Upload
duongnguyet
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
41
LAMPIRAN Tiap lampiran dalam laporan ini juga merupakan dokumen tersendiri yang
dapat diunduh secara cuma-cuma dari situs web TNP2K:
http://www.tnp2k.go.id
42
LAMPIRAN 1
PRESEDEN NOTA KESEPAKATAN (MOU) UNTUK MERENCANAKAN CSR DALAM
MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA
(VERSI LENGKAP)
43
DAFTAR ISI
Para Pihak dan Latar Belakang
1. Definisi dan Intepretasi
1.1 Definisi
1.2 Interpretasi
2. Kesepakatan Untuk Bekerja Sama
2.1 Para Pihak saling bekerjasama
2.2 Jangka Waktu
2.3 Penelaahan Kinerja
2.4 Maksud untuk terikat secara hukum
3. Proses perencanaan
3.1 Standar kerja
3.2 Komunikasi dan Sosialisasi
3.3 Perangkat pengembangan masyarakat
3.4 Kesinambungan
3.5 Konsultasi dengan badan pemerintah
3.6 Persiapan rencana
3.7 Penggunaan perangkat perencanaan
3.8 Rencana final harus dalam bentuk yang disepakati Para Pihak
3.9 Pengawasan dan evaluasi
4. Peran Pihak A
4.1 Menyediakan dana CSR dan dukungan dalam bentuk barang
4.2 Melakukan pembayaran Dana CSR ke rekening bank yang ditentukan
4.3 Memberikan dukungan kepada Pihak B untuk pengembangan kemampuan
4.4 Menyediakan sumber daya lainnya
4.5 Menyediakan pedoman mengenai anggaran dana CSR dikemudian hari
4.6 Rencana Keselamatan
4.7 Melakukan pencegahan atau menyelesaikan sengketa Masyarakat
5. Peran Pihak B
5.1 Melaksanakan pengelolaan proyek dan menggunakan keterampilan yang professional
5.2 Mengatur anggaran, jadwal pembayaran dan jadwal kegiatan yang telah disetujui
5.3 Mengatur pembayaran
5.4 Melaporkan dan bertanggung jawab kepada Pihak A
5.5 Memperbolehkan catatan/arsip dan laporan keuangan untuk diaudit oleh Pihak A dan
penasihatnya
5.6 Memastikan setiap pengeluaran kepada pemerintah yang sah dibayar dan dicatat
6. Tata kelola yang baik dan pengambilan keputusan
6.1 Proses pengambilan keputusan
6.2 Komitmen terhadap kode etik berperilaku
6.3 Benturan kepentingan
6.4 Kepatuhan terhadap hukum
44
7. Kontraktor dan pemasok
8. Asuransi
9. Keadaan diluar kendali Para Pihak
10. Pernyataan
10.1 Pernyataan Pihak A
10.2 Pernyataan Pihak B
11. Akibat dari Kesepakatan Mengenai suatu rencana
12. Ketidakmampuan untuk menyetujui atau melaksanakan
13. Penyelesaian sengketa
13.1 Prosedur penyelesaian sengketa
13.2 Hak ke pengadilan untuk mendapatkan putusan sela
14. Pengakhiran
14.1 Pengakhiran karena pelanggaran
14.2 Pengakhiran berdasarkan hasil dari penelaahan kinerja
14.3 Upaya hukum lain tidak terpengaruh
14.4 Akibat pengakhiran
14.5 Pengesampingan Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
15. Kerahasiaan
15.1 Informasi rahasia
15.2 Informasi rahasia untuk tetap dirahasiakan
15.3 Kewajiban kerahasiaan akan tetap berlaku dalam hal pengakhiran
16. Hak Kekayaan Intelektual
16.1 Tidak ada pengalihan Hak Kekayaan Intelektual yang sudah ada sebelumnya
16.2 Kepemilikan Hak Kekayaan Intelektual yang dikembangkan berdasarkan MOU ini
16.3 Kewajiban yang tetap berlaku dalam hal pengakhiran
17. Aset lainnya
18. Ketentuan Umum
18.1 Pemberitahuan
18.2 Hubungan antara Para Pihak
18.3 Pengalihan
18.4 Perubahan
18.5 Pengesampingan
18.6 Keseluruhan perjanjian
18.7 Keterpisahan
18.8 Bahasa
18.9 Salinan
18.10 Hukum yang berlaku
45
Halaman Tandatangan
Schedule Satu : Proses Penelaahan Kinerja, dengan Indikator Berdasarkan Harapan Pihak A atas
Kinerja Pihak B.
Schedule Dua : Anggaran dan Jadwal Pembayaran.
Schedule Tiga: Dukungan Awal yang Telah Disepakati Untuk Pengembangan Kemampuan Pihak B.
Schedule Empat: Proses Pengambilan Keputusan.
46
Lampiran “A” : Kode Etik Berperilaku Pihak A
NOTA KESEPAKATAN UNTUK MERENCANAKAN CSR- DALAM MENDUKUNG
PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA
TANGGAL:
PIHAK YANG BERKONTRIBUSI DALAM PENDANAAN (“Pihak A”)
Nama :
Perwakilan yang Berwenang :
Alamat :
Kode Pos :
Telepon :
Alamat email :
PIHAK LAINNYA (“Pihak B”)
Nama :
Perwakilan yang Berwenang :
Alamat :
Kode Pos :
Telepon :
Alamat email :
LATAR BELAKANG
A. Para Pihak berkeinginan untuk bekerjasama dalam mengembangkan rencana kegiatan masyarakat
atau prakarsa pengembangan masyarakat yang akan didukung oleh dana tanggung jawab sosial
perusahaan dan kontribusi dalam bentuk barang, non-moneter yang disediakan oleh Pihak A dan
akan dirancang untuk kepentingan masyarakat Indonesia yang dikenal dengan sebutan: [masukan
nama masyarakat dan lokasi nya] __________________________________________________.
B. [Dalam rangka melaksanakan kewajiban tanggung jawab sosial perusahaan sebagaimana
dipersyaratkan berdasarkan Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas [dan
Undang-undang No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (termasuk peraturan
pelaksanannya)]], Para Pihak menandatangani MOU ini untuk memberikan kerangka yang jelas
mengenai pekerjaan mereka dalam mempersiapkan rencana kegiatan masyarakat atau prakarsa
pengembangan masyarakat untuk masyarakat yang namanya disebutkan di atas.
47
1. DEFINISI AND INTERPRETASI
1.1 Definisi
“Hari Kerja” adalah hari dimana bank-bank umum buka untuk melakukan kegiatan usaha di
[Daerah Khusus Ibukota Jakarta [atau Indonesia]].
“RKM” adalah rencana kegiatan kemasyarakatan yang terdiri dari satu atau lebih proyek
pengembangan masyarakat untuk kepentingan Masyarakat secara keseluruhan atau untuk
kepentingan anggota Masyarakat tersebut sebagaimana akan dijelaskan lebih lanjut dalam
MOU ini.
“Masyarakat” adalah masyarakat sebagaimana disebutkan dalam Paragraf A Latar Belakang.
“CSR” adalah tanggung jawab sosial perusahaan.
“Dana CSR” adalah uang atau aset lainnya atau keuntungan yang diberikan oleh Pihak A untuk
mendanai dan mendukung pelaksanaan kewajiban Para Pihak berdasarkan MOU ini.
“Hak Kekayaan Intelektual” adalah kerahasiaan know-how, hak paten, merek dagang, merek
jasa, nama dagang, hak desain, hak cipta (termasuk hak dalam perangkat lunak komputer) atau
setiap hak atau kepemilikan yang sejenis dengan hal-hal diatas yang terdapat di berbagai bagian
dunia, baik terdaftar maupun tidak, berserta hak untuk mengajukan pendaftaran hak tersebut,
dan seluruh hak-hak dan bentuk perlindungan yang serupa atau yang memiliki akibat yang
setara atau sama, di b
“MOU” adalah Nota Kesepakatan ini.
“Pihak” adalah pihak dalam MOU ini atau secara bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.
1.2 Interpretasi
Judul-judul harus diabaikan dalam menafsirkan MOU ini; rujukan kepada orang harus
mencakup rujukan kepada perusahaan, kemitraan, perseroan terbatas atau bentuk organisasi
lain dan begitu juga sebaliknya; rujukan kepada setiap Pihak harus mencakup penerus,
penerima hak dan penerima pengalihannya; rujukan kepada undang-undang harus dianggap
mencakup seluruh perubahan, pengundangan kembali atau penggantian undang-undang
tersebut dan harus dianggap mencakup seluruh peraturan, proklamasi, ordonansi, dan
anggaran dasar yang dibuat sesuai dengan undang-undang tersebut; rujukan kepada benda
mencakup keseluruhan atau sebagian dari benda tersebut; rujukan kepada setiap perjanjian,
izin atau instrumen atau dokumen apapun harus dianggap mencakup seluruh pendahuluan dan
lampiran dari perjanjian, izin atau instrumen atau dokumen tersebut dan seluruh bagian
daripadanya sebagaimana diubah, ditambah atau digantikan dari waktu ke waktu.
2. KESEPAKATAN UNTUK BEKERJA SAMA
2.1 Para Pihak saling bekerjasama
Para Pihak setuju untuk bekerja sama dalam hubungan yang erat dan kooperatif untuk
mengembangkan RKM untuk, atau satu atau lebih proyek, pengembangan masyarakat didalam
Masyarakat, dengan syarat dan ketentuan yang ditetapkan dalam MOU ini.
48
2.2 Jangka Waktu
Jangka waktu MOU ini akan dimulai pada: [masukan tanggal]____________________________
dan akan berakhir pada: [masukan tanggal]______________________________ kecuali jika
MOU ini diakhiri lebih awal melalui kesepakatan bersama atau berdasarkan Pasal lain dalam
MOU ini.
2.3 Penelaahan Kinerja
Pada tanggal penelaahan kinerja sebagaimana ditetapkan dibawah ini, Para Pihak akan
melakukan penelaahan kinerja Pihak B berdasarkan MOU ini. Penelaahan kinerja tersebut akan
memberikan kesempatan kepada kedua belah Pihak untuk (i) menilai kinerja Pihak B, (ii)
memberikan kepada manajemen Pihak B suatu evaluasi perkembangan pekerjaan yang
profesional, dan (iii) mengidentifikasi area-area yang perlu diperbaiki secara berkelanjutan oleh
kedua belah Pihak. Para Pihak akan menyepakati aspek-aspek tertentu dari kinerja Pihak B yang
akan dinilai lebih dahulu pada saat penilaian pertama dan proses penelaahan kinerja yang rinci
adalah sebagaimana ditetapkan dalam Schedule Satu.
Tanggal penelaahan kinerja: [masukan tanggal]
2.4 Maksud untuk terikat secara hukum
Para Pihak bermaksud untuk terikat secara hukum dalam MOU ini.
3. PROSES PERENCANAAN
3.1 Standar Kerja
Para Pihak setuju untuk menerapkan prinsip-prinsip pengembangan masyarakat yang
profesional dalam pekerjaan perancangan dan perencanaan mereka. Tujuan Para Pihak adalah
untuk merancang setiap prakarsa pengembangan masyarakat yang:
a. memenuhi persyaratan berdasarkan hukum yang berlaku, termasuk prosedur dan
persyaratan lain berdasarkan Undang-Undang tentang Desa, Undang-Undang No.6 Tahun
2014 dan peraturan pelaksananya dan peraturan daerah terkait mengenai kewajiban
tanggung jawab sosial (jika berlaku);
b. didasarkan pada bukti akan kebutuhan di Masyarakat dalam bentuk dan isi yang dapat
diterima oleh Pihak A dan dianggap sejalan dengan nilai-nilai masyarakat adat atau
kelompok adat setempat dan memungkinkan mereka memenuhi aspirasinya untuk
pengembangan sosial dan ekonomi;
c. sesuai dengan kebutuhan usaha dan sumber daya Pihak A dan tepat dengan
mempertimbangkan pengalaman, keterampilan dan keahlian Pihak B;
d. akan mengisi kesenjangan atau melengkapi, tetapi tidak menggantikan, kegiatan
pembangunan oleh pemerintah;
e. sejalan dengan, dan mengembangkan, perencanaan desa yang dikembangkan berdasarkan
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM); dan
49
f. memiliki potensi yang wajar untuk meningkatkan kualitas hidup anggota Masyarakat, untuk
mendorong penyuluhan atas kebutuhan masyarakat dan/atau untuk mengurangi
kemiskinan di Masyarakat tersebut dengan cara yang adil dan berkelanjutan.
Secara khusus Para Pihak setuju untuk memastikan bahwa terdapat partisipasi yang luas dari
anggota Masyarakat dalam proses pengidentifikasian kebutuhan Masyarakat dan dalam
menetapkan prioritas.
3.2 Komunikasi dan sosialisasi
a. Para Pihak sepakat untuk membentuk sebuah proses komunikasi yang kokoh dengan
anggota Masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya sehingga memungkinkan Para
Pihak untuk berkomunikasi melalui cara yang jelas dan transparan. Tujuan Para Pihak adalah
untuk memaksimalkan transparansi, menyebarkan informasi yang akurat, memperbaiki
kesalahan informasi, menjelaskan nilai potensial dari proyek-proyek pembangunan dan
mengelola harapan masyarakat. Untuk tujuan ini, alur komunikasi akan dibuat yang
menetapkan suatu aturan yang disepakati untuk menyampaikan informasi yang dibutuhkan
untuk dan dari Para Pihak dan pemangku kepentingan lainnya dan mencakup etika,
kerahasiaan dan persetujuan yang diperlukan untuk komunikasi internal dan eksternal.
b. Pihak B bertanggung jawab dalam mempersiapkan pengurusan kegiatan-kegiatan promosi
yang sebagaimana mestinya berkaitan dengan RKM, termasuk pengumuman di media, dan
akan memastikan bahwa Pihak A menyetujui seluruh kegiatan promosi tersebut tersebut
sebelum dilakukan.
c. Pendanaan komunikasi dan sosialisasi akan dimasukkan dalam anggaran yang disusun
berdasarkan MOU ini.
3.3 Perangkat Pengembangan Masyarakat
Para Pihak mengakui bahwa mereka dapat menggunakan seluruh atau sebagian dari perangkat
pengembangan masyarakat berikut ini, yang mereka yakini sesuai dari waktu ke waktu, dalam
kerangka dan perencanaan kerja berdasarkan MOU ini.
a. Pemetaan Masyarakat, untuk memungkinkan anggota Masyarakat untuk memetakan tata
letak fisik Masyarakat mereka dan berbagi pengetahuan mereka atas anggota Masyarakat
dan jaringan Masyarakat.
b. Analisa dari berbagai lembaga, yang memiliki fungsi didalam, atau mempengaruhi
Masyarakat, untuk mengidentifikasi pemimpin/kepala Masyarakat yang resmi dan
tradisional pada saat ini, proses pengambilan keputusan dan koneksi pengadaan jasa.
c. Analisa Risiko untuk mengidentifikasi risiko terhadap proses perencanaan, termasuk konflik
dan perselisihan yang nyata atau mungkin timbul di dalam Masyarakat dan masyarakat
sekitar yang mungkin perlu ikut dipertimbangkan dalam proses perencanaan.
d. Analisa Pemangku Kepentingan untuk mengidentifikasi orang-orang yang ada dalam
Masyarakat dan dalam konteks yang lebih luas, siapa-siapa yang memiliki kepentingan yang
sah dalam proses perencanaan RKM dan setiap hasil pengembangan proyek.
e. Analisa Sosial-Ekonomi dari Masyarakat dalam konteks yang lebih luas untuk
mengumpulkan data-data pokok mengenai permasalahan yang perlu menjadi fokus untuk
proyek pengembangan, seperti pengetahuan mengenai gizi, kelahiran yang abnormal dan
50
mengakibatkan kematian, gerakan kesetaraan wanita, anak-anak di sekolah, anak-anak
dengan sertifikat kelahiran, layanan kesehatan dan kebutuhan mata pencaharian untuk
kaum muda.
f. Kartu Penilaian Masyarakat untuk membantu memberdayakan anggota Masyarakat untuk
mengawasi proses perencanaan dan menyediakan instrumen akuntabilitas untuk Para
Pihak.
3.4 Kesinambungan
a. Para Pihak sepakat bahwa tujuan mereka bersama adalah kebutuhan masyarakat yang
berlandaskan bukti dan oleh karenanya dilaksanakan dengan cara yang dapat menuju
kepada perbaikan yang berkesinambungan di dalam Masyarakat dan akan menghilangkan
kebergantungan kepada Para Pihak secara terus menerus.
b. Pihak B mengakui bahwa Para Pihak akan berpedoman pada kode etik berperilaku, prinsip-
prinsip kesinambungan atau dokumen yang sejenis dari Pihak A dalam bentuk sebagaimana
terlampir pada MOU ini.
c. Pihak B juga mengakui bahwa, untuk meningkatkan efektivitas dan kesinambungan, Pihak
A akan mensyaratkan proses perencanaan dan RKM, dilakukan dengan mempertimbangkan
pengelolaan dampak sosial Pihak A yang ada, keterlibatan masyarakat dan kebijakan dan
praktek perekrutan dan kontrak masyarakat lokal sehingga proyek pengembangan
masyarakat sejalan dan terintegrasi dengan baik dengan kegiatan operasional Pihak A.
3.5 Konsultasi dengan badan pemerintah
a. Para Pihak akan berkonsultasi dengan otoritas Masyarakat terkait dan badan pemerintah
secara berkala sebagaimana mungkin diperlukan untuk memperoleh data terkini mengenai
kondisi sosial dan ekonomi suatu daerah dan untuk memahami dan menyertakan ke dalam
pekerjaan perencanaan mereka seluruh rencana pemerintah yang terkait dan prioritas
pembangunan untuk Masyarakat. Hal ini mencakup mencari informasi dan panduan dari
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (“TNP2K”) dan Tim Koordinasi
Penanggulangan Kemiskinan Daerah (“TKPKD”) yang terkait untuk memastikan bahwa
prakarsa pengembangan masyarakat yang diatur dalam Perjanjian ini akan tepat sasaran,
untuk mencapai pengentasan kemiskinan yang berkelanjutan di Masyarakat. Para Pihak
setuju bahwa mereka akan menggunakan setiap informasi dan panduan yang tersedia untuk
mereka dari Basis Data Terpadu TNP2K hanya untuk tujuan pengentasan kemiskinan dan
bukan untuk keuntungan komersial atau tujuan politik
b. Para Pihak akan berusaha untuk memastikan bahwa RKM mereka dapat mengisi
kekosongan atas bantuan-bantuan pemerintah dan sejalan dengan, dan tidak bersaing,
tidak menjadi proyek ganda atau menggantikan proyek-proyek pemerintah.
c. Apabila diyakini tepat dan dapat memperkuat efektivitas pekerjaan pengembangan
Masyarakat yang mereka lakukan, Para Pihak dapat mengadakan perjanjian kerjasama
teknis dengan pemerintah daerah setempat berdasarkan perjanjian tersebut, pemerintah
daerah berkomitmen untuk bekerjasama dengan Para Pihak dan untuk menyediakan tingkat
pendanaan yang disetujui dan/atau dukungan dalam bentuk lain untuk pekerjaan Para Pihak
berdasarkan MOU ini untuk memastikan bahwa proses perencanaan berjalan dengan tepat
waktu dan sesuai anggaran.
51
d. Para Pihak akan membuat diri mereka mengetahui akan ketentuan Undang-Undang Desa
(Undang-Undang No 6 Tahun 2014) dan peraturan pelaksananya, jika berlaku, dan dampak
dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat ("PNPM") pada Masyarakat, dan
mencoba, jika dimungkinkan dan dibenarkan, untuk menggunakan fasilitator Masyarakat
yang berkompeten dan berpengalaman dan untuk membangun proses dan struktur
keikutsertaan yang sudah ada di Masyarakat.
e. Jika terdapat Forum CSR setempat, Para Pihak dapat mempertimbangkan untuk bekerja
dengan Forum CSR tersebut dan dengan badan pemerintah daerah dan dengan perusahaan
lain dan organisasi yang aktif di daerah tersebut untuk berbagi informasi dan
mengkoordinasikan perencanaan CSR dalam mendukung proyek pengembangan
masyarakat.
3.6 Persiapan suatu rencana
Para Pihak mengakui bahwa mereka berkeinginan untuk mengembangkan RKM untuk
Masyarakat (dan setiap masyarakat sekitar atau yang terkena dampak sebagaimana disetujui
oleh Para Pihak). RKM harus mencakup penjelasan mengenai prioritas kebutuhan dan
permasalahan, cara yang strategis dan potensial dalam menyelesaikan permasalahan tersebut,
dan program kerja untuk satu atau lebih proyek pengembangan masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan dan mengatasi permasalahan tersebut. RKM dapat termasuk atau dapat
berdasarkan atau dapat memberikan kontribusi untuk pengembangan proyek yang sudah
berjalan di dalam Masyarakat.
3.7 Penggunaan perangkat perencanaan
Analisa kerangka kerja logis (LFA) atau perangkat perencanaan proyek yang berorientasi pada
tujuan seperti ZOPP (Objectives-Oriented Project Planning), jadwal kegiatan dan anggaran akan
dipersiapkan untuk masing-masing proyek pengembangan masyarakat yang diusulkan.
Perangkat perencanaan tersebut akan dirancang untuk digunakan sebagai kertas kerja yang
akan diperiksa dan diubah melalui kesepakatan antara Para Pihak, jika diperlukan, dengan
mempertimbangkan perubahan dari Masyarakat atau dalam keadaan tertentu lainnya atau
dalam hal perubahan persyaratan dari Para Pihak sesuai dengan berjalannya proses
perencanaan dan pelaksanaan.
3.8 Rencana final harus dalam bentuk yang disepakati Para Pihak
RKM secara keseluruhan, dan setiap kerangka logis untuk suatu proyek yang tercantum
didalamnya, harus dalam bentuk yang disetujui oleh kedua belah Pihak sebelum RKM dapat
menjadi dasar bagi Para Pihak untuk bernegosiasi dan menandatangani perjanjian tertentu
yang mengikat secara sah untuk melaksanakan sebagian atau seluruh RKM tersebut.
3.9 Pengawasan dan evaluasi
Para Pihak akan memasukkan dalam RKM mereka, suatu proses untuk memungkinkan setiap
proyek diawasi dan dievaluasi sepanjang siklus proyek. Proses ini akan memungkinkan
partisipasi dari pemangku kepentingan dan akan menggabungkan metode tolak ukur baik
secara kuantitatif maupun kualitatif atas hasil pekerjaan dan efektivitasnya.
52
4. PERAN PIHAK A
4.1 Menyediakan dana CSR dan dukungan dalam bentuk barang
Pihak A setuju untuk menyediakan Dana CSR dan kontribusi dalam bentuk barang, non-moneter
yang diperlukan dalam melaksanakan perencanaan RKM berdasarkan MOU ini sesuai dengan
anggaran dan jadwal pembayaran dalam Schedule Dua yang telah disepakati, yang mana
anggaran dan jadwal pembayaran dapat diubah dengan kesepakatan bersama dari waktu ke
waktu. Untuk menghindari keragu-raguan, Dana CSR untuk melaksanakan RKM akan diatur
lebih lanjut dalam perjanjian pelaksanaan tertentu yang akan ditandatangani oleh Para Pihak.
4.2 Melakukan pembayaran Dana CSR ke rekening bank yang ditentukan
Pihak A akan membayar Dana CSR yang dianggarkan ke rekening bank Pihak B yang ditentukan
(Rekening Bank Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5.2 (e) di bawah) sesuai dengan
jadwal pembayaran yang disepakati.
4.3 Memberikan dukungan kepada Pihak B untuk pengembangan kemampuan
Pihak A setuju untuk menyediakan dana tambahan atau kontribusi lainnya, seperti pembinaan,
pelatihan usaha dan penyediaan contoh-contoh dokumen, yang diperlukan guna
memungkinkan karyawan dari Pihak B untuk berpartisipasi dalam pelatihan dan
pengembangan kemampuan lainnya yang relevan, atau untuk mengikutsertakan karyawan
Pihak B dalam kegiatan pelatihan internal Pihak A, sepanjang dalam jangka waktu MOU ini,
dengan ketentuan bahwa Pihak B dapat menunjukkan bahwa hal tersebut akan memberikan
manfaat bagi proses perencanaan RKM atau pelaksanaan setiap proyek berdasarkan RKM.
Dukungan peningkatan kemampuan awal adalah sebagaimana ditetapkan dalam Schedule Tiga.
Pada saat kapanpun, Pihak A dapat, namun tidak berkewajiban untuk mengabulkan setiap
permintaan dari Pihak B untuk memberikan dukungan peningkatan kemampuan tambahan.
Setiap permintaan untuk pendanaan tersebut harus dimintakan paling lambat tujuh hari
sebelum pelatihan atau pengembangan kemampuan apapun.
4.4 Menyediakan sumber daya lainnya
Pihak A setuju bahwa Pihak A akan memberikan manfaat secara penuh akan pengetahuan
teknis dan bisnis, keterampilan dan pengalaman yang dimilikinya untuk perancangan RKM yang
diusulkan yang pada saat kapanpun dan dimanapun hal tersebut diyakininya wajar untuk
diberikan dan hal tersebut diperbolehkan berdasarkan hukum dan peraturan yang terkait atau
perjanjian apapun (termasuk anggaran dasar atau akta pendiriannya) dimana pihak tersebut
adalah pihak atau subyek.
4.5 Menyediakan pedoman mengenai anggaran dana CSR dikemudian hari
Pihak A setuju bahwa ia akan menyediakan pedoman mengenai jumlah dana CSR yang dapat
disediakan oleh Pihak A dan/atau sumber lainnya untuk mendukung proyek pengembangan
masyarakat yang telah disetujui berdasarkan RKM, jika dan pada saat yang tepat selama proses
perencanaan, untuk memastikan bahwa Para Pihak dapat memasukan pendanaan CSR yang
mungkin tersedia di kemudian hari kedalam proses perencanaan.
53
4.6 Rencana Keselamatan
Pihak A, dengan berkonsultasi dengan Pihak B, akan menyusun rencana keselamatan yang
sesuai jika dan ketika pekerjaan Para Pihak berdasarkan MOU ini adalah dalam wilayah yang
terkena dampak konflik.
4.7 Melakukan pencegahan atau menyelesaikan sengketa Masyarakat
Pihak A akan, dengan bantuan dari Pihak B jika diperlukan, melaksanakan pencegahan atau
menyelesaikan setiap konflik yang nyata atau mungkin akan timbul atau perselisihan di dalam
Masyarakat atau dengan pemangku kepentingan lainnya dalam kaitannya dengan proses
perencanaan RKM.
5. PERAN PIHAK B
5.1 Melaksanakan pengelolaan proyek dan menggunakan keterampilan yang profesional
Pihak B yang akan menjadi penanggung jawab utama dalam pengelolaan proyek berdasarkan
MOU ini. Pihak B akan merancang dan mengelola proses perencanaan RKM yang menggunakan
perangkat pengembangan masyarakat yang sesuai dan menerapkan prinsip-prinsip dan praktek
pengembangan masyarakat yang professional. Pihak B akan memberikan manfaat secara
penuh atas pengetahuannya mengenai Masyarakat dan keterampilan dan pengalamannya
dalam pengembangan masyarakat dan bantuan sosial dalam keikutsertaannya dalam
perencanaan yang ditetapkan berdasarkan MOU ini.
5.2 Mengatur anggaran, jadwal pembayaran dan jadwal kegiatan yang telah disetujui
a. Pihak B akan, dengan berkonsultasi secara intensif dengan Pihak A, mempersiapkan dan
mengatur anggaran, jadwal pembayaran dan jadwal kegiatan yang telah disepakati untuk
proses perencanaan berdasarkan MOU ini. Jadwal pembayaran akan mencakup dukungan
dalam bentuk barang yang diberikan oleh Pihak A.
b. Jadwal pembayaran akan dirancang untuk menjamin bahwa Pihak B diberikan dana yang
cukup pada saat atau segera setelah penandatanganan MOU ini untuk memungkinkan Pihak
B mengerahkan karyawan dan sumber daya yang diperlukan untuk memungkinkan Pihak B
dapat mulai melakukan kewajibannya berdasarkan MOU ini sesuai dengan jadwal kegiatan.
Jadwal pembayaran akan dirancang untuk memberikan dana dimuka yang diperlukan untuk
pengeluaran Pihak B, kecuali untuk pembayaran akhir dapat dilakukan dengan persyaratan
yakni sampai Pihak B memberikan laporan proyek akhir dan laporan keuangan dalam format
yang disetujui oleh Pihak A.
c. Setiap anggaran, jadwal pembayaran dan jadwal kegiatan dapat diubah dengan
kesepakatan antara Para Pihak, jika diperlukan dari waktu ke waktu, untuk mencerminkan
perubahan keadaan atau maksud dari Para Pihak.
d. Jumlah keseluruhan dana tunai CSR yang dialokasikan untuk perencanaan kegiatan RKM
berdasarkan MOU ini sebagai anggaran awal adalah sebesar Rp_______________________.
Kontribusi dalam bentuk barang dan kontribusi non-moneter adalah sebagaimana
ditetapkan dalam anggaran dalam Schedule Dua.
54
e. Setelah penandatanganan MOU ini, Pihak B akan memberikan kepada Pihak A, rincian
rekening bank khusus milik Pihak B, yang akan digunakan untuk menutupi biaya yang
dikeluarkan dalam melaksanakan perannya berdasarkan MOU ini (“Rekening Bank Khusus”).
Pihak B akan memastikan bahwa Rekening Bank Khusus tersebut hanya digunakan untuk
Dana CSR yang diberikan oleh Pihak A tersebut berdasarkan MOU ini dan bahwa Dana CSR
Pihak A tidak bercampur dengan uang milik Pihak B atau uang milik pihak ketiga.
f. Pihak A mengakui bahwa Pihak B akan membutuhkan dana yang cukup untuk mencukupi
pengeluaran dalam melaksanakan perannya berdasarkan MOU ini, termasuk pengeluaran
untuk gaji karyawan, konsultan dan kegiatan pengurusan dan administrasi yang wajar. Oleh
karena itu, Para Pihak setuju bahwa Pihak B berhak untuk memasukkan dalam anggaran
suatu jumlah yang disepakati sebagai biaya administrasi overhead, manajemen dan
pemeliharaan sebesar [*]% dari keseluruhan jumlah anggaran. Kecuali disetujui lain oleh
Pihak A, Para Pihak dengan ini setuju bahwa segala kelebihan biaya tersebut yang tidak
termuat dalam anggaran yang telah disetujui tetapi timbul dengan cara bagaimanapun oleh
Pihak B dalam melaksanakan perannya berdasarkan MOU ini akan ditanggung sendiri oleh
Pihak B.
g. Namun, untuk menghindari keragu-raguan, tidak ada dalam MOU ini yang dapat
diinterpretasikan sehingga memperbolehkan Pihak B memberikan keuntungan apapun baik
dalam bentuk gaji, imbalan, honor, atau bentuk lain yang dapat dinilai dengan uang kepada
para anggotanya, Pembina/ Pendiri, Pengurus atau Pengawas (sebagaimana relevan) yang
berasal dari pelaksanaan perannya berdasarkan MOU ini kecuali hal tersebut diperbolehkan
berdasarkan hukum dan peraturan yang berlaku dan disetujui oleh Pihak A terlebih dahulu.
