayuran
konvensional
b. Sayuran organik memiliki rasa yang lebih lezat
c. Tidak mencemari lingkungan
d. Tidak mengkontaminasi tubuh konsumen dengan zat kimia berbahaya
e. Sayuran organik memiliki kandungan antioksidant yang lebih
Tanaman disiram sehari 3 kali pada pagi, siang, dan sore untuk menjaga
kelembaban tanah. Saat tanaman mulai tinggi, dilakukan penambahan tanah agar
tanaman tidak rebah. Penyiangan juga dilakukan dengan mencabuti gulma. Di
sekeliling tanaman juga dipasangi jaring untuk menjaga tanaman dari hewan
ternak.
Gambar 8 .Penyiraman tanaman sayur
e. Tahap Pemanenan
Tahap pemanenan dilakukan 21-25 hari setelah proses penyemaian. Untuk
hasil panen budidaya sayur kangkung diperoleh satu ikat kangkung dari dua
polybag. Sedangkan untuk hasil panen budidaya sayur bayam diperoleh satu ikat
bayam dari satu polybag. Untuk hasil panen budidaya sawi hijau diperoleh satu ikat
sawi hijau dari satu polybag.
Gambar 9 . Pemanenan
f. Tahap Penerapan Pelatihan oleh Masyarakat
Setelah proses pelatihan budidaya, masyarakat antusias untuk
menerapkannya di pekarangan rumah masing-masing dengan bibit yang telah
didapatkan dari pelatihan. Kemudahan mendapatkan bahan media tanam semakin
memudahkan masyarakat untuk menanam sayuran di pekarangan rumah masing-
masing. Kini masyarakat bisa mandiri menghasilkan sayuran yang sehat untuk
dikonsumsi.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian dapat disimpulkan bahwa masyarakat Desa
Karangpoh RT10/RW04, Kecamatan Pejagoan, Kabupaten Kebumen sangat antusias saat
mengikuti pelatihan budidaya tanaman sayur. Sikap antusias tersebut terlihat dari
keikutsertaan dalam pelatihan dan menerapkannya di rumah masing-masing. Masyarakat
yang ikut serta dalam pelatihan tentunya mendapatkan tambahan wawasan dan
pengalaman. Hal tersebut menjadi proses dampak dari pelatihan yang bermanfaat bagi
masyarakat sekitar.
Saran yang kami berikan untuk kegiatan pengabdian budiaya serupa adalah untuk
bisa menggunakan bahan yang lebih ramah lingkungan lagi ataupun teknik budidaya yang
bisa lebih bervariatif untuk semua jenis lahan yang dimiliki rumah tangga warga setempat.
DAFTAR PUSTAKA:
Adnan, A., Rasyad, A. and Armaini, A., 2014. Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman
Kangkung Darat (Ipomeareptans Poir) Diberi Trichokompos Jerami
Padi (Doctoral dissertation, Riau University).
Dias, J.S.2012. Nutritional Quality and Health Benefits of Vegetables: A Review. Journal
Food and Nutrition Sciences, 8: 1354-1374
Fitriyani.2013.Eksperimen Pembuatan Roti Tawar Dengan Penggunaan Sari Bayam
(Amaranthus Sp). Food Science And Culinary Education Journal, Vol. 2(2)
Gopalakrishnan .(2019). Advantages and Nutritional Value of Organic Food on Human
Health. International Journal of Trend in Scientific Research and Development
(IJTSRD). 3 (4): 2456 - 6470
Grubben GJH. 1994. Amaranthus L. In: Plan Resources of South East Asia. Siemonsma,
J.S and K.Piluek (Eds). Prosea. Bogor, 82-86.
Ibrahim, Y., Tanaiyo, R.2018. Respon Tanaman Sawi (Brasicca juncea L.) Terhadap
Pemberian Pupuk Organik Cair (Poc) Kulit Pisang Dan Bonggol Pisang. Jurnal
Agropolitan, Volume 5 (1)
Kundaryanti, R., Fardillah N. M.,& Widowati,R.2019. Pengaruh Pemberian Jus Bayam
Hijau Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Anemia Di
Wilayah KerjaPuskesmas Pasar Minggu Jakarta Selatan 2018.Jurnal Ilmu
Keperawatan Dan Kebidanan Nasional, Vol. 1 (1)
Kurniawati, H.2018. Peningkatan Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kangkung Darat
(Ipomoea reptans Poir) Dengan Pemberian MOL Daun Petai Cina Pada Tanah
PMK. PIPER, Volume 14 (26)
News.detik.com. (2020, 26 April). Kapan Sebenarnya Corona Pertama Kali Masuk RI.
