8
Nama : Laila Nur Hidayah NIM : 4411412071 Rombel : 2 Biologi VAKSINASI Sejarah Vaksinasi merupakan salah satu jenis imunisasi aktif karena memberikan antigen suatu pathogen sehingga menstimulasi sistem imun untuk membentuk antibodi dan respon imun seluler yang melawan agen penginfeksi, apabla nantinya terpaparan antigen yang serupa maka orang tersebut tidak akan sakit. Vaksinasi berasal dari bahasa latin ‘vacca’ yang berarti sapi. Pada tahun 1796 ketika berbagai belahan dunia sedang digemparkan oleh virus Variola yang menyebabkan penyakit smallpox yang mematikan mewabah. Edward Jenner yang merupakan seorang dokter keluarga berkebangsaan Inggris melakukan variolasi yakni upaya pencegahan penularan virus Variola. Cara yang dilakukannya adalah dengan mengambil spesimen lesi pada lengan orang dewasa yang terkena Cowpox (penyakit kulit yang ditularkan pada sapi) lalu menginokulasikannya ke lengan seorang anak berusia 8 tahun. Sehingga seminggu kemudian muncul lesi ditempat inokulasi namun hanya mengalami gejala ringan, cepat pulih dan tidak mengalami sakit serta menjadi imun terhadap smallpox. Kemudian Edward Jenner

Laila Nur Hidayah 4411412071 Vaksinasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

vaksinasi

Citation preview

Nama: Laila Nur HidayahNIM: 4411412071Rombel : 2 Biologi

VAKSINASISejarah Vaksinasi merupakan salah satu jenis imunisasi aktif karena memberikan antigen suatu pathogen sehingga menstimulasi sistem imun untuk membentuk antibodi dan respon imun seluler yang melawan agen penginfeksi, apabla nantinya terpaparan antigen yang serupa maka orang tersebut tidak akan sakit. Vaksinasi berasal dari bahasa latin vacca yang berarti sapi. Pada tahun 1796 ketika berbagai belahan dunia sedang digemparkan oleh virus Variola yang menyebabkan penyakit smallpox yang mematikan mewabah. Edward Jenner yang merupakan seorang dokter keluarga berkebangsaan Inggris melakukan variolasi yakni upaya pencegahan penularan virus Variola. Cara yang dilakukannya adalah dengan mengambil spesimen lesi pada lengan orang dewasa yang terkena Cowpox (penyakit kulit yang ditularkan pada sapi) lalu menginokulasikannya ke lengan seorang anak berusia 8 tahun. Sehingga seminggu kemudian muncul lesi ditempat inokulasi namun hanya mengalami gejala ringan, cepat pulih dan tidak mengalami sakit serta menjadi imun terhadap smallpox. Kemudian Edward Jenner mempublikasikan hasil eksperimennya dalam An Inquiry into the Causes and Effects of the Variola Vaccinae pada tahun 1798. Hal ini menjadikan tonggak sejarah adanya vaksinansi meskipun Edward Jenner bukanlah orang yang pertama yang melakukan pencegahan dengan prinsip vaksinasi, akan tetapi disebut sebagai tonggak sejarah karena melakukannya dengan kaidah ilmiah dan berlandaskan pemahaman epidemiologi. Maka Edward Jenner disebut sebagai Bapak Vaksinologi atau bahkan Bapak ImunologiSeiring dengan perkembangan zaman diiringi kemajuan bioteknologi, telah ditemukan berbagai macam vaksin untuk berbagai macam penyakit pula. Seperti halnya vaksin yang termasuk dalam daftar imunisasi rutin yaitu BCG, DPT,Hepatitis B, Campak dan Polio. Adapula vaksin terapeutik atau vaksin pengobatan yang memberikan pengobatan terhadap penyakit tertentu yang mampu menginduksi dan memperkuat respon imun, adapun penyakit yang menggunakan vaksin terapeutik antara lain seperti kanker prostat. Terdapat tiga macam vaksin menurut Kitsner (2003), yaitu live attenuated, inactivated dan sub unit vaksin. 1. Live AttenuatedVirus virulen dapat dibuat menjadi kurang virulen (attenuated) dengan cara menumbuhkan virus tersebut pada sel inang yang berbeda dari sel inang normal atau dengan cara mengembang-biakkan virus tersebut pada suhu non fisiologis. Mutan yang mampu berkembang biak lebih baik dibanding virus tipe liar (wild type) pada kondisi selektif tersebut akan meningkat selama replikasi virus. Jika mutan tersebut diisolasi, dimurnikan, dan diuji patogenisitas pada model yang tepat, beberapa tipe mutan dapat memiliki sifat patogen yang lebih rendah dibandingkan induknya. Mutant tersebut merupakan kandidat yang baik sebagai vaksin karena mereka tidak lagi berkembang dengan baik pada inang alaminya tetapi memiliki kemampuan bereplikasi yang cukup tinggi sehingga dapat menstimulasi respons imun, tetapi tidak menimbulkan penyakit. Apabila virus yang mulanya sel inangnya adalan manusia kemudia dipindahkan ke sel hewan kera maka virus tersebut akan bermutasi, sehingga disebut mutan. Virus yang ada dalam kera tidak berkembang begitu baik dan pesat selayaknya di sel manusia sebagai inang alaminya. Sehingga virus ini dapat digunakan sebagai vaksin karena kemampuan replikasinya yang rendah. Contoh vaksinnya adalah BCG, Campak,Rubella.