5.3 Mengatur pembayaran
a. Kecuali Pihak A menginstruksikan lain, Pihak B, dalam perannya sebagai manajer proyek
akan membayar kontraktor dan pemasok pihak ketiga dari Dana CSR yang ditempatkan oleh
Pihak A ke Rekening Bank Khusus, dengan ketentuan Pihak B hanya melakukannya
berdasarkan faktur yang sah untuk kemudian disimpan dalam pembukuan Pihak B dan
dapat diperiksa, disalin dan diaudit sebagaimana dipersyaratkan dalam MOU ini.
b. Kecuali diinstruksikan lain oleh Pihak A, semua faktur harus menyebutkan nama Masyarakat
dan proyek pengembangan masyarakat yang relevan, ditujukan kepada Pihak B dan secara
jelas menyatakan tujuan dari pembayaran tersebut.
5.4 Melaporkan dan bertanggung jawab kepada Pihak A
Pihak B akan menyimpan catatan yang terpisah dan akurat atas pekerjaan yang dilakukan
berdasarkan MOU ini (termasuk namun tidak terbatas pada seluruh faktur-faktur, surat-surat,
persetujuan-persetujuan, lisensi-lisensi, korespondensi dalam bentuk email dan dokumen
lainnya yang terkait dengan Proyek). Pihak B juga akan memiliki laporan keuangan yang dibuat
sesuai dengan prinsip akuntansi standar yang secara umum berlaku di Indonesia untuk
mencatat semua transaksi-transaksi keuangan yang dilaksanakan berdasarkan MOU ini dan
akan memastikan bahwa semua faktur dan kwitansi disimpan dalam pembukuan proyek. Pihak
B akan memberikan laporan proyek periodik secara berkala dan laporan keuangan pada waktu
yang disepakati dan dalam bentuk yang disetujui oleh Pihak A. Laporan proyek akan
menguraikan kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan dan laporan keuangan akan
membuktikan semua pengeluaran dari Dana CSR Pihak A selama periode pelaporan.
55
5.5 Memperbolehkan catatan/arsip dan laporan keuangan untuk diaudit oleh Pihak A dan
penasihatnya
Pihak B akan membuat semua korespondensi, catatan, laporan, faktur, laporan keuangan dan
dokumen lainnya dan catatan elektronik yang dihasilkan dalam menjalankan pekerjaan
berdasarkan MOU ini tersedia untuk dapat diperiksa, disalin dan diaudit oleh Pihak A,
akuntannya dan penasihat profesionalnya, pada setiap saat dan dari waktu ke waktu. Pihak A
akan memberikan pemberitahuan yang wajar kepada Pihak B mengenai keinginannya untuk
memeriksa, menyalin atau mengaudit dokumen-dokumen atau catatan elektronik tersebut dan
akan, sepanjang dapat dilakukan, melaksanakan pemeriksaan tersebut selama jam kerja.
Apabila Pihak A mensyaratkan Pihak B untuk menyediakan laporan keuangan yang telah diaudit
kepada Pihak A, maka Pihak A akan memastikan bahwa anggaran yang akan disetujui untuk
proyek sudah mencakup dana cukup untuk membayar biaya yang diperlukan Pihak B dalam
menyediakan laporan keuangan yang telah diaudit secara professional tersebut.
5.6 Memastikan setiap pengeluaran kepada pemerintah yang sah dibayar dan dicatat
Para Pihak setuju untuk memasukan dalam anggaran pendanaan setiap pajak, retribusi atau
pengeluaran kepada pemerintah (jika ada) yang secara sah dipersyaratkan untuk dibayar
sehubungan dengan perencanaan kerja yang dilaksanakan berdasarkan MOU ini. Pihak B,
dengan menggunakan Dana CSR Pihak A, akan membayar pajak, retribusi atau biaya lainnya
tersebut (jika ada) kepada pejabat berwenang terkait dan akan memastikan bahwa seluruh
pembayaran tersebut diakui secara tertulis dengan benar dan tepat waktu dan dimasukan
secara benar dalam laporan keuangan.
6. TATA KELOLA YANG BAIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
6.1 Proses pengambilan keputusan
a. Para Pihak sepakat untuk mengatur serangkaian rapat rutin sepanjang jangka waktu MOU
ini untuk tujuan membahas dan mengambil keputusan tentang, proses perencanaan RKM,
dan hal-hal lain yang timbul berdasarkan MOU ini.
b. Rapat yang dilaksanakan oleh orang-orang dari Pihak A dan Pihak B yang terlibat dalam
pengurusan sehari-hari dari proses perencanaan RKM akan dilakukan paling sedikit dua kali
seminggu.
c. Orang-orang dari Pihak A dan Pihak B yang terlibat dalam proses perencanaan sehari-hari
juga akan mengadakan rapat bersama dengan atasan langsung mereka paling sedikit satu
kali seminggu.
d. Semua yang disebutkan di atas akan mengadakan rapat, bersama dengan manajer yang
lebih tinggi dari masing-masing Pihak A dan Pihak B dan setiap pemangku kepentingan
terkait lainnya, paling sedikit satu kali setiap bulannya.
e. Keputusan akan diambil melalui musyawarah mufakat dan dibuat secara tertulis. Berita
acara dari setiap rapat akan diedarkan ke peserta rapat untuk diperiksa, diubah jika perlu
dan ditandatangani apabila sudah benar.
f. Rapat-rapat dapat diselenggarakan secara langsung atau melalui telepon atau video
konferensi, sebagaimana disepakati dari waktu ke waktu oleh Para Pihak.
56
g. Rincian dari proses pengambilan keputusan, tempat rapat dan nama dan jabatan dari
mereka yang akan terlibat dalam proses pengambilan keputusan adalah sebagaimana
ditetapkan dalam Schedule Empat.
6.2 Komitmen terhadap kode etik berperilaku
Para Pihak sepakat untuk menunjukkan komitmen mereka terhadap kode etik bertindak dan
berperilaku dan memastikan bahwa kode etik bertindak diimplementasikan dan kode etik
berperilaku digalakan melalui pelatihan dan pengamatan karyawan yang patut dan
sebagaimana mestinya.
6.3 Benturan Kepentingan
Jika, pada setiap saat sepanjang jangka waktu MOU ini, salah satu pihak berkesimpulan dengan
dasar yang cukup bahwa dirinya atau Pihak lain, atau salah satu anggota, direktur, manajer,
karyawan, konsultan mereka atau pemangku kepentingan lain, terkena dampak atas suatu
benturan kepentingan yang mengancam, atau mungkin mengancam, reputasi atau
keberlangsungannya dari proses perencanaan RKM atau reputasi dari salah satu Pihak, maka
Pihak yang terkena dampak harus melakukan semua usaha yang ia bisa lakukan untuk
mengatasi atau menyelesaikan benturan kepentingan tersebut sesegera mungkin.
6.4 Kepatuhan terhadap hukum
Para Pihak akan membuat diri mereka sendiri sadar dengan hukum yang berlaku dan
memastikan bahwa perbuatan mereka yang dilakukan berdasarkan MOU ini adalah sah. Pihak
B mengakui dan setuju bahwa perbuatan mereka berdasarkan MOU ini dapat, dalam beberapa
hal, diatur oleh hukum yurisdiksi asing yang berlaku terhadap Pihak A dan pengurusnya,
termasuk antara lain undang-undang mengenai praktek-praktek korupsi, perlakuan terhadap
anak-anak dan privasi.
7. KONTRAKTOR DAN PEMASOK
a. Jika diperlukan, Pihak B, sebagai manajer proyek, adalah pihak utama yang bertanggung
jawab untuk pengadaan kontraktor dan pemasok. Seluruh perikatan dilakukan oleh Pihak B
akan dilaksanakan berdasarkan standar pengadaan yang wajar yang dapat diterima oleh
Pihak A.
b. Secara khusus, Pihak B akan melakukan uji tuntas kelayakan terhadap calon kontraktor dan
pemasok sehingga memastikan bahwa mereka dipilih secara hati-hati atas dasar bahwa
mereka berkompeten untuk melakukan pekerjaan atau penyediaan barang dan jasa yang
dibutuhkan, memiliki reputasi yang baik, bebas dari benturan kepentingan atau praktek-
praktek korupsi dan tidak akan membuat Para Pihak menjadi dalam masalah.
Untuk tujuan ini, jika dipersyaratkan oleh Pihak A, kontraktor dan pemasok terkait akan
memberikan kepada Pihak A pernyataan tertulis yang mengkonfirmasikan bahwa syarat ini
telah terpenuhi.
c. Para Pihak mengakui bahwa penunjukan kontraktor dan pemasok dapat tunduk kepada
persyaratan tender yang diatur oleh undang-undang atau kebijakan internal Pihak A (atau,
dalam hal Pihak A adalah Badan Usaha Milik Negara, tunduk kepada persyaratan tender
57
sebagaimana diatur dalam peraturan Kementerian Badan Usaha Milik Negara). Mereka
menyetujui untuk mematuhi persyaratan tersebut dari waktu ke waktu.
d. Para Pihak akan berusaha menyediakan pekerjaan kepada kontraktor dan pemasok
masyarakat setempat sejauh diperbolehkan berdasarkan kebijakan perekrutan dan
perikatan Pihak A dari waktu ke waktu.
e. Pihak B setuju bahwa Pihak A berhak untuk berpartisipasi dalam proses pemilihan dan
membuat keputusan akhir dalam pemilihan seluruh kontraktor dan pemasok apabila nilai
kontrak melebihi [*] Rupiah atau jumlah lain yang disepakati antara pihak dari waktu ke
waktu.
f. Kecuali jika disetujui sebaliknya, semua kontrak akan ditandatangani oleh Pihak B dan
kontraktor atau pemasok. Untuk menghindari keragu-raguan, Pihak B mengakui bahwa ia
tidak berwenang untuk menandatangani kontrak apapun atas nama, atau sebagai agen,
Pihak A.
g. Pihak B akan memastikan bahwa kontraktor dan pemasok yang ditunjuk akan memberikan
jaminan yang tepat dan cukup dan/atau asuransi berkenaan dengan pekerjaan yang
diberikan kepadanya.
8. ASURANSI
Pihak B setuju untuk memperoleh dan mempertahankan secara terus-menerus sepanjang
jangka waktu MOU ini, polis asuransi yang secara wajar diperlukan untuk ditutup dalam
kaitannya dengan kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan MOU ini. Pihak B juga mengakui
bahwa manfaat dari asuransi (termasuk namun tidak terbatas kepada uang pertanggungan)
adalah untuk kepentingan masyarakat dan sepanjang dimungkinkan, untuk menutup kerugian
yang ditanggung oleh Pihak manapun terkait dengan objek yang diasuransikan.
9. KEADAAN DILUAR KENDALI PARA PIHAK
Suatu Pihak tidak akan dianggap melanggar MOU ini jika Pihak tersebut gagal untuk memenuhi
kewajibannya berdasarkan MOU ini (selain kewajiban untuk menyediakan dana) karena suatu
peristiwa yang terjadi atau keadaan yang timbul di luar kendali mereka secara wajar dan tidak
dapat diprediksi. Pihak yang terkena dampak harus mengerahkan upaya yang wajar dalam
mengatasi peristiwa atau keadaan tersebut sehingga dapat melanjutkan kewajibannya
sesegera mungkin. Jika Pihak tersebut tidak dapat melanjutkan kinerjanya dalam waktu tiga
bulan atau pada waktu lain yang disepakati, Pihak lain dapat, namun tidak wajib, mengakhiri
MOU ini.
58
10. PERNYATAAN
10.1 Pernyataan Pihak A
Pihak A menyatakan kepada Pihak B bahwa:
a. Pihak A didirikan secara sah berdasarkan hukum negara [masukan yurisdiksi pendirian]
_______________________dan memiliki dan terus memiliki hak yang sah dan kekuasaan
dan kewenangan secara penuh yang diperlukan untuk menandatangani dan melaksanakan
MOU ini dan untuk melakukan secara penuh kewajibannya berdasarkan MOU ini;
b. Pihak A telah memberikan kepada Pihak B salinan yang terkini dan benar dari anggaran
dasarnya yang terkini dan lengkap;
c. MOU ini telah ditandatangani secara sah dan sebagaimana mestinya oleh Pihak A dan
karenanya merupakan kewajiban yang sah dan mengikat Pihak A dan dapat dilaksanakan
terhadap Pihak A sesuai dengan ketentuan dalam MOU ini;
d. Dana CSR dan kontribusi dalam bentuk barang, kontribusi non-moneter yang akan
disediakan untuk proses perencanaan RKM berdasarkan MOU ini akan diberikan secara sah
dan sesuai dengan proses kewenangan internal perusahaan; dan
e. dalam melaksanakan kewajibannya berdasarkan MOU ini tidak akan menimbulkan
benturan kepentingan yang nyata atau potensial atau pelanggaran terhadap setiap
peraturan atau perjanjian dimana ia tunduk atau pada prinsip kode etik lainnya.
10.2 Pernyataan Pihak B
Pihak B menyatakan kepada Pihak A bahwa:
a. Pihak B didirikan secara sah berdasarkan hukum Republik Indonesia dan memiliki dan terus
memiliki hak yang sah dan kekuasaan dan kewenangan secara penuh yang diperlukan untuk
menandatangani dan melaksanakan MOU ini dan untuk melakukan secara penuh
kewajibannya berdasarkan MOU ini;
b. Pihak B telah memberikan kepada Pihak A salinan yang benar dari anggaran dasarnya yang
terkini dan lengkap dan persetujuan atas anggaran dasarnya dari Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia Indonesia;
c. MOU ini telah ditandatangani secara sah dan sebagaimana mestinya oleh Pihak B dan
karenanya merupakan kewajiban yang sah dan mengikat Pihak B dan dapat dilaksanakan
terhadap Pihak B sesuai dengan ketentuan dalam MOU ini;
d. Pihak B memiliki pengetahuan pengembangan masyarakat, keterampilan dan pengalaman
yang diperlukan dalam melaksanakan kewajibannya berdasarkan MOU ini termasuk dalam
berurusan dengan masyarakat yang menjadi tujuan (ketika diminta oleh Pihak A, Pihak B
akan memberikan dokumen yang cukup untuk mendukung pernyataan ini); dan
e. dalam melaksanakan kewajibannya berdasarkan MOU ini tidak akan menimbulkan
benturan kepentingan yang nyata atau potensial atau pelanggaran terhadap setiap
peraturan atau perjanjian dimana ia tunduk atau pada prinsip kode etik lainnya.
59
11. AKIBAT DARI KESEPAKATAN MENGENAI RENCANA
a. Jika pada setiap waktu sepanjang dalam jangka waktu MOU ini kedua belah Pihak telah
setuju bahwa mereka telah mengembangkan RKM yang mereka inginkan untuk
dilaksanakan, mereka akan meneruskan dengan bernegosiasi dengan itikad baik ketentuan-
ketentuan suatu perjanjian berdasarkan perjanjian tersebut mereka akan bekerja bersama
untuk melaksanakan RKM. Pihak A dapat mengatur waktu yang wajar mengenai kapan
negosiasi atas perjanjian tersebut akan dilaksanakan.
b. Untuk menghindari keragu-raguan, Pihak A tidak berkewajiban untuk melaksanakan atau
menyediakan dana untuk melaksanakan RKM atau proyek pengembangan masyarakat
apapun yang dimaksud dalam RKM, hingga Para Pihak telah menyetujui dan
menandatangani suatu perjanjian tertentu dan secara sah terikat untuk melaksanakan RKM.
c. Tidak ada dalam MOU ini yang mewajibkan Para Pihak untuk setuju untuk bekerja sama
dalam melaksanakan RKM yang telah disetujui.
d. Jika Para Pihak tidak dapat, dalam jangka waktu yang ditentukan oleh Pihak A, atau, jika
tidak ada waktu yang ditentukan, dalam waktu yang wajar, mencapai perjanjian yang
mengikat secara pasti untuk melaksanakan RKM yang telah disetujui, Pihak A dapat
memberikan pemberitahuan tertulis kepada Pihak B yang akan mengakhiri MOU ini secara
otomatis pada tanggal pemberitahuan tersebut, dimana kemudian Pihak A berhak untuk
bekerja dengan organisasi yang lain untuk melaksanakan RKM yang dikembangkan oleh
Para Pihak berdasarkan MOU ini.
12. KETIDAKMAMPUAN UNTUK MENYETUJUI ATAU MELAKSANAKAN
Jika, selama dalam jangka waktu MOU ini:
a. kedua belah Pihak menyetujui secara tertulis untuk mengakhiri kerja sama berdasarkan
MOU ini; atau
b. Pihak A dengan pemberitahuan tertulis 7 (tujuh) Hari Kerja sebelumnya kepada Pihak B
bahwa, dikarenakan alasan operasional yang tidak terduga atau alasan lainnya yang
berkaitan dengan urusan usahanya atau karena setiap kejadian yang terjadi diluar
kekuasaannya dan tidak dapat diprediksi, sehingga Pihak A tidak lagi berada dalam posisi
dimana ia dapat menjamin pemberian Dana CSR untuk melaksanakan RKM dalam
Masyarakat,
maka MOU ini akan berakhir secara otomatis pada tanggal kesepakatan tertulis tersebut atau
tanggal pengakhiran yang disebutkan dalam pemberitahuan dari Pihak A tersebut,
sebagaimana terjadi. Pihak A akan mengganti seluruh pengeluaran yang wajar hingga tanggal
pemberitahuan tersebut yang dikeluarkan oleh Pihak B sesuai dengan dengan anggaran yang
telah disetujui, bersamaan dengan setiap biaya yang disetujui oleh Para Pihak yang harus
merupakan pengeluaran yang wajar yang diperlukan dalam mengakhiri kegiatan ini.
60
13. PENYELESAIAN SENGKETA
13.1 Prosedur penyelesaian sengketa
Jika timbul sengketa antara Para Pihak yang tidak dapat diselesaikan melalui perundingan
dengan itikad baik (musyawarah mufakat) antara perwakilan yang berwenang dari masing-
masing Para Pihak, maka:
a. sengketa pertama-tama harus diselesaikan oleh manajemen eksekutif yang paling senior
dari masing-masing Pihak A dan Pihak B;
b. jika sengketa tidak dapat diselesaikan oleh manajemen eksekutif senior, salah satu Pihak
dapat meminta seorang independen yang dihormati yang tidak terlibat dalam proses
perencanaan CAP atau dalam sengketa, dan yang dapat diterima oleh kedua belah pihak,
untuk diangkat sebagai mediator untuk membantu Para Pihak menyelesaikan sengketa
secara damai melalui negosiasi; dan
c. jika sengketa tersebut tidak dapat diselesaikan oleh mediator dalam waktu tiga bulan sejak
pengangkatan mediator atau pada waktu lain yang disepakati oleh Para Pihak, Para Pihak
setuju untuk mengajukan sengketa ke pengadilan __________________ di
_________________.
13.2 Hak ke pengadilan untuk mendapatkan putusan sela
MOU ini tidak menghalangi suatu Pihak untuk ke pengadilan untuk meminta putusan sela atau
penetapan hukum yang penting pada saat kapanpun.
14. PENGAKHIRAN
14.1 Pengakhiran karena pelanggaran
Suatu Pihak dapat mengakhiri MOU ini dengan memberikan pemberitahuan tertulis paling
lambat 7 (tujuh) Hari Kerja sebelumnya kepada Pihak lainnya jika:
a. Pihak lainnya tidak memenuhi kewajibannya yang material berdasarkan MOU ini dan tidak
melakukan perbaikan terhadap kegagalan tersebut dalam waktu satu bulan (atau periode
lain yang ditentukan dalam pemberitahuan) sejak penerimaan pemberitahuan dari Pihak
lain yang mengharuskannya memperbaiki kegagalan tersebut;
b. Pihak lainnya, atau anggota, direktur, manajer, karyawan atau konsultannya, terlibat dalam
tindakan yang dapat mungkin merusak, atau merusak, reputasi suatu Pihak atau
mengancam akan membawa, atau membawa, proses perencanaan RKM ke dalam suatu
masalah, atau melakukan tindakan lainnya yang mengakibatkan manfaat dari RKM tidak
dapat dicapai;
c. Pihak lainnya menjadi pailit, insolven, sedang dalam proses memperoleh, atau sudah
memperoleh atau dikabulkan, keputusan pengadilan untuk penangguhan kewajiban
pembayaran atau memulai proses likuidasi atau proses lain yang serupa;
d. suatu Pihak dapat menunjukkan alasan yang wajar untuk meyakini bahwa Pihak lainnya,
atau anggota, direktur, manajer, karyawan atau konsultannya, telah melakukan penipuan
61
atau korupsi, baik yang berkaitan dengan pekerjaan yang dilakukan berdasarkan MOU ini
atau lainnya.
14.2 Pengakhiran berdasarkan hasil penelaahan kinerja
Pihak A dapat, dengan pemberitahuan tertulis paling lambat 7 (tujuh) Hari Kerja sebelumnya
kepada Pihak B, mengakhiri MOU ini, jika, berdasarkan hasil dari setiap penelaahan kinerja
Pihak B, Pihak A memiliki alasan yang mendasar untuk meyakini bahwa Pihak B tidak memiliki
standar yang cukup tinggi, kompetensi, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang
dibutuhkan untuk melaksanakan kewajibannya berdasarkan MOU ini.
14.3 Upaya hukum lain tidak terpengaruh
Hak untuk mengakhiri MOU ini berdasarkan Pasal ini merupakan tambahan pada setiap upaya
hukum yang diberikan berdasarkan hukum Indonesia atau hukum yang berlaku lainnya kepada
Pihak yang ingin mengakhiri.
14.4 Akibat pengakhiran
Jika MOU ini diakhiri untuk alasan apapun:
a. dalam waktu satu bulan sejak tanggal pengakhiran, Pihak B harus memberikan kepada Pihak
A laporan akhir yang lengkap dan rinci tentang pekerjaan yang telah dilakukan berdasarkan
MOU ini dan bukti seluruh Dana CSR yang diberikan oleh Pihak A serta telah dipergunakan
oleh Pihak B namun belum diperhitungkan, bersama-sama dengan asli dari semua dokumen
pendukungnya;
b. Pihak B harus memastikan bahwa seluruh atau setiap koresponden, catatan, laporan, faktur,
akun keuangan dan dokumen dan catatan elektronik lain yang asli yang dihasilkan dalam
kegiatan pekerjaan yang dilaksanakan berdasarkan MOU ini diberikan kepada Pihak A atau
disimpan atau diperlakukan sesuai kesepakatan dengan Pihak A;
c. Pihak B dapat menyimpan salinan dokumen-dokumen sebagaimana secara wajar diperlukan
untuk memenuhi persyaratan tata kelola internal dan untuk memungkinkan Pihak B
mendapatkan, untuk tujuan pengembangan kemampuan dan pelatihan, manfaat dari
pembelajaran profesional yang diperoleh melakukan pekerjaannya berdasarkan MOU ini;
d. Pihak A dan Pihak B harus memastikan bahwa setiap tagihan pihak ketiga yang masih
terhutang telah dibayar;
e. jika diperlukan, Pihak A akan mengganti seluruh pengeluaran yang wajar, hingga tanggal
pengakhiran, yang ditanggung oleh Pihak B sesuai dengan anggaran yang telah disepakati
bersama dengan biaya yang disepakati diantara Para Pihak yang harus merupakan
pengeluaran yang wajar yang diperlukan dalam mengakhiri kegiatan berdasarkan MOU ini
dengan ketentuan pengakhiran dimintakan oleh Pihak A; dan
f. Pihak B harus mengembalikan Dana CSR yang tidak digunakan kepada Pihak A atau
menggunakannya untuk tujuan yang telah disepakati dengan Pihak A.
62
14.5 Pengesampingan Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Untuk tujuan pengakhiran MOU ini, Para Pihak secara tegas setuju untuk mengesampingkan
ketentuan Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata sepanjang bahwa Para Pihak
menyetujui untuk tidak meminta persetujuan dari pengadilan atau mengharuskan Pihak lainnya
untuk mendapatkan persetujuan dari pengadilan agar pengakhiran MOU ini menjadi efektif.
15. KERAHASIAAN
15.1 Informasi rahasia
Para Pihak mengakui bahwa selama proses kerjasama berdasarkan MOU ini mereka akan saling
bertukar informasi rahasia. Secara khusus, Pihak B mengakui bahwa Pihak B dapat diberikan
informasi rahasia mengenai bisnis dan keuangan dari Pihak A, termasuk informasi tentang
keterlibatannya dengan Masyarakat dan pemasok dan kontraktor setempat dan keputusan
internalnya terkait dengan kegiatan CSR yang berpotensi dan anggarannya. Syarat dan
ketentuan dalam MOU ini juga diklasifikasikan sebagai rahasia (commercial-in-confidence).
15.2 Informasi rahasia untuk tetap dirahasiakan
Masing-masing Pihak setuju untuk menjaga rahasia, dan tidak menggunakannya untuk
kepentingannya sendiri atau untuk merugikan Pihak lainnya atas informasi rahasia apapun yang
diungkapkan kepadanya oleh Pihak lainnya. Namun, masing-masing Pihak berhak untuk
mengungkapkan informasi rahasia Pihak lain dalam hal:
a. antara ia dengan konsultan professionalnya;
b. dalam hal Pihak A, antara ia dan anggota lain dari grup perusahaannya;
c. dalam hal Pihak A, terhadap bursa efek manapun dimana peraturan mensyaratkan adanya
pengungkapan rahasia;
d. dalam hal Pihak B, dalam hal Pihak B adalah sebuah organisasi non-pemerintah yang
merupakan bagian dari jaringan organisasi non-pemerintah, antara ia dengan anggota lain
dari jaringan itu, namun hanya apabila pengungkapan tersebut dibutuhkan oleh Pihak B
dalam rangka melakukan kewajibannya berdasarkan MOU ini; atau
e. sebagaimana dipersyaratkan dalam Undang-Undang
15.3 Kewajiban kerahasiaan akan tetap berlaku dalam hal pengakhiran
Kewajiban kerahasiaan dalam MOU ini akan tetap berlaku setelah tanggal pengakhiran MOU
ini kecuali informasi tersebut tidak lagi menjadi rahasia, bukan karena kesalahan dari Pihak yang
berkewajiban menjagakerahasiaan.
63
16. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
16.1 Tidak ada pengalihan Hak Kekayaan Intelektual yang sudah ada sebelumnya
Setiap Hak Kekayaan Intelektual, know-how, hasil, data, penemuan dan informasi yang dimiliki
oleh salah satu Pihak (atau dimiliki oleh pihak ketiga, tetapi salah satu Pihak memiliki hak untuk
mengungkapkan atau men-sub-lisensikan) sebelum tanggal MOU ini, akan tetap menjadi milik
Pihak tersebut (atau, mungkin, milik pihak ketiga). Tidak ada hak, hak milik atau kepentingan
apapun di atau pada Hak Kekayaan Intelektual milik suatu Pihak yang sudah ada dialihkan oleh
MOU ini.
16.2 Kepemilikan Hak Kekayaan Intelektual yang dikembangkan berdasarkan MOU ini
Semua Hak Kekayaan Intelektual, know-how, hasil, data, penemuan dan informasi yang
dikembangkan oleh salah satu Pihak hanya dalam pelaksanaan kewajibannya berdasarkan
MOU ini, dan semua dokumen terkait, catatan elektronik, data, preseden, rencana, spesifikasi
dan materi yang sejenis, kecuali disepakati lain oleh Para Pihak, akan menjadi milik bersama
Para Pihak ketika dipersiapkan atau dibuat, dan harus segera diberitahukan kepada pihak
lainnya.
16.3 Kewajiban yang tetap berlaku dalam hal pengakhiran
Meskipun terdapat hal-hal yang bertentangan dalam MOU ini, kewajiban masing-masing Pihak
berdasarkan Pasal 16 ini akan tetap berlaku walaupun MOU ini berakhir.
17. ASET LAINNYA
Setelah pengakhiran MOU ini, setiap aset (selain Hak Kekayaan Intelektual) yang telah dibuat
atau diperoleh untuk tujuan pelaksanaan kewajiban dari suatu Pihak berdasarkan MOU ini akan
dialihkan kepada Masyarakat kecuali Para Pihak setuju bahwa akan lebih baik jika aset tersebut
dialihkan ke Pihak B untuk digunakan dalam kegiatan pengembangan masyarakat yang
dilakukan Pihak B dimasa yang akan datang.
18. KETENTUAN UMUM
18.1 Pemberitahuan
Pemberitahuan yang diberikan berdasarkan MOU ini harus dibuat secara tertulis dan ditulis
dalam Bahasa Indonesia dan [Inggris]. Pemberitahuan dapat diberikan secara langsung, dengan
pos prabayar tercatat atau melalui fax atau email ke perwakilan yang berwenang ke alamat
yang diberikan di bawah ini (sebagaimana dapat diperbarui oleh suatu Pihak dari waktu ke
waktu secara tertulis). Pemberitahuan dianggap telah diterima pada tanggal pengiriman jika
dikirim melalui fax atau email (kecuali jika dikirim setelah pukul 04:00 sore, yang dalam hal ini
dianggap diterima pada Hari Kerja berikutnya) atau pada tiga Hari Kerja setelah pengiriman jika
dikirim melalui pos prabayar tercatat.
64
Pihak A :
Nama Perwakilan yang Berwenang :
Alamat :
Kode Pos :
Telepon :
Faksimili :
Alamat email :
Pihak B :
Nama Perwakilan yang Berwenang :
Alamat :
Kode Pos :
Telepon :
Faksimili :
Alamat email :
18.2 Hubungan antara Para Pihak
MOU ini tidak menimbulkan suatu hubungan kemitraan atau hubungan kerja atau keagenan
antara Para Pihak. Para Pihak harus memastikan bahwa karyawan mereka tidak menyatakan
bahwa mereka dapat mewakili atau mengikat Pihak lainnya.
18.3 Pengalihan
Suatu Pihak tidak diperbolehkan untuk mengalihkan MOU ini kecuali jika telah memperoleh
persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pihak lainnya.
18.4 Perubahan
Setiap perubahan ketentuan dalam MOU ini harus dilakukan secara tertulis dan ditandatangani
oleh kedua belah Pihak.
18.5 Pengesampingan
Setiap pengesampingan suatu hak berdasarkan MOU ini harus dilakukan secara tertulis dan
ditandatangani oleh Pihak yang memberikan pengesampingan.
18.6 Keseluruhan Perjanjian
MOU ini berisikan seluruh kesepakatan dan perjanjian antara Para Pihak sehubungan dengan
pokok MOU ini dan menggantikan dan membatalkan setiap dan seluruh perjanjian lisan dan
tertulis atau pernyataan sebelumnya.