Diakses pada 21 Agustus 2020, dari https://news.detik.com/berita/d-
4991485/kapan-sebenarnya-corona-pertama-kali-masuk-ri.
Rahayu, S.T., Asgar, A., &Hidayat, I.M.2013.Evaluasi Kualitas Beberapa Genotipe Bayam
(Amaranthus Sp) Pada Penanaman Di Jawa Barat* [Quality Evaluation of Some
Genotype of Spinach (Amaranthus sp.) Cultivated in West Java]. Berita Biologi ,
Vol. 12(2)
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan
dan Gizi. 19 Maret 2015
Sunardi, O., Adimihardja, S.A., & Mulyaningsih, Y.2013. Pengaruh Tingkat Pemberian
Zpt Gibberellin (Ga3) Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Kangkung Air
(Ipomea aquatica Forsk L.) Pada Sistem Hidroponik Floating Raft Technique
(Frt).Jurnal Pertanian, Vol. 4 (1)
Syarif, S., &Flaning, M.2013. Analisis Kandungan Β-Karoten Pada Jenis Sawi Putih
(Brassica pekinensia L) Dan Jenis Sawi Hijau (Brassica juncea L Coss) Secara
Spektrofotometri Uv-Vis. As-Syifaa, Vol 05 (01) : 55-61
Widiastuti dan Aini, F.2008.penetapan Kadar Besi (Fe) pada bayam hijau, bayam raja, dan
bayam duri di pasar mojosongo. Caraka tani XXIII (1)
Bukti unggahan artikel ke website jurnal
ENGAGEMENT
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. xx, No. xx, Bulan, 20xx, pp. xxx - xxx
ISSN: 2579-8375 (Print), ISSN: 2579-8391 (Online) | xxx
Edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru (New Normal) Melalui Media Poster di Desa Sidomukti, Adimulyo, Kebumen Vira Mulyawati1, Sekar Arum Pamutri2, Elia Rusmawati3, Laurida Rieskia Utami4, Ridwan Arifin5 1Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang 2,3 Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang 4 Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan IPA, Universitas Negeri Semarang 5 Fakultas Hukum, Universitas Negeri Semarang Email: [email protected], [email protected], [email protected], [email protected], [email protected]
Article History: Received: Revised: Accepted:
Abstract: People during the Covid-19 pandemic are required to adopt new habits. The goal is that people can return to work, study, and carry out productive activities during the Covid-19 pandemic. So that education is needed to be given to the community regarding the adaptation of new habits by using poster media. This study aims to determine the effect of poster media on understanding education on the adaptation of citizens' new habits. This research was conducted in Sidomukti Village, Adimulyo District. The subject of this habitual adaptation education research is the community in RT 003/007 Sidomukti Village, Adimulyo District. The research method used is descriptive quantitative. The instrument used was a test instrument in the form of 10 short answers. The results of the descriptive education showed that there was a significant increase in the mean understanding of the adaptation of new habits in society as measured by the new habit adaptation test (T1, M = 77.2 and T2, M = 97.2). Thus it can be concluded that people's knowledge of the adaptation of new habits increases through education on adaptation of new habits using poster media.
Keywords: new normal; adaptation; poster; education
Pendahuluan
Sejak mewabahnya corona virus disease atau biasa disebut Covid-19 di seluruh
dunia, aktivitas masyarakat mulai berubah. Covid-19 merupakan virus menular yang
ENGAGEMENT
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. xx, No. xx, Bulan, 20xx, pp. xxx -xxx
ISSN: 2579-8375 (Print), ISSN: 2579-8391 (Online) | xxx
menginfeksi saluran pernapasan (Kemenkes, 2020). Virus ini dapat menginfeksi siapa
saja. Namun, akan lebih berbahaya apabila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil,
orang yang memiliki penyakit tertentu, perokok, atau pun orang yang daya tahan
tubuhnya lemah. Sementara itu, dapat diketahui bahwa seseorang dapat tertular
Covid-19 melalui berbagai cara, seperti tidak sengaja menghirup percikan ludah
(droplet) yang keluar saat penderita Covid-19 batuk atau bersin, memegang mulut
atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dahulu, dan kontak jarak dekat dengan
penderita Covid-19 (Kemenkes, 2020).
Berbagai respon dan reaksi ditunjukkan oleh masyarakat, ada yang sedih, cemas,
takut, gemas, khawatir, marah-marah, tetapi ada juga yang tenang atau tetap percaya
diri. Pandemi Covid-19 berhasil mengubah kebiasaan yang kita lakukan sehari-hari
baik di rumah, di sekolah, di tempat kerja, di jalan, dan dimanapun. Kita dibuat seakan
tak berdaya, karena gerak langkah kita dibatasi dengan adanya Covid-19, sehingga
membuat kita tidak produktif dan kemudian berdampak pada masalah ekonomi
keluarga, masyarakat, daerah dan negara.