2. InactivatedPada metoda ini, virus yang secara alami bersifat patogen diproduksi dalam jumlah besar dan diinaktifkan dengan menggunakan bahan kimia atau prosedur fisik yang dirancang untuk menghilangkan sifat infektif dari virus tanpa kehilangan sifat antigenisitasnya (yaitu kemampuan untuk memicu respons imun yang diinginkan). Teknik yang umum digunakan adalah dengan cara perlakuan dengan formalin atau beta propriolactine atau ekstraksi dari partikel envelope virus dengan detergen nonionik seperti Triton X-100. Jenis vaksin ini relatif tidak memerlukan proses pembuatan yang rumit dan berbiaya murah. Contoh Vaksin virus inaktif : Vaksin Influenza, Poliovirus (Salk Vaccine), Rabies, vaksin untuk hewan (veterinary).3. Sub unit Mengambil hanya suatu bagian protein virus untuk dibuat menjadi suatu vaksin, Contoh : vaksin hepatitis B dan vaksin influenza diformulasikan hanya dengan beberapa komponen yang dimurnikan dari virus (tanpa memasukkan seluruh bagian virus) disebut dengan vaksin subunit. Komponen virus yang diambil adalah protein virus yang dikenali oleh antibodi. Pada banyak kasus, protein yang digunakan adalah protein struktural virus, khususnya protein yang ditemukan pada permukaan virion, yang merupakan target utama dari respons imun.

Hepatitis B

Gambar 1. Virus VHB

Hepatitis B merupakan penyakit radang hati yang disebabkan oleh VHB (Virus Hepatitis B) yang termasuk dalam family hepadnaviridae yang bergenus Orthohepatnavirus. Pada tahun 1965, Blumberg melaporkan penemuan pertama kali antigen permukaan hepatitis B (HbsAg), juga dikenal sebagai antigen Australia. Virus hepatitis B merupakan tipe virus DNA yang karena mengandung DNA sirkuler dan double stranded. Virus ini memilki dua lapisan yang disebut sebagai dane, yang terdiri dari HbsAg dan HbcAg. Adapun gejala dari penyakit ini adalah keluhan sakit pada ulu hati yakni bagian kanan atas perut, mual tidak nafsu makan, lemas, muntah, kencing berwarna coklat tua dan kulit berwarna kuning. Infeksi hepatitis akan sembuh dalam waktu 6 bulan dan akan mengalami kekebalan tubuh. Namun bisa terjadi kemungkinan sirosis hati dan bahkan kanker hati. Vaksin hepatitis telah dikenal sejak tahun 1982. Vaksin ini mengandung antigen 30-40g protein HBsAg (antigen virus hepatitis B). Pada anak balita vaksin ini diberikan sebanyak 3 kali yaitu segera setelah lahir, usia 1 bulan dan diantara usia 3-6 bulan. Kejadian pasca pemberian vaksin ini adalah demam ringan dan segera menghilang. Hal ini terjadi karena tubuh bereaksi aktif terhadap antigen yang masuk ke dalam tubuh. Adapun efektivitas vaksin ini mencapai 90-95 % dalam mencegah terjangkitnya virus hepatitis B. Pertahanan akan bertahan sampai minimal 12 tahun.