18.7 Keterpisahan
Jika terdapat ketentuan dalam MOU ini yang tidak sah, bertentangan dengan hukum atau tidak
dapat dilaksanakan, maka ketentuan tersebut dapat dipisahkan tanpa mempengaruhi
keberlakuan ketentuan lainnya dalam MOU ini.
18.8 Bahasa
a. MOU ini dapat ditandatangani dalam format bilingual (Bahasa Inggris-Bahasa Indonesia).
Jika versi Bahasa Indonesia dalam MOU ini belum dipersiapkan, versi Bahasa Inggris dari
65
MOU ini dapat ditandatangani terlebih dahulu, dan ketika versi Bahasa Indonesia MOU ini
telah tersedia, Para Pihak akan menandatangani sebagaimana mestinya.
b. Para Pihak setuju bahwa, jika MOU ditandatangani dalam format bilingual, dan jika terjadi
ketidaksesuaian antara versi Bahasa Indonesia dan versi Bahasa Inggris dari setiap bagian
dalam MOU ini, versi Bahasa Indonesia yang akan berlaku.]
18.9 Salinan
Jika Para Pihak menandatangani dua salinan identik dari MOU ini, salinan yang ditandatangani
secara bersama-sama merupakan satu dokumen hukum yang sah.
18.10 Hukum yang berlaku
Hukum yang berlaku untuk MOU ini adalah hukum Indonesia.
DENGAN DEMIKIAN masing-masing dari Para Pihak telah menyebabkan MOU ini ditandatangani oleh
para wakil yang diberi wewenang pada tanggal sebagaimana ditetapkan di atas.
[masukan nama Pihak A]
Nama : _____________
Jabatan : _____________
[masukan nama Pihak B]
Nama : _____________
Jabatan : _____________
66
SCHEDULE SATU
Proses Penelaahan Kinerja, dengan Indikator Berdasarkan Ekspektasi Pihak A atas Kinerja Pihak B.
SCHEDULE DUA
Anggaran dan Jadwal Pembayaran
SCHEDULE TIGA
Dukungan Awal yang Telah Disepakati Untuk Peningkatan Kemampuan Pihak B.
SCHEDULE EMPAT
Proses Pengambilan Keputusan
Lampiran ‘A’ : Kode Etik Berperilaku Pihak A
67
LAMPIRAN 2
PENJELASAN ATAS
PRESEDEN NOTA KESEPAHAMAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN
MASYARAKAT YANG DIDUKUNG CSR
(Versi Lengkap)
68
Pendahuluan
Ulasan berikut ini menjelaskan secara ringkas cara menggunakan versi lengkap preseden Nota
Kesepahaman (MOU) Perencanaan Pengembangan Masyarakat.
MOU ini dirancang sebagai perangkat pengetahuaan yang praktis guna memfasilitasi perencanaan dan
perancangan yang efektif bagi kegiatan Pengembangan Masyarakat Indonesia yang didukung CSR.
MOU ini dimaksudkan terutama untuk digunakan sebagai dasar dalam mempersiapkan perjanjian
yang mengikat antara:
• suatu perusahaan, atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN); dan
• suatu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) nirlaba yang terdaftar dan memiliki keahlian
dalam Pengembangan Masyarakat,
yang menawarkan kerja sama dalam perencanaan Pengembangan Masyarakat yang didukung CSR.
TNP2K berharap bahwa tersedianya dokumen preseden dapat mendorong perusahaan dan BUMN
untuk bekerja sama dengan LSM dalam merancang dan merencanakan upaya Pengembangan
Masyarakat yang cermat, tepat sasaran, dan berpotensi mengurangi kemiskinan masyarakat
Indonesia secara berkelanjutan.
Preseden MOU juga dapat berguna bagi:
• organisasi filantropis yang memberikan kontribusi dana untuk Pengembangan Masyarakat
dari sumber lain selain CSR; dan
• organisasi yang terlibat dalam pemberian bantuan terhadap korban bencana di Indonesia
yang perlu segera mendokumentasikan ketentuan yang akan disepakati mengenai
bagaimana mereka akan secara bersama-sama berkontribusi dalam perencanaan bantuan
sosial pada masyarakat yang terkena dampak bencana.
Catatan penting dalam mencari nasihat hukum
Merupakan hal yang penting bagi para pihak untuk mendapatkan nasihat hukumnya sendiri sebelum
menandatangani perjanjian apapun yang mengikat secara hukum berdasarkan preseden MOU ini
guna memastikan bahwa seluruh hak dan kepentingan hukumnya benar-benar terlindungi.
Selanjutnya, para pihak juga harus memastikan bahwa penandatanganan perjanjian yang berdasarkan
MOU dalam hal apapun tidak bertentangan dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Sebagai contoh, dana yang digunakan untuk perancangan dan perencanaan (dan
pelaksanaan) Pengembangan Masyarakat tidak boleh bersumber dari aktivitas melawan hukum atau
pencucian uang atau yang bertentangan dengan peraturan lainnya yang secara khusus berlaku
terhadap para pihak dikarenakan status dan/atau aktivitas bisnis mereka.
Pernyataan Pengecualian Hukum
Harap diperhatikan bahwa pernyataan pengecualian hukum (legal disclaimer) penting yang tertera di
balik sampul laporan yang memuat dokumen ini sebagai lampiran turut berlaku bagi versi lengkap
maupun ringkas dokumen preseden MOU dan dokumen penjelasan ini.
69
Isi dokumen preseden MOU
MOU yang dimuat berisi cara-cara yang disarankan dalam mengatur hak dan kewajiban para pihak
serta proses berikutnya yang akan ditempuh para pihak dalam mewujudkan kerja sama dalam
merancang dan merencanakan kegiatan Pengembangan Masyarakat.
Meskipun MOU tersebut berusaha menciptakan keseimbangan antara kepentingan para pihak yang
mungkin berbeda, para pihak tetaplah harus cermat dalam mempertimbangkan apakah ketentuan
yang terdapat dalam MOU tersebut telah adil dan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan mereka. MOU
tersebut tidak boleh digunakan sebagai preseden yang kaku. MOU tersebut sebaiknya digunakan
sebagai panduan dan harus selalu diubah seperlunya untuk merefleksikan keadaan yang sebenarnya.
Harap diperhatikan bahwa MOU dalam keseluruhan isinya mengacu pada Pihak A dan Pihak B, namun
Anda bebas menggantinya dengan nama para pihak atau menggunakan istilah ‘Perusahaan’ dan ‘LSM’
apabila dikehendaki.
Paragraf-paragraf berikut ini dirancang untuk membantu Anda memahami tujuan dari masing-masing
ketentuan dalam dokumen preseden dan mendorong Anda mempertimbangkan apakah ketentuan
tersebut telah sesuai dengan kebutuhan Anda ataukah masih perlu diubah atau dihapus.
Harap diingat bahwa Anda mungkin perlu menyusun dan menyisipkan ketentuan baru untuk
memasukkan isu-isu yang belum tercakup dalam dokumen preseden MOU yang tetap harus
dimasukkan guna memenuhi kebutuhan dan keadaan tertentu para pihak.
Nomor-nomor berikut mengacu pada nomor pada Pasal dan Bagian dalam MOU.
1. PARA PIHAK, LATAR BELAKANG, DAN DEFINISI
Apakah para pihak merupakan badan hukum?
Para Pihak wajib merupakan badan hukum apabila mereka ingin menggunakan MOU untuk membuat
perjanjian yang mengikat secara hukum.
Apabila sebuah organisasi kemasyarakatan bukan merupakan badan hukum yang terdaftar, organisasi
tersebut tetap dapat menggunakan MOU dimaksud sebagai sumber pemikiran dan bahasa bagi
sebuah dokumen yang lebih tidak formal dan tidak mengikat secara hukum, yang menguraikan
maksud dari organisasi tersebut dan suatu perusahaan untuk bekerja sama dalam kegiatan
perencanaan Pengembangan Masyarakat yang didukung dana CSR.
Apa rencana Anda?
Apabila Anda hanya ingin merencanakan satu atau beberapa kegiatan Pengembangan Masyarakat dan
bukan berupa rencana tindakan masyarakat yang lengkap, hapuslah referensi terhadap rencana
tindakan masyarakat (dan definisinya).
Apakah ada hukum CSR yang berlaku?
Bagian latar belakang harus mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia
yang mewajibkan perusahaan melakukan kegiatan dan mengeluarkan dana CSR sehingga terdapat
kejelasan akan kewajiban hukum apa saja yang harus dipenuhi oleh perusahaan tersebut. Apabila
tidak ada aturan hukum yang berlaku mengenai CSR, hapuslah referensi mengenai peraturan
perundang-undangan.
70
Definisi dan Interpretasi
Periksalah apakah definisi yang ada sudah sesuai dengan kebutuhan Anda. Saat Anda mengubah
dokumen agar dapat sesuai dengan kebutuhan Anda, tambahkan definisi baru untuk setiap istilah
yang akan banyak digunakan dalam dokumen tersebut agar lebih mudah dibaca.
Bagian tentang interpretasi menjelaskan bahwa judul yang tertera (meskipun membantu pembaca)
tidak memiliki signifikansi hukum dalam menginterpretasikan dokumen dimaksud, dan bahwa kata-
kata tertentu akan secara hukum diinterpretasikan dengan turut mencakup kata-kata lainnya.
2. PERJANJIAN UNTUK BEKERJA SAMA
Mengapa Anda melangsungkan MOU ini?
Bagian 2.1 hendaknya menjelaskan secara akurat apa yang ingin dilakukan para pihak dalam kerja
sama mereka.
Jangka waktu MOU
Masukkan tanggal yang dimaksudkan menjadi tanggal dimulainya dan diakhirinya MOU, serta tanggal
pelaksanaan tinjauan (reviu) kinerja. Akan lebih baik apabila rincian tinjauan kinerja, aspek kinerja
yang akan dinilai, serta ekspektasi Perusahaan terhadap standar kerja yang harus dipenuhi oleh staf
LSM telah disepakati dari awal dan dibuat secara tertulis sebagai panduan bagi LSM. Panduan ini dapat
dimasukkan sebagai lampiran pada MOU.
Tinjauan Kinerja
Bagian 2.3 berisi tinjauan rutin atas kinerja.
Apakah Anda bermaksud mengikatkan diri secara hukum melalui MOU?
Apabila Anda menggunakan MOU sebagai dasar bagi perjanjian yang tidak terlalu formal dan tidak
mengikat secara hukum, hapuslah Bagian 2.4.
3. PROSES PERENCANAAN
Standar kerja yang diterapkan
Pasal 3 mewajibkan para pihak untuk menggunakan prinsip dan praktik Pengembangan Masyarakat
yang profesional dalam melakukan perencanaan, termasuk membuat kajian kebutuhan yang
dilakukan secara partisipatif guna mengidentifikasi kebutuhan dan prioritas masyarakat.
Proses komunikasi dan sosialisasi
Bagian 3.2 mengharuskan dibentuknya proses komunikasi dan sosialisasi yang kuat, serta
membebankan kepada LSM tanggung jawab untuk mengatur dan melaksanakan komunikasi publik,
sepanjang mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Perusahaan. Suatu protokol komunikasi harus
disusun di awal kerja sama, yang mana protokol tersebut menguraikan pengaturan yang disepakati
dalam mengomunikasi informasi dari dan kepada para pihak atau pemangku kepentingan lainnya
apabila diperlukan. Protokol tersebut juga dapat mencakup etika, kerahasiaan dan persetujuan yang
perlu diperoleh untuk melakukan komunikasi internal maupun eksternal, pengumuman di media, dan
publikasi.
71
Perangkat Pengembangan Masyarakat yang dapat digunakan
Sejumlah perangkat Pengembangan Masyarakat yang dapat digunakan tercantum di Bagian 3.3 untuk
mendorong Anda mempertimbangkan apakah penggunaan berbagai perangkat tersebut, baik
sebagian ataupun seluruhnya, akan tepat guna.
LSM mungkin berada di posisi terbaik untuk memberi masukan apakah ada perangkat tertentu yang
sebaiknya digunakan dan, bila demikian, apakah kata-kata pada Bagian 3.3 sebaiknya diubah guna
menjelaskan kapan dan dengan cara apa perangkat tersebut akan digunakan.
Tujuan yang ingin dicapai ialah pembangunan berkelanjutan
Para pihak dalam Bagian 3.4 berkomitmen untuk melakukan perbaikan yang berkelanjutan di tingkat
masyarakat tempat mereka bekerja.
Para pihak juga sepakat bahwa apa yang mereka lakukan harus sejalan dengan kode etik Perusahaan
yang berlaku serta prinsip keberlanjutan (bila ada) serta kegiatan-kegiatan lainnya yang juga
melibatkan masyarakat yang telah dilakukan sebelumnya.
Pentingnya bekerja dengan pemerintah
Bagian 3.5 membahas tentang isu memahami rencana dan prioritas pembangunan pemerintah yang
relevan bagi masyarakat, sehingga Anda dapat memastikan bahwa apa yang Anda lakukan melengkapi
dan mendukung, namun tidak menggantikan, upaya-upaya Pengembangan Masyarakat yang didanai
Pemerintah.
Pertimbangkan seluruh sarana/sumber daya yang mungkin dapat ditawarkan oleh Kementerian
maupun instansi Pemerintah lainnya yang dapat membantu kegiatan perencanaan Anda. Secara
khusus, manfaatkan informasi dan panduan yang tersedia dari Tim Nasional Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) dan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah
(TKPKD) yang sesuai guna memastikan bahwa upaya Anda akan tepat sasaran demi mencapai
penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan pada masyarakat yang terkait.
Pertimbangkan apakah Anda perlu membuat perjanjian kerja sama teknis dengan instansi pemerintah
yang sepakat untuk bekerja sama dengan Anda. Ada banyak aturan hukum terkait proses
penganggaran dan pendanaan pemerintah yang mungkin akan berlaku apabila Anda memilih untuk
melakukan kerja sama dengan pihak instansi pemerintah, dan Anda perlu mendapatkan nasihat
hukum untuk hal-hal tersebut sebelum menandatangani perjanjian apapun dengan instansi
pemerintah.
Apabila terdapat Forum CSR yang aktif di wilayah kerja Anda, kerja sama dengan forum tersebut bisa
jadi memberikan manfaat bagi Anda, khususnya dalam mengidentifikasi ketimpangan dalam
kebutuhan pembangunan dan potensi melakukan sinergi dengan kegiatan-kegiatan lain yang juga
didanai oleh CSR perusahaan lainnya maupun dengan program-program pembangunan pemerintah.
Bekerja sama dengan Forum CSR juga dapat membantu Anda mengidentifikasi berbagai pelajaran
yang diperoleh dari kegiatan Pengembangan Masyarakat sebelumnya di wilayah tersebut, sekaligus
mencegah Anda mengulangi kesalahan yang sama.
Bentuk kegiatan perencanaan Anda
Uraian pada Bagian 3.6 dan 3.7 terkait CAP (rencana tindakan masyarakat) dan aneka perangkat
perencanaan yang akan digunakan hendaknya diubah, bila perlu, agar mencerminkan niat Anda yang
sesungguhnya dan untuk menambah rincian lanjutan yang akan membantu.
72
Kedua belah pihak wajib menyepakati rencana tertentu sebelum dapat menerapkannya
Bagian 3.8 menyatakan bahwa para pihak tidak dapat melanjutkan ke tahap pelaksanaan atas
perencanaan mereka kecuali apabila dan sebelum para pihak telah sepakat mengenai bentuknya.
Konsekuensi bagi para pihak apabila mereka tidak mencapai kata sepakat diatur dalam Pasal 12.
Monitoring dan Evaluasi
Mengingat pentingnya mengukur efektivitas kerja sama Anda, Bagian 3.9 mengatur mengenai
memasukkan bagian tentang monitoring dan evaluasi ke dalam rencana Anda. Bagian ini dapat
diperluas guna memberikan rincian tambahan apabila diperlukan.
4. PERAN PERUSAHAAN
Menyediakan dana CSR dan dukungan lainnya dalam bentuk barang/jasa
Perusahaan sepakat untuk membayarkan dana CSR sesuai dengan anggaran dan jadwal pembayaran
yang disepakati ke rekening bank yang khusus dibuat oleh LSM untuk menampung dana tersebut. Para
Pihak wajib menyiapkan anggaran dan jadwal pembayaran dan memasukkannya ke dalam MOU
sebagai lampiran. Lampiran ini juga harus meliputi rincian dari dukungan yang akan diberikan oleh
Perusahaan dalam bentuk barang dan dukungan non-pendanaan lainnya bagi kegiatan perancangan
yang diatur berdasarkan MOU. Lampiran tersebut dapat diubah dari waktu ke waktu guna
merefleksikan perubahan situasi, namun hanya apabila kedua belah pihak menyepakati perubahan
tersebut.
Mempertimbangkan permintaan untuk mendanai kegiatan pengembangan kapasitas LSM
Penting bagi LSM untuk menghadirkan kemampuan profesional yang kompeten sekaligus
pengetahuan terkini di bidang Pengembangan Masyarakat dalam kemitraan CSR. Selain itu, LSM perlu
memiliki kemampuan manajerial dan administratif yang baik. Memperkuat LSM yang bekerja di
masyarakat dalam aspek-aspek tersebut sudah dengan sendirinya merupakan bentuk Pengembangan
Masyarakat yang berkelanjutan, karena manfaat akan mengalir ke masyarakat hingga ke kegiatan-
kegiatan pembangunan di masa mendatang yang dilakukan LSM.
Menyadari kesulitan yang dihadapi LSM dalam memperoleh dana untuk membantu staf mereka
mengikuti pelatihan, konferensi, dan kegiatan pengembangan kapasitas lainnya, MOU memandang
bahwa Perusahaan dapat menyediakan pendanaan tambahan sebagaimana diperlukan agar LSM
dapat mengembangkan kapasitasnya dalam hal/cara yang akan bermanfaat bagi kerja sama mereka.
Perusahaan juga dapat memutuskan untuk menawarkan mentoring, pelatihan usaha, dan
memberikan dokumen template dan pelatihan dalam hal pelaporan dan pembukuan catatan
keuangan, bila dianggap sesuai – yang kesemuanya akan meningkatkan standar kerja LSM dan
efektivitas penanaman dana yang dilakukan Perusahaan berdasarkan MOU.
Menyediakan sarana/sumber daya lainnya
Meskipun MOU memandang bahwa LSM akan mengambil peran sebagai manajer proyek untuk
kegiatan para pihak (lihat Pasal 5 di bawah), Perusahaan sepakat, sebagaimana dimaksud Bagian 4.4,
untuk berkontribusi pada kegiatan perencanaan dengan memberikan manfaat penuh dari
pengetahuan, ilmu, dan pengalaman mereka dari segi teknis dan bisnis. Akan lebih membantu apabila
ditambahkan rincian lanjutan dalam Bagian ini untuk menggambarkan bentuk bantuan teknis
sesungguhnya yang akan diberikan oleh Perusahaan.
73
Memberikan arahan bagi anggaran dana CSR ke depan
Agar Para Pihak dapat menyusun anggaran yang realistis dalam perencanaan mereka, Perusahaan
akan memberikan arahan kepada LSM mengenai jumlah dana CSR di masa mendatang yang mungkin
tersedia untuk menerapkan kegiatan Pengembangan Masyarakat yang diusulkan.
Rencana keamanan
Di lokasi yang masyarakatnya terkena dampak konflik, Perusahaan akan bertanggung jawab untuk
bekerja sama dengan LSM dalam melakukan pengaturan keamanan yang sesuai demi memastikan
keamanan pegawai dan kontraktor selama berlangsungnya kegiatan.
Upaya mencegah atau menyelesaikan sengketa di masyarakat
Perusahaan akan mengemban tanggung jawab utama dalam mencegah dan menyelesaikan sengketa,
baik yang sedang terjadi maupun yang mungkin timbul, di masyarakat. LSM sepakat untuk
memberikan bantuan apabila diperlukan.
5. PERAN LSM
Mengelola proyek
LSM, dengan menerapkan standar profesional dalam pekerjaannya, akan bertindak sebagai manajer
proyek.
Mengelola anggaran yang telah disepakati dll.
LSM utamanya bertanggung jawab utama mempersiapkan dan mengelola anggaran, jadwal
pembayaran, dan jadwal kegiatan.
LSM perlu bekerja secara erat dengan Perusahaan dalam mempersiapkan dokumen-dokumen
tersebut untuk memastikan Perusahaan menyetujuinya. Seiring dengan berjalannya kegiatan,
dokumen-dokumen tersebut dapat diubah bila perlu, namun hanya atas kesepakatan kedua belah
pihak.
Jadwal pembayaran perlu diatur agar tersedia dana yang memadai di awal pemberlakuan MOU untuk
memungkinkan LSM memobilisasi staf dan sumber daya lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan
perannya.
LSM perlu menyiapkan rekening bank khusus untuk menerima dana CSR yang dibayarkan Perusahaan.
Tujuan rekening ini adalah untuk memastikan bahwa dana CSR dari Perusahaan tidak tercampur
dengan dana umum LSM atau dana dari pihak lain. Hal ini membantu menciptakan transparansi dan
akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan LSM.
Total anggaran yang diperlukan untuk kegiatan berdasarkan MOU hendaknya dimasukkan dalam
Bagian 5.2(d).
Para Pihak wajib memasukkan dalam anggaran dana untuk mencakup biaya tidak langsung dan
pengeluaran operasional dari sisi administrasi LSM. Komponen anggaran ini dapat, namun tidak harus,
dinyatakan sebagai biaya manajemen, dan persentase komponen anggaran ini terhadap total
anggaran wajib dimasukkan dalam Bagian 5.2(f). Jumlah yang dialokasikan untuk keperluan ini akan
tergantung dari negosiasi dan hendaknya mencerminkan nilai yang realistis dari besarnya biaya tidak
langsung yang dapat ditimbulkan LSM untuk menjalankan kegiatan operasionalnya menurut standar
profesional sembari melaksanakan kewajibannya berdasarkan MOU.
74
Mengatur pembayaran
LSM bertanggung jawab untuk membayarkan tagihan yang sah dari kontraktor dan pemasok yang
merupakan pihak ketiga. Tagihan wajib dialamatkan pada LSM, termasuk nama Masyarakat dan
proyek perencanaan dan dengan menyebutkan tujuan pembayaran tersebut.
Pembayaran akan dilakukan dari dana yang telah disetorkan oleh Perusahaan ke rekening bank
khusus. Akan tetapi, untuk memungkinkan fleksibilitas, Bagian 5.3 memandang bahwa Perusahaan
dapat memutuskan untuk langsung membayar sendiri kontraktor dan pemasok pihak ketiga tersebut.
Perusahaan berhak melakukan audit atas tagihan yang dibayarkan.
Memberikan laporan dan pertanggungjawaban pada Perusahaan
Bagian 5.4 mewajibkan LSM menjaga dan menyimpan catatan dan laporan yang layak atas
pekerjaannya yang berdasarkan MOU.
Laporan keuangan harus disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku umum di
Indonesia.
Laporan berkala kegiatan harus disiapkan oleh LSM dengan cara yang memungkinkan Perusahaan
memahami kemajuan yang dicapai yang dibandingkan dengan tujuan dan indikator kinerja utama,
untuk mengidentifikasi hasil akhir yang diperjanjikan dan yang aktual, dan untuk mengidentifikasi
serta memahami alasan untuk (dan akibat dari) setiap keterlambatan atau kekurangan dalam kinerja,
dan harus turut memuat saran perbaikan. Adalah hal yang wajar untuk menyepakati format laporan
berkala ini sejak awal dan melampirkan format tersebut pada MOU.
Para Pihak juga perlu menyepakati seberapa sering dilakukanya pelaporan masalah keuangan dan
operasional. Setelah disepakati, referensi atas periode pelaporan yang telah disepakati dapat
dimasukkan dalam Bagian 5.4.
Memperbolehkan catatan dan laporan diaudit oleh Perusahaan dan penasihatnya
Perusahaan berhak melakukan audit atas catatan dan laporan LSM dari waktu ke waktu. Perusahaan
wajib memberikan LSM pemberitahuan akan dilakukannya audit secara wajar dan melakukannya pada
jam kantor yang wajar pula. Apabila Perusahaan mengharuskan LSM memberikan laporan yang telah
diaudit, Perusahaan akan memasukkan dana untuk biaya audit dalam anggaran.
Memastikan setiap biaya yang secara sah dibebankan oleh pemerintah dibayar dan dicatat
Anggaran hendaknya turut memperhitungkan jumlah yang berdasarkan peraturan perundang-
undangan wajib dibayarkan kepada lembaga pemerintah yaitu berupa pajak, retribusi, atau biaya
lainnya. LSM bertanggung jawab melakukan pembayaran tersebut dan memastikan memperoleh
tanda terima tertulis atas pembayaran tersebut.
6. TATA KELOLA YANG BAIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Proses pengambilan keputusan
Akan sangat membantu apabila suatu proses pengambilan keputusan dapat dirancang agar mampu
mendorong tumbuhnya kepercayaan seiring dengan jalannya kegiatan. Proses ini harus
memungkinkan pengambilan keputusan yang efektif dan tepat pada waktunya secara transparan dan
akuntabel.
75
Bagian 6.1 menguraikan proses yang disarankan, yaitu perwakilan para pihak dari berbagai tingkatan
dapat bertemu pada interval waktu yang berbeda dan meninjau kembali pengambilan keputusan.
Proses yang disarankan turut mencakup:
Orang-orang yang terlibat dalam perencanaan sehari-hari bertemu setidaknya dua kali
seminggu.
Orang-orang tersebut bertemu dengan atasan langsung masing-masing setidaknya sekali
seminggu.
Semua orang dari pertemuan mingguan tersebut bertemu dengan manajer tingkat yang lebih
tinggi yang bersangkutan serta dengan pemangku kepentingan lainnya yang terkait setidaknya
sekali setiap bulan.
Bagian 6.1 menunjukkan bahwa kebiasaan di Indonesia ialah untuk suatu keputusan dibuat
berdasarkan mufakat, alih-alih berdasarkan pengambilan suara yang dihitung sebagai persentase
tertentu.
Merupakan hal yang penting bagi terlaksananya tata kelola yang baik apabila seluruh keputusan
didokumentasikan dan bahwa notulensi keputusan tersebut diedarkan untuk dikomentari, ditinjau,
diubah bila perlu, dan ditandatangani apabila telah sesuai.
Bagian 6.1 memberikan keleluasaan dalam hal mengadakan rapat. Bilamana perlu, hal ini patut diubah
untuk mencerminkan preferensi para pihak.
Komitmen untuk berperilaku etis
Bagian 6.2 berisi komitmen untuk berperilaku etis dan menekankan pentingnya pelatihan dan
memonitor staf dalam kaitannya dengan perilaku etis.
Konflik Kepentingan
Apabila salah satu pihak terpengaruh oleh konflik kepentingan, pihak tersebut wajib menghilangkan
atau menyelesaikan konflik tersebut sesegera mungkin sehingga tidak mengakibatkan kerusakan
reputasi dari pihak manapun, dan bahwa kerja sama mereka tidak terkena dampak buruk dengan
adanya konflik tersebut.
Kepatuhan terhadap hukum
Para pihak wajib mematuhi ketentuan hukum yang berlaku. Apabila Perusahaan ataupun LSM
memiliki hubungan internasional, maka yang dimaksud sebagai hukum yang berlaku juga dapat
mencakup hukum negara asing yang terkait dengan hal-hal seperti korupsi, privasi, atau perlindungan
anak. Isu ini perlu dijajaki selama negosiasi sehingga jelas bagi kedua belah pihak mengenai hukum
apa yang berlaku bagi kegiatan mereka.
7. KONTRAKTOR DAN PEMASOK
Pada Pasal 7, LSM diberi tanggung jawab mengadakan kontraktor dan pemasok serta membuat
kontrak secara langsung dengan mereka. LSM berkomitmen melakukan praktek pengadaan yang
baik yang juga sesuai dengan persyaratan tender yang didasarkan pada kebijakan pengadaan
Perusahaan, atau sebagaimana dipersyaratkan oleh hukum. Sebagai contoh, Badan Usaha Milik
Negara harus tunduk pada peraturan yang mengatur mengenai persyaratan tender.
76
Sepanjang dimungkinkan, LSM sepakat mendahulukan kontraktor dan pemasok lokal.
Terdapat ketentuan yang menyatakan bahwa Perusahaan perlu memberikan persetujuan atas
keputusan pengadaan yang dibuat LSM apabila nilai kontrak tersebut melebihi batas tertentu. Para
Pihak perlu menyepakati dan memasukkan ambang batas nilai kontrak ini di Bagian 7(f).
8. ASURANSI
LSM akan bertanggung jawab untuk memperoleh polis asuransi yang disepakati. Apabila Perusahaan
tidak mengharuskan LSM melakukan hal ini, Pasal 8 dapat dihapus.
9. PERISTIWA DI LUAR KENDALI PARA PIHAK
Salah satu pihak tidak akan dianggap melanggar MOU apabila pihak tersebut tidak dapat
melaksanakan kewajibannya dikarenakan peristiwa yang ada di luar kendalinya. Pengecualian
terhadap hal ini tidak berlaku untuk kegagalan Perusahaan membayar dana CSR yang telah disepakati.
Pasal 9 membolehkan salah satu pihak mengakhiri MOU apabila pihak lainnya tidak mampu
melaksanakan kewajibannya selama lebih dari 3 bulan (atau jangka waktu lain sebagaimana
disepakati) dikarenakan peristiwa yang terjadi di luar kendali pihak yang terkena dampak.
Akan tetapi pihak yang tidak terkena dampak tidak berkewajiban mengakhiri MOU. Pihak tersebut
dapat menunggu lebih lama dari jangka waktu yang disepakati agar pihak lainnya dapat melanjutkan
kewajibannya.
Para Pihak hendaknya mempertimbangkan apakah jangka waktu tiga bulan telah sesuai atau apakah
jangka waktu lain akan lebih sesuai untuk keadaan mereka.
10. PERNYATAAN
Masing-masing pihak wajib melakukan pengecekan guna memeriksa reputasi dan kemampuan pihak
lainnya sebaik mungkin sebelum mereka memasuki tahap negosiasi MOU. Pasal 10 menyediakan
pernyataan resmi dari para pihak mengenai status hukum, kapasitas hukum untuk melangsungkan
kontrak, dan kemampuan untuk melaksanakan kewajiban mereka berdasarkan MOU tanpa
menimbulkan konflik kepentingan atau pelanggaran terhadap peraturan atau prinsip-prinsip etika.
11. KONSEKUENSI DARI KESEPAKATAN TERHADAP SUATU RENCANA
Apabila para Pihak telah menyelesaikan kegiatan perencanaan mereka berdasarkan MOU secara
memuaskan dan LSM berkeinginan untuk bekerja dengan pihak Perusahaan untuk melaksanakan
kegiatan Pengembangan Masyarakat yang telah disepakati, maka Para Pihak perlu menyepakati
ketentuan yang akan dilaksanakan oleh mereka.