Pandemi Covid-19 ini berdampak pada segala aspek dari ekonomi, pendidikan,
sosial, dan sebagainya. Dampak pandemi ini juga tidak memandang usia, baik anak-
anak maupun orang dewasa merasakan dampak dari adanya pandemi ini. Selama
masa pandemi Covid-19, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat turun derastis
(CNN Indonesia, 2020). Beberapa pabrik banyak yang mengalami gulung tikar akibat
target produksi yang tidak tercapai, hal ini kemudian berimbas pada melonjaknya
angka pengangguran yang ada di Indonesia. Oleh karena itu Pemerintah menerapkan
adaptasi kebiasaan baru. Melalui penerapan adaptasi kebiasaan baru, pemerintah dan
masyarakat sama-sama berjuang untuk mengembalikan kondisi perekonomian dan
sosial seperti semula. Namun, disisi lain semua pihak diharapkan tetap berupaya
menghentikan penyebaran virus Covid-19.
Indonesia saat ini telah memasuki masa adaptasi kebiasaan baru. Presiden RI
Joko Widodo dalam pidato resminya di Istana Merdeka memaparkan bahwasanya
pada masa pandemi masyarakat Indonesia diharuskan hidup dengan tatanan hidup
baru, yang dapat ‘berdamai’ dengan COVID-19. Adapun yang dimaksud dengan New
Normal adalah suatu tindakan atau perilaku yang dilakukan oleh masyarakat dan
semua institusi yang ada di wilayah tersebut untuk melakukan pola harian atau pola
ENGAGEMENT
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. xx, No. xx, Bulan, 20xx, pp. xxx -xxx
ISSN: 2579-8375 (Print), ISSN: 2579-8391 (Online) | xxx
kerja atau pola hidup baru yang berbeda dengan sebelumnya. Bila hal ini tidak
dilakukan, akan terjadi risiko penularan. Kemudian New Normal dinarasikan sebagai
adaptasi kebiasaan baru (Irawati: 2020).
Dilansir dari covid19.go.id memaparkan bahwa adaptasi kebiasaan baru
merupakan proses bertahap yang tergantung pada situasi di daerah masing-masing.
Menurut para ahli, situasi dapat berubah dengan cepat bila lebih banyak orang terkena
Covid-19. Adaptasi kebiasaan baru merupakan sebuah tatanan atau kebiasaan baru
yang mulai diterapkan di masyarakat. Dalam hal ini, aktivitas kehidupan mulai
berjalan seperti biasanya. Pekerja mulai bekerja kembali di kantor, pasar mulai ramai,
transportasi umum mulai beroperasi, beberapa objek wisata mulai dibuka kembali,
serta kegiatan-kegiatan perkumpulan di masyarakat juga mulai berjalan. Akan tetapi,
dalam pelaksanaannya tidak akan pernah terlepas dari protokol kesehatan yang telah
ditentukan oleh pemerintah. Harapannya, di masa pandemi Covid-19 ini masyarakat
dapat kembali bekerja, belajar, dan beraktivitas dengan produktif.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa Covid-19 tidak hanya mewabah di daerah
pusat kota saja, namun juga mulai mewabah di seluruh daerah termasuk wilayah desa-
desa kecil. Misalnya adalah wilayah Kebumen. Kebumen merupakan salah satu
kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah sebelah selatan. Awalnya di daerah
ini, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 berjumlah satu orang. Setelah itu, wilayah ini
berhasil menjadi zona hijau, dikarenakan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 telah
dinyatakan sembuh seluruhnya. Akan tetapi, dalam perkembangannya sampai saat ini
wilayah Kebumen menjadi zona merah kembali dengan kasus terkonfirmasi positif
sekitar 200-an orang (Pemda Kebumen, 2020). Berikut merupakan peta persebaran
Covid-19 untuk wilayah Kebumen.
ENGAGEMENT
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. xx, No. xx, Bulan, 20xx, pp. xxx -xxx
ISSN: 2579-8375 (Print), ISSN: 2579-8391 (Online) | xxx
Gambar 1. Peta Sebaran Covid-19 Kabupaten Kebumen
Sumber : https://corona.kebumenkab.go.id/index.php/web/peta_sebaran
Sementara itu, kasus Covid-19 di wilayah kecamatannya berbeda-beda. Wilayah
kecamatan yang memiliki kasus terkonfirmasi positif Covid-19 paling tinggi adalah
Kecamatan Puring dan Kecamatan Prembun (Pemda Kebumen, 2020). Dalam jurnal
ini, mahasiswa mengambil Kecamatan Adimulyo sebagai topik pembahasan. Di
Kecamatan Adimulyo, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 berada di tingkat yang
sedang. Berikut merupakan data kasus terkonfirmasi positif Covid-19 Kabupaten
Kebumen di Kecamatan Adimulyo.