Gambar 2. Bakteri Yersinia pestis

Penyakit PesPes (sampar) merupakan penyakit yang terdaftar dalam Karantina International dan juga disebut remerging disease dan masih merupakan masalah kesehatan yang dapat menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) atupun wabah. Pes masuk pertama kali di Indonesia pada tahun 1910 melalui pelabuhan Tanjung Perak,Surabaya melalui jalur perdagangan. Angka kematian tertinggi yaitu 23.275 orang yang terjadi pada tahun 1934.Pes diakibatkan oleh bakteri Yersinia pestis yang ada pada pinjal rodentia seperti tikus. Pinjal merupakan serangga tanpa sayap yang ada pada tubuh Rodentia yang ternyata mengandung bakteri pes. Bakteri ini hidup di saluran pencernaan rodentia, yang bisa menyebabkan hewan pengerat ini mati mendadak. Apabila Bakteri ini termasuk dalam bakteri gram negative yang patogen intraseluler obligat yang harus terkandung dalam darah untuk bertahan hidup, dan non sporing. Bakteri ini berbentuk batang dengan ukuran 1,5-2 x 0,5-0,7 mikron dengan suhu pertumbuhan yang baik bagi bakteri ini adalah pada suhu 28C - 37C. Bakteri pes yang terdapat di dalam darah tikus sakit,dapat ditularkan ke hewan lain atau manusia, apabila ada pinjal yang menghisap darah tikus yang mengandung kuman pes tadi,dan kuman-kuman tersebut akan dipindahkan ke hewan tikus lain atau manusia dengan cara yang sama yaitu melalui gigitan. Apabila terdapat gigitan pinjal kemudian bakteri ikut melewati aliran darah hingga ke kelenjar getah bening maka akan terjadi bubo atau pembengkakan kelenjar getah bening hingga mengeluarkan nanah bercampur darah, panas, bengkak, disertai sakit yang hebat dengan suhu yang tinggi. Vaksin yang diberikan untuk mencegah penyakit pes disebut dengan vaksin Otten. Hal ini dikarenakan ditemukan oleh Louis Outten pada tahun 1934 yang berasal dari Belanda mengujicobakan vaksin ini pertama kali di Bandung. Beliau bekerja di Pasteur Institute yang sekarang dikenal dengan Bio Farma. Pabrik inilah yang sekarang terkenal dan menjadi sejarah pabrik vaksin nasional. Vaksin ini berisikan bakteri yang dilemahkan sehingga dikategorikan sebagai live attenuated vaksin.

Daftar Pustaka Anonim. 2014. Penyakit Hepatitis.[on-line] http://penyakithepatitisb.com/ (diakses 5 Juni 2014)Djauzi,Syamsulridjal dan Dirga Sakti Rambe. 2013. Imunisasi, Sejarah dan Masa Depan. CD-K 205 Vol.40 No. 6.Mathilda, A. 2009. Kelengkapan Imunisasi. Skripsi : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Nur, Khozing. 2008. Bab II Konsep Dasar. [on-line] http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=2703 (diakses 9 Juni 2014)http://directory.umm.ac.id/minggu_3_Vaksin_dan_Vaksinasi.pdf (diakses 5 juni 2014)http://web.uconn.edu/mcbstaff/graf/Student%20presentations/Y.%20pestis/Yersinia%20pestis.html (diakses 10 Juni 2014)