Para pihak dapat menggunakan preseden Perjanjian Kerja Sama sebagai dasar dalam negosiasi mereka
karena preseden tersebut telah sengaja disusun untuk memuat berbagai ketentuan yang serupa
dengan ketentuan yang ada dalam MOU ini dan oleh karena itu seharusnya mudah digunakan.
Pasal 11 membolehkan Perusahaan menetapkan jangka waktu yang wajar untuk menyelesaikan
negosiasi tersebut. Apabila pada akhir jangka waktu tersebut para Pihak belum dapat mencapai
kesepakatan, Perusahaan bebas untuk bekerja dengan LSM lain atau melaksanakan sendiri rencana
yang telah diajukan.
77
12. KETIDAKMAMPUAN BERSEPAKAT ATAU BERKOMITMEN
Apabila para pihak memutuskan untuk menghentikan kerja sama berdasarkan MOU atau apabila
Perusahaan memberitahu LSM bahwa dikarenakan hal yang tidak terduga atau kejadian di luar
kendalinya Perusahaan tidak mampu menyediakan pendanaan CSR untuk melaksanakan rencana para
pihak, maka MOU akan berakhir.
Dalam situasi demikian, Pasal 12 menyatakan bahwa Perusahaan akan mendanai biaya yang wajar
yang dikeluarkan LSM untuk menghentikan kerja sama CSR tersebut.
13. PENYELESAIAN SENGKETA
Prosedur penyelesaian sengketa
Apabila timbul suatu sengketa di antara para pihak yang tidak dapat diselesaikan oleh pihak
manajemen senior, Pasal 13 menyatakan bahwa sengketa tersebut dapat dirujuk untuk diselesaikan
melalui mediasi oleh seseorang yang independen dan dihormati. Apabila mediasi gagal, para Pihak
sepakat untuk merujuk sengketa tersebut untuk diselesaikan di pengadilan pada wilayah hukum yang
sesuai.
Tidak terpengaruhnya hak untuk meminta putusan yang bersifat mendesak dari pengadilan
Prosedur yang dinyatakan di atas tidak menghentikan para pihak untuk sewaktu-waktu memintakan
putusan yang bersifat mendesak dari pengadilan.
14. PENGAKHIRAN
Pengakhiran karena pelanggaran
Pasal 14 menguraikan beberapa alasan MOU dapat dibatalkan. Secara ringkas, alasan-alasan tersebut
yaitu:
Pelanggaran kewajiban kontraktual;
Tindakan yang berpotensi merugikan pekerjaan para pihak;
Keadaan insolvensi;
Perbuatan korup; atau
Perusahaan mempunyai alasan yang masuk akal untuk beranggapan, berdasarkan hasil dari
tinjauan kinerja, bahwa LSM tidak memiliki kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan
kewajibannya.
Hak atas upaya hukum lainnya tidak terpengaruh
Pihak yang mengakhiri MOU dikarenakan pelanggaran berdasarkan Pasal 14 tidak kehilangan hak atas
upaya hukum lainnya yang mungkin dimilikinya berdasarkan hukum Indonesia.
Akibat pengakhiran
Bagian 14.4 menguraikan akibat dari pengakhiran, termasuk kebutuhan para pihak untuk
menyelesaikan urusan yang terutang antara mereka dan dengan kontraktor dan pemasok pihak ketiga
serta mengakhiri pekerjaan mereka.
78
LSM wajib memberikan Perusahaan laporan akhir dan laporan pertanggungjawaban atas
pengeluarkan, serta menyelesaikan dengan baik laporan dan catatan sebagaimana disepakati dengan
Perusahaan.
Bagian ini membolehkan LSM menyimpan salinan dokumen yang diperlukan untuk tujuan tata kelola
internal dan dokumen yang memungkinkan LSM untuk tetap menikmati manfaat dari pembelajaran
profesional.
Dana CSR yang tidak digunakan wajib dikembalikan kepada Perusahaan kecuali apabila Perusahaan
sepakat bahwa LSM dapat menggunakannya untuk tujuan lain.
Pengesampingan Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia
Para pihak sepakat untuk mengesampingkan hak mereka untuk memohon Pengadilan untuk
menyetujui pengakhiran MOU.
15. KERAHASIAAN
Informasi Rahasia
Bagian 15.1 merupakan pengakuan dari kedua belah pihak bahwa mereka dapat saling bertukar
informasi rahasia. Sebagai contoh, LSM dapat mengetahui informasi rahasia tentang urusan bisnis dan
keuangan Perusahaan. Bagian ini juga menyatakan bahwa MOU, begitu ditandatangani, merupakan
dokumen rahasia dan bahwa para pihak wajib menjaga kerahasiaan syarat dan ketentuannya.
Informasi rahasia wajib dijaga kerahasiaannya
Masing-masing pihak sepakat untuk menjaga kerahasiaan setiap informasi rahasia yang diberikan
kepadanya dan tidak menggunakan informasi tersebut untuk kepentingan pribadi atau untuk
merugikan pihak lain. Akan tetapi ada pengecualian yang diberikan, termasuk hak LSM untuk
mengungkapkan informasi rahasia tersebut sebagai sebuah informasi rahasia (tertutup) bagi jaringan
masyarakat sipil yang mana LSM tersebut merupakan anggota, dan pengungkapan tersebut
diperlukan untuk memungkinkannya melaksanakan kewajibannya berdasarkan MOU.
Informasi rahasia tidak dipengaruhi oleh pengakhiran
Adalah penting untuk dimengerti bahwa Bagian 15.3 memiliki pengertian bahwa kewajiban
kerahasiaan tidak akan dipengaruhi oleh pengakhiran MOU untuk jangka waktu yang tidak terbatas.
16. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
Tidak ada pengalihan atas Hak Kekayaan Intelektual yang telah ada
Hak Kekayaan Intelektual adalah istilah yang sudah memiliki definisinya sendiri.
Bagian 16.1 menyatakan bahwa Hak Kekayaan Intelektual dari masing-masing pihak yang telah ada
tidak akan dialihkan kepada pihak lainnya saat para pihak menandatangani MOU. Hak yang telah ada
tersebut akan tetap pada pihak yang memiliki.
Kepemilikan Hak Kekayaan Intelektual yang dihasilkan berdasarkan MOU
Namun demikian, Hak Kekayaan Intelektual yang dihasilkan oleh masing-masing pihak dalam
pelaksanaan tugasnya berdasarkan MOU akan menjadi milik bersama kedua belah pihak. Dengan
demikian, pihak yang mana hak tersebut berasal wajib segera mengemukakan informasi tentang hal
tersebut kepada pihak lainnya.
79
Apabila pengaturan atas kepemilikan hak kekayaan intelektual ini tidak sesuai bagi para pihak, silakan
ubah ketentuan tersebut guna mencerminkan pengaturan yang dapat disepakati para pihak.
Kewajiban yang tidak terpengaruh pengakhiran
Kewajiban untuk mengemukakan Hak Kekayaan Intelektual yang dimiliki bersama tidak akan
terpengaruh oleh pengakhiran MOU untuk jangka waktu yang tidak terbatas.
17. ASET LAINNYA
Pasal 17 menyatakan bahwa, apabila dan pada saat MOU diakhiri, aset selain daripada kekayaan
intelektual akan dialihkan kepada masyarakat dengan siapa para pihak bekerja, kecuali apabila
Perusahaan dan LSM sepakat bahwa LSM dapat memanfaatkan aset tersebut dengan lebih baik.
18. KETENTUAN UMUM
Pemberitahuan
Bagian 18.1 menguraikan bagaimana masing-masing pihak hendaknya berkomunikasi dengan pihak
lainnya serta memuat rincian alamat.
Hubungan antara para pihak
Pasal 18.2 menyatakan dengan jelas bahwa para pihak tidak membentuk kerja sama secara hukum
atau hubungan ketenagakerjaan atau keagenan melalui kerja sama yang berdasarkan ketentuan MOU.
Adalah penting bahwa karyawan masing-masing pihak tidak memberikan pernyataan kepada
siapapun bahwa mereka adalah perwakilan yang berwenang dari para pihak atau untuk mengikat
pihak lain secara kontraktual.
Pengalihan
Tidak ada salah satupun pihak yang diperbolehkan mengalihkan haknya berdasarkan MOU kecuali
pihak lainnya memberikan persetujuan terlebih dahulu atas pengalihan tersebut.
Perubahan
Tidak ada perubahan yang boleh dilakukan atas MOU kecuali para pihak secara tertulis sepakat untuk
melakukan perubahan tersebut.
Pengesampingan
Pengesampingan apapun atas hak dari salah satu pihak berdasarkan MOU tidak akan berlaku kecuali
dapat dibuktikan secara tertulis.
Keseluruhan perjanjian
Bagian 18.6 menyatakan bahwa MOU merupakan keseluruhan perjanjian antara para pihak
sehubungan dengan hal-hal yang diatur. Apabila para pihak, secara nyata, ingin mempertahankan
pemberlakuan ketentuan dari dokumen terkait yang telah ditandatangani sebelumnya, para pihak
wajib menyatakannya secara spesifik dalam Bagian 18.6.
Keterpisahan
Apabila terdapat ketentuan dari MOU ini yang batal, melanggar hukum, atau tidak dapat ditegakkan
pemberlakuannya, ketentuan tersebut dapat dihapus dan ketentuan lainnya dari MOU akan tetap
berlaku.
80
Bahasa
Apabila MOU dipersiapkan dalam bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia, maka versi bahasa Inggris
dapat ditandatangani terlebih dahulu dan mulai berlaku sebelum versi Bahasa Indonesia
ditandatangani. Akan tetapi, apabila terdapat inkonsistensi antara kedua versi tersebut, pengertian
dari Bagian MOU yang ditulis dalam Bahasa Indonesia lah yang akan berlaku.
Salinan
Untuk mempermudah penandatanganan, para pihak dapat menandatangani salinan dari MOU yang
sama. Apabila hal tersebut dilakukan, salinan-salinan tersebut secara bersama-sama merupakan satu
dokumen yang sah.
Hukum yang mengatur
MOU ini akan diatur oleh hukum Indonesia.
PENANDATANGANAN MOU
Masing-masing pihak harus secara resmi memberikan kewenangan secara tertulis, sesuai dengan
prosedur tata kelola internalnya, kepada orang yang berhak untuk menandatangani MOU mewakili
pihak tersebut.
81
LAMPIRAN 3
NOTA KESEPAKATAN (MOU) UNTUK MERENCANAKAN CSR DALAM
MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA
(Versi Ringkas)
82
Pihak Pertama Pihak Kedua
Nama: Nama:
Perwakilan yang Berwenang: Perwakilan yang Berwenang:
Rincian Kontak: Rincian Kontak:
Pihak Pertama dan Pihak Kedua secara bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.
LATAR BELAKANG
Para Pihak berkeinginan untuk bekerja sama berdasarkan syarat-syarat dalam Nota Kesepakatan
(MOU) ini, dengan didukung oleh dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dan dukungan dalam
bentuk barang dari Pihak Pertama, untuk merancang prakarsa pengembangan masyarakat untuk desa
dengan sebutan:____________________, terletak di______________________________, Indonesia.
1. Para Pihak akan bekerja sama secara erat: Para Pihak setuju untuk bekerja sama secara erat untuk
merancang prakarsa pengembangan masyarakat sebagaimana diatur dalam MOU ini. Pihak Kedua
setuju untuk mematuhi kode etik berperilaku dari Pihak Pertama (sebagaimana terlampir dalam
Lampiran 1) selama melakukan pekerjaan berdasarkan MOU ini.
2. Pihak Pertama akan menyediakan dana CSR: Pihak Pertama akan menyediakan dana CSR dan
kontribusi dalam bentuk barang untuk mendukung pekerjaan perancangan, sebagaimana
ditetapkan dalam Anggaran dan Jadwal Pembayaran dalam Schedule Satu.
3. Pihak Kedua akan membuka rekening bank khusus: Pihak Kedua akan memastikan bahwa seluruh
dana CSR dimasukan kedalam suatu rekening bank khusus yang dibuka untuk tujuan tersebut dan
tidak tercampur dengan uang Pihak Kedua lainnya.
4. Pihak Kedua bertanggung jawab dalam pengelolaan dana: Pihak Kedua bertanggung jawab untuk
menyimpan catatan yang akurat atas pembayaran yang dilakukan ke dan dari rekening bank
khusus tersebut dan akan menyiapkan aku-akun keuangan dan laporan keuangan dalam bentuk
yang dipersyaratkan oleh Pihak Pertama. Dengan memberikan pemberitahuan yang wajar kepada
Pihak Kedua, Pihak Pertama berhak untuk melakukan audit atas catatan keuangan dan catatan
mengenai pekerjaan yang telah dilakukan oleh Pihak Kedua berdasarkan MOU ini. Apabila Pihak
Pertama mensyaratkan Pihak Kedua untuk menyediakan laporan keuangan yang diaudit kepada
Pihak Pertama, Pihak Pertama akan memasukan ke dalam anggaran sejumlah dana yang cukup
untuk membayar biaya yang diperlukan Pihak Kedua dalam menyiapkan laporan keuangan yang
diaudit tersebut.
5. Para Pihak akan menerapkan perangkat dan standar profesional: Para Pihak akan menerapkan
pinsip-prinsip dan praktek pengembangan masyarakat yang profesional dalam pekerjaan mereka,
termasuk dengan menggunakan analisa kerangka kerja logis (LFA) atau perangkat perencanaan
proyek yang berorientasi pada tujuan yang sejenis dan perangkat analisa dan setiap atau seluruh
dari perangkat-perangkat lain yang tercantum dalam Schedule Dua. Para Pihak juga akan
membentuk sebuah alur komunikasi yang kokoh, dan menerima pengaduan dan masukan lainnya
dari masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya.
83
6. Prakarsa akan dirancang secara hati-hati: Para Pihak setuju untuk merancang prakarsa untuk
melakukan CSR dalam mendukung pengembangan masyarakat yang:
a. didasarkan pada adanya bukti akan kebutuhan di masyarakat;
b. mempertimbangkan informasi dan pedoman yang tersedia dari Tim Nasional Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) dan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan
Daerah (TKPKD) dan yang tepat sasaran dan dapat mengurangi kemiskinan dan membawa
manfaat yang berkesinambungan terhadap masyarakat;
c. dianggap sejalan dengan nilai-nilai masyarakat adat atau kelompok adat setempat dan
memungkinkan mereka memenuhi aspirasinya untuk pengembangan sosial dan ekonomi;
d. sesuai dengan kebutuhan usaha dan sumber daya dari Pihak Pertama;
e. sesuai dengan pengalaman, keterampilan dan keahlian Pihak Kedua;
f. akan mengisi kesenjangan atau melengkapi, tetapi tidak menggantikan, kegiatan
pengembangan pemerintah;
g. sesuai dengan, dan memperbaiki, perencanaan desa yang dikembangkan berdasarkan
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) dan sesuai dengan Undang-Undang
Desa (Undang-Undang No. 6 tahun 2014) dan peraturan pelaksananya; dan
h. mematuhi seluruh aspek yang terkait lainnya dari hukum perundangan-undangan yang
berlaku (termasuk Undang-Undang Desa) dan peraturan daerah terkait mengenai tanggung
jawab sosial perusahaan.
7. Pihak Kedua akan bertindak sebagai manajer proyek: Pihak Kedua akan bertanggung jawab dalam
mengatur proses perancangan, melalui konsultasi dengan Pihak Pertama. Sebagai langkah awal,
Para Pihak setuju untuk mengembangkan pemetaan yang mengidentifikasi prakarsa yang memiliki
potensi untuk memberikan daya guna bagi masyarakat dan sesuai dengan apa yang Para Pihak
dapat tawarkan melalui pengalaman, keahlian, keterampilan dan sumber daya mereka lainnya.
8. Proses tender yang tepat akan digunakan: Pihak Kedua akan bertanggung jawab dalam
melaksanakan proses tender untuk memilih setiap kontraktor dan pemasok pihak ketiga. Proses
tersebut harus mematuhi kebijakan dan persyaratan Pihak Pertama dalam memilih vendor yang
disetujui. Kedua belah Pihak harus menyepakati mengenai penunjukan dari seluruh kontraktor dan
pemasok pihak ketiga. Pihak Kedua akan bertanggung jawab untuk terikat secara langsung dengan
kontraktor dan pemasok yang telah disetujui.
9. Pihak Pertama akan mendukung peningkatan kemampuan Pihak Kedua: Pihak Pertama setuju
untuk mendukung Pihak Kedua dalam meningkatkan kemampuan administrasi, manajerial dan
profesionalitas dengan menyediakan bantuan teknis, pelatihan usaha dan pelatihan mengenai hal-
hal seperti keselamatan dan kesehatan kerja dari waktu ke waktu, dengan ketentuan Para Pihak
setuju bahwa dukungan tersebut akan bermanfaat bagi pekerjaan perancangan Para Pihak
berdasarkan MOU ini. Dukungan ini akan termasuk hal-hak yang disebutkan ke dalam Schedule
Tiga.
10. Proses pengambilan keputusan: Perwakilan dari Para Pihak akan bertemu untuk mendiskusikan
mengenai perkembangan dari dan membuat keputusan mengenai proses perancangan
sebagaimana ditetapkan dalam Schedule Empat. Seluruh keputusan diambil melalui musyawarah
mufakat dan dibuat secara tertulis dan ditandatangani oleh para perwakilan.
11. Sosialisasi dan kepemilikan: Sementara Para Pihak akan mendorong masyarakat untuk mengambil
bagian dari proses perancangan prakarsa pengembangan masyarakat, Para Pihak juga akan
memastikan bahwa kontribusi mereka masing-masing akan secara wajar dan terbuka diakui dalam
masyarakat dan oleh instansi pemerintah terkait dan pemangku kepentingan lainnya. Alur
84
komunikasi yang disepakati untuk mengatur komunikasi akan informasi, termasuk
mengidentifikasi orang yang bertanggung jawab, prosedur persetujuan dan permasalahan etika
dan kerahasiaan dilampirkan dalam MOU ini sebagai Lampiran 2.
12. Pengawasan dan Evaluasi: Pihak Kedua akan menetapkan suatu proses untuk mengawasi dan
mengevaluasi efektivitas dari pekerjaan perencanaan berdasarkan MOU ini. Proses tersebut harus
dapat diterima oleh Pihak Pertama dan harus melibatkan partisipasi dari masyarakat melalui
konsultasi dan masukan informal atau melalui cara yang formal, seperti penggunaan kartu
penilaian masyarakat atau kartu laporan warga, sebagaimana disepakati oleh Para Pihak.
13. Penelaahan kinerja berkala: Pada tanggal penelaahan kinerja sebagaimana ditetapkan dalam
Schedule Lima, Para Pihak akan melakukan penelaahan atas kinerja Pihak Kedua. Penelaahan
tersebut akan memberikan kesempatan kepada Para Pihak untuk menilai kinerja Pihak Kedua,
memberikan evaluasi pengembangan profesional kepada manajemen Pihak Kedua, dan untuk
mengidentifikasi area-area yang perlu ditingkatkan secara berkelanjutan oleh kedua belah Pihak.
Penelaahan tersebut akan mencakup butir-butir sebagaimana dijelaskan dalam Schedule Lima.
14. Informasi rahasia dan kekayaan intelektual: Para Pihak akan melindungi dan tidak akan
menyalahgunakan setiap informasi rahasia yang mereka saling tukarkan selama mereka
bekerjasama. Setiap informasi yang diperoleh dari Basis Data Terpadu Tim Nasional Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) hanya akan digunakan untuk tujuan pengentasan kemiskinan
dan bukan untuk mendapatkan keuntungan komersial atau tujuan-tujuan politik. Masing-masing
pihak akan menghormati hak kekayaan intelektual dari Pihak lainnya. Setiap kekayaan intelektual
yang dihasilkan selama pekerjaan perancangan akan menjadi milik bersama kedua belah Pihak.
15. Komitmen terhadap kode etik berperilaku: Para Pihak akan menunjukan komitmen mereka
terhadap kode etik berperilaku, tanggung jawab dan transparansi selama mereka bekerja bersama.
Apabila terdapat Pihak yang terpengaruh oleh benturan kepentingan, Pihak tersebut akan
memberitahukan benturan kepentingan tersebut kepada Pihak lainnya dan akan berusaha
menyelesaikannya.
16. Penyelesaian sengketa: Setiap sengketa yang tidak dapat diselesaikan oleh manajemen eksekutif
yang paling senior dari Para Pihak, sengketa tersebut akan diajukan untuk diselesaikan oleh
mediator independen yang terpandang yang dapat diterima oleh kedua belah Pihak. Jika sengketa
tidak dapat diselesaikan dengan mediasi dalam jangka waktu yang wajar, masing-masing Pihak
dapat mengajukan sengketa tersebut ke pengadilan __________________ di
_________________.
17. Jangka waktu MOU ini: Para Pihak bermaksud untuk bekerja sama selama periode yang dimulai
sejak: [masukan tanggal]__________________dan berakhir pada [masukan
tanggal]__________________ dengan ketentuan Pihak Pertama dapat mengakhiri MOU ini jika
hasil dari setiap evaluasi berkala atas kinerja Pihak Kedua secara wajar tidak memuaskan Pihak
Pertama, dengan pemberitahuan tertulis paling tidak 7 (tujuh) hari kerja sebelumnya,. Suatu Pihak
dapat mengakhiri MOU ini apabila Pihak lain melanggar ketentuan MOU ini dan pelanggaran
tersebut tidak diperbaiki dalam waktu yang wajar atau tidak dapat diperbaiki, dengan memberikan
kepada Pihak lainnya pemberitahuan tertulis paling tidak 7 (tujuh) hari kerja sebelumnya.
18. Akibat pengakhiran: Ketika kerjasama Para Pihak berdasarkan MOU ini berakhir, mereka akan
melakukan apapun yang dibutuhkan untuk mengakhiri kegiatan mereka secara profesional,
termasuk membayar setiap tagihan yang jatuh tempo dan harus dibayar. Pihak Kedua akan
menyiapkan laporan akhir kepada Pihak Pertama atas pekerjaan yang telah dilaksanakannya dan
85
satu set laporan keuangan akhir yang memberikan bukti atas seluruh Dana CSR dan kontribusi
dalam bentuk barang yang telah diterima. Pihak Pertama akan, jika diperlukan, memberikan
kepada Pihak Kedua dana yang cukup untuk menutupi biaya persiapan laporan akhir dan laporan
keuangan. Para Pihak setuju untuk mengesampingkan hak mereka berdasarkan Pasal 1266 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata untuk meminta pengadilan untuk menyetujui pengakhiran dari
MOU.
19. MOU yang mengikat: Para Pihak bermaksud untuk terikat secara hukum dalam MOU ini. Hukum
yang berlaku untuk MOU ini adalah hukum Indonesia.
86
HALAMAN TANDATANGAN
DENGAN DEMIKIAN masing-masing dari Para Pihak telah menyebabkan MOU ini ditandatangani oleh
para wakil mereka yang berwenang pada tanggal sebagaimana disebutkan di bawah ini.
Ditandatangani oleh Pihak Pertama melalui
perwakilannya yang berwenang:
Ditandatangani oleh Pihak Kedua melalui
perwakilannya yang berwenang:
materai Rp 6.000
Nama : ________________ Nama : ________________
Jabatan : ________________ Jabatan : ________________
Tanggal : ________________ Tanggal : ________________
Schedule-Schedule sebagai berikut:
Schedule Satu : Anggaran dan Jadwal Pembayaran
Schedule Dua : Perangkat-Perangkat Pengembangan Masyarakat
Schedule Tiga : Kegiatan-Kegiatan Dalam Mendukung Peningkatan KemampuaPihak Kedua
Schedule Empat : Proses Pengambilan Keputusan
Schedule Lima : Evaluasi Kinerja
Lampiran
1. Kode Etik Berperilaku Pihak Pertama
2. Alur Komunikasi
87
SCHEDULE SATU
Anggaran dan Jadwal Pembayaran
Catatan: Pada saat mempersiapkan anggaran dan jadwal pembayaran, pertimbangkan, antara lain,
permasalahan sebagai berikut:
1. Anggaran harus mencakup sejumlah biaya untuk menutupi biaya manajemen tidak langsung Pihak
Kedua dan biaya administrasi serta untuk menutupi biaya langsung atas pelaksanaan kewajibannya
berdasarkan MOU ini.
2. Pihak Kedua mungkin memerlukan dana dimuka, setelah penandatanganan dari MOU ini, dalam
rangka untuk mengerahkan karyawan dan sumber daya lainnya dalam melaksanakan perannya
sebagai manajer proyek. Jika demikian, jadwal pembayaran harus memperbolehkan hal ini.
3. Untuk memungkinkan adanya transparansi dan akuntabilitas dan tidak adanya pencampuran dana,
didalam jadwal pembayaran harus ditetapkan mengenai penyediaan dana dimuka untuk Pihak
Kedua sehubungan dengan kewajibannya untuk melakukan pembayaran.
4. Adalah merupakan hal yang lazim bagi Pihak Pertama untuk menahan pembayaran dari
pembayaran akhir yang dijadwalkan hingga Pihak Kedua dapat memberikan laporan akhir yang
memuaskan dan bukti dana pada akhir proyek.
5. Anggaran harus mencakup rujukan terhadap kontribusi dalam bentuk barang, non-moneter yang
akan diberikan oleh Pihak Pertama dalam mendukung pekerjaan perancangan berdasarkan MOU
ini.
88
SCHEDULE DUA
Perangkat Pengembangan Masyarakat
Catatan: Perangkat yang dicantumkan sebagaimana dibawah ini hanya merupakan saran saja. Anda
perlu mempertimbangkan yang mana dari perangkat ini atau perangkat lainnya yang memungkinkan
Para Pihak untuk merancang prakarsa pengembangan masyarakat yang efektif dan berkelanjutan.
Salah satu hasil penting dari pekerjaan mereka berdasarkan MOU ini adalah analisa kerangka kerja
logis atau perencanaan yang berorientasi pada tujuan seperti ZOPP (Objectives-Oriented Project
Planning) untuk prakarsa pengembangan masyarakat yang direncanakan.
Para Pihak dapat menggunakan seluruh atau sebagian dari perangkat pengembangan masyarakat
dibawah ini, yang mereka yakini tepat dari waktu ke waktu.
• Pemetaan Masyarakat atau perangkat partisipasi lainnya yang memungkinkan anggota masyarakat
untuk memetakan tata letak fisik masyarakat mereka dan berbagi pengetahuan mereka mengenai
keahlian mereka atas anggota dan jaringan masyarakat.
• Analisa dari berbagai lembaga yang memiliki fungsi didalam, atau mempengaruhi masyarakat,
untuk mengidentifikasi pemimpin/kepala masyarakat yang resmi dan tradisional pada saat ini,
proses pengambilan keputusan dan koneksi pengadaan jasa.
• Analisa risiko untuk mengidentifikasi risiko terhadap proses perencanaan, termasuk konflik dan
perselisihan yang nyata atau mungkin timbul di dalam masyarakat dan masyarakat sekitarnya yang
mungkin perlu dipertimbangkan dalam proses perencanaan.
• Analisa pemangku kepentingan untuk mengidentifikasi orang-orang dalam masyarakat dan dalam
konteks yang lebih luas yang memiliki kepentingan yang sah dalam proses perancangan.
• Analisa sosial-ekonomi masyarakat dalam konteks yang lebih luas untuk mengumpulkan data
pokok mengenai permasalahan yang perlu menjadi fokus.
• Kartu Penilaian Masyarakat untuk membantu pemberdayaan anggota masyarakat untuk
memantau proses perancangan dan memberikan instrumen akuntabilitas untuk Para Pihak.
89
SCHEDULE TIGA
Kegiatan dalam mendukung peningkatan kemampuan Pihak Kedua
Catatan: Jelaskan dalam Schedule ini dukungan yang telah disetujui melalui pelatihan, pengawasan
dan pelatihan usaha dan mendanai kehadiran karyawan Pihak Kedua dan konsultan pada seminar
pelatihan eksternal dan konferensi dan prakarsa pendidikan lainnya yang mana Pihak Pertama
bersedia untuk menyediakannya untuk membantu Pihak Kedua dalam mengembangkan
kemampuannya dan untuk meningkatkan kerja sama Para Pihak berdasarkan MOU ini.
90
SCHEDULE EMPAT
Proses Pengambilan Keputusan
Catatan: Dijelaskan dalam Schedule ini proses pengambilan keputusan yang sesuai dengan kebutuhan
anda, dengan menyebutkan orang-orang yang akan terlibat dalam pengambilan keputusan di setiap
tingkatnya.
Contoh dari proses pengambilan keputusan dengan pertemuan rutin adalah sebagai berikut:
1. orang-orang dari masing-masing Pihak yang terlibat dalam kegiatan sehari-hari bertemu seminggu
dua kali;
2. orang-orang tersebut dan pengawas langsung mereka bertemu seminggu sekali; dan
3. seluruh dari orang-orang tersebut diatas dan managemen eksekutif senior dari masing-masing
Pihak bertemu sebulan sekali.
91
SCHEDULE LIMA
Penelaahan Kinerja
Catatan: Ditetapkan dalam Schedule ini tanggal dimana penelaahan kinerja akan berlangsung
(biasanya dua kali setahun) dan juga uraian proses penelaahan kinerja, dengan indikator kinerja Pihak
Kedua yang diharapkan oleh Pihak Pertama.
92
LAMPIRAN:
1. Kode Etik Berperilaku Pihak Pertama
Catatan: Salinan dari Kode Etik Berperilaku Pihak Pertama, prinsip-prinsip kesinambungan atau
dokumen yang sejenis, menguraikan standar perilaku yang diharapkan dari karyawan dan kontraktor
Pihak Pertama di berbagai bidang seperti kesehatan dan keselamatan kerja, kesetaraan perlakuan,
dan isu-isu budaya, harus dilampirkan pada MOU yang telah ditandatangani.
2. Alur Komunikasi
Catatan: Alur komunikasi harus dikembangkan diawal hubungan kerja yang menetapkan aturan yang
disetujui untuk penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk dan dari Para Pihak dan pemangku
kepentingan lainnya dan mencakup etika, kerahasiaan, dan persetujuan yang diperlukan untuk
komunikasi internal dan eksternal, pemgumuman di media dan publikasi.