Tabel 1. Data Kasus Terkonfirmasi Positif Kecamatan Adimulyo
No.
Inisial Jenis
Kelamin Usia (TH)
Riwayat Perjalanan
Kecamatan
Tempat
Dirawat
Keterangan
1 TH L 46 Surabaya Adimulyo - Sembuh 2 IN P 23 Kontak erat
PDP/ODP Adimulyo - Sembuh
3 NN P 42 Kontak erat terkonfirmasi Covid-19
Adimulyo - Sembuh
4 SUJ P 47 Kontak erat terkonfirmasi Covid-19
Adimulyo - Sembuh
5 EK P 38 Kontak Covid Adimulyo - Sembuh
ENGAGEMENT
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. xx, No. xx, Bulan, 20xx, pp. xxx -xxx
ISSN: 2579-8375 (Print), ISSN: 2579-8391 (Online) | xxx
Sumber : https://corona.kebumenkab.go.id/
(Data ini diperbarui pada 30 Agustus 2020 pukul 01:47 WIB)
Adaptasi kebiasaan baru dapat dilakukan dengan menerapkan protokol
kesehatan secara ketat. Kebiasaan baru untuk hidup lebih sehat harus terus menerus
dilakukan di masyarakat dan setiap individu, sehingga menjadi norma sosial dan
norma individu baru dalam kehidupan sehari hari. Bila kebiasaan baru tidak dilakukan
secara disiplin atau hanya dilakukan oleh sekelompok orang saja, maka hal ini bisa
menjadi ancaman wabah gelombang kedua. Kebiasaan lama yang sering dilakukan,
seperti bersalaman, cipika-cipiki, cium tangan, berkerumun atau bergerombol, malas
cuci tangan harus mulai ditinggalkan karena beresiko menularkan Covid-19.
Namun, masa adaptasi kebiasaan baru dalam lingkup desa justru membutuhkan
perhatian yang lebih. Banyak masyarakat desa yang bersikap seakan tidak peduli
dengan virus yang mewabah saat ini. Kondisi ini juga dialami oleh masyarakat di Desa
Sidomukti Kecamatan Adimulyo, Kabupaten Kebumen. Banyak masyarakat yang
masih sulit untuk mematuhi protokol kesehatan pemerintah seperti menggunaka
masker dan rajin mencuci tangan. Mereka menjalankan aktivitas harian seperti
bekerja di sawah, bekerja di bangunan, arisan, ataupun kerja bakti tanpa
menggunakan masker. Bahkan, ada beberapa masyarakat desa yang tidak juga
mempedulikan kebersihan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya tidak peduli akan
cuci tangan.
Dalam beberapa kajian sebelumnya, telah dilakukan kajian serupa tentang
Adaptasi Kebiasaan Baru. Penelitian yang dilakukan oleh Ramadhana (2020)
menjelaskan tentang perubahan dinamika keluarga selama masa isolasi Covid-19 yang
berdampak pada ketahanan keluarga dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi
kebiasaan baru di Indonesia. Hal ini juga didukung pernyataan oleh Tim Pakar Gugus
Tugas Covid-19 (2020), bahwa perkembangan saat ini munculnya penyakit-penyakit
menular selama kurun waktu 16 tahun terakhir, yang salah satunya ialah Covid-19.
positif 6 RHW P 37 Kontak Covid
positif Adimulyo - Sembuh
7 NMH P 34 Kontak Covid positif
Adimulyo - Sembuh
ENGAGEMENT
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. xx, No. xx, Bulan, 20xx, pp. xxx -xxx
ISSN: 2579-8375 (Print), ISSN: 2579-8391 (Online) | xxx
Selain itu, dijelaskan pula tentang strategi, fokus, dan perkembangan penanganan
Covid-19, serta yang menjadi pokok pembahasan yakni adaptasi kebiasaan baru
menuju masyarakat produktif yang aman dari Virus Covid-19. Yudhistira (2020)
memberikan edukasi adaptasi kebiasaan baru dengan menggunakan buku saku yang
menjelaskan tentang Covid-19, faktor risiko, cara pencegahan, definisi adaptasi
kebiasaan baru beserta persyaratannya, dan juga panduan implementasi program di
lapangan selama periode kebiasaan baru Covid-19.
Beberapa alasan yang telah terurai diatas menarik perhatian penulis untuk
menggunakan poster sebagai media yang digunakan dalam penyampaian edukasi.
Poster merupakan salah satu media grafis yang paling tampak kekuatannya sebagai
media penyampai pesan. Media grafis adalah media visual yang menyajikan fakta, ide,
dan gagasan melalui kata-kata, kalimat, angka-angka, dan berbagai simbol atau
gambar. Media ini berfungsi menyalurkan pesan dari sumber pesan ke penerima
pesan, menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan fakta yang cepat
dilupakan sehingga mudah diingat jika diilustrasikan secara grafis atau melalui proses
visualisasi, sederhana serta mudah pembuatannya. Media grafis mengutamakan indra
penglihatan dengan menuangkan pesan simbolkomunikasi visual dan symbol pesan
yang perlu dipahami (Megawati, 2017).
Menurut Earl W. Stevick (1982:106) Pictures can serve most of the same purposes
as object. They have the obvious advantage of being easier to carry around. Alat bantu
yang digunakan dalam pembelajaran mempunyai tujuan tertentu seperti poster,
keuntungannya adalah mudah dibawa kemana-mana untuk dijadikan alat
pembelajaran.
Poster memiliki kekuatan untuk dicerna oleh orang yang melihat karena poster
lebih menonjolkan kekuatan pesan, visual dan warna. Hal tersebut sesuai dengan
pandangan Nana Sudjana (2005:51) bahwa poster adalah media yang kuat warna,
pesan, dan maksud untuk menangkap perhatian orang yang lewat, tetapi cukup lama
menanamkan gagasan yang berarti dalam ingatannya. Poster dapat berupa gambar
yang memiliki warna yang menarik sehingga dapat menangkap perhatian orang
dengan menanamkan suatu makna tertentu yang ingin disampaikan pembuat poster,
sesuai dengan tujuan dari makna poster tersebut.
Penggunaan poster dalam edukasi diharapkan dapat menarik perhatian warga
ENGAGEMENT
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. xx, No. xx, Bulan, 20xx, pp. xxx -xxx
ISSN: 2579-8375 (Print), ISSN: 2579-8391 (Online) | xxx
karena poster memiliki warna yang menarik dan memiliki daya tarik yang khusus
berupa gambar sehingga memudahkan pemahaman warga dalam memahami Adaptasi
Kebiasaan Baru. Poster yang dipakai tentunya harus disesuaikan dengan tema yang
sedang diedukasi agar warga dapat menghubungkan dengan konsep yang sudah ada.
Dengan menggunakan media edukasi berupa poster, diharapkan dapat menimbulkan
minat sekaligus kreatifitas dan motivasi warga dalam memahami dan mempelajari
Adaptasi Kebiasaan Baru, sehingga warga dapat memperoleh manfaat yang maksimal
baik dari proses maupun hasil edukasinya. Peneliti ingin menerapkan hasil penelitian
yang akan dicapai pada desa tersebut untuk meningkatkan kualitas edukasi Adaptasi
Kebiasaan Baru warga pada khususnya warga Sidomukti, Adimulyo, Kebumen.
Berdasarkan penjelasan analisis situasi, penting untuk diselenggarakan edukasi
adaptasi kebiasaan baru di Desa Sidomukti Kecamatan Adimulyo dengan
menggunakan Media Poster. Dengan edukasi adaptasi kebiasaan baru, harapannya
masyarakat dapat teredukasi untuk menerapkan kebiasaan baru sehingga dapat
memutus rantai penyebaran covid-19.
Metode
Mahasiswa memiliki peran untuk mengedukasi masyarakat di tengah pandemi
Covid-19 dengan kesadaran dalam diri sendiri kemudian mensosialisasikan program
pemerintah tentang pencegahan Covid-19. Untuk dapat memberikan edukasi kepada
masyarakat tentang Covid-19 salah satunya yaitu adaptasi kebiasaan baru dimana
masyarakat dapat beraktivitas, bekerja, dan sekolah dengan produktif di pandemi
Covid-19, mahasiswa perlu membina hubungan baik dengan masyarakat. Jika
mahasiswa kurang dapat membina hubungan baik dengan masyarakat, maka akan
kesulitan untuk memberikan edukasi tentang adaptasi kebiasaan baru kepada
masyarakat.
Mahasiswa perlu melakukan koordinasi dengan masyarakat dan membina
hubungan baik, serta survai kondisi lapangan atau masyarakat. Koordinasi mahasiswa
ini dengan menyampaikan maksud dan tujuan yaitu mengedukasi masyarakat tentang
adaptasi kebiasaan baru untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Mahasiswa juga
dapat langsung mengidentifikasi masyarakat yang memerlukan edukasi adaptasi
kebiasaan baru.