93
LAMPIRAN 4
PRESEDEN PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM
MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA
(versi lengkap)
94
DAFTAR ISI
Para Pihak dan Latar Belakang
1. Definisi dan Interpretasi
1.1 Definisi
1.2 Interpretasi
2. Kesepakatan untuk bekerja sama
2.1 RKM telah dipersiapkan
2.2 Para Pihak yang akan bekerja sama
2.3 Jangka Waktu
2.4 Penelaahan Kinerja
2.5 Maksud untuk terikat secara hukum
3. Peran Pihak A
3.1 Menyediakan dana CSR
3.2 Melakukan pembayaran Dana CSR ke rekening bank yang ditentukan
3.3 Memberikan dukungan kepada Pihak B untuk pengembangan kemampuan
3.4 Menyediakan sumber daya lainnya
3.5 Melakukan pengalihan keterampilan dan pengalaman
3.6 Pengeluaran dalam bentuk barang
3.7 Rencana Keselamatan
3.8 Melakukan pencegahan atau menyelesaikan sengketa Masyarakat
4. Peran Pihak B
4.1 Bertindak sebagai manajer proyek
4.2 Menerapkan keterampilan yang profesional
4.3 Mengelola catatan/arsip serta akun
4.4 Memperbolehkan catatan/arsip berserta akun untuk diaudit oleh Pihak A dan
penasihatnya
4.5 Melaporkan dan bertanggung jawab kepada Pihak A dan pengambil keputusan
4.6 Mengatur anggaran, jadwal pembayaran dan jadwal kegiatan yang telah disepakati
4.7 Mengatur pembayaran
4.8 Memastikan setiap pengeluaran kepada pemerintah yang sah dibayar dan dicatat
4.9 Mengatur perangkat perencanaan
4.10 Memperoleh dan memegang persetujuan dan aset
5. Tata kelola yang baik dan pengambilan keputusan
5.1 Proses pengambilan keputusan
5.2 Komitmen terhadap kode etik berperilaku
5.3 Benturan kepentingan
5.4 Kepatuhan terhadap hukum
95
6. Proses pelaksanaan
6.1 Standar Kerja
6.2 Komunikasi dan sosialisasi
6.3 Pengawasan dan evaluasi
6.4 Konsultasi dengan badan pemerintah
7. Kontraktor dan pemasok
8. Asuransi
9. Keadaan diluar kendali Para Pihak
10. Pernyataan
10.1 Pernyataan Pihak A
10.2 Pernyataan Pihak B
11. Penyelesaian sengketa
11.1 Prosedur penyelesaian sengketa
11.2 Hak ke pengadilan untuk mendapatkan putusan sela
12. Pengakhiran
12.1 Pengakhiran karena pelanggaran
12.2 Pengakhiran berdasarkan hasil dari penelaahan kinerja
12.3 Ganti rugi lain tidak terpengaruh
12.4 Akibat pengakhiran
12.5 Pengesampingan Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
13. Kerahasiaan
13.1 Informasi rahasia
13.2 Informasi rahasia untuk tetap dirahasiakan
13.3 Kewajiban kerahasiaan akan tetap berlaku dalam hal pengakhiran
14. Hak Kekayaan Intelektual
14.1 Tidak ada pengalihan Hak Kekayaan Intelektual yang sudah ada sebelumnya
14.2 Kepemilikan Hak Kekayaan Intelektual yang dikembangkan berdasarkan Perjanjian ini
14.3 Kewajiban yang tetap berlaku dalam hal pengakhiran
15. Aset lainnya
96
16. Ketentuan Umum
16.1 Pemberitahuan
16.2 Hubungan antara Para Pihak
16.3 Pengalihan
16.4 Perubahan
16.5 Pengesampingan
16.6 Keseluruhan perjanjian
16.7 Keterpisahan
16.8 Bahasa
16.9 Salinan
16.10 Hukum yang berlaku
Halaman Tandatangan
Schedule Satu - Penjelasan Rinci Atas Prakarsa Pengembangan Masyarakat Yang Akan
Dilaksanakan berdasarkan Perjanjian Kerjasama ini.
Schedule Dua - Penelaahan Kinerja.
Schedule Tiga - Dukungan Awal yang Disetujui untuk Pengembangan Kemampuan Pihak B.
Schedule Empat - Perangkat Pengembangan Masyarakat.
Schedule Lima - Anggaran dan Jadwal Pembayaran dan Jadwal Kegiatan Awal yang Disetujui.
Lampiran “A” - Rencana Kegiatan Masyarakat dan/atau dokumen perencanaan terkait lainnya
Lampiran “B” – Kode Etik Berperilaku Pihak A
97
PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKUKAN CSR DALAM MENDUKUNG
PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA
PIHAK YANG BERKONTRIBUSI DALAM PENDANAAN (“Pihak A”)
Nama :
Perwakilan yang Berwenang :
Alamat :
Kode Pos :
Telepon :
Alamat email :
PIHAK LAINNYA (“Pihak B”)
Nama :
Perwakilan yang Berwenang :
Alamat :
Kode Pos :
Telepon :
Alamat email :
98
LATAR BELAKANG
A. Para Pihak berkeinginan untuk bekerja sama dalam melaksanakan pengembangan masyarakat
yang akan didukung dengan dana tanggung jawab sosial perusahaan dan kontribusi dalam bentuk
barang, non-moneter, yang diberikan oleh Pihak A dan pelaksanaan pengembangan masyarakat
tersebut untuk kepentingan masyarakat yang dikenal dengan sebutan: [masukan nama masyarakat
dan lokasinya] ___________________________________________________________.
B. [Dalam rangka melaksanakan kewajiban tanggung jawab sosial perusahaan sebagaimana
dipersyaratkan berdasarkan Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas [dan
Undang-undang No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (termasuk peraturan
pelaksanannya)]], Pihak A akan menyediakan dana tanggung jawab sosial perusahaan, kontribusi-
kontribusi dan sumber daya lainnya untuk mendukung pengembangan masyarakat dan
melaksanakan perannya sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini.
C. Pihak B akan bertindak sebagai manajer proyek dan memberikan pengetahuan, keterampilan dan
sumber daya mengenai pengembangan masyarakat dan melaksanakan perannya sebagaimana
diatur dalam Perjanjian.
D. Para Pihak menandatangani Perjanjian ini untuk mengatur hak-hak dan kewajiban-kewajiban
mereka dan untuk memberikan kerangka yang jelas sehubungan dengan pekerjaan bersama
mereka.
1. DEFINISI AND INTERPRETASI
1.1 Definisi
“Perjanjian” adalah perjanjian ini.
“Rencana Yang Disetujui” memiliki arti sebagaimana diberikan untuk istilah tersebut dalam
Pasal 2.1.
“Hari Kerja” adalah hari dimana bank-bank umum buka untuk melakukan kegiatan usaha di
[Daerah Khusus Ibukota Jakarta [atau Indonesia]]
“RKM” adalah rencana kegiatan kemasyarakatan yang terdiri dari satu atau lebih proyek
pengembangan masyarakat untuk kepentingan Masyarakat secara keseluruhan atau untuk
kepentingan anggota Masyarakat tersebut sebagaimana diusulkan oleh Pihak B dan disetujui
oleh Pihak A dan/atau sebagaimana disetujui oleh kedua belah Pihak.
“Masyarakat” adalah masyarakat sebagaimana disebutkan dalam Paragraf A Latar Belakang.
“CSR” adalah tanggung jawab sosial perusahaan.
“Dana CSR” adalah uang atau aset lainnya atau keuntungan yang diberikan oleh Pihak A untuk
mendanai dan mendukung pelaksanaan kewajiban Para Pihak berdasarkan Perjanjian ini.
99
“Hak Kekayaan Intelektual” adalah kerahasiaan know-how, hak paten, merek dagang, merek
jasa, nama dagang, hak desain, hak cipta (termasuk hak dalam perangkat lunak komputer) atau
setiap hak atau kepemilikan yang sejenis dengan hal-hal di atas yang terdapat di berbagai
bagian dunia, baik terdaftar maupun tidak, berserta hak untuk mengajukan pendaftaran hak
tersebut, dan seluruh hak-hak dan bentuk perlindungan yang serupa atau yang memiliki akibat
yang setara atau sama, di bagian dunia manapun.
“Pihak” adalah pihak dalam Perjanjian ini atau secara bersama-sama disebut sebagai “Para
Pihak”.
1.2 Interpretasi
Judul-judul harus diabaikan dalam menafsirkan Perjanjian ini; rujukan kepada orang harus
mencakup rujukan kepada perusahaan, kemitraan, perseroan terbatas atau bentuk organisasi
lain dan begitu juga sebaliknya; rujukan kepada setiap Pihak harus mencakup penerus,
penerima hak dan penerima pengalihannya; rujukan kepada undang-undang harus dianggap
mencakup seluruh perubahan, pengundangan kembali atau penggantian undang-undang
tersebut dan harus dianggap mencakup seluruh peraturan, proklamasi, ordonansi, dan
anggaran dasar yang dibuat sesuai dengan undang-undang tersebut; rujukan kepada benda
mencakup keseluruhan atau sebagian dari benda tersebut; rujukan kepada setiap perjanjian,
izin atau instrumen atau dokumen apapun harus dianggap mencakup seluruh pendahuluan dan
lampiran dari perjanjian, izin atau instrumen atau dokumen tersebut dan seluruh bagian
daripadanya sebagaimana diubah, ditambah atau digantikan dari waktu ke waktu.
2. KESEPAKATAN UNTUK BEKERJA SAMA
2.1 Rencana kegiatan kemasyarakatan telah dipersiapkan
Para Pihak mengakui bahwa RKM atau rencana yang telah disetujui lainnya untuk prakarsa
pengembangan masyarakat ditengah-tengah Masyarakat telah dipersiapkan (“Rencana Yang
Disetujui”) sebagaimana dijelaskan lebih rinci dalam Schedule Satu, dan dokumen perencanaan
terkait tersebut dilampirkan dalam Perjanjian ini sebagai Lampiran ‘A’.
2.2 Para Pihak saling bekerja sama
Para Pihak setuju untuk bekerja sama dalam hubungan yang erat dan kooperatif untuk
melaksanakan Rencana Yang Disetujui, yang mana rencana tersebut dapat diubah dari waktu
ke waktu dengan kesepakatan bersama, dengan syarat dan ketentuan yang ditetapkan dalam
Perjanjian ini.
Para Pihak setuju bahwa maksud mereka dalam bekerja sama berdasarkan Perjanjian ini adalah
untuk melaksanakan prakarsa pengembangan masyarakat dengan dukungan CSR yang telah
disusun dengan baik yang:
a. didasarkan pada bukti akan kebutuhan di masyarakat;
b. diperkirakan dapat mengurangi kemiskinan dan membawa manfaat yang berkelanjutan
bagi masyarakat;
100
c. dipertimbangkan untuk sejalan dengan nilai-nilai masyarakat adat atau kelompok adat
setempat dan memungkinkan mereka memenuhi aspirasinya untuk pengembangan sosial
dan ekonomi;
d. sesuai dengan kebutuhan usaha dan sumber daya dari Pihak A;
e. sesuai dengan pengalaman, keterampilan dan keahlian Pihak B;
f. akan mengisi kesenjangan atau melengkapi, tetapi tidak menggantikan, kegiatan
pembangunan oleh pemerintah;
g. sejalan dengan, dan mengembangkan, perencanaan desa yang dikembangkan berdasarkan
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) dan sesuai dengan Undang-Undang
Desa (Undang-Undang No. 6 tahun 2014) dan peraturan pelaksananya; dan
h. mematuhi seluruh aspek yang terkait lainnya dari hukum perundangan-undangan yang
berlaku (termasuk Undang-Undang Desa) dan peraturan daerah terkait mengenai tanggung
jawab sosial.
2.3 Jangka Waktu
Jangka waktu Perjanjian ini akan dimulai pada: [masukan tanggal]_________
______________________ dan akan berakhir pada: [masukan tanggal]_________
______________________ kecuali jika Perjanjian ini diakhiri lebih awal melalui kesepakatan
bersama atau berdasarkan Pasal lain dalam Perjanjian ini.
2.4 Penelaahan Kinerja
Pada tanggal penelaahan kinerja sebagaimana ditetapkan dalam Schedule Dua, Para Pihak akan
melakukan penelaahan kinerja Pihak B berdasarkan Perjanjian ini. Penelaahan tersebut akan
memberikan kesempatan kepada kedua belah Pihak untuk (i) menilai kinerja Pihak B, (ii)
memberikan kepada manajemen Pihak B suatu evaluasi perkembangan pekerjaan yang
profesional, dan (iii) mengidentifikasi area-area yang perlu diperbaiki secara berkelanjutan oleh
kedua belah Pihak. Para Pihak akan menyepakati aspek-aspek tertentu dari kinerja Pihak B yang
akan dinilai lebih dahulu pada saat penilaian pertama dan proses penelaahan kinerja yang rinci
adalah sebagaimana ditetapkan dalam Schedule Dua.
2.5 Tujuan untuk terikat secara hukum
Para Pihak bermaksud untuk terikat secara hukum dalam Perjanjian ini.
3. PERAN PIHAK A
3.1 Menyediakan dana CSR
Pihak A setuju untuk menyediakan Dana CSR yang diperlukan untuk melaksanakan Rencana
Yang Disetujui sesuai dengan anggaran dan jadwal pembayaran yang telah disepakati, yang
mana anggaran dan jadwal pembayaran dapat diubah dengan kesepakatan bersama dari waktu
ke waktu.
3.2 Melakukan pembayaran Dana CSR ke rekening bank yang ditentukan
101
Pihak A akan membayar dana CSR yang dianggarkan ke rekening bank dari Pihak B yang
ditentukan untuk Rencana Yang Disetujui (Rekening Bank Khusus sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4.6 (e) di bawah) sesuai dengan jadwal pembayaran yang disepakati.
3.3 Memberikan dukungan yang diperlukan dan wajar kepada Pihak B untuk pengembangan
kemampuan
Pihak A setuju untuk menyediakan dana tambahan atau kontribusi lainnya (dalam bentuk
barang dan non moneter), seperti pembinaan, pelatihan usaha dan penyediaan contoh-contoh
dokumen, yang diperlukan guna memungkinkan karyawan dari Pihak B untuk berpartisipasi
dalam pelatihan dan pengembangan kemampuan lainnya yang relevan, atau untuk
mengikutsertakan karyawan Pihak B dalam kegiatan pelatihan internal Pihak A, sepanjang
dalam jangka waktu Perjanjian ini, dengan ketentuan Pihak B dapat menunjukkan bahwa hal
tersebut akan memberikan manfaat bagi pekerjaan mereka berdasarkan Perjanjian ini.
Dukungan peningkatan kemampuan awal yang telah disepakati adalah sebagaimana ditetapkan
dalam Schedule Tiga.
Pada saat kapanpun, Pihak A dapat, namun tidak berkewajiban untuk mengabulkan setiap
permintaan dari Pihak B untuk memberikan dukungan peningkatan kemampuan tambahan.
Setiap permintaan untuk pendanaan tersebut harus dimintakan paling lambat tujuh hari
sebelum pelatihan atau pengembangan kemampuan apapun.
3.4 Menyediakan sumber daya lainnya
Pihak A setuju bahwa Pihak A akan memberikan manfaat secara penuh akan pengetahuan
teknis dan bisnis, keterampilan dan pengalaman yang dimilikinya untuk pelaksanaan Rencana
Yang Disetujui pada saat kapanpun dan dimanapun hal tersebut diyakininya layak untuk
diberikan dan hal tersebut diperbolehkan berdasarkan hukum dan peraturan yang terkait atau
perjanjian apapun (termasuk anggaran dasar atau akta pendiriannya) dimana pihak tersebut
adalah pihak atau subyek.
3.5 Melakukan pengalihan keterampilan dan pengalaman
Pihak A setuju bahwa, sejauh dimungkinkan dan jika diperlukan selama pelaksanaan Rencana
Yang Disetujui, Pihak A akan mengalihkan pengetahuannya, keterampilannya dan manfaat dari
pengalamannya kepada Pihak B dan untuk anggota Masyarakat yang terlibat dalam
pelaksanaan Rencana Yang Disetujui, termasuk pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk mengelola setiap proyek pengembangan masyarakat dari waktu ke waktu.
3.6 Pengeluaran dalam bentuk barang
Pihak A dapat menyediakan barang, jasa dan sumber daya serta dukungan lainnya untuk proyek
pengembangan masyarakat manapun yang dilakukan berdasarkan Perjanjian ini daripada
menyediakan dana untuk membayar perolehan barang, jasa dan sumber daya serta dukungan
lainnya tersebut. Pihak A akan memberikan Pihak B pemberitahuan tertulis terlebih dahulu
sebelum memberikan barang, jasa atau sumber daya lainnya tersebut.
102
3.7 Rencana Keselamatan
Pihak A, melalui konsultasi dengan Pihak B, akan menyusun rencana keselamatan yang sesuai
jika dan ketika pekerjaan Para Pihak berdasarkan Perjanjian ini adalah dalam lingkup wilayah
yang terkena dampak konflik.
3.8 Melakukan pencegahan atau menyelesaikan sengketa Masyarakat
Pihak A akan, dengan bantuan dari Pihak B jika diperlukan, melaksanakan pencegahan atau
menyelesaikan setiap konflik yang nyata atau mungkin akan timbul atau perselisihan di dalam
Masyarakat atau dengan pemangku kepentingan lainnya dalam kaitannya dengan proses
pelaksanaan RKM.
4. PERAN PIHAK B
4.1 Bertindak sebagai manajer proyek
a. Pihak B yang akan menjadi penanggung jawab utama dalam pengelolaan proyek atas
pelaksanaan Rencana Yang Disetujui sehari-hari dan proyek pengembangan masyarakat
apapun yang dilakukan sesuai dengan ketentuan Perjanjian ini.
b. Pihak A harus memberikan persetujuan atas orang-orang pilihan dari Pihak B yang akan
bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan proyek sehari-hari.
c. Setiap saat, Pihak A memiliki hak untuk meminta Pihak B mengganti setiap orang yang
ditunjuk oleh Pihak B untuk terlibat dalam pengelolaan pelaksanaan dari Rencana Yang
Disetujui, jika, berdasarkan kebijakan Pihak A sendiri namun berdasarkan alasan yang wajar,
orang tersebut gagal untuk, atau tidak mempunyai kemampuan, melaksanakan Rencana
Yang Disetujui atau proyek apapun berdasarkan Rencana Yang Disetujui sesuai dengan
syarat dan ketentuan dalam Perjanjian ini.
d. Sejauh diperbolehkan berdasarkan hukum dan peraturan yang berlaku, Pihak B berhak
untuk menutup seluruh biaya yang wajar dalam melaksanakan perannya berdasarkan
Perjanjian ini. Namun, untuk menghindari keragu-raguan, tidak ada dalam Perjanjian ini
yang dapat diinterpretasikan yang memperbolehkan Pihak B untuk memberikan
keuntungan apapun baik dalam bentuk gaji, imbalan, honor, atau bentuk lain yang dapat
dinilai dengan uang kepada para anggotanya, Pembina/Pendiri, Pengurus atau Pengawas
(sebagaimana relevan) yang berasal dari pelaksanaan perannya berdasarkan Perjanjian ini
kecuali hal tersebut diperbolehkan berdasarkan hukum dan peraturan yang berlaku dan
disetujui oleh Pihak A sebelumnya.
4.2 Menerapkan keterampilan yang professional
a. Pihak B akan menggunakan perangkat pengembangan masyarakat yang tepat, termasuk
menggunakan analisa kerangka kerja logis (LFA) atau perencanaan yang berorientasi pada
tujuan dan perangkat analisa yang setara dan setiap atau seluruh dari perangkat lainnya
yang tercantum dalam Schedule Empat, dan menerapkan prinsip-prinsip dan praktek
pengembangan masyarakat yang profesional dalam menjalankan perannya sebagai manajer
proyek. Pihak B akan memberikan manfaat secara penuh atas pengetahuannya mengenai
Masyarakat dan keterampilan dan pengalamannya dalam pengembangan masyarakat dan
bantuan sosial untuk menjalankan perannya berdasarkan Perjanjian ini.
103
b. Pihak B secara terus-menerus akan, jika diperlukan selama jangka waktu Perjanjian ini,
mengadakan konsultasi/pendekatan partisipasi dengan Masyarakat, melalui pelatihan dan
lainnya, untuk memungkinkan anggota Masyarakat memahami dan berkontribusi dalam
kegiatan yang akan dilakukan oleh Para Pihak berdasarkan Perjanjian ini. Proses partisipasi
akan dirancang untuk memungkinkan perempuan, anak-anak dan kaum marjinal dalam
Masyarakat untuk menyampaikan pandangan mereka secara bebas tanpa dikenakan sanksi.
c. Dalam menjalankan perannya berdasarkan Perjanjian ini, Pihak B akan memastikan bahwa
Pihak B mematuhi persyaratan dari peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk
persyaratan prosedural dan lainnya yang termuat dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa dan peraturan pelaksananya (apabila relevan).
4.3 Mengelola catatan/arsip serta laporan keuangan
Pihak B akan membuat dan mengelola catatan yang akurat atas pekerjaan yang dilakukan
berdasarkan Perjanjian ini secara terpisah dan dalam standar akuntansi yang sesuai (termasuk
namun tidak terbatas pada seluruh asli dan salinan dari faktur-faktur, surat-surat, persetujuan-
persetujuan, izin-izin, korespondensi email dan dokumen lainnya yang terkait dengan proyek).
Pihak B juga akan memiliki laporan keuangan yang disusun sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku secara umum di Indonesia untuk mencatat semua transaksi-transaksi keuangan
yang dilaksanakan berdasarkan Perjanjian ini dan akan memastikan bahwa semua asli dan
salinan dari faktur dan tanda terima disimpan dalam catatan proyek.
4.4 Memperbolehkan catatan/arsip dan laporan keuangan untuk diaudit oleh Pihak A dan
penasihatnya
Pihak B akan membuat semua korespondensi, catatan, laporan, faktur, laporan keuangan dan
dokumen lainnya dan catatan elektronik yang dihasilkan dalam menjalankan pekerjaan
berdasarkan Perjanjian ini tersedia untuk dapat diperiksa, disalin dan diaudit oleh Pihak A,
akuntannya dan penasihat profesionalnya, pada setiap saat dan dari waktu ke waktu. Pihak A
akan mencoba untuk memberikan pemberitahuan yang wajar kepada Pihak B mengenai
keinginannya untuk memeriksa, menyalin atau mengaudit dokumen-dokumen atau catatan
elektronik tersebut dan akan, sepanjang dapat dilakukan, melaksanakan pemeriksaan tersebut
selama jam kerja pada umumnya. Apabila Pihak A mensyaratkan Pihak B untuk menyediakan
laporan keuangan yang telah diaudit kepada Pihak A, maka Pihak A akan memastikan bahwa
anggaran yang disetujui pada saat itu untuk proyek sudah mencakup dana yang cukup untuk
membayar biaya yang diperlukan oleh Pihak B dalam menyediakan laporan keuangan yang
telah diaudit secara professional tersebut.
4.5 Melaporkan dan bertanggung jawab kepada Pihak A dan pengambil keputusan
a. Pihak B akan memberikan laporan proyek periodik secara berkala dan laporan keuangan
pada waktu yang disepakati dan dalam bentuk yang disetujui oleh Pihak A. Laporan proyek
akan menguraikan kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan dan laporan
keuangan akan membuktikan semua pengeluaran dari Dana CSR Pihak A selama periode
pelaporan.
b. Pihak B juga bertanggung jawab dalam memberikan laporan tambahan dari waktu ke waktu
mengenai kegiatan dan informasi terkait lainnya yang diperlukan dari waktu ke waktu untuk
memungkinkan orang-orang yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan
104
sebagaimana disebutkan dalam Perjanjian ini untuk memberikan pertimbangan yang wajar
terhadap masalah dan membuat keputusan yang tepat.
Laporan tambahan mencakup juga seluruh laporan yang disediakan oleh Pihak B mengenai
pengawasan dan evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan berdasarkan Perjanjian ini
kepada semua pihak yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan segera setelah
laporan tersebut tersedia.
4.6 Mengatur anggaran, jadwal pembayaran dan jadwal kegiatan yang telah disepakati
a. Pihak B akan, melalui konsultasi dengan Pihak A, mempersiapkan dan mengatur anggaran,
jadwal pembayaran dan jadwal kegiatan untuk Rencana Yang Disetujui yang telah disepakati
secara keseluruhan dan setiap proyek pengembangan masyarakat yang akan dilakukan oleh
Para Pihak. Anggaran awal yang telah disetujui dan Jadwal Pembayaran serta Jadwal
Kegiatan, termasuk indikator kinerja utama (KPI) dan penyerahannya adalah sebagaimana
ditetapkan dalam Schedule Lima.
b. Jadwal pembayaran akan menjamin bahwa Pihak B diberikan dana yang cukup pada saat
atau segera setelah penandatanganan Perjanjian ini untuk memungkinkan Pihak B
mengerahkan karyawan dan sumber daya yang diperlukan agar Pihak B dapat mulai
melakukan kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini sesuai dengan jadwal kegiatan. Jadwal
pembayaran akan dirancang untuk memberikan dana dimuka yang diperlukan untuk
pengeluaran Pihak B, kecuali untuk pembayaran akhir dapat dilakukan dengan persyaratan
yakni sampai Pihak B memberikan laporan proyek akhir dan laporan keuangan dalam format
yang disetujui oleh Pihak A.
c. Setiap anggaran, jadwal pembayaran dan jadwal kegiatan dapat diubah dengan
kesepakatan antara Para Pihak, jika diperlukan dari waktu ke waktu, untuk mencerminkan
perubahan keadaan atau maksud dari Para Pihak.
d. Jumlah keseluruhan dana CSR yang dialokasikan untuk pelaksanaan kegiatan Rencana Yang
Disetujui berdasarkan Perjanjian ini sebagai anggaran awal adalah
sebesar________________________________ Rupiah.
e. Setelah penandatanganan Perjanjian ini, Pihak B akan memberikan kepada Pihak A, rincian
rekening bank khusus milik Pihak B, yang akan digunakan untuk menutupi biaya yang
dikeluarkan dalam melaksanakan perannya berdasarkan Perjanjian ini (“Rekening Bank
Khusus”). Pihak B akan memastikan bahwa Rekening Bank Khusus tersebut hanya digunakan
untuk Dana CSR yang diberikan oleh Pihak A berdasarkan Perjanjian ini dan bahwa Dana CSR
Pihak A tidak bercampur dengan uang milik Pihak B atau uang milik pihak ketiga.
f. Pihak A mengakui bahwa Pihak B akan membutuhkan dana yang cukup untuk menutupi
pengeluaran dalam melaksanakan perannya berdasarkan Perjanjian ini, termasuk
pengeluaran untuk karyawan, konsultan dan kegiatan pengurusan dan administrasi yang
wajar. Oleh karena itu, Para Pihak setuju bahwa Pihak B berhak untuk memasukkan dalam
anggaran suatu jumlah yang disepakati sebagai biaya administrasi overhead, manajemen
dan pemeliharaan sebesar [*]% dari keseluruhan jumlah anggaran. Kecuali disetujui lain
oleh Pihak A, Para Pihak dengan ini setuju bahwa segala kelebihan biaya tersebut yang tidak
termuat dalam anggaran yang telah disetujui tetapi timbul dengan cara bagaimanapun oleh
Pihak A dalam melaksanakan perannya berdasarkan Perjanjian ini akan ditanggung sendiri
oleh Pihak A.
105
g. Namun, untuk menghindari keragu-raguan, tidak ada dalam Perjanjian ini yang dapat
diinterpretasikan sehingga memperbolehkan Pihak B memberikan keuntungan apapun baik
dalam bentuk gaji, imbalan, honor, atau bentuk lain yang dapat dinilai dengan uang kepada
para anggotanya, Pembina/Pendiri, Pengurus atau Pengawas (sebagaimana relevan) yang
berasal dari pelaksanaan perannya berdasarkan Perjanjian ini kecuali hal tersebut
diperbolehkan berdasarkan hukum dan peraturan yang berlaku dan disetujui oleh Pihak A
terlebih dahulu.
4.7 Mengatur pembayaran
a. Kecuali Pihak A menginstruksikan lain, Pihak B, dalam perannya sebagai manajer akan
membayar kontraktor dan pemasok pihak ketiga dari Dana CSR yang ditempatkan oleh
Pihak A ke Rekening Bank Khusus, dengan ketentuan Pihak B hanya melakukan pembayaran
berdasarkan faktur yang sah dan asli untuk kemudian disimpan dalam catatan Pihak B dan
dapat diperiksa, disalin dan diaudit sebagaimana dipersyaratkan dalam Perjanjian ini.
b. Kecuali diinstruksikan lain oleh Pihak A, semua faktur harus menyebutkan nama Rencana
Yang Disetujui dan proyek pengembangan masyarakat yang relevan, ditujukan kepada Pihak
B dan secara jelas menyatakan tujuan dari pembayaran tersebut.
4.8 Memastikan setiap pengeluaran kepada pemerintah yang sah dibayar dan dicatat
Para Pihak setuju untuk memasukan dalam anggaran pendanaan setiap pajak, retribusi atau
pengeluaran kepada pemerintah lainnya (termasuk pajak apapun sehubungan dengan
pengalihan proyek pengembangan masyarakat, apabila relevan) yang secara sah
dipersyaratkan untuk dibayar sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan berdasarkan
Perjanjian ini. Pihak B, dengan menggunakan Dana CSR Pihak A, akan membayar pajak, retribusi
atau biaya lainnya tersebut (jika ada) kepada pejabat berwenang terkait dan akan memastikan
bahwa seluruh pembayaran tersebut diakui secara tertulis dengan benar dan tepat waktu dan
dimasukan secara benar dalam laporan keuangan.
4.9 Mengatur perangkat perencanaan
a. Pihak B bertanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap analisa kerangka kerja logis
(LFA), perangkat perencanaan proyek yang berorientasi pada tujuan seperti ZOPP
(Objectives-Oriented Project Planning) dan jadwal kegiatan yang dipersiapkan dengan
tujuan untuk suatu proyek pengembangan masyarakat berdasarkan Rencana Yang Disetujui
digunakan sebagai rujukan utama untuk pekerjaan proyek dan akan bekerja untuk
memastikan bahwa tolak ukur proyek atau indikator proyek yang telah disetujui tercapai.
b. Para Pihak, bagaimanapun juga, mengakui bahwa setiap perangkat perencanaan
merupakan kertas kerja yang akan ditinjau dan diubah dengan kesepakatan antara Para
Pihak jika diperlukan dengan mempertimbangkan perubahan yang terjadi dalam
masyarakat atau keadaan lainnya.
4.10 Memperoleh dan menyimpan persetujuan serta aset
a. Para Pihak akan bekerja sama untuk mendapatkan setiap hak, aset, properti, persetujuan
atau izin yang diperlukan untuk melaksanakan proyek pengembangan masyarakat
berdasarkan Rencana Yang Disetujui.
106
b. Pihak B akan memastikan bahwa Pihak memenuhi ketentuan dari setiap persetujuan dan
izin yang terkait dengan setiap proyek berdasarkan Rencana Yang Disetujui.
c. Para Pihak akan memastikan bahwa setiap hak, aset, properti, persetujuan atau izin yang
perlu dimiliki oleh Masyarakat agar Masyarakat tersebut atau anggotanya memperoleh
manfaat dari pengembangan proyek, dialihkan secara sebagaimana mestinya dan sah
kepada Masyarakat sesuai dengan hukum yang berlaku.
d. Untuk menghindari keragu-raguan, tidak ada satu pun dari Para Pihak dapat memiliki atau
memperoleh keuntungan dari proyek pembangunan di Masyarakat yang dilakukan
berdasarkan Perjanjian ini.