ENGAGEMENT
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. xx, No. xx, Bulan, 20xx, pp. xxx -xxx
ISSN: 2579-8375 (Print), ISSN: 2579-8391 (Online) | xxx
Keefektifan edukasi adaptasi kebiasaan baru dapat dilihat dari media yang
digunakan. Dalam edukasi adaptasi kebiasaan baru ini mahasiswa menggunaan media
poster untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terkait hal-hal yang harus
dilakukan saat adaptasi kebiasaan baru sehingga masyarakat dapat produktif di
tengah pandemi Covid-19. Kemudian memaparkan kepada masyarakat terkait
adaptasi kebiasaan baru dengan menggunakan poster yang sudah dicetak. Kerangka
kerja yang telah diuraikan di atas dapat disimak pada gambar di bawah ini:
Gambar 2. Kerangka Kerja Edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru dengan Media Poster
Proses sosialisasi dilaksanakan secara luring. Mahasiswa yang terbentuk dalam
kelompok kecil tim jurnal mengunjungi satu per satu rumah warga di lingkungan RT
003/007. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya kerumunan. Selain itu,
tujuan dilakukannya edukasi secara langsung adalah agar masyarakat lebih dapat
memahami apa yang sedang disosialisasikan oleh mahasiswa. Sasaran dalam kegiatan
ini ialah ibu-ibu dan remaja yang ada di lingkungan RT 003/007. Kegiatan ini sendiri
dilakukan dengan cara mensosialisasikan beberapa hal terkait adaptasi kebiasaan
baru dengan menggunakan media poster. Media yang digunakan dalam edukasi ini
berupa poster adaptasi kebiasaan baru yang berisikan hal-hal yang harus dilakukan
dimasa new normal. Hal ini akan lebih mudah dipahami oleh masyarakat karena
berisikan hal-hal inti dan dilambangkan dengan beberapa gambar dan warna.
Sebelum mahasiswa melakukan edukasi, mahasiswa telah memberikan angket
pre-test terlebih dahulu kepada setiap warga yang akan diedukasi. Hal ini dilakukan
untuk melihat apakah ada perubahan perilaku atau kebiasaan masyarakat di
lingkungan RT 003/007 sebelum dan sesudah dilakukan edukasi adaptasi kebiasaan
Koordinasi dengan
masyarakat
Identifikasi masyarakat
Pembuatan media poster
Edukasi dengan sosialisasi menggunakan
poster
ENGAGEMENT
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. xx, No. xx, Bulan, 20xx, pp. xxx -xxx
ISSN: 2579-8375 (Print), ISSN: 2579-8391 (Online) | xxx
baru oleh mahasiswa. Barulah setelah warga mengisi angket pre-test yang diberikan,
mahasiswa kemudian memberikan edukasi tentang beberapa hal terkait adaptasi
kebiasaan baru, seperti penggunaan masker, menjaga jarak aman, rajin mencuci
tangan dengan sabun, meminimalisir kontak fisik, langsung mandi setelah beraktifitas
diluar rumah, selalu menyediakan hand sanitizer, menggunakan uang elektronik, dan
juga selalu mengutamakan kesehatan sebelum beraktifitas diluar rumah. Dua hari
setelah melakukan edukasi, mahasiswa kembali melakukan kunjungan secara
langsung dengan mengunjungi ke rumah-rumah warga yang sebelumnya telah di
edukasi untuk membagikan angket post-test.
Hasil dan Pembahasan
Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini mempunyai tujuan
untuk mengembangkan pemahaman masyarakat akan covid-19 dan adaptasi
kebiasaan baru melalui edukasi adaptasi kebiasaan baru dengan media poster. Sesuai
dengan rencana kegiatan pengabdian beberapa hal yang telah berhasil dilaksanakan
yakni:
1. Koordinasi dengan masyarakat
Sebelum melakukan edukasi adaptasi kebiasaan baru ke masyarkat di
Desa Sidomukti Kecamatan Adimulyo, tim melakukan koordinasi dengan
masyarakat perihal adanya edukasi atau sosialisasi adaptasi kebiasaan baru
dalam rangka KKN BMC UNNES 2020.
2. Identifikasi masyarakat
Setelah melakukan koordinasi dengan masyarakat. Pada tahap ini tim
melakukan identifikasi masyarakat yang akan diberikan edukasi adaptasi
kebiasaan baru dengan mendatangi ke rumah masyarakat secara langsung.
3. Pembuatan media poster
Tim menyusun media poster adaptasi kebiasaan baru yang berisikan hal-
hal yang harus dilakukan di masa adaptasi kebiasaan baru, seperti: penggunaan
masker, menjaga jarak aman, rajin mencuci tangan dengan sabun,
meminimalisir kontak fisik, langsung mandi setelah beraktifitas diluar rumah,
selalu menyediakan hand sanitizer, menggunakan uang elektronik, dan juga
selalu mengutamakan kesehatan sebelum beraktifitas diluar rumah.
ENGAGEMENT
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. xx, No. xx, Bulan, 20xx, pp. xxx -xxx
ISSN: 2579-8375 (Print), ISSN: 2579-8391 (Online) | xxx
4. Edukasi dengan sosialisasi menggunakan poster
Kegiatan edukasi ini dilakukan setelah berkoordinasi dengan masyarakat
dan tim menyusun poster edukasi adaptasi kebiasaan baru. Tim mendatangi
masyarakat satu per satu dengan melakukan kunjungan rumah. Untuk melihat
perubahan masyarakat akan sebelum dan sesudah adaptasi kebiasaan baru
maka masyarakat diminta untuk mengisi angket pre-test dan setelah dilakukan
edukasi dengan poster masyaraat diminta untuk mengisi angket post-test. Hasil
yang ditunjukkan setelah edukasi adaptasi kebiasaan baru dengan
menggunakan poster, sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil Perbandingan Pre test dan Post test
Rerata Pre-test Rerata Post-test Margin Skor 77.2727 97.2727 20
Merujuk pada data hasil pre-test dan post-test pada tabel 2. Dapat kita simpulkan
bahwa terjadi peningkatan pemahaman peserta edukasi adaptasi kebiasaan baru
sebelum mendapatkan edukasi dengan poster dan setelah mendapatkan edukasi
dengan margin skor 20.
Tabel 3. Output Paired Sample T Test
t df Sig. (2-tailed) Pre-test-Post-test -3.403 10 .007
*t tabel = 1.81246
Berdasarkan data diatas, diketahui bahwa nilai Sig. (2-tailed) adalah sebesar
0,007 < 0,05 dan t hitung 3.503 > t tabel 1.813, dengan demikian maka H0 ditolak dan
Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata antara
hasil Pre-test dan Post-test yang artinya terdapat pengaruh pemberian edukasi
adaptasi kebiasaan baru dengan media poster di Desa Sidomukti, Kecamatan
Adimulyo, Kabupaten Kebumen.
Poster bukan suatu metode edukasi, tetapi peneliti menggunakannya untuk
mengambarkan tempat, objek, dan orang. Hal tersebut merupakan bagian dari
pengalaman warga sehingga memudahkan peneliti untuk menyampaikan materi
ENGAGEMENT
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. xx, No. xx, Bulan, 20xx, pp. xxx -xxx
ISSN: 2579-8375 (Print), ISSN: 2579-8391 (Online) | xxx
berdasarkan ruang lingkupnya. Sajian kombinasi visual yang jelas, mencolok, dan
menarik digunakan untuk menarik perhatian masyarakat. Maksudnya suatu gambar
dengan warna yang menarik dan mencolok digunakan peneliti sebagi media untuk
menyampaikan edukasi sehingga dapat menarik perhatian warga dan mudah
dipahaminya.
Poster memiliki kekuatan untuk dicerna oleh orang yang melihat karena poster
lebih menonjolkan kekuatan pesan, visual dan warna. Poster dapat berupa gambar
yang memiliki warna yang menarik sehingga dapat menangkap perhatian orang
dengan menanamkan suatu makna tertentu yang ingin disampaikan pembuat poster,
sesuai dengan tujuan dari makna poster tersebut. Penggunaan media edukasi poster
yang tepat dan konsisten, bagi peneliti sangat bermanfaat dalam meningkatkan
motivasi dan minat edukasi warga terhadap adaptasi kebiasaan baru, sehingga
peneliti dapat mengoptimalkan seluruh potensi yang ada didalam diri setiap warga.
Dengan melakukan edukasi adaptasi kebiasaan baru kepada masyarakat dengan
menggunakan media poster, masyarakat lebih memahami hal-hal apa saja yang harus
dilakukan di masa pandemi covid-19. Beberapa hal yang harus dipahami oleh
masyarkat di masa adaptasi kebiasaan baru yaitu menggunakan masker, menjaga
jarak aman, rajin mencuci tangan dengan sabun, meminimalisir kontak fisik, langsung
mandi setelah beraktifitas diluar rumah, selalu menyediakan hand sanitizer,
menggunakan uang elektronik, dan juga selalu mengutamakan kesehatan sebelum
beraktifitas diluar rumah.