5. TATA KELOLA YANG BAIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
5.1 Proses pengambilan keputusan
a. Para Pihak sepakat untuk mengatur serangkaian rapat rutin sepanjang jangka waktu
Perjanjian ini untuk tujuan membahas dan mengambil keputusan tentang, pelaksanaan
Rencana Yang Disetujui, setiap proyek pengembangan masyarakat dan hal-hal lain yang
timbul berdasarkan Perjanjian ini.
b. Rapat yang dilaksanakan oleh orang-orang dari Pihak A dan Pihak B yang terlibat dalam
pengurusan sehari-hari dari proses pelaksanaan dari Rencana Yang Disetujui akan dilakukan
paling sedikit dua kali seminggu.
c. Orang-orang dari Pihak A dan Pihak B yang terlibat dalam proses pelaksanaan sehari - hari
juga akan mengadakan rapat bersama dengan atasan langsung mereka paling sedikit satu
kali seminggu.
d. Semua yang disebutkan di atas akan mengadakan rapat, bersama dengan manajer yang
lebih tinggi dari masing-masing Pihak A dan Pihak B dan setiap pemangku kepentingan
terkait lainnya, paling sedikit satu kali setiap bulannya.
e. Keputusan akan diambil melalui musyawarah mufakat dan dibuat secara tertulis. Berita
acara dari setiap rapat akan diedarkan ke peserta rapat untuk diperiksa, diubah jika perlu
dan ditandatangani apabila sudah benar.
f. Orang-orang dari Pihak A dan Pihak B yang terlibat dalam tahap perencanaan dari suatu
Rencana Yang Disetujui diharapkan untuk dapat terlibat dalam pengelolaan dan
pelaksanaan Rencana Yang Disetujui tersebut sehingga pengetahuan dan pengalaman
mereka mengenai Masyarakat dan masalah-masalah yang terkait dengan Masyarakat
tersebut dapat menjadi informasi serta dapat memperkaya tahap pelaksanaan dari Rencana
Yang Disetujui tersebut.
g. Rapat-rapat dapat diselenggarakan secara langsung atau melalui telepon atau video
konferensi, sebagaimana disepakati dari waktu ke waktu oleh Para Pihak.
5.2 Komitmen terhadap kode etik berperilaku
Para Pihak sepakat untuk menunjukkan komitmen mereka terhadap kode etik bertindak dan
berperilaku dan memastikan bahwa kode etik bertindak diimplementasikan dan kode etik
107
berperilaku digalakan melalui pelatihan dan pengamatan karyawan yang patut dan
sebagaimana mestinya.
5.3 Benturan Kepentingan
Jika, pada setiap saat sepanjang jangka waktu Perjanjian ini, salah satu Pihak berkesimpulan
dengan dasar yang cukup bahwa dirinya atau Pihak lain, atau salah satu anggota, direktur,
manajer, karyawan, konsultan mereka atau pemangku kepentingan lain, terkena dampak atas
suatu benturan kepentingan yang mengancam, atau mungkin mengancam, reputasi atau
keberlangsungannya dari proses pelaksanaan dari Rencana Yang Disetujui atau reputasi dari
salah satu Pihak, maka Pihak yang terkena dampak harus melakukan semua usaha yang ia bisa
lakukan untuk mengatasi atau menyelesaikan benturan kepentingan tersebut sesegera
mungkin.
5.4 Kepatuhan terhadap hukum
Para Pihak akan membuat diri mereka sendiri sadar dengan hukum yang berlaku dan
memastikan bahwa perbuatan mereka yang dilakukan berdasarkan Perjanjian ini adalah sah.
Pihak B mengakui dan setuju bahwa perbuatan mereka berdasarkan Perjanjian ini dapat, dalam
beberapa hal, diatur oleh hukum yurisdiksi asing yang berlaku terhadap Pihak A dan
pengurusnya, termasuk antara lain undang-undang mengenai praktek-praktek korupsi,
perlakukan terhadap anak-anak dan privasi.
6. PROSES PELAKSANAAN
6.1 Standar Kerja
a. Para Pihak setuju untuk menerapkan prinsip-prinsip pengembangan masyarakat yang
profesional dalam pelaksanaan dari Rencana Yang Disetujui.
b. Tujuan Para Pihak adalah untuk melaksanakan pekerjaan pengembangan masyarakat yang
didasarkan pada adanya bukti akan kebutuhan dan yang memiliki potensi yang wajar untuk
meningkatkan kualitas hidup anggota masyarakat dan untuk mengurangi kemiskinan di
masyarakat tersebut dengan cara yang adil dan berkelanjutan.
c. Pihak B mengakui bahwa Para Pihak akan berpedoman pada Kode Etik Berperilaku dari Pihak
A dalam bentuk sebagaimana terlampir pada Perjanjian ini.
d. Pihak B juga mengakui bahwa, untuk meningkatkan efektivitas dan kesinambungan, Pihak
A dapat mensyaratkan pelaksanaan Rencana Yang Disetujui, dengan mempertimbangkan
pengelolaan dampak sosial Pihak A yang ada, keterlibatan masyarakat dan kebijakan dan
praktek perekrutan dan kontrak masyarakat lokal sehingga pengembangan masyarakat
sejalan dan terintegrasi dengan baik dengan kegiatan operasional Pihak A.
6.2 Komunikasi dan sosialisasi
a. Para Pihak sepakat untuk membentuk sebuah proses komunikasi yang kokoh dengan
anggota masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya sehingga memungkinkan Para
Pihak untuk berkomunikasi melalui cara yang jelas dan transparan mengenai perkembangan
dari pelaksanaan dari Rencana Yang Disetujui. Tujuan Para Pihak adalah untuk
memaksimalkan transparansi, menyebarkan informasi yang akurat, memperbaiki kesalahan
informasi, menjelaskan nilai potensial dari proyek-proyek pembangunan dan mengelola
108
harapan masyarakat. Untuk tujuan ini, protokol komunikasi akan dibuat yang menetapkan
suatu aturan yang disepakati untuk penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk dan dari
Para Pihak dan pemangku kepentingan lainnya dan mencakup etika, kerahasiaan dan
persetujuan yang diperlukan untuk komunikasi internal dan eksternal.
b. Pihak B bertanggung jawab dalam mempersiapkan pengurusan kegiatan-kegiatan promosi
yang sebagaimana mestinya berkaitan dengan Rencana Yang Disetujui, termasuk
pengumuman di media, dan akan memastikan bahwa Pihak A menyetujui seluruh kegiatan
promosi tersebut tersebut sebelum dilakukan.
c. Pendanaan komunikasi dan sosialisasi akan dimasukkan dalam anggaran yang disusun
berdasarkan Perjanjian ini.
6.3 Pengawasan dan evaluasi
Para Pihak akan memasukkan dalam pelaksanaan Rencana Yang Disetujui mereka, suatu proses
untuk memungkinkan setiap proyek pengembangan masyarakat diawasi dan dievaluasi
sepanjang siklus proyek. Proses ini akan memungkinkan partisipasi pemangku kepentingan dan
akan menggabungkan metode pengukuran baik kuantitatif maupun kualitatif dari hasil
pekerjaan dan efektivitasnya. Para Pihak juga akan mengawasi dan mengevaluasi kemajuan
masing-masing mereka dalam mengimplementasikan Rencana Yang Disetujui secara
keseluruhan.
6.4 Konsultasi dengan badan pemerintah
a. Para Pihak akan berkonsultasi dengan otoritas Masyarakat terkait dan badan pemerintah
secara berkala sebagaimana mungkin diperlukan untuk memperoleh data terkini mengenai
kondisi sosial dan ekonomi daerah setempat dan untuk memahami dan menyertakan ke
dalam pekerjaan pengembangan mereka seluruh rencana pemerintah dan prioritas
pembangunan untuk Masyarakat yang terkait. Hal ini mencakup mencari informasi dan
panduan dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (“TNP2K”) dan Tim
Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (“TKPKD”) yang terkait untuk memastikan
bahwa prakarsa pengembangan masyarakat yang diatur dalam Perjanjian ini akan tepat
sasaran, untuk mencapai pengentasan kemiskinan yang berkelanjutan di Masyarakat. Para
Pihak setuju bahwa mereka akan menggunakan setiap informasi dan panduan yang tersedia
untuk mereka dari Basis Data Terpadu TNP2K hanya untuk tujuan pengentasan kemiskinan
dan bukan untuk keuntungan komersial atau tujuan politik.
b. Para Pihak akan berusaha untuk memastikan bahwa pekerjaan mereka tetap berada pada
jalur yang benar untuk mengisi kekosongan atas bantuan-bantuan pemerintah dan sejalan
dengan, dan saling tidak bersaing, tidak menjadi proyek ganda atau menggantikan proyek-
proyek pemerintah.
c. Apabila diyakini tepat dan dapat memperkuat efektivitas pekerjaan pengembangan
Masyarakat yang mereka lakukan, Para Pihak dapat mengadakan perjanjian kerjasama
teknis dengan pemerintah daerah setempat berdasarkan perjanjian tersebut misalnya,
pemerintah daerah membuat komitmen sebagai berikut:
109
(i) bekerja sama dengan Para Pihak;
(ii) menyediakan pendanaan dengan jumlah tertentu yang disetujui dan/atau bentuk
dukungan lainnya untuk pekerjaan yang dilakukan oleh Para Pihak untuk memastikan
bahwa pekerjaan tersebut tetap sesuai dengan waktu dan anggaran;
(iii) mengalokasikan pembiayaan yang diperlukan untuk dukungan tersebut dalam
anggaran pemerintah daerah setempat; dan
(iv) meniru pekerjaan pengembangan masyarakat milik Para Pihak di daerah lain yang
masih dalam yurisdiksi pemerintah daerah tersebut.
d. Para Pihak akan membuat diri mereka memahami ketentuan Undang-Undang Desa
(Undang-Undang No 6 Tahun 2014) dan peraturan pelaksananya (apabila berlaku) dan
dampak dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat ("PNPM") pada Masyarakat, dan
berusaha, jika dimungkinkan dan dibenarkan, untuk menggunakan fasilitator yang
berkompeten dan berpengalaman dari Masyarakat dan membangun proses dan struktur
keikutsertaan yang sudah ada di Masyarakat.
e. Jika terdapat Forum CSR setempat, Para Pihak dapat mempertimbangkan bekerja dengan
Forum CSR tersebut dan dengan badan pemerintah daerah dan dengan perusahaan lain dan
organisasi yang aktif di daerah tersebut untuk berbagi informasi dan mengkoordinasikan
perencanaan dari proyek pengembangan masyarakat yang didukung dengan CSR.
7. KONTRAKTOR DAN PEMASOK
a. Pihak B, sebagai manajer proyek, adalah pihak utama bertanggung jawab untuk pengadaan
kontraktor dan pemasok. Seluruh perikatan dilakukan oleh Pihak B akan dilaksanakan
berdasarkan standar pengadaan yang wajar yang dapat diterima oleh Pihak A.
b. Secara khusus, Pihak B akan melakukan uji tuntas kelayakan terhadap calon kontraktor dan
pemasok sehingga memastikan bahwa mereka dipilih secara hati-hati atas dasar bahwa
mereka berkompeten untuk melakukan pekerjaan atau penyediaan barang dan jasa yang
dibutuhkan, memiliki reputasi yang baik, bebas dari benturan kepentingan atau praktek-
praktek korupsi dan tidak akan membuat Para Pihak atau Rencana Yang Disetujui menjadi
dalam masalah.
Untuk tujuan ini, jika dipersyaratkan oleh Pihak A, kontraktor dan pemasok terkait akan
memberikan kepada Pihak A pernyataan tertulis yang mengkonfirmasikan bahwa syarat ini
telah terpenuhi.
c. Para Pihak mengakui bahwa penunjukan kontraktor dan pemasok dapat tunduk kepada
persyaratan tender yang diatur oleh undang-undang atau kebijakan internal Pihak A (atau,
dalam hal Pihak A adalah Badan Usaha Milik Negara, tunduk kepada persyaratan tender
sebagaimana diatur dalam peraturan Kementerian Badan Usaha Milik Negara). Mereka
menyetujui untuk mematuhi persyaratan tersebut dari waktu ke waktu.
d. Para Pihak akan berusaha menyediakan pekerjaan kepada kontraktor dan pemasok
masyarakat setempat sejauh diperbolehkan berdasarkan kebijakan perekrutan dan
perikatan Pihak A dari waktu ke waktu.
110
e. Pihak B setuju bahwa Pihak A berhak untuk berpartisipasi dalam proses pemilihan dan
membuat keputusan akhir dalam pemilihan seluruh kontraktor dan pemasok apabila nilai
kontrak melebihi [*] Rupiah atau jumlah lain yang disepakati antara pihak dari waktu ke
waktu.
f. Kecuali jika disetujui sebaliknya, semua kontrak akan ditandatangani oleh Pihak B dan
kontraktor atau pemasok. Untuk menghindari keragu-raguan, Pihak B mengakui bahwa ia
tidak berwenang untuk menandatangani kontrak apapun atas nama, atau sebagai agen,
Pihak A.
g. Pihak B akan memastikan bahwa kontraktor dan pemasok yang ditunjuk akan memberikan
jaminan yang tepat dan cukup dan/atau asuransi berkenaan dengan pekerjaan yang
dialihkan kepadanya.
8. ASURANSI
Pihak B setuju untuk memperoleh dan mempertahankan secara terus-menerus sepanjang
jangka waktu Perjanjian ini, polis asuransi yang secara wajar diperlukan untuk ditutup dalam
kaitannya dengan kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan Perjanjian ini dalam
melaksanakan RKM. Pihak B juga mengakui bahwa manfaat dari asuransi (termasuk namun
tidak terbatas kepada uang pertanggungan) adalah untuk kepentingan masyarakat dan
sepanjang dimungkinkan, untuk menutup kerugian yang ditanggung oleh Pihak manapun
terkait dengan objek yang diasuransikan.
9. KEADAAN DILUAR KENDALI PARA PIHAK
Suatu Pihak tidak akan dianggap melanggar Perjanjian ini jika Pihak tersebut gagal untuk
memenuhi kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini (selain kewajiban untuk menyediakan
dana) karena suatu peristiwa yang terjadi atau keadaan yang timbul di luar kendali mereka
secara wajar dan tidak dapat diprediksi. Pihak yang terkena dampak harus mengerahkan upaya
yang wajar dalam mengatasi peristiwa atau keadaan tersebut sehingga dapat melanjutkan
kewajibannya sesegera mungkin. Jika Pihak tersebut tidak dapat melanjutkan kinerjanya dalam
waktu tiga bulan atau pada waktu lain yang disepakati, Pihak lain dapat, namun tidak wajib,
mengakhiri Perjanjian ini.
10. PERNYATAAN
10.1 Pernyataan Pihak A
Pihak A menyatakan kepada Pihak B bahwa:
a. Pihak A didirikan secara sah berdasarkan hukum negara [masukan yurisdiksi pendirian]
_______________________________ dan memiliki dan terus memiliki hak yang sah dan
kekuasaan dan kewenangan secara penuh yang diperlukan untuk menandatangani dan
melaksanakan Perjanjian ini dan untuk melakukan secara penuh kewajibannya berdasarkan
Perjanjian ini;
111
b. Pihak A telah memberikan kepada Pihak B salinan yang benar dari anggaran dasarnya yang
terkini dan lengkap;
c. Perjanjian ini telah ditandatangani dengan benar dan sebagaimana mestinya oleh Pihak A
dan karenanya merupakan kewajiban yang sah dan mengikat Pihak A dan dapat
dilaksanakan terhadap Pihak A sesuai dengan ketentuan-Perjanjian ini;
d. Dana CSR yang akan disediakan untuk proses pelaksanaan berdasarkan Perjanjian ini akan
diberikan secara sah dan sesuai dengan proses kewenangan internal perusahaan; dan
e. dalam melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini tidak akan menimbulkan
benturan kepentingan yang nyata atau potensial atau pelanggaran terhadap setiap
peraturan atau perjanjian dimana ia tunduk pada prinsip kode etik lainnya.
10.2 Pernyataan oleh Pihak B
Pihak B menyatakan kepada Pihak A bahwa:
a. Pihak B didirikan secara sah berdasarkan hukum Republik Indonesia dan memiliki dan terus
memiliki hak yang sah dan kekuasaan dan kewenangan secara penuh yang diperlukan untuk
menandatangani dan melaksanakan Perjanjian ini dan untuk melakukan secara penuh
kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini;
b. Pihak B telah memberikan kepada Pihak A salinan yang benar dari anggaran dasarnya yang
terkini dan lengkap dan persetujuan atas anggaran dasarnya dari Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia Indonesia;
c. Perjanjian ini telah ditandatangani dengan benar dan sebagaimana mestinya oleh Pihak B
dan karenanya merupakan kewajiban yang sah dan mengikat Pihak B dan dapat
dilaksanakan terhadap Pihak B sesuai dengan ketentuan-Perjanjian ini;
d. Pihak B memiliki pengetahuan pengembangan masyarakat, keterampilan dan pengalaman
yang diperlukan dalam melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini termasuk
dalam berurusan dengan masyarakat yang menjadi tujuan (ketika diminta oleh Pihak A,
Pihak B harus memberikan dokumen yang cukup untuk mendukung pernyataan ini); dan
e. dalam melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini tidak akan menimbulkan
benturan kepentingan yang nyata atau potensial atau pelanggaran terhadap setiap
peraturan atau perjanjian dimana ia tunduk pada prinsip kode etik lainnya.
11. PENYELESAIAN SENGKETA
11.1 Prosedur penyelesaian sengketa
Jika timbul sengketa antara Para Pihak yang tidak dapat diselesaikan melalui perundingan
dengan itikad baik (musyawarah mufakat) antara perwakilan yang berwenang dari masing-
masing Para Pihak, maka:
a. sengketa pertama-tama harus diselesaikan oleh manajemen eksekutif yang paling senior
dari masing-masing Pihak A dan Pihak B;
b. jika sengketa tidak dapat diselesaikan oleh manajemen eksekutif senior, salah satu Pihak
dapat meminta seorang independen yang dihormati yang tidak terlibat dalam proses
112
pelaksanaan Rencana Yang Disetujui atau dalam sengketa, dan yang dapat diterima oleh
kedua belah pihak, untuk diangkat sebagai mediator untuk membantu Para Pihak
menyelesaikan sengketa secara damai melalui negosiasi, dan
c. jika sengketa tersebut tidak dapat diselesaikan oleh mediator dalam waktu tiga bulan sejak
pengangkatan mediator atau pada waktu lain yang disepakati oleh Para Pihak, Para Pihak
setuju untuk mengajukan sengketa ke pengadilan __________________ di
_________________.
11.2 Hak ke pengadilan untuk mendapatkan putusan sela
Perjanjian ini tidak menghalangi suatu Pihak untuk ke pengadilan untuk meminta putusan sela
atau penetapan hukum yang penting pada saat kapanpun.
12. PENGAKHIRAN
12.1 Pengakhiran karena pelanggaran
Suatu Pihak dapat mengakhiri Perjanjian ini dengan memberikan pemberitahuan tertulis paling
lambat 7 (tujuh) Hari Kerja sebelumnya kepada Pihak lainnya jika:
a. Pihak lainnya tidak memenuhi kewajibannya yang material berdasarkan Perjanjian ini dan
tidak melakukan perbaikan terhadap kegagalan tersebut dalam waktu satu bulan (atau
periode lain yang ditentukan dalam pemberitahuan) sejak penerimaan pemberitahuan dari
Pihak lain yang mengharuskannya memperbaiki kegagalan tersebut;
b. Pihak lainnya, atau anggota, direktur, manajer, karyawan atau konsultannya, terlibat dalam
tindakan yang dapat mungkin merusak, atau merusak, reputasi suatu Pihak atau
mengancam akan membawa, atau membawa, proses pelaksanaan Rencana Yang Disetujui
ke dalam suatu masalah, atau melakukan tindakan lainnya yang mengakibatkan manfaat
dari Rencana Yang Disetujui tidak dapat dicapai;
c. Pihak lainnya menjadi bangkrut, insolven, sedang dalam proses memperoleh, atau sudah
memperoleh atau dikabulkan, keputusan pengadilan untuk penangguhan kewajiban
pembayaran atau memulai proses likuidasi atau proses lain yang serupa;
d. suatu Pihak dapat menunjukkan alasan yang wajar untuk meyakini bahwa Pihak lainnya,
atau anggota, direktur, manajer, karyawan atau konsultannya, telah melakukan penipuan
atau korupsi, baik yang berkaitan dengan pekerjaan yang dilakukan berdasarkan Perjanjian
ini atau lainnya.
12.2 Pengakhiran berdasarkan penelaahan kinerja
Pihak A dapat, dengan pemberitahuan tertulis paling lambat 7 (tujuh) Hari Kerja sebelumnya
kepada Pihak B, mengakhiri Perjanjian ini, jika, berdasarkan hasil dari setiap penelaahan kinerja
Pihak B, Pihak A memiliki alasan yang wajar untuk meyakini bahwa Pihak B tidak memiliki
standar yang cukup tinggi, kompetensi, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang
dibutuhkan untuk melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini.
113
12.3 Upaya hukum lain tidak terpengaruh
Hak untuk mengakhiri Perjanjian ini berdasarkan Pasal ini merupakan tambahan pada setiap
upaya hukum yang diberikan berdasarkan hukum Indonesia atau hukum yang berlaku lainnya
kepada Pihak yang ingin mengakhiri.
12.4 Akibat pengakhiran
Jika Perjanjian ini diakhiri untuk alasan apapun:
a. dalam waktu satu bulan sejak tanggal pengakhiran, Pihak B harus memberikan kepada Pihak
A laporan akhir yang lengkap dan rinci tentang pekerjaan yang telah dilakukan berdasarkan
Perjanjian ini dan bukti seluruh Dana CSR yang diberikan oleh Pihak A serta telah
dipergunakan oleh Pihak B namun belum diperhitungkan, bersama-sama dengan asli dari
semua dokumen pendukungnya;
b. Pihak B harus memastikan bahwa seluruh atau setiap koresponden, catatan, laporan, faktur,
akun keuangan dan dokumen dan catatan elektronik lain yang asli yang dihasilkan dalam
kegiatan pekerjaan yang dilaksanakan berdasarkan Perjanjian ini diberikan kepada Pihak A
atau disimpan atau diperlakukan sesuai kesepakatan dengan Pihak A;
c. Pihak B dapat menyimpan salinan dokumen-dokumen sebagaimana secara wajar diperlukan
untuk memenuhi persyaratan tata kelola internal dan untuk memungkinkan Pihak B
mendapatkan, untuk tujuan pengembangan kapasitas dan pelatihan, manfaat dari
pembelajaran profesional yang diperoleh melakukan pekerjaannya berdasarkan Perjanjian
ini;
d. Pihak A dan Pihak B harus memastikan bahwa setiap tagihan pihak ketiga yang masih
terhutang terkait dengan proses pelaksanaan Rencana Yang Disetujui telah dibayar;
e. jika diperlukan, Pihak A akan mengganti seluruh pengeluaran yang wajar, hingga tanggal
pengakhiran, yang ditanggung oleh Pihak B sesuai dengan anggaran yang telah disepakati
bersama dengan biaya yang disepakati diantara Para Pihak yang harus merupakan
pengeluaran yang wajar yang diperlukan dalam mengakhiri kegiatan berdasarkan Perjanjian
ini dengan ketentuan pengakhiran dimintakan oleh Pihak A;
f. Pihak B harus mengembalikan Dana CSR yang tidak digunakan untuk Pihak A atau
menggunakannya untuk tujuan yang telah disepakati dengan Pihak A; dan
g. Para Pihak harus memastikan bahwa segala proyek pengembangan yang belum selesai
akibat dari pengakhiran Perjanjian ini diurus secara sebagaimana mestinya sehingga proyek
tersebut tidak berdampak buruk dalam bentuk apapun kepada masyarakat terkait.
12.5 Pengesampingan Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Untuk tujuan pengakhiran Perjanjian ini, Para Pihak secara tegas setuju untuk
mengesampingkan ketentuan Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata sepanjang
bahwa Para Pihak menyetujui untuk tidak meminta persetujuan dari pengadilan atau
mengharuskan Pihak lainnya untuk mendapatkan persetujuan dari pengadilan agar
pengakhiran Perjanjian ini menjadi efektif.
114
13. KERAHASIAAN
13.1 Informasi rahasia
Para Pihak mengakui bahwa selama proses kerjasama berdasarkan Perjanjian ini mereka akan
saling bertukar informasi rahasia. Secara khusus, Pihak B mengakui bahwa Pihak B dapat
diberikan informasi rahasia mengenai bisnis dan keuangan dari Pihak A, termasuk informasi
tentang keterlibatannya dengan Masyarakat dan pemasok dan kontraktor setempat dan
keputusan internalnya terkait dengan kegiatan CSR yang berpotensi dan anggarannya. Syarat
dan ketentuan dalam Perjanjian ini juga diklasifikasikan sebagai rahasia (commercial-in-
confidence).
13.2 Informasi rahasia untuk tetap dirahasiakan
Masing-masing Pihak setuju untuk menjaga rahasia, dan tidak menggunakannya untuk
kepentingannya sendiri atau untuk merugikan Pihak lainnya atas informasi rahasia apapun yang
diungkapkan kepadanya oleh Pihak lainnya. Namun, masing-masing Pihak berhak untuk
mengungkapkan informasi rahasia Pihak lain dalam hal:
a. antara ia dengan konsultan professionalnya;
b. dalam hal Pihak A, antara ia dan anggota lain dari grup perusahaannya;
c. dalam hal Pihak A, terhadap bursa efek manapun dimana peraturan mensyaratkan adanya
pengungkapan rahasia;
d. dalam hal Pihak B, dalam hal Pihak B adalah sebuah organisasi non- pemerintah yang
merupakan bagian dari jaringan organisasi non-pemerintah, antara ia dengan anggota lain
dari jaringan itu, namun hanya apabila pengungkapan tersebut dibutuhkan oleh Pihak B
dalam rangka melakukan kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini; atau
e. sebagaimana dipersyaratkan dalam Undang-Undang
13.3 Kewajiban kerahasiaan akan tetap berlaku dalam hal pengakhiran
Kewajiban kerahasiaan dalam Perjanjian ini akan tetap berlaku setelah tanggal pengakhiran
Perjanjian ini kecuali informasi tersebut tidak lagi menjadi rahasia, bukan karena kesalahan dari
Pihak yang berkewajiban menjaga kerahasiaan.
14. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
14.1 Tidak ada pengalihan Hak Kekayaan Intelektual yang sudah ada sebelumnya
Setiap Hak Kekayaan Intelektual, know-how, hasil, data, penemuan dan informasi yang dimiliki
oleh salah satu Pihak (atau dimiliki oleh pihak ketiga, tetapi salah satu Pihak memiliki hak untuk
mengungkapkan atau men-sub-lisensikan) pada tanggal Perjanjian ini, akan tetap menjadi milik
Pihak tersebut (atau, mungkin, milik pihak ketiga). Tidak ada hak, hak milik atau kepentingan
apapun di atau pada Hak Kekayaan Intelektual milik suatu Pihak yang sudah ada dialihkan oleh
Perjanjian ini.
115
14.2 Kepemilikan Hak Kekayaan Intelektual yang dikembangkan berdasarkan Perjanjian ini
Semua Hak Kekayaan Intelektual, know-how, hasil, data, penemuan dan informasi yang
dikembangkan oleh salah satu Pihak hanya dalam pelaksanaan kewajibannya berdasarkan
Perjanjian ini, dan semua dokumen terkait, catatan elektronik, data, preseden, rencana,
spesifikasi dan materi yang sejenis, kecuali disepakati lain oleh Para Pihak, akan menjadi milik
bersama Para Pihak ketika dipersiapkan atau dibuat, dan harus segera diberitahukan kepada
Pihak lainnya.
14.3 Kewajiban yang tetap berlaku dalam hal pengakhiran
Meskipun terdapat hal-hal yang bertentangan dalam Perjanjian ini, kewajiban masing-masing
Pihak berdasarkan Pasal 14 ini akan tetap berlaku dalam hal pengakhiran Perjanjian ini.
15. ASET LAINNYA
Setelah pengakhiran Perjanjian ini, setiap aset (selain Hak Kekayaan Intelektual) yang telah
dibuat atau diperoleh untuk tujuan pelaksanaan kewajiban dari suatu Pihak berdasarkan
Perjanjian ini akan dialihkan kepada Masyarakat kecuali Para Pihak setuju bahwa akan lebih
baik jika aset tersebut dialihkan ke Pihak B untuk digunakan dalam kegiatan pengembangan
masyarakat yang dilakukan Pihak B dimasa yang akan datang.
16. KETENTUAN UMUM
16.1 Pemberitahuan
Pemberitahuan yang diberikan berdasarkan Perjanjian ini harus dibuat secara tertulis dan
ditulis dalam bahasa Indonesia [dan Inggris]. Pemberitahuan dapat diberikan secara langsung,
dengan pos prabayar tercatat atau melalui fax atau email ke perwakilan yang berwenang ke
alamat yang diberikan di bawah ini (sebagaimana dapat diperbarui oleh suatu Pihak dari waktu
ke waktu secara tertulis). Pemberitahuan dianggap telah diterima pada tanggal pengiriman jika
dikirim melalui fax atau email (kecuali jika dikirim setelah pukul 04:00 sore, yang dalam hal ini
dianggap diterima pada Hari Kerja berikutnya) atau pada tiga Hari Kerja setelah pengiriman jika
dikirim melalui pos prabayar tercatat.
Pihak A:
Nama Perwakilan yang Berwenang:
Alamat:
Kode Pos:
Telepon:
Fax:
Alamat email::
116
Pihak B:
Nama Perwakilan yang Berwenang:
Alamat:
Kode Pos:
Telepon:
Fax:
Alamat email::
16.2 Hubungan Antara Para Pihak
Perjanjian ini tidak menimbulkan suatu hubungan kemitraan atau hubungan kerja atau
keagenan antara Para Pihak. Para Pihak harus memastikan bahwa karyawan mereka tidak
menyatakan bahwa mereka dapat mewakili atau mengikat Pihak lainnya.
16.3 Pengalihan
Suatu Pihak tidak diperbolehkan untuk mengalihkan Perjanjian ini kecuali jika telah
memperoleh persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pihak lainnya.
16.4 Perubahan
Setiap perubahan ketentuan dalam Perjanjian ini harus dilakukan secara tertulis dan
ditandatangani oleh kedua belah Pihak.
16.5 Pengesampingan
Setiap pengesampingan hak-hak berdasarkan Perjanjian ini harus dilakukan secara tertulis dan
ditandatangani oleh Pihak yang memberikan pengesampingan.
16.6 Keseluruhan Perjanjian
Perjanjian ini berisikan seluruh kesepakatan dan perjanjian antara Para Pihak sehubungan
dengan pokok Perjanjian ini dan menggantikan dan membatalkan setiap dan seluruh perjanjian
lisan dan tertulis atau pernyataan sebelumnya termasuk MOU tertanggal _______________
yang ditandatangani oleh Para Pihak sehubungan dengan hal-hal pokok yang terdapat di dan
dalam Perjanjian ini.
16.7 Keterpisahan
Jika terdapat ketentuan dalam Perjanjian ini yang tidak sah, ilegal atau tidak dapat
dilaksanakan, maka dapat dipisahkan tanpa mempengaruhi keberlakuan ketentuan lainnya
dalam Perjanjian ini.
16.8 Bahasa
a. Perjanjian ini dapat ditandatangani dalam format bilingual (Bahasa Inggris-Bahasa
Indonesia). Jika versi Bahasa Indonesia dalam Perjanjian ini belum dipersiapkan, versi
Bahasa Inggris dari Perjanjian ini dapat ditandatangani terlebih dahulu, dan ketika versi
Bahasa Indonesia Perjanjian ini telah tersedia, Para Pihak akan menandatangani
sebagaimana mestinya.
b. Para Pihak setuju bahwa, jika terjadi ketidaksesuaian antara versi Bahasa Indonesia dan
versi Bahasa Inggris dari setiap bagian dalam Perjanjian ini, versi Bahasa Indonesia yang akan
berlaku.]
117
16.9 Rangkap Salinan
Jika Para Pihak menandatangani dua rangkap identik dari Perjanjian ini, rangkap yang
ditandatangani secara bersama-sama merupakan satu dokumen hukum yang sah.
16.10 Hukum yang berlaku
Hukum yang berlaku untuk Perjanjian ini adalah hukum Indonesia.
DENGAN DEMIKIAN masing-masing dari Para Pihak telah menyebabkan Perjanjian Kerjasama
ini ditandatangani oleh para wakil yang diberi wewenang pada tanggal sebagaimana ditetapkan
diatas.
[masukan nama Pihak A]
Nama : _____________
Jabatan : _____________
[masukan nama Pihak B]
Nama : _____________
Jabatan : _____________
118
SCHEDULE SATU
Penjelasan Rinci Atas Prakarsa Pengembangan Masyarakat atau RKM Untuk
Dilaksanakan Berdasarkan Perjanjian Kerjasama ini.
Catatan: Masukan kedalam Schedule Satu ini penjelasan yang rinci mengenai prakarsa pengembangan
masyarakat atau RKM yang akan dilaksanakan oleh Para Pihak berdasarkan ketentuan-ketentuan dari
Perjanjian Kerjasama ini, Setiap rencana, analisa kerangka kerja logis (LFA) atau perangkat
perencanaan yang berorientasi pada tujuan lainnya seperti ZOPP (Objectives-oriented Project
Planning) untuk prakarsa pengembangan masyarakat yang direncanakan dan dokumen pendukung
lainnya untuk prakarsa pengembangan masyarakat yang disetujui juga harus dilampirkan pada semua
salinan dari Perjanjian Kerjasama yang telah ditandatangani pada akhir semua Schedule..
119
SCHEDULE DUA
Penelaahan Kinerja
Catatan: Sebutkan dalam Schedule ini tanggal dimana penelaahan terhadap kinerja akan dilakukan
(biasanya dua kali setahun) dan juga uraian proses penelaahan kinerja, dengan indikasi kinerja yang
diharapkan.
120
SCHEDULE TIGA
Dukungan yang Disetujui atas Pengembangan Kemampuan Pihak B
121
SCHEDULE EMPAT
Perangkat Pengembangan Masyarakat
Catatan: Perangkat yang dicantumkan dibawah ini hanya merupakan saran saja. Anda perlu
mempertimbangkan yang mana dari perangkat ini atau perangkat lainnya yang memungkinkan Para
Pihak untuk bekerja dalam melaksanakan prakarsa pengembangan masyarakat yang efektif dan
berkelanjutan.
Para Pihak dapat menggunakan seluruh atau sebagian dari perangkat pengembangan masyarakat
dibawah ini, yang mereka yakini tepat dari waktu ke waktu.
• Pemetaan Masyarakat atau perangkat partisipasi lainnya yang memungkinkan anggota masyarakat
untuk memetakan tata letak fisik Masyarakat mereka dan berbagi pengetahuan mereka mengenai
keahlian mereka atas anggota dan jaringan masyarakat.
• Analisa dari berbagai lembaga yang memiliki fungsi didalam, atau mempengaruhi, masyarakat,
untuk mengidentifikasi pemimpin/kepala Masyarakat yang resmi dan tradisional saat ini, proses
pengambilan keputusan dan koneksi pengadaan jasa.
• Analisa risiko untuk mengidentifikasi risiko terhadap proses perencanaan, termasuk konflik dan
perselisihan yang nyata atau mungkin timbul di dalam masyarakat dan komunitas sekitarnya yang
mungkin perlu dipertimbangkan dalam proses perencanaan.
• Analisa pemangku kepentingan untuk mengidentifikasi orang-orang dalam masyarakat dan dalam
konteks yang lebih luas yang memiliki kepentingan yang sah dalam proses perancangan.
• Analisa sosial-ekonomi masyarakat dalam konteks yang lebih luas untuk mengumpulkan data
pokok mengenai permasalahan yang perlu menjadi fokus.
• Kartu Penilaian Masyarakat untuk membantu pemberdayaan anggota masyarakat untuk
mengawasi proses perancangan dan menyediakan instrumen akuntabilitas untuk Para Pihak.
122
SCHEDULE LIMA
Anggaran dan Jadwal Pembayaran dan Jadwal Kegiatan Awal yang Disetujui
Catatan: Pada saat mempersiapkan anggaran dan jadwal pembayaran, pertimbangkan, antara lain,
permasalahan sebagai berikut:
1. Anggaran harus mencakup sejumlah biaya untuk menutupi biaya manajemen tidak langsung dan
biaya administrasi Pihak B serta untuk menutupi biaya langsung atas pelaksanaan kewajibannya
berdasarkan Perjanjian Kerjasama ini.
2. Pihak B mungkin memerlukan dana dimuka, setelah penandatanganan dari Perjanjian Kerjasama
ini, dalam rangka untuk mengerahkan karyawan dan sumber daya lainnya dalam melaksanakan
perannya sebagai manajer proyek. Jika demikian, jadwal pembayaran harus memperbolehkan hal
ini.
3. Untuk memungkinkan adanya transparansi dan akuntabilitas dan tidak adanya pencampuran dana,
didalam jadwal pembayaran harus ditetapkan mengenai penyediaan dana dimuka untuk Pihak B
sehubungan dengan kewajibannya untuk melakukan pembayaran.
4. Adalah merupakan hal yang lazim bagi Pihak A untuk menahan pembayaran dari pembayaran akhir
yang dijadwalkan hingga Pihak B dapat memberikan laporan akhir yang memuaskan dan bukti dana
pada akhir proyek.
5. Anggaran harus mencakup rujukan terhadap kontribusi dalam bentuk barang, non-moneter yang
akan diberikan oleh Pihak A dalam mendukung pekerjaan dari Para Pihak berdasarkan Perjanjian
Kerjasama ini.
6. Schedule ini juga harus mencakup Jadwal Kegiatan yang menguraikan mengenai penyerahan dan
KPI dan aspek lain dari pekerjaan yang harus dilakukan berdasarkan Perjanjian Kerjasama ini.
123
Lampiran ‘A’ - Rencana Kegiatan Masyarakat dan/atau dokumen perencanaan terkait lainnya
Lampiran ‘B’ - Kode Etik Berperilaku Pihak A
124
LAMPIRAN 5
PENJELASAN ATAS PRESEDEN PERJANJIAN KERJA SAMA PELAKSANAAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT YANG DIDUKUNG CSR
(versi lengkap)
125
Pendahuluan
Ulasan berikut ini menjelaskan secara ringkas cara menggunakan versi lengkap dokumen preseden
Perjanjian Kerja Sama Pelaksanaan Pengembangan Masyarakat.
Perjanjian ini dirancang sebagai perangkat pengetahuaan yang praktis guna memfasilitasi pelaksanaan
yang efektif atas rencana yang telah disepakati untuk kegiatan Pengembangan Masyarakat Indonesia
yang didukung CSR.
Perjanjian ini dimaksudkan terutama untuk digunakan sebagai dasar dalam mempersiapkan perjanjian
yang mengikat antara:
• suatu perusahaan, atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN); dan
• suatu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) nirlaba yang terdaftar dan memiliki keahlian
dalam Pengembangan Masyarakat,
yang menawarkan kerja sama dalam pelaksanaan rencana Pengembangan Masyarakat yang didukung
CSR yang telah disepakati.
TNP2K berharap bahwa tersedianya dokumen preseden dapat mendorong perusahaan dan BUMN
untuk bekerja sama dengan LSM dalam melaksanakan Pengembangan Masyarakat yang tepat sasaran
dan berpotensi mengurangi kemiskinan masyarakat Indonesia secara berkelanjutan.
Preseden Perjanjian juga dapat berguna bagi:
• organisasi filantropis yang memberikan kontribusi dana untuk Pengembangan Masyarakat
dari sumber lain selain CSR; dan
• organisasi yang terlibat dalam pemberian bantuan terhadap korban bencana di Indonesia
yang perlu segera mendokumentasikan ketentuan yang akan disepakati mengenai
bagaimana mereka akan secara bersama-sama berkontribusi dalam melaksanakan rencana
bantuan sosial yang telah disepakati pada masyarakat yang terkena dampak bencana.
Catatan penting dalam mencari nasihat hukum
Merupakan hal yang penting bagi para pihak untuk mendapatkan nasihat hukumnya sendiri sebelum
menandatangani perjanjian apapun yang mengikat secara hukum berdasarkan preseden Perjanjian
guna memastikan bahwa seluruh hak dan kepentingan hukumnya benar-benar terlindungi.
Selanjutnya, para pihak juga harus memastikan bahwa penandatanganan suatu kontrak yang
didasarkan pada dokumen Perjanjian yang dijadikan preseden ini dalam hal apapun tidak
bertentangan dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sebagai contoh, dana
yang digunakan untuk Pengembangan Masyarakat tidak boleh bersumber dari aktivitas yang melawan
hukum atau pencucian uang atau yang bertentangan dengan peraturan lainnya yang secara khusus
berlaku terhadap para pihak dikarenakan status dan/atau aktivitas bisnis mereka.
Pernyataan Pengecualian Hukum
Harap diperhatikan bahwa pernyataan pengecualian hukum (legal disclaimer) penting yang tertera di
balik sampul laporan yang memuat dokumen ini sebagai lampiran turut berlaku bagi versi lengkap
maupun ringkas dokumen preseden Perjanjian Kerja Sama dan Penjelasan ini.
126
Isi dokumen preseden Perjanjian Kerja Sama
Perjanjian yang dimuat berisi cara-cara yang disarankan dalam mengatur hak dan kewajiban para
pihak serta proses berikutnya yang akan ditempuh para pihak dalam mewujudkan kerja sama dalam
melaksanakan kegiatan Pengembangan Masyarakat.
Meskipun Perjanjian tersebut berusaha menciptakan keseimbangan antara kepentingan para pihak
yang mungkin berbeda, para pihak tetap harus cermat dalam mempertimbangkan apakah ketentuan
yang terdapat dalam Perjanjian tersebut telah adil dan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan mereka.
Perjanjian tersebut tidak boleh digunakan sebagai preseden yang kaku. Perjanjian tersebut sebaiknya
digunakan sebagai panduan dan harus selalu diubah seperlunya untuk merefleksikan keadaan yang
sebenarnya.
Harap diperhatikan bahwa Perjanjian dalam keseluruhan isinya mengacu pada Pihak A dan Pihak B,
namun Anda bebas menggantinya dengan nama para pihak atau menggunakan istilah ‘Perusahaan’
dan ‘LSM’ apabila dihendaki.
Paragraf-paragraf berikut ini dirancang untuk membantu Anda memahami tujuan dari masing-masing
ketentuan dalam dokumen preseden dan mendorong Anda mempertimbangkan apakah ketentuan
tersebut telah sesuai dengan kebutuhan Anda ataukah masih perlu diubah atau dihapus.
Harap diingat bahwa Anda mungkin perlu menyusun dan menyisipkan ketentuan baru untuk
memasukkan isu-isu yang belum tercakup dalam dokumen preseden Perjanjian yang tetap harus
dimasukkan guna memenuhi kebutuhan dan keadaan tertentu para pihak.
Nomor-nomor berikut mengacu pada nomor pada Pasal dan Bagian dalam preseden Perjanjian.
1. PARA PIHAK, LATAR BELAKANG, DAN DEFINISI
Apakah para pihak merupakan badan hukum?
Para Pihak wajib merupakan badan hukum apabila mereka ingin menggunakan preseden Perjanjian
untuk membuat perjanjian yang mengikat secara hukum.
Apabila sebuah organisasi kemasyarakatan bukan merupakan badan hukum yang terdaftar,
organisasi tersebut tetap dapat menggunakan preseden Perjanjian sebagai sumber pemikiran dan
bahasa bagi suatu dokumen yang lebih tidak formal, tidak mengikat secara hukum, yang
menguraikan maksud dari organisasi tersebut dan suatu Perusahaan untuk bekerja sama dalam
kegiatan Pengembangan Masyarakat yang didukung dana CSR.
Apakah ada hukum CSR yang berlaku?
Bagian latar belakang harus mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia
yang mewajibkan perusahaan melakukan kegiatan dan mengeluarkan dana CSR sehingga terdapat
kejelasan akan kewajiban hukum apa saja yang harus dipenuhi oleh Perusahaan tersebut. Apabila
tidak ada aturan hukum yang berlaku mengenai CSR, hapuslah referensi mengenai peraturan
perundang-undangan.
Definisi dan Interpretasi
Periksalah apakah definisi yang ada sudah sesuai dengan kebutuhan Anda. Tambahkan definisi baru
untuk setiap istilah yang akan banyak digunakan dalam dokumen tersebut agar lebih mudah dibaca.
127
Bagian tentang interpretasi menjelaskan bahwa judul yang tertera (meskipun membantu pembaca)
tidak memiliki signifikansi hukum dalam menginterpretasikan dokumen dimaksud, dan bahwa kata-
kata tertentu akan secara hukum diinterpretasikan dengan turut mencakup kata-kata lainnya.
2. PERJANJIAN UNTUK BEKERJA SAMA
Para Pihak yang akan bekerja sama untuk melaksanakan perencanaan Pengembangan Masyarakat
yang telah disepakati
Bagian 2.1 dan 2.2 mengatur tentang kesepakatan yang mendasar dari para Pihak untuk bekerja sama
sesuai dengan ketentuan dalam Perjanjian. Lampiran pertama menguraikan deskripsi lengkap atas
kegiatan Pengembangan Masyarakat atau Rencana Tindakan Masyarakat (CAP) yang disepakati,
termasuk salinan Kerangka Analisis Logika (LFA) terkait atau perangkat perencanaan dan analisis
lainnya. Seluruh dokumen perencanaan yang terkait perlu dilampirkan pada Perjanjian yang
ditandatangani.
Apabila kegiatan yang dilakukan tidak melibatkan CAP, maka referensi terhadap CAP hendaknya
digantikan dengan referensi terhadap kegiatan yang terkait.
Jangka waktu Perjanjian
Masukkan tanggal yang dimaksudkan menjadi tanggal dimulainya dan diakhirinya Perjanjian pada
Bagian 2.3.
Tinjauan kinerja
Akan lebih baik apabila tanggal dan rincian tinjauan kinerja, aspek kinerja yang akan dinilai, dan
ekspektasi Perusahaan terhadap standar kerja yang harus dipenuhi oleh staf LSM telah disepakati dari
awal dan dibuat secara tertulis sebagai panduan bagi LSM. Panduan ini dapat dimasukkan sebagai
Lampiran Dua.
Apakah Anda bermaksud untuk mengikatkan diri secara hukum melalui Perjanjian?
Apabila Anda menggunakan preseden Perjanjian sebagai dasar bagi perjanjian yang tidak terlalu
formal dan tidak mengikat secara hukum, hapuslah Bagian 2.5
3. PERAN PERUSAHAAN
Menyediakan dana CSR
Perusahaan sepakat untuk membayarkan dana CSR sesuai dengan anggaran dan jadwal pembayaran
yang disepakati ke rekening bank yang khusus dibuat oleh LSM untuk menampung dana tersebut. Para
Pihak wajib menyiapkan jadwal pertama dan memasukkannya ke dalam Lampiran Tiga pada
Perjanjian. Harap diperhatikan bahwa jadwal tersebut dapat diubah dari waktu ke waktu guna
merefleksikan perubahan situasi, namun hanya apabila kedua belah pihak menyepakati perubahan
tersebut.
Menyediakan dukungan terhadap kegiatan peningkatan kapasitas LSM
Adalah penting bagi LSM untuk menghadirkan kemampuan profesional yang kompeten sekaligus
pengetahuan terkini di bidang Pengembangan Masyarakat dalam kemitraan CSR. Selain itu LSM perlu
memiliki kemampuan manajerial dan administratif yang baik. Memperkuat LSM yang bekerja di
masyarakat dalam aspek-aspek tersebut sudah dengan sendirinya merupakan bentuk Pengembangan
128
Masyarakat yang berkelanjutan, karena manfaat akan mengalir ke masyarakat hingga ke kegiatan-
kegiatan pembangunan di masa mendatang yang dilakukan oleh LSM.
Menyadari kesulitan yang dihadapi LSM dalam memperoleh dana untuk membantu staf mereka
mengikuti pelatihan, konferensi, dan kegiatan pengembangan kapasitas lainnya, Perjanjian
memandang bahwa Perusahaan dapat menyediakan pendanaan tambahan sebagaimana diperlukan
agar LSM dapat mengembangkan kapasitasnya dalam hal/cara yang akan bermanfaat bagi kerja sama
mereka. Perusahaan juga dapat memutuskan untuk menawarkan mentoring, pelatihan usaha, dan
memberikan dokumen template dan pelatihan dalam hal pelaporan dan pembukuan catatan
keuangan, bila dianggap sesuai – yang kesemuanya akan meningkatkan standar kerja LSM dan
efektivitas penanaman dana yang dilakukan Perusahaan berdasarkan Perjanjian Kerjasama. Jenis
dukungan yang telah disepakati dari awal dapat dimasukkan di Lampiran Empat.
Menyediakan sarana/sumber daya lainnya
Meskipun Perjanjian memandang bahwa LSM akan mengambil peran sebagai manajer proyek untuk
kegiatan para pihak (lihat Pasal 4 di bawah), Perusahaan sepakat, sebagaimana dimaksud dalam
Bagian 3.4 dan 3.5, untuk mengkontribusikan manfaat penuh dari pengetahuan, kecakapan, dan
pengalaman mereka dari segi teknis dan bisnis untuk kegiatan perencanaan, serta mengalihkan
kecakapan mereka sejauh dimungkinkan, terutama apabila hal tersebut dapat membantu masyarakat
untuk mempertahankan aset yang telah dibuat oleh para Pihak. Akan lebih membantu apabila
ditambahkan rincian lanjutan dalam Bagian ini untuk menggambarkan bentuk bantuan teknis yang
sesungguhnya yang akan diberikan oleh Perusahaan.
Menyediakan pengeluaran dalam bentuk lain
Bagian 3.6 membolehkan Perusahaan memberikan bantuan dalam bentuk selain uang tunai terhadap
kegiatan bersama Para Pihak.
Rencana keamanan
Di lokasi yang masyarakatnya terkena dampak konflik, Perusahaan akan bertanggung jawab untuk
bekerja sama dengan LSM dalam melakukan pengaturan keamanan yang sesuai demi memastikan
keamanan pegawai dan kontraktor selama berlangsungnya kegiatan perencanaan.
Upaya mencegah atau menyelesaikan sengketa masyarakat
Perusahaan akan mengemban tanggung jawab utama dalam mencegah dan menyelesaikan sengketa,
baik yang sedang terjadi maupun yang mungkin timbul di masyarakat. LSM sepakat untuk memberikan
bantuan apabila diperlukan.
4. PERAN LSM
Bertindak sebagai manajer proyek
LSM, dengan menerapkan standar profesional dalam pekerjaannya, akan bertindak sebagai manajer
proyek. Lampiran Lima menguraikan perangkat Pengembangan Masyarakat yang profesional yang
dapat diterapkan.
Catatan, laporan, persetujuan, dan lain-lain
Pasal 4 menguraikan tanggung jawab LSM dalam menyiapkan dan mengelola catatan dan laporan,
melaporkan perkembangan, mengelola anggaran dan jadwal dan pembayaran kepada pihak ketiga,
mengelola perangkat perencanaan, serta mendapatkan persetujuan dan aset yang diperlukan.
129
Jumlah dana CSR yang akan dialokasikan untuk kegiatan yang berdasarkan pada Perjanjian harus
dimasukkan pada Bagian 4.6(d). Anggaran awal dan jadwal pembayaran yang telah disepakati harus
dimasukkan pada Lampiran Tiga.
LSM perlu menyiapkan rekening bank khusus untuk menerima dana CSR yang dibayarkan oleh
Perusahaan. Tujuan rekening ini adalah untuk memastikan bahwa dana CSR dari perusahaan tidak
tercampur dengan dana umum LSM atau dana dari pihak lain. Hal ini membantu menciptakan
transparansi dan akuntablitas dalam pengelolaan keuangan LSM.
Para Pihak wajib memasukkan dalam anggaran dana untuk mencakup biaya tidak langsung dan
pengeluaran operasional tambahan dari sisi administrasi LSM. Komponen anggaran ini dapat, namun
tidak harus, dinyatakan sebagai biaya manajemen. Jumlah yang dialokasikan untuk tujuan ini akan
tergantung dari negosiasi dan hendaknya mencerminkan nilai yang realistis dari besarnya biaya tidak
langsung yang dapat ditimbulkan LSM untuk menjalankan kegiatan operasionalnya menurut standar
profesional sembari melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian.
5. TATA KELOLA YANG BAIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Proses pengambilan keputusan
Akan sangat membantu apabila suatu proses pengambilan keputusan dapat dirancang agar mampu
mendorong tumbuhnya kepercayaan seiring dengan jalannya kegiatan. Proses ini harus
memungkinkan pengambilan keputusan yang efektif dan sewaktu secara transparan dan akuntabel.
Bagian 5.1 menguraikan suatu proses yang disarankan, yaitu perwakilan para pihak dari berbagai
tingkatan dapat bertemu pada interval waktu yang berbeda dan meninjau kembali pengambilan
keputusan. Proses yang disarankan turut mencakup:
Orang-orang yang terlibat dalam perencanaan sehari-hari bertemu setidaknya dua kali
seminggu.
Orang-orang tersebut bertemu dengan atasan langsung masing-masing setidaknya sekali
seminggu.
Semua orang dari pertemuan mingguan tersebut bertemu dengan manajer tingkat yang lebih
tinggi yang bersangkutan serta dengan setiap pemangku kepentingan lainnya yang terkait
setidaknya sekali setiap bulan.
Bagian 5.1 menunjukkan bahwa kebiasaan di Indonesia ialah untuk suatu keputusan dibuat
berdasarkan mufakat, alih-alih berdasarkan pengambilan suara yang dihitung sebagai persentase
tertentu.
Merupakan hal yang penting bagi terlaksananya tata kelola yang baik apabila seluruh keputusan
didokumentasikan dan bahwa notulensi keputusan tersebut diedarkan untuk dikomentari, ditinjau,
diubah bila perlu, dan ditandatangani apabila telah sesuai.
Bagian 5.1 memberikan keleluasaan dalam hal mengadakan rapat. Bilamana perlu, hal ini patut diubah
untuk mencerminkan preferensi para pihak.
Komitmen untuk berperilaku etis
Bagian 5.2 berisi komitmen untuk berperilaku etis dan menekankan pentingnya pelatihan dan
memonitor staf dalam kaitannya dengan perilaku etis.
130
Konflik Kepentingan
Apabila salah satu pihak terpengaruh oleh konflik kepentingan, pihak tersebut wajib menghilangkan
atau menyelesaikan konflik tersebut sesegera mungkin sehingga tidak mengakibatkan kerusakan
reputasi dari pihak manapun, dan bahwa kerja sama mereka tidak terkena dampak buruk dengan
adanya konflik tersebut.
Kepatuhan terhadap hukum
Para Pihak wajib mematuhi ketentuan hukum yang berlaku. Apabila Perusahaan ataupun LSM
memiliki hubungan internasional, maka yang dimaksud sebagai hukum yang berlaku juga dapat
mencakup hukum negara asing yang terkait dengan hal-hal seperti korupsi, privasi, atau perlindungan
anak. Isu ini perlu dijajaki selama negosiasi sehingga jelas bagi kedua belah pihak mengenai hukum
apa yang berlaku bagi kegiatan mereka.
6. PROSES PELAKSANAAN
Standar kerja
Pasal 6 mewajibkan para pihak untuk menggunakan prinsip dan praktik Pengembangan Masyarakat
yang profesional dalam kegiatan mereka dan mengupayakan Pengembangan Masyarakat yang
berbasis bukti yang dapat secara merata dan berkelanjutan mengurangi tingkat kemiskinan di
masyarakat.
Proses komunikasi dan sosialisasi
Bagian 6.2 mengharuskan dibentuknya proses komunikasi dan sosialisasi yang kuat, serta
membebankan kepada LSM tanggung jawab untuk mengatur dan melaksanakan komunikasi publik,
sepanjang mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Perusahaan.
Monitoring dan Evaluasi
Mengingat pentingnya mengukur efektivitas kerja sama Anda, Bagian 6.3 mengatur mengenai
memasukkan bagian tentang monitoring dan evaluasi ke dalam rencana Anda. Bagian ini dapat
diperluas guna memberikan rincian tambahan apabila diperlukan.
Pemerintah
Bagian 6.4 membahas tentang isu memahami rencana dan prioritas pembangunan Pemerintah bagi
masyarakat yang relevan, sehingga Anda dapat memastikan bahwa apa yang Anda lakukan
melengkapi dan mendukung, namun tidak menggantikan, upaya-upaya Pengembangan Masyarakat
yang didanai Pemerintah.
Pertimbangkan seluruh sarana/sumber daya yang mungkin dapat ditawarkan oleh Kementerian
maupun instansi Pemerintah lainnya yang dapat membantu kegiatan Anda. Secara khusus,
manfaatkan informasi dan panduan yang tersedia dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan (TNP2K) dan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) yang sesuai
guna memastikan bahwa upaya Anda akan tepat sasaran demi mencapai penanggulangan kemiskinan
yang berkelanjutan pada masyarakat yang terkait.
Pertimbangkan apakah Anda perlu membuat perjanjian kerja sama teknis dengan instansi pemerintah
yang sepakat untuk bekerja sama dengan Anda. Ada banyak aturan hukum terkait proses
penganggaran dan pendanaan pemerintah yang mungkin akan berlaku apabila Anda memilih untuk
131
melakukan kerja sama dengan pihak instansi pemerintah, dan Anda perlu mencari nasihat hukum
untuk hal-hal tersebut sebelum menandatangani perjanjian apapun dengan instansi pemerintah.
Apabila terdapat Forum CSR yang aktif di wilayah kerja Anda, kerja sama dengan forum tersebut bisa
jadi memberikan manfaat bagi Anda, khususnya dalam mengidentifikasi ketimpangan dalam
kebutuhan pembangunan dan potensi melakukan sinergi dengan kegiatan-kegiatan lain yang juga
didanai oleh CSR perusahaan lainnya maupun dengan program-program pembangunan pemerintah.
Bekerja sama dengan Forum CSR juga dapat membantu Anda mengidentifikasi berbagai pelajaran
yang diperoleh dari kegiatan Pengembangan Masyarakat sebelumnya di wilayah tersebut, sekaligus
mencegah Anda mengulangi kesalahan yang sama.
7. KONTRAKTOR DAN PEMASOK
Dalam Pasal 7, LSM diberikan tanggung jawab mengadakan kontraktor dan pemasok serta membuat
kontrak secara langsung dengan mereka. LSM berkomitmen untuk melakukan praktek pengadaan
yang baik yang juga sesuai dengan persyaratan tender yang didasarkan pada kebijakan pengadaan
Perusahaan, atau sebagaimana dipersyaratkan oleh hukum. Sebagai contoh, Badan Usaha Milik
Negara harus tunduk pada peraturan yang mengatur mengenai persyaratan tender.
Sepanjang dimungkinkan, LSM sepakat mendahulukan kontraktor dan pemasok lokal.
Terdapat ketentuan yang menyatakan bahwa Perusahaan perlu memberikan persetujuan atas
keputusan pengadaan yang dibuat LSM apabila nilai kontrak tersebut melebihi batas tertentu. Para
Pihak perlu menyepakati dan memasukkan ambang batas nilai kontrak ini di Bagian 7(f).
8. ASURANSI
LSM akan bertanggung jawab untuk memperoleh polis asuransi yang disepakati. Apabila Perusahaan
tidak mengharuskan LSM untuk melakukan hal ini, Pasal 8 dapat dihapus.
9. PERISTIWA DI LUAR KENDALI PARA PIHAK
Salah satu pihak tidak akan dianggap melanggar Perjanjian apabila pihak tersebut tidak dapat
melaksanakan kewajibannya dikarenakan peristiwa yang ada di luar kendalinya. Pengecualian
terhadap hal ini tidak berlaku untuk kegagalan Perusahaan membayar dana CSR yang telah disepakati.
Pasal 9 membolehkan salah satu pihak mengakhiri Perjanjian apabila pihak lainnya tidak mampu
melaksanakan kewajibannya selama lebih dari 3 bulan (atau jangka waktu lain sebagaimana
disepakati) dikarenakan peristiwa yang terjadi di luar kendali pihak yang terkena dampak.
Akan tetapi pihak yang tidak terkena dampak tidak berkewajiban mengakhiri Perjanjian. Pihak
tersebut dapat menunggu lebih lama dari jangka waktu yang disepakati agar pihak lainnya dapat
melanjutkan kewajibannya.
Para Pihak hendaknya mempertimbangkan apakah jangka waktu tiga bulan telah sesuai atau apakah
jangka waktu lain akan lebih sesuai untuk keadaan mereka.
132
10. PERNYATAAN
Masing-masing pihak wajib melakukan pengecekan guna memeriksa reputasi dan kemampuan pihak
lainnya sebaik mungkin sebelum mereka memasuki tahap negosiasi Perjanjian. Pasal 10 menyediakan
pernyataan resmi dari para pihak mengenai status hukum, kapasitas hukum untuk melangsungkan
kontrak, dan kemampuan untuk melaksanakan kewajiban mereka berdasarkan Perjanjian tanpa
menimbulkan konflik kepentingan atau pelanggaran terhadap peraturan atau prinsip-prinsip etika.