Kesimpulan
Simpulan yang dapat diperoleh dari pelaksanaan edukasi adaptasi kebiasaan
baru dengan menggunakan media poster di Desa Sidokmukti Kecamatan Adimulyo
adalah pertama, adanya peningkatan pemahaman masyarakat akan adaptasi
kebiasaan baru terbukti pada hasil skor pre-test dan pos-test. Kedua, perlu adanya
rencana tindak lanjut berupa evaluasi atau hasil berupa tindakan masyarakat dalam
menerapkan adaptasi kebiasaan baru.
Jadi penggunaan media edukasi poster dapat meningkatkan pemahaman warga
terhadap adaptasi kebiasaan baru. Warga tidak hanya tahu teori saja tetapi juga tahu
penggambaran secara konkrit atau nyata melalui poster. Sebab, diperlukan
ENGAGEMENT
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. xx, No. xx, Bulan, 20xx, pp. xxx -xxx
ISSN: 2579-8375 (Print), ISSN: 2579-8391 (Online) | xxx
penggambaran secara konkrit atau nyata agar warga menjadi lebih paham. Selain itu
penggunaan media poster dapat meningkatkan efektivitas, pengetahuan, dan
pemahaman warga mengenai adaptasi kebiasaan baru.
Saran
Salah satu yang harus dipahami dan diterapkan oleh masyarakat di masa
pandemi Covid-19 yaitu adaptasi kebiasaan baru. Hal ini seperti yang selalu
disosialisasikan oleh pemerintah kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk
memutus penyebaran Covid-19. Terkait dengan hal tersebut maka dalam
pelaksanaannya diperlukan kerjasama dari berbagai pihak termasuk masyarakat.
Pemahaman masyarakat dan penerapan adaptasi kebiasaan baru harus dibentuk agar
dapat hidup dengan produktif di dalam masyarakat dengan menerapkan adaptasi
kebiasaan baru.
Referensi
CNN Indonesia. (2020). Menyelamatkan Ekonomi Indonesia Melalui Penerapan New
Normal. https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200616191535-297-
514013/menyelamatkan-ekonomi-indonesia-melalui-penerapan-new-normal
(Diakses pada 22 Agustus 2020).
Covid-19. (2020). Brosur Seri Adaptasi Kebiasaan Baru.
https://covid19.go.id/edukasi/masyarakat-umum/brosur-seri-adaptasi-
kebiasaan-baru (Diakses pada 23 Agustus 2020).
Irawati, Theresia. (2020). Menuju Adaptasi Kebiasaan Baru.
http://promkes.kemkes.go.id/menuju-adaptasi-kebiasaan-baru (Diakses pada
23 Agustus 2020).
Kemenkes. (2020). Kesiapsiagaan Menghadapi Infeksi Covid-19.
https://www.kemkes.go.id/folder/view/full-content/structure-faq.html
(Diakses pada 22 Agustus 2020).
Pemda Kebumen. (2020). Data Pantauan Covid-19 Kabupaten Kebumen.
https://corona.kebumenkab.go.id/ (Diakses pada 30 Agustus 2020).
ENGAGEMENT
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. xx, No. xx, Bulan, 20xx, pp. xxx -xxx
ISSN: 2579-8375 (Print), ISSN: 2579-8391 (Online) | xxx
Pemda Kebumen. (2020). Peta Sebaran Covid-19 Kabupaten Kebumen.
https://corona.kebumenkab.go.id/index.php/web/peta_sebaran (Diakses
pada 30 Agustus 2020).
Ramadhana, Maulana Rezi. (2020). Mempersiapkan Ketahanan Keluarga Selama
Adaptasi Kebiasaan Baru di Masa Pandemi COVID-19 (Preparing For Family
Resilience During Adaptation Of New Habits In The Covid-19 Pandemic Period).
tk: Jurnal Kependudukan Indonesia, Edisi Khusus Demografi dan COVID-19, Juli
2020, 61-68.
Stevick, Earl W,1982. Teaching and Learning Language. USA. Cambridge University
Press.
Sudjana, Nana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Tim Pakar Gugus Tugas COVID-19. (2020). Adaptasi Kebiasaan Baru Menuju
Masyarakat Produktif dan Aman COVID-19. tk: Tim Pakar Gugus Tugas COVID-
19.
Wright, Andrew. 1989. Pictures for language Learning. Cambridge: Cambridge
University Press.
Yudhistira, I Made dan Irawat, Dian Kristiani. (2020). Adaptasi Terhada Kebiasaan
Baru: Panduan Kerja Sehat, Aman, dan Produktif Dalam Masa Pandemi Covid-19.
Jakarta: Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Bukti unggahan artikel ke website jurnal