11. PENYELESAIAN SENGKETA
Prosedur penyelesaian sengketa
Apabila timbul suatu sengketa di antara para pihak yang tidak dapat diselesaikan oleh pihak
manajemen senior, Pasal 11 menyatakan bahwa sengketa tersebut dapat dirujuk untuk diselesaikan
melalui mediasi oleh seseorang yang independen dan dihormati. Apabila mediasi gagal, para Pihak
sepakat untuk merujuk sengketa tersebut untuk diselesaikan di pengadilan pada wilayah hukum yang
berwenang.
Tidak terpengaruhnya hak untuk meminta putusan yang bersifat mendesak dari pengadilan
Prosedur yang dinyatakan di atas tidak menghentikan para pihak untuk sewaktu-waktu memintakan
putusan yang bersifat mendesak dari pengadilan.
12. PENGAKHIRAN
Pengakhiran karena pelanggaran
Pasal 12 menguraikan beberapa alasan MOU dapat dibatalkan. Secara ringkas, alasan-alasan tersebut
yaitu:
pelanggaran kewajiban kontraktual;
tindakan yang berpotensi merugikan pekerjaan para pihak;
keadaan insolvensi;
perbuatan korup; atau
perusahaan mempunyai alasan yang masuk akal untuk beranggapan, berdasarkan hasil dari
tinjauan kinerja, bahwa LSM tidak memiliki kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan
kewajibannya.
Hak atas upaya hukum lainnya tidak terpengaruh
Pihak yang mengakhiri Perjanjian dikarenakan pelanggaran berdasarkan Pasal 12 tidak kehilangan hak
atas upaya hukum lainnya yang mungkin dimilikinya berdasarkan hukum Indonesia.
Akibat pengakhiran
Bagian 12.4 menguraikan akibat dari pengakhiran, termasuk kebutuhan para pihak untuk
menyelesaikan urusan yang terutang antara mereka dan dengan kontraktor dan pemasok pihak ketiga
serta mengakhiri pekerjaan mereka. Perusahaan akan mendanai biaya pengakhiran yang wajar yang
dikeluarkan LSM.
133
LSM wajib memberikan Perusahaan laporan akhir dan laporan pertanggungjawaban atas
pengeluarkan, serta menyelesaikan dengan baik laporan dan catatan sebagaimana disepakati dengan
Perusahaan.
Bagian ini membolehkan LSM menyimpan salinan dokumen yang diperlukan untuk tujuan tata kelola
internal dan dokumen yang memungkinkan LSM untuk tetap menikmati manfaat dari pembelajaran
profesional.
Dana CSR yang tidak digunakan wajib dikembalikan kepada Perusahaan kecuali apabila Perusahaan
sepakat bahwa LSM dapat menggunakannya untuk tujuan lain.
Pengesampingan Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia
Para pihak sepakat untuk mengesampingkan hak mereka untuk memohon Pengadilan untuk
menyetujui pengakhiran Perjanjian.
13. KERAHASIAAN
Informasi Rahasia
Bagian 13.1 merupakan pengakuan dari kedua belah pihak bahwa mereka dapat saling bertukar
informasi rahasia. Sebagai contoh, LSM dapat mengetahui informasi rahasia tentang urusan bisnis dan
keuangan Perusahaan.
Informasi Rahasia wajib dijaga kerahasiaannya
Masing-masing pihak sepakat untuk menjaga kerahasiaan setiap informasi rahasia yang diberikan
kepadanya dan tidak menggunakan informasi tersebut untuk kepentingan pribadi atau untuk
merugikan pihak lain. Akan tetapi ada pengecualian yang diberikan, termasuk hak LSM untuk
mengungkapkan informasi rahasia tersebut sebagai sebuah informasi rahasia (tertutup) bagi jaringan
masyarakat sipil yang mana LSM tersebut merupakan anggota, dan pengungkapan tersebut
diperlukan untuk memungkinkannya melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian.
Informasi rahasia tidak dipengaruhi oleh pengakhiran
Adalah penting untuk dimengerti bahwa Bagian 13.3 memiliki pengertian bahwa kewajiban
kerahasiaan tidak akan dipengaruhi oleh pengakhiran Perjanjian untuk jangka waktu yang tidak
terbatas.
14. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
Tidak ada pengalihan atas Hak Kekayaan Intelektual yang telah ada
Hak Kekayaan Intelektual adalah istilah yang sudah memiliki definisinya sendiri.
Bagian 14.1 menyatakan bahwa Hak Kekayaan Intelektual dari masing-masing pihak yang telah ada
tidak akan dialihkan kepada pihak lainnya saat para pihak menandatangani Perjanjian. Hak yang telah
ada tersebut akan tetap pada pihak yang memiliki.
Kepemilikan Hak Kekayaan Intelektual yang dihasilkan berdasarkan Perjanjian Kerja Sama
Namun demikian, Hak Kekayaan Intelektual yang dihasilkan oleh masing-masing pihak dalam
pelaksanaan tugasnya berdasarkan Perjanjian akan menjadi milik bersama kedua belah pihak. Dengan
demikian, pihak yang mana hak tersebut berasal wajib segera mengemukakan informasi tentang hal
tersebut kepada pihak lainnya. Apabila Anda tidak ingin menggunakan pengaturan ini, ketentuan ini
134
dapat diubah untuk memasukkan pengaturan yang Anda sepakati mengenai kepemilikan hak atas
kekayaan intelektual yang diciptakan selama kegiatan bersama para pihak yang berdasarkan
Perjanjian.
Kewajiban yang tidak terpengaruh pengakhiran
Kewajiban untuk mengemukakan Hak Kekayaan Intelektual yang dimiliki bersama tidak akan
terpengaruh oleh pengakhiran Perjanjian untuk jangka waktu yang tidak terbatas.
15. ASET LAINNYA
Pasal 15 menyatakan bahwa, apabila dan pada saat Perjanjian diakhiri, aset selain daripada kekayaan
intelektual akan dialihkan kepada masyarakat dengan siapa para pihak bekerja, kecuali apabila
Perusahaan dan LSM sepakat bahwa LSM dapat memanfaatkan aset tersebut dengan lebih baik.
16. KETENTUAN UMUM
Pemberitahuan
Bagian 16.1 menguraikan bagaimana masing-masing pihak hendaknya berkomunikasi dengan pihak
lainnya serta memuat rincian alamat.
Hubungan antara para pihak
Pasal 16.2 menyatakan dengan jelas bahwa para pihak tidak membentuk kerja sama secara hukum
atau hubungan ketenagakerjaan atau keagenan melalui kerja sama yang berdasarkan ketentuan
Perjanjian.
Adalah penting bahwa karyawan masing-masing pihak tidak memberikan pernyataan kepada
siapapun bahwa mereka adalah perwakilan yang berwenang dari para pihak atau untuk mengikat
pihak lain secara kontraktual.
Pengalihan
Tidak ada salah satupun pihak yang diperbolehkan mengalihkan haknya berdasarkan Perjanjian
kecuali pihak lainnya memberikan persetujuan terlebih dahulu atas pengalihan tersebut.
Perubahan
Tidak ada perubahan yang boleh dilakukan atas Perjanjian kecuali para pihak secara tertulis sepakat
untuk melakukan perubahan tersebut.
Pengesampingan
Pengesampingan apapun atas hak dari salah satu pihak berdasarkan Perjanjian tidak akan berlaku
kecuali dapat dibuktikan secara tertulis.
Keseluruhan perjanjian
Bagian 16.6 menyatakan bahwa Perjanjian merupakan keseluruhan perjanjian antara para pihak
sehubungan dengan hal-hal yang diatur. Apabila para pihak, secara nyata, ingin mempertahankan
pemberlakuan ketentuan dari dokumen terkait yang telah ditandatangani sebelumnya, para pihak
wajib menyatakannya secara spesifik dalam Bagian 16.6 ini.
135
Keterpisahan
Apabila terdapat ketentuan dari Perjanjian ini yang batal, melanggar hukum, atau tidak dapat
ditegakkan pemberlakuannya, ketentuan tersebut dapat dihapus dan ketentuan lainnya dari
Perjanjian akan tetap berlaku.
Bahasa
Apabila Perjanjian dipersiapkan dalam bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia, maka versi bahasa Inggris
dapat ditandatangani terlebih dahulu dan mulai berlaku sebelum versi Bahasa Indonesia
ditandatangani. Akan tetapi, apabila terdapat inkonsistensi antara kedua versi tersebut, pengertian
dari bagian Perjanjian yang ditulis dalam Bahasa Indonesia lah yang akan berlaku.
Salinan
Untuk mempermudah penandatanganan, para pihak dapat menandatangani salinan dari Perjanjian
yang sama. Apabila hal tersebut dilakukan, salinan-salinan tersebut secara bersama-sama merupakan
satu dokumen yang sah.
Hukum yang mengatur
Perjanjian ini akan diatur oleh hukum Indonesia.
PENANDATANGANAN PERJANJIAN
Masing-masing pihak harus secara resmi memberikan kewenangan secara tertulis, sesuai dengan
prosedur tata kelola internalnya, kepada orang yang berhak untuk menandatangani Perjanjian
mewakili pihak tersebut.
136
LAMPIRAN 6
PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG
PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA
(Versi Ringkas)
137
Pihak Pertama Pihak Kedua
Nama: Nama:
Perwakilan yang Berwenang: Perwakilan yang Berwenang:
Rincian Kontak: Rincian Kontak:
Pihak Pertama dan Pihak Kedua secara bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.
LATAR BELAKANG
Para Pihak berkeinginan untuk bekerja sama sebagai mitra berdasarkan ketentuan-ketentuan dalam
Perjanjian Kerjasama ini, untuk melaksanakan prakarsa pengembangan masyarakat yang telah
disetujui bersama, dengan didukung oleh dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dan dukungan
dalam bentuk barang dari Pihak Pertama, untuk desa dengan sebutan:____________________,
terletak di______________________________, Indonesia.
1. Para Pihak akan bekerja sama secara erat: Para Pihak setuju untuk bekerja sama secara erat untuk
melaksanakan prakarsa pengembangan masyarakat sebagaimana dijelaskan dalam Schedule Satu
dan dalam analisa dan rencana kerangka kerja logis (LFA) terlampir dalam Lampiran 1. Pihak Kedua
setuju untuk mematuhi kode etik berperilaku dari Pihak Pertama terlampir dalam Lampiran 2
selama melakukan pekerjaan berdasarkan Perjanjian Kerjasama ini.
2. Pihak Pertama akan menyediakan dana CSR: Pihak Pertama akan menyediakan dana CSR dan
kontribusi dalam bentuk barang untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan, sebagaimana
disebutkan dalam Anggaran dan Jadwal Pembayaran dalam Schedule Dua.
3. Pihak Kedua akan membuka rekening bank khusus: Pihak Kedua akan memastikan bahwa seluruh
dana CSR dimasukan ke dalam suatu rekening bank khusus yang dibuka untuk tujuan tersebut dan
tidak tercampur dengan uang Pihak Kedua lainnya.
4. Pihak Kedua bertanggung jawab dalam pengelolaan dana: Pihak Kedua bertanggung jawab untuk
menyimpan catatan yang akurat atas pembayaran yang dilakukan ke dan dari rekening bank
khusus tersebut dan akan menyiapkan laporan akun-akun keuangan dan laporan keuangan dalam
bentuk yang dipersyaratkan oleh Pihak Pertama. Dengan memberikan pemberitahuan yang wajar
kepada Pihak Kedua, Pihak Pertama berhak untuk melakukan audit atas catatan keuangan dan
catatan mengenai pekerjaan yang telah dilakukan oleh Pihak Kedua berdasarkan Perjanjian
Kerjasama ini. Apabila Pihak Pertama mensyaratkan Pihak Kedua untuk menyediakan laporan
keuangan yang diaudit kepada Pihak Pertama, Pihak Pertama akan memasukan ke dalam anggaran
sejumlah dana yang cukup untuk membayar biaya yang diperlukan oleh Pihak Kedua dalam
menyiapkan laporan keuangan yang diaudit tersebut.
5. Para Pihak akan menerapkan perangkat dan standar profesional: Para Pihak akan menerapkan
pinsip-prinsip dan praktek pengembangan masyarakat yang profesional dalam pekerjaan mereka,
termasuk dengan menggunakan analisa kerangka kerja logis (LFA) atau perangkat perencanaan
proyek yang berorientasi pada tujuan yang sejenis dan perangkat analisa dan setiap atau seluruh
dari perangkat-perangkat lain yang tercantum dalam Schedule Tiga. Para Pihak juga akan
membentuk sebuah alur komunikasi yang kokoh, dan menerima pengaduan dan masukan lainnya
dari masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya.
138
6. Prakarsa akan dirancang dengan hati-hati: Para Pihak setuju untuk melaksanakan suatu prakarsa
untuk melakukan CSR dalam mendukung pengembangan masyarakat yang:
a. didasarkan pada adanya bukti akan kebutuhan di masyarakat; mempertimbangkan
informasi dan pedoman yang tersedia dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan (TNP2K) dan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) dan
yang tepat sasaran dan dapat mengurangi kemiskinan dan membawa manfaat yang
berkesinambungan terhadap masyarakat;
b. dianggap sejalan dengan nilai-nilai masyarakat adat atau kelompok adat setempat dan
memungkinkan mereka memenuhi aspirasinya untuk pengembangan sosial dan ekonomi;
c. sesuai dengan kebutuhan usaha dan sumber daya dari Pihak Pertama;
d. sesuai dengan pengalaman, keterampilan dan keahlian Pihak Kedua;
e. akan mengisi kesenjangan atau melengkapi, tetapi tidak menggantikan, kegiatan
pembangunan oleh pemerintah;
f. sesuai dengan, dan memperbaiki, perencanaan desa yang dikembangkan berdasarkan
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) dan sesuai dengan Undang-Undang
Desa (Undang-Undang No. 6 tahun 2014) dan peraturan pelaksananya; dan
g. mematuhi seluruh aspek yang terkait lainnya dari hukum perundangan-undangan yang
berlaku (termasuk Undang-Undang Desa) dan peraturan daerah terkait mengenai tanggung
jawab sosial.
7. Pihak Kedua akan bertindak sebagai manajer proyek: Pihak Kedua akan bertanggung jawab dalam
mengatur proses pelaksanaan, dengan selalu berkonsultasi dengan Pihak Pertama.
8. Proses tender yang tepat akan digunakan: Pihak Kedua akan bertanggung jawab dalam
melaksanakan proses tender untuk memilih setiap kontraktor dan pemasok pihak ketiga. Proses
tersebut harus mematuhi kebijakan dan persyaratan Pihak Pertama dalam memilih vendor yang
disetujui. Kedua belah Pihak harus sepakat dalam penunjukan dari seluruh kontraktor dan
pemasok pihak ketiga. Pihak Kedua akan bertanggung jawab untuk terikat secara langsung dengan
kontraktor dan pemasok yang telah disetujui.
9. Pihak Pertama akan mendukung peningkatan kemampuan dari Pihak Kedua: Pihak Pertama
setuju untuk mendukung Pihak Kedua dalam meningkatkan kemampuan administrasi, manajerial
dan profesionalitas dengan menyediakan bantuan teknis, pelatihan usaha dan pelatihan mengenai
hal-hal seperti keselamatan dan kesehatan kerja dari waktu ke waktu, dengan ketentuan bahwa
Para Pihak setuju bahwa dukungan tersebut akan bermanfaat bagi pekerjaan Para Pihak
berdasarkan Perjanjian Kerjasama ini. Dukungan ini akan termasuk hal-hal yang disebutkan dalam
Schedule Empat.
10. Proses pengambilan keputusan: Perwakilan dari Pihak Pertama dan Pihak Kedua akan bertemu
untuk mendiskusikan mengenai perkembangan dari, dan membuat keputusan mengenai, proses
pelaksanaan sebagaimana ditetapkan dalam Schedule Lima. Seluruh keputusan diambil melalui
musyawarah mufakat dan dibuat secara tertulis dan ditandatangani oleh para perwakilan.
139
11. Pengawasan dan Evaluasi: Pihak Kedua akan menetapkan suatu proses untuk mengawasi dan
mengevaluasi efektivitas dari prakarsa pengembangan masyarakat yang dilaksanakan berdasarkan
Perjanjian Kerjasama ini. Proses tersebut harus dapat diterima oleh Pihak Pertama dan harus
melibatkan partisipasi dari masyarakat melalui konsultasi dan masukan informal atau melalui cara
yang formal, seperti penggunaan kartu penilaian masyarakat atau kartu laporan warga,
sebagaimana disepakati oleh Para Pihak.
12. Sosialisasi dan kepemilikan: Sementara Para Pihak akan mendorong masyarakat untuk mengambil
bagian dari proses pelaksanaan prakarsa pengembangan masyarakat, Para Pihak juga akan
memastikan bahwa kontribusi mereka masing-masing akan secara wajar dan terbuka diakui dalam
masyarakat dan oleh instansi pemerintah terkait dan pemangku kepentingan lainnya. Alur
komunikasi yang disepakati untuk mengatur penyampaian informasi, termasuk mengidentifikasi
orang yang bertanggung jawab, prosedur persetujuan dan permasalahan etika dan kerahasiaan
dilampirkan dalam Perjanjian Kerjasama ini sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran 3.
13. Penelaahan kinerja berkala: Pada tanggal penelaahan kinerja sebagaimana ditetapkan dalam
Schedule Enam, Para Pihak akan melakukan penelaahan atas kinerja Pihak Kedua. Penelaahan
tersebut akan memberikan kesempatan kepada kedua belah Pihak untuk menilai kinerja Pihak
Kedua, memberikan evaluasi pengembangan profesional kepada manajemen Pihak Kedua, dan
untuk mengidentifikasi area-area yang perlu ditingkatkan secara berkelanjutan oleh kedua belah
Pihak. Penelaahan tersebut akan mencakup butir-butir sebagaimana dijelaskan dalam Schedule
Enam.
14. Informasi rahasia dan kekayaan intelektual: Para Pihak akan melindungi dan tidak akan
menyalahgunakan setiap informasi rahasia yang mereka saling tukarkan selama mereka
bekerjasama. Setiap informasi yang diperoleh dari Basis Data Terpadu Tim Nasional Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) hanya akan digunakan untuk tujuan pengentasan kemiskinan
dan bukan untuk mendapatkan keuntungan komersial atau tujuan-tujuan politik. Masing-masing
Pihak akan menghormati hak kekayaan intelektual dari Pihak lainnya. Setiap kekayaan intelektual
yang dihasilkan selama pelaksanaan dari kewajiban mereka berdasarkan Perjanjian Kerjasama ini
kan menjadi milik bersama kedua belah Pihak.
15. Komitmen terhadap kode etik berperilaku: Para Pihak akan menunjukan komitmen mereka
terhadap kode etik berperilaku, tanggung jawab dan transparansi selama mereka bekerja bersama.
Apabila terdapat Pihak yang terpengaruh oleh benturan kepentingan, Pihak tersebut akan
memberitahukan benturan kepentingan tersebut kepada Pihak lainnya dan akan berusaha
menyelesaikannya.
16. Penyelesaian sengketa: Setiap sengketa yang tidak dapat diselesaikan oleh manajemen eksekutif
yang paling senior dari Para Pihak, sengketa tersebut akan diajukan untuk diselesaikan oleh
mediator independen yang terpandang yang dapat diterima oleh kedua Pihak. Jika sengketa tidak
dapat diselesaikan dengan mediasi dalam jangka waktu yang wajar, masing-masing Pihak dapat
mengajukan sengketa tersebut ke pengadilan __________________ di _________________.
140
17. Jangka Waktu Perjanjian Kerjasama ini: Para Pihak bermaksud untuk bekerja sama selama periode
yang dimulai sejak: [masukan tanggal]__________________dan berakhir pada [masukan
tanggal]__________________ dengan ketentuan Pihak Pertama dapat mengakhiri Perjanjian
Kerjasama ini sewaktu-waktu, dengan pemberitahuan tertulis paling tidak 7 (tujuh) hari kerja
sebelumnya, jika hasil dari setiap evaluasi berkala atas kinerja Pihak Kedua secara wajar tidak
memuaskan Pihak Pertama. Suatu Pihak dapat mengakhiri Perjanjian Kerjasama ini apabila Pihak
lain melanggar ketentuan Perjanjian Kerjasama ini dan pelanggaran tersebut tidak diperbaiki
dalam waktu yang wajar atau tidak dapat diperbaiki, dengan memberikan kepada Pihak lainnya
pemberitahuan tertulis paling tidak 7 (tujuh) hari kerja sebelumnya.
18. Akibat pengakhiran: Ketika kerjasama Para Pihak berdasarkan Perjanjian Kerjasama ini berakhir,
mereka akan melakukan apapun yang dibutuhkan untuk mengakhiri kegiatan mereka secara
profesional, termasuk membayar setiap tagihan yang jatuh tempo dan harus dibayar. Pihak Kedua
akan menyiapkan laporan akhir kepada Pihak Pertama atas pekerjaan yang telah dilaksanakannya
dan satu set laporan keuangan akhir yang memberikan bukti atas seluruh Dana CSR dan kontribusi
dalam bentuk barang yang telah diterima. Pihak Pertama akan, jika diperlukan, memberikan
kepada Pihak Kedua dana yang cukup untuk menutupi biaya persiapan laporan akhir dan laporan
keuangan. Para Pihak setuju untuk mengesampingkan hak mereka berdasarkan Pasal 1266 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata untuk meminta pengadilan untuk menyetujui pengakhiran dari
Perjanjian Kerjasama ini.
19. Perjanjian Kerjasama yang mengikat: Para Pihak bermaksud untuk terikat secara hukum dalam
Perjanjian Kerjasama ini. Hukum yang berlaku untuk Perjanjian Kerjasama ini adalah hukum
Indonesia.
141
HALAMAN TANDATANGAN
DENGAN DEMIKIAN masing-masing dari Para Pihak telah menyebabkan Perjanjian Kerjasama ini
ditandatangani oleh para wakil mereka yang berwenang pada tanggal sebagaimana disebutkan di
bawah ini.
Ditandatangani oleh Pihak Pertama melalui
perwakilannya yang berwenang:
Ditandatangani oleh Pihak Kedua melalui
perwakilannya yang berwenang:
materai Rp 6.000
Nama : ________________ Nama : ________________
Jabatan : ________________ Jabatan : ________________
Tanggal : ________________ Tanggal : ________________
Schedule-Schedule sebagai berikut:
Schedule Satu: Penjelasan Rinci Prakarsa Pengembangan Masyarakat
Schedule Dua: Anggaran dan Jadwal Pembayaran
Schedule Tiga: Perangkat Pengembangan Masyarakat
Schedule Empat: Kegiatan-Kegiatan Dalam Mendukung Peningkatan Kemampuan dari Pihak Kedua
Schedule Lima: Proses Pengambilan Keputusan
Schedule Enam: Penelaahan Kinerja
Lampiran
1. LFA, Rencana Untuk Prakarsa Pengembangan Masyarakat yang disetujui atau Rencana Kegiatan
Masyarakat
2. Kode Etik Berperilaku Pihak Pertama
3. Alur Komunikasi
142
SCHEDULE SATU
Penjelasan Rinci Prakarsa(-prakarsa) Pengembangan Masyarakat untuk
dilaksanakan berdasarkan Perjanjian Kerjasama ini.
Catatan: Masukan ke dalam Schedule Satu ini penjelasan rinci mengenai prakarsa(-prakarsa)
pengembangan masyarakat atau Rencana Kegiatan Masyarakat untuk dilaksanakan oleh Para Pihak
berdasarkan syarat-syarat dari Perjanjian Kerjasama ini. Setiap LFA dan rencana lain dan dokumen
pendukung untuk pengembangan masyarakat yang direncanakan juga harus dilampirkan pada salinan
dari Perjanjian Kerjasama ini yang telah ditandatangani pada akhir dari semua Schedule.
143
SCHEDULE DUA
Jadwal Anggaran dan Pembayaran
Catatan: Pada saat mempersiapkan anggaran dan jadwal pembayaran, pertimbangkan, antara lain,
permasalahan sebagai berikut:
1. Anggaran harus mencakup sejumlah biaya untuk menutupi biaya manajemen tidak langsung Pihak
Kedua dan biaya administrasi serta untuk menutupi biaya langsung atas pelaksanaan kewajibannya
berdasarkan Perjanjian Kerjasama ini.
2. Pihak Kedua mungkin memerlukan dana dimuka, setelah penandatanganan dari Perjanjian
Kerjasama ini, dalam rangka untuk mengerahkan karyawan dan sumber daya lainnya dalam
melaksanakan perannya sebagai manajer proyek. Jika demikian, jadwal pembayaran harus
memperbolehkan hal ini.
3. Untuk memungkinkan adanya transparansi dan akuntabilitas dan tidak adanya pencampuran dana,
didalam jadwal pembayaran harus ditetapkan mengenai penyediaan dana dimuka untuk Pihak
Kedua sehubungan dengan kewajibannya untuk melakukan pembayaran.
4. Adalah merupakan hal yang lazim bagi Pihak Pertama untuk menahan pembayaran dari
pembayaran akhir yang dijadwalkan hingga Pihak Kedua dapat memberikan laporan akhir yang
memuaskan dan bukti dana pada akhir proyek.
5. Anggaran harus mencakup rujukan terhadap kontribusi dalam bentuk barang, non-moneter yang
akan diberikan oleh Pihak Pertama dalam mendukung pekerjaan dari Para Pihak berdasarkan
Perjanjian Kerjasama ini.
6. Schedule ini juga harus mencakup Jadwal Kegiatan yang menguraikan mengenai penyerahan dan
KPI dan aspek lain dari pekerjaan yang harus dilakukan berdasarkan Perjanjian Kerjasama ini.
144
SCHEDULE TIGA
Perangkat Pengembangan Masyarakat
Catatan: Perangkat yang dicantumkan sebagaimana dibawah ini hanya merupakan saran saja. Anda
perlu mempertimbangkan yang mana dari perangkat ini atau perangkat lainnya yang memungkinkan
Para Pihak untuk bekerja dalam melaksanakan prakarsa pengembangan masyarakat yang efektif dan
berkelanjutan.
Para Pihak dapat menggunakan seluruh atau sebagian dari perangkat pengembangan masyarakat
dibawah ini, yang mereka yakini tepat dari waktu ke waktu.
• Pemetaan Masyarakat atau perangkat partisipasi lainnya yang memungkinkan anggota masyarakat
untuk memetakan tata letak fisik masyarakat mereka dan berbagi pengetahuan mereka mengenai
keahlian mereka atas anggota dan jaringan masyarakat.
• Analisa dari berbagai lembaga yang memiliki fungsi didalam, atau mempengaruhi, masyarakat,
untuk mengidentifikasi pemimpin/kepala Masyarakat yang resmi dan tradisional saat ini, proses
pengambilan keputusan dan koneksi pengadaan jasa.
• Analisa risiko untuk mengidentifikasi risiko terhadap proses perencanaan, termasuk konflik dan
perselisihan yang nyata atau mungkin timbul dalam masyarakat dan komunitas sekitarnya yang
mungkin perlu dipertimbangkan dalam proses perencanaan.
• Analisa pemangku kepentingan untuk mengidentifikasi orang-orang dalam masyarakat dan dalam
konteks yang lebih luas yang memiliki kepentingan yang sah dalam proses perancangan.
• Analisa sosial-ekonomi masyarakat dalam konteks yang lebih luas untuk mengumpulkan data
pokok mengenai permasalahan yang perlu menjadi fokus.
• Kartu Penilaian Masyarakat untuk membantu pemberdayaan anggota masyarakat untuk
memantau proses perancangan dan memberikan instrumen akuntabilitas untuk Para Pihak.
145
SCHEDULE EMPAT
Kegiatan dalam mendukung peningkatan Kemampuan Pihak Kedua
Catatan: Dijelaskan dalam Schedule ini dukungan yang telah disetujui melalui pelatihan Pihak
Pertama, pengawasan dan pelatihan usaha dan mendanai kehadiran karyawan Pihak Kedua dan
konsultan pada seminar pelatihan eksternal dan konferensi dan prakarsa pendidikan lainnya yang
mana Pihak Pertama bersedia untuk menyediakannya untuk membantu Pihak Kedua dalam
mengembangkan kemampuannya dan untuk meningkatkan kerja sama Para Pihak berdasarkan
Perjanjian Kerjasama ini.
146
SCHEDULE LIMA
Proses Pengambilan Keputusan
Catatan: Dijelaskan dalam Schedule ini proses pengambilan keputusan yang sesuai dengan kebutuhan
anda, dengan menyebutkan orang-orang yang akan terlibat dalam pengambilan keputusan di setiap
tingkatnya.
Contoh dari proses pengambilan keputusan dengan pertemuan rutin adalah sebagai berikut:
1. orang-orang dari masing-masing Pihak yang terlibat dalam kegiatan sehari-hari bertemu seminggu
dua kali;
2. orang-orang tersebut dan pengawas langsung mereka bertemu seminggu sekali; dan
3. seluruh dari orang-orang tersebut diatas dan managemen eksekutif senior dari masing-masing
Pihak bertemu sebulan sekali.
147
SCHEDULE ENAM
Penelaahan Kinerja
Catatan: Ditetapkan dalam Schedule ini tanggal dimana penelaahan kinerja akan berlangsung
(biasanya dua kali setahun) dan juga uraian proses penelaahan kinerja, dengan indikator kinerja Pihak
Kedua yang diharapkan oleh Pihak Pertama.
148
LAMPIRAN
1. LFA, Rencana dan Dokumen Pendukung Lainnya untuk Prakarsa (-Prakarsa) Pengembangan
Masyarakat atau Rencana Kegiatan Masyarakat yang disetujui untuk dilaksanakan berdasarkan
Perjanjian Kerjasama ini
Catatan: Masukan kedalam exhibit ini seluruh rencana dan dokumen lainnya yang dilampirkan
dalam Perjanjian Kerjasama ini.
2. Kode Etik Berperilaku Pihak Pertama
Catatan: Salinan dari Kode Etik Berperilaku Pihak Pertama, prinsip-prinsip kesinambungan atau
dokumen yang sejenis, menguraikan standar perilaku yang diharapkan dari karyawan dan
kontraktor Pihak Pertama di berbagai bidang seperti kesehatan dan keselamatan kerja, kesetaraan
perlakuan, dan isu-isu budaya, harus dilampirkan pada Perjanjian Kerjasama yang telah
ditandatangani.
3. Alur Komunikasi
Catatan: Alur komunikasi harus dikembangkan diawal hubungan kerja yang menetapkan aturan
yang disetujui untuk komunikasi informasi yang dibutuhkan untuk dan dari Para Pihak dan
pemangku kepentingan lainnya dan mencakup etika, kerahasiaan, dan persetujuan yang
diperlukan untuk komunikasi internal dan eksternal, pemgumuman di media dan publikasi.